BAB 2 Trans Sector
-
Upload
yanuar-herdayana -
Category
Documents
-
view
210 -
download
5
Transcript of BAB 2 Trans Sector
BAB 2
MODEL PEMBELAJARAN PENGAMATAN LOKASI (TRANS SECTOR)
DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF
Pada bagian ini, penulis akan memaparkan mengenai literatur
kepustakaan sebagai landasan berpikir pada penulisan skripsi. Penelaahan yang
berada dalam kajian pustaka ini dari berbagai sumber tertulis yang berhubungan
dengan tema penelitian. Melalui sumber-sumber tersebut, diperoleh dasar
pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti dan langkah-langkah dalam
pemecahan masalah.
1.1. Kedudukan Pembelajaran Menulis Paragraf Deskriptif dalam KTSP
Standar isi pada KTSP SMA/MA yang memiliki standar kompetensi
kelulusan untuk pelajaran Bahasa Indonesia salah satunya adalah menulis.
Kompetensi menulis yang dimiliki siswa SMA/MA yaitu menuliskan informasi
dalam bentuk wacana untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran berupa naratif,
deskriptif, eksposisi, argumentatif, perpsuasif, naskah pidato, surat dinas,
ringkasa, rangkuman, berita, notulen dan berbagai macam karya sastra seperti
puisi, cerpen, naskah drama, dan esei.
Pada KTSP pembelajaran menulis paragraf deskriptif berada pada kelas
X semester 1 dengan standar kompetensi menulis yaitu mengungkapkan informasi
dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, eksposisi) dengan kompetensi
dasar menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif. Jadi, menulis
9
10
paragraf deskriptif memiliki peran penting dalam KTSP. Siswa dapat mendaftar
topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf deskriptif berdasarkan
hasil pengamatan.
Indikator pencapaian dalam menulis paragraf deskriptif adalah.
1) Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf deskriptif
berdasarkan hasil pengamatan.
2) Menyusun kerangka paragraf deskriptif.
3) Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf deskriptif.
4) Menggunakan frasa ajektif dalam paragraf deskriptif.
5) Menyunting paragraf deskriptif yang ditulis teman.
Pada uraian tersebut, terlihat bahwa menulis paragraf deskriptif memiliki
peran yang penting dalam KTSP.
1.2. Ihwal Menulis
1.2.1. Pengertian Menulis
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi menulis adalah
melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan
tulisan. Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau
informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa
dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.
Namun dengan semakin berkembangnya teknologi seperti saat ini, menulis juga
bisa dilakukan dengan menggunakan komputer atau laptop. Banyak definisi /
pengertian menulis yang di paparkan oleh para ahli.
11
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap tatap muka dengan
orang lain. Selain itu, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan
ekspresif (H. G. Tarigan,1994:3). Dalam bukunya (H. G. Tarigan,1994:21),
Tarigan juga menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh
seseorang,sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik
tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.
Dari beberapa pengertian menulis tersebut, penulis menyimpulkan bahwa
menulis adalah bentuk komunikasi secara tidak langsung dan diungkapkan
perasaan dan pikiran ke dalam sebuah tulisan.
1.2.2. Tujuan Menulis
Beberapa tujuan menulis anatara lain sebagai berikut.
1) Untuk memberikan suatu informasi
2) Untuk meyakinkan atau mendesak
3) Untuk menghibur atau menyenangkan
4) Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat.
Sehubungan dengan tujuan penulisan sesuatu tulisan, maka Hugo Hartig
dalam (H. G. Tarigan,1994:24) merangkum tujuan menulis sebagai berikut.
1) Tujuan Penugasan (Assigment Proses)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.
12
2) Tujuan Altruistik (Altruistic Purpose)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan
kedukaan pada pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai
perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih muda dan
lebih menyenangkan denagn karyanya itu.
3) Tujuan Persuasif (Persuasive purpose)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran
gagasan yang diutarakan.
4) Tujuan Informasional, tujuan penerangan (Informational Purpose)
Tujuan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan
kepada pembaca.
