Ads or Psi

12
MAKALAH KIMIA FISIK II 2011 1. Pengertian Adsorpsi Adsorpsi (penyerapan) merupakan suatu proses pemisahan dimana kompon darisuatu fase fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben).Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap dilepaskan adsorpsi kimia yangmerupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yan sehingga tidak mungkinterjadi proses yang bolak-balik. Dalam adsorps digunakan istilah adsorbat danadsorban, dimana adsorbat adalah subst terjerap atau substansi yang akandipisahkan dari pelarutnya, sedangk adsorban adalah merupakan suatu mediapenyerap yang dalam hal ini ber senyawa karbon.Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan/ pengayaan (enri suatu komponen didaerah antar fasa. Pada peristiwa adsorpsi, kompone berada di daerah antar muka, tetapi tidak masuk ke dalam fasa ruah. yang terserap disebutadsorbat (adsorbate), sedangkan daerah tempat t penyerapan disebutadsorben (adsorbent/ substrate). Berdasarkan sifat adsorpsi dapat digolongkanmenjadi adsorpsi fisik dan kimia.1.1. Berd sifatnya, adsorpsi dapat digolongkan menjadi dua yaitu : 1. Physisorption (adsorpsi fisika)Terjadi karena gaya Van der Walls dimana ketika gay molekul antara larutandan permukaan media lebih besar daripada gaya substansi terlarut dan larutan,maka substansi terlarut akan diadsorp permukaan media. Physisorption inimemiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil. terikat sangatlemah dan energi yang dilepaskan pada adsorpsi fisika rendah sekitar 20 kJ/mol.Contoh : Adsorpsi oleh karbon aktif. Aktivasi karbon aktif pada temperatur ya akan menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar.Semakin besar luas permukaan, maka semakin banyak substansi te yang melekatpada permukaan media adsorpsi. MAKALAH KIMIA FISIK II 2011 2

Transcript of Ads or Psi

MAKALAH KIMIA FISIK II 2011 1. Pengertian Adsorpsi Adsorpsi (penyerapan) merupakan suatu proses pemisahan dimana komponen darisuatu fase fluida berpindah ke permukaan zat padat yang menyerap (adsorben).Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap dilepaskan pada adsorpsi kimia yangmerupakan ikatan kuat antara penyerap dan zat yang diserap sehingga tidak mungkinterjadi proses yang bolak-balik. Dalam adsorpsi digunakan istilah adsorbat danadsorban, dimana adsorbat adalah substansi yang terjerap atau substansi yang akandipisahkan dari pelarutnya, sedangkan adsorban adalah merupakan suatu mediapenyerap yang dalam hal ini berupa senyawa karbon.Adsorpsi adalah peristiwa penyerapan/ pengayaan (enrichment) suatu komponen didaerah antar fasa. Pada peristiwa adsorpsi, komponen akan berada di daerah antar muka, tetapi tidak masuk ke dalam fasa ruah. Komponen yang terserap disebutadsorbat (adsorbate), sedangkan daerah tempat terjadinya penyerapan disebutadsorben (adsorbent/ substrate). Berdasarkan sifatnya, adsorpsi dapat digolongkanmenjadi adsorpsi fisik dan kimia.1.1. Berdasarkan sifatnya, adsorpsi dapat digolongkan menjadi dua yaitu : 1. Physisorption (adsorpsi fisika)Terjadi karena gaya Van der Walls dimana ketika gaya tarik molekul antara larutandan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan,maka substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan media. Physisorption inimemiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil. Molekul terikat sangatlemah dan energi yang dilepaskan pada adsorpsi fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol.Contoh : Adsorpsi oleh karbon aktif. Aktivasi karbon aktif pada temperatur yangtinggi akan menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar.Semakin besar luas permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut yang melekatpada permukaan media adsorpsi.

