BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2...1) Modifikasi tingkah laku Salah satu tujuan promosi adalah...

20
13 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran Menurut Kotler (2011:5), pemasaran didefinisikan sebagai proses yang dilakukan oleh perusahaan dalam menciptakan nilai untuk konsumen dan membangun hubungan yang kuat dengan konsumen untuk mendapatkan nilai balik yang sesuai dari konsumen. Menurut Hasan (2013:4), pemasaran adalah proses mengidentifikasi, menciptakan dan mengkomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan yang memuaskan pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. Menurut penulis, pemasaran adalah proses ―take and give‖ antara penjual dan pembeli yang bersifat positif dan memberikan nilai bagi kedua belah pihak. Banyaknya konsumen sebuah perusahaan berarti menentukan banyaknya jumlah pemasukan bagi perusahaan. Semakin besar pemasukan perusahaan, dapat menjadi indikator bahwa perusahaan semakin berkembang, demikian pula sebaliknya. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemasaran memegang peranan penting dalam meningkatkan keuntungan serta menjaga keberhasilan sebuah perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan pemasaran diibaratkan sebagai ujung tombak sebuah perusahaan. Produk yang bagus tidak ada artinya apabila produk itu tidak laku dipasaran, karena tidak akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Seiring berjalannya waktu, peran marketing berkembang lebih dari sekedar aktivitas memasarkan dan menjual, namun juga memuaskan kebutuhan pelanggan. Kebutuhan pelanggan juga ikut berkembang dari waktu ke waktu dan menuntut perusahaan untuk terus berinovasi dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Pelanggan tidak lagi hanya mencari sebuah produk semata, namun mempertimbangkan nilai yang bisa mereka dapat dari produk tersebut. Proses penerapan strategi pemasaran mengharuskan marketer untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan – pasar sasaran, memuaskan pelanggan (lebih tinggi dari pesaing), dan menjaga pelanggan sebagai sarana untuk keberlanjutan profit. (Hasan, 2013:4).

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran 2...1) Modifikasi tingkah laku Salah satu tujuan promosi adalah...

  • 13

    BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1 Pemasaran

    Menurut Kotler (2011:5), pemasaran didefinisikan sebagai proses yang dilakukan

    oleh perusahaan dalam menciptakan nilai untuk konsumen dan membangun

    hubungan yang kuat dengan konsumen untuk mendapatkan nilai balik yang sesuai

    dari konsumen.

    Menurut Hasan (2013:4), pemasaran adalah proses mengidentifikasi,

    menciptakan dan mengkomunikasikan nilai, serta memelihara hubungan yang

    memuaskan pelanggan untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan.

    Menurut penulis, pemasaran adalah proses ―take and give‖ antara penjual dan

    pembeli yang bersifat positif dan memberikan nilai bagi kedua belah pihak.

    Banyaknya konsumen sebuah perusahaan berarti menentukan banyaknya jumlah

    pemasukan bagi perusahaan. Semakin besar pemasukan perusahaan, dapat menjadi

    indikator bahwa perusahaan semakin berkembang, demikian pula sebaliknya.

    Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemasaran memegang

    peranan penting dalam meningkatkan keuntungan serta menjaga keberhasilan sebuah

    perusahaan dalam jangka panjang. Kegiatan pemasaran diibaratkan sebagai ujung

    tombak sebuah perusahaan. Produk yang bagus tidak ada artinya apabila produk itu

    tidak laku dipasaran, karena tidak akan mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.

    Seiring berjalannya waktu, peran marketing berkembang lebih dari sekedar

    aktivitas memasarkan dan menjual, namun juga memuaskan kebutuhan pelanggan.

    Kebutuhan pelanggan juga ikut berkembang dari waktu ke waktu dan menuntut

    perusahaan untuk terus berinovasi dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Pelanggan

    tidak lagi hanya mencari sebuah produk semata, namun mempertimbangkan nilai

    yang bisa mereka dapat dari produk tersebut. Proses penerapan strategi pemasaran

    mengharuskan marketer untuk mengidentifikasi kebutuhan dan keinginan pelanggan

    – pasar sasaran, memuaskan pelanggan (lebih tinggi dari pesaing), dan menjaga

    pelanggan sebagai sarana untuk keberlanjutan profit. (Hasan, 2013:4).

  • 14

    2.1.1 Konsep Pemasaran

    Perusahaan yang berorientasi pada konsumen atau consumer oriented

    menciptakan sebuah kegiatan pemasaran yang bermula dan berakhir pada

    konsumen. Konsumen adalah acuan dan arah perusahaan dalam menetapkan

    strategi hingga aktivitas pemasaran. Artinya dimulai dari menentukan

    keinginan konsumen dan diakhiri dengan memenuhi kepuasan konsumen.

    Pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat mutlak bagi kelangsungan

    hidup perusahaan sebagaimana tercermin dalam konsep pemasaran yang

    disampaikan oleh Dharmmesta dan Irawan (2000 : 10), yaitu konsep

    pemasaran adalah suatu falsafah bisnis yang menyatakan bahwa kepuasan

    konsumen adalah syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup

    perusahaan.

