Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo,...

138
i STRUKTUR DRAMA “SEBELUM SEMBAHYANG” KARYA KECUK ISMADI C.R. DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Disusun Oleh: Sarta Saogo NIM: 131224071 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo,...

Page 1: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

i

STRUKTUR DRAMA “SEBELUM SEMBAHYANG” KARYA KECUK

ISMADI C.R. DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun Oleh:

Sarta Saogo

NIM: 131224071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

SKRIPSI

STRUKTUR DRAMA "SEBELUM SEMBAHYANG" KARYA

KECUK ISMADI C.R. DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA

DISMA

Disusun 0leh:

J

Sarta Saogo

131224071

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

~'Drs. Petrus Hariyanto, M.Pd.

Rishep.~Dewi, S.Pd.,M.Hum.

ii

Tanggal: 8 Oktober 2018

I I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

SKRIPSI

STRUKTUR DRAMA "SEBELUM SEMBAHYANG"

KARYA KEeUK ISMADI c.R. DAN RENCANA

PEMBELAJARANNYA DI SMA

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Sarta Saogo

131224071

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji

pada tanggal24 Oktober 2018

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap

Ketua

Sekretaris

Anggota 1

Anggota ~

Anggota 3

: Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.

: Drs. Petrus Hariyanto, M.Pd.

: Septina Krismawati. S.S., M.A.

: Drs. Petrus Hariyanto, M.Pd.

: Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum.

Tl1a Tangan

~~/

.~Y"./. ..

.....~ .

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

iv

PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus atas berkat, anugerah, dan penyertaan-Nya sehingga

skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik.

2. Kedua orangtuaku alm Bapak Tetek Saogo dan Ibu Erna Samaloisa yang

telah banyak memberikan doa, nasihat dan dukungan dari awal kuliah hingga

selesai.

3. Saudara/i saya di kepulauan Mentawai yang selalu memberikan doa dan

semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok.

4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi

memberikan fasilitas dan bantuan beasiswa dari awal sampai selesai studi.

5. Orang tua angkat yang selalu memberikan bantuan dan nasihat.

6. Sahabat-sahabatku I Made Bagus M, Kornelis Mauk, Yulius Steven Balubun,

Rinto, dan Giovano Engko yang selalu memberikan dukungan dan semangat

dari awal kuliah dan menyelesaikan skripsi.

7. Seluruh teman-teman angkatan 2013 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesiaa.

8. Almamaterku, Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

v

Motto

Harapan menjadi kekuatan terbesar seseorang untuk mencapai impian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya l11enyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak l11el11uat karya atau bagian karya orang lain, kecuali disebutkan dalal11

kutipan dan daftar pustaka, sebagail11ana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 24 Oktober 2018

Penulis

Sarta Saogo

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dhanna

Nama : Sarta Saogo

Nomor Mahasiswa : 131224071

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dhanna karya ilmiah saya yang beljudul:

STRUKTUR DRAMA "SEBELUM SEMBAHYANG" KARYA KECUK

ISMADI c.R. DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya

memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublikasikatmya di intemet atau media lain untuk kepentingan

akademis, tanpa perlu meminta izin dari saya maupun membelikan roya1ity

kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Yogyakarta, 24 Oktober 2018

Yat1g menyatakan

~(Sarta Saogo)

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

viii

ABSTRAK

Saogo, Sarta. 2018. “Struktur Drama ‘Sebelum Sembahyang’ Karya Kecuk

Ismadi C.R. dan Rencana Pembelajarannya di SMA”. Skripsi: PBSI.

FKIP. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Peneliti menganalisis struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk

Ismadi C.R. Struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R.

meliputi alur, latar, karakter, bahasa, dan tema. Tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan setiap struktur dan rencana pembelajaran yang disebut Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan atau studi pustaka

karena penelitian ini mengkaji objek berupa bahan-bahan tertulis yaitu struktur

drama Teknik baca serta catat yang digunakan mengumpulkan data untuk

menemukan dan menguraikan struktur drama.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam drama “Sebelum

Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. terdapat enam tokoh, yaitu copet I, copet

II, copet III, copet IV, Kiai, dan wanita. Alur dalam drama ini meliputi delapan

tahapan, yaitu eksposisi, rangsangan, gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian,

dan penyelesaian. Latar meliputi latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Latar

tempat dalam drama “Sebelum Sembahyang” ini terjadi di sebuah gang yang sepi

dekat masjid pada sebuah desa. Latar waktu dalam drama “Sebelum

Sembahyang” ini terjadi pada sore hari. Latar sosial dalam drama “Sebelum

Sembahyang” ini menyaran pada perilaku kehidupan masyarakat baik secara

positif dan negatif, terutama para remaja sama halnya kehidupan masyarakat di

dunia nyata pada umumnya. Karakter tokoh dalam drama “Sebelum Sembahyang”

ini meliputi umur, jenis kelamin, bentuk tubuh, penampilan dan ciri khas. Bahasa

yang digunakan dalam drama “Sebelum Sembahyang” ini berdasarkan pilhan kata

yang sederhana, pola kalimat dan bentuk sintaksis. Tema drama “Sebelum

Sembahyang” ini masalah kehidupan para remaja yang berkaitan dengan

pengetahuan, kemampuan dan perkembangan jiwa remaja. Hasil analisis ini dapat

diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran kelas XI semester II sastra di

SMA. Tujuan pembelajaran drama ini adalah mendeskripsikan struktur drama dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

ix

merancang rencana pembelajaran siswa di kelas berbentuk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) di SMA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

x

ABSTRACT

Saogo, Sarta. 2018. The structure of the drama “ Sebelum Sembahyang” by

Kecuk Ismadi C.R.and plan for learning in high school. Thesis: FKIP.

Sanata Dharma University Yogyakarta.

This studi analyzes the structure of the drama “ Sebelum Sembahyang” by

Kecuk Ismadi C.R. the structure of the drama “ Sebelum Sembahyang” by Kecuk

Ismadi C.R. includes the plot, background, character, language, and theme. The

purpose of this study is to describe each structure and learning plan called the

Learning Implementation Plan (RPP).

The type of this study was library study or literature study, because this

study examined objects in the form of written materials, namely the structure of

the drama. The notes used to collect data to find and describe the structure of the

drama.

The results of this study indicated that in the drama "Sebelum

Sembahyang" by Kecuk Ismadi C.R. there were six figures, namely copet I, copet

II, copet III, copet IV, Kiai, and women. The plot in this drama included eight

stages, namely exposition, stimulation, grooming, typing, formulation, climax,

divorce, and resolution. The background included the setting of place, time setting

and social setting. The setting of place of the drama "Sebelum Sembahyang" was

in a quiet alley near a mosque in a village. The time setting of the drama

"Sebelum Sembahyang" was in the afternoon. The social setting of the drama

"Sebelum Sembahyang" expressed the positive and negative behavior of people's

lives, especially teenagers, as well as people's lives in the real world in general.

The characters of the drama "Sebelum Sembahyang" included age, gender, body

shape, appearance and characteristics. The language used in the drama "Sebelum

Sembahyang" was based on simple words, sentence patterns and syntactic forms.

The theme of the drama "Sebelum Sembahyang" was the problem of the lives of

teenagers related to the knowledge, abilities and mental development of

adolescents. The results of this analysis could be implemented as learning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

xi

materials for class XI of semester II of literature in high school. The purpose of

this drama learning was to describe the structure of the drama and to design

student's lesson plan in the classroom in the form of lesson plan (RPP) in high

school.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

xii

KATA PENGANTAR

Puji syukur pertama-tama penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha

Kuasa yang telah memberikan berkah-NYA sehingga skripsi yang berjudul

Srtuktur Drama Sebelum Sembahyang karya Kecuk Ismadi C.R. dan Rencana

Pembelajarannya di SMA dapat penulis selesaikan dengan lancar. Skripsi ini

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma.

Skripsi ini dapat terwujud berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta, juga sebagai dosen pembimbing kedua, atas kesabaran dalam

membimbing serta bersedia meluangkan waktu untuk membimbing,

memberikan solusi dan masukkan kepada penulis dalam menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

3. Drs. Petrus Hariyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama, atas

kesabaran dalam membimbing serta bersedia meluangkan waktu untuk

membimbing, memberikan solusi dan masukkan kepada penulis dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

4. Septina Krismawati, S.S., M.A. selaku dosen triangulator yang bersedia

meluangkan waktu untuk mengoreksi dan memberi masukan terhadap

data-data penelitian penulis.

5. Para dosen Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang memberi

dan mengajarkan banyak ilmu kepada penulis, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

6. Ternan-ternan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan 2013, yang

telah memberikall dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Ull.

7. Segenap karyawan perpustakaan yang dengan sabar meminjamkan buku-

bukunya yang penulis butuhkan.

Penulis menyadmi bahwa dalmn penulisan skripsi ini tentu masih

banyak kekurangan. Penulis sangat mengharapkan ktitik dan saran yang

membangun demi penyempumaan skripsi ini.

Yogyakarta, 24 Oktober 2018

Penulis

~Sarta Saogo

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

xiv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv

MOTTO ............................................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................... vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................................................................ vii

ABSTRAK ......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................ x

KATA PENGANTAR ....................................................................................... xii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

1.5 Batasan Istilah ...................................................................................... 6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

xv

1.6 Sistematika Penyajian .......................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 9

2.1 Penelitian yang Relevan ....................................................................... 9

2.2 Kajian Teori ......................................................................................... 12

2.2.1 Pengertian Struktur ........................................................................... 12

2.2.1.1 Alur ................................................................................................ 13

2.2.1.1.1 Paparan ............................................................................... 15

2.2.1.1.2 Rangsangan ........................................................................ 15

2.2.1.1.3 Gawatan ............................................................................. 15

2.2.1.1.4 Tikaian ............................................................................... 15

2.2.1.1.5 Rumitan .............................................................................. 16

2.2.1.1.6 Klimaks .............................................................................. 16

2.2.1.1.7 Leraian ............................................................................... 16

2.2.1.1.8 Peneyelesaian ..................................................................... 16

2.2.1.2 Karakter .......................................................................................... 16

2.2.1.3 Latar ............................................................................................... 17

2.2.1.3.1 Latar Tempat ...................................................................... 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

xvi

2.2.1.3.2 Latar Waktu ....................................................................... 18

2.2.1.3.3 Latar Sosial ........................................................................ 19

2.2.1.4 Bahasa ............................................................................................ 20

2.2.1.4.1 Pilihan Kata ........................................................................ 21

2.2.1.4.2 Pola Kalimat dan Bentuk Sintaksis .................................... 21

2.2.1.5 Tema .............................................................................................. 22

2.2.1.6 Keterkaitan Antarunsur Drama ...................................................... 22

2.2.1.6.1 Hubungan Alur dengan Unsur yang lain ........................... 23

2.2.1.6.2 Hubungan Latar dengan Unsur yang lain .......................... 23

2.2.1.6.3 Hubungan Karakter dengan Unsur yang lain ..................... 24

2.2.1.6.4 Hubungan Bahasa dengan Unsur yang lain ....................... 24

2.2.1.6.5 Hubungan Tema dengan Unsur yang lain .......................... 24

2.3 Kurikulum 2013 ................................................................................... 25

2.3.1 Pembelajaran di SMA .............................................................. 26

2.3.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).............................. 27

2.3.2.1 Pengertian RPP .................................................................. 27

2.3.2.2 Prinsip-prinsip Pengembangan RPP .................................. 28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

xvii

2.3.2.3 Komponen dan Langkah-langkah Pengembangan RPP .... 29

BAB III METEODOLOGI PENELITIAN .................................................... 32

3.1 Jenis Penelitian ..................................................................................... 32

3.2 Subjek Penelitian ................................................................................. 32

3.3 Metode Penelitian ................................................................................ 33

3.4 Sumber Data ......................................................................................... 33

3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 34

3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................ 34

3.7 Teknik analisis Data ............................................................................. 35

3.8 Triangulasi Data Penelitian .................................................................. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 36

4.1 Hasil Penelitian .................................................................................... 36

4.2 Struktur Drama “Sebelum Sembahyang” ............................................ 37

4.2.1 Alur Drama “Sebelum Sembahyang” ............................................... 37

4.2.1.1 Eksposisi atau Paparan .......................................................... 37

4.2.1.2 Rangsangan ........................................................................... 38

4.2.1.3 Gawatan ................................................................................ 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

xviii

4.2.1.4 Tikaian .................................................................................. 39

4.2.1.5 Rumitan ................................................................................. 40

4.2.1.6 Klimaks ................................................................................. 40

4.2.1.7 Leraian .................................................................................. 41

4.2.1.8 Selesaian ............................................................................... 42

4.2.2 Latar Drama “Sebelum Sembahyang” .............................................. 42

4.2.2.1 Latar Tempat ......................................................................... 43

4.2.2.2 Latar Waktu .......................................................................... 43

4.2.2.3 Latar Sosial ........................................................................... 44

4.2.3 Karakter ............................................................................................. 44

4.2.3.1 Copet I ................................................................................... 45

4.2.3.2 Copet II ................................................................................. 45

4.2.3.3 Copet III ................................................................................ 46

4.2.3.4 Copet IV ................................................................................ 46

4.2.3.5 Kiai ........................................................................................ 47

4.2.3.6 Wanita ................................................................................... 48

4.2.4 Bahasa Drama “Sebelum Sembahyang” ........................................... 49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

xix

4.2.4.1 Pilihan Kata ........................................................................... 49

4.2.4.2 Pola Kalimat dan Bentuk Sintaksis ....................................... 50

4.2.5 Tema Drama “Sebelum Sembahyang” ............................................. 50

4.2.6 Hubungan Antarunsur Drama “Sebelum Sembahyang” ................... 51

4.2.6.1 Hubungan Alur dengan Unsur yang lain .............................. 51

4.2.6.2 Hubungan Latar dengan Unsur yang lain ............................. 52

4.2.6.3 Hubungan Karakter dengan Unsur yang lain ........................ 52

4.2.6.4 Hubungan Bahasa dengan Unsur yang lain .......................... 53

4.2.6.5 Hubungan Tema dengan Unsur yang lain ............................. 54

4.3 Rancangan Pembelajaran drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk

Ismadi C.R dalam bentuk RPP di SMA .............................................. 55

4.3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).............................. 55

4.3.2 Pembahasan .............................................................................. 56

4.3.2.1 Struktur Drama ................................................................... 56

4.3.2.2 Langkah-langkah Pembuatan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ...................................................................... 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

xx

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 66

5.1 Simpulan ....................................................................................................... 66

5.2 Implikasi ....................................................................................................... 68

5.3 Saran ............................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 70

LAMPIRAN .......................................................................................................

TEKS DRAMA “SEBELUM SEMBAHYANG” KARYA KECUK ISMADI

C.R ...................................................................................................................... 72

TRIANGULASI DATA .................................................................................... 79

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ....................................... 103

BIODATA PENULIS ........................................................................................ 117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karya sastra baik dalam bentuk puisi, prosa, maupun drama, semuanya

mengungkapkan sesuatu, menceritakan sesuatu (Wiyanto, 2002: 21). Untuk

menandai sesuatu yang diceritakan sesuatu dengan sesuatu yang lain, masing-

masing karya sastra diberi judul. Khusus untuk karya sastra yang berbentuk

drama, istilah yang digunakan bukan judul melainkan lakon. Lakon drama

bersumber pada kehidupan manusia, yang sebenarnya merupakan penyajian ulang

kisah yang dialami manusia. Penyajian ulang tentu saja cerita drama di panggung

tidak akan sama dan sebangun dengan kehidupan manusia yang sesungguhnya di

masyarakat.

Seseorang yang membaca karya sastra berupa cerpen, novel, roman, atau

drama pikirannya akan terimainasi oleh alan cerita karya sastra tersebut. Pembaca

seakan ikut dalam cerita itu dan mengalami sendiri kejadian yang ada di

dalamnya. Seseorang yang membaca sebuah cerita rekaan dan mencoba

menghayatinya untuk semntara waktu, sebetulnya memutuskan hubungan dengan

dunia nyata, masuk ke dalam dunia tak nyata yang bersifat pribadi. Secara fisik,

pembaca pasif tetapi dengan tuntunan pencerita imajinasi pembaca aktif

mengikuti cerita-cerita dalam karya sastra tersebut (Sudjiman, 1988: 14). Siswa

SMA dapat menikmati keindahan karya sastra, karena sastra masuk dalam materi

mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

2

Kurikulum Nasional mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia

berorientasi pada hakikat pembelajran bahasa, bahwa belajar bahasa adalah begitu

penting sabagai sarana komunikasi antar anggota masyarakat dalam

menyampaikan ide dan perasaan secara lisan dan tulis (Martaulina, 2015: 9).

Drama merupakan salah satu subpokok bahasan materi mata pelajaran bahasa dan

Sastra Indonesia di SMA kelas XI semester II dengan menggunakan

KD 3.4 mengidentifikasi struktur drama baik lisan maupun tulisan. Drama tidak

lain merupakan karya sastra (Hendy, 1988: 4). Karena itu, memang tidak dapat

dipisahkan dari unsur sastra itu sendiri, yaitu karya yang menggunakan bahasa

yang indah, bernas, dan padat maknanya, serta bersifat imajinatif (yaitu

mengandung dan mendorong kita untuk menalarkan pikiran). Melalui drama

“Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. siswa dapat berlatih

berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Selain itu,

drama ini menghadirkan isu-isu sosial dan keagamaan yang di mana dalam drama

ini terdapat konfliks tentang kenakalan empat anak remaja yang telah salah

memilih jalan hidup, yakni menjadi pencopet yang di mana perbuatan seperti itu

adalah perbuatan yang salah dan melanggar hukum. Terjerumusnya keempat

orang pencopet ini salah satu faktornya adalah karena jauh dari agama yang

disebabkan oleh didikan orang tua yang telah salah serta faktor-faktor lingkungan

lainnya.

Penelitian ini menelaah karya sastra drama, karena drama memberikan

pengenalan tentang manusia beserta problemnya (Hamzah, 1985: 169). Anak-

anak SMA merupakan masa remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

3

masa kanak-kanak menjadi dewasa. Pengenalan manusia dan problemnya yang

diambil dari drama dapat membantu menyiapkan remaja berperan dalam

kehidupan sebagai anggota masyarakat (Hamzah, 1985: 170). Karya sastra drama

dapat membantu siswa-siswa SMA mempersiapkan diri menghadapi tugas dalam

masyarakat sesuai dengan perannya.

Menurut Harymawan (1988: 1), kata drama berasal dari bahasa Yunani

draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi, dan sebagainya: dan

“drama” berarti: perbuatan, tindakan. Menurut Soemanto (melalui Priyatni, 2010:

182), Istilah drama berasal dari kata drame (Perancis) yang digunakan untuk

menjelaskan lakon-lakon tentang kehidupan kelas menengah. Sebagai sebuah

bentuk karya sastra, penyajian drama berbeda dengan bentuk kesusastraan

lainnya, misalnya cerpen dan novel. Drama adalah cerita konflik manusia dalam

bentuk dialog yang diproyeksikan pada pentas dengan menggunakan percakapan

dan action dihapan penonton (Harymawan, 1988: 12). Drama adalah sebuah

kesenian yang menggambarkan sifat dan sikap manusia dengan gerak. Melalui

percakapan dan gerak yang disajikan dalam drama, penonton terbantu memahami

isi cerita drama.

Tujuan dari mempelajari drama adalah untuk memahami tokoh yang

diperankan sebaik-baiknya dalam sebuah pementasn. Perkembangan drama dan

kesusastraan memberikan peran yang positif sebagai simbol sastra itu sendiri

selain karya-karya lainnya. Drama merupakan peragaan tingkah laku manusia

yang mendasar, drama baru dapat disusun dan dipentaskan dengan berhasil jika

diikuti pengamatan yang teliti baik oleh penulis atau para pemainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

4

Pementasan drama bagi siswa SMA di sekolah selain sebagai bahan

pembelajaran, merupakan pelatihan karakter yang harus diperankan sekaligus

memberikan gambaran mengenai penjiwaan karakter peran yang dimainkan.

Pemilihan bahan atau materi adalah salah satu penentu keberhasilan dalam

pengajaran sastra. Pemilihan bahan harus sesuai dengan kemampuan siswa pada

tahapan pengajaran tertentu. Karya sastra yang dipilih sebagai materi harus

diklarifikasi tingkat kesukarannya dengan kriteria tertentu. Di samping itu dalam

mempelajari drama, siswa juga memperoleh barbagai variasi dalam menganalisa

drama secara struktural dan dapat menjalin komunikasi antara guru dan siswa,

sehingga terjalin hubungan yang dinamis.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk menganalis

struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. berkaitan

dengan alur, karakter, latar, Bahasa, dan tema. Penulis sengaja menganalisis

struktur drama yang kiranya dapat digunakan untuk mengungkapkan makna

drama “Sebelum Sembahyang”. Kemudian struktur yang terdapat dalam drama

“Sebelum Sembahyang” tersebut dihubungkan pembelajaran satra dan diterapkan

sebagai alternative bahan pembelajaran di SMA.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut.

1.2.1 Bagaimana struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi

C.R?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

5

1.2.2 Bagaimana rencana pembelajaran struktur drama “Sebelum Sembahyang”

karya Kecuk Ismadi C.R. di SMA?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut penelitian mempunyai tujuan

sebagai berikut:

1.3.1 Mendeskripsikan struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk

Ismadi C.R.

1.3.2 Mendeskripsikan rencana pembelajaran struktur drama “Sebelum

Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R di SMA.

1.4 Manfaat Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini mempunyai dua manfaat, yaitu manfaat

teoretis dan manfaat praktis.

1.4.1 Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan teori yang berkaitan

dengan struktur drama.

1.4.2 Manfaat Praktis

1.4.2.1 Bagi Pengajar

Dapat dijadikan salah satu rujukkan dalam pembelajaran mengenal sastra

sehingga membantu para guru meningkatkan kualitas dan kreatifitas siswa dalam

memberikan makna pada sebuah karya sastra, khususnya drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

6

1.4.2.2 Bagi Pembelajaran Sastra di SMA

Diharapkan dapat memberikan alternative materi pembelajaran sastra di SMA.

Bagi Pembaca

Untuk memperluas dan memperdalam wawasan dalam mengenal sastra dan

meningkatkan ketekunan dalam membaca.

1.4.2.3 Bagi peneliti lain

Penelitian ini diharapkan menjadi salah satu acuan berbagai kepentingan dalam

bidang sastra selanjutnya yang berupa penelitian tentang kemampuan

menganalisis struktur-struktur drama pada jenjang Pendidikan.

