Auditing2-18

15
Tahap Penyelesaian Audit Pertemuan 17 Dosen : Wiwit Irawati, S.E.

description

auditing

Transcript of Auditing2-18

Page 1: Auditing2-18

Tahap Penyelesaian Audit Pertemuan 17

Dosen : Wiwit Irawati, S.E.

Page 2: Auditing2-18

Meningkatkan kredibilitas perusahaan.

Meningkatkan efisiensi dan kejujuran.

Meningkatkan efisiensi operasional perusahaan.

Mendorong efisiensi pasar modal.

Manfaat Audit dari a

spek Ekonomi

Page 3: Auditing2-18

LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU• Unsur Laporan Audit Bentuk Baku (lihat Gambar 3.1)

1. Judul Laporan2. Alamat Laporan3. Paragraf Pendahuluan4. Paragraf Scope5. Paragraf Pendapat6. Nama KAP7. Tanggal Laporan Audit

• Kategori Laporan Audit (lihat Gambar 3-2)1. Wajar Tanpa Syarat2. Wajar Tanpa Syarat dengan Paragraf Penjelasan atau dengan Modifikasi Kalimat3. Wajar Dengan Pengecualian4. Tidak Wajar5. Menolak Memberikan Pendapat (Disclaimer)

Page 4: Auditing2-18

• Paragraf pendahuluan– Jenis jasa yang diberikan (audit)– Obyek audit (laporan keuangan, nama perusahaan yang diaudit,

tanggal LK)– Perbedaan tanggung jawab manajemen dan auditor

• Paragraf luas pemeriksaan– Audit telah sesuai dengan SABU– Memuat keyakinan auditor bahwa hasil auditnya telah memberikan

dasar yang memadai terhadap laporan pendapatnya• Paragraf pernyataan pendapat

– Pernyataan bahwa LK wajar dalam seluruh aspek yang materiil– Memuat informasi tentang posisi keuangan pada tanggal neraca dan

hasil operasi dan aliran kas periode tersebut– Pernyataan bahwa LK telah disusun sesuai dengan PABU

Page 5: Auditing2-18

LAPORAN AUDITOR BENTUK BAKU.

Laporan auditor bentuk baku memuat suatu pernyataan auditor independen bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu satuan

usaha, hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Laporan bentuk baku inilah yang paling

banyak dikeluarkan auditor.

Page 6: Auditing2-18

Penyimpangan dari Laporan Audit Bentuk Baku.

• Penambahan bahasa penjelasan dalam laporan audit bentuk baku yang memberikan pendapat wajar tanpa

pengecualian.

• Pernyataan pendapat selain pendapat wajar tanpa pengecualian.

Page 7: Auditing2-18

LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU• Kondisi bagi Laporan Audit Wajar Tanpa Syarat

1. Seluruh Laporan Keuangan, lengkap2. Semua aspek dari ketiga standar umum GAAP/PSAK telah dipatuhi dalam penugasan audit3. Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul4. Laporan Keuangan telah disajikan sesuai dengan PABU5. Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu untuk menambahkan sebuah paragraf penjelasan atau modifikasi kalimat

Page 8: Auditing2-18

LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU• Laporan Audit Wajar Tanpa Syarat dengan Paragraf

Penjelasan atau Modifikasi Kalimat, penyebabnya : Tidak adanya konsistensi dalam Penerapan

GAAP/PSAK (lihat Gambar 3.3) Kalangsungan hidup perusahaan (lihat Gambar 3.4) Auditor menyetujui terjadinya penyimpangan dari

PABU Penekanan masalah Laporan yang melibatkan auditor lainnya (lihat

Gambar 3-5)

Page 9: Auditing2-18

PENYIMPANGAN DARI LAPORAN AUDIT BENTUK BAKU1. Ruang Lingkup Dibatasi

Terjadi karena auditor tidak dapat mengumpulkan bukti audit yang memadai untuk menyimpulkan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan GAAP/PSAK

2. Penyajian Laporan Keuangan Tidak Sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum (Penyimpangan dari GAAP/PSAK)

3. Auditor Tidak Independen Ditentukan berdasarkan Aturan 101 dari Aturan Kode Etik Profesional

• Pendapat Wajar dengan Pengecualian (Qualified Opinion)• Pendapat Tidak Wajar (Adverse Opinion)• Tidak Memberikan Pendapat (Disclaimer Opinion)

Page 10: Auditing2-18

DISKUSI ATAS KONDISI YANG MEMBUTUHKAN

PENYIMPANGAN

1. Lingkup Audit Auditor telah Dibatasi disebabkan oleh klien dan kondisi diluar kendali klien maupun

auditor• Wajar Dengan Pengecualian Akibat Adanya Pembatasan

Lingkup Audit (lihat Gambar 3-6)• Penolakan Pemberian Pendapat Audit Akibat Adanya

