BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00067-IF BAB...
Transcript of BAB 3 ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN 3.1 …thesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2010-1-00067-IF BAB...
55
BAB 3
ANALISA SISTEM YANG SEDANG BERJALAN
3.1 Riwayat Paroki Santo Matheus
Depok Tengah merupakan pemukiman baru, yang dibangun oleh pemerintah
melalui perum perumnas. Kawasan Depok Tengah mulai dihuni sekitar april 1979,
penghuninya dari Jakarta, dan 90% dari pegawai negeri dan angkatan bersenjata.
Sekitar bulan Mei-Juni 1979 umat katholik mulai berdatangan. Semuanya saling
mencari-cari gereja yang terdekat, ternyata diseluruh kawasan Depok ini hanya satu
gereja katholik yaitu Gereja Santo Paulus di Jalan Melati Depok Lama. Maka umat
katholik Depok Tengah pun mengikuti perayaan Ekaristi di Paroki Santo Paulus di Jalan
Melati Depok Lama itu.
Dengan sering nya umat katholik Depok Tengah bertemu di Gereja Santo
Paulus, maka dalam kesempatan tersebut, mereka saling memikirkan untuk
menghimpun umat katholik Depok Tengah.
Atas saran-saran dan dorongan Romo R.J. Koesnen, OFM pada bulan Juli 1979
diselengarakan pertemuan di rumah Bapak RJ. Suhardji Jalan Rebab I No. 232 Depok
Tengah. Pertemuan dihadiri oleh enambelas untuk membentuk pengurus sementara
sebagai wadah untuk menampung umat katholik yang baru datang/pindah.
Pertama kali umat katholik Depok Tengah menyelenggarakan perayaan Ekaristi
dirumah Bapak R.J. suhardji yang dipimpin oleh Romo R.J. Koesnen, OMF. Saat itu
56
hadir pula Romo j.Suparman, PR dari Paroki Keluarga Kudus Cibinong. Perayaan
ekaristi yang kedua kalinya dilaksanakan di rumah Bapak Sukoco di Jalan Beringin dan
dipimpin oleh Romo J.Suparman, PR sebagai Pastor pembantu Paroki Keluarga Kudus
Cibinong dan sebagai vikjen keuskupan bogor.
Dengan telah terbentuknya pengurus, melalui pengumuman di Gereja Santo
Paulus Jalan Melati Depok Lama, diumumkan agar umat katholik Depok Tengah yang
baru pindah agar mendaftarkan diri kepada pengurus sementara dan dalam waktu
kurang lebih satu bulan telah tercatat 42 kepala keluarga.
Atas inisiatif pribadi umat dan untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan, pada
tanggal 21 September 1979 diadakan pertemuan umat katholik penghuni perumnas
bertempat diruang pertemuan perum perumnas dengan dihadiri oleh Romo R.J.
Koesnen, OFM.(alm) dan Romo B.Sudjarwo, PR(alm).
Rapat dipimpin oleh Bapak RJ. Suhardji dan mereka bersepakat membagi
wilayah Depok Tengah dibagi didalam 4 kelompok berdasarkan blok rumah. Kelompok
I terdiri dari daerah jalan dengan nama kerajaan dan tarian, kelompok II terdiri dari
daerah jalan dengan nama alat musik, kelompok III terdiri dari daerah dengan nama
pohon dan kelompok IV terdiri dari daerah jalan dengan nama wayang. Pada masa lalu.
Sebelum memiliki gedung gereja sendiri, disamping mengikuti perayaan ekaristi di
Gereja Paroki Santo Paulus Depok lama. Paroki terdekat, mereka juga melaksanakan
perayaan Ekaristi di rumah-rumah antara lain dirumah Bapak M. Ruswanto dan Bapak
Muryanto dijalan kolintang II dan sesekali mengikuti perayaan Ekaristi di Paroki
Keluarga Kudus Cibinong dengan menyewa kendaraan truk. Reksa Pastoral umat
57
perdana Stasi Santo Matheus dilayani oleh Romo R.J. Koesnen, OFM, Pastor Paroki
Santo Paulus
Sesuai dengan letak geografisnya, Depok Tengah termasuk Paroki Keluarga
Kudus, Cibinong, dan mengingat perkembangan umat Katholik, maka pengurus
sementara memandang perlu mengadakan pemilihan pengurus yang tetap. Dalam
pemilihan pengurus tersebut dihadiri oleh Romo J. Suparman, PR dari Paroki Keluarga
Kudus Cibinong dan Romo R.J. Koesnen,OFM dari Paroki Santo Paulus Depok lama
dan Bapak St. Yos sutardjo terpilih menjadi ketua.
