Asuhan+Gagal+Ginjal+Kronik

download Asuhan+Gagal+Ginjal+Kronik

of 5

Transcript of Asuhan+Gagal+Ginjal+Kronik

  • 7/28/2019 Asuhan+Gagal+Ginjal+Kronik

    1/5

    ASUHAN GAGAL GINJAL KRONIK

    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN

    DALAM MENGURANGI ASUPAN CAIRAN PADA PENDERITAGAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

    DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNGOleh : Akhmad Sapri

    LATAR BELAKANG

    Gagal ginjal kronik (GGK) adalah merupakan menurunnya fungsi ginjal yangberlangsung lama dan bertahap, sifatnya progresif dengan kreatinin klirens1. Penurunan atau

    kegagalan fungsi ginjal berupa fungsi ekskresi, fungsi pengaturan, dan fungsi hormonal dari

    ginjal. Sebagai kegagalan sistem sekresi menyebabkan menumpuknya zat-zat toksik dalam tubuh

    yang kemudian menyebabkan sindroma uremia. Terapi pengganti pada pasien GGK dapatmempertahankan hidup sampai beberapa tahun. Salah satu terapi pengganti adalah Hemodialisis

    (HD) yang bertujuan menggantikan fungsi ginjal sehingga dapat memperpanjang kelangsungan

    hidup dan memperbaiki kualitas hidup pada penderita gagal ginjal kronik.

    Pasien Hemodialisa (HD) rutin diartikan sebagai pasien gagal ginjal kronik yang

    menjalani tindakan hemodialisi dengan 2 atau 3 kali seminggu, sekurang-kurangnya sudah

    berlangsung selama 3 bulan secara kontinue2. Pada pasien GGK yang menjalani HD rutin seringmengalami kelebihan volume cairan dalam tubuh, hal ini disebabkan penurunan fungsi ginjal

    dalam mengekresikan cairan. Meskipun pasien GGK pada awal menjalani HD sudah diberikan

    penyuluhan kesehatan untuk mengurangi asupan cairan selama sehari, akan tetapi pada terapiHD berikutnya masih sering terjadi pasien datang dengan keluhan sesak napas akibat kelebihan

    volume cairan tubuh yaitu kenaikan melebihi dari 5 % dari berat badan kering pasien3. Faktor

    dominan yang mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan belum diketahui

    dengan pasti, hal ini dipengaruhi oleh multi faktor yang berperan penting.

    Kondisi yang ada pada rumah sakit Abdul Moeloek bulan Mei 2004 adalah Kenaikan

    berat badan yang melebihi antara waktu dialisis sebanyak 43 % dari jumlah penderita.Kepatuhan pasien dalam mengurangi asupan cairan dirasakan masih kurang oleh kebanyakan

    perawat ruangan hemodialisa, merupakan salah satu prioritas utama diagnosa keperawatan yang

    ditegakkan dalam memberikan pelayanan keperawatan, pasien GGK yang menjalani HD rutin di

    rumah sakit panti rapih 64,29 % penderita GGK tidak patuh dalam mengurangi asupan cairan4.Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik meneliti faktor-faktor yang

    mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan yang mungkin timbul antara orang

    dengan latar belakang atau karekteristik fisiologis yang berbeda, sebagai sumbangan alternatif

    pemecahan masalah pada pasien.

    SUBYEK DAN METODE

    Yang menjadi subjek pada penelitian adalah penderita GGK yang menjalani terapi

    hemodialisis. Total responden sebanyak 52 orang dari jumlah populasi 61 orang, dengan

    memakai perhitungan sampel dengan jenis aksidental. Tujuan dari penelitian ini adalah Untukmengetahui faktor-faktor karakteristik pasien yang mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi

    http://wairorosatu.blogspot.com/2008/11/asuhan-gagal-ginjal-kronik.htmlhttp://wairorosatu.blogspot.com/2008/11/asuhan-gagal-ginjal-kronik.html
  • 7/28/2019 Asuhan+Gagal+Ginjal+Kronik

    2/5

    asupan cairan dan faktor keterlibatan orang lain yang mempengaruhi kepatuhan dalam

    mengurangi asupan cairan pada penderita gagal ginjal kronnik yang menjalani hemodialisis di

    RSUD. Dr. H. Abdul Moeloek bandar Lampung.Penelitian ini merupakan jenis penelitian noneksperimen dengan metode deskriptif analitik dengan rancangan cross sectional. Pengumuplan

    data selain menggunakan instrumen kuesioner yang dibagikan langsung kepada responden,

    peneliti juga menggunakan lembar angket untuk menganalisa kepatuhan dalam mengurangiasupan cairan selama 3 hari berturut-turut.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dari 52 responden peneliti mendapatkan 67,3% penderita yang patuh dan 32,7%

    penderita yang tidak patuh dalam mengurangi asupan cairan pada rumah sakit Abdul Moeloek

    Bandar Lampung, angka ini lebih rendah dari penelitiannya Siwi ikaristi yang mengatakan64,29% penderita GGK tidak patuh dalam mengurangi asupan cairan pada rumah sakit Panti

    Rapih Yogyakarta.

    1. Faktor usia

    Pada penelitian ini didapat hasil uji analisis T-test antara usia yang patuh dengan usiayang tidak patuh dengan nilai (sig) atau = 0,088 berarti tidak ada pengaruh antara usia pasien

    dengan kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan.Hal ini dikarenakan baik pada penderita

    yang patuh maupun yang tidak patuh memiliki faktor yang lebih dominan dalam mempengaruhikepatuhan asupan cairan. Ketaatan merupakan suatu hal yang menetap dan bersifat problematis,

    usia merupakan lamanya individu menjalani kehidupan. Pada usia yang lebih tua belum tentu

    akan lebih mengetahui bila tidak ditunjang dengan pengetahuan dan pengalaman yang pernah

    dialami, sementara pada penderita yang tidak patuh dipandang sebagai seorang yang lalai lebihmengalami depresi, ansietas, sangat memperhatikan kecemasannya , dan memiliki keyakinan ego

    yang lebih lemah ditandai dengan kekurangan dalam hal pengendalian diri sendiri dan kurangnya

    penguasaan terhadap lingkungan, dan bukan hanya karena pengaruh tingkat usia penderita.Hasil ini didukung oleh pendapat Dunbar & Waszak (1990) yang menunjukkan bahwa ketaatan

    terhadap aturan pengobatan pada anak-anak dan remaja merupakan persoalan yang sama dengan

    ketaatan pada pasien dewasa5.

    Pada penelitian ini didapat penderita yang patuh rata-rara usia 52 tahun dan penderita

    yang tidak patuh rata-rata usia 46 tahun, ini bukan berarti usia lebih tua cenderung patuh dan

    sebaliknya usia lebih muda cenderung tidak patuh.pendidikan penderita yang patuh 74,3% untukpendidikan SMA keatas ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan pendidikan pada penderita

    yang tidak patuh yaitu 64,6%. Hasil uji analisis Mann Whitney U- test antara yang patuh dengan

    yang tidak patuh dengan nilai ( sig) atau = 0,000 berarti ada pengaruh antara pendidikan pada

    pasien dengan kepatuhan.Pada penderita yang memiliki pendidikan lebih tinggi akan mempunyaipengetahuan yang lebih luas juga memungkinkan pasien itu dapat mengontrol dirinya dalam

    mengatasi masalah yang di hadapi, mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman,

    dan mempunyai perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi kejadian serta mudah mengertitentang apa yang dianjurkan oleh petugas kesehatan, akan dapat mengurangi kecemasan

  • 7/28/2019 Asuhan+Gagal+Ginjal+Kronik

    3/5

    sehingga dapat membantu individu tersebut dalam membuat keputusan. Hasil penelitian ini

    didukung dengan teori dimana pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

    penting untuk terbentuknya suatu tindakan, perilaku yang didasari pengetahuan akan lebihlanggeng daripada yang tidak didasari pengetahuan6.

