Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah ...
Transcript of Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas Masalah ...
Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan Prioritas
Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Mobilitas
Fisik di Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia
Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan
Program Studi DIII Keperawatan
Oleh
Sriayu Handayani
142500009
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
JULI 2017
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayahnya yang telah memberikan kemudahan bagi penulis sehingga dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.
Adapun judul Karya Tulis Ilmiah adalah “Asuhan Keperawatan pada Tn. S
dengan Prioritas Masalah Gangguan Kebutuhan Dasar Mobilitas Fisik di Lingkungan 1
Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu
syarat menyelesaikan tugas Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang
setulusnya kepada semua pihak terutama kepada kedua orang tua tersayang Almarhum
Bapak Isya Rahman dan Ibu Nursyahadah yang tidak pernah berhenti mendukung dan
memotivasi saya dalam bentuk nasehat, material dan doa sampai Karya Tulis Ilmiah ini
selesai dibuat.
Untuk itu juga pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya khususnya pada:
1. Bapak Setiawan, S.Kp, M,NS, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku wakil Dekan I dan Ibu
Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Sp.KMB, M.Kep, selaku Wakil Dekan II dan Ibu
Siti Saidah Nasution, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat, selaku Wakil Dekan III Fakultas
Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Mahnum Lailan Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku Ketua Prodi DIII
Keperawatan dan Ibu Wardiyah Daulay, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku sekretaris
Prodi DIII Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Lufthiani, S.Kep, Ns,. M.Kes, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini
dan Ibu Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS selaku dosen penguji.
5. Bapak Asrizal, S.Kep, Ns, M.Kep, WOC(ET)N, selaku dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan support untuk kelancaran menyelesaikan
studi diploma selama ± 3 tahun.
Universitas Sumatera Utara
iii
6. Teristimewa kepada kakak dan abang saya Primariansyah, Malazuhaini, dan M.
Arif Maulana yang telah memberikan dukungan penuh jauh sebelum Karya
Tulis Ilmiah ini dibuat.
7. Untuk kakak Siti Khairiah terima kasih atas dukungan dan semangat yang
membuat saya yakin dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Seluruh teman-teman DIII Keperawatan Stambuk 2014 terutama pada Zatalini,
Wulan Eka Trihastanti, Aulia Mustika Dewi, Dewi Permata Sari dan Rizki
Husnul Amelia, Ade Mardhia Nst, Ulfha Rizky Karina, dan Herri Yudha
Pranowo yang turut membantu penulis dengan memberikan semangat dan
dorongan penuh untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Terima kasih juga kepada teman sedoping Anna Maria, Carolina, dan Yunita
atas semangat dan kebersamaan dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.
Sebagai manusia penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah
ini. Harapan penulis, semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat memberi manfaat dan
menambah pengetahuan bagi kita semua.
Medan, 8 Juni 2017
Penulis
Sriayu Handayani
142500009
Universitas Sumatera Utara
iv
Daftar Isi
Lembar Pengesahan ..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii
Daftar Isi ........................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................. 3
1. Tujuan Umum ................................................................................................... 3
2. Tujuan Khusus ................................................................................................... 3
C. Manfaat ............................................................................................................... 3
1. Institusi .............................................................................................................. 3
2. Pendidik ............................................................................................................. 3
3. Klien .................................................................................................................. 4
BAB II PENGELOLAAN KASUS .............................................................................. 5
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Kebutuhan Dasar
Mobilitas ................................................................................................................... 5
1. Pengkajian Keperawatan ................................................................................... 6
2. Analisa Data ...................................................................................................... 10
3. Rumusan Masalah ............................................................................................. 11
4. Perencanaan Keperawatan ................................................................................. 11
B. Asuhan Keperawatan Kasus ........................................................................... 13
1. Pengkajian ...................................................................................................... 13
2. Analisa Data ................................................................................................... 18
3. Rumusan Masalah .......................................................................................... 20
4. Perencanaan Keperawatan dan Rasional ........................................................ 20
5. Pelaksanaan Keperawatan .............................................................................. 22
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 25
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 25
B. Saran ................................................................................................................. 25
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 27
LAMPIRAN
CATATAN PERKEMBANGAN
Universitas Sumatera Utara
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit
neurologis yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke
merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang disebabkan karena
terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja dan kapan
saja. Stroke merupakan penyakit yang paling sering menyebabkan cacat berupa
kelumpuhan anggota gerak, gangguan bicara, proses berfikir daya ingat, dan bentuk-
bentuk kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Arif Muttaqin, 2008).
Menurut WHO yang dikutip oleh Arif Muttaqin (2008) Stroke adalah adanya
tanda-tanda klinik yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak fokal (global)
dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan
kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vascular.
Di Indonesia, stroke merupakan penyebab utama kematian dengan prevalensi
berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 adalah 8 kasus per 1000
jiwa (Sedyaningsih, 2011). Sekitar 2,5 persen dari jumlah total penderita stroke di
Indonesia meninggal dunia dan sisanya mengalami gangguan atau cacat ringan maupun
berat pada tubuhnya pasca stroke.
Masalah yang sering di alami oleh penderita stroke dan yang paling di takuti
adalah hambatan mobilitas fisik. Penderita mengalami kesulitan saat beraktivitas karena
mengalami gangguan pada kekuatan otot, keseimbangan, dan koordinasi gerak
(Irdawati, 2008).
Gangguan mobilisasi fisik didefinisikan oleh sebagai suatu keadaan ketika
individu mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan fisik (Kim et al, 1995).
Apabila ada perubahan mobilisasi, maka setiap sistem tubuh beresiko terjadi gangguan.
Tingkat keparahan dari gangguan tersebut tergantung pada umur klien dan kondisi
kesehatan secara keseluruhan, serta tingkat imobilisasi yang dialami. Misalnya,
perkembangan pengaruh imobilisasi lansia berpenyakit kronik lebih cepat dibandingkan
klien yang lebih muda (Perry dan Potter, 1994).
Universitas Sumatera Utara
2
Mobilisasi atau kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan salah
satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Tujuan mobilisasi adalah
memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan
aktifitas rekreasi), mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan
gerakan tangan non verbal. Imobilisasi adalah suatu keadaan di mana individu
mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerak fisik.mobilisasi dan
immobilisasi berada pada suatu rentang. Imobilisasi dapat berbentuk tirah baring yang
bertujuan mengurangi aktifitas fisik dan kebutuhan oksigen tubuh, mengurangi nyeri
dan untuk mengembalikan kekuatan. Individu normal yang mengalami tirah baring
akan kehilangan kekuatan otot rata-rata 3% sehari (atropi disuse)
Pengaruh imobilisasi pada sistem musculuskeletal meliputi gangguan mobilitas
permanen. Keterbatasan mobilitas memengaruhi otot pasien dengan menunjukkan tanda
kehilangan daya tahan, penurunan massa otot, atrofi, dan penurunan stabilitas. Pengaruh
lain dari keterbatasan mobilitas yang mempengaruhi sistem skeletal adalah gangguan
metabolisme kalsium dan gangguan mobilitas sendi. Pemecahan protein akan
mengakibatkan hilangnya massa tubuh pasien, yang membentuk sebagian otot. Oleh
karena itu penurunan massa otot tidak mampu mempertahankan aktifitas tanpa
peningkatan kelelahan. Massa otot menurun akibat gangguan metabolisme dan otot
tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama (Potter & Perry, 2005).
Setelah mengalami gangguan mobilisasi biasanya pasien juga mengalami
masalah kesehatan lainnya, seperti masalah defisit perawatan diri, karena pada
umumnya pasien yang mengalami gangguan mobilisasi akan susah atau tidak mampu
melakukan perawatan diri secara mandiri , misalnya : mandi, makan, kebersihan diri ,
dressing, dan toiletting.
