BAB 2 LANDASAN TEORI -...

35
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Telepon Genggam Telepon genggam atau handphone (HP), disebut pula sebagai telepon selular (ponsel) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon fixed line konvensional. Namun ponsel dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System For Mobile Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access). Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon, ponsel umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan singkat (short message service, SMS). Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini ponsel juga dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap siaran radio dan televisi, perangkat lunak pemutar audio (mp3) dan video, kamera digital, game, dan layanan internet (WAP, GPRS, 3G). Ada pula penyedia jasa telepon genggam di beberapa negara yang menyediakan layanan generasi ketiga (3G) dengan menambahkan jasa videophone, sebagai alat pembayaran, maupun untuk televisi online di telepon genggam mereka.

Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI -...

Page 1: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Telepon Genggam

Telepon genggam atau handphone (HP), disebut pula sebagai telepon selular

(ponsel) adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan

dasar yang sama dengan telepon fixed line konvensional. Namun ponsel dapat dibawa

ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan

telepon menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua

jaringan telepon nirkabel yaitu sistem GSM (Global System For Mobile

Telecommunications) dan sistem CDMA (Code Division Multiple Access).

Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon, ponsel

umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan singkat (short

message service, SMS). Mengikuti perkembangan teknologi digital, kini ponsel juga

dilengkapi dengan berbagai pilihan fitur, seperti bisa menangkap siaran radio dan

televisi, perangkat lunak pemutar audio (mp3) dan video, kamera digital, game, dan

layanan internet (WAP, GPRS, 3G). Ada pula penyedia jasa telepon genggam di

beberapa negara yang menyediakan layanan generasi ketiga (3G) dengan menambahkan

jasa videophone, sebagai alat pembayaran, maupun untuk televisi online di telepon

genggam mereka.

Page 2: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

6 2.2 Kepuasan Pelanggan

Kepuasan pelanggan didefinisikan sebagai respon pelanggan terhadap

ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang

dirasakannya setelah pemakaian (Rangkuti 2003). Menurut teori perilaku konsumen

kepuasan didefinisikan sebagai perspektif pengalaman konsumen setelah

mengkonsumsi atau menggunakan suatu produk atau jasa. Produk atau jasa yang dapat

memuaskan konsumen adalah produk atau jasa yang dapat memberikan sesuatu yang

dicari konsumen sampai pada tingkat cukup (Irawan 2002).

Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas penampilan

produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Jika kepuasan pelanggan

terhadap suatu produk atau jasa diberi peringkat 1-5, dengan satu untuk sangat tidak

puas dan lima untuk sangat puas, maka pelanggan yang sangat puas cenderung untuk

membeli atau memakai lagi produk atau jasa tersebut.

Pengukuran kepuasan pelanggan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam

rangka mengevaluasi posisi tawar perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing

serta menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan (Rangkuti 2003). Pada

dasarnya ada lima indikator penentu untuk mengukur kepuasan pelanggan ini yaitu :

kualitas produk, harga, kualitas pelayanan, faktor emosional, dan kemudahan

mendapatkan produk (Irawan 2002).

2.3 Statistik secara umum

Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan,

mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Statistika

Page 3: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

7 merupakan ilmu yang berkenaan dengan data, sedang statistik adalah data, informasi,

atau hasil penerapan algoritma statistika pada suatu data.

Statistika banyak diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu, baik ilmu-ilmu alam

(misalnya astronomi dan biologi maupun ilmu-ilmu sosial (termasuk sosiologi dan

psikologi), maupun di bidang bisnis, ekonomi, dan industri). Statistika juga digunakan

dalam pemerintahan untuk berbagai macam tujuan; sensus penduduk merupakan salah

satu prosedur yang paling dikenal. Aplikasi statistika lainnya yang sekarang popular

adalah prosedur jajak pendapat atau polling (misalnya dilakukan sebelum pemilihan

umum), serta jajak cepat (perhitungan cepat hasil pemilu) atau quick count. Di bidang

komputasi, statistika dapat pula diterapkan dalam pengenalan pola maupun kecerdasan

buatan.

Dalam mengaplikasikan statistika terhadap permasalahan sains, industri, atau

sosial, pertama-tama dimulai dari mempelajari populasi. Makna populasi dalam

statistika dapat berarti populasi benda hidup, benda mati, ataupun benda abstrak.

Populasi juga dapat berupa pengukuran sebuah proses dalam waktu yang berbeda-beda,

yakni dikenal dengan istilah deret waktu.

Melakukan pendataan (pengumpulan data) seluruh populasi dinamakan sensus.

Sebuah sensus tentu memerlukan waktu dan biaya yang tinggi. Untuk itu, dalam

statistika seringkali dilakukan pengambilan sampel (sampling), yakni sebagian kecil

dari populasi, yang dapat mewakili seluruh populasi. Analisis data dari sampel nantinya

digunakan untuk mengumpulkan karakteristik populasi. Jika sampel yang diambil

cukup representatif, inferensial (pengambilan keputusan) dan simpulan yang dibuat dari

sampel dapat digunakan untuk menggambarkan populasi secara keseluruhan. Metode

Page 4: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

8 statistika tentang bagaimana cara mengambil sampel yang tepat dinamakan teknik

sampling.

2.3.1 Metode Statistika

Tujuan umum bagi suatu penelitian berbasis statistika adalah menyelidiki

hubungan sebab-akibat, dan lebih khusus menarik suatu simpulan akan perubahan yang

timbul pada peubah (atau variabel) respon (peubah dependen) akibat berubahnya

peubah penjelas (explanatory variables) (peubah independen).

Terdapat dua jenis utama penelitian : eksperimen dan survei. Keduanya sama-

sama mendalami pengaruh perubahan pada peubah penjelas dan perilaku peubah respon

akibat perubahan itu. Beda keduanya terletak pada bagaimana kajiannya dilakukan.

Suatu eksperimen melibatkan pengukuran terhadap sistem yang dikaji, memberi

perlakuan terhadap sistem, dan kemudian melakukan pengukuran (lagi) dengan cara

yang sama terhadap sistem yang telah diperlakukan untuk mengetahui apakah perlakuan

mengubah nilai pengukuran. Bisa juga perlakuan diberikan secara simultan dan

pengaruhnya diukur dalam waktu yang bersamaan pula. Metode statistika yang

berkaitan dengan pelaksanaan suatu eksperimen dipelajari dalam rancangan percobaan

(desain eksperimen).