1.5 Batasan Istilah

1.5.1 Drama

konfliks kehidupan manusia dan dituangkan dalam bentuk dialog untuk

dipentaskan dihadapan penonton (Pratiwi & Siswiyanti, 2014: 14).

1.5.2 Struktur

Struktur adalah tempat, hubungan, dan fungsi dari adegan-adegan di dalam

peristiwa-peristiwa dan di dalam satu kesatuan lakon (Satoto, 2012: 50).

1.5.3 Alur

Alur adalah rangkaian cerita yang bersifat kronologis, dibangun oleh urutan

waktu (Kosasih, 2014: 23).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

7

1.5.4 Karakter

Karakter atau perwatakan adalah keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam

lakon drama (Wiyanto, 2002: 27).

1.5.5 Latar

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa segala keterangan, petunjuk, pengacuan

yang berkaitan dengan waktu, ruang, dan suasana terjadinya peristiwa dalam suatu

karya sastra membangun latar cerita (Sudjiman, 1988: 44).

1.5.6 Bahasa

Bahasa adalah sarana komunikasi antaranggota masyarakat dalam menyampaikan

ide dan perasaan secara lisan dan tulis (Martaulina, 2015: 9).

1.5.7 Tema

Tema adalah pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini

dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik (Wiyanto,

2002: 23).

1.5.8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan

prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi

dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus (Majid

dan Rochman, 2014: 261).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

8

1.6 Sistematika Penyajian

Penelitian ini akan disajikan dalam lima bab, dengan sistematika sebagai

berikut: untuk bab I berisikan pendahuluan yang terdiri dari latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah,

serta sistematika penyajian. Pada bab II berisikan landasan teori, yang terdiri atas

tinjauan pustaka, teori struktural, struktur drama, dan pembelajaran bagi siswa

SMA. Bab III berisikan berupa meteodologi penelitian yang terdiri atas

pendekatan, metode, pengumpulan data, dan sumber data. Bab IV berisikan

struktur drama “Sebelum Sembahyang” yang terdiri atas latar, alur, karakter,

bahasa, tema dan rencana pembelajaran drama “Sebelum Sembahyang” bagi

siswa SMA. Bab V simpulan, kritik, saran serta daftar pustaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian yang Relevan

Penelitian yang terdahulu masih relevan untuk dilaksanakan oleh peneliti

sekarang ini sebagai berikut. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Maria

Margareta Krismiati (2004) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Kedua,

penelitian yang dilakukan oleh Rintis Kartikajati (2004) Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta. Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Yuli Setiwan (2004)

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Keempat, penelitian yang dilakukan oleh

Bernadeta Vega Isti (2018) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penelitian yang pertama dilakukan oleh Maria Margareta Krismiati (2004)

mengenai Struktur Drama “Tangis” Karya P. Hariyanto dan Implementasinya

sebagai Bahan Pembelajaran Sastra di SMU. Peneliti ini menggunakan

pendekatan struktural yang bertujuan memaparkan secermat mungkin fungsi dan

keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra. Dari penelitian ini juga diketahui

dari aspek tokoh, terdapat tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh wirawan

atau wirawati. Dilihat dari aspek alur menggunakan alur lurus, karena dalam

drama tersebut ceritanya secara susul-menyusul berurutan. Dilhat dari aspek tema,

mengangkat masalah persahabat dan kekeluargaan antar teman. Pada bagian latar

yang digunakan ada tiga, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial.

Berdasarkan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan dan peninjauan aspek

psikologis, aspek bahasa serta aspek latar belakang budaya, disimpulkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

10

drama “Tangis” dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran sastra baik itu SMP

maupun SMA.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Rintis Kartikajati (2004) meneliti

yang berkaitan tentang “Unsur Intrinsik Drama “Janji” Karya Djodi M. dan

Implementasinya dalam Silabus serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di

SMP. Penelitian tersebut berfokus pada sastra, khususnya unsur intrinsic sebuah

drama. Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian tersebut adalah

mendeskripsikan unsur intrinsik dan implementasinya dalam silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di SMP.

Penelitian yang ketiga dilakukan oleh Yuli Setiawan (2004) meneliti yang

berkaitan tentang Tokoh, Alur, Latar, dan Tema Drama “Abu” karya B. Soelarto

Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra di SMU. Struktur drama

“Abu” memuat realisasi unsur-unsur tokoh, alur, latar, dan tema. Penganalisan

tokoh yang dilakukan menghasilkan tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh

sentralnya terdiri dari protagonis dan antagonis, dan tokoh antiwirati. Alur drama

yang digunakan termasuk alur konvensional, yaitu menggunakan alur maju

(lurus). Berdasarkan aspek gaya bahasa, perkembangan psikologis, dan latar

belakang budaya siswa drama “Abu” khususnya mengenai aspek struktur berupa

tokoh dan tema dapat digunakan sebagai materi pembelajaran sastra di SMU kelas

II semester II. Dari tujuan dan butir pembelajaran itu dapat disusun, yaitu (1)

siswa dapat menyebutkan tokoh-tokoh yang terdapat dalam drama “Abu”, (2)

siswa dapat menentukan tokoh utama dan tokoh bawahan yang terdapat dalam

drama “Abu”, (3) siswa dapat menyebutkan bagaimana penokohan yang terdapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

11

dalam drama “Abu”, dan (4) siswa dapat menemukan tema yang terkandung

dalam drama “Abu”.

Penelitian yang keempat dilakukan oleh Bernadeta Vega Isti (2018)

meneliti Analisis Karakter dan Alur Drama “Sebelum Sembahyang” Karya

Kecuk Ismadi C.R. dan Rencana Pembelajarannya Dengan Metode Inkuiri Untuk

Siswa Kelas XI Semester I SMA Stella Duce Bantul Yogyakarta. Dalam penelitian

ini mendeskripsikan hasil analisis karakter dan alur pada “Sebelum Sembahyang’

karya Kecuk Ismadi C.R. serta penerapan pembelajaran karakter dan alur dengan

metode inkuiri yang diterapkan melalui silabus dan RPP. Jenis penelitiannya

adalah studi kepustakaan, sedangkan metode yang digunakan untuk pembelajaran

yang dirancang adalah metode inkuiri.

Penelitian yang dilakukan peneliti, menganalisis struktur drama “Sebelum

Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. dan rencana pembelajarannya di SMA.

Penelitian ini bertujuan untuk: mendeskripsikan struktur drama “Sebelum

Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. serta rencana pembelajaran struktur

drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R di SMA. Peneliti

berfokus pada struktur drama meliputi, alur, karakter, latar, bahasa, dan tema serta

rencana pembelajaran di SMA kelas XI semester II dengan KD 3.4

mengidentifikasi struktur drama baik lisan maupun tulisan. menggunakan

kurikulum 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

12

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Pengertian Struktur

Menurut Pradopo (1987: 18), struktur adalah unsur-unsur yang bersistem.

Unsur-unsur tersebut terdiri dari tokoh dan penokohan, alur, tema, dan sudut

pandang. Menurut Nurgiyantoro (1995: 36), struktur karya sastra adalah

hubungan antara unsur intrinsik yang bersifat timbal balik, saling menentukan,

saling memengaruhi, yang secara Bersama membentuk kesatuan yang utuh.

Struktur merupakan komponen paling utama, dan merupakan prinsip

kesatuan lakuan (unity of action) dalam drama (Satoto, 1985: 14). Sistematika

pembicaraannya dilakukan dalam hubungannya dengan alur (plot) dan penokohan

(karakterisasi). Unsur-unsur penting yang membina struktur sebuah drama dapat

disimpulkan tema dan amanat, alur (plot), penokohan (karakterisasi, perwatakan),

dan pertikaian atau konflik serta setting (Ali dalam Satoto, 2012: 9).

Paul M Lovitt (melalui Satoto, 2012: 9) mengemukakan bahwa adegan di

dalam lakon merupakan hubungan unsur-unsur yang tersusun ke dalam satu

kesatuan. Tegasnya, “struktur” lakon adalah tempat hubungan dan fungsi dari

adegan-adegan di dalam peristiwa-perisriwa dan di dalam satu keseluruhan lakon.

Secara keseluruhan dari berbagai pendapat bahwa struktur drama adalah unsur-

unsur dalam satu kesatuan yang saling mempengaruhi untuk menghasilkan sebuah

cerita yang menarik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

13

2.2.1.1 Alur

Menurut Hendy (1988: 6), alur (plot) ialah pertalian sebab-akibat dalam

sebuah cerita. Alur memandu rangkaian cerita atau peristiwa yang terjalin secara

seksama yang menggerakan jalan cerita dari awal (pengenalan), konflik, rumitan,

klimaks, dan penyelesaian (denomen). Luxemburg, dkk (1984: 149), yang

dinamakan alur ialah konstruksi yang dibuat pembaca mengenai sebuah deretan

peristiwa yang secara logic dan kronologik saling berkaitan dan yang diakibatkan

atau dialami oleh para pelaku.

Alur dalam drama sama dengan yang ada pada bentuk sastra lain, maka

harus bergerak maju dari permulaan (beginning), pertengahan (middle), dan

menuju akhir (ending) (Priyatni, 2010: 187). Alur dalam sebuah pertunjukkan

sama dengan alur novel atau cerpen, yaitu rentetan peristiwa yang terjadi dari

awal sampai dengan akhir yang memiliki hubungan sebab akibat. Namun, alur

drama mempunyai kekhususan dibandingkan dengan alur fiksi. Kekhususan itu

disebabkan oleh karakterisitik drama yang memang unik. Secara garis besar

drama memiliki alur, yaitu (1) klasifikasi atau introduksi. Bagian ini memberikan

kesempatan kepada penonton untuk mengetahui tokoh-tokoh utama serta peran

yang dibawakan mereka, dan memberi pengenalan terhadap permulaan masalah

atau konflik. (2) konflik. Pelaku cerita mulai terlibat dalam suatu masalah pokok.

Di sini mulai terjadi insiden. (3) komplikasi. Terjadilah persoalan baru dalam

cerita, atau disebut juga rising action. Beberapa watak mulai memperlihatkan

pertentangan saling memengaruhi, dan berkeinginan membawa kebenaran ke

pihak masing-masing sehingga terjadilah krisis demi krisis. Setiap krisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

14

kecenderungan melampaui yang lain, namun satu krisis lahir disebabkan oleh

yang lain itu sebabnya dinamakan komplikasi. (4) penyelesaian (denoument).

Setiap segi pertentangan diadakan penyelesaian dan dicarikan jalan keluar.

Penyelesaian bisa sedih bisa juga menggembirakan.

Peristiwa yang diurutkan itu membangun tulang punggung cerita, yaitu

alur (Sudjiman, 1988: 29). Alur merupakan rentetan kejadian suatu peristiwa yang

tersusun menurut urutan waktu terjadinya, tidak semua kejadian di dalam hidup

tokoh ditampilkan secara berurutan sejak kelahiran si tokoh. Walaupun cerita

rekaan berbagai ragam coraknya, ada pola-pola tertentu yang hampir selalu

terdapat di dalam sebuah cerita rekaan (Sudjiman, 1988: 30).

Struktur umum alur menurut Sudjiman digambarkan sebagai berikut.

Paparan (exposition)

Awal Rangsangan (inciting moment)

Gawatan (rising action)

Tikaian (conflict)

Tengah Rumitan (complication)

Klimaks

Akhir Leraian (falling action)

Selesaian (denouement)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

15

2.2.1.1.1 Paparan (exposition)

Eksposisi atau paparan adalah bagian karya sastra drama yang berisi

tentang keterangan tokoh-tokoh serta latar. Biasanya eksposisi terletak bagian

awal karya satra. Pengarang memperkenalkan para tokoh serta menjelaskan

tempat peristiwa dan memberikan gambaran yang akan terjadi pada cerita

tersebut.

2.2.1.1.2 Rangsangan (inciting moment)

Rangsangan adalah tahap alur ketika muncul kekuatan, kehendak,

tantangan yang muncul dalam sebuah drama. atau rangsangan bisa dikatakan

peristiwa yang mengawali timbulnya gawatan. Peristiwa ini sering ditimbulkan

oleh masuknya tokoh baru atau datangnya berita yang merusak keadaan.

2.2.1.1.3 Gawatan (rising action)

Yang dimaksud dengan gawatan adalah ketidakpastian yang

berkepanjangan dan semakin menjadi-jadi. Dengan adanya tegangan menjadikan

penonton menyebabkan terpancing keingintahuannya akan kelanjutan cerita serta

penyelesaian masalah yang dihadapi tokoh.

2.2.1.1.4 Tikaian (conflict)

Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua

kekuatan yang bertentangan satu diantaranya diwakili oleh manusia atau pribadi

yang biasanya menjadi protagonist dalam cerita.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

16

2.2.1.1.5 Rumitan (complication)

Rumitan adalah pemaparan tahapan ketika suasana semakin panas karena

konflik semakin mendekati puncaknya. Rumitan mempersiapkan penonton untuk

menerima dampak dari klimaks.

2.2.1.1.6 Klimaks

Klimaks adalah titik puncak sebuah cerita. Peristiwa dalam tahap ini

adalah mengubah dari nasib seorang tokoh. Rumitan merupakan puncak yang

diikuti krisis atau titik balik.

2.2.1.1.7 Leraian (falling action)

Leraian adalah bagian struktur alur sesudah tercapai klimaks dan krisi,

merupakan peristiwa yang menunjukan perkembangan kearah selesaian. Di dalam

tahap ini kadar pertentangan yang terjadi mereda.

2.2.1.1.8 Selesaian (denouement)

Selesaian merupakan bagian akhir dari alur sebuah drama. Dalam tahap

segala kesalahapahaman atau rahasia yang berkaitan dengan alur cerita dapat

diketahui.

2.2.1.2 Karakter

Keberadaan karakter dalam drama sama pentingnya dengan alur tersebut.

Aristoteles (melalui Else, 2003: 41) mengatakan bahwa nilai penting drama

setelah alur adalah karakter. Sebuah drama adalah mimesis dari sebuah tindakan.

Proses imitasi tersebut dilakukan oleh karakter dan termuat dalam bangunan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

17

peristiwa atau alur. Dengan demikian, kehadiran karakter sangat diperlukan arena

sebuah peristiwa tidak akan terjadi tanpa karakter. Sebuah drama setidaknya harus

memilih karakter protagonis dan karakter antagonis (Hamzah, 1985: 106).

Menurut Wiyanto (2002: 27), karakter atau perwatakan adalah

keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama. Seorang tokoh bisa

saja berwatak sabar, ramah, dan suka menolong. Sebaliknya, bisa saja tokoh

berwatak pemberang, suka marah, dan keji. Karakter ini diciptakan penulis lakon

untuk diwujudkan oleh pemain (aktor) yang memerankan tokoh itu. Agar dapat

mewujudkannya, pemain harus memahami benar karakter yang dikehendaki

penulis lakon drama. Untuk itu, dia perlu menafsirkan, membanding-bandingkan,

dan menyimpulkan watak tokoh yang diperankan, lalu mencoba-coba

memerankannya. Hal ini harus dilakukan supaya penampilannya benar-benar

seperti tokoh yang diperankan, persis seperti tokoh sesungguhnya.

2.2.1.3 Latar

Suatu cerita dapat terjadi pada suatu tempat atau lingkungan tertentu.

Tempat dalam hal ini mempunyai ruang lingkup yang sangat luas termasuk nama

kota, desa, sungai, gunung, lembah, sekolah, rumah, took, dan lain-lain. Unsur

tempat sangat mendukung terhadap perwatakan tema, alur, serta unsur yang lain.

Seseorang yang hidup di lingkungan sekolah tentu secara umum akan mempunyai

watak yang berbeda dengan orang yang tinggal di lingkungan kebun. Atau

seseorang yang dibesarkan di desa tentu akan memiliki watak yang berbeda

dengan orang yang lahir dan dibesarkan di kota (secara umum).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

18

Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat,

waktu, dan sosial (Nurgiyantoro, 2007: 227). Ketiga unsur itu walaupun masing-

masing menawarkan permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara

sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan

yang lainnya.

2.2.1.3.1 Latar Tempat

Menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah

karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat

dengan nama-nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama

jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah

mencerminkan atau paling tidak tak bertentangan dengan sifat dan keadaan

geografis tempat yang bersangkutan. Masing-masing tempat tentu saja memiliki

karakteristiknya sendiri yang membedakannya dengan tempat-tempat yang lain.

2.2.1.3.2 Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut

biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya dengan

peristiwa sejarah. Latar waktu dalam fiksi dapat menjadi dominan dan fungsional

jika digarap secara teliti, terutama jika dihubungkan dengan waktu sejarah.

Namun, hal itu juga membawa sebuah konsekuensi: sesuatu yang diceritakan

harus sesuai dengan perkembangan sejarah. Segala sesuatu yang menyangkut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

19

hubungan waktu, langsung atau tidak langsung, harus berkesesuaian dengan

waktu sejarah yang menjadi acuannya.

Akhirnya, latar waktu harus juga dikaitkan dengan latar tempat (juga

sosial) sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan. Keadaan suatu yang

diceritakan mau tidak mau harus mengacu pada waktu tertentu karena tempat itu

akan berubah sejalan dengan perubahan waktu.

2.2.1.3.3 Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Tata cara kehidupan social masyarakat mencakup berbagai masalah dalam

lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat,

tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain

yang tergolong latar spiritual seperti yang dikemukakan sebelumnya. Disamping

itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan,

misalnya rendah, menengah, atau atas.

Latar bukanlah hanya sebagai pelengkap dalam suatu cerita. Unsur ini

sangat mendukung terhadap unsur yang lain, seperti: tokoh dan tema. Tempat

terjadinya suatu peristiwa, waktu terjadinya suatu peristiwa dalam cerita tentu

tidak dipilih begitu saja oleh pengarang, tetapi juga disesuaikan oleh tindakan

tokoh cerita, pesan yang hendak disampaikan oleh pengarang, atau hal lainnya.

Keberhasilan suatu cerita tentu sangat tergantung kepada keharmonisan

(keterpaduan) unsur-unsur intrinsik drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

20

2.2.1.4 Bahasa

Menurut Nurgiyantoro (1995 : 272), bahasa merupakan sarana

pengungkapan sastra. Sastra lebih sekedar bahasa, deretan kata, namun unsur

kelebihannya hanya dapat diungkapkan dan ditafsirkan melalui bahasa. Bahasa

dalam sastra pun mengemban fungsi utama sebagai alat komunikasi. Begitu

pentingnya bahasa sebagai sarana komunikasi batasan atau pengertian bahasa

adalah sarana komunikasi antaranggota masyarakat dalam menyampaikan ide dan

perasaan secara lisan dan tulis (Martaulina, 2015: 9).

Bahasa adalah rangkaian system bunyi atau symbol yang dihasilkan oleh

alat ucap manusia, yang memiliki makna dan secara konvensional digunakan oleh

sekelompok manusia (penutur) untuk berkomunikasi (melahirkan pikiran dan

perasaan) kepada orang lain (Suyanto, 2016: 15).

Menurut Wiyanto (2002: 29), naskah drama diwujudkan dari bahan dasar

bahasa. Dengan demikian, penulis lakon drama sebenarnya menggunakan bahasa.

Dalam wujudnya yang nyata, menggunakan bahasa itu menyampaikan kalimat-

kalimat terdiri dari kata-kata. Kata-kata inilah yang mengungkapkan pikiran dan

perasaan karena kata mewakili makna. karena itu, penulis lakon drama harus

pandai memilih kata yang tepat sesuai dengan makna yang ingin disampaikannya

dan pandai merangkaikannya menjadi kalimat yang komunikatif dan efektif.

Bahasa sebagai bahan dasar diolah untuk menghasilkan lakon drama.

Karena itu, penulis lakon harus mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan

bahasa, misalnya ragam lisan dan ragam tulis, ragam resmi dan ragam tak resmi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

21

Pengetahuan tentang hal itu sangat penting untuk menulis dialog. Dialog harus

ditulis denga ragam bahasa yang tepat sesuai dengan siapa yang berbicara, tempat

pembicaraan itu berlangsung, dan masalah yang dibicarakan. Semua itu

menentukan ragam bahasa yang dipakai. Juga, penulis perlu mengetahui dialek

dan majas. Pengetahuan tentang Bahasa dan keterampilan menggunakannya

menjadi syarat utama bagi penulis lakon drama.

Secara khusus penggunaan bahasa dalam karya sastra meliputi beberapa hal.

2.2.1.4.1 Pilihan Kata

Pilihan kata di dalam penggunaan bahasa, yaitu dengan menggunakan

kata-kata yang lugas dan konkret serta mudah dipahami arti katanya.

2.2.1.4.2 Pola Kalimat dan Bentuk Sintaksis

Bahasa di sini tidak hanya terdiri dari kalimat pokok saja, tetapi terdiri dari

beberapa kalimat pokok yang dihubungkan dengan kata penghubung dan kalimat

bawahan. Pembalikan kalimat dan penghilangan kata juga termasuk di dalam pola

kalimat maupun bentuk sintaksisnya (Kartikajati, 2009: 24-26).

Jadi bahasa sangatlah berperan penting dalam setiap hal, termasuk dalam

drama “Sebelum Sembahyang” bahasa terdapat kata maupun kalimat yang

nantinya digunakan oleh tokoh untuk berkomunikasi. setiap dialog berupa bahasa-

bahasa yang mempunyai makna. Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan uga

sebagai bahan pembelaaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

22

2.2.1.5 Tema

Menurut Oemarjati (1969: 65), tema adalah keseluruhan cerita dan

kejadian serta aspek-aspeknya, sebagaimana diangkat pencipta dari sejumlah

kejadian yang ada, untuk dijadikan dasar lakonnya: inheren dalam tema adalah

saham-saham watak dan situasi. Bila dihubungkan dengan topik dan judul, tema

merupakan induknya, sedangkan topik dan judul berada pada level di bawah tema

(Nurbaya, 2011: 41-42).

Alasan pengarang hendak menyajikan cerita ialah hendak mengemukakan

suatu gagasan. Gagasan, ide, atau pilihan utama yang mendasar suatu karya sastra

itu yang disebut tema (Sudjiman, 1988: 50). Adanya tema membuat karya lebih

penting daripada sekedar hiburan.

Menurut Wiyanto (2002: 23), tema adalah pikiran pokok yang mendasari

lakon drama. pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi

cerita yang menarik. Jadi, seorang penulis harus lebih dulu tema yang akan

dikembangkannya. Untuk menemukan tema dalam karya sastra harus disimpulkan

dari keseluruhan cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu saja.

