BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi...

42
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Romney and Steinbart (2006) dapat disimpulkan bahwa, “Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan, mencatat, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi bagi para pengambil keputusan.” (p.6). Menurut Gelinas, et al. (2005) dapat disimpulkan bahwa, ”Sistem informasi akuntansi adalah suatu subsistem khusus dari Sistem Informasi Manajemen yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berhubungan dengan transaksi-transaksi keuangan” (p.16). Menurut Kieso, et al (2004), Sistem informasi akuntansi adalah the system of collecting and processing transaction data and disseminating financial information to interested parties.” (p.62). Menurut Jones and Rama (2006), Sistem informasi akuntansi adalah “a subsistem of management information system that provides accounting and financial information, as well as other information obtained in the routine processing of accounting transactions.” (p.5). Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi adalah kesatuan kegiatan didalam organisasi yang berbasis komputer dan digunakan untuk mengolah data-data akuntansi

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi Akuntansi

2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney and Steinbart (2006) dapat disimpulkan bahwa,

“Sistem informasi akuntansi adalah suatu sistem yang mengumpulkan,

mencatat, menyimpan dan memproses data untuk menghasilkan informasi

bagi para pengambil keputusan.” (p.6).

Menurut Gelinas, et al. (2005) dapat disimpulkan bahwa, ”Sistem

informasi akuntansi adalah suatu subsistem khusus dari Sistem Informasi

Manajemen yang bertujuan untuk mengumpulkan, memproses, dan

melaporkan informasi yang berhubungan dengan transaksi-transaksi

keuangan” (p.16).

Menurut Kieso, et al (2004), Sistem informasi akuntansi adalah

”the system of collecting and processing transaction data and

disseminating financial information to interested parties.” (p.62).

Menurut Jones and Rama (2006), Sistem informasi akuntansi

adalah “a subsistem of management information system that provides

accounting and financial information, as well as other information

obtained in the routine processing of accounting transactions.” (p.5).

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

sistem informasi akuntansi adalah kesatuan kegiatan didalam organisasi

yang berbasis komputer dan digunakan untuk mengolah data-data akuntansi

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

10

dengan tujuan untuk menghasilkan informasi keuangan yang berguna bagi

pihak yang membutuhkan.

2.1.2 Komponen Sistem Informasi Akuntansi

Menurut Romney and Steinbart (2006) dapat disimpulkan bahwa,

“Sistem informasi akuntansi terdiri dari enam komponen, yaitu :

1. People, yang mengoperasikan sistem dan menampilkan berbagai fungsi;

2. Procedures and instructions, baik manual maupun otomatis termasuk

dalam kegiatan pengumpulan, pemrosesan, dan penyimpanan data

tentang kegiatan organisasi;

3. Data, tentang organisasi dan proses bisnis organisasi;

4. Software, digunakan untuk memproses data organisasi;

5. Information technology infrastructure, termasuk komputer, peripheral

devices, dan peralatan jaringan komunikasi yang digunakan untuk

mengumpulkan, memproses, menyimpan dan mentransformasikan data

dan informasi;

6. Internal control and security measures, yang menjaga keamanan data

dalam sistem informasi akuntansi.” (p.6-7).

2.1.3 Karakteristik Informasi yang Berguna

Romney and Steinbart (2006) menjelaskan beberapa karakteristik

sebuah informasi yang berguna sebagai berikut :”

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

11

1. Relevant, information is relevant if it reduces uncertainty, improve

decision makers’ ability to make predictions, or confirms or corrects

their prior expectations;

2. Reliable, information is reliable if it is free from error or bias and

accurately represents the events or activities of the organization;

3. Complete, information is complete if it does not omit important aspects

of the underlying events or activities that it measures;

4. Timely, information is timely if it is provided in time for decision makers

to make decisions;

5. Understandable, information is understandable if it is presented in a

useful and intelligible format;

6. Verifiable, information is verifiable if two knowledgeable people acting

independently would each produce the same information;

7. Accessible, information is accessible if it is available to users when they

nees it and in a format they can use.” (p.6).

2.2 Sistem Informasi Akuntansi Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

2.2.1 Pengertian Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

Menurut Jones and Rama (2006), “Revenue cycle including

customer inquiries, customer orders, providing goods or services, billing

customers, collecting cash, and depositing cash.” (p.476).

Menurut Bodnar and Hopwood (2004), “Revenue cycle

merupakan events related to the distribution of goods and services to other

entities and the collection of related payments.” (p.7).

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

12

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

revenue cycle adalah kumpulan aktivitas bisnis yang mengatur proses

operasi informasi mulai dari penerimaan order dari pelanggan, pengiriman

barang atau jasa, proses billing, sampai pengumpulan pembayaran kas dari

hasil penjualan tersebut.

2.2.2 Tujuan Utama Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

Menurut Wilkinson, et al. (2000), Tujuan utama siklus pendapatan

sebagai berikut : “

1. To record sales orders promptly and accurately;

2. To verify that the customers are worthy of credit;

3. To ship the products or perform the services by agreed dates;

4. To bill or products or services in a timely and an accurate manner;

5. To record and classify cash receipt promptly and accurately;

6. To post sales and cash receipts to proper customers’ accounts in the

accounts receivable ledger;

7. To safeguard products until shipped;

8. To safeguard cash until deposited.” (p.416-417).

2.2.3 Informasi yang Dibutuhkan dalam Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

Menurut Romney and Steinbart (2006), dapat disimpulkan bahwa

informasi yang dibutuhkan dalam siklus pendapatan adalah sebagai

berikut:”

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

13

1. Response time to customer inquiries about account balances and order

status;

2. Decide whether to extend credit to a particular customer;

3. Determine inventory availability;

4. Select methods for delivering merchandise;

5. Time required to fill and deliver orders;

6. Percentage of sales that required back orders;

7. Customer satisfaction rates and trends;

8. Analyses of market share and sales trends;

9. Profitability analyses by product, customer, and sales region;

10.Sales volume in both dollars and number of customers;

11.Effectiveness of advertising and promotions;

12.Sales staff performance;

13.Bad-debt expenses and credit policies.” (p.382-383).

