Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

54
Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Fisiologis: Cairan Dan Elektrolit di Lingkungan VI Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Karya Tulis Ilmiah (KTI) Disusun dalam Rangka Menyelesaikan Program Studi DIII Keperawatan Oleh Kezia Rekha NIM. 142500113 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017 Universitas Sumatera Utara

Transcript of Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

Page 1: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan

Kebutuhan Dasar Fisiologis: Cairan Dan Elektrolit

di Lingkungan VI Kelurahan Sari Rejo

Kecamatan Medan Polonia

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam Rangka Menyelesaikan

Program Studi DIII Keperawatan

Oleh

Kezia Rekha

NIM. 142500113

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2017

Universitas Sumatera Utara

Page 2: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

Universitas Sumatera Utara

Page 3: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

Universitas Sumatera Utara

Page 4: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

dengan judul “Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan

Kebutuhan Dasar Fisiologis: Cairan Dan Elektrolit di Lingkungan VI

Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia”.

Karya tulis ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu

persyaratan untuk menyelesaikan Pendidikan Diploma III Keperawatan Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan,

arahan dan bimbingan dari semua pihak secara langsung maupun tidak langsung.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Setiawan, S.Kp., MNS., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

2. Sri Eka Wahyuni, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Wakil Dekan I Fakultas

Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Dosen

Pembimbing

3. Cholina Trisa Siregar, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp. KMB., selaku Wakil

Dekan II Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

4. Dr. Siti Saidah Nasution, S.Kep., M.Kep., Sp. Mat., selaku Wakil

Dekan III Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Mahnum Lailan Nasution, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua

Pelaksana Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai Dosen Penguji

6. Wardiah Daulay, S.Kep., M.Kep., selaku Sekretaris Program Studi

DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

7. Seluruh Dosen dan Staf pengajar Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Page 5: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

8. Keluarga saya, ayahanda tercinta Drs. Juniar Hutahaean, M.Si dan

ibunda tercinta Dra. Margareta Eppang serta adik Daniel Maxwel P.

Hutahaean, Kevin Immanuel B. Hutahaean dan Sabrina Olivia

Hutahaean

9. Teman-teman seperjuangan Program Studi DIII Keperawatan stambuk

2014 terimakasih untuk kebersamaan selama menempuh pendidikan di

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih belum sempurna,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran serta masukan yang membangun

dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Kiranya Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pelayanan

keperawatan kedepannya.

Medan, Juli 2017

Penulis,

Kezia Rekha

Universitas Sumatera Utara

Page 6: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1

1.2 Tujuan .................................................................................................................... 3

1.3 Manfaat .................................................................................................................. 4

BAB II PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Kebutuhan

Dasar Cairan dan Elektrolit

2.1.1 Volume dan Distribusi Cairan Tubuh ............................................................ 5

2.1.2 Mekanisme Pergerakan Cairan dan Elekrolit................................................. 6

2.1.3 Pengaturan Volume Cairan Tubuh ................................................................. 6

2.1.4 Gangguan Keseimbangan Cairan: Dehidrasi ................................................. 8

2.1.5 Pengkajian ...................................................................................................... 9

2.1.6 Analisa Data ................................................................................................... 12

2.1.7 Diagnosis Keperawatan.................................................................................. 13

2.1.8 Rencana Tindakan Keperawatan .................................................................... 14

2.2 Asuhan Keperawatan Kasus

2.2.1 Pengkajian ...................................................................................................... 21

2.2.2 Analisa Data ................................................................................................... 30

2.2.3 Rumusan Masalah .......................................................................................... 31

2.2.4 Perencanaan Keperawatan ............................................................................. 32

2.2.5 Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan ........................................................ 35

Universitas Sumatera Utara

Page 7: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 40

3.2 Saran ......................................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA 42

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

Page 8: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh

manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupuan psikologis,

yang tentunya bertujuan untuk mempertahankan kehidupan dan kesehatan.

Besarnya kebutuhan dasar yang terpenuhi menentukan tingkat kesehatan dan

posisi pada rentang sehat-sakit (Potter & Perry, 2005).

Menurut Abraham Maslow dalam teorinya tentang kebutuhan dasar

manusia, bahwa kebutuhan dasar manusia tersusun dalam bentuk hirarki atau

berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya kalau jenjang

sebelumnya telah (relatif) terpuaskan. Kebutuhan dasar tersebut adalah kebutuhan

fisiologis (physiological needs), kebutuhan keamanan (safety needs), kebutuhan

rasa cinta, dimiliki dan memiliki (belonging and love needs), kebutuhan harga diri

(self esteem needs), kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs). Individu

harus memenuhi kebutuhan terbawah dalam hierarki tersebut sebelum berupaya

memenuhi kebutuhan pada tingkat yang lebih tinggi (Maslow, 1970). Individu

harus memenuhi kebutuhan pada tingkat dasar yaitu kebutuhan fisiologis, yang

meliputi kebutuhan oksigen, cairan, nutrisi, temperatur, eliminasi, tempat tinggal,

istirahat dan seks, untuk dapat bertahan hidup (Potter & Perry, 2005).

Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara

fisiologis (physiological needs). Kebutuhan ini memiliki proporsi besar dalam

bagian tubuh dengan hampir 90% dari total berat badan. Cairan tubuh ini sangat

penting perannya dalam menjaga keseimbangan (Homeostasis) proses kehidupan.

Peranan tersebut dikarenakan air memiliki karakteristik fisiologis (Asmadi, 2008).

Cairan dalam tubuh manusia normalnya adalah seimbang antara asupan

(input) dan haluaran (output). Jumlah asupan cairan harus sama dengan jumlah

cairan yang dikeluarkan dari tubuh. Dalam rangka mempertahankan fungsi tubuh

maka tubuh akan kehilangan cairan antara lain melalui proses penguapan ekspirasi

penguapan kulit, ginjal (urine), ekskresi pada proses metabolisme (defekasi)

(Rosdahl dkk, 2014).

Universitas Sumatera Utara

Page 9: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

Dalam tubuh, fungsi sel bergantung pada keseimbangan cairan dan

elektrolit. Keseimbangan ini diurus oleh banyak mekanisme fisiologik yang

terdapat dalam tubuh sendiri. Perubahan sedikit pada keseimbangan cairan dan

elektrolit tidak akan memberikan dampak bagi tubuh. Akan tetapi, jika terjadi

ketidakseimbangan antara asupan dan haluaran, tentunya akan menimbulkan

dampak bagi tubuh manusia. Kondisi sakit dapat menyebabkan gangguan pada

keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit

berarti dari air tubuh total dan elektolit kedalam seluruh bagian tubuh.

Keseimbangan cairan dan elektrolit saling bergantung satu sama lainnya, jika

salah satu terganggu maka akan berpengaruh dengan lainnya. Pada bayi dan anak

sering terjadi gangguan keseimbangan tersebut yang biasanya disertai perubahan

Ph cairan tubuh. Hal itu dikarenakan anak mempunyai risiko tinggi untuk

terjadinya dehidrasi. Ada banyak alasan untuk hal ini, salah satunya dikarenakan

anak-anak mempunyai insiden yang cukup tinggi pada gangguan sistem

gastrointestinal, terutama diare (Sodikin, 2011).

Pada anak yang mengalami diare, akan terjadi ketidakseimbangan asupan

dan haluaran cairan. Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara

berlebihan yang terjadi karena frekuensi tiga kali atau lebih buang air besar

dengan konsistensi feses yang encer atau cair, dapat berwarna hijau atau dapat

pula bercampur lendir dan darah atau lendir saja. Dasar dari semua diare adalah

gangguan transportasi larutan usus, akibat perpindahan air melalui membran usus

berlangsung secara pasif dan hal ini ditentukan oleh aliran larutan secara aktif

maupun pasif, terutama natrium klorida, dan glukosa (Behrman dkk, 2000).

Diseluruh dunia terdapat kurang lebih 500 juta anak menderita diare setiap

tahunnya dan 20% dari seluruh kematian pada anak yang hidup di negara-negara

berkembang. Di Indonesia, proporsi terbesar penderita diare pada balita adalah

kelompok umur 6 – 11 bulan yaitu sebesar 21,65%, lalu kelompok umur 12-17

bulan sebesar 14,43%, kelompok umur 24-29 bulan sebesar 12,37%, sedangkan

proporsi terkecil pada kelompok umur 54 – 59 bulan yaitu 2,06%. Penyebab

utama kematian yang disebabkan oleh diare adalah karena dehidrasi sebagai

akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui feses (DEPKES RI, 2010).

Universitas Sumatera Utara

Page 10: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk menyusun

karya tulis ilmiah tentang “Asuhan Keperawatan pada An. G dengan

Gangguan Kebutuhan Dasar Fisiologis: Cairan Dan Elektrolit di

Lingkungan VI Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia”.

1.2 TUJUAN

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk memberikan asuhan keperawatan yang tepat dan efektif pada An. G

dengan gangguan kebutuhan dasar fisiologis: cairan dan elektrolit di

Lingkungan VI Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia.

