Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia
-
Upload
ranisaraswati -
Category
Documents
-
view
308 -
download
2
Transcript of Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA
DISUSUN OLEH :
DESY DIANA SARI (1706.11.002)
DINA ASLAMIYAH N (1706.11.063)
ENDANG SRI WAHYUNI (1706.11.046)
FAUZIAH INDAH SARI (1706.11.010)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anemia atau kurang darah sering dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu akibat
kurangnya kandungan zat besi di dalam darah. Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak
bahkan balita pun bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita anemia yang berasal
dari kelompok anak usia sekolah (6–18 tahun) mencapai 65 juta jiwa. Bahkan, jika
digabung dengan penderita anemia usia balita, remaja putri,ibu hamil, wanita usia subur,
dan lansia, jumlah total mencapai 100 juta jiwa! ”Artinya, secara kasar bisa dikatakan
bahwa satu di antara dua penduduk Indonesia menderita anemia.
Dalam survei KRT juga terlihat angka kejadian anemia lebih tinggi pada perempuan
dibandingkan laki-laki. Jika anemia terjadi pada anak perempuan, dampaknya tidak hanya
bagi anak tersebut melainkan juga generasi selanjutnya. Ini mengingat anak perempuan
tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan.
Anemia bisa disebabkan kondisi tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi,
seperti saat hamil,menyusui, masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau
ketika tubuh banyak kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita wasir
dan cacing tambang. Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan
yang kurang baik juga rentan anemia. Sebab lainnya adalah terjadinya gangguan
penyerapan zat besi dalam tubuh.
Sebenarnya, anemia dapat dicegah dengan mudah. Namun karena masyarakat terlalu
menggampangkan, dan menganggap hal itu hanya lemah, letih, dan lesu saja. Padahal,
dampak dari anemia ini sangat fatal bahkan menyebabkan kematian bagi ibu hamil.
1.2 Rumusan Masalah
Anemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah sel darah
merah. Menurut WHO, anemia didefinisikan sebagai Hb (hemoglobin) kurang 13 g/dl
untuk laki-laki dan kurang 12 g/dl untuk wanita. Definisi sangat tergantung pada usia dan
jenis kelamin. Definisi yang paling sering dipakai adalah definisi anemia menurut WHO
dan CDC (Centers for Disease Control and Prevention).
Anemia dapat memperburuk kondisi wanita dalam masa kehamilan, persalinan,
nifas dan masa selanjutnya. Pengaruhnya bisa menyebabkan abortus (keguguran),
kelahiran prematur (lahir sebelum waktu-nya), persalinan yang lama karena rahim tidak
berkontraksi, perdarahan pasca melahirkan, syok serta infeksi pada saat persalinan atau
setelahnya.
Perdarahan antepartum (perdarahan dalam kehamilan) yang disebabkan karena
lokasi implantasi plasenta (ari-ari) yang abnormal atau lepasnya plasenta dari tempat
implantasinya yang dapat disertai gangguan pembekuan darah (DIC : Disseminated
Intravascular Coagulation) dapat memperberat kondisi anemia saat kehamilan. Dan
efeknya akan memberi pengaruh buruk pada bayi, seperti lahir dengan berat lahir rendah
sampai kematian perinatal.Selain itu, anemia juga dapat menyebabkan gagal jantung.
Gagal jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hbnya berada pada
ukuran kurang dari 4 gr/dl. Hal ini menyebabkan angka kematian ibu masih sangat besar.
Diperkirakan dalam 1 jam, 2 ibu meninggal akibat perdarahan, preeklampsia (penyakit
pada wanita hamil dimana terjadi bengkak pada kaki, hipertensi dan adanya protein
dalam air seni), infeksi, abortus dan persalinan yang macet.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan umum :
Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia di
puskesmas kecamatan mampang prapatan Jakarta selatan
1.3.2 Tujuan khusus :
1 Mahasiswa dapat mengetahui definisi anemia pada ibu hamil secara jelas.
2 Mahasiswa dapat mengetahui penyebab anemia pada ibu hamil.
3 Mahasiswa dapat mengetahui gejala anemia pada ibu hamil.
4 Mahasiswa dapat mengetahui dampak anemia pada ibu hamil.
5 Mahasiswa dapat mengetahui cara pencegahan anemia pada ibu hamil
BAB II
PEMBAHASAN
1.1 Definisi Anemia
Anemia pada Ny.A hamil 30minggu dengan hemoglobin 9,3g% didefinisikan
anemia sedang. Anemia konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang
dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah
pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl
atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan
anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga,
dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi
dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang
ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum
(Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron
Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta
ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara
lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi
diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti
pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.
