AYUNI_LBM1 (Autosaved)

14
1. Anatomi Telinga Anatomi Telinga a) Telinga luar Telinga luar terdiri dari: Daun telinga Meatus acusticus externus Membran timpani Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dgn rangka tulang rawan pada 1/3 bagian luar, sedangkan pada 2/3 bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2 ½ - 3 cm. Di 1/3 bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (modifikasi kelenjar keringat = kelenjar serumen) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga. Pada 2/3 bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen. b) Telinga tengah Telinga tengah terdiri atas: Tuba eustachius / tuba auditiva: yaitu saluran yang menghubungkan telinga tengah dan nasopharing Ossicula auditiva / tulang pendengaran : terdiri dari os maleus, os inkus, os stapes Telinga tengah berbentuk kubus dengan: Batas luar: membran timpani Batas depan: tuba eustachius Batas bawah: vena jugularis (bulbus jugularis) Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis Batas atas: tegmen timpani (meningen/otak) Batas dalam: berturut-turut dari atas ke bawah canalis semi circularis horizontal, canalis fasialis, tingkap lonjong, tingkap bundar, dan promontorium. c) Telinga dalam Telinga dalam terdiri dari Koklea: berbentuk 2 ½ lingkarandan vestibuler yang terdiri dari 3 buah canalis semicircularis. Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfe skala timpani dan skala vestibuli. Koklea terdiri dari: Skala vestibuli: berisi perilimfe

description

mba ayuniiiii pacar e mas wawin

Transcript of AYUNI_LBM1 (Autosaved)

Page 1: AYUNI_LBM1 (Autosaved)

1. Anatomi TelingaAnatomi Telinga

a) Telinga luarTelinga luar terdiri dari:

Daun telinga Meatus acusticus externus Membran timpani

Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit. Liang telinga berbentuk huruf S, dgn rangka tulang rawan pada 1/3 bagian luar, sedangkan pada 2/3 bagian dalam rangkanya terdiri dari tulang. Panjangnya kira-kira 2 ½ - 3 cm.Di 1/3 bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar serumen (modifikasi kelenjar keringat = kelenjar serumen) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh kulit liang telinga.Pada 2/3 bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar serumen.

b) Telinga tengahTelinga tengah terdiri atas:

Tuba eustachius / tuba auditiva: yaitu saluran yang menghubungkan telinga tengah dan nasopharing

Ossicula auditiva / tulang pendengaran : terdiri dari os maleus, os inkus, os stapesTelinga tengah berbentuk kubus dengan:

Batas luar: membran timpani Batas depan: tuba eustachius Batas bawah: vena jugularis (bulbus jugularis) Batas belakang: aditus ad antrum, kanalis fasialis pars vertikalis Batas atas: tegmen timpani (meningen/otak) Batas dalam: berturut-turut dari atas ke bawah canalis semi circularis horizontal, canalis fasialis,

tingkap lonjong, tingkap bundar, dan promontorium.c) Telinga dalamTelinga dalam terdiri dari

Koklea: berbentuk 2 ½ lingkarandan vestibuler yang terdiri dari 3 buah canalis semicircularis. Ujung atau puncak koklea disebut helikotrema, menghubungkan perilimfe skala timpani dan skala vestibuli. Koklea terdiri dari:

Skala vestibuli: berisi perilimfeSkala media : berisi endolimfeSkala timpani: berisi perilimfe Organon corti: mengandung sel rambut yang merupakan reseptor pendengaran di membran

basilaris.

