JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf ·...

159
i FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CLUWAK PATI TAHUN AJARAN 2015/2016 Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Ayu Isworo Widiawati 1301410039 JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Transcript of JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf ·...

Page 1: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

i

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT DALAM PEMILIHAN SEKOLAH

LANJUTAN PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CLUWAK PATI

TAHUN AJARAN 2015/2016

Skripsi disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

oleh

Ayu Isworo Widiawati

1301410039

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

ii

Page 3: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

iii

Page 4: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Tak ada rahasia untuk menggapai sukses. Sukses itu dapat terjadi karena

persiapan, kerja keras, dan mau belajar dari kegagalan.

(General Collin Power)

PERSEMBAHAN

1) Almamaterku BK FIP UNNES.

2) Untuk Papa Alm. Edi Susmanto dan Mama

Sulistiyani tercinta untuk segala kasih sayang, doa,

dukungan, perjuangan dan motivasinya.

3) Untuk Saudaraku Tersayang, Kakak Bagus

Widiatmoko.

4) Untuk sahabat BK Unnes ’10 yang senantiasa

berjuang bersama.

Page 5: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

v

PRAKATA

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang

telah memberikan semuanya denga baik serta rencana terbaik-Nya, sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Faktor-faktor penghambat

dalam pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati

Tahun Ajaran 2015/2016”. Penelitian ini dilakukan karena melihat fenomena di

sekitar, bahwa pada siswa kelas IX memilih sekolah lanjutan yang tepat bukan hal

yang mudah, dan banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhinya. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi

penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1

Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh studi di

Jurusan Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian untuk skripsi ini.

3. Drs. Eko Nusantoro, M.Pd, Kons, Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling,

yang telah memberikan ijin penelitian dan pengarahan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Page 6: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

vi

4. Dra. Ninik Setyowani, M.Pd. sebagai pembimbing skripsi dan dosen penguji

tiga, yang telah memberikan bimbingan, arahan, perhatian, masukan dan

dukungan selama penyusunan skripsi.

5. Dr. Awalya, M.Pd.,Kons. sebagai dosen penguji satu, yang telah memberikan

bimbingan dan masukan selama sidang skripsi hingga perbaikan skripsi.

6. Dra. Maria Theresia Sri Hartati, M.Pd., Kons. sebagai dosen penguji dua,

yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama sidang skripsi hingga

perbaikan skripsi.

7. Kepala sekolah SMP Negeri 1 Cluwak yang telah memberikan izin penelitian.

8. Guru BK SMP Negeri 1 Cluwak, yang telah bersedia membantu selama

proses penelitian.

9. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang

khususnya Dosen Jurusan Bimbingan dan Konseling atas bekal ilmu,

wawasan, inspirasi, dan motivasi kepada penulis.

10. Seluruh Staf Karyawan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas

perpustakaan Jurusan Bimbingan dan Konseling yang telah membantu

kelancaran penulisan skripsi.

11. Teman-teman Mahasiswa BK Angkatan ’10, teman-teman kos dan sahabat

saya.

12. Serta seluruh pihak yang telah ikut membantu dalam penyusunan skripsi ini

yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Page 7: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

vii

Demikian skripsi ini disusun, semoga kita senantiasa diberi yang terbaik

oleh Allah SWT. Akhir kata, semoga karya ini bermanfaat.

Semarang, Agustus 2015

Penulis

Page 8: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

viii

ABSTRAK

Widiawati, Ayu Isworo. 2015. Faktor-faktor penghambat dalam pemilihan

sekolah lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran

2015/2016.Skripsi. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Ninik Setyowani, M.Pd.

Kata kunci: faktor internal dan faktor eksternal penghambat dalam pemilihan

sekolah lanjutan, siswa kelas IX SMP

Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan fenomena di lapangan pada saat

peneliti melaksanakan observasi di SMP Negeri 1 Cluwak melalui DCM dengan

perolehan hasil secara keseluruhan siswa mengalami permasalahan dalam

pemilihan sekolah lanjut dari aspek biaya, tentu saja biaya merupakan aspek

penting dalam menempuh studi. Selain itu siswa juga mengalami kesulitan dalam

menentukan pilihan sekolah lanjut serta mengalami kekhawatiran tidak diterima di

sekolah lanjut yang memiliki kualitas baik. Sekolah lanjutan sangat penting, jadi

apabila kualitasnya kurang baik maka siswa menjadi khawatir karena hal ini

menyangkut masa depan. Siswa merasa takut tidak bisa berdiri sendiri, hal ini

dapat diakibatkan karena ketakutan siswa tidak mendapat dukungan dari pihak-

pihak terkait dan orang terdekat. Selain itu melalui wawancara dengan Guru BK

bahwa secara keseluruhan siswa kelas IX ingin melanjutkan sekolah setelah lulus

dari SMP, namun dalam menentukan sekolah lanjutan yang tepat ada kalanya

mendapat hambatan dari faktor-faktor internal dan eksternal. Sekolah lanjutan

merupakan salah satu aspek pemilihan karier, yang mana semua itu bertujuan

untuk memudahkan siswa dalam merencanakan masa depan sedini mungkin.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui faktor internal dan

faktor eksternal apa saja yang menghambat siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak

Pati tahun ajaran 2015/2016.

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu

jenis penelitian survei. Untuk populasi pada penelitian ini adalah semua siswa

kelas IX yaitu sejumlah 288 siswa. Sampel yang digunakan adalah 25% dari 288

siswa yaitu 72 siswa. Sedangkan instrumen pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini merupakan skala psikologis pemilihan sekolah lanjutan.

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif presentase.

Hasil yang ditemukan bahwa faktor internal yang menghambat pemilihan sekolah

lanjutan pada siswa kelas IX dengan persentase sebesar 66,67%, sedangkan faktor

eksternal yang mempengaruhi pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX

dengan persentase sebesar 64,96%. Simpulan yang didapatkan adalah siswa

memiliki hambatan pada kedua dari faktor-faktor ini, dengan perolehan persentase

terbesar pada kondisi psikis 66,79% dan kondisi keluarga 66,42%.

Page 9: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

ix

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL..................................................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................... ii

PERNYATAAN.............................................................................................. iii

MOTO DAN PERSEMBAHAN..................................................................... iv

KATAPENGANTAR..................................................................................... v

ABSTRAK....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI.................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL............................................................................................ xi

DAFTAR DIAGRAM...................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah...................................................................................... 8

1.3 Tujuan Penelitian....................................................................................... 8

1.4 Manfaat Penelitian..................................................................................... 9

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi.................................................................... 9

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA..................................................................... 11

2.1 PenelitianTerdahulu................................................................................... 11

2.2 Pemilihan Karier................................. ...................................................... 17

2.2.1 Pengertian Pemilihan Karier.......................... ........................................ 17

2.2.2 Faktor-faktor pokok dalam Perkembangan Karier................................. 19

2.3 Faktor-faktor Penghambat dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan…........... 39

2.3.1 Faktor Penghambat Internal.................................................................... 40

2.3.2 Faktor Penghambat Eksternal.................................................................. 42

2.4 Teori Perkembangan Anak Usia SMP....................................................... 48

2.5 Kerangka Berpikir................................................................................ 51

Page 10: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

x

BAB 3 METODE PENELITIAN.................................................................. 53

3.1 Jenis Penelitian.......................................................................................... 53

3.2 Variabel Penelitian.................................................................................... 54

3.2.1 Identifikasi Variabel................................................................................ 54

3.2.2 Hubungan Antar Variabel....................................................................... 55

3.2.3 Definisi Operasional Variabel................................................................. 55

3.3 Populasi dan Sampel.................................................................................. 57

3.3.1 Populasi................................................................................................... 57

3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling.................................................................. 58

3.4 Metode dan Alat Pengumpul Data............................................................. 60

3.4.1 Metode pengumpulan Data...................................................................... 60

3.4.2 Alat Pengumpulan Data........................................................................... 62

3.4.3 Penyusunan Instrumen............................................................................ 64

3.5 Uji Instrumen Penelitian........................................................................... 69

3.5.1Validitas.................................................................................................... 69

3.5.2 Reliabilitas............................................................................................... 71

3.6 Teknik Analisis Data................................................................................ 73

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 75

4.1 Hasil Penelitian.......................................................................................... 75

4.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Data Penelitian Keseluruhan........ 76

4.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Persentase Data Penelitian Per Komponen.... 78

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian..................................................................... 89

4.2.1 Faktor Penghambat Internal.................................................................... 90

4.2.2 Faktor Penghambat Eksternal................................................................. 95

4.3 Keterbatasan Penelitian............................................................................. 100

BAB 5 PENUTUP........................................................................................... 101

5.1 Kesimpulan............................................................................................. 101

5.2 Saran......................................................................................................... 102

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 103

Page 11: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian.................................................. 58

3.2 Sampel Penelitian........................................................................ .......... 60

3.3 Penskoran Alternatif Jawaban........................................ ............. ......... 62

3.4 Kategori Tingkatan Kriteria Faktor Penghambat dalam Pemilihan Sekolah

Lanjutan.................................................................... ............................. 64

3.5 Kisi-kisi Skala Psikologis Faktor Penghambat dalam Pemilihan Sekolah

Lanjutan........................................................................................ ......... 65

3.6 Distribusi Butir Item Valid dan Gugur....................... ............. ............. 71

3.7 Kriteria Reliabilitas Instrumen........................................ ............. ........ 72

4.1 Analisis Deskriptif Persentase Faktor-faktor Penghambat dalam Pemilihan

Sekolah Lanjutan.............................................................................. 76

4.2 Persentase Deskriptor Kondisi Fisik..................................................... 78

4.3 Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Fisik....................... 79

4.4 Persentase Deskriptor Kondisi Psikis.................................................. 80

4.5 Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Psikis................... 81

4.6 Persentase Deskriptor Kondisi Keluarga........................................... 83

4.7 Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Keluarga.................. 84

4.8 Persentase Deskriptor Kondisi Sekolah............................................... 85

4.9 Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Sekolah................. 86

4.10 Persentase Deskriptor Kondisi Teman................................................ 86

4.11 Persentase Per Butir Pernyataan Faktor Kondisi Teman.................... 87

4.12 Persentase Deskriptor Faktor Masyarakat.......................................... 88

Page 12: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

xii

DAFTAR DIAGRAM

Diagram Halaman

4.1 Analisis Deskriptif Persentase Faktor-faktor Penghambat Pemilihan Sekolah

Lanjutan................................................................................................. 77

Page 13: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Kerangka Berpikir Faktor Penghambat Pemilihan Sekolah

Lanjutan...................................................................................... ........ 52

Page 14: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kisi-kisi Instrumen Sebelum Try Out ........................................................... 106

2. Skala Pemilihan Sekolah Lanjutan Sebelum Try Out ................................... 111

3. Perhitungan Validitas .................................................................................... 119

4. Perhitungan Realiabilitas .............................................................................. 133

5. Kisi-kisi Intrumen Sesudah Try Out ............................................................. 135

6. Skala Pemilihan Sekolah Lanjutan Sesudah Try Out ................................... 139

7. Tabulasi Hasil Penelitian .............................................................................. 146

8. Daftar Sampel Penelitian Siswa Kelas IX..................................................... 167

9. Foto Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ................................................... 169

10. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................................. 172

Page 15: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan merupakan

sekolah menengah lanjutan yang akan ditempuh siswa setelah lulus dari Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Dalam hal memilih sekolah lanjutan setelah lulus dari

SMP tidak lantas mudah, karena beberapa hal dari salah memilih sekolah lanjutan

dapat berakibat tidak baik pada proses belajar siswa dan dapat menghambat karier

anak di masa depan. Dengan mengetahui pentingnya peran sekolah bagi

perkembangan kepribadian, intelektual, sosial dan karier, maka siswa harus

memilih sekolah yang tepat dan sesuai dengan cita-cita.

Dalam tahap perkembangan karier menurut Super (dalam Winkel 2004:

632) ialah “remaja mengalami fase eksplorasi (exploration) di mana individu

memikirkan berbagai alternatif jabatan, tetapi belum mengambil keputusan yang

mengikat”. Selanjutnya Super (dalam Winkel 2004: 631) berpendapat bahwa

“perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup

banyak faktor, faktor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan

sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya”. Jadi dapat disimpulkan bahwa

siswa mulai memikirkan tentang pemilihan sekolah lanjutan, tetapi belum

memikirkan sekolah mana yang akan menjadi pilihannya. Agar tidak mengalami

banyak kesulitan dalam proses pemilihan sekolah lanjutan baik itu di Sekolah

Menengah Atas dan Kejuruan serta pertimbangan lainnya, maka perlu

Page 16: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

2

memperhatikan berbagai faktor yang menjadi penghambatnya diantaranya faktor

internal dan faktor eksternal.

Santrock (2003: 486) mengatakan bahwa “sekolah memberikan pengaruh

yang kuat dalam pemilihan karier individu”. Sekolah memberikan suasana untuk

mengembangkan diri sehubungan prestasi dan karier. “Individu harus melewati

tahap perkembangan yang meliputi jangka waktu yang lama untuk menetap pada

satu karier tertentu.” (Winkel 2007: 624). Menurut Super (dalam Purwandari

2009: 12) menjelaskan bahwa “individu dikatakan matang atau siap untuk

membuat keputusan karier jika pengetahuan yang dimilikinya untuk membuat

keputusan karier didukung oleh informasi yang kuat mengenai pekerjaan

berdasarkan eksplorasi yang telah dilakukan.” Berdasarkan beberapa pendapat

tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa perlu mengerti dan memahami tugas

perkembangan remaja, serta pemilihan karier bagi siswa didukung oleh

pengetahuan serta informasi mengenai jenis karier yang diperoleh dari sekolah,

karena sekolah memberikan peran penting bagi perkembangan diri serta prestasi

siswa. Informasi yang cukup dalam memutuskan pilihan agar apa yang menjadi

harapan siswa dapat tercapai.

Menurut Ginzberg dkk (dalam Santrock 2002: 94) perkembangan individu

dalam proses pilihan karier mencakup tiga fase, yaitu: (1) Tahap Fantasi: 0 – 11

tahun (masa Sekolah Dasar), (2) Tahap Tentatif: 12-18 tahun (masa Sekolah

Menengah), (3) Tahap Realistik: 19-25 tahun (masa Perguruan Tinggi). Ginzberg

(dalam Winkel 2004: 628) mengatakan tugas perkembangan siswa usia sekolah

menengah meliputi “tahap tentatif, yaitu dibagi menjadi empat sub tahap, yakni:

Page 17: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

3

(1) sub tahap minat (interest); (2) sub tahap kapasitas (capacity); (3) sub tahap

nilai (values) dan (4) sub tahap transisi (transition)”.

Jadi pada tahap tentatif anak mulai menyadari bahwa mereka memiliki

minat dan kemampuan yang berbeda satu sama lain. Pada sub tahap minat, anak

cenderung melakukan pekerjaan-pekerjaan atau kegiatan-kegiatan hanya yang

sesuai dengan minat dan kesukaan mereka saja. Sedangkan pada sub kapasitas dan

kemampuan anak mulai melakukan kegiatan didasarkan pada kemampuan

masing-masing, disamping minat dan kesukaannya. Selanjutnya pada sub tahap

nilai anak sudah bisa membedakan mana kegiatan atau pekerjaan yang dihargai

oleh masyarakat, dan mana yang kurang dihargai. Pada masa remaja pilihan karier

orang mengalami perkembangan. Awalnya pertimbangan karier itu hanya

berdasarkan kesenangan, ketertarikan atau minat, sedangkan faktor-faktor lain

tidak dipertimbangkan. Menyadari bahwa minat saja tidaklah cukup, sehingga

anak mulai menanyakan kepada diri sendiri apakah dia memiliki kemampuan

melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kemmpuannya itu cocok dengan

minatnya.

Menurut Havigurst (dalam Yusuf 2009: 67) tugas-tugas perkembangan

adalah “A developmental task is a task which arises at or about a certain period

in the life of the individual, successful achievement of which leads to his

happiness and to success with later task, while failure leads to unhappiness in the

individual, disapproval by society, and difficulty with later task.” (Tugas

perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam

rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan

Page 18: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

4

membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya;

sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri

individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-

kesulitan dalam tugas-tugas berikutnya).

Siswa sekolah menengah merupakan masa remaja di mana dalam masa ini

terjadi peningkatan dalam suatu pemilihan. Hal tersebut diwujudkan dalam proses

pembentukan orientasi, minat, dan rencana masa depan individu. Dalam hal ini,

“siswa mulai merencanakan keputusan-keputusan tentang masa depan” (Desmita

2009: 198). Oleh sebab itu, untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi

pemilihan karier menjadi hal penting, terutama bagi siswa SMP di mana akan

dihadapkan pada pilihan sekolah lanjutan.Namun pada kenyataannya di lapangan,

memilih sekolah lanjutan yang tepat setelah lulus dari jenjang SMP merupakan

keadaan yang tidak mudah bagi para siswa yang masih dalam kategori remaja.

Keadaan tersebut dipengaruhi oleh pemahaman siswa tentang sekolah lanjutan

belum terarah dan sangat bergantung pada pihak luar, yaitu teman, konselor, dan

harapan orang tua. “Ada tiga faktor penghambat dalam pemilihan karir yaitu

keluarga, kelompok sebaya, dan masyarakat” (Supriyo 2008: 118).

Dalam penelitian Purwandari (2009: 5) yang berfokus pada faktor internal

yang mempengaruhi kematangan vokasional siswa kelas XII SMA menyatakan

bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan untuk menentukan studi

lanjut berdasarkan pemahaman yang tepat tentang kualitas diri dan informasi

sekolah lanjutan. Fenomena yang terjadi pada siswa yang pemikirannya masih

labil dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan sehingga tanpa sadar mereka tidak

Page 19: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

5

memperhatikan kemampuan diri mereka sendiri. Madikhatun dalam Jurnal

Informatika Vol 5 No. 1 Januari 2011 mengungkapkan pengambilan keputusan

dalam bidang pendidikan yaitu memilih sekolah yang tepat. Pemilihan sekolah

merupakan salah satu hal yang sangat penting dikarenakan pilihan sekolah akan

mempengaruhi pendidikan dan masa depan.

Setiap remaja khususnya siswa SMP Negeri 1 Cluwak Pati seharusnya

memiliki kemampuan diri dalam mengetahui bakat dan minat mereka yang positif,

dan pada kondisi yang terdapat di lapangan dijumpai secara keseluruhan siswa

sudah memiliki minat pada suatu bidang. Fenomena yang diperoleh oleh peneliti

selama observasi melalui DCM pada siswa kelas VIII diperoleh hasil bahwa 33%

siswa ingin melanjutkan sekolah tetapi tidak punya biaya, 36% siswa sulit

menetapkan pilihan sekolah lanjutan, 15% siswa merasa takut di masa depan tidak

dapat berdiri sendiri, dan 16% siswa mengalami kekhawatiran tidak dapat

diterima di sekolah lanjutan yang berkualitas baik.

Dari hasil observasi melalui DCM tersebut dapat diketahui bahwa secara

keseluruhan siswa mengalami permasalahan dalam pemilihan sekolah lanjut dari

aspek biaya, tentu saja biaya merupakan aspek penting dalam menempuh studi.

Jika tidak memiliki biaya, hal ini dapat menjadi permasalahan yang dapat

mengganggu kehidupan sehari-hari siswa. Selain itu siswa juga mengalami

kesulitan dalam menentukan pilihan sekolah lanjut serta mengalami kekhawatiran

tidak diterima di sekolah lanjut yang memiliki kualitas baik. Sekolah lanjutan

sangat penting, jadi apabila kualitasnya kurang baik maka siswa menjadi khawatir

karena hal ini menyangkut masa depan. Siswa merasa takut tidak bisa berdiri

Page 20: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

6

sendiri, hal ini dapat diakibatkan karena ketakutan siswa tidak mendapat

dukungan dari pihak-pihak terkait dan orang terdekat.

Selain itu peneliti selama melakukan wawancara dengan Guru BK di

sekolah pada semester gasal tahun 2014, secara keseluruhan siswa kelas VIII SMP

Negeri 1 Cluwak ingin melanjutkan sekolah setelah lulus dari SMP. Siswa menilai

diri mereka sudah mengetahui minat mereka pada sekolah lanjutan, namun

sebenarnya faktor minat saja tidak cukup dalam mengambil keputusan untuk

memilih studi lanjut dan kariernya. Penentuan dan pemilihan karier untuk anak

usia pubertas ini tentunya masih memiliki beberapa kesulitan karena emosi yang

masih labil. Untuk menentukan pemilihan sekolah lanjutan, siswa tidak hanya

mengandalkan minat saja, hal ini juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

tentunya ada di lingkungan sekitar siswa.

Munandir (1996:97) menyebutkan teori pengambilan keputusan karir oleh

Krumboltz meliputi empat kategori faktor yang mempengaruhi keputusan karir

seseorang, yaitu faktor genetik, kondisi lingkungan, belajar dan keterampilan

menghadapi tugas. Karier bagi siswa sekolah menengah adalah menentukan

pilihan sekolah lanjutan. “Akan tetapi, kenyataannya masih banyak siswa

mengalami kebingungan, ketidakpastian dan stress dalam melakukan eksplorasi

dan pemilihan karier” (Santrock 2003: 485). Para siswa terkadang dihadapkan

pada permasalahan yang dapat menghambat untuk mengambil keputusan

kariernya secara tepat dan sesuai dengan yang diharapkan. Dalam memilih

sekolah lanjutan, siswa perlu mengetahui dan memahami potensi yang dimiliki

serta pengetahuan tentang jurusan pada studi lanjut yang akan mempengaruhi

Page 21: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

7

siswa dalam mengambil keputusan tersebut. Apabila siswa tidak mengetahui

pemilihan kariernya dengan baik, mereka tidak mempunyai gambaran tentang

karier apa yang akan mereka pilih di masa depan, sehingga hal ini akan

menimbulkan kecemasan dalam diri yang dapat menghambat keberhasilannya.

Melihat fenomena tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

berjudul “Faktor-faktor yang Penghambat dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan

Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016”.

Alasannya yaitu dengan mengenal faktor-faktor tersebut nantinya bisa mengetahui

aspek-aspek hambatan yang terjadi pada siswa dalam perkembangan karier, selain

itu siswa dapat mengetahui penyelesaian dari masalah tersebut yang menyangkut

pemilihan sekolah lanjutan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka rumusan masalah

umum pada penelitian ini yaitu apa saja faktor-faktor penghambat dalam

pemilihan sekolah lanjutan pada Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati

Tahun Ajaran 2015/2016?

Untuk menjawab rumusan masalah umum tersebut, perlu dirinci rumusan

masalah khusus sebagai berikut:

1. Faktor internal apa saja yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada

Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016?

2. Faktor eksternal apa saja yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada

Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran 2015/2016?

Page 22: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

8

1.3 Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini secara umum

yaitu untuk mengetahui apa saja faktor-faktor penghambat dalam pemilihan

sekolah lanjutan pada Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran

2015/2016. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor internal yang menghambat pemilihan sekolah

lanjutan pada Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran

2015/2016.

2. Untuk mengetahui faktor eksternal yang menghambat pemilihan sekolah

lanjutan pada Siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun Ajaran

2015/2016.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

1. Bagi guru

Bagi guru BK di SMP Negeri 1 Cluwak untuk dapat meningkatkan

pemberian layanan di bidang karier kepada siswa, agar siswa tidak

kebingungan dalam menentukan sekolah lanjutan.

2. Untuk siswa

Bagi siswa agar menentukan pilihan sekolah lanjutan sejak dini dan

meningkatkan komunikasi kepada pihak terkait.

Page 23: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

9

1.4.2 Manfaat Teoritis

1. Untuk peneliti berikutnya

Bagi civitas akademika dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

memberikan layanan terkait dengan bidang karier kepada siswa.

1.5 Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika skripsi merupakan suatu bentuk gambaran dari penyusunan

skripsi yang bertujuan untuk mempermudah pembaca dalam memahami isi dari

skripsi. Adapun sistematika skripsi yang disusun adalah sebagai berikut:

1.5.1 Bagian Awal Skripsi

Berisi halaman judul, abstrak, pengesahan, motto dan persembahan, kata

pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar diagram, daftar gambar, dan daftar

lampiran.

1.5.2 Bagian Isi

Bab I Pendahuluan, bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan garis sistematika penulisan

skripsi.

Bab II Tinjauan Pustaka, bab ini berisi penelitian terdahulu, teori yang

melandasi tentang karir, perencanaan karir, dan faktor-faktor penghambat

perencanaan karir siswa.

Bab III Metode Penelitian, bab ini berisi jenis penelitian, variabel penelitian,

populasi, sampel dan teknik sampling, metode dan alat pengumpul data,

Page 24: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

10

penyusunan instrumen, validitas dan reliabilitas instrumen, dan teknik

analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, bab ini berisi tentang hasil penelitian

dan pembahasan.

Bab V Penutup, bab ini berisi simpulan dari hasil penelitian yang telah

dilaksanakan dan saran-saran yang diberikan peneliti berdasarkan hasil

penelitian.

1.5.3 Bagian Akhir Skripsi

Meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran yang memuat kelengkapan-

kelengkapan perhitungan data.

Page 25: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan menguraikan beberapa penelitian terdahulu yang dapat

mendukung penelitian dan teori-teori yang melandasi penelitian ini. Teori-teori

tersebut antara lain pengertian pemilihan karier, faktor internal dan faktor

eksternal yang menghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan, dan teori

perkembangan anak usia remaja (SMP).

2.1 Penelitian Terdahulu

Sebelum peneliti mengkaji lebih tentang faktor-faktor penghambat dalam

pemilihan sekolah lanjutan, penulis akan memaparkan penelitian-penelitian

terdahulu yang relevan dan terdapat keterkaitan dengan penelitian yang akan

dilakukan oleh penulis. Penelitian-penelitian tersebut dijelaskan di bawah ini:

2.1.1 Kristanto, Agnes Mariana (2008) mengenai Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Pemilihan Karier Pada Dewasa Muda

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa subyek bekerja di salah satu

perusahaan swasta di Semarang. Perusahaan yang berjalan di bidang pergudangan

besi baja, subyek bekerja di bidang keuangan yang mengurusi penjualan barang

dari seles perusahaan. Subyek mendapat dukungan dari keluarga dan teman-teman

dalam melakukan pekerjaan.

Pemilihan karier subyek dipengaruhi oleh faktor internal yaitu, (a)

keterampilan khusus yang dimiliki subyek antara lain; keterampilan akuntansi,

Page 26: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

12

menginput data, administrasi keuangan, dan memahami alur perdagangan, (b)

bakat yang dimiliki subyek yaitu; bakat berhitung dalam akuntansi, (c) persepsi

subyek tentang pekerjaan akuntansi memiliki banyak kelebihan daripada

kekurangannya, (d) respon positif yang didapat subyek dari keluarga maupun

teman-teman, sehingga membuat subyek lebih bersemangat dan mantap dalam

menjalankan kariernya, (e) problem solving subyek dalam menghadapi masalah,

dan (f) kesiapan mental subyek dalam bekerja, (g) tugas perkembangan dewasa

muda dalam berkarier.