    2.1.2 Bauran pemasaran

    Menurut istilah, bauran pemasaran adalah sebuah strategi pemasaran

    yang dilakukan secara bersamaan dalam menerapkan elemen-elemen dalam

    strategi pemasaran itu sendiri. Bauran pemasaran berisikan hal-hal yang

    dimiliki perusahaan, yang dapat digunakan untuk mempengaruhi penjualan

    produk. Bauran pemasaran merupakan strategi mencampur kegiatan-kegiatan

    marketing, agar dicari kombinasi maksimal sehingga mendatangkan hasil

    memuaskan (Bukhari, 2013, p. 205). Salah satu tujuan dari marketing adalah

    menarik konsumen untuk membeli produk yang dihasilan oleh perusahaan.

    Apabila perusahaan dapat menjawab kebutuhan pelanggan dengan produknya,

    memberikan harga yang sesuai, mendistribusikan dengan efektif serta memiliki

    keahlian dalam menarik minat konsumen, maka produk tersebut akan terjual

    dengan mudah, dan tentunya mendatangkan keuntungan bagi perusahaan.

    Menurut Kotler dan Armstrong (2011:52-53), bauran pemasaran terdiri

    dari empat variabel yaitu,

    2.1.2.1 Produk

    Produk adalah hasil akhir dari aktivitas produksi dalam sebuah

    perusahaan. Produk dapat diartikan sebagai kombinasi barang dan jasa

    yang ditawarkan oleh perusahaan kepada target pasar tertentu. Produk

  • 15

    ditawarkan atau dijual dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan

    pelanggan dan meraih keuntungan bagi perusahaan.

    2.1.2.2 Harga

    Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen

    untuk membeli produk. Harga juga dianggap sebagai alat untuk

    mengukur nilai suatu barang, serta sebagai pesan untuk menunjukan

    bagaimana suatu brand memposisikan dirinya di sebuah pasar. Harga

    juga merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi keputusan

    pembelian konsumen. Oleh karena itu, perusahaan harus

    mempertimbangkan strategi dalam penetapan harga suatu produk.

    2.1.2.3 Tempat

    Tempat adalah serangkaian aktivitas perusahaan dalam

    menyajikan produk agar bisa dicapai oleh target konsumen mereka.

    Tempat juga bisa diartikan sebagai lokasi dimana jual-beli produk terjadi.

    Tempat penjualan tidak selalu berbentuk toko, namun juga bisa

    berbentuk website yang memungkinkan terjadinya transaksi pembelian.

    2.1.2.4 Promosi

    Promosi merupakan salah satu aktivitas pokok dalam pemasaran.

    Menurut Kotler (2011:408) bauran promosi terdiri dari:

    a. Iklan

    Semua bentuk penyajian non-personal dan promosi ide, barang atau

    jasa yang dibayar oleh satu sponsor tertentu.

    b. Promosi penjualan

    Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong penjualan suatu

    produk atau jasa.

    c. Hubungan masyarakat dan publisitas

    Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat dengan

    menciptakan imej baik tentang perusahaan serta mengatasi rumor

    dan hal-hal negatif tentang perusahaan

  • 16

    d. Penjualan secara pribadi

    Presentasi pribadi oleh sales perusahaan untuk mendorong penjualan

    dan membangun hubungan dengan pelanggan

    e. Pemasaran langsung

    Interaksi langsung dengan target konsumen terpilih dan menciptakan

    hubungan jangka panjang

    2.2 Promosi

    Promosi adalah salah satu variabel di dalam bauran pemasaran yang perlu

    dilakukan oleh perusahaan dalam memasarkan barang dan jasa.

    Pengertian promosi menurut Kotler dan Armstrong (2011:) adalah aktivitas

    yang mengkomunikasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan untuk

    membeli produk itu.

    Menurut Alma (2011: 179) promosi adalah sejenis komunikasi yang

    memberikan penjelasan yang meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa.

    Tujuan promosi ialah memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan, dan

    meyakinkan calon konsumen.

    Lupiyoadi (2009: 120) berpendapat bahwa promosi merupakan salah satu

    variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting dilaksanakan oleh perusahaan

    dalam memasarkan produk jasa.

    Promosi merupakan salah satu aktivitas pemasaran. Promosi penjualan

    merupakan insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu

    produk atau jasa. Menurut pendapat penulis, kegiatan promosi mencakup aktivitas-

    aktivitas perusahaan yang bertujuan untuk menyampaikan keunggulan produk dan

    nilai yang ditawarkan kepada konsumen, yang bertujuan untuk menarik minat

    konsumen.

    2.2.1 Tujuan Promosi

    Kegiatan promosi yang dilakukan bertujuan untuk menyebar luaskan

    informasi dan mendapatkan perhatian dari target konsumen, menciptakan dan

    menumbuhkan keinginan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.