Page 2: AYUNI_LBM1 (Autosaved)

2. Fisiologi Telinga a. Fungsi telinga (tiap organ)

Telinga luar:Aurikula: menangkap suara/ mengumpulkan suaraMeatus akustikus externus: menyalurkan/ meneruskan suara ke kanalis auditorius eksternusKanalis auditorius ext : meneruskan suara ke membran timpaniMembran timpani: Resonator (mengubah gel udara menjadi gel mekanik)

Telinga tengah: Tuba auditus: menghubungkan kavum timpani ke nasofaringTulang pendengaran: maleus, inkus, stapesMemperkuat gelombang mekanik

Telinga dalam:Reseptor pendengaranKoklea : Skala vestibuli, duktus koklearis, Skala timpaniOrganon corti: berisi sel-sel reseptor pendengaran di membran basilaris

Mengubah gelombang mekanik menjadi gelombang listrik/impuls.

b. Mekanisme mendengar

Page 3: AYUNI_LBM1 (Autosaved)

Proses mendengar diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh daun teluingga dalam bentuk gelombang yang dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea. Getaran tersebut menggetarkan membran timpani, diteruskan ke telinga tengah melalui rangkaian tulang pendengaran yang akan mengamplifikasikan getaran melalui daya ungkit tulang pendengaran dan perkalian perbandingan luas membran timpani dan tingkap lonjong. Energi getar yang telah diamplifikasikan ini akan diteruskan ke stapes yang yang menggerakkan tingkap lonjong, sehingga perilimfa pada skala vestibuli bergerak. Getaran diteruskan melalui membran Reissner yang mendorong endolimfa, sehingga akan menimbuklkan gerak relatif antara membran basalis dan membran tektoria. Proses ini merupakan rangsang mekanik yang menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan ion bermuatan listrik dari badan sel. Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis yang akan menimbulkan potensial potensial aksi pada saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius sampai ke korteks pendengaran di lobus temporalis.(Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FKUI)

3. OTITIS a. Definisi

Peradangan pada telinga

b. Klasifikasia. Otitis eksterna akut

1. Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel=bisul) ETIOLOGI

Staphylococcus aureus, Staphylococcus albusPATOFISIOLOGI

Infeksi oleh kuman pada kulit di sepertiga luar liang telinga yang mengandung adneksa kulit, seperti folikel rambut, kelenjar sebasea, dan kelenjar serumen sehingga membentuk furunkel

MANIFESTASIRasa nyeri yang hebat, apalagi bila daun telinga disentuh atau dipegang, gangguan pendengaran bila furunkel besar dan menyumbat liang telinga. Liang telinga tampak bengkak pada tempat tertentu

PENATALAKSANAANDiberikan antibiotik dalam salep seperti neomisin, polimiksin B, atau basitrasin: atau antiseptik (asam asetat 2-5% dalam alkohol 2%) : atau tampon iktiol dalam liang telinga selama 2 hariBila sudah menjadi abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Kalau dinding furunkel tebal dilakukan insisi kemudian dipasang drain untuk mengalirkan nanah. Tidak perlu diberikan antibiotik sistemik, cukup obat simptomatik, seperti analgesik dan obat penegang

2. Otitis eksterna difus () Dapat terjadi sekunder pada OMSK atau OMA

ETIOLOGIPseudomonas, staphylococcus albus, E.coli, dan Enterobacter aerogenes

MANIESTASI KLINIKGejala sama denga Otitis Media sirkumskripta. Tampak 2/3 dalam liang telinga sempit, hiperemis, dan edema tanpa batas yang jelas, serta tidak ditemukan furunkel. Kadang terdapat sekret berbau tidak mengandung lendir. Dapat disertai demam dan pembesaran kelenjar getah bening regional

PENATALAKSANAANMasukan tampon yang mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terjadi kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Dapat diberikan kompres rivanol 1/1000 selama 2 hari

Page 4: AYUNI_LBM1 (Autosaved)

Dapat digunakan obat tetes telinga yang mengandung polimiksin B/kolistin, neomisin, dan hidrokortison atau kloramfenikolBila kasus berat, diperlukan antibiotik sistemik atau oral. Bila terjadi akibat infeksi telinga tengah maka penyebabnya yang harus diobati

