Bab 1 Jadi Tambah Uji Toksik Tanpa Hipertnsi

download Bab 1 Jadi Tambah Uji Toksik Tanpa Hipertnsi

of 6

Transcript of Bab 1 Jadi Tambah Uji Toksik Tanpa Hipertnsi

UJI TOKSISITAS SUBKRONIS FORMULA JAMU ANTIHIPERTENSI TERHADAP HISTOPATOLOGI HEPARStudi Eksperimental secara in vivo pada Tikus Putih galur WistarKarya Tulis Ilmiah

untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai gelar Sarjana Kedokteran

Oleh :

Muhammad Ulil Albab01.210.6228FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

SEMARANG

2012BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengobatan tradisional di indonesia telah berlangsung sejak dahulu dan umumnya digunakan untuk memelihara kesehatan,mencegah penyakit,mengobati penyakit,maupun memulihkan kesehatan (Dirjen Pengawasan Obat dan Makanan,2000). Beberapa tanaman yang pernah diteliti memiliki efek antihipertensi terhadap hewan coba diataranya adalah selederi (Apium graviolens), kumis kucing (Orthosiphon stamineus), pegagan (Centella asiatica), meniran (Phillantus urinaria), kunyit (Curcuma domestica), dan temulawak (Curcuma xaanthorriza) ADDIN EN.CITE

(Elfahmi, 2006; Shyr-Yi Lin et al., 2008; Sutha Devaraj et al., 2010; Suzana Brankovi et al., 2010; Ismarani et al., 2011). Obat herbal sering dipromosikan sebagai produk alami dan aman untuk dikonsumsi, namun uji toksisitas membuktikan bahwa beberapa produk herbal dapat memberikan pengaruh buruk dan bersifat racun di dalam tubuh (Verhaegen 2009).Penelitian mengenai toksisitas jamu antihipertensi perlu dilakukan untuk melindungi masyarakat dari efek yang mungkin merugikan. Efek toksik obat-obatan sering terlihat dalam hepar,dikarenakan hepar berperan sentral dalam metabolisme semua obat dan bahan-bahan asing yang masuk tubuh. Hepar akan mengubah struktur obat yang lipofilik menjadi hidrofilik sehingga mudah dikeluarkan dari tubuh melalui urin atau empedu (Setiawati dkk,2007). Ekskresi melalui empedu memmungkinkan terjadinya penumpukan xenobiotik di hepar sehingga menimbulkan efek hepatotoksik (Donatus 2001).Uji toksisitas akut adalah salah satu uji pra-klinik. Uji ini dirancang untuk mengukur derajat efek toksik suatu senyawa yang terjadi dalam waktu singkat, yaitu 24 jam setelah pemberiannya dalam dosis tunggal. Tolak ukur kuantitatif yang paling sering digunakan untuk menyatakan kisaran dosis letal atau toksik adalah dosis letal tengah (LD50). Terdapat 3 metode yang paling sering digunakan untuk menghitung harga LD50 yaitu metode grafik Lithfield & Wilcoxon, metode kertas grafik probit logaritma Miller dan Tainter, dan metode rata rata bergerak Thompson-Weil yang didasarkan pada kekerabatan antara peringkat dosis dan % hewan yang menunjukan respon (Nurlaila, 1992). Sedangkan data kualitatif yang diperoleh meliputi penampakan klinis, morfologis, dan mekanisme efek toksik (Donatus, 2001).Pegagan,kumis kucing,sambiloto, dan tempuyung telah dikenal sebagai obat-obatan herbal alami. Kumis kucing dan sambiloto telah lama digunakan oleh masyarakat Asia sebagai obat tanaman tradisional untuk mengobati hipertensi (Hembing 1997; Jarukamjorn dan Nemoto 2008; BIT-LIPI 2009). Pegagan serta tempuyung juga telah diteliti oleh Darusman et al. (2009) sebagai tanaman yang berpotensi menjadi obat antihipertensi. Seledri merupakan salah satu tanaman obat yang berperan dalam mengatasi penyakit rematik dan asam urat. Komponen metabolit sekunder yang berhasil diisolasi dari seledri diantaranya glikosida, apiin, apiol, dan flavonoid yang bermanfaat sebagai obat peluruh keringat, penurun demam, dan darah tinggi (Soedibyo 1998). Secara empiris,rebusan daun meniran sering dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit hati, diuretik, panas dalam, dan tonik lambung (Bermawie 2006).temulawak bermanfaat untuk mengobati penyakit saluran pencernaan, kelainan hati, kandung empedu, pancreas, usus halus, dan tekanan darah tinggi (Kristina dkk 2007). Kunyit merupakan jenis temu-temuan yang mengandung kurkuminoid yang merupakan bahan aktif dalam rimpang kunyit yang mempunyai aktivitas biologis berspektrum luas, yang salah satunya antihepatotoksik (Sujatno, 1997). Maka dari itu dalam penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan secara ilmiah pengaruh kombinasi multiherbal penurun tekanan darah,yaitu kumis kucing, daun seledri, pegagan, kunyit, temulawak dan meniran terhadap histopatologi hepar secara in vivo pada tikus putih jantan galur Wistar. 1.2. Rumusan masalahDari uraian di atas, maka dibuat rumusan masalah: Bagaimana pengaruh toksisitas jamu antihipertensi terhadap histopatologi hepar secara in vivo pada tikus putih jantan galur Wistar.1.3. Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh toksisitas jamu antihipertensi terhadap histopatologi hepar tikus putih jantan galur Wistar.

1.3.2. Tujuan Khusus :

1.3.2.1 Mengetahui pengaruh toksik jamu antihipertensi pada dosis tertentu pada tikus wistar terhadap histopatologi hepar tikus.

1.3.2.2 Mengetahui perbedaan pada kelompok yang mendapat perlakuan dosis konversi dan kenaikan dosis secara bertingkat jamu antihipertensi pada tikus wistar terhadap histopatologi hepar tikus.

1.4. Manfaat1.4.1.Manfaat TeoritisBermanfaat untuk menambah khasanah pengetahuan dari pengaruh toksisitas kombinasi jamu antihipertensi terhadap histopatologi hepar.1.4.2.Manfaat praktis

Bermanfaat untuk diciptakannya alternatif obat baru dengan menggunakan kombinasi jamu antihhipertensi untuk mengobati penderita hipertensi ringan sampai sedang.1.4.3.

Manfaat metodologis

Sebagai bahan acuan untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap tanaman obat sebagai obat tradisonal, khususnya kombinasi tanaman tradisional sebagai jamu antihipertensi.