Pembagian anemia dalam kehamilan
1. Anemia defisiensi besi
Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering
dijumpai pada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan
makanan, karena gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui
banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah
dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak
hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg dan wanita menyusui 17 mg.
Tanda dan gejala:
Memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah.
Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis
angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut
Ciri-ciri anemia defisiensi besi
mkrositosis
hipokromasia
anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat
normositer dan normokrom
kadar besi serum rendah
daya ikat besi serum meningkat
protoporfirin meningkat
tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.
2. Anemia megaloblastik
Terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan. disebabkan oleh defisiensi asam folat,
jarang sekali karena defisensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisensi
makanan.
Gejala-gejalanya:
Malnutrisi
Glositis berat(Lidah meradang, nyeri)
Diare
Kehilangan nafsu makan
Ciri-ciri anemia megaloblastik
megaloblast
promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang
anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat. Hal itu
disebabkan oleh defisiensi asam folat sering berdampingan ndenagn defisiensi besi
dalam kehamilan
3. Anemia hipoplastik
Terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang kurang
mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum
diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplstik karena kehamilan, apabila wanita tsb
telah selesai masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya
biasanya wanita mengalami anemia hipoplastik lagi.
Ciri-ciri
pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri-
ciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin B12.
Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata
4. Anemia hemolitik
Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah
merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan anemia
hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat.
Sebaliknya mungkin pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang
sebelumnay tidak menderita anemia. Anemia hemolitk dibagi menjadi 2 golongan
besar:
1. disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler seperti thalassaemia, anemia sel sabit,
sferositosis, eliptositosis, dll.
2. disebabkan olehfaktor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6 Fosfat
dehidrogenase, leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll.
Gejala proses hemolitik
anemia
hemoglobinemia
hemoglobinuria
hiperbilirubinuria
hiperurobilirubinuria
kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll
Klasifikasi anemia yang lain adalah :
a. Hb 11 gr% : Tidak anemia
b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan
c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.
1.2 Penyebab Anemia Pada Kehamilan
Penyebab umum dari anemia:
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip di saluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
1. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah:
o Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
o Sferositosis herediter
o Elliptositosis herediter
1. Kekurangan G6PD
2. Penyakit sel sabit
3. Penyakit hemoglobin C
4. Penyakit hemoglobin S-C
5. Penyakit hemoglobin E
6. Thalasemia
Selain itu anemia juga disebabkan oleh:
1. Kekurangan zat besi
2. vitamin B12 atau asam folat
3. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal
4. Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid perempuan
5. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)
6. Infeksi HIV
7. Kekurangan zat besi
8. Perdarahan
9. Genetik
10. Kekurangan vitamin B12
11. Kekurangan asam folat
12. Pecahnya dinding sel darah merah
13. Gangguan sumsum tulang
Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena
perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara.
Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan
maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit
menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang
meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan
sekresi aldesteron.
Etiologi Anemia Pada Kehamilan
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:
a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
c. Kurangnya zat besi dalam makanan.
d. Kebutuhan zat besi meningkat.
e. Gangguan pencernaan dan absorbsi.
1.3 Gejala Klinis
Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi
sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya
yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala
penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-
kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah,
lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa
bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.
Derajat Anemia
Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil,
didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu
normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8 g/dl).
Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil
adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00
mg/dl.
Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil
Zat Gizi Tidak Hamil Hamil
Energi (Kal) 1900 ± 285
Protein (g) 44 ± 12
Vitamin A (RE) 500 ± 200
Vitamin C (mg) 30 ± 10
Asam folat (mcg) 150 ± 50
Niasin (mg) 8,4 ± 1,3
Riboflavin (mg) 1,0 ± 0,2
Tiamin (mg) 0,9 ± 0,2
Vitamin B12 (mcg) 1,0 ± 0,3
Kalsium 600 ± 400
Fosfor 450 ± 200
Iodium 150 ± 25
Besi 25 ± 20
Zinc 15 ± 5
1.5 Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan
Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh
tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan
frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka
prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di
samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita
yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat
mentolerir kehilangan darah.
Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan
hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur),
gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan
pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infek¬si dan stress kurang,
produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi,
BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).
1.5 Pencegahan Anemia
Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan
asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh
dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga
dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis,
kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat
pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada
makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.
Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis rendah
30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb lebih/=11g/dl), sedangkan untuk
ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen Fe sulfat 325 mg 60-
65 mg, 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan
asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa
juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari.
Zat-zat gizi penting
Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut:
1. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan
dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin. Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 – 14 kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi.
2. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.
3. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.
4. Mineral, antara lain :
1. Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.
2. Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
1.
o Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
o Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
o Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 – 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.
1.6 PENGOBATAN ANEMIA
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya.
BAB III
TINJAUAN KASUS
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA
No. Reg : 775/12
LANGKAH 1 (PENGUMPULAN DATA DASAR)
A. Identitas Klien
Nama klien : Ny. A Nama Suami : Tn. S
Umur : 34 th Umur : 40 th
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat rumah : Jl.Tegal Parang RT 013 RW 01 VIII No 13 Kecamatan Mampang
prapatan Jakarta selatan.
Nomor Telp. : 085320146891
B. Anamnesa (data subjektif)
Dilakukan pada tanggal 6 September 2012 pukul 11.17 wib, oleh Mahasiswa
1. Alasan kunjungan saat ini : kunjungan ulang
2. Riwayat kehamilan ini :
2.1 Riwayat Menstruasi :
Hari pertama haid terakhir tanggal : 3 Februari 2012 pasti, lamanya : 7 hari
Banyaknya : 3 kali ganti pembalut
Haid sebelumnya tanggal : 3 Januari 2012, lamanya : 7 hari, banyaknya : 3 kali ganti
pembalut, konsistensi : Merah cair, TP : 10 November 2012
2.2 Tanda – tanda Kehamilan ( Trimester I )
Hasil tes kehamilan : tanggal 20 April 2012, hasil : positif
2.3 Pergerakan fetus dirasakan pertama kali
Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir ± 12 kali
2.4 Keluhan yang dirasakan :
1. Rasa lelah : ada
2. Mual dan muntah yang lama : tidak ada
3. Nyeri perut : tidak ada
4. Panas, menggigil : tidak ada
5. Sakit kepala berat : tidak ada
6. Penglihatan kabur : tidak ada
7. Rasa nyeri panas waktu BAK : tidak ada
8. Rasa gatal pada vulva dan vagina : tidak ada
9. Pengeluaran cairan pervaginam : tidak ada
10. Nyeri kemerahan, tegang pada tungakai :tidak ada
11. Oedema : tidak ada
2.5 Diet / makan
Makan sehari-hari : Pagi : nasi, sayur mayur, lauk pauk, susu
Siang : nasi, sayur mayur, lauk pauk, buah
Malam : nasi, sayur mayur, lauk pauk, susu
Perubahan makan yang dialami : tidak ada
2.6.Pola Eliminasi
BAK : ± 9 kali/hari
BAB : 1 kali/hari
2.7.Aktivitas Sehari-hari :
Pola istirahat dan tidur : Tidur siang ± 1 jam dan malam ± 8 jam/hari
Seksualitas : tidak terganggu
Pekerjaan : Kehamilan ini tidak mengganggu pekerjaan sehari-hari.
2.8.Imunisasi TT :
Imunisasi TT I : Belum dilakukan
Imunisasi TT II : Belum dilakukan
2.9.Kontrasepsi yang digunakan :
Kontrasepsi yang digunakan yaitu : suntik 3 bulan
3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
IBU BAYI
No Tgl/thn
persalinan
Tempat
pertolongan
Usia
kehamilan
Penolong Penyulit
dalam
kehamilan
persalinan,
dan nifas
JK BB/ PB keadaan
1.
2.
3.