Penggunaan proses keperawatan memungkinkan perawat mengembangkan
rencana keperawatan secara individual untuk klien yang mengalami gangguan
mobilisasi dan juga yang beresiko. Rencana keperawatan dibuat untuk meningkatkan
status fungsional klien, meningkatkan perawatan mandiri, mempertahankan kondisi
psikologis, meningkatkan mobilisasi dan mengurangi bahaya gangguan mobilisasi
(Potter & Perry, 2006).
Universitas Sumatera Utara
3
Pentingnya pemenuhan kebutuhan klien akan mobilisasi selama dilakukan
perawatan menarik minat penulis untuk membahas dan menyusun intervensi untuk
penatalaksanaan gangguan mobilisasi yang dialami oleh klien.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Karya tulis ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui pemenuhan kebutuhan dasar
mobilitas fisik pada Tn. S dengan diagnose medis Stroke di Lingkungan 1 Kelurahan
SariRejo Medan Polonia.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi pengkajian yang dilakukan pada pasien dengan
masalah kebutuhan gangguan mobilisasi.
b. Mengidentifikasi perumusan diagnose keperawatan pada pasien dengan
masalah kebutuhan gangguan mobilisasi.
c. Mengidentifikasi penyusunan rencana asuhan keperawatan pada pasien
dengan masalah kebutuhan dasar gangguan mobilisasi.
d. Mengidentifikasi implementasi yang dilakukan pada pasien dengan
masalah kebutuhan dasar gangguan mobilisasi.
e. Mengidentifikasi evaluasi keperawatan pasien dengan masalah
kebutuhan dasar gangguan mobilisasi.
C. Manfaat
1. Institusi
Sebagai bahan bacaan ilmiah, kerangka perbandingan untuk mengembangkan ilmu
keperawatan, serta menjadi sumber informasi bagi mereka yang ingin mengadakan
penelitian lebih lanjut.
2. Pendidik
Menambah wawasan dan meningkatkan kompetensi perawat untuk meningkatkan
pelayanan keperawatan khususnya pada pasien kebutuhan mobilisasi.
Universitas Sumatera Utara
4
3. Klien
Manfaat penulisan Karya Tulis Ilmiah ini (KTI) bagi pasien adalah pasien dapat
menerima asuhan keperawatan yang komprehensif selama penulisan Karya Tulis Ilmiah
ini berlangsung.
Universitas Sumatera Utara
5
BAB II
PENGELOLAAN KASUS
A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar
Mobilisasi
Manusia sebagai keseluruhan yang komplit dan independen, holistic secara biologis,
psikologis, sosial dan spiritual yang keseluruhannya tidak dapat dipisahkan, teori
Handerson mempunyai 14 kebutuhan dasar manusia yaitu: bernafas secara normal,
makan dan minum cukup, eliminasi, bergerak dan mempertahankan posisi yang
dikehendaki (mobilisasi), istirahat dan tidur, memilih cara berpakaian, berpakaian dan
melepas pakaian, mempertahankan temperature suhu tubuh dalam rentang normal,
menjaga tubuh tetap bersih dan rapi, menghindari bahaya dari lingkungan,
berkomunikasi dengan orang lain, beribadah menurut keyakinan, bekerja yang
menjanjikan prestasi, bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi,
belajar, menggali atau memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu pada
perkembangan dan kesehatan normal (Potter & Perry, 2005).
Imobilisasi atau lebih dikenal dengan keterbatasan gerak dan juga didefenisikan
oleh North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) sebagai suatu keadaan
ketika individu mengalami atau beresiko mengalami keterbatasan gerak fisik baik aktif
dan pasif memiliki dampak pada sistem tubuh (Kim et al, 1995). Imobilitas dapat
mempengaruhi fisiologis sistem tubuh yang abnormal dan patologis seperti perubahan
sistem muskuluskeletal, sistem kardiovaskuler, sistem respirasi, sistem urinary dan
endokrin, sistem integument, sistem neurosensori, perubahan metabolisme dan nutrisi,
perubahan eliminasi bowel, perubahan sosial, emosi dan intelektual (Kozier & Erb,
1987).
Imobilisasi merupakan suatu kondisi yang relative yang dapat dialami setiap
individu dengan tidak saja kehilangan kemampuan geraknya secara total, tetapi jiwa
mengalami penurunan aktivitas dari kebiasaan normalnya. Masalah imobilisasi dapat
menimbulkan berbagai dampak baik dari segi fisik maupun psikologis. Secara
psikologis, imobilitas dapat menyebabkan penurunan motivasi, kemunduran
kemampuan dalam memecahkan masalah dan perubahan konsep diri. Selain itu, kondisi
itu juga disertai dengan ketidaksesuaian antara emosi dan situasi, perasaan tidak
Universitas Sumatera Utara
6
berharga dan tidak berdaya, serta kesepian yang diekspresikan dengan perilaku menarik
diri dan apatis. (Mubarak & Chayatin, 2008).
Imobilisasi merupakan keadaan dimana seseorang tidak dapat bergerak secara bebas
karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya mengalami trauma
tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas dan sebagainya
(Aziz, 2009).
Mobilisasi adalah kondisi dimana dapat melakukan kegiatan dengan bebas (Kozier,
1989). Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara bebas dan
teratur untuk memenuhi kebutuhan sehat menuju kemandirian dan mobilisasi yang
mengacu pada ketidakmampuan seorang untuk bergerak dengan bebas (Potter & Perry,
2006).
Mobilisasi atau mobilitas merupakan kemampuan individu untuk bergerak secara
bebas, mudah dan teratur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan aktivitas guna
mempertahankan kesehatannya (Aziz, 2009)
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada masalah pemenuhan kebutuhan mobilitas dan imobilitas adalah
sebagai berikut: (Aziz, 2009)
a. Riwayat Keperawatan Sekarang
Pengkajian riwayat pasien saat ini meliputi alasan pasien yang menyebabkan terjadi
keluhan/gangguan dalam mobilitas dan imobilitas, seperti adanya nyeri, kelemahan
otot, kelelahan, tingkat mobilitas dan imobilitas, daerah terganggunya mobilitas dan
imobilitas dan lama terjadinya gangguan mobilitas(Aziz, 2009).
b. Riwayat Keperawatan Penyakit yang Pernah Diderita
Pengkajian riwayat penyakit yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
mobilitas, misalnya adanya riwayat penyakit sistem neurologis (Kecelakaan
cerevrovaskular, trauma kepala, peningkatan tekanan intracranial, miastenia, gravis,
guillain barre, cedera medulla spinalis, dan lain-lain), riwayat penyakit sistem
kardiovaskular (infark miokardiak, gagal jantung kongestif), riwayat penyakit sistem
muskuluskeletal (osteoporosis, fraktur, artitis), riwayat penyakit sistem pernafasan
(penyakit paru obstruktif menahun,pneumonia dan lain-lain),riwayat pemakaian obat,
Universitas Sumatera Utara
7
seperti sedative, hipnotik, depresan sistem saraf pusat, laksansia dan lain-lain (Aziz,
2009).
c. Kemampuan Fungsi Motorik
Pengkajian fungsi motorik antara lain pada tangan kanan dan kiri, kaki kanan dan
kiri untuk menilai ada atau tidaknya kelemahan, kekuatan, atau spastic (Aziz,2009).
d. Kemampuan Mobilitas
Pengkajian kemampuan mobilitas dilakukan dengan tujuan untuk menilai
kemampuan gerak ke posisi miring, duduk berdiri, bangun dan berpindah tanpa
bantuan. Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai berikut: (Aziz, 2009)
Tingkat Aktivitas/ Mobilitas Kategori
Tingkat 0
Tingkat 1
Tingkat 2
Tingkat 3
Tingkat 4
Mampu merawat diri secara penuh
Memerlukan penggunaan alat
Memerlukan bantuan atau
pengawasan orang lain
Memerlukan bantuan, pengawasan
orang lain dan peralatan
Sangat tergantung dan tidak dapat
melakukan atau berpartisipasi
dalam perawatan
e. Kemampuan Rentang Gerak
Pengkajian mobilisasi pasien berfokus pada rentang gerak, gaya berjalan, latihan,
dan toleransi aktivitas, serta kesejajaran tubuh. Rentang gerak merupakan jumlah
maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah satu dari tiga potongan
tubuh: sagittal, frontal, dan transversal tubuh. Pengkajian rentang gerak (range of
motion-ROM) dilakukan pada daerah seperti bahu, siku, lengan,panggul dan kaki (Aziz,
2009)
Universitas Sumatera Utara
8
Gerak Sendi Derajat Rentang Normal
Bahu
Adduksi: gerakan lengan ke lateral dari posisi
samping ke atas kepala, telapak tangan menghadap
ke posisi yang paling jauh.