1.2.2 Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan tahap pengkajian asuhan keperawatan pada An. G

dengan gangguan kebutuhan dasar fisiologis: cairan dan elektrolit.

b. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada An. G dengan

gangguan kebutuhan dasar fisiologis: cairan dan elektrolit.

c. Mampu merencanakan tindakan keperawatan pada An. G dengan

gangguan kebutuhan dasar fisiologis: cairan dan elektrolit.

d. Mampu melakukan implementasi keperawatan pada An. G dengan

gangguan kebutuhan dasar fisiologis: cairan dan elektrolit.

e. Mampu melakukan evaluasi pada An. G dengan gangguan kebutuhan

dasar fisiologis: cairan dan elektrolit.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

1.3 MANFAAT

1. Bagi Keluarga

Untuk menambah pengetahuan keluarga tentang perawatan pada anak

dengan prioritas masalah kebutuhan dasar cairan dan elektrolit.

2. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah kebutuhan dasar cairan

dan elektrolit.

3. Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai tolok ukur kemampuan mahasiswa dalam melakukan penelitian

untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa khususnya

mahasiwa DIII Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

Page 12: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

2.1 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Kebutuhan Dasar

Cairan dan Elektrolit

Cairan dan elektrolit sangat penting untuk mempertahankan keseimbangan

atau homeostasis tubuh. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dapat

memengaruhi fungsi fisiologis tubuh. Sebab, cairan tubuh terdiri atas air yang

mengandung partikel-partikel bahan organic dan anorganik yang vital untuk

hidup. Elektrolit tubuh mengandung komponen-komponen kimiawi. Elektrolit

tubuh ada yang bermuatan positif (anion) dan bermuatan negative (kation).

Elektrolit sangat penting pada banyak fungsi tubuh, termasuk fungsi

neuromuscular dan keseimbangan asam basa. Pada fungsi neuromuscular,

elektrolit memegang peranan penting terkait dengan transmisi impuls saraf

(Asmadi, 2008).

2.1.1 Volume dan Distribusi Cairan Tubuh

A. Volume cairan

Total jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira- kira 60%

dari berat badan pria dan 50% dari berat badan wanita. Jumlah volume ini

tergantung pada kandungan lemak, badan dan usia. Lemak jaringan sangat sedikit

menyimpan cairan, dimana lemak pada wanita lebih banyak daripada pria

sehingga jumlah volume cairan lebih rendah dari pria. Usia juga berpengaruh

terhadap TBW dimana makin tua usia makin sedikit kandungan airnya. Sebagai

contoh, bayi baru lahir memiliki TBW 70%-80% dari BB; usia 1 tahun 60% dari

BB; usia pubertas sampai dengan 39 tahun untuk pria 60% dari BB dan wanita

52% dari BB; usia 40-60 tahun untuk pria 55% dari BB dan wanita 47% dari BB;

sedangkan pada usia diatas 60 tahun untuk pria 52% dari BB dan wanita 46% dari

BB (Tarwoto & Wartonah, 2010).

B. Distribusi cairan

Cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen, yaitu pada

intraseluler dan ekstraseluler. Cairan intraseluler (CIS) kira-kira 2/3 atau 40% dari

Universitas Sumatera Utara

Page 13: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

BB. Ion utama di dalam CIS adalah kalium, magnesium dan fosfat (serta protein).

Sedangkan cairan ekstraseluler (CES) 20% dari BB, cairan ini terdiri atas plasma

(cairan intravascular) 5%, cairan interstisial (cairan disekitar tubuh seperti limfa)

10-15%, cairan transselular (misalnya, cairan serebrospinalis, cairan sinovial,

cairan dalam peritonium, cairan akueus dalam rongga mata, dan lain-lain) 1-3%.

Terutama karena kesulitan dalam memperoleh cairan intraseluler, maka relative

sedikit diketahui tentang pengendalian volume cairan intraseluler dalam keadaan

sehat maupun sakit, maka haruslah terdapat mekanisme tertentu yang mencegah

masuknya air secara tidak terkendali ke dalam sel dan mengakibatkan

pembengkakan sel, yang berbeda dengan sel tanaman, sel tubuh tidak dilindungi

oleh membran yang kuat (Tarwoto & Wartonah, 2010).

2.1.2 Mekanisme Pergerakan Cairan dan Elektrolit

Menurut Tarwoto & Wartonah (2010), mekanisme pergerakan cairan

tubuh melalui tiga proses, yaitu :

A. Difusi

Difusi merupakan proses perpindahan partikel cairan dari konsentrasi

tinggi ke konsentrasi rendah sampai terjadi keseimbangan. Cairan dak

elektrolit didifusikan menembus membran sel. Kecepatan difusi

dipengaruhi oleh ukuran molekul, konsentrasi larutan dan temperatur.

B. Osmosis

Osmosis merupakan bergeraknya pelarut bersih seperti air, melalui

membran semipermiabel dari larutan yang berkonsentrasi lebih rendah ke

konsentrasi yang lebih tinggi yang sifatnya menarik.

C. Transpor Aktif

Partikel bergerak dari konsentrasi rendah ke tinggi karena adanya daya

aktif dari tubuh seperti pompa jantung.

2.1.3 Pengaturan Volume Cairan Tubuh

Keseimbangan cairan dalam tubuh dihitung dari jumlah cairan yang masuk

dikurangi dengan jumlah cairan yang keluar. Catatan asupan dan haluaran yang

akurat serta berat badan harian sangat penting untuk merawat klien yang

Universitas Sumatera Utara

Page 14: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

mengalami kekurangan atau kelebihan cairan.

A. Asupan Cairan

Asupan merujuk pada air dan cairan lain yang masuk kedalam tubuh

setiap hari. Air diperoleh dari dua sumber yaitu : asupan cairan (melalui

mulut atau metode lain seperti IV), dan sebagai hasil metabolisme

makanan. Pengaturan mekanisme keseimbangan cairan ini menggunakan

mekanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus dalam rangka mengatur

keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila terjadi

ketidakseimbangan volume cairan tubuh dimana asupan cairan kurang

atau adanya perdarahan, maka curah jantung akan menurun,

menyebabkan terjadinya penurunan tekanan darah (Alimul Hidayat,

2006).

Umur Kebutuhan Air

(Behrman dkk, 2000)

Jumlah Air dalam 24 jam ml/kg berat badan

3 hari 250-300 80-100

1 tahun 1150-1300 120-135

2 tahun 1350-1500 115-125

4 tahun 1600-1800 100-110

10 tahun 2000-2500 70-85

14 tahun 2200-2700 50-60

18 tahun 2200-2700 40-50

Dewasa 2400-2600 20-30

B. Pengeluaran Cairan

Banyak faktor memengaruhi kehilangan cairan. Individu yang sakit

membutuhkan lebih banyak cairan karena mengalami drainase berlebihan

dari luka, muntah atau perdarahan. Demam dapat menyebabkan individu

menggunakan sekitar empat kali lipat jumlah cairan yang ia biasanya ia

butuhkan. Masing-masing bentuk kehilangan cairan juga akan mengubah

konsentrasi elektrolit tubuh (Rosdahl dkk, 2014).

Pasien dengan ketidakadekuatan pengeluaran cairan memerlukan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

pengawasan asupan dan pengeluaran cairan secara khusus. Peningkatan

jumlah dan kecepatan pernafasan, keringat dan diare dapat menyebabkan

kehilangan cairan secara berlebihan. Kondisi lain yang dapat

menyebabkan kehilangan cairan berlebihan adalah muntah secara terus

menerus (Alimul Hidayat, 2006).

Keseimbangan Asupan dan Haluaran Air Normal

(Rosdahl dkk, 2014)

Asupan Haluaran

Sumber Jumlah Sumber Jumlah

Cairan 1200 ml Urine 1500 ml

Makanan 1000 ml Kulit 500 ml

Metabolisme 300 ml Paru 300 ml

Feces 200 ml

Total 2500 ml Total 2500 ml

2.1.4 Gangguan Keseimbangan Cairan: Dehidrasi

Dehidrasi adalah kehilangan air dari tubuh atau jaringan atau keadaan

yang merupakan akibat kehilangan air yang abnormal. Menurut Guyton, dehidrasi

adalah hilangnya cairan dari semua pangkalan cairan tubuh. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa dehidrasi merupakan keadaan kehilangan cairan tubuh.

Pada dehidrasi, haluaran air lebih besar dibanding asupan air. Dehidrasi

dapat disebabkan oleh kehilangan natrium atau larutan elektrolit lainnya seperti

kalium. Penyebab eksternal dehidrasi meliputi pajanan sinar matahari berlebihan,

anoreksia atau bulimia menyebabkan dehidrasi. Penurunan asupan cairan, demam,

pengisapan gastrointestinal, obat tertentu dan hemoragi juga dapat menyebabkan

dehidrasi. Gangguan tertentu seperti disfungsi elektrolit dan penyakit Addison

juga dapat menyebabkan dehidrasi.

Pada tahap awal dehidrasi, individu merasa haus dan minum lebih banyak

cairan. Jika asupan cairan tidak dapat mengimbangi kehilangan cairan, dehidrasi

semakin parah. Tubuh mengompensasi dengan mengurangi haluaran urin dan

keringat.air bergerak dari kompartemen CIS ke dalam cairan intravaskular. Jika

Universitas Sumatera Utara

Page 16: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

dehidrasi tidak segera dikoreksi, jaringan tubuh akan mongering dan mengalami

malfungsi. Sel otak paling rentan terhadap dehidrasi; salah satu tanda dehidrasi

berat adalah konfusi mental. Jika tidak ditangani segera, maka kondisi tersebut

akan berkembang menjadi koma (Guyton, 1995).

Penilaian derajat dehidrasi berdasarkan tanda dan gejala

(Mansjoer dkk, 2003)

Penilaian A B C

Keadaan umum Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai,

tidak sadar

Mata Normal Cekung Sangat cekung

Air mata Ada Tidak ada Tidak ada

Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering

Rasa haus Minum biasa,

tidak haus

Haus, ingin

minum banyak

Malas minum atau

tidak bias minum

Turgor kulit Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat

lambat

Hasil

pemeriksaan

Tanpa dehidrasi Dehidrasi

ringan/sedang

Dehidrasi berat

2.1.5 Pengkajian

Untuk mengidentifikasi masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

serta mengumpulkan data guna menyusun suatu rencana keperawatan, perawat

perlu melakukan pengkajian keperawatan. Berdasarkan Manajemen Terapi Balita

Sakit (2010), anak yang menderita diare dinilai dalam hal:

1. Berapa lama anak menderita diare

2. Adakah darah dalam tinja untuk menentukan apakah anak menderita

disentri

3. Adakah tanda-tanda dehidrasi

Klasifikasi Dehidrasi Dengan Konsep MTBS, 2010

A. Klasifikasi diare untuk dehidrasi :

1. Balita diklasifikasikan mengalami diare dehidrasi berat apabila terdapat

Universitas Sumatera Utara

Page 17: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

dua atau lebih tanda-tanda berikut ini :

a. Letargi atau tidak sadar

b. Mata cekung

c. Tidak bisa minum atau malas minum

d. Cubitan kulit perut kembali sangat lambat

2. Balita diklasifikasikan mengalami diare dehidrasi ringan/sedang apabila

terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut ini :

a. Gelisah, rewel (mudah marah)

b. Mata cekung

c. Haus, minum dengan lahap

d. Cubitan kulit perut kembali lambat

3. Balita diklasifikasikan mengenai diare tanpa dehidrasi terdapat cukup

tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi berat atau

ringan/sedang

4. Klasifikasi diare jika 14 hari atau lebih :

a. Balita diklasifikasikan mengalami diare persisten berat apabila

terdapat gejala dehidrasi

b. Balita diklasifikasikan mengalami diare persisten apabila tanpa

gejala dehidrasi

5. Klasifikasi diare, jika ada darah dalam tinja :

Gejala/derajat Diare tanpa Diare dehidrasi Diare dehidrasi

dehidrasi dehidrasi ringan/sedang berat

Bila terdapat Dua Bila terdapat dua Bila terdapat dua

tanda atau lebih tanda atau lebih tanda atau lebih

Keadaan umum Baik, sedang Gelisah, rewel Lesu, lunglai/tidak

sadar

Mata Tidak cekung Cekung Cekung

Universitas Sumatera Utara

Page 18: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

Keinginan Normal, tidak Ada Ingin minum Malas minum

untuk minum rasa haus terus, ada rasa

haus

Turgor Kembali segar Kembali lambat Kembali sangat

lambat

Terkait dengan gangguan kebutuhan cairan dan elektrolit, maka ada

beberapa aspek yang perlu dikaji oleh perawat, antara lain:

1. Aspek biologis, seperti:

a. Usia

Usia memengaruhi distribusi cairan dan elektrolit dalam tubuh. Oleh

karena itu, pada saat mengkaji klien, perawat perlu menghitung adanya

perubahan cairan yang berhubungan dengan proses penuaan dan

perkembangan

b. Berat badan

Perlu dikaji berat badan sebelum sakit dengan berat badan saat sakit.

Pengkajian ini diperlukan untuk mengukur persentase penurunan berat

badan dalam menentukan derajat dehidrasi.

c. Riwayat kesehatan

Hal yang perlu dikaji antaraa lain riwayat penyakit atau kelainan yang

dapat menyebabkan gangguan dalam homeostasis cairan dan elektrolit.

d. Tanda vital meliputi suhu, respirasi, nadi, dan tekanan darah.

Peningkatan suhu dapat menimbulkan kehilangan cairan dan elektrolit

karena peningkatan insensible water loss (IWL). Sebaliknya, penurunan

suhu tubuh akan mengakibatkan penurunan IWL.

2. Aspek psikologis

Pada aspek psikologis ini, perlu dikaji adanya masalah-masalah perilaku atau

Universitas Sumatera Utara

Page 19: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

emosional yang dapat meningkatkan risiko gangguan cairan dan elektrolit

(Tarwoto & Wartonah, 2010).

2.1.6. Analisa Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status

kesehatan pasien, kemampuan pasien mengelolah kesehatan terhadap dirinya

sendiri dan hasil konsultasi dari medis atau profesi kesehatan lainya. Data fokus

adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon pasien terhadap kesehatan

dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang

dilaksanakan terhadap klien (Kozier, 2010).

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah serta kebutuhan

keperawatan dan kesehatan lainya. Pengumpulan informasi merupakan tahap awal

dalam proses keperawatan. Dari informasi yang terkumpul didapat data dasar

tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selajutnya data dasar itu digunakan

untuk menetukan diagnosis keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan,

serta tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien (Kozier,

2010).

Pengumpulan data dimulai sejak dilakukan pengkajian. Tujuan

pengumpulan data adalah untuk memperoleh informasi tentang keadaan kesehatan

klien, membuat keputusan yang tepat dalam menentukan langkah-langkah

berikutnya. Tipe data terbagi dua, yaitu data subjektif dan data objektif. Data

subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap

suatu situasi dan kejadian. Informasi tersebut tidak bisa ditentukan oleh perawat,

mencakup persepsi, perasaan, ide klien terhadap status kesehatan lainya.

Sedangkan data objektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur, dapat

diperoleh menggunakan panca indera (lihat, dengar, cium, sentuh/ raba) selama

pemeriksaan fisik. Misalnya frekuensi nadi, pernafasan, tekanan darah, berat

badan dan tingkat kesadaran.

Dalam menganalisa data yang sistematik diperlukan 3 komponen yaitu

masalah (problem), penyebab (etiology), dan tanda dan gejala (symptom). Data

yang sudah dikumpulkan dikelompokkan menurut tipe data, yaitu data subjektif

Universitas Sumatera Utara

Page 20: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

dan data objektif. Setelah data terbagi, data perlu disertakan dengan tanda dan

gejala untuk lebih memperkuat data. Selama dan setelah pengumpulan data, data

tersebut akan diperiksa kembali untuk menentukan relevansinya dengan masalah

klien dan hubungannya dengan potongan informasi lain. Melalui analisis data

yang sistematif, maka akan didapatkan mengenai masalah kesehatan klien.

Dari masalah kesehatan tersebut maka akan didapatkan diagnosa

keperawatan yang sesuai dengan masalah kesehatan klien. Setelah diagnosa

keperawatan ditegakkan maka langkah selanjutnya adalah merencanakan asuhan

keperawatan klien berdasarkan masalah atau diagnosis yang telah di identifikasi.

2.1.7. Diagnosis Keperawatan

Kekurangan Volume Cairan (Nanda International, 2012-2014)

A. Defenisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan atau

intraselular. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan

pengeluaran sodium.

B. Kemungkinan berhubungan dengan :

1. Kehilangan cairan secara berlebihan

2. Berkeringat secara berlebihan

3. Menurunnya intake oral

4. Penggunaan diueretik

5. Pendarahan

6. Kemungkinan data yang ditemukan :

7. Hipotensi

8. Takikardia

9. Pucat

10. Kelemahan

11. Konsentrasi urin pekat

C. Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada :

1. Penyakit Addison

2. Koma

3. Ketoasidosis para diabetik

4. Anoreksia nervosa

Universitas Sumatera Utara

Page 21: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

5. Pendarahan gastrointestinal

6. Muntah, diare

7. Intake cairan tidak adekuat

8. AIDS

9. Ulcer kolon

D. Tujuan yang diharapkan :

1. Mempertahankan keseimbangan cairan

2. Menunjukan adanya keseimbangan cairan seperti output urin adekuat,

tekanan darah stabil, membran mukosa lembab, turgor kulit baik

3. Secara verbal pasien mengatakan penyebab kekurangan cairan dapat

teratasi

2.1.8. Rencana Tindakan Keperawatan

Terapi Dehidrasi Dengan Konsep MTBS (2010) A. Rencana terapi A : penanganan diare di rumah :

a. Pengertian dan hal-hal berkaitan dengan rencana terapi A :

Terapi A, yaitu terapi di rumah untuk mencegah dehidrasi dan malnutrisi,

dimana anak yang tanpa tanda gejala dehidrasi membutuhkan ekstra

cairan air dan elektrolit yang hilang selama diare.

b. Cairan yang biasa diberikan dalam pengobatan ini :