5) Tujuan Pernyataan Diri (Self-expressive purpose)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
6) Tujuan Kreatif (Creative Purpose)
Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.
7) Tujuan Pemecahan Masalah (Problem-Solving Purpose)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang
dihadapi.Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi serta meneliti
secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat
dimengerti dan diterima oleh para pembaca (Hipple, 1973:309-311).
Dalam tujuan menulis yang diutarakan oleh beberapa ahli, penulis
menyimpulkan bahwa tujuan menulis yaitu untuk mendapatkan hasil yang baik,
13
maka penulis harus dapat memanfaatkan situasi dengan tepat, dengan maksud
agar tulisan yang dibuat oleh penulis tidak menyimpang dari maksud dan tujuan
yang ditulis kepada pembaca.
1.2.3. Fungsi Menulis
Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat
komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena
memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir secara
kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-
hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-
masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. (H. G. Tarigan,
1994:22).
Sedangkan menurut Rusyana, (1986 :16) fungsi menulis adalah sebagi berikut.
1) Fungsi penataan
Pada waktu menulis, terjadi penataan gagasan, pikiran, pendapat imajinasi,
dan yang lainnya serta terhadap penggunaan bahasa untuk mewujudkannya.
2) Fungsi pengawetan
Menulis mempunyai fungsi untuk mengawetkan penguatan sesuatu dalam
wujud dokumen tertulis. Dokumen tersebut sangat berharga, misalnya,untuk
mengungkapakan zaman dahulu.
3) Fungsi penciptaan
Menulis dapat menciptakan atau mewujudkan sesuatu yang baru. Karangan
sastra, filsafat, dan keilmuwan mewujudkan fungsi demikian.
14
Bernard Percy secara rinci fungsi menulis adalah:
Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati
seperti kegelisahan, keinginan, amarah ;
a) Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang bisa
mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan (menancapkan pemahaman)
kedalam otaknya ;
b) Menulis dapat membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan,
perasaan harga diri artinya dengan menulis bisa melejitkan perasaan harga
diri yang semula rendah degan menulis dapat meningkatkan kesadaran dan
penyerapan terhadap lingkungan artinya orang yang menulis selalu
dituntut untuk terus menerus belajar sehinnga pengetahuannya menjadi
luas ;
c) Menulis dapat meningkatkan keterlibatan secara bersemangat bukannya
penerimaan yang pasrah,artinya dengan menulis seseorang akan menjadi
peka terhadap apa yang tidak benar disekitarnya sehinnga ia menjadi
seorang yang kreatif ;
d) Menulis mampu mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan
menggunakan bahasa artinya dengan menulis seseorang akan selalu
berusaha memilih bentuk bahasa yang tepat dan menggunakannya dengan
tepat pula.
15
1.2.4. Manfaat Menulis
Akhadiah Sabarti (1992:1) mengemukakan manfaat menulis adalah
sebagai berikut.
1) Mengenali kemampuan dan potensi diri kita
2) Dapat mengembangkan gagasan
3) Memperluas wawasan baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta
terkait
4) Dapat menjelaskan permasalahanyang semula masih samar bagi diri kita
sendiri
5) Dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara objektif
6) Lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisinya
secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret
7) Menjadi seorang penemu sekaligus pemecah masalah
8) Membiasakan kita berpikir serta berbahasa secara tertib
Menurut Djuherli dan Suherli (2001:121-126) dalam (Desti, 2010) ada
empat manfaat kegiatan menulis, diantaranya :
1) Wadah untuk menuangkan pendapat dan perasaan batin sehingga dapat
dipahami orang
2) Arena berlatih menyusun konsep dan kerangka berpikir secara ilmiah
3) Alat untuk menggali berbagai fosil ilmu yang masih terpendam
4) Untuk mengembangkan diri dalam melengkapi wawasan berpikir dan
keilmuan.