Pada tanggal 29 November 1979, gereja perdana di Depok Tengah dinyatakan
oleh Pastor Paroki Keluarga Kudus Cibinong Romo B. Sudjarwo, PR, sebagai
lingkungan dari Paroki Keluarga Kudus Cibinong dengan nama Lingkungan Santo
Matheus. Lingkungan Santo Matheus memiliki 4(empat) kelompok yaitu kelompok I
Santo Petrus, Kelompok II Santo Paulus, Kelompok III Santo Ignatius dan kelompok IV
Santo Yohanes. Reksa Pastoral dilayani dari Paroki Keluarga Kudus Cibinong dibantu
beberapa Pastor antara lain Romo J. Suparman, PR sebagai Pastor Pembina lingkungan
Santo Matheus, Romo brotowiratmo, PR dan Romo R.J Koesnen, OFM.
Kita bersyukur bahwa diantara penghuni perumnas Depok Tengah ini terdapat
sejumlah warga katholik yang menjadi “cikal bakal” berdirinya gereja Santo Matheus
Depok Tengah yang diawali berhimpunnya 42 keluarga Katholik penghuni perumnas
tersebut diatas, menandai adanya gereja katholik Depok Tengah.
Walaupun status lingkungan Santo Matheus berada dibawah Reksa Pastoral
Paroki Keluarga Kudus Cibinong, umat Lingkungan Santo Matheus cenderung
58
mengikuti kegiatan peribadatan ke Paroki Santo Paulus Depok lama, dikarenakan
transportasi lebih mudah dan jaraknya lebih dekat, sementara jarak dari Depok Tengah
ke Paroki Cibinong sangat jauh dan sarana transportasi waktu itu sangat sulit. Tetapi
pembinaan iman terus berjalan antara lain, Pembabtisan Pelajaran Agama, Perkawinan,
Orang meninggal dan semua ini dilaporkan ke Paroki Keluarga Kudus Cibinong.
Dengan semakin tambahnya umat, maka pengurus memandang perlu untuk
membangun sebuah gedung gereja maka dibentuklah panitia pembangunan Gereja
Katholik Depok Tengah. Dengan modal kepercayaan. Panitia pembangunan gereja
diketuai oleh Bapak S.Parnoto berusaha keras untuk membangun gedung gereja, maka
tanggal 11 Januari 1981 dimulai dengan peletakan batu pertama oleh Romo J.
Suparman, PR.
Pembangunan Gereja Santo Matheus dilaksanakan diatas seluas tanan
1000meter persegi, terletak di Jalan Sadewa Raya No. 1. tanah ini merupakan tanah
fasilitas social yang dihibahkan dari perum perumnas. Pembangunan Gereja dengan
dana swadaya umat dan bantuan keuskupan. Romo B. Sudjarwo, PR selaku Pastor
Paroki cukup berperan dalam proses awal pembangunan gedung Gereja. Sebagai Pastor
Paroki Romo B. Sudjarwo, PR banyak membantu dalam mungusahakan dana dan
perizinan.
Bulan Januari 1981, lingkungan Santo Matheus dikembangkan menjadi sebuah
Stasi dari Paroki Keluarga Kudus Cibinong. Maka diadakan juga pemilihan pengurus
yang baru dan terbentuklah pengurus Stasi Santo Matheus Depok Tengah dengan ketua
Bapak R.J, Suhardji, sekertaris Bapak J.H Sjarief dan bendahara Bapak G. Sudibjo.
59
Kelompok-kelompok yang adapun ditingkatkan menjadi Lingkungan I Santo Pertrus,
Lingkungan II Santo Paulus,Lingkungan III Santo Ignatius, Lingkungan IV Santo
Yohanes dan Lingkungan V Santo Gregoris Agung. Lingkungan V Santo Gregoris
Agung adalah perkembangan dari Lingkungan I dipecah menjadi 2 menjadi Lingkungan
Santo Pertrus dan Lingkungan Santo Gregorius Agung.
