BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State...

24
1 BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State Of The Art) Table 2.1 State Of The Art JUDUL/Nama/Ni m/Universitas TEORI METODOLOGI HASIL Peran Tim Kreatif dalam Produksi Program Stand Up Comedy Indonesia di Kompas TV Ayu Tri Andini 1401110690 Bina Nusantara University 1. Konsep produksi televisi 2. Tim kreatif 3. Komunikasi massa 1. Deskriptif Kualitatif 2. Wawancara 3. Observasi Keterlibatan tim kreatif mulai dari pra- produksi, produksi sampai pasca produksi. Dan hingga penyusunan konten, tim kreatif mendukung dan memberikan ide- ide atau tema yang sifatnya menarik, dan informatif kepada komika. Hingga menginspirasi dan menghibur banyak pemirsa agar tidak merasa bosan. Upaya Tim Produksi Program Televisi Pesbukers Dalam Meminimalisir Teguran KPI Audi Amalia 1. Konsep produksi televisi 2. Komunikasi Massa 1. Kualitatif 2. Wawancara 3. Observasi 4. Studi dokumentasi Tim produksi Pesbukers melakukan perubahan-perubahan dalam upaya memperbaiki tayangan yang beberapa kali mendapat teguran dari KPI terkait

Transcript of BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya (State...

1

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Sebelumnya (State Of The Art)

Table 2.1 State Of The Art

JUDUL/Nama/Ni

m/Universitas

TEORI METODOLOGI HASIL

Peran Tim Kreatif

dalam Produksi

Program Stand Up

Comedy Indonesia

di Kompas TV

Ayu Tri Andini

1401110690

Bina Nusantara

University

1. Konsep

produksi

televisi

2. Tim kreatif

3. Komunikasi

massa

1. Deskriptif

Kualitatif

2. Wawancara

3. Observasi

Keterlibatan tim kreatif

mulai dari pra-

produksi, produksi

sampai pasca produksi.

Dan hingga

penyusunan konten,

tim kreatif mendukung

dan memberikan ide-

ide atau tema yang

sifatnya menarik, dan

informatif kepada

komika. Hingga

menginspirasi dan

menghibur banyak

pemirsa agar tidak

merasa bosan.

Upaya Tim

Produksi Program

Televisi Pesbukers

Dalam

Meminimalisir

Teguran KPI

Audi Amalia

1. Konsep

produksi

televisi

2. Komunikasi

Massa

1. Kualitatif

2. Wawancara

3. Observasi

4. Studi

dokumentasi

Tim produksi

Pesbukers melakukan

perubahan-perubahan

dalam upaya

memperbaiki tayangan

yang beberapa kali

mendapat teguran dari

KPI terkait

2

JUDUL/Nama/Ni

m/Universitas

TEORI METODOLOGI HASIL

Program Studi Ilmu

Komunikasi,

Universitas Bakrie,

2010

pelanggaran norma

susila, kesopanan, dan

pelanggaran

perlindungan kepada

anak dan namun tim

produksi Pesbukers

tetap berusaha

memberikan tayangan

hiburan yang baik

untuk penontonnya.

Proses Produksi

Dan Vox-Pop Acara

Freeday Di Televisi

Lokal SBO TV

Surabaya

Zaenal Abidin

Ilmu Komunikasi

FISIP-UPNV Jatim

Jurnal Ilmu

Komunikasi Vol 1.

No.1 April 2009

1.Konsep

Produksi

Televisi

2. Komunikasi

Massa

1. Kualitatif

2. Deskriptif

3. Wawancara

4. Kuisioner

Suatu program melalui

tahapan

proses produksi yaitu

tahap Pra-produksi

antara lain internal

meeting untuk

membahas topik yang

akan diangkat dalam

program Talk Show

Freeday. Dan untuk

mengetahui korelasi

konsep acara tersebut.

Activation of

Community

Television and its

Influence on

‘Students Creative

Thinking Level

http://www.scirp.or

g/journal/PaperInfo

1.Teori

Kreativitas

1.Kualitatif

2.Wawancara

& Observasi

3. Sampling

Televisi Komunitas

merupakan wadah bagi

para siswa untuk

mempelajari sebuah

peran - peran yang

terdapat didalam

sebuah produksi

televisi. Tingkat

kemampuan berfikir

3

JUDUL/Nama/Ni

m/Universitas

TEORI METODOLOGI HASIL

rmation.aspx?Paper

ID=2089#.VWluMc

-qpBc

kreativ siswa

meningkat setelah

menjalankan peran

produksi televisi.

Violent Crime on

American

Television: A

Critical

Interpretation of

Empirical Studies

http://www.scirp.or

g/journal/PaperInfo

rmation.aspx?Paper

ID=18431#.VXcHyc

-qpBc

1.Komunikasi

massa

2.Teori

Jarum

Hypodermic

1. Kualitatif

2. Studi kasus

Pengaruh siaran

televisi dari jenis

program televisi atau

film yang

menampilkan

kejahatan kekerasan,

sehingga berdampak

bagi pemirsa yang

menontonya dan

mempengaruhi jumlah

tingkat kekerasan

kejahatan di Amerika.

Berikut perbandingan penelitian "PERAN TIM KREATIF PROGRAM

PESBUKERS DI ANTV DALAM MENINGKATKAN RATING DAN SHARE"

dengan penelitian sebelumnya yaitu :

1. Perbandingan dengan jurnal nasional " Peran Tim Kreatif dalam Produksi

Program Stand Up Comedy Indonesia di Kompas TV". Dalam jurnal

nasional ini menggunakan teori produksi televisi dan teori komunikasi massa

yang lainnya. Metode yang digunakannya pun yaitu pendekatan kualitatif

dengan teknik wawancara. Dalam hal ini, kegiatan yang dilakukan mulai dari

pra-produksi, produksi sampai pasca produksi. Hingga keikutsertaan tim

dalam penyusunan konten agar terlihat menarik. Sedangkan perbedaan

dengan apa yang diteliti oleh peneliti adalah lebih memanfaat seorang talent

yang cocok dan nyaman dalam konten yang telah dibuat.

