Asuhan Keperawatan Klien Dengan Kejang

4
Asuhan Keperawatan Klien dengan Kejang Kejang merupakan bagian dari gejala konvulsif. Kejang ( konvulsi ) adalah episode motorik, sensorik, otonomik, aktivitas psikis abnormal, atau kombinasi dari semua itu sebagai akibat dari muatan berlebihan yang tiba-tiba dari neuron serebral. Kejang biasanya muncul secara tiba-tiba dan bersifat sementara. Penyebab Penyebabnya bervariasi dan diklasifikasi sebagai idiopatik ( defek genetik, perkembangan ) dan didapat. Penyebab kejang didapat adalah hipoksemia pada beberapa kasus yang mencakup insufisiensi vascular, demam ( pada masa kanak- kanak ), cedera kepala, hipertensi, infeksi system saraf pusat, kondisi metabolism dan toksik ( seperti gagal ginjal, hiponatremia, hipokalsemia, hipoglikemia, pestisida ), tumor otak, kesalahan penggunaan obat, dan alergi. Stroke dan kanker metastasis keserebral menunjukan adanya kasus kejang lansia. Pengkajian Perawat harus cepat dalam melakukan pengkajian klien yang mengalami kejang, hal ini berhubungan dengan komplikasi dari kejang seperti risiko tinggi trauma. TABEL 8-1, Fokus pengkajian klien kejang Parameter Fokus Pengkajian Keluhan utama Kejang Riwayat penyakit saat ini 1. Keadaan klien sebelum kejang ( penglihatan, stimulus

Transcript of Asuhan Keperawatan Klien Dengan Kejang

Page 1: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Kejang

Asuhan Keperawatan Klien dengan Kejang

Kejang merupakan bagian dari gejala konvulsif. Kejang ( konvulsi ) adalah episode motorik, sensorik, otonomik, aktivitas psikis abnormal, atau kombinasi dari semua itu sebagai akibat dari muatan berlebihan yang tiba-tiba dari neuron serebral. Kejang biasanya muncul secara tiba-tiba dan bersifat sementara.

Penyebab

Penyebabnya bervariasi dan diklasifikasi sebagai idiopatik ( defek genetik, perkembangan ) dan didapat.

Penyebab kejang didapat adalah hipoksemia pada beberapa kasus yang mencakup insufisiensi vascular, demam ( pada masa kanak-kanak ), cedera kepala, hipertensi, infeksi system saraf pusat, kondisi metabolism dan toksik ( seperti gagal ginjal, hiponatremia, hipokalsemia, hipoglikemia, pestisida ), tumor otak, kesalahan penggunaan obat, dan alergi. Stroke dan kanker metastasis keserebral menunjukan adanya kasus kejang lansia.

Pengkajian

Perawat harus cepat dalam melakukan pengkajian klien yang mengalami kejang, hal ini berhubungan dengan komplikasi dari kejang seperti risiko tinggi trauma.

TABEL 8-1, Fokus pengkajian klien kejang

Parameter Fokus PengkajianKeluhan utama KejangRiwayat penyakit saat ini 1. Keadaan klien sebelum kejang

( penglihatan, stimulus2. Apakah klien pernah mengalami

gangguan metabolism dan toksik ( seperti gagal ginjal, hiponatremia, hipokalsemia, hipoglikemia, pestisida ) ?

3. Apakah klien pernah mengalami kesalahan pengguanaan obat dan alergi ?

4. Apakah klien pernah mengalam stroke metastasis serebral?

Riwayat penyakit dahulu 1. Kaji riwayat kejang sebelumnya2. Kaji riwayat insufisiensi vascular,

hipertensi, infeksi system saraf pusat

Page 2: Asuhan Keperawatan Klien Dengan Kejang

3. Adakah riwayat tumor otakRiwayat penyakit keluarga Apakah ada generasi terdahulu yang

mengalami riwayat kejang?Psiko-sosio-spiritua Kaji hal pertama yang dipkirkan klien saat

kejang dimana gerakan atau kekakuan mulai menafsirkan posisi yang tepat dan posisi kepala pada saat kejang dimulai. Informasi ini member petunjuk lokasi focus epileptogenik pada otak ( didalam catatan, penting untuk menyatakan apakah mulainya kejang terlihat atau tidak.

Pemeriksaan fisik fokus 1. Periksa adanya penurunan kesadaran2. Kaji jenis kejang, apakah kejang

bersifat persial atau kejang umum3. Periksa tipe gerakan pada bagian tubuh

yang terkena4. Periksa ukuran kedua pupil, Apakah

mata terbuka? Apakah mata dan kepala berputar kesalah satu sisi?

5. Apakah terlihat adanya gerakan otomatis ( aktivitas motorik yang tidak disadari seperti bibir mengecap atau menelan berulang )

6. Periksa gerakan pada akhir kejang7. Periksa adanya inkontinensia urine atau

feses8. Kaji durasi setiap fase kejang9. Periksa kondisi adanya paralisis yang

nyata atau kelemahan pada lengan setelah kejang

10. Kaji ketidakmampuan untuk berbicara setelah kejang

11. Apakah klien tidur atau tidak setelah kejang

12. Apakah klien konvusi atau tidak setelah kejang

Diagnostik Lakukan pemeriksaan EEG setelah kondisi membaik

Diagnosis Keperawatan

1. Risiko tinggi cedera yang berhubungan dengan spasme gigitan pada lidah, trauma musculoskeletal, penurunan tingkat kesadaran sekunder dari kejang

2. Ketakutan yang berhubungan dengan adanya kejang berulang