3.2 Visi Misi Paroki Santo Matheus
Visi dan Misi sangat diperlukan oleh setiap organisasi, hal ini bertujuan untuk
mengarahkan organisasi tersebut agar menjadi lebih jelas, terarah, terukur dan terpadu.
3.2.1 Visi Paroki Santo Matheus
Menjadi communion dari aneka komunitas basis yang beriman mendalam,
solider dan dialogal, memasyarakat dan missioner.
Communio Yaitu suatu persekutuan, paguyuban, dan persaudaraan yang :
1. Memelihara hubungan kesatuan dengan Allah, melalui Yesus Kristus dalam Roh
Kudus.
2. Memelihara hubungan kesatuan dengan Gereja Universal, Gereja Partikular, dan
antar umat sendiri.
3. Memelihara hubungan kesatuan dengan orang-orang lain, dengan kebudayaan
dan agama-agama lain.
60
Komunitas Basis Yaitu satuan umat yang :
1. Relatif kecil dan mudah berkumpul secara berkala untuk mendengarkan Sabda
Tuhan.
2. Berbagi pengalaman dan masalah hidup sehari-hari dan mencari pemecahannya
dalam terang Kitab Suci.
3. Berusaha mengambil bagian dalam mewujudkan misi Yesus Kristus.
Beriman Mendalam Umat Paroki Santo Matheus yang beriman mendalam
adalah umat yang mempunyai hubungan akrab dengan Allah.
Hidupnya selalu meneladan hidup Yesus dan dijiwai oleh Roh Kudus. Iman
yang mendalam adalah iman yang merasuk dalam hati dan budi,
mendarah daging dalam diri pribadi serta nampak dalam sikap dan perilaku.
Solider Umat Paroki Matheus berusaha :
1. Memiliki kepekaan dan melibatkan diri dalam keprihatinan masyarakat,
terutama terhadap kaum yang lemah dan tersisih dalam perjuangan mencapai
kehidupan yang lebih baik.
2. Memiliki kepedulian terhadap kelestarian dan keutuhan lingkungan hidup.
3. Turut merasakan kegembiraan dan kecemasan sesama.
Dialogal Umat Paroki Santo Matheus menyadari bahwa Gereja bagaikan
sakramen keselamatan. Ia diutus untuk membangun relasi dengan sesama yang berbeda
budaya, suku, asal, dan agama/keyakinan dalam usaha menciptakan kerukunan dan
persaudaraan yang sejati.
61
Dengan demikian ia bersama seluruh anggota masyarakat berusaha membangun
tatanan masyarakat yang lebih bersatu dan bersaudara, serta melihat orang lain sebagai
teman seperjalanan menuju dunia yang lebih baik.
Memasyarakat Umat Paroki Santo Matheus yang memasyarakat adalah umat
yang hadir, melibatkan diri, dan berperan aktif dalam membangun masyarakat. Imannya
bertumbuh dan berakar dalam budaya setempat, diperkaya dan memperkaya budaya
setempat. Kehadirannya tidak menjadi orang asing bagi masyarakat di sekelilingnya.
Ia mampu menjadi garam dan terang dunia, menjadi saksi Kristus di tengah
masyarakat, diterima dan disenangi orang lain karena sifatnya yang baik dan terpuji.
Misioner Umat Paroki Santo Matheus yang misioner adalah umat yang siap sedia diutus
mewartakan Kabar Gembira dan membagikan cinta kasih, tidak saja di daerah Jawa
Barat dan Banten, tetapi juga mau ikut bertanggungjawab secara nyata terhadap
perkembangan Gereja di seluruh dunia.
3.2.2 Misi Paroki Santo Matheus
Paroki Santo Matheus menghadirkan Kerajaan Allah, dengan mengabdikan diri
secara aktif dalam meningkatkan keimanan dan martabat manusia melalui
pemberdayaan semua potensi.
Keuskupan Paroki Santo Matheus Hal ini menunjuk pada persekutuan umat
beriman (awam, lembaga hidup bakti, dan klerus) yang reksa Pastoralnya dipercayakan
kepada uskup sebagai gembalanya dengan dibantu oleh imam-imamnya.
62
Oleh uskup itu, semua disatukan dalam Roh Kudus melalui Sabda dan Perayaan
Ekaristi, sehingga terbentuk Gereja Partikular yang di dalamnya Gereja Kristus yang
satu, kudus, katolik dan apostolik sungguh sungguh hadir dan berkarya (bdk. KHK
1983, kan. 369).