Tema tidak sama dengan cerita tetapi tema merupakan dasar cerita, dan cerita

disusun berdasarkan tema yang ada. Dengan demikian, dapat menyampaikan

tema, makna, atau tujuan penulis cerita fiksi.

2.2.1.6 Hubungan Antarunsur Drama

Dalam naskah drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R.

setiap unsur saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Dengan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

23

beberapa tokoh dengan wataknya masing-masing, pembaca bisa berimajinasi pada

tokoh-tokoh baik itu para copet, Kiai, dan wanita muslim. Begitupula dengan alur

yang secara bertahap memaparkan rangkaian peristiwa dalam naskah drama

seolah-olah pembaca ikut dalam setiap kejadian yang terjadi di sebuah gang sepi

dekat masjid pada sebuah desa.

2.2.1.6.1 Hubungan Alur dengan Unsur yang lain

Alur dibicarakan terpisah dari penokohan dan sebagainya, pemisahan itu

sesungguhnya bersifat artifisial. Di dalam sebuah cerita unsur-unsur itu tidak

terlepas-lepas. Di dalam perkembangan cerita selalu ada interaksi antar unsur-

unsur cerita. Tentang tokoh dan alur, misalnya sulitlah mengatakan dengan pasti

mana yang lebih dahulu ada: tokoh atau alur. Ketika membicarakan sarana

pengikat peristiwa telah disinggung-singgung hubungan alur dengan tokoh dan

alur dengan tema (Kartikajati, 2009:29).

2.2.1.6.2 Hubungan Latar dengan Unsur yang lain

Meskipun di dalam suatu cerita rekaan boleh jadi latar, merupakan unsur

dominan, latar itu tidak pernah berdiri sendiri. Unsur latar merupakan bagian dari

suatu keutuhan artistic yang harus dipahami hubungannya dengan unsur-unsur

lain. Latar dapat menentukan tipe tokoh cerita, sebaliknya juga tipe tokoh tertentu

menghendaki latar yang tertentu pula. Latar juga mengungkapkan watak tokoh.

Dengan demikian latar sebagai unsur cerita dinamis yang dapat membantu

pengembangan unsur-unsur lainnya. Hubungannya dengan unsur-unsur itu boleh

jadi selaras, boleh jadi pula berkontras (Kartikajati, 2009:29).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

24

2.2.1.6.3 Hubungan Karakter dengan Unsur yang lain

Untuk membuat karakter-karakter yang meyakinkan, pengarang harus

melengkapi diri dengan pengetahuannya luar dan dalam tentang sifat tabiat

manusia, serta tentang kebiasaan bertindak dan berujar di dalam lingkungan

masyarakat yang hendak digunakannya sebagai latar. Karakter dan latar memang

merupakan dua unsur cerita rekaan yang erat hubungannya dan tunjang-

menunjang (Kartikajati, 2009:28).

2.2.1.6.4 Hubungan Bahasa dengan Unsur yang lain

Bahasa berperan besar dalam mengungkapkan buah pikiran pengarang.

Kadang-kadang tokoh cerita menyinggung secara langsung atau tidak langsung

masalah, gagasan, dan pesan yang ingin disampaikan pengarang. Pembaca akan

menyimpulkan buah pikiran itu terutama melalui bahasa tokoh cerita (Kartikajati,

2009:30).

2.2.1.6.5 Hubungan Tema dengan Unsur yang lain

Unsur tema dalam karya sastra drama yang terdiri dari masalah, pendapat

dan pesan pengarang itu secara langsung disimak oleh pembaca atau penonton

yang baik. Unsur tema itu disimak sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat

dipisahkan lagi dan menjadi kekayaan rohani pembaca. Di samping merupakan

nilai yang diterima oleh pembaca, tema pengarang itu memiliki pula beberapa

fungsi terhadap unsur-unsur drama lainnya. Tema merupakan tujuan akhir yang

harus diungkapkan oleh alur, karakter, maupun bahasa (Kartikajati, 2009:30).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

25

2.3 Kurikulum 2013

Menurut Palupi (2016: 1), kurikulum merupakan komponen penting dalam

sistem pendidikan formal atau dikenal sebagai system persekolahan. Di dalamnya

terdapat rencana pembelajaran yang mengarahkan guru dalam melaksanakan

pembelajaran kepada siswa agar mereka memiliki kesiapan pribadi dan

kemampuan sesuai kebutuhan masyarakat.

Kurikulum merupakan sebuah wadah yang akan menentukan arah

pendidikan (Fadlillah, 2014: 13). Berhasil dan tidaknya sebuah pendidikan sangat

bergantung pada kurikulum yang digunakan. Tanpa adanya kurikulum mustahil

Pendidikan akan dapat berjalan dengan baik, efektif, dan efisien sesuai yang

diharapkan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan itulah, pemerintah melalui

Kemendikbud berusaha sekuat tenaga untuk menyusun, mengembangkan dan

menetapkan sebuah kurikulum yang berlaku pada tahun pelajaran 2013/2014.

Kurikulum baru ini diperkenalkan oleh pemerintah dengan sebutan kurikulum

2013.

Menurut Fadlillah (2014: 16), kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru

yang mulai ditetapkan pada tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum ini adalah

pengembangan dari kurikulum yang telah ada sebelumnya, baik Kurikulum

Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan 2006. Hanya saja yang menjadi titik tekan pada

Kurikulum 2013 ini adalah adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan

hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

26

Adapun dimensi ketiga aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan dapat

dilihat khususnya pada jenjang SMA/MA/SKM, SKL.

2.3.1 Dimensi Sikap, memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang

beriman, berakhlak mulia, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam

menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2.3.2 Keterampilan, memiliki kemampuan piker dan tindak yang efektif dan

kreatif dalam ranah abstrak dan konkret terkait dengan pengembangan

diri yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri.

2.3.3 Pengetahuan, memiliki kemampuan prosedural dan metakognitif dalam

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan

kemanusian, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian.

2.3.1 Pembelajaran Drama di SMA

Drama mudah disesuaikan untuk dimainkan dan dinikmati masyarakat

segala umur, drama sangat tinggi nilai pendidikannya. Drama baru dapat disusun

dan dipentaskan dengan berhasil jika diikuti dengan pengamatan yang teliti baik

oleh penulis maupun pemainnya. Tokoh-tokoh Pendidikan melihat bentuk sastra

ini sebagai suatu wadah bagi generasi muda dalam menuju kedewasaan, dengan

melakukan berbagai macam peran yang perlu dipahami benar. Meskipun

barangkali tidak terlalu sulit bagi guru untuk menyiapkan para siswanya

memasuki bidang drama dengan baik, tetapi kiranya tidaklah mudah untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

27

memilih bahan yang akan disajikan, metode yang akan dipakai bagaimana

memecahkan masalah-masalah yang dihadapi para siswa.

Tujuan utama dalam mempelajari drama adalah untuk memahami

bagaimana suatu tokoh harus diperankan dengan sebaik-baiknya dalam suatu

pementasan. Untuk mempelajari pementasan ini memang tidak selalu mudah,

terutama bagi siswa yang sama sekali belum mengenal pelik-pelik keadaan suatu

pementasan drama. Untuk itu seorang guru (pelatih) drama bertanggung jawab

untuk memperkenalkan apa itu drama. Dalam memperkenalkan drama, tentu

harus mengacu dan disesuaikan kurikulum yang sedang diajarkan.

2.3.2 Rencana Pelaksnaan Pembelajaran (RPP)

Dalam kurikulum 2013, pengembangan silabus tidak lagi oleh guru, tetapi

sudah disiapkan oleh tim pengembang kurikulum, baik ditingkat pusat maupun

wilayah (Mulyasa, 2013: 80). Dengan demikian, guru tinggal mengembangkan

RPP berdasarkan buku panduan guru, buku panduan siswa dan buku sumber yang

semuanya telah disiapkan.

2.3.2.1 Pengertian RPP

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rencana yang menggambarkan

prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih

kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam silabus.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan

prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi

dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus (Majid

dan Rochman, 2014: 261). Rencana pelaksanaan pembelajaran atau yang dikenal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

28

dengan istilah RPP merupakan suatu bentuk perencanaan pembelajaran yang akan

dilaksanakan oleh pendidik dalam kegiatan pembelajaran (Fadlillah, 2014: 143).

2.3.2.2 Prinsip-prinsip Pengembangan RPP

Berbagai prinsip dalam mengembangkan atau meyususn RPP dapat

dijelaskan sebagai berikut.

2.3.2.2.1 Memperhatikan perbedaan individu peserta didik

RPP disusun dengan memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan

awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan

social, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang

budaya, norma, nilai, dan / atau lingkungan peserta didik.

2.3.2.2.2 Mendorong partisipasi aktif peserta didik

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk

mendorong motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan

semnagat belajar.

2.3.2.2.3 Mengembangkan budaya membaca dan menulis

Proses pembelajarn dirancang untuk mengembangkan kegemaran

membaca, pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk

tulisan.

2.3.2.2.4 Memberikan umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan

program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan

remadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

29

2.3.2.2.5 Keterkaitan dan keterpaduan

RPP disusun dengan memperhatikan keterkaiatan dan keterpaduan antara

SK, KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian

kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman

belajar. RPP disusun dengan mengakomodasi pembelajaran tematik, keterpaduan

lintas mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

2.3.2.2.6 Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi

RPP disusun dengan mempertimbangkan penerapan teknologi informasi

dan komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi

dan kondisi.

2.3.2.3 Komponen dan Langkah-langkah Pengembangan RPP

Berbagai langkah-langkah penyusunan RPP dapat dijelaskan sebagai berikut.

2.3.2.3.1 Mencantumkan identitas

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : XI/ II

Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar :

Indikator :

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

30

2.3.2.3.2 Mencantumkan tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran memuat pengusaan kompetensi ang bersifat

operasional yang ditargetkan/ dicapai dalam RPP (Majid & Rochman, 2014: 262).

Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada rumusan yang terdapat

dalam indikator, dalam bentuk pernyataan opersional. Tujuan pembelajaran dalam

RPP ini diharapkan siswa dapat mendeskripsikan struktur-struktur yang terdapat

dalam teks drama.

2.3.2.3.3 Mencantumkan materi pembelajaran

Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Materi dalam RPP merupakan pengembangan dari materi pokok

yang terdapat dalam silabus (Majid & Rochman, 2014: 263).

2.3.2.3.4 Mencantumkan model/ metode pembelajaran

Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula

diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada

karakteristik pendekatan atau strategi yang dipilih untuk diajarkan kepada peserta

didik (Majid & Rochman, 2014: 263).

2.3.2.3.5 Mencantumkan langkah-langkah kegiatan pembelajaran

Untuk mencapai satu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-

langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah memuat

pendahuluan/kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dan masing-

masing disertai alokasi waktu yang dibutuhkan. Akan tetapi, dimungkinkan dalam

seluruh rangkaian kegiatan, sesuai dengan karakteristik model yang dipilih,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

31

menggunakan sintaksis yang sesuai dengan modelnya. Selain itu, apabila kegiatan

disiapkan untuk lebih dari satu kali pertemuan, hendaknya diperjelas pertemuan

ke-1, ke-2 atau ke-3 (Majid & Rochman, 2014: 263).

2.3.2.3.6 Mencatumkan media/ alat/ bahan/ sumber belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang terdapat dalam

silabus. Jika memungkinkan, dalam satu perencanaan disiapkan media, alat/bahan,

dan sumber belajar. Oleh karena itu, guru harus memahami secara benar

pengertian media, alat/bahan, dan sumber belajar (Majid &Rochman, 2014: 263).

2.3.2.3.7 Mencantumkan penilaian

Penilaian dijabarkan atas jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen yang

digunakan untuk mengukur ketercapaian indicator dan tujuan pembelajaran.

Dalam penyajiannya dapat dituangkan dalam bentuk matriks horizontal maupun

vertikal (Majid &Rochman, 2014: 263-264).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (field research).

Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan

literature (kepustakaan), baik berupa buku, cacatan, maupun laporan hasil

penelitian dari hasil penelitian terdahulu (Kartikajati, 2009). Penelitian ini

menggunakan literatur berupa buku-buku yang membahas mengenai sastra dalam

bentuk prosa, puisi maupun drama. penelitian kepustakaan menggunakan data-data

atau bahan-bahan yang diperlukan dalam penyelesaian penelitian berasal dari

kepustakaan baik berupa buku-buku, ensiklopedi, kamus, jurnal, dokumen, majalah

dan lain sebagainya (Hadi, 1990).

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk

Ismadi C.R. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

struktural. Dalam pendekatan struktural konsep fungsi memegang peranan penting,

artinya unsur-unsur sebagai ciri khas teori tersebut dapat berperan secara maksimal

semata-mata dengan adanya fungsi, yaitu dalam rangka menunjukan hubungan

antar unsur-unsur yang terlibat (Johnson, 1990: 168).

Menurut Wiyatmi (2006: 89), pendekatan struktural adalah pendekatan

yang memandang dan memahami karya sastra dari segi struktur karya sastra itu

sendiri. Dalam penerapannya, pendekatan ini memahami karya sastra secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

33

tertutup tanpa melihat pengarangnya, hubungannya dengan realistis, maupun

pembaca.

3.3 Metode Penelitian

Suatu penelitian pastinya menggunakan metode. Metode diartikan sebagai

sebuah prosedur yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan (Krissandi, 2017:

28). Dalam pengertian yang lebih luas, metode dianggap sebagai cara-cara, strategi

untuk memahami realitas, langkah-langkah sistematis untuk memecahkan

rangkaian sebab akibat berikutnya (Ratna, 2004: 24). Sebagai alat, sama dengan

teori, metode berfungsi menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah

dipecahkan dan dipahami. Berdasarkan sumber bahan yang digunakan, penelitian

ini adalah peneliian kepustakaan atau disebut dengan studi pustaka. Penelitian studi

pustaka adalah penelitian yang mengkaji objek kajian berupa bahan-bahan tertulis

(Koentjaraningrat, 1991: 44).

3.4 Sumber Data

Pengumpulan data bertujuan memecahkan masalah peneitian. Sumber

tertulisnya adalah buku-buku kesusastraan yang memuat uraian atau data tentang

struktur dalam teks drama. Drama “Sebelum Sembahyang” merupakan drama bagi

remaja yang dikarang oleh Kecuk Ismadi C.R. Drama ini satu kumpulan dengan

beberapa drama lainnya, karena cerita yang ada dalam kumpulan drama tersebut

mempunyai satu kesamaan yaitu bagi kaum remaja serta sangat cocok untuk

pembelajaran drama, baik SMP maupun SMA. Kumpulan drama yang diterbitkan

pada tahun 1998 oleh Gramedia dibawah editor A. Rumadi dengan menampilkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

34

17 teks drama yang dikarang oleh beberapa pengarang salah satunya adalah Kecuk

Ismadi C.R.

Judul Buku : Kumpulan Drama Remaja

Editor Buku : A. Rumadi

Halaman Drama dalam Buku : 61‒ 67

Judul Drama : “Sebelum Sembahyang”

Pengarang Drama : Kecuk Ismadi C.R.

Penerbit Buku : Gramedia

Tahun Terbit : 1988

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik baca

dan teknik catat. Teknik baca adalah suatu kegiatan melihat bahan-bahan tertulis

berupa buku, karya ilmiah, surat kabar dan sebagianya. Setelah itu, dilakukan

kegiatan pencatatan itulah yang disebut teknik catat (Sudaryanto, 1993: 135).

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut sistematis

dan dipermudah olehnya. Instrumen penelitian alat atau fasilitas yang digunakan

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah, hasilnya lebih

baik, cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto,

2006:1630). Penelitian ini menggunakan instrumen berupa teori-teori yang diambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

35

dari buku-buku yang membahas mengenai sastra, baik dalam bentuk prosa, puisi,

maupun drama.

3.7 Teknik analisis Data

Analisis data yang digunakan oleh penulis adalah analisis kajian isi.

Menurut Moleong (1989: 220), teknik analisis kajian isi adalah teknik yang

digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan, karakteristik

pesan, dilakukan secara objektif dan sistematis. Penelitian ini menghasilkan uraian

struktur yang terdapat dalam drama

Analisis data untuk mengolah penelitian ini sebagai berikut.

3.7.1 Penulis membaca terlebih dahulu drama “Sebelum Sembahyang” karya

Kecuk Ismadi C.R.

3.7.2 Mengidentifikasi alur, karakter, latar, bahasa, dan tema.

3.7.3 Menguraikan mengenai alur, karakter, latar, bahasa, dan tema.

3.7.4 Mengidentifikasi keterkaitan antarunsur drama “Sebelum Sembahyang”

karya Kecuk Ismadi C.R.

3.7.5 Menguraikan keterkaitan antarunsur drama “Sebelum Sembahyang” karya

Kecuk Ismadi C.R.

3.7.6 Menjelaskan penerapan struktur drama dan hubungan antarunsur itu di

dalam pembelajaran.

3.8 Triangulasi Data Penelitian

Untuk memvalidkan data hasil penelitian, peneliti membuat triangulasi

yang telah diuji oleh Ibu Septina Krismawati, S.S., M.A dan dijadikan salah satu

lampiran untuk memperkuat data pembuatan skripsi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Drama “Sebelum Sembahyang” menceritakan empat orang copet, Pak Kiai,

dan wanita muslim. Para copet ini sedang bercakap-cakap disebuah gang sepi dekat

masjid pada sebuah desa. Mereka sedang memperbincangkan mengenai suara adzan,

cerita masa lalu mereka yang dulu sampai membuli sehingga membuat suasana

percakapan menjadi tegang karena copet I mengajak mereka untuk berkelahi yang

ternyata hanya sandiwara belaka.

Di tengah-tengah percakapan mereka, seorang wanita muslim lewat menuju

masjid sehingga percapan mereka berakhir dan mengalihkan pandangan mereka

kepada wanita muslim tersebut. Para copet ini berencana akan mencopet dan

memerkosa wanita mulism, tetapi hal itu tidak terjadi kerena Pak Kiai datang tepat

waktu untuk mencega para copet berbuat yang tidak diinginkan.

Pak Kiai mencoba berkomunikasi dengan para copet untuk pergi, tetapi para

copet tidak ingin mundur, akhirnya terjadi perkelahian antara para copet dan Pak

Kiai. Walaupun Pak Kiai menghadapi para copet sendirian, Pak Kiai tetap unggul

dan mengalahkan para copet hingga membuat para copet kapok dan minta ampun

kepada Pak Kiai.

Setelah para copet minta ampun, Pak Kiai mencoba memberikan nasihat

kepada mereka untuk bertobat dan menyuruh mereka memilih atas kesadarannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

37

masing-masing. Akhirnya para copet berjanji untuk kembali pada jalan dan

keyakinan mereka.

Analisis struktur pada drama bertujuan untuk memperoleh gambaran

mengenai isi drama “Sebelum Sembahyang” secara menyeluruh. Analisis ini

dilakukan dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan struktur agar kebulatan

makna drama dapat ditemukan. Struktur yang dipilih dalam penelitian ini adalah

alur, latar, karakter, bahasa, dan tema.

4.2 Struktur Drama “Sebelum Sembahyang”

4.2.1 Alur Drama “Sebelum Sembahyang”

Menurut Sudjiman (1988: 30), secara umum alur dibagi kedalam beberapa

tahapan antara lain: paparan, rangsangan, gawatan, tikaian, rumitan, klimak, leraian,

dan selesaian. Dalam menganalisis drama “Sebelum Sembahyang” menggunakan

pola seperti yang dipaparkan oleh Sudjiman. Alur yang digunakan dalam drama

“Sebelum Sembahyang” adalah alur maju. Bentuk teks yang digunakan, yaitu bentuk

teks berupa dialog antara copet I, copet II, copet III, copet IV, Kiai, dan wanita

dengan latar disebuah gang sepi dekat masjid pada sebuah desa

4.2.1.1 Eksposisi atau Paparan

Pemaparan adalah bagian karya sastra drama yang berisi keterangan

mengenai tokoh serta latar. Dalam tahapan ini pengarang memperkenalkan cara

tokoh, menjelaskan tempat peristiwa, dan menggambarkan peristiwa yang akan

terjadi (Sudjiman, 1988: 30). Pemaparan ini meliputi pemaparan munculnya para

copet pada sebuah gang sepi dekat masjid pada sebuah desa yang sedang

memperdebatkan masa lalu yang mereka sebelum menjadi seorang copet dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

38

bertemu dengan seorang wanita muslim yang kemudian mereka coba untuk

menggodanya dan berniat mencopet serta memperkosanya. Setelah itu, muncullah

Pak Kiai yang sedang lewat menuju masjid dan mencoba menghentikan para copet

berbuat jahat, tetapi para copet menentang Pak Kiai dan akhirnya terjadi perkelahian

antara Pak Kiai dan para copet. Adapun tokoh-tokoh dalam drama serta latarnya

sebagai berikut.

Para Pelaku

1. Copet I

2. Copet II

3. Copet III

4. Copet IV

5. Kiai

6. Wanita

Lokasi pada sebuah gang yang sepi dekat sebuah masjid pada sebuah desa. Terdengar

kentongan dan bedug dipukul orang, lalu disusul suara adzan.

4.2.1.2 Rangsangan

Rangsangan adalah tahapan alur ketika muncul kekuatan, kehendak, kemauan,

sikap, dan pandangan yang saling bertentangan dalam drama. Rangsangan yang terjadi

pada drama “Sebelum Sembahyang” pada saat para copet sedang bercakap-cakap,

mereka melihat seorang wanita muslim lewat yang akan pergi shalat. Para copet

mendekati wanita muslim tersebut dan mengelaurkan kata-kata gombal untuk

merayunya, tetapi wanita muslim ini cukup berani untuk berhenti lalu menatap para

copet itu satu per satu. Hal ini ditunjukan dalam kutipan berikut:

52. Copet II, III, IV : O, tidak, tidak!

(Tiba-tiba datanglah seorang wanita berkerudung

sambil membawa mukena dan sajadah untuk

shalat). (Ismadi, hal 63).

53. Copet III : Ssst! Lihat, tuh! Ada mangsa datang! (Ismadi,

hal 63 )

54. Copet II : O, iya! Waduh cantiknya, Meks! (Ismadi, hal 63)

55. Copet IV : Stop, Nona! Mau ke mana? (Wanita muslim itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

39

berhenti dan menatap komplotan itu satu per satu).