2.2.4 Aktivitas Utama dalam Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

Menurut Romney and Steinbart (2006), Terdapat 4 (empat)

kegiatan kerja dalam siklus pendapatan diantaranya sebagai berikut : “

1. Sales Order Entry;

2. Shipping;

3. Billing;

4. Cash Collections.” (p.356).

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

14

2.2.4.1 Proses Penerimaan Pesanan dalam Siklus Pendapatan

(Revenue Cycle)

Menurut Romney and Steinbart (2006) dapat disimpulkan

bahwa, “Kegiatan siklus pendapatan dimulai dari penerimaan

pesanan pelanggan. Proses penerimaan pesanan pelanggan terdiri

dari 3 (tiga) tahap diantaranya :

1. taking customer order

Data pesanan pelanggan dicatat dalam sales order. Sales

order berisi sejumlah informasi mengenai nomor barang,

jumlah barang, harga, dan keterangan penjualan lainnya;

2. credit approval

Bagi penjualan secara kredit, batasan kredit harus

disetujui terlebih dahulu sebelum diproses lebih lanjut. Bagi

pelanggan yang sudah lama, perusahaan melihat sejarah

pembayaran kreditnya untuk kemudian dapat diberikan atau

dinaikan batasan kreditnya;

3. checking inventory availability

Langkah selanjutnya adalah pengecekan ketersediaan

barang yang dipesan oleh pelanggan sehinggan kemudian

perusahaan menginformasikan kepada pelanggan mengenai

perkiraan tanggal pengiriman.” (p.356-362).

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

15

2.2.4.2 Proses Pengiriman Barang dalam Siklus Pendapatan

(Revenue Cycle)

Menurut Romney and Steinbart (2006) dapat disimpulkan

bahwa, “Kegiatan utama yang kedua dalam siklus pendapatan

adalah pengisian pesanan pelanggan dan pengiriman pesanan

pelanggan. Proses ini terdiri dari 2 (dua) tahap diantaranya :

1. picking and packing the order

Fungsi gudang menggunakan picking ticket untuk

mengidentifikasi produk dan jumlah masing-masing produk

yang akan dikeluarkan dari gudang. Barang yang dikeluarkan

dari gudang dihitung dan dicatat pada picking ticket kemudian

akan diserahkan ke fungsi pengiriman untuk dikirimkan;

2. shipping the order

Fungsi pengiriman membandingkan jumlah fisik

persediaan dengan jumlah yang ada pada picking ticket dan

sales order. Fungsi ini membawa surat muat (bill of lading)

yang merupakan perjanjian legal dalam memberikan

tanggungjawab terhadap barang yang dikirimkan.” (p.363-

365).

2.2.4.3 Proses Penagihan dalam Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

Menurut Romney and Steinbart (2006) dapat disimpulkan

bahwa, “Aktivitas utama yang ketiga berkaitan dengan billing

customer. Proses ini terdiri dari 2 (dua) tahap diantaranya :

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

16

1. invoicing

Kegiatan ini merupakan kegiatan pemrosesan informasi

yang dikemas kembali dan meringkas sejumlah informasi dari

pengisian sales order sampai kegiatan pengiriman. Dokumen

yang digunakan adalah sales invoice, yang menegaskan pada

pelanggan jumlah yang harus dibayar dan kemana pelanggan

harus mengirimkan pembayaran;

2. maintain accounts receivable

Fungsi piutang ini dibagi dalam 2 (dua) tugas utama

diantaranya yaitu menggunakan informasi dalam invoice

untuk men-debit akun pelanggan dan secara berkala

mengkredit akun ini ketika pembayaran diterima. Terdapat 2

(dua) cara untuk mengendalikan piutang yaitu :

• Open invoice method

Pelanggan biasanya membayar sejumlah uang

menurut masing-masing invoice. Biasanya, 2 (dua)

rangkap invoice yang akan dikirimkan ke pelanggan

dimana 1 (satu) rangkap akan dikembalikan jika

melakukan pembayaran. Copy ini disebut remittance

advice;

• Balance forward method

Pelanggan biasanya membayar menurut jumlah yang

ada pada laporan bulanan, dibandingkan menurut invoice

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

17

satuan. Laporan bulanan mendaftar semua transaksi

termasuk penjualan dan pembayaran yang ada selama

bulan terakhir serta menginformasikan pada pelanggan

jumlah saldo piutang terakhir.” (p.367-369).

2.2.4.4 Proses Penerimaan Kas dalam Siklus Pendapatan (Revenue

Cycle)

Menurut Romney and Steinbart (2006) dapat disimpulkan

bahwa, “Aktivitas terakhir dalam siklus pendapatan berkaitan

dengan penerimaan kas. Fungsi kasir akan melaporkan

penerimaan, menangani remittance pelanggan dan menyetorkan

uang ke bank.” (p.371).

2.2.5 Fungsi yang Terkait dalam Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

Menurut Bodnar and Hopwood (2004), dapat disimpulkan bahwa

fungsi yang terkait dalam siklus pendapatan meliputi : “

1. Fungsi Penjualan

Fungsi ini antara lain bertugas menerima pesanan pelanggan,

meminta otorisasi kredit, mengisi faktur penjualan tunai, serta

menentukan tanggal dan tujuan pengiriman;

2. Fungsi Kredit

Fungsi ini antara lain bertugas meneliti status kredit pelanggan

dan memberikan otorisasi kredit kepada pelanggan;

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

18

3. Fungsi Gudang

Fungsi ini antara lain bertugas menyimpan dan menyiapkan

barang yang dipesan pelanggan;

4. Fungsi Pengiriman

Fungsi ini antara lain bertugas menyerahkan barang atas dasar

surat pesanan penjualan yang diterimanya dari fungsi

penjualan;

5. Fungsi Penagihan

Fungsi ini antara lain bertugas memverifikasi pesanan

berdasarkan dokumen-dokumen pesanan yang diterimanya

kemudian membuat dan mengirimkan faktur kepada

pelanggan;

6. Fungsi Akuntansi

Fungsi ini antara lain bertugas membuat pencatatan transaksi

penjualan, piutang, serta penerimaan kas secara periodik;

7. Fungsi Kas

Fungsi ini antara lain bertanggung jawab sebagai penerima

kas dari hasil penjualan untuk diteruskan ke bank;

8. Fungsi Pemeriksa atau Audit Intern

Fungsi ini antara lain bertanggung jawab dalam melaksanakan

penghitungan kas yang ada di tangan fungsi kas secara

periodik, serta bertanggung jawab dalam melakukan

rekonsiliasi bank untuk mengecek ketelitian catatan kas yang

diselenggarakan oleh fungsi akuntansi.” (p.265-268, p.321).

