BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02013-DS...
Transcript of BAB 2 - library.binus.ac.idlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2014-2-02013-DS...
3
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Data dan informasi yang di peroleh untuk Tugas Akhir ini di peroleh dari
berbagai sumber, antara lain :
a. Narasumber
- Siswa SMP
- Kuisioner
b. Artikel Elektronik, Website
- https://en.wikipedia.org/wiki/Selfie
- https://instagram.com/vellyvallery/ ( Instagram milik salah satu
narasumber )
- http://www.complex.com/pop-culture/2013/10/the-15-types-of-
selfies/duck-face-selfie
- http://www.telegraph.co.uk/women/10760753/Why-we-really-
take-selfies-the-terrifying-reasons-explained.html
c. Buku
- Dear Me ! , karya Tara de Thouars. B.A M.Psi.
gambar 2.1 cover buku Dear Me!
2.1.1 Selfie menurut Psikolog
Tahun 2015 merupakan tahun narsisme, kecemasan akan diri sendiri, serta
keberadaan monopod ( tongsis/tongkat narsis ). Ini bisa menjadi masalah
4
dengan konsekuensi nyata. Dalam sebuah penelitian diketahui, perempuan yang
mengenakan baju renang di depan cermin dilaporkan merasa malu pada kondisi
tubuhnnya. Pada akhirnya ia menahan pola makannya. Hal ini dilakukan dalam
era sebelum kebiasaan selfie eksis. Tapi, W Keith Campbell, penulis "The
Narcissism Epidemic" dan profesor psikologi di University of Georgia,
menduga hasilnya akan sama sekarang setelah eranya selfie. Sebab, keduanya
terkait dengan ketidakpercayaan diri serta potensi yang menimbulkan efek
kerusakan meski itu dilakukan untuk membuat seseorang tampil lebih baik
secara fisik. ( sumber : http://www.republika.co.id/berita/gaya-
hidup/trend/15/06/15/npy0e5-psikolog-ungkap-bahaya-terlalu-banyak-selfie )
gambar 2.1.1 buku “The Narcissism Epidemic”
gambar 2.1.2 W Keith Campbell
Menurut psikolog dan direktur Media Psychology Research Center, Dr Pamela
Rutledge, keinginan memotret, mem-posting, dan mendapatkan "likes" dari
situs jejaring sosial merupakan hal yang wajar pada setiap orang.
5
“Keinginan ini dipengaruhi rasa kita pada hubungan sosial. Hal ini sebetulnya sama
dengan saat orang mengatakan betapa bagus baju yang kita kenakan. Secara biologis,
pengakuan sosial merupakan kebutuhan, bahkan ada area pada otak yang
dikhususkan untuk aktivitas sosial,” kata Rutledge. ( sumber : http://berita.republik-
ti.web.id/2014/01/apa-kata-psikolog-soal-foto-narsis-di.html )
2.2 Data Kuisioner
Penulis mengumpulkan data melalui kuisioner yang dibagikan kepada
Masyarakat ( khususnya anak remaja ) untuk mengetahui pandangan mengenai
Selfie. Berikut adalah hasil kuisioner yang di bagikan.
- Data Kuisioner
1. Usia
Tabel 2.2.1 Tabel Usia
50%
30%
20% 14 tahun
15 tahun
16 tahun
a. 14 tahun
b. 15 tahun
c. 16 tahun
2. Jenis Kelamin
Tabel 2.2.2 Tabel Jenis Kelamin
6
20%
80%
Laki - Laki
Perempuan
a. Laki – laki
b. Perempuan
c.
3 . Kepunyaan akun media sosial
Tabel 2.2.3 Tabel Akun Media Sosial
90%
10%
Ya
Tidak
a. Ya
b. Tidak
4. Jenis akun media sosial
7
Tabel 2.2.4 Tabel Jenis Akun Media Sosial
5% 5%
5%
5%
80%
Path
Facebook,Twitter,Instagram,Path,...
a. Facebook
b. Twitter
c. Instagram
d. Path
e. Facebook, Twitter, Instagram, Path,...