16
1.3. Ihwal Paragraf
1.3.1. Pengertian Paragraf
Alinea atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang pada umumnya
merupakan gabungan beberapa kalimat ( Finoza, 2010:189). Akhadiah, dkk
(1993: 111) mengemukakan bahwa paragraf merupakan inti perenungan buah
pikiran dalam sebuah paragraf. Dalam paragraf terkandung unit buah pikiran yang
didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat
pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat
penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk
membentuk sebuah gagasan.
Paragraf menurut Soedjito (1991: 3) merupakan bagian-bagian paragraf
yang terdiri dari kalimat-kalimat yang berhubung-hubungan secara utuh dan padu
serta merupakan kesatuan pikiran. Pengertian lain terdapat dalam buku yang
berjudul Terampil Menulis Paragraf, karangan Asul Wiyanto yang
mengemukakan bahwa paragraf adalah rangkaian kalimat yang secara bersama-
sama menjelaskan suatu unit gagasan penulis.
Wahyu Wibowo (2010: 122) memandang bahwa paragraf merupakan
miniatur dari sebuah tulisan yang bertalian secara utuh, sebagaimana
dikemukakaknnya bahwa:
Alinea atau paragraf dipercaya sebagai miniatur sebuah tulisan.
Dalam ungkapan lain, alinea pada hakikatnya adalah kesatuan pikiran yang lebih
tinggi dan lebih luas ketimbang kalimat. Ia merupakan himpunan kalimat yang
17
bertalian secara utuh atau koherens dan kohesi dalam rangka membentuk ide atau
gagasan .
Kunjana Rahadi (2009: 158) mengemukakan bahwa paragraf
merupakan bagian karangan tulis yang membentuk satu kesatuan pikiran ide atau
gagasan. Sementara paragraf menurut Asih (2006: 55) adalah satuan bahasa tulis
yang terdiri atas beberapa kalimat yang tersusun secara runut, logis, lengkap, utuh,
dan padu.
Berdasarkan beebrapa pengertian tersebut, dapat penulis simpulkan
bahwa paragraf adalah gabungan beberapa kalimat padu yang memiliki satu ide
pokok dan didukung oleh kalimat-kaliamt penjelas.
1.3.2. Syarat-Syarat Paragraf
Alinea atau paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat, yaitu (1)
adanya kesatuan, dan (2) adanya kepaduan (Finoza, 2010: 193).
1) Kesatuan Paragraf
Sebuah alinea dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam
alinea hanya membicarakan satu ide pokok. Apabila dalam sebuah alinea terdapat
kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti alinea
itu mempunyai lebih dari satu ide.
Contoh :
Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia. Sebelum menjadi guru, saya mempelajari bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh. Pekerjaan sehari-hari Obama adalah Presiden Amerika. Melalui perjuangannya, Obama berhasil menjadi Presiden Amerika. Obama termasuk Presiden Amerika Serikat yang populer. Amerika adalah megara kaya. Di Amerika perkembangan ilmu pengetahuan maju pesat,. Semua bahasa dipelajari untuk
18
kepentingan politik Amerika, termasuk bahasa Indonesia. Pernah terlintas di benak saya, satu hari nanti mungkin saya akan menjadi guru bahasa Indonesia di Amerika sana.
Dalam alinea itu ada tiga ide potensial untuk dikembangkan: (10 saya
sebagai guru bahasa Indonesia, (2) Obama sebagai Preseiden Amerika, dan (3)
Amerika adalah negara kaya. Selain itu, tidak seluruh kaliamt penjelas
mendukung ide pokok, misalnya kalimat (2) Sebelum menjadi guru, saya
mempelajari bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh.Jika dilihat dari maksud
utama penulisnya, yaitu hendak menjelaskan kedudukannya sebagai guru, maka
“usaha yang sungguh-sungguh” tidak relevan diungkapkan dalam konteks
tersebut. Berikut perbaikan dari paragraf tersebut.
Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak hanya diajarkan di Indonesia, tetapi juga di mancanegara termasuk Amerika. Pernah terlintas di benak saya, satu hari nanti mungkin saya akan menjadi guru bahasa Indonesia di Amerika sana.