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

19

2.2.6 Dokumen-Dokumen yang Digunakan dalam Siklus Pendapatan

(Revenue Cycle)

Menurut Wilkinson, et al. (2000), dapat disimpulkan bahwa

“Dokumen yang digunakan dalam siklus pendapatan adalah :

1. Customer order

Dokumen yang berisikan pesanan dari pelanggan yang ditujukan ke

perusahaan. Pelanggan dapat memberikan customer order ke

perusahaan atau salesperson menyiapkan formulir khusus untuk

mencatat pesanan pelanggan;

2. Sales order

Merupakan dokumen formal, dibuat secara ber-rangkap yang

dipersiapkan untuk mencatat pesanan pelanggan berdasarkan dokumen

customer order;

3. Order acknowledgment

Biasanya merupakan tembusan sales order yang dikirimkan ke

pelanggan yang memberitahukan bahwa pesanan-nya telah diterima dan

dalam proses pengiriman;

4. Picking list

Merupakan tembusan sales order atau dokumen terpisah yang

dikirimkan ke gudang untuk mengeluarkan barang yang dipesan dari

gudang;

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

20

5. Packing slip

Merupakan tembusan sales order yang ditempelkan pada pembungkus

barang untuk memudahkan fungsi penerimaan di perusahaan pelanggan

dalam mengidentifikasi barang-barang yang diterimanya;

6. Billing of lading

Merupakan dokumen pengiriman yang digunakan sebagai bukti

penyerahan barang dari perusahaan kepada perusahaan angkutan umum;

7. Shipping notice

Merupakan tembusan sales order atau dokumen pengiriman terpisah

yang dikirimkan ke pelanggan sebagai bukti bahwa barang telah

dikirimkan;

8. Sales invoice

Merupakan dokumen yang dikirimkan ke pelanggan yang berisi

sejumlah barang yang dipesan dan harus dibayar;

9. Remittance advice

Merupakan dokumen yang memperlihatkan sejumlah pembayaran yang

diterima perusahaan dari pelanggan;

10. Deposit slip

Merupakan dokumen yang digunakan untuk menyetorkan uang di bank;

11. Back order

Merupakan surat pemberitahuan yang disiapkan saat barang yang

dipesan tidak memenuhi jumlah pesanan atau tidak sesuai dengan sales

order;

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

21

12. Credit memo

Merupakan dokumen yang menyatakan untuk meng-credit penjualan

pelanggan karena adanya retur atau allowance;

13. Credit application

Merupakan formulir yang dipersiapkan ketika pelanggan baru meminta

permohonan kredit. Formulir ini berisi rincian kondisi data pelanggan

dan tingkat pendapatan-nya;

14. Salesperson call report

Merupakan formulir yang menggambarkan bahwa pesanan pelanggan

yang lewat di tangannya telah dipenuhi sehingga laporan ini dapat

digunakan untuk menghitung kemungkinan komisi yang diperoleh

salesperson atas penjualan yang menjadi haknya;

15. Deliquent notice

Merupakan dokumen surat pemberitahuan ke pelanggan yang berisi

saldo akhir piutang pelanggan telah lewat jatuh tempo;

16. Write-off notice

Merupakan dokumen yang disiapkan oleh manajer kredit ketika sebuah

akun piutang menunjukkan posisi tidak tertagih;

17. Cash register receipts

Merupakan formulir yang digunakan oleh perusahaan untuk

menggambarkan kas yang diterima.” (p.419).

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

22

2.2.7 Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Siklus Pendapatan

(Revenue Cycle)

Menurut Wilkinson, et al. (2000), dapat disimpulkan bahwa

“Catatan akuntansi yang digunakan dalam siklus pendapatan terdiri dari :

1. Sales Journal

Jurnal penjualan digunakan untuk mencatat transaksi penjualan,

baik secara tunai maupun kredit;

2. The Credit Memo Journal

Jurnal memo kredit digunakan untuk mencatat berkurangnya

pendapatan penjualan dan piutang dagang akibat dari transaksi retur

penjualan;

3. Cash Receipts Journal

Dalam prosedur pencatatan piutang, jurnal penerimaan kas

digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang atas transaksi

penerimaan kas dari debitur;

4. Account Receivable Subsidiary Ledger

Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu yang berisi

rincian mutasi piutang perusahaan kepada tiap-tiap debiturnya.” (p.437).

2.2.8 Analisa Kredit

Secara tidak langsung setiap perusahaan yang melaksanakan

penjualan kredit melakukan analisa terhadap kredit yang akan diberikan ke

pelanggannya. Menurut Munawir (2004) dapat disimpulkan bahwa,

“Syarat-syarat pemberian kredit dikenal dengan 5 C, yaitu sebagai berikut :

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

23

1. Character

Keterangan mengenai sifat-sifat pribadi pelanggan dalam

memenuhi kewajiban keuangannya. Karakter mencerminkan kejujuran

seseorang. Para manajer kredit seringkali mencari informasi dari rekan-

rekan kerja, pegawai dan saingan mengenai reputasi, kebiasaan

pelanggan dan pergaulan sosialnya;

2. Capacity

Hal ini menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan pelanggan

beserta staff-nya, baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian

dalam bidang usahanya. Kapasitas pelanggan dapat dilihat dari angka

penjualan dan pembeliannya, angka hasil produksi, perhitungan laba-

rugi perusahaan, dan data finansial lainnya;

3. Capital

Hal ini mengacu pada kondisi umum bisnis pelanggan secara

keseluruhan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan. Manajer kredit

biasanya memberikan perhatian khusus pada solvabilitas, likuiditas dan

rentabilitas pelanggan terhadap kewajiban-kewajibannya;

4. Collateral

Collateral berarti jaminan. Hal ini menunjukkan besarnya aktiva

yang akan dikaitkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan ke

pelanggan;

5. Conditions

Hal ini mengacu pada kondisi ekonomi secara umum dan kondisi

pada sektor usaha si pelanggan yang dapat mempengaruhi kemampuan

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

24

pelanggan untuk membayar. Contohnya : pada saat resesi ekonomi,

manajer kredit akan memperketat limit kredit atas penjualan sebagai

antisipasi terhadap kemungkinan turunnya kemampuan membayar si

pelanggan.” (h.235-236).

2.3 Pengendalian Intern Atas Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

2.3.1 Pengertian Pengendalian Intern (Internal Control)

Menurut Jones and Rama (2006), pengendalian internal adalah

“the rules, policies, procedurres, and information system used to ensure

that a company’s financial data are accurate and reliable and to protect a

company’s assets from loss or theft.” (p.13).