Dalam survei, di sisi lain, tidak dilakukan manipulasi terhadap sistem yang

dikaji. Data dikumpulkan dan hubungan (korelasi) antara berbagai peubah diselidiki

untuk memberi gambaran terhadap objek penelitian. Teknik-teknik survei dipelajari

dalam metode survei. Penelitian tipe eksperimen banyak dilakukan pada ilmu-ilmu

rekayasa, misalnya teknik, ilmu pangan, agronomi, farmasi, pemasaran (marketing), dan

Page 5: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

9 psikologi eksperimen. Penelitian tipe observasi paling sering dilakukan di bidang ilmu-

ilmu sosial atau berkaitan dengan perilaku sehari-hari, misalnya ekonomi, psikologi dan

pedagogi, kedokteran masyarakat, dan industri.

2.4 Teknik Pengambilan Sampel

2.4.1 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan kelompok yang menjadi pusat penelitian bagi peneliti yang

dijadikan sebagai tempat untuk mengeneralisasi hasil penelitiannya (Gay, 1987 di

dalam Indriyanto, 1997).

Sampel merupakan bagian dari populasi. Dalam pelaksanaan penelitian, ruang

lingkup populasi merupakan area yang amat luas batasnya sehingga penggunaan

populasi sebagai instrumen penelitian sangat sulit dilakukan. Oleh karena itu, untuk

memenuhi kelayakan dalam pelaksanaan penelitian, ditentukan populasi sasaran (target

population), yaitu populasi yang digunakan untuk mengeneralisasi hasil penelitian.

Namun demikian, populasi sasaran ini masih relatif sulit untuk ditentukan, karena

belum tentu semua populasi sasaran dapat dijangkau. Untuk menentukan pengambilan

sampel digunakan accessible population, yaitu populasi yang dapat dijangkau. Pada

tingkat ini peneliti menarik sampel untuk digunakan dalam penelitian.

2.4.2 Pengambilan Sampel

Ditinjau dari jenis data yang dikumpulkan, penelitian dapat dibagi menjadi dua,

yaitu penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif. Dari segi pendekatannya, terdapat

perbedaan yang cukup mencolok antara penelitian kualitatif dan kuantitatif.

Page 6: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

10 Pengumpulan data pada penelitian kualitatif lebih intensif dengan mengambil daerah

penelitian atau subjek penelitian yang relatif terbatas. Pada penelitian kualitatif, peneliti

berfungsi sebagai instrumen penelitian, yaitu sebagai pengumpul data. Analisis data

penelitian kualitatif cenderung tidak menggunakan statistik, karena data yang diperoleh

umumnya berbentuk uraian.

Di lain pihak, penelitian kuantitatif cenderung menggunakan subjek yang relatif

banyak dan daerah penelitian yang lebih luas. Instrumen yang digunakan cukup

bervariasi, misalnya : tes, kuesioner, dan pedoman wawancara. Analisis data pada

penelitian kuantitatif ini cenderung menggunakan statistik karena data yang diperoleh

umumnya berbentuk bilangan numerik atau angka-angka.

Dikarenakan kecenderungan ruang lingkup daerah penelitian yang sangat luas,

untuk menghemat dana, waktu, dan tenaga, penelitian kuantitatif umumnya

menggunakan sampel. Dengan demikian, peneliti kuantitatif harus mempunyai

pengetahuan tentang populasi dan kerangka sampel. Peranan peneliti dalam pelaksanaan

penelitian kuantitatif tidak hanya berhenti sampai dengan penarikan sampel saja, tetapi

dengan adanya sampel, peneliti mempunyai konsekuensi untuk menarik kesimpulan

berdasarkan hasil analisis pada sampel tersebut. Hal yang perlu dipertimbangkan dalam

penarikan kesimpulan tersebut adalah representasi hasil analisis terhadap populasi.

Agar hasil analisis data kuantitatif yang dilakukan berdasarkan sampel tersebut

dapat direpresentasikan pada populasi di mana sampel tersebut diambil, berbagai

ketentuan perlu diperhatikan.

Pada dasarnya, cara yang paling sederhana untuk memperoleh sampel yang

dapat mewakili populasinya adalah pengambilan sampel yang bersifat acak. Namun

Page 7: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

11 pada prakteknya, akan sangat sulit untuk menarik sampel yang acak. Konsep acak

dalam pengambilan sampel berkaitan dengan konsep probabilitas (peluang). Hinkle,

Wiersma, dan Jurs (1979) di dalam Indriyanto (1997) menyebutkan bahwa kriteria acak

ada dua, yaitu :

a. Setiap anggota populasi mempunyai kesempatan (peluang) yang sama untuk

diambil sebagai sampel (non-zero probability).

b. Semua anggota populasi yang terpilih sebagai sampel harus terpilih secara

independen.

Pengambilan sampel harus representatif, artinya mencerminkan karakteristik

populasi. Untuk menjadikan sampel representatif, maka cara pengambilannya adalah

secara acak yaitu setiap anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih sebagai sampel. Namun demikian, cara pengambilan sampel secara acak tidak

dapat menjamin bahwa sampel yang diambil betul-betul representatif (Fraenkel dan

Wallen, 1990 di dalam Indriyanto, 1997). Hal ini dikarenakan adanya unsur

subyektivitas peneliti yang tidak dapat dikontrol oleh peneliti pada saat menarik sampel

tersebut.

Penetapan sampel agar dapat benar-benar mewakili populasi dilakukan dengan

memperhatikan sifat-sifat dan penyebab populasi (Nawawi, 1995). Penetapan sampel

yang ideal mempunyai sifat sebagai berikut (Tiken, 1965, Singarimbun, 1989) :

a. Dapat menghasilkan gambaran yang dipercaya dari seluruh populasi yang

diteliti.

b. Sederhana dan mudah dilaksanakan.

c. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya sedikit.

Page 8: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

12

d. Dapat menentukan ketepatan.

Besarnya sampel yang harus diambil tergantung pada karakteristik populasi.

Terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan jumlah sampel :

a. Derajat keseragaman populasi, makin seragam populasi makin kecil sampel

yang diambil.

b. Ketepatan sampel, makin besar jumlah sampel makin tinggi tingkat

ketepatannya.

c. Tingkat ketepatan analisis yang dilakukan.

Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam penetapan sampel,

diantaranya simple random sampling. Dikatakan simple (sederhana) karena

pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan

strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi

dianggap homogen.

Dua cara dapat dilakukan dalam menarik simple random sampling :

a. Cara undian

Yang pertama-tama adalah cara undian. Misalnya ingin memilih sebuah

sampel yang besarnya dua dari sebuah populasi yang terdiri dari 5 orang tenaga

ahli. Kita tulis nama tenaga ahli tadi masing-masing pada secarik kertas, dan

kertas tersebut kita gulung. Lalu kita masukkan dalam sebuah kotak dan kita

kocok. Kemudian kita tarik satu gulungan kertas. Lalu kita tarik satu gulungan

kertas lain, tanpa memasukkan kembali gulungan kertas pertama. Nama-nama

pada kedua gulungan kertas tadi merupakan anggota dari sampel kita yang kita

tarik secara undian.

Page 9: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

13

b. Menggunakan tabel angka random

Cara kedua dengan angka random. Gunakan tabel dimana telah

dikumpulkan angka-angka secara random, yang dinamakan tabel angka random

(table random numbers). Dengan menggunakan angka random ini, dapat

menarik n bilangan secara random dari kumpulan bilangan dari 1 sampai dengan

N. Misalnya, dalam sebuah kampung terdapat 900 petani. Kita ingin menarik

sebuah sampel yang besarnya 9 ( beranggotakan 9 orang petani ) untuk suatu

keperluan. Jika kita menggunakan sistem undian, maka kita akan menyediakan

900 gulungan kertas dan masing-masing kertas kita tuliskan nama petani. Tentu

saja kerja ini melelahkan. Tetapi jika kita gunakan Tabel Angka Random, maka

kita dapat menghemat waktu.

2.5 Skala Pengukuran

Skala pengukuran digunakan untuk mengklasifikasikan variabel yang akan

diukur supaya tidak terjadi kesalahan dalam menentukan analisis data dan langkah

penelitian selanjutnya (Riduwan, 1997, p32). Ada empat tipe pengukuran atau skala

pengukuran yang digunakan di dalam statistika, yakni : nominal, ordinal, interval, dan

rasio. Keempat skala pengukuran tersebut memiliki tingkat penggunaan yang berbeda

dalam riset statistik. Skala nominal hanya bisa membedakan sesuatu yang bersifat

kualitatif (misalnya : jenis kelamin, agama, warna kulit). Skala ordinal selain

membedakan juga menunjukkan tingkatan (misalnya : pendidikan, tingkat kepuasan).

Skala interval berupa angka kuantitatif namun tidak memiliki nilai nol mutlak

Page 10: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

14 (misalnya: tahun, suhu dalam Celcius). Sedangkan skala rasio berupa angka kuantitatif

yang memiliki nilai nol mutlak.

2.6 Teknik Pengumpulan Data

Dilihat dari sumber datanya, data dibagi menjadi dua, data primer, yaitu data

yang diambil langsung dari sumbernya, dan data sekunder, yaitu data yang diambil

melalui tangan kedua. Metode pengumpulan data adalah teknik yang digunakan oleh

peneliti untuk memperoleh data yang akan digunakan pada penelitian melalui : angket,

wawancara, pengamatan, ujian (tes), dokumentasi, dan lainnya (Riduwan, 1997, p51).

Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan mempermudah olehnya (Suharsimi Arikunto, 1997 di dalam Riduwan,

1997, p51). Selanjutnya instrumen yang diartikan sebagai alat bantu merupakan saran

yang dapat diwujudkan dalam benda, contohnya : angket (quesionnaire), daftar cocok

(checklist), skala (scale), pedoman wawancara (interview guide atau interview

schedule), soal ujian (test inventory), dan sebagainya.

2.6.1 Angket (quesionnaire)

Angket (quesionnaire) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang

lain yang bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna

(Riduwan, 1997, p52). Tujuan penyebaran angket adalah untuk mencari informasi yang

lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden

memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar

Page 11: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

15 pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.

Angket dibedakan menjadi dua jenis, yaitu angket terbuka dan tertutup.

a. Angket Terbuka (angket tidak berstruktur) adalah angkat yang disajikan

dalam bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai

dengan kehendak dan keadaannya.

b. Angket Tertutup (angket berstruktur) adalah angket yang disajikan dalam

bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu

jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara membarikan

tanda silang (x) atau tanda check (√).

Sebelum menyebarkan kuesioner kepada sampel sebenarnya, langkah awal yang

harus dilakukan adalah mengadakan penelitian pendahuluan (pre test) untuk menguji

apakah kuesioner sudah layak digunakan untuk pengumpulan data yang sebenarnya.

2.7 Model Persamaan Struktural

Structural Equation Modeling (SEM) atau disebut juga Model Persamaan

Struktural (MPS) telah dipergunakan dihampir setiap bidang studi yang mudah

dipahami / dimengerti, meliputi pendidikan, pemasaran, psikologi, sosiologi,

manajemen, testing and measurement, kesehatan, demografi, organizational behaviour,

biologi, dan bahkan genetics (Supranto, 2004, p220). Alasan ketertarikan penggunaan

MPS atau SEM dalam berbagai bidang tersebut ada dua, yaitu :

a. Memberikan metode yang mudah dimengerti / dipahami berkenaan dengan

hubungan berganda secara simultan (multiple relationships simultaneously)

sementara memberikan efisiensi statistik.

Page 12: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

16

b. Kemampuannya untuk mengakses hubungan secara komprehensif dan

memberikan suatu transisi dari exploratory to confirmatory analysis.

Transisi ini sesuai dengan semakin besarnya upaya dalam semua bidang

studi menuju pengembangan ke suatu pandangan yang sistematis dan

holistik terhadap pemecahan masalah (problem solving). Usaha / upaya

demikian itu memerlukan kemampuan menguji suatu seri hubungan yang

terdiri dari suatu model berskala besar, melibatkan puluhan bahkan ratusan

variabel dengan puluhan persamaan, suatu set prinsip yang mendasar (a set

of fundamental principles) atau teori secara keseluruhan (an entire theory).

Inilah tugas-tugas untuk mana model persamaan struktural dengan singkatan

MPS atau SEM tepat untuk dipergunakan.