5. Kepunyaan smartphone
Tabel 2.2.5 Tabel Kepunyaan Smartphone
80%
20%
Ya
Tidak
a. Ya
b. Tidak
6. Style buku ilustrasi
Tabel 2.2.6 Tabel Style Buku Ilustrasi
8
5%
70%
20%
5%
Tidak membosankan
Informatif dan full colour
Gambar yang lucu
Gambar yang 'real'
a. Tidak membosankan
b. Informatif dan full colour
c. Gambar yang lucu
d. Gambar yang ‘real’
- Data Statistik selfie di Indonesia
Selfie dianggap menjadi gaya hidup baru di kota-kota besar Indonesia.
Faktanya, di Indonesia penggemar selfie tersebar di 22 kota. 3 kota besar di
Indonesia, termasuk dalam 100 kota ter-selfie di Dunia, Denpasar menduduki
peringkat ke – 18. Sementara Yogyakarta, berada di urutan 43 dengan 51
orang ber-selfie ria di antara 100 ribu orang. Dan Bandung, di urutan 88,
dengan 33 foto selfie di antara 100 ribu orang. Tidak jelas mengapa Jakarta
tidak masuk dalam kategori ter-selfie di dunia. Data ini di rangkap jelas oleh
salah satu majalah dunia terbesar yaitu TIMES. TIMES mengeluarkan
rangking kota paling "selfie" di dunia. Kota-kota yang masuk dalam rangking
tersebut dihuni oleh penduduk yang sering berfoto "selfie" alias "narsis".
Untuk mengetahui penduduk kota mana yang penduduknya paling gemar ber-
"selfie" ria, TIMES menyisir 400.000 foto di Instagram yang dibandrol dengan
tag "selfie" termasuk koordinat geografis di mana foto tersebut diambil. (
sumber : http://www.suara.com/tekno/2014/03/11/212134/tiga-kota-di-
indonesia-masuk-rangking-kota-paling-selfie-di-dunia )
9
Denpasar
51%
Jogjakarta
28%
Bandung
21%
3 Kota Ter-selfie di Indonesia
2.3 Analisa
Kesimpulan Diagram :
Responden berjumlah 100 (100%) di bagikan secara acak, dengan pengisian
hasil yang tertarik dengan selfie berjumlah 72 (72%) anak dan 28 (28%) anak
menyatakan tidak menyukai. Dari 72 ( 72%) anak tersebut, diketahui berjenis
kelamin perempuan, dan 28 anak (28%) lainnya berjenis kelamin laki – laki,
hal ini menyimpulkan bahwa target utama untuk karya ilmiah ini diutamakan
untuk perempuan. Dalam kepunyaan akun media sosial, dari 100 responden
yang menjawab memiliki berjumlah 90 anak ( 90% ) dan 10 anak ( 10% )
lainnya tidak, disimpulkan bahwa anak yang menyukai dan tidak selfie
memiliki akun media sosial. Dari 100 anak ( 100% ) yang memiliki akun media
sosial ada 80 anak ( 80% ) yang memiliki semua akun media sosial, seperti
facebook, twitter, path , instagram dan lainnya, sedangkan yang memiliki
facebook saja berjumlah 5 anak ( 5%), twitter saja berjumlah 5 anak (5%), ,
path saja berjumlah 5 anak (5%), dan instagram saja berjumlah 5 anak (5%).
Ini meyimpulkan bahwa remaja saat ini pasti memiliki setidaknya 1 media
sosial untuk bersosialisasi, atau memposting foto selfie-nya. Lalu untuk
kepunyaan smartphone dari 100 responden 80 anak (80%) menjawab memiliki,
dan 20 anak ( 20%) lainnya menjawab tidak, ini menunjukkan bahwa
smartphone bukan hal yang sulit untuk di dapatkan dan dimiliki anak usia
remaja. Dan terakhir dari 100 responden ( 100% ) kegemaran mereka membaca
buku dilihat dari desainnya, ada 70 anak ( 70% ) menjawab Informatif dan full
colour , Gambar yang lucu ada 20 anak ( 20 %) , Tidak membosankan ada 5
10
anak ( 5% ), Gambar yang ‘real’ ada 5 anak (5%), dari hasil yang didapat,
disimpulkan bahwa remaja cenderung memiliki minat untuk membaca asalkan
informatif dan memiliki warna yang menarik, karena gambar bagus saja tidak
cukup untuk melihat bobot dari buku yang akan di baca.