Menurut Arens, et al. (2005), “Internal Control is a policies and

procedures designed to provide management with reasonable assurance

that the company achieves its objectives and goals.” (p.270).

Menurut Romney and Steinbart (2006), berdasarkan Committee of

Sponsoring Organizations (COSO) dapat disimpulkan bahwa, “Internal

Control is a process effected by an entity’s board of directors,

management, and other personnel – designed to provide reasonable

assurance regarding the achievement of objectives.” (p.195).

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa

Pengendalian internal adalah suatu pengendalian yang dipengaruhi oleh

manajemen dalam melindungi kekayaan perusahaan, mengecek keakuratan

dan keandalan data dan informasi keuangan yang diperoleh, dan

memastikan segala kebijakan dan peraturan perusahaan dipatuhi.

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

25

2.3.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Menurut Romney dan Steinbart (2006), berdasarkan COSO,

“Tujuan sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut :

1. menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya (reliablility of

financial reporting);

2. menghasilkan operasi yang efektif dan efisien (effectiveness and

efficiency of operations);

3. memenuhi dalil dan peraturan yang ditetapkan (compliance with

applicable laws and regulations).” (p.196).

2.3.3 Komponen Sistem Pengendalian Intern

Menurut Romney dan Steinbart (2006), berdasarkan COSO,

”Terdapat lima komponen yang saling berhubungan dalam sistem

pengendalian intern antara lain sebagai berikut:

1. Control Environment

Inti dari semua bisnis adalah orangnya – sifat masing-masing

individu, termasuk integritas, nilai etika, dan kemampuan – dan

lingkungan dimana mereka beroperasi. Mereka adalah alat yang

mengendalikan organisasi dan merupakan dasar dari segala sesuatu;

2. Control Activities

Prosedur dan kebijakan pengendalian harus ditetapkan dan

dijalankan untuk membantu meyakinkan bahwa tindakan yang

dilakukan oleh pihak manajemen untuk menanggulangi resiko dan

untuk mencapai tujuan organisasi terlihat efektif;

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

26

3. Risk Assessment

Perusahaan harus berhati-hati terhadap resiko yang dihadapi.

Perusahaan harus membentuk suatu tujuan, yang digabungkan dengan

penjualan, produksi, pemasaran, keuangan, dan aktivitas lainnya

sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan baik. Perusahaan juga

harus menyusun sebuah mekanisme untuk mengidentifikasi,

menganalisis dan mengatur resiko-resiko yang berhubungan dengan

masing-masing bagian;

4. Information and Communication

Yang mengelilingi aktivitas pengendalian adalah sistem informasi

dan komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dari perusahaan

menerima dan saling bertukar informasi yang dibutuhkan untuk

memimpin, mengatur, dan mengontrol operasi yang ada;

5. Monitoring

Keseluruhan proses harus diawasi dan melakukan perubahan bila

diperlukan. Dengan cara ini, sistem dapat bereaksi dengan lebih

dinamis, berubah sesuai dengan kondisi yang ada.” (p. 196).

2.3.4 Pengendalian Aplikasi dalam Siklus Pendapatan (Revenue Cycle)

Menurut Wilkinson, et al. (2000) dapat disimpulkan bahwa,

”Pengendalian aplikasi yang relevan dalam siklus pendapatan adalah :

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

27

Input controls

1. Menyiapkan dan merancang dokumen-dokumen yang berhubungan

dengan penjualan, pengiriman barang, dan penerimaan kas dengan

bernomor urut tercetak serta diotorisasi oleh orang yang berwenang;

2. Melakukan validasi data pada sales order dan remittance advice

dan memasukkannya dalam proses;

3. Memperbaiki kesalahan yang terdeteksi saat data dimasukkan,

sebelum data dikirimkan ke pelanggan dan persediaan dicatat;

Processing controls

1. Mengeluarkan barang dari gudang dan mengirimkan barang

tersebut hanya atas dasar otorisasi tertulis, seperti picking lists;

2. Pengiriman faktur ke pelanggan dilakukan atas dasar notifikasi dari

fungsi pengiriman mengenai barang yang telah dikirimkan;

3. Penerbitan memo kredit untuk retur penjualan hanya dilakukan jika

barang telah dikembalikan;

4. Verifikasi semua data komputer terhadap faktur penjualan sebelum

dikirimkan ke akun pelanggan. Lalu bandingkan faktur penjualan

dengan dokumen pengiriman untuk meyakinkan bahwa barang yang

dikirim sesuai pesanan;

5. Verifikasi bahwa jumlah total akun piutang yang terjadi sama

dengan jumlah total yang telah dimasukkan dalam catatan

komputer, dan mengirimkannya ke akun buku besar;

6. Simpan semua kas segera setelah diterima untuk menghindari

penyelewengan dana;

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

28

7. Perbaiki kesalahan yang terjadi selama langkah proses ini dengan

mem-posting balik akun yang salah dan memasukkan akun yang

benar;

Output controls

1. Menyiapkan laporan secara bulanan yang harus dikirim kepada

semua pelanggan yang berhutang;

2. Copy file semua dokumen yang berhubungan dengan transaksi

penjualan dan penerimaan kas diberi nomor urut sehingga

memudahkan pengecekan dan tidak ada nomor yang terlewat;

3. Mencetak daftar ringkasan transaksi dan akun-akun secara periodik

sebagai dasar untuk melakukan review.” (p.453).

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

29

2.4 Metode Analisis dan Perancangan Berorientasi Objek

2.4.1 Objek

Menurut Whitten, et al. (2004), “objek adalah enkapsulasi data

(yang disebut properti) yang menggambarkan orang, tempat, kejadian, atau

barang dengan seluruh prosesnya (yang disebut method) yang dapat

digunakan atau diupdate data dan propertinya.” (p.109).

Objek merupakan dasar dalam Object Oriented Analysis and

Design (OOA&D). Menurut Mathiassen, et al. (2000), “objek adalah suatu

entitas dengan identitas, state, dan behaviour.” (p.4). Setiap objek tidak

digambarkan secara sendiri-sendiri, melainkan istilah class digunakan

untuk menggambarkan kumpulan objek-objek. Menurut Mathiassen, et al.

(2000) dapat disimpulkan bahwa, “class adalah sebuah gambaran dari

kumpulan objek yang memiliki struktur, atribut, dan pola tingkah laku yang

digunakan secara bersama-sama.” (p.4).

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa objek adalah

suatu bentuk nyata yang dapat dilihat, disentuh, atau dirasakan dimana

pemakai dapat menyimpan data dan berasosiasi dengan tingkah lakunya.