Model persamaan struktural (MPS) atau structural equation modeling (SEM),

meliputi seluruh model yang terkenal dengan banyak nama seperti : covariance

structure analysis, latent variable analysis, confirmatory path analysis dan sering

disebut lisrel analysis, merupakan salah satu nama program komputer : Linear

Structural Relation = Lisrel (Supranto, 2004, p221).

Teknik SEM dibedakan oleh dua karakteristik, yaitu :

a. Estimasi atau perkiraan hubungan dependensi berganda dan saling terkait

(estimation of multiple and interrelated dependence relationships).

b. Kemampuan untuk mempresentasikan konsep yang tidak terlihat

(unobserved concepts) dalam hubungan-hubungan ini dan

memperhitungkan pengukuran kesalahan di dalam proses estimasi.

Page 13: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

17 2.7.1 Mengakomodasikan Hubungan Dependensi Berganda yang Saling Terkait

Perbedaan yang paling menonjol antara SEM dengan teknik multivariat lainnya

ialah penggunaan hubungan yang terpisah untuk setiap set variabel tak bebas. Secara

sederhana, SEM mengestimasi suatu seri, akan tetapi saling terkait (interdependent),

persamaan regresi berganda yang simultan dengan menspesifikasikan penggunaan

model struktural, dengan program statistik. Pertama-tama peneliti, berdasarkan teori,

pengalaman sebelumnya atau hasil penelitian yang lalu dan tujuan penelitian untuk

membedakan mana variabel bebas yang memprediksi setiap variabel tak bebas.

Banyak variabel yang sama mempengaruhi setiap variabel tak bebas, akan tetapi

dengan tingkatan pengaruh yang berbeda. Model struktural mengekspresikan hubungan-

hubungan ini antara variabel bebas dan tak bebas, bahkan kalau suatu variabel tak bebas

menjadi suatu variabel bebas dalam hubungan lainnya.

Hubungan yang diusulkan kemudian diterjemahkan kedalam suatu seri

persamaan struktural (mirip dengan persamaan regresi) untuk setiap variabel tak bebas.

Berbeda dengan multivariate analysis of variance dan canonical correlation yang hanya

terdiri dari hubungan yang tunggal antara variabel bebas dan tak bebas, SEM mencakup

banyak hubungan (terdiri dari banyak persamaan). Di dalam persamaan simultan (lebih

dari satu persamaan), variabel dibedakan menjadi eksogen (exogeneous) yang nilainya

ditentukan di luar model, sebagai variabel kebijaksanaan (policy variable), seperti

harga, biaya promosi, mutu barang, ditentukan oleh pimpinan dan variabel endogen

(endogeneous), nilainya ditentukan di dalam model, sebagai akibat dari perubahan nilai

variabel eksogen.

Page 14: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

18 2.7.2 Model Input

Model dikatakan fit merujuk seberapa jauh model yang dihipotesiskan

menyerupai input matriks varian-kovarian. Misalnya sebagai contoh, bahwa model yang

dihipotesiskan gagal mengenali bahwa technical support = X, benar – benar mempunyai

pengaruh yang kuat terhadap kepuasan menyeluruh (overall satisfaction) = Y. Tanpa

menyebutkan hal ini, maka secara implicit peneliti membatasi hubungan X dan Y

sebesar nol, padahal kenyataannya tidak demikian. Penghilangan ini mengarah kepada

poor fit dan kesimpulan yang pantas disesalkan bahwa model yang dihipotesiskan harus

ditolak sebagai tidak sahih (as invalid).

Berikut adalah gambar langkah – langkah perancangan model yang akan dibuat :

Gambar 2.1 Quasi-Confirmatory Model Building Approach (Supranto, 2004, p239)

Page 15: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

19 2.7.3 Koefisien Korelasi

Analisis korelasi mencoba mengukur kekuatan hubungan antara dua peubah

melalui sebuah bilangan yang disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi linear

didefinisikan sebagai hubungan linear antara dua peubah acak X dan Y, dan

dilambangkan dengan r. Jadi, r mengukur sejauh mana titik-titik menggerombol sekitar

sebuah garis lurus. Oleh karena itu, dengan membuat diagram pencar bagi n

pengamatan {(xi,yi); i = 1,2,..,n} dalam contoh acak, dapat ditarik kesimpulan tertentu

mengenai r. Bila titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan

kemiringan positif, maka ada korelasi positif yang tinggi antara kedua peubah. Akan

tetapi, bila titik-titik menggerombol mengikuti sebuah garis lurus dengan kemiringan

negatif, maka antara kedua peubah itu terdapat korelasi negatif yang tinggi. Korelasi

antara kedua peubah semakin menurun secara numerik dengan semakin memencarnya

atau menjauhnya titik-titik dari suatu garis lurus. Bila titik-titiknya mengikuti suatu pola

yang acak, dengan kata lain tidak ada pola, maka mempunyai korelasi nol, dan dapat

disimpulkan tidak ada hubungan linear antara X dan Y.

Perlu diingatkan bahwa koefisien korelasi antara dua peubah adalah suatu

ukuran hubungan linear antara kedua peubah tersebut, sehingga nilai r = 0 berimplikasi

tidak adanya hubungan linear, bukan bahwa antara kedua peubah itu pasti tidak terdapat

hubungan. Jadi, bila antara X dan Y terdapat suatu hubungan kuadratik yang kuat, akan

memperoleh korelasi nol meskipun jelas ada hubungan tak linear yang kuat antara

kedua peubah itu.

Ukuran korelasi linear antara dua peubah yang paling banyak digunakan disebut

koefisien korelasi momen-hasilkali Pearson atau ringkasnya koefisien korelasi contoh.

Page 16: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

20

Ukuran hubungan linear antara dua peubah X dan Y diduga dengan koefisien

korelasi contoh r, yaitu :

Koefisien korelasi contoh r merupakan sebuah nilai yang dihitung dari n

pengamatan contoh. Contoh acak berukuran n yang lain tetapi diambil dari populasi

yang sama biasanya akan menghasilkan nilai r yang berbeda pula. Dengan demikian r

sebagai suatu nilai dugaan bagi koefisien korelasi linear yang sesungguhnya yang

berlaku bagi seluruh anggota populasi.

2.7.4 Pengujian Hipotesis Korelasi dengan Statistik Z

Kriteria pengujian hipotesis korelasi diperlukan statistik uji.

