Audit Siklus Pendapatan Dan Penerimaan Kas

7
Audit Siklus Pendapatan dan Penerimaan Kas Oleh : Amira : Gusti Ayu Putu Mitha : 125020302111009 Irma Surya :

description

Auditig Siklus Pendapatan Dan Penerimaan Kas

Transcript of Audit Siklus Pendapatan Dan Penerimaan Kas

Audit Siklus Pendapatan dan Penerimaan Kas

Oleh :

Amira :

Gusti Ayu Putu Mitha : 125020302111009

Irma Surya :

Fakultas Ekonom dan Bisnis

Uniersitas Brawijaya

AUDITING SIKLUS PENDAPATAN

A. Konsep Dasar Siklus Pendapatan

Tujuan audit siklus pendapatan adalah untuk memperoleh bukti kompeten yang cukup tentang tiap asersi manajemen yang signifikan dalam laporan keuangan. Pada siklus pendapatan risiko pengendalian yang muncul umumnya karena tekanan pada manajemen untuk menampilkan performa pendapatan yang lebih baik dari entitas lain, keinginan melebihsajikan atau merendahsajikan kas, piutang, atau piutang tak tertagih untuk kepentingan likuiditas. Selain itu kesalahan karena tingginya transaksi dalam siklus pendapatan, standar akuntansi dan klasifikasi akun-akun dalam siklus pendapatan yang tidak tepat memungkinkan munculnya risiko pengendalian. Dokumen-dokumen yang sering digunakan dalam memproses transaksi penjualan, khususnya yang kredit antara lain order pelanggan, arder penjualan, dokumen pengiriman, faktur penjualan, daftar harga yang diotorisasi, buku besar pembantu piutang, berkas transaksi penjualan, jurnal penjualan dan laporan penjualan bulanan. Fungsi-fungsi yang terlibat dalam transaksi penjualan kredit adalah bagian penerimaan order pelanggan, persetujuan kredit, pemenuhan order penjualan, pengiriman order penjualan, penagihan pelanggan, dan pencatatan transaksi penjualan.

Terdapat beberapa Kelompok transaksi siklus pendapatan ialah :

1. Penjualan kredit

2. Penerimaan kas

3. Penyesuaian penjualan

Strategi audit pada siklus pendapatan

Strategi audit yang sring dipakai adalah pendekatan tingkat risiko pengendalian yang ditetapkan lebih rendah (Low Assesed Level of Control Risk), dimana auditor lebih banyak mengandalkan pengujian pengendalian. Yang mendfasarinya adalah apabila auditor yakin bahwa struktur pengendalian intern klien sangat baik dan dapat mencegah dan mendeteksi salah saji, maka auditor perlu menguji kelayakan keyakinannya tersebut. Auditor akan menguji apakah struktur pengendalian intern tersebut memang layak diyakini efektivitasnya. Maka auaditor akan melaksanakan pengujian pengendalian.

Untuk asersi hak dan kewajiban, pelaopran dan pengungkapan, auditor menggubakan primarily substantive approach, dimana auditor lebih banyak melakukan pengujian substantif, karena pada umumnya pengujian pengendalian tidak dapat diterapkan untuk asersi-asersi ini. Faktor lain dalam menentukan strategi audit adalah pertimbangan cost benefit. Auditor perlu membandingkan biaya melakukan pengujian pengendalian intern, dan penghematan yang diperoleh dengan berkurangnya pengujian substantif bila telah melakukan pegujian pengendalian.B. Pengujian Sebelum Tanggal Neraca

Sebelum membahas pengujian substantif terhadap piutang, perlu diketahui terlebih dahulu prinsip akuntansi yang lazim dalam penyajian piutang dan pengujian neraca berikut ini :

1. Piutang dagang harus disajikan di dalam neraca sebesar jumlah yang diperkirakan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca. Piutang dagang disajikan di dalam neraca dalam jumlah bruto dikurangi dengan taksiran kerugian tidak tertagihnya piutang.

2. Jika perusahaan tidak membentuk cadangan kerugian piutang dagang, harus dicantumkan penjelasannya di dalam neraca bahwa saldo piutang dagang tersebut adalah jumlah bersih (neto).