1) Cairan yang bisa diberikan, yaitu cairan dehidrasi oral dari gula dan

garam, sayuran dan sop ayam yang mengandung garam

2) Cairan yang diberikan kapada anak sebanyak anak mau sampai diare

berhenti, atau :

a) Anak < 2 tahun, sebanyak 50 – 100 ml

b) Anak 2 – 10 tahun, sebanyak 100 – 200 ml

c) Anak > 10 tahun, diberikan cairan sebanyak anak mau

Universitas Sumatera Utara

Page 22: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

c. Dalam hal ini, yang paling utama ditekankan pada rencana terapi A ini

adalah menjelaskan kepada ibu mengenai empat aturan perawatan di

rumah sakit, berikut ini :

a. Pemberian cairan tambahan

Dalam rencana terapi pemberian cairan tambahan sebanyak anak

mau ini, perlu dilakukan hal-hal berikut ini :

1) Berikan penjelasan kepada ibu, hal-hal berikut ini :

a) Untuk menberikan ASI lebih sering dan lebih lama pada

setiap kali pemberian

b) Untuk memberikan oralit atau matang sebagai tambahan,

apabila anak memperoleh ASI tambahan

c) Untuk memperoleh susu cairan atau lebih, apabila anak

tidak memperoleh ASI eksklusif. (cairan-cairan tersebut,

misalnya oralit, cairan makanan, atau air matang)

d) Jelaskan juga kepada ibu bahwa anak harus diberikan

larutan oralit di rumah, apabila :

a) Anak telah diberikan pengobatan dengan rencana terapi B

atau C dalam kunjungan ini

b) Anak tidak dapat kembali ke klinik apabila diare pada anak

bertambah parah

e) Ajarkan kepada ibu tentang cara mencampur dan

memberikan oralit serta berikan ibu 6 bungkus oralit (200

ml) untuk digunakan di rumah

f) Tunjukan kepada ibu tentang berapa banyak oralit/cairan

lain yang harus diberikan setiap kali anak buang air besar

Universitas Sumatera Utara

Page 23: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

g) Untuk anak umur sampai 1 tahun, banyaknya oralit/cairan

lain yang harus diberikan adalah 60 sampai 100 ml setiap

kali anak buang air besar (berak)

h) Untuk anak umur 1 sampai 5 tahun, banyaknya oralit/cairan

lain yang harus diberikan adalah 100 sampai 200 ml setiap

kali anak buang air besar

2) Jelaskan kembali atau katakan kepada ibu mengenai hal-hal

berikut ini :

a. Apabila anak yang diberikan minuman muntah, tunggu

sebentar yaitu sekitar 10 menit. Kemudian, lanjutkan lagi

pemberian minum lebih lambat

b. Untuk melanjutkan pemberian cairan tambahan sampai

diare berhenti.

1) Pemberian tablet zinc selama 10 hari

2) Melanjutkan pemberian makan

3) Penjelasan kapan harus kembali

B. Terapi B : penanganan dehidrasi ringan/sedang dengan oralit

1. Rencana terapi B, yaitu terapi dehidrasi oral untuk anak dehidrasi sedang

adalah dengan pemberian CRO (cairan oralit)

2. Hal yang paling utama ditekankan pada rencana terapi B ini, antara lain:

a. Pemberian oralit di klinik sesuai yang dianjurkan selama 3 hari,

antara lain :

a) Anak umur ≤ 4 bulan dan berat badan < 6 kg, cairan oralit yang

diberikan sebanyak 200-400 ml

b) Anak umur 4-12 bulan dan berat badan 6-10 kg, cairan oralit

Universitas Sumatera Utara

Page 24: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

yang diberikan sebanyak 400-700 ml

c) Anak umur 1-2 tahun dan berat badan 10-12 kg, cairan oralit

yang diberikan sebanyak 700-900 ml

d) Anak umur 2-5 tahun dan berat badan 12-19 kg, cairan oralit

yang diberikan sebanyak 900-1400 ml

b. Penentuan jumlah oralit untuk 3 jam pertama :

Ketentuan :

1) Jumlah oralit yang diperlukan dihitung dengan rumus: berat

badan (dalam kg) x 75 ml

2) Penggunaan umur digunakan hanya apabila berat badan anak

tidak diketahui

c. Jumlah oralit dapat diberikan lebih banyak dari pedoman yang

ditentukan di atas, apabila anak masih menginginkannya :

Selama periode ini, dapat diberikan juga 100-200 ml air matang pada

anak yang berumur kurang dari 6 bulan yang tidak menyusu ASI

d. Penjelasan kepada ibu cara pemberian larutan oralit :

Berikut ini adalah hal-hal yang perlu ditunjukan pada ibu

Dalam memberikan larutan oralit :

1) Larutan oralit dapat diminumkan sedikit demi sedikit tetapi

sering dengan menggunakan cangkir atau gelas

2) Apabila anak muntah, pemberian larutan oralit dapat ditunggu

sebentar, yaitu selama 19 menit, untuk selanjutnya dapat

diberikan kembali dengan lebih lambat

3) ASI dapat diberikan selama anak mau

e. Pemberian tablet zinc

Universitas Sumatera Utara

Page 25: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

f. Penanganan selama 3 jam :

1. Lakukan penilaian ulang dan klasifikasikan kembali derajat

dehidrasi pada anak

2. Setelah itu, pilih rencana terapi yang sesuai dengan penilaian

dan klasifikasi tadi untuk melanjutkan pengobatan

3. Selanjutnya, anak bisa mulai diberikan makan

g. Penanganan apabila ibu memaksa pulang sebelum pengobatan

selesai :

1. Peragakan atau tunjukan kepada ibu cara menyiapkan cairan

oralit di rumah

2. Peragakan atau tunjukan kepada ibu banyaknya oralit yang

harus diberikan kepada anak di rumah untuk menyelesaikan 3

jam pengobatan

3. Untuk mencukupi kebutuhan rehidrasi, maka berikan oralit yang

cukup dengan menambahkan 6 bungkus lagi sesuai anjuran pada

rencana terapi A

4. Empat aturan perawatan di rumah berikut ini seperti yang

terdapat pada rencana terapi A, perlu dijelaskan kembali :

a) Pemberian cairan tambahan

b) Melanjutkan pemberian tablet zinc sampai 10 hari

c) Memberikan pemberian makanan

d) Memberitahukan kapan harus kembali

C. Rencana terapi C: penanganan dehidrasi berat dan cepat :

a. Terapi C adalah pengobatan untuk pasien dengan dehidrasi berat, dengan

Universitas Sumatera Utara

Page 26: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

pemberian cairan rehidrasi intravena secara cepat

b. Hal yang paling utama ditekankan pada rencana terapi C ini, antara lain:

a. Lakukan pemberian cairan intravena secepatnya

b. Pada anak yang bisa minum, sementara mempersiapkan infus

berikan oralit melalui minum

c. Cairan infus yang diberikan yaitu cairan ringer laktat (apabila tidak

tersedia, bisa diberikan cairan NaCl) dengan pemberian 100 ml/kg,

dengan pembagian sebagai berikut :

1) Untuk bayi dibawah 12 bulan, diberikan cairan cairan sebanyak:

a) 30 ml/kg selama 1 jam (ulangi sekali lagi apabila denyut nadi

sangat lemah atau tidak teraba)

b) 70 ml/kg selama 5 jam

2) Untuk anak usia 12 bulan sampai 5 tahun, diberikan cairan

sebanyak:

a) 30 ml/kg selama 30 menit (ulangi sekali lagi apabila denyut

nadi sangat lemah atau tidak teraba)

b) 70 ml/kg selama 2 1/2 jam

3) Lakukan pemeriksaan kembali pada anak setiap 15-30 menit :

a) Segera setelah anak minum, berikan oralit (dengan

dosis/takaran kira-kira 5 ml/kg/jam

b) Oralit ini bisa diberikan pada bayi sesudah 3-4 jam dan pada

anak sesudah 1-2 jam

c) Disamping oralit, juga perlu diberikan tablet zinc

4) Lakukan pemeriksaan kembali, yaitu sesudah 6 jam pada bayi dan

sesudah 3 jam pada anak

Universitas Sumatera Utara

Page 27: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

5) Dalam hal ini dilakukan klasifikasi dehidrasi

6) Kemudian pilihlah rencana terapi yang sesuai untuk meneruskan

pengobatan

Universitas Sumatera Utara

Page 28: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

2.2 Asuhan Keperawatan Kasus

2.2.1 Pengkajian

FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI LINGKUNGAN VI KELURAHAN SARI REJO KEC. MEDAN POLONIA

I. BIODATA

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. G

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 2 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Suku : Batak Toba

Alamat : Jalan Pipa 4 Lingkungan VI

Kelurahan Sari Rejo

Kecamatan Medan Polonia

Tempat, Tgl lahir : Medan, 09 April 2015

Tanggal Pengkajian : 22 Mei 2017

Diagnosa Keperawatan : Kekurangan Volume Cairan

IDENTITAS ORANGTUA

1. IBU

Nama : Ny. M

Umur : 28 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jalan Pipa 4 Lingkungan VI

Kelurahan Sari Rejo

Kecamatan Medan Polonia

2.AYAH

Nama : Tn. B

Umur : 30 Tahun

Agama : Kristen Protestan

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jalan Pipa 4 Lingkungan VI

Kelurahan Sari Rejo

Kecamatan Medan Polonia

Universitas Sumatera Utara

Page 29: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

II. KELUHAN UTAMA

1. BAB lebih dari 4 ×/hari dengan konsitensi cairan lebih banyak dari ampas,

sudah dialami sejak 1 hari yang lalu

2. Muntah sejak kemarin malam sebanyak 2 kali

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocatif /palliative

1. Apa penyebabnya:

Anak mengalami diare karena diberi makan ikan mas arsik oleh

ayahnya, diduga makanannya kurang terjaga kebersihannya dan

perut anak belum terbiasa dengan bumbu makanan tersebut

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan:

Ibunya menghentikan pemberian makanan yang keras dan diganti

dengan bubur.

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan:

Anak rewel dan gelisah

2. Bagaimana dilihat:

Anak selalu menangis, mukosa bibir kering, badan semakin

kurus, kulit kering, turgor kulit kembali lambat

Universitas Sumatera Utara

Page 30: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

C. Region

1. Dimana lokasinya:

Hanya daerah abdomen.

2. Apakah menyebar:

Tidak menyebar

D. Severity

Anak terlihat lemah dan tidak aktif beraktivitas

E. Time

Hal ini dialami anak sejak 1 hari yang lalu

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

A. Penyakit yang pernah dialami

Anak pertama kali mengalami penyakit demam setelah mendapat

imunisasi DPT

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Pengobatan yang dilakukan oleh keluarga tidak ada hanya memberikan

ASI

C. Pernah dirawat/dioperasi

Anak tidak pernah dirawat dan tidak pernah mengalami operasi.

D. Lama dirawat

Anak tidak pernah di rawat di rumah sakit.

E. Alergi

Anak tidak ada mengalami alergi karena obat maupun makanan.

Universitas Sumatera Utara

Page 31: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

F. Imunisasi

No. Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Reaksi

1 BCG 1x -

2 DPT 3x Demam

3 POLIO 4x -

4 CAMPAK - -

5 HEPATITIS B 3x -

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

A. Orang tua

Ayah An. G pernah dirawat di Rumah Sakit Mitra Sejati karena sakit

hipertensi. Ibu An. G memiliki riwayat sakit anemia dan tekanan darah

rendah

B. Saudara kandung

Kakak An.G, 4 tahun, pernah dirawat di Rumah Sakit Boloni karena

mengalami demam tinggi sampai 42°C

C. Penyakit keturunan yang ada

Riwayat penyakit hipertensi dan jantung

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Anggota kelurga pasien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa

E. Anggota keluarga yang meninggal

Anggota keluarga pasien ada yang meninggal yaitu kakek An. G

F. Penyebab meninggal

Meninggal dunia karena riwayat penyakit jantung

Universitas Sumatera Utara

Page 32: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

G. Genogram

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Klien

: Meninggal VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL A. Persepsi pasien tentang penyakit

Persepsi orangtua tentang penyakit saat ini adalah diare itu penyakit biasa

yang dialami oleh anak-anak

B. Keadaan emosi

Anak mudah menangis dan gelisah saat perutnya sakit

C. Hubungan sosial

1. Orang yang berarti: orangtua

2. Hubungan dengan keluarga: klien sebagai anak dikeluarga

3. Hubungan dengan orang lain: hubungan dengan orang lain sebagai

tetangga di lingkungan

Universitas Sumatera Utara

Page 33: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

4. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: An. G sudah bisa

bersosialisasi kepada teman di lingkungannya dan bisa mengikuti

aktivitas dan kegiatan dilingkungannya dalam dampingan orangtua

D. Spiritual

Nilai dan keyakinan: klien mengikuti dan menaati nilai sesuai keyakinan dan

peraturan yang ada ditengah-tengah keluarga klien. Dan itu masih di lakukan

oleh kedua orang tuanya karena klien masih belum bisa melakukan peraturan

yang ada di keyakinannya. Kegiatan ibadah: klien sudah diperkenalkan

dengan kegiatan ibadah sekolah minggu di gereja dengan didampingi oleh

orangtua

VII. PEMERIKSAAN FISIK

A. Keadaan umum

Anak terlihat lemas, gelisah, rewel dan berat badan semakin menurun

B. Tanda-tanda vital

1. Suhu tubuh : 37,1 ºC

2. Pernafasan : 23×/menit

3. Nadi : 108×/menit

4. TB : 79,7 cm

5. BB : 9,8 kg

C. Pemeriksaan Head to toe

1. Kepala dan rambut

a. Bentuk : bentuk oval, tidak ada massa atau benjolan

b. Ubun-ubun : ubun-ubun sudah menutup

c. Kulit kepala : kulit kepala bersih, tidak ada lesi

Universitas Sumatera Utara

Page 34: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

2. Rambut

a. Penyebaran dan keadaan rambut: rambut anak tipis dan hitam,

rambut lurus

b. Bau : tidak ada bau dari rambut

3. Wajah

a. Warna Kulit : warna kulit putih pucat

b. Struktur wajah : struktur wajah oval

4. Mata

a. Kelengkapan dan kesimetrisan: mata lengkap dan simetris

b. Mata: cekung

c. Konjungtiva : anemis

d. Pupil : isokor

5. Hidung

a. Tulang hidung dan posisi septum nasi: lengkap dan simetris

b. Lubang hidung: simetris dan bersih tidak ada sinusitis

c. Cuping hidung: tidak ada pernafasan cuping hidung

6. Telinga

a. Bentuk telinga: bentuk telinga normal, simetris antara telinga

kanan dan kiri

b. Ukuran telinga: ukuran telinga kanan dan kiri sama besar

c. Lubang telinga: kedua lubang telinga pasien bersih

d. Ketajaman pendengaran: anak dapat mendengar suara dengan

baik

Universitas Sumatera Utara

Page 35: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

7. Mulut dan faring

a. Keadaan bibir : mukosa bibir kering

b. Keadaan gusi dan gigi : gusi bersih

c. Keadaan lidah : bersih dan tidak ada putih-putih karena ASI

8. Leher

a. Posisi trachea: posisi trakea berada di tengah

b. Suara: anak sudah bisa mengucapkan namanya dengan jelas

c. Denyut nadi karotis : dapat teraba dengan jelas

d. Kelenjar limfe: tidak ada pembengkakan kelenjar limfe

e. Tyroid: tidak ditemukan adanya pembengkakan thyroid

9. Pemeriksaan integumen

a. Kebersihan : kulit bersih

b. Kehangatan : suhu tubuh normal

c. Turgor : kering, bila dicubit kulit kembalinya lambat > 2 detik

10. Pemeriksaan paru

a. Palpasi getaran suaran: tidak ada suara tambahan

b. Perkusi : resonan diseluruh lapang paru

c. Auskultasi : bunyi nafas bronkovesikuler pada daerah bronkus

11. Pemeriksaan abdomen

a. Inspeksi : tidak ada benjolan atau massa pada abdomen

b. Auskultasi: bising usus 20x/menit

c. Palpasi (tanda nyeri tekan, benjolan, ascites, hepar, lien): tidak

ada nyeri tekan pada semua kuadran abdomen

d. Perkusi : perut kembung

Universitas Sumatera Utara

Page 36: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

12. Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

a. genitalia (rambut pubis, lubang uretra): lubang uretra ada

b. anus dan perineum (lubang anus, kelainan pada anus, perineum):

ada lubang anus, perineum bersih

VIII. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI

1. Pola makan dan minum

a. Frekuensi makan/ hari: makan 3×/hari

b. Nafsu/selera makan: kurang selera makan saat sakit

c. Mual dan muntah: anak ada muntah 2x

d. Waktu pemberian makan: 08.00 pagi, 12.30 siang, 19.00 malam

e. Jumlah dan jenis makan : nasi halus, sayur dan lauk untuk satu

kali porsi makan

f. Waktu pemberian minum : saat anak haus

2. Perawatan diri/ personal hygiene

a. Kebersihan tubuh: anak masih didampingi orangtua saat mandi

b. Kebersihan gigi dan mulut : gigi tidak ada yang berlubang, anak

sikat gigi 3x sehari

c. Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku anak tidak panjang dan

bersih, biasanya kuku dipotong 1x seminggu

3. Pola kegiatan/aktivitas

a. anak biasanya menonton kartun di televisi di pagi hari

b. tidur siang pada pukul 13.00-15.00

c. mandi sore pada pukul 17.00

d. bermain dengan teman-teman di lingkunganya bersama

kakaknya

Universitas Sumatera Utara

Page 37: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

4. Pola eliminasi

1. BAB

a. Pola BAB : 4x/hari

b. Karakter feses : bau khas, konsistensi encer

2. BAK.

a. Pola BAK : 4-5x/hari

b. Karakter urin : warna kuning terang

2.2.2 Analisa Masalah

No Data Etiologi Masalah

1 Data Subjektif :

Ny. M mengatakan

bahwa An. G BAB

lebih dari 4x/hari

dengan konsistensi

cair dan muntah

kemarin malam

sebanyak 2 kali

Ny. M mengatakan

bahwa 2 hari yang

lalu anak makan ikan

arsik yang dibawa

oleh ayahnya

Data Objektif :