Menghadirkan Kerajaan Allah Paroki Santo Matheus berusaha untuk
menjadikan nilai-nilai kristiani sungguh-sungguh terwujud, dan secara nyata dihayati
sebagai dasar, pedoman, dan tujuan dalam hidup dan karya sehari-hari oleh Gereja itu
sendiri dan masyarakat sekitarnya.
Mengabdikan diri secara aktif Menjadikan hidup dan karyanya sebagai
pelayanan bagi orang lain dalam pengembangan hidup, iman, dan penghayatannya.
Pelayanan tersebut dilaksanakan bukan dengan menunggu adanya permintaan,
anjuran, atau paksaan, tetapi atas inisiatif sendiri, bersifat mendatangi dan menawarkan,
serta terdorong oleh gerakan hati yang tulus. Prinsipnya, hanya dengan melayani dan
memberikan diri kepada sesama, dirinya sendiri semakin berkembang ke arah
kepenuhannya.
Meningkatkan keimanan dan martabat manusia Pusat perhatiannya adalah
manusia: perkembangan pribadi dan imannya.
Hak dan kewajiban asasi bukan hanya dipertahankan dan dibela dari berbagai
tantangan yang menghambat atau merusaknya, tetapi didukung dan dipRomosikan
dengan menciptakan atau mengadakan apa yang perlu untuk perkembangannya.
Melalui pemberdayaan semua potensi, Potensi yang dimaksud adalah semua
sumber daya. Cara yang ditempuh adalah menjaga, merawat, dan mengatur agar sumber
63
daya itu tidak segera terkuras habis tetapi tetap ada dan menghasilkan. Diupayakan juga
agar sumber daya itu semakin meningkat dalam jumlah dan mutunya.
Belajar terus-menerus dan sikap kreatif harus terus diupayakan agar sumber
daya sungguh-sungguh relevan, mendukung, dan berdaya guna bagi hidup,
kelangsungan, serta perkembangan pribadi dan iman manusia yang semakin lama
semakin banyak jumlahnya
3.3 Stuktur Organisasi Paroki Santo Matheus
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta
posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan
operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas
pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana
hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi.Struktur organisasi merupakan hal yang penting
dalam rangka mencapai tujuan utama dari organisasi tersebut.
64
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
65
3.4 Pembagian Tugas dan Wewenang
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai struktur Paroki Santo
Matheus Depok, tugas dan wewenang dari masing-masing jabatan yang ada dalam
Paroki Santo Matheus Depok diuraikan sebagai berikut :
1. Ketua
a. Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada Uskup dan Dewan
Pastoral Paroki Pleno.
b. Memimpin, melakukan pengawasan umum dan memutuskan hal-hal yang
prinsip/penting.
c. Bertanggung jawab atas koordinasi, pengarahan, penyelenggaraan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan keuangan,
penyusunan anggaran pendapatan dan belanja tahunan Paroki, pembukuan dan
penyusunan laporan keuangan.
d. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan di bidang umum yang
meliputi perolehan, penggunaan, peminjaman, pemeliharaan, penyimpanan dan
pengawasan dari barang-barang tak bergerak maupun barang-barang bergerak
yang dibutuhkan atau dimiliki Paroki.
e. Mengangkat dan memberhentikan karyawan yang bekerja pada badan ini.
2. Wakil Ketua
a. Dalam pelasksanaan tugas bertanggung jawab kepada ketua.
b. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pengelolaan keuangan,
harta benda dan kekayaan Paroki.
66
c. Mendampingi atau mewakili ketua, apabila ketua berhalangan atau tidak dapat
menjalankan tugas.
d. Bersama-sama ketua bertanggung jawab atas semua kegiatan Dewan Pastoral
Paroki.
3. Sekertaris
Sekretaris Dijabat oleh Sekretaris I Dewan Pastoral Paroki Harian
a. Dalam pelasksanaan tugas bertanggung jawab kepada ketua.
b. Bertanggung jawab atas pelayanan kesekretariatan yang diperlukan oleh dan
untuk kepentingan badan Seperti :
1) Surat-menyurat, pengetikan dan pengarsipan surat-surat/dokumen-dokumen
bidang umum dan bidang diakonia.