Selain faktor internal yang mempengaruhi pemilihan karier subyek, faktor

eksternal juga berperan penting, antara lain yaitu; (a) perekonomian keluarga yang

kurang baik mengingat sang ayah sudah meninggal dan hanya ibu bekerja seorang

diri, dan (b) informasi pekerjaan sebagai akuntan banyak digunakan oleh

perusahaan. Berdasarkan keterangan di atas, faktor internal dan eksternal sangat

mempengaruhi pemilihan karier pada dewasa muda. Bagi subyek penelitian

sendiri, faktor eksternal yang sangat berpengaruh adalah dukungan dari keluarga

dan teman-temannya.

Penelitian di atas digunakan sebagai penguat dalam penelitian ini, karena

dalam pemilihan karier pada setiap individu dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Di mana kedua faktor ini juga dapat menjadi penghambat dan juga

penentuan dalam pemilihan karier. Selain itu penelitian di atas menjadi penguat

teori bahwa faktor internal meliputi bakat, dan faktor eksternal meliputi kondisi

keluarga dan teman-teman.

Page 27: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

13

2.1.2 Purwanti, Cicih (2013) mengenai Upaya Meningkatkan Minat Studi

Lanjut ke SMK Melalui Layanan Informasi Karier Pada Siswa Kelas

VIII SMP Negeri 2 Salem

Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa minat studi lanjut siswa ke SMK

masih rendah. Hal tersebut dapat terlihat dari 35 siswa yang diberikan skala minat

sebagai bentuk kondisi awal secara keseluruhan diperoleh rata-rata 51,81%

dengan kriteria rendah. Minat studi lanjut ke SMK terlhat bahwa aspek persepsi

memiliki presentase 54,06% dengan kategori sedang, aspek perhatian memiliki

presentase 47,37% dengan kategori rendah, aspek kepercayaan memiliki

presentase 51,83% dengan kategori sangat rendah, aspek keinginan memiliki

presentase 50,17% dengan kriteria sedang, serta aspek tindakan memiliki

presentase 54,51% dengan kategori sangat rendah.

Peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan layanan informasi

karier. Layanan informasi karier merupakan kegiatan pemberian layanan berupa

informasi dalam bidang karier yang bertujuan memberikan pemahaman,

pengembangan, dan sebagai bahan pertimbangan siswa untuk memilih dan

mengambil keputusan karier dalam kehidupannya serta masa depannya.

Hasil dari penelitian riset dan pengembangan yang dilakukan ini adalah

untuk menghasilkan bahan informasi mengenai hambatan dalam pemilihan karier,

serta mengetahui faktor yang menjadi penghambat dalam menentukan sekolah

lanjutan di SMK. Fungsi hasil riset untuk penelitian yang akan dilakukan adalah

sebagai penguat teori bahwa minat dapat menjadi faktor penghambat untuk

mengambil studi lanjut ke sekolah lanjutan khususnya SMK.

Page 28: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

14

2.1.3 Maryati, Sri (2009) Mengenai Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Preferensi Masyarakat Dalam Memilih Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri (SMKN) di Kota Semarang

Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

siswa dalam pemilihan sekolah adalah faktor kondisi sekolah yang mempunyai

pengaruh paling besar. Kemudian diikuti oleh faktor lokasi yang paling kecil

adalah faktor ekonomi. Serta lokasi atau letak SMKN yang berada di 4 (empat)

kecamatan tidak mempengaruhi keinginan siswa untuk memilihnya, terlihat dari

mayoritas siswanya yang berasal dari kecamatan lain.

Dari analisis karakteristik sekolah, sub faktor masa depan yang lebih

menjanjikan mempunyai pengaruh paling besar pada semua kelompok sekolah.

Kemudian diikuti sub faktor sub faktor keleluasaan dalam memilih jurusan, baru

kemudian prestasi yang telah dicapai sekolah dan yang paling kecil pengaruhnya

adalah sub faktor fasilitas sekolah. Dari analisis karakteristik ekonomi, sub faktor

kondisi ekonomi keluarga mempunyai pengaruh paling besar pada semua

kelompok sekolah. Kemudian diikuti oleh sub faktor biaya transportasi, dan yang

paling kecil pengaruhnya adalah sub faktor biaya sekolah. Hal ini menunjukkan

siswa mempunyai pertimbangan dengan sekolah di sekolah kejuruan akan

mempersiapkan mereka ke dunia kerja sehingga dapat segera membantu orang tua

untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarganya.

Dari analisis karakteristik lokasi sekolah sub faktor kemudahan dijangkau

dengan tranportasi umum mempunyai pengaruh paling besar pada semua

kelompok sekolah. Kemudian diikuti oleh sub faktor kedekatan sekolah dengan

tempat tinggal, dan yang paling kecil pengaruhnya adalah sub faktor lokasi yang

Page 29: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

15

strategis. Hal ini menunjukkan bahwa siswa mempunyai pertimbangan mengenai

kemudahan aksesbilitas ke sekolah akan memperlancar proses belajar mengajar.

Berdasarkan analisis statistik Crosstab diketahui bahwa terdapat hubungan positif

antara preferensi pemilihan sekolah dengan kondisi ekonomi. Hal ini

menunjukkan bahwa kondisi ekonomi keluarga mempunyai pengaruh terhadap

siswa dalam memilih SMK Negeri di Kota Semarang.

Kaitan hasil penelitian di atas dengan penelitian ini adalah sebagai penguat

teori. Hasil penelitian memperkuat pemikiran peneliti bahwa dalam menentukan

rencana pemilihan karier terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor yang

menyebabkan munculnya pengaruh bagi individu untuk menentukan pilihan karier

terdapat dari kendisi ekonomi keluarga. Dengan mempertimbangkan kondisi

ekonomi keluarga, siswa banyak memilih untuk melanjutkan sekolah ke SMK

karena langsung mendapat bekal keterampilan untuk bekerja.

2.1.4 Miskiya, Lu’luatun (2014) Faktor Determinan Kemampuan

Perencanaan Karier Siswa SMA Negeri Se-Kabupaten Tegal.

Indonesian Journal of Guidance and Counseling 3 (1) (2014)

Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa faktor keluarga determinan

terhadap kemampuan perencanaan karier siswa dengan persentase 80% dalam

kategori tinggi, yang artinya rata-rata siswa berpandangan bahwa keluarga

mempunyai peran yang tinggi dalam perencanaan kariernya. Status sosial

ekonomi dan pengaruh dari keluarga sama-sama berperan penting, namun

pengaruh dari keluarga besar dan inti berada dalam kategori yang sangat tinggi

dengan perolehan persentase sebesar 91%.

Page 30: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

16

Selain faktor keluarga, faktor-faktor lainnya menjadi faktor pendukung

atau penunjang kemampuan perencanaan karier siswa meliputi faktor genetik,

faktor teman sebaya, faktor keterampilan, faktor sekolah dan faktor belajar. Dari

kelima faktor pendukung tersebut, faktor genetik, faktor teman sebaya, faktor

keterampilan dan faktor sekolah berada dalam kategori tinggi sedangkan faktor

belajar berada dalam kategori sedang.

Keterkaitan penelitian di atas dengan penelitian ini adalah sebagai penguat

teori bahwa dalam perencanaan karier siswa melihat faktor internal dan eksternal

yang menjadi kemampuan dan hambatannya. Dengan mengetahui kemampuan

individu dalam merencanakan karier, tentunya akan diketahunya penyelesaian

apabila mendapatkan hambatan dalam perencanaan dan pemilihan karier.

Penelitian-penelitian ini menjadi sebuah penunjang dalam penelitian yang

akan dilakukan oleh peneliti dan korelasinya adalah karena penelitian ini

mengangkat permasalahan mengenai karier siswa. Sedangkan tujuan penelitian

yang dilakukan peneliti adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang

dapat menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada siswa, yang terbagi menjadi

dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

Keterkaitan penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan

peneliti adalah walaupun informasi karier dapat mengembangkan pemahaman

siswa tentang pemilihan jurusan di sekolah lanjutan, namun pemilihan karier

siswa masih dapat terhambat karena ada beberapa faktor yang mempengaruhinya.

Faktor tersebut adalah faktor internal yaitu berasal dari diri siswa yang meliputi

kondisi fisik dan kondisi psikis, dan faktor eksternal yaitu berasal dari luar diri

Page 31: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

17

siswa yang meliputi kondisi keluarga, pendidikan sekolah, teman sebaya, dan

masyarakat. Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut diharapkan dapat menjadi

sebuah pemahaman baru utamanya dalam pemilihan sekolah lanjutan pada siswa

sekolah menengah.

2.2 Pemilihan Karier

Di bawah ini diuraikan secara singkat tentang pengertian pemilihan karier,

faktor-faktor pokok dalam perkembangan karier yang meliputi faktor internal dan

eksternal, serta teori perkembangan karier dan pengambilan keputusan. Teori-teori

ini yang digunakan sebagai kajian pustaka dalam penelitian ini.

2.2.1 Pengertian Pemilihan Karier

Munandir (1996: 209), berpendapat bahwa “istilah karier menunjukkan

sifat developmental dari pengambilan keputusan kerja, yaitu bahwa pengambilan

keputusan itu suatu proses, dan bahwa proses itu berlangsung sepanjang hayat.”

Sedangkan Winkel (2007: 623), menegaskan bahwa “karier lebih menunjuk pada

pekerjaan atau jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup yang

meresapi seluruh alam pikiran dan perasaan seseorang serta mewarnai seluruh

gaya hidupnya.”

Sejalan dengan pendapat tersebut Murray (dalam Supriatna dan Budiman,

2010: 9) mendefinisikan “karier sebagai suatu rentang aktivitas pekerjaan yang

saling berhubungan; dalam hal ini seseorang memajukan kehidupannya dengan

berbagai perilaku, kemampuan, sikap, kebutuhan, aspirasi, dan cita-cita sebagai

suatu rentang kehidupannya sendiri (the life span of one’s life).” Sedangkan

Page 32: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

18

Flippo (dalam Bambang Purwoko 2011: 1) berpendapat bahwa “karier dapat

didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pekerjaan yang terpisah tetapi ada

hubungannya, yang memberikan kelangsungan, kedudukan dan arti dalam riwayat

hidup seseorang.”

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa

karier merupakan suatu rentang aktivitas pekerjaan individu yang saling

berhubungan dan jalannya peristiwa-peristiwa dalam suatu rentang kehidupan

yang keseluruhannya menyatakan tanggung jawab seseorang terhadap

pekerjaannya. Sedangkan pemilihan menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu

proses, perbuatan, cara memilih. Artinya suatu perbuatan yang dilakukan

berdasarkan keinginan yang dimiliki individu.

Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa pemilihan karier

merupakan suatu proses yang dilakukan seorang individu untuk membuat suatu

pilihan dengan berbagai langkah dan cara alternatif pada suatu pekerjaan atau

jabatan yang ditekuni dan diyakini sebagai panggilan hidup yang meresapi seluruh

alam pikiran dan perasaan sepanjang hayatnya. Sejalan dengan pendapat Super

(dalam Sukardi 1987: 65) pemilihan karier dapat diartikan sebagai kematangan

bekerja dan konsep diri merupakan dua proses perkembangan.

Jadi pemilihan karier oleh individu itu sendiri bertahap sesuai dengan

tugas perkembangannya. Karena pada dasarnya setiap proses kehidupan manusia

selalu melakukan pekerjaan yang sesuai dengan kondisi masing-masing. Oleh

sebab itulah pilihan karier remaja sangat berkaitan dengan jabatan yang akan

dipilih dan ditekuni sepanjang hidup. Pada umumnya yang mempengaruhi karier

Page 33: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

19

seseorang adalah keluarga, lingkungan, pendidikan, saran-saran mengenai sumber

karier dan peran individu itu sendiri. Karier sebagai sarana untuk membentuk

seseorang menemukan secara jelas keahlian, nilai, tujuan karier dan kebutuhan

untuk pengembangan, merencanakan tujuan karier, memilih karier, dan

menentukan masa depannya.

2.2.2 Faktor-faktor Pokok dalam Perkembangan Karier

Beberapa hal pokok yang mencakup tentang perkembangan dan pilihan

karier yang meliputi faktor-faktor internal dan eksternal yang akan dijelaskan

sebagai berikut.

2.2.2.1 Faktor-faktor Internal

Menurut Winkel (2007: 647) “faktor-faktor internal dapat dibedakan yang

satu dengan yang lain, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain karena

bersama-sama membentuk keunikan kepribadian seseorang”. Faktor-faktor

internal terkait yang akan dijelaskan sebagai berikut:

(1) Nilai-nilai kehidupan (values), nilai-nilai menjadi pedoman atau pegangan

dalam hidup sampai tua dan sangat menentukan gaya hidup seseorang (life

style).

(2) Taraf intelegensi, yaitu kemampuan berfikir untuk mencapai prestasi-prestasi

yang didalamnya berpikir memegang peranan.

(3) Bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha

kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian.

Page 34: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

20

(4) Minat, yaitu kecenderungan yang menetap pada seseorang untuk merasa

tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam

berbagai kegiatan dengan bidang itu.

(5) Sifat-sifat, yaitu ciri-ciri kepribadian yang bersama-sama memberikan corak

khas pada seseorang, seperti riang gembira, ramah, halus, teliti, terbuka,

fleksibel, tertutup, pesimis, dan ceroboh.

(6) Pengetahuan, yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang pekerjaan

dan diri sendiri.

(7) Keadaan jasmani, yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti tinggi

badan, ketampanan, ketajaman penglihatan dan pendengaran, maupun jenis

kelamin.

2.2.2.2 Faktor-faktor Eksternal

Menurut Winkel (2007: 653) “faktor-faktor eksternal dapat dibedakan

yang satu dengan yang lain, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain

karena bersama-sama menciptakan keseluruhan ruang gerak hidup”. faktor

eksternal terkait yang akan dijelaskan sebagai berikut:

(1) Masyarakat, yaitu lingkungan sosial budaya dimana seseorang dibesarkan.

(2) Keadaan sosial ekonomi negara atau daerah, yaitu laju pertumbuhan ekonomi

yang lambat atau cepat, stratifikasi masyarakat, serta diversifikasi masyarakat

atas kelompok yang terbuka atau tertutup dari kelompok lain.

(3) Status ekonomi keluarga, yaitu tingkat pendidikan orang tua, tinggi

rendahnya pendapatan orang tua, jabatan ayah atau jabatan ayah dan ibu,

daerah tempat tinggal, dan suku bangsa.

Page 35: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

21

(4) Pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti, yaitu seluruh

anggota keluarga menyatakan segala harapan mereka serta

mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu terhadap pendidikan dan

pekerjaan.

(5) Pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan

kepada anak didik dari konselor atau tenaga pengajar mengenai nilai-nilai

yang terkandung dalam bekerja.

(6) Pergaulan dengan teman sebaya, yaitu beraneka ragam pandangan dan variasi

harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari.

(7) Tuntutan yang melekat pada masing-masing jabatan dan pada setiap program

studi atau latihan, yang mempersiapkan seseorang untuk diterima pada

jabatan tertentu dan berhasil di dalamnya.

Sejalan dengan itu ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan

karier menurut Sukardi (1987:44) antara lain sebagai berikut:

(1) Kemampuan intelegensi

Secara luas diakui adanya suatu perbedaan kecepatan dan kesempurnaan

individu dalam memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapinya, sehingga

hal itu memeperkuat asumsi bahwa kemampuan intelegensi itu memang ada dan

berbeda-beda pada setiap orang, dimana orang yang memiliki taraf intelegensi

yang lebih tinggi lebih cepat untuk memecahkan masalah yang sama bila

dibandingkan dengan orang yang memiliki taraf intelegensi yang lebih rendah.

Page 36: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

22

(2) Bakat

Bakat ialah suatu kondisi, suatu kualitas yang dimiliki individu yang

memungkinkan individu itu untuk berkembang pada masa mendatang. Untuk

itulah kiranya perlu sedini mungkin bakat-bakat yang dimiliki seseorang atau

anak-anak di sekolah diketahui dalam rangka memberikan bimbingan belajar yang

paling sesuai dengan bakat-bakatnya dan lebih lanjut dalam rangka memprediksi

bidang kerja, jabatan dan karir pada murid setelah menamatkan studinya.

(3) Minat

Minat adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi,

perpaduan dan campuran dari perasaan, harapan, prasangka, cemas, takut dan

kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada suatu

pilihan tertentu. Minat sangat besar pengaruhnya terhadap prestasi dalam suatu

karir. Tidak mungkin orang yang tidak berminat terhadap suatu pekerjaan akan

dapat menyelesaikan pekerjaan itu dengan baik.

(4) Sikap

Sikap adalah suatu kesiapan pada seseorang untuk bertindak, secara

tertentu terhadap hal-hal tertentu. Dalam pengertian lain sikap adalah suatu

kecenderungan yang relatif stabil yang dimiliki individu dalam mereaksi terhadap

dirinya sendiri, orang lain, atau rekasi tertentu.

(5) Kepribadian

Kepribadian dapat diartikan sebagai suatu organisasi yang dinamis di

dalam individu dari sistem-sistem psikofisik yang menentukan penyesuaian-

penyesuaian yang unik terhadap lingkungannya. Setiap individu mempunyai

Page 37: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

23

kepribadiannya masing-masing yang berbeda dengan orang lain, bahkan tidak ada

seorangpun di dunia ini yang identik, sekalipun lahir kembar dari satu telur.

(6) Nilai

Nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi

kemanusiaan. Di mana nilai bagi manusia dipergunakan sebagai patokan dalam

melakukan tindakan. Dengan demikian faktor nilai meiliki pengaruh yang penting

bagi individu dalam mennetukan pola arah pilih karir.

(7) Hobi

Hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan individu karena kegiatan

tersebut merupakan kegemarannya atau kesenangannya. Dengan hobi yang

dimilikinya seseorang memilih pekerjaan yang sesuai sudah barang tentu

berpengaruh terhadap prestasi kerja.

(8) Prestasi

Pengguasaan terhadap materi pelajaran dalam pendidikan yang sedang

ditekuninya oleh individu berpengaruh terhadap arah pilih pekerjaan dikemudian

hari.

(9) Ketrampilan

Ketrampilan dapat diartikan pula cakap atau cekatan dalam mengerjakan

sesuatu. Dalam kata lain ketrampilam adalah penguasaan individu terhadap suatu

perbuatan.

(10) Penggunaan Waktu Senggang

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar jam pelajaran sekolah

digunakan untuk menunjang hobinya atau untuk rekreasi.

Page 38: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

24

(11) Aspirasi dan pengetahuan sekolah

Aspirasi dengan pendidikan sambungan yang diinginkan yang berkaitan

dengan perwujudan dari cita-citanya. Pendidikan mana yang memungkinkan

mereka memperoleh ketrampilan, pengetahuan dalam rangka menyiapkan diri

memasuki dunia kerja.

(12) Pengalaman kerja

Pengalaman kerja yang dialami siswa pada waktu duduk di sekolah atau di

luar sekolah.

(13) Pengetahuan dunia kerja

Pengetahuan yang selama ini dimiliki anak, termasuk dunia kerja,

persyaratan, kualifikasi, jabatan struktural, promosi jabatan, gaji yang diterima,

hak dan kewajiban, tempat pekerjaan itu berada, dan lain-lain.

(14) Kemampuan dan keterbatasan fisik dan penampilan lahiriah

Kemampuan fisik misalnya termasuk badan yang tinggi dan tampan, badan

yang kurus, pendek, dan cebol, tahan dengan panas, takut dengan orang ramai,

penampilan yang semrawut, berbicara yang meledak-ledak, angker dan kasar.

(15) Masalah dan keterbatasan pribadi

Masalah dari aspek diri sendiri ialah selalu ada kecenderungan yang

bertentangan apabila menghadapi masalah tertentu sehingga mereka merasa tidak

senang, benci, khawatir, takut, pasrah dan bingung apa yang harus dikerjakan.

Sedangkan aspek dari segi masyarakat, apabila individu dalam tingkah laku dan

tindak tanduknya yang menyimpang dari tradisi masyarakat, misalnya tindakan

agresif berupa merusak, melawan norma-norma masyarakat, atau mengasingkan

Page 39: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

25

diri. Keterbatasn pribadi adalah misalnya mudah meledakan emosinya, cepat

marah, mudah dihasut, dapat mengendalikan diri, mau menang sendiri, dan lain

sebagainya.

Selain faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan karier di atas,

Sukardi (1987: 49) mengemukakan bahwa selain faktor yang ada pada diri

individu, kelompok-kelompok memiliki pola kecenderungan yang berpengaruh

terhadap pola pilihan jabatan. Kelompok itu termasuk kelompok primer yaitu

kelompok yang erat hubungannya dengan individu dan kelompok sekunder yaitu

kelompok yang tidak erat hubungannya dengan individu tetapi mempunyai

tujuan-tujuan yang sama.

Berikut ini penjelasan mengenai kelompok primer yang memiliki pengaruh

terhadap pilihan jabatan:

(1) Kelompok Primer

Menurut Sukardi (1987: 50) kelompok primer diwarnai oleh bentuk-

bentuk hubungan yang bersifat pribadi dan akrab serta terjadi secara terus

menerus. Keluarga merupakan bentuk kelompok primer yang memiliki

kemantapan dan kompak. Keluarga merupakan lingkungan yang memberikan

pengalaman sosial yang pertama. Orang tua baik ayah, ibu, serta kakak dan adik

yang ada dalam lingkungan rumah tangga, secara sadar memberikan nasihat

kepada anggotanya tentang suatu masalah atau tentang suatu pekerjaan tertentu.

Peranan pekerjaan, jabatan, atau karir telah dipelajari oleh anak melalui

orang tua, keluarga atau anggota keluarga lainnya di rumah. Orang tua di rumah

telah memberikan informasi baik secara langsung maupun tidak langsung tentang

Page 40: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

26

pekerjaan, jabatan atau karir tertentu yang ada dalam dunia kerja. Latar belakang

sosial ekonomi orang memiliki pengaruh tertentu terhadap arah pilihan jabatan

anak. Menurut Ginzberg (dalam Sukardi 1987:51) bahwa anak-anak yang berasal

dari keluarga berada memiliki kecenderungan untuk memilih memasuki

perguruan tinggi dan kemudian memilih lapangan kerja profesional, sedangkan

anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu memiliki

kecenderungan arah pilih pekerjaan yang bersifat keterampilan yang lebih tinggi

dibandingkan dari orang tuanya.

Selanjutnya Sukardi (1987: 52) mengemukakan bahwa faktor-faktor sosial

yang berhubungan dengan kelompok primer yang berpengaruh terhadap arah pilih

jabatan di antaranya:

(1) Jenis pekerjaan dan penghasilan orang tua.

(2) Pendidikan tertinggi orang tua.

(3) Tempat tinggal orang tua.

(4) Status sosial ekonomi orang tua.

(5) Suku bangsa, agama dan kepercayaan yang dianut orang

tua.

(6) Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal orang tua.

(7) Harapan orang tua terhadap pendidikan anak.

(8) Sikap dan taggapan orang tua terhadap prestasi yang

dicapai anak.

(9) Sikap dan tanggapan orang tua terhadap teman-teman atau

teman sebaya anak-anaknya.

(10) Pekerjaan yang didambakan dan dicita-citakan orang

terhadap anaknya.

(11) Kedudukan dan peranan anak dalam keluarga.

(12) Hubungan dan sikap saudaranya terhadap anak.

(13) Nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki dan dianut

orang tua.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keluarga sangat

mempengaruhi pemilihan karier bagi anak, terutama peran orang tua dalam

memberikan pendidikan dan informasi tentang pekerjaan. Selain itu keadaan

Page 41: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

27

sosial ekonomi, jabatan orang tua, pendidikan orang tua, tempat tinggal, dan suku

bangsa juga merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan karier

bagi anak.

Selanjutnya penjelasan mengenai kelompok sekunder yang memiliki

pengaruh terhadap pilihan jabatan yaitu:

(2) Kelompok Sekunder

Menurut Sukardi (1987: 53) kelompok sekunder ialah didasarkan atas

kepentingan-kepentingan tertentu yang mewarnai aktivitas, gerak-gerik kelompok

itu. Tujuan dari kelompok sekunder ini adalah untuk mencapai tujuan tertentu

dalam masyarakat secara bersama-sama, obyektif, dan rasional. Kelompok

sekunder memiliki pengaruh dalam menentukan arah minat jabatan anak.

Kelompok ini termasuk (1) keadaan teman sebaya, (2) sifat dan sikap teman

sebaya, dan (3) tujuan dan nilai-nilai dari kelompok teman sebaya.

Dari penjelasan kelompok sekunder yang memiliki pengaruh terhadap

pemilihan jabatan di atas, dapat disimpulkan bahwa teman sebaya memiliki

pengaruh yang besar dalam pemilihan karir anak. Oleh sebab itulah tujuan anak-

anak memilih sekolah tak lepas dari pengaruh teman sebayanya.

2.2.3 Teori Pengembangan Karier dan Pengambilan Keputusan

Menurut Robert dan Marianne (2010: 452-465) teori-teori pengembangan

karir dan pengambilan keputusan sebagai berikut:

Page 42: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

28

2.2.3.1 Teori Faktor-Sifat/Watak

Pendekatan faktor-sifat/watak ini didasarkan pada konsep Frank Parsons

tentang bimbingan kerja yang diuraikan dibukunya Choosing a Vocation (1909).

Di buku ini Parsons menyarankan tiga langkah besar untuk pengembangan

pengambilan keputusan karir individu. Dalam bentuk ringkasnya, langkah-

langkah tersebut berbunyi sebagai berikut:

(1) Sebuah pemahaman yang jelas dan objektif tentang diri

seseorang seperti kemampuannya, minatnya, sikapnya, dan

lain-lain.

(2) Sebuah pengetahuan tentang persyaratan dan karakteristik

karir-karir yang spesifik.

(3) Sebuah pengakuan dan pengaplikasian hubungan antara

poin 1 dan 2 di atas bagi sebuah perencanaan karir yang

sukses.

2.2.3.2 Teori Perkembangan

Teoretisi perkembangan mengansumsikan bahwa perkembangan karir

adalah sebuah proses yang terus berlangsung di seluruh rentang usia individu.

Akibatnya, kebanyakan teori cenderung berfokus kepada tahap-tahap

perkembangan yang sesuai dengan usia. Ginzberg, Ginsburg, Axelrad, dan Herma

(1951) (dalam Robert, 2010: 455) adalah para perintis awal bagi penciptaan teori

pilihan kerja berbasis perspektif perkembangan. Tim ini menganalisis proses

pengambilan keputusan kerja berdasarkan tiga periode: pilihan fantasi, pilihan

tentatif dan pilihan realistik. Teori ini menyatakan sebuah proses yang bergerak

semakin tinggi menuju realisme dalam pengambilan keputusan karir ketika

seseorang semakin lanjut usianya.

Page 43: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

29

2.2.3.3 Teori-teori Kepribadian

Teori-teori kepribadian melihat preferensi pekerjaan sebagai ekspresi

kepribadian. Mereka menyatakan kalau banyak perilaku pencarian karir

merupakan sebuah pertumbuhan dari upaya-upaya untuk menyesuaikan

karakteristik individu dengan bidang kerja tertentu. Konsep dan asumsi yang

melandasi teori kepribadian dalam bimbingan kerja merupakan teori John L.

Holland tentang tipe kepribadian dan model lingkungan, adalah sebagai berikut:

(1) Pilihan kerja merupakan ekspresi kepribadian.

(2) Inventori minat merupakan inventori kepribadian.

(3) Stereotip pekerjaan bisa digunakan dan makna-makna

psikologis dan sosiologis sangat penting.

(4) Anggota suatu pekerjaan memiliki kepribadian yang mirip

dan sejarah perkembangan pribadi yang mirip.

(5) Karena individu di kelompok kerja memiliki kepribadian

yang serupa, mereka akan merespons banyak situasi dan

problem dengan cara-cara yang sama, dan bahwa mereka

akan menciptakan lingkungan antar-pribadi yang khas.

(6) Kepuasan kerja, stabilitas dan prestasi bergantung pada

kongruensi antara kepribadian dan lingkungan (disusun

sebagian besar oleh orang lain) yang di mana seseorang

bekerja.

2.2.3.4 Teori Belajar Sosial

Teori ini menyatakan kalau empat kategori faktor berpengaruh bagi

pengembangan karir dan pengambilan keputusan individu. Faktor-faktor ini

mencakup sebagai berikut:

(1) Bawaan genetik dan bakat istimewa.

(2) Kondisi lingkungan dan kejadian.

(3) Pengalaman belajar.

(4) Keterampilan pendekatan tugas.

Seperti yang telah dijelaskan di atas dari empat teori, yaitu: (1) teori

faktor-sifat/watak, (2) teori perkembangan, (3) teori kepribadian, dan (4) teori

Page 44: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

30

belajar sosial. Masing-masing dari teori memiliki penjelasan mengenai faktor-

faktor internal maupun eksternal. Faktor internal dalam pengambilan keputusan

karir dapat dilihat dari teori faktor-sifat/watak yaitu sebuah pemahaman tentang

diri seseorang seperti kemampuannya, minatnya, sikapnya, dan sebuah

pengetahuan tentang persyaratan dan karakteristik karir-karir yang spesifik. Oleh

sebab itu muncullah sebuah pengakuan dan pengaplikasian hubungan antara hal-

hal tersebut bagi sebuah perencanaan karir yang sukses.

Setelah itu dijelaskan pula mengenai teori perkembangan bahwa

pengambilan keputusan karir sesuai dengan tiga tahap perkembangan, yaitu

fantasi, tentatif dan realistik. Jadi karir manusia memang berjalan sesuai dengan

rentang kehidupan sepanjang hayat. Dalam teori kepribadian, pemilihan karir

sangat bergantung pada kepribadian individu itu sendiri dan lingkungan. Faktor

internal dari teori ini yaitu individu melakukan pemilihan keputusan karir

cenderung yang sesuai dengan kepribadiannya. Selain itu faktor eksternal dari

teori ini adalah faktor lingkungan, apabila lingkungannya sesuai dengan

kepribadian individu itu sendiri, maka individu akan lebih bisa

mengaktualiasasikan diri dalam pekerjaannya.

Faktor internal dari teori belajar sosial yaitu, individu akan melakukan

pengambilan keputusan karir yang sesuai dengan bakat istimewa yang dimiliki

serta pengalaman belajar yang dijalani. Lalu faktor eksternal dari teori ini adalah

kondisi lingkungan sosial tempat individu belajar. Lingkungan sosial belajar

sangat mempengaruhi cara berpikir individu untuk mengembangkan dirinya

dalam proses menuju masa depan.

Page 45: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

31

2.2.3.5 Tipe Kepribadian

Menurut pandangan John L. Holland (1973: 14-17) mengenai enam tipe

kepribadian yang memberikan pengaruh pada pemilihan karier.

(1) The realistic type, the special heredity and experiences of

the realistic person lead to a preference for activities that

entail the explicit, ordered, or systematic manipulation of

objects, tools, machines, animals, and to an eversion to

educational or therapeutic activities.

(2) The investigative type, the special heredity and experiences

of the realistic person lead to a preference for activities that

entail the observational, symbolic, systematic, and creative

investigation of physical, biological, and cultural

phenomena in order to understand and control such

phenomena; and to an aversion to persuasive, social, and

repetitive activities.

(3) The artistic type, the special heredity and experiences of the

realistic person lead to a preference for ambiguous, free,

unsystematized activities that entail the manipulation of

physical, verbal, or human materials to create art forms or

products, and to an aversion to explicit, systematic, and

ordered activities.

(4) The social type, the special heredity and experiences of the

realistic person lead to a preference for activities that entail

the manipulation of others to inform, train, develop, cure, or

enlighten; and an aversion to explicit, ordered, systematic

activities involving materials, tools, or machines.

(5) The enterprising type, the special heredity and experiences

of the realistic person lead to a preference for activities that

entail the manipulation of others to attain organizational

goals or economic gain; and an aversion to observational,

symbolic, and systematic activities.

(6) The conventional type, the special heredity and experiences

of the realistic person lead to a preference for activities that

entail the explicit, ordered, or systematic manipulation of

data, such as keeping records, filing materials, reproducing

materials, organizing written and numerical data according

to a prescribed plan, operating business machines and data

processing machines to attain organizational or economic

goals; and to an aversion to ambiguous, free, exploratory,

or unsystematized activities.

Page 46: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

32

Tipe Realistik yang preferensinya pada aktivitas-aktivitas yang

memerlukan manipulasi eksplisit, teratur, atau sistematik terhadap obyek-obyek,

alat-alat, mesin-mesin, dan binatang-binatang. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas

pemberian bantuan atau pendidikan. Menganggap diri baik dalam kemampuan

mekanikal dan atletik dan tidak cakap dalam keterampilan-keterampilan sosial

hubungan antar manusia. Menilai tinggi benda-benda nyata, seperti: uang dan

kekuasaan. Ciri-ciri khususnya adalah praktikalitas, stabilitas, dan konformitas.

Lebih menyukai keterampilan-keterampilan dan okupasi-okupasi teknik.

Tipe Investigatif (Peneliti/Pengusut), memiliki preferensi untuk aktivitas-

aktivitas yang memerlukan penyelidikan observasional, simbolik, sistematik, dan

kreatif terhadap fenomena fisik, biologis, dan kultural agar dapat memahami dan

mengontrol fenomena tersebut, dan tidak menyukai aktivitas-aktivitas persuasif,

sosial, dan repetitif. Contoh dari okupasi-okupasi yang memenuhi kebutuhan-

kebutuhan tipe-tipe investigatif adalah ahli kimia dan ahli fisika.

Tipe Artistik (Seniman), lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang ambigu,

bebas, dan tidak tersistematisasi untuk menciptakan produk-produk artistik,

seperti: lukisan, drama, dan karangan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang

sistematik, teratur, dan rutin. Kompetensi­kompetensi dalam upaya-upaya artistik

dikembangkan dan keterampilan-keterampilan yang rutin, sistematik, klerikal

diabaikan. Memandang diri sebagai ekspresif, murni, independen, dan memiliki

kemampuan-kemampuan artistik. Beberapa ciri khususnya adalah emosional,

imaginatif, impulsif, dan murni. Okupasi­okupasi artistik biasanya adalah lukisan,

karangan, akting, dan seni pahat.

Page 47: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

33

Tipe Sosial lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang melibatkan orang-

orang lain dengan penekanan pada membantu, mengajar, atau menyediakan

bantuan. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas rutin dan sistematik yang melibatkan

obyek-obyek dan materi­materi. Kompetensi-kompetensi sosial cenderung

dikembangkan, dan hal-hal yang bersifat manual dan teknik diabaikan.

Menganggap diri kompeten dalam mcmbantu dan mengajar orang lain serta

menilai tinggi aktivitas-aktivitas hubungan-hubungan sosial. Beberapa ciri

khususnya adalah kerja sama, bersahabat, persuasif, dan bijaksana. Okupasi-

okupasi sosial mencakup pekerjaan­pekerjaan seperti mengajar, konseling, dan

pekerjaan kesejahteraan sosial.

Tipe Enterprising (Pengusaha), lebih menyukai aktivitas­aktivitas yang

melibatkan manipulasi terhadap orang-orang lain untuk perolehan ekonomik atau

tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai aktivitas-aktivitas yang sistematik,

abstrak, dan ilmiah. Kompetensi-kompetensi kepemimpinan, persuasif dan yang

bersifat supervisi dikembangkan, dan yang ilmiah diabaikan. Memandang diri

sebagai agresif, populer, percaya diri, dan memiliki kemampuan memimpin.

Keberhasilan politik dan ekonomik dinilai tinggi. Ciri-ciri khasnya adalah ambisi,

dominasi, optimisme, dan sosiabilitas.

Tipe Konvensional (Orang Rutin), lebih menyukai aktivitas-aktivitas yang

memerlukan manipulasi data yang eksplisit, teratur, dan sistematik guna

memberikan kontribusi kepada tujuan-tujuan organisasi. Tidak menyukai

aktivitas-aktivitas yang tidak pasti, bebas dan tidak sistematik. Kompetensi-

kompetensi dikembangkan dalam bidang-bidang klerikal, komputasional, dan

Page 48: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

34

sistem usaha. Aktivitas-aktivitas artistik dan semacamnya diabaikan. Memandang

diri sebagai teratur, mudah menyesuaikan diri, dan memiliki keterampilan-

keterampilan klerikal dan numerikal. Beberapa ciri khasnya adalah efisiensi,

keteraturan, praktikalitas, dan kontrol diri. Okupasi-okupasi yang sesuai adalah

bankir, penaksir harga, ahli pajak, dan pemegang buku.

Pandangan Holland (Winkel & Hastuti, 2004: 634-636) mencakup tiga ide

dasar, yang masing-masing dijabarkan lebih lanjut. Tiga ide dasar bersama

rinciannya adalah sebagai berikut.

(1) Semakin mirip seseorang dengan salah satu di antara enam tipe itu, makin

tampaklah padanya ciri-ciri dan corak perilaku yang khas untuk tipe

bersangkutan.

(2) Semakin mirip lingkungan tertentu dengan salah satu di antara enam model

lingkungan, makin tampaklah di dalamnya corak dan suasana kehidupan yang

khas untuk lingkungan bersangkutan.

(3) Perpaduan dan pencocokan antara tiap tipe kepribadian dan suatu model

lingkungan memungkinkan meramalkan pilihan okupasi, keberhasilan,

stabilitas seseorang dalam okupasi yang dipangku.

Berdasarkan ke enam tipe kepribadian yang dikemukakan oleh John L.

Holland, semua tipe tersebut sangat mempengaruhi individu dalam pengambilan

keputusan karir. Terutama siswa SMP yang akan memilih sekolah lanjutan di

SMA dan SMK. Dijelaskan bahwa individu dalam memilih karirnya sangat

bergantung dari corak hidupnya, yaitu yang terlihat dari hasil pengukuran

Page 49: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

35

penilaian diri dan intelegensi yang kemudian hasil tersebut akan didapatkan

hierarkis pilihan pekerjaannnya yang diurutkan berdasar enam golongan orientasi,

Holland (1973: 14-17). Individu dalam memilih pekerjaannya karena dipengaruhi

oleh sejarah hidupnya dam juga karena tekanan sosial yang terjadi pada dirinya.

Menurut Holland karir seseorang dipengaruhi oleh tipe kepribadian dan

latar belakang lingkungan. Kepribadian seseorang meliputi dua faktor, yaitu

bawaan dan pengalaman-pengalaman hidup. Holland mencatat bahwa manusia

mempunyai gaya pribadi lebih dari satu, sehingga pilihan karir juga dapat

beberapa, tetapi ada jenjang yang lebih diprioritaskan. Holland berpegang pada

keyakinan, bahwa suatu minat yang menyangkut pekerjaan dan okupasi adalah

hasil perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan keseluruhan kepribadiannya,

sehingga minat tertentu akhirnya menjadi suatu ciri kepribadian yang berupa

ekspresi diri dalam bidang pekerjaan.

Kesimpulan dari penjelasan di atas bahwa tipe kepribadian manusia

memiliki pengaruh-pengaruh bagi siswa dalam pemilihan sekolah lanjutan yang

meliputi faktor pengetahuan diri, yang diartikan sebagai kemampuan seseorang

untuk memahami kemampuan-kemampuannya sendiri melalui pengalaman-

pengalaman hidup. Tinggi rendahnya pengetahuan diri seseorang akan terlihat

dari tepat atau tidaknya beberapa pilihan atau keputusan yang diambil. Lalu

pengaruh luar atau lingkungan yang memiliki faktor yang sangat luas, dijelaskan

bahwa dalam memilih jabatan atau pekerjaan individu dapat dipengaruhi dengan

tekanan sosial seperti, tuntutan orang tua, pengaruh dari masa kecil, lingkungan

pergaulan, dan sebagainya.

Page 50: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

36

2.2.3.6 Perencanaan Karier dan Pengambilan Keputusan di Sekolah-sekolah

Menurut Robert dan Marianne (2010: 481-484) sekolah memiliki peran

yang besar dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengembangan karir

siswa di dalam pengalaman pendidikan formal. Berikut adalah beberapa kerangka

umum pengembangan karir yang baik bagi siswa, yaitu:

(1) Semua siswa mestinya disediakan kesempatan yang sama

untuk mengembangkan basis di mana mereka bisa

membuat keputusan karir mereka. Semakin menyusutnya

pilihan kerja siswa saat mereka menjalani tahun-tahun

sekolah merupakan sebuah tragedi pendidikan yang besar.

(2) Pengembangan sedini mungkin dan berkesinambungan

bagi sikap-sikap positif siswa terhadap pendidikan adalah

aspek yang sangat kritis. Jatuhnya pilihan kerja bagi siswa

bahkan sejak sekolah dasar sangat disayangkan, namun

kegagalan mempertahankan minat siswa kepada

pengembangan optimum pendidikan adalah bencana besar.

Pengembangan karir akan jadi terbatas maknanya tanpa

pengembangan pendidikan yang seiring sejalan dengannya

periode-periode awal pengembangan diri siswa.

(3) Sebagai konsekuensi dari poin-poin sebelumnya, siswa

mestinya diajar untuk melihat karir sebagai cara hidup dan

pendidikan sebagai persiapan bagi kehidupan. Sering kali

siswa sampai di tahap pengambilan keputusan pendidikan

tentang hidup yang melihat karir hanya berdasarkan

deskripsi kerjanya.

(4) Siswa mestinya dibantu untuk mengembangkan

pemahaman yang tepat tentang diri mereka dan harus

dipersiapkan untuk mengaitkan pemahaman ini bagi

pengembangan pribadi-sosialnya dan bagi perencanaan

karir pendidikannya. Pemahaman-pemahaman ini penting

bagi pemenuhan kebutuhan individu bagi aktualisasi diri.

(5) Siswa di semua jenjang harus diberikan pemahaman

tentang hubungan antara pendidikan dan karir. Siswa

memerlukan sebuah kesadaran tentang hubungan-hubungan

di antara jenjang-jenjang pendidikan dan kemungkinan

karir yang terkait. Mereka juga harus menyadari kalau

pekerjaan dan minat bisa muncul dari salah satu pelajaran

tertentu di sekolah.

(6) Siswa memerlukan pemahaman tentang di mana dan

mengapa mereka berada di titik tertentu dari kontinum

pendidikan di waktu tertentu. Jika mereka memberikan

Page 51: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

37

apresiasi tinggi bagi pendidikan saat ini dan di masa depan,

mereka harus dibantu untuk mendapatkan kesempatan

memahami proses pendidikannya, urut-urutannya, dan

pengetahuan terintegrasinya.

(7) Siswa di setiap jenjang pendidikan mestinya memiliki

pengalaman berorientasi-karir yang tepat sesuai tingkat

kesiapan mereka sekaligus kebermaknaan dan

kerealistikannya.

(8) Siswa harus memiliki kesempatan untuk mengetes konsep,

keterampilan dan peran untuk mengembangkan nilai yang

dapat memiliki aplikasi karir di masa depan.

(9) Program bimbingan dan konseling karir yang dipusatkan di

kelas, dengan koordinasi dan konsultasi oleh konselor

sekolah, partisipasi oleh orang tua, dan kontribusi sumber

daya dari komunitas.

(10) Program bimbingan dan konseling karir sekolah

diintegrasikan menjadi pemfungsian bimbingan dan

konseling dan program-program pendidikan total lembaga.

(11) Siswa harus siap mengatasi perubahan dramatis di dunia

kerja yang sudah menghilangkan kebanyakan karakteristik

tradisional karir di masa lalu. Mencakup perubahan pasar

global, persaingan kerja internasional, pencarian kerja

lewat internet dan teknologi lainnya.

(12) Siswa mestinya dibantu mengembangkan kedewasaan yang

dibutuhkan untuk membuat keputusan karir yang efektif

dan memasuki dunia kerja.

Dari beberapa poin di atas, dijelaskan bahwa sekolah memiliki pengaruh

yang sangat kuat dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan pengembangan

karir siswa. Ini merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi perkembangan

karir siswa, apabila sekolah tidak dapat mengarahkan dan memberikan

pengalaman yang berharga pada siswa dalam dunia karir, maka hal demikian

termasuk hambatan yang dialami siswa dalam menentukan keputusan karir untuk

melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Jadi faktor-faktor di atas saling mempengaruhi. Faktor internal seperti taraf

intelegensi, bakat, minat, dan lain-lain memang berpengaruh terhadap pilihan

Page 52: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

38

karir individu. Namun banyak kasus di mana seorang individu tidak berkarir

sesuai dengan faktor internal yang disebutkan di atas, melainkan karena

dipengaruhi faktor eksternal. Sebagai contoh seorang siswa memiliki minat di

bidang kesenian, tapi orang tuanya berprofesi sebagai dokter. Kemungkinan ia

ingin berkarir di bidang seni, namun di satu sisi dia mendapat tuntutan dari orang

tua untuk berkarir menjadi seorang dokter seperti orang tuanya. Sehingga dapat

mempengaruhi siswa tersebut dalam membuat rencana pilihan karirnya. Oleh

sebab itulah faktor internal dan juga eksternal sangat berpengaruh terhadap pilihan

individu pada sekolah lanjutan yang tepat untuk menentukan karir di masa depan.

2.3 Faktor-faktor Penghambat Pemilihan Sekolah Lanjutan

Pemilihan sekolah lanjutan merupakan salah satu aspek perencanaan karir,

yang mana semua itu bertujuan untuk memudahkan anak dalam merencanakan

masa depan sedini mungkin. Oleh sebab itu, secara teoritis perlu diketahui faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan karir siswa untuk melanjutkan

studi lanjut. Pemilihan karir siswa tidak muncul begitu saja dengan sendirinya.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Berdasarkan kajian teori yang

dilakukan, diasumsikan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan

sekolah lanjutan pada siswa, yaitu kondisi fisik, kondisi psikis, kondisi keluarga,

kondisi sekolah, teman, dan masyarakat. Faktor-faktor tersebut nantinya menjadi

fokus dalam penelitian ini.

Page 53: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

39

2.3.1 Faktor Penghambat Internal

Menurut Winkel (2007: 647) “faktor-faktor internal dapat dibedakan yang

satu dengan yang lain, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain karena

bersama-sama membentuk keunikan kepribadian seseorang”. Berikut faktor

internal penghambat pemilihan sekolah lanjutan yang menjadi fokus dalam

penelitian.

2.3.1.1 Kondisi Fisik

Merupakan ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti tinggi badan,

ketampanan, ketajaman penglihatan dan pendengaran, maupun jenis kelamin.

Faktor ini dibawa dari lahir berupa wujud dan keadaan fisik dan kemampuan.

Menurut Winkel (2007:653) u”ntuk pekerjaan-pekerjaan tertentu berlaku berbagai

persyaratan yang menyangkut ciri-ciri fisik”. Menurut Munandir (1996: 97)

mengungkapkan “faktor genetik, yaitu faktor yang dibawa sejak lahir baik wujud

dan keadaan fisik (wajah, jenis kelamin, suku bangsa, dan cacat-cacatnya) dan

kemampuan”. Keadaan ini bisa membatasi preferensi atau keterampilan seseorang

untuk menyusun rencana pendidikan dan akhirnya untuk bekerja. Teori ini

mengatakan bahwa orang-orang tertentu terlahir memiliki kemampuan, besar atau

kecil, untuk memperoleh manfaat dari pengalaman pergaulannya dengan

lingkungan, sesuai dengan keadaan dirinya (pengalaman orang laki-laki daripada

pengalaman orang perempuan, tantangan orang normal lain daripada tantangan

yang dihadapi orang cacat).

Cacat tubuh adalah “sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang

sempurna mengenai tubuh atau badan” (Slameto, 2010: 54). Cacat itu dapat

Page 54: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

40

berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli, patah kaki, patah tangan, lumpuh

dan lain-lain. Kondisi cacat tubuh seperti mengidap penyakit tertentu, alat indera

yang tidak dapat berfungsi menjadi penghambat kemampuan siswa dalam

merencanakan kariernya karena hal tersebut mempengaruhi kinerjanya pada suatu

pekerjaan. Keadaan diri bisa membatasi preferensi atau keterampilan seseorang

untuk menyusun rencana pendidikan dan akhirnya bekerja.

2.3.1.2 Kondisi Psikis

2.3.1.2.1 Taraf intelegensi

Yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasi-prestasi yang di dalamnya

berpikir memegang peranan. Menurut Winkel (2007: 648), dalam mengambil

suatu keputusan mengenai pilihan jabatan, tinggi rendahnya taraf inteligensi yang

dimiliki seseorang sudah berpengaruh, apakah pilihannya baik dan efektif atau

tidak.

2.3.1.2.2 Bakat

Yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha kognitif, bidang

keterampilan, atau bidang kesenian. Menurut Winkel (2007: 649), suatu bakat

khusus menjadi bekal yang menungkinkan untuk memasuki berbagai bidang

pekerjaan tertentu (field of occupation)dan mencapai tingkatan lebih tinggi dalam

suatu jabatan (levels of occupation).

2.3.1.2.3 Minat

Yaitu kecenderungan yang menetap pada seseorang untuk merasa tertarik

pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam berbagai

kegiatan dengan bidang itu. Menurut Winkel (2007: 650), suatu minat

Page 55: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

41

mengandung makna bagi perencanaan masa depan sehubungan dengan jabatan

yang akan dipegang (vocational planning), lebih-lebih bidang jabatan apa yang

akan dimasuki dan apakah orang akan merasa puas dalam bidang jabatan itu

(vocational satisfication). Menurut Crow and Crow, dalam Djaali (2012: 121)

minat berhubungan dengan daya gerak yang mendorong seseorang untuk

menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang

dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.

2.3.1.2.4 Pengetahuan

Pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang

pekerjaan dan tentang diri sendiri. Informasi tentang dunia kerja yang dimiliki

oleh orang muda dapat akurat dan sesuai dengan kenyataan atau tidak akurat dan

bercirikan idealisasi. Dengan bertambahnya umur dan pengalaman hidup orang

muda yang normal akan mengenal diri sendiri secara lebih akurat dan lebih

menyadari keterbatasan yang mau tak mau melekat pada dirinya sendiri (Winkel,

2004: 652).

2.3.1.2.5 Motivasi Diri

Menurut Gates, dalam Djaali (2012:101) motivasi adalah suatu kondisi

fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur

tindakannya dengan cara tertentu. Sejalan dengan pendapat tersebut, Djaali

(2012:101) berpendapat bahwa motivasi adalah kondisi fisiologis dan psikologis

yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan

aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan). Motivasi merupakan

sebuah dorongan dari dalam diri siswa, yang mengarahkan sikap dan perilaku. Hal

Page 56: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

42

ini akan sangat berpengaruh bagi perencanaan karirnya, seberapa besar siswa

dapat memotivasi dirinya dalam mencapai sebuah tujuan.

Dari beberapa faktor internal yang dipaparkan di atas dapat disimpulkan

bahwa aspek-aspek tersebut sangat mempengaruhi individu dalam proses

perkembangan kariernya. Dengan mengetahui hambatan-hambatan dari dalam diri

individu, tentunya dapat diperoleh penyelesaian masalah kaitannya dengan

hambatan yang dialami.

2.3.2 Faktor Penghambat Eksternal

Menurut Winkel (2007: 653) “faktor-faktor eksternal dapat dibedakan

yang satu dengan yang lain, tetapi tidak dapat dipisah-pisahkan satu sama lain

karena bersama-sama menciptakan keseluruhan ruang gerak hidup”. faktor

eksternal terkait yang akan dijelaskan sebagai berikut

2.3.2.1 Kondisi Keluarga

Keluarga merupakan pihak yang terdekat dengan anak. Anak memiliki

kedekatan secara fisik maupun psikis dengan keluarga. Keluarga membentuk

sikap, perilaku, serta pola pikir orang tersebut. Winkel dan Hastuti (2004:654)

mengemukakan bahwa “perkembangan karier individu salah satunya dipengaruhi

oleh status sosial ekonmi dan pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan

keluarga inti”. Dari pendapat tersebut dapat diketahui bahwa ternyata berpeluang

menjadi faktor determinan kemampuan perencanaan karier siswa. Pada penelitian

ini yang dimaksud keluarga lebih mengarah ke status sosial-ekonomi dan

pengaruh dan ekspektasi dari keluarga.

Page 57: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

43

2.3.2.1.1 Status sosial-ekonomi keluarga

Yaitu tingkat pendidikan orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orang tua,

jabatan ayah atau ayah dan ibu, daerah tempat tinggal, dan suku bangsa. Winkel

(2007: 654) berpendapat bahwa anak berpartisipasi dalam status sosial-ekonomi

keluarganya. Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan perencanaan

dan pemilihan karir siswa. Anak-anak berpartisipasi dalam status sosial-ekonomi

kelurga. Status ini ikut menentukan tingkat pendidikan sekolah yang

dimungkinkan, jumlah kenalan pegangan kunci bagi beberapa orang tertentu yang

dianggap masih sesuai dengan status sosial tertentu.

Selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, anak juga membutuhkan

fasilitas yang menunjang belajarnya dan masa depan. Fasilitas itu hanya dapat

terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup dalam keluarga

yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi akibatnya kesehatan anak

terganggu sehingga kemampuan perencanaan karir siwa kurang optimal. Selain itu

juga tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap

anak dalam merencanakan dan memilih karirnya. Sebagai contoh status sosial

ekonomi keluarga mempengaruhi pemilihan karir anak yaitu jabatan sebagai

dokter, dosen, hakim, ahli hukum, dan ilmuwan pada umumnya lebih banyak

yang berasal dari keluarga-keluarga dengan status sosial-ekonomi tengah ke atas,

dari pada berasal dari keluarga yang berstatus sosial-ekonomi bawah.

Page 58: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

44

2.3.2.1.2 Pengaruh dan ekspektasi dari keluarga besar dan inti

Seluruh anggota keluarga menyatakan segala harapan mereka serta

mengkomunikasikan pandangan dan sikap tertentu terhadap pendidikan dan

pekerjaan. Winkel (2007: 654) berpendapat bahwa individu yang beranjak dewasa

harus menentukan sikapnya terhadap harapan dan pandangan pekerjaan. Bila dia

menerimanya, dia akan mendapat dukungan dalam rencana masa depannya

(vocational planning), bila dia tidak menerimanya, dia menghadapi situasi yang

sulit karena tidak mendapat dukungan dalam perencanaan masa depan.

