BAB 1.doc

download BAB 1.doc

of 5

Transcript of BAB 1.doc

6

BAB 1PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangInfeksi Saluran Kemih (ISK) adalah istilah umum yang menunjukan keberadaan mikroorganisme (MO) dalam urin. Bakteriuria bermakna (significant bacteriuria): Bakteriuria bermakna menunjukan pertumbuhan mikroorganisme (MO) murni lebih dari 105 colony forming units (cfu/ml) pada biakan urin. Bakteriuria bermakna mungkin tanpa disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria asimtomatik (covert bacteriuria). Sebaliknya bakteriuria bermakna disertai presentasi klinis ISK dinamakan bakteriuria bermakna simtomatik. Pada beberapa keadaan pasien dengan presentasi klinis ISK tanpa bakteriuria bermakna. Banyak faktor menyebabkan negatif palsu pada pasien dengan presentasi klinis ISK.1Escherichia coli adalah penyebab infeksi saluran kemih yang paling sering pada sekitar 90% infeksi saluran kemih pertama pada wanita muda. Gejala dan tanda-tandanya antara lain sering berkemih, disuria, hematuria, piuria. Nyeri pinggang ditimbulkan oleh ISK bagian atas. Tidak ada satu pun tanda dan gejala tersebut, yang khas untuk infeksi Escherichia coli. Infeksi Saluran Kemih dapat mengakibatkan bakteremia dengan tanda-tanda klinis sepsis.2

Insiden Infeksi Saluran Kemih di United Kingdom (UK) paling banyak muncul pada pasien yang dirawat menggunakan kateter urin indwelling. Di negara-negara maju, ditemukan 25% dari pasien dirawat menggunakan kateter urine. Diperkirakan 2 juta pasien didunia setiap tahunnya mengalami bakteriuria yang berhubungan dengan kateter urine indwelling di rumah sakit. Menurut survei National Audit Office pada tahun 2008, resiko infeksi meningkat sekitar 5% setiap harinya dari pemakaian kateter urine indwelling. Tiap tahunnya diperkirakan 50% dari pasien dengan kateter urine akan mengalami bakteriuria simtomatik.3

Di Indonesia, kejadian Infeksi Saluran Kemih pada penderita yang dirawat di rumah sakit banyak diakibatkan oleh infeksi yang didapat di rumah sakit. Dari sejumlah kejadian infeksi yang didapat di rumah sakit, terdapat 35-45% mengalami ISK. Pada pasien yang terpasang kateter urine indwelling ditemukan bakteriuria sebesar 3-10% perhari. Hasil penelitian Fitriani tahun 2007 di RSUD Pandan Arang bahwa pasien yang menggunakan kateter urine pada hari ke-7 akan mengalami bakteriuria sebanyak 60,42%. Insidens bakteriuria paling banyak disebabkan oleh kuman Escherichia coli (31,03%), dan Klebsiella pneumonia (51,72%).4

Data prevalensi kasus Infeksi Saluran Kemih yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli di Provinsi Lampung sebesar 47,3% pada tahun 2013.5 Penyakit Infeksi Saluran Kemih merupakan penyakit yang sering dijumpai diseluruh dunia. Infeksi ini masuk dalam peringkat kedua setelah infeksi saluran nafas atas yang terjadi pada populasi dengan rata-rata 9,3% pada wanita diatas 65 tahun dan 2,5 11% pada pria diatas 65 tahun. Infeksi Saluran Kemih merupakan infeksi nosokomial tersering mencapai kira-kira 40-60%.6Infeksi Saluran Kemih pasca kateterisasi ini terjadi karena kuman dapat masuk melalui lumen kateter, rongga yang terjadi antara dinding kateter dengan mukosa uretra serta akibat bentuk muara uretra yang sulit dicapai antiseptik, sehingga kuman yang berada disini akan terdorong kedalam kandung kemih yang dasarnya adalah steril. Walaupun sedemikian sempurnanya cara pemasangan kateter, infeksi masih saja terjadi sebesar 2% pada kateterisasi tunggal, 10% pada kateterisasi berulang dan 95-100% pada kateterisasi menetap.6Infeksi Saluran Kemih pasca pemasangan kateter merupakan kejadian yang sangat sering dijumpai dalam bidang nefrologi dan urologi. Kass mengemukakan 15 20% pasti mengalami peristiwa ini didalam riwayat hidupnya. Pengeluaran air seni melalui kateter juga merupakan tindakan yang sering diperlukan untuk menolong penderita. Tata cara yang aseptis merupakan syarat mutlak untuk tindakan ini agar infeksi dapat dicegah. Akan tetapi tata cara yang aseptis ataupun kemopropilakis tidak dapat sama sekali menghilangkan kemungkinan terjadinya infeksi.7Infeksi Saluran Kemih setelah pemasangan kateter pada penderita Benigna Prostat Hiperplasia (BPH) telah banyak diketahui dan menurut literatur betapapun sempurnanya pemasangan kateter, infeksi masih saja terjadi. Kateterisasi tunggal yang dilakukan dengan tepat pada retensio urin hanya akan menyebabkan sekitar 2% insiden infeksi traktus urinarius pada penderita bedah terencana. Pada penderita debilitasi, insiden ini dapat meningkat 10-20%. Infeksi traktus urinarius terlazim pada penderita yang memerlukan kateter urin dibiarkan terpasang. Bila dipakai drainase terbuka, maka sebenarnya semua penderita akan terinfeksi dalam waktu 2 hari. Bila menggunakan drainase tertutup, maka sekitar 5 10% perhari akan terinfeksi.7Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan Pola mikroba penyebab infeksi saluran kemih (ISK) pada pasien terpasang kateter di bangsal rawat inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan hal di atas, rumusan masalah pada penelitian ini bagaimana pola mikroba penyebab Infeksi Saluran Kemih pada pasien-pasien yang terpasang kateter di bangsal rawat inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.

1.3 Tujuan Penelitian1.3.1 Tujuan UmumUntuk mengetahui pola mikroba yang menyebabkan Infeksi Saluran Kemih pada pasien terpasang kateter di bangsal rawat inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui jenis mikroba apa saja yang paling sering menginfeksi saluran kemih pada pasien terpasang kateter di bangsal rawat inap RSUD Dr. H. Abdul Moeloek.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi peneliti

a. Untuk mengetahui cara penulisan dan pembuatan karya tulis ilmiah.

b. Untuk menambah wawasan tentang pola mikroba penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada pasien terpasang kateter.

c. Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan (Universitas)

a. Sebagai dokumen dan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan pustaka ilmiah bagi Universitas.

c. Dapat terbinanya kerjasama dengan tempat penelitian dalam rangka peningkatan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan masyarakat.

1.4.3 Bagi Rumah Sakit

Menambah wawasan bagi tenaga kesehatan tentang pola mikroba penyebab Infeksi Saluran Kemih pada pasien terpasang kateter.1.4.4 Bagi Peneliti selanjutnya

Agar penelitian selanjutnya mendapat gambaran tentang pola mikroba penyebab Infeksi Saluran Kemih pada pasien terpasang kateter.

1.5 Ruang Lingkup1.5.1 Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung.

1.5.2 Ruang Lingkup Waktu

Pembuatan proposal ini sampai dengan pelaksanaan penelitian dimulai dari Agustus 2014 sampai dengan Oktober 2014.

1.5.3 Ruang Lingkup Materi

Penelitian mengenai pola mikroba penyebab Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada pasien terpasang kateter. Penelitian ini untuk mengetahui mikroorganisme yang paling sering menginfeksi saluran kemih akibat pemasangan kateter.1