2) Pengiriman surat, fax.
3) Mempersiapkan rapat, membuat notulen rapat serta pekerjaan
kesekretariatan lainnya antara lain menyusun dan memelihara data umat/data
status animarum serta menyusun direktori.
4) Dalam hal tertentu mendampingi atau mewakili ketua.
Sekretaris II Dewan Pastoral Paroki
a. Dalam pelasksanaan tugas bertanggung jawab kepada ketua.
b. Bertanggung jawab atas pelayanan kesekretariatan yang diperlukan oleh dan
untuk kepentingan badan, seperti :
1) Surat-menyurat, pengetikan dan pengarsipan surat-surat/dokumen-dokumen
Bidang Liturgia, Bidang Koinonia dan Bidang Kerugma
67
2) Pengiriman surat, fax.
3) Mempersiapkan rapat, membuat notulen rapat serta pekerjaan
kesekretariatan lainnya antara lain menyusun dan memelihara data umat/data
status animarum serta menyusun direktori.
4) Secara berkala setiap 3(tiga) bulan melaporkan kegiatannya kepada Ketua
Dewan Pastoral Paroki.
4. Ketua Bidang Administrasi Keuangan Dijabat Oleh Bendahara I Dewan Pastoral
Paroki
a. Dalam pelasksanaan tugas bertanggung jawab kepada ketua.
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan Kebijakan dibidang Administrasi
Keuangan :
1) Penerimaan, pengeluaran dan penyimpanan uang sesuai dengan sistem dan
prosedur pembukuan yang berlaku.
2) Menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja tahunan Paroki.
3) Membuat laporan keuangan Paroki baik untuk kepentingan Paroki maupun
Keuskupan.
4) Tata-tertib penerimaan dan pengeluaran keuangan Paroki
Penerimaan Keuangan Paroki :
A. Kolekte
1) Pengumpulan kolekte Gereja dilaksanakan oleh petugas dari lingkungan,
kelompok organisasi Katolik, yang diberi tugas sebagai petugas
68
persembahan/kolektan pada misa yang telah ditentukan oleh seksi
Liturgi Dewan Pastoral Paroki.
2) Hasil perhitungan diserahkan kepada petugas tata tertib oleh petugas
kolektan.
3) Petugas tata tertib yang bertugas sebagai pengawas pada saat
perhitungan, menerima hasil perhitungan kolekte dari petugas kolektan.
4) Petugas tata tertib memastikan kebenaran jumlah hasil penghitungan
yang dilaporkan oleh petugas kolektan, membukukan dalam buku
penerimaan kolekte yang ditandatangani oleh petugas kolektan dan
petugas tata tertib.
5) Petugas tata tertib menerima hasil kolekte dan menyerahkan kepada
bendahara setelah Misa.
B. Penerimaan Kartu Partisipasi Umat
1) Bendahara Dewan Pastoral Paroki menyediakan, menyiapkan,
mendistribusikan amplop/kartu partisipasi umat kepada Kepala Keluarga
Paroki melalui Pengurus Lingkungan.
2) Bendahara Dewan Pastoral Paroki menentukan kode KPU, yang
menunjukkan kode wilayah, Lingkungan dan nomor Urut KPU
berdasarkan nomor urut kartu keluarga dan diberitahu kepada pengurus
lingkungan.
69
3) Pengurus lingkungan memberi kode yang telah ditetapkan dan
membagikan/mendistribusikan KPU kepada warga lingkungan yang
bersangkutan.
4) Ketua lingkungan menerima, mengumpulkan, menghitung dan mencatat
sumbangan partisipasi umat kedalam KPU sesuai dengan kolom jenis
sumbangan yang ada dalam KPU dan membuat Daftar Rekapitulasi
nama umat di lingkungannya beserta jenis dan jumlah sumbangan yang
harus untuk kemudian disetorkan kepada Bendahara Paroki.
C. Penerimaan dan sumber keuangan lainnya.
1) Bendahara dalam mengadakan kegiatan untuk mencari sumber keuangan
lainnya dapat membentuk Panitia Pelaksana yang disetujui oleh
Ketua/Wakil Ketua Dewan Pastoral Paroki.
2) Panitia pelaksana hanya boleh melaksanakan kegiatannya sesuai dengan
proposal yang telah disetujui dan disahkan oleh Wakil Ketua Dewan
Pastoral Paroki.