2.3.1 Tinjauan Khusus
Kuisioner dibagikan secara acak untuk 100 responden remaja dengan kurun
usia 14 – 16 tahun. Survei dilaksanakan agar dapat mengetahui bahagimana
respon mereka tentang Selfie dan faktor pendukung selfie bagi mereka.
2.4 Pandangan Umum
Jaman dahulu, berfoto bersama dilakukan jika ada perayaan penting, atau
peristiwa penting, seperti ulang tahun, pernikahan,dll. Foto sendiri dikenang
dalam bentuk film atau sudah jadi kertas foto yang lalu di simpan ke dalam
album agar tetap terjaga dan orang yang melihatny menjadi nostalgia tesendiri.
Namun semakin maju dan pesatnya teknologi, pandangan foto lama kelamaan
makin berubah dengan adanya ponsel pintar atau yg kita kenal dangan
“smartphone”. Dari smartphone itu munculah berbagai fitur tertutama kamera
yang mulai di lirik masyarakat, Selfie.Selfie sendiri adalah, merupakan istilah
untuk memotret diri sendiri. Menurut info yang diperoleh dari BBC, Selfie
kemungkinan pertama kali dilakukan pada awal tahun 1800-an dengan
menggunakan cermin atau self-timer. Namun, kala itu Selfie tidak melibatkan
objek tunggal seperti sekarang ini, namun dalam kelompok besar seperti
berfoto dengan teman atau keluarga. Dalam dunia modern, istilah Selfie
diperkenalkan pertama kali oleh seorang fotografer bernama Jim Krause pada
tahun 2005, sehingga kemudian menjadi genre baru dalam dunia fotografi.
11
gambar 2.4 Jim Krause
Kini, istilah tersebut makin popular, karena bukan hanya dilakukan oleh
masyarakat biasa saja, namun kalangan elite pun seperti selebritis, pejabat,
tokoh panutan publik, bahkan presiden juga gemar melakukan Selfie. Peristiwa
yang paling heboh adalah Selfie yang dilakukan oleh presiden Amerika Serikat
Barrack Obama, bersama PM Denmark Helle Thorning-Schmidt, dan PM
Inggris, David Cameron pada saat pemakaman Nelson Mandela. Foto Selfie
yang mereka lakukan bahkan menjadi head-line di salah satu koran ternama
Inggris. Semakin berkembangnya teknologi, juga semakin memudahkan kita
dalam melakukan Selfie. Kini, semakin banyak produk smartphone yang
menawarkan kamera depan dengan resolusi tinggi dan beragam fitur kamera
yang digunakan, seperti teknologi kamera Samsung NX3000 yang cukup
kedipkan mata untuk foto Selfie. Bertambah maraknya sosial media, juga
membuat masyarakat semakin gemar memotret diri, dan mengunggahnya ke
jejaring sosial. Mau tak mau, Selfie dalam berbagai telaah dan perspektif
kemudian mengandung hal yang positif maupun negatif.
2.5 Aplikasi Penunjang
Dalam Selfie kurang lengkap jika foto tersebut di edit sebelum di posting ke
media sosial. ada beberapa aplikasi yang digunakan dalam smartphone yang
dapat di download secara gratis dan gampang untuk di gunakan.
1.Camera 360
12
Aplikasi ini banyak di cari di masyarakat karena namanya yang tidak asing,
dan cara mendapatkanya yang mudah, cukup ketik di applikasi store dan
google play kalian langsung bisa mendapatkannya dengan cepat dan gratis.
Camera 360 ini berasal dari China, dalam aplikasinya memiliki berbagai
macam filter yang unik dan sangat bagus. Namun untuk hasil foto tetap
berpacu thd bagusnya kamera dan sisi lighting anda.
gambar : 2.5.1 contoh aplikasi 360
( kiri ke kanan : layout memulai aplikasi, filter, hasil foto dengan filter )
sumber : www.google.com
gambar 2.5.2 Perbandingan foto biasa dan foto dengan filter aplikasi 360
sumber : www.google.com
13
gambar 2.5.3 Logo camera 360
sumber : www.google.com
2. B612
Aplikasi ini sangat menuntut kita untuk Selfie, karena aplikasi ini tidak bisa
memakai kamera belakang, jadi otomatis harus memakai kamera depan.
Pada aplikasi ini memiliki beberapablock untuk otomatis menggabung
gabungkan foto menjadi 1. Cara kerjaya memilih ingin foto brp kotak lalu
setiap ingin foto tap pada layar untuk 1 hasil.
gambar 2.5.4 tampilan aplikasi foto B612
sumber : www.google.com
14
gambar 2.5.5 Logo kamera B612
sumber : www.google.com
3. Youcam Perfect 365
Dalam aplikasi ini kita bisa memberikan make up dalam sekejap untuk
mempercantik/ganteng foto kita. Terdapat aplikasi wig, eye shadow, eye
liner, dll.
gambar 2.5.6 tampilan youcam perfect 365
sumber : www.google.com
15
gambar 2.5.7 logo youcam perfect 365
sumber : www.google.com
2.5.1 Alat Penunjang
Selain aplikasi di atas, adapula alat penunjang yaitu monopod , atau kita kenal
dengan singkatan tongsis ( tongkat narsis ). Monopod ini berkisar harga sekitar
Rp 50.000 – Rp 250.000 . Monopod sendiri memiliki kerja yang sangat
simple, hanya dengan mengunci HP pada alat holder yang berada di ujung
tongkat Selfie. Untuk dapat memfoto, aplikasi hp harus di berikan timer.
16
gambar 2.3.2.1 Monopod
2.6 Pandangan Selfie Menjadi Gaya Hidup
Fenomena Selfie di kalangan masyarakat kota sekarang ini, sudah menjadi
gaya hidup sendiri. Bukan menjadi hal yang aneh jika kita melihat beberapa
orang Selfie di tengah keramaian seperti di mall, tempat pusat perbelanjaan,
bahkan angkot atau pasar sekalipun. Hal ini memberikan sisi menarik
tersendiri bagi sang penulis. Bagaimana tidak, sekarang ini, orang sendang
bangun tidur pun dia langsung mencari ponselnya untuk memposting raut
wajah dia dan mempostingnya ke media sosial miliknya. Adapula hanya kaki
saja di foto lalu di posting, dan tidak lupa makanan pun di foto sebelum di
santap. Selfie sekarang bukan berarti lagi hal aneh. Bukan lagi harus memfoto
acara penting melainkan Selfie menjadi ajang gaya hidup baru, dimana
masyarakat tidak dapat seharipun tanpa Selfie. Contoh kasusnya adalah A
sedang makan di restoran yang memiliki plating yang lucu dan unik, sebelum
disantap dia cenderung untuk difoto dahulu sebelum di santap. Contoh kasus
di atas sangat jelas bahwa Selfie menjadi gaya hidup baru, apapun dimanapun
ponsel dan Selfie tidak akan pernah lepas pada pribadi siapapun.
Mengapa orang suka sekali dengan Selfie? Selfie sendiri ingin menunjukkan
kepada orang banyak bahwa dirinya itu cantik dengan cara mempost ke media
sosial miliknya. Memberitahu sedang apa yang dilakukan dan bagaimana
17
mereka mengerjakan sesuatu, ini sudah bukan menjadi hobi atau apapun, tapi
ini sudah menjadi gaya dan hidup mereka. Jika di tanya orang bagaimana jika
tidak ada Selfie, jawaban mereka mungkin beragam dan bisa menjawab,
seperti hampa tanpa Selfie. ( referensi :
http://balipost.com/read/headline/2014/11/14/25249/selfie-jadi-gaya-
hidup.html, http://www.kalvinliang.com/trend-kebiasaan-memotret-dan-
posting-foto-makanan/ )
2.6.1 Pandangan Positif dan Negatif Selfie
Efek positif foto Selfie
� Mampu meningkatkan rasa percaya diri
Secara tidak langsung, foto Selfie mampu membantu kita untuk lebih mengenali
diri sendiri dengan baik sehingga bisa mengerti kelebihan yang ada dalam diri
kita. Dengan memperlihatkan kelebihan tersebut kepada orang lain, tentu mampu
meningkatkan rasa percaya diri kita.
� Menjadi hiburan di waktu luang
Seorang ahli psikolog klinis pernah mengatakan, bahwa Selfie bisa berguna untuk
diri sendiri. Selfie bisa dijadikan sarana untuk mengisi waktu luang dan menjadi
hiburan tersendiri. Bahkan, sebagian orang bisa merasa tenang setelah melakukan
Selfie.
� Sarana untuk mengeksplorasi diri
Seorang psikolog bernama Elizabeth T. Santoso mengatakan, bahwa salah satu
efek positif dari Selfie adalah, membantu seseorang untuk mengeksplorasi
dirinya. Dengan eksplorasi, otomatis seseorang akan mampu mengembangkan
dirinya ke arah yang lebih baik. Misalnya saja orang yang memotret hasil
masakannya sendiri, mengartikan bahwa dia juga mampu menunjukkan kepada
orang lain, sisi lain dari dirinya.
� Menyebarkan pesan positif kepada orang lain
Foto Selfie juga bisa menguntungkan banyak orang jika digunakan dengan cara
yang tepat. Seperti foto yang berisi ajakan pada gaya hidup yang lebih sehat.
Dengan mengunggah foto tersebut ke khalayak ramai, kita bisa menularkan pesan
positif dan inspiratif kepada kelompok yang lebih luas.
( sumber http://alltutorial.net/sejarah-selfie-serta-efek-positif-dan-negatifnya/ )
18
Efek negatif foto Selfie
Meski Selfie memiliki banyak efek positif, namun ternyata juga memiliki efek
negatif yang banyak pula. Berikut diantaranya:
� Menjadi candu dan membuat ketagihan
Tanpa disadari, kebiasaan Selfie yang dilakukan secara terus menerus bisa
membuat kita kecanduan dan tidak bisa lepas dari Selfie. Bahkan, pada tingkatan
yang ekstrim, Selfie bisa membuat kita kehilangan kontak dengan dunia nyata.
� Memiliki kecenderungan bersifat narsis yang berlebihan
Biasanya, orang yang sering melakukan Selfie, adalah seorang pribadi yang
cenderung narsis, dan pada umumnya itu tidak disukai banyak orang. Untuk itu,
perlu kontrol diri supaya kita tidak dicap sebagai orang yang terlalu mencintai
diri sendiri.
� Tugas utama menjadi terbengkalai
Orang yang sudah kecanduan melakukan Selfie, lama kelamaan akan
mengabaikan tugas utamanya. Hal ini disebabkan karena ia terlalu sibuk untuk
Selfie sehingga lupa akan tugas utamanya. Dalam sebuah riset disebutkan, ada
seorang ibu rumah tangga yang mempunyai dua anak lebih memilih sibuk berfoto
Selfie dibandingkan mengurus kedua anaknya.
� Mengganggu orang lain
Mungkin pada awalnya kita tidak menyadari dampak buruk ini, karena niat
awalnya hanya ingin iseng dan menghibur diri sendiri. Namun jika sudah merasa
ketagihan, kita akan berulang-ulang melakukannya orang akan merasa risih.
( sumber : http://alltutorial.net/sejarah-selfie-serta-efek-positif-dan-negatifnya/ )
2.7 Analisa dan Observasi
Faktor pendukung :
1. Selfie di gemari masyarakat karena hasilnya yang bagus.
2. Selfie di gemari karena dapat menunjang gaya hidup mereka ( ajang
pamer ).
3. Topik yang menarik untuk dibahas mengenai baik buruk mengenai Selfie.
4. Tidak ada buku yang membahasa tentang Selfie secara mendetail.
5. Selfie menjadi gaya hidup dan masyarakat harus sudah mengetahuinya.
( referensi : http://www.kompasiana.com/khalidanoor/euforia-selfie-
dalam-layar-digital_54f7d1e5a333116a608b45ff )
19
Faktor penghambat :
1. Masyarakat belum menyadari bahwa Selfie menjadi gaya hidup mereka
2. Masi banyak yang cuek tentang positif dan negatif Selfie
3. Munculnya kebiasaan psikis yang baru
( referensi : http://www.kompasiana.com/khalidanoor/euforia-selfie-
dalam-layar-digital_54f7d1e5a333116a608b45ff )
2.8 Teori Layout
Layout merupakan bagian dari desain grafis yang berperan dalam mengatur
susunan komponen dan elemen desain. Layout menentukan struktur sebuah
desain, yang artinya sangat mempengaruhi kekuatan sebuah desain. Di dalam
membuat sebuah layout, terdapat istilah grid. Grid adalah sebuah acuan untuk
meletakkan sebuah paragraph ataupun gambar dalam sebuah media.
Menurut James M. Apple perancangan tata letak didefinisikan sebagai
perencanaan dan integrasi aliran komponen- komponen suatu produk untuk
mendapatkan intelerasi yang paling efektif dan efisien antar operator, peralatan,
dan proses transformasi material dari bagian penerimaan sampai ke bagian
pengiriman produk jadi. ( sumber :
http://www.slideshare.net/SyifaMukrimaa/tata-letak-manop-kelompok-3 )
2.8.1 Teori Tipografi
Tipografi merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf untuk
menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk
mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin. Dalam tipografi
terdapat dua hal yang perlu diperhatikan, yakni legibility dan readability.
Legibility adalah tingkat kemudahan atau kenyamanan mata saat membaca.
Sedangkan readability adalah tingkat keterbacaan suatu susunan huruf saat
dibaca. Jenis huruf terbagi menjadi dua, yakni serif dan sans serif. Serif
adalah jenis huruf yang memiliki kait pada bagian ujung hurufnya, sedangkan
sans serif adalah jenis huruf yang tidak memiliki kait pada ujungnya.
(http://www.academia.edu/3823355/SENI_TIPOGRAFI_AGUNG_DWI_PR
AKOSO)
20
Danton Sihombing (2001: 59) mengatakan bahwa tipografi bukan lagi
merupakan pelengkap suatu statement visual, tetapi sudah menjadi sajian
utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog, atau brosur. Baik
sebagai pelengkap suatu bentuk komunikasi visual, maupun sebagai unsur
utama, huruf memainkan peranan sangat penting dalam keberhasilan suatu
bentuk seni komunikasi grafis. Tipografi bisa saja menjadi inti gagasan suatu
komunikasi grafika dan menjadi satu-satunya “visualisasi” yang efektif.
Kekeliruan atau ketidakpekaan dalam tipografi bisa merusak hasil
komunikasi grafis, walaupun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat dengan
prima.
Dalam buku yang akan saya angkat topik Selfie ini , di tujukan kepada anak
umur 14 – 15 tahun, maka dari itu tipografi yang saya pilih merupakan
pilihan tipografi yang harus fun dan sangar menarik perhatian mereka.
Berdasarkan kuisioner yang sudah saya buat, anak – anak remaja tsb
menyukai bila buku itu memiliki font yang lucu – lucu dan sangat membuat
keinginan untuk membaca. Informatif namun memiliki daya tarik untuk
menjadi referensi informasi ringan Selfie mereka. Referensi tipografinya sbb :
font : Orange Juice 2.0
Untuk font Orange Juice 2.0 digunakan untuk font judul buku, ataupun font
dalam poster,mug dan pin. Karena font ini menjadi salah satu khas dalam
identitas buku, agar mudah dikenali ( seragam ).
Type Founder : Brittney Murphy
Type Foundry : http://brittneymurphydesign.com ( memiliki website
sendiri tidak berdasar pada perusahaan ). Di pasarkan melalui website
www.dafont.com.
21
font : Bite the Bullet
Sedangkan font Bite the Bullet digunakan untuk tagline dan caption didalam
buku, seperti keterangan singkat atau penjelasan gambar.
Type Founder : Bite The Bullet by Reema Chhabra
Type Foundry : http://www.dafont.com/bite-bullet.font ( tidak
memiliki website atau bergabung pada suatu perusahaan, melainkan
mempromosikan secara mandiri melalui www.dafont.com ). Email :
font : Handeer
Font Handeer merupakan font penting dalam buku ini, karena digunakan
untuk body text dalam buku. Font ini dipilih karena gaya stylenya yang
seperti tulisan tangan yang sesuai dengai tipe bukunya.
Type Founder : Handeer by Leonard Posavec
Type Foundry : http://www.dafont.com/handeer.font , untuk
komersial font : http://www.revolge.com/product/handeer-font/ . Email :
[email protected], facebook : https://www.facebook.com/posavecleonard.
22
font : Irish Spagetti
Font ini digunakan untuk bab dan sub-bab pada buku, tipenya yang lucu akan
menjadi perhatian tersendiri. Font ini dipilih karena keunikan keritingnya yang
menambah sisi feminim dalam buku ini ( karena buku diprioritaskan untuk
remaja putri ).
Type Founder : Irish Spaghetti font Created in 2011 by Brittney
Murphy Design.
Type Foundry : http://brittneymurphydesign.com ( memiliki website
sendiri tidak berdasar pada perusahaan ). Di pasarkan melalui website
www.dafont.com.
2.8.2 Teori Warna
Warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan
memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain. Warna dapat
didefinisikan secara fisik sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara
psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan. Kemampuan
warna menciptakan impresi dan mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Warna
23
memegang peran penting dalam penilaian estetis kita terhadap bermacam-macam
benda. (http://www.zainalhakim.web.id/posting/mengenal-istilah-warna.html)
Tone adalah hasil kombinasi antara hue dan warna abu-abu. Warna-warna ini
memiliki nuansa klasik. Sedangkan warna-warna vivid adalah warna-warna yang
cemerlang, mencolok, cerah, dan tegas. (http://www.ar7ikel.com/view-content-
36-teori-dan-fakta-tentang-warna.html) .
Dalam warna pembuatan buku ini, saya menyimpulkan warna yang cocok untuk
buku ini, dalam informasi yang sudah saya dapatkan, pada remaja menginginkan
warna pastel, yang cerah, dan penuh warna yang mencolok atau memberi
semangat mereka.
Warna tsb antara lain :
untuk referensi warna 1 , saya ingin membuat buku ini nyaman di baca sehingga
tidak membuat mata lelah untuk membacanya. Untuk referensi warna 2, saya
memilih contoh warna yang kontras, karena selain warna tersebut menarik
perhatian dan menyenangkan warna ini bisa membuat orang semangat dalam
membaca buku, terlebih lagi ini adalah buku ilustrasi yang dimana harus
memberikan kesan menyenangkan namun tetap memiliki sisi informasi yang
bagus.
2.8.3 Teori Fotografi Pada Ponsel
Dalam fotografi, kamera ponsel termasuk kategori kamera istimewa atau
kamera saku. Kamera jenis ini dibuat untuk memudahkan pemakainya, tanpa
perlu memikirkan teori-teori fotografi. Kemajuan teknologi kamera ponsel
saat ini juga telah mampu menyaingi kamera digital, seperti ponsel Xiao-Mi,
SONY, Samsung yang sering membenamkan teknologi cybershot dan lensa
carl zeiss, layaknya kamera digital.
24
Berikut ini hal-hal yang perlu diketahui guna memaksimalkan pemanfaatan
kamera ponsel untuk Art Photography :
Baca terlebih dahulu kemampuan kamera ponsel Anda, bisa dengan l
ihat buku panduan, atau mencari review dari pabrikan ponsel.
1. Maksimalkan kualitas resolusi (piksel) kamera Anda.
2. Pastikan Ponsel Anda memiliki memory card yang cukup.
3. Jangan pernah menggunakan fasilitas zoom pada kamera ponsel, karena
akan menurunkan kualitas gambar.
4. Jangan memotret objek yang jauh, bila perlu, dekati objek yang akan
dipotret.
5. Jangan memaksakan memotret di tempat yang kurang pencahayaan.
6. Pahami angle, komposisi, cahaya yang ada di sekitar objek.
7. Pelajari moment yang akan ditangkap dan direkam dengan kamera,
sehingga menarik untuk ditampilkan.
8. Gunakan software pengolah foto (Photoshop, dsb) untuk memperbaiki
intensitas cahaya, warna, dan komposisi yang mungkin tidak terjangkau oleh
kamera ponsel Anda
( sumber : https://imajiplus.wordpress.com/teknik-technic/tips-
trick/fotografi-dengan-kamera-ponsel/ )
2.8.4 Teori Psikologi
Dalam memahami perkembangan manusia, teori mempunyai peranan yang
sangat penting. Teori dapat membantu kita memahami gejala-gejala dan
membuat ramalan tentang bagaimana kita berkembang serta bagaimana kita
berperilaku. Dalam pembahasan tentang perkembangan manusia, terdapat
banyak teori, mulai dari sederhana dan sistematis sampai pada yang rumit.
Berikut akan dibahas tentang teori-teori perkembangan, diantaranya
psikodinamis, kognitif, teori kontekstual, serta teori behavior dan belajar
sosial. (sumber : http://psikologi-isma.blogspot.com/2013/01/teori-teori-
psikologi-perkembangan.html )
Perkembangan Psikologi Remaja
Siapa Remaja itu?
25
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan
dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua
aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Rentang waktu usia remaja ini
biasanya dibedakan atas tiga, yaitu 12 – 15 tahun = masa remaja awal, 15 –
18 tahun = masa remaja pertengahan, dan 18 – 21 tahun = masa remaja akhir.
( sumber : http://belajarpsikologi.com/perkembangan-psikologis-remaja/ )
Menurut psikolog Efnie Indrianie, perempuan yang mengunggah foto dirinya
bukan bentuk ekspresi menampilkan kecantikan tapi justru lebih pada
membutuhkan pengakuan. "Cantik itu adalah the state of mind. Bedakan
dengan butuh pengakuan," kata Efnie dalam acara Dove Choose Beautiful di
kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Efnie mengatakan, mencapai usia remaja
atau peer group, periode tentang eksistensi dan keberadaan adalah hal yang
sangat penting. Salah satu wadah untuk mendapatkan semua itu adalah media
sosial. "Itu sebenarnya menginginkan wujud dari pengakuan dengan just a
little bit narsistic," ujarnya. "Kalau ditanya secara personal juga mereka
enggak bilang dirinya cantik," katanya melanjutkan. Dalam beberapa riset
mengenai keterbukaan diri, banyak orang yang melakukannya justru di media
sosial. "Orang yang aktif di medsos biasanya di real life-nya pendiam," kata
Efnie. Efnie pun mengungkapkan seseorang yang over confidence, merasa
super cantik, dan secara lisan mengakui dirinya cantik adalah bentuk dari
kompensasi. "Padahal di balik itu dia feel depressed dalam dirinya," ujar
Efnie. "Ada yang secara fisik cantik tapi tidak percaya diri. Dan penampilan
itu hanya bentuk kompensasi saja," ujarnya melanjutkan.
( dikutip dari : http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150417111749-
255-47364/kata-psikolog-soal-orang-yang-sering-unggah-foto-selfie/ )