3. Otitis eksterna maligna Adalah tipe khusus dari infeksi akut difus di liang telinga luar

ETIOLOGIPseudomonas

FAKTOR PREDISPOSISIRiwayat DM dalam keluarga khususnya orang tua

PATOFISIOLOGIPeradangan yang meluas secara progresif ke lapisan subkutis dan organ sekitar

MANIFESTASI KLINISRasa gatal di liang telinga, unilateral, diikuti nyeri hebat dan sekret yang banyak serta pembengkakan liang telinga. Nyeri akan menghebat dan liang telinga tertutup jaringan granulasi yang subur

KOMPLIKASIParesis atau paralisis nervus facial, kondritis, osteoitis, dan osteomielitis, hingga kehancuran tulang temporal

PENATALAKSANAANAntibiotik dosis tinggi terhadap pseudomonas selama 6 minggu, bila perlu dilakukan debridement pada jaringan nekrotik di liang telinga dan cavum timpani. Yang terpenting gula darah harus dikontrol.

b. Otitis eksterna kroniki. Otomikosis (Otitis eksterna difus kronik)

ETIOLOGIJamur di liang telinga yang dipermudah dengan kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang tersering jamur Aspergillus niger. Dapat juga Pityrosporum, aktinomises atau candida albicans.

MANIFESTASI KLINISRasa gatal dan tersumbat di liang telinga. Pada pemeriksaan tampak liang telinga terisi oleh filamen jamur berwarna keputihan. Seringkali juga terjadi infeksi oleh bakteri akibat trauma mengorek liang telinga

PENATALAKSANAANLiang telinga dibersihkan secara teratur. Larutan asam asetat 2-5% dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang2 diperlukan juga obat anti jamur (sebagai salep) yang diberikan secara topikal seperti nistatin dan klotrimazol.

Otitis Media Akuta. otitis media akut (OMA)

i. Etiologi - Sumbatan tuba eustachius, karena fungsi tuba eustachius terganggu, pencegahan invasi

kuman ke dalam telinga tengah juga terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah dan terjadi peradangan.

- ISPA Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI

ii. Stadium - Stadium Oklusi Tuba Eustachius

Page 5: AYUNI_LBM1 (Autosaved)

Tanda adanya oklusi tuba eustachius ialah adanya gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya tekanan negative di dalam telinga tengah, karena adanya absorpsi udara.

Kadang-kadang membrane timpani tampak normal (tidak ada kelainan) atau berwarna keruh pucat.

- Stadium Hiperemis (Stadium Presupurasi)

Tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani atau seluruh membrane timpani tampak hiperemis serta edem.

Sekret yang telah terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.

- Stadium SupurasiEdem yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel

superficial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani menonjol (bulging) kearah liang telinga luar.

Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat.

Apabila tekanan nanah di kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia, akibat tekanan pada kapiler-kapiler, serta timul pada tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada membrane timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan, ditempat tersebut akan terjadi ruptur.

Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan apabila terjadi ruptur, maka lubang tempat rupture (perforasi) tidak mudah menutup kembali.

- Stadium PerforasiKarena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau

virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi rupture membrane timpani dan nanah keluar mengalir dari telinga tengah ke lian telinga luar.

Anak yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak.

- Stadium Resolusi

Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka secret akan bekurang dan akhirnya kering..

Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun tanpa pengobatan.Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI

iii. Gejala Stadium 1: Salphingitis ( radang Tuba Eustachii)

- telinga terasa tersumbat (oklusio tuba) - gembrebeg (tinitus low frequency) - ‹ dengar (tipe CHL) - otofoni (mendengar suara sendiri) - otoskopi → MT normal - otalgia (kadang)

Stadium 2 : Pre supuratif ( radang mukoperios telinga tengah) - gejala stadium 1 bertambah hebat

Page 6: AYUNI_LBM1 (Autosaved)

- panas/otalgia - Membran timpani merah (vaskularisasi jelas) - manubrium malei ke perifer