. Pekerjaan sehari-hari Obama adalah Presiden Amerika. Jabatan itu diperolehnya melalui perjuangan yang gigih. Obama termasuk Presiden Amerika yang populer.
Amerika adalah negara kaya. Di Amerika perkembangan ilmu pengetahuan maju pesat. Di sana, semua bahasa yang besar termasuk bahasa Indonesia dipelajari untuk kepentingan politik Amerika.
2) Kepaduan Paragraf
Kepaduan alinea akan terwujud jika aliran kalimat dalam alinea berjalan
mulus dan lancar serta logis. Untuk itu, repitisi kata dan frasa, jasa kata ganti, kata
dan frasa penghubung dapat dimanfaatkan untuk memadukan alinea. Berikut
contoh alinea yang dibentuk dengan repitisi kata dan frasa.
19
Faktur adalah tanda bukti penjualan barang. Faktur ada dua macam, (1) faktur berkuitansi, (2) faktur tanpa kuitansi. Faktur berkuitansi umumnya dipakai untuk penjualan tunai. Faktur tanpa kuitansi dapat dipakai baik untuk penjualan tunai maupun kredit.
Pengulangan kata atau frasa seperti yang dicontohkan di atas tidak boleh
terllau sering dilakukan karena dapat menimbulkan ras bosan dan jenuh pada
pembaca. Repetisi nama orang, misalnya, hendaklah diselingi dengan kata ganti
atau dengan frasa. Berikut contoh paragrafnya.
Salah satu presiden yang unik dan nyentrik di dunia ini adalah Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Beliau dapat terpilih menjadi presiden walaupun mempunyai penglihatan yang tidak sempurna, bahkan dapat dikatakan nyaris buta. Presiden ke-4 Republik Indonesia ini di awal masa jabatannya terlalu sering melakukan kunjungan ke luar negeri sehingga mengundang kritik pedas terutama dari lawan politiknya. Kiai dari Jawa Timur tersebut juga sering mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dan inkonsisten. Akibatnya, dia sering diminta untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, mantan ketua PBNU itu tetap pada prinsipnya dan tidak bergeming menghadapi semua itu.
Dalam paragraf di atas, Presiden Abdurrahman Wahid digantikan dengan
Gus Dur; Presiden ke-4 Republik Indonesia; Kyai dari Jawa Timur; dia; mantan
ketua PBNU. Selain penggunaan kata gantinya, dalam paragraf di atas digunakan
kata sambung bahkan dan kata kata penghubung antarkalimat akibatnya dan
namun.
1.3.3. Jenis Paragraf
Paragraf banyak ragamnya. Untuk membedakan yang satu dari yang lain,
paragraf dapat dikelompokkan (1) menurut posisi kalimat topiknya, (2) menurut
sifat isinya, dan (3) menurut fungsinya dalam karangan (Finoza, 2010: 198)
20
Menurut Finoza (2010: 198) berdasarkan posisi kalimatnya, paragraf
dibagi empat jenis, yakni (1) paragraf deduktif, (2) paragraf induktif, (3) paragraf
deduktif-induktif, dan (4) paragraf penuh kalimat topik.
1) Paragraf Deduktif
Apabila kalimat topik ditempatkan pada awal paragraf akan terbentuk
paragraf deduktif, yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan
terlebih dahulu, llau menyusul uraian atau rincian permasalahan paragraf.
Contoh :
Demam berdarah dengue masih menjadi ancaman di seluruh belahan dunia. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah korban tiap tahun. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh curah hujan yang sangat tinggi terutama di daerah Asia Timur dan Asia Selatan. Jumlah penderitanya setiap tahun selalu mengalami peningkatan dan 95% penderitanya adalah anak-anak di bawah 15 tahun.
2) Paragraf Induktif
Apabila kalimat pokok ditempatkan pada akhir paragraf akan terbentuk
paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,
barulah diakhiri dengan pokok permasalahan paragraf.