2.4.2 Kegiatan Utama dan Hasil dari Analisa dan Perancangan Berorientasi

Objek

Menurut Mathiassen, et al. (2000), “Kegiatan utama dan hasil dari

analisa dan perancangan orientasi objek dapat dilihat pada Gambar 2.1

dibawah :

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

30

Application-domain analysis

Problem-domainanalysis

Componentdesign

Architecturaldesign

Model

Specifications ofarchitecture

Specifications ofcomponent

Requirementfor use

Gambar 2.1 Main Activities and results in object-oriented analysis and design Sumber: Mathiassen,et al. (2000, p15)

2.4.3 System Definition

Menurut Mathiassen, et al. (2000), “System definition adalah suatu

gambaran umum sistem terkomputerisasi yang dinyatakan dalam bahasa

yang umum.” (p.24).

Rich Pictures

Menurut Mathiassen, et al. (2000), “rich picture adalah suatu

gambaran informal yang ditampilkan oleh illustrator dalam memahami

sebuah situasi.” (p.26). Rich picture juga dapat digunakan sebagai alat yang

berguna untuk memfasilitasi dan menggambarkan komunikasi yang baik

antara pengguna dengan sistem.

Rich picture memfokuskan pada aspek-aspek penting dari sistem

tersebut, yang ditentukan sendiri oleh pengembang sistem dengan

membiasakan diri dalam situasi yang terjadi, mencari informasi dari banyak

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

31

orang untuk mengetahui apa yang harus terjadi atau seharusnya terjadi, dan

mungkin melakukan beberapa wawancara formal.

2.4.4 The FACTOR Criterion

Menurut Mathiassen, et al. (2000), “Kriteria FACTOR terdiri dari

6 (enam) elemen dan disajikan dalam Tabel 2.1 di bawah ini.” (p.39-40).

Elemen ini sebagai keputusan dasar yang berkaitan dalam menghasilkan

solusi yang terkomputerisasi.

Kriteria Penjelasan

Functionality Fungsi sistem yang mendukung tugas-tugas application-domain

Application Domain Bagian organisasi yang mengadministrasi, memonitor, dan

mengontrol problem-domain

Condition Kondisi dimana sistem akan dikembangkan dan digunakan

Technology Mencakup teknologi yang digunakan untuk mengembangkan

sistem dan teknologi dimana sistem akan dijalankan

Objects Objek utama dari problem-domain

Responsibility Tanggung jawab keseluruhan dari sistem dalam hubungannya

dengan konteks

Tabel 2.1 The FACTOR Criterion

2.4.5 Problem-Domain

Menurut Mathiassen, et al. (2000), “Problem-domain merupakan

bagian dari context yang diadministrasikan, dimonitor, atau dikendalikan

oleh sebuah sistem.” (p.45). Tujuan dari analisis problem-domain adalah

untuk mengidentifikasikan dan membuat model dari problem-domain.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

32

Tujuan dari aktivitas ini adalah membangun sebuah model yang dapat

digunakan untuk merancang dan mengimplementasikan sebuah sistem yang

dapat memproses, berkomunikasi dan menyajikan informasi mengenai

problem domain. Analisis problem-domain memfokuskan pada informasi

apa yang harus ditangani oleh sistem dan menghasilkan sebuah model yang

merupakan gambaran dari kelas-kelas, objek-objek, struktur dan perilaku

yang sama dalam problem-domain.

Aktivitas dalam analisis problem domain dapat dilihat pada Gambar 2.2

dibawah ini :

Behavior

Classes

Structure

System definition

Model

Gambar 2.2 Aktivitas pada problem-domain analysis Sumber: Mathiassen,et al. (2000, p46)

2.4.5.1 Classes

Mengacu pada Mathiassen, et al. (2000) kegiatan classes

merupakan kegiatan pertama dalam analisis problem-domain. Ada

beberapa tugas utama dalam kegiatan ini yaitu: abstraksi

fenomena dari problem-domain dalam objek dan event; klasifikasi

objek dan event; pemilihan kata class-class dan event-event yang

akan dipelihara informasinya oleh sistem.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

33

Pemilihan class-class tersebut bertujuan untuk

mendefinisikan dan membatasi problem-domain. Sementara

pemilihan kumpulan event yang dialami atau dilakukan oleh satu

atau lebih objek bertujuan untuk membedakan tiap-tiap class

dalam problem-domain.

Kegiatan class akan menghasilkan event table. Dimensi

horisontal dari event table berisi class-class yang terpilih,

sementara dimensi vertikal berisi event-event terpilih dan tanda

cek ( √ ) digunakan untuk mengidentifikasikan objek-objek dari

class yang berhubungan dalam event tertentu. Untuk lebih

jelasnya, event table dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini :

(p.49).

Tabel 2.2 Contoh event-table Sumber: Mathiassen,et al. (2000, p50)

Classes Events Customer Assistant Apprentice Appointment Plan

Reserved √

√ √

Cancelled

Treated

Employed

Resigned

Graduated

Agreed

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

34

2.4.5.2 Structure

Mengacu pada Mathiassen, et al. (2000) kegiatan kedua

dalam analisis problem-domain ini bertujuan untuk

menggambarkan hubungan struktural yang abstrak dan umum

antara classes dan mencari hubungan yang konkrit dan spesifik

antar objek-objek dalam problem-domain. (p.69).

Menurut Mathiassen, et al. (2000), “Ada empat tipe

hubungan struktural dimana keempatnya dibagi ke dalam dua

bagian yaitu:

1. Class structure, menggambarkan hubungan konseptual yang

statis antar class, yang meliputi :

o Generalization

Generalisasi adalah suatu kelas umum (super

class) yang menggambarkan keadaan atau sifat yang

sama ke dalam kelompok class yang lebih khusus (sub

class). Generalisasi diformulasikan sebagai hubungan “is

a”.

o Cluster

Cluster adalah kumpulan class yang saling

berhubungan yang dapat menyediakan ringkasan

problem-domain.

2. Object structure, menggambarkan hubungan yang dinamik

dan konkret antara objek-objek dalam problem domain, yang

meliputi :

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

35

o Aggregation

Agregasi adalah sebuah objek superior (the whole)

yang terdiri dari sejumlah objek (the parts). Agregasi

diformulasikan sebagai hubungan “has a”.

o Association

Asosiasi adalah hubungan yang memiliki arti antara

sejumlah objek. Hubungan ini berbeda dari hubungan

agregasi karena objek yang satu tetap ada walaupun objek

yang lain tidak ada. Asosiasi digambarkan dalam bentuk

garis solid yang menghubungan objek-objek.