Stadium 3 : Supurasi / pustulasi → perforasi - gejala stadium 1 lbh hebat lagi - anak-anak : sering rewel / kejang - Membran Timpani bullging (otalgia) - gejala mereda - keluar discharge purulen - Membran Timpani merah membara

Stadium 4: Resolusi ● MT utuh :

- sakit/panas hilang - berlanjut menjadi OME

● MT perforasi : - dpt menutup kembali → sikatrik tanpa stratum fibrosum - menjadi OMK (otitis media kronik)Ilmu Penyakit THT FK UNDIP

iv. Pemeriksaan - Inspeksi- Palpasi- Auskultasi:

Dengan Otoskopi : (melihat gendang telinga/MT)MT: merah muda→ merah membara (rubor) bulging (adanya pustulasi) bercak kuning (daerah nekrosis)→ perforasi

Pemeriksaan dg. garpu tala: → adanya tuli hantaran (CHL) - Rinne : positif , BC > AC - Weber : lateralisasi ke yg sakit - Scwabach : memanjang

Ilmu Penyakit THT FK UNDIPPemeriksaan otoskopi

- Stadium peradangan:Pada pemeriksaan tampak membran timpani suram atau kebiruan dengan corakan pembuluh darah sepanjang maleus dan annulus. Bila penyakit berlanjut, membran timpani menebal dan memerah. Pars tensa mengembung dan bagianya tak jelas. Hal ini menunjukkan bahwa membran timpani terancan perforasi.

- Stadium supurasi:Pada pemeriksaan tampak sekret mukopurulen yang sering berpulsasi, keluar melalui perforasi pada pars tensa membran timpani. Bila dapat terlihat, tampak mukosa menebal, berwarna merah dan lembut seperti beludru. Pada perforasi yang kecil mungkin tampak mukosa yang edem menonjol keluar melalui lubang perforasi dan sekret keluar dari tengahnya, biasa disebut perforasi puting susu.

- Stadium komplikasiTampak dinding postero superior liang telinga menggantung (sagging). Gambaran membran timpani tidak jelas berbeda dengan sebelumnya.

Penyakit THT, Kepala dan Leher, John Jacob Ballenger

Page 7: AYUNI_LBM1 (Autosaved)

v. Peng obatan - Stadium Oklusi

Pengobatan bertujuan untuk membuka kembali tuba eustachius, sehinggan tekanan negative di telinga tengah hilang.Maka diberikan : HCL efedrin 0,5% dalam larutan fisiologik untuk anak < 12 tahunHCL efedrin 1% dalam larutan fisiologik untuk usia > 12 tahun

- Stadium Presupurasi/HiperemisAntibiotika, tetes hidung dan analgetika.

Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus, sebaiknya dilakukan miringotomi.

Antibiotika yang dianjurkan adalah gologan penisilin atau ampisilin. Terapi awal diberikan penisilin intramuskular agardidapatkan konsentrasi yang

adekuat di dalam darah, sehingga tidak terjadi mastoiditis yang terselubung, gangguan pendengaran sebagai gejala sisa dan kekambuhan. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 7 hari.

Bila pasien alergi penisilin, diberikan eritromisin.Pada anak:Ampisilin diberikan dengan dosis 50-100mg/BB per hari dibagi dalam 4 dosis.Amoksisilin 40 mg/BB per hari dibagi dalam 3 dosis.Eritromisin 40 mg/BB per hari.

- Stadium SupurasiAntibiotika disertai dengan miringotomi, bila membran timpani masih utuh.

- Stadium PerforasiObat cuci telinga H2O2 3% selama 3 hari disertai antiniotika.Biasanya sekret akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu

7-10 hari.