3) Panitia pelaksana membuat laporan pertanggung jawaban atas hasil
kegiatannya dan menyerahkan kepada Ketua/Wakil Ketua Dewan
Pastoral Paroki.
4) Bagi setiap pihak yang berusaha di lingkungan Paroki Santo Matheus
Depok yang akan menghasilkan keuntungan wajib memberikan
sumbangan kepada Dewan Pastoral Paroki yang besar kecilnya
dibicarakan dengan Ketua/Wakil Ketua Dewan Pastoral Paroki.
70
Pengeluaran Keuangan :
1) Seksi atau organisasi yang membuat permintaan pengeluaran keuangan agar
melampirkan rincian rencana kebutuhan dana dan harus mendapat
persetujuan Koordinator Bidang yang bersangkutan sebagai penanggung
jawab.
2) Koordinator Bidang/Penanggung jawab memeriksa dan meneliti kewajaran
permintaan pengeluaran terebut, dan memberi catatan atau tanda tangan
persetujuaan pada memorandum permintaan pengeluaran keuangan tersebut.
Apabila ada catatan harus diperbaiki, harus diperbaiki terlebih dahulu baru
kemudian diajukan kepada Bendahara Dewan Pastoral Paroki.
3) Bendahara membuat/menyiapkan bukti pengeluaran uang, mengajukan
kepada Ketua/Wakil Ketua Dewan Pastoral Paroki sebagai pemegang hak
otoritas persetujuan pembayaran.
4) Setelah mendapat persetujuan pembayaran, Bendahara melakukan
pembayaran kepada Seksi, kelompok yang membutuhkan, penerima uang
memberi/menandatangani tanda terima pada bukti pengeluaran dengan
mencantumkan nama terang.
Pengadaan Barang Keperluan Paroki :
1) Seksi yang membutuhkan, membuat permintaan pembelian barang dengan
melampirkan rencana kebutuhan barang, atas persetujuan Koordinator
Bidang.
71
2) Koordinator Bidang yang bersangkutan meneliti, memeriksa jumlah barang
yang diminta dan kewajaran atas permintaan barang tersebut disesuaikan
dengan tingkat kebutuhannya. Bila disetujui agar diberikan tanda tangan
persetujuan. Baru kemudian diajukan kepada Ketua/Wakil Ketua Dewan
Pastoral Paroki sebagai pemegang hak otoritas persetujuan pembayaran
untuk kemudian disampaikan kepada Bagian Perawatan Gedung, Penangan
dan Pengadaan Barang.
3) Setelah menerima permintaan barang, Bagian Perawatan Gedung,
Penanganan dan Pengadaan Barang melakukan negoisasi kepada rekanan
dan memilih yang paling menguntungkan bagi Paroki, baru kemudian
mengajukan permintaan uang muka pembelian kepada Bendahara Dewan
Pastoral Paroki.
4) Bagian Perawatan Gedung, Penanganan, Pengadaan Barang melakukan
pembelian dan menyerahkan barang yang dibeli kepada seksi yang
membutuhkan.
5) Bagian Perawatan Gedung, Penanganan, Pengadaan Barang
mempertanggung jawabkan uang muka pembelian kepada Bendahara.
Bendahara I Dewan Pastoral Paroki Bertugas
1) Menyimpan penerimaan uang yang bersumber dari kolekte, Kartu Partisipasi
Umat (KPU), dan sumber-sumber dana lainnya.
2) Melaksanakan pembayaran yang berkaitan dengan kebutuhan Bidang Umum
dan Bidang Diakonia.
72
Bendahara II Dewan Pastoral Paroki bertugas :
1) Menyimpan penerimaan yang yang bersumber dari Bendahara I sebagai kas
kecil.
2) Melaksanakan pembayaran yang berkaitan dengan Bidang Liturgia, Bidang
Koinonia dan Bidang Kerugma.
3) Secara berkala setiap 3 (tiga) bulan melaporkan kegiatannya kepada Ketua
Dewan Pastoral Paroki.
5. Bidang Perawatan Gedung, Penanganan dan Pengadaan Barang Dijabat Oleh
a. Koordinator Bidang Umum.