3. Jika piutang dagang bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rinciannya di dalam neraca.

4. Piutang dagang yang bersaldo kredit (terdapat di dalam kartu piutang pada tanggal neraca harus disajikan dalam kelompok utang lancar).

5. Jika jumlahnya material, piutang nondagang harus disajikan terpisah dari piutang dagang.

C. Penerepan Prosedur Audit

Prosedur Audit adalah tindakan yang di lakukan atau metode dan taknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan atau mengevaluasi bukti audit.

Jenis Jenis Prosedur Audit

Prosedur Analitis

Terdiri dari kegiatan yang mempelajari dan membandingkan data yang memiliki hubungan.Prosedur analitis mengahsilkan bukti analitis.

Menginspeksi

Meliputi kegiatan pemeriksaan secara teliti atau pemeriksaan secara mendalam atas dokumen catatan atau pemeriksaan fisik atas sumber-sumber berwujud. Dengan cara ini auditor dapat membuktikan keaslian suatu dokumen.

Mengkonfirmasi

Adalah suatu bentuk pengajuan pertanyaan yang memungkinkan auditor untuk mendapatkan informasi langsung dari sumber independent dari luar perusahaan.

Mengajukan pertanyaan

Hal ini bisa dilakukan secar lesan ataupun tertulis.Pertanyaan bisa dilakukan kepada sumber intern pada perusahaan klien atau pada pihak luar.

Menghitung

Penerapan prosedur menghitung yang paling umum dilakukan adalah

1.melakukan perhitungan fisik atas barang-barang berwujud

2.menghitung dokumen bernomor tercetak

Tindakan yang pertama dimaksudkan untuk mengevaluasi bukti fisik dari jumlah yang ada di tangan sedangkan yang kedua merupakan cara untuk mengevaluasi bukti dokumen khususnya yang berkaitan dengan kelengkapan catatan akuntansi.

Menelusur

Yang biasa dilakukan adalah :

1. memilih dokumen yang di buat pada saat transaksi terjadi

2. menentukan bahwa dokumen pada transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat dalam catatan akuntansi.

Mencocokkan ke dokumen

Kegiatannya meliputi :

1. memilih ayat jurnal tertentu dalam catatan akuntansi

2. mendapatkan dan menginspeksi dokumen tanyg menjadi dasar pembuatan ayat jurnal tersebut untuk menentukan validasi dan ketelitian transaksi yang dicatat.

Mengamati

Aktivitas ini merupakan kegiatan rutin dari suatu tipe transaksi.

Melakukan ulang

Auditor juga bisa melakukan ulang beberapa aspek dalam proses transaksi tertentu untuk memastikan bahwa proses yang telah dilakukan klien sesuai dengan prosedur dan kebijakan pengendalian yang telah di tetapkan.

Teknik audit berbantu computer

Penggolongan prosedur audit

Prosedur untuk mendapatkan pemahaman

Pengajuan pengendalian

Pengujian subtantif

Terdiri dari

1. prosedur analitis

2. pengujian detil transaksi

3. pengujian detil saldo-saldoD. Pengujian saldo piutang

Piutang merupakan klaim kepada pihak lain atas uang , barang , atau jasa yang dapat diterima dalam jangka waktu setahun, atau dalam siklus kegitan perusahaan . Piutang pada umumnya di sajikan dineraca dalam dua kelompok :

1 Piutang Usaha

2.Piutang non Usaha

dari siklus pendapatan transaksi yang mempengaruhi piutang usaha ialah :

1. penjualan Kredit

2. Retur penjualan

3. Penerimaan Kas dari debitur

4. Penghapusan piutangE. Pengujian Saldo Rekening Pendapatan

Pengujian terhadap saldo akun rinci dalam siklus pendapatan difokuskan ke saldo piutang usaha dan akun penilainya ( Akun cadangan Kerugian Piuatang Usaha ). Tujuan pengujian saldo akun piutang usaha renci adalah memverifikasi :

1. Keberadaan atau keterjadian

2. Kelengkapan

3. Penilaian

4. Hak Kepemilikan