Uji terhadap hipotesis nol H0 bahwa ρ = ρ0 didasarkan pada besaran dan

hipotesis H1 : ρ ≠ ρ0

yang merupakan nilai suatu peubah acak yang menyebar menghampiri sebaran

normal dengan nilai tengah (0.5)ln[(1+ρ)/(1-ρ)] dan ragam 1/(n - 3). Jadi, prosedur

ujinya berupa menghitung

dan membandingkannya dengan nilai kritik sebaran normal baku tabel z α =

0.05, dengan wilayah kritik z < -1.96 dan z > 1.96.

2.7.5 Analisis Jalur

Page 17: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

21

Analisis jalur (path analysis) merupakan suatu teknik analisis statistika

kuantitatif yang dikembangkan dari analisis regresi berganda terstruktur berkenaan

dengan variabel-variabel baku (standardized variables) dalam suatu system tertutup

(closed system) yang secara formal bersifat lengkap (Gaspersz, 1992, p286). Dalam

literatur berbahasa Indonesia, teknik ini dikenal juga sebagai analisis lintas atau analisis

lintasan. Teknik ini pertama kali diperkenalkan oleh Sewall Wright pada tahun 1934

sebagai alat untuk mengkaji hubungan antarvariabel dalam produksi ternak, namun

penerapannya sekarang meluas ke bidang-bidang lain, seperti genetika terapan dan

ekonomi.

Secara matematis, analisis ini tidak lain adalah analisis regresi berganda

terhadap data yang dibakukan. Dengan demikian, perangkat lunak statistika yang

mampu melakukan analisis regresi berganda dapat pula dipakai untuk analisis jalur.

Subjek utama analisis ini adalah variabel-variabel yang saling berkorelasi. Analisis ini

mendasarkan diri pada model hubungan antarvariabel yang ditentukan sebelumnya oleh

peneliti. Teknik ini mempunyai kelebihan dibandingkan dengan regresi linear karena

model analisis jalur dapat menemukan pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung

dalam hubungan antarvariabel melalui variabel perantara. Penentuan model didasarkan

pada hipotesis mengenai berbagai variabel yang diamati. Dalam perkembangan saat ini

teknik analisis jalur dapat dilakukan dalam kerangka pemodelan persamaan struktur

(Structural Equation Modeling atau SEM), suatu teknik analisis yang menggabungkan

analisis faktor dan analisis regresi, selain analisis jalur. Dengan menggunakan analisis

ini, peneliti akan memperoleh hasil analisis secara lebih akurat, tajam dan detail.

Sistem persamaan simultan dapat ditulis dalam bentuk matriks :

Page 18: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

22

dimana :

RX = matriks korelasi antarvariabel bebas dalam model regresi berganda yang

memiliki p buah variabel bebas, jadi merupakan matriks dengan elemen-elemen

(i, j = 1, 2, . . , p)

C = vektor koefisien lintasan yang menunjukkan pengaruh langsung dari

setiap variabel bebas yang telah dibakukan, Zi terhadap variabel tak bebas (nilai

koefisien lintasan sama dengan koefisien beta atau koefisien regresi baku)

RY = vektor koefisien korelasi antara variabel bebas Xi (i = 1, 2, . . , p) dan

variabel tak bebas Y

Dari persamaan matriks diatas, secara mudah dapat ditentukan vektor koefisien

lintasan C :

dimana :

= invers matriks RX

RY = vektor koefisien korelasi antara variabel bebas Xi dan variabel tak bebas

Y

Setelah koefisien lintasan Ci diperoleh, maka beberapa informasi penting akan

diperoleh berdasarkan metode analisis lintasan, antara lain :

Page 19: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

23

a. Pengaruh langsung variabel bebas yang dibakukan, Zi terhadap variabel tak

bebas Y, diukur oleh koefisien lintasan Ci.

b. Pengaruh tidak langsung variabel bebas Zi terhadap variabel tak bebas Y,

melalui variabel bebas Zj (melalui kehadiran variabel bebas Zj dalam model),

diukur oleh besaran (Cj rij)

c. Pengaruh galat (error) atau sisaan (residual), yang tidak dapat dijelaskan

oleh model analisis lintasan (pengaruh-pengaruh yang tidak dapat dijelaskan

oleh suatu model dimasukkan sebagai pengaruh galat atau sisaan), diukur

oleh besaran :

Besaran dalam analisis lintasan adalah serupa dengan besaran (1 – R2) dalam

analisis regresi berganda, di mana keduanya memiliki nilai yang sama besar.

2.8 Definisi Sistem

Menurut O’Brien (2003, p.8), sistem adalah sekumpulan komponen yang saling

berhubungan dan bekerja bersama menuju sebuah tujuan umum dengan menerima input

dan memproduksi output dalam sebuah proses perubahan yang terorganisir.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu

kesatuan yang terdiri dari elemen-elemen yang saling berkaitan satu dengan yang

lainnya dan saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan tertentu.

Page 20: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

24

Suatu sistem mempunyai karakterisktik atau sifat-sifat tertentu, yaitu

mempunyai komponen-komponen, batas sistem, lingkungan luar sistem, penghubung,

masukan, keluaran, pengolah, sasaran, dan tujuan.

Pengertian perancangan sistem adalah proses mengidentifikasi proses-proses

dan data-data yang diperlukan oleh sistem baru. Jika sistem yang akan dirancang adalah

sistem berbasis komputer, perancangan dapat menyertakan spesifikasi jenis peralatan

yang digunakan.

Perancangan sistem dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu :

a. Sistem konseptual

Perancangan dibuat berdasarkan kebutuhan pemakai dan dibuat kerangka

kerja untuk penerapannya.

b. Sistem fisik

Perancangan dibuat berdasarkan rancangan konseptual kemudian dibuat

spesifikasi sistem detailnya, yang nantinya dapat dipergunakan untuk

pembuatan dan pengetesan program.

2.8.1 Definisi Sistem Informasi

Berdasarkan pendapat O’Brien (2003, p.7), sistem informasi adalah gabungan

antara manusia, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber-sumber data yang

terorganisir dengan tujuan mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi

dalam sebuah organisasi.