- Stadium ResolusiMembran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada dan perforasi

membran timpani menutup.Bila tidak terjadi resolusi tampak sekret mengalir di liang telinga luar melalui

perforasi di membran timpani, maka antibiotika dapat dilanjutkana sampai 3 minggu.Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI

vi. Kompli kasi Sebelum ada antiboitika, OMA dapat menimbulkan komplikasi yaitu abses subperiosteal

sampai komplikasi yang berat ( meningitis dan abses otak)Setelah ada antibiotika, semua jenis komplikasi biasanya didapatkan sebagai komplikasi

miringotomi.Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT, FK UI

vii. Prognosis Sembuh setelah std. Resolusi.

- sembuh spontan tanpa perforasi - sembuh dg perforasi→ bila menutup → sikatrik - sembuh setelah parasentesis

TIDAK sembuh.

Page 8: AYUNI_LBM1 (Autosaved)

- tanpa perforasi → OME → sekret kental → Glue ear - dg. perforasi → OMK → bila sembuh dan tetap perforasi → Dry ear Ilmu Penyakit THT FK UNDIP

OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS

Yang disebut Otitis Media Supuratif Kronis ialah infeksi kronis di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul. Sekret mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah.

Perjalanan PenyakitOtitis media akut dengan perforasi membran timpani menjadi Otitis media supuratif kronis apabila prosesnya sudah lebih dari 2 bulan. Bila proses infeksi kurang dan 2 bulan, disebut otitis media supuratif subakut.Beberapa faktor yang menyebabkan OMA menjadi OMSK ialah :

1. terapi yang terhambat diberikan terapi yang tidak adekuat2. virulensi kuman tinggi3. daya tahan tubuh pasien rendah (gizi kurang) atau higmene buruk.

Etiologi Kuman penyebab biasanya gram positif aerob, sedangkan pada infeksi yang telah berlangsung lama sering juga terdapat kuman gram negative dan anaerob.

Jenis OMSKOMSK dapat dibagi atas 2 jenis, yaitu :

1. OMSK tipe benigna (tipe mukosa = tipe aman)Proses peradangan pada OMSK tipe benigna terbatas pada mukosa saja, dan biasanya tidak mengenai tulang. Perforasi terletak di sentral Umumnya OMSK tipe benigna jarang menimbulkan komplikasi yang berbahaya. Pada OMSK tipe benigna tidak terdapat kolesteatom.Prinsip terapinya adalah medicamentosa. Bila secret keluar terus, diberikan obat cuci telinga yaitu larutan H2O2 3% selama 3-5 hari. Setelah secret berkurang atau bila sudah tenang, dilanjutkan dengan obat tetes telingga yang mengandung antibiotic dan kortikosteroid, tidak lebih dari 1- 2 minggu karena obat bersifat ototoksik.

2. OMSK tipe maligna (tipe tulang = tipe bahaya).Yang dimaksud dengan OMSK tipe maligna ialah OMSK yang disertai dengan kolesteatoma. OMSK ini dikenal juga dengan OMSK tipe bahaya atau OMSK tipe tulangPerforasi pada OMSK tipe maligna letaknya marginal atau di atik, kadang-kadang terdapat juga kolesteatoma pada OMSK dengan perforasi subtotal. Sebagian besar komplikasi yang berbahaya atau fatal timbul pada OMSK tipe maligna.

Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT Kepala Leher FKUI 2001 ; Kapita Selekta Kedokteran Jilid I

5. PSEUDOKISTA

Pada kelainan ini terdapat cairan kekuningan diantara tulang rawan daun telinga dan perikondrium. Pasien tidak merasakan nyeri, dating ke dokter karena ada benjolan di daun telinga yang tidak diketahui penyebabnya.

Sebagai terapi dilakukan pungsi secar steril, kemudian dilakukan balut tekan atau dengan gips selama seminggu supaya perikondrium melekat pada tulang rawan. Apabila perlekatan tidak

Page 9: AYUNI_LBM1 (Autosaved)

sempurna dapat timbul kekambuhan, dan bila pungsi tidak steril, dapat terjadi perikondritis dan berlanjut menjadi telinga lisut (cauliflower ear).

