BAB 2 WW.docx
-
Upload
farista-galuh-sandra -
Category
Documents
-
view
222 -
download
3
Transcript of BAB 2 WW.docx
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perpindahan massa merupakan perpindahan suatu komponen dari campuran
yang terjadi karena adanya perubahan dalam keseimbangan sistemnya yang
disebabkan karena adanya perbedaan konsentrasi. Adanya perbedaan konsentrasi
zat kimia antara bahan dan lingkungan disebut sebagai driving force atau gaya
penggerak dari proses transfer massa. Perpindahan tersebut dapat terjadi dalam
satu fase maupun antara satu fase dengan fase lainnya (Singh and Heldman,
2001). Proses transfer massa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:
1. Luas permukaan kontak bahan dengan air perendam;
2. Kadar air di dalam bahan;
3. Konsentrasi;
4. Jarak dari permukaan ke pusat bahan;
5. Waktu;
6. Karakteristik bahan (hubungannya dengan koefisien difusi bahan);
7. Suhu;
8. Tekanan osmosis;
9. Porositas.
Pada umumnya kebanyakan perpindahan massa larutan antara gas dan cairan
melalui sebuah aliran dipelajari dengan menggunakn kolom wetted wall.Suatu
porses dimana terjadi suatu perpindahan suatu unsur pokok dari daerah yang
berkonsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dinamakan perpindahan massa.
Perpindahan massa yang terjadi dari suatu unsur yang berkonsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah dipengaruhi oleh ciri aliran cairan, seperti pada kasus heat
transfer, mekanisme perpindahan massa terjadi dengan cepat. Jika sejumlah
campuran gas yang terdiri dari dua jenis molekul atau lebih, di mana konsentrasi
masing-masing berbeda, maka masing-masing molekul ini cenderung menuju ke
komposisi yang sama (seragam). Proses ini terjadi secara alami. Perpindahan
massa makroskopis ini tidak tergantung pada konveksi dalam sistem. Proses ini
didefinisikan sebagai difusi molekul.
4
5
Guna menelaah perpindahan massa dalam wetted wall column, perhatikan
gambar berikut ini:
Gambar 2.1.Bagian Penampang Membujur dari Wetted Wall
Kita tinjau sistem setinggi dz. Neraca material komponen A yang dilakukan
terhadap segmen tersebut menghasilkan persamaan differensial sebagai berikut:
d (W . X A)dz
=J AY . D ···························· (2.1)
Keterangan:
W adalah laju alir massa gas dalam arah z (gr mole/det)
Dengan menggunakan kenyataan bahwa penambahan laju alir massa dalam arah z
hanyalah karena adanya fluks massa JAy maka dapat dituliskan hubungan sebagai
berikut:
dWdZ
=J AY . π . D ···························· (2.2)
Persamaan 2.1 dan persamaan 2.2 akan menghasilkan hubungan berikut :
W .d X A
dz=(1−X A ) . J AY . π . D ··················· ( 2.3)
Proses absorpsi yang terjadi didalam wetted wall absorption column dapat
menggambarkan adanya perpindahan massa didalam kolom tersebut. Perpindahan
massa ini terjadi akibat adanya penyerapan (dalam hal ini berupa absorpsi) yang
terjadi didalam kolom tersebut. Dengan adanya perpindahan massa yang terjadi,
maka akan ditemui pula suatu bilangan yang merupakan koefisien perpindahan
massa. Dimana koefisien perpindahan massa itu sendiri merupakan besaran
6
empiris yang diciptakan untuk memudahkan persoalan-persoalan perpindahan
massa antarfase. Pada wetted wall columns, cairan murni yang mudah menguap
dialirkan ke bawah di dalam permukaan pipa ciecular sementara itu gas ditiupkan
dari atas atau dari bawah melalui pusat inti pengukuran kelajuan penguapan cairan
ke dalam aliran gas diatas permukaan.
Perpindahan massa merupakan perpindahan satu unsur dari konsentrasi yang
lebih tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah. Misalnya kita masukan gula ke
dalam secangkir kopi, dimana gula akan larut dan kemudian berdifusi secara
seragam ke dalam secangkir kopi. Perpindahan massa merupakan proses penting
dalam proses industri, misalnya dalam penghilangan polutan dari suatu aliran
keluaran pabrik dengan absorpsi, pemisahan gas dari air limbah, difusi neutron
dalam reaktor nuklir.Absorpsi gas merupakan operasi dimana campuran gas
dikontakan dengan cairan yang bertujuan untuk melewatkan suatu komposisi gas
atau lebih dan menghasilkan larutan gas dalam cairan.