Turgor kulit kembali

lambat >2 detik

Mata cekung

Mukosa bibir kering

Warna urin kuning

terang

Peristaltik usus

20x/menit

Tanda-tanda vital :

RR : 23x/menit

Nadi : 108x/menit

Suhu : 37,1°C

Makanan

terkontaminasi

Peradangan

saluran cerna

Tekanan osmotic

dalam usus

meningkat

Hiperperistaltik

Sari makanan

sulit diserap

Air dan garam

mineral terbawa

ke usus

Pengeluaran yang

berlebihan

Dehidrasi ringan

Kekurangan

volume cairan

Kekurangan

Volume

Cairan

Universitas Sumatera Utara

Page 38: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

2.2.3 Rumusan Masalah

a. Masalah Keperawatan

1. Kekurangan volume cairan

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan

b. Diagnosa Keperawatan

1. Kekurangan cairan tubuh berhubungan dengan pengeluaran cairan

berlebih melalui feses

2. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan

dengan masukan yang tidak adekuat

2 Data Subjektif :

Ny. M mengatakan

bahwa An. G kurang

nafsu makan sejak

sakit

Ny. M mengatakan

An. G kebanyakan

hanya minum teh

manis saja

Data Objektif :

Berat badan 9,8 kg

(sebelum diare, berat

badan An. G 10,5

kg)

Konjungtiva anemis

Badan An. G tampak

kurus

Perut kembung

Diare

Distensi abdomen

Mual, muntah

Nafsu makan

menurun

Berat badan

menurun

Nutrisi kurang

dari kebutuhan

Nutrisi

Kurang dari

Kebutuhan

Universitas Sumatera Utara

Page 39: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

2.2.4 Perencanaan Keperawatan

Diagnosa

Keperawatan

Tujuan Kriteria

Hasil

Rencana

Tindakan

Rasional

Kekurangan

cairan tubuh

berhubungan

dengan

pengeluaran

cairan

berlebih

melalui feses

1. Mencegah

dan

meringankan

diare

2. Meningka-

tkan keseim-

bangan cairan

dan elektrolit,

dan mence-

gah kompli-

kasi yang

diakibatkan

oleh kadar

cairan dan

serum

elektrolit

yang

abnormal

atau tidak

diharapkan

3. Memperta-

hankan integ-

ritas kulit dan

membran

mukosa agar

tetap lembab

1. Tinja

lunak dan

berbentuk

2. Membran

mukosa

lembab

3. Mata

tidak

cekung

4. Elastis-

itas turgor

kulit baik

5. Tidak ada

rasa haus

berlebihan

6. Tidak

terjadi

demam

1. Kaji tanda-

tanda vital,

turgor kulit,

membran

mukosa dan

status mental

2. Kaji abdomen

(inspeksi,

palpasi, perkusi

dan auskultasi)

3. Kenali

penyebab diare

(misal,

makanan, hewan

peliharaan,

bakteri)

4. Berikan

cairan terapi

larutan rehidrasi

oral (oralit)

5. Pertahankan

intake cairan,

sedikit tapi

sering

6. Catat intake

dan output

7. Ajarkan dan

instruksikan

keluarga untuk

mencatat warna,

volume,

frekuensi dan konsistensi feses

1. Untuk

mengetahui

keadaan umum

dan tanda

dehidrasi

2. Untuk

mengetahui

keadaan sistem

gastrointestinal

3. Untuk

memberikan

penanganan

medikasi yang

tepat

4. Untuk

mengganti

cairan tubuh

5. Mencegah

dehidrasi

berulang

6. Untuk

mengevaluasi

keefektifan

intervensi

7. Untuk

mendapatkan

data yang akurat

Universitas Sumatera Utara

Page 40: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

8. Ajarkan

keluarga untuk

membuat larutan

rehidrasi oral

9. Berikan

pendidikan

kesehatan pada

keluarga tentang

diare dan

perilaku hidup

bersih dan sehat

8. Untuk

mempertahanka

n terapi cairan

9. Untuk

menambah

pengetahuan

Perubahan

nutrisi:

kurang dari

kebutuhan

tubuh

berhubungan

dengan

masukan

yang tidak

adekuat

1. Meningka-

tkan nutrisi

yang tersedia

untuk

memenuhi

kebutuhan

metabolism

tubuh

2. Memperta-

hankan status

nutrisi yang

adekuat

1. Adanya

peningkatan

berat badan

sesuai

dengan

berat badan

ideal

2. Tidak ada

tanda-tanda

malnutrisi

3. Tidak ada

mual,

muntah

1. Kaji alergi

makanan

2. Observasi dan

catat respon

terhadap

pemberian

makanan

3. Pantau asupan

nutrisi (jumlah,

jenis dan pola

makan)

4. Beri makanan

dalam porsi

sedikit tapi

sering, suapi

jika perlu

5. Manajemen

nutrisi: berikan

makanan bergizi

tinggi protein

dan tinggi

kalori. Hindari

pemberian

pisang, beras,

apel, roti dan teh

karena terlalu

tinggi

karbohidrat dan

1. Untuk

mengkaji

toleransi

pemberian

makanan

2. Sebagai tolak

ukur pemberian

terapi

selanjutnya

3. Mempertaha-

nkan intake

yang adekuat

4. Mencegah

timbul rasa mual

akibat perut

terlalu penuh

5. Diet yang

tepat penting

untuk

mempertahanka

n kadar nutrisi

dalam tubuh

Universitas Sumatera Utara

Page 41: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

rendah elektrolit

6. Tentukan

kemampuan

keluarga untuk

memenuhi

kebutuhan

nutrisi

7. Timbang

berat badan anak

tiap hari

8. Berikan

pendidikan

kesehatan pada

keluarga tentang

pemberian diet

pada anak yang

mengalami diare

dan tentang gizi

seimbang pada

anak

6. Meningkatkan

kepatuhan

terhadap

program

terapeutik

7. Mengawasi

penurunan berat

badan

8. Untuk

mencegah salah

pemberian

makanan pada

anak

Universitas Sumatera Utara

Page 42: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

2.2.5 Pelaksanaan dan Evaluasi Keperawatan

Hari/

Tanggal

No.

Dx

Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

Senin,

22 Mei

2017

1 1. Mengkaji tanda-tanda vital

(suhu, nadi dan

pernafasan), turgor kulit

dan membran mukosa

2. Melakukan pengkajian

abdomen dengan inspeksi,

palpasi, perkusi dan

auskultasi)

3. Mengobservasi penyebab

diare pada An. G

4. Menginstruksikan ibu

untuk mencatat warna,

volume, frekuensi dan

konsistensi feses An. G 5. Mengajarkan ibu untuk

membuat larutan rehidrasi

oral

6. Menganjurkan ibu untuk

mempertahankan

pemberian cairan, sedikit

tapi sering (Intake : 1300

ml)

air putih : 500 ml

larutan rehidrasi : 500 ml

susu formula : 300 ml

S :

Ny. M mengatakan bahwa

sehari yang lalu anak

sudah BAB lebih dari

4x/hari dengan konsistensi

feses encer, Ny. M

menduga hal tersebut

terjadi karena An. G diberi

makan dengan lauk ikan

arsik oleh bapaknya

O :

An. G tampak lemas

Suhu : 37,1°C Nadi : 108x/menit

Pernafasan : 23x/menit

Turgor kulit kembali > 2

detik

Mata cekung

Mukosa bibir kering

Peristaltik usus 20x/menit

Perut kembung

A :

Ny. M sudah paham dan

mampu membuat larutan

rehidrasi oral secara

mandiri

P: Intervensi dilanjutkan

1. Meningkatkan

pemberian cairan

Intake : 1300 ml

air putih : 500 ml

larutan rehidrasi :

500 ml

susu formula : 300

ml

2. Mencatat intake

dan output

2 1. Mengkaji ada tidaknya

alergi makanan, mual dan

muntah, serta respon

lainnya saat pemberian

S :

Ny. M mengatakan An. G

tidak ada alergi makanan

Ny. M mengatakan An. G

Universitas Sumatera Utara

Page 43: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

makanan pada An. G

2. Memantau asupan nutrisi

pada An. G (jumlah, jenis

dan pola makan)

3. Menimbang berat badan

An. G

4. Menjelaskan pada

keluarga tentang

pemberian diet pada anak

yang mengalami diare

tidak selera makan

Ny. M mengatakan bahwa

semalam An. G ada

muntah sebanyak 2 kali

O :

Suhu : 37,1°C

Nadi : 108x/menit

Pernafasan : 23x/menit

Berat badan : 9,8 kg

Konjungtiva anemis

Badan An. G tampak

kurus

Perut kembung

Pola makan 3x/hari

Asupan nutrisi An. G

dalam satu kali porsi

makan:

1. Bubur halus

2. Telur mata sapi

3. Kuah sop

A :

Ny. M sudah mengetahui

diet pada anak yang

mengalami diare

Sudah ada daftar makanan

yang akan diberikan pada

An. G

P : Intervensi dilanjutkan :