    Oleh sebab itu, kegiatan promosi harus memiliki strategi bagaimana

    mempengaruhi pola pikir konsumen dalam memutuskan pembelian. Sedangkan

    kata promosi harus baik dan menarik, sehingga memberi kesan bahwa pembeli

  • 17

    tidak menghendaki produk yang lain selain dari barang yang ditawarkan

    kepadanya.

    Menurut Rangkuti (2009: 51-53) perusahaan melakukan kegiatan

    promosi dengan tujuan utamanya untuk mencari laba. Sedangkan menurut

    Tjiptono (2010: 221), tujuan dari promosi adalah menginformasikan,

    mempengaruhi dan membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang

    perusahaan dan bauran pemasaran.

    Tujuan promosi penjualan menurut menurut Saladin (2011: 213) adalah

    sebagai berikut:

    1) Bagi konsumen, tujuan ini mencakup usaha untuk mendorong konsumen

    diantaranya:

    a) Untuk lebih banyak menggunakan produk.

    b)Untuk membeli produk dalam unit yang lebih banyak dari merek yang

    dipromosikan.

    c) Untuk menarik pembeli lainnya yang bersaing dengan merek produk

    yang sedang dipromosikan.

    2) Bagi pengecer tujuan ini adalah untuk merangsang mereka untuk mencari

    pelanggan baru dan menolong penjualan di musim sepi.

    3) Bagi wiraniaga bertujuan untuk mendukung atas produk atau model baru,

    dan mendorong penjualan dimusim sepi.

    Menurut Basu Swasatha dan Irawan (2010), tujuan-tujuan promosi

    adalah sebagai berikut:

    1) Modifikasi tingkah laku

    Salah satu tujuan promosi adalah untuk merubah tingkah laku dan

    pendapatan serta memperkuat tingkah laku yang ada. Penjualan yang

    selalu menciptakan kesan baik tentang dirinya atau mendorong

    pembelian barang dan jasa perusahaan.

    2) Memberitahu

    Kegiatan promosi itu dapat bertujuan untuk memberitahu target pasar

    tentang penawaran perusahaan. Promosi yang bersifat informatif ini

    krusial bagi konsumen karena dapat membantu dalam pengambilan

    keputusan dalam membeli suatu produk

  • 18

    3) Membujuk

    Promosi bersifat membujuk atau mengarahkan agar terbentuk suatu

    keputusan pembelian. Perusahaan lebih mengutamakan untuk

    menciptakan kesan positif. Hal ini dimaksudkan agar dapat memberi

    pengaruh dalam waktu yang lama terhadap perilaku pembeli.

    4) Mengingatkan

    Promosi dilakukan untuk mempertahankan merek produk dihati

    masyarakat. Ini berarti perusahaan juga berusaha untuk mempertahankan

    pembeli yang sudah ada.

    2.2.2. Bauran Promosi

    Menurut Kotler dan Gery A, bauran promosi adalah rumusan khusus

    dari iklan pribadi, promosi penjualan, dan hubungan masyarakat yang

    digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya.

    Sedangkan menurut Basu Swasatha, bauran promosi adalah kombinasi strategi

    yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat

    promosi lainnya, yang secara bersama-sama direncanakan untuk mencapai

    tujuan program penjualan.

    Variabel-variabel yang ada di dalam promotional mix adalah :

    1) Personal selling (penjualan langsung)

    Personal selling adalah proses penjualan langsung dengan presentasi

    lisan dalam suatu percakapan dengan satu calon pembeli atau lebih.

    Dalam personal selling terjadi interaksi langsung antara pembeli dan

    penjual sehingga penjual dapat langsung memperoleh tanggapan tentang

    keinginan dan kesukaan pembeli. Kegiatan ini tidak hanya terjadi di

    tempat pembelian saja, tetapi juga dapat dilakukan di tempat penjual atau

    toko.

    2) Periklanan

    Periklanan adalah bentuk presentasi dan promosi non pribadi tentang ide,

    barang, dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu. Komunikasi yang

    dilakukan oleh sponsor bersifat massal karena menggunakan media

    massa seperti : radio, televisi, surat-kabar, majalah, surat pos, papan

    nama, dan sebagainya.

  • 19

    3) Promosi Penjualan

    Promosi penjualan adalah kegiatan pemasaran yang mendorong

    pembelian konsumen dan efektivitas pengecernya. Kegiatan-kegiatan

    tersebut antara lain : peragaan, pertunjukan, pameran, demonstrasi, dan

    sebagainya.

    4) Publisitas

    Publisitas adalah bentuk promosi suatu produk, jasa, atau ide dengan

    menggunakan berita komersial di dalam media masa dimana sponsor

    tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung. Publisitas merupakan

    bagian dari fungsi yang lebih luas, yang disebut hubungan masyarakat,

    dan meliputi usaha-usaha untuk menciptakan serta mempertahankan

    hubungan yang menguntungkan antara organisasi pemerintah, penyalur,

    serikat buruh, selain calon pembeli. Berbeda dengan periklanan,

    komunikasi yang disampaikan dalam publisitas ini adalah dalam bentuk

    berita, bukan iklan.

    2.3 E-Marketing

    2.3.1. Definisi E-Marketing

    Menurut Kaur, Pathak dan Kaur (2015), e-marketing adalah elemen

    yang ―bergerak‖ secara dinamis mengikuti perkembangan teknologi yang

    merupakan salah satu strategi dalam pemasaran dan merupakan aktivitas yang

    terkomputerisasi serta terhubung dengan lingkungan yang terdiri atas jaringan-

    jaringan. E-marketing adalah

    cara untuk memasarkan dengan mengoptimalkan channel digital dalam bidang

    bisnis (Stokes, 2013:20).

    Upaya pemasaran dalam menarik konsumen salah satunya adalah

    dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi yang ada, contohnya

    dengan menggunakan internet. Metode ini efektif untuk menjangkau konsumen

    dalam jumlah yang sangat besar dan mampu menjangkau konsumen global

    dalam waktu singkat dan dengan dana yang tidak terlalu besar (Dewi dan

    Warmika, 2017).

  • 20

    2.3.2. Tujuan E-Marketing

    Menurut Kaur, Pathak dan Kaur (2015), e-marketing menawarkan

    barang atau jasa secara langsung kepada konsumen melalui berbagai jenis

    media. Tujuan utama dari e-marketing adalah untuk membangun hubungan

    yang baik dan jangka panjang dengan konsumen melalui aktivitas-aktivitas

    pemasaran yang dilakukan secara online, yaitu dengan memanfaat teknologi

    internet sebagai perantara untuk pertukaran ide, barang, dan jasa yang dapat

    memuaskan kedua belah pihak yaitu perusahaan dan konsumen. (Kaur, Pathak,

    & Kaur, 2015)

    2.3.3. Metode-Metode E-Marketing

    Lebih lanjut dalam jurnalnya, Kaur, Pathak dan Kau (2015) juga

    menjelaskan metode-metode yang lazim digunakan oleh perusahaan sebagai

    bentuk dari E-Marketing, diantaranya adalah :

    1) Search Engine Market (SEM)

    SEM adalah cara perusahaan menjaring target konsumen mereka

    dengan memasang iklan di search engine seperti Google, dan dinilai

    sebagai salah satu cara yang efektif dala menjaring konsumen. Tidak

    seperti iklan tradisional, perusahaan membayar berdasarkan jumlah

    konsumen yang mengklik iklan mereka.

    2) Online Public Relation

    Online PR berhubungan dengan segala aktivitas yang mengatur

    tentang imej perusahaan di mata umum, baik itu tentang produk,

    merk, ataupun website melalui kehadirannya di dunia maya. Aktivitas

    tersebut dapat berupa press release via email atau website.

    3) Email Marketing

    Email marketing bertujuan untuk menggali feedback konsumen

    tentang produk atau jasa perusahaan yang didistribusikan melalui

    email. Perusahaan mendapatkan alamat email konsumen dan calon

    konsumen melalui pembelian atau pengumpulan data.

    4) Banner Advertisement

    Banner adalah menempatkan iklan di suatu website dengan

    metode berbayar. Banner advertisement dianalogikan sebagai iklan

  • 21

    tradisional di koran, hanya saja website yang menjadi wadahnya.

    Layanan iklan banner tergolong mahal.

    5) Viral Market

    Viral market memanfaatkan email untuk menyebar pesan

    promosi ke konsumen lain. Viral Market adalah cara efektif dalam

    menjangkau segmentasi pasar yang luas, karena sistem kerjanya

    menyebar seperti virus. Isi dari pesan promosi haruslah menarik

    sehingga membuat konsumen tertarik untuk membagikannya kepada

    konsumen lain.

    6) Blog Market

    Blog market adalah bentuk promosi online yang memanfaatkan

    teknologi blog sebagai media penyebaran.

    Berdasarkan penjabaran diatas, penulis menyimpulkan bahwa

    saat ini media sosial juga bisa dimanfaatkan sebagai salah satu metode

    e-marketing karena tingginya aktivitas promosi dari pelaku bisnis

    serta ulasan-ulasan konsumen terhadap suatu produk, merek maupun

    jasa.

    2.4 Electronic word-of-mouth (EWOM)

    Penggunaan internet telah mengubah cara konsumen berkomunikasi dan

    memberikan pendapat atau reviews (ulasan) emereka tentang produk atau layanan,

    maka disebut sebagai electronic word of mouth (EWOM) (Tjhin et al, 2018)

    Menurut Ferrel, Hartline, & Lucas (2004:106), electronic word of mouth

    (EWOM) dapat diartikan sebagai suatu bentuk elektronik dari komunikasi mulut ke

    mulut.

    Menurut Bickart dan Schindler (2001) yang dikutip dari Jalilvand dan Samiei

    (2012), electronic word of mouth menjadi sebuah wadah atau tempat yang sangat

    penting bagi konsumen dalam memberikan opininya. Selain itu, berdasarkan

    pendapat Chatterjee (2001) yang dikutip dari Jalilvand dan Samiei (2012), electronic

    word of mouth (EWOM) dianggap lebih efektif ketimbang WOM karena tingkat

    aksesibilitas dan jangkauannya yang lebih luas daripada WOM tradisional yang

    bermedia offline.

    Electronic word of mouth (EWOM) adalah salah satu bentuk promosi yang

    memanfaatkan kemajuan teknologi dan informasi, oleh karena itu electronic word of

  • 22

    mouth (EWOM) dapat dikategorikan sebagai salah satu bentuk promosi e-marketing.

    Pada praktiknya, electronic word of mouth (EWOM) bekerja seperti cara kerja virus

    biologis yang menyebar. Menurut penulis, electronic word of mouth (EWOM) adalah

    sebuah fenomena pemasaran dimana konsumen difasilitasi dan didorong untuk

    melakukan pesan-pesan marketing secara sukarela, ataupun dengan suatu imbalan

    seperti hadiah.

    Dalam aktivitas pemasaran, tujuan utamanya sering dikaitkan dengan

    penjualan produk. Perusahaan melakukan berbagai macam cara yang memungkinkan

    untuk mempengaruhi konsumen agar tertarik membeli produk mereka. Namun pada

    kenyataannya, banyak konsumen yang membeli produk bukan karena apa yang

    diiklankan oleh perusahaan, namun karena apa yang mereka dengan dari orang lain.

    Seseorang yang telah menggunakan produk tersebut dan merasa puas, kemudian

    membagikan ulasan positif kepada teman maupun keluarga, atau khalayak luas

    melalui internet, kemudian diteruskan kepada orang lain dan seterusnya, maka

    disinilah electronic word of mouth (EWOM) bekerja.

    Goyette, et al (2010) membagi electronic word of mouth (EWOM) dalam

    empat dimensi yaitu :

    •Intensity, atau banyaknya pendapat yang ditulis oleh konsumen dalam sebuah

    situs jejaring sosial.

    •Positive valence, yaitu komentar yang disebarkan oleh konsumen yang bersifat

    positif.

    •Negative valence, yaitu komentar yang disebarkan oleh konsumen yang bersifat

    negatif.

    •WOM Content, merupakan komentar yang dilontarkan antar pengguna mengenai

    mengenai konten dari produk, seperti kualitas, penggunaan, dan lain-lainnya

    Indikator EWOM menurut Shantanu Prasad, Ishwar C Gupta, Navindra K Totala,

    (2017) adalah :

    Berbicara tentang kebaikan sebuah produk / merek

    Merekomendasikan sebuah produk / merek secara online

    Membaca review online tentang sebuah produk / merek

  • 23

    2.5 Brand Trust (Kepercayaan Merek)

    Kepercayaan merek adalah kemampuan merek untuk dipercaya, yang berasal

    dari keyakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang

    dijanjikan dan keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu mengutamakan

    kepentingan konsumen (Ferrinnadewi, 2008).

    Menurut penulis, Brand Trust dapat diartikan sebagai adanya sebuah harapan

    yang tinggi bahwa suatu merek tertentu akan membawa hasil positif bagi pelanggan.

    Brand Trust dapat diawali oleh seseorang yang pernah menggunakan produk

    kemudian membagikan pengalaman positifnya kepada yang lain. Seseorang yang

    pernah menggunakan merupakan sumber yang paling relevan dan berpengaruh

    dalam Brand Trust.

    Menurut Riski (2016), Brand Trust memegang peranan penting dalam

    keberlangsungan sebuah merek, karena apabila merek sudah kehilangan kepercayaan

    dari konsumen, maka merek tersebut akan kalah dipasaran. Sebaliknya, apabila

    merek tersebut mendapat kepercayaan tinggi dari konsumen, maka merek tersebut

    akan bertahan di pasar.

    Lannon (1996) dalam Muafi (2003) berpendapat bahwa kehidupan

    masyarakat modern memiliki implikasi pada peran merek, artinya konsumen modern

    tidak sekedar menginginkan produk, tetapi juga merek.

    Ferrinadewi (2008) berpendapat, terdapat tiga aktivitas yang dapat dilakukan

    oleh perusahaan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen yaitu :

    1. Achieving result, yaitu memenuhi janji yang sudah diutarakan kepada

    konsumen, sehingga konsumen mendapatkan hasil sesuai yang mereka

    harapkan

    2. Acting with integrity, berarti adanya konsistensi antara ucapan dan tindakan

    dalam setiap situasi. Integritas merupakan faktor kunci bagi salah satu

    pihak untuk percaya akan ketulusan dan pihak lain.

    3. Demonstrate concern, yaitu kemampuan perusahaan untuk menunjukkan

    perhatiannya kepada konsumen saat menghadapi masalah dengan produk.

    Menurut Delgado (dalam Ferinnadewi, 2008:150) kepercayaan merek adalah

    harapan akan kehandalan dan intensi baik merek karena itu kepercayaan merek

    merefleksikan 2 hal yakni brand reliability dan brand intensions:

    1. Brand reliability atau kehandalan merek yang bersumber pada keyakinan

    konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan

  • 24

    atau dengan kata lain persepsi bahwa merek tersebut mampu memenuhi

    kebutuhan dan memberikan kepuasan. Brand reliability merupakan hal yang

    esensial bagi terciptanya kepercayaan terhadap merek karena kemampuan

    merek memenuhi nilai yang dijanjikannya akan membuat konsumen

    menaruh rasa yakin akan mendapatkan apa yang dibutuhkan dalam hal ini

    kebutuhan untuk keluar dari

    perasaan terancamnya.

    2. Brand Intention didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut

    mampu mengutamakan kepentingan konsumen ketika masalah dalam

    konsumsi produk muncul secara tidak terduga. Kedua komponen

    kepercayaan merek bersandar pada penilaian konsumen yang subjektif atau

    didasarkan pada persepsi masing-masing konsumen terhadap manfaat yang

    dapat diberikan produk/merek.

    Indikator Brand Trust menurut Paul C.S. Wu, Yun‐Chen Wang, (2011)

    adalah sebagai berikut :

    1. Kemampuan merek dalam memenuhi nilai yang dijanjikan

    2. Kemampuan merek dalam memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan

    konsumen

    3. Keyakinan konsumen terhadap suatu produk / merek

    4. Kepuasan konsumen terhadap suatu produk / merek

    5. Mementingkan konsumen ketika masalah dalam konsumsi produk / merek

    muncul secara tidak terduga

    2.6 Keputusan Pembelian (Purchase Decision)

    Purchase decision adalah tahapan proses pengambilan keputusan ketika

    konsumen secara nyata melakukan pembelian sebuah produk atau jasa. (Kotler &

    Armstrong, 2014:177). Singkatnya, menurut penulis purchase decision adalah hasil

    akhir dari pertimbangan konsumen dalam memilih sebuah produk.

    Menurut Kotler (2011:152-153), ketika melakukan pertimbangan dalam

    memilih produk, konsumen melalui beberapa tahapan seperti:

    1) Pengenalan masalah

    2) Pencarian informasi

    3) Evaluasi alternatif

    4) Keputusan membeli atau tidak

  • 25

    5) Perilaku paska pembelian

    Gambar 2.1 Tahapan Purchase Decision

    Sumber: Peneliti (2018)

    2.6.1 Pengenalan Masalah/Kebutuhan

    Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan yang memunculkan rasa

    kebutuhan terhadap sesuatu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah

    konsumen. Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen dihadapi dengan

    sesuatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat gap atau jurang antara

    keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.

    2.6.2 Pencarian Informasi

    Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen menganggap

    bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli suatu produk.

    Konsumen akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak.

    Besarnya pencarian yang dilakukan tergantung pada kekuatan dorongannya,

    jumlah informasi yan telah dimilikinya, kemudahan mendapatkan dan nilai

    yang diberikan pada informasi tambahan, dan kepuasan dalam pencarian

    informasi tersebut. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokkan

    menjadi empat kelompok :

    1.Sumber pribadi : teman, tetangga, keluarga, kenalan

    2.Sumber komersil : iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, pameran

    3.Sumber umum : media masa, organisasi konsumen

    4.Sumber pengalaman : pernah menangani, menguji dan menggunakan

    produk

    2.6.3 Evaluasi Alternatif

    Evaluasi alternatif adalah proses mengevaluasi pilihan produk dan

    merek yang dinilai memiliki faktor-faktor yang dapat menjawab kebutuhan

    Pengenalan

    Masalah

    Pencarian

    Informasi

    Evaluasi

    Alternatif

    Keputusan

    Membeli /

    Tidak

    Perilaku

    Paska

    Pembelian

  • 26

    konsumen. Beberapa konsep dasar akan membantu kita memahami proses

    evaluasi konsumen. Pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan.

    Kedua, konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga,

    konsumen memandang masing-masing produk sebagai kumpulan atribut

    dengan kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang

    digunakan untuk memuaskan kebutuhan itu.

    2.6.4 Keputusan Pembelian

    Konsumen kemudian membentuk sebuah pilihan untuk tidak membeli

    atau membeli suatu produk yang paling disukai. Dalam melaksanakan maksud

    pembelian, konsumen bisa mengambil lima sub keputusan, yaitu merek, dealer,

    kualitas, waktu dan metode pembayaran.

    Swastha dan Handoko (2011) berpendapat bahwa ada lima peran

    individu dalam sebuah keputusan membeli, yaitu:

    1) Pengambilan inisiatif (initiator): individu yang mempunyai inisiatif

    pembelian barang tertentu atau yang mempunyai kebutuhan atau

    keinginan tetapi tidak mempunyai wewenang untuk melakukan sendiri.