Siku
Fleksi: angkat lengan bawah ke arah depan dan ke
arah atas menuju bahu.
Pergelangan Tangan
Fleksi: tekuk jari-jari tangan ke arah bagian dalam
lengan bawah.
Ekstensi: luruskan pergelangan tangan dari posisi
fleksi.
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke arah
belakang sejauh mungkin.
Abduksi: tekuk pergelangan tangan ke sisi ibu jari
ketika telapak tangan mnghadap ke atas.
Adduksi: tekuk pergelangan tangan ke arah
kelingking, telapak tangan menghadap ke atas.
Tangan dan jari
Fleksi: buat kepalan tangan.
Ekstensi: luruskan jari.
Hiperekstensi: tekuk jari-jari tangan ke belakang
sejauh mungkin.
Abduksi: kembangkan jari tangan.
Adduksi: rapatkan jari-jari tangan dari posisi
abduksi
180
150
80-90
80-90
70-90
0-20
30-50
90
90
30
20
20
Universitas Sumatera Utara
9
f. Perubahan Intoleransi Aktivitas
Pengkajian intoleransi aktivitas yang berhubungan dengan perubahan pada sistem
pernafasan, antara lain: suara napas, analisis gas darah, gerakan dinding thorak, adanya
mukus, batuk yang produktif diikuti panas, dan nyeri saat respirasi. Pengkajian
intoleransi aktivitas terhadap perubahan sistem kardiovaskular, seperti nadi dan tekanan
darah, gangguan sirkulasi perifer, adanya thrombus, serta perubahan tanda vital setelah
melakukan aktivitas atau perubahan posisi (Aziz, 2009).
g. Kekuatan Otot dan Gangguan Koordinasi
Dalam mengkaji kekuatan otot dapat ditentukan kekuatan secara bilateral atau tidak.
derajat kekuatan otot dapat ditentukan dengan: (Aziz, 2009)
Skala
Persentase Kekuatan
Normal
Karakteristik
0
1
2
3
4
5
0
10
25
50
75
100
Paralisis sempurna
Tidak ada gerakan, kontraksi otot dapat
dipalpasi atau dilihat.
Gerakan otot penuh melawan gravitasi
dengan topangan.
Gerakan yang normal melawan gravitasi.
Gerakan penuh yang normalmelawan
gravitasi dan melawan tahanan minimal.
Kekuatan normal, gerakan penuh yang
normalmelawan gravitasi dan tahanan
penuh
h. Perubahan Psikologis
Pengkajian perubahan psikologis yang disebabkan oleh adanya gangguan mobilitas
dan immobilitas, antara lain perubahan perilaku, peningkatan emosi, perubahan dalam
mekanisme koping, dan lain-lain.
Universitas Sumatera Utara
10
2. Analisa Data
Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan
klien, kemampuan klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil
konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainnya. Data focus adalah data tentang
perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan masalah kesehatannya
serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan terhadap klien (Potter &
Perry, 2005).
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang pasien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan-
kebutuhan keperawatan dan kesehatan pasien. Pengumpulan informasi merupakan
tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul, didapatkan data
dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi pasien. Selanjutnya data dasar tersebut
digunakan untuk menentukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan
keperawatan, serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah pasien.
Pengumpulan data dimulai sejak pengkajian awal pasien hingga pengkajian ulang untuk
menambah atau melengkapi data(Potter & Perry, 2005).
Tujuan pengumpulan data:
1. Memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan pasien.
2. Untuk menentukan masalah keperawatan dan kesehatan pasien.
3. Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.
4. Untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah.
1. Data Subjektif
- Klien mengatakan adanya nyeri daerah pinggang ke bagian bawah
- Klien mengatakan tidak bisa terlalu banyak duduk
- Klien mengatakan tidak bisa terlalu banyak jalan
- Klien mengatakan sukar melakukan aktivitas
2. Data Objektif
- Klien tampak meringis
- Klien selalu memegang bagian pinggang
- Klien tampak lemah
- Postur tubuh klien membungkuk
- Menggunakan tongkat untuk berjalan
Universitas Sumatera Utara
11
- Pergerakan lambat
3. Rumusan Masalah
Diagnose keperawatan pada gangguan mobilisasi fisik harus actual dan
potensial berdasarkan pengumpulan data yang selama pengkajian dimana perawat
menyusun strategi keperawatan untuk mengurangi atau mencegah bahaya berhubungan
dengan kesejajaran tubuh buruk atau gangguan mobilitas (Potter & Perry, 2006).
Diagnose keperawatan yang mudah muncul pada gangguan mobilisasi (NANDA
dalam Potter & Perry, 2006), yaitu:
1. Gangguan mobilitas fisik akibat trauma tulang belakang, fraktur, dan lain-lain.
2. Gangguan penurunan curah jantung akibat imobilitas.
3. Resiko cedera (jatuh) akibat orthostatic pneumonia.
4. Intoleransi aktivitas akibat menurunnya tonus dan kekuatan otot.
5. Sindrom perawatan diri akibat menurunnya fleksibilitas otot.
6. Tidak efektifnya pola nafas akibat menurunnya ekspansi paru.
7. Gangguan pertukaran gas akibat menurunnya gerakan respirasi.
8. Gangguan eliminasi akibat imobilitas.
9. Retensi urine akibat gangguan mobilitas fisik.
10. Inkontinensia urine akibat gangguan mobilitas fisik.
11. Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan) akibat menurunnya nafsu makan
(anoreksia) akibat sekresi lambung menurun, penurunan peristaltic usus.
12. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit akibat kurangnya asupan (intake)
13. Gangguan interaksi sosial akibat imobilitas.
14. Gangguan konsep diri akibat imobiltas
4. Perencanaan Keperawatan
Tujuan:
1. Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot, dan fleksibilitas sendi.
2. Meningkatkan fungsi kardiovaskular.
3. Meningkatkan fungsi respirasi.
4. Meningkatkan fungsi gastrointestinal.
5. Meningkatkan fungsi sistem perkemihan
Universitas Sumatera Utara
12
6. Memperbaiki gangguan psikologis.
1. Meningkatkan kekuatan, ketahanan otot dan fleksibiltas sendi.
Meningkatkan kekuatan dan ketahanan otot pada pasien dengan pemenuhan
kebutuhan mobilitas dan imobilitas dapat dilakukan dengan cara:
1. Pengaturan posisi dengan cara mempertahankan posisi dalam postur tubuh yang
benar. Cara ini dapat dilakukan dengan membuat sebuah jadwal tentang
perubahan posisi selama kurang lebih setengah jam. Pelaksanaannya dilakukan
secara bertahap agar kemampuan kekuatan otot dan ketahanan dapat meingkat
secara berangsur-angsur.
2. Ambulasi dini merupakan salah satu tindakan yang dapat meningatkan kekuatan
dan ketahanan otot. Hal ini dapat dilakukan dengan cara melatih posisi duduk
ditempat tidur, turun dari tempat tidur, berdiri di samping tempat idur, bergerak
ke kursi roda dan seterusnya. Kegiatan ini dapat dilakukan secara berangsur-
angsur.
3. Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri untuk melatih kekuatan dan
ketahanan serta kemampuan sendi agar mudah bergerak.