2. Perbandingan dengan jurnal nasional "Upaya Tim Produksi Program Televisi

Pesbukers dalam Meminimalisir Teguran KPI". Dalam jurnal nasional ini

4

menggunakan teori komunikasi massa dan konsep produksi televisi. Metode

yang digunakannya yaitu pendekatan kualitatif dengan teknik observasi dan

wawancara. Hasil yang didapat yaitu bahwa program ini berupaya melakukan

perubahan upaya memperbaiki tayangan dengan tetap berusaha memberikan

tayangan hiburan yang baik. Sedangkan perbedaan yang dilakukan oleh

peneliti adalah memfokuskan konten-konten disetiap segmennya agar dapat

diterima oleh penonton.

3. Perbandingan dengan jurnal nasional " Proses Produksi Dan Vox-Pop Acara

Freeday Di Televisi Lokal SBO TV Surabaya'. Dalam jurnal ini

menggunakan teori komunikasi massa dan teori produksi televisi. Metode

yang digunakannya yaitu melalui pendekatan kualitatif dan melakukan

pengisian kuisioner. Hal ini berkaitan dengan apa yang akan dibahas yaitu

untuk mengetahui hubungan atau korelasi konsep acara, karena program ini

juga merupakan program talkshow. Perbedaan yang dilakukan oleh peneliti

adalah jenis program yang berbeda dengan apa yang akan diteliti,yaitu

variety show. Peneliti lebih cenderung meneliti sebuah kinerja dalam sebuah

program disetiap segmennya yang berhubungan dengan dampak bagi

penontonnya.

4. Perbandingan dengan jurnal internasional "Activation of Community

Television and its Influence on ‘Students Creative Thinking Level". Dalam

jurnal internasional ini menggunakan teori kreativitas, Metode yang

digunakannya adalah pendekatan kualitatif dengan wawancara dan,kuantitatif

yang berupa pengambilan sample. Hal ini berkaitan dengan bagaimana

seseorang dituntut berpikir secara kreatif dengan perannya masing-masing.

Sedangkan perbedaannya adalah peneliti menggunakan teori komunikasi

massa dan media massa. Kemudian berfikir secara kreatif juga, tapi mengacu

pada program acara dan rating programnya.

5. Perbandingan dengan jurnal internasional "Violent Crime on American

Television: A Critical Interpretation of Empirical Studies" . Dalam jurnal ini

menggunakan teori komunikasi massa dan jarum hypodermic. Metode yang

digunakan kualitatif, kuantitatif dan studi kasus. Hasilnya pengaruh siaran

televisi yang menampilkan nilai negatif berdampak pada perilaku manusia.

Sedangkan perbedaannya peneliti lebih meneliti ke dampak sebuah respon

5

dan minat menonton pemirsa karena program televisi mempunyai badan

pengawasnya.

2.2 Teori Umum

2.2.1 Komunikasi

Menurut Effendy (1984: 1) Pengertian komunikasi atau communication

berasal dari bahasa latin "communis". Communis atau dalam bahas inggris nya

"common" berarti sama. Jadi, apabila kita berkomunikasi, ini berarti bahwa kita

berada dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan suatu persamaan dalam hal

sikap dengan seseorang. Komunikasi itu harus mengandung kesamaan makna antara

dua pihak yang terlibat. Dikatakan minimal, karena kegiatan komunikasi bukan

hanya informatif, yakni agar orang lain mengerti dan tahu, melainkan juga persuasif,

yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan

sesuatu perbuatan atau kegiatan.

Seperti yang telah dijelaskan diatas, bahwa komunikasi adalah suatu proses,

berisi tentang penyampaian atau pertukaran ide, gagasan, atau informasi, dari

seseorang kepada orang lain, dan menggunakan simbol yang dipahami maknanya

oleh komunikator dan komunikan.(Haris,2014:1)

2.2.2 Massa

Menurut Gustave Le Bon (pelopor psikologi massa), massa merupakan suatu

kumpulan orang banyak, berjumlah ratusan atau ribuan yang berkumpul dan

mengadakan saling hubungan untuk sementara waktu karena minat atau kepentingan

bersama yang bersifat sementara. Menurut Rosmawati (2010: 119), ciri-ciri massa

antara lain sebagai berikut :

1. Terdiri dari orang-orang dalam segala lapisan dan tingkatan dalam

masyarakat.

2. Bersifat anonim dan heterogen.

3. Di antara mereka tidak terdapat interaksi atau pertukaran pengalaman,

karena terpisah antara satu dengan yang lainnya.

4. Tidak mampu bertindak secara teratur karena longgar dalam ikatan

organisasi.

5. Baik massa terlihat maupun tidak terlihat mempunyai ikatan pikiran,

pertalian jiwa atau persamaan perasaan.

6

6. Massa tidak dapat berfikir secara kritis atau rasional, mudah percaya dan

mudah disugesti.

7. Massa sangat mudah tersinggung, sangat fanatik, bersemangat, berani, dan

dapat berbuat sesuatu tanpa memikirkan tanggung jawab.(Apriadi,

2013:11-12)

2.2.3 Komunikasi Massa

Pengertian komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media

massa, tidaklah salah karena komunikasi massa memang memerlukan media massa

seperti surat kabar, majalah, radio dan televisi.

Menurut Wright (1956).Komunikasi massa dapat didefinisikan dalam tiga

karakterisitik:

1. Komunikasi massa diarahkan kepada sebuah kelompok anonim yang

berskala besar, serta bersifat heterogen.

2. Sebuah pesan dapat ditransmisikan secara publik, dan seringkali

mencapai para penonton dalam waktu bersamaan, serta bersifat sementara

dalam karakter.

3. Sebuah komunikator cenderung beroperasi didalam sebuah organisasi

yang memiliki modal, maupun sumber daya yang besar.(Isti, 2014:2)

Sedangkan menurut Elvinaro dan kawan-kawan (2014: 7-11), karakteristik

komunikasi massa adalah sebagai berikut :

1. Komunikator terlembagakan

Sama seperti apa yang dikatakan oleh Wright, sistem komunikasi yang

berskala besar pada umumnya dikendalikan oleh sebuah lembaga, dimana

komunikatornya dikendalikan berada dalam sebuah organsisasi dan

proses pengiriman pesan yang bersifat kompleks sebelum pesan tersebut

dapat disampaikan kepada audiens.

2. Pesan-pesan bersifat umum

Sebuah pesan yang berasal dari media massa pada dasarnya bersifat

umum. Hal ini dikarenakan pesan-pesan tersebut ditujukan untuk semua

orang, sehingga konten yang dibuat harus dapat dimengerti oleh

mayoritas audiens.

3. Audiens bersifat anonim dan heterogen

7

Karena ditujukan oleh khayalak luas, pada umumnya komunikator tidak

mengenal audiens mereka. Hal tersebut diakrenakan komunikator

menggunakan media massa sebagai medium dalam menyampaikan

pesannya, serta setiap audiens berasal dari lap;isan masyarakat yang

berbeda, serta memiliki perbedaan-perbedaan lainya seperti usia, jenis

kelamin, pekerjaan dan pendidikan.

4. Penyebaran pesan media bersifat serentak

Walaupun memiliki jenis audiens yang sangat luas, pesan dari

komunikasi massa dapat tersampaikan kepada audiens secara serentak

pada waktu yang bersamaan (dalam hal ini, khususnya media elektronik

seperti televisi, radio, dan internet).

5. Pesan lebih mengutamakan isi dibandingkan hubungan

Pesan yang berasal dari komunikasi massa cenderung mengarah pada isi

atau konten, karena isi merupakan muatan atau isi dari pesan yang akan

disampaikan, sedangkan hubungan merupakan cara menyampaikan pesan

tersebut.

6. Komunikasi massa bersifat satu arah

Pada umumnya, jenis penyampaian pesan komunikasi massa adalah satu

arah karena komunikan menggunakan media massa sebagai medium

penyampaian pesan kepada audiens. Dalam beberapa kesempatan,

komunikan masih dapat menerima feedback dari audiens, namun tidak

semua saran audiens dapat disampaikan karena saran tersebut sebelumnya

sudah disaring dan dibatasi oleh pihak gatekeeper.

7. Stimulasi alat indra terbatas

Stimulasi alat indra audiens dalam komukasi massa dibatasi oleh medium

itu sendiri. Misalnya radio yang hanya mengandalkan indra pendengar,

dan koran yang hanya mengandalakan indra penglihatan.

8. Umpan balik yang tertunda dan bersifat tidak langsung

Kendala dari media massa itu sendiri adalah sifat umpan balik yang

bersifat tidak langsung (harus melalui sebuah medium seperti telepon, dan

jejaring sosial), serta audiens membutuhkan waktu untuk dapat

mengutarakan opini mereka kepada komunikator.

2.2.4 Fungsi Komunikasi Massa

8

Dengan modal audio visual yang dimiliki, siaran televisi sangat komunikatif

dalam memberikan pesan - pesannya. Karena itu, tidak mengherankan kalau mampu

mengajak penonton duduk berjam-jam di depan televisi. Oleh karena itulah, televisi

sangat bermanfaat sebagai upaya pembentukan sikap perilaku dan sekaligus

perubahaan pola pikir.

Fungsi media massa televisi menurut seorang ahli komunikasi Dr.Harold D.

Laswell (1975) melihat fungsi utama media massa sebagai berikut :

1. The Surveillance of the environment. Artinya media massa mempunyai fungsi

sebagai pengamat lingkungan, atau dalam bahasa sederhana, sebagai pemberi

informasi tentang hal - hal yang berada di luar jangkauan penglihatan kepada

masyarakat luas.

2. The Corellation of the parts of society in responding to the environment.

Artinya, media massa berfungsi untuk melakukan seleksi, evaluasi dan

intrepretasi dari informasi. Dalam hal ini peranan media massa adalah

melakukan seleksi mengenai apa yang perlu dan pantas untuk disiarkan.

Pemilihan dilakukan oleh editor, reporter, redaktur yang mengelola media

massa.

3. The Transmission of the social heritage from one generation to the next.

Artinya, media massa sebagai sarana untuk menyampaikan nilai dan warisan

sosial budaya dari suatu generasi ke generasi lainnya.

Disamping ketiga fungsi utama diatas, fungsi media massa dinyatakan

sebagai "Communicative acts primarily intended for amusement irrespective of any

instrumental effects they might i have". Media massa mempunyai fungsi sebagai

hiburan, justru karena fungsi hiburan inilah orang membaca surat kabar,

mendengarkan radio dan menonton televisi. Demikian pula Wilbur Schramm (1975)

melihat fungsi media massa sebagai sarana promosi atau iklan."To sell goods for

us".(Franciscus,2013:8-9)

2.2.5 Efek Komunikasi Massa

1. Efek komunikasi merupakan suatu perubahan yang terjadi di dalam diri

penerima, karena menerima pesan - pesan komunikasi dari suatu sumber.

Perubahan ini meliputi perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku nyata.

2. Komunikasi dikatakan efektif apabila ia menghasilkan perubahan -

perubahan sebagai yang diharapkan oleh sumber, seperti pengetahuan,

9

sikap, perilaku atau ketiganya. Perubahan dipihak pertama ini diketahui

dari tanggapan - tanggapan yang diberikan penerima sebagai umpan

balik.

3. Ingin mengetahui bagaimana komunikasi itu mendapatkan efek. Pengirim

pesan ingin mengetahui efek dari suatu jenis komunikasi atas seseorang,

atau sekelompok orang. Dalam isi pesannya yang dikomunikasikan, kita

ingin tahu dan meramalkan dampak apa yang akan timbul dari si

penerima pesan.

4. Umpan balik merupakan unsur yang penting. Dengan adanya umpan balik

kita dapat mengetahui apakah komunikasi yang kita lakukan itu berhasil

atau tidaknya, dan bagaimana menghasilkan efek yang kita harapkan atau

tidaknya.(Franciscus, 2013:10-11)

2.2.6 Media Massa

Komunikasi massa merupakan proses penyampaian pesan kepada

masyarakat, maka media massa merupakan medium yang berperan agar pesan yang

disampaikan dapat disalurkan kepada masyarakat. Media massa dibagi menjadi dua,

yaitu medium dan mass. Medium merupakan perantara antara pembuat pesan dan

penerima, mass dapat diartikan sebagai “banyak”. Oleh karena itu, media massa

dapat diartikan sebagai sebuah komunikasi yang berfungsi untuk menyalurkan

informasi dalam bentuk tertentu (cetak, audio, maupun audio visual) kepada orang

banyak. Media massa termasuk dalam jenis komunikasi satu arah dimana masyarakat

sulit untuk memberikan feedback kepada sumber.

2.2.6.1 Karakteristik Media Massa

Media massa memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Komunikasi umumnya bersifat satu arah

2. Memiliki jumlah penonton yang banyak

3. Penonton memiliki banyak pilihan

4. Pesan yang disampaikan ditujukan untuk banyak orang

5. Memberikan pengaruh terhadap masyarakat, serta dipengaruhi oleh

masyarakat dalam penyampaiannya.

10

2.2.6.2 Fungsi Media Massa

Sebagai medium untuk menyebarkan informasi, Media massa memiliki peran

didalam kehidupan sehari-hari masyarakat, yaitu (Nurudin,2007:66-86):

1. Informasi

Menyebarkan media merupakan fungsi dari media massa. Berbagai

macam informasi yang tersedia membuat masyarakat mengetahui apa

yang terjadi di sekitar mereka.

2. Hiburan

Media massa bisa dikatakan sebagai sarana penghibur yang menduduki

posisi tertinggi diantara fungsi-fungsi yang lain. Dan masalahnya

masyarakat kita masih menjadikan televisi sebagai media hiburan yang

paling digemari karena menanyangkan program-program yang menarik

dan mempererat perintiman keluarga karena masing-masing mempunyai

kesibukan sendiri.Semua media massa memiliki cara untuk menghibur

audiensnya. Berbeda dengan media cetak memiliki kolom untuk komik,

teka teki silang, maupun berita yang bersifat menghibur, sedangkan media

elektronik memiliki acara-acara berkategori humor, maupun sport, serta

acara berjenis entertainment lainnya.

3. Persuasi

Media massa memiliki banyak cara untuk membujuk atau meyakinkan

penontonnya. Kemampuan persuasi media dibagi menjadi dua jenis, yaitu

secara langsung atau tidak langsung. Tayangan-tayangan informasi

seperti berita, maupun iklan merupakan bentuk dari persuasi secara

langsung, sedangkan jenis-jenis acara yang memperbolehkan opini

merupakan wujud dari persuasi secara tidak langsung.

4. Pengawas

Media massa bertugas untuk mengawasi masyarakat dan segala

aktifitasnya, serta memiliki hak untuk melaporkan mereka apabila

menyimpang dari aturan yang telah dibuat.

5. Transmisi Budaya

Media massa merupakan jembatan antara masa depan dan masa lalu.

Segala hal yang ada didalam media massa merupakan apa yang sudah

11

terjadi, maupun apa saja yang kita perbuat. Oleh karena itu media massa

dapat berfungsi sebagai refrensi agar tidak mengulangi kesalahan yang

sama.

6. Mendorong Kohesi Sosial

Kohesi yang dimaksud adalah penyatuan. Artinya media massa

mendorong masyarakat untuk bersatu. Dengan kata lain media massa

merangsang masyarakat untuk memikirkan dirinya bahwa bercerai berai

bukan keadaan yang baik bag kehidupan mereka. Oleh karena itu, media

massa yang tidak dikelola secara baik,berdasarkan moral yang baik sangat

berbahaya bagi masyarakat.

7. Korelasi

Fungsi yang menghubungkanbagian-bagian dari masyarakat agar sesuai

dengan lingkungannya. Erat kaitannyadengan fungsi ini adalah peran

media massa sebagai penghubung antara berbagaikomponen masyarakat.

Sebuah berita yang disajikan seorang reporter akanmenghubungkan

narasumber (salah satu unsur bagian masyarakat) denganpembaca surat

kabar (unsur bagian masyarakat yang lain).

8. Pewaris Sosial

Dalam hal ini media massa berfungsi sebagai seorang

pendidik, baik yang menyangkut pendidikan formal maupun informal

yang mencoba meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan,

nilai, norma, pranata, dan etika darisatu generasi ke generasi selanjutnya.

Cara berpakaian yang sudah sedemikianberubah pada anak muda

merupakan dampak dari apa yang dipertontonkan televisi.

Dengan demikian, media massa memiliki peranan pewarisan sosisal dari

satu generasi ke generasi selanjutnya.

2.2.7 Komunikasi Organisasi

Komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara

unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari organisasi tertentu. Suatu

organisasi, dengan demikian terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan

hierarki antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam satu lingkungan. Unit

komunikasi organisasi adalah hubungan antara orang-orang dalam jabatan-jabatan

yang berada dalam organisasi tersebut. Unit dasar dalam komunikasi organisasi

12

adalah seseorang dalam suatu jabatan. Posisi dalam jabatan menentukan komunikasi

dalam jabatan, komunikasi timbul apabila satu orang menciptakn pesan, lalu yang

lain menafsirkan, menjadi sebuah pertunjukan dan menciptakan pesan baru.

Jadi, Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan atau

pertukaran berbagai pesan organisasi yang terjadi di dalam kelompok formal maupun

informal dari suatu organisasi.

Goldhaber (1993: 14-15) mengemukakan bahwa komunikasi organisasi dapat

didefinisikan dan dipersepsikan dari berbagai perspektif seperti yang dikemukakan

berikut ini :

1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks

yang dipengaruhi oleh dan lingkungan, baik internal (disebut budaya) dan

eksternal.

2. Komunikasi organisasi melibatkan pesan, saluran, tujuan, arah dan media.

3. Komunikasi organisasi melibatkan orang-orang dan sikap mereka, perasaan,

hubungan, dan keterampilan.

4. Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan

dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk

mengatasi lingkunga yang tidak pasti atau selalu berubah-ubah.

Dari definisi yang dikemukakan oleh Goldhaber tersbut, ada tujuh konsep

kunci yang terkandung didalamnya, yaitu :

1. Proses

Suatu organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang

menciptakan dan saling menukar pesan diantara anggotanya. Karena gejala

menciptakan dan menukar informasi ini berjalan terus menerus dan tidak ada

henti-hentinya, maka dikatakan sebagai suatu proses.

2. Pesan

Susunan simbol yang penuh arti tentang orang, objek, dan kejadian

yang dihasilkan oleh interaksi dengan orang lain. Untuk berkomunikasi,

seseorang harus sanggup menyusun suatu gambaran mental, memberi

gambaran nama dan mengembangkan suatu perasaan terhadapnya. Dalam

komunikasi organisasi kita mempelajari ciptaan dan pertukaran pesan dalam

seluruh organisasi.

3. Jaringan

13

Suatu jaringan komunikasi ini mencakup dua orang, beberapa orang

atau keseluruhan organisasi. Hakikat dan luas dari jaringan ini dipengaruhi

oleh banyak faktor, antara lain: hubungan peranan, arah dan arus pesan,

hakikat seri dari arus pesan dan isi pesan.

5. Keadaan saling tegantung

Keadaan yang saling tergantung satu bagian dengan bagian lainnya

hal ini menjadi sifat dari suatu organisasi yang merupakan suatu sistem

terbuka. Bila suatu bagian dari organisasi mengalami gangguan maka akan

berpengaruh kepada bagian lainnya dan mungkin juga seluruh organisasi.

6. Hubungan

Hubungan manusia dalam organisasi menjadi penting, hubungan

manusia dalam organisasi berkisar mulai dari yang sederhana yaitu hubungan

diantara dua orang, sampai kepada hubungan yang komplek yaitu hubungan

dalam kelompok kecil maupun besar.

7. Lingkungan

Semua totalitas secara fisik dan faktor sosial yang diperhitungkan

dalam pembuatan keputusan mengenai individu melalui suatu sistem.

Lingkungan ini dapat dibedakan atas lingkungan internal dan lingkungan

eksternal.

8. Ketidakpastian

Perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang diharapkan.

Misalnya, suatu organisasi memerlukan informasi perihal aturan pemerintah

yang berpengaruh terhadap produksi barang-barangnya.

2.2.7.1 Tujuan Komunikasi Organisasi

Tujuan komunikasi organisasi adalah untuk memudahkan, melaksanakan, dan

melancarkan jalannya organisasi. Menurut Koontz (dalam Moekijat, 1993:15-16),

dalam arti yang lebih luas tujuas komunikasi organisasi adalah untuk mengadakan

perubahan dan untuk memengaruhi tindakan ke arah kesejahteraan perusahaan.

Sementara itu Liliweri (2013:372-373) mengemukakan bahwa tujuan komunikasi

organisasi itu ada empat yakni :

1. Menyatakan pikiran, pandangan dan pendapat

2. Membagi informasi

3. Menyatakan perasaan dan emosi

14

4. Melakukan koordinasi

2.2.7.2 Fungsi Komunikasi Organisasi

1. Fungsi umum

a. Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan atau memberikan

informasi kepada individu atau kelompok tentang bagaimana

melaksanakan suatu pekerjaan sesuai dengan kompetensinya (job

desc).

b. Komunikasi berfungsi menjual gagasan dan ide, pendapat dan fakta.

Termasuk jual menjual sikap organisasi dan sikap tentang sesuatu

yang merupakan subjek layanan. Contoh: public relations, pameran,

ekspo dan lain-lain.

c. Komunikasi berfungsi untuk meningkatkan kemampuan para

karyawan, agar meraka bisa belajar dari orang lain (internal), belajar

tentang apa yang dipikirkan, dirasakan dan dikerjakan oleh orang lain

tentang apa yang dijual atau yang diceritakan orang lain tentang

organisasi.

d. Komunikasi berfungsi untuk menentukan apa dan bagaimana

organisasi membagi pekerjaan atau siapa yang menjadi atasan dan

siapa yang menjadi bawahan dan besaran kekuasaan dan kewenangan

serta melakukan bagaimana menangani sejumlah orang, bagaimana

memanfaatkan SDM dan mengalokasikan manusia, mesin, dan teknik

dalam organisasi.

2. Fungsi Khusus

a. Melibatkan diri kedalam organisasi lalu menerjemahkan ke dalam

tindakan dibawah sebuah perintah.

b. Menciptakan dan menangani relasi antar sesama bagi peningkatan

produk organisasi.

c. Memiliki kemampuan untuk menangani dan mengambil keputusan-

keputusan dalam suasana amibigu atau tidak pasti. (Ruliana, 2014:17-

27).

Jadi dapat disimpulkan manusia merupakan makhluk sosial yang cenderung

untuk hidup bermasyarakat serta mengatur dan mengorganisasi kegiatannya dalam

15

mencapai suatu tujuan tetapi karena keterbatasan kemampuan menyebabkan mereka

tidak mampu mewujudkan tujuan tanpa adanya kerjasama. Hal tersebut yang

mendasari manusia untuk hidup dalam berorganisasi. Sebuah organisasi juga harus

memiliki rantai komando yang terstruktur, serta memprioritaskan tujuan kelompok

ketika berada didalam organisasi tersebut, dimana penghargaan yang diberikan

setimpal dengan hasil yang didapat.

2.2.8 Televisi

Menurut Moeliono (2001:1162). Televisi merupakan media massa yang

menggunakan alat-alat elektronis dengan memadukan radio (broadcast) dan film

(moving picture). Yang artinya, sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi

(suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang

mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan

mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang

dapat didengar.(Franciscus, 2013:23)

Dari penjelasan diatas, peneliti berpendapat bahwa televisi adalah sistem

penyiaran yang disertai dengan gambar suatu objek yang bergerak dan disertai bunyi

(suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat untuk

mengubahnya dengan berkas - berkas cahaya yang dapat dilihat dan didengar.

2.2.8.1 Karakteristik Televisi

Menurut Ditinjau dari stimulasi alat indra, dalam radio siaran, surat kabar dan

majalah hanya satu alat indra yang mendapat stimulus. Radio siaran dengan indra

pendengaran, surat kabar dan majalah dengan indra penglihatan.

1. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan, yakni dapat didengar sekaligus dapat

dilihat (audiovisual).Jadi, apabila khalayak radio siaran hanya mendengar

kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat

gambar yang bergerak.Namun demikian, tidak berarti gambar lebih

penting daripada kata-kata.Keduanya harus ada kesesuaian secara

harmonis. Betapa menjengkelkan bila acara televise hanya terlihat

gambarnya tanpa suara.

Dalam acara musik kita sering melihat ketidakharmonisan antara

gerakan bibir dan mulut penyanyi dengan bunyi kata-kata dalam lagu

16

(acara rekaman). Contoh lain, dalam acara wawancara udara (interview

on the air), kadang-kadang sumber atau orang yang di wawancara sedang

menjawab pertanyaan, namun gambar yang terlihat adalah pihak lain

yang tidak sedang berbicara. Ini juga merupakan bentuk

ketidakharmonisan antara kata-kata dan gambar pada televisi siaran.

Karena sifatnya yang audiovisual itu pula, maka acara siaran

berita harus selalu dilengkapi dengan gambar, baik gambar diam seperti

foto, gambar peta (still picture), maupun film berita, yakni rekaman

peristiwa yang menjadi topik berita. Apabila siaran berita televisi tidak

dilengkapi dengan unsur visual, sama saja dengan berita radio siaran. Jadi

penayangan film berita dalam siaran berita, selain untuk memanfaatkan

karakteristik televisi, juga agar penonton memperoleh gambaran yang

lengkap tentang berita yang disiarkan serta mempunyai keyakinan akan

kebenaran berita.

2. Berpikir Dalam Gambar

Pihak yang bertanggung jawab atas kelancaran acara televisi

adalah pengarah acara. Bila ia membuat naskah acara atau membaca

naskah acara, ia harus berpikir dalam gambar (think in picture).

Begitupula bagi seorang komunikator yang akan menyampaikan

informasi, pendidikan atau persuasi, sebaiknya ia dapat melakukan

berpikir dalam gambar. Sekalipun ia tidak membuat naskah, ia dapat

menyampaikan keinginannya kepada pengarah acara tentang

penggambaran atau visualisasi dari acara tersebut.

Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam

gambar. Pertama,adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan

kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara

individual.Dalam proses visualisasi, pengarah acara harus berusaha

menunjukkan objek-objek tertentu menjadi gambar yang jelas dan

menyajikannya sedemikian rupa, sehingga mengandung suatu makna.

Objek tersebut bisa manusia, benda, kegiatan dan lain sebagainya

(Effendy, 1993:96). Misalnya dalam naskah disebutkan : “seseorang gadis

yang dilanda duka sedang duduk termenung”, maka visualisasinya adalah

gadis dengan wajah sedih duduk di kursi dan tangannya menopang dagu.

17

Tahap kedua dari proses berpikir dalam gambar adalah

penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar

individual sedemikian rupa, sehingga kontinuitasnya mengandung makna

tertentu. Sebagai contohnya adalah proses metamorphosis kupu-kupu.

Dari gabungan atau rangkain beberapa gambar dari setiap prosesnya akan

menggambarkan suatu makna tertentu, yaitu proses perubahan dari seekor

ulat menjadi seekor kupu-kupu.

3. Pengoprasian Lebih Kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoprasian televise siaran

lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Untuk menayangkan

acaran siaran berita yang dibawakan oleh dua orang pembaca berita saja

dapat melibatkan 10 orang. Mereka terdiri dari produser, pengarah acara,

pengarah teknik, pengarah studio, pemadu gambar, dua atau tiga juru

kamera, juru video, juru audio, juru rias, juru suara, dan lain-lain. Bila

menyangkut acara drama musik yang lokasinya diluar studio, akan lebih

banyak lagi melibatkan orang kerabat kerja televisi (crew).

Peralatan yang digunakannya pun lebih banyak dan untuk

mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang

yang terampil dan terlatih. Dengan demikian media televisi lebih mahal

daripada surat kabar, majalah dan radio siaran. Elvinaro dan kawan-

kawan (2007, 137-140).

2.3 Teori Khusus

2.3.1 Konsep Produksi Televisi

Suatu produksi televisi yang didalamnya melibatkan banyak orang atau

sebuah tim produksi, sehingga perlunya pengorganisasian yang rapi dan perlu suatu

tahapan yang jelas.

Suatu program hiburan dihasilkan melalui proses produksi yang memerlukan

banyak peralatan, dana, dan tenaga dari berbagai profesi kreatif. Berikut tahapan

dalam proses produksi yaitu pra-produksi, produksi dan pasca produksi.(Morissan,

2013:309-310) :

Pra Produksi

18

Tahap pra produksi merupakan persiapan dan perencanaan semua

kegiatan mulai dari pembahasan ide (gagasan) awal sampai dengan

pelaksanaan pengambillan gambar (shooting). Baik buruknya proses produksi

akan sangat ditentukan oleh perencanaan di atas kertas. Hal-hal yang

termasuk dalam kegiatan pra produksi :

- Penuangan Ide ke dalam outline (brainstroming)

Semua siaran program televisi yang baik dan menarik adalah

berasal dari sebuah konsep yang matang. Konsep itu sendiri terbentuk dari

penggabungan sebuah ide-ide dari setiap orang. Suatu ide - ide tersebut dapat

dibuat berdasarkan referensi acara-acara lain maupun pengalaman seseorang.

- Penulisan Naskah Draft

- Story board

- Program meeting

- Production meeting

- Technical meeting

- Pembuatan dekor

- Sinopsis

- Penulisan treatment

- Penyewaan fasilitas

- Peninjauan lokasi pengambilan gambar

Produksi

Tahap ini merupakan seluruh kegiatan pengambilan gambar

(shooting) baik di dalam studio maupun diluar studio. Proses ini disebut juga

dengan taping. Perlu dilakukan pemeriksaan ulang setelah kegiatan

pengambilan gambar selesai dilakukan. Jika terdapat kesalahan maka

pengambilan gambar dapat diulangi kembali.

Berikut beberapa jenis sesi rekaman produksi program televisi :

1. Taping

Menurut buku Siaran Televisi Non-drama (Rusman Latief &

Yusiatie Utud, 2015: 152-156). Taping (rekaman) merupakan kegiatan

merekam adegan dari naskah menjadi sebuah bentuk audio video (AV).

Materi hasil rekamannya akan ditayangkan pada waktu yang berbeda

dengan peristiwanya, misalkan rekaman dilakukan minggu lalu,

19

ditayangkan nya minggu ini. Atau rekamannya dilakukan pagi hari lalu

disiarkan nya malam hari. Pelaksanaan rekaman dapat dilakukan dengan

cara :

- Produksi dilaksanakan seluruhnya didalam studio

- Produksi dilaksanakan di luar studio,

- Produksi dilakukan didalam dan diluar studio

Dan ada juga beberapa teknik yang dilakukan dalam perekaman

program siaran televisi, yaitu :

a. Live On Tape

Produksi program yang direkam secara utuh dengan konsep siaran

langsung. Menggunakan beberapa kamera dan direkam terus-menerus

menggunakan VTR melalui vision mixer, hasilnya akan diedit sebelum

disiarkan. Live on tape sering disebut dengan istilah MCR (Multi Camera

Remote).

b. Multi Camera Recording

Rekaman yang dilakukan dengan beberapa kamera pada satu adegan.

Dimana setiap kamera merekam sendiri-sendiri adegan tersebut. Hasil

rekaman ini akan disatukan dalam proses editing sebelum disiarkan.

c. Recording in Segment

Rekaman yang dilakukan menggunakan satu atau lebih kamera bagian

per bagian (scene) sesuai dengan breakdown script. Bagian per bagian

dapat juga diambil dari beberapa angle dan komposisi kamera untuk

memberikan makna dan informasi. Istilah lain Recording in Segment

yaitu EFP (Electronic Field Production). Biasa digunakan untuk program

dokumenter atau hiburan.

d. Single Camera

Produksi rekaman dengan satu kamera. Dimana hasilnya melalui

proses editing, gambarnya disusun untuk dapat menjelaskan makna dan

informasi sesuai kebutuhan program. Single camera dapat disebut juga

dengan ENG (Electronic News Gathering). Biasanya digunakan untuk

program berita.

2. Live

20

Live atau siaran langsung, yaitu proses rekaman yang langsung

disiarkan kepada pemirsa tanpa adanya editan sebelumnya. Maka dari itu,

program televisi yang berformat live, ditinjau dan dipersiapkan mulai dari

teknis pelaksanaan produksi sampai isi kontenya dan sedetail mungkin,

karena apabila terjadi kesalahan maka tidak dapat diperbaikinya lagi.

Pasca Produksi

Pasca produksi adalah tahapan akhir dari sebuah proses produksi

program sebelum on air. Dalam tahapan pasca produksi program yang

sudah direkam harus melalui beberapa proses, diantaranya editing offline,

editing online, insert grafic, narasi, effect visual, dan audio serta mixing.

Untuk editing ada dua teknik yang digunakan yaitu : editing linear dan

editing non-linear.

a. Editing Linear

Sistem editing teknologi analog (dari kaset ke kaset) menggunakan

video tape recorder (VTR), video mixer, audio mixer dan character

generator.

b. Editing Non-linear

Sistem editing digital yang menggunakan komputer sebagai media

kerjanya. Materi didapat dari kaset tape diubah menjadi sebuah data. Dan

data tersebutlah yang kemudian diedit. Sistem kerjanya nya materi program

yang didapatkan, sebelum diedit, dicapture (direkam) dahulu kedalam

komputer dengan teknologi software editing.(Rusman, 2015:148-156)

2.3.2 Kreatif

Kreatif adalah bagian dari produksi yang memiliki tugas bersama eksekutif

produser untuk mendesign suatu program atau produksi acara hingga hasilnya

menarik dan berbeda dari tayangan yang sudah ada distasiun.(Franciscus, 2013: 48)

Tim Kreatif adalah Kumpulan orang-orang yang mencari materi dan

membuat naskah untuk sebuah program, yang singkatnya merupakan kumpulan

orang yang menterjemahkan atau merealisasikan ide produser di dalam sebuah

program. Di dalam tim kreatif ada scriptwriter yakni tenaga professional yang

membuat dan menulis naskah atau scenario sesuai dengan kaidah produksi televisi.

(Achlina dan Suwardi, 2011: 153).

21

2.3.3 Variety Show

Variety Show adalah format acara televisi yang mengkombinasikan berbagai

format lainnya, seperti talkshow, magazine show,kuis, music concert, drama, dan sit-

kom (komedi situasi). Variasi acara tersebut dipadukan dalam sebuah pertunjukkan

dalam bentuk siaran langsung maupun siaran rekaman. (Naratama, 2006 : 109)

Program variety show merupakan sebuah program acara televisi yang memadukan

antara berbagai jenis acara hiburan panggung televisi, seperti lawak, lag, dan drama.

Variety show merupakan suatu sajian hiburan yang dikemas dalam satu

kemasan aneka suguhan, terutama untuk sketsa komedi, talkshow dan pentas musik

yang biasa dipandu oleh host. Atau lebih mudahnya seperti yang dikatakan Garin

Nugroho bahwa variety show layaknya supermarket yang menawarkan segala macam

jenis hiburan.

Konsep gado-gado yang menayangkan aneka tontonan ini jika dikemas

dengan baik akan mampu menghadirkan suasana yang berbeda bagi penontonnya.

Dan oleh karena itu karakter serta fungsi dari variety show inilah yang membuat

model ini banyak digunakan oleh stasiun televisi. Karena variety show sebagai

tayangan yang menghibur dengan kemasan yang ringan dapat memenuhi permintaan

pemirsa yang haus akan suguhan alternatif.

2.3.4 Standard Operational Procedure

Standard Operational Procedure (SOP) yang berfungsi sebagai acuan dalam

tahapan proses produksi. Mengingat produksi program televisi merupakan pekerjaan

kolektif yang melibatkan banyak orang yang memiliki keterampilan atau keahlian

yang berbeda satu sama lainnya, bekerja bersama di dalam satu kesatuan kerja.

Namun orang-orang tersebut tidak terlibat hingga akhir produksi. Ada saja yang

hanya di awal produksi, ada pun yang di akhir produksi saja bahkan ada yang secara

penuh dari awal produksi sama akhir produksi.

Disamping itu, karena produksi program televisi melalui proses tahapan kerja

yang bisa dibilang panjang, maka dari itu perlunya satu standar kerja yang dapat

mengatur semua kegiatan produksi hingga akhirnya dapat dinikmati oleh pemirsa

dirumah melalui layar televisi. SOP yang bisa diartikan sebagai pedoman atau

22

standar kerja yang berlaku untuk semua pelaksanaan produksi program siaran untuk

program hiburan maupun informasi.(Rusman, 2015:145)

2.3.5 Konsep Rating dan Share

Rating dan share merupakan ukuran kesuksesan dalam sebuah program yang

tayang di stasiun televisi. Konsep rating dan share digunakan untuk melihat seberapa

besarkah respon yang diberikan oleh masyarakat atau audiens terhadapa suatu

program.

Menurut Hidajanto Djamal & Andi Fachruddin (2011:142-144) Rating adalah

suatu perikiraan karena perhitungannya didasarkan pada jumlah pesawat televisi

yang digunakan oleh satu kelompok audiensi yang di jadikan sample, dan sample

tidak akan pernah menghasilkan satu ukuran yang mutlak (absolut), tetapi hanya

perkiraan. Perhitungan rating secara matematis sangat sederhana, yaitu hanya

membagi jumlah rumah tangga yang tengah menonton suatu program tertentu

dengan jumlah keseluruhan rumah tangga yang memiliki pesawat televisi disuatu

wilayah siaran.

Rating = Jumlah audiensi program A di stasiun televisi F pada waktu tertentu x 100

Jumlah pemilik pesawat televisi pada suatu wilayah

Share (kepemirsaan) adalah persentase yang menonton program tertentu dari

penonton potensial pada periode waktu tertentu. Agar lebih lengkapnya mencari

share, pembilang merupakan jumlah penonton suatu program televisi A pada waktu

tertentu dibagi jumlah penonton program televisi lainnya selain televisi A pada

waktu yang sama.

Share = Jumlah audiensi program A distasiun televisi F pada waktu tertentu x 100

Jumlah audiensi selain program A distasiun televisi F pada waktu yang sama

Share menjadi sangat berperan bagi stasiun televisi yang bersangkutan untuk

mengetahui kualitas programnya dibandingkan kompetitor. Karena departemen

program berupaya keras, agar setiap program mampu mengalahkan program lainnya

pada waktu yang sama. Suatu program dapat dikatakan berhasil, bila head to head

program tersebut disegani oleh stasiun televisi kompetitor.

23

HUT (House Using Television) adalah kombinasi rating-rating dari seluruh

stasiun televisi atau seluruh jaringan selama periode tertentu. HUT dapat dicari

dengan menambahkan secara bersamaan rumah tangga atau individu yang

menggunakan televisi atau dengan cara menghitung total rating dan mengalihkannya

dengan sample saat itu.

2.4 Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

TIM KREATIF PERAN TIM

KREATIF

PRA PRODUKSI PRODUKSI PASCA

PRODUKSI

ACARA

PESBUKERS

PENONTON

RATING DAN

SHARE

24