MAKALAH KIMIA FISIK II 2011 2

. Chemisorption (adsorpsi kimia) Chemisorption terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia antara substansi terlarutdalam larutan dengan molekul dalam media. Kemisorpsi terjadi diawali dengan adsorpsifisik, yaitu partikel-partikel adsorbat mendekat ke permukaan adsorben melalui gayavan der Waals atau melalui ikatan hidrogen. Kemudian diikuti oleh adsorpsi kimia yangterjadi setelah adsorpsi fisika. Dalam adsorpsi kimia partikel melekat pada permukaandengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencaritempat yang memaksimumkan bilangan koordinasi dengan substrat (Atkins 1999).Contoh : Ion exchange. Tabel Perbedaan adsorpsi fisik dan kimiaAdsorpsi Fisik Adsorpsi Kimia Molekul terikat padaadsorben oleh gaya vander WaalsMolekul terikat pada adsorben oleh ikatankimiaMempunyai entalpi reaksi 4 sampai 40 kJ/molMempunyai entalpi reaksi 40 sampai 800 kJ/molDapat membentuk lapisan multilayer Membentuk lapisan monolayer Adsorpsi hanya terjadi Adsorpsi dapat terjadi pada suhu tinggi

MAKALAH KIMIA FISIK II 2011 pada suhu di bawah titikdidih adsorbatJumlah adsorpsi padapermukaan merupakanfungsi adsorbatJumlah adsorpsi pada permukaanmerupakan karakteristik adsorben danadsorbatTidak melibatkan energiaktifasi tertentuMelibatkan energi aktifasi tertentuBersifat tidak spesifik Bersifat sangat spesifikDalam adsorpsi dikenal adsorbat dan adsorben, adsorbat merupakan substansiyang akan disisihkan sedangkan adsorben yaitu padatan dimana di permukaannyaterjadi pengumpulan substansi yang disisihkan.1.2. Karakteristik Adsorben Adsorben yang biasa digunakan berbentuk butiran, batangan, batu dengandiameter 0,5 sampai 10 mm. Untuk pemakaian yang terus menerus diperlukanadsorben yang tahan terhadap suhu tinggi, tahan abrasi dan panas. Pada kebanyakanindustri adsorben dibagi menjadi 3 kelas: y

Oxygen-containing compounds: biasanya hydrophilic dan bersifat polar, contohnyayang terkandung dalam silica gel dan zeolites. y Carbon-based compounds: biasanya hydrophobic dan nonpolar, contohnya yangterkandung dalam activated carbon dan graphite. y Polymer-based compounds: terdiri dari poros porous polymer matrix mengandungpolar atau nonpolar grup fungsi.

DefinisiAdsorbsi1

.Adsorpsiadalah proses

penyerapan molekul (gas atau cair) oleh permukaan (padatan). Definisi tersebutdigunakan untuk menjelaskan terjadinyaakumulasi molekul-molekul gas pada permukaan padatan. Adsorpsi dapat terjadikarena interaksi gaya elektrostatik atau van der Waals antar molekul(physisorption/fisisorpsi) maupun oleh adanya interaksi kimiawi antar molekul(chemisorption/kimisorpsi). Kimisorpsi atau fisisorpsi biasa dinyatakan oleh besarnyaenergiadsorpsi.Fisisorpsi memilikienergiadsorpsisebesar5-10kJ/mol,lebihrendahdibandingkand n nkms pid n ne er ia s pis bear3 - 0 e ga i ior s e ga n g dor s e s 07 k/m u u m e uda 1 04 0k/ oluntuk atom. Adsorpsi adalah peristiwa kesetimbangan J ol nt k ol k l n 0 - 0 Jm kimia. Oleh karenanya, berkurangnyakadar zat yangteradsorpsi (adsorbat) oleh material pengadsorpsi (adsorben) terjadisecarakesetimbangan, sehingga secara teoritis, tidak dapat terjadi penyerapan sempurnaadsorbatoleh adsorben. Jika pada proses adsorpsi ditemukan fenomena reduksiadsorbat hingga 100%, halitu dimungkinkan oleh sensitifitas pengukurankonsentrasi adsorbat semata. Besarnya konsentrasiadsorbat oleh proses adsorpsitergantung pada mekanisme adsorpsi, konsentrasi awal adsorbat,tmetroiasre,leiga e bnigakmmunutasredr e pru s do nsh gmmad kne a pasa do na a, s b d n d n u b i bsryrdki etelah adsorpsi bisa menjadi bias. Karenanya, untuk menguji kuatea aeus n s lemahnya adsorpsi, yangdibutuhkan adalah besaran energi adsorpsi (E ads) yangdapat diperoleh dari evaluasi nilaikonstanta adsorpsi-desorpsi ( K) sebagai fungsitemperatur 2trs draaAsreKekuatan interaksi adsorbat dengan adsorben nk d IaAot on .ei sb n db dipengaruhi oleh sifat dariadsorbat maupunadsorbennya. Gejala yang umum dipakai untuk meramalkankomponen mana yang diadsorpsilebih kuat adalah kepolaran adsorben denganadsorbatnya. Apabila adsorbennya bersifat polar,maka komponen yang bersifat polar akan terikat lebih kuat dibandingkan dengan komponenyang kurang polar.Kekuatan interaksi juga dipengaruhi oleh

