Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

34
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DISUSUN OLEH : DESY DIANA SARI (1706.11.002) DINA ASLAMIYAH N (1706.11.063) ENDANG SRI WAHYUNI (1706.11.046) FAUZIAH INDAH SARI (1706.11.010)

Transcript of Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

Page 1: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

DISUSUN OLEH :

DESY DIANA SARI (1706.11.002)

DINA ASLAMIYAH N (1706.11.063)

ENDANG SRI WAHYUNI (1706.11.046)

FAUZIAH INDAH SARI (1706.11.010)

Page 2: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia atau kurang darah sering dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu akibat

kurangnya kandungan zat besi di dalam darah. Tak hanya pada orang dewasa, anak-anak

bahkan balita pun bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita anemia yang berasal

dari kelompok anak usia sekolah (6–18 tahun) mencapai 65 juta jiwa. Bahkan, jika

digabung dengan penderita anemia usia balita, remaja putri,ibu hamil, wanita usia subur,

dan lansia, jumlah total mencapai 100 juta jiwa! ”Artinya, secara kasar bisa dikatakan

bahwa satu di antara dua penduduk Indonesia menderita anemia.

Dalam survei KRT juga terlihat angka kejadian anemia lebih tinggi pada perempuan

dibandingkan laki-laki. Jika anemia terjadi pada anak perempuan, dampaknya tidak hanya

bagi anak tersebut melainkan juga generasi selanjutnya. Ini mengingat anak perempuan

tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan.

Anemia bisa disebabkan kondisi tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi,

seperti saat hamil,menyusui, masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau

ketika tubuh banyak kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita wasir

dan cacing tambang. Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan

yang kurang baik juga rentan anemia. Sebab lainnya adalah terjadinya gangguan

penyerapan zat besi dalam tubuh.

Sebenarnya, anemia dapat dicegah dengan mudah. Namun karena masyarakat terlalu

menggampangkan, dan menganggap hal itu hanya lemah, letih, dan lesu saja. Padahal,

dampak dari anemia ini sangat fatal bahkan menyebabkan kematian bagi ibu hamil.

Page 3: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

1.2 Rumusan Masalah

Anemia merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan jumlah sel darah

merah. Menurut WHO, anemia didefinisikan sebagai Hb (hemoglobin) kurang 13 g/dl

untuk laki-laki dan kurang 12 g/dl untuk wanita. Definisi sangat tergantung pada usia dan

jenis kelamin. Definisi yang paling sering dipakai adalah definisi anemia menurut WHO

dan CDC (Centers for Disease Control and Prevention).

Anemia dapat memperburuk kondisi wanita dalam masa kehamilan, persalinan,

nifas dan masa selanjutnya. Pengaruhnya bisa menyebabkan abortus (keguguran),

kelahiran prematur (lahir sebelum waktu-nya), persalinan yang lama karena rahim tidak

berkontraksi, perdarahan pasca melahirkan, syok serta infeksi pada saat persalinan atau

setelahnya.

Perdarahan antepartum (perdarahan dalam kehamilan) yang disebabkan karena

lokasi implantasi plasenta (ari-ari) yang abnormal atau lepasnya plasenta dari tempat

implantasinya yang dapat disertai gangguan pembekuan darah (DIC : Disseminated

Intravascular Coagulation) dapat memperberat kondisi anemia saat kehamilan. Dan

efeknya akan memberi pengaruh buruk pada bayi, seperti lahir dengan berat lahir rendah

sampai kematian perinatal.Selain itu, anemia juga dapat menyebabkan gagal jantung.

Gagal jantung baru akan terjadi pada seorang wanita jika Hbnya berada pada

ukuran kurang dari 4 gr/dl. Hal ini menyebabkan angka kematian ibu masih sangat besar.

Diperkirakan dalam 1 jam, 2 ibu meninggal akibat perdarahan, preeklampsia (penyakit

pada wanita hamil dimana terjadi bengkak pada kaki, hipertensi dan adanya protein

dalam air seni), infeksi, abortus dan persalinan yang macet.

Page 4: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan umum :

Mahasiswa dapat melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia di

puskesmas kecamatan mampang prapatan Jakarta selatan

1.3.2 Tujuan khusus :

1 Mahasiswa dapat mengetahui definisi anemia pada ibu hamil  secara jelas.

2 Mahasiswa dapat mengetahui penyebab anemia pada ibu hamil.

3 Mahasiswa dapat mengetahui gejala anemia pada ibu hamil.

4 Mahasiswa dapat mengetahui dampak anemia pada ibu hamil.

5 Mahasiswa dapat mengetahui cara pencegahan anemia pada ibu hamil

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Definisi Anemia

Anemia pada Ny.A hamil 30minggu dengan hemoglobin 9,3g% didefinisikan

anemia sedang. Anemia konsentrasi hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang

dari 10 g/dl selama kehamilan atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah

pada pertengahan kehamilan, pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar

hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi adalah 11g/dl

atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for disease control (1990) mendefinisikan

anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl pada trimester pertama dan ketiga,

dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua (Suheimi, 2007).