01-06-1995
18-02-1999
Hamil ini
Puskesmas
puskesmas
Aterm
Aterm
Bidan
Bidan
-
-
P
L
3200 gr
3100 gr
Normal
Normal
4. Riwayat Kesehatan
4.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita :
1.Jantung : tidak ada
2.TD tinggi : tidak ada
3.Hepar : tidak ada
4.Anemia berat : tidak ada
5.Diabetes Militus : tidak ada
6.PMS : tidak ada
7.Campak : tidak ada
8.Malaria : tidak ada
9.TBC : tidak ada
10.Gangguan Mental : tidak ada
11.Operasi : tidak ada
12.Gemelli : tidak ada
4.2.Perilaku Kesehatan :
1.Gangguan alcohol/obat-obatan sejenisnya : tidak ada
2.Obat-obatan/jamu yang digunakan : tidak ada
3.Merokok,makan sirih : tidak ada
4.Irigasi vagina : tidak ada
5. Riwayat Sosial :
5.1.Apakah kehamilan ini direncanakan : ya
5.2.Jenis kehamilan yang diharapkan : apa saja perempuan atau laki-laki
5.3.Status perkawinan : sah menikah
5.4.Susunan Keluarga yang tinggal serumah
NO JENIS
KELAMIN
UMUR HUBUNGAN
KELUARGA
PENDIDIKAN PEKERJAAN KETERANGAN
1. Laki-laki 40
tahun
Suami SMP Buruh Baik
2. Perempuan 17
tahun
Anak SMA Pelajar Baik
3. Laki-Laki 13
tahun
Anak SMP Pelajar Baik
5.5.Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilam : tidak ada
6. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Tidak ada
C. DATA OBJEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan emosional : Stabil
2. Tanda Vital
Tekanan darah : 100 / 60 mmHg
Denyut nadi : 70 x / menit
Suhu tubuh : 36 ºC
Pernapasan : 16 x / menit
3. TB : 158 cm
LILA : 28 cm
BB : 68 kg
BB sebelum hamil : 60 kg
4. Pemeriksaan fisik
4.1 Kepala : Rambut Hitam, bersih, sehat dan kulit kepala
Tidak luka
4.2 Muka
Kelopak mata : Tidak oedema
Konjungtiva : Tidak pucat
Sklera : Tidak kuning
Kloasma : Tidak ada
4.3 Mulut, gigi, gusi
Gigi dan geraham : Gigi tidak berlubang dan geraham tidak bengkak
Gusi : Tidak berdarah
Lidah : Bersih
4.4 Leher
Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
4.5 Dada
Jantung : Normal, tidak ada murmur
Paru : bunyi: bersih, Wheezing (-) , Ronchi basah (-)
Payudara
Pembesaran : Ya, Kiri & Kanan
Puting susu : Menonjol
Aerola mamae : Belum melebar
Simetris : Ya, Kiri & Kanan
Benjolan tumor : Tidak ada
Pengeluaran : ada
Rasa nyeri : Tidak ada
Lain-lain : Tidak ada
4.6 Abdomen
Bekas luka operasi : Tidak ada
Pembesaran : Ada, sesuai umur kehamilan
Linea alba / nigra : ada
Strie alba / lividae : ada
Tinggi fundus uteri : 25 cm
(gunakan jari pada usia kehamilan < 20 minggu, pita cm pada usia
kehamilan > 20 minggu)
Taksiran berat janin :
Leopold I
- Pada bagian fundus teraba agak bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong.
Leopold II
Pada bagian kanan perut ibu teraba Keras, Memanjang seperti papan yaitu
Punggung.
Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin yaitu ektermitas.
Leopold III
- Bagian terbawah janin teraba bulat, keras, masih melenting yaitu kepala.
Leopold IV
- Tidak dilakukan
Denyut jantung janin : 142x/menit
Punctum maksimum : Terdengar satu titik kuadran kanan bawah 2 jari
bawah pusat.
Tafsiran Berat Janin : (25cm-13cm)x155= 1860 gram
4.7 Ekstremitas atas dan bawah
Edema :
Kekakuan sendi : Tidak ada
Kemerahan : Tidak ada
Refleks : ada,
4.8 Anogenital (Tidak dilakukan)
4.9 Punggung dan pinggang
Posisi tulang belakang : Lordosis fisiologis
Pinggang nyeri : Tidak ada
4.10 Pemeriksaan pelvimetri klinis (Tidak dilakukan)
4.11 Pemeriksaan laboratorium
Darah
Hb : 9,3 g %
Golongan darah : O / A / B / AB
Urine
Protein : (-)
Reduksi : (-)
Pemeriksaan penunjang lain
Tidak dilakukan
LANGKAH II (INTERPRETASI DATA DASAR)
Diagnosa : G3 P2 A0 Hamil 30 minggu 6 hari dengan anemia
Janin tunggal,hidup, intrauterine,presentasi kepala.
Dasar diagnosa ibu: 1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga
2. HPHT : 24 – 5 – 2010
3. TP : 03 – 03 - 2011
Janin
Diagnosa : Janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala.
LANGKAH III (IDENTIFIKASI DIAGNOSIS ATAU MASALAH POTENSIAL)
Tidak ada
LANGKAH IV (IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KEBUTUHAN YANG
MEMBUTUHKAN PENANGANAN SEGERA)
Tidak ada
LANGKAH V (PERENCANAAN ASUHAN YANG MENYELURUH)
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu dan janin
2. Berikan pendidikan kesehatan mengenai :
Kebutuhan nutrisi
3. Jelaskan dan berikan zat besi (Fe) 30, Kalk (Kalsium), Vitamin C dan B6
4. Beritahu tanda-tanda bahaya kehamilan Trimester III
5. Meminta ibu untuk datang kembali 2 minggu kemudian pada tanggal 20 september 2012
atau Bila ada keluhan
LANGKAH VI (PELAKSANAAN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH)
1. Menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
Tekanan darah : 100 / 60 mmHg
BB : 68 kg
Perkembangan janin dan ibu baik dan pembesaran perut ibu sesuai dengan usia
kehamilan. DJJ ibu sudah terdengar 142 x/m
2. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai nutrisi :
Menganjurkan ibu untuk makan-makanan dengan teratur porsi kecil tetapi sering dan
lebih mengutamakan makanan yang mengandung protein tinggi seperti telur, ikan,
daging
Menganjurkan ibu untuk minum air putih minimal 9 gelas / hari = 2250 cc. Dan
menyarankan mengkonsumsi teh/ kopi karena dapat mengurangi penyerapan zat besi
yang diberikan oleh bidan.
3. Menjelaskan dan memberikan zat besi (Fe) 30 kapsul dan Kalk (Kalsium).
a. Zat besi (Fe) 20 kapsul dihabiskan, untuk meningkatkan Hb (penambah darah) ibu
agar Hb dapat meningkat menjadi normal (> 11 g %). Diminum 1 x sehari di
malam hari diusahakan dengan air jeruk atau air putih.
b. Kalk 20 tablet dihabiskan, untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin. Diminum 2 x
sehari dengan air jeruk atau air putih.
4. Memberitahukan ibu tentang bahaya kehamilan Trimester III, seperti :
Perdarahan pervaginam
Sakit Kepala yang hebat
Penglihatan kabur
5. Meminta kepada ibu untuk datang kembali 2 minggu kemudian pada tanggal 20 september
2012 untuk memeriksa kehamilannya atau Bila ada keluhan.
LANGKAH VII (EVALUASI)
1. Ibu mengetahui keadaan ibu dan janin setelah pemeriksaan saat ini baik dan tersenyum
bahagia.
2. Ibu mengerti dan mau mengkonsumsi makanan bergizi dengan makan sedikit tetapi sering
yang telah dijelaskan oleh bidan.
3. Ibu mengerti tujuan diberikannya vitamin-vitamin yang telah dijelaskan oleh bidan dan
berjanji akan meminum zat besi (Fe) dan Kalk dan meminum secara teratur vitamin-
vitamin yang diberikan oleh bidan.
4. Ibu mengerti dan berjanji akan berhati – hati akan bahaya trimester III untuk kesehatan ibu
dan janin.
5. Ibu bersedia datang 1 bulan kemudian untuk memeriksa kehamilannya pada tanggal 20
september 2012.
BAB III
PENUTUP
1.1 KESIMPULAN
Kejadian anemia pada Ny.A harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi. Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda. Dan kesehatan ibu harus selalu terpantau tiap bulannya agar bayi selamat dan ibu sehat.