Ada beberapa keluarga yang mengharuskan anaknya mengikuti jejak orang

tuanya dan orang tua yang tidak memberikan arahan karier kepada anaknya.

“Orang tua kurang atau tidak memperhatikan pendidikan anak, misalnya mereka

acuh tak acuh, tidak memperhatikan sama sekali akan kepentingan-kepentingan

dan kebutuhan-kebutuhan anaknya, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan

anaknya, dan lain-lain” (Slameto, 2010: 61). Anak perlu dorongan dan pengertian

orang tua, kalau perlu menghubungi guru anaknya untuk mengetahui

perkembangannya.

2.3.2.2 Kondisi Sekolah

2.3.2.2.1 Pendidikan sekolah

Yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan kepada anak didik dari

konselor atau tenaga pengajar mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam

bekerja, tinggi rendahnya status sosial jabatan-jabatan, dan kecocokan jabatan

tertentu untuk laki-laki atau perempuan.

Page 59: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

45

2.3.2.2.2 Konselor sekolah

Yaitu segala informasi tentang karir atau jabatan dan termasuk

perencanaan karir yang diberikan konselor sekolah kepada siswa. Prayitno

(2004:123), menyebutkan bahwa konselor sekolah adalah kawan pengiring bagi

siswa, penunjuk jalan, pembangun kekuatan, dan pembina tingkah laku positif

yang dikehendaki. Hubungannya dengan perencanaan karir siswa, menurut

Supriatna (2009:49), terdapat lima aktivitas perencanaan karir siswa yang perlu

difasilitasi oleh konselor, yaitu: (a) mempelajari semua informasi tentang karir;

(b) berdiskusi dengan orang yang dituakan (seperti orang tua, kakak, konselor,

guru, dan ustad) tentang rencana karir masa depan; (c) mengikuti kursus sesuai

dengan bidang karir yang diminati; (d) berpartisipasi dalam kegiatan ekstra

kurikuler atau bekerja paruh waktu (part time) sesuai dengan karir yang diminati;

dan (e) mengikuti pelatihan atau pendidikan yang sesuai dengan minat karir masa

depan.

2.3.2.3 Teman

Faktor eksternal aspek teman yaitu beraneka ragam pandangan dan variasi

harapan tentang masa depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari.

Menurut Supriyo (2008: 118), kelompok sebaya mempunyai kecenderungan

mengarahkan untuk menyenangi suatu jurusan atau pekerjaan tertentu walaupun

kemampuannya kurang. Pandangan dan harapan bernada optimis akan

meninggalkan kesan dalam hati yang jauh berbeda dengan kesan yang timbul bila

terdengar keluhan-keluhan.

Page 60: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

46

Menurut beberapa ahli pengaruh teman sebaya dapat menjadi positif dan

negatif. Menurut Slameto (2010:71) “pengaruh-pengaruh dari teman bergaul

siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya daripada yang kita duga. Teman bergaul

yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya,

teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk juga". Piaget

dan Sillivan menekankan bahwa melalui interaksi teman sebaya, anak-anak dan

remaja belajar mengenai pola hubungan yang timbal balik dan setara. Mereka

belajar untuk mengamati minat dan pandangan teman sebaya dengan tujuan untuk

memudahkan proses penyatuan dirinya ke dalam aktivitas teman sebaya.

Terkadang mereka secara tidak sadar mengikuti apa yang dilakukan dan apa yang

dikatakan oleh teman sebayanya karena pengaruh dari teman sangat kuat pada

beberapa orang.

2.3.2.4 Masyarakat

Yaitu lingkungan sosial budaya dimana seseorang dibesarkan. Lingkungan

ini sangat luas dan berpengaruh besar terhadap pandangan dalam banyak hal yang

dipegang teguh oleh setiap keluarga. Menurut Winkel (2007: 653), pandangan

atau keyakinan pandangan dalam sebuah keluarga mencakup gambaran tentang

luhur rendahnya aneka jenis pekerjaan, peranan pria dan wanita dalam kehidupan

masyarakat, dan cocok tidaknya jabatan tertentu untuk pria dan wanita.

Untuk dapat menentukan pilihan kariernya secara tepat individu

memerlukan proses panjang yaitu pemilihan karier yang dipengaruhi oleh taraf

perkembangannya. Walaupun individu bisa memilih karier, akan tetapi banyak

faktor yang dapat mempengaruhi dan perlu diperhatikan agar pilihannya tersebut

Page 61: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

47

sesuai dengan keadaan dan kemampuan yang dimiliki individu tersebut. Faktor-

faktor tersebut juga dapat menjadi sebuah hambatan yang menyebabkan siswa

masih ragu dan tidak memiliki kesiapan dalam membuat keputusan-keputusan

karier yang tepat bagi masa depannya. Faktor-faktor yang menghambat tersebut

dapat berasal dari dalam diri dan juga dari luar diri. Perencanaan karir sangat

penting bagi siswa terutama untuk membangun sikap siswa dalam mempersiapkan

diri untuk menempuh bidang karier yang diminatinya di masa depan.

2.4 Teori Perkembangan Anak Usia Sekolah Menengah (SMP)

Anak usia sekolah menengah (SMP) tentu memiliki ciri-ciri khusus

mengenai tahapan perkembangan. Dalam penelitian ini lebih berfokus pada tahap

perkembangan anak usia sekolah menengah (SMP) dalam hal karier. Penentuan

karier untuk anak usia pubertas ini tentunya masih memiliki beberapa hambatan

karena emosi yang masih labil. Hal tersebut dapat mempengaruhi kesulitan anak

untuk mengetahui apa bakat dan minat sebenarnya. Oleh sebab itu, karakteristik

anak usia sekolah menengah (SMP) ini perlu diperhatikan agar penentuan karier

mereka di masa depan tidak mendapat hambatan.

Menurut Desmita (2009: 36) terdapat sejumlah karakteristik yang

menonjol pada anak usia SMP (10-14 tahun) ini, yaitu:

(1) Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.

(2) Mulai mengembangkan standar dan harapan terhadap

perilaku diri sendiri yang sesuai dengan dunia sosial.

(3) Kecenderungan minat dan dunia karir relatif sudah lebih

jelas.

Page 62: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

48

Desmita juga menambahkan mengenai karakteristik anak usia remaja (12-

21 tahun) adalah masa di mana remaja yang sering dikenal dengan masa pencarian

jati diri (ego indentity) sebagai berikut:

(1) Memilih dan mempersiapkan karier di masa depan sesuai

dengan minat dan kemampuannya.

(2) Mengembangkan keterampilan intelektual dan konsep-

konsep yang diperlukan sebagai warga negara.

(3) Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang

dewasa lainnya.

Keating (Adam & Gullota, 1983: 143) dalam Yusuf (2009: 195)

mengemukakan hal pokok yang berkaitan dengan berpikir operasional formal,

yaitu “remaja dapat memikirkan tentang masa depan dengan membuat

perencanaan dan mengeksplorasi berbagai kemungkinan untuk mencapainya”.

Menurut Yusuf (2009: 201) “faktor-faktor dan pengalaman baru yang tampak

terjadinya perubahan kepribadian pada masa remaja yaitu keinginan untuk

mengarahkan diri dan mengevaluasi kembali tentang standar cita-cita”. Apabila

remaja gagal mengintegrasikan aspek-aspek dan pilihan atau merasa tidak mampu

untuk memilih, maka dia akan mengalami kebingungan.

Dalam upaya membantu remaja atau siswa SMP menemukan identitas

dirinya, Woolfolk (1995: 73) dalam Yusuf (2009: 203) menyarankan sebagai

berikut:

(1) Berilah para siswa informasi tentang pilihan-pilihan karir

dan peran-peran orang dewasa. Caranya: (a) ,enyarankan

kepada remaja untuk membaca literatur yang isinya

menyangkut dunia kerja; dan (b) mendatangkan nara sumber

untuk menjelaskan tentang bagaimana dan mengapa mereka

memilih tentang profesi yang dijalaninya.

(2) Membantu siswa untuk menemukan sumber-sumber untuk

memecahkan masalah pribadinya. Caranya: (a) mendorong

Page 63: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

49

keberanian mereka untuk berbicara kepada Konselor (guru

pembimbing); dan (b) mendiskusikan potensi-potensi

dirinya.

Dari penjelasan yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

perkembangan remaja seusia SMP memang masih labil dalam pemilihan dan

pengambilan keputusan karier. Namun mereka sudah memiliki pandangan yang

lebih jelas dalam merencanakan masa depan. Hambatan yang dialami remaja pada

umumnya yaitu mereka belum mengetahui karier apa yang tepat bagi mereka,

karena cita-cita selalu berubah-ubah sepanjang hidup dikarenakan faktor dari

kemampuan diri sendiri maupun lingkungan.

Menurut Ginzberg dkk (dalam Santrock, 2002: 94) perkembangan individu

dalam proses pilihan karier mencakup tiga fase yaitu fantasi, tentatif, dan realistik.

Masa fantasi (mencakup usia sampai kira-kira 10 atau 12 tahun), ciri utama masa

ini adalah dalam memilih pekerjaan anak bersifat sembarangan. Pilihannya tidak

didasarkan pada pertimbangan yang masak mengenai kenyataan yang ada, tetapi

pada kesan atau khayalannya saja. Misal ketika mereka ditanya ingin menjadi apa

ketika dewasa, anak kecil cenderung menjawab ingin menjadi dokter, pahlawan,

guru, pilot, pemain sepak bola, dan lain-lain.

Pada masa tentatif, pilihan karir orang mengalami perkembangan. Pada

awalnya pertimbangan karir itu hanya berdasarkan kesenangan, ketertarikan atau

minat, sedangkan faktor-faktor lain tidak dipertimbangkan. Menyadari bahwa

minatnya berubah-ubah maka anak mulai menanyakan kepada diri sendiri apakah

dia memiliki kemampuan melakukan suatu pekerjaan, dan apakah kemmpuannya

itu cocok dengan minatnya. Masa berikutnya adalah masa transisi antara tentatif

Page 64: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

50

dan realistik. Pada masa ini anak mulai memadukan orientasi-orientasi pilihan

yang dimiliki sebelumnya. Orientasi-orientasi itu adalah orientasi minat, orientasi

kemampuan, dan orientasi nilai.

Kemudian tahap realistik anak melakukan eksplorasi dengan memberikan

penilaian atas pengalaman-pengalaman kerjanya dalam kaitan dengan tuntutan

sebenarnya. Kesimpulan dari teori perkembangan Ginzberg mempunyai tiga

unsur, yaitu proses (bahwa pilihan pekerjaan itu suatu proses), irreversibilitas

(bahwa pilihan pekerjaan itu tidak bisa diubah atau dibalik), dan kompromi

(bahwa pilihan pekerjaan itu kompromi antara faktor-faktor lain, yaitu minat,

kemampuan, dan nilai). Dari pemaparan teori di atas dapat disimpulkan bahwa

proses perkembangan remaja cenderung sudah mengarahkan pada karier namun

bagi remaja sendiri masih memiliki beberapa hambatan dari dalam diri maupun

dari lingkungan luar.

2.5 Kerangka Berpikir

Kemampuan pemilihan sekolah lanjutan adalah kesanggupan individu

dalam menentukan langkah yang dilakukan dalam memilih karier yang

diinginkannya antara di sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan.

Untuk dapat menentukan pilihan kariernya secara tepat individu memerlukan

proses panjang yaitu memilih karier yang dipengaruhi oleh taraf

perkembangannya. Adanya faktor-faktor yang menjadi sebuah hambatan bagi

siswa dalam kesiapan membuat keputusan-keputusan karier yang tepat bagi masa

depannya. Faktor-faktor yang menghambat tersebut dapat berasal dari dalam diri

Page 65: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

51

dan juga dari luar diri. Selain itu, faktor dari dalam diri yang menghambat

pemilihan sekolah lanjutan adalah kondisi fisik dan kondisi psikis. Kemudian

faktor dari luar diri meliputi: kondisi keluarga, kondisi sekolah, kondisi teman,

dan masyarakat.

Berdasarkan definisi operasional maka komponen dalam variabel faktor

penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan siswa disajikan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Faktor-faktor Penghambat Pemilihan Sekolah Lanjutan

Faktor penghambat pemilihan

sekolah lanjutan

Faktor Internal

1. Kondisi Fisik

(penampilan,

kelengkapan

anggota badan, dan

jenis kelamin)

2. Kondisi Psikis

(taraf inteligensi,

bakat khusus,

minat,

pengetahuan,

motivasi diri)

Faktor Eksternal

1. Kondisi Keluarga

(status-sosial

ekonomi,

ekspektasi

keluarga besar dan

inti)

2. Kondisi Sekolah

(pendidikan

sekolah, konselor

sekolah)

3. Teman

4. Masyarakat

Siswa SMP

Page 66: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

52

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam metode penelitian ini, terdapat beberapa hal yang dapat

menentukan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan penelitian. Hal ini bertujuan

untuk melaksanakan kegiatan secara sistematis. Sugiyono (2010: 6) menjelaskan

bahwa metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid

dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dapat dibuktikan, suatu

pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Adapun

langkah-langkah yang harus ditentukan adalah (1) jenis penelitian; (2) variabel

penelitian; (3) populasi dan sampel penelitian; (4) metode dan alat pengumpul

data; (5) uji instrumen penelitian; (6) hasil uji coba instrumen penelitian; dan (7)

teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian merupakan salah satu kegiatan ilmiah, sehingga dilakukan

secara sistematis sesuai dengan metode yang akan digunakan. Berdasarkan tujuan

yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dalam

pemilihan sekolah lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati, maka

jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Sukardi

(2008: 14) “penelitian deskriptif yaitu para peneliti berusaha menggambarkan

Page 67: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

53

kegiatan penelitian yang dilakukan secara tertentu dengan jelas dan sistematis”.

Selain itu Suryabrata (2006: 75) menambahkan bahwa “tujuan penelitian

deskriptif adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis, faktual, dan

akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu”.

Berdasarkan penelitian di atas, maka penelitian deskriptif merupakan salah

satu jenis penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis,

akurat, dan objektif mengenai variabel yang menjadi fokus penelitian. Melalui

metode deskriptif peneliti berusaha menggambarkan secara sistematis, akurat dan

objektif hasil penelitian mengenai faktor yang menghambat siswa kelas IX SMP

Negeri 1 Cluwak Pati dalam pemilihan sekolah lanjutan.

3.2 Variabel Penelitian

3.2.1 Identifikasi Variabel

“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,

obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan” (Sugiyono, 2008: 38).

Sedangkan Arikunto (2006: 118), berpendapat bahwa variabel adalah objek

penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Dalam penelitian ini variabel yang diteliti adalah faktor-faktor penghambat

dalam pemilihan sekolah lanjutan siswa. Variabel tersebut adalah variabel

tunggal, sehingga tidak ada hubungan antar variabel, baik variabel yang

mempengaruhi (independen) dan variabel yang dipengaruhi (dependen).

Page 68: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

54

3.2.2 Hubungan Antar Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas atau variabel tunggal

yaitu faktor yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan pada siswa SMP kelas

IX. Jadi dalam penelitian ini tidak ada hubungan antar variabel karena tidak ada

yang dipengaruhi oleh variabel lain.

3.2.3 Definisi Operasional

Definisi operasional dimaksudkan untuk memberi batasan arti dari variabel

penelitian guna memperjelas makna yang dimaksudkan dan membatasi ruang

lingkup, sehingga tidak akan terjadi salah pengertian atau salah persepsi dalam

menginterpretasikan data dan hasil yang telah diperoleh.

3.2.3.1 Pemilihan Sekolah Lanjutan

Pemilihan sekolah lanjutan merupakan aktivitas siswa SMP untuk

membuat suatu rancangan kegiatan dalam upaya mempersiapkan karier yaitu

sekolah lanjutan yang menjadi pilihannya untuk masa depan, dengan berbagai

langkah dan cara alternatif mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3.2.3.2 Faktor Penghambat Pemilihan Sekolah Lanjutan

Dalam penelitian ini, faktor penghambat pemilihan sekolah lanjutan terdiri

dari faktor internal dan faktor eksternal.

3.2.3.2.1 Faktor internal

Faktor internal yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam diri siswa, yang

meliputi:

Page 69: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

55

1. Kondisi fisik, yaitu ciri-ciri fisik yang dimiliki seseorang seperti penampilan,

kelengkapan anggota badan, ketajaman penglihatan dan pendengaran,

maupun jenis kelamin.

2. Kondisi psikis, meliputi:

(1) Taraf inteligensi, yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasi-

prestasi yang di dalamnya berpikir memegang peranan.

(2) Bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha

kognitif, bidang keterampilan, atau bidang kesenian.

(3) Minat, yaitu kecenderungan yang menetap pada seseorang untuk merasa

tertarik dan merasa senang pada suatu bidang.

(4) Pengetahuan, yaitu mengetahui informasi tentang dunia pekerjaan, dan

pengalaman hidup sehari-hari yang menunjukkan pengetahuan, individu-

individu dalam suatu jabatan atau pekerjaan memiliki kepribadian yang

serupa dan kesamaan sejarah perkembangan pribadinya.

(5) Motivasi diri, motivasi diri merupakan sebuah dorongan dari dalam diri

siswa, yang mengarahkan sikap dan perilaku.

3.2.3.2.2 Faktor eksternal

Faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa, yang

meliputi:

1. Kondisi keluarga, meliputi:

(1) Status sosial-ekonomi keluarga, yaitu tingkat pendidikan orangtua, tinggi

rendahnya pendapatan orang tua, jabatan ayah atau ayah dan ibu, daerah

tempat tinggal, dan suku bangsa.

Page 70: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

56

(2) Ekspektasi dari keluarga besar dan inti, yaitu segala harapan keluarga

mengenai pandangan dan sikap tertentu terhadap pendidikan dan

pekerjaan.

2. Keadaan sekolah, meliputi:

(1) Pendidikan sekolah, yaitu pandangan dan sikap yang dikomunikasikan

kepada anak didik dari konselor atau tenaga pengajar mengenai nilai-nilai

yang terkandung dalam bekerja.

(2) Konselor sekolah, yaitu segala informasi tentang karir atau jabatan dan

termasuk perencanaan karir yang diberikan konselor sekolah kepada

siswa.

3. Teman, yaitu beraneka ragam pandangan dan variasi harapan tentang masa

depan yang terungkap dalam pergaulan sehari-hari dengan teman atau

kelompok sebayanya.

4. Masyarakat, yaitu lingkungan sosial budaya dimana seseorang dibesarkan.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:119). Sedangkan

menurut Arikunto (2006: 101) populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.

Penelitian ini merupakan penelitian populasi. Adapun populasi penelitian ini

adalah siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak yang berjumlah 288 siswa. Karena

Page 71: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

57

peneliti melihat siswa belum bisa mengambil keputusan pemilihan sekolah

lanjutan yang tepat.

Tabel 3.1

Jumlah Populasi Penelitian

No. Kelas Jumlah Siswa

1. Siswa Kelas IX A 36

2. Siswa Kelas IX B 36

3. Siswa Kelas IX C 36

4. Siswa Kelas IX D 36

5. Siswa Kelas IX E 36

6. Siswa Kelas IX F 36

7. Siswa Kelas IX G 36

8. Siswa Kelas IX H 36

Jumlah 288

3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling

“Sampel adalah sebagian dari populasi tersebut” (Sugiyono, 2008: 215).

Menurut Arikunto (2006: 131) “sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti”. Sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif.

Dari uraian yang telah dikemukakan mengenai pengertian sampel, maka

dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari jumlah keseluruhan yang

akan dijadikan penelitian. Dalam menentukan sampel menurut Arikunto (2006:

112) apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua. Selanjutnya

jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Page 72: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

58

Dengan demikian, pada penelitian ini diambil 25% dari populasi sehingga jumlah

sampelnya adalah 25% dari 8 kelas yaitu 72 siswa. Alasan peneliti menggunakan

25% pada penentuan ukuran jumlah sampel karena:

1. Jumlah siswa 288 tidak mungkin diambil semua menjadi sampel

2. Agar semua kelas IX di SMP Negeri 1 Cluwak Pati terwakili menjadi

sampel

Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan Teknik Simple Random Sampling. “Teknik tersebut adalah teknik

yang langsung dilakukan pada unit sampling. Pengambilan sampel dilakukan

secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi itu” (Sugiyono,

2011: 127). Sejalan dengan pendapat tersebut, Arikunto (2006: 33)

mengemukakan bahwa Simple Random Sampling yaitu menentukan sampel

dengan pertimbangan tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara

maksimal. Alasan menggunakan teknik ini adalah data bersifat homogen dan

pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas IX di SMP Negeri 1 Cluwak Pati yang terbagi menjadi

beberapa kelas. Agar semua kelas IX dapat terwakili, maka sampel diambil dari

masing-masing kelas IX dengan proporsi sama untuk tiap-tiap kelas.

Pertimbangan mengambil kelas IX di SMP Negeri 1 Cluwak Pati karena siswa

kelas IX harus mempersiapkan pemilihan sekolah lanjutan setelah lulus dari SMP.

Page 73: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

59

Tabel 3.2

Sampel Penelitian

No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Sampel Masing-

masing Kelas

1. Siswa Kelas IX A 36 25% x 36 = 9

2. Siswa Kelas IX B 36 25% x 36 = 9

3. Siswa Kelas IX C 36 25% x 36 = 9

4. Siswa Kelas IX D 36 25% x 36 = 9

5. Siswa Kelas IX E 36 25% x 36 = 9

6. Siswa Kelas IX F 36 25% x 36 = 9

7. Siswa Kelas IX G 36 25% x 36 = 9

8. Siswa Kelas IX H 36 25% x 36 = 9

Jumlah 288 72

3.4 Metode dan Alat Pengumpulan Data

3.4.1 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah salah satu bagian dari prosedur penelitian yang

dimaksudkan untuk memperoleh data yang diperlukan. “Metode pengumpulan

data adalah cara memperoleh data dalam suatu kegiatan penelitian” (Arikunto,

2006: 126). Pemilihan sekolah lanjutan siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yang secara garis besarnya dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Dalam penelitian ini, data yang akan dikumpulkan yaitu faktor-faktor

apa saja yang menghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan.

Metode pengumpulan data sangat penting dalam penelitian di mana data

yang diperoleh akan digunakan untuk membuat kesimpulan dalam penelitian

tersebut. Mengumpulkan data harus sesuai dengan variabel yang diteliti. Karena

Page 74: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

60

data yang akan diungkap dalam penelitian ini berupa konstrak atau konsep

psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian, maka peneliti menggunakan

skala psikologis. Azwar (2005: 3) mengungkapkan bahwa skala psikologis selalu

mengacu pada alat ukur aspek atau atribut afektif, bukan kognitif.

Menurut pendapat Azwar (2005: 3-4), keunggulan dalam menggunakan

skala psikologis yaitu:

(1) Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan tidak

langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan

mengungkap indikator perilaku dari atribut yang

bersangkutan.

(2) Atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat

indikator-indikator perilaku dan indikator perilaku

diterjemahkan dalam bentuk item-item.

(3) Respon subjek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban “benar”

atau “salah”. Tetapi semua jawaban dapat diterima sepanjang

secara jujur dan sungguh-sungguh.

Dengan demikian, skala psikologis dapat digunakan sebagai alat ukur yang

dapat mengungkap indikator faktor internal dan faktor eksternal penghambat

pemilihan sekolah lanjutan yang berupa pertanyaan maupun pernyataan sebagai

stimulus. Responden tidak mengetahui arah jawaban dari pertanyaan maupun

pernyataan tersebut. Hasil jawaban responden tersebut kemudian akan

diinterprestasikan.

3.4.2 Alat Pengumpulan Data

Faktor internal dan eksternal yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan

merupakan aspek-aspek psikologis yang tidak dapat dilihat secara langsung,

sehingga alat pengumpul data yang digunakan yaitu menggunakan skala

pemilihan sekolah lanjutan model likert. Skala likert digunakan untuk mengukur

Page 75: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

61

sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang

fenomena sosial yang telah diterapkan secara spesifik oleh peneliti atau

disebut variabel penelitian (Sugiyono, 2010: 134). Skala penghambat dalam

pemilihan sekolah lanjutan yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai 4

alternatif jawaban yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Peneliti menggunakan 4 alternatif jawaban guna menghindari atau menghilangkan

jawaban ragu-ragu, sehingga responden akan memilih jawaban sesuai dengan

kondisinya. Pernyataan dalam skala menggunakan kecenderungan positif dan

negatif.

Tabel 3.3. Penskoran Alternatif Jawaban

Alternatif (+) Skor Alternatif (-) Skor

Sangat Sesuai (SS) 1 Sangat Sesuai (SS) 4

Sesuai (S) 2 Sesuai (S) 3

Tidak Sesuai (TS) 3 Tidak Sesuai (TS) 2

Sangat Tidak Sesuai (STS) 4 Sangat Tidak Sesuai (STS) 1

(Sugiyono, 2010: 135).

Untuk mengetahui faktor yang menghambat pemilihan sekolah lanjutan

siswa memiliki rentang skor 1-4, dan ditentukan berdasarkan skor item positif dan

skor negatif. Seluruh skor jawaban dijumlahkan kemudian ditransformasikan ke

dalam bentuk persentase skor dengan cara membagi dengan skor idealnya dan

dikalikan 100%.

Persentase skor tersebut diperoleh kategori Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang,

Rendah, dan Sangat Rendah. Penentuan kategori tingkatan kriteria faktor yang

menghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan adalah sebagai berikut.

Page 76: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

62

Persentase skor tertinggi :

x 100% = 100%

Persentase skor terendah :

x 100% = 25%

Rentang prosentase : 100% - 25% = 75%

Interval persentase :

= 15%

Hasil perhitungan di atas menunjukkan rentang interval 15% dan

persentase skor terendah adalah 25% sehingga dapat ditentukan kategori tingkatan

kriteria faktor yang mempengaruhi sekolah lanjutan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.4. Kategori Tingkatan Kriteria

Faktor Penghambat dalam Pemililihan Sekolah Lanjutan

Persentase Kategori

86%-100% Sangat Tinggi

71%-85% Tinggi

56%-70% Sedang

41%-55% Rendah

25%-40% Sangat Rendah

(Azwar, 2005: 107).

3.4.3 Penyusunan Instrumen

Penyusunan skala psikologis dimulai dengan melihat teori yang

digunakan, kemudian dari teori tersebut disusun kisi-kisi setelah itu

dikonsultasikan dengan ahli yang selanjutnya disusun instrumen. Langkah

selanjutnya adalah dengan melakukan uji coba instrumen tersebut dengan memilih

responden yang akan digunakan sebagai uji coba instrumen. Kemudian dari hasil

uji coba tersebut, instrumen yang tidak valid tidak diikutkan di dalam bagian

instrumen dan setelah semua tahap tersebut dilaksanakan maka instrumen sudah

bisa digunakan.

Page 77: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

63

Berdasarkan bagan tentang prosedur penyusunan instrumen diketahui

bahwa dalam menyusun sebuah instrumen penelitian, peneliti harus melewati

beberapa tahap di atas, diantaranya menyusun kisi-kisi instrumen yang terdiri dari

variabel, sub variabel, indikator, deskriptor dan nomor soal. Kisi-kisi intrumen ini

kemudian dikonsultasikan dan direvisi sesuai dengan pendapat ahli. Setelah itu,

peneliti menyusun instrumen yang kemudian diujicobakan (try out) pada

responden. Berikutnya yaitu melakukan revisi guna menghilangkan item-item

instrumen yang tidak valid dan reliabel. Setelah instrumen diujicobakan dan sudah

valid serta reliabel, kemudian instrumen dikatakan sudah jadi dan siap digunakan

untuk penelitian.

Untuk mengukur gambaran faktor yang menghambat pemilihan sekolah

lanjutan siswa, peneliti menggunakan skala psikologis. Adapun kisi-kisi skala

psikologis yang dijabarkan dari kajian pustaka dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Skala Psikologis Faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah

Lanjutan

Variabel Komponen Indikator Sub

Indikator Deskriptor

Item

Item + -

Faktor

penghambat

dalam

pemilihan

sekolah

lanjutan

Faktor

Internal

1. Kondisi

Fisik

a. Penampilan Hambatan fisik

berupa

penampilan

Ketampanan

dan kecantikan

2,

4,

5,

7

1,

3,

6,

8

8

b. Kelengkap-

an anggota

badan

Kelengkapan

tubuh, tidak

berfungsinya

panca indera

11,

12

9,

10

4

Page 78: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

64

c. Jenis

kelamin

Hambatan dari

segi jenis

kelamin

15,

16

13,

14

4

2. Kondisi

Psikis

a. Taraf

inteligensi

Hambatan

dalam

kemampuan

untuk

mencapai

prestasi-

prestasi yang

memegang

peranan

17,

18

19,

20

4

b. Bakat

khusus

Hambatan

dalam

mengetahui

kemampuan di

suatu bidang

usaha kognitif,

bidang

keterampilan,

atau bidang

kesenian

21,

24,

25

22,

23

5

c. Minat Tidak merasa

tertarik dan

merasa senang

pada suatu

bidang

26,

29,

31

27,

28,

30

6

d. Penge-

tahuan

Hambatan

tentang

informasi yang

seseorang

ketahui tentang

bidang-bidang

dunia

pekerjaan

34,

35

32,

33,

4

Tidak ada

pengalaman

hidup dalam

perkembangan

36,

38,

40

37,

39,

41,

42

7

Page 79: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

65

pribadi

e. Motivasi

diri

Tidak

memiliki

dorongan dari

dalam diri

yang

mengarahkan

sikap dan

tindakan

43,

45,

47

44,

46,

48,

49

7

Faktor

Eksternal

1. Kondisi

keluarga

a. Status

sosial

ekonomi

Hambatan

karena status

sosial

ekomomi

keluarga

50,

53

51,

52

4

b. Pendidikan

orang tua

Hambatan

karena

pengaruh

pendidikan

orang tua

56,

57

54,

55

4

c. Pendapatan

orang tua

Hambatan

tinggi

rendahnya

pendapatan

orang tua tiap

harinya

58,

60

59,

61

4

d. Jabatan

orang tua

Hambatan

karena orang

tua memiliki

jabatan yang

tinggi atau

rendah dalam

pekerjaan

63,

64

62,

65

4

e. Daerah

tempat

tinggal

Hambatan

hidup di

lingkungan

tidak memiliki

pengetahuan

karier

66,

67

68,

69

4

f. Suku

bangsa

Suku bangsa

menjadi

70,

73,

71,

72

5

Page 80: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

66

hambatan

dalam

pemilihan

karier

74

g. Ekspektasi

keluarga

Hambatan dari

keluarga yang

seharusnya

memiliki peran

penting dalam

memberi

pendapat dan

pemikiran

tentang karier

75,

76,

77

78,

79

5

2. Keadaan

sekolah

a. Pendidikan

sekolah

Hambatan

dalam

kemajuan hasil

belajar

mengenai

nilai-nilai,

pandangan dan

sikap tentang

makna bekerja

80,

81

82,

83

4

b. Konselor

sekolah

Tidak adanya

informasi

tentang karier

atau jabatan

dan termasuk

pemilihan

karier yang

diberikan

konselor

84,

86,

88

85,

87

5

3. Teman a. Teman

sebaya

Hambatan dari

teman saat

bermain,

teman sebaya

di sekolah, di

rumah, di

tempat belajar

lain untuk

berkumpul dan

bergaul

90,

92,

95,

96

89,

91,

93,

94

8

Page 81: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

67

4. Masyara

kat

Lingkungan

sosial budaya

dimana

seseorang

dibesarkan

Hambatan dari

lingkungan

yang memiliki

peran penting

dalam belajar

sosial, karier,

dan budaya

masyarakat

97,

99

98,

100

4

Total 51 49 100

3.5 Uji Instrumen Penelitian

3.5.1 Validitas

Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan mengungkap variabel yang diteliti secara tepat. Menurut pendapat

Arikunto (2010: 211), validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan dan kesahihan sesuatu instrumen. Dalam penelitian ini,

pengujian validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity).

Penggunaan validitas isi dapat dilakukan melalui penyusunan kisi-kisi instrumen

dari indikator faktor-faktor internal dan eksternal yang menghambat pemilihan

sekolah lanjutan.

Secara teknis, pengujian validitas isi dapat dibantu dengan menggunakan

kisi-kisi instrumen. Dalam kisi-kisi terdapat variabel yang diteliti, indikator

sebagai tolak ukur, deskriptor sebagai penjabaran dari indikator, serta nomor butir

(item) pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari deskriptor. Dengan

kisi-kisi instrumen tersebut, maka pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan

mudah dan sistematis.

Page 82: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

68

Untuk menguji validitas butir-butir instrumen lebih lanjut, maka setelah

dikonsultasikan dengan ahli, maka selanjutnya diujicobakan, dan dianalisis

dengan analisis item. Teknik yang digunakan dalam pengujan validitas ini adalah

dengan uji korelasi product moment yang dikemukakan oleh Karl Pearson, yaitu:

})(}{)({ 2222 YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan :

xyr

: Koefisien korelasi

X

: Jumlah skor butir

Y : Jumlah skor total

2X : Jumlah kuadrat butir

2Y : Jumlah kuadrat total

XY : Jumlah perkalian skor item dengan skor total

N : Jumlah responden

(Arikunto, 2010: 213).

Hasil rxy kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan taraf

signifikansi (α) = 5%. Apabila rxy hitung lebih besar dari r tabel, maka instrumen

dikatakan valid dan dapat digunakan untuk mengambil data. Namun apabila rxy

hitung lebih kecil dari r tabel, maka instrumen dikatakan tidak valid dan tidak

dapat digunakan untuk mengambil data.

Page 83: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

69

3.5.1.1Uji Validitas

Berdasarkan pengujian validitas item dengan menggunakan rumus product

moment, diperoleh hasil bahwa dari 100 item yang diajukan pada 44 siswa kelas

IX SMP N 1 Tayu Pati yang diperoleh 19 item yang tidak valid dan 81 item yang

valid.

Tabel 3.6

Distribusi Butir Item Valid dan Gugur

Variabel Komponen Nomor Item Jumlah

Total Valid Gugur Valid Gugur

Faktor

Penghambat

Dalam

pemilihan

sekolah

lanjutan

Faktor

internal

1, 2, 3, 5, 6, 7,

9, 10, 11, 13,

14, 15, 17, 18,

19, 20, 21, 22,

23, 24, 25, 27,

28, 29, 30, 31,

32, 33, 34, 35,

36, 37, 39, 40,

42, 43, 44, 45,

46, 48

4, 8, 12,

16, 26,

38, 41,

47, 49

40 9 49

Faktor

eksternal

50, 51, 53, 55,

56, 57, 58, 59,

61, 62, 63, 64,

66, 68, 69, 70,

71, 73, 75, 76,

77, 78, 79, 80,

81, 82, 83, 84,

85, 86, 87, 88,

89, 90, 91, 93,

94, 95, 96, 97,

98

52, 54,

60, 65,

67, 72,

74, 92,

99, 100

41 10 51

Total 81 19 100

Page 84: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

70

3.5.2 Reliabilitas

Reliabilitas instrumen merujuk pada satu pengertian bahwa suatu

instrumen itu cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data,

karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto, 2010: 221). Suatu instrumen

dikatakan reliabel apabila diperoleh benar-benar sesuai dengan kenyataan yang

ada. Untuk mengukur reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan

rumus:

]1][1

[2

2

11

tk

kr

Keterangan :

: reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2 : jumlah varian butir

2

t : varian total

(Arikunto, 2010: 239).

Tabel 3.7

Kriteria Reliabilitas Instrumen

Kriteria Kategori

0,9< rh < 1,0 Derajat reliabilitas sangat tinggi

0,7< rh < 0,8 Derajat reliabilitas tinggi

0,5< rh < 0,6 Derajat reliabilitas sedang

0,3< rh < 0,4 Derajat reliabilitas rendah

0,0< rh < 0,2 Derajat reliabilitas sangat rendah

(Arikunto, 2006: 178)

Page 85: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

71

3.5.2.1Uji Reliabilitas

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dengan menggunakan rumus alpha pada

44 responden, skala pemilihan sekolah lanjutan dinyatakan reliabel karena r11 >

rtabel yaitu dengan nilai r11= 0,979 dan rtabel = 0,297. Jika mengacu pada tabel.

kriteria pengujian reliabilitas maka instrumen ini reliabilitas pada tingkat sangat

tinggi.

3.6 Teknik Analisis Data

Dalam suatu penelitian ilmiah, teknik analisis data merupakan salah satu

bagian terpenting karena dengan adanya analisis data masalah dalam penelitian

dapat diketahui jawabannya. Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari

seluruh responden terkumpul atau sumber data lain terkumpul. Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan analisis data deskriptif presentase. Menurut Azwar

(2005: 6) penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai taraf deskriptif

yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih

mudah dipahami dan disimpulkan.

Analisis deskriptif presentase digunakan utuk menggambarkan keadaan

atau fenomena yang terjadi. Dalam hal ini fenomena tersebut adalah faktor-faktor

penghambat dalam pemilihan sekolah lanjutan siswa SMP kelas IX. Teknik

statistik yang digunakan adalah sebagai berikut.

Page 86: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

72

% = N

n

x 100%

Keterangan

% = persentase

n = skor yang diperoleh

N = jumlah seluruh skor

(Muhammad Ali, 1982: 186)

Page 87: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

99

BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab 4, maka

penelitian yang berjudul “Faktor-faktor penghambat dalam pemilihan sekolah

lanjutan pada siswa kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak Pati Tahun 2015/2016”, maka

dapat diambil kesimpulan

5.1.1 Faktor internal yang menjadi penghambat dalam pemilihan sekolah

lanjutan siswa adalah faktor kondisi fisik dan kondisi psikis. Apabila

melihat indikator, kondisi psikis merupakan faktor internal penghambat

paling tinggi dengan rata-rata 66,79%. Dalam kondisi psikis yang

menjadi penghambat utama pemilihan sekolah lanjutan adalah aspek

pengetahuan, terutama pengetahuan siswa masih sedikit tentang

informasi jurusan di sekolah lanjutan dan informasi tentang dunia kerja.

5.1.2 Faktor eksternal yang menjadi penghambat dalam pemilihan sekolah

lanjutan pada siswa adalah faktor kondisi keluarga, kondisi sekolah, dan

kondisi teman, dan masyarakat. Apabila melihat pada indikator, kondisi

keluarga merupakan faktor penghambat eksternal paling tinggi dengan

rata-rata 66,42%. Dalam kondisi keluarga yang menjadi penghambat

utama pemilihan sekolah lanjutan adalah pendapatan orang tua yang

menjadi pertimbangan siswa untuk melanjutkan sekolah yang sesuai.

Page 88: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

100

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di SMP Negeri 1 Cluwak Pati

Tahun Ajaran 2015/2016, saran yang dapat diajukan berdasarkan simpulan di atas

adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru BK di SMP Negeri 1 Cluwak untuk dapat meningkatkan

pemberian layanan di bidang karier kepada siswa, agar siswa jelas dalam

pemahaman tentang karier untuk menentukan sekolah lanjutan.

2. Bagi siswa agar menentukan pilihan sekolah lanjutan sejak dini dan

meningkatkan komunikasi kepada pihak terkait.

3. Bagi civitas akademika dapat menjadi bahan pertimbangan dalam

memberikan layanan terkait dengan bidang karier kepada siswa.

Page 89: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

101

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan dan Praktik). Jakarta:

Rineka Cipta.

Azwar, S. 2005. Penyusunan Skala Psikologis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Fatimah, Enung. 2008. Psikologi Perkembangan (Perkembangan Peserta Didik).

Bandung: CV. Pustaka Setia.

Holland, John L. 1973. Making Vocational Choices: A Theory of Careers. New

Jersey: Prentice-Hill.

Kristanto, Agnes Mariana. 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan

Karir Pada Dewasa Muda. Skripsi. Universitas Katolik Soegijapranata.

Madikhatun Y, Uyun S. 2011. Model Rekomendasi Berbasis Fuzzy Untuk

Pemilihan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas Vol. 5 No. 1. Yogyakarta:

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

Maryati, Sri. 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Preferensi Masyarakat

Dalam Memilih Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) di Kota

Semarang. Thesis. Universitas Diponegoro.

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Depdiknas.

Prayitno dan Erman Amti. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

PT Rineka Cipta.

Purwandari, Ari. 2009. Kematangan Vokasional Pada Siswa Kelas XII di SMA

Negeri 1 Klaten Ditinjau Dari Keyakinan Diri Akademik dan Jenis Kelas.

Artikelpdf. Semarang: Universitas Diponegoro.

Purwanti, Cicih. 2013. Upaya Meningkatkan Minat Studi Lanjut Ke SMK Melalui

Layanan Informasi Karier Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Salem.

Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Purwoko, Bambang Pujo. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Karir Menuju

Kebebasan Finansial. Jurnal STIE La Tansa Mashiro.

Page 90: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

102

Robert L. Gibson dan Marianne H. M. 2011. Bimbingan dan Konseling.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Santrock, John. W. 2002. Life-Span Development : Perkembangan Masa Hidup.

Edisi kelima. Diterjemahkan oleh: Juda Damanik, Achmad Chusairi.

Jakarta: Erlangga.

_____. 2003. Adolescence: Perkembangan Remaja. Alih bahasa Shinto B Adelar

dan Sherly Saragih. Jakarta: Erlangga.

Singarimbun, Masri dan Effendi, Sofian. 2006. Metode Penelitian Survai. Jakarta:

LP3 ES.

Slameto. 2010. Belajar dan Yaktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

_____. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: CV Alfabeta.

_____. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methodes). Bandung:

Alfabeta.

Sukardi, Dewa K. 1984. Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah. Jakarta: Ghalia

Indonesia.

_____. 2008. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di

Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Supriatna, Mamat dan Nandang Budiman. 2010. Layanan Bimbingan Karier di

Sekolah Menengah Kejuruan (e-book). Bandung: Departemen Pendidikan

Nasional Universitas Pendidikan Indonesia.

Supriyo. 2008. Studi Kasus Bimbingan dan Konseling. Semarang: CV. Nieuw

Setapak.

Suryabrata, Sumadi. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sutoyo, Anwar. 2009. Pemahaman Individu. Semarang: CV. Widya Karya.

Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT

Grasindo.

Winkel, WS dan MM. Sri Hastuti. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institutusi

Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Page 91: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

103

_____. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institutusi Pendidikan. Yogyakarta:

Media Abadi.

Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT

Remaja Rosdakarya.

Page 92: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

104

Lampiran 1

KISI-KISI INSTRUMEN SEBELUM TRY OUT

SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN

Variabel Sub

Variabel Indikator

Sub

Indikator Deskriptor

Item

Item + -

Faktor

determinan

penghambat

pemilihan

sekolah

lanjutan

Faktor

Internal

3. Kondisi

Fisik

d. Penampilan Hambatan fisik

berupa

penampilan

ketampanan

dan kecantikan

2,

4,

5,

7

1,

3,

6,

8

8

e. Kelengkap-

an anggota

badan

Kelengkapan

tubuh, tidak

berfungsinya

panca indera

11,

12

9,

10

4

f. Jenis

kelamin

Hambatan dari

segi jenis

kelamin

15,

16

13,

14

4

4. Kondisi

Psikis

f. Taraf

inteligensi

Hambatan

dalam

kemampuan

untuk

mencapai

prestasi-

prestasi yang

memegang

peranan

17,

18

19,

20

4

g. Bakat

khusus

Hambatan

dalam

mengetahui

kemampuan di

suatu bidang

usaha kognitif,

bidang

keterampilan,

atau bidang

kesenian

21,

24,

25

22,

23

5

h. Minat Tidak merasa 26, 27, 6

Page 93: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

105

tertarik dan

merasa senang

pada suatu

bidang

29,

31

28,

30

i. Penge-

tahuan

Hambatan

tentang

informasi yang

seseorang

ketahui tentang

bidang-bidang

dunia

pekerjaan

34,

35

32,

33,

4

Tidak

memiliki

Pengalaman

hidup dalam

perkembangan

pribadi

36,

38,

40

37,

39,

41,

42

7

j. Motivasi

diri

Tidak

memiliki

dorongan dari

dalam diri

yang

mengarahkan

sikap dan

tindakan

43,

45,

47

44,

46,

48,

49

7

Faktor

Eksternal

5. Kondisi

keluarga

h. Status

sosial

ekonomi

Hambatan

karena status

sosial

ekomomi

keluarga

50,

53

51,

52

4

i. Pendidikan

orang tua

Hambatan

karena

pengaruh

pendidikan

orang tua

56,

57

54,

55

4

j. Pendapatan

orang tua

Hambatan

tinggi

rendahnya

pendapatan

58,

60

59,

61

4

Page 94: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

106

orang tua tiap

harinya

k. Jabatan

orang tua

Hambatan

karena orang

tua memiliki

jabatan yang

tinggi atau

rendah dalam

pekerjaan

63,

64

62,

65

4

l. Daerah

tempat

tinggal

Hambatan

hidup di

lingkungan

tidak memiliki

pengetahuan

karier

66,

67

68,

69

4

m. Suku

bangsa

Suku bangsa

menjadi

hambatan

dalam

pemilihan

karier

70,

73,

74

71,

72

5

n. Ekspektasi

keluarga

Hambatan dari

keluarga yang

seharusnya

memiliki peran

penting dalam

memberi

pendapat dan

pemikiran

tentang karier

75,

76,

77

78,

79

5

6. Keadaan

sekolah

c. Pendidikan

sekolah

Hambatan

dalam

kemajuan hasil

belajar

mengenai

nilai-nilai,

pandangan dan

sikap tentang

makna bekerja

80,

81

82,

83

4

d. Konselor Tidak adanya 84, 85, 5

Page 95: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

107

sekolah informasi

tentang karier

atau jabatan

dan termasuk

pemilihan

karier yang

diberikan

konselor

86,

88

87

7. Teman b. Teman

sebaya

Hambatan dari

teman saat

bermain,

teman sebaya

di sekolah, di

rumah, di

tempat belajar

lain untuk

berkumpul dan

bergaul

90,

92,

95,

96

89,

91,

93,

94

8

8. Masyara

kat

Lingkungan

sosial budaya

dimana

seseorang

dibesarkan

Hambatan dari

lingkungan

yang memiliki

peran penting

dalam belajar

sosial, karier,

dan budaya

masyarakat

97,

99

98,

100

4

Page 96: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

108

Lampiran 2

SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN

I. Pengantar

Skala ini bukanlah suatu tes, melainkan berisi sejumlah pernyataan yang

mungkin berhubungan dengan diri Saudara. Tujuan dari skala ini adalah untuk

mengumpulkan data penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan

sekolah lanjutan. Sehubungan dengan tujuan tersebut, Saudara diminta untuk

mengisi skala ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Jawaban Saudara

bersifat pribadi dan tidak mempengaruhi penilaian apapun. Atas kerjasama dan

artisipasi yang baik, peneliti menyampaikan terima kasih.

II. Petunjuk Pengisian

1. Tulislah identitas diri Anda dengan lengkap di lembar jawab yang telah

disediakan.

2. Dalam skala pemilihan sekolah lanjutan terdapat 100 pernyataan di mana

pada setiap pernyataan diikuti dengan pilihan jawaban yaitu:

Alternatif

Jawaban

Arti

SS Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri saudara

S Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara

TS Apabila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri saudara

STS Apabila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri

saudara

Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Tugas saudara adalah memilih jawaban

yang sesuai dengan keadaan diri saudara dengan memberikan tanda cek (√) pada

kolom yang telah disediakan (lihat contoh).

Contoh:

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

1. Saya memiliki kecerdasan tinggi √

Page 97: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

109

Nama :

Kelas :

Nomor Urut :

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

1. Tinggi dan berat badan saya menghambat cita-cita

2. Penampilan sehari-hari menarik yang menambah

kepercayaan diri

3. Saya tidak memiliki tinggi dan berat badan ideal

sehingga pilihan karir saya terbatas

4. Saya tidak terlalu mempedulikan penampilan,

karena menurut saya kecerdasan lebih penting

5. Saya memiliki wajah yang sesuai dengan karir

tertentu

6. Saya menyusahkan diri saya karena

ketidakpercayaan diri

7. Kondisi wajah saya membuat saya mudah

memilih karir

8. Wajah saya membuat saya tidak percaya diri

9. Penglihatan dan pendengaran saya tidak jelas

10. Penglihatan dan pendengaran berfungsi dengan

baik

11. Saya memiliki kondisi fisik yang menghambat

perkembangan hidup

12. Kondisi fisik saya tidak menghambat pilihan

sekolah lanjutan

13. Jenis kelamin saya tidak sesuai dengan bakat dan

Page 98: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

110

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

minat

14. Jenis kelamin saya mempengaruhi prestasi belajar

15. Jenis kelamin saya tidak mempengaruhi cita-cita

16. Saya sangat setuju dengan persamaan gender

karena hal demikian tidak akan menghambat

pilihan karir saya

17. Saya menyukai pelajaran tertentu karena saya

sangat menguasai pelajaran tersebut

18. Saya dapat mengetahui mata pelajaran yang

penting untuk saya pelajari

19. Saya tidak berusaha belajar sungguh-sungguh

karena hasilnya sama saja tidak memuaskan

20. Saya tidak belajar giat untuk mempersiapkan

sekolah lanjutan

21. Saya memiliki bakat dalam mata pelajaran

tertentu

22. Saya tidak mengetahui bakat saya di bidang apa

23. Saya tidak berusaha mencari tahu pilihan sekolah

lanjutan yang sesuai dengan bakat saya

24. Saya merasa optimis dengan pilihan sekolah

lanjutan dalam bidang keterampilan yang saya

kuasai

25. Saya memahami kemampuan dan bakat saya

sehingga tidak sulit untuk menentukan pilihan

sekolah lanjutan

26. Saya memiliki minat belajar yang tinggi untuk

mencapai cita-cita

Page 99: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

111

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

27. Saya tidak memiliki minat untuk belajar pada

mata pelajaran yang sulit

28. Sampai saat ini belum mengetahui minat dalam

belajar pada mata pelajaran tertentu

29. Saya memiliki minat belajar yang sesuai dengan

bakat saya

30. Saya merasa masih belum yakin dalam

memutuskan pemilihan sekolah lanjutan

31. Saya ingin sekolah lanjutan yang memberikan

keterampilan bekerja

32. Banyaknya sekolah lanjutan yang menjanjikan

sehingga membuat saya bingung untuk memilih

33. Saya belum memikirkan pilihan sekolah lanjutan

karena masih lama

34. Saya ingin melanjutkan sekolah karena saya ingin

memiliki pendidikan dan pengetahuan yang luas

35. Saya ingin cepat lulus dan segera melanjutkan

sekolah agar mendapat teman-teman baru

36. Saya ingin melanjutkan pendidikan tinggi sampai

universitas agar saya dapat menambah

pengalaman saya

37. Saya lebih memilih bekerja yang mudah sehingga

tidak perlu pendidikan yang tinggi

38. Waktu kecil saya pernah menjadi juara lomba

mata pelajaran di sekolah

39. Cita-cita saya sejak kecil selalu berubah-ubah

40. Saya mengetahui hal-hal yang penting untuk diri

Page 100: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

112

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

sendiri

41. Saya tidak memiliki kemampuan untuk

mengetahui apa yang penting dan tidak penting

untuk diri sendiri

42. Kegagalan membuat saya takut untuk

memutuskan ingin melanjutkan sekolah

43. Saya dapat memotivasi diri saya sendiri untuk

memperoleh cita-cita

44. Saya tidak dapat memotivasi diri saya untuk rajin

belajar, karena saya lebih suka bermain

45. Saya yakin dapat masuk ke sekolah lanjutan yang

diinginkan

46. Saya tidak peduli terhadap sekolah lanjutan yang

diinginkan

47. Saya menyerahkan semua masa depan saya

kepada nasib

48. Saya tidak memiliki semangat untuk terus

melanjutkan sekolah karena malas

49. Saya tidak peduli dengan masa depan saya

50. Saya mempertimbangkan keadaan orang tua

terhadap pilihan sekolah lanjutan saya

51. Orang tua tidak memiliki pekerjaan yang tetap

52. Orang tua saya adalah single parent (orang tua

tunggal)

53. Meskipun orang tua saya orang tidak mampu, tapi

saya tetap optimis untuk sukses

54. Pendidikan terakhir orang tua saya tidak tinggi,

Page 101: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

113

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

hanya tamatan sekolah menengah

55. Pendidikan orang tua terbatas sehingga sulit untuk

mencari pekerjaan tetap

56. Orang tua saya berpendidikan tinggi sehingga

menuntut saya untuk menjadi seperti mereka

57. Pendidikan orang tua saya yang tinggi

mempengaruhi sekolah lanjutan yang saya pilih

58. Pendapatan (gaji) orang tua saya tidak mencukupi

kehidupan sehari-hari keluarga

59. Orang tua tidak memiliki banyak biaya untuk

pendidikan saya, sehingga setamat sekolah

menengah tingkat atas saya harus bekerja

60. Orang tua saya selalu berusaha mencari uang

banyak untuk kehidupan sehari-hari keluarga

61. Saya selalu menggantungkan orang tua dalam

urusan ekonomi

62. Orang tua memiliki jabatan yang rendah di tempat

bekerja

63. Orang tua saya memiliki usaha sendiri di rumah

64. Orang tua saya adalah pimpinan yang memiliki

pengaruh besar untuk karir saya kelak

65. Orang tua saya bekerja merantau jauh dari rumah

66. Keluarga besar saya mayoritas memiliki pekerjaan

yang sama secara turun-temurun

67. Saya ingin meneruskan usaha keluarga

68. Cita-cita saya bertentangan dengan adat istiadat

dan nilai-nilai di daerah tempat tinggal

Page 102: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

114

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

69. Pemilihan karir di daerah saya hampir sama

semua

70. Budaya di daerah saya seorang perempuan tidak

diperbolehkan bersekolah tinggi

71. Pemilihan pekerjaan di daerah tempat tinggal saya

dipengaruhi oleh budaya

72. Menurut saya perempuan tidak memiliki

keberanian untuk berkarir seperti laki-laki

73. Suku bangsa saya memiliki kelebihan di bidang

karir tertentu yang menunjang kesuksesan

74. Saya memiliki banyak bakat karena orang tua saya

dari daerah dan suku bangsa yang berbeda

75. Orang tua mendukung saya memilih bidang

pendidikan tertentu yang sesuai dengan bakat dan

minat saya

76. Saudara mempunyai pandangan yang lebih luas

mengenai sekolah lanjutan dengan prospek yang

menjanjikan

77. Saya harus segera mencari saran dari orang tua

dan saudara untuk mengevaluasi kelemahan dan

kelebihan saya

78. Pilihan sekolah lanjutan dan masa depan saya

bergantung kepada keputusan orang tua

79. Saya tidak mendapat dukungan dari orang tua dan

keluarga untuk memilih sekolah lanjutan yang

saya inginkan

80. Saya memiliki semangat belajar yang tinggi

karena nilai UAS selalu naik

Page 103: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

115

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

81. Saya memiliki kemajuan nilai pada mata pelajaran

tertentu di sekolah

82. Nilai hasil belajar saya tidak memiliki kemajuan

karena pelajaran di sekolah semakin sulit

83. Saya tidak mendapat kepercayaan dari guru untuk

melanjutkan sekolah karena saya sering melanggar

aturan di sekolah

84. Saya mendapat motivasi dan pengarahan tentang

sekolah lanjutan dari konselor sekolah

85. Saya masih tidak dapat menentukan sekolah

lanjutan meskipun sudah mendapatkan bimbingan

karir di sekolah

86. Konselor sekolah memberikan informasi tentang

sekolah lanjutan yang berkaitan dengan

kemampuan internal dan eksternal yang saya

miliki

87. Peran konselor sekolah tidak sesuai dengan kode

etik sehingga membuat saya takut untuk

berkonsultasi

88. Saya selalu berkonsultasi dengan konselor sekolah

mengenai kemampuan saya untuk mendapatkan

informasi tentang sekolah lanjutan

89. Ketika masih kecil, saya dan teman sering

bermain yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu

90. Permainan pekerjaan masa kecil saya

mempengaruhi belajar dan cita-cita saya sekarang

91. Waktu kecil saya tidak punya teman bermain

karena dianggap tidak pintar

92. Saya mendapat inspirasi dari teman bermain saya

Page 104: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

116

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

yang selalu berusaha menjadi orang sukses

93. Pemilihan sekolah lanjutan yang saya inginkan

karena pengaruh dari teman

94. Pemilihan sekolah lanjutan teman-teman membuat

saya ragu terhadap pilihan saya sendiri

95. Pemilihan sekolah lanjutan saya tidak terpengaruh

oleh siapapun

96. Saya merasa paling benar menentukan sekolah

lanjutan yang tepat dibandingkan teman-teman

97. Saya memiliki keahlian dalam bidang karier yang

berhubungan dengan sosial karena saya mampu

bergaul dengan baik pada semua orang

98. Saya tidak dapat bersosialisasi dengan masyarakat

dan cenderung malu berhadapan dengan orang

banyak

99. Peran laki-laki dan perempuan tidak berbeda di

masyarakat

100. Saya tidak berkeinginan melanjutkan sekolah

karena saya memilih untuk menikah di usia remaja

seperti tetangga atau orang tua

Page 105: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

117

Lampiran 3

TABEL PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS UJI COBA SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN

No. Kondisi Fisik

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 1 2 3 3 1 4 2 1 4 2 4 2 3 2 3 4 3

2 4 4 4 2 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4

3 1 3 3 3 2 1 3 4 1 2 1 3 1 3 2 3

4 2 4 1 3 4 2 1 3 2 4 2 1 2 4 4 1

5 3 2 2 2 2 3 2 1 3 2 3 2 3 2 2 2

6 4 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 3 4

7 2 3 3 3 1 2 3 3 2 1 2 3 2 3 1 3

8 1 4 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 4 2 1

9 1 1 1 1 3 1 1 4 1 3 1 1 1 1 3 1

10 2 2 2 4 1 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2

11 4 3 3 3 1 4 3 1 4 4 4 3 4 3 4 3

12 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

13 3 2 1 4 2 3 1 2 3 2 3 1 3 2 2 1

14 2 3 3 3 1 2 3 3 2 1 2 3 2 3 1 3

15 4 2 2 1 4 4 2 2 4 4 4 2 4 2 4 2

16 3 4 4 1 2 3 4 3 3 2 3 4 3 4 2 4

17 1 2 1 2 3 1 1 3 1 3 1 1 1 2 3 1

18 2 2 2 3 3 2 2 4 2 3 2 2 2 2 3 2

19 4 4 2 3 4 3 4 1 4 2 4 2 4 3 4 2

20 3 1 3 4 2 3 3 2 3 1 3 3 3 1 1 3

21 4 4 4 3 1 4 2 3 4 1 4 4 4 4 1 1

22 4 4 4 2 3 4 3 4 4 3 4 1 4 4 3 2

23 2 1 3 1 2 2 1 2 2 2 2 3 2 1 2 3

24 1 3 1 3 3 1 2 3 1 3 1 1 1 3 3 1

25 3 4 1 2 2 3 4 1 3 4 3 1 1 4 4 1

26 2 4 3 3 4 2 3 2 2 4 2 3 2 4 4 2

27 4 3 2 4 1 4 1 1 4 1 4 2 4 3 3 3

Page 106: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

118

28 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 2

29 2 4 4 3 4 2 4 2 2 4 2 4 2 4 4 4

30 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 4 1 4 3 3 1

31 1 2 2 1 1 1 2 1 1 3 1 2 1 2 3 2

32 3 3 1 3 4 3 3 2 2 4 3 1 3 1 4 1

33 4 2 2 1 2 1 2 3 1 4 1 2 4 2 4 2

34 2 4 3 3 2 2 1 4 2 2 2 3 2 4 2 3

35 2 3 3 4 2 2 3 4 2 2 2 3 1 3 2 1

36 3 4 4 4 4 3 4 1 3 4 3 4 3 4 4 4

37 1 2 2 2 3 4 2 2 4 3 4 1 1 2 3 2

38 4 2 2 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4 2 2 2

39 2 1 1 2 4 4 1 3 4 4 4 1 2 1 4 1

40 3 2 2 3 1 3 2 4 3 1 3 2 3 2 1 2

41 1 3 3 2 4 2 3 4 2 1 2 3 1 3 1 3

42 2 4 4 4 2 2 4 3 2 2 2 4 2 4 2 4

43 3 2 2 1 1 3 1 2 3 3 3 2 3 2 3 2

44 1 2 1 1 2 1 3 1 2 4 1 4 2 3 4 4

X 113 125 108 113 110 115 109 111 116 117 116 105 111 123 121 102

X2 343 399 314 339 326 351 323 329 356 363 358 303 335 389 383 286

XY 30691 33410 28894 29451 29685 31311 29408 28445 31572 31369 31647 27572 30072 32712 32533 26855

rxy 0.642 0.540 0.454 0.149 0.557 0.700 0.539 -0.056 0.703 0.504 0.720 0.217 0.588 0.453 0.568 0.246

rtabel 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297

Kriteria Valid Valid Valid Tidak Valid

Valid Valid Valid Tidak Valid

Valid Valid Valid Tidak Valid

Valid Valid Valid Tidak Valid

b2 1.2278 1.0206 1.1374 1.1348 1.1860 1.1728 1.2320 1.1390 1.1670 1.2067 1.2135 1.2193 1.2785 1.0502 1.1686 1.1522

Page 107: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

119

No. Kondisi Psikis

17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

1 1 2 2 4 2 2 2 4 4 4 3 2 4 2 2 4

2 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3

3 1 1 1 2 1 1 1 2 2 4 3 1 2 1 1 2

4 2 2 2 4 2 2 2 4 4 3 4 2 4 2 2 4

5 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2

6 4 4 4 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 4 3

7 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 3 2 1 2 2 1

8 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 4 1 2 1 1 2

9 1 1 1 3 1 1 1 3 3 4 1 1 3 1 1 3

10 2 2 2 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 1

11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3 4 4 4 4 4

12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

13 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2

14 2 2 2 1 2 2 2 1 1 3 3 2 1 2 2 1

15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 4 4

16 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2

17 1 1 1 3 1 1 1 3 3 3 2 1 1 1 1 3

18 2 2 2 3 2 2 2 3 2 4 2 2 3 2 2 3

19 4 1 4 2 4 4 4 4 3 1 4 3 4 4 4 4

20 3 3 3 1 3 3 3 1 1 2 1 3 1 3 3 1

21 2 4 4 1 4 4 4 1 1 3 4 4 1 4 4 1

22 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3

23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

24 1 1 1 3 1 1 1 3 3 3 3 1 3 1 1 3

25 3 3 3 4 3 3 3 4 2 1 4 3 4 3 3 4

26 2 2 2 4 2 2 2 2 4 2 4 2 4 2 2 4

27 2 4 4 1 4 4 4 3 1 1 3 4 1 4 4 1

28 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 2 3 2 3 3 2

29 2 2 2 4 2 2 2 3 4 2 4 2 4 2 2 4

30 1 4 4 3 4 4 4 3 2 3 3 4 3 4 4 3

31 2 1 1 3 1 1 1 3 3 1 2 1 3 1 1 3

Page 108: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

120

32 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 1 3 4 3 3 4

33 1 1 1 4 1 1 1 4 4 3 2 1 1 1 1 4

34 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2 2 2 2 2

35 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 2 3 2 2 2

36 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1 4 3 4 3 3 4

37 1 4 2 3 4 4 4 3 3 2 2 4 3 4 4 3

38 3 2 1 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2

39 4 1 4 3 4 1 4 4 1 3 1 4 3 1 4 4

40 3 3 3 1 3 3 3 1 1 4 2 3 2 3 3 1

41 2 2 2 1 2 2 2 3 2 4 3 2 1 2 2 1

42 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 2

43 3 1 4 1 3 3 3 4 3 2 2 3 3 1 3 3

44 3 2 4 2 1 2 1 1 4 1 3 1 2 2 1 4

X 107 107 115 112 114 113 116 119 112 111 124 113 113 110 116 119

X2 305 311 353 336 346 339 358 369 334 329 396 339 341 326 358 375

XY 28881 29066 31183 30224 31141 30769 31647 31847 29933 28445 33048 30805 30743 30074 31647 32041

rxy 0.581 0.621 0.634 0.568 0.734 0.700 0.720 0.513 0.458 -0.056 0.480 0.715 0.675 0.716 0.720 0.561

rtabel 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297

Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

Valid Valid Valid Valid Valid Valid

b2 1.0418 1.1813 1.2193 1.1839 1.1776 1.1348 1.2135 1.0967 1.1374 1.1390 1.0825 1.1348 1.1813 1.1860 1.2135 1.2363

Page 109: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

121

Kondisi Psikis

33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49

3 4 4 2 1 4 1 4 1 2 2 3 4 2 1 4 1

4 3 3 4 4 2 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 2

3 2 2 1 3 4 2 2 3 1 1 3 2 1 2 2 3

4 4 4 2 1 3 4 4 3 2 2 4 4 2 4 4 3

2 2 2 3 2 1 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2

4 3 3 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4

3 1 1 2 3 3 1 1 3 2 2 3 1 2 1 1 3

4 2 2 1 1 2 2 2 2 1 1 4 2 1 4 2 2

1 3 3 1 1 4 3 3 1 1 1 1 3 1 3 3 1

2 1 1 2 2 1 1 1 4 2 2 2 1 2 1 1 4

3 4 2 4 3 1 4 2 3 4 4 3 3 4 1 4 3

4 2 4 4 4 4 3 4 2 1 2 4 4 2 4 4 2

2 2 2 3 1 2 2 2 4 3 3 2 2 3 3 2 4

3 1 1 2 3 3 1 1 3 2 2 3 1 2 2 1 3

2 4 4 4 2 2 4 4 1 4 4 2 4 4 1 4 1

4 2 2 3 4 3 2 2 1 3 3 4 2 3 2 2 1

2 3 1 1 1 3 3 3 2 1 1 2 3 1 3 3 2

2 3 3 2 2 4 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3

4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3

1 1 2 3 3 2 1 1 4 3 3 1 1 3 1 1 4

4 1 1 4 2 3 1 1 3 4 4 4 1 4 1 1 3

4 3 3 4 3 4 3 3 2 4 4 4 3 4 3 3 2

1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1

3 3 3 1 2 3 3 3 3 1 1 3 3 1 3 3 3

4 4 2 3 4 1 4 4 2 1 3 4 4 3 4 4 2

4 3 4 2 3 2 4 4 3 2 2 4 4 2 4 4 3

3 1 1 4 1 1 1 1 4 4 4 3 1 4 4 1 4

2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2

4 4 4 2 4 2 4 4 3 2 2 4 4 2 4 4 3

3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 1 1 4

2 3 3 1 2 1 3 3 1 1 1 2 3 1 3 3 1

1 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 1 4 3 1 1 3

2 1 4 1 2 3 4 4 1 4 1 2 4 1 3 4 1

Page 110: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

122

4 2 2 2 1 4 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 3

3 2 2 2 3 4 2 2 4 1 2 3 2 2 2 2 4

4 4 4 3 4 1 4 4 4 3 3 4 4 3 1 4 4

2 3 3 4 2 2 3 3 2 1 4 2 3 4 3 3 2

2 2 2 4 4 2 2 2 4 4 4 2 2 3 2 2 4

1 1 4 4 1 3 4 4 2 2 4 1 4 4 1 4 2

2 1 1 3 2 4 1 1 3 3 3 2 1 3 2 2 3

3 3 2 2 3 4 1 1 2 1 2 3 1 2 1 1 2

4 2 2 2 4 3 2 2 4 2 2 4 2 2 2 2 4

2 3 1 3 1 2 3 1 1 3 3 2 3 3 1 1 1

3 2 1 1 3 1 1 4 1 2 1 3 4 1 3 3 1

124 110 110 116 109 111 112 115 113 108 114 124 118 113 103 112 113

396 322 326 358 323 329 338 355 339 320 346 396 368 339 293 340 339

33048 29537 29776 31647 29408 28445 30201 30941 29451 28971 30913 33048 31712 30660 26797 30105 29451

0.480 0.517 0.594 0.720 0.539 -0.056 0.547 0.527 0.149 0.459 0.641 0.480 0.541 0.654 0.112 0.500 0.149

0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297

Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

Valid Valid Tidak Valid

Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

Valid Tidak Valid

1.0825 1.0930 1.1860 1.2135 1.2320 1.1390 1.2304 1.2659 1.1348 1.2770 1.1776 1.0825 1.1987 1.1348 1.2067 1.2770 1.1348

Page 111: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

123

No. Kondisi Keluarga

50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65

1 3 2 3 4 1 3 4 3 3 4 4 4 2 4 3 3

2 1 4 4 3 2 1 3 4 4 3 2 3 4 3 1 4

3 2 1 3 2 3 2 2 2 3 2 4 2 1 2 2 3

4 4 2 1 4 3 2 4 3 1 1 3 4 2 4 4 1

5 2 3 2 2 2 4 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2

6 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4

7 1 2 3 1 3 1 1 3 3 1 3 1 2 1 1 3

8 2 1 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1

9 3 1 1 3 1 3 3 2 1 3 4 3 1 3 3 1

10 1 2 2 1 4 1 2 4 2 1 3 1 2 1 1 2

11 3 4 3 4 3 4 4 2 3 4 1 1 4 4 3 3

12 4 4 4 4 2 4 4 3 4 2 2 4 4 1 4 4

13 2 3 1 2 4 2 2 3 1 1 2 2 3 2 2 1

14 1 2 3 1 3 1 1 2 3 1 3 1 2 1 1 3

15 4 4 2 4 1 4 4 1 2 4 2 4 4 4 4 2

16 2 3 4 2 1 2 2 3 4 2 3 2 3 2 2 4

17 3 1 1 3 2 3 3 4 1 3 4 3 1 3 3 1

18 3 2 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 2

19 4 4 2 4 3 4 4 4 2 4 1 4 3 4 4 2

20 1 3 3 1 4 1 1 3 3 1 2 2 3 1 1 3

21 1 4 1 1 3 4 1 2 4 4 3 1 4 1 1 4

22 3 4 4 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4

23 2 2 3 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3

24 3 1 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1

25 4 3 1 4 2 4 2 4 1 4 1 2 3 4 4 1

26 4 2 3 4 3 1 4 2 3 4 2 4 2 4 4 3

27 1 4 1 1 4 3 2 1 2 1 1 1 4 1 1 2

28 2 3 2 2 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 2 2

29 4 2 4 4 3 2 1 2 4 4 2 4 2 4 4 1

30 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3

31 3 1 2 3 1 3 3 1 2 3 1 1 1 3 3 2

Page 112: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

124

32 4 3 1 4 3 4 4 3 1 4 2 4 3 3 4 1

33 2 1 2 1 1 2 2 4 2 4 3 2 1 4 2 2

34 2 2 4 2 3 3 1 2 3 2 4 2 2 2 2 3

35 1 2 3 2 4 2 2 3 3 2 4 2 2 1 1 2

36 4 3 1 4 4 1 4 4 1 4 1 4 3 2 4 1

37 3 4 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 2

38 2 4 2 2 4 2 2 1 2 2 2 2 4 2 2 2

39 4 4 1 4 2 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 1

40 1 3 2 3 3 1 3 2 2 1 4 1 3 1 1 2

41 3 2 3 1 2 4 1 3 3 2 4 4 2 4 3 3

42 2 2 4 2 4 2 2 4 4 2 3 2 2 2 2 1

43 3 3 2 3 1 3 1 1 1 3 2 1 3 1 3 1

44 2 1 4 4 1 2 3 2 4 1 1 2 1 3 2 4

X 112 116 107 118 113 113 112 119 107 113 112 110 115 112 112 100

X2 334 358 315 368 339 337 332 371 311 341 332 326 351 338 334 276

XY 30112 31647 28235 31820 29451 29869 30089 31512 28325 30357 28264 29685 31311 29790 30112 26414

rxy 0.532 0.720 0.270 0.585 0.149 0.330 0.534 0.363 0.318 0.517 -0.245 0.557 0.700 0.382 0.532 0.279

rtabel 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297

Kriteria Valid Valid Tidak Valid

Valid Tidak Valid

Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

b2 1.1374 1.2135 1.2743 1.1987 1.1348 1.0883 1.0909 1.1432 1.1813 1.1813 1.0909 1.1860 1.1728 1.2304 1.1374 1.1332

Page 113: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

125

No. Kondisi Keluarga Ekspektasi Keluarga

66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79

1 4 1 2 3 4 3 3 3 4 2 2 2 4 4

2 3 2 4 4 3 4 1 4 2 4 4 4 3 3

3 2 3 1 3 2 2 3 3 4 1 1 1 2 2

4 4 3 2 1 4 3 1 4 3 2 2 2 4 4

5 2 2 3 2 2 1 2 2 1 3 3 3 2 2

6 3 4 4 4 3 4 1 4 2 4 4 4 3 3

7 1 3 2 3 1 3 3 3 3 2 2 2 1 1

8 2 2 1 1 2 1 1 4 2 1 1 1 2 2

9 3 1 1 1 3 2 1 1 4 1 1 1 3 3

10 1 4 2 2 2 4 2 2 1 2 2 2 1 1

11 4 3 4 3 4 2 3 3 1 4 4 4 4 4

12 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4

13 2 4 3 1 2 3 1 2 2 3 3 3 2 2

14 1 3 2 3 1 2 3 3 3 2 2 2 1 1

15 4 1 4 2 4 1 2 2 2 4 4 4 4 4

16 2 1 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 2 2

17 3 2 1 1 3 4 1 2 3 1 1 1 3 3

18 3 3 2 2 3 2 2 2 4 2 2 2 3 2

19 2 3 4 2 4 4 2 4 1 4 4 4 4 3

20 1 4 3 3 1 3 3 1 2 3 3 3 1 1

21 1 3 4 4 1 2 4 4 3 4 4 4 1 1

22 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3

23 2 1 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2

24 3 3 1 1 3 3 1 3 3 1 1 1 3 3

25 4 2 3 1 2 4 1 4 1 3 3 3 4 2

26 4 3 2 3 4 2 3 4 2 2 2 2 2 4

27 1 4 4 4 2 1 4 3 1 4 4 4 3 1

28 2 2 3 2 2 4 2 2 3 3 3 3 4 2

29 4 3 2 4 1 2 4 4 2 2 2 2 3 4

30 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 2

31 3 1 1 2 3 1 2 2 1 1 1 1 3 3

32 4 3 3 1 4 3 1 1 2 3 3 3 4 4

33 4 1 4 2 2 4 2 2 3 1 1 1 4 4

Page 114: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

126

34 2 3 2 3 1 2 3 4 4 2 2 2 2 2

35 2 4 2 4 2 3 4 3 4 2 2 2 2 2

36 4 4 3 4 4 4 1 4 1 3 3 3 3 4

37 3 2 4 2 3 3 2 2 2 4 4 4 3 3

38 2 4 2 2 2 1 3 2 2 2 3 4 2 2

39 4 2 4 1 4 4 4 1 3 4 1 4 4 1

40 1 3 3 4 3 2 4 2 4 3 3 3 1 1

41 1 2 2 3 1 3 1 3 4 2 2 2 3 2

42 2 4 4 1 2 4 1 4 3 2 2 2 2 2

43 3 1 1 2 1 1 2 2 2 3 3 3 4 3

44 4 1 1 1 3 2 1 3 1 1 2 1 1 4

X 117 113 117 110 112 119 103 124 111 114 113 116 119 112

X2 363 339 365 330 332 371 297 396 329 346 339 358 369 334

XY 31369 29451 31884 29318 30089 31512 26918 33048 28445 31141 30769 31647 31847 29933

rxy 0.504 0.149 0.700 0.392 0.534 0.363 0.155 0.480 -0.056 0.734 0.700 0.720 0.513 0.458

rtabel 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297

Kriteria Valid Tidak Valid

Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

Valid Tidak Valid

Valid Valid Valid Valid Valid

b2 1.2067 1.1348 1.2532 1.2791 1.0909 1.1432 1.2997 1.0825 1.1390 1.1776 1.1348 1.2135 1.0967 1.1374

Page 115: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

127

No. Keadaan Sekolah Teman Sebaya

80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93

1 4 3 4 4 2 1 2 4 2 2 4 3 4 3

2 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4

3 2 3 2 2 1 3 1 2 1 1 2 3 4 3

4 4 4 4 4 2 1 2 4 2 2 4 4 3 1

5 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 1 3

6 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 2 4

7 1 3 1 1 2 3 2 1 2 2 1 3 3 3

8 2 4 2 2 1 1 1 2 1 1 2 4 2 1

9 3 1 3 3 1 1 1 3 1 1 3 1 4 1

10 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2

11 4 3 4 2 4 3 4 4 4 4 4 3 1 3

12 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

13 2 2 2 2 3 1 3 2 3 3 2 2 2 1

14 1 3 1 1 2 3 2 1 2 2 1 3 3 3

15 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 2 2

16 2 4 2 2 3 4 3 2 3 3 2 4 3 4

17 3 2 3 1 1 1 1 1 1 1 3 2 3 1

18 3 2 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 4 2

19 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 1 2

20 1 1 1 2 3 3 3 1 3 3 1 1 2 3

21 1 4 1 1 4 2 4 1 4 4 1 4 3 4

22 3 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4

23 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 3

24 3 3 3 3 1 2 1 3 1 1 3 3 3 1

25 4 4 4 2 3 4 3 4 3 3 4 4 1 4

26 4 4 3 4 2 3 2 4 2 2 4 4 2 3

27 1 3 1 1 4 1 4 1 4 4 1 3 1 2

28 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2

29 4 4 4 4 2 4 2 4 2 2 4 4 2 1

30 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3

31 3 2 3 3 1 2 1 3 1 1 3 2 1 2

32 4 1 4 4 3 3 3 4 3 3 4 1 2 1

33 4 2 1 4 1 2 1 1 1 1 4 2 3 2

Page 116: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

128

34 2 4 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 1

35 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 4 3

36 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 4 1 4

37 3 2 3 3 4 2 4 3 4 4 3 2 2 2

38 2 2 2 2 4 4 2 2 2 4 2 2 2 2

39 4 1 1 4 4 1 4 3 1 4 4 1 3 1

40 1 2 1 1 3 2 3 2 3 3 1 2 4 2

41 1 3 3 2 2 3 2 1 2 2 1 3 4 3

42 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 4 3 4

43 3 2 3 1 3 1 3 3 1 3 3 2 2 2

44 4 3 2 1 1 3 1 2 2 1 4 3 1 1

X 119 124 110 110 116 109 113 113 110 116 119 124 111 107

X2 375 396 322 326 358 323 339 341 326 358 375 396 329 311

XY 32041 33048 29537 29776 31647 29408 30805 30743 30074 31647 32041 33048 28445 28626

rxy 0.561 0.480 0.517 0.594 0.720 0.539 0.715 0.675 0.716 0.720 0.561 0.480 -0.056 0.441

rtabel 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297

Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

Valid

b2 1.2363 1.0825 1.0930 1.1860 1.2135 1.2320 1.1348 1.1813 1.1860 1.2135 1.2363 1.0825 1.1390 1.1813

Page 117: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

129

No. Teman Sebaya Masyarakat

Y Y2

94 95 96 97 98 99 100

1 4 2 4 2 1 2 1 279 77841

2 3 3 3 4 4 4 2 332 110224

3 2 2 2 1 3 1 3 209 43681

4 4 4 4 2 1 1 3 281 78961

5 2 2 2 3 2 3 2 225 50625

6 3 3 3 4 4 4 4 350 122500

7 1 1 1 2 3 3 3 201 40401

8 2 2 2 1 1 1 2 173 29929

9 3 3 3 1 1 3 1 192 36864

10 1 1 1 2 2 2 4 179 32041

11 4 4 1 4 3 3 3 329 108241

12 4 4 4 4 4 4 2 367 134689

13 2 2 2 3 1 1 4 229 52441

14 1 1 1 2 3 3 3 200 40000

15 4 4 4 4 2 2 1 317 100489

16 2 2 2 3 4 4 1 275 75625

17 3 3 3 1 1 1 2 195 38025

18 3 3 3 2 2 2 3 253 64009

19 2 4 4 3 4 1 3 336 112896

20 1 1 2 3 3 3 4 219 47961

21 1 1 1 4 2 4 3 269 72361

22 3 3 3 4 3 3 2 343 117649

23 2 2 2 2 1 3 1 192 36864

24 3 3 3 1 2 1 3 218 47524

25 4 4 2 3 4 3 2 294 86436

26 4 4 4 2 3 1 3 294 86436

27 1 1 1 4 1 2 4 246 60516

28 2 2 2 3 2 2 2 243 59049

29 4 4 4 2 4 1 3 301 90601

30 3 3 3 4 3 3 4 324 104976

31 3 3 1 1 2 2 1 187 34969

Page 118: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

130

32 4 4 4 3 3 1 3 287 82369

33 4 4 2 1 2 2 1 225 50625

34 1 2 3 2 1 1 3 236 55696

35 2 1 2 2 3 3 4 243 59049

36 4 4 4 3 4 1 4 328 107584

37 2 3 3 4 2 4 2 281 78961

38 1 2 2 4 4 2 4 253 64009

39 4 4 4 4 1 1 2 279 77841

40 1 2 1 3 2 2 3 227 51529

41 1 3 4 2 3 3 2 230 52900

42 2 1 2 2 4 1 4 255 65025

43 3 3 1 3 1 2 1 221 48841

44 4 1 2 1 3 3 1 212 44944

X 114 115 111 115 109 99 113 11329 128346241

X2 352 353 331 351 323 271 339 34265 1174090225

XY 30599 31036 29921 31311 29408 25989 29451

rxy 0.484 0.575 0.549 0.700 0.539 0.210 0.149 k = 44

rtabel 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 0.297 b2

= 117.10

Kriteria Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid

Tidak Valid

t2

= 2726.44

b2 1.3171 1.2193 1.1855 1.1728 1.2320 1.1221 1.1348 r11 = 0.979

Page 119: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

131

Lampiran 4

PERHITUNGAN RELIABILITAS UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN

Rumus :

Kriteria

Apabila r11 > r tabel, maka angket tersebut reliabel

Perhitungan

1. Varians Total

1174090225

34265

t2 =

44

44

= 2726633.710

2. Varians Butir

b12 =

343

113

44 = 1.23

44

b22

399

125

=

44

= 1.02

44

÷÷

ø

ö

çç

è

æ ÷

ø

öçè

æ

2

2

11 11k

k

t

br

( )

N

N

UU

2

2

2

t

2

2

2

Page 120: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

132

b602

371

119

= 44 = 1.13

44

b

2 = 117.10

3. Koefisien reliabilitas

r11

=

100

1

- 117.10

100 - 1

2726633.710

r11 = 0.979

Pada = 5% dengan N = 44 diperoleh r tabel = 0.297. Karena r11 > r tabel maka dapat disimpulkan

bahwa skala psikologis tersebut reliable

2

Page 121: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

133

Lampiran 5

KISI-KISI INSTRUMEN SETELAH TRY OUT

SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN

Variabel Sub

Variabel Indikator

Sub

Indikator Deskriptor

Item

Item + -

Faktor yang

mem-

pengaruhi

pemilihan

sekolah

lanjutan

Faktor

Internal

1. Kondisi

Fisik

a. Penampilan Hambatan fisik

berupa

penampilan

Ketampanan

dan kecantikan

2,

4,

6

1,

3,

5,

6

c. Kelengkap-

an anggota

badan

Kelengkapan

tubuh, tidak

berfungsinya

panca indera

9 7,

8

3

d. Jenis

kelamin

Hambatan dari

segi jenis

kelamin

12 10,

11

3

2. Kondisi

Psikis

a. Taraf

inteligensi

Hambatan

dalam

kemampuan

untuk

mencapai

prestasi-

prestasi yang

memegang

peranan

13,

14

15,

16

4

b. Bakat

khusus

Hambatan

dalam

mengetahui

kemampuan di

suatu bidang

usaha kognitif,

bidang

keterampilan,

atau bidang

kesenian

17,

20,

21

18,

19

5

Page 122: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

134

c. Minat Tidak merasa

tertarik dan

merasa senang

pada suatu

bidang

24,

26

22,

23,

25

5

d. Penge-

tahuan

Hambatan

tentang

informasi yang

seseorang

ketahui tentang

bidang-bidang

dunia

pekerjaan

Tidak

memiliki

Pengalaman

hidup dalam

perkembangan

pribadi

29,

30,

31,

34

27,

28,

32,

33,

35

9

e. Motivasi diri Tidak

memiliki

dorongan dari

dalam diri

yang

mengarahkan

sikap dan

tindakan

36,

38

37,

39,

40

5

Faktor

Eksternal

1. Kondisi

keluarga

a. Status

sosial

ekonomi

Hambatan

karena status

sosial

ekomomi

keluarga

41,

43

42 3

b. Pendidikan

orang tua

Hambatan

karena

pengaruh

pendidikan

orang tua

45,

46

44 3

Page 123: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

135

c. Pendapatan

orang tua

Hambatan

tinggi

rendahnya

pendapatan

orang tua tiap

harinya

47 48,

49

3

d. Jabatan

orang tua

Hambatan

karena orang

tua memiliki

jabatan yang

tinggi atau

rendah dalam

pekerjaan

51,

52

50 3

e. Daerah

tempat

tinggal

Hambatan

hidup di

lingkungan

tidak memiliki

pengetahuan

karier

53 54,

55

3

f. Suku bangsa Suku bangsa

menjadi

hambatan

dalam

pemilihan

karier

56,

58

57 3

g. Ekspektasi

keluarga

Hambatan dari

keluarga yang

seharusnya

memiliki peran

penting dalam

memberi

pendapat dan

pemikiran

tentang karier

59,

60,

61

62,

63

5

2. Kondisi

Sekolah

a. Pendidikan

sekolah

Hambatan

dalam

kemajuan hasil

belajar

64,

65

66,

67

4

Page 124: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

136

mengenai

nilai-nilai,

pandangan dan

sikap tentang

makna bekerja

b. Konselor

sekolah

Tidak adanya

informasi

tentang karier

atau jabatan

dan termasuk

pemilihan

karier yang

diberikan

konselor

68,

70,

72

69,

71

5

3. Teman Teman

sebaya

Hambatan dari

teman saat

bermain,

teman sebaya

di sekolah, di

rumah, di

tempat belajar

lain untuk

berkumpul dan

bergaul

74,

78,

73,

75

7

79 76,

77

4. Masyara

kat

Lingkungan

sosial budaya

dimana

seseorang

dibesarkan

Hambatan dari

lingkungan

yang memiliki

peran penting

dalam belajar

sosial, karier,

dan budaya

masyarakat

80 81 2

Page 125: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

137

Lampiran 6

SKALA PEMILIHAN SEKOLAH LANJUTAN

I. Pengantar

Skala ini bukanlah suatu tes, melainkan berisi sejumlah pernyataan yang mungkin

berhubungan dengan diri Saudara. Tujuan dari skala ini adalah untuk mengumpulkan data

penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi pemilihan sekolah lanjutan. Sehubungan

dengan tujuan tersebut, Saudara diminta untuk mengisi skala ini sesuai dengan keadaan

yang sebenarnya. Jawaban Saudara bersifat pribadi dan tidak mempengaruhi penilaian

apapun. Atas kerjasama dan artisipasi yang baik, peneliti menyampaikan terima kasih.

II. Petunjuk Pengisian

3. Tulislah identitas diri Anda dengan lengkap di lembar jawab yang telah disediakan.

4. Dalam skala pemilihan sekolah lanjutan terdapat 81 pernyataan di mana pada setiap

pernyataan diikuti dengan pilihan jawaban yaitu:

Alternatif

Jawaban

Arti

SS Apabila pernyataan tersebut sangat sesuai dengan diri saudara

S Apabila pernyataan tersebut sesuai dengan diri saudara

TS Apabila pernyataan tersebut tidak sesuai dengan diri saudara

STS Apabila pernyataan tersebut sangat tidak sesuai dengan diri

saudara

Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Tugas saudara adalah memilih jawaban yang

sesuai dengan keadaan diri saudara dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang

telah disediakan (lihat contoh).

Contoh:

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

2. Saya memiliki kecerdasan tinggi √

Page 126: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

138

Nama :

Kelas :

Nomor Urut :

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

1. Tinggi dan berat badan saya menghambat cita-cita

2. Penampilan sehari-hari menarik yang menambah

kepercayaan diri

3. Saya tidak memiliki tinggi dan berat badan ideal

sehingga pilihan karir saya terbatas

4. Saya memiliki wajah yang sesuai dengan karir

tertentu

5. Saya menyusahkan diri saya karena

ketidakpercayaan diri

6. Kondisi wajah saya membuat saya mudah

memilih karir

7. Penglihatan dan pendengaran saya tidak jelas

8. Penglihatan dan pendengaran berfungsi dengan

baik

9. Saya memiliki kondisi fisik yang menghambat

perkembangan hidup

10. Jenis kelamin saya tidak sesuai dengan bakat dan

minat

11. Jenis kelamin saya mempengaruhi prestasi belajar

12. Jenis kelamin saya tidak mempengaruhi cita-cita

13. Saya menyukai pelajaran tertentu karena saya

sangat menguasai pelajaran tersebut

Page 127: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

139

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

14. Saya dapat mengetahui mata pelajaran yang

penting untuk saya pelajari

15. Saya tidak berusaha belajar sungguh-sungguh

karena hasilnya sama saja tidak memuaskan

16. Saya tidak belajar giat untuk mempersiapkan

sekolah lanjutan

17. Saya memiliki bakat dalam mata pelajaran

tertentu

18. Saya tidak mengetahui bakat saya di bidang apa

19. Saya tidak berusaha mencari tahu pilihan sekolah

lanjutan yang sesuai dengan bakat saya

20. Saya merasa optimis dengan pilihan sekolah

lanjutan dalam bidang keterampilan yang saya

kuasai

21. Saya memahami kemampuan dan bakat saya

sehingga tidak sulit untuk menentukan pilihan

sekolah lanjutan

22. Saya tidak memiliki minat untuk belajar pada

mata pelajaran yang sulit

23. Sampai saat ini belum mengetahui minat dalam

belajar pada mata pelajaran tertentu

24. Saya memiliki minat belajar yang sesuai dengan

bakat saya

25. Saya merasa masih belum yakin dalam

memutuskan pemilihan sekolah lanjutan

26. Saya ingin sekolah lanjutan yang memberikan

keterampilan bekerja

Page 128: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

140

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

27. Banyaknya sekolah lanjutan yang menjanjikan

sehingga membuat saya bingung untuk memilih

28. Saya belum memikirkan pilihan sekolah lanjutan

karena masih lama

29. Saya ingin melanjutkan sekolah karena saya ingin

memiliki pendidikan dan pengetahuan yang luas

30. Saya ingin cepat lulus dan segera melanjutkan

sekolah agar mendapat teman-teman baru

31. Saya ingin melanjutkan pendidikan tinggi sampai

universitas agar saya dapat menambah

pengalaman saya

32. Saya lebih memilih bekerja yang mudah sehingga

tidak perlu pendidikan yang tinggi

33. Cita-cita saya sejak kecil selalu berubah-ubah

34. Saya mengetahui hal-hal yang penting untuk diri

sendiri

35. Kegagalan membuat saya takut untuk

memutuskan ingin melanjutkan sekolah

36. Saya dapat memotivasi diri saya sendiri untuk

memperoleh cita-cita

37. Saya tidak dapat memotivasi diri saya untuk rajin

belajar, karena saya lebih suka bermain

38. Saya yakin dapat masuk ke sekolah lanjutan yang

diinginkan

39. Saya tidak peduli terhadap sekolah lanjutan yang

diinginkan

Page 129: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

141

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

40. Saya tidak memiliki semangat untuk terus

melanjutkan sekolah karena malas

41. Saya mempertimbangkan keadaan orang tua

terhadap pilihan sekolah lanjutan saya

42. Orang tua tidak memiliki pekerjaan yang tetap

43. Meskipun orang tua saya orang tidak mampu, tapi

saya tetap optimis untuk sukses

44. Pendidikan orang tua terbatas sehingga sulit untuk

mencari pekerjaan tetap

45. Orang tua saya berpendidikan tinggi sehingga

menuntut saya untuk menjadi seperti mereka

46. Pendidikan orang tua saya yang tinggi

mempengaruhi sekolah lanjutan yang saya pilih

47. Pendapatan (gaji) orang tua saya tidak mencukupi

kehidupan sehari-hari keluarga

48. Orang tua tidak memiliki banyak biaya untuk

pendidikan saya, sehingga setamat sekolah

menengah tingkat atas saya harus bekerja

49. Saya selalu menggantungkan orang tua dalam

urusan ekonomi

50. Orang tua memiliki jabatan yang rendah di tempat

bekerja

51. Orang tua saya memiliki usaha sendiri di rumah

52. Orang tua saya adalah pimpinan yang memiliki

pengaruh besar untuk karir saya kelak

Page 130: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

142

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

53. Keluarga besar saya mayoritas memiliki pekerjaan

yang sama secara turun-temurun

54. Cita-cita saya bertentangan dengan adat istiadat

dan nilai-nilai di daerah tempat tinggal

55. Pemilihan karir di daerah saya hampir sama

semua

56. Budaya di daerah saya seorang perempuan tidak

diperbolehkan bersekolah tinggi

57. Pemilihan pekerjaan di daerah tempat tinggal saya

dipengaruhi oleh budaya

58. Suku bangsa saya memiliki kelebihan di bidang

karir tertentu yang menunjang kesuksesan

59. Orang tua mendukung saya memilih bidang

pendidikan tertentu yang sesuai dengan bakat dan

minat saya

60. Saudara mempunyai pandangan yang lebih luas

mengenai sekolah lanjutan dengan prospek yang

menjanjikan

61. Saya harus segera mencari saran dari orang tua

dan saudara untuk mengevaluasi kelemahan dan

kelebihan saya

62. Pilihan sekolah lanjutan dan masa depan saya

bergantung kepada keputusan orang tua

63. Saya tidak mendapat dukungan dari orang tua dan

keluarga untuk memilih sekolah lanjutan yang

saya inginkan

Page 131: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

143

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

64. Saya memiliki semangat belajar yang tinggi

karena nilai UAS selalu naik

65. Saya memiliki kemajuan nilai pada mata pelajaran

tertentu di sekolah

66. Nilai hasil belajar saya tidak memiliki kemajuan

karena pelajaran di sekolah semakin sulit

67. Saya tidak mendapat kepercayaan dari guru untuk

melanjutkan sekolah karena saya sering melanggar

aturan di sekolah

68. Saya mendapat motivasi dan pengarahan tentang

sekolah lanjutan dari konselor sekolah

69. Saya masih tidak dapat menentukan sekolah

lanjutan meskipun sudah mendapatkan bimbingan

karir di sekolah

70. Konselor sekolah memberikan informasi tentang

sekolah lanjutan yang berkaitan dengan

kemampuan internal dan eksternal yang saya

miliki

71. Peran konselor sekolah tidak sesuai dengan kode

etik sehingga membuat saya takut untuk

berkonsultasi

72. Saya selalu berkonsultasi dengan konselor sekolah

mengenai kemampuan saya untuk mendapatkan

informasi tentang sekolah lanjutan

73. Ketika masih kecil, saya dan teman sering

bermain yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu

74. Permainan pekerjaan masa kecil saya

mempengaruhi belajar dan cita-cita saya sekarang

Page 132: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

144

No Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S TS STS

75. Waktu kecil saya tidak punya teman bermain

karena dianggap tidak pintar

76. Pemilihan sekolah lanjutan yang saya inginkan

karena pengaruh dari teman

77. Pemilihan sekolah lanjutan teman-teman membuat

saya ragu terhadap pilihan saya sendiri

78. Pemilihan sekolah lanjutan saya tidak terpengaruh

oleh siapapun

79. Saya merasa paling benar menentukan sekolah

lanjutan yang tepat dibandingkan teman-teman

80. Saya memiliki keahlian dalam bidang karier yang

berhubungan dengan sosial karena saya mampu

bergaul dengan baik pada semua orang

81. Saya tidak dapat bersosialisasi dengan masyarakat

dan cenderung malu berhadapan dengan orang

banyak

Page 133: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

145

Lampiran 7

Tabulasi Hasil Analisis

Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak

Kelas Responden

Kondisi Fisik

Penampilan Kelengkapan anggota

badan Jenis kelamin

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

IX A

R-1 3 3 4 4 2 1 4 2 4 4 3 2

R-2 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4

R-3 3 3 3 2 1 3 4 1 2 3 3 1

R-4 4 1 2 4 2 1 3 2 4 2 1 2

R-5 2 2 4 2 3 2 1 3 2 4 2 3

R-6 4 4 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4

R-7 3 3 3 1 2 3 3 2 1 3 3 2

R-8 4 1 2 2 1 1 2 4 2 2 1 1

R-9 1 1 3 3 1 1 4 1 3 3 1 1

IX B

R-10 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2

R-11 3 3 3 1 4 3 1 1 4 3 3 4

R-12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

R-13 2 1 4 2 3 1 2 3 2 4 1 3

R-14 3 3 4 1 2 3 3 2 1 4 3 2

R-15 2 2 2 4 4 2 2 4 4 2 2 4

R-16 4 4 4 2 3 4 3 3 2 4 4 3

R-17 2 1 3 3 1 1 3 1 3 3 1 1

R-18 2 2 2 3 2 2 4 3 3 2 2 2

IX C

R-19 4 2 4 4 3 4 1 4 2 4 2 4

R-20 1 3 3 2 3 3 2 3 1 3 3 3

R-21 4 4 4 1 4 2 3 4 1 4 4 4

R-22 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 1 4

Page 134: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

146

R-23 1 3 3 2 2 1 2 3 2 3 3 2

R-24 3 1 4 3 1 2 3 1 3 4 1 1

R-25 4 1 4 2 3 4 1 3 4 4 1 1

R-26 4 3 2 4 2 3 2 2 4 2 3 2

R-27 3 2 3 1 4 1 1 4 1 3 2 4

IX D

R-28 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3

R-29 4 4 4 4 2 4 2 3 4 4 4 2

R-30 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 4

R-31 2 2 2 1 1 2 1 3 3 2 2 1

R-32 3 1 3 4 3 3 2 1 4 3 1 3

R-33 2 2 4 2 1 2 3 3 4 3 2 4

R-34 4 3 3 2 2 1 4 2 2 3 3 2

R-35 3 3 1 2 2 3 4 3 2 3 3 1

R-36 4 4 4 4 3 4 1 1 4 4 4 3

IX E

R-37 2 2 3 3 4 2 2 4 3 3 1 1

R-38 2 2 2 2 4 4 2 1 2 2 2 4

R-39 1 1 1 4 4 1 3 3 4 3 1 2

R-40 2 2 2 1 3 2 4 2 1 2 2 3

R-41 3 3 3 4 2 3 4 1 1 3 3 1

R-42 4 4 4 2 2 4 3 4 2 4 4 2

R-43 2 2 2 1 3 1 2 1 3 2 2 3

R-44 2 1 4 2 1 3 1 3 4 4 4 2

R-45 4 3 4 4 2 1 2 4 2 4 4 3

IX F

R-46 3 4 3 3 4 4 4 1 4 3 3 4

R-47 2 3 2 2 1 3 1 3 1 2 2 3

R-48 4 4 4 4 2 1 2 4 2 4 4 4

R-49 2 2 2 2 3 2 3 1 1 2 2 2

R-50 3 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4

R-51 1 3 3 1 2 3 2 4 2 3 1 3

R-52 2 4 4 2 1 1 1 3 1 4 2 4

R-53 2 1 3 3 1 1 1 4 1 3 3 1

R-54 1 2 4 1 2 2 2 1 2 4 1 2

IX G

R-55 4 3 4 2 4 3 4 4 3 4 4 3

R-56 3 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4

R-57 2 2 2 2 3 1 3 4 3 2 2 2

R-58 1 3 3 1 2 3 2 1 1 3 1 3

Page 135: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

147

R-59 4 2 4 4 4 2 4 4 4 3 4 2

R-60 2 4 2 2 3 4 3 3 3 2 2 4

R-61 3 2 3 1 1 1 1 4 1 3 3 2

R-62 2 2 4 3 2 2 2 3 1 4 3 2

R-63 4 4 2 4 4 4 3 4 4 2 4 4

IX H

R-64 1 1 1 2 3 3 3 1 1 3 1 1

R-65 1 4 4 1 4 2 4 3 4 3 1 4

R-66 3 4 3 3 4 3 4 4 2 3 3 4

R-67 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1

R-68 2 3 3 3 1 2 1 3 1 3 3 3

R-69 1 4 4 2 3 4 3 4 3 4 4 4

R-70 1 4 4 4 2 3 2 1 2 4 4 4

R-71 1 3 3 1 4 1 4 2 1 3 1 3

R-72 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2

Hasil per butir soal 187 190 223 178 190 176 185 195 180 225 178 193

Skor% 64.93 65.97 77.43 61.80 65.97 61.11 64.23 67.70 62.5 78.12 61.80 67.01

Kriteria Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang

Hasil per Indikator 2300

Skor% 66.55

Kriteria Sedang

Hasil per Deskriptor 1144 560 596

Skor% 66.20 64.81 68.98

Kriteria Sedang Sedang Sedang

Page 136: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

148

Tabulasi Hasil Analisis

Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak

Kelas Responden

Kondisi Psikis

Taraf inteligensi Bakat khusus Minat

13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26

IX A

R-1 4 2 2 1 3 4 4 4 2 3 2 3 4 3

R-2 4 3 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 2 4

R-3 3 1 1 1 3 3 2 2 2 3 1 3 4 3

R-4 2 2 2 2 4 2 4 4 2 4 2 4 3 4

R-5 4 2 3 3 2 4 2 2 2 2 3 2 1 2

R-6 4 2 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 2 4

R-7 3 1 2 2 3 3 1 1 1 3 2 3 3 3

R-8 2 2 1 1 4 2 2 2 2 4 1 4 2 4

R-9 3 2 1 1 1 3 3 3 3 1 1 1 4 1

IX B

R-10 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2

R-11 3 2 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 1 3

R-12 4 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 4 4 4

R-13 1 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2

R-14 4 1 2 2 3 4 1 1 1 3 2 3 3 3

R-15 2 4 4 4 2 2 4 4 2 2 4 2 2 2

R-16 4 2 3 3 4 4 2 2 2 4 3 4 3 4

R-17 3 3 1 1 2 3 3 3 3 2 1 2 3 2

R-18 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 4 2

IX C

R-19 4 4 4 4 4 4 4 2 2 4 4 4 1 4

R-20 3 1 3 3 1 3 1 1 1 1 3 1 2 1

R-21 1 3 4 2 4 1 1 1 1 4 4 4 3 4

R-22 4 3 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 4

R-23 3 2 2 2 1 3 2 2 2 1 2 1 2 1

R-24 4 3 1 1 3 4 3 3 1 3 1 3 3 3

R-25 1 2 3 3 4 1 4 4 2 4 3 4 1 4

R-26 2 2 2 2 4 2 4 4 2 4 2 4 2 4

R-27 3 3 4 2 3 3 3 1 1 3 4 3 1 3

Page 137: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

149

IX D

R-28 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2

R-29 4 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 4 2 4

R-30 1 3 4 1 3 1 3 3 3 3 4 3 3 3

R-31 2 3 1 2 2 2 3 3 3 2 1 2 1 2

R-32 3 3 3 3 1 3 4 4 4 1 3 1 2 1

R-33 4 1 4 1 2 4 4 4 4 2 4 2 3 2

R-34 3 2 2 2 4 3 2 2 2 4 2 4 4 4

R-35 1 2 2 2 3 1 2 2 2 3 2 3 4 3

R-36 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 4

IX E

R-37 3 3 4 1 2 3 3 3 3 2 4 2 2 2

R-38 2 2 4 3 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2

R-39 1 4 4 4 1 1 4 3 3 1 4 1 3 1

R-40 2 3 3 3 2 2 3 1 1 2 3 2 4 2

R-41 3 1 3 2 3 3 1 1 1 3 3 3 4 3

R-42 4 1 2 2 4 4 4 2 2 4 2 4 3 4

R-43 2 2 3 3 2 2 3 1 1 2 3 2 2 2

R-44 2 2 4 3 3 4 4 2 2 3 4 3 1 3

R-45 4 1 4 2 2 4 3 1 1 2 4 2 4 2

IX F

R-46 3 2 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4

R-47 2 1 2 2 1 2 3 3 3 1 2 1 2 1

R-48 2 3 4 4 3 4 3 1 1 3 4 3 3 3

R-49 2 2 2 2 1 2 3 2 2 1 2 1 2 1

R-50 3 1 3 3 2 3 4 4 4 2 3 2 1 2

R-51 3 3 4 1 2 3 3 3 3 2 4 2 3 2

R-52 4 2 2 2 3 4 2 1 1 3 2 3 4 3

R-53 3 2 3 3 4 3 3 1 1 4 3 4 2 4

R-54 1 2 2 1 2 3 4 2 2 2 2 2 4 2

IX G

R-55 2 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 1 4

R-56 4 2 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3

R-57 2 2 2 2 4 2 3 1 1 4 2 4 3 4

R-58 3 3 1 1 2 3 3 3 3 2 1 2 4 2

R-59 2 2 4 4 3 4 2 2 2 3 4 3 1 3

R-60 2 1 2 2 1 2 4 4 4 1 2 1 3 1

R-61 3 1 3 3 4 3 4 1 1 4 3 4 3 4

R-62 4 2 4 3 4 4 3 2 2 4 4 4 2 4

R-63 2 2 2 4 2 3 4 4 2 2 2 2 1 2

Page 138: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

150

IX H

R-64 1 1 1 1 3 2 3 3 3 3 1 3 3 3

R-65 2 2 2 1 3 4 4 2 2 3 2 3 2 3

R-66 3 1 3 3 2 3 4 3 3 2 3 2 3 2

R-67 2 1 2 2 4 2 3 1 1 4 2 4 4 4

R-68 3 2 3 3 4 3 3 2 2 4 3 4 2 4

R-69 2 1 3 4 2 4 4 4 2 2 3 2 3 2

R-70 2 2 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4 4

R-71 3 2 4 1 3 3 2 1 1 3 4 3 1 3

R-72 3 2 3 2 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3

Hasil per butir soal 192 151 200 178 203 212 217 179 152 203 200 203 184 203

Skor% 66.66 52.43 69.44 61.80 70.48 73.61 75.34 62.15 52.77 70.48 69.44 70.48 63.88 70.48