(Ismadi, hal 63)

60. Wanita Muslim : Minggir. (Sambil pasang kuda-kuda) (Ismadi,

hal 64)

61. Copet IV : Oit, melotot. Aksi! Mau melawan, ya?

(Copet IV mendekat akan mencolek, tiba-tiba

tangannya ditangkap dan diplintir, lalu ditendang)

(Ismadi, hal 64)

4.2.1.3 Gawatan

Gawatan adalah ketidakpastian yang berkepanjangan dan semakin menjadi-

jadi. Dengan adanya tegangan menjadikan penonton menyebabkan terpancing

keingintahuannya akan kelanjutan cerita serta penyelesaian masalah yang dihadapi

tokoh.

Dalam menumbuhkan gawatan pada drama “Sebelum Sembahyang” pengarang

mencoba dengan dialog yang terjadi antara copet I menghentikan keributan yang

dianggap spele dan mengarahkan pandangan mereka pada wanita yang akan menjadi

mangsa mereka yang rencananya akan dicopet dan perkosa. Tetapi rencana mereka

dicegat oleh Pak Kiai.

66. Copet I : Sudah, sudah, perkara sepele saja diributkan. Kan sekarang

ada perkara yang lebih menarik dan menguntungkan. Tuh,

tuh lihat dia mau pergi. Heit, heit, mau pergi ke mana, nih.

Ayo, Kawan cepat. Kita gasak saja. Kita preteli

perhiasannya. Kita perkosa orangnya. (Tiba-tiba datang

seorang Kiai) (Ismadi, hal 64)

67. Kiai : Ha...ha...ha... Sungguh pemandangan yang lucu.

Empat ekor serigala kelaparan mencoba memangsa kelinci

tak berdaya.Sungguh tak seimbang. (Ismadi, hal 64)

4.2.1.4 Tikaian

Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua kekuatan

yang bertentangan satu diantaranya diwakili oleh manusia atau pribadi yang biasanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

40

menjadi protagonist dalam cerita. Di sini Pak Kiai mencoba untuk mencegat para

copet, memerintahkkan Zubbaidah minyingkir dan Pak Kiai menghadapi para copet

yang tak ingin mundur dari cegatan Pak Kiai.

68. Wanita Muslim : Guru! (Ismadi, hal 64) 69. Kiai : Minggirlah, Zubbaidah, mereka bukan lawanmu. Dan mereka

memang patut diberi pelajaran. (Ismadi, hal 64) 70. Copet I :Siapa kamu? Minggir! Kalau tidak parangku, Kiai

Kalamenjing ini, akan merobek tubuhmu. (Ismadi, hal 64) 71. Kiai : Oke,aku tidak mau minggir. Kalau memang penasaran

majulah! (Ismadi, hal 64)

4.2.1.5 Rumitan

Rumitan adalah pemaparan tahapan ketika suasana semakin panas karena

konflik semakin mendekati puncaknya. Rumitan mempersiapkan penonton untuk

menerima dampak dari klimaks. Dalam drama “Sebelum Sembahyang” dapat dilihat

terjadi perkelahian antara Pak Kiai dan para copet. Perkelahian berawal ketika para

copet mencoba berbuat jahat kepada seorang wanita, lalu datang Pak Kiai datang untuk

menceganya. Dalam kutipan ditunukkan sebagai berikut:

72. Copet I : Bangsat!

(Terjadi perkelahian, Kiai dikerubuti, tetapi tetap unggul)

(Ismadi, hal 64)

73. Copet III : Aduh, waduh bingung. Aku kapok. Pak Kiai, kapok!

(Ismadi, hal 65)

74. Copet IV : Waduh kepalaku banjut. Ampun! (Ismadi, hal 65)

75. Copet II : Seluruh tubuhku rasanya ngilu semuanya. Jangan, Pak Kiai,

saya jangan dipukuli lagi. (Ismadi, hal 65)

4.2.1.6 Klimaks

Klimaks adalah titik puncak sebuah cerita. Peristiwa dalam tahap ini adalah

mengubah dari nasib seorang tokoh. Rumitan merupakan puncak yang diikuti krisis

atau titik balik. Dalam drama “Sebelum Sembahyang” ini dapat dilihat ketika para

copet melawan Pak Kiai seorang diri, tetapi dengan keberanian Pak Kiai tetap unggul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

41

walaupun seorang diri mengahadapi copet empat orang. Setelah Pak Kiai menghajar

para copet, mereka akhirnya menjadi kapok. Kemudian Pak Kiai memberikan nasihat

kepada para copet untuk tidak berbuat jahat lagi. Hal ini dapat dilihat pada kutipan

berikut.

76. Copet I : Saya juga kapok, Pak Kiai. (Ismadi, hal 65)

77. Kiai : Benarkah kalian sudah kapok? (Ismadi, hal 65)

78. Copet I : Iya, Pak Kiai. Sungguh! (Ismadi, hal 65)

89. Kiai : Pada mulanya kalian ini adalah fitrah. Namun orang

tuamu telah salah dalam menjuruskan kalian. Di samping

kalian sendiri salah dalam memilih teman bergaul. Saya

tidak akan berkata panjang lebar. Hanya saya akan

menawarkan pada kalian. Jika kalian ingin meluruskan

jalan kalian, saya sanggup memberi petunjuk. Jika tidak,

toh itu urusan kalian juga. Aku akan segera meneruskan

perjalanan. (Ismadi, hal 65- 66)

4.2.1.7 Leraian

Tahap leraian merupakan bagian dari alur setelah tercapainya klimaks dan

krisis, merupakan peristiwa yang menunjukan perkembangan lakuan kearah selesaian.

Dalam hal ini kadar pertentangan mereda. Ketengangan emosional menyusut. Suasana

panas mulai mendingin. Menuju kembali pada keadaan semula seperti sebelum terjadi

pertentangan leraian dalam teks drama ini ditandai dengan nasehat sekaligus tawaran

untuk memberikan petunjuk yang diberikan oleh Pak Kiai supaya para copet kembali

meluruskan jalan mereka masing-masing.

90. Copet II :Kawan-kawan alangkah baiknya tawaran Pak Kiai. Kita

tellah ditaklukkannya. Dan jadi berandal pun lama-lama

bosan juga Pikiran selalu tidak tenang dan khawatir. Oh aku

jadi ingat sebuah nasihat.“Bahwa Tuhan tidak akan

mengubah nasib seseorang jika orang itu sendiri tidak mau

mengubah”. Betul begitu bukan, Pak Kiai? (Ismadi, hal 66)

91. Kiai :Ya, demikianlah. Sekarang bagaimana? (Ismadi, hal 66)

92. Copet III : Saya nurut saja, deh, kepada Pak Kiai. (Ismadi, hal 66)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

42

4.2.1.8 Selesaian

Tahap penyelelesaian ini merupakan bagian dari alur drama. Akhir dari

selesaian dalam drama “Sebelum Sembahyang” ini saat adanya perkacapan dari para

copet, dan Pak Kiai yang mengucapkan pamitan dan salam perpisahan kepada teman-

temanya untuk memulai hidup yang baru.

101. Copet II : Yuk, ikut saja deh. Saya ikut Anda. Pak Kiai. (Ismadi,

hal 66)

102. Copet I : Saya juga Pak Kiai. (Ismadi, hal 66)

103. Copet III : Saya juga, Pak. Tapi saya diajari wudhu dulu. (Ismadi,

hal 66)

104. Kiai : Baik! Marilah! (Ismadi, hal 66)

105. Copet IV : Saya pulang dulu, Pak Kiai. Kawan-kawan selamat

berpisah. Selamat berjalan di rel yang baru. Saya akan

pergi ke gereja mulai besok Minggu. (Ismadi, hal 67)

4.2.2 Latar Drama “Sebelum Sembahyang”

Latar merupakan salah satu unsur pembangun karya fiksi. Unsur latar dapat

dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial (Nurgiyantoro,

2007: 227). Ketiga unsur itu walaupun masing-masing menawarkan permasalahan

yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan

dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

Latar peristiwa dalam drama “Sebelum Sembahyang” ini meliputi latar tempat,

latar waktu, dan latar sosial. Pelukisan latar di dalam karya sastra ini sangat

bermanfaat untuk menghidupkan suasana peristiwa sehingga pembaca dengan mudah

menangkap isi cerita. Peristiwa dalam cerita tidak mungkin terjadi. Oleh karena itu,

latar dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran di SMA. Siswa dapat berpikir

dengan mudah mengenai analisisnya, bahwa setiap peristiwa pasti terdapat tempat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

43

yang menjadi pijakan para tokoh. Demikian halnya siswa dalam menjalani hidupnya

sangat terikat oleh tempat, waktu, dan sosial.

4.2.2.1 Latar Tempat

Latar tempat menyarankan pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan

dalam sebuah karya fiksi. Dalam drama “Sebelum Sembahyang” ini latar tempatnya

terjadi disebuah gang sepi dekat masjid disebuah desa. Hal ini ditunjukan dalam

kutipan berikut:

Panggung menggambarkan suatu lokasi. Pada sebuah gang yang sepi dekat

sebuah masjid pada sebuah desa. Terdengar kentongan dan bedug dipukul

orang, lalu disusul suara adzan. (Ismadi, hal 61)

4.2.2.2 Latar Waktu

Penggambaran latar waktu dalam drama “Sebelum Sembahyang” terjadi pada

sore hari saat copet I, II, III, dan IV berada di gang sepi dekat masjid terdengar

kentongan dan bedung dipukul orang, lalu disusul suara adzan. Kenapa peneliti

mengatakan latar waktunya terjadi sore hari, karena di agama Islam terjadi lima kali

adzan dalam sehari dan biasa terdengar kentongan dan bedug dipukul yang sering

peneliti lihat di televisi serta bertanya ke beberapa teman muslim kalau kentongan dan

bedug dipukul biasa lebih sering terjadi pada sore hari. Penggambaran latar dalam

drama itu dapat dilihat dari kutiban berikut ini.

Terdengar kentongan dan bedug dipukul orang, lalu disusul suara adzan.

(Ismadi, hal 61)

01. Copet III : Itu suara apa? (Ismadi, hal 61)

02. Copet II : Suara orang adzan? (Ismadi, hal 61)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

44

4.2.2.3 Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata

cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dalam lingkup yang

cukup kompleks. Gambaran latar sosial yang terdapat dalam drama “Sebelum

Sembahyang” adalah taat agama, adanya sikap rasa peduli terhadap sesama, toleransi

yang berbeda keyakinan. Hal ini terdapat pada kutipan berikut.

93. Copet IV : Tapi gimana? Saya ini beragama Katholik, Pak Kiai.

Pakde saya ada yang jadi Pastur. Saya sejak lahir telah

dikukuhkan sebagai umat Kristiani, saya telah dibaptis.

Nama saya Fransiscus Xaverius Boiman. (Ismadi, hal 66)

94. Kiai : Oh, begitu! Jika demikian pulanglah kamu ke haribaan

agamamu. Minta ampunlah kepada orang tuamu. Segera

bertaubatlah kepada Allah dengan mengaku dosa lewat

pastur. Dan jalankan kehidupan Liturgi yang telah lama kau

lupakan. Rajin-rajinlah ke gereja, sesudah mengaku dosa

pada pasturnya. (Ismadi, hal 66)

4.2.3 Karakter

Menurut Wiyanto (2002: 27), Karakter atau perwatakan adalah keseluruhan

ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama. Seorang tokoh bisa saja berwatak

sabar, ramah, dan suka menolong. Sebaliknya, bisa saja tokoh berwatak pemberang,

suka marah, dan keji. Karakter drama “Sebelum Sembahyang” dianalisis dengan cara

membaca naskah drama dan melihat penggambaran penulis pada bentuk fisik

karaktek-karakter yang meliputi antara lain: umur, jenis kelamin, bentuk tubuh,

penampilan dan ciri khas yang membuat penikmat mudah mengenali karakter-karakter

tersebut. Apakah orang itu humoris, periang, bijak, ceroboh, serius, atau orang yang

suka main-main. Selain itu, dengan mengenal karakter jalan cerita dan inti dari cerita

akan lebih mudah kita pahami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

45

Drama “Sebelum Sembahyang” Kecuk Ismadi C.R. ini menghadirkan enam

karakter yang bermain dalam pementasan. Karakter-karakter tersebut yang pertama

adalah copet I, copet II, copet III, IV, wanita muslim, dan Kiai.

4.2.3.1 Karakter Copet I

Karakter copet I suka bercanda, mampu bersandiwara di depan teman-

temannya sehingga membuat mereka sampai ketakutan. Tetapi, dibalik sifat

kemarahannya pada waktu bersandiwara di depan teman-temanya, copet I orangnya

rama, baik dan setiakawan.

36. Copet I : Ayo, jangan bisik-bisik melulu. Ayo lawan aku! Saya anak

turunan Prabu Menakjingga yang perkasa. Ayo! Majulah!

Ini dia pangeran dari Blambangan. (Tiga copet yang lain

menjadi semakin ketakutan, setiap digertak mereka semakin

mengkeret dan mundur. Ketakutan memuncak, tiba- tiba

copet I tertawa terbahak-bahak yang lain jadi terkejut/heran)

? (Ismadi, hal 62-63)

44. Copet I : Edan apa? Masak sama kawan sendiri kok marah?

(Ismadi, hal 63)

4.2.3.2 Copet II

Karakter copet II lebih sering mengeluarkan kata-kata kasar. Dia juga pernah

menjadi seorang santri, karena kenakalannya kabur dari pondok gara-gara mencuri

petromaks dan akhirnya menjadi seorang copet.

02. Copet II : Adzan, Goblok! (Ismadi, hal 61)

03. Copet II : Adzan, tuli? (Ismadi, hal 61)

27. Copet II : Ya, jadi wong edan! (Semuanya tergelak-gelak)

(Ismadi, hal 62)

81. Copet II : Lho, diam-diam saya dulu pernah jadi santri di pondok, Pak

Kiai. (Ismadi, hal 65)

83. Copet II : Itulah Pak Kiai saya lari dari pondokgara-gara mencuri

petromaks. (Ismadi, hal 65)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

46

4.2.3.3 Copet III

Copet III terlahir dari keluarga yang kacau balau, bapaknya adalah seorang

tukang kepruk dan ibunya seorang pelacur jalanan sehingga membuatnya kurang

mendapat perhatian dari orang tua. Terlihat bahwa copet III tidak peduli dengan

keagamaan selama ini sehingga pemahamannya tentang ajaran agama menjadi kurang.

Selain itu, copet III juga gampang mengeluarkan kata-kata kasar. Dibalik sikapnya

yang tidak peduli, copet III berkeinginan untuk menjadi seorang dramawan besar. Hal

ini dapat dilihat dari percakapan-percakpan yang dipaparkan oleh penulis untuk

karakter seorang copet III dibawah ini.

04. Copet III : Itu suara apa? (Ismadi, hal 61)

08. Copet III : Adzan itu panggilan untuk menjalankan sembahyang. Iya

kan? Benar, kan? (Ismadi, hal 61)

21. Copet III : Jebulnya pensiunan wong edan! Hahahaha bekas orang gila.

(Saling Tertawa) Jebolan rumah sakit jiwa. (Ismadi, hal 62)

25. Copet III : Kalau saya cocoknya jadi dramawan besar seperti

Shakespeare, Anton Chekov, Stanislavky atau paling tidak

Rendra. (Ismadi, hal 62)

4.2.3.4 Copet IV

Karakter copet IV yang dipaparkan dalam teks drama meskipun dia seorang

copet, tetapi masih menunjukkan adanya kebaikan dalam hatinya untuk menghargai

agama lain. Hal ini dapat dilihat dari percakapannya dengan copet I ketika mengatakan

kalau adzan hampir sama dengan edan dan copet IV mengingatkan untuk tidak

menjelekkan karena dosa. copet IV juga mudah ketakutan hingga kencing dicelana

pada saat copet I pura-pura marah. Disamping itu, copet IV ini suka menggombal

wanita untuk mendapatkan perhatian. Hal ini dapat dilihat dari percakapan-percakapan

yang dipaparkan oleh penulis untuk karakter seorang copet IV dibawah ini.

10. Copet I : Adzan! Adzan! Wah baru kali ini aku dengar istilah itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

47

Kok, hampir sama, ya? Adzan! Edan! (Ismadi, hal 61)

11. Copet IV : Hussss, dosaaaa! Dosa lho. Kamu (Ismadi, hal 61)

33. Copet IV : Wah, gawat nih. Dia marah sungguhan. Cilaka kita bakal

dihajarnya. (Ismadi, hal 62)

45. Copet IV : Wah, kalau tahu kau tadi tidak marah saya tidak akan

ketakutan seperti ini. Nih, lihat, gara-gara kamu pura-pura

marah, saya sampai terkencing kencing di celana. Lihat,

celanaku basah kuyup. (Ismadi, hal 63)

55. Copet IV : Stop, Nona! Mau ke mana? (Wanita muslim itu berhenti dan

menatap komplotan itu satu per satu) (Ismadi, hal 63)

59. Copet IV : Lho, lho, nanti dulu, Nona Ayu. Pertanyaanku belum

dijawab, bukan? Mau ke mana bidadariku? (Ismadi, hal 64)

61. Copet IV : Oit, melotot. Aksi! Mau melawan, ya?

(Copet IV mendekat akan mencolek, tiba-tiba tangannya

ditangkap dan diplintir, lalu ditendang) (Ismadi, hal 64)

62. Copet IV : Waduh-waduh! Tiada kusangka kalau dia pandai pencak

silat. (Ismadi, hal 64)

74. Copet IV : Waduh kepalaku banjut. Ampun! (Ismadi, hal 65)

93. Copet IV : Tapi gimana? Saya ini beragama Katholik, Pak

Kiai. Pakde saya ada yang jadi Pastur. Saya sejak lahir telah

dikukuhkan sebagai umat Kristiani, saya telah dibaptis.

Nama saya Fransiscus Xaverius Boiman. (Ismadi, hal 66)

95. Copet IV : Terima kasih, Pak Kiai! (Terdengar suara iqamah di mesjid)

(Ismadi, hal 66)

105. Copet IV : Saya pulang dulu, Pak Kiai. Kawan-kawan selamat berpisah.

Selamat berjalan di rel yang baru. Saya akan pergi ke gereja

mulai besok Minggu. (Ismadi, hal 67)

4.2.3.5 Kiai

Karakter dari seorang pak Kiai sebagai tokoh agama, orangnya bijaksana dalam

mengambil sebuah tindakan membela kaum lemah. Sebagai tokoh agama, pak Kiai

selalu memberikan arahan kepada mereka yang jalannya tersesat. Kebijakan pak Kiai

dapat dilihat ketika berhadapan dengan para copet yang mencoba berbuat jahat

terhadap seorang wanita muslim yang hendak pergi ke masjid. Pak Kiai memberikan

tawaran dan petunjuk kepada para copet untuk meluruskan jalan mereka kembali

supaya tidak berbuat jahat. Hal ini dapat dilihat dari percakapan-percakpan yang

dipaparkan oleh penulis untuk karakter seorang pak Kiai dibawah ini.

67. Kiai : Ha...ha...ha... Sungguh pemandangan yang lucu. Empat ekor

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

48

serigala kelaparan mencoba memangsa kelinci tak berdaya.

Sungguh tak seimbang. (Ismadi, hal 64)

69. Kiai : Minggirlah, Zubbaidah, mereka bukan lawanmu. Dan

mereka memang patut diberi pelajaran. (Ismadi, hal 64)

71. Kiai : Oke,aku tidak mau minggir. Kalau memang penasaran

majulah! (Ismadi, hal 64)

77. Kiai : Benarkah kalian sudah kapok? (Ismadi, hal 65)

80. Kiai : Allaaaa! Pakai yakin “ainul yakin” segala. (Ismadi, hal 65)

81. Kiai : Lha, kenapa sekarang kok mrandal? (Ismadi, hal 65)

84. Kiai : Dasar! Lha kamu? (Ismadi, hal 65)

88. Kiai : Astagfirullah! Manusia memang tidak akan mengetahui apa

yang akan menjadi rencana-rencana Allah. Tuhan memang

mengemudi kita semua. Tetapi jika kalian terjerumus ke

jurang yang penuh onak dan cadas, jangan kalian salahkan

Tuhan. Sebab kalian telah turuti bujukan syaitan nirajim!

(Semua orang bengong, lalu bersama-sama mengangkat

tangan, seperti gaya orang mendoa “Amin” dalam kenduri)

(Ismadi, hal 65-66)

89. Kiai : Pada mulanya kalian ini adalah fitrah. Namun orang tuamu

telah salah dalam menjuruskan kalian. Di samping kalian

sendiri salah dalam memilih teman bergaul. Saya tidak akan

berkata panjang lebar. Hanya saya akan menawarkan pada

kalian. Jika kalian ingin meluruskan jalan kalian, saya

sanggup memberi petunjuk. Jika tidak, toh itu urusan kalian

juga. Aku akan segera meneruskan perjalanan. (Ismadi,

hal 66)

91. Kiai : Ya, demikianlah. Sekarang bagaimana? (Ismadi, hal 66) 94. Kiai : Oh, begitu! Jika demikian pulanglah kamu ke haribaan

agamamu. Minta ampunlah kepada orang tuamu. Segera

bertaubatlah kepada Allah dengan mengaku dosa lewat

pastur. Dan jalankan kehidupan Liturgi yang telah lama kau

lupakan. Rajin-rajinlah ke gereja, sesudah mengaku dosa

pada pasturnya. (Ismadi, hal 66)

4.2.3.6 Wanita

Karakter seorang wanita wuslim, yaitu rajin beribadah tidak banyak bicara,

tetapi dia selalu siap dan waspada apabila ada yang berbuat jahat terhadapnya. Ketika

para copet mencoba mendekati dan merayunya, dia mengelak dan memasang kuda-

kuda seakan siap meladeni para copet. Peran dari seorang wanita muslim pada diaolog

tidak benyak. Hal ini dapat dilihat dari kutipan berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

49

60. Wanita Muslim : Minggir. (Sambil pasang kuda-kuda) (Ismadi, hal 64)

68. Wanita Muslim : Guru! (Ismadi, hal 64)

4.2.4 Bahasa Drama “Sebelum Sembahyang”

Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami sehingga penonton atau

pembaca dengan mudah mengikuti jalan ceritanya meskipun ada satu dua kata

menggunakan bahasa daerah. Pemilihan bahasa yang dilakukan pengarang dibuat

mudah karena drama “Sebelum Sembahyang” merupakan drama yang ditujukan bagi

kaum remaja. Kosakata yang tepat membuat drama “Sebelum Sembahyang” dengan

cepat membawa penonton dalam penyelesaian cerita. Penggunaan bahasa sehari-hari

dalam drama “Sebelum Sembahyang” merupakan bahasa yang dapat membawa

penonton atau pembaca masuk kedalam cerita.