Komponen sistem informasi terdiri dari :

a. People (end-user dan spesialis sistem informasi)

Page 21: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

25

b. Hardware (mesin - mesin dan media)

c. Software (program dan prosedur/aturan)

d. Data (basis data dan pengetahuan)

e. Jaringan (media komunikasi dan pendukung jaringan)

Kegunaan sistem informasi adalah untuk menjalankan aktivitas input, proses,

output, penyimpanan dan kontrol yang mengubah sumber-sumber data menjadi sebuah

informasi.

Tipe - tipe sistem informasi :

a. Operation Support System

1. Mendukung kebutuhan dalam pembuatan keputusan strategi manajemen

(atas), taktik manajemen (menengah) dan operasi manajemen

(supervisor).

2. Menghasilkan sistem informasi untuk internal dan eksternal user.

b. Management Support System

1. Mendukung kebutuhan dalam memproses informasi operasi bisnis

harian, termasuk beberapa fungsi-fungsi manajemen operasi tingkat yang

lebih rendah.

2. Menyediakan informasi dalam bentuk laporan dan tampilan bagi

manajer.

2.8.2 Definisi Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Sistem Informasi Manajemen menurut McLeod (2001, p.5) adalah sebuah

sistem yang mengatur aktivitas manajer di perusahaan dalam proses memperoleh

Page 22: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

26 informasi, memastikan data yang terkumpul menjadi informasi yang berguna,

menggunakannya seefektif mungkin (manajer memastikan bahwa informasi jatuh ke

orang yang tepat dan dimanfaatkan sebaik mungkin serta membuang informasi di saat

yang tepat dan menggantinya dengan informasi yang akurat dan terkini). Hal yang

mendasari SIM antara lain yaitu :

a. Meningkatnya kerumitan kegiatan bisnis.

b. Pengaruh ekonomi internasional.

c. Persaingan dunia.

d. Meningkatnya kerumitan teknologi.

e. Batas waktu yang semakin singkat.

f. Kendala-kendala sosial.

2.9 Interaksi Manusia dan Komputer (IMK)

IMK adalah disiplin ilmu yang berhubungan dengan perancangan, evaluasi, dan

implementasi sistem komputer interaktif untuk digunakan oleh manusia, serta studi

fenomena-fenomena besar yang berhubungan dengannya. Perancangan multimedia

haruslah user-friendly.

Tujuan rekayasa sistem interaksi manusia dan komputer (Shneiderman, 2003,

pp9-14) adalah :

a. Fungsionalitas yang sesuai

Sistem dengan fungsionalitas yang kurang memadai mengecewakan

pemakai dan sering ditolak atau tidak digunakan. Sedangkan sistem dengan

Page 23: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

27

fungsionalitas yang berlebihan berbahaya dalam implementasi,

pemeliharaan, proses belajar dan penggunaan yang sulit.

b. Kehandalan, Ketersediaan, Keamanan dan Integritas data

Kehandalan berfungsi seperti yang diinginkan, tampilan akurat.

Ketersediaan berarti siap ketika hendak digunakan dan jarang mengalami

masalah. Keamanan berarti terlindung dari dari akses yang tidak diinginkan

dan kerusakan yang disengaja. Integritas data adalah keutuhan data yang

terjamin, tidak mudah dirusak atau diubah oleh orang tidak berhak.

c. Standarisasi, Integrasi, Konsistensi dan Portabilitas

Standarisasi adalah keseragaman sifat-sifat antar muka pemakai pada

aplikasi yang berebeda. Integrasi adalah kesatuan dari berbagai paket

aplikasi dan peralatan perangkat lunak. Konsistensi adalah keseragaman

dalam satu program aplikasi, seperti urutan perintah, istilah, satuan, warna,

tipografi. Portabilitas berarti dimungkinkannya data dikonversi dan

dipindahkan, dan dimungkinkannya antar muka pemakai dipakai di berbagai

lingkungan perangkat lunak dan perangkat keras.

d. Penjadwalan dan anggaran

Perencanaan yang hati-hati dan manajemen yang berani diperlukan karena

adanya persaingan dengan vendor lain sehingga proyek harus sesuai jadwal

dan anggaran, sistem yang perlu tepat pada waktunya (real time), serta

murah agar dapat diterima.

Page 24: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

28

Terdapat 5 faktor manusia yang harus dapat dipenuhi oleh suatu sistem yang

user-friendly (Shneiderman, pp15-19), yaitu :

a. Waktu untuk belajar tidak lama (Time to learn)

Berapa lama waktu yang dibutuhkan user untuk mempelajari penggunaan

perintah (command) yang relevan untuk rangkaian tugas (tasks).

b. Kecepatan penyajian informasi yang cepat (Speed of performance)

Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas.

c. Tingkat kesalahan pengguna yang rendah (Rate of errors by users)

Berapa banyak kesalahan (error) dan kesalahan apa saja yang dilakukan oleh

orang dalam menyelesaikan tugas? Walaupun waktu untuk membuat dan

memperbaiki kesalahan tidak sesuai dengan Speed of performance, error

handling adalah salah satu komponen yang penting (critical) dari penggunaan

sistem.

d. Pengingatan melewati jangka waktu (Retention over time)

Perancangan yang dibuat dalam suatu sistem yang bisa diingat penggunaannya,

fungsi, dan manfaatnya dalam jangka waktu yang lama.

e. Kepuasan pribadi (Subjective satisfaction)

Ketertarikan dari pengguna (user) untuk menggunakan aspek yang bervariasi

atau beragam dari sistem. Jawabannya dapat dipastikan dengan melakukan

wawancara (interview) atau dengan survey tertulis yang berisikan tingkat

kepuasan dan ruang untuk komentar.

Page 25: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

29

Dalam perancangan sebuah interface seorang web designer harus

memperhatikan aturan-aturan yang telah dikenal dengan Eight Golden Rules of

Interface Design, yaitu :

a. Berusaha keras untuk konsisten. (strive for consistency)

Hal ini berhubungan dengan urutan tindakan yang harus dilakukan dalam situasi

yang serupa, istilah yang serupa juga harus digunakan dalam prompts, menu,

help screen, pemilihan warna, layout, ukuran dan bentuk huruf.

b. Memungkinkan frequent users menggunakan shortcut. (enable frequent users to

use shortcuts)

Bersamaan dengan meningkatnya pengguna (user), special keys, hidden

command, dan fasilitas lainnya juga sangat diperlukan oleh para pengguna.