Pembatasan Lingkup Audit (lihat Gambar 3-7)• Pemberian Pendapat Wajar Dengan Pengecualian Akibat

Tidak Dipatuhinya Prinsip dalam GAAP (lihat Gambar 3-8)• Pemberian Pendapat Tidak Wajar akibat Tidak Dipatuhinya

Prinsip dalam GAAP (lihat Gambar 3-9)

Page 11: Auditing2-18

2. Penyajian Laporan Keuangan Tidak Sesuai dengan GAAP

Auditor harus menerbitkan Pendapat Wajar Dengan Pengecualian (lihat Gambar 3-8) atau Pendapat Tidak Wajar, tergantung dari tingkat materialitas item tersebut

Saat nilainya sangat material atau sangat pervasive sehingga diperlukan Pendapat Tidak Wajar, maka paragraf scope-nya sama dengan bentuk baku, paragraf ketiga (qualifying paragraph) dapat sama, tapi paragraf pendapat dibuat seperti dalam Gambar 3-9

3. Auditor Tidak Independen (lihat Gambar 3-11)Penolakan pemberian pendapat harus dilakukan, walaupun

seluruh prosedur audit yang dilaksanakan dianggap telah sesuai dengan kondisi yang ada

Page 12: Auditing2-18

KeadaanKeadaan

LaporaLaporan bakun baku

Penyimpangan dari laporan bakuPenyimpangan dari laporan baku

Laporan Laporan baku baku

dengan dengan penjelasanpenjelasan

Pendapat auditor Pendapat auditor jenis lainjenis lain

WTSWTS WTSWTS WDSWDS Tidak Tidak wajarwajar

MenolaMenolakk

Audit sesuai SABU, Audit sesuai SABU, laporan keuangan laporan keuangan sesuai PABU dan:sesuai PABU dan: tidak perlu tidak perlu penjelasan penjelasan perlu penjelasanperlu penjelasan

VV

VV

Laporan keuangan Laporan keuangan menyimpang dari menyimpang dari PABUPABU

VVMateriiMaterii

l l

VVSangat Sangat materiimaterii

ll

Auditor tidak Auditor tidak mendapatkan bukti mendapatkan bukti kompeten (luas audit kompeten (luas audit dibatasi)dibatasi)

VVMateriiMaterii

l l

VVSangat Sangat materiilmateriil

Page 13: Auditing2-18

PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN AUDITOR UNTUK PENERBITAN LAPORAN AUDIT

1. Menentukan Apakah Terdapat Kondisi yang Memerlukan Penyimpangan dari Laporan Audit Bentuk Baku (lihal Tabel 3-3) Jika ada kondisi terebut diidentifikasi dan dimasukkan dalam kertas kerja sebagai bahan diskusi

untuk menentukan laporan audit yang tepat untuk diterbitkan, jika tidak ada auditor akan menerbitkan laporan audit bentuk baku

2. Memutuskan Tingkat Materialitas Tiap Kondisi (lihat Tabel 3-2) Ketika terdapat penyimpangan dari GAAP atau pembatasan ruang lingkup audit,

diputuskan apakah tidak material, material atau sangat material Semua kondisi, kecuali bila terjadi ketiadaan independensi bagi auditor, hanya

membedakan apakah tidak material atau material Merupakan hal yang sulit dan membutuhkan pertimbangan yang matang

3. Memutuskan Jenis Laporan Audit yang Tepat bagi Kondisi Tertentu Memutuskan jenis pendapat yang akan diberikan dengan bantuan suatu alat pembantu

pembuat keputusan (lihat Tabel 3-2)4. Menuliskan Laporan Audit

KAP memiliki suatu file komputer yang telah berisi kalimat yang tepat untuk masing-masing kondisi yang berbeda

Page 14: Auditing2-18

• Terdapat Lebih dari Satu Kondisi yang Membutuhkan Penyimpangan atau Modifikasi Contoh situasi dimana auditor harus memodifikasi

pendapatnya

• Dampak E-Commerce pada Laporan Audit Standar audit menekankan bahwa situs elektronik

adalah sebuah cara mendistribusikan informasi dan tidak dianggap “dokumen” seperti istilah yang digunakan dalam GAAS

Page 15: Auditing2-18

Tanggung Jawab Auditor

• Tanggung jawab auditor hanya terbatas pada pemberian pendapat atas kewajaran penyajian laporan keuangan.

• Tanggung jawab auditor timbul jika auditor gagal menemukan kekeliruan, ketidakberesab atau kecurangan karena kelalaiannya mematuhi norma-norma atau SABU.