Contoh :
Pada waktu anak didik memasuki pendidikan formal, pendidikan bahasa Indonesia secara metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerah. SEtelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali mempergunakan bahasa daerah dengan teman-temannya atau orang tuanya. ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah. jam sekolah hanya berlangsung selama beberapa jam. Baik waktu istirahat ataupun diantara jam-jam pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap digunakan. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya penutur asli bahasa daeah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan tetap maju.
21
3) Paragraf Deduktif – Induktif
Apabila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf,
terbentuklah paragraf campuran deduktif – induktif. Kalimat pada akhir
paragraf umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada
awal paragraf.
Contoh:
Chairil Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai bahwa ia seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu" memperlihatkan adanya perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang terhadap Chairil berbeda-beda. Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada 1945
4) Paragraf Penuh Kalimat Topik
Ada paragraf yang mempunyai kalimat – kalimat yang sama pentingnya
sehingga tidak satu pun kalimatnya yag bukan kalimat topik. Kondisi ini
mengakibatkan terbentuknya paragraf penuh kalimat topik. Paragraf semacam
ini sering dijumpai dalam uraian – uraian yang bersifat deskriptif dan naratif
terutama dalam karangan fiksi.
Contoh :
Pagi hari itu aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku.
22
Menurut Finoza (2010: 198) berdasarkan sifat isinya, paragraf dibagi
menjadi lima, yaitu (1) paragraf persuatif, (2) paragraf argumentatif, (3) paragraf
naratif, paragraf deskriptif, dan (5) paragraf ekspositoris.
1) Paragraf persuasif, yaitu paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara
mempengaruhi atau mengajak pembaca.
Contoh Paragraf Persuasif
Beras organik lebih menguntungkan daripada beras nonorganik . Mutu beras organik lebih sehat , awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik tidak mencemari lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia.Keuntungan yang didapat para petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik mendapatkan keuntungan 34 % dari biaya prduksi, sedangkan petani beras nonorganik hanya mendapat keuntungan 16 % dari biaya produksi. Oleh karena itu, mari kita bertani dengan cara organik agar lebih mnguntungkan dan dapat meningkatkan taraf hidup.
2) Paragraf argumentatif yaitu paragraf yang membahas suatu masalah dengan
bukti-bukti atau alasan yang mendukung.
Contoh Paragraf Argumentasi
Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin bertambah. Mereka memenuhi jalan-jalan utama di pusat kota dengan segala tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara mereka lakukan agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan hingga yang paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan cara meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika krisis ekonomi melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan menjadi penyebab kesulitan hidup di segala sektor/bidang.
3) Paragraf naratif, yaitu paragraf yang menuturkan peristiwa atau keadaan
dalam bentuk cerita.
Contoh Paragraf Naratif
Hari-hariku sebagai pekerja perempuan di perusahaan industri makanan olahan sangat padat dan melelahkan. Bayangkan pagi-pagi sekali aku harus
23
bangun dan menyiapkan sarapan anak-anakku. Sebelumnya, aku tentu harus memandikan mereka karena anak-anakku masih kecil. Sambil aku ganti baju kerja, aku sempatkan menyuapi anakku yang paling kecil. Setelah beres urusan rumah, segera aku berlari untuk mengejar angkutan yang mengangkutku ke jalan raya yang dilalui bus.
4) Paragraf deskriptif, yaitu paragraf yang melukiskan atau memerikan sesuatu.
Contoh Paragraf Deskriptif
Pantai Nusa Penida memiliki tata keindahan alam yang menarik, khususnya bagi wisatawan yang mendambakan suasana nyaman, tenang, jauh dari kebisingan kota. Pohon-pohonnya rindang. Bentangan lautnya luas. Bagi penyelam , Pantai Nusa Penida juga menawarkan keindahan ikan laut yang sedang berenang. Pemda Bali harus menata dan mengelola Pantai Nusa Penida sebagai tujuan wisata alternatif.