6. BENDA ASINGBenda asing yg ditemukan bervariasi, bisa berupa benda mati, atau benda hidup, binatang, komponen tumbuh2an atau mineral.Anak kecil : sering ditemukan kacang hijau, manik, mainan, karet penghapus dan kadang baterai.Orang dewasa : kapas cotton bud yg tertingal, potongan korek api, patahan pensil, kadang serangga kecil seperti kecoa,semut atau nyamuk.Penatalaksanaan :Bila masih hidup, binatang dimatikan dulu dgn memasukkan tampon basah ke liang telinga lalu meneteskan cairan ( misalnya larutan rivanol atau obat anastesi lokal) lebih kurang 10 menit, setelah binatang mati dikelurkan dgn pinset atau diirigasi dgn air bersih hangat.Benda asing berupa baterai jangan dibasahi mengingat efek korosif yang ditimbulkan.Benda asing yg besar dpt ditarik dgn pengait serumen, sedangkan yg kecil bisa diambil dengan cunam atau pengait.THT, FKUI

7. TRAUMA

HEMATOMAHematoma daun telinga disebabkan oleh trauma, shg terdapat penumpukan bekuan darah diantara perikondrium dan tulang rawan. Bila bekuan darah ini tidak dikeluarkan dapat terjadi organisasi dari hematoma, sehingga tonjolan menjadi padat dan permanent.Cara mengeluarkan bekuan darah itu ialah dengan melakukan insisi secara steril. Komplikasi yang terjadi, bila tindakan tidak steril, ialah perikondritis.

LASERASI

PERIKONDRITISPerikondritis (radang pada tulang rawan daun telinga) terjadi karena trauma, pasca operasi telinga (mastoiditis) dan sebagai komplikasi pseudokista.Pengobatan dengan antibiotic sering gagal. Dapat terjadi komplikasi, yaitu tulang rawan hancur dan menciut serta keriput, sehingga terjadi telinga lisut (cauliflower ear)

BAROTRAUMAETIOLOGIadalah keadaan dengan terjadinya perubahan tekanan yang tiba-tiba di luar telinga tengah sewaktu di pesawat terbang atau menyelam, yang menyebabkan tuba gagal untuk membuka.PATOFISIOLOGIApabila perubahan tekanan melebihi 90 cmHg, maka aktivitas normal otot tidak dapat membuka tuba. Pada keadaan ini terjadi tekanan negatif di rongga telinga tengah, sehingga cairan keluar dari pembuluh darah kapiler mukosa telinga tengah dan kadang2 disertai ruptur pembuluh darah, sehingga cairan di telinga tengah dan rongga mastoid tercampur darah.MANIFESTASI KLINIKKurang pendengaran, rasa nyeri dalam telinga, autofoni, perasaan ada air dalam telinga dan kadang2 tinitus dan vertigoPENATALAKSANAANCukup dengan konservatif, memberikan dekongestan lokal atau dengan melakukan perasat valsava selama tidak terjadi infeksi di jalan nafas atasApabila cairan atau cairan yang bercampur darah menetap di telinga tengah sampai beberapa minggu maka dianjurkan untuk tindakan miringotomi dan bila perlu memasang pipa ventilasiPENCEGAHAN

Page 10: AYUNI_LBM1 (Autosaved)

Selalu mengunyah permen karet atau melakukan parasat valsava, terutama sewaktu pesawat terbang mulai turun untuk mendarat