Koordinator Bidang Umum mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan
penanganan harta benda Gerejawi antara lain melalui kegiatan-kegiatan
perawatan gedung Gereja Penanganan dan Pengadaan Barang, pengelolaan
dan mengurusi rumah tangga dan karyawan Pastoral dan Keamanan Gereja
dan Lingkungan.
Secara berkala setiap 3 (tiga) bulan melaporkan segala kegiatan tersebut
kepada Ketua Dewan Pastoral Paroki.
Dalam Pelaksanaan tugas dibantu oleh :
1) Bagian Perawatan Gedung, Penaganan Barang bertugas :
a) Memelihara dan merawat gedung dan Pastoral serta lingkungannya.
b) Mengkoordinasi berbagai kegiatan dalam rangka perawatan dan
pemeliharaan gedung gereja, Pastoral, dan lingkungannya.
73
c) Melaksanakan inventarisasi kekayaan/asset milik Paroki Matheus
Depok, melaksanakan administrasi secara tertib atas asset Gereja
dan membuat daftar inventaris atas asset gereja yang berada di
tiap-tiap ruangan Gereja atau Pastoral dan melaksanakan
pengadaan barang keperluan gereja
Secara berkala setiap 3 (tiga) bulan melaporkan segala kegiatan
tersebut kepada Koordinator Bidang umum.
2) Bagian Rumah Tangga Pastoral bertugas :
a) Memperhatikan terpenuhinya kebutuhan pokok rumah tangga
Pastoral, membantu pengadaan perlengkapan rumah tangga Pastoral,
membantu perawatan peralatan rumah tangga Pastoral.
b) Melaksanakan pembayaran listrik dan telepon setiap bulan.
Secara berkala setiap 3 (tiga) bulan melaporkan segala kegiatan
tersebut kepada Koordinator Bidang umum.
3) Bagian Keamanan Gereja dan Lingkungan sekitar Gereja bertugas :
Mengkoordinir keamanan gereja dan lingkungan gereja dan
lingkungan sekitar gereja. Secara berkala setiap 3 (tiga) bulan
melaporkan segala kegiatan tersebut kepada Koordinator Bidang
umum.
74
3.5 Tata Laksana Sistem
Saat ini sistem yang berjalan di Paroki Santo Matheus belum menggunakan
sistem yang terkomputerisasi, semua proses kegiatan dilakukan secara manual.
Pertukaran informasi antar pelaku pelaksana sistem dengan cara face to face atau
menggunakan telepon. Seluruh proses kegiatan yang ada berada di bawah pengawasan
Paroki Santo Matheus.
3.5.1 Tata Laksana Sistem yang Sedang Berjalan
Setiap proses kegiatan memiliki prosedurnya masing-masing, prosedur ini telah
dijalankan semenjak Paroki Santo Matheus berdiri.
1. Prosedur Pendaftaran Kartu Keluarga
Prosedur yang sedang berjalan saat ini adalah, ketua dari tiap-tiap lingkungan
menyerahkan form kartu keluarga baru yang telah diisi oleh calon warga paroki.
Dan diserahkan kepada Staff Paroki yang bertanggungjawab terhadap dokumen
warga. Lalu dilakukan proses pengecekan kelengkapan dokumen, bila semua telah
valid maka keluar Kartu Keluarga Paroki Santo Mateus baru yang akan menjadi
dokumen milik warga.
2. Prosedur Pendaftaran Surat Pindah Paroki
Prosedur saat ini yaitu, ketua lingkungan menyerahkan form pendaftaran surat
pindah paroki yang telah diisi oleh warga paroki. Dan diserahkan kepada Staff
Paroki yang bertanggungjawab terhadap dokumen warga. Lalu dilakukan proses
pengecekan kelengkapan dokumen, bila semua telah valid maka keluar Surat
75
Pindah Paroki yang nantinya akan diserahkan kepada warga paroki melalui ketua
lingkungan.
3. Prosedur Permohonan Sakramen
Prosedur yang sedang berjalan saat ini adalah, warga paroki pendaftar sakramen
menyerahkan form permohonan sakramen kepada ketua lingkungannya masing-
masing. Ketua lingkungan menyerahkan pada staff yang bertugas, dilakukan
pengecekan kelengkapan dokumen persyaratan sakramen, setelah persyaratan valid
maka dilaksanakan sakramen yang dimohonkan. Pelaksanaan selesai, maka keluar
surat sakramen yang akan diserahkan kepada warga paroki melalui ketua
lingkungannya masing-masing.
3.5.2. Diagram Aliran Dokumen
Proses-proses kegiatan Paroki Santo Matheus dapat dijelaskan dengan
menggunakan bagan alir dokumen. Berikut ini adalah bagan alir dokumen sistem yang
sedang berjalan sekarang pada Paroki Santo Matheus.
76
1. Diagram Aliran Dokumen Pendaftaran Kartu Keluarga
Warga Paroki Ketua Lingkungan Staff Paroki
Formulir Kartu Keluarga
Pengisian Formulir
Formulir Kartu Keluarga
Formulir Kartu Keluarga
Formulir Kartu Keluarga
Validasi Data
Kartu KeluargaKartu KeluargaKartu Keluarga
Mulai
Berakhir
Gambar 3.2 Diagram Aliran Dokumen Pendaftaran Kartu Keluarga
77
2. Diagram Aliran Dokumen Pendaftaran Surat Pindah Paroki
Warga Paroki Ketua Lingkungan Staff Paroki
Formulir Surat Pindah Paroki
Pengisian Formulir
Formulir Surat Pindah Paroki
Formulir Surat Pindah Paroki
Formulir Surat Pindah Paroki
Validasi Data
Surat Pindah ParokiSurat Pindah ParokiSurat Pindah Paroki
Mulai
Berakhir
Gambar 3.3 Diagram Aliran Dokumen Pendaftaran Surat Pindah Paroki
78
3. Diagram Aliran Dokumen Permohonan Sakramen
Warga Paroki Ketua Lingkungan Staff Paroki
Formulir Permohonan
Sakramen
Pengisian Formulir
Formulir Permohonan
Sakramen
Formulir Permohonan
Sakramen
Formulir Permohonan
Sakramen
Validasi Data
Surat SakramenSurat SakramenSurat Sakramen
Pelaksanaan Sakramen
Mulai
Berakhir
Gambar 3.4 Diagram Aliran Dokumen Permohonan Sakramen
79
3.6 Permasalahan yang Dihadapi
Masalah-masalah yang dihadapi Paroki Santo Matheus Depok meliputi :
a. Data warga paroki hanya disimpan dalam buku besar, sehingga proses update
data warga paroki dilakukan secara manual yaitu dengan membuka buku besar.
b. Pencarian data dokumen anggota warga pada Paroki Santo Matius sulit karena
data belum terpusat dan proses pencariannya satu persatu.
c. Data sering berulang (redudansi data) dikarenakan ada beberapa nama yang
sama tanpa memiliki identitas yang unik.
d. Data sering hilang karena karena sistem belum bekerja secara komputerisasi,
penyimpanan masih menggunakan kertas.
e. Mekanisme dalam mendapatkan surat-surat masih lambat karena belum ada
sistem yang mengaturnya.
f. Laporan tidak bisa ditampilkan berdasarkan kategori-kategori tertentu.
g. Keamanan data kurang terjamin karena siapapun bisa mengubah data tanpa
dibatasi hak akses.
3.7 Usulan Pemecahan Masalah
Usulan Pemecahan masalah :
a. Penulis mengusulkan untuk membuat suatu basis data sebagai tempat
penyimpanan data warga paroki yang mampu untuk menyimpan data dalam
jumlah banyak dan memudahkan dalam meng-update data warga paroki.
80
b. Dengan penggunaan basis data pencarian data akan lebih mudah karena data-
data sudah tersimpan dalam bentuk yang lebih teratur dan terpusat dalam satu
basis data.
c. Dengan penggunaan basis data, masing-masing data akan mendapatkan identitas
yang unik, sehingga tidak terjadi redudansi data.
d. Dengan penyimpanan data secara komputerisasi di dalam basis data yang
terpusat, data akan lebih terjaga dan tidak hilang.
e. Penulis mengusulkan agar mekanisme dalam pembuatan atau pun pembuatan
surat-surat dilakukan secara komputerisasi dan berbasis web, sehingga
memudahkan warga paroki untuk mengurus surat-surat dan menghemat waktu.
f. Penggunaan sistem yang memungkinkan laporan bisa ditampilkan berdasarkan
kategori-kartegori tertentu.
g. Untuk keamanan data bisa diatasi dengan memberikan hak akses yang berbeda
sesuai dengan kedudukan di dalam paroki.