4. Latihan isotonic dan isometric. Latihan ini juga dapat digunakan untuk melatih
kekuatan dan ketahanan otot dengan cara mengangkat beban yang ringan
kemudian beban yang berat. Latihan isotonic (dynamic exercise) dapat
dilakukan dengan rentang gerak (ROM) secara aktif, sedangkan latihan
isometric (static exercise) dapat dilakukan dengan meningkatkan curah jantung
ringan dan nadi.
5. Latihan ROM, baik secara aktif maupun pasif, ROM merupakan tindakan untuk
mengurangi kekauan pada sendi dan kelemahan pada otot.
2. Meningkatkan Fungsi Kardiovaskular
Meningkatkan fungsi kardiovaskular sebagai dampak dari imobilitas dapat
dilakukan antara lain dengan cara ambulasi dini, latihan aktif, dan pelaksanaan aktivitas
sehari-hari secara mandiri. Hal tersebut dilakukan secara bertahap. Di samping itu,
dapat pula dilakukan pengukuran tekanan darah dan nadi setiap kali terjadi perubahan
posisi. Untuk mengatakan sirkulasi vena perifer dapat dilakukan dengan cara
mengangkat daerah kaki secara teratur.
Universitas Sumatera Utara
13
3. Meningkatkan Fungsi Respirasi
Meningkatkan fungsi respirasi sebagai dampak dari imobilitas dapat dilakukan
dengan cara melatih pasien untuk mengambil napas dalam dan batuk efektif, mengubah
posisi pasien tiap 1-2jam, melakukan postural drainase, perkusi dada dan vibrasi.
4. Meningkatkan fungsi gastrointestinal
Meingkatkan fungsi gastrointestinal dapat dilakukan dengan cara mengatur diet
tinggi kalori, protein, vitamin dan mineral. Selain itu, untuk mencegah dampak dari
imobilitas dapat dilakukan dengan latihan ambulasi.
5. Meningkatkan fungsi sistem kemih
Meningkatkan sistem kemih dapat dilakukan dengan latihan atau mengubah posisi
serta latihan mempertahankannya. Pasien dianjurkan untuk minum 2500 cc per hari atau
lebih dan menjaga kebersihan perineal. Apabila pasien tidak dapat buang air kecil
secara normal, dapat dilakukan kateterisasi. Disamping itu, untuk mencegah
inkontinensia urine, dapat dilakukan dengan cara minum banyak pada siang hari dan
minum sedikit pada malam hari.
6. Memperbaiki Gangguan Psikologis
Meningkatkan kesehatan mental dan mengurangi emosi sebagai dampak dari
imobilisasi dapat dilakukan dengan melakukan komunikasi secara terapeutik dengan
berbagi perasaan, membantu pasien untuk mengekspresikan kecemasannya,
meningkatkan privasi psikis, memberikan dukungan moril, mempertahankan citra diri,
menganjurkan untuk melakukan interaksi sosial, mengajak untuk berdiskusi tentang
masalah yang dihadapi, dan seterusnya.
B. Asuhan Keperawatan Kasus
1. Pengkajian
Berdasarkan penugasan dan sesuai dengan jadwal dinas mahasiswa praktik di
Lingkungan 1 Kelurahan Sari Rejo Medan Polonia pada tanggal 15 Mei-25 Juni 2017
mahasiswa melakukan pengkajian keperawatan pada pasien Tn. S. Berikut deskripsi
dari hasil pengkajian yang dilakukan dengan secara lengkap terdapat dilampiran 1.
Universitas Sumatera Utara
14
a. Biodata
Klien adalah seorang laki-laki, bernama Tn. S berusia 74 tahun, sudah menikah,
beragama kristen, pendidikan terakhir klien adalah Sarjana, pekerjaan klien Pensiunan
pegawai negeri sipil, klien bertempat tinggal di Jl. Bilal No. 8 Lingkungan 1 Kelurahan
Sari Rejo Medan Polonia, klien memiliki 5 orang anak terdiri dari 3 orang anak laki-
laki dan 2 orang anak perempuan dan klien memiliki 1 orang istri.
Genogram:
Keterangan :
1. : Klien
2. : Laki-laki
3. : Perempuan
4. : Anggota keluarga Yang Meninggal
5. : Garis Hubungan Keluarga Yang Tinggal Serumah
b. Keluhan Utama
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengatakan sangat terganggu dengan
kondisinya. Klien tidak lagi dapat beraktivitas seperti dulu, sekarang semua aktivitasnya
tergantung kepada anggota keluarga yang lain yaitu anak klien, klien mengalami stroke
sejak 3 tahun lalu. Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan bahwa ia sering merasa
kebas dibagian ekstremitas, seperti kesemutan, nyeri dibagian ekstremitas, klien juga
memiliki riwayat hipertensi.
Universitas Sumatera Utara
15
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Kesehatan klien sekarang disebabkan oleh kejadian 3 tahun yang lalu dan
berdampak sampai saat ini. Klien mengatakan mudah lemas, sering pusing dan tidak
dapat menggerakan anggota sebelah badan untuk melakukan aktivitas seperti: jalan pagi
dan sore. Klien mengatakan sudah mulai bisa duduk dikursi karena klien rutin
melakukan latihan gerak yang di anjurkan oleh dokter tempat klien menjalani
pengobatan. Saat pengkajian, klien tampak berinteraksi dengan fokus dan dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di berikan oleh pengkaji namun klien lebih
dominan menjawab pertanyaan dengan isyarat. Saat ini klien sudah dapat sedikit
menggerakan bagian kaki dan tangan.
d. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Gangguan pergerakan saat aktivitas selama ini di latar belakangi oleh kejadian 3
tahun yang lalu, dimana klien mengalami jatuh tiba-tiba di salah satu tempat makan dan
klien tidak sadarkan diri. Setelah kejadian itu klien mengalami lumpuh dibagian
anggota tubuh sebelah kirinya, klien juga tidak dapat lagi melakukan aktivitas seperti
biasa, klien hanya merasakan lemas dan lemah. Klien mengatakan mengonsumsi obat
amlodiphin untuk mengontrol sakit hipertensi yang diderita, klien juga pernah dirawat
sebelumnya pada tahun 2014 di RS St. Elisabeth selama ± 15 hari, pada tahun 2016 di
RS St. Elisabeth selama ± 7 hari, dan 6 bulan yang lalu di RS St. Elisabeth selama ± 20
hari. Klien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien memiliki riwayat kesehatan keluarga dengan hipertensi, dimana salah satu
dari orang tua pasien yang mengalami hipertensi. Bukan hanya salah satu dari orang
tua klien, anggota keluarga klien juga memiliki sakit hipertensi. Salah satu dari anak
klien selalu mengonsumsi obat hipertensi dengan patuh sampai sekarang untuk
menstabilkan kondisi tubuh. Klien memilik 5 orang anak, salah satu anak klien
mengalami hipertensi.
f. Riwayat Keadaan Psikososial
Persepsi klien tentang penyakitnya ingin sembuh dari sakit yang diderita oleh
klien. Konsep diri: Gambaran diri: klien mengatakan tidak menyukai bagian kaki
Universitas Sumatera Utara
16
semenjak klien mengalami penyakitnya karena tidak bisa melakukan aktivitas normal
seperti biasanya, ideal diri: klien mengatakan ingin sekali sembuh dari penyakitnya
karena klien ingin beraktivitas seperti biasa dan berkumpul dengan anak-anaknya untuk
mengahabiskan sisa hidupnya. Peran diri: klien sebagai kepala keluarga dalam
keluarganya dengan memiliki 5 orang anak dan seorang istri. Identitas diri: klien
mengatakan klien sebagai orang tua yang memiliki 5 orang anak. Keadaan emosional
klien cukup baik namun sering diam ketika di ajak berbincang. Hubungan sosial,
menurut klien orang yang berarti dalam hidupnya ialah istri dan anak-anaknya. Klien
juga mengatakan dekat dengan para tetangga yang berada di sekeliling rumah klien.