Hasil dari kegiatan ini adalah class diagram. Class

diagram menghasilkan ringkasan model problem-domain yang

jelas dengan menggambarkan semua struktur hubungan statik

antar class dan objek yang ada dalam model dari sistem yang

berubah-ubah.” (p.72-77).

2.4.5.3 Behaviour

Mengacu pada Mathiassen, et al. (2000) kegiatan

behaviour adalah kegiatan terakhir dalam analisis problem-

domain yang bertujuan untuk memodelkan apa yang terjadi dalam

perilaku dinamis pada sistem problem-domain. Tugas utama

dalam kegiatan behaviour adalah menggambarkan pola perilaku

(behaviour pattern) dan atribut dari setiap class. (p.90).

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

36

Hasil dari kegiatan ini adalah statechart diagram yang

dapat dilihat pada gambar 2.3 di bawah ini :

/ account opened

Open

/ amount withdrawn

/ amount deposit

/ account closed

Gambar 2.3 Contoh Statechart Diagram

Sumber: Mathiassen,et al. (2000, p90) Mengacu pada Mathiassen, et al. (2000) ada 3 notasi

untuk behavioral pattern yaitu :

1. Sequence, dimana event muncul satu per satu secara

berurutan;

2. Selection, dimana terjadi pemilihan satu event dari

sekumpulan event yang muncul;

3. Iteration, dimana sebuah event muncul sebanyak nol atau

berulang kali. (p.93).

2.4.6 Application Domain

Menurut Mathiassen, et al. (2000), “Application domain adalah

suatu organisasi yang mengatur, memonitor, dan mengendalikan problem-

domain. Tujuan dari application domain adalah untuk menganalisis

kebutuhan dari pengguna sistem.” (p.115).

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

37

Pada application domain terdapat tiga kegiatan utama seperti

yang dapat dilihat pada Gambar 2.4 dibawah ini:

Interfaces

Usage

Functions

System definition

Requirements

Gambar 2.4 Application-domain analysis Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p117)

2.4.6.1 Usage

Usage bertujuan untuk menjelaskan bagaimana actor

berinteraksi dengan suatu sistem. Menurut Mathiassen, et al.

(2000), “Actor adalah suatu abstraksi dari pemakai atau sistem

lain yang berinteraksi dengan target sistem.” (p.119).

Hasil dari analisis kegiatan usage adalah use-case

diagram. Menurut Mathiassen, et al. (2000), “Use case adalah

sebuah pola untuk berinteraksi antara sistem dan aktor dalam

application domain.” (p.120). Untuk menggambarkan use case

dapat menggunakan statechart diagram, use case spesification

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

38

atau keduanya. Penggunaan use case spesification meliputi 3

(tiga) bagian, yaitu use case, object, dan function. Use case

merupakan urutan sistem yang berjalan, object menunjukkan

aktor apa saja yang berhubungan dengan kegiatan use case, dan

function akan dibahas setelah usage.

Sequence Diagram

Merupakan diagram yang menunjukkan urutan dari suatu

kegiatan, event atau fungsi dari use case. Diagram ini dimulai

dengan mencari pemicu dari use case, yang dibuat satu use case

satu sequence diagram.

2.4.6.2 Functions

Mengacu pada Matiassen, et al. (2000), Function

bertujuan untuk menjelaskan kemampuan sistem menghasilkan

informasi. Menurut Mathiassen, et al. (2000), “Function adalah

sebuah fasilitas untuk membuat sebuah model yang berguna untuk

aktor.” (p.138). Secara tradisional, sebuah function merupakan

suatu penghitungan dimana data yang di masukkan akan diubah

menjadi data keluaran.

Menurut Mathiassen, et al. (2000), “Function memiliki 4 (empat)

tipe yaitu :

1. Update

Function yang diaktifkan oleh kegiatan problem-domain

dan menghasilkan perubahan dalam state model-nya;

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

39

2. Signal

Function yang diaktifkan oleh perubahan state model dan

menghasilkan reaksi dalam konteks. Reaksi ini mungkin akan

tampak pada aktor dalam application-domain, atau campur

tangan langsung dalam problem-domain;

3. Read

Function yang diaktifkan oleh kebutuhan kerja aktor

dalam memperoleh informasi dan mengakibatkan sistem

menampilkan bagian yang relevan dari sebuah model;

4. Compute

Function yang diaktifkan oleh kebutuhan kerja aktor

dalam memperoleh informasi dan terdiri dari sebuah

penghitungan yang berkaitan dengan disediakannya informasi

oleh aktor atau suatu model, yang menghasilkan tampilan

hasil perhitungan.” (p.138).

Hasil dari kegiatan function adalah function list atau

daftar dari function yang lengkap, yang merinci beberapa function

yang kompleks. Function list dibuat berdasarkan use case.

Kompleksitas merupakan penilaian seberapa sulitnya terjadinya

sesuatu hal dalam mengembangkan function. Kompleksitas

function list dimulai dari yang simple sampai very complex. Untuk

nilai kompleksitas yang complex dan very complex suatu function

akan dipartisi lagi menjadi function yang lebih sederhana.

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

40

2.4.6.3 Interfaces

Interface digunakan untuk menjelaskan kebutuhan

rancangan antarmuka dari suatu sistem. Menurut Mathiassen, et

al. (2000), “Interface adalah suatu fasilitas yang membuat model

sistem dan fungsi-fungsi yang tersedia bagi aktor.” (p.151). Proses

manual dan sistem yang terkomputerisasi memiliki tindakan yang

berbeda, sehingga interface dapat dibedakan menjadi 2 (dua) tipe:

1. User interface, adalah interface bagi pengguna;

2. System interface, adalah interface yang digunakan oleh sistem

lain.

User interface yang baik harus dapat menangani berbagai

macam pengguna dengan segala konsep-nya terhadap sistem. Ada

empat jenis dialogue pattern atau pola dialog yang penting dalam

menentukan interface, yaitu :

1. Menu-selection

Suatu jenis dialog yang digambarkan terdiri dari daftar

pilihan-pilihan yang mungkin dapat dipilih atau digunakan

dalam user interface;

2. Form fill-in

Merupakan pola klasik yang digunakan untuk

memasukkan data ke suatu penyimpanan data;

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

41

3. Command-language

Merupakan suatu jenis dialog yang memungkinkan

pengguna memasukkan dan mengaktifkan bentuk perintah

sendiri;

4. Direct-manipulation

Merupakan pola yang mengijinkan pengguna bekerja

dengan objek yang ditampilkan dan menggunakan function

atas objek dengan hasil yang dapat diketahui segera. Hasil dari

user interface adalah bentuk-bentuk kotak dialog dan

presentasi, daftar lengkap mengenai elemen user interface,

jendela diagram yang terpilih, dan sebuah navigation diagram.

2.4.7 Architectural Design

Tujuan dari desain arsitektur adalah untuk men-strukturkan sistem

yang terkomputerisasi. Keberhasilan suatu sistem ditentukan dari kekuatan

desain arsitekturnya. Desain arsitektur dibedakan menjadi 2 (dua) konsep,

yaitu Component architecture dan Process architecture. Menurut

Mathiassen, et al. (2000), ”Desain arsitektur memiliki 3 (tiga) prinsip dasar,

yaitu define and prioritize criteria, bridge criteria and technical platform,

and evaluate design early.” (p.175). Kegiatan-kegiatan yang dilakukan

dalam desain arsitektur dapat dilihat pada Gambar 2.5 dibawah ini.

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

42

Componentarchitecture

Criteria

Processarchitecture

Analysis document

Architecturalspecification

Gambar 2.5 Activities in architectural design Sumber: Mathiassen,et al. (2000, 176)

2.4.7.1 Criteria

Criteria bertujuan untuk mengatur prioritas suatu desain.

Menurut Mathiassen, et al. (2000), ”Criterion adalah properti

yang paling diinginkan dalam sebuah arsitektur.” (p.177). Sebuah

panduan yang berguna untuk mendesain sistem harus sederhana,

yang merupakan kriteria penting, yang juga harus

menggambarkan kondisi desain yang khusus. Conditions adalah

teknikal, organisasi, dan peluang manusia dan batasan yang

berkaitan dalam menampilkan sebuah tugas. Hasil dari kegiatan

kriteria adalah sekumpulan prioritas kriteria. Menurut Mathiassen,

et al. (2000), ”Terdapat beberapa prinsip utama dari kriteria

desain yang baik yaitu :

1. Tidak memiliki kelemahan

Sistem digambarkan dengan mengeliminasi beberapa

kriteria yang tidak penting. Beberapa kriteria untuk menilai

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

43

software yang berkualitas yaitu tampak pada Tabel 2.3

dibawah ini.

Criterion Measure of Usable Kemampuan sistem untuk menyesuaikan diri dengan konteks,

organisasi yang berhubungan dengan pekerjaan dan teknis Secure Ukuran keamanan sistem dalam menghadapi akses yang tidak

terotorisasi terhadap data dan fasilitas Efficient Eksploitasi ekonomis terhadap fasilitas platform teknis Correct Pemenuhan dari kebutuhan Reliable Pemenuhan ketepatan yang dibutuhkan dalam melaksanakan fungsi Maintainable Biaya untuk menemukan dan memperbaiki kerusakan Testable Biaya untuk memastikan bahwa sistem yang dibentuk dapat

melaksanakan fungsi yang diinginkan Flexible Biaya untuk mengubah sistem yang dibentuk Comprehensible Usaha yang diperlukan untuk mendapatkan pemahaman terhadap

sistem Reusable Kemungkinan untuk menggunakan bagian sistem pada sistem lain

yang berhubungan Portable Biaya untuk memindahkan sistem ke platform teknis yang berbeda Interoperable Biaya untuk menggabungkan sistem ke sistem yang lain

Tabel 2.3 Classical criteria for software quality Sumber: mathiassen, et al. (2000, p178)

2. Menyeimbangkan beberapa kriteria

Desain yang baik harus memuat beberapa kriteria. Karena

kriteria dapat menyebabkan terjadinya konflik, maka

memprioritaskan seluruh kriteria yang ada itu penting;

3. Dapat digunakan, fleksibel, dan komprehensibel

Kriteria-kriteria diatas bersifat universal dan dapat

digunakan hampir pada setiap proyek pengembangan sistem,

bagaimanapun mengorganisasikannya, menunjukkan tiga

kriteria ideal dalam proyek pengembangan sistem.

Page 36: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

44

Kriteria usable menspesifikasikan bahwa kualitas sistem

yang pokok tergantung pada bagaimana cara kerjanya.

Flexibility menspesifikasikan bahwa sistem arsitektur

mengakomodasi perubahan organisasi dan kondisi teknik.

Sedangkan comprehensibility menspesifikasikan peningkatan

pada sistem komputerisasi, model dan deskripsi harus mudah

untuk dipahami.

Mengacu pada pendapat Mathiassen, et al. (2000), sebuah

desain yang baik memerlukan pertimbangan mengenai kondisi

dari setiap proyek yang dapat mempengaruhi kegiatan desain,

antara lain tampak pada Tabel 2.4 dibawah ini.

Teknikal penggunaan hardware, software, dan sistem penggunaan kembali pola dan komponen yang sudah ada menggunakan komponen standar yang telah dibeli Organisasi pertimbangan perjanjian kontrak rencana untuk pengembangan lanjutan pembagian kerja diantara pengembang Manusia Desain kompetensi pengalaman dengan sistem yang sama pengalaman dengan technical platform

Tabel 2.4 Conditions for design of an architecture Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p184)

2.4.7.2 Component Architecture

Component Architecture adalah sebuah struktur sistem

yang terdiri dari komponen yang saling berhubungan. Component

Architecture yang baik membuat sistem lebih mudah dimengerti,

mengorganisasikan desain kerja dan menggambarkan kestabilan

Page 37: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

45

sistem. Komponen adalah sekumpulan bagian-bagian program

yang membentuk suatu kesatuan dan memiliki fungsi yang jelas.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuat struktur

sistem yang fleksibel dan mudah dimengerti. Mengacu pada

pendapat Mathiassen, et al. (2000), suatu arsitektur komponen

yang baik menunjukkan beberapa prinsip, yaitu mengurangi

kompleksitas dengan membagi menjadi beberapa tugas,

menggambarkan stabilitas dari isi sistem, dan memungkinkan

suatu komponen dapat digunakan pada bagian lain.(p.189).

