BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. 2.1.1. -...

download BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. 2.1.1. - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00654-STIF Bab 2.pdf · ... yaitu secara menyeluruh dan secara bertahap. ...

If you can't read please download the document

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. 2.1.1. -...

  • BAB 2

    LANDASAN TEORI

    2.1. Regresi

    Pada sub bab ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan regresi dan regresi

    logistik multinomial yang merupakan metode yang akan digunakan dalam penelitian ini.

    2.1.1. Pengertian Regresi

    Regresi adalah studi bagaimana satu variabel yaitu variabel dependen

    dipengaruhi oleh satu atau lebih variabel lain yaitu variabel independen dengan tujuan

    untuk mengestimasi atau memprediksi nilai rata-rata variabel dependen didasarkan pada

    nilai variabel independen yang diketahui. Dengan demikian, tujuan utama regresi adalah

    untuk memprediksi nilai variabel dependen berdasarkan satu atau lebih variabel

    independen (Widarjono, 2010, p9).

    Misalkan ingin menganalisis pengaruh iklan terhadap volume penjualan.

    Berdasarkan teori, semakin besar (kecil) pengaruh iklan maka volume penjualan akan

    naik (turun). Asumsikan terdapat hubungan yang linear antara pengeluaran iklan dan

    volume penjualan. Hubungan linear keduanya dapat dituliskan dalan persamaan regresi

    berikut ini :

    Yi = 0 + 1Xi + ei (2.1)

    Dimana Yi adalah volume penjualan, Xi adalah pengeluaran iklan, dan i adalah

    observasi ke 1 hingga ke n. Dalam persamaan (2.1) tersebut variabel Y merupakan

  • 10

    variabel dependen, sedangkan variabel X adalah variabel independen. Variabel ei adalah

    variabel gangguan atau error terms. Variabel ini mencerminkan faktor-faktor selain

    pengeluaran iklan yang mempengaruhi volume penjualan tetapi tidak dimasukkan ke

    dalam persamaan regresi. 0 dan 1 merupakan koefisien regresi. 0 merupakan intersep

    dan 1 adalah slope atau kemiringan (Widarjono, 2010).

    Sementara itu Walpole (1982, p340) menyatakan bahwa persamaan matematik

    yang memungkinkan kita meramalkan nilai-nilai suatu peubah dependen dari nilai-nilai

    satu atau lebih peubah independen disebut persamaan regresi. Bila hubungan linear,

    maka kita berusaha menyatakan secara sistematik dengan sebuah persamaan garis lurus

    yang disebut dengan garis linear regresi.

    2.1.2. Variabel Kualitatif dalam Regresi

    Seperti yang diungkapkan Widarjono (2010, p49) model regresi yang digunakan

    dalam persamaan (2.1) merupakan persamaan yang dikembangakan untuk model regresi

    yang menggunakan variabel-variabel independen yang bersifat kuantitatif. Namun

    banyak penelitian dimana variabel independen yang digunakan adalah variabel

    kualitatif. Misalnya jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lain sebagainya. Variabel di

    dalam analisis regresi bisa dibedakan menjadi dua yaitu variabel kuantitatif dan variabel

    kualitatif.

    Bagaimana agar variabel kualitatif dapat dioperasionalkan dalam regresi

    sementara regresi hanya bisa dilakukan jika data bersifat kuantitatif? Metode untuk

    mengkuantitatifkan variabel kualitatif tersebut adalah dengan cara membentuk variabel

  • 11

    yang sifatnya artificial (dummy) ke dalam model persamaan regresi. Variabel dummy ini

    dibentuk dengan memberi nilai 1 atau 0. Angka 1 menunjukkan adanya atribut,

    sementara angka 0 menunjukkan tidak adanya atribut.

    Misalkan ingin menguji benarkah bahwa jenis media untuk iklan memang

    mempengaruhi volume penjualan perusahaan. Model persamaan regresinya dapat ditulis

    sebagai berikut :

    Yi = 0 + 1Di + ei (2.2)

    Dimana : Y = Volume penjualan

    Di = 1 ; jika media televisi

    = 0 ; jika media bukan televise (surat kabar)

    Banyak kasus dalam analisis regresi dimana variabel dependennya bersifat

    kualitatif. Variabel dependen ini bisa mempunyai dua kelas atau kategori (binary) dan

    lebih dari dua kelas (multinomial). Salah satu pendekatan yang digunakan untuk

    mengestimasi model regresi dengan variabel dependen bersifat kualitatif adalah dengan

    model probabilitas logistik atau disingkat logit (Widarjono, 2010, p133).

    2.1.3. Regresi Logistik

    Agresti (2007, p173) menyatakan bahwa variabel dalam regresi logistik dapat

    berupa kategori dan atau kuantitatif. Berikut ini akan dibahas lebih lanjut mengenai

    regresi logistik khususnya multinomial.

  • 12

    2.1.3.1. Regresi Logistik Multinomial

    Ada keadaan dimana investigator telah mengumpulkan data dalam multiple

    level untuk sebuah hasil variabel dependen (outcome). Bentuk dan karakteristik untuk

    sebuah model dengan multiple level variabel dependen disebut dengan model regresi

    logistik polytomous (Kleinbaum & Klein, 2010, p432).

    Jika kita ingin mendikotomkan variabel dependen pada permasalahan yang ingin

    kita selesaikan, maka ada kerugian yang dapat kita alami, seperti yang diungkapkan oleh

    Kleinbaum dan Klein (2010) The disadvantage of dichotomizing a polytomous outcome

    is loss of detail in describing the outcome of interest (p 433).