5) Paragraf ekspositoris, yaitu paragraf yang memaparkan suatu fakta atau
kejadian tertentu.
Contoh Paragraf Eskpositoris
Pemerintah akan memberikan bantuan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapatkan bantuan sekitar 10 juta.warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapatkan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawalan dari pihak LSM
Berdasarkan fungsinya dalam karangan, paragraf dapat dibedakan atas tiga
macam, yaitu (1) paragraf pembuka, (2) paragraf pengembang, dan (3) paragraf
penutup. Ketiga jenis paragraf itu memiliki fungsi tersendiri yang
membedakannya satu sama lain.
24
1) Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan
dalam karangan. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan, paragraf
pembuka harus dapat difungsikan untuk :
a) menghantar pokok pembicaraan;
b) menarik minat dan perhatian pembaca;
c) menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh
karanagan.
2) Paragraf Pengembang
Paragraf ini bertujuan mengembangkan topik atau pokok pembicaraan yag
sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Ilustrasi dan contoh-
contoh, inti permasalahan, dan uraian pembahasan adalah isi sebuah paragraf
pengembang. Paragraf pengembang di dalam karangan dapat difungsikan
untuk:
a) mengemukakan inti persoalan,
b) memberi ilustrasi atau contoh,
c) menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya,
d) meringkas paragraf sebelumnya,
e) mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.
25
3) Paragraf Penutup
Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau
simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali
maksud penulis agar lebih jelas.
1.4. Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan
jelas dan terperinci. Paragraf deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan
gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah
dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskriptifkan
Deskriptif dari bahasa Inggris yaitu description yang tentu saja
berhubungan dengan kata kerjanya (melukiskan dengan bahasa). Jadi deskriptif
merupakan karangan atau paragraf yang lebih menonjolkan aspek pelukisan atau
penggambaran sebuah benda sebagaimana adanya. Hal tersebut sesuai dengan asal
katanya, yaitu describere yang berarti menulis tentang atau membeberkan suatu
hal (Finoza, 1993:217). Deskriptif adalah pemaparan atau penggambaran dengan
kata-kata suatu benda, tempat, suasana dan keadaan. Seorang penulis deskprisi
mengaharapkan pembacanya dapat melihat tentang sesuatu yang dilihatnya.
Deskrpsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian
dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari obyek yang
sedang dibicarakan (Tarigan, 1982: 93). Kata deskriptif berasal dari kata Latin
describere yang berarti menulis tentang, atau membeberkan sesuatu hal.
Sebaliknya kata deskriptif dapat diterjemahkan yang berarti ‘melukiskan sesuatu’.
26
Kesimpulan mengenai Paragraf deskriptif adalah paragraf yang
menggambarkan atau melukiskan suatu hal sesuai dengan ciri-ciri dan sifat
sebagai hasil penginderaan, perasaan, perilaku jiwa sehingga merasakan apa yang
dirasakannya. Paragraf deskriptif juga mengharapkan pembaca ikut merasakan
suatu hal yang dilihatnya.
1.1.1. Ciri-Ciri Paragraf Deskriptif
Paragraf deskriptif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1) Menggambarkan atau melukiskan sesuatu
2) Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan
kesan indera
3) Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami
sendiri
1.1.2. Pola Pengembangan Paragraf Deskriptif
Pola pengembangan dalam pargraf deskriptif adalah sebagai berikut.
1) Pola Spasial
Pola spasial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas
ruang dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari
timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya.
Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan
landasan urutan geografis. Deskriptif mengenai sebuah gedung bertingkat dapat
dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir,
27
penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari
siang, sore, hingga malam.
2) Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan
tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang
tidak sama dengan pola sudut spasial. Dalam pola ini penggambaran berpatokan
pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek yang digambarkannya itu.
Untuk menggambarkan sesuatu tempat atau keadaan, pertama-tama penulis
mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan
berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang terdapat dalam tempat itu,
yakni mulai dari yang terdekat kepada yang terjauh.