Klien tidak pernah memiliki hambatan dalam berhubungan dengan orang lain atau
tetangga sekitaran rumah klien.
g. Status Mental
Tingkat kesadaran klien sadar penuh (Compos Mentis), namun klien tampak
lemah dan lemas, penampilan klien rapi, dalam komunikasi klien tampak lambat untuk
berbicara dengan alam perasaan yang lesu karena selalu mengingat keadaan diri serta
penyakit yang dialaminya sekarang. Saat interaksi selama wawancara kontak mata klien
cukup baik.
h. Pengkajian fisik
Keadaan umum klien compos mentis (sadar penuh), namun klien tampak lesu
dan lemas. Tanda-tanda vital klien setelah di periksa: suhu tubuh 37°C, tekanan darah:
140/100 mmHg, nadi:88 x/I, pernafasan: 27 x/I, skala nyeri: 3, Tinggi badan: 170 cm,
BB: 50 kg. Bentuk kepala klien simetris dengan kulit kepala yang bersih, rambut tidak
lebat dan tidak berbau dengan warna kulit sawo matang, struktur wajah klien simetris
atau oval. Kelengkapan dan kesimetrisan pada kedua mata klien lengkap dan simetris
tetapi memiliki lingkaran abu-abu disekitaran kornea diakibatkan oleh faktor usia,
konjunctiva dan sclera klien tampak merah, visus (-), tekanan bola mata tidak dilakukan
pemeriksaan. Hidung klien lengkap memiliki tulang hidup dan septum nasi, dalam
lubang hidung klien tidak ada kotoran dan klien memiliki cuping hidung. Bentuk
telinga klien simetris, memiliki daun telinga dengan ukuran telinga klien yang normal,
untuk ketajaman pendengaran pada klien hasil pemeriksaan adalah berkurangnya
ketajaman pendengaran dari kedua telinga klien. Mulut dan faring klien dengan keadaan
bibir klien yang kering, keadaan gusi klien merah muda dan bersih, keadaan gigi klien
Universitas Sumatera Utara
17
kotor dengan keadaan lidah bersih. Tidak ditemukan adanya pembengkakan thyroid dan
posisi trachea normal dibagian medial, suara klien normal, tidak ditemukan adanya
kelainan pada kelenjar limfe dan vena jugularis, denyut nadi karotis teraba. Kebersihan
kulit bersih, suhu tubuh klien dalam keadaan normal, warna kulit klien sawo matang,
turgor kulit klien kembali < 2 detik, kulit klien tampak kering dan tidak ditemukan
adanya kelainan pada kulit klien. Pada pemeriksaan ekstremitas ditemukan lemahnya
kekuatan otot kaki dan tangan yang dikarenakan faktor usia, saat pemeriksaan edema,
pada klien tidak ditemukan adanya edema, ekstremitas kaki dan tangan simetris. Fungsi
motorik dari klien kurang baik, klien lambat untuk melakukan pergerakan dan adanya
tremor ketika akan melakukan pergerakan untuk aktivitas. Untuk fungsi sensorik, klien
mampu merasakan sentuhan yang diberi dan mampu mengatakan posisi dan sentuhan
apa yang diberikan, dalam pemberian getaran, klien kurang merasakan adanya getaran.
i. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola makan dan minum pada klien memiliki frekuensi makan 3 kali sehari
dengan porsi sedikit, klien memiliki nafsu makan yang baik, tidak ada nyeri di ulu hati,
klien mengatakan memiliki alergi pada udang, klien tidak pernah merasakan mual dan
muntah ketika makan, dan klien tidak pernah memisahkan diri ketika makan, klien
mengatakan untuk makan klien terlebih dulu harus menggiling makanan yang akan
dikonsumsi. Dalam perawatan diri sehari-hari klien dibantu oleh keluarga, tubuh klien
tampak bersih, untuk gigi dan mulut terlihat sedikit kotor, kebersihan kuku kaki dan
tangan klien tampak kotor dan ditemukan warna hitam di ujung-ujung kuku. Pola
kegiatan atau aktivitas klien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari dan harus
dibantu oleh istri ataupun anaknya, untuk aktivitas ibadah klien tidak lagi mengikuti
ibadah di gereja karena keterbatasan dalam gerak. Dalam Buang Air Besar (BAB) klien
memiliki pola 1 hari sekali untuk BAB, klien mengatakan karakter dari fesesnya adalah
keras, tidak pernah mengalami perdarahan saat BAB, klien mengatakan terakhir kali
BAB 1 hari sebelum pengkajian dilakukan, klien tidak ditemukan menggunakan laksatif
dan klien mengatakan tidak mengalami diare. Untuk Buang Air Kecil (BAK) pola
dalam BAK klien sering dengan karakter urine kuning bening, klien mengatakan tidak
pernah mengalami rasa nyeri saat BAK, klien juga tidak memiliki riwayat penyakit
ginjal dan tidak menggunakan obat diuretic. Dalam mekanisme koping, klien termasuk
dalam adaptif untuk menghadapi suatu masalah untuk bicara dengan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
18
2. Analisa data
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 11 Juni 2017 dari
data - data yang di peroleh dilakukan analisa data dengan mengelompokkan data objek
dan data subjek. Dari analisa data yang di lakukan di temukan tiga masalah
keperawatan yaitu : Gangguan Mobilisasi fisik, Defisit Perawatan diri.
No. Data Penyebab Masalah Keperawatan
1. DS:
- Klien mengatakan
tidak dapat
menggerakkan
anggota tubuh
sebelah kiri
khususnya bagian
ekstremitas.
- Klien mengatakan
sukar melakukan
aktivitas
- Klien mengeluh
pusing.
DO:
- Tanda vital:
Suhu: 37°C
TD:
140/100mmHg
HR: 88x/ i
RR: 27x/ i
Skala Nyeri: 3
- Tingkat kesadaran:
Compos mentis
(sadar penuh)
- Bicara kurang jelas
Penurunan Kekuatan
Otot
Disfungsi Organ
Kaku Sendi
Gangguan Mobilitas
Fisik
Gangguan Mobilitas
Fisik
Universitas Sumatera Utara
19
- Kekuatan otot:
Sebelah kiri: 1
(sedikit
kontraktilitas, tidak
ada pergerakan)
Sebelah kanan: 4
(rentang gerak
penuh dengan
gravitasi, beberapa
resistensi)
- Kemampuan
melakukan ADL:
sepenuhnya
dibantu keluarga.
2 DS:
- Keluarga
mengatakan klien
tidak mampu
makan, mandi,
memasang dan
melepas pakaian,
dan toileting
secara mandiri.
DO:
- Rambut klien
terlihat kotor dan
acak-acakan
- Badan dan pakain
kotor dan bau
- Mulut dan gigi
terlihat kotor
- Kulit kusam
- Kuku panjang dan
Gangguan mobilitas
fisik
Penurunan dan
kelemahan otot
Tidak mampu
perawatan diri secara
mandiri
Defisit Perawatan Diri
Defisit Perawatan Diri
Universitas Sumatera Utara
20
tidak terawat
3. Rumusan masalah
1. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal di
tandai dengan pasien mengatakan sulit bergerak khususnya pada tubuh bagian kiri,
tampak pasien tidak mampu melakukan aktifitas sehari- hari secara mandiri, semua
aktifitas dibantu oleh keluarga.
2. Kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan, gangguan neuromuscular,
kekuatan otot depresi ditandai dengan keadaan umum pasien yang kotor dan tidak
rapi, mukosa mulut kering, keadaan gigi dan lidah tidak terawat dan kuku pasien
yang terlihat kotor.
Diagnosa Keperawatan (prioritas)
Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kerusakan muskuloskeletal di
tandai dengan pasien mengatakan sulit bergerak khususnya pada tubuh bagian kanan,
tampak pasien tidak mampu melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri, semua
aktifitas dibantu oleh keluarga
4. Perencanaan
Hari/tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan
Minggu/ 11
Juni 2017
Gangguan
Mobilitas
Fisik
Tujuan dan Kriteria Hasil:
NOC: Mobility/ Pergerakan
- Klien mampu menggerakkan otot
- Klien mampu menggerakkan sendi
- Klien mampu bergerak dengan mudah
- Postur tubuh klien mampu seimbang
Rencana Tindakan Rasional
Gangguan mobilitas fisik
dengan aktivitas:
1. Bina hubungan saling
percaya dengan klien.