4.2.4.1 Pilihan Kata

Kata-kata yang dipakai dalam drama “Sebelum Sembahyang” menggunakan

kata-kata yang sederhana. Drama “Sebelum Sembahyang” menceritakan aksi dalam

mencopet, bahasa yang dipakai mudah untuk dimengerti. Dengan kata lain, drama ini

menggunkan bahasa sehari-hari dan tidak terlalu formal sehingga dialognya seakan-

akan yang berperan dalam cerita adalah penonton atau pembaca.

66. Copet I : Sudah, sudah, perkara sepele saja diributkan. Kan sekarang

ada perkara yang lebih menarik dan menguntungkan. Tuh,

tuh lihat dia mau pergi. Heit, heit, mau pergi ke mana, nih.

Ayo, Kawan cepat. Kita gasak saja. Kita preteli

perhiasannya. Kita perkosa orangnya. (Tiba-tiba datang

seorang Kiai) (Ismadi, hal 64)

67. Kiai : Ha...ha...ha... Sungguh pemandangan yang lucu. Empat

serigala kelaparan mencoba memangsa kelinci tak berdaya.

Sungguh tak seimbang. (Ismadi, hal 64)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

50

4.2.4.2 Pola Kalimat dan Bentuk Sintksis

Kalimat-kalimat yang terdapat dalam drama “Sebelum Sembahyang” tidak

hanya terdiri dari kalimat pokok saja, tetapi terdiri dari beberapa kalimat pokok yang

dihubungkan dengan kata perangkai atau kalimat penghubung dana kalimat bawahan.

Dengan demikian penceritaan drama “Sebelum Sembahyang” dapat lebih jelas

ditangkap dan dipahami oleh pembaca walaupun kalimatnya terlalu Panjang dan rumit.

Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut.

90. Copet II : Kawan-kawan alangkah baiknya tawaran Pak Kiai. Kita

tellah ditaklukkannya. Dan jadi berandal pun lama-lama

bosan juga. Pikiran selalu tidak tenang dan khawatir. Oh aku

jadi ingat sebuah nasihat. “Bahwa Tuhan tidak akan

mengubah nasib seseorang jika orang itu sendiri tidak mau

mengubah”. Betul begitu bukan, Pak Kiai? (Ismadi, hal 66)

4.2.5 Tema Drama “Sebelum Sembahyang”

Melalui karakter-karakter drama “Sebelum Sembahyang” Kecuk Ismadi C.R.

menghadirkan penilaian terhadap berbagai permasalahan dalam kehidupan remaja

baik berkaitan dengan pengetahuan, kemampuan, dan perkembangan jiwa remaja.

Karakter-karakter dalam drama “Sebelum Sembahyang” terlihat bahwa

permasalahan yang ditampilkan adalah permasalahan lingkungan masyarakat. Dalam

lingkungan tersebut menhadirkan karakter yang sangat tidak asing bagi kehidupan

masa remaja seperti yang ditampilkan oleh para copet yang menjadi penyakit

masyarakat terutama remaja.

Sikap para remaja, seperti yang ditampilkan para copet tidak dapat berubah

begitu saja tanpa adanya bimbingan dari keluarga terutama orang tua, masyarakat,

dan tokoh agama. Dalam drama “Sebelum Sembahyang” salah satu tokoh agama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

51

dihadirkan di sana untuk menyadarkan kembali para copet ke jalan yang benar. Oleh

karena itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa tema yang terkandung dalam drama

“Sebelum Sembahyang” adalah kebijakan seorang Pak Kiai yang membuat para

copet sadar dan bertobat menuju jalan dan keyakinannya masing-masing. Gambaran

mengenai citra Pak Kiai sebabagi salah satu tokoh agama patut diteladani.

89. Copet II : Kawan-kawan alangkah baiknya tawaran Pak Kiai. Kita

tellah ditaklukkannya. Dan jadi berandal pun lama-lama

bosan juga. Pikiran selalu tidak tenang dan khawatir. Oh aku

jadi ingat sebuah nasihat. “Bahwa Tuhan tidak akan

mengubah nasib seseorang jika orang itu sendiri tidak mau

mengubah”. Betul begitu bukan, Pak Kiai? (Ismadi, hal 66)

90. Kiai : Ya, demikianlah. Sekarang bagaimana? (Ismadi, hal 66)

91. Copet III : Saya nurut saja, deh, kepada Pak Kiai. (Ismadi, hal 66)

92. Copet IV : Tapi gimana? Saya ini beragama Katholik, Pak Kiai. Pakde

saya ada yang jadi Pastur. Saya sejak lahir telah dikukuhkan

sebagai umat Kristiani, saya telah dibaptis. Nama saya

Fransiscus Xaverius Boiman. (Ismadi, hal 66)

93. Kiai : Oh, begitu! Jika demikian pulanglah kamu ke haribaan

agamamu. Minta ampunlah kepada orang tuamu. Segera

bertaubatlah kepada Allah dengan mengaku dosa lewat

pastur. Dan jalankan kehidupan Liturgi yang telah lama kau

lupakan. Rajin-rajinlah ke gereja, sesudah mengaku dosa

pada pasturnya. (Ismadi, hal 66)

4.2.6 Hubungan Antarunsur Drama “Sebelum Sembahyang”

Pada dasarnya analisis struktur bertujuan untuk memaparkan secermat

mungkin fungsi dan keterkaitan antar berbagai unsur karya sastra yang secara

bersama menghasilkan sebuah kemenyeluruhan.

4.2.6.1 Hubungan Alur dengan Unsur yang lain

Alur dibicarakan terpisah dari tokoh. Unsurnya juga tidak saling terlepas. Di

dalam sebuah cerita selalu ada interaksi antarunsur. Misalnya tokoh dan alur sangat

erat hubungannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

52

Di dalam drama “Sebelum Sembahyang” ini menunjukkan adanya alur lurus

yang menggambarkan peristiwa tanpa adanya penggambaran masa lalu. Tokoh juga

mengalami perubahan dan perkembangan ke arah yang lebih baik. hal ini

ditunjukkan dengan adanya gambaran tokoh Pak Kiai yang membuat para copet

kembali ke jalan yang benar. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut.

91. Copet II : Kawan-kawan alangkah baiknya tawaran Pak Kiai. Kita

tellah ditaklukkannya. Dan jadi berandal pun lama-lama

bosan juga. Pikiran selalu tidak tenang dan khawatir. Oh aku

jadi ingat sebuah nasihat. “Bahwa Tuhan tidak akan

mengubah nasib seseorang jika orang itu sendiri tidak mau

mengubah”. Betul begitu bukan, Pak Kiai? (Ismadi, hal 66)

92. Kiai : Ya, demikianlah. Sekarang bagaimana? (Ismadi, hal 66)

93. Copet III : Saya nurut saja, deh, kepada Pak Kiai. (Ismadi, hal 66)

4.2.6.2 Hubungan Latar dengan Unsur yang lain

Latar tidak pernah berdiri sendiri dan dari suatu keutuhan artistik yang harus

dipahami di dalam hubungannya dengan unsur-unsur yang lain. Latar dapat

menentukan tipe tokoh cerita. Latar juga mengungkapkan watak tokoh. Dalam drama

“Sebelum Sembahyang” ini menunjukan hubungan latar yang dapat mempengaruhui

unsur lain, hal ini ditunjukan dengan penggambaran tokoh yang mengalami tiap

peristiwa tentu terikat oleh waktu, tempat dan lingkungan sekitarnya yang menjadi

tempat tinggal tokoh. Hal ini ditunjukkan dalam kutipan berikut.

Pengarang : menggambarkan tempat pada sebuah gang sepi dekat sebuah

masjid pada sebuah desa di sore hari. Terdengar kentongan dan

bedug dipukul orang, lalu disusul suara adzan. (Ismadi, hal. 61)

4.2.6.3 Hubungan Karakter dengan Unsur yang lain

Untuk membuat karakter-karakter yang meyakinkan, pengarang harus

melengkapi diri dengan pengetahuannya luar dan dalam tentang sifat tabiat manusia,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

53

serta tentang kebiasaan bertindak dan berujar di dalam lingkungan masyarakat yang

hendak digunakannya sebagai latar. Karakter dan latar memang merupakan dua

unsur cerita rekaan yang erat hubungannya dan tunjang-menunjang (Kartikajati,

2009:28). Setiap karakter yang terdapat dalam drama “Sebelum Sembahyang”

sangatlah berbeda-beda, tetapi pada dasarnya para copet masih mempunyai hati

nurani. Hal ini dapat dilihat dalam kutipan berikut.

Para Pelaku

(1) Copet I (2) Copet II (3) Copet III (4) Copet IV (5) Kiai (6) Wanita

Panggung: Lokasi pada sebuah gang yang sepi dekat sebuah masjid pada sebuah

desa. Terdengar kentongan dan bedug dipukul orang, lalu disusul suara adzan.

90. Copet II : Kawan-kawan alangkah baiknya tawaran Pak Kiai. Kita

tellah ditaklukkannya. Dan jadi berandal pun lama-

lama bosan juga. Pikiran selalu tidak tenang dan

khawatir. Oh aku jadi ingat sebuah nasihat. “Bahwa

Tuhan tidak akan mengubah nasib seseorang jika orang

itu sendiri tidak mau mengubah”. Betul begitu bukan,

Pak Kiai?

4.2.6.4 Hubungan Bahasa dengan Unsur yang lain

Bahasa berperan besar dalam mengungkapkan buah pikiran pengarang.

Kadang-kadang tokoh cerita menyinggung secara langsung atau tidak langsung

masalah, gagasan, dan pesan yang ingin disampaikan pengarang. Pembaca akan

menyimpulkan buah pikiran itu terutama melalui bahasa tokoh cerita (Kartikajati,

2009:30).

90. Copet II : Kawan-kawan alangkah baiknya tawaran Pak Kiai. Kita

tellah ditaklukkannya. Dan jadi berandal pun lama-lama

bosan juga. Pikiran selalu tidak tenang dan khawatir. Oh aku

jadi ingat sebuah nasihat. “Bahwa Tuhan tidak akan

mengubah nasib seseorang jika orang itu sendiri tidak mau

mengubah”. Betul begitu bukan, Pak Kiai? (Ismadi, hal 66)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

54

4.2.6.5 Hubungan Tema dengan Unsur yang lain

Keterkaitan antarunsur yang membentuk drama “Sebelum Sembahyang”

terdiri atas: alur, latar, karakter, bahasa, dan tema mempunyai bentuk sebagai satu

kesatuan dalam membentuk cerita drama. Unsur tema terdiri atas masalah, pendapat,

dan pesan yang pengarang/penulis. Tema mempengaruhi unsur-unsur drama lain.

Tema merupakan tujuan akhir dan menjadi dominan dari unsur drama yang lain.

Drama “Sebelum Sembahyang” berbagai masalah yang dihadapi dalam dunia

remaja saat ini, maka pendapat setiap pembaca pasti berbeda-beda dan pengarang

memberikan pesan kepada pembaca agar setiap tindakan yang merugikan orang lain

dapat disadari dengan baik.

Alur yang disajikan menggunakan alur maju dengan latar pada sebuah gang

sepi dekat sebuah masjid pada sebuah desa yang pemimpin agama dan para copet

mempunyai beragam karakter dan bahasa yang digunakan sederhana serta mudah

dipahami. Keterkaitan antarunsur dalam drama “Sebelum Sembahyang” juga dapat

dilihat dari tema yang terkandung didalamnya mengarah pada penyelesaian masalah

yang harus diselesaian oleh kebijakan Kiai dengan kata-katanya serta para copet

yang ingin mendengarkan sehingga membuat mereka berobat.

89. Kiai : Ya, demikianlah. Sekarang bagaimana? (Ismadi, hal 66)

90. Copet III : Saya nurut saja, deh, kepada Pak Kiai. (Ismadi, hal 66)

91. Copet IV : Tapi gimana? Saya ini beragama Katholik, Pak Kiai. Pakde

saya ada yang jadi Pastur. Saya sejak lahir telah dikukuhkan

sebagai umat Kristiani, saya telah dibaptis. Nama saya

Fransiscus Xaverius Boiman. (Ismadi, hal 66)

92. Kiai : Oh, begitu! Jika demikian pulanglah kamu ke haribaan

agamamu. Minta ampunlah kepada orang tuamu. Segera

bertaubatlah kepada Allah dengan mengaku dosa lewat

pastur. Dan jalankan kehidupan Liturgi yang telah lama kau

lupakan. Rajin-rajinlah ke gereja, sesudah mengaku dosa

pada pasturnya. (Ismadi, hal 66)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

55

4.3 Rancangan Pembelajaran drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk

Ismadi C.R dalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SMA

Pembelajaran sastra, khususnya drama di sekolah sampai saat ini masih

menitikberatkan pada aspek kognitif atau pengetahuan saja. Akibatnya, para siswa

hanya mampu mengetahui atau mungkin hafal istilah yang ada dalam teori drama.

Keadaan seperti ini saja tidak dapat dijadikan tuntutan agar siswa mampu aktif dalam

satu kegiatan. Untuk dapat menyampaikan materi pembelajaran drama dengan baik,

diperlukan tenaga pengajar yang benar-benar mampu mengusai seluk-seluk drama,

baik secara teori maupun praktik. Upaya yang pertama kali harus dilakukan untuk

meningkatkan kemampuan apresiasi drama pada siswa adalah meningkatkan minat dan

kemampuan kita sebagai pengajar.

4.3.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran yang

dikembangkan dan bagian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran. RPP

terdiri beberapa bagian, yaitu: (1) data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/semester; (2)

materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indicator

pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pemebelajaran; (6) media,

alat dan sumber belajar: (7) langkah-langkah pembeajaran; dan (8) penilaian. (Majid,

2014: 87).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

56

4.3.2 Pembahasan

4.3.2.1 Struktur Drama

Menurut Nurgiyantoro (1995: 36), struktur karya sastra adalah hubungan antara

unsur intrinsik yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling memengaruhi,

yang secara bersama membentuk kesatuan yang utuh. Unsur-unsur inilah yang

menyebabkan karya sastra hadir sebagai karya sastra.

Struktur yang terdapat dalam drama “Sebelum sembahyang”, yaitu alur,

karakter, latar, bahasa dan tema. Dilihat dari analisis alur dalam drama “Sebelum

sembahyang” maka dapat disimpulkan alur merupakan urutan-urutan peristiwa dalam

setiap cerita. Hal ini dimaksudkan agar cerita dapat berjalan dengan baik dan utuh,

sehingga makna dapat dicapai. Pembagian alur dalam drama ini antara lain; eksposisi,

rangsangan, gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian, dan penyelesaian. Dari urutan-

urutan alur itu, maka cerita dapat terangkai secara jelas.

Masalah demi masalah dapat terlihat dalam setiap dialog para tokoh yang

mengalami perubahan diri yang diagambarkan dalam setiap peristiwa. Alur merupakan

salah satu struktur drama yang dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran drama di

SMA. Alur mempermudah siswa dapat menganalisis struktur drama. Siswa dapat

memahami rangkaian peristiwa dalam drama maupun dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga siswa dapat bercermin dari hal itu. Guru sebagai pendidik harus dapat

mengarahkan siswanya ketika menganalisis drama. hal ini diaksudkan agar siswa juga

dapat memaknai setiap peristiwa dalam drama “Sebelum sembahyang” maupun dalam

kehidupan sehari-hari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

57

Karakter drama “Sebelum Sembahyang” dianalis dengan cara membaca naskah

drama dan melihat penggambaran penulis pada bentuk fisik karaktek-karakter yang

meliputi antara lain: umur, jenis kelamin, bentuk tubuh, penampilan dan ciri khas yang

membuat penikmat mudah mengenali karakter-karakter tersebut. Apakah orang itu

pergau, humoris, periang, bijak, ceroboh, serius, atau orang yang suka main-main.

Selain itu, dengan mengenal karakter jalan cerita dan inti dari cerita akan lebih mudah

kita pahami. Drama “Sebelum Sembahyang” Kecuk Ismadi C.R. ini menghadirkan

enam karakter yang bermain dalam pementasan. Karakter-karakter tersebut yang

pertama adalah copet I, copet II, copet III, IV, wanita muslim, dan Pak Kiai.

Latar dapat memberikan gambaran jelas mengenai tempat yang digunakan pada

setiap peristiwa. Demikian halnya terdapat latar dalam drama “Sebelum Sembahyang”,

antara lain; latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Analisis latar itu dapat diperoleh

keterangan tempat terjadinya drama itu. Hal ini juga mempermudah siswa untuk

menganalisis strukturnya. Peristiwa dalam cerita tidak mungkin terjadi. Oleh karena

itu, latar dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran di SMA. Siswa dapat berpikir

dengan mudah mengenai analisisnya, bahwa setiap peristiwa pasti terdapat tempat

yang menjadi pijakan para tokoh. Demikian halnya siswa dalam menjalani hidupnya

sangat terikat oleh tempat dan waktu serta kehidupan sosial masyarakat yang terdapat

dalam drama.

Pemilihan Bahasa yang dilakukan pengarang dibuat mudah karena drama

“Sebelum Sembahyang” merupakan drama yang ditujukan bagi kaum remaja.

Kosakata yang tepat membuat drama “Sebelum Sembahyang” dengan cepat

membawa penonton dalam penyelesaian cerita. Penggunaan bahasa sehari-hari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

58

dalam drama “Sebelum Sembahyang” merupakan Bahasa yang dapat membawa

penonton atau pembaca masuk kedalam cerita.

Tema adalah pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra, khususnya

dalam hal ini drama. Tema juga dapat dituliskan melalui ucapan-ucapan para tokohnya

melalui dialog. Dalam analisis tema drama “Sebelum sembahyang” dapat diambil tema

sesuai dengan situasi dan kondisi para tokoh dalam cerita itu. Bahasa sangat berperan

penting dalam setiap hal, termasuk dalam drama “Sebelum sembahyang”. Bahasa

terdapat kata maupun kalimat yang nantinya digunakan oleh para tokoh untuk

berkomunkasi.

4.3.2.3 Langkah-langkah Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

4.3.2.3.1 Mencantumkan Identitas

Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : XI/ II

Standar Kompetensi :

Kompetensi Dasar : 3.4 Mengidentifikasi struktur drama baik lisan maupun tulisan.

Indikator : 3.4.1 Siswa mampu mengidentifikasi struktur drama baik lisan

maupun tulisan.

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

59

4.3.2.3.3 Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran memuat pengusaan kompetensi ang bersifat operasional

yang ditargetkan/ dicapai dalam RPP (Majid & Rochman, 2014: 262). Tujuan

pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada rumusan yang terdapat dalam

indikator, dalam bentuk pernyataan opersional. Tujuan pembelajaran dalam RPP ini

diharapkan siswa dapat mendeskripsikan struktur-struktur yang terdapat dalam teks

drama yang disesuaikan dengan kurikulum 2013.

4.3.2.3.4 Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Materi dalam RPP merupakan pengembangan dari materi pokok yang

terdapat dalam silabus. Materi pembelajaran dalam RPP harus dikembangkan secara

terinci bahkan jika perlu dapat mengembangkannya menjadi buku siswa. Materi

pembelajaran dalam RPP ini, yaitu berupa teori-teori tentang drama. Materi

pembelajaran dalam RPP ini, yaitu mengenal pengenal pengertian drama dan

mengenal mengenal struktur drama.

4.3.2.3.5 Metode Pembejaran

Metode yang digunakan dalam RPP ini adalah metode Saintifik Learning

4.3.2.3.6 Langkah-langkah Pembelajaran

Untuk mencapai satu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-langkah

setiap pertemuan. Pada dasarnya, langkah-langkah memuat pendahuluan/kegiatan

awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup, dan masing-masing disertai alokasi waktu

yang dibutuhkan. Akan tetapi, dimungkinkan dalam seluruh rangkaian kegiatan, sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

60

dengan karakteristik model yang dipilih, menggunakan sintaksis yang sesuai dengan

modelnya.

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Guru Peserta Didik

Pendahuluan

- Guru memulai

pelajaran dengan

memberi salam

kepada para siswa.

- Guru meminta salah

satu siswa untuk

memimpin doa

sebelum pelajaran

dimulai.

- Guru mempresensi

siswa.

- Guru memberikan

motivasi kepada

siswa dalam

mengikuti proses

pembelajaran.

- Peserta didik

menerima informasi

tentang keterkaitan

pembelajaran

sebelumnya dengan

yang akan

dilaksanakan.

- Guru

menyampaikan

kompetensi dasar,

indicator, tujuan

pembelajaran, dan

langkah-langkah

pembelajaran.

- Peserta didik

memberikan salam

balik kepada guru.

- Peserta didik

mendengarkan dan

mengangkat tangan

ketika namanya

dipanggil.

- Peserta didik

mendengarkan

penjelasan guru

seputar kegiatan

pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

15

menit

- Guru

menyampaikan hal-

hal yang berkaitan

dengan kegiatan

Mengamati

- Peserta didik

mengamati penjelasan

guru terkait

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

61

Kegiatan

Inti

pembelajaran yang

akan dilalui.

- Guru memberikan

intruksi kepada para

siswa untuk

membentuk

kelompok.

- Guru mengarahkan

para siswa dalam

setiap kelompok.

- Guru meminta

perwakilan setiap

kelompok untuk

pembelajaran yang

berlangsung.

menanya

- Peserta didik

menanyakan seputar

pengetian drama.

- Peserta didik membuat

pertanyaan yang

berhubungan dengan

struktur drama.

Mengeksplorasi

(Menalar)

- Peserta didik membuat

kelompok dalam satu

kelompok terdiri dari 3

orang.

Mengasosiasi (Mencoba)

- Peserta didik

berdiskusi dengan

kelompoknya dengan

bimbingan guru yang

siap mengarahkan.

- Peserta didik

mengidentifikasi

mengenai struktur

drama yang terdapat

dalam teks drama

“Sebelum

Sembahyang”.

- Peserta didik

berdiskusi dengan

teman kelompok.

- Kelompok membuat

kesimpulan dari hasil

temuan mereka.

Mengkomunikasikan

- Perwakilan kelompok

menyampaikan hasil

temuan mereka di

depan kelas.

60

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

62

menyampaikan hasil

dari temuan mereka.

- Kelompok saling

menilai kebenaran dan

kejelasannya.

- Peserta didik

menanggapi presentasi

teman/kelompok lain

secara santun.