    Variabel yang digunakan untuk regresi logistik multinomial dapat berupa skala

    nominal atau ordinal. Nominal secara sederhana mengidikasikan kategori yang berbeda.

    Sementara ordinal memiliki urutan dalam tingkatan-tingkatan. Jika variabel dependen

    berskala nominal, maka dapat dimodelkan dengan regresi logistik multinomial.

    Sementara jika berskala ordinal, maka dapat dimodelkan dengan regresi logistik

    multinomial dan regresi logistik ordinal (Kleinbaum & Klein, 2010).

    a. Baseline-Category Logits

    Misalkan J dinotasikan sebagai jumlah kategori untuk Y atau variabel dependen

    { 1, , J } dengan j j = 1. Dengan n independent observasi, peluang distribusi

    untuk J disebut dengan multinomial (Agresti, 2007, p173).

    Agresti (2007) menyatakan ketika kategori terakhir (J) adalah baseline, maka baseline-

    category logits adalah :

  • 13

    , j = 1, , J-1 (2.3)

    Sementara model persamaan baseline-category dengan prediktor x adalah :

    , , , (2.4)

    Model akan membentuk J-1 persamaan dengan masing-masing parameter yang berbeda.

    b. Persamaan Regresi Logistik Multinomial

    Model yang digunakan pada regresi logistik multinomial adalah :

    Logit P(Y=1) = (2.5)

    Ini didapat dari melakukan rumus sebagai berikut :

    LogitP(Y=1) = ( ) (2.6)

    Dimana P adalah peluang terjadinya suatu kejadian, dengan rumus sebagai berikut :

    (2.7)

    dimana :

    P = probabilitas terjadinya terjadinya suatu kejadian

    e = bilangan natural

    = nilai koefisien tiap variabel

    X = nilai variabel bebas

    Y= nilai variabel terikat

  • 14

    2.1.3.2. Likelihood Ratio Test

    Widarjono (2010) menyatakan bahwa terdapat dua cara untuk mengestimasi

    model regresi logistik, yaitu secara menyeluruh dan secara bertahap.

    1. Secara menyeluruh

    Masukkan semua variabel independen kemudian baru dievaluasi variabel

    independen mana yang berpengaruh (signifikan) terhadap variabel dependen.

    2. Secara bertahap (stepwise)

    Metode ini dilakukan dengan memilih secara otomatis kepada variabel-variabel

    independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen.

    Likelihood Ratio Test bertujuan untuk menentukan apakah salah satu variabel

    bebas yang terdapat di dalam model dapat memberikan hubungan dibandingkan jika

    tidak menggunakan variabel tersebut, rumus dari uji Likelihood Ratio Statistic sebagai

    berikut (Agresti, 2007) :

    -2 log (2.8)

    Sementara Hosmer & Lemeshow (2000, p37) menyatakan jika P-value lebih

    kecil dari pada level signifikan, maka tolak H0 dan dapat disimpulkan paling tidak ada

    satu atau semua variabel independen tidak sama dengan nol.

    2.1.3.3. Uji Wald

    Untuk menguji signifikansi masing-masing variabel independen yang terdapat

    dalam model dapat dilakukan menggunakan Uji Wald. Uji Wald didapat dengan

  • 15

    membandingkan estimasi maximum likelihood dari parameter , , , dengan

    estimasi dari standard error (Hosmer dan Lemeshow,2000).

    Perbandingan ini dapat dibandingkan dengan distribusi normal. Dalam kasus ini

    uji statistiknya adalah

    (2.9)

    Dimana SE( ) adalah standard error dari estimasi maximum likelihood.

    H0 : h = 0, dengan h = 1, 2, 3, ., k (variabel bebas ke-h tidak berpengaruh terhadap

    variabel terikat)

    H1 : h 0, dengan h = 1, 2, 3, ., k (variabel bebas ke-h berpengaruh terhadap variabel

    terikat)

    Nilai dari Uji Wald akan diubah kedalam P value dengan melihat dari tabel Z. Hosmer

    & Lemeshow (2000, p37) menyatakan jika P-Value lebih kecil daripada level signifikan,

    maka tolak H0 dan dapat disimpulkan bahwa variabel independen berpengaruh

    signifikan

    2.2. Statistik Deskriptif

    Walpole (1982) mengungkapkan bahwa statistika adalah metode-metode yang

    berkaitan dengan pengumpulan dan penyajian suatu gugus data sehingga memberikan

    informasi yang berguna (p.2). Statistika deskriptif memberikan informasi hanya

    mengenai data yang dipunyai dan bukan sama sekaili menarik kesimpulan apapun

  • 16

    tentang gugus data induknya yang lebih besar. Penyusunan table, diagram, grafik,

    termasuk dalam kategori statistika deskriptif ini.

    2.3. Tanda-Tanda Anak Sehat

    Dalam buku pemantauan kesehatan ibu dan anak yang dikeluarkan oleh

    Departemen Kesehatan Republik Indonesia (1997), tanda-tanda anak sehat dinyatakan

    sebagai berikut (p.28):

    1. Berat badan naik sesuai garis pertumbuhan mengikuti pita hijau pada Kartu

    Menuju Sehat (KMS) atau naik ke pita warna merah di atasnya

    2. Anak bertambah tinggi

    3. Kemampuannya bertambah sesuai umur

    4. Jarang sakit

    5. Ceria, aktif, dan lincah

    2.4. Pertumbuhan

    Berikut ini akan dibahas hal-hal yang berkaitan dengan pertumbuhan termasuk

    indeks yang digunakan untuk pemantauan pertumbuhan anak.

  • 17

    2.4.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

    Narendra et.al (2002) menjelaskan pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran

    fisik dan struktur tubuh dalam arti sebagian atau keseluruhan. Pertumbuhan bersifat

    kuantitatif sehingga dapat kita ukur dengan suatu panjang atau satuan berat. Sementara

    itu, perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang

    lebih kompleks sehingga bersifat kualitatif dan pengukurannya jauh lebih sulit

    dibandingkan dengan pertumbuhan.

    Dr. Soetjiningsih, DSAK (1998) mengungkapkan hal yang hampir serupa tentang

    perbedaan pertumbuhan dan perkembangan. Istilah tumbuh kembang mencakup 2

    peristiwa yang berbeda tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pengertian

    mengenai apa yang dimaksud dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisi

    adalah sebagai berikut :

    a) Pertumbuhan (Growth), berkaitan dengan masalah perubahan besar, jumlah,

    ukuran atau dimensi tingkat sel, organ, maupun individu, yang bisa diukur

    dengan berat (gram, pon, kilogram), ukuran panjang (sentimeter, meter), umur

    tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalsium dan nitrogen tubuh).

    b) Perkembangan (Development) adalah bertambahnya kemampuan (skill).

    Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil

    interaksi dengan lingkungannya.

  • 18

    2.4.2 Tujuan Pengukuran dan Pemantauan Pertumbuhan Anak

    Pertumbuhan pada anak, baik secara statistik maupun secara medis harus

    dipantau dan diperhatikan secara seksama. Hal ini sangat penting dilakukan untuk

    memastikan anak tersebut tumbuh secara normal atau tidak. Sementara arti pemantauan

    sendiri merupakan penilaian secara teratur terhadap proses tumbuh kembang setiap anak

    yang meliputi pertumbuhan fisik dan perkembangannya dengan menggunakan parameter

    atau tolak ukur tertentu (Narendra, et. al, p95).

    Narendra, et.al (2002) juga mengungkapkan bahwa pemantauan pertumbuhan

    memiliki tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum tersebut adalah menjaga agar

    seorang anak dapat tumbuh dan berkembang melalui tahap-tahap pertumbuhan dan

    perkembangan, baik secara fisik, mental, emosi, dan sosial sesuai dengan potensi yang

    dimilikinya agar menjadi manusia dewasa yang berguna. Sementara tujuan khusus

    pemantauan adalah untuk mengetahui dan memahami proses pertumbuhan dan

    perkembangan sejak konsepsi sampai dewasa agar dapat mendeteksi kelainan yang

    terjadi pada proses pertumbuhan dan perkembangan dan segera dapat mengatasi

    permasalahannya.

    Dr. Soetjiningsih, DSAK (1998) mengungkapkan bahwa terdapat ilmu tumbuh

    kembang anak yang bertujuan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan

    segala upaya untuk menjaga dan mengoptimalkan tumbuh kembang anak baik secara

    fisik, mental, maupun sosial. Hal ini juga berguna untuk mendiagnosis dini setiap

    kelainan tumbuh kembang dan kemungkinan penanganan yang efektif, mencari

    penyebab, maupun mencegah keadaan tersebut.

  • 19

    Dalam Buku Kesehatan Ibu dan Anak (1997, p28) disebutkan cara yang dapat

    dilakukan untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Cara-cara tersebut

    adalah:

    1. Timbang berat badan anak setiap bulan di Posyandu, fasilitas pelayanan

    kesehatan lain, atau Pos Pelayanan Anak Usia Dini (PAUD)

    2. Rangsang perkembangan anak sesuai umur

    3. Ajak anak bermain dan bercakap-cakap

    4. Bawa anak ke petugas kesehatan untuk mendapatkan pelayanan Stimulasi

    Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)

    5. Minta kader untuk mencatat pada Kartu Menuju Sehat (KMS)

    Pada penelitian ini yang difokuskan hanya pada pertumbuhan saja dan bukan

    pada perkembangan. Hal ini dikarenakan pertumbuhan memiliki satuan ukur yang jelas,

    bersifat kuantitatif, dan mudah untuk pengukurannya.

    2.4.3 Indeks Antropometri

    Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Indonesia tentang status gizi anak,

    maka untuk menilai standar gizi anak diperlukan standar antropometri yang mengacu

    pada standar World Health Organization (Indonesia, 2010).

    Narendra, et.al (2002, p95) menyatakan bahwa terdapat ukuran atau indeks

    antropometri yang dipakai dalam penilaian pertumbuhan fisik, yaitu berat badan, tinggi

    badan, lingkar kepala, lipatan kulit, lingkaran lengan atas, panjang lengan (arm span),

  • 20

    proporsi tubuh / perawakan, dan panjang tungkai. Berikut ini adalah beberapa indeks

    antropometri yang lazim digunakan.

    2.4.3.1. Berat Badan

    Menurut Soetjiningsih (1998, p38) berat badan adalah ukuran antropometri yang

    terpenting dan dipakai pada setiap pemeriksaan kesehatan anak pada semua kelompok

    umur. Berat badan menunjukkan hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan yang

    ada pada tubuh. Saat ini berat badan digunakan sebagai indikator yang terbaik untuk

    mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak.

    Berat badan sangat sensitif terhadap sedikit saja perubahan pada pertumbuhan

    anak, pengukurannya bersifat objektif dan dapat diulangi. Alat untuk mengukur indeks

    antropometri ini relatif murah, mudah, dan tidak memerlukan waktu yang lama.

    Indikator berat badan dimanfaatkan untuk :

    a. Bahan informasi untuk menilai keadaan gizi baik yang akut maupun yang kronis

    pada pertumbuhan dan kesehatan anak

    b. Memonitor keadaan kesehatan, misalnya pada pengobatan penyakit

    c. Dasar pertimbangan dosis obat dan makanan yang perlu diberikan

    Pengukuran dapat menggunakan timbangan maupun timbangan elektronik.

    Pengukuran berat badan untuk bayi dilakukan dalam keadaan telanjang, sementara anak-

    anak dengan menggunakan pakaian dalam saja. Jika menggunakan timbangan injak atau

    timbangan dacin, maka usahakan agar jarum penunjuk selalu pada angka 0 setiap

    melakukan penimbangan (Narendra, et.al, 2002).

  • 21

    2.4.3.2. Tinggi Badan

    Soetjiningsih (1998, p38) menyatakan bahwa tinggi badan merupakan ukuran

    antropometri kedua yang terpenting. Keistimewaannya adalah bahwa ukuran tinggi

    badan pada masa pertumbuhan terus meningkat sampai tinggi maksimal tercapai.

    Kenaikan tinggi badan ini berfluktuatif. Tinggi badan meningkat pesat pada masa bayi,

    kemudian melambat, dan menjadi pesat kembali, selanjutnya melambat kembali sampai

    akhirnya berhenti pada usia delapan belas hingga dua puluh tahun.

    Keuntungan indikator tinggi badan ini adalah pengukurannya obyektif dan dapat

    diulang, alat bantu dapat dibuat sendiri, mudah dibawa, dan murah. Kerugiannya adalah

    perubahan tinggi badan relatif pelan, sukar mengukur tinggi badan yang tepat, dan

    kadang-kadang diperlukan lebih dari seorang tenaga jika akan mengukur tinggi badan

    anak.

    Pengukuran tinggi badan terhadap kelompok umur anak pun dilakukan dengan

    alat dan cara yang berbeda. Untuk anak sampai usia dua tahun menggunakan alat yang

    disebut dengan infantometer. Badan anak harus diluruskan lalu diukur dari ubun-ubun

    kepala hingga telapak kaki. Sementara untuk anak diatas dua tahun menggunakan

    stadiometer atau microtoise. Tujuannya agar mendapat catatan tentang jarak tinggi dari

    permukaan puncak kepala sampai telapak kaki. Posisi pada saat pengukuran dapat

    mempengaruhi hasilnya. Subyek diharuskan untuk menarik nafas dalam-dalam dan

    berdiri tegak, untuk meluruskan terhadap kyfosis atau lordosis (Narendra, et.al, 2002).

  • 22

    2.4.3.3. Lingkaran Kepala

    Lingkaran kepala dipakai untuk memperkirakan pertumbuhan otak. Apabila

    pertumbuhan otak tidak normal maka lingkar kepala akan kecil. Apabila ada

    penyumbatan pada aliran cairan maka lingkar kepala akan meningkat. Pertumbuhan

    lingkar kepala yang paling besar adalah pada usia 6 bulan pertama, yaitu dari 34 cm

    pada waktu lahir menjadi 44 cm pada umur 6 bulan (Soetjiningsih, 1998). Narendra

    (2002) mengungkapkan penting sekali melakukan pengukuran lingkar kepala untuk

    mendeteksi kecurigaan adanya hydrocephalus.

    2.4.3.4. Lipatan Kulit

    Tebalnya lipatan kulit mencerminkan kecukupan energi. Lipatan kulit akan

    menipis dalam keadaan defisiensi dan akan menebal jika masukan energy berlebihan.

    Indeks antropometri ini digunakan untuk mengidentifikasi terdapatnya keadaan gizi

    lebih khususnya pada kasus obesitas (Soetjiningsih, 2002).

    2.4.3.5. Lingkaran Lengan Atas

    Soetjiningsih (1998) mengungkapkan lipatan lengan atas (LLA) mencerminkan

    pertumbuhan jaringan lemak dan otot. Indeks antropometri ini dapat dipakai untuk

    mengukur pertumbuhan atau menilai kedaan gizi anak kelompok pra sekolah. Indeks

    antropometri ini memiliki laju tumbuh yang lambat dan hanya digunakan untuk

    mengidentifikasi anak dengan gangguan gizi atau pertumbuhan yang berat. Tetapi

  • 23

    keuntungan dari lipatan lengan atas ini adalah murahnya alat yang dapat digunakan, alat

    dapat dibuat sendiri dan dapat digunakan meskipun oleh tenaga yang tidak terdidik.

    2.5. Umur

    Sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan Indonesia tentang standar

    anropometri penilaian status gizi anak, usia yang digunakan untuk melakukan

    pemgukuran atau pemantauan adalah anak umur 0 sampai 60 bulan. Penghitungan umur

    anak ini pun dilakukan dengan bulan penuh. Misalnya anak berumur 2 bulan 29 hari,

    maka umur anak anak tersebut akan dihitung sebagai 3 bulan.

    Kategori dan ambang batas status gizi anak berdasarkan indeks pun dibagi

    menjadi beberapa kelompok, yaitu :

    1. Berat badan menurut umur (BB/U) anak 0-60 bulan

    2. Panjang badan menurut umur (PB/U) atau Tinggi badan menurut umur

    (TB/U) anak 0-60 bulan

    3. Berat badan menurut panjang badan (BB/PB) anak 0-60 bulan

    4. Indeks masa tubuh menurut umur (IMT/U) anak 0-60 bulan

    5. Indeks masa tubuh menurut umur (IMT/U) anak 5-18 tahun

    Penelitian ini menggunakan status gizi anak 0-60 bulan berdasarkan berat badan

    menurut umur (BB/U). Kategori dan ambang status gizi anak dapat dilihat pada lampiran

    satu.

  • 24

    2.6. Baku Klasifikasi

    Menentukan status gizi anak tidak dapaat dilakukan secara sembarangan, namun

    harus berdasarkan standar baku yang telah disepakati baik secara nasional maupun

    global.

    2.6.1. Pola Tumbuh Kembang

    Soetjiningsih (1998) menyatakan pola tumbuh kembang menunjukkan variasi

    normal yang luas sehingga perlu cara dan istilah statistik untuk menilainya. Ada tiga

    mmacam cara yang menunjukkan suatu variasi normal yaitu :

    1. Menggunakan Mean atau SD

    Mean adalah nilai rata-rata ukuran anak yang dianggap normal, dengan cara ini

    seorang anak dapat ditentukan posisinya, yaitu :

    a) Mean +/- 1 SD mencakup 66,6 %

    b) Mean +/- 2 SD mencakup 95%

    c) Mean +/- 3 SD mencakup 97,7%

    2. Menggunakan persentil

    Besarnya persentil menunjukkan posisi suatu hasil pengukuran dalam urutan

    yang khas, yaitu dari yang terkecil sampai yang terbesar.

    3. Menggunakan persentasi

  • 25

    Besarnya variasi normal berada diantara persentasi tertentu terhadap suatu nilai

    yang diangggap 100 %. Misalkan variasi normal berada pada 80-110%.

    2.6.2. Baku Antropometri Gizi

    Terdapat beberapa baku antropometri yang pernah dibuat yaitu sebagai berikut

    (Soetjiningsih, 1998) :

    1. Baku Boston atau Harvard

    Data ditunjukkan dalam persentil untuk berat badan terhadap umur dan tinggi

    badan terhadap umur. Dari data tersebut juga dihitung nilai median dari BB terhadap

    TB. Baku Harvard ini digunakan secara luas di Amerika Latin dan Asia.

    2. Baku Tanner

    Pertama kali dibuat dengan data yang diperoleh di Perancis, Belanda, Swiss,

    Swedia, dan Inggris. Data di Inggris dikumpulkan oleh Tanner dari populasi yang

    homogen. Baku ini banyak digunakan di Afrika.

    3. Baku NCHS (National Center for Health Statistic)

    Baku ini pertama kali dibuat pada tahun 1974. World Health Organization

    (WHO) menggunakan NCHS sebagai patokan baku karena interpretasi perbandingan

    NCHS adalah lebih berguna dan lebih jelas bagi individu atau kelompok.

    Sejak tahun 1975, Indonesia telah menggunakan baku NCHS untuk

    menggantikan baku Harvard yang digunakan sebelumnya. Disepakati pula bahwa nilai

    median -2SD sebagai batas antara gizi baik dan gizi kurang.

  • 26

    2.7. Kartu Menuju Sehat

    Kartu menuju sehat adalah suatu alat sederhana dan murah yang dapat digunakan

    untuk memantau kesehatandan pertumbuha anak. Baku yang digunakan adalah

    berdasarkan NCHS-WHO (Narendra, et.al, 2002). Contoh Kartu Menuju Sehat yang

    digunakan di Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 3.

    2.8. Kemiskinan

    Berbagai indikator menunjukkan sejumlah masalah yang terjadi sebagai dimensi

    kemiskinan, salah satunya adalah angka kekurangan gizi atau malnutrisi (World Bank).

    Pada sub bab ini akan dibahas mengenai definisi dan faktor penentu kemiskinan.

    2.8.1. Definisi Kemiskinan

    Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan konsep kemampuan memenuhi

    kebutuhan dasar (basic needs approach) untuk mengukur kemiskinan, dimana pada

    pendekatan ini kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk

    memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur dari sisi

    pengeluaran. Jadi penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata

    pengeluaran per kapita perbulan dibawah garis kemskinan.

    Garis kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan

    Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). GKM merupakan nilai

    pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2010 kilokalori

  • 27

    perkapita perhari. Paket komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis

    komoditi (padi-padian, umbi-umbian, ikan, daging, telur, susu, sayuran, kacang-

    kacangan, buah-buahan, minyak dan lemak, dan lain-lain). GKNM adalah kebutuhan

    minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

    2.8.2. Indikator Kemiskinan

    Badan Pusat Statistik (BPS) menetapkan indikator kemiskinan di Indonesia.

    Indikator tersebut adalah sebagai berikut.

    1. Luas bangunan tempat tinggal kurang dari 8m2

    2. Jenis lantai bangunan tempat tinggal adalah tanah, bambu, atau kayu murahan

    3. Jenis dinding bangunan tempat tinggal adalah bambu, rumbia, atau tembok tanpa

    plester

    4. Tidak memiliki fasilitas buang air besar

    5. Sumber penerangan utama tidak menggunakan listrik

    6. Sumber air minum berasal dari sumur, mata air tidak terlindung, sungai atau air

    hujan

    7. Bahan bakar untuk memasak adalah kayu bakar, arang, atau minyak tanah

    8. Mengkonsumsi daging, ikan, telur, susu satu kali dalam seminggu

    9. Makan kurang dari dua kali dalam sehari

    10. Tidak mampu berobat ke sarana kesehatan modern

    11. Tidak mampu membeli pakaian baru minimal satu stel setahun

  • 28

    12. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan kepala rumah tangga adalah sekolah dasar

    ke bawah

    13. Kepemilikan tabungan atau asset kurang dari Rp 500.000

    14. Luas sawah kurang dari 5 ha atau pendapatan kurang dari Rp 600.000 per bulan

    Sementara itu Bappeas menyatakan dari berbagai faktor penyebab masalah gizi,

    kemiskinan dinilai memiliki peranan penting dan bersifat timbal balik. Hubungan timbal

    balik tersebut dapat dilihat pada gambar berikut ini.

    Gambar 2.1 Keterkaitan Kemiskinan dan Status Gizi

  • 29

    2.9. Unified Modelling Language (UML)

    Menurut Whitten, Bentley, & Dittman (2004,p430) UML adalah satu set dari

    ketentuan modeling yang digunakan untuk menspesifikasi atau mendeksripsikan sebuah

    sistem software dalam suatu kondisi dari objek.

    Whitten, Bentley, & Dittman (2004, p441) juga menyatakan bahwa UML

    memberikan sembilan diagram yang dikelompokkan ke dalam lima perspektif yang

    berbeda untuk memodelkan sebuah sistem. Ini seperti sebuah blueprint dalam

    membangun rumah, setiap diagram UML menyediakan tim pembangunan yang terdiri

    dari perspektif yang bebeda dari sebuah sistem informasi. Macam-macam diagram UML

    dan tujuannya akan dijelaskan sebagai berikut :

    1. Use-Case Model Diagram

    Use Case Model Diagram menjelaskan ineteraksi sistem, sistem eksternal, dan

    pengguna. Dengan kata lain, akan menjelaskan siapa yang akan menggunakan sistem

    dan bagaimana cara pengguna akan berinteraksi dengan sistem.

    2. Static Structure Diagrams

    UML memberikan dua diagram untuk memodelkan static structure dari sebuah

    sistem. Diagram-diagram tersebut adalah :

    a. Class Diagram, menunjukkan kelas objek yang dibangun oleh sistem dan

    hubungan antara kelas-kelas tersebut.

    b. Object Diagram, hampir mirip dengan class diagram tetapi diagram ini tidak

    sesering class diagram penggunaannya. Tapi jika digunakan akan membantu developer

    mengerti dengan lebih baik struktur dari sebuah sistem.

  • 30

    3. Interaction Diagram

    Diagram ini akan memodelkan interaksi, isi dari set sebuah objek, hubungan, dan

    pesan yang dikirimkan. UML terdiri dari dua diagram untuk tujuan-tujuan ini :

    a. Sequence Diagram, menggambarkan bagaimana objek berinteraksi satu dengan

    yang lainnya melalui pesan dalam sebuah operasi. Diagram ini juga mengilustrasikan

    bagaiaman pesan dikirim dan diterima antar objek dan peristiwa.

    b. Collaboration Diagram, hampir serupa dengan sequence diagram tapi tidak

    difokuskan pada waktu, peristiwa, atau pesan. Diagram ini memberikan interaksi atau

    kolaborasi antar objek dalam sebuah format jaringan.

    4. State Diagram

    Diagram ini terdiri dari dua bagian yaitu :

    a. Statechart Diagram, digunakan untuk memodelkan kegiatan yang dinamis dari

    sebuah objek. Diagram ini mengilustrasikan siklus hidup dari sebuah objek.

    b. Activity Diagram, menggambarkan alur yangberurutan dari aktivitas use case

    atau proses bisnis. Diagram ini juga dibuat untuk memodelkan logika dalam suatu

    sistem. Activity diagram memiliki komponen sebagai berikut :

    1. Titik solid, menggambarkan awal sebuah proses

    2. Segi empat dengan sudut tumpul, menggambarkan tugas yang perlu dilakukan

    3. Panah, menggambarkan sasaran yang mengawali kegiatan

    4. Garis hitam solid, adalah garis sinkronisasi. Garis ini menggambarkan aktivitas

    yang dilakukan secara paralel

    5. Teks di dalam [ ], menggambarkan sasaran yang menjadi hasil dari sebuah

    keputusan kegiatan

    6. Diamond, menggambarkan sebuah kegiatan keputusan

  • 31

    7. Titik solid di dalam lingkaran, menggambarkan akhir dari sebuah proses

    5. Implementation Diagram

    Diagram ini juga memodelkan struktur dari sistem inforamsi dan terdiri sebagai

    berikut :

    a. Component Diagram, digunakan untuk menggambarkan organisasi dan

    ketergantungan dari komponen perangkat lunak yang dimiliki oleh sistem. Dapat pula

    digunakan untuk menunjukkan bagaimana kode-kode pemrograman dibagi ke dalam

    modul-modul.

    b. Deployment Diagram, menggambarkan arsitektur fisik untuk perangkat keras

    dan perangkat lunak dalam sistem.