1. Mendekatkan diri
pada klien.
Universitas Sumatera Utara
21
2. Ajarkan dan bantu
pasien dalam proses
berpindah.
3. Ajarkan dan dukung
pasien dalam latihan
ROM aktif atau pasif
untuk
mempertahankan atau
meningkatkan
kekuatan dan
ketahanan otot.
4. Instruksikan pasien
untuk
mempertahankan
kesejajaran tubuh
yang benar.
5. Kaji lingkungan
rumah terhadap
kendala mobilisasi
2. Memudahkan klien
untuk melakukan
aktivitas.
3. Meningkatkan
kekuatan dan
ketahanan otot pada
klien.
4. Mengembalikan
postur tubuh klien.
5. Mengurangi resiko
terhambatnya
moilisasi
Hari/tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan
Minggu/ 11
Juni 2017
Defisit
Perawatan
Diri
Tujuan dan Kriteria Hasil:
- Klien mampu mendemonstrasikan tehnik/
perubahan gaya hidup untuk memenuhi
kebutuhan prawatan diri.
- Klien mampu melakukan aktifitas perawatan
diri dalam tingkat kemampuan sendiri.
Rencana Tindakan Rasional
1. Monitor
kemampuan klien
dalam melakukan
perawatan diri.
2. Monitor kebutuhan
1. Untuk mengetahui
kemampuan klien
dalam melakukan
perawatan mandiri.
2. Membantu pasien
Universitas Sumatera Utara
22
klien untuk alat-alat
bantu untuk
kebersihan diri,
berpakaian, berhias,
toiletting dan
makan
3. Sediakan bantuan
sampai klien
mampu secara utuh
melakukan self-
care.
dalam memenuhi
kebutuhan
seharihari
3. Membantu pasien
dalam pemenuhan
perawatan diri.
5. Implementasi
Hari/tanggal No. Dx ImplementasiKeperawatan Evaluasi (SOAP)
Selasa/ 20
Juni 2017
Gangguan
Mobilitas
Fisik
1.Membina hubungan
saling percaya kepada
klien.
2. Mengajarkan dan
mendukung klien dalam
latihan ROM aktif atau
pasif untuk
mempertahankan atau
meningkatkan kekuatan
dan ketahanan otot.
S:
Klien mengatakan sudah
mulai mampu
melakukan beberapa
latihan Range Of Motion
O:
Klien tampak sudah
mampu saat
memperagakan latihan
Range Of Motion.
A:
Masalah Sebagian
Teratasi
Universitas Sumatera Utara
23
P:
Intervensi dilanjutkan
dengan memberikan
jadwal rutin melakukan
latihan Range Of
Motion.
Rabu/ 21
Juni 2017
Defisit
Perawatan
Diri
1. Mengkaji kemampuan
pasien dalam melakukan
perawatan diri.
2. Mengganti pakaian
pasien dengan pakaian
yang bersih.
3. Memberikan pujian
tentang kebersihan diri
pasien.
4. Membimbing keluarga
pasien untuk memandikan
pasien.
S:
Pasien mengatakan lebih
nyaman dan segar.
O:
Tidak tercium bau,
pakaian pasien telah
terganti, dan pasien
tampak lebih segar.
A:
- Masalah Teratasi
Sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
dalam memberikan
pendidikan kesehatan
tentang kebersihan diri
pada klien.
Universitas Sumatera Utara
24
6. Evaluasi
Pada tahap evaluasi, penulis menggunakan tehnik evaluasi formatif yaitu
evaluasi yang dilakukan pada saat kegiatan untuk mengetahui perkembangan setiap
harinya dengan diberikannya asuhan keperawatan pada table implementasi. Penulis juga
menuliskan evaluasi sumatif yang dilakukan pada akhir kegiatan sehingga dapat dilihat
perubahan kondisi klien dan keluarga setelah memperoleh asuhan keperawatan
komunitas selama 6 hari.
Penulis juga menemukan evaluasi akhir dari pelaksanaan yang telah dilakukan
adalah kemampuan klien yang telah mampu mengkoordinir kesejajaran tubuh saat
bergerak, kemampuan klien untuk melakukan latihan ROM (Range Of Motion), dengan
hasil yang didapat dari pelaksanaan yang dilakukan, penulis menarik hasil evaluasi dari
pelaksanaan yang dilakukan adalah masalah sebagian teratasi dengan intervensi yang
harus di lanjutkan yaitu klien mampu rutin melakukan latihan Range Of Motion di
rumah dan mampu mempertahankan kesejajaran tubuh saat akan bergerak. Dengan
mampunya klien melakukan hal yang telah diajarkan oleh penulis, sangat diharapkan
tubuh bagian kiri klien tidak lagi kaku dan klien dapat melakukan aktivitas sehari-hari
seperti biasa lagi.
Universitas Sumatera Utara
25
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan prioritas masalah
Gangguan kebutuhan Dasar Mobilitas Fisik maka penulis menarik kesimpulan sebagai
berikut:
A. Kesimpulan
Pada pengkajian tahap awal dari proses keperawatan ditemukan data yang menjadi
fokus dalam kebutuhan gangguan mobilitas fisik yaitu klien mengatakan tidak bisa
menggerakan anggota tubuh bagian kiri. Klien juga mengatakan sering merasa pusing
dan sebagian badan terutama bagian persendian sering merasa nyeri. Suhu tubuh 37°C,
tekanan darah: 140/100 mmHg, nadi:88 x/I, pernafasan: 27 x/I, skala nyeri: 5, Tinggi
badan: 170 cm, BB: 50 kg
Setiap masalah keperawatan yang ditemukan pada Tn. S dibuat suatu perencanaan
untuk memecahkan masalah yang disusun sesuai dengan perencanaan dan prioritas
masalah.
Implementasi yang dilakukan penulis pada Tn. S sesuai dengan rencana tindakan
yang sudah disusun sebelumnya dan disesuaikan dengan kebutuhan klien.
B. Saran
Setelah membahas dan memperlihatkan masalah-masalah yang dihadapi didalam
perawatan pasien dengan masalah Gangguan kebutuhan Mobilitas Fisik, maka penulis
dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kepada pihak institusi pendidikan agar dapat menyediakan dan menambah
referensi terbaru, terutama mengenai buku-buku keperawatan komunitas edisi baru agar
dalam pemberian asuhan keperawatan dapat dilaksanakan secara optimal.
Universitas Sumatera Utara
26
2. Bagi Petugas Kesehatan
Dalam melaksanakan pelayanan kesehatan diharapkan para petugas kesehatan dapat
lebih dekat dengan masyarakat yang tidak memungkinkan untuk meriksa kesehatan ke
pelayanan kesehatan dengan home care khususnya para lansia.
3. Bagi Keluarga Pasien
Sangat diharapkan bagi keluarga dapat menyisihkan waktu untuk mendengarkan
keluhan yang dirasakan oleh klien, keluarga juga diharapkan mampu untuk mengawasi
dan membantu setiap klien ingin melakukan aktivitas dengan cara mendampingi.
Universitas Sumatera Utara
27
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, et al, (2013). Nursing InterventionsClassification (NIC). America: Elsever.
Depkes. RI., (2007). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007. Jakarta: Departemen
Kesehatan Indonesia.
Herdman, T, Heather, (2012). Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan Klasifikasi 2012-
2014, Jakarta: EGC.
Hidayat, A, A, (2009). Kebutuhan Dasar Manusia, Edisi 2 Jakarta: Salemba Medika.
Moorhead et al, (2013). Nursing Outcoomes Classification (NOC) Measurement of
Health Outcomes. America: Elsever.
Muttaqin, Arif, (2008), Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
Persarafan. Jakarta: Selemba Medika.
Nurjannah, I. (2012) (3rd Ed). ISDA Intan’s Screening Diagnoses Assesment.
Yogyakarta: Mocomedia.
Potter & Perry. (2005). Buku Ajar Fundhamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Buku Kedokteran, Edisi 4, Jakarta: EGC.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Asuhan Keperawatan Kasus
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS KEPERAWATAN USU
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI KOMUNITAS
I. BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 74 tahun
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Agama : Kristen
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pensiun Pegawai Negeri Sipil
Alamat : Jl. Bilal No. 8 Lingkungan 1 Kelurahan Sari Rejo
Medan Polonia
Tanggal Pengkajian : 11 Juni 2017
Diagnosa Medis : Stroke
Genogram :
Keterangan :
Universitas Sumatera Utara
1. : Klien
2. : Laki-laki
3. : Perempuan
4. : Anggota keluarga Yang Meninggal
5. : Garis Hubungan Keluarga Yang Tinggal Serumah
II. KELUHAN UTAMA
Saat dilakukan pengkajian klien mengatakan tidak bisa menggerakkan
anggota tubuh bagian kiri. Klien juga mengatakan bahwa ia sering merasa kebas
dibagian ekstremitas, seperti kesemutan, nyeri dibagian ekstremitas, klien juga
memiliki riwayat hipertensi.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
A. Provocative/palliative
1. Apa Penyebabnya
Sebelum terkena stroke klien mengalami hipertensi, dengan TD 200/130 mmHg,
yang mengakibatkan klien sering mengalami nyeri dibagian kepala, hingga
akhirnya klien mengalami stroke.
2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan:
Klien tiap pagi hari berjemur sekitar 1 jam sehari. Klien juga rajin dalam
melakukan latihan rentang gerak yang sudah diajarkan tenaga kesehatan
sebelumnya. Klien mempunyai keyakinan bahwa penyakit yang dideritanya akan
sembuh.
B. Quantity/quality
1. Bagaimana Dirasakan
Disaat nyeri klien mengatakan perasaannya tidak menentu.
2. Bagaimana Dilihat
Klien tidak tampak menahan rasa sakit, kelihatan rileks dengan ekspresi wajah
datar.
Universitas Sumatera Utara
C. Region
1. Dimana lokasinya
Lokasi nyeri berada dibagian ekstremitas sinistra.
2. Apakah menyebar
Nyeri menyebar.
D. Severity
Keadaan ini tampak mengganggu aktivitas klien, hampir semua aktivitas klien
dilakukan anggota keluarga. Skala nyeri yang dialami klien adalah 3 (0-10).
E. Time
Nyeri terasa saat klien bangun tidur dipagi hari. Nyeri tidak berlangsung lama
dan kadang kala hilang dalam jangka waktu yang singkat.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
A. Penyakit yang Pernah Dialami
± 3 tahun yang lalu, klien memiliki riwayat jatuh tiba-tiba dan tak sadarkan diri.
Klien juga memiliki riwayat penyakit hipertensi.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Klien mengatakan mengonsumsi obat hipertensi yaitu obat Amlodiphin.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Klien mengatakan pernah dirawat di Rumah Sakit.
D. Lama dirawat
Pada tahun 2014 di RS St. Elisabeth selama ± 15 hari, pada tahun 2016 di RS St.
Elisabeth selama ± 7 hari, dan 6 bulan yang lalu di RS St. Elisabeth selama ± 20
hari.
E. Alergi
Universitas Sumatera Utara
Klien mengatakan tidak memiliki alergi obat.
F. Imunisasi
Klien mengatakan tidak mengetahui apakah sudah diimunisasi apa tidak.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
A. Orang Tua
Klien mengatakan salah satu orang tuanya memiliki penyakit hipertensi.
B. Saudara Kandung
Klien mengatakan saudara kandungnya memiliki penyakit hipertensi yang di
turunkan oleh salah satu orang tuanya.
C. Penyakit Keturunan yang Ada
Klien mengatakan memiliki penyakit keturunan yaitu hipertensi.
D. Anggota Keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Klien mengatakan tidak memiliki keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
E. Anggota Keluarga yang Meninggal
Tidak ada
F. Penyebab Meninggal
Tidak ada
VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A. Persepsi Klien Tentang Penyakitnya
Klien mengatakan ingin sembuh penyakit yang dideritanya.
B. Konsep Diri
Gambaran diri: klien mengatakan tidak menyukai bagian kaki semenjak klien
mengalami penyakitnya karena tidak bisa melakukan aktivitas normal seperti
biasanya.
Universitas Sumatera Utara
Ideal diri: klien mengatakan ingin sekali sembuh dari penyakitnya karena klien
ingin beraktivitas seperti biasa dan berkumpul dengan anak-anaknya untuk
mengahabiskan sisa hidupnya.
Harga diri: Klien merasa malu karena aktivitasnya harus selalu dibantu oleh
anaknya.
Peran Diri: klien sebagai kepala keluarga dalam keluarganya dengan memiliki 5
orang anak dan seorang istri.
Identitas: klien mengatakan klien adalah seorang orang tua yang berperan
menjadi seorang ayah dengan memiliki 5 orang anak.
C. Keadaan Emosi:
Keadaan emosional klien cukup baik namun sering diam ketika di ajak
berbincang.
D. Hubungan Sosial:
1. Orang yang berarti: klien mengatakan orang yang berarti dalam hidup klien
adalah anak-anaknya.
2. Hubungan dengan keluarga: klien mengatakan memiliki hubungan yang baik
dengan anggota keluarganya
3. Hubungan dengan orang lain: klien mengatakan hubungan dengan para tetangga
baik, tetangga banyak yang berkunjung untuk melihat keadaan klien yang
sedang jatuh sakit.
4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: klien mengatakan sulit
berkomunikasi dengan jelas saat berbicara dengan orang lain.
E. Spritual
1. Nilai dan keyakinan: klien mengatakan agama yang dianut adalah agama kristen,
klien juga mengatakan selalu mempercayai agama yang klien anut sejak kecil.
Universitas Sumatera Utara
2. Kegiatan ibadah: klien tidak lagi beribadah ke gereja karena keterbatasan dalam
gerak, klien hanya beribadah dari rumah saja.
VII. STATUS MENTAL
1. Tingkat Kesadaran : klien tampak sadar penuh (compos
mentis)
2. Penampilan : klien tampak rapi
3. Alam Perasaan : klien tampak lesu
4. Pembicaraan : klien tampak sulit dalam berbicara
5. Interaksi selama wawancara : selama wawancara kontak mata kurang
6. Proses Pikir : selama interaksi saat pengkajian klien
lebih banyak diam
VIII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum : Klien memiliki tingkat kesadaran penuh (compos
mentis), klien tampak lemah, dan tenang.
B. Tanda-Tanda Vital:
1. Suhu tubuh : 37°C
2. Tekanan darah : 140/100 mmHg
3. Nadi : 88 x/i
4. Pernafasan : 27 x/i
5. Skala nyeri : 3
6. TB : 170 cm
7. BB : 50 kg
C. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala dan rambut :
Universitas Sumatera Utara
Bentuk : bentuk kepala simateris
Ubun-ubun : klien memiliki 1 ubun-ubun
Kulit kepala : kulit kepala klien bersih dan berwarna sawo matang
2. Rambut :
Penyebaran dan keadaan rambut: rambut klien tampak tidak lebat dan
penyebarannya merata.
Bau : rambut klien tidak ditemukan adanya bau.
Warna kulit : warna kulit klien tampak berwarna sawo matang
3. Wajah :
Warna kulit : warna kulit klien tampak berwarna sawo matang
Struktur wajah : klien tampak memiliki struktur wajah yang oval atau bulat.
4. Mata :
Kelengkapan mata dan kesimetrisan : klien memiliki dua buah bola mata
lengkap yang simatris.
Palpebra : tidak ditemukan adanya kelainan
Konjungtiva dan sclera : tampah merah muda
Pupil : reaksi terhadap cahaya lambat
Kornea dan iris : ditemukan adanya lingkaran abu-abu di
pinggirian kornea.