    3. Faktor lama menjalani HDLama menjalani HD lebih dari 1 tahun pada penderita yang patuh lebih besar yaitu 68,6%

    dibandingkan dengan penderita yang tidak patuh yaitu 53,0%. Hasil uji analisis Mann Whitney

    U- test antara yang patuh dengan yang tidak patuh dengan nilai ( sig) atau = 0,000 lebih kecildari 0,05 yang berarti ada pengaruh antara lama menjalani HD dengan kepatuhan.

    Pada awal menjalani HD respon pasien seolah-olah tidak menerima atas kehilangan fungsi

    ginjalnya, marah dengan kejadian yang ada dan merasa sedih dengan kejadian yang dialami

    sehingga memerlukan penyesuaian diri yang lama terhadap lingkungan yang baru dan harusmenjalani HD dua kali seminggu. Waktu yang diperlukan untuk beradaptasi masing-masing

    pasien berbeda lamanya, semakin lama pasien menjalani HD adaptasi pasien semakin baik

    karena pasien telah mendapat pendidikan kesehatan atau informasi yang diperlukan semakinbanyak dari petugas kesehatan.Hal ini didukung oleh pernyataan bahwa semakin lama pasien

    menjalani HD, semakin patuh dan pasien yang tidak patuh cenderung merupakan pasien yang

    belum lama menjalani HD, karena pasien sudah mencapai tahap accepted (menerima) dengan

    adanya pendidikan kesehatan dari petugas kesehatan7.

    2. Faktor Keterlibatan tenaga kesehatan.

    Pada penderita yang patuh keterlibatan tenaga kesehatan dalam kategori baik 82,9 % sedangkanpada penderita yang tidak patuh dalam kategori sedang 58,2%. Didapat hasil uji analisis Mann

    Whitney U- test antara keterlibatan tenaga kesehatan pada penderita yang patuh dengan penderita

    yang tidak patuh berdasarkan kategori diatas dengan nilai ( sig) atau = 0,002 lebih kecil dari

    0,05 yang berarti ada pengaruh antara keterlibatan tenaga kesehatan dengan kepatuhan pasiendalam mengurangi asupan cairan.Keterlibatan tenaga kesehatan sangat diperlukan oleh pasien

    dalam hal sebagai pemberi pelayanan kesehatan, penerimaan informasi bagi pasien dan keluarga,

    serta rencana pengobatan selanjutnya. Berbagai aspek keterlibatan tenaga kesehatan denganpasien misalnya informasi dengan pengawasan yang kurang, ketidakpuasan terhadap aspek

    hubungan emosional dan ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan akan mempengaruhi

    ketaatan pada pasien. Hasil ini sesuai dengan pendapat bahwa kualitas interaksi antaraprofisional kesehatan dengan pasien merupakan bagian penting dalam menentukan derajat

    kepatuhan, orang-orang yang merasa menerima perhatian dari seseorang atau kelompok biasanya

    cenderung lebih mudah mengikuti nasehat medis daripada pasien yang kurang (merasa)

    mendapat dukungan sosial5.

    5. Faktor keterlibatan keluarga pasien

    Pada penderita yang patuh didapat keterlibatan keluarganya angka tertinggi dalam

    kategori baik yaitu 88,5% sedangkan pada penderita yang tidak patuh didapat juga angkatertinggi dalam kategori baik yaitu 70,6%. Perbedaan antara keterlibatan keluarga pada penderita

    yang patuh dengan yang tidak patuh dengan nilai ( sig) atau = 0,130 lebih besar dari 0,05 yang

    berarti tidak ada pengaruh antara keterlibatan keluarga dengan kepatuhan pasien dalammengurangi asupan cairan.

  • 7/28/2019 Asuhan+Gagal+Ginjal+Kronik

    4/5

    Pada penderita yang patuh lebih mempunyai kepercayaan pada kemampuannya sendiri

    untuk mengendalikan aspek permasalahan yang sedang dialami, ini dikarenakan individu

    memiliki faktor internal yang lebih dominan seperti tingkat pendidikan yang tinggi, pengalamanyang pernah dialami, dan konsep diri yang baik akan membuat individu lebih dapat mengambil

    keputusan yang tepat dalam mengambil mengambil tindakan, sementara keterlibatan keluarga

    dapat diartikan sebagai suatu bentuk hubungan sosial yang bersifat menolong dengan melibatkanaspek perhatian, bantuan dan penilaian dari keluarga. Schwarzt and Griffin (1995), mengatakanperilaku kepatuhan tergantung pada situasi klinis spesifik, sifat alam penyakit, dan program

    pengobatan5.Berbeda dengan pernyataan Baekeland & Luddwall (1975) bahwa keluarga juga

    merupakan faktor yang berpengaruh dalam menentukan program pengobatan pada pasien,derajat dimana seseorang terisolasi dari pendampingan orang lain, isolasi sosial secara negatif

    berhubungan dengan kepatuhan5.

    Kesimpulan

    Ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian faktor-faktor yang

    mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan adalah sebagai berikut:a. Faktor Karakteristik pasien

    1. Faktor Usia tidak mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan.

    2. Faktor Pendidikan mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan.

    3. Faktor Lama menjalani terapi HD mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan.b. Faktor keterlibatan orang lain dengan pasien

    1. Keterlibatan tenaga kesehatan mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan.

    2. Keterlibatan Keluarga tidak mempengaruhi kepatuhan dalam mengurangi asupan cairan.

    SARAN

    1. Bagi Perawata. Perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam memberikan asuhan

    keperawatan, diantaranya faktor Pendidikan, Lama menjalani HD, dan keterlibatan tenaga

    kesehatan yang merupakan usaha perawat dalam memotivasi pasien supaya termotivasi untukmengikuti anjuran.

    2. Bagi Rumah Sakit

    - Untuk meningkatkan pelayanan pada pasien HD yang berorientasi pada aspek fisik, psikologis,dan faktor yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pelayanan.

    3. Bagi peneliti selanjutnya

    - Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut terhadap faktor-faktor apa saja yang dapat

    mempengaruhi kepatuhan, dengan observasi langsung oleh peneliti sehingga mendapatkan datayang lebih akurat.

  • 7/28/2019 Asuhan+Gagal+Ginjal+Kronik

    5/5

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Sidabutar, 1983, Gagal ginjal Kronik: Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, Buku Kedokteran, EGC,

    Jakarta.

    2. Susalit, E, 2003, disampaikan dalam Simposium Nasional Keperawatan Ginjal dan Hipertensi,Audotorium RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.

    3. Kresnawan, T, 2001, Pengatur Makanan (Diet) Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yangMenjalani Hemodialisa dengan terapi Konservatif dan terapi Pengganti, Instalasi gizi, RSCM,

    Jakarta.

    4. Ikaristi, S, 2003, Kepatuhan Diet dan Kualitas Hidup penderita gagal ginjal Kronik yangdilakukan terapi Hemodialisa di Rumah sakit Panti Rapih, Skripsi, PSIK Fakultas Kedokteran

    UGM, Yogyakarta.

    5. Niven, N, 2002, Psikologi Kesehatan, Edisi II, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

    6.Notoatmodjo, S. 1985, Pengantar ilmu perilaku Kesehatan, Badan Penerbit Kesehatan

    Masyasrakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta.

    7. Kubler-Ross, E, 1998, on Death and Dying (Kematian sebagai Bagian Kehidupan), PT.

    Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

    1. Notoatmodjo S. 2002. Metode penelitian Kesehatan. Rhineka Cipta, Jakarta.