Penutup

- Guru memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

menyimpulkan

pembelajaran.

- Guru menanyakan

kesulitan yang

dihadapi para siswa

pada saat

pembelajaran

berlangsung.

- Guru

menyampaikan

rencana

pembelajaran

selanjutnya.

- Pada akhir

pembelajaran guru

meminta salah satu

siswa memimpin

doa.

- Guru mengucapkan

salam dan terima

kasih.Peserta didik

dan guru

menyimpulkan

materi pelajaran.

- Peserta didik

menyimpulkan

pembelajaran sesuai

apa dipelajari dan di

pahaminya.

- Peserta didik

menyampaikan

kesulitannya.

- Peserta didik mencatat

pokok materi

selanjutnya supaya

mereka membacanya.

- Salah satu siswa

memimpin doa.

- Peserta didik balik

membalas salam dan

mengucapkan terima

kasih kepada guru.

15

menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

63

4.3.2.3.7 Media dan Sumber Belajar

Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang terdapat dalam

silabus. Jika memungkinkan, dalam satu perencanaan disiapkan media, alat/bahan, dan

sumber belajar.

Media: Teks drama “Sebelum Sembahyang”

Sumber belajar: Buku Kumpulan Drama Remaja, buku yang berkaitan dengan teks

drama

4.3.2.3.8 Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian dijabarkan atas jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen yang digunakan

untuk mengukur ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran.

4.3.2.3.8.1 Penilaian Sikap

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : XI/ II

Karakter yang diintegrasikan dan dikembangkan adalah menunjukkan perilaku

sikap tanggung jawab, peduli, responsive, dan santun dalam menggunakan Bahasa

Indonesia dalam pembelajaran drama.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

64

Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai kriteria berikut:

Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan!

4.3.2.3.8.2 Penilaian Pengetahuan

Teknik : Tertulis

Bentuk : Uraian

Instrument :

Mengidentifikasi sturktur drama “Sebelum Sembahyang”

4.3.2.3.8.3 Kriteria penilaian

No

soal

Deskripsi Skor

1 Mengidentifikasi sturktur drama “Sebelum

Sembahyang” sangat sempurna 4

2 Mengidentifikasi sturktur drama “Sebelum

Sembahyang” sempurna 3

3 Mengidentifikasi sturktur drama “Sebelum

Sembahyang” cukup sempurna 2

4 Mengidentifikasi sturktur drama “Sebelum

Sembahyang” kurang sempurna 1

Skor Maksimal 10

No Nama

Siswa

Aspek Perilaku yang Dinilai Keterangan

Tanggung

jawab

Disiplin Responsif Percaya

diri

Jujur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

65

4.3.2.3.8.4 Pedoman Penilaian

Skor maksimal= jumlah skor tertinggi setiap kriteria.

Nilai = Skor yang diperoleh x 100

Skor Maksimal

RPP dapat dilihat di halaman 104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

66

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Drama “Sebelum Sembahyang” adalah drama yang menceritakan tentang

kehidupan masyarakat terutama para remaja pada sebuah desa. Dalam drama

“Sebelum Sembahyang” ini dianalisis bagian struktur yang terdiri dari alur, latar,

karakter, bahasa, dan tema.

Peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam drama ini disajikan dengan urutan

tertentu atau disebut alur. Alur dalam drama ini terjadi delapan tahapan, yaitu

eksposisi, rangsangan, gawatan, tikaian, rumitan, klimaks, leraian, dan selesaian.

Eksposisi berupa paparan karya sastra drama berisi keterangan mengenai tokoh dan

latar. Rangsangan terjadi saat para copet sedang berdebat tentang masa lalu mereka,

tiba-tiba lewatlah seorang wanita muslim yang hendak pergi sembahyang dan

terjadilah gawatan ketika para copet menghentikan keributan spele dan

mengarahkan pandangan mereka kepada wanita muslim yang akan dicopet dan

diperkosa, tetapi rencana mereka dicegat oleh pak Kiai.

Akhirnya, terjadi tikaian sebagai akibat adanya dua kekuatan yang

bertentangan, satu diantaranya pribadi yang menjadi protagonist, yaitu pak Kiai dan

wanita muslim dan antagonis adalah para copet. Rumitan pun terjadi ketika

perkelahian dimulai yang berawal dari para copet mencoba berbuat jahat kepada

seorang wanita, lalu pak Kiai datang untuk menceganya dan terjadi perkelahian.

Walaupun Pak Kiai seorang diri melawan empat copet, Pak Kiai tetap unggul. Para

copet menjadi kapok dan berjanji tidak akan berbuat jahat lagi. Setelah tercapainya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

67

klimaks dan krisis, merupakan peristiwa yang menunjukan perkembangan lakuan

kearah selesaian. Dalam hal ini kadar pertentangan mereda, ketengangan emosional

menyusut dan suasana panas mulai mendingin kembali pada keadaan semula seperti

sebelum terjadi pertentangan leraian dalam teks drama. Hal ini ditandai dengan

nasehat sekaligus tawaran untuk memberikan petunjuk yang diberikan oleh Pak

Kiai supaya para copet kembali meluruskan jalan mereka masing-masing.

Latar yang terdapat dalam drama ini, yaitu latar tempat, latar waktu, dan

latar sosial. Latar tempat dalam drama “Sebelum Sembahyang” ini terjadi di gang

yang sepi pada sebuah desa. Latar waktu dalam drama “Sebelum Sembahyang”

terjadi sore hari tepat pada saat adzan. Latar sosial dalam drama “Sebelum

Sembahyang” adalah taat agama, adanya sikap rasa peduli terhadap sesama,

toleransi yang berbeda keyakinan. Karakter yang terdapat dalam drama “Sebelum

Sembahyang” ini menghadirkan enam karakter yang bermain dalam pementasan,

yaitu copet I, copet II, copet III, copet IV, Kiai, dan wanita.

Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami sehingga penonton atau

pembaca dengan mudah mengikuti jalan ceritanya meskipun ada satu dua kata

menggunakan bahasa daerah. Pemilihan bahasa yang dilakukan pengarang dibuat

mudah karena drama “Sebelum Sembahyang” merupakan drama yang ditujukan

bagi kaum remaja. Kosakata yang tepat membuat drama “Sebelum Sembahyang”

dengan cepat membawa penonton dalam penyelesaian cerita. Karakter-karakter

dalam drama “Sebelum Sembahyang” terlihat bahwa permasalahan yang

ditampilkan adalah permasalahan lingkungan masyarakat desa. Di mana dalam

lingkungan tersebut menhadirkan karakter yang sangat tidak asing bagi kehidupan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

68

masa remaja seperti yang ditampilkan oleh para copet yang menjadi penyakit

masyarakat terutama remaja. Sikap para remaja, seperti yang ditampilkan para

copet tidak dapat berubah begitu saja tanpa adanya bimbingan dari keluarga

terutama orang tua, masyarakat, dan tokoh agama.

Untuk mengajarkan struktur drama kepada siswa, guru memerlukan

seperangkat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar dapat diajarkan kepada

siswa secara efektif dan efisien. Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yang dibuat dalam penelitian ini adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) untuk kelas XI semester II yang disesuaikan dengan kurikulum 2013. Oleh

karena itu, drama “Sebelum Sembahyang” sangat cocok diterapkan di SMA

berkaitan dengan pembelajaran sastra.

5.2 Implikasi

Drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R mengandung

pesan di dalamnya. Drama ini menggambarkan karakteristik remaja sekarang.

Siswa dapat memahami perilaku remaja yang buruk dapat merugikan diri sendiri

dan orang lain. Peneliti mengkaji tentang empat orang remaja yang berperan

sebagai copet, pak Kiai sebagai tokoh agama dan wanita sebagai orang biasa ini

dapat digunakan untuk mengetahui bakat siswa dalam bermain drama.

5.3 Saran

Berdasarkan uraian di atas, saran yang dapat diberikan adalah sebagai

berikut. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman tentang kajian

sastra, terutama struktur drama bagi mahasiswa PBSI. Oleh karena itu, sangat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

69

diharapkan agar mahasiswa PBSI bisa membaca hasil analisis struktur naskah

drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R. sehingga bisa mengetahui

kekurangan dan kelebihannya.

5.3.1 Bagi Guru pengampu bidang studi Bahasa dan sastra Indonesia

Guru bidang studi Bahasa dan sastra Indonesia mampu mengusai materi

yang baik, metode pembelajaran dan strategi yang tepat dan menarik. Selain itu,

guru harus dapat memilih berbagai jenis drama dari berbagai pengarang yang

nantinya dapat dijadikan bahan belajar. Dan guru juga diharapkan memberi

motivasi dan mendorong bakat siswa yang terpendam terutama bermain drama atau

berakting.

5.3.2 Bagi peneliti lain

Bagi peneliti lain, diharapkan ada penelitian yang lebih lengkap dan

variative dalam menganalis drama, seperti (a) Tingkat kesulitan siswa menganalisis

drama “Sebelum Sembahyang” dan (b) Pengembangan Silabus dan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

70

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:

Renika Cipta.

Else, Gerald F. 2003. Aristotle poetics. Terjemahan: Sugiyanto. Cetakan I.

Yogyakarta: Putra Langit.

Dewojati, Cahayaningrum. 2010. Drama Sejarah, Teori, dan Penerapannya.

Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Fadlillah. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran SD/MI,

SMP/MTS, dan SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hamzah, Adjib. 1985. Pengantar Bermain Drama. Bandung: Rosda.

Harymawan, RMA. 1988. Dramaturgi. Bandung: Rosda.

Hendy, Zaidan. 1988. Pelajaran Sastra 2, Program Studi Pengetahuan Budaya.

Jakarta: Gramedia.

Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Johnson, Dayle Paul. 1990. Teori Sosiologi Klasik dan Modern Vol:II. Jakarta:

Gramedia.

Kartikajati, Rintis. 2009. “Unsur Intrinsik Drama ‘Janji’ Karya Djody M. dan

Implementasi Dalam Silabus Serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Drama Di SMP. ”. Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: PBSID USD.

Krismiati, Maria Margareta. 2004. “Struktur Drama ‘Tangis’ Karya P. Hariyanto

dan Implementasinya Sebagai bahan Pembelejaran Sastra di SMU”.

Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: PBSID USD.

Koentjaraningrat. 1991. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Kosasih, Engkos. 2014. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI,

Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Krissandi, Apri Damai Sagita. 2017. Pembelajaran Bahasa Indonesia Inovatif di

Sekolah Dasar. Yogyakarta: Penerbit WR.

Luxemburg, Jan Van, dkk. 1984. Pengantar Ilmu Sastra. Terjemahan Dick

Hartoko. Jakarta: Gramedia.

Majid, Abdul & Chaerul Rochman. 2014. Pendekatan Ilmiah Dalam Implementasi

Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Martaulina, Sinta Diana. 2015. Bahasa Indonesia terapan. Yogyakarta:

Deepublish.

Muhaimin, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) pada Sekolah dan Madrasah. Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Mulyasa. 2013. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

71

Nurbaya, St. 2011. Bahasa Indonesia: Panduan Menulis Karya Ilmiah.

Yogyakarta: Kanwa Publisher.

Nurgiyantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

2007. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Oemarjati, Boen Sri. 1969. Bentuk Lakon Dalam Sastra Indonesia. Jakarta: Gunung

Agung.

Palupi, Dyah Tri. 2016. Cara Mudah Memahami Kurikulum. Surabaya: Jaring

Pena.

Pradopo, Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Universitas Gajah

Mada.

Priyatni, Endah Tri. 2010. Membaca Sastra Dengan Ancangan Literasi Kritis.

Malang: Bumi Aksara.

Ratna, Nyoman Kutha. 2004. Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rumadi, A. 1988. Kumpulan Drama Remaja. Jakarta: Gramedia.

Sastromiharjo, Andoyo. 2011. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 SMA/MA Kelas XII.

Jakarta: Yudistira.

Satoto, Soediro. 1985. Wayang Kulit Purwa Makna dan Struktur Dramatiknya.

Surakarta: Javanologi.

2012. Analisis Drama dan Teater. Kartasura: Penerbit Ombak.

Setiawan, Yuli. 2004. “Tokoh, Alur, Latar, dan Tema Drama ‘Abu’ Karya B.

Soelarto Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Sastra di SMU.

Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: PBSID USD.

Suyanto, Edi. 2016. Bahasa, Cermin Cara Berpikir dan Bernalar. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Sudjiman, Panuti. 1988. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.

Tjahjono, Liberatus Tengsoe. 1987. Sastra Indonesia Pengantar Teori dan

Apresiasi. Surabaya: Nusa Indah.

Wiyanto, Asul. 2002. Terampil Bermain Drama. Jakarta: Grasindo.

Wiyatmi. 2006. Pengantar Kajian Sastra. Yogyakarta: Pustaka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

72

SEBELUM SEMBAHYANG

Kecuk Ismadi C. R.

Para Pelaku

1. Copet I

2. Copet II

3. Copet III

4. Copet IV

5. Kiai

6. Wanita

Lokasi pada sebuah gang yang sepi dekat sebuah masjid pada sebuah desa. Terdengar

kentongan dan bedug dipukul orang, lalu disusul suara adzan.

01. Copet III : Itu suara apa?

02. Copet II : Suara orang adzan

03. Copet I : Apa? Suara orang edan?

04. Copet II : Adzan, Goblok!

05. Copet I : Apa? (Meniling-nilingkan kepala)

06. Copet II : Adzan, tuli?

07. Copet I : Oh, orang adzan. Adzan itu apa toh?

08. Copet III : Adzan itu panggilan untuk menjalankan sembahyang. Iya

kan? Benar, kan?

09. Copet II : Ho-oh!

10. Copet I : Adzan! Adzan! Wah baru kali ini aku dengar istilah itu. Kok,

hampir sama, ya? Adzan! Edan!

11. Copet IV : Hussss, dosaaaa! Dosa lho. Kamu

12. Copet I : Lho, kok dosa? Ini kan fakta? Kata adzan aku memang jarang

mendengar. Lha, kalau kata edan mah itu sering kudengar

Waktu aku masih di asrama.

13. Copet III : Wah, gaya! Jadi kamu pernah tinggal di asrama?

14. Copet I : Jelas, dong! Dilihat tampangku kan kelihatan.

15. Copet IV : Mana, sih asramamu?

16. Copet I : Wah asrama saya sangat ngetop!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

73

17. Copet II : Lha iya, mana? Di mana itu?

18. Copet I : Di... Mana, ya? Kalau tak salah di Pakem

19. Copet II, III, IV : Oooooo, Pakem?! Pantas, pantas. (Tertawa)

20. Copet I : Kenapa kalian saling tertawa, ha? Kenapa? Ha? Kenapa?

21. Copet III : Jebulnya pensiunan wong edan! Hahahaha bekas orang gila.

(Saling Tertawa) Jebolan rumah sakit jiwa.

22. Copet I : Siapa yang pensiunan wong edan?

23. Copet IV : Lha, ya kamu itu! Lah kalau bukan kamu siapa? Saya? Ah ga

pantas dong. Saya kan cocoknya jadi presiden.

24. Copet II : Saya cocoknya jadi perdana menteri luar negeri.

25. Copet III : Kalau saya cocoknya jadi dramawan besar seperti

Shakespeare, Anton Chekov, Stanislavky atau paling tidak

Rendra.

26. Copet I : (Tersenyum-senyum) Kalau saya... Kalau saya... Cocoknya

jadi... Jadi...

27. Copet II : Ya, jadi wong edan! (Semuanya tergelak-gelak)

28. Copet I : Bangsat! Bangsat! Bangsat! Kenapa kalian terus tertawa?

Sedari tadi kalian mengataiku gila. Sekarang hilanglah

kesabaran saya. Aku tidak terima, aku tidak terima. Ha,

kenapa kalian bengong? Aku marah tahu! Marah!

29. Copet II : Sungguhan atau tidak?

30. Copet I : Sungguh!

31. Copet II : Wah, awas lho! Dia marah sungguh, lho.

32. Copet I : Hayo, maju sini. Jangan mundur-mundur begitu. Ayo, ayo

maju sini. Siapa yang tadi menghinaku, ha? Kenapa sekarang

takut? Ayo sini kerubutlah aku, kalau ingin benjut kepalamu!

33. Copet IV : Wah, gawat nih. Dia marah sungguhan. Cilaka kita bakal

dihajarnya.

34. Copet III : Lha kamu sih tadi ngejeknya keterlaluan. Kalau jadi begini

gimana?

35. Copet II : Wah lha saya nggak nyangka kalau dia bakal serius, kok.

36. Copet I : Ayo, jangan bisik-bisik melulu. Ayo lawan aku! Saya anak

turunan Prabu Menakjingga yang perkasa. Ayo! Majulah! Ini

dia pangeran dari Blambangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

74

(Tiga copet yang lain menjadi semakin ketakutan, setiap

digertak mereka semakin mengkeret dan mundur. Ketakutan

memuncak, tiba-tiba copet I tertawa terbahak-bahak yang

lain jadi terkejut/heran)

37. Copet II : Lho, kenapa sekarang dia malah ketawa?

38. Copet III : Kumat, mungkin? Kambuh sakit edan atau ayan?

39. Copet IV : Mat! Kenapa kau tertawa?

40. Copet I : (Masih terus tertawa)

41. Copet III : Mat, kamu tidak kumat, bukan?

42. Copet I : (Sambil terus tertawa) Wah, kenapa sekarang kalian menjadi

manusia-manusia tolol! Kenapa sekarang kalian mudah sekali

ditipu?

43. Copet II : O! Jadi kamu tadi tidak marah, Mat?

44. Copet I : Edan apa? Masak sama kawan sendiri kok marah?

45. Copet IV : Wah, kalau tahu kau tadi tidak marah saya tidak akan

ketakutan seperti ini. Nih, lihat, gara-gara kamu pura-pura

marah, saya sampai terkencing-kencing di celana. Lihat,

celanaku basah kuyup.

46. Copet I, III, IV : (Tertawa Bersama)

47. Copet II : Kamu cocok sebagai pemain sandiwara kalau begitu.

Permainanmu tadi sungguh-sungguh akting yang total sekali!

48. Copet I : Sungguh? Sungguhkah, kata-katamu itu?

49. Copet II : Iya, dong! Kau bisa jadi pemain watak.

50. Copet I : Hiihihik! (Sambil lari-lari kegirangan)

(Yang lain senyum-senyum sambil menempelkan telunjuk

masing-masing di jidat dengan posisi miring)

51. Copet I : Tapi, tapi saya tidak edan bukan?

52. Copet II, III, IV : O, tidak, tidak!

(Tiba-tiba datanglah seorang wanita berkerudung sambal

membawa mukena dan sajadah untuk shalat)

53. Copet III : Ssst! Lihat, tuh! Ada mangsa datang!

54. Copet II : O, iya! Waduh cantiknya, Meks!

55. Copet IV : Stop, Nona! Mau ke mana? (Wanita muslim itu berhenti dan

menatap komplotan itu satu per satu)

56. Copet II : Wah, tatapannya maut, sih. Keder juga aku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

75

57. Copet III : Kalau aku justru malah jatuh cinta! Oooh... Bidadariku, inikah

yang dinamakan cinta pada pandangan pertama?

58. Copet I : Alaaa... Pandangan pertama gombal!

(Wanita itu kembali akan meneruskan perjalanan)

59. Copet IV : Lho, lho, nanti dulu, Nona Ayu. Pertanyaanku belum dijawab,

bukan? Mau ke mana bidadariku?

60. Wanita Muslim : Minggir. (Sambil pasang kuda-kuda)

61. Copet IV : Oit, melotot. Aksi! Mau melawan, ya?

(Copet IV mendekat akan mencolek, tiba-tiba tangannya

ditangkap dan diplintir, lalu ditendang)

62. Copet IV : Waduh-waduh! Tiada kusangka kalau dia pandai pencak silat.

63. Copet II : Nah, itu namanya ketanggor!

64. Copet III : Kamu ini bagaimana? Orang temannya kena celaka, tidak

ditolong malah dicela.

65. Copet II : Lha dia kemlinthi, kok! Lha ya biar kapok!

66. Copet I : Sudah, sudah, perkara sepele saja diributkan. Kan sekarang

ada perkara yang lebih menarik dan menguntungkan. Tuh, tuh

lihat dia mau pergi. Heit, heit, mau pergi ke mana, nih. Ayo,

Kawan cepat. Kita gasak saja. Kita preteli perhiasannya. Kita

perkosa orangnya. (Tiba-tiba datang seorang Kiai)

67. Kiai : Ha...ha...ha... Sungguh pemandangan yang lucu. Empat ekor

serigala kelaparan mencoba memangsa kelinci tak berdaya.

Sungguh tak seimbang.

68. Wanita Muslim : Guru!

69. Kiai : Minggirlah, Zubbaidah, mereka bukan lawanmu. Dan mereka

memang patut diberi pelajaran.

70. Copet I : Siapa kamu? Minggir! Kalau tidak parangku, Kiai

Kalamenjing ini, akan merobek tubuhmu.

71. Kiai : Oke,aku tidak mau minggir. Kalau memang penasaran

majulah!

72. Copet I : Bangsat!

(Terjadi perkelahian, Kiai dikerubuti, tetapi tetap unggul)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

76

73. Copet III : Aduh, waduh bingung. Aku kapok. Pak Kiai, kapok!

74. Copet IV : Waduh kepalaku banjut. Ampun!

75. Copet II : Seluruh tubuhku rasanya ngilu semuanya. Jangan, Pak Kiai,

saya jangan dipukuli lagi.

76. Copet I : Saya juga kapok, Pak Kiai.

77. Kiai : Benarkah kalian sudah kapok?

78. Copet I : Iya, Pak Kiai. Sungguh!

79. Copet II : Yakin - ainul - yakin “ainul yakin” segala.

80. Kiai : Allaaaa! Pakai yakin “ainul yakin” segala.

81. Copet II : Lho, diam-diam saya dulu pernah jadi santri di pondok, Pak

Kiai.

82. Kiai : Lha, kenapa sekarang kok mrandal?

83. Copet II : Itulah Pak Kiai saya lari dari pondokgara-gara mencuri

petromaks.

84. Kiai : Dasar! Lha kamu?

85. Copet I : Kalau saya dulu juga sering ke mesid, Pak Kiai. Terutama

kalau bulan puasa saya ikut terawehan. Tetapi terus menerus

saya nyolongi sendal baru di mesjid.

86. Kiai : Asem, kamu!

87. Copet III : Kalau almarhum kakek buyut saya dulu seorang modin, Pak

Kiai. Suka mimpin kenduri, itu kata orang tua saya. Tapi

sayang saya dilahirkan dalam rumah tangga yang kacau balau.