Penggunaan waktu untuk merespon dari pengguna (user) yang relatif cepat dan

tepat dalam menampilkan tampilan juga merupakan salah satu daya tarik bagi

para pengguna.

c. Memberikan umpan balik yang informatif. (offer informative feedback)

Untuk setiap tindakan yang dilakukan oleh user, harus diberikan umpan balik

(feed back). Presentasi visual dari objek yang menarik akan menciptakan

lingkungan yang menyenangkan untuk menunjukkan adanya perubahan yang

menyeluruh.

d. Merancang dialog untuk menghasilkan keadaan akhir (sukses, selesai). (design

dialogs to yield closure)

Urutan dari tindakan harus diatur ke dalam suatu kelompok yang memiliki

bagian awal, bagian tengah, dan bagian akhir. Umpan balik yang informative

Page 26: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

30

dari penyelesaian suatu kelompok akan memberikan kepuasan bagi operator,

dan akan menandakan bahwa jalannya sudah jelas untuk menyiapkan kelompok

lainnya.

e. Memberikan penanganan kesalahan yang sederhana. (offer error prevention and

simple error handling)

Dalam mendesain, sebisa mungkin diberikan error prevention, contohnya, pada

menu untuk memasukkan nama, user tidak diperbolehkan untuk memasukkan

angka. Jika user melakukan kesalahan, sistem harus dapat mendeteksi kesalahan

tersebut dan menampilkan kesalahan si pengguna dan memberikan contoh

penggunaan yang benar secara sederhana.

f. Mengizinkan pembalikan aksi (undo) dengan mudah. (permit easy reversal of

actions)

Dalam melakukan desain, sebisa mungkin diberikan undo. Hal ini akan

memudahkan user jika melakukan kesalahan yang tidak disengaja ketika sedang

mengerjakan sesuatu.

g. Menyediakan kendali internal bagi user (support internal locus of control)

Sistem harus dirancang supaya user merasa menguasai sistem dan system akan

memberi respon atas aksi yang diberikan.

h. Mengurangi beban ingatan jangka pendek. (reduce short-term memory load)

Keterbatasan manusia dalam memproses informasi dalam waktu yang singkat

membutuhkan akses online yang sesuai untuk memerintahkan format sintaksis,

singkatan, kode, dan lain informasi harus disediakan.

Page 27: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

31 2.10 Rekayasa Piranti Lunak

2.10.1 Pengertian Piranti Lunak

Menurut Pressman (2001, p6), piranti lunak dapat diartikan sebagai berikut :

a. Perintah-perintah dalam suatu program komputer yang jika dijalankan akan

memberikan fungsi dan hasil yang diinginkan.

b. Struktur-struktur data yang membuat program dapat memanipulasi data.

c. Dokumen yang menggambarkan operasi dan penggunaan program.

Piranti lunak memiliki karakteristik yang berbeda dengan piranti keras.

Menurut Pressman (2001, pp6-9), piranti lunak merupakan elemen sistem yang

bersifat logik, bukan bersifat fisik. Beberapa karateristiknya adalah:

a. Piranti lunak dapat dikembangkan dan direkayasa, bukan dirakit seperti

piranti keras. Meskipun ada persamaan pengertian antara kedua istilah

tersebut, pada dasarnya mempunyai aktivitas yang berbeda di mana kualitas

yang baik dapat dicapai jika desainnya juga baik.

b. Piranti lunak tidak mudah rusak. Hal ini berbeda dengan piranti keras yang

mempunyai tingkat kerusakan yang tinggi. Pada piranti keras apabila terjadi

kerusakan maka harus diganti, tetapi pada piranti lunak jika terjadi

kerusakan dapat diperbaiki melalui software maintenance (pemeliharaan

piranti lunak). Kesalahan yang terjadi pada piranti lunak, biasanya terpusat

pada saat proses menterjemahkan program ke bahasa mesin dan pada saat

merancang.

c. Pada dasarnya perancangan piranti lunak dibuat sebagai komponen yang

dapat dirakit ulang.

Page 28: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

32 2.10.2 Pengertian Rekayasa Piranti Lunak

Menurut Pressman (2001, p20) rekayasa piranti lunak adalah penerapan dan

pemakaian prinsip rekayasa dalam rangka mendapatkan piranti lunak ekonomis yang

terpercaya dan bekerja secara efisien pada mesin komputer.

Rekayasa piranti lunak mencakup tiga elemen yang mampu mengontrol proses

perkembangan piranti lunak, yaitu :

a. Metode

Metode merupakan cara-cara teknis membangun piranti lunak yang terdiri

dari perancangan proyek dan estimasi, analisis kebutuhan sistem dan piranti

lunak, perancangan struktur data, arsitektur program, prosedur algoritma,

pengkodean, pengujian dan pemrograman.

b. Alat-alat bantu

Alat-alat bantu menyediakan dukungan otomatis atau semi otomatis untuk

metode-metode seperti Computer Aided Software Engineering (CASE) yang

mengkombinasikan piranti lunak dan piranti keras dan software engineering

database (tempat penyimpanan yang mengandung informasi yang penting

tentang analisis, perancangan, pembuatan program, dan pengujian) untuk

pengembangan piranti lunak yang sejalan dengan Computer Aided

Design/Engineering (CAD/E) untuk piranti keras.

c. Prosedur-prosedur

Prosedur-prosedur untuk menghubungkan alat-alat bantu dengan metode.

Tujuan dari prosedur yaitu untuk mendapatkan piranti lunak yang efisien,

berguna dan ekonomis.

Page 29: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

33 2.10.3 Daur Hidup Pengembangan Piranti Lunak

Penulis menggunakan metode The Classic Life Cycle atau metode yang biasanya

disebut Waterfall Model (Model Air Terjun) dalam perancangan aplikasi ini. Menurut

Pressman (2001, pp28-29), tahapan-tahapan yang terdapat dalam metode ini adalah,

yaitu :

a. Analisis dan rekayasa sistem (system engineering and modeling)

Dalam tahap ini, pekerjaan dimulai dengan menetapkan kebutuhankebutuhan

piranti lunak untuk semua elemen sistem, karena piranti lunak adalah bagian

dari yang penting dari sebuah sistem. Peninjauan dalam tahap ini penting

karena piranti lunak harus dapat berinteraksi dengan elemenelemen lainnya

seperti piranti keras, manusia, dan basis data.

b. Analisis kebutuhan piranti lunak (software requirements analysis)

Dalam tahap ini, seorang analis piranti lunak harus menganalisis kebutuhan

agar dapat mengetahui seluruh informasi, fungsi, performa dan antarmuka

yang dibutuhkan agar dapat digunakan sebagai dasar sistem yang akan

dibangun.

c. Perancangan (design)

Dalam tahap ini, perancangan terhadap piranti lunak dilakukan. Perancangan

piranti lunak merupakan sebuah proses yang terdiri atas beberapa langkah

yang difokuskan pada empat perlengkapan program yang berbeda yaitu

struktur data, arsitektur piranti lunak, representasi antar muka, dan prosedur

yang detail.

d. Pembuatan program (coding)

Page 30: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

34

Dalam tahap ini, hasil perancangan diterjemahkan ke dalam bentuk yang

dapat dimengerti oleh mesin/komputer.

e. Pengujian (testing)

Dalam tahap ini, pengujian terhadap program yang telah selesai dilakukan.