sifat keras-lemahnya dariadsorbatmaupun adsorben. Sifat keras untuk kation dihubungkan dengan istilah p laizn p w rc to yaitu kemampuan suatu kation untuk o r i g o e ai n, mempolarisasi anion dalamsuatu ikatan. Kation yangmempunyai polarizing power cation besar cenderung bersifat keras. Sifat polarizing power cationyang besar dimiliki oleh ion-ionlogam dengan ukuran (jari-jari) kecil dan muatan yang besar.Sebaliknya sifat polarizing power cationyn r n hdimlkoe i n-i nl gamde g n a ge da ii i l ho o o na u ur nb sanam nm t n ak ci,se i g diklasifikasikan ion lemah. Sedangkan pengertian k a e r u uaa ny e l hn ga keras untuk anion dihubungkan dengan istilah polarisabilitas anionyaitu, kemampuan suatu anion untuk mengalami polarisasi akibat medanlistrik dari kation. Anion bersifat keras adalah anion berukuran kecil, muatan besar danelektronegativitas tinggi, sebaliknya anion lemah dimiliki oleh anion denganukuran besar, muatan kecil dan elektronegatifitas yang rendah. Ion logam keras berikatan kuat dengan anionkeras dan ion logam lemah berikatan kuat dengananion lemah (Atkins at al . 1990).Pearson (1963) mengklasifikasikan asam-basa Lewis menurut sifat kerasdan lemahnya. MenurutPearson, situs aktif pada permukaan padatan dapatdianggap sebagai ligan yang dapat mengikatlogam secara selektif. Logam danligan dikelompokkan menurut sifat keras dan lemahnya berdasarkan pada polarisabilitas unsur. Pearson (1963) mengemukakan suatu prinsip yangdisebutHard and Soft Acid Base(HSAB). Ligan-ligan dengan atom yang sangatelektronegatif dan berukuran kecil merupakan basa keras, sedangkan ligan-ligandengan atom yang elektron terluarnya mudah terpolarisasiaiaeghnaa epaba ktnai d r rana b ro rm k s pu i u u l e aS nko-l a ab u e lm.eagainng ygekrki namun bermuatan positip besar, elektron terluarnya tidak mudah hd ni omn r a c o u nl 3 dipengaruhi olehion dari luar,ini dikelompokkan ke dalam asam keras, sedangkan ion-ion logamyang berukuran besar dan bermuatan kecil atau nol, elektron terluarnya mudahdipengaruhi oleh ion lain, dikelompokkan kedalam asam lemah. Pengelompokanasam-basa menurut prinsip HSAB Pearson dapat dilihat padaTabel 1. Menurut prinsip HSAB, asam keras akan berinteraksi dengan basa keras untuk membentuk kompleks, begitu juga asam lemah dengan basa lemah. Interaksi asam kerasdengan basa keras merupakan interaksi ionik, sedangkan interaksi asam lemahdengan basa lemah,interaksinya lebih bersifat kovalen. Ion krom (Cr3+)merupakan kation yang bersifat asam keras,sehingga akan berinteraksi secarakuat dengan anion-anion yang bersifat basa keras sepertidengan OH-. Selulosamempunyai banyak gugus -OH, dengan demikian selulosa akan mengikationkrom secara kuat. Ikatan antara ion Cr3+ dengan -OH pada selulosa melalui pembentukanikatankoordinasi,dimanapasanganelektronbebasdariOpadaOHakanmenempatiorbitalkosongyn dmlkoe C3+se i g at r e u k pl k tek or i ai.B i ua l hta eaam a g i ii i l h r , hn g eb nt k om e s r o dn s erk t daa b l s d n basa beberapa senyawadan ion menurut prinsip HSAB dari Pearson a