Page 5: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi

dalam tubuh, sehingga kebutuhan zat besi (Fe) untuk eritropoesis tidak cukup, yang

ditandai dengan gambaran sel darah merah hipokrom-mikrositer, kadar besi serum

(Serum Iron = SI) dan jenuh transferin menurun, kapasitas ikat besi total (Total Iron

Binding Capacity/TIBC) meninggi dan cadangan besi dalam sumsum tulang serta

ditempat yang lain sangat kurang atau tidak ada sama sekali.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan timbulnya anemia defisiensi besi, antara

lain, kurangnya asupan zat besi dan protein dari makanan, adanya gangguan absorbsi

diusus, perdarahan akut maupun kronis, dan meningkatnya kebutuhan zat besi seperti

pada wanita hamil, masa pertumbuhan, dan masa penyembuhan dari penyakit.

Pembagian anemia dalam kehamilan

1. Anemia defisiensi besi

Terjadi sekitar 62,3 % pada kehamilan. Merupakan anemia yang paling sering

dijumpai pada kehamilan. Hal ini disebabkan oleh kurang masuknya unsure besi dan

makanan, karena gangguan resorpsi, ganguan penggunaan atau karena terlampaui

banyaknya besi keluar dari badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi bertambah

dalam kehamilan terutama pada trimester terakhir. Keperluan zat besi untuk wanita tidak

hamil 12 mg, wanita hamil 17 mg dan wanita menyusui 17 mg.

Tanda dan gejala:

Memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rata, dan mudah patah.

Lidah tampak pucat, licin dan mengkilat, berwarna merah daging, stomatitis

angularis, pecah-pecah disertai kemerahan dan nyeri sudut mulut

Page 6: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

Ciri-ciri anemia defisiensi besi

mkrositosis

hipokromasia

anemia ringan tidak selalu menimbulkan ciri khas bahkan banyak yang bersifat

normositer dan normokrom

kadar besi serum rendah

daya ikat besi serum meningkat

protoporfirin meningkat

tidak dtemukan hemosiderin dalam sumsum tulang.

2.      Anemia megaloblastik

Terjadi pada sekitar 29 % pada kehamilan. disebabkan oleh defisiensi asam folat,

jarang sekali karena defisensi vitamin B12. Hal itu erat hubungannya dengan defisensi

makanan.

Gejala-gejalanya:

Malnutrisi

Glositis berat(Lidah meradang, nyeri)

Diare

Kehilangan nafsu makan

Ciri-ciri anemia megaloblastik

megaloblast

promegaloblast dalam darah atau sumsum tulang

Page 7: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

anemia makrositer dan hipokrom dijumpai bila anemianya sudah berat. Hal itu

disebabkan oleh defisiensi asam folat sering berdampingan ndenagn defisiensi besi

dalam kehamilan

3.      Anemia hipoplastik

Terjadi pada sekitar 8 % kehamilan. Disebabkan oleh sumsum tulang kurang

mampu membuat sel-sel darah baru. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan belum

diketahui dengan pasti. Biasanya anemia hipoplstik karena kehamilan, apabila wanita tsb

telah selesai masa nifas akan sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan berikutnya

biasanya wanita mengalami anemia hipoplastik lagi.

Ciri-ciri

pada darah tepi terdapat gambaran normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri-

ciri defisiensi besi, asam folat atau vitamin B12.

Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata

4.      Anemia hemolitik

Terjadi pada sekitar 0,7 % kehamilan. Disebabkan oleh pengancuran sel darah

merah berlangsung lebih cepat daripada pembuatannya. Wanita dengan anemia

hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka biasanya anemia menjadi berat.

Sebaliknya mungkin pula kehamilan menyebabkan krisis hemolitik pada wanita yang

sebelumnay tidak menderita anemia. Anemia hemolitk dibagi menjadi 2 golongan

besar:

1. disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler seperti thalassaemia, anemia sel sabit,

sferositosis, eliptositosis, dll.

2. disebabkan olehfaktor ekstrakorpuskuler seperti defisiensi G-6 Fosfat

dehidrogenase, leukemia, limfosarkoma, penyakit hati dll.

Gejala proses hemolitik

Page 8: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

anemia

hemoglobinemia

hemoglobinuria

hiperbilirubinuria

hiperurobilirubinuria

kadar sterkobilin dalam feses tinggi, dll

Klasifikasi anemia yang lain adalah :

a. Hb 11 gr% : Tidak anemia

b. Hb 9-10 gr% : Anemia ringan

c. Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang

d. Hb < 7 gr% : Anemia berat.

1.2 Penyebab Anemia Pada Kehamilan

Penyebab umum dari anemia:

1. Perdarahan hebat

2. Akut (mendadak)

3. Kecelakaan

4. Pembedahan

5. Persalinan

6. Pecah pembuluh darah

7. Kronik (menahun)

Page 9: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

8. Perdarahan hidung

9. Wasir (hemoroid)

10. