Bab 16 mk

20
Page 1 PEMBELANJAAN INTERN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN 1.Luthfiah Distaputri Ramuwisit B12.2012.02233 2.Yuli Ratmelia B12.2012.02225

Transcript of Bab 16 mk

Page 1: Bab 16 mk

Page 1

PEMBELANJAAN INTERN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN

1. Luthfiah Distaputri Ramuwisit B12.2012.022332. Yuli Ratmelia

B12.2012.02225

Page 2: Bab 16 mk

Page 2

Laba Ditahan versus Dividen• Pengertian pembelanjaan intern (internal

financing) dalam artian yang luas, ialah pemenuhan kebutuhan dana dengan dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, yaitu dana yang berasal dari keuntungan / laba ditahan dan yang berasal dari depresiasi.

• Politik dividen adalah bersangkutan dengan penentuan pembagian pendapatan (earning) antara penggunaan pendapatan untuk dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen atau untuk digunakan di dalam perusahaan.

• Laba ditahan (Retained Earning) merupakan salah satu dari sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbunhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan aliran kas yang dibayarkan kepada para pemegang saham atau “equity investors”.

• Dividend Payout Ratio adalah presentase pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham sebagai “Cash Dividend”

Page 3: Bab 16 mk

Page 3

• Keuntungan merupakan sumber dana yang utama bagi pertumbuhan perusahaan. Makin besar kebutuhan dana yang terpenuhi, berarti makin kuat posisi finansiil keuntungan berarti makin kuat. Dan makin kecil ketergantungannya kepada sumber dana ekstern.

• Perimbangan antara pemenuhan kebutuhan dana dengan dana yang berasal dari sumber inter perusahaan di satu pihak dan dengan dana yang berasal dari sumber ekstern di lain pihak mencerminkan pola pemenuhan kebutuhan dana dalam industri yang bersangkutan,

Arti Penting Pembelajaran Intern

Page 4: Bab 16 mk

Page 4

1. Posisi Likuiditas PerusahaanPosisi kas atau likuiditas dari suatu perusahaan merupakan faktor yang penting yang harus dipertimbangkan sebelum mengambil keputusan untuk menetapkan besarnya dividen yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham. Oleh karena dividen merupakan “cash outflow”, maka makin kuat posisi likuiditas perusahaan, berarti makin besar kemampuannya untuk membayar dividen.

2. Kebutuhan Dana untuk Membayar Utang Apabila perusahaan akan memperoleh utang baru

atau menjual obligasi baru untuk membiayai perluasan perusahaan, sebelumnya harus direncanakan terlebih dahulu caranya untuk membayar kembali utang tersebut.

Apabila perusahaan menetapkan bahwa pelunasan utangnya akan diambilkan dari laba ditahan, berarti perusahaan harus menahan sebagian besar dari pendapatannya untuk keperluan tersebut.

Dengan kata lain, perusahaan harus menetapkan dividen payout ratio yang rendah.

Faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Dividen Suatu Perusahaan

Page 5: Bab 16 mk

Page 5

3. Tingkat Pertumbuhan PerusahaanMakin cepat tingkat pertumbuhan suatu perusahaan, makin besar kebutuhan akan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya. Makin besar kebutuhan dana untuk waktu mendatang untuk membiayai pertumbuhannya. Perusahaan biasanya lebih senang menahan “earningnya” daripada dibayarkan sebagai dividen kepada para pemegang saham dengan meningkatkan batasan-batasan. Dengan demikian dapat dikatakan makin besar tingkat pertumbuhan perusahaan maka makin besar dana yang dibutuhkan.

4. Pengawasan terhadap Perusahaan Variabel penting dalam perusahaan adalah control atau pengawasan. Jika kebijakan perusahaan hanya membiayai dana ekspansi dengan dana yang berasal dari sumber intern saja, maka kebijakan tersebut dijalankan atas dasar pertimbangan bahwa kalau ekspansi dibiayai dengan dana yang berasal dari hasil penjualan saham baru akan melemahkan control. Demikian pula jika membiayai ekspansi dengan utang maka akan memperbesar risiko finansiilnya.

Page 6: Bab 16 mk

Page 6

1. Kebijakan dividen yang stabil.Jumlah dividen per lembar yang dibayarkan setiap tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Kebijakan dividen yang stabil dapat digambarkan sebagai berikut :

Berbagai Macam Kebijakan Dividen

Pendapatan per lembar

Dividen per lembar

Waktu

Rup

iah

Page 7: Bab 16 mk

Page 7

Alasan yang mendorong perusahaan menjalankan kebijakan dividen yang stabil :a. Kebijakan dividen yang stabil jika dijalankan oleh

suatu perusahaan akan dapat memberikan kesan kepada investor bahwa perusahaan memiliki prospek yang baik di masa mendatang. Apabila pendapatan perusahaan berkurang tetapi perusahaan tersebut tidak mengurangi dividen yang dibayarkan, maka kepercayaan pasar terhadap perusahaan tersebut lebih besar dibandingkan kalau dividennya dikurangi. Dengan demikian manajemen mempengaruhi investor dengan melalui politik dividen yang stabil.

b. Banyak pemegang saham yang hidup dari pendapatan yang diterima dari dividen. Golongan ini dengan sendirinya tidak akan menyukai adanya dividen yang tidak stabil.

c. Perusahaan akan membayar dividen secara tetap dan tidak akan terganngu pembayarn dividennya.

Page 8: Bab 16 mk

Page 8

2. Kebijakan dividen dengan penetapan jumlah dividen minimal plus jumlah ekstra tertentu.Menetapkan jumlah rupiah minimal dividen per lembar saham setiap tahunnya. Dalam keadaan keuangan yang lebih baik perusahaan akan membayarkan dividen ekstra di atas jumlah minimal tersebut.

3. Kebijakan dividen dengan penetapan dividen payout ratio yang kons-tan.Perusahaan yang menjalankan kebijakan ini menetapkan dividen payout ratio yang konstan misal 50%. Ini berarti bahwa jumlah dividen per lembar saham yang dibayarkan setiap tahunnya akan berfluktuasi sesuai dengan perkembangan keuntungan neto yang diperoleh setiap tahunnya.

4. Kebijakan dividen yang fleksibel.Besarnya setiap tahun disesuaikan dengan posisi finansiil dan kebijakan finansial dari perusahaan yang bersangkutan.

Page 9: Bab 16 mk

Page 9

1. Stock DividendPembayaran dividen dalam bentuk saham (stock) dan bukan dalam bentuk kas. Penetapan stock dividen berarti suatu kapitalisasi dari sebagian laba ditahan. Ini berarti jumlah laba ditahan akan berkurang dengan besarnya keuntungan yang di kapitalisir.

Contoh 1 :Suatu perusahaan sebelum menetapkan pemberian stock dividend mempunyai struktur modal sendiri sebagai berikut :

^Saham biasa (nominal Rp1000@4000 lembar) = Rp 4.000.000^Aigo saham (capital surplus) = Rp 2.000.000^Laba ditahan = Rp 14.000.000

Jumlah Modal Sendiri = Rp 20.000.000

Stock Dividend, Stock Splits dan Pembelian Kembali Saham

Page 10: Bab 16 mk

Page 10

Misalkan ditetapkan pemberian stock saham dividend 10%, yaitu sebanyak 400 lembar tambahan saham. Harga pasar saham perusahaan misal Rp. 1.500/lembar. Untuk pemilik 10 lembar saham akan menerima saham tambahan sebanyak satu lembar saham. Maka :

^Saham biasa (nominal Rp1000@4400 lembar) = Rp 4.400.000^Aigo saham (capital surplus) = Rp 2.200.000^Laba ditahan = Rp 13.400.000

Jumlah Modal Sendiri = Rp 20.000.000

Stock dividen seharga Rp.600.000 (yaitu 400 lembar x Rp.1.500) dipindahkan dari laba ditahan ke rekening saham biasa dan “Capital Surplus”.Oleh karena nilai nominalnya tetap sama, yaitu sebesar Rp.1000/lembar, maka tambahan jumlah 400 lembar saham biasa mengakibatkan bertambahnya saham biasa dengan Rp.400.000 yaitu 400 lembar x Rp.1000. Sisanya sebesar Rp.200.000 (yaitu Rp.600.000 minus Rp.400.000) ditambahkan pada rekening “Capital surplus”.

Page 11: Bab 16 mk

Page 11

Pemberian stock dividen sering dimaksudkan untuk menahan arus kas. Perusahaan sering lebih suka menahan kas lebih banyak untuk membiayai usahanya selama masih ada kesempatan untuk mengadakan investasi secara menguntungkan, dan mengumumkan adanya stock dividen.

Adapula perusahaan yang memberikan “stock dividen” sebagai alat untuk mengganti “cash dividend” karena perusahaan sedang menghadapi kesukaran finansiil.

Pemberian stock dividend sering pula dimaksudkan untuk dapat mempertahankan harga pasar dari sahamnya tetap dalam suatu “tranding range” yang dikehendaki.

Stock split adalah pemecahan jumlah lembur saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan harga nominal per lembarnya secara proporsional.

Memperbesar jumlah lembar saham yang beredar akan memperbanyak jumlah pemegang sahamnya, dan hal itu akan dapat lebih mempopulerkan saham yang bersangkutan.

Kerugian yang prinsipal bagi perusahaan dengan pemberian stock dividend ialah bahwa perusahaan tersebut harus mengeluarkan biaya administrasi yang lebih mahal daripada pemberian “cash dividend”.

Page 12: Bab 16 mk

Page 12

Misalkan dalam contoh tadi diketahui bahwa keuntungan yang akan dibagikan sebagai cash dividend sebesar Rp.4000.000. Sebelum ada stock dividend maka pendapatan per lembar saham sebesar :

= Rp.1.000 Sesudah ada stock dividend jumlah lembar

sahamnya menjadi 4.400 lembar. Ini berarti bahwa pendapatan per lembar saham sesudah ada stock dividend sebesar

= Rp.909 Dengan demikian seorang pemilik 10 lembar

saham sebelum ada stock dividend akan menerima pendapatan sebesar 10 x Rp.1.000 = Rp.10.000. Sesudah ada stock dividend pemilik 10 lembar akan menerima 1 lembar saham sehingga menjadi 11 lembar tersebut adalah 11 x Rp.909 = Rp.10.000. Dengan demikian secara teoritis adanya stock dividend tidak akan mengubah pendapatan pemegang saham.

Page 13: Bab 16 mk

Page 13

Contoh 2:Seseorang yang memiliki 100 lembar saham

sebelum stock dividend akan mempunyai kekayaan sebesar 100 x Rp.1.500 (harga pasar saham) = Rp.150.000. Sesudah ada stock dividend secara teoritis harga pasar saham per lembarnya akan turun dengan

Rp.1.500 (1 - ) = Rp.136,36Dengan demikian harga pasar per lembar saham akan menjadi Rp.1.500 – Rp.136,36 = Rp.1.363,64Sesudah ada stock dividend pemilik 100 lembar saham akan menerima 10 lembar sehingga menjadi 110 lembar. Nilai kekayaan atas 110 lembar saham tersebut adalah 110 x Rp.1.363,64 = Rp.150.000.

Dengan demikian secara toeritis adanya stock dividend tidak akan mengubah kekayaan pemegang saham . Jumlah kekayaan atas saham yang demikian sesudah ada stock dividend tidak memberikan sesuatu yang berarti kecuali tambahan sertifikat saham.

Page 14: Bab 16 mk

Page 14

A. Perusahaan disamping memberikan stock dividend tetap mempertahankan pemberian cash diividend per lembar yang tetap sama jumlahnya dengan keadaan sebelum pemberian stock dividend. • Misal perusahaan membayarkan cash

dividend sebesar Rp.500/lembar. Dalam hal yang demikian pemegang saham 100 lembar sebelum ada stock dividend akan menerima pendapatan sebesar 100 x Rp.500 = Rp.50.000. Sesudah ada stock dividend ia akan menerima 110 x Rp.500 = Rp.55.000. Dengan demikian maka adanya stock dividend akan menaikkan pendapatan seorang pemilik 100 lembar saham dari Rp.50.000 menjadi Rp.55.000

B. Apabila investor menjual tambahan lembar saham yang diterima sebagai stock dividend dan mengganggapnya penjualan tersebut sebagai “windfall gain”, sedangkan dia tetap mempertahankan jumlah lembar saham yang dimiliki sebelumnya.

Arti Penting Bagi Pemegang Saham :

Page 15: Bab 16 mk

Page 15

2. Stock SplitStock spilt adalah pemecahan jumlah lembar saham menjadi jumlah lembar yang lebih banyak dengan pengurangan harga nominal per lembarnya secara proporsional.Dengan stock split jumlah lembar saham bertambah secara proporsional dengan pengurangan nilai nominal saham. Misal perusahaan akan mengadakan stock split “two to one stock split” artinya dua lembar saham baru akan ditukar dengan satu lembar saham lama. Soal pada CONTOH 1: 1. Sebelum ada stock splits :^Saham biasa (nominal Rp1000 @ 4000 lembar)= Rp 4.000.000^Aigo saham (capital surplus) = Rp 2.000.000^Laba ditahan = Rp14.000.000 Jumlah Modal Sendiri = Rp20.000.0002. Sesudah ada stock split :^ Saham biasa (nominal Rp.500 @ 8000 lembar)= Rp 4.000.000^ Aigo saham (capital surplus) = Rp 2.000.000^Laba ditahan = Rp14.000.000 Jumlah Modal Sendiri = Rp20.000.000

Dengan demikian perubahan hanya nampak pada nilai nominal per lembar dan jumlah lembar sahamnya.

Page 16: Bab 16 mk

Page 16

• Stock split dan stock dividend banyak persamaannya terutama dalam hal accountingnya. Stock split digunakan untuk maksud menurunkan harga pasar per lembarnya. Tujuan utama adalah untuk dapat menempatkan sahamya dalam “tranding range” yang lebih populer.

• “one to four reverse split” artinya untuk tiap 1 lembar saham baru akan ditukar dengan 4 lembar saham lama. Reverse splits dimaksudkan untuk menaikkan harga pasar saham dalam keadaan di mana harga pasar sahamnya dianggap terlalu rendah.

Page 17: Bab 16 mk

Page 17

3. Pembelian Kembali Saham Apabila suatu perusahaan mempunyai kas yang berlebih-lebihan di satu pihak dan tidak adanya lagi kesempatan mengadakan investasi yang menguntungkan di lain pihak, mungkin cara yang paling baik bagi pemegang saham adalah mendistribusikan dananya. Pendistribusian dana tersebut dapat dijalankan dengan pembelian kembali saham ataupun dengan dengan membayarkan dana tersebut sebagai cash dividend kepada para pemegang saham.

Contoh :Misal suatu perusahaan mempunyai pendapatan (earning) dan harga pasar sebagai berikut:^Keuntungan neto sesudah pajakRp1.000.000,00^ Jumlah lembar saham yang beredar 10.000^Pendapatan per lembar saham Rp 100,00^Harga saham per lembar Rp 1.425,00^Price/earning ratio 14,25Misal perusahaan akan mendistribusikan Rp750.000 dengan cara pembelian cash dividen. Kalau investor menghendaki cash divident, maka

() plus Rp1.425,00 (harga pasar) menjadi Rp1.500.000

Page 18: Bab 16 mk

Page 18

Misal jika perusahaan memilih menggandakan pembelian saham kembali saham dan membuat tawaran kepada pemegang saham dengan harga Rp1.500, maka jumlah yang dapat dibeli dengan Rp750.000 adalah sebanyak 500 lembar. Pendapatan per lembar saham sesudah pembelian saham menjadi

= Rp105,26Apabila price/earning ratio tetap 14,25 maka harga pasar dari saham tersebut sebelum dividend akan menjadi 14,25 x Rp105,26 = Rp1.500,00 yaitu sama dengan harga pasar saham sebelum dividend kalau menggunakan cara mendistribusikan dana tersebut dengan membayar sebagai cash dividend.

Rumus : Dimana :

P= Px + P = harga equilibrium pembelian kembali saham

Px= harga per lembar saham atas dasar ex- dividend

D = jumlah dana yang akan didistribusikan

S = jumlah lembar saham yang beredar sebelum ada pendistributian dana

Page 19: Bab 16 mk

Page 19

Jika contoh diatas menggunakan rumus tersebut, maka:

P = Rp1.425,00 + = Rp1.500,00 Apabila ditawarkan harga lebih rendah dari Rp1.500,00

pemegang saham yang menjual sahamnya akan menderita kerugian dalam bentuk berkurangnya kekayaannya dibandingkan dengan mereka yang tetap mempertahankan sahamnya.

Cara pembelian saham kembali:1. Melalui “tender offer”

Perusahaan mengajukan penawaran resmi kepada pemegang saham untuk memebeli kembali sejumlah lembar saham dengan harga tertentu.

2. Melalui pembelian kembali saham di pasarPembelian kembali saham di pasar dilakukan melalui makelar dengan cara seperti investor yang lain. Apabila pembelian saham dilakukan secara berturut-turut, efeknya akan dapat menaikkan harga sahamnya. Sebelum perusahaan mengadakan pembelian kembali saham adalah penting untuk memberitahukan sebelumnya kepada para pemegang saham mengenai rencana pembelian kembali saham tersebut.

Page 20: Bab 16 mk

Page 20

TERIMAKASIH