Definisi Adsorpsi

Adsorpsi adalah masuknya gas ke dalam padatan atau larutan, atau masuknya cairan ke dalam padatan. Penyerapan berbeda dengan penjerapan sebab zat yang terserap menembus ke dalam zat penyerap. Dalam ilmu fisika, adsorpsi adalah perubahan energi radiasi elektromagnetik, bunyi, berkas partikel, dll, ke dalam bentuk energi lain jika dilewatkan pada suatu medium. Misalnya, seberkas cahaya yang dilewatkan pada suatu medium dapat kehilangan intensitasnya karena dua hal: penghamburan cahaya ke luar berkas dan penyerapan foton oleh atom atau molekul dalam medium. Bila foton diserap, akan terjadi peralihan ke keadaan tereksitasi (Daintith, 1994). Istilah adsorpsi digunakan utk menjelaskan kenyataan bahwa ada konsentrasi lebih besar dari molekul yg teradsorpsi pada permukaan padatan daripada dalam fase gas atau dalam badan larutan. Secara umum, adsorben padatan dengan ukuran partikel kecil digunakan dan sering dengan ketidaksempurnaan permukaan seperti keretakan dan lubang yang dapat meningkatkan luas permukaan per satuan massa. Partikel-partikel berpori yang kecil tersebut mempunyai luas permukaan spesifik antara 10 1000 m2 g-1. Beberapa contoh adsorben uang umum digunakan adalah karbon aktif, silika gel, alumina, zeolit dan penyaring molekul (Taba, dkk., 2010). Adsorpsi adalah proses pembentukan gas pada permukaan padatan atau terkadang cairan. Berdasarkan sifat daya gaya yang terlibat, ada dua jenis penyerapan yaitu fisiosorpsi dan kemisorpsi Dalam proses adsorpsi ada zat yang terserap pada suatu permukaan zat lain yang disebut adsorbat, sedangkan zat yang permukaannya dapat menyerap zat lain disebut adsorben. Dalam kemisorpis, ada selapis molekul, atom atau ion yang melekat pada permukaan penjerap melalui ikatan kimia. Dalam fisiosorpis, molekul yang terjerap terikat melalui gaya van der Waals yang lebih lemah (Sukardjo, 1997).

ADSORPSI Posted on May 13, 2012 by [I]pha::[B]eta::[A]mbar 1. Pengertian Adsorpsi Adsorpsi merupakan peristiwa penyerapan suatu zat pada permukaan zat lain. Zat yang diserap disebut fase terserap (adsorbat), sedangkan zat yang menyerap disebut adsorben. Kecuali zat padat, adsorben dapat pula zat cair. Karena itu adsorpsi dapat terjadi antara : zat padat dan zat cair, zat padat dan gas, zat cair dan zat cair atau gas dan zat cair.

