BAB 2 Trans Sector

38
BAB 2 MODEL PEMBELAJARAN PENGAMATAN LOKASI (TRANS SECTOR) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF Pada bagian ini, penulis akan memaparkan mengenai literatur kepustakaan sebagai landasan berpikir pada penulisan skripsi. Penelaahan yang berada dalam kajian pustaka ini dari berbagai sumber tertulis yang berhubungan dengan tema penelitian. Melalui sumber- sumber tersebut, diperoleh dasar pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti dan langkah-langkah dalam pemecahan masalah. 2.1. Kedudukan Pembelajaran Menulis Paragraf Deskriptif dalam KTSP Standar isi pada KTSP SMA/MA yang memiliki standar kompetensi kelulusan untuk pelajaran Bahasa Indonesia salah satunya adalah menulis. Kompetensi menulis yang dimiliki siswa SMA/MA yaitu menuliskan 9

Transcript of BAB 2 Trans Sector

Page 1: BAB 2 Trans Sector

BAB 2

MODEL PEMBELAJARAN PENGAMATAN LOKASI (TRANS SECTOR)

DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPTIF

Pada bagian ini, penulis akan memaparkan mengenai literatur

kepustakaan sebagai landasan berpikir pada penulisan skripsi. Penelaahan yang

berada dalam kajian pustaka ini dari berbagai sumber tertulis yang berhubungan

dengan tema penelitian. Melalui sumber-sumber tersebut, diperoleh dasar

pengetahuan tentang masalah yang akan diteliti dan langkah-langkah dalam

pemecahan masalah.

1.1. Kedudukan Pembelajaran Menulis Paragraf Deskriptif dalam KTSP

Standar isi pada KTSP SMA/MA yang memiliki standar kompetensi

kelulusan untuk pelajaran Bahasa Indonesia salah satunya adalah menulis.

Kompetensi menulis yang dimiliki siswa SMA/MA yaitu menuliskan informasi

dalam bentuk wacana untuk mengungkapkan perasaan dan pikiran berupa naratif,

deskriptif, eksposisi, argumentatif, perpsuasif, naskah pidato, surat dinas,

ringkasa, rangkuman, berita, notulen dan berbagai macam karya sastra seperti

puisi, cerpen, naskah drama, dan esei.

Pada KTSP pembelajaran menulis paragraf deskriptif berada pada kelas

X semester 1 dengan standar kompetensi menulis yaitu mengungkapkan informasi

dalam berbagai bentuk paragraf (naratif, deskriptif, eksposisi) dengan kompetensi

dasar menulis hasil observasi dalam bentuk paragraf deskriptif. Jadi, menulis

9

Page 2: BAB 2 Trans Sector

10

paragraf deskriptif memiliki peran penting dalam KTSP. Siswa dapat mendaftar

topik-topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf deskriptif berdasarkan

hasil pengamatan.

Indikator pencapaian dalam menulis paragraf deskriptif adalah.

1) Mendaftar topik- topik yang dapat dikembangkan menjadi paragraf deskriptif

berdasarkan hasil pengamatan.

2) Menyusun kerangka paragraf deskriptif.

3) Mengembangkan kerangka yang telah disusun menjadi paragraf deskriptif.

4) Menggunakan frasa ajektif dalam paragraf deskriptif.

5) Menyunting paragraf deskriptif yang ditulis teman.

Pada uraian tersebut, terlihat bahwa menulis paragraf deskriptif memiliki

peran yang penting dalam KTSP.

1.2. Ihwal Menulis

1.2.1. Pengertian Menulis

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia definisi menulis adalah

melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan

tulisan. Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau

informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Menulis biasa

dilakukan pada kertas dengan menggunakan alat-alat seperti pena atau pensil.

Namun dengan semakin berkembangnya teknologi seperti saat ini, menulis juga

bisa dilakukan dengan menggunakan komputer atau laptop. Banyak definisi /

pengertian menulis yang di paparkan oleh para ahli.

Page 3: BAB 2 Trans Sector

11

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap tatap muka dengan

orang lain. Selain itu, menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan

ekspresif (H. G. Tarigan,1994:3). Dalam bukunya (H. G. Tarigan,1994:21),

Tarigan juga menyatakan bahwa menulis ialah menurunkan atau melukiskan

lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh

seseorang,sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

Dari beberapa pengertian menulis tersebut, penulis menyimpulkan bahwa

menulis adalah bentuk komunikasi secara tidak langsung dan diungkapkan

perasaan dan pikiran ke dalam sebuah tulisan.

1.2.2. Tujuan Menulis

Beberapa tujuan menulis anatara lain sebagai berikut.

1) Untuk memberikan suatu informasi

2) Untuk meyakinkan atau mendesak

3) Untuk menghibur atau menyenangkan

4) Untuk mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat.

Sehubungan dengan tujuan penulisan sesuatu tulisan, maka Hugo Hartig

dalam (H. G. Tarigan,1994:24) merangkum tujuan menulis sebagai berikut.