    2) Orang yang mempengaruhi (influencer): individu yang mempengaruhi

    keputusan untuk membeli baik secara sengaja maupun tidak sengaja.

    3) Pembuat keputusan (decider): individu yang memutuskan apakah akan

    membeli atau tidak, apa yang akan dibeli, bagaimana membelinya,

    kapan dan dimana membelinya.

    4) Pembeli (buyer): individu yang melakukan pembelian yang sebenarnya.

    5) Pemakai (user): individu yang menikmati atau memakai produk atau jasa

    yang dibeli.

    Indikator Purchase Decision menurut Shantanu Prasad, Ishwar C Gupta,

    Navindra K Totala, (2017) adalah sebagai berikut :

    1. Ketertarikan pada produk / merek tersebut

    2. Meluangkan waktu untuk membuat keputusan

    3. Mengetahui konsekuensi dari keputusan yang dibuat.

    2.7 State Of The Art

  • 27

    Tabel 2.1 State of The Art

    No Jurnal Metode

    Penelitian

    Kesimpulan Adaptasi

    1 Amron Amron (2018)

    The Influence of Brand

    Image, Brand Trust, Product

    Quality, and Price on the

    Consumer’s Buying

    Decision of MPV Cars

    European Scientific Journal

    May 2018 edition Vol.14,

    No.13 ISSN: 1857 – 7881

    (Print) e - ISSN 1857- 7431

    Asosiatif Penelitian ini

    menyimpulkan

    bahwa Brand

    Trust berpengaruh

    secara signifikan

    dan positif

    terhadap buying

    decision

    konsumen mobil

    MPV di Bandung.

    Namun demikian,

    variabel yang

    paling

    mempengaruhi

    adalah variabel

    Price.

    Adaptasi yang

    diambil dari

    jurnal tersebut

    kepada jurnal

    penelitian kami

    adalah dengan

    menguji

    pengaruh antara

    variabel Brand

    Trust terhadap

    Purchase

    Decision dengan

    menempatkan

    Brand Trust

    sebagai variabel

    intervening.

    2 Shantanu Prasad, Ishwar C

    Gupta, Navindra K Totala

    (2017)

    Social Media Usage,

    Electronic Word of Mouth

    and Purchase Decision

    Involvement

    Asia-Pasific Journal of

    Business Administration

    Asosiatif EWOM memiliki

    pengaruh yang

    signifikan dan

    positif terhadap

    Purchase

    Decision, dengan

    path coefficient

    (0.322), t = 4.431

    and p = 0.000

    Adaptasi yang

    diambil dari

    jurnal

    internasional ini

    adalah menguji

    pengaruh

    variabel

    Electronic Word

    of Mouth

    terhadap

    Purchase

    Decision

    3 Paul C.S. Wu, Yun-Chen Asosiatif Penelitian pada Adaptasi

  • 28

    Wang (2011)

    "The influences of electronic

    word‐of‐mouth message

    appeal and message source

    credibility on brand

    attitude",

    Asia Pacific Journal of

    Marketing and Logistics,

    Vol. 23 Issue: 4, pp.448-472

    jurnal ini

    menyimpulkan

    adanya pengaruh

    siginifikan antara

    EWOM positif

    dari sumber yang

    terpercaya,

    terhadap brand

    intention dimana

    didalamnya

    terdapat Brand

    Trust, Brand

    Affection, dan

    Purchase

    Intention

    yang kami

    ambil dari

    jurnal

    tersebut

    adalah

    menguji

    bagaimana

    pengaruh

    variabel

    EWOM

    terhadap

    Brand Trust

    secara

    langsung

    4 Ramadhani, Bunga (2015)

    PENGARUH

    ELECTRONIC WORD OF

    MOUTH (eWOM)

    TERHADAP KEPUTUSAN

    PEMBELIAN DI

    SURABAYA (Studi

    terhadap Toko Online Zalora

    dan BerryBenka)

    Asosiatif Dalam penelitian

    ini terdapat

    kesimpulan bahwa

    dimensi EWOM

    yang paling

    mempengaruhi

    Purchase Decision

    adalah dimensi

    Konten.

    Adaptasi

    yang kami

    ambil dari

    jurnal

    tersebut

    adalah

    menguji

    pengaruh

    hubungan

    EWOM

    terhadap

    Purchase

    Decision

    pada

    konsumen

    yang

    berbelanja

    secara

  • 29

    langsung ke

    outlet

    5 Mahuda, Fauziah, D. (2017),

    PENGARUH BRAND

    PERSONALITY DAN

    BRAND TRUST

    TERHADAP

    KEPUTUSANPEMBELIAN

    (Studi Kasus Butik

    Meccanism),

    AL-INFAQ: Jurnal Ekonomi

    Islam, (p-ISSN: 2087-2178,

    e-ISSN: 2579-6453) Vol. 8

    No. 2, December 2017

    Asosiatif Pengaruh total

    brand trust

    terhadap

    keputusan

    pembelian

    pelanggan Butik

    Meccanism

    sebesar 0,76 dan

    nilai t-value nya

    adalah 4,55 yang

    berarti ada

    hubungan yang

    signifikan antara

    brand trust dan

    keputusan

    pembelian

    pelanggan Butik

    Meccanism.

    Adaptasi

    yang kami

    ambil dari

    jurnal

    tersebut

    adalah

    dengan

    menguji

    hubungan

    Brand Trust

    terhadap

    Purchase

    Decision

    dalam

    industri

    otomotif

    Sumber : Peneliti (2018)

    2.8 Hubungan antar Variabel

    Berdasarkan teori dari Reichheld dan Sasser (1990) yang dikutip dari jurnal

    Paul C.S. Wu, Yun-Chen Wang (2011), word-of-mouth positif memikat konsumen

    baru. Masih berdasarkan jurnal yang sama, teori dari Park dan Lee (2008)

    menyebutkan bahwa ketika eWOM sebuah produk tersebut adalah eWOM yang

    positif, maka konsumen cenderung meyakini bahwa produk tersebut sesuai dengan

    review yang disebutkan. Dengan demikian, penulis memiliki hipotesis bahwa

    eWOM memiliki pengaruh dalam membangun brand trust konsumen terhadap

    produk tersebut, sehingga penulis menggambarkan sebagai berikut

  • 30

    Gambar 2.2 EWOM terhadap Brand Trust

    Sumber: Peneliti (2018)

    Brand trust adalah pandangan konsumen terhadap suatu merek brand (Pavlou

    et al., 2007; Morgan & Hunt, 1994) dalam Amron (2017). Berdasarkan penelitian

    Amron (2017), Brand Trust memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap

    purchase decision konsumen mobil MPV di Bandung. Selain itu, berdasarkan jurnal

    penelitian Mahuda, Fauziah, D. (2017), Brand Trust juga memiliki pengaruh

    signifikan dan positif terhadap purchase decision konsumen butik meccanism.

    Berdasarkan penemuan-penemuan tersebut, kami membangun hubungan variabel

    sebagai berikut

    Gambar 2.3 Brand Trust terhadap Purchase Decision

    Sumber: Peneliti (2018)

    Menurut Sen dan Lerman (2007) dalam Prashad (2017), review sebuah roduk

    yang dibuat oleh konsumen di internet merupakan salah satu cara yang paling

    berkaitan dengan komunikasi word of mouth atau electronic word of mouth, dan

    review produk online yang dilakukan oleh konsumen meningkat pada saat pencarian

    informasi pra-pembelian (Adjei et al., 2009; Zhu and Zhang, 2010). Komunikasi

    EWOM memiliki efek kuat dalam membentuk niat pembelian secara langsung

    maupun tidak langsung (Jalilvand and Samiei, 2012) yang mengarah kepada

    keputusan pembelian. Dengan demikian kami membangun hubungan antar variabel

    sebagai berikut

    Gambar 2.4 EWOM terhadap Purchase Decision

    Sumber: Peneliti (2018)

    ELECTRONIC

    WORD OF MOUTH

    BRAND TRUST

    BRAND TRUST PURCHASE

    DECISION

    ELECTRONIC

    WORD OF MOUTH

    PURCHASE

    DECISION

  • 31

    H2

    Berdasarkan kajian konseptual tentang pengaruh EWOM terhadap Brand

    Trust dan pengaruh Brand Trust terhadap Purchase Decision maka jika digabungkan

    yaitu EWOM berperan dalam membentuk brand trust suatu merek dan berpengaruh

    terhadap keputusan pembelian konsumen. Seperti teori yang dikemukakan oleh Paul

    C.S. Wu, Yun-Chen Wang (2011), tentang manfaat EWOM dan juga didukung oleh

    penelitian yang telah dilakukan oleh Amron (2017).

    2.9. Kerangka Teoritis

    Berdasarkan pada latar belakang masalah serta jurnal penelitian terdahulu,

    maka rumusan hipotesis penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

    H1 H3 H4

    Gambar 2.5 Kerangka Teoritis

    Sumber: Peneliti (2018)

    Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

    H1 = electronic word of mouth (EWOM) berpengaruh secara signifikan terhadap

    Brand Trust konsumen Planet Ban.

    H2 = electronic word of mouth (EWOM) berpengaruh secara signifikan terhadap

    purchase decision konsumen planet ban

    H3 = Brand Trust berpengaruh secara signifikan terhadap purchase decision

    konsumen Planet Ban

    H4 = electronic word of mouth (EWOM) berpengaruh secara signifikan terhadap

    purchase decision konsumen Planet Ban melalui Brand Trust

    E-WOM (X)

    Brand Trust (Y)

    Purchase Decision

    (Z)

  • 32