Adsorpsi secara umum adalah proses penggumpalan substansi terlarut yang ada dalam larutan oleh permukaan benda atau zat penyerap. Adsorpsi adalah masuknya bahan yang mengumpul dalam suatu zat padat. Keduanya sering muncul bersamaan dengan suatu proses maka ada yang menyebutnya sorpsi. Baik adsorpsi maupun absorpsi sebagai sorpsi terjadi pada tanah liat maupun padatan lainnya, namun unit operasinya dikenal sebagai adsorpsi. (Giyatmi, 2008: 101). Menurut Sukardjo bahwa molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair, mempunyai gaya tarik ke arah dalam, karena tidak ada gaya-gaya yang mengimbangi. Adanya gaya-gaya ini menyebabkan zat padat dan zat cair, mempunyai gaya adsorpsi. Adsorpsi berbeda dengan absorpsi. Pada absorpsi zat yang diserap masuk ke dalam adsorben sedang pada adsorpsi, zat yang diserap hanya pada permukaan (Sukardjo, 2002:190). 2. Jenis adsorpsi Adsorpsi ada dua jenis, yaitu adsorpsi fisika dan adsorpsi kimia. Physisorption (adsorpsi fisika) Terjadi karena gaya Van der Walls dimana ketika gaya tarik molekul antara larutan dan permukaan media lebih besar daripada gaya tarik substansi terlarut dan larutan, maka substansi terlarut akan diadsorpsi oleh permukaan media. Physisorption ini memiliki gaya tarik Van der Walls yang kekuatannya relatif kecil. Molekul terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan pada adsorpsi fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol. Contoh : adsorpsi oleh arang aktif. Aktivasi arang aktif pada temperatur yang tinggi akan menghasilkan struktur berpori dan luas permukaan adsorpsi yang besar. Semakin besar luas permukaan, maka semakin banyak substansi terlarut yang melekat pada permukaan media adsorpsi. Chemisorption (adsorpsi kimia) Chemisorption terjadi ketika terbentuknya ikatan kimia antara substansi terlarut dalam larutan dengan molekul dalam media. Chemisorpsi terjadi diawali dengan adsorpsi fisik, yaitu partikel-partikel adsorbat mendekat ke permukaan adsorben melalui gaya Van der Walls atau melalui ikatan hidrogen. Dalam adsorpsi kimia partikel melekat pada permukaan dengan membentuk ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen), dan cenderung mencari tempat yang memaksimumkan bilangan koordinasi dengan substrat. Contoh : Ion exchange. (Atkin, 1999: 437-438). 3. Perbedaan adsorpsi fisika dan kimia dapat dilihat pada tabel 1. Adsorpsi fisika Adsorpsi kimia Molekul terikat pada adsorben oleh Molekul terikat pada adsorben oleh gaya Van der Walls ikatan kimia

Mempunyai entalpi reaksi -4 sampai -40 kJ/mol Dapat membentuk lapisan multilayer Adsorpsi hanya terjadi pada suhu dibawah titik didih adsorbat Jumlah adsorpsi pada permukaan merupakan fungsi adsorbat Tidak melibatkan energi aktivasi tertentu Bersifat tidak spesifik (Atkin, 1999: 437-438)

Mempunyai entalpi reaksi -40 sampai 800kJ/mol Membentuk lapisan Monolayer Adsorpsi dapat terjadi pada suhu tinggi Jumlah adsorpsi pada permukaan merupakan karakteristik adsorben dan adsorbat Melibatan energi aktivasi tertentu Bersifat sangat spesifik