Bapak saya tukang kepruk. Ibu saya seorang pelacur jalanan.

88. Kiai : Astagfirullah! Manusia memang tidak akan mengetahui apa

yang akan menjadi rencana-rencana Allah. Tuhan memang

mengemudi kita semua. Tetapi jika kalian terjerumus ke

jurang yang penuh onak dan cadas, jangan kalian salahkan

Tuhan. Sebab kalian telah turuti bujukan syaitan nirajim!

(Semua orang bengong, Lalu bersama-sama mengangkat

tangan, seperti gaya orang mendoa “Amin” dalam kenduri)

89. Kiai : Pada mulanya kalian ini adalah fitrah. Namun orang tuamu

telah salah dalam menjuruskan kalian. Di samping kalian

sendiri salah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

77

dalam memilih teman bergaul. Saya tidak akan berkata

panjang lebar. Hanya saya akan menawarkan pada kalian. Jika

kalian ingin meluruskan jalan kalian, saya sanggup memberi

petunjuk. Jika tidak, toh itu urusan kalian juga. Aku akan

segera meneruskan perjalanan.

90. Copet II : Kawan-kawan alangkah baiknya tawaran Pak Kiai. Kita tellah

ditaklukkannya. Dan jadi berandal pun lama-lama bosan juga.

Pikiran selalu tidak tenang dan khawatir. Oh aku jadi ingat

sebuah nasihat. “Bahwa Tuhan tidak akan mengubah nasib

seseorang jika orang itu sendiri tidak mau mengubah”. Betul

begitu bukan, Pak Kiai?

91. Kiai : Ya, demikianlah. Sekarang bagaimana?

92. Copet III : Saya nurut saja, deh, kepada Pak Kiai.

93. Copet IV : Tapi gimana? Saya ini beragama Katholik, Pak Kiai. Pakde

saya ada yang jadi Pastur. Saya sejak lahir telah dikukuhkan

sebagai umat Kristiani, saya telah dibaptis. Nama saya

Fransiscus Xaverius Boiman.

94. Kiai : Oh, begitu! Jika demikian pulanglah kamu ke haribaan

agamamu. Minta ampunlah kepada orang tuamu. Segera

bertaubatlah kepada Allah dengan mengaku dosa lewat

pastur. Dan jalankan kehidupan Liturgi yang telah lama kau

lupakan. Rajin-rajinlah ke gereja, sesudah mengaku dosa pada

pasturnya.

95. Copet IV : Terima kasih, Pak Kiai! (Terdengar suara iqamah di mesjid)

96. Kiai : Zubbaidah, ,arilah! Dengarlah Qomat di mesjid, sembahyang

sudah mulai. Tak apalah kita terlambat sedikit.

97. Wanita Muslim : Marilah, Guru.

98. Kiai : Hai, kalian bagaimana? Mau pulang atau ikut kami?

99. Copet I : Bagaimana?

100. Copet III : Lha, bagaimana?

101. Copet II : Yuk, ikut saja deh. Saya ikut Anda. Pak Kiai.

102. Copet I : Saya juga Pak Kiai.

103. Copet III : Saya juga, Pak. Tapi saya diajari wudlu dulu.

104. Kiai : Baik! Marilah!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

78

105. Copet IV : Saya pulang dulu, Pak Kiai. Kawan-kawan selamat berpisah.

Selamat berjalan di rel yang baru. Saya akan pergi ke gereja

mulai besok Minggu.

Layar turun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

TRIANGULASI HASIL PENELITIAN

STRUKTUR DRAMA “SEBELUM SEMBAHYANG” KARYA KECUK ISMADI C.R.

DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI SMA

Bapak/Ibu guru Triangulator mohon untuk memeriksa dan mengecek kembali data yang diperoleh peneliti untuk keperluan keabsahan

data. Triangulator yang dipercaya untuk memeriksa data penelitian adalah penyidik yang memiliki kemampuan dalam bidang drama.

Petunjuk Pengisian:

1. Bapak/Ibu guru Triangulator mohon berikan tanda centang () pada kolom triangulasi jika setuju atau tidak setuju terhadap

analisis struktur drama “Sebelum Sembahyang” karya Kecuk Ismadi C.R.

2. Bapak/Ibu guru Triangulator mohon berilah cacatan pada kolom keterangan Triangulator.

No Struktur Hasil Analisis Keterangan Hasil Analisis Setuju Tidak

Setuju

keterangan

1 Alur

Paparan

Pemaparan adalah bagian karya

sastra drama yang berisi

keterangan mengenai tokoh serta

latar. Dalam tahapan ini pengarang

memperkenalkan cara tokoh,

menjelaskan tempat

peristiwa, dan menggambarkan

peristiwa yang akan terjadi.

Pemaparan ini meliputi pemaparan

munculnya para Copet pada

sebuah gang sepi dekat masjid

pada sebuah desa yang sedang

memperdebatkan masa lalu yang

mereka sebelum menjadi seorang

copet dan bertemu dengan seorang

Wanita Muslim yang kemudian

mereka coba untuk menggodanya

dan berniat mencopet serta

Para Pelaku

1. Copet I

2. Copet II

3. Copet III

4. Copet IV

5. Kiai

6. Wanita

Lokasi pada sebuah gang yang sepi

dekat sebuah masjid pada sebuah desa.

Terdengar kentongan dan bedug

dipukul orang, lalu disusul suara

adzan.(Ismadi, hal 61)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

Rangsangan

Gawatan

memperkosanya.

Rangsangan adalah tahapan alur

ketika muncul kekuatan, kehendak,

kemauan, sikap, dan pandangan

yang saling bertentangan dalam

drama. Rangsangan yang terjadi

pada drama “Sebelum

Sembahyang” disaat para Copet

sedang bercakap-cakap, mereka

melihat seorang Wanita Muslim

lewat yang akan pergi shalat. Para

Copet mendekati Wanita Muslim

tersebut dan mengelaurkan kata-

kata gombal untuk merayunya,

tetapi Wanita Muslim ini cukup

berani untuk berhenti lalu menatap

para Copet itu satu per satu.

Gawatan adalah ketidakpastian

yang berkepanjangan dan semakin

menjadi-jadi. Dengan adanya

tegangan menjadikan penonton

menyebabkan terpancing

keingintahuannya akan kelanjutan

cerita serta penyelesaian masalah

yang dihadapi tokoh.

Dalam menumbuhkan gawatan

pada drama “Sebelum

Sembahyang” pengarang mencoba

dengan dialog yang terjadi antara

copet I menghentikan keributan

52. Copet II, III, IV: O, tidak, tidak!

(Tiba-tiba datanglah seorang wanita

berkerudung sambil membawa

mukena dan sajadah untuk shalat).

(Ismadi, hal 63).

53. Copet III: Ssst! Lihat, tuh! Ada

mangsa datang! (Ismadi, hal 63 )

54. Copet II: O, iya! Waduh cantiknya,

Meks! (Ismadi, hal 63)

55. Copet IV: Stop, Nona! Mau ke

mana? (Wanita muslim itu berhenti

dan menatap komplotan itu satu per

satu). (Ismadi, hal 63)

60. Wanita Muslim: Minggir. (Sambil

pasang kuda-kuda) (Ismadi, hal 64)

61. Copet IV: Oit, melotot. Aksi! Mau

melawan, ya? (Copet IV mendekat

akan mencolek, tiba-tiba tangannya

ditangkap dan diplintir, lalu

ditendang) (Ismadi, hal 64)

66. Copet I: Sudah, sudah, perkara

sepele saja diributkan. Kan

sekarang ada perkara yang lebih

menarik dan menguntungkan. Tuh,

tuh lihat dia mau pergi. Heit, heit,

mau pergi ke mana, nih. Ayo,

Kawan cepat. Kita gasak saja. Kita

preteli perhiasannya. Kita perkosa

orangnya. (Tiba-tiba datang seorang

Kiai) (Ismadi, hal 64)

67. Kiai :Ha...ha...ha...Sungguh

pemandangan yang lucu. Empat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

Tikaian

Rumitan

yang dianggap spele dan

mengarahkan pandangan mereka

pada wanita yang akan menjadi

mangsa mereka yang rencananya

akan dicopet dan perkosa. Tetapi

rencana mereka dicegat oleh Pak

Kiai.

Tikaian adalah perselisihan yang

timbul sebagai akibat adanya dua

kekuatan yang bertentangan satu

diantaranya diwakili oleh manusia

atau pribadi yang biasanya

menjadi protagonist dalam cerita.

Di sini Pak Kiai mencoba untuk

mencegat para copet,

memerintahkkan Zubbaidah

minyingkir dan Pak Kiai

menghadapi para copet yang tak

ingin mundur dari cegatan Pak

Kiai.

Rumitan adalah pemaparan

tahapan ketika suasana semakin

panas karena konflik semakin

mendekati puncaknya. Rumitan

mempersiapkan penonton untuk

menerima dampak dari klimaks.

ekor serigala kelaparan mencoba

memangsakelinci tak

berdaya.Sungguh tak seimbang.

(Ismadi, hal 64)

68. Wanita Muslim : Guru! (Ismadi, hal

64)

69 Kiai : Minggirlah, Zubbaidah,

mereka bukan lawanmu. Dan mereka

memang patut diberi pelajaran.

(Ismadi, hal 64)

70. Copet I: Siapa kamu? Minggir!

Kalau tidak parangku, Kiai

Kalamenjing ini, akan merobek

tubuhmu. (Ismadi, hal 64)

71. Kiai ak mau minggir. Kalau

memang penasaran majulah!

(Ismadi, hal 64)

72. Copet I: Bangsat!

(Terjadi perkelahian, Kiai

dikerubuti, tetapi tetap unggul)

(Ismadi, hal 64)

73. Copet III: Aduh, waduh bingung.Aku

kapok. Pak Kiai, kapok! (Ismadi, hal

65)

74. Copet IV: Waduh kepalaku banjut.

Ampun! (Ismadi, hal 65)

75. Copet II: Seluruh tubuhku rasanya

ngilu semuanya. Jangan, Pak Kiai,

saya jangan dipukuli lagi. (Ismadi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

Klimaks

Klimaks adalah titik puncak

sebuah cerita. Peristiwa dalam

tahap ini adalah mengubah dari

nasib seorang tokoh. Rumitan

merupakan puncak yang diikuti

krisis atau titik balik.

hal 65)

76. Copet I: Saya juga kapok, Pak

Kiai. (Ismadi, hal 65)

77. Kiai : Benarkah kalian sudah

kapok? (Ismadi, hal 65)

78. Copet I: Iya, Pak Kiai. Sungguh!

(Ismadi, hal 65)

72. Copet I: Saya juga kapok, Pak Kiai.

(Ismadi, hal 65)

73. Kiai : Benarkah kalian sudah

kapok? (Ismadi, hal 65)

74. Copet I: Iya, Pak Kiai. Sungguh!

(Ismadi, hal 65)

89. Kiai : Pada mulanya kalian ini

adalah fitrah. Namun orang tuamu

telah salah dalam menjuruskan

kalian. Di samping kalian sendiri

salah dalam memilih teman bergaul.

Saya tidak akan berkata panjang

lebar. Hanya saya akan

menawarkan pada kalian. Jika

kalian ingin meluruskan jalan

kalian, saya sanggup memberi

petunjuk. Jika tidak, toh itu urusan

kalian juga. Aku akan segera

meneruskan perjalanan. (Ismadi, hal

65- 66)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

Leraian

Selesaian

Tahap leraian merupakan bagian

dari alur setelah tercapainya

klimaks dan krisis, merupakan

peristiwa yang menunjukan

perkembangan lakuan kearah

selesaian. Dalam hal ini kadar

pertentangan mereda. Ketengangan

emosional menyusut. Suasana

panas mulai mendingin. Menuju

kembali pada keadaan semula

seperti sebelum terjadi

pertentangan leraian dalam teks

drama ini ditandai dengan nasehat

sekaligus tawaran untuk

memberikan petunjuk yang

diberikan oleh Pak Kiai supaya

para Copet kembali meluruskan

jalan mereka masing-masing.

Tahap penyelelesaian ini

merupakan bagian dari alur drama.

Akhir dari selesaian dalam drama

“Sebelum Sembahyang” ini saat

adanya perkacapan dari para

Copet, dan Pak Kiai yang

mengucapkan pamitan dan salam

perpisahan kepada teman-temanya

untuk memulai hidup yang baru.

Tahap penyelelesaian ini

merupakan bagian dari alur drama.

Akhir dari selesaian dalam drama

“Sebelum Sembahyang” ini saat

adanya perkacapan dari para

90. Copet II :Kawan-kawan alangkah

baiknya tawaran Pak Kiai. Kita

tellah ditaklukkannya. Dan jadi

berandal pun lama-lama bosan juga

Pikiran selalu tidak tenang dan

khawatir. Oh aku jadi ingat sebuah

nasihat.“Bahwa Tuhan tidak akan

mengubah nasib seseorang jika

orang itu sendiri tidak mau

mengubah”. Betul begitu bukan,

Pak Kiai? (Ismadi, hal 66)

91. Kiai :Ya, demikianlah. Sekarang

bagaimana? (Ismadi, hal 66)

92. Copet III: Saya nurut saja, deh,

kepada Pak Kiai. (Ismadi, hal 66)

101. Copet II: Yuk, ikut saja deh. Saya

ikut Anda. Pak Kiai. (Ismadi, hal

66)

102. Copet I: Saya juga Pak Kiai.

(Ismadi, hal 66)

103. Copet III: Saya juga, Pak. Tapi

saya diajari wudhu dulu. (Ismadi,

hal 66)

104. Kiai: Baik! Marilah! (Ismadi, hal

66)

105. Copet IV : Saya pulang dulu, Pak

Kiai. Kawan-kawan selamat

pergi ke gereja mulai besok

Minggu. (Ismadi, hal 67)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

Copet, dan Pak Kiai yang

mengucapkan pamitan dan salam

perpisahan kepada teman-temanya

untuk memulai hidup yang baru.

2 Latar Tempat

Waktu

Sosial

Latar tempat menyarankan pada

lokasi terjadinya peristiwa yang

diceritakan dalam sebuah karya

fiksi. Dalam drama “Sebelum

Sembahyang” ini latar tempatnya

terjadi disebuah gang sepi dekat

masjid disebuah desa.

Penggambaran latar waktu dalam

drama “Sebelum Sembahyang”

terjadi pada sore hari saat copet I,

II, III, dan IV berada di gang sepi

dekat masjid terdengar kentongan

dan bedung dipukul orang, lalu

disusul suara adzan.

Latar sosial menyaran pada hal-hal

yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di

suatu tempat yang diceritakan

dalam karya fiksi. Tata cara

kehidupan sosial masyarakat

mencakup berbagai masalah dalam

lingkup yang cukup kompleks.

Gambaran latar sosial yang

terdapat dalam drama “Sebelum

Sembahyang” adalah taat agama,

adanya sikap rasa peduli terhadap

sesama, toleransi yang berbeda

keyakinan.

Lokasi pada sebuah gang sepi dekat

sebuah masjid pada sebuah desa.

01. Copet III: Itu suara apa? (Ismadi,

hal 61)

02. Copet II: Suara orang adzan

(Ismadi, hal 61)

93. Copet IV: Tapi gimana? Saya ini

beragama Katholik, Pak Kiai. Pakde

saya ada yang jadi Pastur. Saya

sejak lahir telah dikukuhkan sebagai

umat Kristiani, saya telah dibaptis.

Nama saya Fransiscus Xaverius

Boiman. (Ismadi, hal 66)

94. Kiai : Oh, begitu! Jika demikian

pulanglah kamu ke haribaan

agamamu. Minta ampunlah kepada

orang tuamu. Segera bertaubatlah

kepada Allah dengan mengaku

dosa lewat pastur. Dan jalankan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

kehidupan Liturgi yang telah lama

kau lupakan. Rajin-rajinlah ke

gereja, sesudah mengaku dosa pada

pasturnya. (Ismadi, hal 66)

3 Karakter Copet I

Copet II

Copet III

Karakter Copet I suka bercanda,

mampu bersandiwara di depan

teman-temannya sehingga

membuat mereka sampai

ketakutan. Tetapi, dibalik sifat

kemarahannya pada waktu

bersandiwara di depan teman-

temanya, copet I orangnya rama,

baik dan setiakawan.

Karakter Copet II lebih sering

mengeluarkan kata-kata kasar. Dia

juga pernah menjadi seorang

santri, karena kenakalannya Dia

kabur dari pondok gara-gara

mencuri petromaks dan akhirnya

menjadi seorang copet.

Copet III terlahir dari keluarga

yang kacau balau, Bapaknya

adalah seorang tukang kepruk dan

Ibunya seorang pelacur jalanan

36.Copet I: Ayo, jangan bisik-bisik

melulu. Ayo lawan aku! Saya anak

turunan Prabu Menakjingga yang

perkasa. Ayo! Majulah! Ini dia

pangeran dari Blambangan. (Tiga

copet yang lain menjadi semakin

ketakutan, setiap digertak mereka

semakin mengkeret dan mundur.

Ketakutan memuncak, tiba- tiba

copet I tertawa terbahak-bahak yang

lain jadi terkejut/heran) ? (Ismadi,

hal 62-63)

44. Copet I: Edan apa? Masak sama

kawa sendiri kok marah? (Ismadi, hal

63)

02. Copet II: Adzan, Goblok! (Ismadi,

hal 61)

03. Copet II: Adzan, tuli? (Ismadi, hal

61)

27. Copet II: Ya, jadi wong edan!

(Semuanya tergelak-gelak) (Ismadi,

hal 62)

04. Copet III: Itu suara apa? (Ismadi, hal

61)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

Copet IV

sehingga membuatnya kurang

mendapat perhatian dari orang tua.

Terlihat bahwa Copet III tidak

peduli dengan keagamaan selama

ini sehingga pemahamannya

tentang ajaran agama menjadi

kurang. Selain itu, Copet III juga

gampang mengeluarkan kata-kata

kasar. Dibalik sikapnya yang tidak

peduli, Copet III berkeinginan

untuk menjadi seorang dramawan

besar.

Karakter Copet IV yang

dipaparkan dalam teks drama

meskipun dia seorang Copet, tetapi

masih menunjukkan adanya

kebaikan dalam hatinya untuk

menghargai agama lain. Hal ini

dapat dilihat dari percakapannya

dengan Copet I ketika mengatakan

kalau adzan hampir sama dengan

edan dan Copet IV mengingatkan

untuk tidak menjelekkan karena

dosa. Copet IV juga mudah

ketakutan hingga kencing dicelana

pada saat Copet I pura-pura marah.

Disamping itu, Copet IV ini suka

menggombal wanita untuk

mendapatkan perhatian. Hal ini

dapat dilihat dari percakapan-

percakpan yang dipaparkan oleh

penulis untuk

08. Copet III: Adzan itu panggilan

untuk menjalankan sembahyang.

Iya kan? Benar, kan? (Ismadi, hal

61)

21. Copet III: Jebulnya pensiunan wong

edan! Hahahaha bekas orang gila.

(Saling Tertawa) Jebolan rumah

sakit jiwa. (Ismadi, hal 62)

25. Copet III: Kalau saya cocoknya jadi

dramawan besar seperti

Shakespeare, Anton Chekov,

Stanislavky atau paling tidak

Rendra. (Ismadi, hal 62)

10. Copet I: Adzan! Adzan! Wah baru

kali ini aku dengar istilah itu. Kok,

hampir sama, ya? Adzan! Edan!

(Ismadi, hal 61)

11. Copet IV: Hussss, dosaaaa! Dosa

lho. Kamu (Ismadi, hal 61)

55. Copet IV: Stop, Nona! Mau ke

mana? (Wanita muslim itu berhenti

dan menatap komplotan itu satu per

satu) (Ismadi, hal 63)

59. Copet IV: Lho, lho, nanti dulu,

Nona Ayu. Pertanyaanku belum

dijawab, bukan? Mau ke mana

bidadariku? (Ismadi, hal 64)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

Kiai

Wanita

Karakter dari seorang Pak Kia

sebagai tokoh agama, orangnya

bijaksana dalam mengambil

sebuah tindakan membela kaum

lemah. Sebagai tokoh agama, pak

Kiai selalu memberikan arahan

kepada mereka yang jalannya

tersesat. Kebijakan pak Kiai dapat

dilihat ketika berhadapan dengan

para Copet yang mencoba berbuat

jahat terhadap seorang Wanita

Muslim yang hendak pergi ke

masjid. Pak Kiai memberikan

tawaran dan petunjuk kepada para

Copet untuk meluruskan jalan

mereka kembali supaya tidak

berbuat jahat.

Karakter seorang Wanita Muslim,

rajin beribadah tidak banyak biaca,

tetapi dia selalu siap dan waspada

apabila ada yang berbuat jahat

88. Kiai: Astagfirullah! Manusia

memang tidak akan mengetahui apa

yang akan menjadi rencana-rencana

Allah. Tuhan memang mengemudi

kita semua. Tetapi jika kalian

terjerumus ke jurang yang penuh

onak dan cadas, jangan kalian

salahkan Tuhan. Sebab kalian telah

turuti bujukan syaitan nirajim!

(Semua orang bengong, lalu

bersama-sama mengangkat tangan,

seperti gaya orang mendoa “Amin”

dalam kenduri) (Ismadi, hal 65-66)

89. Kiai: Pada mulanya kalian ini

adalah fitrah. Namun orang tuamu

telah salah dalam menjuruskan

kalian. Di samping kalian sendiri

salah dalam memilih teman

bergaul. Saya tidak akan berkata

panjang lebar. Hanya saya akan

menawarkan pada kalian. Jika

kalian ingin meluruskan jalan

kalian, saya sanggup memberi

petunjuk. Jika tidak, toh itu urusan

kalian juga. Aku akan segera

meneruskan perjalanan. (Ismadi,

hal 66)

60. Wanita Muslim : Minggir. (Sambil

pasang kuda-kuda) (Ismadi, hal 64)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

terhadapnya. Ketika para copet

mencoba mendekati dan merayu,

dia mengelak dan memasang kuda-

kuda seakan siap meladeni para

copet.

68. Wanita Muslim : Guru! (Ismadi, hal

64)

4 Bahasa Pilihan kata

Pola

kalimat dan

bentuk

sintaksis

Kata-kata yang dipakai dalam

drama “Sebelum Sembahyang”

menggunakan kata-kata yang

sederhana. Drama “Sebelum

Sembahyang” menceritakan empat

orang remaja sebagai copet, Pak

Kiai sebagai tokoh agama dan

Wanita muslim.