Perpindahan massa berlangsung melalui proses difusi, maka proses-
prosespemisahan yang melibatkan proses difusi juga disebut sebagai operasi
difusional. Difusi terjadi apabila fasa-fasa yang ada tidak berada dalam
kesetimbangan, dan akan berakhir saat kesetimbangan sudah tercapai. Hampir
semua proses pemisahan dengan difusi terjadi melalui kesetimbangan antara dua
fasa yang tidak saling melarutkan yang mempunyai perbedaan komposisi pada
saat kesetimbangan. Difusi adalah perpindahan molekul dari konsentrasi tinggi ke
rendah. Ini berarti perpindahan komponen/molekulnya terjadi karena adanya
perbedaan konsentrasi (Singh and Heldman, 2001). Proses difusi itu terbagi ke
dalam 3 jenis yaitu :
1) Difusi cair
Dikatakan difusi cair jika terjadi perpindahan molekul cairan dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu ketika kita merendam
kedelai dalam air saat pembuatan tempe. Selama perendaman akan terjadi difusi
air dari lingkungan luar (yang kadar airnya tinggi) ke dalam kedelai (yang kadar
airnya rendah).
2) Difusi padat
7
Dikatakan difusi padat jika terjadi perpindahan molekul padatan dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu ketika kita melakukan
perendaman buah dengan larutan gula dalam pembuatan manisan buah. Selama
perendaman selain terjadi difusi air dari lingkungan luar ke dalam buah juga
terjadi difusi molekul gula (molekul padatan) ke dalam buah dan ini berarti difusi
padatan juga terjadi dalam pembuatan manisan buah ini. Selama ini batasan antara
kapan terjadinya difusi air dengan difusi padatan masih belum jelas karena
prosesnya sering terjadi bersamaan dan susah untuk dibedakan.
3) Difusi gas
Dikatakan difusi gas jika terjadi perpindahan molekul gas dari konsentrasi
tinggi ke konsentrasi rendah. Contohnya yaitu difusi O2 pada pengemas plastik.
Ketika kita menggunakan pengemas plastik untuk membungkus suatu bahan,
maka selama penyimpanan akan terjadi difusi oksigen dan uap air dari lingkungan
luar ke dalam plastik pengemas. Jumlah oksigen dan uap air yang dapat masuk ke
dalam plastik pengemas bervariasi tergantung permeabilitas dari plastik pengemas
tersebut. Semakin banyak jumlah oksigen dan uap air yang dapat masuk ke dalam
plastik pengemas berarti kualitas plastik pengemasnya semakin buruk. Disini,
difusi oksigen merupakan difusi gas dan difusi uap air merupakan difusi cair.
Pada persamaan perpindahan massa ditunjukkan hubungan antara flux dari
substansi yang terdifusi dengan gradien konsentrasi.
JA,Z = –DAB
dτ A
dZ ························ (2.4)
Keterangan :
JA,Zadalah molar flux pada Z
dτ A
dZ adalah perubahan konsentrasi
DAB adalah difusitas massa atau koefisien difusitas komponen A yang terdifusi
melalui komponen B
Karena perpindahan massa atau difusi hanya terjadi dalam campuran, maka
pengaruh dari tiap komponen harus diperhitungkan. Misalnya untuk mengetahui
laju difusi dari setiap komponen relatif terhadap kecepatan campuran. Kecepatan
8
campuran harus dihitung dari kecepatan rata-rata tiap komponen. Persamaan di
atas dikenal dengan persamaan Hukum Frek’s ,di mana DAB adalah koefisien
difusivitas. Koefisien difusivitas tergantung pada tekanan, temperatur, dan
komposisi sistem. Koefisien difusivitas masing-masing fase berbeda-beda.
Koefisien difusivitas untuk gas lebih tinggi, yaitu antara 5.10-6sampai 10-5 m2/s ;
untuk cairan 10-10sampai 10-9 m2/s dan untuk padatan 10-14sampai 10-10 m2/s.