8. Kongenitala. atresia liang telinga dan mikrotia

selain dari liang telinga yang tidak terbentuk juga biasanya disertai dengan kelainan daun telinga dan tulang pendengaran. Kelainan ini jarang disertai kelainan telinga dalam karena perkembangan embriologik yang berbeda antara telinga dalam dengan telingan luar dan telinga tengah. Atresia telingan kongenital merupakan kelainan yang jarang ditemukan penyebabnya belum diketahui dengan jelas, diduga oleh faktor genetik seperti infeksi virus atau intoksikasi bahan kimia pada kehamilan muda, mis talidomida. Diagnosis hanya dengan melihat daun telingan yang tidak tumbuh dan liang telingan yang atresia saja, keadaan liang telinganya tidak mudah dievaluasi. Sebagai indikator untuk meramalkan keadaan telinga tengah adalah dengan melihat keadaan daun telinganya. Makin buruk keadaan daun telinga makin buruk pula keadaan telinga tengah.Pemeriksaan audiometrik dan radiologik sangat membantu dalam menentukan kemungkinan berhasilnya rekonstruksi kelainan di telinga luar dan telinga tengah.Atresia liang telinga dapat unilateral atau bilateral. Tujuan operasi rekonstruksi ialah selain memperbaiki fungsi pendengaran juga untuk kosmetik. Pada atresia liang telinga bilateral masalah utama adalah gangguan pendengaran. Setelah diagnosis ditegakkan sbaiknya pada pasien dipasang alat bantu dengar, baru setelah berumur 5-7 tahun dilakukan operasi pada sebelah telinga. Pada atresia liang telingan unilateral operasi sebaiknya dilakukan setelah pasien dewasa, yaitu pada umur 15-17 tahun. Operasi dilakukan dengan bedah mikro telinga. Lama operasi kira-kira 5-6 jam.

b. fistula preaurikularfistula preaurikular terjadi ketika pembentukan daun telinga dalam masa embrio. Kelainan ini berupa gangguan embrional pada arkus brakial 1 & 2. merupakan kelainan herediter yang dominan. Fistula dapat ditemukan di depan tragus atau disekitarnya, dan sering terinfeksi. Pada keadaan tenang tampak muara fistula berbentuk bulat atau lonjong, berukuran seujung pensil. Dari muara fistula sering keluar sekret yang berasal dari kelenjar sebasea. Biasanya pasien berobat karena terdapat obstruksi dan infeksi fistula, sehingga terjadi pioderma atau selulitis fasial. Dengan memasukkan biru metilen kedalam muara fistula dapat diduga panjang fistula. Cara ini dipakai pada aktu melakukan operasi. Cara lain adalah dengan fistulografi, yaitu dengan memasukkan zat kontras kedalam muara fistula, lalu dilakukan pemeriksaan radiologik. Bila tidak ada keluhan operasi tidak perlu dilakukan. Akan tetapi bila terdapat abses berulangdan pembentukan sekret kronik, maka perlu dilakukan pengangkatan fistula itu seluruhnya, karena jika tidak bersih akan menyebabkan kekambuhan.

c. loop ear (bat’s ear)kelainan ini merupakan kelainan kongenital yaitu bentuk abnormal daun telinga. Tampak daun telinga lebih lebar dan lebih berdiri. Secara fisiologik tidak terdapat gangguan pendengaran tetapi dapat menyebabkan gangguan psikis keran estetik.

9. Tumor

Tumor jinak daun telinga1) Angioma

Adalah tumor congenital dan tumor paling sering ditemuksn psds anak-anak.2) Kista

Kista sebasea sering timbul di daerah telinga. Biasanya tumbuh di permukaan posterior lobul, pada kulit di atas prosesus mastoid dan pada kulit dinding inferior atau posterior liang telinga bagian tulang rawan.Pengobatan dengan eksisi total, bila terjadi infeksi harus diobati dengan pemanasan dan antibiotic sebelum, sehingga daerah yang akan dioperasi bebas dari peradangan.

Page 11: AYUNI_LBM1 (Autosaved)

3) Fibroma Tumor ini tidak berbatas tegas, padat, tidak nyeri tekan dan tumbuh lambat.PENYAKIT THT, JOHN JACOB BALLENGER.