Kriteria Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang

Hasil per Indikator 5386

Skor% 64.16

Kriteria Sedang

Hasil

perDeskriptor 721 963 986

Skor% 62.59 66.87 67.20

Kriteria Sedang Sedang Sedang

Page 139: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

151

Tabulasi Hasil Analisis

Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak

Kelas Responden

Kondisi Psikis

Pengetahuan Motivasi diri

27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

IX A

R-1 2 4 2 2 2 3 3 2 3 1 3 2 2 3

R-2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4

R-3 1 2 1 1 1 3 3 1 3 3 3 1 1 3

R-4 2 4 2 2 2 4 4 2 4 1 4 2 2 4

R-5 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2

R-6 4 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4

R-7 2 1 2 2 2 3 3 1 3 3 3 1 2 3

R-8 1 2 1 1 1 4 4 2 4 1 4 2 1 4

R-9 1 3 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 1 1

IX B

R-10 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2

R-11 4 4 4 4 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3

R-12 4 4 2 4 2 4 4 2 4 4 4 2 2 4

R-13 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2

R-14 2 1 2 2 2 3 3 1 3 3 3 1 2 3

R-15 4 4 4 4 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2

R-16 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 4 2 3 4

R-17 1 3 1 1 1 2 3 3 2 1 3 3 1 2

R-18 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 4 3 2 2

IX C

R-19 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4

R-20 3 1 3 3 3 1 3 1 1 3 3 1 3 1

R-21 4 1 4 4 4 4 4 3 4 2 4 3 4 4

R-22 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4

R-23 2 2 2 2 2 1 1 2 1 1 3 2 2 1

R-24 1 3 1 1 1 3 3 3 3 2 3 3 1 3

R-25 3 2 3 3 3 4 4 2 4 4 4 2 3 4

R-26 2 4 2 2 2 4 4 2 4 3 4 2 2 4

R-27 4 1 4 4 4 3 3 3 3 1 3 3 4 3

Page 140: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

152

IX D

R-28 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 3 2

R-29 2 4 2 2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 4

R-30 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3

R-31 1 3 1 1 1 2 4 3 2 2 4 3 1 2

R-32 3 4 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3 3 1

R-33 1 4 4 1 4 2 2 1 2 2 2 1 4 2

R-34 2 2 2 2 2 4 4 2 4 1 4 2 2 4

R-35 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 3

R-36 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4

IX E

R-37 4 3 4 4 4 2 2 3 2 2 2 3 4 2

R-38 2 2 4 4 4 2 4 2 2 4 4 2 4 2

R-39 4 1 4 4 4 1 1 4 1 1 1 4 4 1

R-40 3 4 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2

R-41 2 3 3 2 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3

R-42 2 2 2 4 2 4 4 1 4 4 4 1 2 4

R-43 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 3 2

R-44 1 4 4 1 4 3 3 2 3 3 3 2 4 3

R-45 4 2 4 4 4 2 2 1 2 4 2 1 4 2

IX F

R-46 3 4 3 3 3 3 4 2 4 3 4 2 3 4

R-47 3 2 2 3 2 1 1 1 1 3 3 2 2 1

R-48 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 2 3 4 3

R-49 1 3 2 4 2 3 3 2 1 4 3 2 2 1

R-50 2 2 3 2 3 4 2 1 2 3 2 1 3 2

R-51 3 4 4 3 4 4 2 3 2 2 2 3 4 2

R-52 4 3 2 4 2 1 3 2 3 4 3 2 2 3

R-53 3 4 3 3 3 2 4 2 4 3 4 2 3 4

R-54 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

IX G

R-55 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4

R-56 2 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3

R-57 1 4 2 1 2 4 2 2 4 4 2 2 2 4

R-58 2 3 1 2 1 3 1 3 2 2 1 3 1 2

R-59 3 3 4 3 4 2 3 2 3 3 3 2 4 3

R-60 2 1 2 4 2 1 3 1 1 4 3 1 2 1

R-61 4 4 3 4 3 3 4 1 4 4 4 1 3 4

R-62 4 3 4 4 4 2 4 2 4 3 4 2 4 4

R-63 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

Page 141: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

153

IX H

R-64 1 3 1 1 1 3 3 1 3 3 3 1 1 3

R-65 1 4 2 1 2 1 3 2 3 4 3 2 2 3

R-66 3 4 3 3 3 2 2 1 2 2 2 1 3 2

R-67 4 3 2 4 2 1 4 1 4 3 4 3 2 4

R-68 2 4 3 2 3 1 3 2 4 4 3 2 3 4

R-69 4 4 3 4 3 2 2 1 2 3 2 1 3 2

R-70 3 3 4 3 4 3 4 2 4 3 4 2 4 4

R-71 2 3 4 2 4 1 1 2 3 3 1 2 4 3

R-72 1 4 3 1 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3

Hasil per butir soal 187 207 200 198 200 188 212 147 203 199 215 150 200 203

Skor% 64.93 71.87 69.44 68.75 69.44 65.27 73.61 51.04 70.48 69.09 74.65 52.08 69.44 70.48

Kriteria Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang Sedang

Hasil per Indikator 5386

Skor% 66.79

Kriteria Sedang

Hasil perDeskriptor 1865 967

Skor% 68.95 67.15

Kriteria Sedang Sedang

Page 142: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

154

Tabulasi Hasil Analisis

Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak

Kelas Responden

Kondisi Keluarga Status Sosial Ekonomi Pendidikan Orang Tua Pendapatan Orang Tua Jabatan Orang Tua

41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

IX A

R-1 3 2 2 4 2 1 4 3 3 4 3 2

R-2 4 4 2 3 4 3 3 4 4 3 2 3

R-3 3 1 1 2 1 2 2 3 3 2 2 4

R-4 4 2 2 4 2 4 4 4 1 1 4 1

R-5 2 3 3 2 3 2 2 4 2 2 2 2

R-6 4 4 1 3 4 3 3 3 4 3 2 3

R-7 3 2 2 1 2 2 1 3 3 1 3 3

R-8 4 1 1 2 1 4 2 2 1 2 4 1

R-9 1 1 1 3 1 3 3 3 1 3 3 4

IX B

R-10 2 2 2 1 2 3 1 1 2 1 1 2

R-11 3 4 2 3 4 1 4 3 3 4 2 3

R-12 4 2 1 4 2 4 4 4 4 2 2 2

R-13 2 3 3 2 3 3 2 2 1 1 2 1

R-14 3 2 2 1 2 3 1 1 3 1 3 3

R-15 2 4 1 4 4 1 4 4 2 4 1 2

R-16 4 3 3 2 3 2 2 2 4 2 2 4

R-17 2 1 1 3 1 4 3 3 1 3 1 1

R-18 2 2 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3

IX C

R-19 4 4 2 4 4 4 4 4 2 4 3 2

R-20 1 3 3 1 3 3 1 3 3 1 4 3

R-21 4 4 4 1 4 1 1 3 1 4 1 1

R-22 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 4

R-23 1 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 3

R-24 3 1 1 3 1 3 3 3 1 3 1 1

R-25 4 3 3 4 3 4 4 4 1 4 1 1

R-26 4 2 2 4 2 4 4 4 3 4 3 3

R-27 3 4 4 1 4 4 1 1 1 1 3 1

Page 143: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

155

IX D

R-28 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2

R-29 4 2 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4

R-30 3 4 4 3 4 1 1 3 3 3 3 3

R-31 2 1 1 3 1 3 3 3 2 3 4 2

R-32 1 3 3 4 3 3 1 4 1 4 1 1

R-33 2 4 1 4 1 3 4 2 2 4 4 2

R-34 4 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4

R-35 3 2 2 2 2 2 2 1 3 2 3 3

R-36 4 3 3 4 3 4 4 4 1 4 2 1

IX E

R-37 2 4 2 3 4 2 3 3 2 3 4 2

R-38 2 4 3 2 3 3 2 2 4 2 1 4

R-39 3 4 2 4 4 1 4 4 3 3 3 2

R-40 2 3 2 1 3 3 2 1 2 1 4 2

R-41 3 3 2 1 2 1 4 3 3 2 2 3

R-42 4 2 1 2 2 2 2 4 4 2 4 4

R-43 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2

R-44 3 4 2 4 1 3 3 4 4 1 3 1

R-45 3 4 3 2 3 2 3 3 2 1 1 2

IX F

R-46 2 3 2 4 4 4 4 4 4 2 2 3

R-47 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 1

R-48 3 4 3 4 1 4 3 4 2 3 3 2

R-49 2 2 1 3 2 2 4 2 3 2 2 3

R-50 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 2 3

R-51 3 4 3 2 3 1 3 3 2 3 2 2

R-52 4 2 2 1 4 3 4 4 3 2 4 1

R-53 3 3 1 3 3 3 2 3 4 1 2 1

R-54 4 2 1 2 2 1 4 4 2 4 2 2

IX G

R-55 3 4 1 4 3 2 2 3 4 3 4 4

R-56 2 3 4 2 4 4 3 4 4 2 2 1

R-57 4 2 2 3 1 2 4 2 3 4 3 3

R-58 3 1 3 2 3 1 2 3 2 3 4 2

R-59 3 4 2 4 2 4 4 4 4 1 2 4

R-60 4 2 1 3 4 2 3 4 3 2 3 2

R-61 2 3 2 4 4 2 4 2 4 2 3 1

R-62 4 4 4 2 4 3 2 2 2 3 2 2

R-63 3 2 1 4 2 4 4 4 4 3 2 4

Page 144: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

156

IX H

R-64 4 1 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3

R-65 3 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 4

R-66 2 3 4 4 4 3 4 3 4 2 1 1

R-67 4 2 2 2 3 2 2 2 3 4 2 2

R-68 3 3 3 2 4 3 3 3 4 3 4 1

R-69 2 3 1 1 1 2 4 3 3 2 3 3

R-70 3 4 2 2 3 3 2 4 1 4 4 2

R-71 4 4 1 4 4 4 3 3 4 3 2 4

R-72 4 3 3 3 2 1 4 4 2 2 3 3

Hasil per butir soal 214 200 156 199 197 193 205 219 198 189 187 171

Skor% 74.30 69.44 54.16 69.09 68.40 67.01 71.18 76.04 68.75 65.62 64.93 59.37

Kriteria Tinggi Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Sedang Sedang Sedang

Hasil per Indikator 4400

Skor% 66.42

Kriteria Sedang

Hasil per Deskriptor 570 589 622 547

Skor% 65.97 68.17 71.99 63.31

Kriteria Sedang Sedang Tinggi Sedang

Page 145: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

157

Tabulasi Hasil Analisis

Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak

Kelas Responden

Kondisi Keluarga Daerah Tempat Tinggal Suku Bangsa Ekspektasi Keluarga

53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63

IX A

R-1 1 3 3 3 3 4 2 4 2 4 2

R-2 2 1 1 4 4 3 2 3 4 3 4

R-3 3 2 2 2 3 2 1 2 1 2 3

R-4 3 2 2 3 1 1 2 4 2 4 2

R-5 2 4 4 1 2 2 3 2 3 2 3

R-6 4 3 3 4 4 3 1 3 4 3 4

R-7 3 1 1 3 3 1 2 1 2 1 2

R-8 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1

R-9 1 3 3 2 1 3 1 3 1 3 3

IX B

R-10 4 1 1 4 2 1 2 1 2 1 2

R-11 3 4 4 2 3 4 2 1 4 1 4

R-12 2 4 4 3 4 2 1 4 4 4 4

R-13 4 2 2 3 1 1 3 2 3 2 3

R-14 3 1 1 2 3 1 2 1 2 1 2

R-15 1 4 4 1 2 4 1 4 4 4 4

R-16 4 2 2 3 4 2 3 2 3 2 3

R-17 2 3 3 4 1 3 1 3 1 3 1

R-18 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2

IX C

R-19 3 4 4 4 2 4 2 4 3 4 4

R-20 4 1 1 3 3 1 3 2 3 2 3

R-21 3 4 4 2 4 4 4 1 4 1 4

R-22 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4

R-23 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2

R-24 3 3 3 3 1 3 1 3 1 3 1

R-25 2 4 4 4 1 4 3 2 3 2 3

R-26 3 1 1 2 3 4 2 4 2 4 2

R-27 4 3 3 1 2 1 4 3 4 1 4

Page 146: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

158

IX D

R-28 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 3

R-29 3 2 2 2 4 4 2 4 2 4 2

R-30 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4

R-31 1 3 3 1 2 3 1 1 1 1 1

R-32 3 4 4 3 1 4 3 4 3 4 3

R-33 1 2 2 4 2 4 1 2 1 2 4

R-34 3 3 3 2 3 2 2 4 2 2 3

R-35 4 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2

R-36 4 1 1 4 1 4 3 4 3 4 3

IX E

R-37 2 3 3 3 2 3 2 3 4 3 4

R-38 4 2 2 1 2 2 3 2 4 2 2

R-39 2 4 4 4 3 3 2 4 4 4 4

R-40 3 1 1 2 2 1 2 1 3 1 4

R-41 2 4 4 3 3 2 2 4 2 4 2

R-42 4 2 2 4 4 2 1 2 4 2 4

R-43 1 3 3 1 1 3 3 1 3 1 2

R-44 3 2 2 2 4 1 2 2 1 2 3

R-45 2 4 4 4 3 1 3 4 4 2 1

IX F

R-46 4 3 3 3 4 2 2 3 3 3 4

R-47 1 2 2 2 3 3 2 4 2 4 4

R-48 2 4 4 4 4 3 3 3 4 1 2

R-49 3 2 2 2 2 2 1 3 3 3 1

R-50 4 3 3 3 4 4 2 2 1 2 4

R-51 2 1 4 1 3 3 3 4 3 4 2

R-52 1 2 2 2 4 2 2 1 2 1 4

R-53 3 3 3 3 1 1 1 2 3 2 3

R-54 2 1 1 1 4 4 1 4 3 2 2

IX G

R-55 4 4 4 4 3 3 1 3 4 3 1

R-56 4 4 4 4 4 2 4 4 3 4 3

R-57 3 2 2 2 2 4 2 4 2 4 3

R-58 2 1 3 1 3 3 3 3 4 3 2

R-59 4 2 4 2 2 1 2 1 3 1 3

R-60 3 2 2 2 4 1 1 4 2 1 4

R-61 4 3 4 3 2 2 2 3 3 3 4

R-62 2 1 3 1 3 3 2 2 4 2 3

R-63 4 4 4 4 4 3 1 2 2 2 3

Page 147: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

159

IX H

R-64 3 1 3 1 1 4 2 4 3 4 4

R-65 4 1 1 1 4 1 3 3 4 3 3

R-66 4 3 3 3 4 2 2 2 4 2 3

R-67 2 1 4 2 1 1 2 1 3 1 4

R-68 4 3 3 1 3 3 1 4 1 2 4

R-69 3 4 4 2 4 2 1 3 3 3 3

R-70 2 1 2 3 4 1 2 3 4 3 4

R-71 4 3 3 1 3 3 1 4 4 4 4

R-72 3 2 4 2 2 2 2 2 2 2 3

Hasil per butir soal 201 180 198 183 194 179 149 196 200 181 211

Skor% 69.79 62.5 68.75 63.54 67.36 62.15 51.73 68.05 69.44 62.84 73.26

Kriteria Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi

Hasil per Indikator 4400

Skor% 66.42

Kriteria Sedang

Hasil per Deskriptor 579 556 937

Skor% 67.01 64.35 65.06

Kriteria Sedang Sedang Sedang

Page 148: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

160

Tabulasi Hasil Analisis

Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak

Kelas Responden

Kondisi Sekolah Pendidikan Sekolah Konselor Sekolah

64 65 66 67 68 69 70 71 72

IX A

R-1 1 1 1 4 3 4 3 3 3

R-2 2 2 2 3 4 3 4 1 4

R-3 3 3 3 2 3 4 2 3 3

R-4 3 3 3 4 1 3 3 1 4

R-5 2 2 2 2 2 4 1 2 2

R-6 4 4 4 3 4 2 4 1 4

R-7 3 3 3 1 3 3 3 3 3

R-8 2 2 2 2 1 2 1 1 4

R-9 1 1 1 3 1 4 2 1 1

IX B

R-10 4 4 4 1 2 1 4 2 2

R-11 3 3 3 4 3 1 2 3 3

R-12 2 2 2 4 4 4 3 4 4

R-13 4 4 4 2 3 2 3 2 3

R-14 3 3 3 1 3 3 2 3 4

R-15 1 1 1 4 2 2 1 4 2

R-16 1 1 1 2 4 3 3 4 4

R-17 2 2 2 3 1 3 4 1 2

R-18 3 3 3 3 2 4 2 2 2

IX C

R-19 3 3 3 2 2 3 4 2 2

R-20 4 4 4 1 3 2 3 3 1

R-21 3 3 3 1 4 3 2 4 2

R-22 2 2 2 3 4 4 4 4 4

R-23 3 1 1 2 3 2 2 3 1

R-24 3 3 3 3 2 4 3 4 3

R-25 2 2 2 3 3 2 4 2 4

R-26 3 3 3 4 3 3 2 3 4

R-27 4 4 4 1 4 1 1 4 3

Page 149: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

161

IX D

R-28 2 2 2 2 2 4 4 2 2

R-29 3 3 3 4 4 2 2 4 4

R-30 4 4 4 3 3 3 4 3 3

R-31 1 1 1 3 2 4 1 2 2

R-32 3 3 3 4 1 2 3 1 1

R-33 1 1 1 4 2 3 4 2 2

R-34 3 3 3 2 3 4 2 3 4

R-35 4 1 4 2 4 4 3 4 3

R-36 4 2 4 4 4 1 4 1 4

IX E

R-37 2 2 2 3 2 2 3 2 2

R-38 4 2 4 2 2 2 1 3 2

R-39 2 2 2 4 1 3 4 4 1

R-40 3 1 3 1 4 4 2 4 2

R-41 2 2 2 1 3 4 3 1 3

R-42 4 3 4 2 2 3 4 1 4

R-43 1 1 1 3 4 2 2 2 2

R-44 1 1 1 4 3 1 2 1 3

R-45 1 2 2 1 2 4 3 2 1

IX F

R-46 4 2 4 1 4 3 2 3 4

R-47 4 1 4 4 4 4 1 4 4

R-48 2 3 3 2 3 3 3 2 2

R-49 1 2 2 3 2 3 2 3 1

R-50 4 2 4 2 4 2 1 2 4

R-51 2 3 1 3 3 4 2 4 2

R-52 3 1 1 3 1 2 4 2 3

R-53 3 2 2 4 2 3 1 2 3

R-54 4 1 2 1 2 4 4 3 3

IX G

R-55 1 2 3 2 3 3 1 1 1

R-56 1 1 4 3 4 1 4 4 1

R-57 3 2 1 4 1 4 2 4 3

R-58 2 2 2 2 2 3 3 1 2

R-59 1 1 1 3 1 3 1 3 3

R-60 2 3 3 1 3 3 3 4 2

R-61 2 2 2 2 2 2 2 4 1

R-62 3 4 1 1 4 4 1 3 3

R-63 4 3 3 3 3 2 4 2 2

Page 150: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

162

IX H

R-64 1 2 2 2 2 4 2 4 4

R-65 3 1 4 3 1 4 2 3 3

R-66 3 2 1 1 2 2 3 2 3

R-67 1 2 2 2 1 1 3 1 2

R-68 1 2 1 3 1 4 1 2 3

R-69 2 2 2 4 2 3 2 4 2

R-70 2 1 2 4 2 3 1 3 2

R-71 3 2 3 1 1 4 3 4 1

R-72 3 1 4 2 2 2 1 2 1

Hasil per butir soal 181 157 179 183 184 208 182 188 188

Skor% 62.84 54.51 62.15 63.54 63.88 72.22 63.19 65.27 65.27

Kriteria Sedang Rendah Sedang Sedang Sedang Tinggi Sedang Sedang Sedang

Hasil per Indikator 1650

Skor% 63.65740741

Kriteria Sedang

Hasil per Deskriptor 700 950

Skor% 60.76 65.97

Kriteria Sedang Sedang

Page 151: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

163

Tabulasi Hasil Analisis

Faktor-faktor Penghambat Dalam Pemilihan Sekolah Lanjutan Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Cluwak

Teman Masyarakat Hasil Per

Responden

Hasil

Per

Kelas

Skor % Kriteria Teman Sebaya Masyarakat

73 74 75 76 77 78 79 80 81

1 1 2 4 4 4 3 2 1 227

1852 63.51 Sedang

2 3 3 2 4 3 4 4 2 259

3 3 4 3 2 2 3 1 3 187

3 3 2 4 4 4 2 2 3 224

2 2 3 3 2 2 4 3 2 193

4 4 4 3 3 3 1 4 4 269

3 3 2 1 1 1 3 2 3 172

2 2 1 2 2 2 2 1 2 158

1 1 1 3 3 3 2 1 1 163

4 4 2 1 1 1 2 2 4 151

1888 64.74 Sedang

3 3 4 4 4 4 3 4 3 248

2 2 4 4 4 4 4 4 2 278

4 4 3 3 2 2 3 3 4 194

3 3 2 4 1 3 3 2 3 179

1 1 4 4 4 4 2 4 1 228

1 1 3 2 2 2 3 3 1 221

2 2 1 3 3 3 1 1 2 179

3 3 2 3 3 2 2 2 3 210

3 3 4 4 4 3 2 4 3 264

1981 67.93 Sedang

4 4 3 1 1 1 3 3 4 185

3 3 4 1 1 1 4 4 3 218

2 2 4 3 3 3 2 4 2 269

3 4 2 2 4 2 3 2 3 171

3 3 3 3 2 3 2 4 3 203

2 2 3 4 3 2 2 3 2 230

3 3 2 4 2 4 3 2 3 239

4 4 4 1 3 1 1 4 4 202

Page 152: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

164

2 2 3 2 4 2 2 3 2 187

1971 67.59 Sedang

3 3 2 4 3 4 2 2 3 262

4 4 4 3 3 2 3 4 4 253

1 2 1 3 3 3 2 1 1 172

3 3 3 4 4 4 1 3 3 232

1 1 1 4 4 4 2 1 1 195

3 3 2 2 2 2 1 2 3 207

4 1 2 2 2 2 2 2 4 197

4 4 3 4 3 4 1 3 4 266

2 2 4 3 3 3 2 4 2 219

1791 61.41 Sedang

4 4 3 2 2 2 1 2 4 200

2 2 1 4 4 1 2 4 2 213

3 3 3 4 4 1 2 3 3 187

2 2 2 1 3 2 3 2 2 191

4 4 2 2 2 2 1 2 4 224

1 1 3 3 4 3 2 3 1 175

1 3 2 4 3 4 1 1 1 192

1 1 2 2 1 2 2 2 1 190

4 4 4 4 4 4 1 4 4 264

1881 64.50 Sedang

4 2 4 4 4 4 2 4 4 202

2 2 3 3 2 3 2 3 2 224

1 1 2 4 1 2 1 2 1 171

4 4 4 4 4 4 2 4 4 247

2 2 3 3 2 3 2 3 2 209

3 1 1 3 3 1 2 1 3 189

3 3 2 2 4 2 2 2 3 185

4 2 1 4 3 4 1 4 4 190

1 2 3 3 4 3 1 3 1 232

1936 66.39 Sedang

1 3 4 4 3 4 2 2 1 251

3 3 4 4 3 2 2 4 3 208

2 2 2 2 2 2 1 2 2 186

1 3 1 4 3 1 1 1 1 206

2 1 3 3 4 3 2 3 2 208

2 2 2 2 4 2 2 2 2 195

3 3 4 4 4 4 1 2 3 219

4 4 3 3 2 3 2 3 4 231

Page 153: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

165

1 3 2 4 4 2 2 2 1 194

1818 62.34 Sedang

3 1 4 4 3 4 1 1 3 213

3 3 1 1 3 1 2 2 3 215

1 2 3 3 4 3 1 3 1 173

1 4 1 2 4 3 2 4 1 196

2 1 3 3 3 4 2 2 2 218

2 2 4 4 2 3 1 2 2 217

3 3 3 3 4 3 2 3 3 194

3 3 4 4 3 2 2 1 3 198

181 184 194 217 212 192 145 188 181

62.84 63.88 67.36 75.34 73.61 66.66 50.34 65.27 62.84

Sedang Sedang Sedang Tinggi Tinggi Sedang Rendah Sedang Sedang

1325 369

65.72 64.06

Sedang Sedang

1325 369

65.72 64.06

Sedang Sedang

Page 154: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

166

Lampiran 8

DAFTAR SAMPEL PENELITIAN

SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 CLUWAK

No. No

Induk Nama Siswa Kelas

1. 8310 Ahmad Rizqi Saputro IX A

2. 8205 Aprilia Mariyanti IX A

3. 8214 Fahri Abdullah IX A

4. 8216 Granita Dewi Setyaningsih IX A

5. 8253 Kirana Anggit Rahmadanty IX A

6. 8329 Muhammad Nazhiful Aziz IX A

7. 8225 Natanael Loris Capirossy IX A

8. 8375 Rezza Ardianto IX A

9. 8417 Zulita Fatma Sari IX A

10. 8462 Andi Kurniawan IX B

11. 8352 Bayu Pujo Asmoro IX B

12. 8470 Fira Fitriana IX B

13. 8440 Lusi Susanti IX B

14. 8220 Muhammad Fasikhul Ikhsan IX B

15. 8333 Puji Santoso IX B

16. 8374 Rangga Herlambang IX B

17. 8304 Rinda Prasetyawati IX B

18. 8307 Vindi Destika Sari IX B

19. 8455 Ahmad Fatkhul Idhom IX C

20. 8240 Anik Farhatun Ni'mah IX C

21. 8207 Candra Tegar Izulkhaq IX C

22. 8390 Destian Nico Prasetyo IX C

23. 8361 Istikaroh IX C

24. 8473 Khoirul Anam IX C

25. 8298 Lilik Ela Sulastri IX C

26. 8485 Ryan Sandy Pratama IX C

27. 8273 Yusril Khamami IX C

28. 8347 Ahmad Faishol Muntaha IX D

29. 8209 Didik Achmad Andhilo IX D

30. 8250 Ester Yuliani IX D

31. 8294 Irvan Ardiansyah IX D

32. 8219 Kholis Roy Ardiawan IX D

33. 8367 Miftakhuddin Nurfaqih IX D

34. 8303 Novanda Rizky Irawan IX D

Page 155: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

167

35. 8484 Riyan Setiyawan IX D

36. 8340 Suparno IX D

37. 8427 Arif Solekhan IX E

38. 8391 Dewi Puspita Sari IX E

39. 8357 Endah Sri Murwati IX E

40. 8395 Imam Syafi'i IX E

41. 8323 Juita Putri Wulandari IX E

42. 8364 Khoirun Nisa Febriyanti IX E

43. 8372 Muntoha Abdul Rozadh IX E

44. 8226 Niko Febryyawan IX E

45. 8412 Ulfatun Ni'mah IX E

46. 8351 Aviv Pramaycilya J. IX F

47. 8464 Devy Fitria Maghfiroh IX F

48. 8358 Erinda Virnadyatul Fitria IX F

49. 8434 Iwan Novem Tambunan IX F

50. 8481 Nur Endah IX F

51. 8482 Oktaviani Nurul Aini IX F

52. 8339 Sintia Oktaviani IX F

53. 8343 Wahyu Agung Prabowo IX F

54. 8416 Zainal Arifin IX F

55. 8281 Arimbi Seviana Putri IX G

56. 8208 Deni Danista IX G

57. 8290 Eko Danang Bagus Pratomo IX G

58. 8292 Fidia Ersitania IX G

59. 8293 Iqbal Firmansyah IX G

60. 8363 Jumi'atin IX G

61. 8252 Khoirun Ni'am IX G

62. 8341 Tulus Widiarso IX G

63. 8488 Ulfi Nurul Amalia IX G

64. 8312 Azza Avilla IX H

65. 8283 Cindy Dita Sari IX H

66. 8284 Dea Ovita Sekar Ayu IX H

67. 8394 Hermawan IX H

68. 8433 Irma Hadi Irawan IX H

69. 8444 Nur Fitriana IX H

70. 8445 Oktavina Tri Wahyuni IX H

71. 8453 Yuliatun IX H

72. 8381 Zaki Puadin IX H

Jumlah 72 8 Kelas

Page 156: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

168

Lampiran 9

DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN

Page 157: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

169

Page 158: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

170

Page 159: JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS ILMU …lib.unnes.ac.id/21137/1/1301410039-s.pdf · Semarang, khusunya Staf Jurusan Bimbingan dan Konseling, beserta petugas perpustakaan

171