1. Mengkaji respon

saat pemberian

makanan

2. Menimbang berat

badan An. G

3. Memantau asupan

nutrisi An. G

Selasa,

23 Mei

2017

1 1. Mengkaji tanda-tanda vital

(suhu, nadi, dan

pernafasan), turgor kulit

dan membran mukosa

2. Melakukan auskultasi

abdomen untuk

mengetahui peristaltik

usus

3. Mencatat intake (jumlah

dan jenis) dan output

S :

Ny. M mengatakan bahwa

semalam anak sudah BAB

4 kali dengan konsistensi

feses encer dan 1 kali

BAB di pagi ini

O :

Suhu : 37,6°C

Nadi : 113x/menit

Universitas Sumatera Utara

Page 44: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

(warna, volume, frekuensi

dan konsistensi)

4. Menganjurkan ibu untuk

mempertahankan

pemberian cairan, sedikit

tapi sering

5. Menjelaskan pada

keluarga tentang diare dan

perilaku hidup bersih dan

sehat

Pernafasan : 25x/menit

Turgor kulit kembali < 2

detik

Mukosa bibir lembab

Peristaltik usus 18x/menit

Perut kembung

Intake : 1300 ml

air putih : 500 ml

larutan rehidrasi : 500 ml

susu formula : 300 ml

Output : 500 ml (urin) dan

±550 ml (feses)

A :

Ny. M sudah paham

penjelasan tentang diare

dan perilaku hidup bersih

dan sehat

Ny. M mampu menjawab

pertanyaan materi tentang

diare dan perilaku hidup

bersih dan sehat

P: Intervensi dilanjutkan

1. Mempertahankan

pemberian cairan

2. Mencatat intake

dan output

2 1. Mengkaji ada tidaknya

mual, muntah dan respon

lainnya saat pemberian

makanan pada An. G

2. Mencatat dan memantau

asupan nutrisi pada An. G

(jumlah, jenis dan pola

makan)

3. Menjelaskan kepada ibu

untuk memberi makan

anak sedikit tapi sering

4. Menimbang berat badan

An. G

5. Menjelaskan pada

keluarga tentang gizi

seimbang pada anak

S :

Ny. M mengatakan An. G

tidak ada mual muntah

lagi

Ny. M mengatakan An. G

sudah ada selera makan

sedikit

O :

Suhu : 37,6°C

Nadi : 113x/menit

Pernafasan : 25x/menit

Berat badan : 10 kg

Badan An. G tampak

kurus

Perut kembung

Pola makan 6x/hari

Asupan nutrisi An. G

dalam satu kali porsi

makan:

Universitas Sumatera Utara

Page 45: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

1. Bubur setengah

padat dengan

cacahan wortel dan

kentang

2. Ikan kuah kuning

A :

Ny. M sudah memahami

materi tentang gizi pada

anak dan mampu

menjawab pertanyaan

mengenai materi tersebut

Ny. M sudah menerapkan

arahan memberi makanan

sedikit tapi sering

P : Intervensi dilanjutkan :

1. Mengkaji respon

saat pemberian

makanan

2. Menimbang berat

badan An. G

3. Memantau asupan

nutrisi An. G

Rabu,

24 Mei

2017

1 1. Mengkaji tanda-tanda vital

(suhu, nadi, dan

pernafasan), turgor kulit

dan membran mukosa

2. Melakukan auskultasi

abdomen untuk

mengetahui peristaltik

usus

3. Mencatat intake (jumlah

dan jenis) dan output

(warna, volume, frekuensi

dan konsistensi)

4. Menganjurkan ibu untuk

mempertahankan

pemberian cairan, sedikit

tapi sering

S :

Ny. M mengatakan bahwa

semalam anak sudah BAB

3 kali dengan konsistensi

feses lunak dan 1 kali

BAB di pagi ini

Ny. M mengatakan anak

sudah aktif kembali dan

sudah mau bermain

O :

Suhu : 37,5°C

Nadi : 123x/menit

Pernafasan : 27x/menit

Turgor kulit kembali < 1

detik

Mukosa bibir lembab

Peristaltik usus 15x/menit

Perkusi abdomen : timpani

Intake : 1300 ml

air putih : 500 ml

larutan rehidrasi : 500 ml

susu formula : 300 ml

Output : ±500 ml (urin

Universitas Sumatera Utara

Page 46: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

dan feses)

A : masalah sudah teratasi

P: Intervensi dihentikan

2 1. Mengkaji ada tidaknya

mual, muntah dan respon

lainnya saat pemberian

makanan pada An. G

2. Mencatat dan memantau

asupan nutrisi pada An. G

(jumlah, jenis dan pola

makan)

3. Menjelaskan kepada ibu

untuk memberi makan

anak sedikit tapi sering

4. Menimbang berat badan

An. G

S :

Ny. M mengatakan An. G

tidak ada mual muntah

lagi

Ny. M mengatakan An. G

sudah makan bias makan

seperti biasa

O :

Suhu : 37,5°C

Nadi : 123x/menit

Pernafasan : 27x/menit

Berat badan : 10,2 kg

Badan An. G tampak

kurus

Pola makan 5x/hari

Asupan nutrisi An. G

dalam satu kali porsi

makan:

1. Bubur setengah

padat dengan sayur

sawi rebus

2. Ikan goreng

A :

Masalah sebagian teratasi

karena berat badan An. G

belum mencapai berat

badan ideal yaitu 11,8 kg

P : Intervensi dilanjutkan :

1. Mempertahankan

selera makan An.

G

2. Menaikkan berat

badan agar BB An.

G menjadi ideal

Universitas Sumatera Utara

Page 47: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Diare pada anak merupakan penyakit yang umumnya diakibatkan oleh

infeksi atau dapat disebabkan oleh faktor makanan maupun psikologis pada anak

yang dapat menyebabkan dehidrasi, syok, dan kematian.

Berdasarkan pada hasil pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut :

a. Pengkajian yang dilakukan kepada Anak G didapatkan data subjektif yaitu:

ibu klien mengatakan bahwa anaknya BAB 4x/hari, rewel, tidak nafsu makan.

Sedangkan data objektif didapatkan hasil dari tanda-tanda vital dan pengamatan

langsung

b. Diagnosa keperawatan yang muncul setelah dilakukan pengkajian yaitu:

Kekurangan volume cairan dan Nutrisi kurang dari kebutuhan

c. Intervensi keperawatan yaitu dapat memenuhi asupan cairan dan nutrisi oral

secara adekuat sehingga pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi dapat terpenuhi

d. Implementasi yang dilakukan yaitu mengobservasi tanda-tanda vital,

memantau intake dan output, memantau masukan nutrisi, melakukan pendidikan

kesehatan pada keluarga

e. Evaluasi setelah dilaksanakan intervensi selama tiga hari, masalah

keperawatan kekurangan cairan tubuh sudah teratasi karena klien sudah

mencukupi asupan kebutuhan cairan secara adekuat , namun masalah keperawatan

nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi sebagian karena berat badan An. G belum

memenuhi berat badan ideal

Universitas Sumatera Utara

Page 48: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

3.2 Saran

Pada kasus diare pada anak, sebaiknya diperhatikan dengan benar intake

maupun output serta tanda-tanda vital pada anak dan pelaksanaan yang utama

yaitu redehidrasi yang benar.

a. Bagi penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memberikan asuhan

keperawatan pada pasien anak dengan gangguan cairan dan elektrolit.

b. Bagi Institusi

Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang

merupakan fasilitas mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan melalui

praktek klinik.

c. Bagi para orang tua

Selalu memantau intake serta output anak, misalkan jenis asupan makan dan

minum serta menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Segera melakukan

pertolongan pertama yang sudah diajarkan jika anak mengalami diare kembali.

Universitas Sumatera Utara

Page 49: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan

Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika.

Behrman, Kliegman, & Arvin. 2000. Ilmu Kesehatan Anak Nelson, Ed.15, Vol. 2.

Jakarta: EGC

Departemen Kesehatan. 2010. Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta:

Departemen Kesehatan RI.

Guyton. 1995. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta: EGC.

Hidayat, A. A. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia 2. Jakarta: Salemba

Medika.

Kozier, B., Erb, G., Berman, A., Snyder, S. 2010. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan: Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.

Mansjoer, A., Suprohalita, W. I. Wardhani, dan W. Setiowulan. 2003. Kapita

Selekta Kedokteran Edisi Ke-3 Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.

Maslow, A. 2004. Psikologi Sains. Terjemahan dari Psychology Science. Jakarta:

Taraju.

Nanda International. 2012. Diagnosa Keperawatan : Defenisi dan Klasifikasi

2012-2014 Edisi 10. Jakarta: EGC

Perry. A. G., Peterson, V. R., & Potter, P. A. 2005. Buku Saku Keterampilan dan

Prosedur Dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Potter, P. A. dan A. G. Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan:

Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC.

Rosdahl, Bunker C., dan Kowalski, T., Marry. 2014. Buku Ajar Keperawatan

Dasar Edisi 10 Volume 1. Jakarta: EGC.

Sodikin. 2011. Asuhan Keperawatan Anak: Gangguan Sistem Gastrointestinal

dan Hepatobilizer. Jakarta: Salemba Medika.

Sodikin. 2011. Keperawatan Anak: Gangguan Pencernaan. Jakarta: EGC.

Tarwonto & Wartonah. 2010. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

CATATAN PERKEMBANGAN

Hari/

Tanggal

Waktu No.

Dx

Implementasi Keperawatan Evaluasi

(SOAP)

Senin,

22 Mei

2017

09.00 -

10.00

1 7. Mengkaji tanda-tanda

vital (suhu, nadi dan

pernafasan), turgor

kulit dan membran

mukosa

8. Melakukan pengkajian

abdomen dengan

inspeksi, palpasi,

perkusi dan auskultasi)

9. Mengobservasi

penyebab diare pada

An. G

10. Menginstruksikan ibu

untuk mencatat warna, volume, frekuensi dan

konsistensi feses An. G

11. Mengajarkan ibu untuk

membuat larutan

rehidrasi oral

12. Menganjurkan ibu

untuk mempertahankan

pemberian cairan,

sedikit tapi sering

(Intake : 1300 ml)

air putih : 500 ml

larutan rehidrasi : 500

ml

susu formula : 300 ml

S :

Ny. M mengatakan bahwa

sehari yang lalu anak

sudah BAB lebih dari

4x/hari dengan konsistensi

feses encer, Ny. M

menduga hal tersebut

terjadi karena An. G diberi

makan dengan lauk ikan

arsik oleh bapaknya

O :

An. G tampak lemas

Suhu : 37,1°C Nadi : 108x/menit

Pernafasan : 23x/menit

Turgor kulit kembali > 2

detik

Mata cekung

Mukosa bibir kering

Peristaltik usus 20x/menit

Perut kembung

A :

Ny. M sudah paham dan

mampu membuat larutan

rehidrasi oral secara

mandiri

P: Intervensi dilanjutkan

3. Meningkatkan

pemberian cairan

Intake : 1300 ml

air putih : 500 ml

larutan rehidrasi :

500 ml

susu formula : 300

ml

4. Mencatat intake

dan output

10.00 -

11.15

2 5. Mengkaji ada tidaknya

alergi makanan, mual

dan muntah, serta

respon lainnya saat

S :

Ny. M mengatakan An. G

tidak ada alergi makanan

Ny. M mengatakan An. G

Universitas Sumatera Utara

Page 51: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

pemberian makanan

pada An. G

6. Memantau asupan

nutrisi pada An. G

(jumlah, jenis dan pola

makan)

7. Menimbang berat

badan An. G

8. Menjelaskan pada

keluarga tentang

pemberian diet pada

anak yang mengalami

diare

tidak selera makan

Ny. M mengatakan bahwa

semalam An. G ada

muntah sebanyak 2 kali

O :

Suhu : 37,1°C

Nadi : 108x/menit

Pernafasan : 23x/menit

Berat badan : 9,8 kg

Konjungtiva anemis

Badan An. G tampak

kurus

Perut kembung

Pola makan 3x/hari

Asupan nutrisi An. G

dalam satu kali porsi

makan:

4. Bubur halus

5. Telur mata sapi

6. Kuah sop

A :

Ny. M sudah mengetahui

diet pada anak yang

mengalami diare

Sudah ada daftar makanan

yang akan diberikan pada

An. G

P : Intervensi dilanjutkan :

4. Mengkaji respon

saat pemberian

makanan

5. Menimbang berat

badan An. G

6. Memantau asupan

nutrisi An. G

Selasa,

23 Mei

2017

10.00 -

11.00

1 6. Mengkaji tanda-tanda

vital (suhu, nadi, dan

pernafasan), turgor

kulit dan membran

mukosa

7. Melakukan auskultasi

abdomen untuk

mengetahui peristaltik

usus

8. Mencatat intake

S :

Ny. M mengatakan bahwa

semalam anak sudah BAB

4 kali dengan konsistensi

feses encer dan 1 kali

BAB di pagi ini

O :

Suhu : 37,6°C

Nadi : 113x/menit

Universitas Sumatera Utara

Page 52: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

(jumlah dan jenis) dan

output (warna, volume,

frekuensi dan

konsistensi)

9. Menganjurkan ibu

untuk mempertahankan

pemberian cairan,

sedikit tapi sering

10. Menjelaskan pada

keluarga tentang diare

dan perilaku hidup

bersih dan sehat

Pernafasan : 25x/menit

Turgor kulit kembali < 2

detik

Mukosa bibir lembab

Peristaltik usus 18x/menit

Perut kembung

Intake : 1300 ml

air putih : 500 ml

larutan rehidrasi : 500 ml

susu formula : 300 ml

Output : 500 ml (urin) dan

±550 ml (feses)

A :

Ny. M sudah paham

penjelasan tentang diare

dan perilaku hidup bersih

dan sehat

Ny. M mampu menjawab

pertanyaan materi tentang

diare dan perilaku hidup

bersih dan sehat

P: Intervensi dilanjutkan

3. Mempertahankan

pemberian cairan

4. Mencatat intake

dan output

13.00 -

14.00

2 6. Mengkaji ada tidaknya

mual, muntah dan

respon lainnya saat

pemberian makanan

pada An. G

7. Mencatat dan

memantau asupan

nutrisi pada An. G

(jumlah, jenis dan pola

makan)

8. Menjelaskan kepada

ibu untuk memberi

makan anak sedikit tapi

sering

9. Menimbang berat

badan An. G

10. Menjelaskan pada

keluarga tentang gizi

seimbang pada anak

S :

Ny. M mengatakan An. G

tidak ada mual muntah lagi

Ny. M mengatakan An. G

sudah ada selera makan

sedikit

O :

Suhu : 37,6°C

Nadi : 113x/menit

Pernafasan : 25x/menit

Berat badan : 10 kg

Badan An. G tampak

kurus

Perut kembung

Pola makan 6x/hari

Asupan nutrisi An. G

dalam satu kali porsi

makan:

3. Bubur setengah

Universitas Sumatera Utara

Page 53: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

padat dengan

cacahan wortel dan

kentang

4. Ikan kuah kuning

A :

Ny. M sudah memahami

materi tentang gizi pada

anak dan mampu

menjawab pertanyaan

mengenai materi tersebut

Ny. M sudah menerapkan

arahan memberi makanan

sedikit tapi sering

P : Intervensi dilanjutkan :

4. Mengkaji respon

saat pemberian

makanan

5. Menimbang berat

badan An. G

6. Memantau asupan

nutrisi An. G

Rabu,

24 Mei

2017

10.00 –

11.00

1 5. Mengkaji tanda-tanda

vital (suhu, nadi, dan

pernafasan), turgor

kulit dan membran

mukosa

6. Melakukan auskultasi

abdomen untuk

mengetahui peristaltik

usus

7. Mencatat intake

(jumlah dan jenis) dan

output (warna, volume,

frekuensi dan

konsistensi)

8. Menganjurkan ibu

untuk mempertahankan

pemberian cairan,

sedikit tapi sering

S :

Ny. M mengatakan bahwa

semalam anak sudah BAB

3 kali dengan konsistensi

feses lunak dan 1 kali

BAB di pagi ini

Ny. M mengatakan anak

sudah aktif kembali dan

sudah mau bermain

O :

Suhu : 37,5°C

Nadi : 123x/menit

Pernafasan : 27x/menit

Turgor kulit kembali < 1

detik

Mukosa bibir lembab

Peristaltik usus 15x/menit

Perkusi abdomen : timpani

Intake : 1300 ml

air putih : 500 ml

larutan rehidrasi : 500 ml

susu formula : 300 ml

Output : ±500 ml (urin dan

feses)

Universitas Sumatera Utara

Page 54: Asuhan Keperawatan pada An. G dengan Gangguan Kebutuhan ...

A : masalah sudah teratasi

P: Intervensi dihentikan

13.30 –

14.15

2 5. Mengkaji ada tidaknya

mual, muntah dan

respon lainnya saat

pemberian makanan

pada An. G

6. Mencatat dan

memantau asupan

nutrisi pada An. G

(jumlah, jenis dan pola

makan)

7. Menjelaskan kepada

ibu untuk memberi

makan anak sedikit tapi

sering

8. Menimbang berat

badan An. G

S :

Ny. M mengatakan An. G

tidak ada mual muntah lagi

Ny. M mengatakan An. G

sudah makan bias makan

seperti biasa

O :

Suhu : 37,5°C

Nadi : 123x/menit

Pernafasan : 27x/menit

Berat badan : 10,2 kg

Badan An. G tampak

kurus

Pola makan 5x/hari

Asupan nutrisi An. G

dalam satu kali porsi

makan:

3. Bubur setengah

padat dengan sayur

sawi rebus

4. Ikan goreng

A :

Masalah sebagian teratasi

karena berat badan An. G

belum mencapai berat

badan ideal yaitu 11,8 kg

P : Intervensi dilanjutkan :

3. Mempertahankan

selera makan An.

G

4. Menaikkan berat

badan agar BB An.

G menjadi ideal

Universitas Sumatera Utara