Perpindahan massa konvektif termasuk perpindahan antara fluida yang
bergerak atau dua fluida yang bergerak yang tidak tercampur. Model ini
tergantung pada mekanisme perpindahan dan karakterisitk gerakan fluida.
Persamaan laju perpindahan massa konvektif sebagai berikut:
NA = k . A ······························ (2.5)
Keterangan:
NAadalah perpindahan massa molar zat A
Aadalah perbedaan konsentrasi permukaan dengan konsentrasi rata-rata fluida.
kadalah koefisien perpindahan massa konvektif
Beberapa operasi perpindahan massa yang termasuk difusi suatu
komponen gas ke suatu komponen yang tidak berdifusi antara lain adalah absorpsi
dan humidifikasi. Persamaan yang digunakan untuk menggambarkan koefisien
perpindahan massa konvektif adalah :
N A ,Z=DAB .P
RT (Z2−Z1 )PA 1−PA 2
LnPB ··················· (2.6)
Keterangan:
NAZ adalah laju perpindahan molar
DAB adalah difusivitas
P adalah tekanan
R adalah konstanta gas
T adalah temperatur
Z adalah jarak
Persamaan ini diperoleh dari teori lapisan atau film theori, di mana gas
melewati permukaan cairan. Teori lapisan ini didasarkan pada model dimana
tahanan untuk berdifusi dari permukaan cairan ke aliran gas diasumsikan terjadi
9
dalam suatu stagnant film atau laminer film tebal. Dengan kata lain,
menunjukkan:
1) tebal lapisan cairan,
2) perpindahan massa dari gas ke falling liquid film, dan
3) perpindahan massa padawetted wall column.
Kebanyakan data dari perpindahan massa dan aliran fluida telah ditentukan
dengan menggunakan wetted wall columns. Alasan mendasar menggunakan
kolom-kolom ini untuk penyelidikan perpindahan massa adalah untuk
mengontakkan luas area antara dua fase sehingga dapat dihitung dengan tepat.
Koefisien perpindahan massa konvektif untuk falling liquid film
dikorelasikan oleh Vivian dan Peacemen dengan korelasi :
KL Z
DAB
=0,433 (Sc )1 /2[ ρ2 g Z3
μ2 ]1/6
(ℜ )0,4 ·············· (2.7)
Keterangan:
Z adalah panjang
DABadalah difusivitas massa antara komponen A dan B
adalah densitas cairan B
adalah viskositas cairan B
g adalah percepatan gravitasi
Scadalah Schmidt Number (dievaluasikan pada temperature film liquid)
Re adalah Reynold number
Koefisien film cairan lebih rendah 10 sampai 20% daripada persamaan secara
teoritis untuk absorpsi dalam film laminer.Untuk menghitung koefisien
perpindahan massapada fase gas, gunakan perbedaan gas-gas dan cairan
menghasilkan variasi. Untuk itu, Sherwood dan Gilland menetapkan nilai-nilai
untuk Re dari 2000 sampai 35000, sc dari 0,6 sampai 2,5 dan tekanan gas 0,1
sampai 3 atm.Hubungan data-data tersebut secara empirik adalah
Shav=0,023 ℜ0,83 sc13 ····················· (2.8)
Keterangan:
Sh adalahSherwood number
10
Readalah Reynold number
Sc adalah Schmidt number
Dalam beberapa operasi perpindahan massa, massa berubah antara dua fase.
Contohnya dalam peristiwa absorpsi. Salah satu alat yang digunakan untuk
mempelajari mekanisme yang terjadi dalam operasi perpindahan massa
adalahwetted wall column. Pada wetted-wall column, area kontak antara dua fase
dibuat sedemikian rupa.
Dalam operasi ini aliran lapisan tipis cairan (Thin Liquid Film) sepanjang
dinding kolom kontak dengan gas. Dalam percobaan ini gas yang digunakan
adalah udara biasa. Lama waktu kontak dengan gas dan lcairan ini relatif singkat
selama operasinya normal. Karena hanya sejumlah kecil massa yang terabsorpsi
sedangkan cairan diasumsikan konstan atau tidak berubah. Kecepatan falling film
sebenarnya tidak dipengaruhi oleh proses difusi. Pada proses ini terjadi
perpindahan massa dan perpindahan momentum.Persamaan differensial untuk
perpindahan momentum:
dτ xy
dy+ρg=0 ························ (2.9)
Keterangan:
adalahshear stress
adalah densitas
g adalah gravitasi
y adalah jarak
Persamaan untuk profil kecepatan:
vx=ρg δ2
μ [ y6−1
2 ( yδ )
2] ··················· (2.10)
Keterangan:
vxadalah kecepatan arah x
adalah tebal film
adalah viskositas
Kecepatan maksimum:
11
vmax=ρg δ 2
2 μ·························· (2.11)
Keterangan:
vmax adalah kecepatan maximum
Absorbsi gas oleh cairan merupakan proses perpindahan massa antarfasa,
dimana komponen dalam campuran gas diserap oleh cairan. Campuran gas
umumnya terdiri darikomponen yang dapat diserap dan gas sukar diserap/
bereaksi (inert), sedangkan cairannyabersifat tidak melarut dalam fasa gas. Dalam
perpindahan massa antarfasa, terdapat batasantara kedua fasa tersebut, dimana
komponen yang terserap melalui fasanya sendiri kemudian melewati batas
antarfasa dan masuk kefasa yang lain. Hal ini terjadi bila terdapat cukupkekuatan
gerak (driving force) dari suatu fasa yang lain atau dinamakan koefisien
perpindahan massa (mass transfer coefficient). Laju perpindahan massa juga
tergantung antara lain luaspermukaan kontak antarfasa. Pada operasi absorpsi gas
terjadi perpindahan massa dari fase gas ke fase cair. Kecepatan larut gas dalam
absorben cair tergantung pada kesetimbangan yang ada, karena itu diperlukan
karakteristik kesetimbangan sistem gas-liquid.
2.1. Sistem Dua Komponen
Bila sejumlah gas tunggal dikontakkan dengan cairan yang tidak mudah
menguap, yang akan larut sampai tercapai keadaan setimbang. Konsentrasi gas
yang larut disebut kelarutan gas pada kondisi temperatur dan tekanan yang ada.
Pada T tetap, kelarutan gas akan bertambah bila P dinaikkan pada absorben yang
sama. Gas yang berbeda mempunyai kelarutan yang berbeda. Pada umumnya
kelarutan gas akan menurun bila T dinaikkan.
2.2. Sistem Multikomponen
Bila campuran gas dikontakkan dengan cairan pada kondisi tertentu,
kelarutan setimbang, gas tidak akan saling mempengaruhi kelarutan gas, yang
dinyatakan dalam tekanan parsial dalam campuran gas. Bila dalam campuran gas
ada gas yang sukar larut maka kelarutan gas ini tidak mempengaruhi kelarutan gas
yang mudah larut. Pada beberapa komponen dalam campuran gas mudah larut
12
dalam cairan, kelarutan masing-masing gas tidak saling mempengaruhi bila gas
tidak dipengaruhi oleh sifat cairan. Ini hanya terjadi pada larutan ideal.
Karakteristik larutan ideal yaitu:
1) Gaya rata-rata tolak-menolak dan tarik-menarik dalam larutan tidak berubah,
dalam campuran bahan, volume larutan berubah secara linear:
2) Pada pencampuran bahan tidak ada panas yang diserap maupun yang
dilepaskan;
3) Tekanan uap total larutan berubah secara linear dengan komposisi.
Suatu alat yang banyak digunakan dalam absorpsi gas dan beberapa operasi
lain ialah menara isian. Alat ini terdiri dari sebuah kolom berbentuk sekunder atau
menara yang dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian
bawah, pemasukan zat cair dan distributornya pada bagian atas, sedang
pengeluaran gas dan zat cair masing-masing pada bagian atas dan bagian bawah
serta tower packing. Penyangga itu harus mempunyai fraksi ruang terbuka yang
cukup besar untuk mencegah terjadinya pembanjiran pada piring penyangga itu.
Zat cair yang masuk disebut weak liquor berupa pelarut murni atau larutan encer
zat terlarut di dalam pelarut, didistribusikan di atas isian itu dengan distributor,
sehingga pada operasi yang ideal membebaskan permukaan isian secara seragam.
Gas yang mengandung zat terlarut disebut fat gas, masuk ke ruang pendistribusian
yang terdapat di bawah isian dan mengalir ke atas melalui celah-celah antara isian
berlawanan arah dengan aliran zat cair. Isian itu memberikan permukaan yang
luas untuk kontak zatcair dan gas serta membantu terjadinya kontak antara kedua
fase.
Persyaratan pokok yang diperlukan untuk isian menara ialah:
1) Harus tidak bereaksi kimia dengan fluida di dalam menara,
2) Harus kuat, tetapi tidak terlalu berat,
3) Harus mengandung cukup banyak laluan untuk kedua arus tanpa terlalu
banyak zat cair yang terperangkap atau menyebabkan penurunan tekanan
terlalu tinggi,
4) Harus memungkinkan terjadinya kontak yang memuaskan antara zat cair
dengan gas,
13
5) Harus tidak terlalu mahal.
Prinsip-prinsip absorpsi tergantung pada banyaknya gas atau zat cair yang
akan diolah sifat-sifatnya, rasio antara kedua arus itu, tingkat perubahan
konsentrasi dan pada laju perpindahan massa persatuan volume isian. Laju
optimum zat cair untuk absorpsi didapatkan dengan menyeimbangkan biaya
operasi untuk kedua unit dan baiaya tetap untuk peralatan. Bila gas hanya
diumpankan ke dalam menara absorpsi, suhu di dalam menara itu berubah secara
menyolok dari dasar menara ke puncaknya. Kalor absorpsi zat terlarut
menyebabkan naiknya suhu larutan, penguapan pelarut cenderung menyebabkan
suhu turun. Efeknya secara menyeluruh ialah peningkatan suhu larutan, tetapi di
dekat dasar kolom suhu itu bisa sampai melewati maksimum. Bentuk profil suhu
bergantung pada laju penyerapan zat terlarut, penguapan dan kondensasi pelarut,
serta perpindahan kalor antara kedua fase. Laju absorpsi dapat dinyatakan dengan
4 cara yang berbeda yaitu:
1) Menggunakan koefisien individual,
2) Menggunakan koefisien menyeluruh atas dasar fase gas atau zat cair,
3) Menggunakan koefisien volumetrik,
4) Menggunakan koefisien persatuan luas.
2.3. Tipe Kolom Absorpsi
2.3.2. Wetted Wall Tower
Liquid dengan lapisan film yang tipis mengalir turun pada bagian dalam pipa
vertikal dengan aliran gas cocurrent atau countercurrent yang disebut dengan
wetted wall tower. Seperti yang telah digunakan pada studi teoritis perpindahan
massa, karena permukaan interfacial diantara fase dapat dikontrol dan mampu
diukur.Di industri, alat ini digunakan sebagai absorber hydrochloricacid, dimana
absorbsi disertai oleh panas yang sangat tinggi. Dalam keadaan ini wetted wall
tower dikelilingi dengan aliran cooling water. Alat multitube yang digunakan
untuk distilasi dimana liquid film dihasilkan pada bagian atas oleh kondensasi
parsial dari kenaikan vapour. Penurunan tekanan gas dalam tower ini mungkin
lebih lambat dari pada alat kontak gas-cair lainnya, untuk memberi perlengkapan
kondisi operasi.
14
2.3.3. Spray Tower dan Spray Chambers
Zat cair akan disemprotkan ke dalam gas stream oleh nozzle dimana zat cair
disebarkan ke dalam penurunan penyemprotan yang baik. Aliran mungkin
counter-current dalam towervertikal dengan penyemprotan zat cair ke bawah,
atau paralel, jika tower horizontal dilakukan spray chambers. Alat ini
menguntungkan pada tekanan rendah untuk gas, tetapi juga mempunya jumlah
yang tidak menguntungkan.Biaya pemompaan yang relatif tinggi diberikan untuk
penurunan tekanan dengan spray nozzle. Kecenderungan untuk menaikkan zat cair
oleh sisa gas dan kabut pembersih akan hampir selalu dibutuhkan. Kecuali kalau
diameter/ratio panjang sangat kecil, gas akan lebih baik dicampur sepenuhnya
oleh spray dan keuntungan aliran counter-current tidak akan didapatkan.
Diameter/ratio panjang tidak dapat dibuat sangat kecil karena itu spray harus
dengan cepat mencapai dinding tower dan menjadi tidak berguna sebagai spray.
2.3.4. Packed Tower
Packed Tower digunakan untuk kontak secara continue liquid dan gas untuk
kedua aliran yaitu counter-current dan co-current, kolom vertikal dimana diisi
dengan packing atau dengan memperluas permukaan kontak.