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Adsorpsi Faktor-faktor yang mempengaruhi adsorpsi adalah sebagai berikut: a. Waktu Kontak Waktu kontak merupakan suatu hal yang sangat menentukan dalam proses adsorpsi. Waktu kontak memungkinkan proses difusi dan penempelan molekul adsorbat berlangsung lebih baik. Karakteristik Adsorben Ukuran partikel merupakan syarat yang penting dari suatu arang aktif untuk digunakan sebagai adsorben. Ukuran partikel arang mempengaruhi kecepatan dimana adsorpsi terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan menurunnya ukuran partikel. b. Luas Permukaan Semakin luas permukaan adsorben, semakin banyak adsorbat yang diserap, sehingga proses adsorpsi dapat semakin efektif. Semakin kecil ukuran diameter adsorben maka semakin luas permukaannya. Kapasitas adsorpsi total dari suatu adsorbat tergantung pada luas permukaan total adsorbennya. c. Kelarutan Adsorbat Agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa yang mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya lebih sukar untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi ada perkeculian karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah sukar diadsorpsi, sedangkan beberapa senyawa yang sangat mudah larut diadsorpsi dengan mudah. Usaha-usaha untuk menemukan hubungan kuantitatif antara kemampuan adsorpsi dengan kelarutan hanya sedikit yang berhasil.

d. Ukuran Molekul Adsorbat Ukuran molekul adsorbat benar-benar penting dalam proses adsorpsi ketika molekul masuk ke dalam mikropori suatu partikel arang untuk diserap. Adsorpsi paling kuat ketika ukuran pori-pori adsorben cukup besar sehingga memungkinkan molekul adsorbat untuk masuk. e.pH pH di mana proses adsorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar terhadap adsorpsi itu sendiri. Hal ini dikarenakan ion hidrogen sendiri diadsorpsi dengan kuat, sebagian karena pH mempengaruhi ionisasi dan karenanya juga mempengaruhi adsorpsi dari beberapa senyawa. Asam organik lebih mudah diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah pada pH tinggi. pH optimum untuk kebanyakan proses adsorpsi harus ditentukan dengan uji laboratorium. f. Temperatur Temperatur di mana proses adsorpsi terjadi akan mempengaruhi kecepatan dan jumlah adsorpsi yang terjadi. Kecepatan adsorpsi meningkat dengan meningkatnya temperatur, dan menurun dengan menurunnya temperatur. Namun demikian, ketika adsorpsi merupakan proses eksoterm, derajad adsorpsi meningkat pada suhu rendah dan akan menurun pada suhu yang lebih tinggi (Srining Peni, 2001: 23). 5. Isoterm Adsorpsi Isoterm adsorpsi adalah adsorpsi yang menggambarkan hubungan antara zat yang teradsorpsi oleh adsorben dengan tekanan atau konsentrasi pada keadaan kesetimbangan dan temperatur konstan. Persamaan yang sering digunakan untuk menggambarkan data percobaan isoterm telah dikembangkan oleh 1) Freundlich, 2) Langmuir, dan 3) Brunauer, Emmett, dan Teller (Isoterm BET) (Tchobanoglos et al., 1991: 318). Dalam sistem cair, isoterm adsorpsi menyatakan variasi adsorben dan adsorbat yang terjadi pada suhu konstan. Pada kondisi kesetimbangan terjadi distribusi larutan antara fasa cair dan fasa padat. Rasio dari distribusi tersebut merupakan fungsi konsentrasi dan larutan. Pada umumnya jumlah material yang diserap per satuan berat dari adsorben bertambah seiring dengan bertambahnya konsentrasi walaupun hal itu tidak selalu berbanding lurus.

Tipe Distilasi Kata Kunci: distilasi azeotropik, distilasi ekstraktif, distilasi kering Ditulis oleh Suparni Setyowati Rahayu pada 22-08-2009

Karena karakter campuran yang berbeda maka distilasi dilakukan dengan cara berbeda pula. Oleh karena itu distilasi meliputi beberapa tipe yaitu: distilasi azeotropik, distilasi kering, distilasi ekstraktif, distilasi beku (freeze distillation), distilasi fraksinasi, distilasi ua (steam distillation) dan distilasi vakum. Berdasarkan prosesnya, distilasi juga dapat dibedakan menjadi distilasi batch (batch distillation) dan distilasi kontinyu (continuous distillation).Disebut distilasi batch jika dilakukan satu kali proses, yakni bahan dimasukkan dalam peralatan, diproses kemudian diambil hasilnya (distilat dan residu). Disebut distilasi kontinyu jika prosesnya berlangsung terusmenerus.Ada aliran bahan masuk sekaligus aliran bahan keluar.Rangkaian alat distilasi yang banyak digunakan di industri adalah jenis tray tower dan packed tower.