1.1.3. Objek Paragraf Deskriptif
Menurut Keraf (1982) Objek dalam paragraf deskriptif memiliki dua
macam, yaitu (1) Deskriptif tempat dan (2) Deskriptif orang.
1) Deskriptif Tempat
Menurut Keraf (1982 : 132) tempat yang menjadi latar dari tiap peristiwa
biasanya dilukiskan dengan bermacam-macam cara, sesuai dengan keadaan atau
selera pengarangnya. Sebelum penulis menetapkan caranya untuk mengadakan
deskriptif atas sebuah tempat, ia harus mempertimbangkan semasak-masaknya
beberapa pokok persoalan, sebagai dasar untuk menyusun deskriptif itu. Jadi
28
deskriptif tempat adalah sebuah gambaran mengenai suatu wilayah atau
lingkungan. Tempat merupakan gelanggang berlangsungnya peristiwa-peristiwa.
Tempat selalu dijadikan latar dalam pengisahan-pengisahan, entah kisah tersebut
merupakan peristiwa yang sesungguhnya terjadi, entah kisah yang dibuat
berdasarkan fantasi pengarang semata-mata.
Menurut Keraf (1982 : 135) ada beberapa aspek yang menjadi dasar untuk
mendeskripsikan tempat adalah sebagi berikut.
a) Suasana hati
Untuk melukiskan suatu tempat, pengarang harus menetapkan suasana
hati yang manakah yang kiranya paling menonjol untuk dijadikan landasan.
Hal pertama yaitu harus menetapkan suasana hati, karena berhasil tidaknya
kesan yang ditimbulkan bergantung dari hubungan timbal-balik antar tempat
dan suasana hati.
b) Bagian yang relevan
Penulis mengadakan pilihan atas bagian yang paling relevan untuk
dapat menggambarkan suasana hati itu. Kegagalan dalam seleksi akan
mengakibatkan pembaca tidak dapat menciptakan kembali suasana hati dalam
pikiran atau hatinya.
29
c) Urutan penyajian
Setelah menetapkan seleksi terhadap bagian yang dianggapnya paling
relevan, pengarang menetapkan urutan yang paling baik bagi penampilan
detail-detailnya, seperti bagian yang harus ditempatkan terlebih dahulu, atau
bagian yang harus ditempatkan kemudian. Pengarang menyusun urutan
berdasarkan tingkat kepentingan menuju ke suatu kepentingan yang lebih
tinggi, maka ia harus membuat urutan yang ebrsifat klimaks.
Detail yang dimasukan dalam daftar pengarang sejauh mungkin
merupakan bagian yang mempunyai hubungan langsung dengan pancaindera
manusia, yaitu bagian yang dapat diperhatikan oleh manusia melalui
pancainderanya.
2) Deskriptif Orang
Seorang pengarang akan berhasil membuat deskriptif tentang bentuk
tubuh, wajah dan anggota badan yang dapat diperhatikan oleh pancainderanya,
namun deskriptif mengenai hal-hal yang berada di balik fisik seseorang,
merupakan suatu masalah yang sangat berlainan (Keraf, 1982 : 148).
Ada beberapa aspek yang dikemukakan dalam bukunya (Keraf, 1982 :
149), yaitu.
a) Deskriptif Keadaan Fisik
Deskriptif fisik bertujuan memberi gambaran yang se jelas-jelasnya
tentang keadaan tubuh seorang tokoh deskripsi ini banyak bersifat objektif.
30
b) Deskriptif Keadaan Sekitar
Deskriptif keadaan sekitar, yaitu penggambaran keadaan yang
mengelilingi sang tokoh, pekerjaan atau jabatan, pakaian, tempat kediaman,
dan kendaraan, yang ikut menggambarkan watak seseorang.
c) Deskriptif Watak atau Tingkah Perbuatan
Mendeskripsikan watak seseorang memang paling sulit dilakukan. Kita
harus mampu menafsirkan tabir yang terkandung dibalik fisik manusia.
Dengan kecermatan dan keahlian kita, kita harus mampu mengidentifikasi
unsur-unsur dan kepribadian seorang tokoh. Kemudian, menampilkan dengan
jelas unsur-unsur yang dapat memperlihatkan karakter yang digambarkan.
d) Deskriptif Gagasan Tokoh
Deskriptif gagasan tokoh tidak dapat diserap oleh pancaindera manusia.
Namun, antara perasaan dan unsur fisik mempunyai hubungan yang erat.
Pancaran wajah, pandangan mata, gerak bibir, dan gerak tubuh merupakan
petunjuk tentang keadaan perasaan seseorang pada waktu itu.
1.1.4. Langkah-Langkah Menulis Paragraf Deskriptif
Ada beberapa langkah yang terdapat dalam paargraf deskriptif (Rusyana
dalam Fitriani, 2005:20), yaitu :
1) Menemukan objek yang akan dijadikan ide atau bahan.
2) Mengamati secara cermat, terperinci dan sungguh-sungguh.
31
3) Mengumpulkan data, informasi yang menunjang objek pengamatan.
4) Mewujudkan ide yang sudah terolah dalam diri dan pikiran penuh daya
imajinasi dengan perantara bahasa karangan.
5) Mengolah objek dalam pikiran dan daya cipta.
6) Menghadirkan karangan atau paragraf lukisan di hadapan pembaca.
1.5. Diksi
Menurut Keraf (2009: 24) terdapat tiga kesimpulan utama mengenai
diksi. Pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang
dipakai untuk menyampaikan sesuatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan
yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat
nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ungun disampaikan, dan kemampuan
untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan
sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau
perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud dengan
pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang
dimiliki oleh sebuah bahasa.
32
1.6. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah melaksanakan tugas melalui serangkaian
aktivitas (Dananjaya, 2010). Aktivitas pertama adalah mengamati dengan
menghitung, mengukur, menimbang, mengklasifikasi, mencari hubungan dengan
ruang dan waktu. Kedua, membuat hipotesis atau prediksi. Ketiga, merencanakan
penerapan kegiatan seperti kegiatan mengamati lingkungan sekitar baik tempat
ataupun orang. Keempat, menyusun kerangka untuk mendeskripsikan hasil yang
telah di amati.
1.7. Model Pembelajaran Pengamatan Lokasi (Trans Sector)
Model pembelajaran ini merupakan suatu kunjungan ke lokasi atau biasa
disebut Trans Sector. Pengamatan inovasi ini semata-mata melatih para siswa
untuk peduli pada alam sekitar dan mengumpulkan informasi ‘sambil lalu’ dan
membangkitkan rasa penasaran ingin tahu dibalik benda-benda fisik yang diamati,
menjadi kekayaan informasi yang telah menjadi dasar dan memicu keingin tahuan
lebih luas melalui perhitungan, pengklasifikasian, dan analisis. Guru harus
membatasi arah kegiatan untuk tidak menimbulkan beban pikiran siswa karena
diminta lebih banyak tahu, tidak juga membatasi minat siswa sehingga dirasa
membosankan (Dananjaya, 2010 : 134).
Langkah-langkah pembelajaran (Dananjaya, 2010)
1) Memberikan stimulus dengan membahas hal-hal di sekitar sekolah.
2) Kelas dibagi kedalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok
ditugaskan ke lokasi yang berbeda.
33
3) Setiap kelompok merencanakan secara sederhana objek yang akan diamati
(yang menjadi sektor pengamatan).
4) Setiap kelompok mengunjungi lokasi pengamatan.
5) Setelah waktu habis, siswa kembali ke kelas. Mereka ditugaskan merapikan
catatannya, kemudian melaporkan dan menyampaikan hasilnya pada diskusi
kelas.
1.8. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010:
110). Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis paragraf
deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 23 Bandung sebelum dan sesudah
menerapkan model pembelajaran pengamatan lokasi (Trans Sector).
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis
paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 23 Bandung sebelum dan sesudah
menerapkan model pembelajaran pengamatan lokasi (Trans Sector).