Beberapa pola yang dapat digunakan untuk

merancang Component Architecture adalah sebagai berikut :

1. Layered architecture pattern

Merupakan bentuk pola yang paling umum dalam

software, yaitu terdiri dari beberapa komponen yang dibentuk

menjadi beberapa lapisan-lapisan yang mirip dengan prinsip

OSI Layer pada model jaringan, dimana lapisan yang berada

diatas bergantung pada lapisan yang berada dibawahnya,

begitu pula sebaliknya. Arsitektur ini sangat berguna untuk

memecah sistem menjadi komponen-komponen;

2. Generic architecture pattern

Pola ini dapat digunakan untuk mengelaborasikan sistem

dasar yang terdiri dari interface, function, dan model

component. Model component berada di lapisan yang paling

Page 38: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

46

bawah yang kemudian dilanjutkan oleh function layer dan

yang paling atas adalah interface layer;

3. Client server architecture pattern

Pola ini dibangun untuk mengatasi sistem yang

terdistribusi di beberapa proses yang tersebar. Arsitektur ini

terdiri dari sebuah server dan beberapa client. Server memiliki

kumpulan operasi yang dapat digunakan oleh client. Client

menggunakan server secara independen.

Berikut ini adalah Tabel 2.55 yang menunjukkan

beberapa jenis distribusi dalam arsitektur client-server dimana

U adalah User Interface, F adalah Function, dan M adalah

Model.

Client Server Architecture

U

U

U+F

U+F

U+F+M

U+F+M

F+M

F+M

M

M

Distributed presentation

Local presentation

Distributed functionality

Centralized data

Distributed data

Tabel 2.5 Jenis Arsitektur client-server Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p200)

Hasil dari component architecture adalah component

diagram yang menunjukkan hubungan antara komponen (dalam

hal ini adalah server dan beberapa client).

Page 39: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

47

2.4.7.3 Process Architecture

Mengacu pada Mathiassen, et al. (2000), Proses arsitektur

adalah struktur dari eksekusi sistem yang terdiri dari proses-

proses yang saling bergantung. Untuk menjalankan sebuah sistem

dibutuhkan processor. Sedangkan external device adalah

processor khusus yang tidak dapat menjalankan program. Proses

arsitektur harus dapat memastikan bahwa sistem dapat dijalankan

secara baik dengan menggunakan processor yang telah tersedia.

(p.211).

Kegiatan proses arsitektur bermula dari komponen logik

yang dihasilkan oleh kegiatan komponen dan bertujuan untuk

menentukan struktur fisik dari sebuah sistem dengan

mendistribusikan komponen-komponen program ke processor

yang akan digunakan untuk eksekusi sistem, mengkoordinasikan

pembagian sumber daya dengan active object dan menghasilkan

arsitektur yang tidak memiliki hambatan.

Menurut Mathiassen, et al. (2000), “Sumber daya yang

umumnya dipakai secara bersamaan yang mampu menghasilkan

bottlenecks adalah :

1. Processor

Terjadi apabila ada dua atau lebih proses yang dieksekusi

secara bersamaan pada satu processor;

Page 40: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

48

2. Program component

Terjadi bila terdapat dua atau lebih proses yang secara

bersama memanggil operasi pada komponen;

3. External device

Tampak pada penggunaan printer yang terhubung

melalui jaringan.” (p.220-222).

Hasil dari process architecture adalah membuat

Deployment Diagram.

2.4.8 Component Design

Menurut Mathiassen, et al. (2000), tujuan dari kegiatan desain

komponen ini adalah untuk menentukan implementasi kebutuhan dalam

kerangka arsitektur. Kegiatan component design bermula dari spesifikasi

arsitektural dan kebutuhan sistem, sedangkan hasil dari kegiatan ini adalah

spesifikasi dari komponen yang saling berhubungan. (p.231).

Beberapa kegiatan dari desain komponen tampak pada Tabel 2.6

dibawah ini :

Kerangka Isi Konsep Model Component

Bagaimana suatu model digambarkan sebagai kelas dalam sebuah sistem

Model Component dan atribut

Function Component

Bagaimana suatu function dimplementasikan

Function Component

Connecting Component

Bagaimana komponen-komponen dihubungkan

Operation component dan connection

Tabel 2.6 Activities in Component Design Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p232)

Page 41: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

49

2.4.8.1 Model Component

Mengacu pada Mathiassen, et al. (2000) model analisis

problem-domain menggambarkan kebutuhan sistem. Kebutuhan

sistem kemudian diimplementasikan dalam model component.

Oleh karena itu, komponen model adalah bagian dari sistem yang

mengimplementasikan model problem-domain. Tujuan dari

komponen model adalah untuk mengirimkan data sekarang dan

historis ke function, interface dan pengguna ataupun sistem lain.

(p.235).

Hasil dari kegiatan komponen model adalah revisi dari

class diagram dari kegiatan analisis. Kegiatan revisi biasanya

terdiri dari kegiatan menambahkan kelas, atribut dan sturktur baru

yang mewakili event.

2.4.8.2 Function Component

Mengacu pada Mathiassen, et al. (2000) komponen

fungsi adalah bagian dari sistem yang mengimplementasikan

kebutuhan fungsional. Tujuan dari komponen fungsi ini adalah

untuk memberikan akses ke model bagi user interface dan

komponen sistem lainnya. Oleh karena itu, komponen fungsi

adalah penghubung antara model dan usage. (p.251).

Function didesain dan diimplementasikan dengan

menggunakan operasi dari kelas sistem. Operasi adalah proses

Page 42: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Informasi Akuntansi …library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2007-2-00015-AKSI Bab2.pdf · To bill or products or services in a timely and an

50

yang dispesifikasikan dalam sebuah kelas dan dijalankan melalui

objek dari kelas tersebut. (p.252).

Hasil utama dari kegiatan ini adalah class diagram untuk

komponen fungsi dan perpanjangan dari class diagram komponen

model. Sub kegiatan dalam perancangan komponen fungsi tampak

pada Gambar 2.6 berikut ini :

Design functions asoperations

Explore patterns

Function list, classdiagram,andcomponentspecification.

Function-componentspecification

Specify complexoperations

Model-componentspecification

Gambar 2.6 Sub activities in function-component design Sumber: Mathiassen, et al. (2000, p252)

Sub kegiatan ini menghasilkan kumpulan operasi yang

dapat mengimplementasikan fungsi sistem seperti yang ditentukan

dalam analysis problem domain dan function list.

1. Merancang function sebagai operation;

2. Menelusuri pola yang dapat membantu dalam implementasi

function sebagai operation;

3. Menspesifikasi operasi-operasi yang kompleks.