Perawatan peralatan distilasi Kolom distilasi harus dirawat agar kebersihan dan penggunaannya dapat seoptimal mungkin, dilakukan sebagai berikut : 1. Pengaruh panas kolom pada unit kolom distilasi terbatas pada kondensor dan pendidih ulang (reboiler), karena, pada umumnya, kolom tersebut diisolasi, sehingga kehilangan kalor sepanjang kolom relatif kecil 2. Untuk umpan yang berupa zat cair pada titik gelembungnya (q = 1) yaitu cairan jenuh, kalor yang diberikan pada pendidih ulang sama dengan yang dikeluarkan pada kondensor. Untuk umpan yang berwujud selain

cairan jenuh kebutuhan kukus, pemanas dihitung dengan neraca panas (neraca entalpi). Adsorpsi atau penjerapan adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas atau cair, bahan yang akan dipisahkan ditarik oleh permukaan zat padat yang menyerap (adsorben). Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap ditempatkan ke suatu hamparan tetap dan fluida kemudian dialirkan melalui hamparan tetap tersebut sampai zat padat itu mendekati jenuh dan pemisahan yang dikehendaki tidak dapat berlangsung lagi. Kebanyakan zat pengadsorpsi adalah adsorben. Bahan-bahan yang berpori, dan adsorpsi berlangsung terutama pada dindingdinding pori. Pemisahan terjadi karena perbedaan bibit molekul atau karena perbedaan polaritas menyebabkan sebagian molekul melekat pada permukaan itu lebih erat daripada molekul-molekul lainnya. Misalnya, limbah industri pencucian kain batik diadsorpsi zat warnanya dengan menggunakan arang tempurung kelapa yang sudah diaktifkan. Limbah elektroplating yang mengandung nikel, logam berat nikel diadsorpsi dengan zeolit yang diaktifkan. Pengoperasian peralatan kolom adsorpsi Kolom adsorpsi dilengkapi dengan peralatan : 1. Bak penampung umpan sekaligus berfungsi sebagai bak penampung overflow, bak pengatur debit, bak penampung efluen, pompa air, flowmeter 2. Sebelum alat dioperasikan terlebih dahulu kolom diisi dengan aquades sampai sedikit di atas lapisan adsorben. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari udara yang terjebak di dalam kolom yang dapat mengganggu laju aliran. 3. Alat dioperasikan dengan mengalirkan sampel air baku secara grafitasi (downflow) secara terus menerus dari bak penampung umpan dengan menggunakan pompa menuju ke bak pengatur laju limpasan. Bak pengatur laju limpasan digunakan untuk mendapatkan tekanan dan laju limpasan yang konstan. 4. Setelah dari bak pengatur laju limpasan aliran umpan dilewatkan flowmeter untuk mendapatkan hasil pembacaan laju limpasan secar visual.Flowmeter ini dilengkapi dengan 3 buah kran pengatur. Sesuai dengan Gambar kran a digunakan untuk mengatur besar kecilnya laju limpasan, kran b berfungsi sebagai pintu masuk aliran umpan menuju ke kolom adsorpsi. Kran b akan ditutup pada saat kalibrasi flowmeter dengan kondisi kran c terbuka. Setelah laju limpasan aliran stabil, kran c ditutup ddan kran b dibuka. Kemudian umpan akan mengalir menuju ke kolom adsorpsi.

5. Setelah operasional alat dengan waktu dan laju limpasan tertentu dilakukan pengambilan sampel air baku pada masing-masing outlet yang selanjutnya dilaksanakan analisis 6. Diulangi untuk kondisi operasi yang berbeda dengan variasi laju limpasan, variasi konsentrasi influen, dan variasi ukuran media.