    2.9.1. Sistem Konsep Use-Case Modelling

    Ada dua hal yang dibahas dalam pemodeln use-case, yaitu use-case diagram dan

    use-case narrative. Use-case Diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi

    sistem dengan sistem eksternak dan pangguna. Dengan kata lain, secara grafik akan

    menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan bagaimana caranya untuk

    berinteraksi dengan sistem. Sementara use-case narrative adalah deskripsi tekstual dari

    suatu kejadian bisnis dan bagaimana pengguna akan berinteraksi dengan sistem sehingga

    dapat menjalankan tugas (Whitten, 2004, p271). Berikut adalah hal-hal yang diperlukan

    dalam memodelkan use-case diagram.

  • 32

    1. Use Case

    Use-case akan menggambarkan fungsi sistem dari sudut pandang pengguna dan

    terminologinya supaya dapat dimengerti. Ini juga berguna untuk memenuhi tujuan dari

    sebuah proses bisnis. Use-case merupakan hasil dari penggabungan ruang lingkup

    sistem ke dalam kalimat yang lebih kecil dari sistem tersebut.

    Gambar 2.2 Simbol Use-Case

    2. Aktor

    Aktor adalah segala sesuatu yang perlu untuk berinteraksi dengan sistem untuk

    pertukaran informasi. Aktor memulai jalannya aktivitas sebuah sistem, use-case, dengan

    tujuan untuk memenuhi tugas bisnis yang akan menghasilkan sesuatu yang lebih

    bernilai.

    Gambar 2.3 Simbol Aktor

    Use-case

  • 33

    3. Hubungan

    Hubungan digambarkan dengan sebuah garis antara dua simbol dalam use-case

    diagram. Arti dari hubungan ini bisa berbeda tergantung bagaimana garis tersebut

    digambar dan jenis symbol apa yang dihubungkan. Contoh use-case diagram dapat

    dilihat pada gambar berikut ini.

    Gambar 2.4 Contoh Use-case Diagram

    2.9.2. Sequence Diagram

    Kita dapat menggambarkan model yang terperinci tentang bagaimana objek

    dapat berinteraksi satu sama lain untuk menyediakan fungsi yang spesifik pada setiap

    desain use-case. UML menyediakan dua diagram yang dapat menggambarkan interaksi

    ini. Salah satunya adalah sequence diagram. Sequence diagram menunjukkan dengan

    sangat detail bagaimana objek berinteraksi satu sama lain. Berikut adalah contoh

    sequence diagram untuk Place New Order Use Case.

  • 34

    Gambar 2.5 Sequence Diagram untuk Use Case Place New Order

    2.9.3. Memodelkan Use-Case Activity

    Menurut Whitten (2007), UML menyediakan diagram tambahan yang disebut

    dengan Activity Diagram untuk memodelkan langkah proses atau aktivitas dari sistem.

    Hampir serupa dengan flowchart yang menggambarkan alur aktivitas dari proses bisnis

    atau use-case. Activity Diagram berbeda dengan flowchart karena menyediakan

    mekanisme untuk menggambarkan aktivitas yang dapat terjadi secara paralel. Contoh

    Activity Diagram dapat dilihat pada gambar berikut ini.

  • 35

    Gambar 2.6 Activity Diagram

    2.10. Pengertian Perangkat Lunak

    Menurut Pressman (2001,p6), perangkat lunak adalah instruksi (program

    komputer) yang ketika dieksekusi menyediakan fungsi dan kinerja, struktur data yang

  • 36

    memungkinkan program untuk memberikan informasi, dan dokumen yang

    menggambarkan operasi dari kegunaan sebuah sistem. Perangkat lunak memiliki

    karakteristik yang membedakannya dengan perangkat keras, yaitu :

    1. Perangkat lunak dikembangkan dan tidak diproduksi

    2. Tidak terpengaruh dengan penyakit perangkat keras

    3. Terus menerus dibangun dan dikembangkan

    2.10.1. Rekayasa Perangkat Lunak

    Rekayasa perangkat lunak menurut Pressman (2001, p20) adalah penetapan

    pemakaian prinsip-prinsip rekayasa dalam rangka mendapatkan perangkat lunak yang

    ekonomis, terpercaya, dan bekerja efisien pada mesin komputer.

    Rekayasa perangkat lunak mencakup tiga elemen yang mampu mengontrol

    proses perkembangan perangkat lunak, yaitu :

    1. Proses

    Proses seperti lem yang akan merekatkan lapisan teknologi secara bersamaan

    dan pengembangan dari perangkat lunak komputer. Proses mendefinisikan suatu set dari

    key process area (KPA).

    2. Metode

    Metode merupakan cara-cara teknis membangun perangkat lunak yang terdiri

    dari perancangan proyek dan estimasi, analisis kebutuhan sistem dan perangkat lunak,

    perancangan struktur data, arsitektur program, prosedur algoritma, pengkodean,

    pengujian, dan pemrograman.

  • 37

    3. Alat-alat bantu

    Menyediakan dukungan otomatis atau semi otomatis untuk metode-metode

    seperti Computer Aided Software Engineering (CASE) yang mengkombinasikan

    perangkat lunak dan perangkat keras dan software engineering database (tempat

    penyimpanan yang mengandung informasi penting tentang analisis, perancangan,

    pembuatan program, dan pengujian) untuk pengembangan piranti lunak yang sejalan

    dengan Computer Aided Design Engineering (CAD/E).

    2.10.2. Model Proses Perangkat Lunak

    Menurut Pressman (2001), dalam perancangan perangkat lunak dikenal classical

    life cycle atau waterfall model. Model ini menyarankan pendekatan yang sistematik dan

    berurutan dalam pengembangan perangakat lunak yang melalui pemodelan, analisis,

    desain, pengkodean, pengujian, dan support. Waterfall model ini meliputi serangkaian

    aktivitas, yaitu :

    1. System Engineering (Rekayasa dan Pemodelan Sistem)

    Perangkat lunak merupakan sebuah bagian dari sistem yang besar yang bekerja

    sesuai ketersediaan kebutuhan dari sistem tersebut. maka yang perlu dilakukan adalah

    menetapkan kebutuhan seluruh elemen sistem dan mengalokasikan kebutuhan tersebut.

    2. Software Requirement Analysis (Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak)

    Untuk dapat mengerti inti dari program yang dibangun, pengembang perangkat

    lunak harus mengerti akan informasi yang diperlukan oleh perangkat lunak.

    3. Design (Perancangan)

  • 38

    Perancangan perangkat lunak sebenarnya merupakan sebuah proses yang terdiri

    dari banyak kegiatan yang menitikberatkan pada 4 atribut dari program, yaitu : struktur

    data, arsitektur perangkat lunak, representasi tampilan, dan detail prosedur.

    4. Coding (Pengkodean)

    Perancangan harus diterjemahkan ke dalam bentuk bahasa mesin yang dapat

    dibaca. Tahap pengkodean merupakan langkah yang akan melakukan tugas ini.

    5. Testing (Pengujian)

    Setelah pengkodean, maka pengujian program dimulai. Proses pengujian

    berfokus pada logika internal perangkat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan

    sudah diuji, dan pada eksternal fungsional yaitu mengarahkan pengujian untuk

    menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan

    memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan.

    6. Support

    Dukungan atau pemeliharaan perangkat lunak diaplikasikan untuk setiap fase

    yang ada pada program ada.

    Gambar 2.7 Waterfall Model

  • 39

    2.11. Basis Data

    Pada penelitian ini diperlukan adanya basis data yang akan menunjang

    penelitian yang sedang dilakukan. Basis data ini berguna untuk menyimpan hasil

    pengukuran terhadap anak dan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

    2.11.1. Definisi Basis Data

    Connolly (2002, p14) menyatakan bahwa basis data adalah kumpulan data

    yang saling berhubungan, sebuah deskripsi dari data, dan dirancang untuk memberikan

    informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi.

    Sementara data adalah fakta atau informasi mentah yang biasanya mengenai

    fenomena fisik atau transaksi bisnis. Data merupakan ukuran objektif atribut dari entitas-

    entitas. Data juga merupakan representasi yang mewakili suatu objek (Indrajani, 2011).

    Indrajani (2011, p.2) juga memberikan definisi tentang basis data. Basis data

    merupakan kumpulan terpadu dari elemen data logis yang saling berhubungan dan suatu

    kumpulan data yang berhubungan secara logis dan deskripsi data tersebut, yang

    dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan dalam sebuah organisasi. Artinya

    basis data merupakan tempat penyimpanan data yang besar, dimana data tersebut

    digunakan oleh banyak pengguna.

    2.11.2. Database Management System (DBMS)

    Kompenen pada DBMS adalah sebagai berikut (Connolly, 2002) :

  • 40

    1. Perangkat keras

    Perangkat keras ini diperlukan oleh DBMS dan aplikasi. Contoh perangkat keras

    tersebut adalah personal computer, notebook, mainframe, sampai sebuah

    jaringan komputer.

    2. Perangkat lunak

    Perangkat lunak mencakup perangkat lunak DBMS itu sendiri dan program

    aplikasi, bersama dengan sistem operasi, termasuk jaringan perangkat lunak jika

    DBMS digunakan dengan jaringan.

    3. Data

    Data merupakan jembatan antara mesin dan manusia.

    4. Prosedur

    Prosedur menunjukkan instruksi dan aturan dalam memerintah sebuah rancangan

    dan penggunaan basis data.

    5. Manusia

    Komponen terakhir adalah pengguna atau manusia yang terlibat dalam sistem.

    Menurut Indrajani (2011, p13), manusia dapat dibedakan menjadi beberapa

    fungsi menurut peranannya.

    a. Data dan Database Administrator

    Merupakan orang atau sekelompok orang yang bertanggung jawab pada

    manajemen dan pengendalian basis data.

    b. Database Designer

    Dibedakan menjadi perancang basis data secara logika dan fisik. Perancang

    secara logika berhubungan dengan identifikasi data, sementara perancang

  • 41

    secara fisik berhubungan dengan bagaimana desain basis data tersebut dapat

    direalisasikan.

    c. Application Developers atau Programmer

    Merupakan tenaga ahli komputer yang berfungsi untuk mengembangkan

    program-program aplikasi yang diperlukan dalan manajemen basis data.

    d. End User

    Merupakan orang-orang yang terlibat langsung dalam penggunaan basis data.

    End user dibedakan menjadi Naive user dan Sophisticated user. Naive user

    adalah pengguna yang tidak peduli akan DBMS, sementara Sophisticated

    user adalah para pengguna canggih sehingga mereka dapat menulis program

    untuk kebutuhan mereka sendiri.