Proses pengujian difokuskan pada logika dalam program dari piranti lunak

untuk memastikan bahwa semua kode program telah diuji. Tujuan

dilaksanakannya pengujian ini untuk menemukan kesalahan dan juga untuk

memastikan bahwa piranti lunak yang telah dibuat telah sesuai dengan yang

diinginkan.

f. Pemeliharaan (maintenance)

Dalam tahap ini dilakukan pemeliharaan terhadap piranti lunak yang telah

dibuat. Pemeliharaan dilakukan dengan mengecek apakah ada

kesalahankesalahan setelah sistem dijalankan, dan setiap kesalahan harus

diperbaiki. Selain itu juga dilakukan pengecekan apakah piranti lunak ini

dapat beradaptasi dengan segala perubahan yang ada, baik dari segi

kebutuhan sistem maupun pengaruh dari luar sistem.

Page 31: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

35

Gambar 2.2 Diagram Classic Life Cycle

2.11 STD (State Transition Diagram)

Menurut Pressman (2001, p302), STD mengindikasikan bagaimana sebuah

sistem berperilaku sebagai sebuah konsekuensi dari kejadian (event) eksternal. Untuk

itu, STD mewakili sejumlah mode dari behavior yang disebut sebagai kondisi (state)

dari sistem dan cara dalam perubahan yang dihasilkan dari satu kondisi ke kondisi

lainnya.

Menurut Pressman (2001, p317), State Transition Diagram adalah model

behavior yang mendasarkan pada pengertian dari kumpulan kondisi sistem. Model

behavior adalah sebuah prinsip operasional untuk seluruh metode analisis kebutuhan.

STD mewakili behavior dari sebuah sistem dengan menggambarkan kondisinya dan

kejadian yang menyebabkan perubahan kondisi suatu sistem.

State Transition Diagram (STD) banyak digunakan untuk menggambarkan

suatu sistem yang memiliki sifat yang real time. Hal tersebut terjadi pada kontrol

Page 32: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

36 proses, military command and control system, telephone switching system, dan high

speed data aquistion.

STD merupakan suatu modelling tool yang menggambarkan suatu sifat

ketergantungan akan waktu yang terdapat di sistem. Pada STD terdapat dua macam cara

kerja, yaitu :

a. Pasif

Disini sifatnya lebih kepada menerima data saja dalam melakukan control

terhadap lingkungan.

Contoh : sistem yang bertugas untuk menerima data melalui sinyal yang

dikirimkan oleh satelit.

b. Aktif

Untuk sistem ini, kontrol terhadap lingkungan dilaksanakan secara aktif

sehingga selain menerima data, sistem ini juga memberikan suatu respon

terhadap lingkungannya.

Contoh : sistem yang digunakan pada proses kontrol.

Simbol-simbol atau properti dari STD yang sering digunakan :

a. State, disimbolkan dengan segi empat.

State adalah kumpulan keadaan atau atribut yang memberi perincian seseorang

atau benda pada waktu dan kondisi tertentu. Contohnya seperti proses user

mengisi password, menentukan instruksi berikutnya.

Simbol state:

Page 33: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

37

b. Transition State atau perubahan state disimbolkan dengan panah berarah.

Merupakan simbol yang menyatakan suatu perubahan dari suatu keadaan ke

keadaan yang lain.

Simbol transition state :

c. Condition

Condition adalah suatu kejadian pada lingkungan eksternal yang dapat

dideteksi oleh sistem. Contohnya adalah sebuah sinyal, interrupt atau data. Hal

ini akan menyebabkan perubahan terhadap state dari state menunggu X ke

state menunggu Y atau memindahkan aktivitas X ke aktivitas Y.

Contoh : sinyal input, interrupt atau data.

d. Action

Action adalah yang dilakukan sistem bila terjadi perubahan state atau

merupakan reaksi terhadap kondisi. Aksi akan menghasilkan keluaran atau

tampilan.

Gambar 2.3 State Transition Diagram (STD)

Page 34: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

38 2.12 Diagram Alir (Flowchart)

Diagram alir (flowchart) adalah representasi grafis dari serangkaian aktivitas

operasi, pergerakan, inspeksi, delay, keputusan dan penyimpanan dari sebuah proses.

Diagram alir menggunakan simbol-simbol yang telah digunakan selama bertahun-tahun

untuk merepresentasikan jenis proses atau proses yang sedang dilakukan. Bentuk yang

sudah distandarisasi menyediakan sebuah metode yang umum dipakai oleh banyak

orang untuk memvisualisasikan masalah-masalah bersama-sama dengan cara yang

sama.

Simbol-simbol yang digunakan untuk menggambarkan diagram alir :

Tabel 2.1 Tabel Simbol Flowchart (http://www.edrawsoft.com/flowchart-symbols.php)

Notasi Arti Notasi

Proses / pengolahan

Predefined proses

Operasi input / output

Decision, berupa pertanyaan atau penentuan suatu keputusan

Terminal, untuk menandai awal dan akhir program

Preparation, untuk inisialisasi suatu nilai

Page 35: BAB 2 LANDASAN TEORI - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-1-00423-STIF-Bab 2.pdfBAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 ... Dalam mengaplikasikan statistika terhadap

39

Panah, sebagai penghubung antar komponen dan penunjuk arah

Manual input, input dari pengguna

On-page connector, sebagai penghubung dalam satu halaman

Off-page connector, sebagai penghubung antar halaman yang berbeda