1) Tujuan Penugasan (Assigment Proses)

Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.

Penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemauan sendiri.

Page 4: BAB 2 Trans Sector

12

2) Tujuan Altruistik (Altruistic Purpose)

Penulis bertujuan untuk menyenangkan para pembaca, menghindarkan

kedukaan pada pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai

perasaan dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih muda dan

lebih menyenangkan denagn karyanya itu.

3) Tujuan Persuasif (Persuasive purpose)

Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran

gagasan yang diutarakan.

4) Tujuan Informasional, tujuan penerangan (Informational Purpose)

Tujuan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan

kepada pembaca.

5) Tujuan Pernyataan Diri (Self-expressive purpose)

Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang

pengarang kepada para pembaca.

6) Tujuan Kreatif (Creative Purpose)

Tulisan yang bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian.

7) Tujuan Pemecahan Masalah (Problem-Solving Purpose)

Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang

dihadapi.Penulis ingin menjelaskan, menjernihkan serta menjelajahi serta meneliti

secara cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat

dimengerti dan diterima oleh para pembaca (Hipple, 1973:309-311).

Dalam tujuan menulis yang diutarakan oleh beberapa ahli, penulis

menyimpulkan bahwa tujuan menulis yaitu untuk mendapatkan hasil yang baik,

Page 5: BAB 2 Trans Sector

13

maka penulis harus dapat memanfaatkan situasi dengan tepat, dengan maksud

agar tulisan yang dibuat oleh penulis tidak menyimpang dari maksud dan tujuan

yang ditulis kepada pembaca.

1.2.3. Fungsi Menulis

Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat

komunikasi yang tidak langsung. Menulis sangat penting bagi pendidikan karena

memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita berpikir secara

kritis. Juga dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-

hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan masalah-

masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman. (H. G. Tarigan,

1994:22).

Sedangkan menurut Rusyana, (1986 :16) fungsi menulis adalah sebagi berikut.

1) Fungsi penataan

Pada waktu menulis, terjadi penataan gagasan, pikiran, pendapat imajinasi,

dan yang lainnya serta terhadap penggunaan bahasa untuk mewujudkannya.

2) Fungsi pengawetan

Menulis mempunyai fungsi untuk mengawetkan penguatan sesuatu dalam

wujud dokumen tertulis. Dokumen tersebut sangat berharga, misalnya,untuk

mengungkapakan zaman dahulu.

3) Fungsi penciptaan

Menulis dapat menciptakan atau mewujudkan sesuatu yang baru. Karangan

sastra, filsafat, dan keilmuwan mewujudkan fungsi demikian.

Page 6: BAB 2 Trans Sector

14

Bernard Percy secara rinci fungsi menulis adalah:

Sarana untuk mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati

seperti kegelisahan, keinginan, amarah ;

a) Menulis sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang bisa

mengikat kuat suatu ilmu pengetahuan (menancapkan pemahaman)

kedalam otaknya ;

b) Menulis dapat membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan,

perasaan harga diri artinya dengan menulis bisa melejitkan perasaan harga

diri yang semula rendah degan menulis dapat meningkatkan kesadaran dan

penyerapan terhadap lingkungan artinya orang yang menulis selalu

dituntut untuk terus menerus belajar sehinnga pengetahuannya menjadi

luas ;

c) Menulis dapat meningkatkan keterlibatan secara bersemangat bukannya

penerimaan yang pasrah,artinya dengan menulis seseorang akan menjadi

peka terhadap apa yang tidak benar disekitarnya sehinnga ia menjadi

seorang yang kreatif ;

d) Menulis mampu mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan

menggunakan bahasa artinya dengan menulis seseorang akan selalu

berusaha memilih bentuk bahasa yang tepat dan menggunakannya dengan

tepat pula.

Page 7: BAB 2 Trans Sector

15

1.2.4. Manfaat Menulis

Akhadiah Sabarti (1992:1) mengemukakan manfaat menulis adalah

sebagai berikut.

1) Mengenali kemampuan dan potensi diri kita

2) Dapat mengembangkan gagasan

3) Memperluas wawasan baik secara teoritis maupun mengenai fakta-fakta

terkait

4) Dapat menjelaskan permasalahanyang semula masih samar bagi diri kita

sendiri

5) Dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara objektif

6) Lebih mudah memecahkan permasalahan, yaitu dengan menganalisinya

secara tersurat dalam konteks yang lebih konkret

7) Menjadi seorang penemu sekaligus pemecah masalah

8) Membiasakan kita berpikir serta berbahasa secara tertib

Menurut Djuherli dan Suherli (2001:121-126) dalam (Desti, 2010) ada

empat manfaat kegiatan menulis, diantaranya :

1) Wadah untuk menuangkan pendapat dan perasaan batin sehingga dapat

dipahami orang

2) Arena berlatih menyusun konsep dan kerangka berpikir secara ilmiah

3) Alat untuk menggali berbagai fosil ilmu yang masih terpendam

4) Untuk mengembangkan diri dalam melengkapi wawasan berpikir dan

keilmuan.