Kalimat-kalimat yang terdapat

dalam drama “Sebelum

Sembahyang” tidak hanya terdiri

dari kalimat pokok saja, tetapi

terdiri dari beberapa kalimat pokok

yang dihubungkan dengan kata

perangkai atau kalimat

penghubung dana kalimat

bawahan. Dengan demikian

penceritaan drama “Sebelum

Sembahyang” dapat lebih jelas

ditangkap dan dipahami oleh

pembaca walaupun kalimatnya

66. Copet I: Sudah, sudah, perkara

sepele saja diributkan. Kan

sekarang ada perkara yang lebih

menarik dan menguntungkan. Tuh,

tuh lihat dia mau pergi. Heit, heit,

mau pergi ke mana, nih. Ayo,

Kawan cepat. Kita gasak saja. Kita

preteli perhiasannya. Kita perkosa

orangnya. (Tiba-tiba datang seorang

Kiai) (Ismadi, hal 64)

67. Kiai :Ha...ha...ha... Sungguh

pemandangan yang lucu.

Empatserigala kelaparan mencoba

memangsa kelinci tak berdaya.

Sungguh tak seimbang. (Ismadi, hal

64)

90. Copet II: Kawan-kawan alangkah

baiknya tawaran Pak Kiai. Kita

tellah ditaklukkannya. Dan jadi

berandal pun lama-lama bosan juga.

Pikiran selalu tidak tenang dan

khawatir. Oh aku jadi ingat sebuah

nasihat. “Bahwa Tuhan tidak akan

mengubah nasib seseorang jika

orang itu sendiri tidak mau

mengubah”. Betul begitu bukan,

Pak Kiai? (Ismadi, hal 66)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

terlalu Panjang dan rumit.

5 Tema

Melalui karakter-karakter drama

“Sebelum Sembahyang” Kecuk

Ismadi C.R. menghadirkan

penilaian terhadap berbagai

permasalahan dalam kehidupan

remaja baik berkaitan dengan

pengetahuan, kemampuan, dan

perkembangan jiwa remaja.

Karakter-karakter dalam drama

“Sebelum Sembahyang” terlihat

bahwa permasalahan yang

ditampilkan adalah permasalahan

lingkungan masyarakat desa. Di

mana dalam lingkungan tersebut

menhadirkan karakter yang sangat

tidak asing bagi kehidupan masa

remaja seperti yang ditampilkan

oleh para Copet yang menjadi

penyakit masyarakat terutama

remaja.

Sikap para remaja, seperti yang

ditampilkan para Copet tidak dapat

berubah begitu saja tanpa adanya

bimbingan dari keluarga terutama

orang tua, masyarakat, dan tokoh

agama. Dalam drama “Sebelum

Sembahyang” salah satu tokoh

agama dihadirkan di sana untuk

menyadarkan kembali para Copet

ke jalan yang benar. Oleh karena

itu, dapat ditarik kesimpulan

bahwa tema yang terkandung

dalam drama “Sebelum

89. Copet II: Kawan-kawan alangkah

baiknya tawaran Pak Kiai. Kita

tellah ditaklukkannya. Dan jadi

berandal pun lama-lama bosan juga.

Pikiran selalu tidak tenang dan

khawatir. Oh aku jadi ingat sebuah

nasihat. “Bahwa Tuhan tidak akan

mengubah nasib seseorang jika

orang itu sendiri tidak mau

mengubah”. Betul begitu bukan,

Pak Kiai? (Ismadi, hal 66)

90. Kiai:Ya, demikianlah. Sekarang

bagaimana? (Ismadi, hal 66)

91. Copet III: Saya nurut saja, deh,

kepada Pak Kiai. (Ismadi, hal 66)

92. Copet IV: Tapi gimana? Saya ini

beragama Katholik, Pak Kiai. Pakde

saya ada yang jadi Pastur. Saya

sejak lahir telah dikukuhkan sebagai

umat Kristiani, saya telah dibaptis.

Nama saya Fransiscus Xaverius

Boiman. (Ismadi, hal 66)

93. Kiai: Oh, begitu! Jika demikian

pulanglah kamu ke haribaan

agamamu. Minta ampunlah kepada

orang tuamu. Segera bertaubatlah

kepada Allah dengan mengaku

dosa lewat pastur. Dan jalankan

kehidupan Liturgi yang telah lama

kau lupakan. Rajin-rajinlah ke

gereja, sesudah mengaku dosa pada

pasturnya. (Ismadi, hal 66)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

Sembahyang” adalah kebijakan

seorang Pak Kiai yang membuat

para copet sadar dan bertobat

menuju jalan dan keyakinannya

masing-masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

103

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah Menengah Atas (SMA)

Drama “Sebelum Sembahyang” sesuai dengan Kurikulum 2013

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : XI/ II

Materi Pokok : Teks Drama

Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit

A. Kompetensi Inti

KI3: Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan factual, konseptual,

procedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomen dan keadian, serta menerapkan pengetahuan procedural pada bidang

kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait

dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,

bertindak secara afektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

No Kompetensi Dasar Indikator

1 3.4 Mengidentifikasi struktur drama

baik lisan maupun tulisan.

3.4.1 Siswa mampu mengidentifikasi

struktur drama baik lisan maupun

tulisan.

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah proses pembelajaran diharapkan:

1. Siswa dapat mengidentifikasi struktur drama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

104

D. Materi Pembelajaran

1. Mengenal pengertian drama

2. Mengenal struktur drama

E. Metode Pembejaran

Metode: Saintifik Learning

F. Media dan Sumber Belajar

Media: Teks drama “Sebelum Sembahyang”

Sumber belajar:

1. Buku Kumpulan Drama Remaja

2. Buku yang berkaitan dengan teks drama

G. Langkah-langkah Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Guru Peserta

Didik

Pendahuluan

- Guru memulai pelajaran

dengan memberi salam

kepada para siswa.

- Guru meminta salah satu

siswa untuk memimpin

doa sebelum pelajaran

dimulai.

- Guru mempresensi siswa.

- Guru memberikan

motivasi kepada siswa

dalam mengikuti proses

pembelajaran.

- Peserta didik menerima

informasi tentang

keterkaitan pembelajaran

sebelumnya dengan yang

akan dilaksanakan.

- Guru menyampaikan

- Peserta didik

memberikan salam

balik kepada guru.

- Peserta didik

mendengarkan dan

mengangkat tangan

ketika namanya

dipanggil.

- Peserta didik

mendengarkan

penjelasan guru

seputar kegiatan

pembelajaran yang

akan dilaksanakan.

15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

105

kompetensi dasar,

indicator, tujuan

pembelajaran, dan

langkah-langkah

pembelajaran.

Kegiatan Inti

- Guru menyampaikan hal-

hal yang berkaitan

dengan kegiatan

pembelajaran yang akan

dilalui.

- Guru memberikan

intruksi kepada para

siswa untuk membentuk

kelompok.

- Guru mengarahkan para

siswa dalam setiap

kelompok.

Mengamati

- Peserta didik

mengamati penjelasan

guru terkait

pembelajaran yang

berlangsung.

menanya

- Peserta didik

menanyakan seputar

pengetian drama.

- Peserta didik

membuat pertanyaan

yang berhubungan

dengan struktur

drama.

Mengeksplorasi

(Menalar)

- Peserta didik

membuat kelompok

dalam satu kelompok

terdiri dari 3 orang.

Mengasosiasi

(Mencoba)

- Peserta didik

berdiskusi dengan

kelompoknya dengan

bimbingan guru yang

siap mengarahkan.

- Peserta didik

mengidentifikasi

mengenai struktur

drama yang terdapat

dalam teks drama

“Sebelum

60 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

106

- Guru meminta

perwakilan setiap

kelompok untuk

menyampaikan hasil dari

temuan mereka.

Sembahyang”.

- Peserta didik

berdiskusi dengan

teman kelompok.

- Kelompok membuat

kesimpulan dari hasil

temuan mereka.

Mengkomunikasikan

- Perwakilan kelompok

menyampaikan hasil

temuan mereka di

depan kelas.

- Kelompok saling

menilai kebenaran dan

kejelasannya.

- Peserta didik

menanggapi

presentasi

teman/kelompok lain

secara santun.

Penutup

- Guru memberikan

kesempatan kepada

peserta didik untuk

menyimpulkan

pembelajaran.

- Guru menanyakan

kesulitan yang dihadapi

para siswa pada saat

pembelajaran

berlangsung.

- Guru menyampaikan

rencana pembelajaran

selanjutnya.

- Pada akhir pembelajaran

guru meminta salah satu

siswa memimpin doa.

- Guru mengucapkan

salam dan terima

- Peserta didik

menyimpulkan

pembelajaran sesuai

apa dipelajari dan di

pahaminya.

- Peserta didik

menyampaikan

kesulitannya.

- Peserta didik mencatat

pokok materi

selanjutnya supaya

mereka membacanya.

- Salah satu siswa

memimpin doa.

- Peserta didik balik

membalas salam dan

15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

107

kasih.Peserta didik dan

guru menyimpulkan

materi pelajaran.

mengucapkan terima

kasih kepada guru.

H. Penilaian Hasil Pembelajaran

1. Penilaian Sikap

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : XI/ II

Karakter yang diintegrasikan dan dikembangkan adalah menunjukkan

perilaku sikap tanggung jawab, peduli, responsive, dan santun dalam menggunakan

Bahasa Indonesia dalam pembelajaran drama.

Kolom aspek perilaku diisi dengan angka yang sesuai kriteria berikut:

Bubuhkan tanda (√) pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan!

2. Penilaian Pengetahuan

Teknik : Tertulis

Bentuk : Uraian

Instrument : Mengidentifikasi sturktur drama “Sebelum Sembahyang”

No Nama Siswa Aspek Perilaku yang Dinilai Keterangan

Tanggung

jawab

Disiplin Responsif Percaya

diri

Jujur

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

108

Kriteria penilaian

No soal Deskripsi Skor

1 Mengidentifikasi sturktur drama “Sebelum Sembahyang”

sangat sempurna 4

2 Mengidentifikasi sturktur drama “Sebelum Sembahyang”

sempurna 3

3 Mengidentifikasi sturktur drama “Sebelum Sembahyang”

cukup sempurna 2

4 Mengidentifikasi sturktur drama “Sebelum Sembahyang”

kurang sempurna 1

Skor Maksimal 1

0

Pedoman Penilaian

Skor maksimal= jumlah skor tertinggi setiap kriteria.

Nilai = Skor yang diperoleh x 100

Skor Maksimal

Yogyakarta, 5 Februari 2018

Praktikan

Sarta Saogo

NIM: 131 224 071

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

109

LAMPIRAN

1. Pengertian Drama

Menurut Harymawan (1988: 1), kata drama berasal dari Bahasa Yunani draomai yang

berarti berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi, dan sebagainya: dan “drama” berarti:

perbuatan, tindakan. Drama merupakan salah satu subpokok bahasan materi mata pelajaran

Bahasa da Sastra Indonesia. Drama tidak lain merupakan karya sastra (Hendy, 1988: 4).

Karena itu, memang tidak dapat dipisahkan dari unsur sastra itu sendiri, yaitu karya yang

menggunakan Bahasa yang indah, bernas, dan padat maknanya, serta bersifat imajinatif

(yaitu mengandung dan mendorong kita untuk menalarkan pikiran). Melalui drama, siswa

dapat berlatih berkomunikasi menggunakan Bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

2. Struktur drama

Struktur merupakan komponen paling utama, dan merupakan prinsip kesatuan lakuan

(unity of action) dalam drama (Satoto, 1985: 14). Sedangkan menurut Nurgiyantoro (1995:

36), struktur karya sastra adalah hubungan antara unsur intrinsik yang bersifat timbal balik,

saling menentukan, saling memengaruhi, yang secara bersama membentuk kesatuan yang

utuh. Paul M Lovitt melalui Satoto (2012: 9), mengemukakan bahwa adegan di dalam lakon

merupakan hubungan unsur-unsur yang tersusun ke dalam satu kesatuan. Tegasnya,

“struktur” lakon adalah tempat hubungan dan fungsi dari adegan-adegan di dalam peristiwa-

perisriwa dan di dalam satu keseluruhan lakon.

a. Alur

Menurut Luxemburg, dkk (1984: 149), yang dinamakan alur ialah konstruksi yang

dibuat pembaca mengenai sebuah deretan peristiwa yang secara logic dan kronologik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

110

saling berkaitan dan yang diakibatkan atau dialami oleh para pelaku. Walaupun cerita

rekaan berbagai ragam coraknya, ada pola-pola tertentu yang hampir selalu terdapat di

dalam sebuah cerita rekaan (Sudjiman, 1988: 30). Struktur umum alur menurut Sudjiman

digambarkan sebagai berikut.

Paparan (exposition)

Awal Rangsangan (inciting moment)

Gawatan (rising action)

Tikaian (conflict)

Tengah Rumitan (complication)

Klimaks

Akhir Leraian (falling action)

Selesaian (denouement)

1. Paparan (exposition)

Eksposisi atau paparan adalah bagian karya sastra drama yang berisi tentang

keterangan tokoh-tokoh serta latar. Biasanya eksposisi terletak bagian awal karya satra.

Pengarang memperkenalkan para tokoh serta menjelaskan tempat peristiwa dan

memberikan gambaran yang akan terjadi pada cerita tersebut.

2. Rangsangan (inciting moment)

Rangsangan adalah tahap alur ketika muncul kekuatan, kehendak, tantangan yang

muncul dalam sebuah drama. atau rangsangan bisa dikatakan peristiwa yang mengawali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

111

timbulnya gawatan. Peristiwa ini sering ditimbulkan oleh masuknya tokoh baru atau

datangnya berita yang merusak keadaan.

3. Gawatan (rising action)

Yang dimaksud dengan gawatan adalah ketidakpastian yang berkepanjangan dan

semakin menjadi-jadi. Dengan adanya tegangan menjadikan penonton menyebabkan

terpancing keingintahuannya akan kelanjutan cerita serta penyelesaian masalah yang

dihadapi tokoh.

4. Tikaian (conflict)

Tikaian adalah perselisihan yang timbul sebagai akibat adanya dua kekuatan yang

bertentangan satu diantaranya diwakili oleh manusia atau pribadi yang biasanya menjadi

protagonist dalam cerita.

5. Rumitan (complication)

Rumitan adalah pemaparan tahapan ketika suasana semakin panas karena konflik

semakin mendekati puncaknya. Rumitan mempersiapkan penonton untuk menerima

dampak dari klimaks.

6. Klimaks

Klimaks adalah titik puncak sebuah cerita. Peristiwa dalam tahap ini adalah

mengubah dari nasib seorang tokoh. Rumitan merupakan puncak yang diikuti krisis atau

titik balik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

112

7. Leraian (falling action)

Leraian adalah bagian struktur alur sesudah tercapai klimaks dan krisi, merupakan

peristiwa yang menunjukan perkembangan kearah selesaian. Di dalam tahap ini kadar

pertentangan yang terjadi mereda.

8. Selesaian (denouement)

Selesaian merupakan bagian akhir dari alur sebuah drama. dalam tahap segala

kesalahapahaman atau rahasia yang berkaitan dengan alur cerita dapat diketahui.

b. Karakter

Menurut Wiyanto (2002: 27), Karakter atau perwatakan adalah keseluruhan ciri-

ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama. Seorang tokoh bisa saja berwatak sabar,

ramah, dan suka menolong. Sebaliknya, bisa saja tokoh berwatak pemberang, suka

marah, dan keji. Karakter ini diciptakan penulis lakon untuk diwujudkan oleh pemain

(aktor) yang memerankan tokoh itu. Agar dapat mewujudkannya, pemain harus

memahami benar karakter yang dikehendaki penulis lakon drama. Untuk itu, dia perlu

menafsirkan, membanding-bandingkan, dan menyimpulkan watak tokoh yang

diperankan, lalu mencoba-coba memerankannya. Hal ini harus dilakukan supaya

penampilannya benar-benar seperti tokoh yang diperankan, persis seperti tokoh

sesungguhnya.

c. Latar

Unsur latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan

sosial (Nurgiyantoro, 2007: 227). Ketiga unsur itu walaupun masing-masing menawarkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

113

permasalahan yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya

saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

1. Latar Tempat

Menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah

karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempat-tempat

dengan nama-nama tertentu, inisial tertentu, mungkin lokasi tertentu tanpa nama

jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah

mencerminkan atau paling tidak tak bertentangan dengan sifat dan keadaan

geografis tempat yang bersangkutan. Masing-masing tempat tentu saja memiliki

karakteristiknya sendiri yang membedakannya dengan tempat-tempat yang lain.

2. Latar Waktu

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwa-

peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Masalah “kapan” tersebut

biasanya dihubungkan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya dengan

peristiwa sejarah.

Latar waktu dalam fiksi dapat menjadi dominan dan fungsional jika

digarap secara teliti, terutama jika dihubungkan dengan waktu sejarah. Namun,

hal itu juga membawa sebuah konsekuensi: sesuatu yang diceritakan harus sesuai

dengan perkembangan sejarah. Segala sesuatu yang menyangkut hubungan waktu,

langsung atau tidak langsung, harus berkesesuaian dengan waktu sejarah yang

menjadi acuannya. Akhirnya, latar waktu harus juga dikaitkan dengan latar tempat

(juga sosial) sebab pada kenyataannya memang saling berkaitan. Keadaan suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

114

yang diceritakan mau tidak mau harus mengacu pada waktu tertentu karena

tempat itu akan berubah sejalan dengan perubahan waktu.

3. Latar Sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku

kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi.

Tata cara kehidupan social masyarakat mencakup berbagai masalah dalam

lingkup yang cukup kompleks. Ia dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat,

tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, dan lain-lain

yang tergolong latar spiritual seperti yang dikemukakan sebelumnya. Disamping

itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan,

misalnya rendah, menengah, atau atas.

Latar bukanlah hanya sebagai pelengkap dalam suatu cerita. Unsur ini

sangat mendukung terhadap unsur yang lain, seperti: tokoh dan tema. Tempat

terjadinya suatu peristiwa, waktu terjadinya suatu peristiwa dalam cerita tentu

tidak dipilih begitu saja oleh pengarang, tetapi juga disesuaikan oleh tindakan

tokoh cerita, pesan yang hendak disampaikan oleh pengarang, atau hal lainnya.

Keberhasilan suatu cerita tentu sangat tergantung kepada keharmonisan

(keterpaduan) unsur-unsur intrinsik drama.

d. Bahasa

Bahasa adalah rangkaian system bunyi atau symbol yang dihasilkan oleh alat ucap

manusia, yang memiliki makna dan secara konvensional digunakan oleh sekelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

115

manusia (penutur) untuk berkomunikasi (melahirkan pikiran dan perasaan) kepada orang

lain (Suyanto, 2016: 15).

Bahasa sebagai bahan dasar diolah untuk menghasilkan lakon drama.

Karena itu, penulis lakon harus mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan

Bahasa, misalnya ragam lisan dan ragam tulis, ragam resmi dan ragam tak resmi.

Pengetahuan tentang hal itu sangat penting untuk menulis dialog. Dialog harus ditulis

denga ragam Bahasa yang tepat sesuai dengan siapa yang berbicara, tempat

pembicaraan itu berlangsung, dan masalah yang dibicarakan. Semua itu menentukan

ragam Bahasa yang dipakai. Juga, penulis perlu mengetahui dialek dan majas.

Pengetahuan tentang Bahasa dan keterampilan menggunakannya menjadi syarat

utama bagi penulis lakon drama.

Secara khusus penggunaan Bahasa dalam karya sastra meliputi beberapa hal.

1. Pilihan Kata

Pilihan kata di dalam penggunaan bahasa, yaitu dengan menggunakan kata-kata

yang lugas dan konkret serta mudah dipahami arti katanya.

2. Pola Kalimat dan Bentuk Sintaksis

Bahasa di sini tidak hanya terdiri dari kalimat pokok saja, tetapi terdiri dari

beberapa kalimat pokok yang dihubungkan dengan kata penghubung dan kalimat

bawahan. Pembalikan kalimat dan penghilangan kata juga termasuk di dalam pola

kalimat maupun bentuk sintaksisnya (Kartikajati, 2009: 24-26).

Jadi bahasa sangatlah berperan penting dalam setiap hal, termasuk dalam drama

“Sebelum Sembahyang” Bahasa terdapat kata maupun kalimat yang nantinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

116

digunakan oleh tokoh untuk berkomunikasi. setiap dialog berupa Bahasa-bahasa

yang mempunyai makna. Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan uga sebagai

bahan pembelaaran.

e. Tema

Menurut Oemarjati (1969: 65), tema adalah keseluruhan cerita dan kejadian serta

aspek-aspeknya, sebagaimana diangkat pencipta dari sejumlah kejadian yang ada, untuk

dijadikan dasar lakonnya: inheren dalam tema adalah saham-saham watak dan situasi.

Bila dihubungkan dengan topik dan judul, tema merupakan induknya, sedangkan topik

dan judul berada pada level di bawah tema (Nurbaya, 2011: 41-42).

Untuk menemukan tema dalam karya sastra harus disimpulkan dari keseluruhan

cerita, tidak hanya berdasarkan bagian-bagian tertentu saja. Tema tidak sama dengan

cerita tetapi tema merupakan dasar cerita, dan cerita disusun berdasarkan tema yang ada.

Dengan demikian, dapat menyampaikan tema, makna, atau tujuan penulis cerita fiksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: Skripsi - repository.usd.ac.id · semangat untuk kuliah khusunya di dusun Beleraksok. 4. Romo, Bapak/ Ibu dan seluruh KBKK yang selalu mendorong, memotivasi memberikan fasilitas dan

117

Biodata Penulis

Sarta Saogo, lahir di Beleraksok 25 September 1993.

Anak terakhir dari delapan bersaudara pasangan alm

Tetex Saogo dan Erna Saleleubaja. Menyelesaikan

sekolah dasar pada tahun 2007 di SDN No. 21 Makalo.

Setelah itu melanjutkan di SMP Negeri 1 Pagai Utara

Selatan dan selesai tahun 2010. Studi dilanjutkan kembali

di SMA Negeri 1 Pagai Utara Selatan dan selesai tahun 2013. Kemudian

melanjutkan Pendidikan di Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta, yaitu

Universitas sanata Dharma dengan jurusan Pendidikan dan Seni, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Bahasa Sastra Indonesia. Untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan peneliti membuat skripsi dengan judul:

Struktur Drama “Sebelum Sembahyang” Karya Kecuk Ismadi C.R dan Rencana

Pembelajarannya di SMA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI