TUGAS MK DIPRINT
Transcript of TUGAS MK DIPRINT
DASAR-DASAR PENGANGGARAN MODAL
PROSES PENGANGGARAN MODAL: TINJAUAN
Setelah mempelajari cara mengelola modal kerja secara efisien, pembahasan
dilanjutkan dengan masalah-masalah berkaitan dengan keputusan aktiva-aktiva berusia
panjang. Keputusan- keputusan ini meliputi pilihan investasi dan pendanaan.
Pada saat melakukan investasi modal, perusahaan melakukan pengeluaran kas
lancar dengan harapan adanya keuntungan di masa depan. Biasanya, keuntungan ini diperoleh
setelah satu tahun. Contoh investasi pada aktiva mencakup peralatan, gedung, dan tanah serta
pengenalan produk baru, sistem distribusi baru, atau program baru bagi riset dan
pengembangan. Ringkasnya kesuksesan dan keuntungan perusahaan di masa depan
bergantung pada keputusan jangka panjang yang dibuat perusahaan.
Proposal investasi seharusnya dinilai sehubungan dengan tingkat pengembalian yang dihasilkan,
apakah sama atau lebih besar dari yang diminta oleh para investor.1 Untuk mempermudah
pembahasan selanjutnya, diasumsikan tingkat pengembalian adalah sama dan tetap untuk seluruh
proyek investasi. Asumsi ini juga mengacu pada kenyataan bahwa pilihan proyek investasi tidak
mengubah operasi atau risiko bisnis. Pada Bab 15 akan dibahas cara penentuan tingkat
pengembalian yang diminta, sedangkan pada Bab 14 akan dibahas kenyataan bahwa perbedaan
proyek investasi akan menghasilkan risiko bisnis yang berbeda pula. Akibatnya pilihan proyek
investasi mungkin mempengaruhi sifat umum risiko bisnis perusahaan, yang pada gilirannya
akan mempengaruhi tingkat pengembalian yang diminta para investor. Untuk tujuan pengenalan
penganggaran modal pada bab ini dan bab selanjutnya, risiko dianggap bersifat konstan.
Penganggaran modal meliputi:
Pembuatan proposal proyekinvestasi yang konsisten dengan
tujuanstrategis perusahaan
Perkiraan arus kas operasi tambahan bagi proyek investasi.
Pengevaluasian arus kas tambahan proyek.
Pemilihan proyek berdasarkan kriteria penerimaan maksimalisasi nilai.
Pengevaluasian kembali proyek investasi yang diterapkan secara
berkesinambungan dan
PEMBUATAN PROPOSAL PROYEK INVESTASI
Proposal proyek investasi dapat berasal dari berbagai sumber. Untuk tujuan analisis,
proyek dapat dikelompokkan kepada salah satu dari lima kelompok berikut:
1. Produk baru atau perluasan produk yang sudah ada.
2. Penggantian peralatan atau gedung
1
3. Penelitian dan pengembangan
4. Eksplorasi
5. Lain-lain (misalnya, alat keamanan dan alat pengontrol polusi)
Bagi produk baru, proposal biasanya berasal dari departemen pemasaran. Proposal yang
berkenaan dengan penggantian peralatan atau gedung berasal dari bagian produksi perusahaan.
Dalam kedua hal di atas, masing-masing membutuhkan prosedur administratif yang efisien
untukmenyalurkan permintaan investasi. Seluruh permintaan investasi harus konsisten dengan
strategi perusahaan untuk menghindari analisis proyek yang tidak dibutuhkan karena tidak dapat
dibandingkan dengan strategi perusahaan, (sebagai misal, McDonald's mungkin tidak ingin
memasang mesin rokok di cabang-cabang restoran yang dimilikinya).
Kebanyakan perusahaan memilih proposal melalui tingkat wewenang yang beragam.
Untuk proposal yang berasal dari bagian produksi, hirarki wewenang adalah: (1) kepala
departemen, (2) manajer pabrik, (3) wakil presiden operasi, (4) komite pengeluaran modal
dibawahi oleh manajer keuangan, (5) Presiden Direktur, dan (6) Dewan Direksi. Seberapa
banyak persetujuan yang diperlukan untuk meloloskan proposal, biasanya tergantung dari biaya
yang dibutuhkan. Semakin besar pengeluaran modal, semakin banyak hirarki wewenang yang
harus dilewati. Manajer pabrik mungkin dapat menyetujui proposal yang membutuhkan dana
tidak terlalu besar. Karena setiap perusahaan memberlakukan prosedur pemilihan proposal
proyek yang berbeda- beda, maka tidak dapat dibuat suatu ketentuan umum. Prosedur yang
terbaik bergantung pada situasi yang dihadapi. Namun satu hal yang pasti, perusahaan-
perusahaan semakin maju dalam menentukan pendekatan penganggaran modal.
PERKIRAAN PROYEK "ARUS KAS OPERASI TAMBAHAN SETELAH PAJAK
Daftar Pemeriksaan Arus Kas
Salah satu tugas penting dalam penganggaran modal adalah memperkirakan arus kas
masa depan dari suatu proyek. Hasil akhir yang diperoleh dari analisis tidak lebih baik dari
ketepatan perkiraan arus kas. Karenakan pusat dari seluruh keputusan perusahaan adalah kas,
bukan penghasilan akuntansi, maka segala bentuk keuntungan proyek dilihat dalam bentuk arus
kas, bukan arus penghasilan. Perusahaan menginvestasikan kas saat ini dengan harapan
memperoleh pemasukan kas yang lebih besar di masa depan. Hanya kas yang dapat
diinvestasikan kembali dalam perusahaan atau dibayarkan kepada pemegang saham dalam
bentuk dividen. Dalam penganggaran modal, orang yang baik akan memperoleh pujian, namun
manajer yang efektif akan memperoleh kas. Dalam menyiapkan arus kas untuk analisis,
program kertas kerja komputer sangat berguna. Program ini dapat mengubah asumsi dan
2
menghasilkan aliran arus kas yang baru dengan cepat. Bentuk program tersebut diberikan pada
bagian tambahan buku ini, Aplikasi Komputer Manajemen Keuangan.
Untuk setiap proposal investasi diperlukan informasi mengenai arus kas operasi seperti
halnya pada pendanaan. Arus pendanaan seperti pembayaran bunga, pembayaran pokok
pinjaman, dan dividen kas tidak dibahas dalam analisis arus kas. Bagaimanapun, kebutuhan
pengembalian investasi untuk menutup biaya modal tidak boleh diabaikan. Penggunaan tingkat
diskonto yang sama dengan tingkat pengembalian yang diminta pemasok modal akan
memberikan dimensi biaya pendanaan. Pada bab berikutnya akan dibahas mekanisme jenis
analisis ini.
Arus kas harus ditentukan menurut dasar setelah pajak. Pengeluaran investasi awal,
seperti juga tingkat diskonto yang sesuai, akan dinyatakan dalam pengertian setelah pajak. Oleh
karena itu, seluruh arus kas yang diramalkan harus dinyatakan dalam ekuivalen, menurut dasar
setelah pajak.
Di samping itu, informasi harus dinyatakan menurut dasar jumlah tambahan, sehingga
analisis hanya dilakukan terhadap perbedaan antara arus kas perusahaan dengan dan tanpa
proyek. Misalkan perusahaan menciptakan produk baru yang memiliki kemungkinan untuk
bersaing dengan produk yang sudah ada, maka pengungkapan arus kas dalam bentuk perkiraan
total penjualan produk baru tidak sesuai. Perusahaan juga harus mempertimbangkan
kemungkinan kanibalisasi' produk lama dan membuat perkiraan arus kasmenurut dasar
penjualan tambahan.
Jika keadaan tanpa perubahan yang terus berlanjut menyebabkan menurunnya pangsa
pasar, maka hal ini harus dipertimbangkan pada saat melakukan analisis apa yang akan terjadi
jika tidak dilakukan investasi baru. Kuncinya adalah dengan menganalisis situasi dengan dan
tanpa investasi baru, dan dimana seluruh biaya dan manfaat yang relevan turut berperan serta.
Hanya arus kas tambahan yang dipakai sebagai pertimbangan.
Dalam hal ini, biaya tertanam (sunk cost) harus diindahkan. Pertimbangan, sekali lagi,
hanya pada biaya-biaya dan manfaat tambahan. Biaya-biaya di masa lalu yang sudah terjadi tidak
relevan dan tidak perlu dimasukkan dalam proses pengambilan keputusan. Di samping itu, harus
diingat bahwa beberapa biaya yang relevan tidak selamanya melibatkan pengeluaran dollar yang
sesungguhnya. Jika kita telah mengalokasikan ruang pabrik untuk proyek, maka biaya peluang
(opportunity cost) harus dimasukkan dalam evaluasi proyek. Jika gedung yang saat ini tidak
digunakan dibutuhkan untuk proyek dapat dijual seharga $300.000, jumlah tersebut (setelah
dipotong pajak) harus diperlakukan seolah-olah sebagai pengeluaran kas bagi proyek. Oleh
karena itu, dalam menurunkan arus kas harus dipertimbangkan biaya-biaya peluang yang sesuai.
Jika investasi modal terdiri dari komponen aktiva lancar, komponen ini (jumlah bersih
dari perubahan-perubahan spontan dalam kewajiban lancar) diperlakukan sebagai bagian dari
investasi modal dan tidak sebagai keputusan modal kerja yang terpisah. Sebagai contoh,
kebutuhan suatu proyek terkadang disertai dengan kebutuhan untuk memiliki tambahan kas,
piutang dan persediaan. Investasi pada modal kerja ini harus diperlakukan sebagai arus kas
3
pengeluaran pada saat terjadinya. Pada akhir usia proyek, investasi modal kerja dianggap telah
kembali dalam bentuk tambahan pemasukan arus kas.
Dalam memperkirakan arus kas, inflasi yang mungkin terjadi harus dipertimbangkan.
Seringkah secara keliru diasumsikan tidak akan terjadi perubahan tingkat harga sepanjang usia
proyek. Jika tingkat pengembalian proyek yang akan diterima meliputi premi inflasi, maka
perkiraan arus kas juga harus mencerminkan inflasi. Arus kas ini dipengaruhi dalam berbagai
cara. Jika arus kas penerimaan berasal dari penjualan produk, perkiraan harga di masa depan
akan mempengaruhi arus penerimaan ini. Sedangkan bagi arus kas pengeluaran, inflasi
mempengaruhi baik gaji yang diharapkan dan biaya-biaya bahan baku.
Berbagai Pertimbangan Pajak
Metode Penyusutan. Sebagaimana dibahas pada Bab 2, penyusutan merupakan alokasi
sistematis dari biaya aktiva modal sepanjang periode berjalan untuk kepentingan pelaporan
keuangan, kepentingan pajak atau keduanya. Karena pengurangan penyusutan yang diambil dari
pengembalian pajak perusahaan diperlakukan sebagai item-item beban, penyusutan mengurangi
penghasilan kena pajak. Semakin tinggi beban penyusutan, semakin rendah pajak J dibayarkan.
Walaupun penyusutan sendiri merupakan beban bukan kas, namun secara langsung
mempengaruhi arus kas perusahaan melalui arus keluar kas yang dibayarkan.
Terdapat beberapa prosedur alternatif yang dapat digunakan untuk menyusutkan aktiva
modal. Hal ini mencakup metode garis-lurus dan berbagai metode penyusutan yang dipercepat
Kebanyakan perusahaan memilih untuk menggunakan metode penyusutan dipercepat untuk
tujuan perpajakan - yaitu metode penyusutan yang memungkinkan penghapusan yang cepat dan
oleh karena itu mengurangi tagihan pajak.
Hukum Reformasi Pajak 1986 mengijinkan perusahaan untuk menggunakan jenis tertentu
dari penyusutan dipercepat untuk tujuan pajak yang dikenal dengan Modifikasi Sistem
Pemulihan| Biaya Dipercepat (Modified Accelerated Cost Recovery System, MACRS). Menurut
MACRS, mesin peralatan dan real estat dimasukkan ke dalam satu dari delapan kelas untuk
tujuan pemulihan biaya. Sebagaimana pembahasan Bab 2, kelompok kekayaan aktiva
menentukan usia penyusutan aktiva untuk tujuan pelaporan pajak. Bab tersebut juga menjelaskan
konvensi setengah tahun harus diterapkan secara umum terhadap seluruh mesin dan peralatan.
Terdapat penyusutan setengah tahun pada tahun dimana aktiva diperoleh dan pada akhir tahun
dimana penyusutan dilakukan terhadap aktiva. Departemen Keuangan menerbitkan persentase
penyusutan biaya awal (orisinal) untuk setiap kelompok kekayaan, yang memasukkan konvensi
setengah tahun. Tabel 12-2 menyajikan persentase penyusutan untuk empat kelas pertama
kekayaan. Persentase-persentase ini berhubungan dengan prinsip-prinsip pada Bab 2, dan harus
digunakan untuk menentukan penyusutan.
4
TAHUN KELOMPOK KEPEMILIKAN
PEMULIHAN 3 Tahun 5 Tahun 7 Tahun 10 Tahun
1 33.33% 20.00% 14.29% 10.00%
2 44.45% 32.00% 24.49% 18.00%
3 14.81% 19.20% 17.49% 14.40%
4 7.41% 11.52% 12.49% 11.52%
5 11.52% 8.93% 9.22%
6 5.76% 8.92% 7.37%
7 8.93% 6.55%
8 4.46% 6.55%
9 6.56%
10 6.55%
11 3.28%
Total 100.00% 100.00% 100.00% 100.00%
Dasar Dapat Disusutkan
perhitungan penyusuta aktiva membutuhkan penentuan dasar-dasar disusutkan. Ini
merupakan jumlah yang oleh departemen perpajakan diizinkan untuk dihapuskan untuk
kepentingan pajak selama kurun waktu tertentu. Biaya aktiva, termasuk pengeluaran yang
dikapitalisasi lainnya.- seperti pengiriman dan pemasangan, yang terjadi dalam rangka
mempersiapkan penggunaan aktiva dapat disusutkan menurut MARCS. Perhatikan menurut
MARCS, dasar aktiva dapat disusutkan tidak dikurangi oleh perkiraan nilai sisa aktiva.
Penjualan atau Penghapusan Aktiva Dapat Disusutkan
Pada umumnya, jika aktiva yang dapat disusutkan dijual lebih dari nilai buku yang
disusutkannya, setiap kelebihan yang terjadi atas nilai buku namun kurang dari dasar aktiva yang
dapat disusutkan dianggap sebagai “pemilikan kembali penyusutan” dan dikenakan pajak
menurut tarif pajak penghasilan perusahaan biasa. Hal ini memutar balik setiap manfaat positif
pajak karena melakukan “terlalu banyak” penyusutan di tahun-tahun awal – yaitu mengurangi
nilai nilai buku dibawah nilai pasar. Jika aktiva dijual lebih dari dasar aktiva dapat disusutkan
(namun hal ini jarang terjadi), porsi jumlah total kelebihan dasar dapat disusutkan ini dikenakan
pajak berdasarkan tariff pajak kelebihan modal (yang pada saat ini sama dengan tarif pajak
penghasilan perusahaan biasa atau maksimum 35%).
Jika aktiva dijual kurang dari nilai buku, pada umumnya, kerugian yang terjadi sama
dengan perbedaan antara harga penjualan dan nilai buku. Pada umumnya, kerugian ini
dikurangkan dari penghasilan perusahaan. Akibatnya, jumlah penghasilan kena pajak sama
dengan “perlindungan” kerugian kena pajak. Hasil bersihnya adalah penghematan perlindungan
pajak yang sama dengan tarif pajak perusahaan dikali kerugian penjualan aktivadapat disusutkan.
5
Pembahasan mengenai konsekuensi pajak penjualan aktiva dapat disusutkan
mengasumsikan tidak terdapat factor-faktor tambahan yang mempersulit.Pada kenyataannya
sejumlah kesulitan dapat dan memang terjadi.Oleh karena itu, pembaca disarankan untuk
mengacu pada peraturan pajak dan menghubungi ahli pajak jika menghadapi perlakuan pajak
atas penjualan aktiva. Dalam contoh dan soal, untuk penyederhanaan akan digunakan tarif pajak
penghasilan 40%.
Perhitungan Arus Kas Tambahan
Berikut ini akan dibahas pengidentifikasian komponen-komponen khusus yang menentukan
arus kas proyek yang relevan.Perlu selalu diingat daftar arus kas (Tabel 12-1) dan pertimbangan-
pertimbangan pajak yang ada. Berdasarkan waktu, arus kas proyek dapat dikelompokkan
menjadi tiga:
■ Arus keluar kas awal - investasi kas bersih awal.
■ Arus kas tambahan sementara - arus kas yang terjadi setelah investasi kas awal tapi tidak
termasuky arus kas periode akhir.
■ Arus kas bersih tambahan tahun akhir - arus kas bersih periode akhir. (Arus kas periode ini
dibahas secara khusus karena serangkaian arus kas seringkah terjadi pada penghentian
proyek).
Arus Keluar Kas Awal
Pada umumnya, arus keluar kas awal untuk proyek ditentukan seperti, pada Tabel 12-
3.Dapat dilihat, biaya aktiva bergantung pada penyesuaian-penyesuaian untuk merefleksikan
keseluruhan arus kais yang berhubungan dengan perolehannya.Arus kas ini meliputi biaya
pemasangan, hasil penjualan dari aktiva yang diganti, dan penyesuaian pajak.
Arus Kas Bersih Tambahan sementara
Setelah terjadinya arus kas keluar awal yang dibutuhkan untuk implementasi proyek,
perusahaan berharap mendapatkan keuntungan dari arus kas masuk di masa mendatang dari
proyek tersebut. Biasanya, arus kas di masa mendatang ini dapat ditetapkan melalui prosedur
bertahap.
Perhatikan bahwa pertama kali kenaikan akan dikurangi (penurunan akan ditambah) dari
tambahan depresiasi pajak yang berhubungan dengan penerimaan proyekuntuk menentukan
"perubahan bersih laba sebelum pajak." Akan tetapi, beberapa tahap berikutnya akan
ditambahkan kembali peningkatan (dikurangi kembali penurunan) untuk depresiasi pajak dalam
menentukan "tambahan arus kas untuk periode terkait." Apa yang terjadi? Depresiasi pajak
sendiri, seperti yang dibahas sebelumnya, adalah beban nonkas jika dibandingkan dengan laba
operasi yang akan menurunkan pajak penghasilan. Jadi, hal tersebut perlu dipertimbangkan 6
ketika menetapkan tambahan pengaruh atas penerimaan proyek dalam hal pajak perusahaan.
Akan tetapi, pada akhirnya akan perlu menambahkan kembali semua peningkatan (dan
mengurangi penurunan) dalam depresiasi pajak untuk "perubahan bersih laba setelah pajak"
yang dihasilkan, agar pengaruh proyek atas arus kas tidak dinyatakan terlalu rendah.
Arus Kas Bersih Tambahan Tahun Terakhir.
Terakhir, perhatian akan diarahkan pada penentuan arus kas tambahan proyek pada tahun
terakhir, atau tahun berjalannya. Prosedur bertahap akan diterapkan untuk arus kas periode ini,
seperti yang dilakukan untuk semua periode interimnya. Sebagai tambahan, maka akan dibahas
secara khusus mengenai beberapa arus kas yang sering kali berhubungan hanya dengan akhir
proyek. Kemungkinan arus kas akhir proyek ini adalah (1) nilai sisa (biaya
pembuangan/reklamasi) atas aktiva yang dijual atau dibuang, (2) pajak (penghematan pajak)
yang berkaitan dengan penjualan atau pembuangan aktiva, dan (3) perubahan modal kerja
lainnya yang terjadi karena berakhirnya proyek—yang biasanya adalah investasi modal awal
yang kini dikembalikan sebagai arus kas masuk tambahan.
Contoh Perluasaan Aktiva
Agar dapat menggambarkan kebutuhan informasi untuk keputusan penganggaran modal,
maka pelajari situasi berikut ini. Faversham Fish Farm sedang mempertimbangkan untuk
pembuatan fasilitas pengeringan ikan. Agar dapat meluncurkan fasilitas tersebut, perusahaan
tersebut perlu mengeluarkan $90.000 untuk peralatan baru. Peralatan tersebut memiliki umur
ekonomis empat tahun dan masuk dalam kelas properti tiga tahun dalam pajak. Biaya pengiriman
dan instalasi sama dengan $10.000, dan mesin tersebut memiliki perkiraan nilai sisa, empat tahun
dari sekarang, sebesar $16.500. Mesin tersebut akan ditempatkan di sebuah gudang tidak
terpakai di sebelah pabrik pemrosesan utama. Gudang lama tersebut tidak digunakan untuk
kegiatan ekonomi lainnya. Tidak ada modal kerja "bersih" tambahan yang dibutuhkan.
Contoh Penggantian Aktiva
Agar dapat melangkah ke contoh yang lebih rumit, asumsikan bahwa kini kita sedang
mempertimbangkan untuk membeli mesin kaca mobil baru untuk menggantikan mesin kaca lama
dan kita membutuhkan informasi arus kas untuk mengevaluasi menarik tidaknya proyek ini.
Harga pembelian mesin kaca baru adalah $18.500, dan membutuhkan tambahan $1.500 untuk
memasangnya, hingga total biayanya adalah $20.000. Mesin kaca yang lama, yang sisa umur
ekonomisnya adalah empat tahun, dapat dijual dengan nilai buku depresiasi pajaknya senilai
$2.000.Mesin kaca lama tersebut tidak memiliki nilai sisa jika dipertahankan hingga akhir umur
ekonomisnya. Perhatikan bahwa, nilai sisa sama dengan nilai pajak di buku, pajak yang timbul
pada saat penjualan aktiva baru adalah nol. Arus kas keluar awal untuk proyek investasi ini,
7
Teknik-Teknik Penganggaran Modal
Evaluasi Dan Pemilihan Proyek “Berbagai Metode Alternatif”
Dalam bagian ini, akan dievaluasi empat metode alternatif evaluasi dan pemilihan proyek yang
digunakan dalam penganggaran modal:
1. Periode pengembalian
2. Tingkat pengembalian internal
3. Nilai sekarang bersih
4. Indeks profitabilitas
Metode pertama adalah metode penambahan sederhana untuk melihat nilai suatu proyek.
Tiga metode lainnya adalah teknik-teknik diskonto arus kas (discounted casb flow—DCF) yang
lebih rumit. Agar lebih sederhana, akan selalu diasumsikan bahwa arus kas yang diharapkan
akan direalisasi pada tiap akhir tahun. Selain itu, akan diterapka'n pula asumsi dari Bab 12 bahwa
penerimaan proposal investasi tidak akan mengubah kerumitan risiko total bisnis perusahaan.
Asumsi ini memungkinkan kita untuk menggunakan tingkat pengembalian yang diminta tunggal
dalam memutuskan menerima atau menolak suatu proyek berdasarkan berbagai teknik DCF.
Dalam Bab 14, akan dibahas kemungkinan bahwa berbagai proyek dapat saja memiliki berbagai
tingkat risiko bisnis yang berbeda pula.
Periode Pengembalian (Payback Period)
number of years required to recapture the initial investment(Jumlah tahun yang
diperlukan untuk mengembalikan investasi awal atau initial investment)
PP= IOCF
dimana :
PP = payback period atau periode pengembalian
IO = initial cash outlay atau investasi awal
CF = cash flow atau arus cash
KRITERIA
Proyek dapat diterima bila periode pengembalian maximum periode pengembalian
sesuai usia proyek
8
Proyek ditolak bila periode pengembalian > maximum periode pengembalian sesuai
usia proyek
Keuntungan/Advantages:
Menggunakan arus kas
Relatif mudah dihitung dan dimengerti
Dapat digunakan sebagai alat ukur keuangan yang cepat
Kerugian/Disadvantage:
Mengabaikan arti waktu nilai uang (time value of money)
Mengabaikan arus kas yang terjadi setelah periode pengembalian
Penentuan maksimum periode pengembalian yang dapat diterima secara arbitrary
Tingkat Pengembalian Internal /Internal Rate of Return (IRR)
the discount rate that equates the present value of the project’s future net cash flow with
the project’s initial outlay (tingkat discount yang menyamakan nilai sekarang dari nilai
arus kas yang akan datang dengan investasi awal)
IO=∑t=1
n ACF t
(1+ IRR )t
Dimana IRR = the project’s internal rate of return
Kriteria :
Proyek layak diterima bila IRR Tingkat pengembalian yang disyaratkan
Proyek layak tidak diterima bila IRR < Tingkat pengembalian yang disyaratkan
Keuntungan/Advantages:
Menggunakan arus kas
Menggunakan nilai waktu dari uang
Pada umumnya konsisten dengan tujuan perusahaan untuk memaksimumkan
kekayaan pemegang saham
Kerugian/Disadvantage:
Memerlukan rincian perkiraan jangka panjang dari arus kas proyek
9
Kemungkinan terjadinya IIR multiple
Mengasumsikan arus kas flow selama usia proyek di-reinvestasikan
Nilai Sekarang Bersih (NPV)
Metode NPV menggunakan teknik Discounted Cash Flow (DCF) untuk
memperhitungkan nilai waktu uang dari semua arus kas proyek
Persamaan NPV dapat dinyatakan sebagai berikut :
CF1 CF2 CFn
NPV = CF0 + ------ + ------ + …..+ ------
(1 + k)1 (1+k)2 (1+k)n
n CFt
NPV = ∑ ---------
t=0 (1 + k)t
Persyaratan
Jika NVP < 0 , maka keputusan investasi tersebut Tidak Layak untuk
dilaksanakan
Jika NPV > 0 , maka keputusan investasi tersebut layak untuk dilaksanakan
Kelebihannya :
Menggunakan arus kas (cash flow) sebagai dasar perhitungan
Mempeerhatiakan inlia waktu dari uang
Konsisten dengan tujuan perusahaan.
Indek Profitabilitas (PI)
Metode ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas
bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi.
Rumusnya PI =
Persyaratannya:
10
Jika PI < 1 maka usulan investasi tersebut tidak layak
Jika PI > 1 maka usulan investasi tersebut layak.
Kelebihannya:
Menggunakan arus kas sebagai dasar perhitungan
Memperhatikan nilai waktu dari uang
Konsisten dengan tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan kekayaan pemegang
saham.
Kelemahannya:
Dapat memberikan panduan dan pilihan yang salah pada proyek –proyek yang mutually
exsclusive yang memiliki unsur ekonomis dan skala investasi yang berbeda.
Berbagai Potensi Masalah
Ketergantungan dan Saling Lepas
Sejauh ini analisis yang ada memperlihatkan bahwa untuk proyek tunggal, konvensional,
proyek bebas [independent project), metode IRR, NPV, dan PI akan mengarahkan pada
keputusan penerimaan dan penolakan yang sama. Akan tetapi, harus diingat bahwa beberapa
jenis proyek yang berbeda akan memberikan potensi masalah bagi analis penganggaran modal.
Proyek terikat {atau proyek kontinjen) (dependent [or contingent] project)—proyek yang
penerimaannya tergantung dari penerimaan satu atau lebih proyek-proyek lainnya—harus
mendapatkan perhatian khusus. Contohnya, penambahan mesin-mesin besa^ mungkin
membutuhkan konstruksi sayap pabrik baru untuk menyimpannya.Proposal kontinjen harus
menjadi bagian dari pemikiran ketika sedang mempertimbangkan proposal aslinya, proposal
terikat.
Dalam mengevaluasi sekelompok proposal investasi, beberapa dari proposal tersebut
mungkin bisa saja saling lepas.Proyek saling lepas atau yang tidak saling tergantung (mutually
eocclusive project)' adalah proyek yang penerimaannya mensyaratkan penolakan salah satu atau
lebih proposal alternatif lainnya. Contohnya, jika perusahaan mempertimbangkan investasi
dalam salah satu dari dua sistem komputer penerimaan salah satu sistem akan berarti menolak
sistem lainnya. Proposal-proposal yang saling lepas, tidak dapat diterima dua-duanya
sekaligus.Ketika dihadapkan pada berbagai proyek yang saling lepas, hanya mengetahui apakah
setiap proyek baik atau buruk, tidaklah cukup.Pengambil keputusan harus dapat menentukan
proyek mana yang terbaik.
Masalah Pemeringkatan11
Ketika satu atau lebih proposal investasi saling lepas, sehingga hanya dapat dipilih salah
satu, membuat peringkat proposal berdasarkan metode IRR, NPV, dan PI dapat memberikan
hasil yang berlawanan. Jika proyek tersebut diperingkat dengan cara yang berbeda dengan
menggunakan berbagai metode ini, masalah dalam pemeringkatan dapat terjadi karena adanya
satu atau lebih gabungan dari tiga perbedaan berikut ini:
Skala investasi: Biaya proyek dapat berbeda satu sama lain
Pola arus kas: Waktu untuk arus kasnya berbeda. Contohnya» arus kas suatu proyek
akan meningkat dengan berjalannya waktu, sementara proyek lainnya akan turun.
Umur proyek: Berbagai proyek memiliki masa hidup yang tidak sama.
Merupakan hal yang penting untuk diingat bahwa satu atau lebih dari berbagai perbedaan
dalam proyek di atas membentuk kondisi masalah dalam pemeringkatan yang penting, walaupun
tidak selalu demikian. Jadi, merupakan hal yang mungkin terjadi bahwa berbagai proyek yang
saling lepas dapat berbeda dalam semua dimensi ini (skala, pola, dan umur) tetapi tetap tidak
memperlihatkan masalah apa pun untuk pemeringkatan dengan metode IRR, NPV, dan Pl.
Lebih dari Satu Tingkat Pengembalian Internal
Potensi masalah dengan metode IRR yang belum dibahas adalah kemungkinan
munculnya lebih dari satu IRR fmultiple IRR).Kondisi yang harus ada, tetapi tidak selalu besar
pengaruhnya terhadap terjadinya masalah adalah aliran arus kas berubah tandanya lebih dari
sekali. Contohnya, pola -, +, +, - menunjukkan dua perubahan dalam tanda—dari minus ke plus
dan dari plus ke minus. Seluruh contoh sebelumnya sejauh ini menunjukkan pola arus kas yang
konvensional, dengan arus kas keluar diikuti satu atau lebih arus kas masuk. Dengan kata lain,
hanya terdapat satu kali perubahan tanda (dari minus ke plus), yang memastikan adanya IRR
tertentu. Akan tetapi, bagi beberapa proyek, yang dapat disebut sebagai tidak konvensional, akan
melibatkan berbagai perubahan tanda. Contohnya, pada akhir suatu proyek mungkin akan ada
syarat untuk mengembalikan kondisi lingkungan. Hal ini sering kali terjadi dalam industri yang
memiliki aktivitas penyaringan, seperti penggalian dengan cara penyemprotan, dengan tanah
yang harus direklamasi pada akhir proyek terkait. Selain itu, dapat terjadi pada pabrik kimia yang
sering kali melibatkan biaya pembongkaran yang sangat mahal.Apa pun penyebabnya, biaya-
biaya ini menghasilkan arus kas keluar pada akhir proyek, dan karenanya menyebabkan
perubahan tanda lebih dari sekali untuk aliran arus kasnya.
Kemampuan perubahan tanda untuk menghasilkan lebih dari satu IRR tergantung dari
signifikansi arus kasnya. Oleh karena hubungan tersebut rumit dan membutuhkan suatu
gambaran, maka masalah ini akan dijelaskan secara lebih terinci di Lampiran A pada akhir bab.
Sebagian besar proyek hanya memiliki satu kali perubahan tanda dalam aliran arus kas, tetapi
ada juga beberapa yang memiliki lebih dari satu.Ketika hal ini terjadi, manajer keuangan harus
mewaspadai kemungkinan IRR yang lebih dari satu.Seperti yang diperlihatkan dalam Lampiran
A, tidak ada satu IRR yang logis secara ekonomis jika memang terdapat IRR lebih dari satu.Oleh
karena itu, suatu metode analisis yang berbeda harus digunakan.
12
Ketika situasi lebih dari satu IRR akan dianalisis, kalkulator dan program komputer
sering kali dibodohi dan akan menghasilkan satu IRR. Mungkincara terbaik untuk menentukan
apakah masalah tersebut terjadi adalah dengan menghitung nilai sekarang bersih soatu proyek
dengan berbagai tingkat diskonto. Jika tingkat diskontonya dinaikkan dari nol sedikit demi
sedikit hingga mencapai 1,000%, contohnya, profil NPY vang hampir sama dengan yang
ditunjukkan dalam Figur 13.2 dapat dibuat, jika garis profil NPY menghubungkan berbagai titik
melintasi sumbu horizontal lebih dari sekali, maka terdapat masalah munculnya lebih dari satu
IRR.
Penjatahan atau Pembatasan Modal
Kesulitan terakhir yang berhubungan dengan implementasi berbagai metodePenjatahan
atau pembatasan modal alternatif evaluasi dan pemilihan proyek berkaitan dengan penjatahan
ataunilai pembatasan modal {capital rationing). Penjatahan modal terjadi tiap kali suatutotal
pengeluaran modal selama suatu plafon anggaran, atau batasan, atas jumlah dana yang dapat
diinvestasikan periode tertentu.contohnya setahun. Batasan semacam ini seringkali ditemui
dalam banyak perusahaan, terutama yang memiliki kebijakanpendanaan internal untuk semua
pengeluaran modalnya.Contoh lainnya daripenjatahan modal terjadi ketika suatu divisi
perusahaan yang besar diizinkanmelakukan pengeluaran modal hanya sebesar plafon anggaran
tertentu, dimana batasan ini sendiri tidak dapat dikendalikan oleh divisi tersebut. Denganbatasan
dalam penjatahan modal, perusahaan mencoba untuk memilihgabungan berbagai proposal
investasi yang akan memberikan kenaikan nilaiterbesar bagi perusahaan selama tidak melebihi
batasan plafon anggarannya.Ketika penjatahan modal dilakukan selama beberapa periode
waktu,berbagai metode alternatif (dan agak rumit) untuk menangani maksimalisasibatasan dapat
diterapkan untuk masalah ini. Berbagai metode ini menggunakanpemrograman linear, integer,
atau tujuan.
Jika penjatahan modal dilakukan hanya untuk periode saat ini, masalahtersebut akan
berkurang hanya pada berbagai proyek yang menambah nilai terbesar dalam satuan uang dari
investasi, tanpa melebihi plafon anggaran.
Estimasi Titik Tunggal
Analasis penganggaran modal tradisional, seperti yang telah disajikan, memberi
penekanan pada serangkaian estimasi titik tunggal untuk berbagai input seperti “perubahan
tahunan dalam pendapatan operasional bersih”, “biaya instalasi. “nilai sisa akhir,” dan lain-lain.
Analisis sensitivitas (sensitivity analysis) memungkinkan penganalisis mempertanyakan
kembali berbagai estimasi titik tunggal tersebut dan mengajukan serangkaian pertanyaan “what
if.” “bagaimana jika” (what if) estimasi input tertentu seharusnya lebih tinggi atau lebih rendah
daripada yang diperkirakan sebelumnya? Oleh karena estimasi variable input berubah dari
rangkain awal estimasinya (disebut juga sebagai pertimbangan awal), dampaknya atas hasil
proyek yang diukur, seperti nilai sekarang (NPV), dapat ditetapkan.
13
Mengetahui sensitivitas nilai suatu proyek terhadap variable input penganggaran modal
membuat anda memiliki informasi yang lebih baik. Dipesenjatai dengan innformasi ini, anda
dapat memutuskan apakah estimasi membutuhkan perbaikan atau tinjauan, dan apakah ada
estimasi yang tidak berguna untuk diteliti lebih jauh sebelum memutuskan untuk menerima/
menolak proyek tersebut.Selain itu, bagi proyek-proyek yang telah diterima, analisis sensitivitas
dapat membantu mengidentifikasi variable-variable mana yang perludiawasi.
RESIKO DAN PILIHAN MANAJERIAL DALAM PENGANGGARAN MODAL
Berdasarkan informasi mengenai perkiraan risiko atas proposal investasi, bersama dengan
informasi mengenai pengembalian yang diharapkan, pihak manajemen harus mengevaluasi
informasi ini dan mencapai suatu keputusan. ke^utusannya menerima atau menolak keputusan
investasi akan tergantung pada pengembalian yang disesuaikan dengan risiko (risk-adjusted
return) yang diminta oleh para pemodal; Oleh karena tingkat pengembalian yang diminta
(required rates of return) akan dibahas dalam bab berikutnya, maka evaluasi sesungguhnya
atas investasi berisiko akan ditunda dahulu.
Dalam bab ini, kita akan mengembangkan berbagai informasi yang dibutuhkan untuk
mengevaluasi berbagai investasi yang berisiko. Selain risiko, proyek investasi kadang
mengandung pilihan bagi pihak manajemen untuk membuat keputusan di kemudian hari.
Begitu proyek diterima, pihak manajemen mungkin memijiki fleksibilitas untuk membuat
perubahan yang akan inetnengaruhi arus kas selanjutnya dan/atau u mur proyek tersebut.
Fleksibilitas ini disebut sebaga i pilihan manajerial {manajerial option } atau pilihan
sesungguhnya(real options). Bab ini akan dimulai dengan pengenalan umum atas risiko proyek
dan diikuti dengan pertimbangan pengukuran tertentu. Selanjutnya, proyek investasi dipelajari
berkaitan dengan risiko portofolio perusahaan –yaitu risiko marginal suatu proyek bagi
perusahaan secara keseluruhan. Terakhir, pengaruh pilihan manajerial (pilihan sesungguhnya)
atas nilai penting proyek juga akan dipelajari.
Masalah Risiko Proyek
Sementara ini “risiko” proyek investasi akan didefinisikan sebagai variabilitas arus kas dari yang
diperkirakan. Semakin besar variabilitas, semakin berisiko proyek tersebut.Bagi setiap proyek
yang dipertimbangkan, dapat dibuat perkiraan arus kas masa mendatangnya. Dari pada
memperkirakan hanya hasil arus kas yang paling mungkin terjadi untuk tiap tahun di masa
mendatang seperti yang dilakukan dalam bab 12, kita akan mengestimasi sejumlah hasil yang
mungkin didapat. Dengan cara ini maka dapat dipertimbangkan kisaran arus kas yang mungkin
terjadi untuk suatu periode tertentu dimasa mendatan, dan bukannya hanya arus kas yang paling
mungkin terjadi saja.
Perkiraan dan pengukuran penyimpangan : contoh arus kas
Risiko Total Proyek
14
Jika para investor dan kreditor tidak menyukai risiko — dan memang begitu pada
kenyataannya ~ maka manajemen perlu memasukkan risiko proposal investasi dalam
menganalisis nilai proposal. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa keputusan
penganggaran modal sejalan dengan tujuan maksimalisasi harga saham. Namun perlu diingat
bahwa risiko aliran arus kas proyek dapat dan seringkali berubah seiring dengan panjang waktu
terjadinya arus kas. Dengan kata lain, distribusi probabilita tidak selalu sama dari satu periode
ke periode berikutnya.
pemikiran ini ditujukkan pada Gambar 14-2 untuk proyek investasi hipotesis Distribusi
yang terjadi sama dengan pada Gambar 14-1, kecuali di sini distribusi bersifat kontinyu. Bukan
terputus.Hal ini berarti bahwa hasil arus kas setiap periode dapat memiliki nilai betapapun
dalam jangkauan tertentu.Oleh karena itu, garis menyambung digambarkan untuk masing-
masing grafik pada Gambar 14-2, sedangkan pada Gambar 14-1 digambarkan dalam bentuk
diagram batang.Seperti yang dijelaskan sebelumya.semakin ramping dan semakin memuncak
(tinggi) distribusi, semakin kecil risiko. Nilai yang diharapkan dari masing-masing digambarkan
oleh garis putus-putus horisontal. Dapat dilihat bahwa nilai arus kas yang diharapkan dan
penyebaran distribusi probabilita dapat mengalami perubahan sepanjang waktu
Pendekatan Pohon Probabilitas
Salah satu cara untuk mendekati masalah adalah menggunakan pohon probabilita
(probability tree). pohon probabilita adalah pendekatan grafis atau tabel untuk mengatur aliran
arus kas yang dihasilkan oleh suatu investasi Dalam pohon ditelaskan arus kas vang mungkin
timbul berhubungan dengan arus kas periode sebelumnya. Dengan cara ini dapat diketahui
bagaimana ams kas periode yang berbeda dapat saling berhubungan Sebagai misal. suatu proyek
memiliki arus kas yang baik di periode pertama, maka kemungkinan besar hal yang sama akan
terjadi pada periode Walalupun demikian, hubungan yang ada tidak selalu bersifatseperti yang
dijelaskan diatas. Jika arus kas pada sutu periode tidak berhubungan dengan periode lainnya.,
maka distribusi kemungkinan arus kas dijelaskan per masing-masing periode. Namun, sekali
lagi, jika terdapat hubungan antara arus kas beberpa periode maka harus dipertimbangkan.
Pendekatan Simulasi
Dalam mempertimbangkan investasi berisiko, dapat digunakan simulasi untuk
memperkirakan nilai NPV yang diharapkan, nilai IRR yang diharapkan, atau nilai indeks
kemampuan yang diharapkan serta penyebaran nilai yang diharapkan.Melalui penggunaan
simulasi, berarti dilakukan pengujian hasil yang mungkin dari proposal investasi sebelum
proposal tersebut diterima.Pengujian itu sendiri didasarkan pada model yang dikalikan dengan
informasi kemungkinan; Penggunaan model simulasi pertama kali diusulkan oleh David Hertz.
Dalam penggunaan stmtdas perlu dipertimbangkan faktor-faktor berikut dalam menurunkan
aliran arus kas proyek :
15
Analisis Pasar
1. Ukuran pasar
2. Harga jual
3. Tingkat pertumbuhan pasar
4. Pangsa pasar (yang mengendalikan volume penjualan fisik)
Analisis Biaya Investasi
5. Investasi yang dibutuhkan
6. Usia kegunaan fasilitas
7. Nilai sisa investasi
Biaya operasi dan biaya tetap
8. Biaya operasi
9. Biaya tetap
Distribusi probabilita dibebankan pada masing-masing faktor di atas berdasarkan
perkiraan manajemen dari hasil yang mungkin.Oleh karena itu, hasil yang mungkin direncanakan
untuk setiap faktor berdasarkan kemungkinan terjadinya. Setelah distribusi probabilita
ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan tingkat pengembalian hasil intern (atau nilai
sekarang bersih yang dihitung pada tingkat bebas risiko) yang akan dihasilkan dari kombinasi
acak sembilan faktor di atas.
Penggunaan Informasi Distribusi Probabiltas
Nilai yang diharapkan dan deviasi standar dari distribusi probabilita NPV yang
mungkin (atau dapat juga IRR), baik yang diperoleh melalui pohon kemungkinan, simulasi
ataupun cara-cara lain, dapat memberikan sejumlah informasi untuk mengevaluasi risiko
proposal investasi.Jika distribusi probabilita nilai sekarang bersih kurang lebih normal, maka
dapat dihitung peluang proposal yang memberikan nilai sekarang bersih lebih besar atau lebih
kecil dari jumlah tertentu.Peluang tersebut dapat diperoleh dengan menentukan wilayah di bawah
kurva distribusi probabilita ke arah kanan atau kiri dari titik kepentingan tertentu.
Berdasarkan hasil pohon probabilita sebelumnya (dengan asumsi distribusi normal),
perusahaan ingin menentukan peluang bahwa nilai sekarang bersih akan bernilai kurang dari atau
sama dengan 0. Untuk menentukan peluang ini, pertama-tama ditentukan berapa banyak deviasi
standar = 0 adalah dari nilai NPV yang diharapkan untuk proyek, $116. Untuk melakukan hal
tersebut, pertama-tama dicari selisih antara 0 dan $116.Selisih ini kemudian distandarisasi
dengan membaginya dengan deviasi standar dari nilai sekarang bersih yang mungkin.
16
Kontribusi Dalam Risiko Total Perusahaan : Pendekatan Portofolio Perusahaan
Pada bagian terakhir ini akan dibahas cara mengukur risiko proposal investasi tunggal
dan berdiri sendiri. Namun jika terdapat lebih dari satu proyek investasi, maka perlu diketahui
risiko gabungan yang timbul. Untuk itu digunakan prosedur pengukuran yang berbeda.
Pendekatan yang digunakan berhubungan dengan pendekatan portofolio dalam analisis sekuritas
yang dibahas pada Bab 5. Namun pada bagian ini, pendekatan portofolio digunakan untuk
menganalisis proyek-proyek investasi modal.
Jika perusahaan menambah proyek yang memiliki arus kas masa depan yang
berhubungan erat dengan proyek-proyek yang sudah ada, maka risiko gabungan yang ada akan
ieblh tinggi dibandingkan jika proyek baru tersebut memiliki hubungan yang tidak erat dengan
proyek yang ada. Berdasarkan kenyataan tersebut, perusahaan akan mencari proyek-proyek yang
dapat digabungkan untuk mengurangi risiko relatif perusahaan.
KONTRIBUSI DALAM RISIKO TOTAL PERUSAHAAN: PENDEKATAN PORTOFOLIO
PERUSAHAAN
Dalam bagian terakhir risiko diukur untuk proposal investasi tunggal tunggal yang berdiri
sendiri.Jika yang dilibatkan adalah multiproyek investasi, mungkin perlu dipelajari risiko
gabungannya. Dalam situasi ini, perlu digunakan prosedur pengukuran yang berbeda untuk
proyek tunggal.pendekatan yang diambil sama dengan yang digunakan dalam pendekatan
portofolio untuk analisis surat berharga yang pernah dibahas. Jika perusahaan sebuah perusahaan
menambahkan proyek yang arus kas masa mendatangnya tampaknya berkorelasi tinggi dengan
aktiva yang ada, risiko total perusahaan akan meningkat lebih banyak daripada jika perusahaan
menambahkan proyek yang rendah korelasinya dengan aktiva yang ada. Berdasarkan kenyataan
ini, perusahaan mungkin ingin mencari proyek-proyek yang dapat digabungkan hingga bisa
mengurangi risiko relative perusahaan.
Perkiraan dan pengukuran Risiko Portofolio
Risiko, Kondisi Ketidakpastian, dan Proses Manajemen Risiko
Risiko ada di mana-mana, dengan berbagai tipe dan jenis risiko. Risiko muncul karena
ada ketidakpastian. Banyak cara untuk mempelajari risiko. Salah satunya adalah dengan
mengelompokkan risiko. Risiko bisa dikategorikan sebagai risiko murni dan spekulatif (bisnis).
Risiko juga bisa dikategorikan sebagai risiko objektif dan subjektif, dan risiko dinamis dan statis.
Manajemen risiko bertujuan untuk mengelola risiko. Kegagalan mengelola risiko bisa
mengakibatkan konsekuensi yang serius terhadap organisasi. Proses manajemen risiko mencakup
identifikasi risiko, evaluasi dan pengukuran risiko, dan pengelolaan risiko. Kegiatan tersebut
pada dasarnya bertujuan mempelajari karakteristik risiko dengan baik sehingga kita bisa
17
mengelola risiko dengan baik. Di samping itu, manajemen risiko juga memerlukan infrastruktur
pendukungnya, baik keras maupun lunak.
Enterprise Risk Management
Manajemen risiko tersebut bertujuan membuat organisasi menjadi sadar akan risiko,
sehingga laju organisasi bisa dikendalikan. Organisasi bisa melaju dengan kencang tetapi tetap
terkendali. Manajemen risiko organisasi mempunyai banyak istilah. Pada intinya, manajemen
organisasi terdiri dari prasarana (lunak dan keras), dan proses manajemen risiko.
Proses manajemen risiko pada intinya mencakup: identifikasi risiko, pengukuran risiko,
dan pengelolaan risiko. Pengelolaan risiko mencakup aktivitas perencanaan (penyusunan visi,
misi, dan sebagainya), pengelolaan risiko (diversifikasi, asuransi, dan sebagainya), aspek
governance (struktur organisasi, staf, dan semacamnya), dan sistem pelaporan (umpan balik).
Elemen-elemen tersebut bertujuan membuat organisasi menjadi sadar risiko untuk meningkatkan
nilai organisasi
IDENTIFIKASI,PENGUKURAN RISIKO DAN BEBERAPA TIPE RISIKO MURNI
Identifikasi dan Pengukuran Risiko
Kegiatan Belajar 1 ini membicarakan identifikasi dan pengukuran risiko secara umum.
Jika kita ingin mengelola risiko dengan baik, maka risiko harus bisa diidentifikasi, dipelajari
karakteristiknya, dan kemudian diukur. Pengukuran tersebut ingin melihat indikator tinggi
rendahnya risiko, dampak risiko tersebut terhadap kinerja perusahaan. Jika kita bisa melakukan
langkah-langkah tersebut, pengelolaan risiko bisa dilakukan lebih baik. Identifikasi risiko bisa
dilakukan melalui berbagai teknik, seperti menganalisis sekuen sumber risiko ' risk factors ' peril
' kerugian, mengidentifikasi sumber-sumber risiko dari lingkungan dan menganalisis risiko yang
barangkali bisa muncul dari setiap sumber tersebut, mewawancarai manajer mengenai risiko-
risiko yang dianggap penting bagi organisasi.
Setiap risiko mempunyai karakteristik yang berbeda-beda sehingga pengukuran risikonya
juga berbeda. Sebagai contoh, risiko pasar banyak menggunakan teknik Value At Risk untuk
pengukurannya, risiko perubahan tingkat bunga menggunakan durasi, risiko kematian
menggunakan probabilitas kematian dari tabel kematian. Bagian akhir kegiatan belajar ini
menyajikan ilustrasi PT Unggul Airlines yang mencoba mengidentifikasi risiko strategis dan
melakukan pengukuran risiko tersebut.
Mengukur Probabilitas dan Kerugian dari Kematian Awal
18
Kegiatan ini membicarakan risiko kematian awal (premature death). Kematian itu sendiri
merupakan hal yang pasti, tetapi timing (waktu) dari kematian adalah tidak pasti. Ketidakpastian
tersebut menimbulkan risiko. Pengukuran probabilitas kematian bisa dilakukan dengan
menggunakan tabel kematian (mortality table). Tabel tersebut disusun berdasarkan data nasabah
asuransi. Kematian awal bisa menimbulkan konsekuensi negatif (kerugian) terhadap keluarga
yang ditinggalkan maupun organisasi yang ditinggalkan. Kerugian tersebut bisa dihitung melalui
beberapa pendekatan, seperti potensi penghasilan yang hilang. Bagian kedua kegiatan belajar
membicarakan eksposur yang dihadapi berkaitan dengan kematian awal tersebut. Eksposur yang
hilang pada dasarnya dihitung berdasarkan present value dari aliran kas yang 'hilang' (tidak jadi
diperoleh) karena meninggalnya orang yang bersangkutan.
Risiko Kerusakan Properti dan Kewajiban (Liabilities)
Kegiatan belajar ini membicarakan dua tipe risiko murni yaitu risiko kerusakan properti
dan risiko gugatan hukum. Kerusakan properti mencakup wilayah yang sangat luas dan beragam,
karena properti itu sendiri mencakup kategori yang luas dan beragam. Contoh properti adalah
bangunan, rumah, kendaraan, peralatan, dan lainnya. Metode penilaian properti mencakup harga
pasar, replacement cost dikurangi depresiasi, replacement cost (new).
Risiko gugatan hukum terjadi jika pihak menggugat dan menuntut sejumlah kompensasi
kepada perusahaan. Risiko gugatan hukum menjadi semakin relevan karena makin banyak
tuntutan yang dilakukan oleh pihak luar. Kegiatan belajar ini menjelaskan prinsip-prinsip hukum
yang mendasari gugatan hukum, dengan perspektif lebih pada common law.
IDENTIFIKASI DAN PENGUKURAN RISIKO SPEKULATIF
Identifikasi dan Pengukuran Risiko Pasar
Kegiatan ini membicarakan teknik pengukuran risiko pasar. Risiko pasar adalah risiko
terjadinya penurunan harga pasar sehingga kita akan mengalami kerugian (jika kita memiliki
atau long instrument tersebut). Pengukuran risiko pasar bisa dilakukan dengan deviasi standar
yang praktis merupakan cikal bakal teknik berikutnya yaitu VAR (Value At Risk). VAR
merupakan teknik pengukuran risiko pasar yang semakin popular. Jika suatu perusahaan
mempunyai 95% VAR-harian sebesar -Rp100 juta, maka kita bisa mengatakan sebagai berikut
ini 'Besok ada kemungkinan sebesar 95% kerugian kita tidak akan melebihi Rp100 juta'.
Alternatif redaksionalnya adalah 'Besok ada kemungkinan sebesar 5% kerugian kita adalah
Rp100 juta atau lebih'. Ada beberapa cara untuk menghitung VAR: data historis, analitis, dan
simulasi. VAR mempunyai kelemahan karena tidak bisa melihat kondisi ekstrim. Stress-test bisa
digunakan untuk melihat pengaruh situasi ekstrim terhadap portofolio kita. Contoh situasi
19
ekstrim tersebut adalah serangan teroris seperti pemboman WTC New York, tsunami, dan
semacamnya. Teknik-teknik VAR, stress-test bisa digunakan saling melengkapi.
Identifikasi dan Pengukuran Risiko Kredit
Kegiatan ini membicarakan risiko kredit, yaitu risiko gagal bayar oleh pihak
counterparty. Pengukuran risiko kredit bisa dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Dengan pendekatan kualitatif, kita bisa menggunakan analisis 5C dan 3R. Dengan
pendekatan kuantitatif, kita bisa menggunakan beberapa metode, seperti credit scoring, RAROC,
yield curve, mortality rate, dan kerangka opsi. Masing-masing pendekatan mempunyai kelebihan
dan kekurangan. Credit scoring merupakan pendekatan yang paling tua, sedangkan lima
pendekatan lainnya merupakan pendekatan yang lebih baru.
Identifikasi dan Pengukuran Risiko Operasional
Kegiatan ini membicarakan risiko operasional. Risiko operasional merupakan risiko yang
paling tua, tetapi pemahaman terhadap karakteristik risiko operasional belum semaju risiko
lainnya. Pengukuran risiko operasional bisa dilakukan dengan menggunakan matriks
frekuensi/severity. Setelah risiko bisa dipetakan dengan menggunakan matriks tersebut, alternatif
strategi untuk mengelola risiko tersebut bisa dirumuskan. Alternatif pengukuran yang lain adalah
dengan menghitung kerugian yang diharapkan yang merupakan perkalian antara frekuensi
dengan severity, atau bisa juga menggunakan pendekatan kualitatif yaitu evaluasi diri.
Karakteristik risiko operasional bisa berubah tergantung beberapa hal, seperti
penggunaan teknologi yang lebih intensif menggantikan tenaga manual. Evaluasi diri (self
assessment) bisa dilakukan untuk mengevaluasi risiko operasional yang dihadapi perusahaan.
Risiko Spekulatif Lainnya
Kegiatan ini membicarakan risiko perubahan kurs, risiko teknologi, risiko likuiditas, dan
risiko politik. Tujuan bab ini adalah mengingatkan pembaca, masih banyak risiko spekulatif
lainnya yang tidak tercakup dalam buku ini. Risiko perubahan kurs terjadi karena kurs berubah-
ubah. Kurs berubah karena dipengaruhi banyak faktor. Perubahan kurs tersebut memunculkan
eksposur, yang biasanya dikategorikan sebagai eksposur transaksi, eksposur akuntansi, dan
eksposur operasi. Eksposur transaksi ditambah dengan eksposur operasi menjadi eksposur
ekonomi. Risiko teknologi terjadi dari penggunaan teknologi dan perubahan teknologi.
Penggunaan teknologi di satu sisi menguntungkan perusahaan (menambah penjualan dan
mengefisienkan operasi perusahaan), di sisi lain akan mendatangkan risiko, seperti penggunaan
teknologi yang salah, serangan virus, perubahan teknologi yang tidak bisa diantisipasi. Risiko
likuiditas dan risiko politik merupakan contoh risiko spekulatif lainnya yang dihadapi
perusahaan.
20
MANAJEMEN RISIKO, DIVERSIFIKASI, DAN ASURANSI
Teknik Manajemen Risiko
Kegiatan belajar ini membicarakan teknik manajemen risiko secara umum, sebelum
memasuki bab berikutnya yang membicarakan manajemen risiko dengan menggunakan teknik-
teknik yang lebih spesifik (diversifikasi, asuransi, derivatif, dan teknik lainnya). Secara umum,
alternatif manajemen risiko yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah: (1) Penghindaran
Risiko (Risk Avoidance), (2) Penanggungan atau Penahanan Risiko (Risk Retention), (3)
Pengalihan Risiko (Risk Transfer). Penghindaran risiko berarti kita menghindari risiko tersebut.
Alternatif ini dalam beberapa situasi tidak optimal, karena dalam beberapa situasi kita harus
menanggung risiko untuk memperoleh keuntungan.
Erat kaitannya dengan alternatif tersebut adalah pendanaan risiko. Alternatif lainnya
adalah menanggung risiko itu sendiri (risk retention). Tergantung karakteristik risikonya,
alternatif ini bisa menjadi alternatif yang optimal. Sebagai contoh, jika perusahaan taksi
mempunyai armada yang cukup banyak, kemudian risiko kerusakan mobil karena kecelakaan
bisa diperhitungkan dan relatif kecil, maka barangkali akan lebih optimal jika perusahaan
tersebut menanggung sendiri risiko tersebut. Jika risiko tersebut menimbulkan kerugian yang
besar, maka alternatif transfer risiko menjadi alternatif yang lebih optimal.
Erat kaitannya dengan alternatif-alternatif itu adalah pengendalian risiko dan pendanaan
risiko. Pengendalian risiko merupakan upaya-upaya untuk mengendalikan risiko. Sebagai
contoh, untuk mengendalikan risiko kebakaran di gudang, perusahaan bisa menyiapkan tabung
kebakaran di tiap lorong, menyiapkan detektor asap di setiap ruangan. Pendanaan risiko adalah
bagaimana mendanai risiko. Sebagai contoh, jika terjadi kebakaran, bagaimana membiayai
kerusakan akibat kebakaran tersebut. Pengendalian dan pendanaan risiko bisa dilakukan
berbarengan dengan teknik manajemen risiko lainnya.
Diversifikasi
Kegiatan ini membicarakan diversifikasi. Bagian pertama membicarakan karakteristik
diversifisikasi dengan menggunakan kerangka teori portofolio, yang menggunakan konsep
statistik untuk mempelajari karakteristik diversifikasi tersebut. Jika portofolio terdiri dari aset
yang independen satu sama lain, risiko portofolio bisa ditekan semakin kecil, bahkan mendekati
nol, jika aset dalam portofolio ditambah semakin banyak, sampai tidak terhingga. Jika portofolio
terdiri dari aset yang tidak independen satu sama lain, maka risiko portofolio bisa ditekan sampai
angka tertentu, yaitu rata-rata kovarians antar saham. Teori portofolio juga memberikan insight
lanjutan yaitu risiko total bisa di dekomposisi ke dalam risiko sistematis (yang tidak bisa
dihilangkan melalui diversifikasi) dan risiko tidak sistematis (yang bisa dihilangkan melalui
diversifikasi).
21
Bagian berikutnya membicarakan pertimbangan lain jika suatu perusahaan ingin
melakukan diversifikasi, yaitu pertimbangan sinergi. Diversifikasi murni sesuai dilakukan untuk
portofolio sekuritas atau risiko (eksposur) untuk perusahaan asuransi. Tetapi jika perusahaan
akan melakukan ekspansi produk, maka sinergi juga penting dipertimbangkan (bukan hanya
diversifikasi). Sinergi bisa diperoleh melalui skala ekonomi dan skope ekonomi.
Asuransi
Kegiatan ini membicarakan asuransi. Asuransi merupakan salah satu teknik untuk
manajemen risiko yang paling sering digunakan. Pembicaraan dimulai dengan karakteristik
asuransi secara umum, yaitu bekerja berdasarkan prinsip the law of large numbers, dan
permasalahan moral hazard dan adverse selection yang inheren dalam bisnis asuransi. Bagian
berikutnya menjelaskan karakteristik risiko yang bisa diasuransikan. Pada intinya risiko yang
bisa diasuransikan adalah banyak dan homogen. Risiko kematian barangkali merupakan contoh
ideal risiko yang bisa diasuransikan. Bagian selanjutnya membicarakan prinsip-prinsip yang
mendasari bisnis asuransi dan kontrak asuransi. Pembicaraan diteruskan dengan overview bisnis
asuransi dan beberapa statistik yang berkaitan dengan bisnis asuransi tersebut. Kegiatan belajar
ini diakhiri dengan fungsi-fungsi yang dijalankan oleh perusahaan asuransi.
MANAJEMEN RISIKO: INSTRUMEN DERIVATIF, MANAJEMEN RISIKO
OPERASIONAL, MANAJEMEN RISIKO PERUBAHAN KURS, DAN MANAJEMEN
RISIKO LAINNYA
Instrumen Derivatif
Kegiatan ini membicarakan instrumen derivatif, yaitu instrumen yang nilainya
diturunkan dari harga instrumen yang menjadi dasarnya (underlying assets). Kegiatan belajar ini
membicarakan forward, futures, opsi, dan swap. Di samping itu juga dibahas sekilas penjualan
kredit dan sekuritisasi. Instrumen-instrumen tersebut bermanfaat untuk mengelola risiko atau
spesifiknya untuk hedging (lindung nilai). Prinsip dari hedging adalah jika kita merugi, maka
kita harus mempunyai posisi atau instrumen yang bisa mengompensasi kerugian tersebut.
Instrumen derivatif sangat ideal untuk hedging tersebut.
Manajemen Risiko Operasional
Kegiatan belajar ini membicarakan instrumen derivatif, yaitu instrumen yang nilainya
diturunkan dari harga instrumen yang menjadi dasarnya (underlying assets). Kegiatan belajar ini
membicarakan forward, futures, opsi, dan swap. Di samping itu juga dibahas sekilas penjualan
kredit dan sekuritisasi. Instrumen-instrumen tersebut bermanfaat untuk mengelola risiko atau
22
spesifiknya untuk hedging (lindung nilai). Prinsip dari hedging adalah jika kita merugi, maka
kita harus mempunyai posisi atau instrumen yang bisa mengompensasi kerugian tersebut.
Instrumen derivatif sangat ideal untuk hedging tersebut.
Manajemen Risiko Operasional
Kegiatan belajar ini membicarakan instrumen derivatif, yaitu instrumen yang nilainya
diturunkan dari harga instrumen yang menjadi dasarnya (underlying assets). Kegiatan belajar ini
membicarakan forward, futures, opsi, dan swap. Di samping itu juga dibahas sekilas penjualan
kredit dan sekuritisasi. Instrumen-instrumen tersebut bermanfaat untuk mengelola risiko atau
spesifiknya untuk hedging (lindung nilai). Prinsip dari hedging adalah jika kita merugi, maka
kita harus mempunyai posisi atau instrumen yang bisa mengompensasi kerugian tersebut.
Instrumen derivatif sangat ideal untuk hedging tersebut.
MANAJEMEN RISIKO ORGANISASI
Karakteristik Manajemen Risiko yang Baik
Kegiatan belajar ini membicarakan aplikasi manajemen risiko di perusahaan, dengan
mendiskusikan karakteristik manajemen risiko yang baik. Karakteristik manajemen risiko
organisasi yang baik adalah (antara lain) formal dan terintegrasi, sesuai dengan karakteristik
bisnis organisasi, memfokuskan pada kas, mempunyai sistem insentif yang tepat, dan
mengembangkan budaya sadar risiko.
Manajemen Risiko Perbankan
Kegiatan belajar ini membicarakan manajemen risiko perbankan, dengan menghadirkan
manajemen risiko di Chase Manhattan Bank. Manajemen risiko di bank tersebut ditandai dengan
komite manajemen risiko yang kuat, prinsip diversifikasi, pengukuran kinerja berdasarkan SVA,
dan teknik pengukuran risiko pasar, kredit, dan operasional yang cukup dalam dan komprehensif.
Manajemen Risiko Perusahaan Non-Keuangan
Kegiatan belajar ini membicarakan kasus penerapan manajemen risiko di United Grain
Growers, yang merupakan perusahaan yang memfokuskan pada pertanian di Kanada. Program
manajemen risiko mereka ditandai dengan kerja sama dengan konsultan manajemen risiko.
Kemudian bekerja sama dengan mereka, UGG mulai menganalisis risiko yang dihadapi UGG.
Analisis dimulai dengan identifikasi risiko, yang kemudian diteruskan dengan kuantifikasi risiko
tersebut. Analisis lanjutan menunjukkan ada enam tipe risiko yang paling penting dihadapi oleh
UGG. Dari keenam risiko tersebut, risiko cuaca yang kemudian berdampak pada penurunan
volume pertanian (yang berarti penurunan penjualan), merupakan risiko yang belum dikelola
dengan baik. Dengan dukungan analisis dari konsultan dan data yang cukup ekstensif, UGG
23
menawarkan kepada perusahaan asuransi untuk mengasuransikan risiko cuaca tersebut. Dengan
disain kontrak yang tertentu, pada akhirnya ada perusahaan asuransi yang mau mengasuransikan
risiko cuaca tersebut, digabung dengan risiko lainnya yang biasa diasuransikan (misal risiko
kecelakaan), sehingga terbentuk program asuransi yang terintegrasi. UGG membayar tambahan
premi yang tidak begitu signifikan, tetapi mampu meng-cover risiko cuaca tersebut.
Keberhasilan tersebut merupakan prestasi tersendiri dari program manajemen risiko UGG.
Korelasi Antarproyek
Gabungan Berbagai Investasi Berisiko
Pilihan Manajerial (pilihan Sesungguhnya)
pembahasan bab ini sejauh ini mempertimbangkan tingkat risiko yang ada untuk memutuskan
penerimaan atau penolakan proyek. Namun demikian, setelah proyek diterima manajemen dapat
dan sering meiakukan perubahan-perubahan yang mempengaruhi arus kas berikutnya dan/atau
usia proyek, Pemakai metode tradisional arus kas diskonto seringkali mengabaikan fleksibilitas
manajerial di masa depan — yaitu fleksibilitas untuk mengubah keputusan lama agar sesuai
dengan perubahan-perubahan kondisi yang dihadapi.
Implikasi penilaian
Adanya pilihan manajerial mendorong peningkatan nilai proyek investasi.Nilai proyek
dapat dianggap sebagai nilai sekarang bersih, dihitung secara tradisional, ditambah nilai setiap
pilihan.
Nilai proyek = NPV + Nilai Pilihan
Semakin banyak pilihan dan semakin tinggi ketidakpastian yang meliputi penggunaan
proyek, semakin besar nilai proyek.Semakin besar ketidakpastian, semakin besar kemungkinan
pilihanakan dilaksanakannya dan selanjutnya semakin besar nilai pilihan.
Jenis pililhan manajerial tersedia meliputi .
■ Pilihan memperluas (atau memperkecil) Pilihan yang penting adalah pilihan yang
memungkinkan perusahaan untuk memperluas produksi jika keadaan baik dan memperkecil
produksi jika keadaan tidak baik.
■ Pilihan untuk meninggalkan/melepaskan ~ Jika proyek memUiki nilai pembatalan, hal ini
secara efektif menunjukkan pilihan 'put' bagi pemilik proyek.
■ Pilihan untuk menunda ~ Bagi beberapa proyek terdapat pilihan untuk menunggu hingga
diperoleh informasi baru.
Pilihan-pilihan ini terkadang diperlakukan secara informal sebagai faktor-faktor kualitatif pada
saat melakukan penilaian proyek.Perlakuan terhadap pilihan ini mungkin terbatas hanya pada
"jika hal-hal ini terjadi, maka perusahaan dapat melakukan.
Pilihan Untuk berekspansi
24
Dalam proyek seperti pendirian pabrik, manajemen seringkali memiliki pilihan untuk
membuat investasi lanjutan.Sebagaimisal, Gummy Glue Company sedang mempertimbangkan
pembuatan lem baru yang revolusioner.Perusahaan itu dapat membangun pabrik yang mampu
memproduksi 25.000 galon lem/bulan.Namun tingkat produksi tersebut dipandang dari sisi
produksi maupun pemasaran bersifat tidak ekonomis.Akibatnya, nilai sekarang bersih proyek
diperkirakan -$ 3juta.Menurut metode tradisional arus kas diskonto, proyek ini seharusnya
ditolak.
Namun lem baru ini diperkirakan dapat memenangkan persaingan.Jika penjualan meningkat
secara dramatis, perusahaan dapat memperluas pabrik baru, misalnya dalam dua tahun. Dengan
perluasan ini, produksi akan meningkat tiga kali lipat, dan pabrik akan beroperasi pada skala
efisiensi yang tinggi .Akan tetapi, kesempatan untuk memenuhi tingkat permintaan yang lebih
tinggi tidak dapat diperoleh jika investasi tahap pertama tidak dilakukan. Jika Gummy Glue
Company tidak melakukan investasi awal, Perusahaan itu tidak akan mengalami apa yang
disebut ahli-ahli strategi bisnis sebagai keuntungan pelopor.
Pilihan Untuk Berhenti
Pilihan kedua adalah membatalkan proyek yang telah dipilih, Pembatalan ini dapat
dilakukan dengan cara menjual aktiva proyek atau menggunakannya di bagian lain perusahaan.
Dalam cara di atas, nilai pembatalan dapat diperkirakan. Namun demikian, proyek-proyek
tertentu tidak memiliki nilai pasar atau alternatif penggunaan dan oiehkarena itu nilai
pelepasannya = 0.
Alasan yang digunakan untuk menentukan apakah suatu proyek sebaiknya dibatalkan
sama dengan alasan dilakukan penganggaran modal. Dana harus dipindahkan atau dibatalkan
dari proyek yang dianggap sudah tidak memberikan nilai ekonomis yang mencukupi. Secara
umum, proyek investasi seharusnya dilepaskan pada saat : (1) Nilai pembatalan melebihi nilai
sekarang arus kas berikutnya di masa depan.
Pilihan Untuk Menunda
Pada beberapa proyek investasi, terdapat pilihan untuk menunda, yaitu pelaksanaan
proyek tidak perlu dilakukan saat itu juga. Dengan menunggu, perusahaan dapat memperoleh
infromasi baru tentang pasar, harga, biaya dan hal-hal lain. Namun penundaan menyebabkan
perusahaan kehilangan arus kas yang seharusnya dapat diperoleh lebih cepat serta keuntungan
sebagai pelopor.Pada saat melakukan keputusan yang berkaitan dengan produk baru, manajemen
memiliki pilihan untuk meluncurkan produk saat ini atau di kemudian hari. Jika produk
diluncurkan sekarang, perusahaan akan memperoleh arus kas lebih cepat daripada jika dilakukan
penundaan. Namun jika perusahaan menunda, perusahaan dapat melakukan peluncuran yang
lebih menguntungkan; Seperti halnya pilihan manajerial lainnya, semakin besar perubahan arus
kas yang mungkin, semakin besar nilai pilihan untuk menunda.
25
Namun perlu dipastikan bahwa pilihan menunda tetap dapat dilakukan Terkadang tidak
baik menunggu untuk informasi terakhir Pada saat itu.perusahaan-perusahaan lain telah
mengambil kesempatan sehingga marjin laba tidak akan memuaskan. Namun ada beberapa
pengecualian. American Home Products Corporation, salah satu perusahaan dengan laba
tertinggi di AS, secara konsisten menggunakan strategi menunggu hingga pasar produk
berkembang sebelum perusahaan tersebut meluncurkan produk serupa yang lebih baik atau
produk lanjutan. Melalui iklan dan langkah pemasaran yang jitu, perusahaan secara cepat dapat
memperoleh pangsa pasar dan posisi yang menguntungkan.
Observasi Akhir
Pilihan-pilihan manajerial yang dibahas — perluasan (pengecilan), pembatalan, dan
penundaan — memiliki benang merah yang sama. Karena pilihan-pilihan tersebut membatasi
hasil yang diperoleh, maka semakin besar ketidakpastian di masa depan, semakin besar nilai
pilihan-pilihan tersebut. Adanya fleksibilitas membuat manajemen dapat mengubah keputusan
awal untuk menerima atau menolak proyek.Keputusan untuk menolak yang diperoleh dengan
menggunakan metode tradisional arus kas diskonto dapat berubah menjadi keputusan menerima
jika nilai pilihan cukup tinggi.Keputusan untuk menerima dapat berubah menjadi keputusan
untuk menunda jika nilai pilihan melebihi nilai kehilangan peluang memperoleh arus kas yang
lebih cepat.Walaupun pendekatan arus kas diskonto dalam menentukan nilai sekarang bersih
merupakan titik tolak yang baik, namun seringkali pendekatan ini perlu dimodifikasi untuk
memungkinkan dilakukannya pilihan manajerial.
DAFTAR PUSTAKA
Brigham, Eugene F. dan Joel F Houston. 2006. Dasar-dasar Manjemen Keuangan Edisi
10 buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Arthur, Keown J. David F. Scott. Jr, John D. Martin. Dan J. William Petty. 2000. Dasar-
dasar Manajemen Keuangan edisi pertama buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz, JR. 1997. Prinsip-Prinsip Manajemen
edisi pertama buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
26
Van Horne, James C. dan John M. Wachowicz, JR. 2007. Fundamental of Finance
Management edisi 12 buku 2. Jakarta: Salemba Empat
Tampubolon, Manahan, Pengantar Manajemen Keuangan (Finance Manajemen) : ghalia
Indonesia, Bogor. 2005.
27