Page 8: BAB 2 Trans Sector

16

1.3. Ihwal Paragraf

1.3.1. Pengertian Paragraf

Alinea atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang pada umumnya

merupakan gabungan beberapa kalimat ( Finoza, 2010:189). Akhadiah, dkk

(1993: 111) mengemukakan bahwa paragraf merupakan inti perenungan buah

pikiran dalam sebuah paragraf. Dalam paragraf terkandung unit buah pikiran yang

didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat

pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai pada kalimat

penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk

membentuk sebuah gagasan.

Paragraf menurut Soedjito (1991: 3) merupakan bagian-bagian paragraf

yang terdiri dari kalimat-kalimat yang berhubung-hubungan secara utuh dan padu

serta merupakan kesatuan pikiran. Pengertian lain terdapat dalam buku yang

berjudul Terampil Menulis Paragraf, karangan Asul Wiyanto yang

mengemukakan bahwa paragraf adalah rangkaian kalimat yang secara bersama-

sama menjelaskan suatu unit gagasan penulis.

Wahyu Wibowo (2010: 122) memandang bahwa paragraf merupakan

miniatur dari sebuah tulisan yang bertalian secara utuh, sebagaimana

dikemukakaknnya bahwa:

Alinea atau paragraf dipercaya sebagai miniatur sebuah tulisan.

Dalam ungkapan lain, alinea pada hakikatnya adalah kesatuan pikiran yang lebih

tinggi dan lebih luas ketimbang kalimat. Ia merupakan himpunan kalimat yang

Page 9: BAB 2 Trans Sector

17

bertalian secara utuh atau koherens dan kohesi dalam rangka membentuk ide atau

gagasan .

Kunjana Rahadi (2009: 158) mengemukakan bahwa paragraf

merupakan bagian karangan tulis yang membentuk satu kesatuan pikiran ide atau

gagasan. Sementara paragraf menurut Asih (2006: 55) adalah satuan bahasa tulis

yang terdiri atas beberapa kalimat yang tersusun secara runut, logis, lengkap, utuh,

dan padu.

Berdasarkan beebrapa pengertian tersebut, dapat penulis simpulkan

bahwa paragraf adalah gabungan beberapa kalimat padu yang memiliki satu ide

pokok dan didukung oleh kalimat-kaliamt penjelas.

1.3.2. Syarat-Syarat Paragraf

Alinea atau paragraf yang efektif harus memenuhi dua syarat, yaitu (1)

adanya kesatuan, dan (2) adanya kepaduan (Finoza, 2010: 193).

1) Kesatuan Paragraf

Sebuah alinea dikatakan mempunyai kesatuan jika seluruh kalimat dalam

alinea hanya membicarakan satu ide pokok. Apabila dalam sebuah alinea terdapat

kalimat yang menyimpang dari masalah yang sedang dibicarakan, berarti alinea

itu mempunyai lebih dari satu ide.

Contoh :

Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia. Sebelum menjadi guru, saya mempelajari bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh. Pekerjaan sehari-hari Obama adalah Presiden Amerika. Melalui perjuangannya, Obama berhasil menjadi Presiden Amerika. Obama termasuk Presiden Amerika Serikat yang populer. Amerika adalah megara kaya. Di Amerika perkembangan ilmu pengetahuan maju pesat,. Semua bahasa dipelajari untuk

Page 10: BAB 2 Trans Sector

18

kepentingan politik Amerika, termasuk bahasa Indonesia. Pernah terlintas di benak saya, satu hari nanti mungkin saya akan menjadi guru bahasa Indonesia di Amerika sana.

Dalam alinea itu ada tiga ide potensial untuk dikembangkan: (10 saya

sebagai guru bahasa Indonesia, (2) Obama sebagai Preseiden Amerika, dan (3)

Amerika adalah negara kaya. Selain itu, tidak seluruh kaliamt penjelas

mendukung ide pokok, misalnya kalimat (2) Sebelum menjadi guru, saya

mempelajari bahasa Indonesia dengan sungguh-sungguh.Jika dilihat dari maksud

utama penulisnya, yaitu hendak menjelaskan kedudukannya sebagai guru, maka

“usaha yang sungguh-sungguh” tidak relevan diungkapkan dalam konteks

tersebut. Berikut perbaikan dari paragraf tersebut.

Pekerjaan saya sehari-hari adalah guru bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia tidak hanya diajarkan di Indonesia, tetapi juga di mancanegara termasuk Amerika. Pernah terlintas di benak saya, satu hari nanti mungkin saya akan menjadi guru bahasa Indonesia di Amerika sana.

. Pekerjaan sehari-hari Obama adalah Presiden Amerika. Jabatan itu diperolehnya melalui perjuangan yang gigih. Obama termasuk Presiden Amerika yang populer.

Amerika adalah negara kaya. Di Amerika perkembangan ilmu pengetahuan maju pesat. Di sana, semua bahasa yang besar termasuk bahasa Indonesia dipelajari untuk kepentingan politik Amerika.

2) Kepaduan Paragraf

Kepaduan alinea akan terwujud jika aliran kalimat dalam alinea berjalan

mulus dan lancar serta logis. Untuk itu, repitisi kata dan frasa, jasa kata ganti, kata

dan frasa penghubung dapat dimanfaatkan untuk memadukan alinea. Berikut

contoh alinea yang dibentuk dengan repitisi kata dan frasa.

Page 11: BAB 2 Trans Sector

19

Faktur adalah tanda bukti penjualan barang. Faktur ada dua macam, (1) faktur berkuitansi, (2) faktur tanpa kuitansi. Faktur berkuitansi umumnya dipakai untuk penjualan tunai. Faktur tanpa kuitansi dapat dipakai baik untuk penjualan tunai maupun kredit.

Pengulangan kata atau frasa seperti yang dicontohkan di atas tidak boleh

terllau sering dilakukan karena dapat menimbulkan ras bosan dan jenuh pada

pembaca. Repetisi nama orang, misalnya, hendaklah diselingi dengan kata ganti

atau dengan frasa. Berikut contoh paragrafnya.

Salah satu presiden yang unik dan nyentrik di dunia ini adalah Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur. Beliau dapat terpilih menjadi presiden walaupun mempunyai penglihatan yang tidak sempurna, bahkan dapat dikatakan nyaris buta. Presiden ke-4 Republik Indonesia ini di awal masa jabatannya terlalu sering melakukan kunjungan ke luar negeri sehingga mengundang kritik pedas terutama dari lawan politiknya. Kiai dari Jawa Timur tersebut juga sering  mengeluarkan pernyataan yang kontroversial dan inkonsisten. Akibatnya, dia sering diminta untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Namun, mantan ketua PBNU itu tetap pada prinsipnya dan tidak bergeming menghadapi semua itu.

Dalam paragraf di atas, Presiden Abdurrahman Wahid digantikan dengan

Gus Dur; Presiden ke-4 Republik Indonesia; Kyai dari Jawa Timur; dia; mantan

ketua PBNU. Selain penggunaan kata gantinya, dalam paragraf di atas digunakan

kata sambung bahkan dan kata kata penghubung antarkalimat akibatnya dan

namun.

1.3.3. Jenis Paragraf

Paragraf banyak ragamnya. Untuk membedakan yang satu dari yang lain,

paragraf dapat dikelompokkan (1) menurut posisi kalimat topiknya, (2) menurut

sifat isinya, dan (3) menurut fungsinya dalam karangan (Finoza, 2010: 198)

Page 12: BAB 2 Trans Sector

20

Menurut Finoza (2010: 198) berdasarkan posisi kalimatnya, paragraf

dibagi empat jenis, yakni (1) paragraf deduktif, (2) paragraf induktif, (3) paragraf

deduktif-induktif, dan (4) paragraf penuh kalimat topik.

1) Paragraf Deduktif

Apabila kalimat topik ditempatkan pada awal paragraf akan terbentuk

paragraf deduktif, yaitu paragraf yang menyajikan pokok permasalahan

terlebih dahulu, llau menyusul uraian atau rincian permasalahan paragraf.

Contoh :

Demam berdarah dengue masih menjadi ancaman di seluruh belahan dunia. Asia menempati urutan pertama dalam jumlah korban tiap tahun. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh curah hujan yang sangat tinggi terutama di daerah Asia Timur dan Asia Selatan. Jumlah penderitanya setiap tahun selalu mengalami peningkatan dan 95% penderitanya adalah anak-anak di bawah 15 tahun.

2) Paragraf Induktif

Apabila kalimat pokok ditempatkan pada akhir paragraf akan terbentuk

paragraf induktif, yaitu paragraf yang menyajikan penjelasan terlebih dahulu,

barulah diakhiri dengan pokok permasalahan paragraf.

Contoh :

Pada waktu anak didik memasuki pendidikan formal, pendidikan bahasa Indonesia secara metodologis dan sistematis bukanlah merupakan halangan baginya untuk memperluas dan memantapkan bahasa daerah. SEtelah anak didik meninggalkan kelas, ia kembali mempergunakan bahasa daerah dengan teman-temannya atau orang tuanya. ia merasa lebih intim dengan bahasa daerah. jam sekolah hanya berlangsung selama beberapa jam. Baik waktu istirahat ataupun diantara jam-jam pelajaran, unsur-unsur bahasa daerah tetap digunakan. Ditambah lagi jika sekolah itu bersifat homogen dan gurunya penutur  asli bahasa daeah itu. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan pengetahuan si anak terhadap bahasa daerahnya akan tetap maju.

Page 13: BAB 2 Trans Sector

21

3) Paragraf Deduktif – Induktif

Apabila kalimat pokok ditempatkan pada bagian awal dan akhir paragraf,

terbentuklah paragraf campuran deduktif – induktif. Kalimat pada akhir

paragraf umumnya menegaskan kembali gagasan utama yang terdapat pada

awal paragraf.

Contoh:

Chairil Anwar terkenal sebagai penyair. Ia disebut penyair yang membawa pembaharuan dalam puisi. Ada yang mengatakan dia sebagai seorang individualis. Ada yang menilai bahwa ia seorang yang kurang bermoral dan plagiat karena ada sebagian kecil dalam gubahannya merupakan jiplakan dari puisi asing. Dalam sajak-sajaknya yang dikumpulkan dalam "Deru Campur Debu" memperlihatkan adanya perbedaan bentuk, corak, gaya, dan isi. Tanggapan orang terhadap Chairil berbeda-beda. Namun, bagaimanapun ia tetap seorang penyair besar yang membawa kesegaran baru dalam bidang puisi pada 1945

4) Paragraf Penuh Kalimat Topik

Ada paragraf yang mempunyai kalimat – kalimat yang sama pentingnya

sehingga tidak satu pun kalimatnya yag bukan kalimat topik. Kondisi ini

mengakibatkan terbentuknya paragraf penuh kalimat topik. Paragraf semacam

ini sering dijumpai dalam uraian – uraian yang bersifat deskriptif dan naratif

terutama dalam karangan fiksi.

Contoh :

Pagi hari itu aku duduk di bangku panjang dalam taman di belakang rumah. Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalah. Sinar matahari pagi menghangatkan badan. Di depanku bermekaran bunga beraneka warna. Kuhirup hawa pagi yang segar sepuas-puasku.

Page 14: BAB 2 Trans Sector

22

Menurut Finoza (2010: 198) berdasarkan sifat isinya, paragraf dibagi

menjadi lima, yaitu (1) paragraf persuatif, (2) paragraf argumentatif, (3) paragraf

naratif, paragraf deskriptif, dan (5) paragraf ekspositoris.

1) Paragraf persuasif, yaitu paragraf yang mempromosikan sesuatu dengan cara

mempengaruhi atau mengajak pembaca.

Contoh Paragraf Persuasif

Beras organik lebih menguntungkan daripada beras nonorganik . Mutu beras organik lebih sehat , awet, dan lebih enak. Selain itu, beras organik tidak mencemari lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia.Keuntungan yang didapat para petani beras organik juga lebih tinggi. Petani beras organik mendapatkan keuntungan 34 % dari biaya prduksi, sedangkan petani beras nonorganik hanya mendapat keuntungan 16 % dari biaya produksi. Oleh karena itu, mari kita bertani dengan cara organik agar lebih mnguntungkan dan dapat meningkatkan taraf hidup.

2) Paragraf argumentatif yaitu paragraf yang membahas suatu masalah dengan

bukti-bukti atau alasan yang mendukung.

Contoh Paragraf Argumentasi

Jumlah anak jalanan di kota-kota besar semakin hari semakin bertambah. Mereka memenuhi jalan-jalan utama di pusat kota dengan segala tingkah dan aksinya. Berbagai macam cara mereka lakukan agar dapat bertahan hidup di jalanan, dari cara yang sopan hingga yang paling brutal. Mereka berkeliaran di jalan dan mencari hidup dengan cara meminta-minta. Fenomena seperti ini mulai tampak menggejala ketika krisis ekonomi melanda negara kita. Krisis yang berkepanjangan menjadi penyebab kesulitan hidup di segala sektor/bidang.

3) Paragraf naratif, yaitu paragraf yang menuturkan peristiwa atau keadaan

dalam bentuk cerita.

Contoh Paragraf Naratif

Hari-hariku sebagai pekerja perempuan di perusahaan industri makanan olahan sangat padat dan melelahkan. Bayangkan pagi-pagi sekali aku harus

Page 15: BAB 2 Trans Sector

23

bangun dan menyiapkan sarapan anak-anakku. Sebelumnya, aku tentu harus memandikan mereka karena anak-anakku masih kecil. Sambil aku ganti baju kerja, aku sempatkan menyuapi anakku yang paling kecil. Setelah beres urusan rumah, segera aku berlari untuk mengejar angkutan yang mengangkutku ke jalan raya yang dilalui bus.

4) Paragraf deskriptif, yaitu paragraf yang melukiskan atau memerikan sesuatu.

Contoh Paragraf Deskriptif

Pantai Nusa Penida memiliki tata keindahan alam yang menarik, khususnya bagi wisatawan yang mendambakan suasana nyaman, tenang, jauh dari kebisingan kota. Pohon-pohonnya rindang. Bentangan lautnya luas. Bagi penyelam , Pantai Nusa Penida juga menawarkan keindahan ikan laut yang sedang berenang. Pemda Bali harus menata dan mengelola Pantai Nusa Penida sebagai tujuan wisata alternatif.

5) Paragraf ekspositoris, yaitu paragraf yang memaparkan suatu fakta atau

kejadian tertentu.

Contoh Paragraf Eskpositoris

Pemerintah akan memberikan bantuan rumah atau bangunan kepada korban gempa. Bantuan pembangunan rumah atau bangunan tersebut disesuaikan tingkat kerusakannya. Warga yang rumahnya rusak ringan mendapatkan bantuan sekitar 10 juta.warga yang rumahnya rusak sedang mendapat bantuan sekitar 20 juta. Warga yang rumahnya rusak berat mendapatkan sekitar 30 juta. Calon penerima bantuan tersebut ditentukan oleh aparat desa setempat dengan pengawalan dari pihak LSM

Berdasarkan fungsinya dalam karangan, paragraf dapat dibedakan atas tiga

macam, yaitu (1) paragraf pembuka, (2) paragraf pengembang, dan (3) paragraf

penutup. Ketiga jenis paragraf itu memiliki fungsi tersendiri yang

membedakannya satu sama lain.

Page 16: BAB 2 Trans Sector

24

1) Paragraf Pembuka

Paragraf pembuka bertujuan mengutarakan suatu aspek pokok pembicaraan

dalam karangan. Sebagai bagian yang mengawali sebuah karangan, paragraf

pembuka harus dapat difungsikan untuk :

a) menghantar pokok pembicaraan;

b) menarik minat dan perhatian pembaca;

c) menyiapkan atau menata pikiran pembaca untuk mengetahui isi seluruh

karanagan.

2) Paragraf Pengembang

Paragraf ini bertujuan mengembangkan topik atau pokok pembicaraan yag

sebelumnya telah dirumuskan dalam alinea pembuka. Ilustrasi dan contoh-

contoh, inti permasalahan, dan uraian pembahasan adalah isi sebuah paragraf

pengembang. Paragraf pengembang di dalam karangan dapat difungsikan

untuk:

a) mengemukakan inti persoalan,

b) memberi ilustrasi atau contoh,

c) menjelaskan hal yang akan diuraikan pada paragraf berikutnya,

d) meringkas paragraf sebelumnya,

e) mempersiapkan dasar atau landasan bagi simpulan.

Page 17: BAB 2 Trans Sector

25

3) Paragraf Penutup

Paragraf penutup berisi simpulan bagian karangan (subbab, bab) atau

simpulan seluruh karangan. Paragraf ini sering merupakan pernyataan kembali

maksud penulis agar lebih jelas.

1.4. Paragraf Deskriptif

Paragraf deskriptif adalah paragraf yang menggambarkan sesuatu dengan

jelas dan terperinci. Paragraf deskrispi bertujuan melukiskan atau memberikan

gambaran terhadap sesuatu dengan sejelas-jelasnya sehingga pembaca seolah-olah

dapat melihat, mendengar, membaca, atau merasakan hal yang dideskriptifkan

Deskriptif dari bahasa Inggris yaitu description yang tentu saja

berhubungan dengan kata kerjanya (melukiskan dengan bahasa). Jadi deskriptif

merupakan karangan atau paragraf yang lebih menonjolkan aspek pelukisan atau

penggambaran sebuah benda sebagaimana adanya. Hal tersebut sesuai dengan asal

katanya, yaitu describere yang berarti menulis tentang atau membeberkan suatu

hal (Finoza, 1993:217). Deskriptif adalah pemaparan atau penggambaran dengan

kata-kata suatu benda, tempat, suasana dan keadaan. Seorang penulis deskprisi

mengaharapkan pembacanya dapat melihat tentang sesuatu yang dilihatnya.

Deskrpsi atau pemerian merupakan sebuah bentuk tulisan yang bertalian

dengan usaha para penulis untuk memberikan perincian-perincian dari obyek yang

sedang dibicarakan (Tarigan, 1982: 93). Kata deskriptif berasal dari kata Latin

describere yang berarti menulis tentang, atau membeberkan sesuatu hal.

Sebaliknya kata deskriptif dapat diterjemahkan yang berarti ‘melukiskan sesuatu’.

Page 18: BAB 2 Trans Sector

26

Kesimpulan mengenai Paragraf deskriptif adalah paragraf yang

menggambarkan atau melukiskan suatu hal sesuai dengan ciri-ciri dan sifat

sebagai hasil penginderaan, perasaan, perilaku jiwa sehingga merasakan apa yang

dirasakannya. Paragraf deskriptif juga mengharapkan pembaca ikut merasakan

suatu hal yang dilihatnya.

1.1.1. Ciri-Ciri Paragraf Deskriptif

Paragraf deskriptif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1) Menggambarkan atau melukiskan sesuatu

2) Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya dengan melibatkan

kesan indera

3) Membuat pembaca atau pendengar merasakan sendiri atau mengalami

sendiri

1.1.2. Pola Pengembangan Paragraf Deskriptif

Pola pengembangan dalam pargraf deskriptif adalah sebagai berikut.

1) Pola Spasial

Pola spasial adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan atas

ruang dan waktu. Pola ini menggambarkan suatu ruangan dari kiri ke kanan, dari

timur ke barat, dari bawah ke atas, dari depan ke belakang, dan sebagainya.

Uraian tentang kepadatan penduduk suatu daerah dapat dikemukakan dengan

landasan urutan geografis. Deskriptif mengenai sebuah gedung bertingkat dapat

dilakukan dari tingkat pertama berturut-turut hingga tingkat terakhir,

Page 19: BAB 2 Trans Sector

27

penggambaran terhadap suasana suatu lingkungan dapat dilakukan mulai dari

siang, sore, hingga malam.

2) Pola Sudut Pandang

Pola sudut pandang adalah pola pengembangan paragraf yang didasarkan

tempat atau posisi seorang penulis dalam melihat sesuatu. Pola sudut pandang

tidak sama dengan pola sudut spasial. Dalam pola ini penggambaran berpatokan

pada posisi atau keberadaan penulis terhadap objek yang digambarkannya itu.

Untuk menggambarkan sesuatu tempat atau keadaan, pertama-tama penulis

mengambil sebuah posisi tertentu. Kemudian, secara perlahan-lahan dan

berurutan, ia menggambarkan benda demi benda yang terdapat dalam tempat itu,

yakni mulai dari yang terdekat kepada yang terjauh.

1.1.3. Objek Paragraf Deskriptif

Menurut Keraf (1982) Objek dalam paragraf deskriptif memiliki dua

macam, yaitu (1) Deskriptif tempat dan (2) Deskriptif orang.

1) Deskriptif Tempat

Menurut Keraf (1982 : 132) tempat yang menjadi latar dari tiap peristiwa

biasanya dilukiskan dengan bermacam-macam cara, sesuai dengan keadaan atau

selera pengarangnya. Sebelum penulis menetapkan caranya untuk mengadakan

deskriptif atas sebuah tempat, ia harus mempertimbangkan semasak-masaknya

beberapa pokok persoalan, sebagai dasar untuk menyusun deskriptif itu. Jadi

Page 20: BAB 2 Trans Sector

28

deskriptif tempat adalah sebuah gambaran mengenai suatu wilayah atau

lingkungan. Tempat merupakan gelanggang berlangsungnya peristiwa-peristiwa.

Tempat selalu dijadikan latar dalam pengisahan-pengisahan, entah kisah tersebut

merupakan peristiwa yang sesungguhnya terjadi, entah kisah yang dibuat

berdasarkan fantasi pengarang semata-mata.

Menurut Keraf (1982 : 135) ada beberapa aspek yang menjadi dasar untuk

mendeskripsikan tempat adalah sebagi berikut.

a) Suasana hati

Untuk melukiskan suatu tempat, pengarang harus menetapkan suasana

hati yang manakah yang kiranya paling menonjol untuk dijadikan landasan.

Hal pertama yaitu harus menetapkan suasana hati, karena berhasil tidaknya

kesan yang ditimbulkan bergantung dari hubungan timbal-balik antar tempat

dan suasana hati.

b) Bagian yang relevan

Penulis mengadakan pilihan atas bagian yang paling relevan untuk

dapat menggambarkan suasana hati itu. Kegagalan dalam seleksi akan

mengakibatkan pembaca tidak dapat menciptakan kembali suasana hati dalam

pikiran atau hatinya.

Page 21: BAB 2 Trans Sector

29

c) Urutan penyajian

Setelah menetapkan seleksi terhadap bagian yang dianggapnya paling

relevan, pengarang menetapkan urutan yang paling baik bagi penampilan

detail-detailnya, seperti bagian yang harus ditempatkan terlebih dahulu, atau

bagian yang harus ditempatkan kemudian. Pengarang menyusun urutan

berdasarkan tingkat kepentingan menuju ke suatu kepentingan yang lebih

tinggi, maka ia harus membuat urutan yang ebrsifat klimaks.

Detail yang dimasukan dalam daftar pengarang sejauh mungkin

merupakan bagian yang mempunyai hubungan langsung dengan pancaindera

manusia, yaitu bagian yang dapat diperhatikan oleh manusia melalui

pancainderanya.

2) Deskriptif Orang

Seorang pengarang akan berhasil membuat deskriptif tentang bentuk

tubuh, wajah dan anggota badan yang dapat diperhatikan oleh pancainderanya,

namun deskriptif mengenai hal-hal yang berada di balik fisik seseorang,

merupakan suatu masalah yang sangat berlainan (Keraf, 1982 : 148).

Ada beberapa aspek yang dikemukakan dalam bukunya (Keraf, 1982 :

149), yaitu.

a) Deskriptif Keadaan Fisik

Deskriptif fisik bertujuan memberi gambaran yang se jelas-jelasnya

tentang keadaan tubuh seorang tokoh deskripsi ini banyak bersifat objektif.

Page 22: BAB 2 Trans Sector

30

b) Deskriptif Keadaan Sekitar

Deskriptif keadaan sekitar, yaitu penggambaran keadaan yang

mengelilingi sang tokoh, pekerjaan atau jabatan, pakaian, tempat kediaman,

dan kendaraan, yang ikut menggambarkan watak seseorang.

c) Deskriptif Watak atau Tingkah Perbuatan

Mendeskripsikan watak seseorang memang paling sulit dilakukan. Kita

harus mampu menafsirkan tabir yang terkandung dibalik fisik manusia.

Dengan kecermatan dan keahlian kita, kita harus mampu mengidentifikasi

unsur-unsur dan kepribadian seorang tokoh. Kemudian, menampilkan dengan

jelas unsur-unsur yang dapat memperlihatkan karakter yang digambarkan.

d) Deskriptif Gagasan Tokoh

Deskriptif gagasan tokoh tidak dapat diserap oleh pancaindera manusia.

Namun, antara perasaan dan unsur fisik mempunyai hubungan yang erat.

Pancaran wajah, pandangan mata, gerak bibir, dan gerak tubuh merupakan

petunjuk tentang keadaan perasaan seseorang pada waktu itu.

1.1.4. Langkah-Langkah Menulis Paragraf Deskriptif

Ada beberapa langkah yang terdapat dalam paargraf deskriptif (Rusyana

dalam Fitriani, 2005:20), yaitu :

1) Menemukan objek yang akan dijadikan ide atau bahan.

2) Mengamati secara cermat, terperinci dan sungguh-sungguh.

Page 23: BAB 2 Trans Sector

31

3) Mengumpulkan data, informasi yang menunjang objek pengamatan.

4) Mewujudkan ide yang sudah terolah dalam diri dan pikiran penuh daya

imajinasi dengan perantara bahasa karangan.

5) Mengolah objek dalam pikiran dan daya cipta.

6) Menghadirkan karangan atau paragraf lukisan di hadapan pembaca.

1.5. Diksi

Menurut Keraf (2009: 24) terdapat tiga kesimpulan utama mengenai

diksi. Pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang

dipakai untuk menyampaikan sesuatu gagasan, bagaimana membentuk

pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan

yang tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.

Kedua, pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat

nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ungun disampaikan, dan kemampuan

untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang

dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan

sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau

perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud dengan

pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang

dimiliki oleh sebuah bahasa.

Page 24: BAB 2 Trans Sector

32

1.6. Model Pembelajaran

Model pembelajaran adalah melaksanakan tugas melalui serangkaian

aktivitas (Dananjaya, 2010). Aktivitas pertama adalah mengamati dengan

menghitung, mengukur, menimbang, mengklasifikasi, mencari hubungan dengan

ruang dan waktu. Kedua, membuat hipotesis atau prediksi. Ketiga, merencanakan

penerapan kegiatan seperti kegiatan mengamati lingkungan sekitar baik tempat

ataupun orang. Keempat, menyusun kerangka untuk mendeskripsikan hasil yang

telah di amati.

1.7. Model Pembelajaran Pengamatan Lokasi (Trans Sector)

Model pembelajaran ini merupakan suatu kunjungan ke lokasi atau biasa

disebut Trans Sector. Pengamatan inovasi ini semata-mata melatih para siswa

untuk peduli pada alam sekitar dan mengumpulkan informasi ‘sambil lalu’ dan

membangkitkan rasa penasaran ingin tahu dibalik benda-benda fisik yang diamati,

menjadi kekayaan informasi yang telah menjadi dasar dan memicu keingin tahuan

lebih luas melalui perhitungan, pengklasifikasian, dan analisis. Guru harus

membatasi arah kegiatan untuk tidak menimbulkan beban pikiran siswa karena

diminta lebih banyak tahu, tidak juga membatasi minat siswa sehingga dirasa

membosankan (Dananjaya, 2010 : 134).

Langkah-langkah pembelajaran (Dananjaya, 2010)

1) Memberikan stimulus dengan membahas hal-hal di sekitar sekolah.

2) Kelas dibagi kedalam beberapa kelompok, masing-masing kelompok

ditugaskan ke lokasi yang berbeda.

Page 25: BAB 2 Trans Sector

33

3) Setiap kelompok merencanakan secara sederhana objek yang akan diamati

(yang menjadi sektor pengamatan).

4) Setiap kelompok mengunjungi lokasi pengamatan.

5) Setelah waktu habis, siswa kembali ke kelas. Mereka ditugaskan merapikan

catatannya, kemudian melaporkan dan menyampaikan hasilnya pada diskusi

kelas.

1.8. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

permasalahan, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2010:

110). Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis paragraf

deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 23 Bandung sebelum dan sesudah

menerapkan model pembelajaran pengamatan lokasi (Trans Sector).

H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan menulis

paragraf deskriptif siswa kelas X SMA Negeri 23 Bandung sebelum dan sesudah

menerapkan model pembelajaran pengamatan lokasi (Trans Sector).