Visus : tidak dilakukan pemeriksaan
Tekanan bola mata : tidak dilakukan pemeriksaan
5. Hidung :
Tulang hidung dan posisi septum nasi: tidak ada tampak kelainan pada tulang
hidung dan letaknya di medical.
Universitas Sumatera Utara
Lubang hidung : normal dan simetris
Cuping hidung : normal dan tidak ada kelainan
6. Telinga :
Bentuk telinga : simetris kanan dan kiri
Ukuran telinga : ukuran telinga normal simetris kanan dan kiri.
Lubang telinga : tidak ditemukan adanya kelainan pada lubang
telinga, tidak ditemukan adanya serumen pada lubang telinga.
Ketajaman pendengaran : klien tidak dapat mendengarkan dengan baik,
tampak harus berbicara dengan pengulangan.
7. Mulut dan Faring :
Keadaan bibir : bibir klien tampak kering
Keadaan gusi dan gigi : gusi dan gigi terlihat kurang bersih
Keadaan lidah : lidah tampak bersih
Orofaring : tidak ditemukan adanya kelainan.
8. Leher:
Posisi trachea : posisi trachea normal di bagian medical
Thyroid : tidak ditemukan adanya pembengkakan pada thyroid
Suara : terdengar suara klien normal
Kelenjar limfe : tidak ditemukan adanya pembengkakan pada kelenjar
limfe klien.
Vena jugularis : tidak ditemukan adanya kelainan pada peradaan vena
jugularis.
Denyut nadi karotis : denyut nadi teraba
9. Pemeriksaan Integument:
Universitas Sumatera Utara
Kebersihan : klien tampak kurang bersih
Kehangatan : suhu tubuh klien dalam keadaan normal
Warna : kulit berwarna sawo matang
Turgor : kembali < 2 detik
Kelembaban : kulit tampak kering
Kelainan pada kulit : tidak ditemukan adanya kelainan pada kulit.
10. Pemeriksaan thorax/ dada
- Inspeksi thoraks
Thoraks normal, simetris, tidak ada kelainan bentuk.
- Pernapasan
Frekuensi pernapasan 20x/menit, irama regular, napas dangkal
- Tanda sulit bernapas
Tidak ada kesulitan bernapas, tidak tampak pernapasan cuping hidung,
napas dangkal, pasien merasa sesak
11. Pemeriksaan paru
- Palpasi getaran suara:-
- Perkusi:-
- Auskultasi:-
12. Pemeriksaan jantung
- Inspeksi:-
- Palpasi:-
- Perkusi:-
- Auskultasi:-
13. Pemeriksaan abdomen
- Inspeksi
Universitas Sumatera Utara
Abdomen terlihat normal, tidak ada ascites
- Auskultasi
Terdengar suara peristaltik normal
- Palpasi
Tidak ada nyeri saat ditekan pada bagian kanan dan kiri, tidak ada distensi.
- Perkusi:-
14. Pemeriksaan muskuloskletal
Kekuatan otot ekstremitas bagian kanan 4, bagian kiri 1, tidak simetris kanan
dan kiri
15. Pemeriksaan motorik
Fungsi motorik terganggu
16. Pemeriksaan sensorik
Fungsi sensorik terganggu, tidak dapat mengidentifikasi sentuhan dengan baik.
IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Pola makan dan minum:
Frekuensi makan : klien mengatakan makan 3 x sehari dengan porsi sedikit.
Nafsu/ selera makan : klien mengatakan selalu selera untuk makan
Nyeri ulut hati : klien mengatakan tidak adanya merasakan sakit di ulu
hati
Alergi : klien mengatakan adanya alergi jika mengonsumsi
udang
Mual dan muntah : klien mengatakan tidak ada mengalami mual dan muntah
saat makan
Universitas Sumatera Utara
Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah): klien mengatakan
mengalami kesulitan untuk mengunyah, sehingga klien jika ingin makan,
makanan yang akan dikonsumsi di giling hingga halus.
2. Perawatan diri/personal hygiene:
Kebersihan tubuh: klien tampak bersih
Kebersihan gigi dan mulut: gigi dan mulut klien tampak kurang bersih, terlihat
banyak sisa makanan yang terselip di gigi klien.
Kebersihan kuku kaki dan tangan: kebersihan kuku kaki dan tangan klien
tampak kotor, ada terlihat kotoran berwarna hitam di ujung-ujung kuku.
3. Pola Kegiatan/ Aktivitas
Aktivitas klien untuk makan, mandi, eliminasi, ganti pakaian dilakukan dengan
bantuan istri dan anak-anaknya. Aktivitas klien untuk ibadah tidak pernah
terjalankan lagi karena keterbatasan gerak.
4. Pola Eliminasi
1. BAB:
Pola BAB : Klien mengatakan 1 hari sekali untuk BAB
Karakter feses: klien mengatakan feses berbentuk keras
Riwayat perdarahan: klien mengatakan tidak pernah mengalami perdarahan
BAB terakhir : 10 Juni 2017
Diare: klien mengatakan tidak mengalami diare
Penggunaan Laksatif: klien mengatakan tidak menggunakan laksatif.
2. BAK:
Pola BAK : Klien mengatakan pola BAK sering tidak ada
hambatan
Universitas Sumatera Utara
Karakter urine : Klien mengatakan warna dari urine adalah
kuning bening
Nyeri BAK : Klien mengatakan tidak merasakan adanya nyeri
Riwayat penyakit ginjal : Klien mengatakan tidak ada mengalami penyakit
ginjal.
Penggunaan diuretic : Klien mengatakan tidak menggunakan
diuretic
5. Mekanisme Koping
1. Adaptif : mampu menyelesaikan masalah
Universitas Sumatera Utara
CATATAN PERKEMBANGAN
Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
No. Dx Hari/ta
nggal
Pukul Tindakan
Keperawatan
Evaluasi
Gangguan
mobilitas
fisik
Senin/
19 Juni
2017
09.00
WIB
1.Membina hubungan
saling percaya kepada
klien.
2. Menginstruksikan
klien untuk
mempertahankan
kesejajaran tubuh
yang benar
3. Mengajarkan dan
membantu klien
dalam proses
berpindah tempat
S:
Klien mengatakan
belum mampu
menyeimbangkan
tubuh saat akan
berpindah tempat.
O:
Klien tampak secara
perlahan-lahan saat
akan melakukan
aktivitas.
A:
Masalah Belum
Teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
dalam pengarahan
untuk mempertahankan
kesejajaran tubuh
dalam proses berpindah
tempat.
Universitas Sumatera Utara
Selasa/
20 Juni
2017
09.00
WIB
1.Membina hubungan
saling percaya kepada
klien.
2. Mengajarkan dan
mendukung klien
dalam latihan ROM
aktif atau pasif untuk
mempertahankan atau
meningkatkan
kekuatan dan
ketahanan otot.
S:
Klien mengatakan
sudah mulai mampu
melakukan beberapa
latihan Range Of
Motion
O:
Klien tampak sudah
mampu saat
memperagakan latihan
Range Of Motion.
A:
Masalah Sebagian
Teratasi
P:
Intervensi dilanjutkan
dengan memberikan
jadwal rutin melakukan
latihan Range Of
Motion.
Defisit
Perawatan
Diri
Rabu/
21 Juni
2017
09.30
WIB
1. Mengkaji
kemampuan pasien
dalam melakukan
perawatan diri.
2. Mengganti pakaian
pasien dengan
pakaian yang bersih.
S:
Pasien mengatakan
lebih nyaman dan
segar.
O:
Universitas Sumatera Utara
3. Memberikan
pujian tentang
kebersihan diri
pasien.
4. Membimbing
keluarga pasien untuk
memandikan pasien.
Tidak tercium bau,
pakaian pasien telah
terganti, dan pasien
tampak lebih segar.
A:
- Masalah Teratasi
Sebagian
P:
Intervensi dilanjutkan
dalam memberikan
pendidikan kesehatan
tentang kebersihan diri
pada klien.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara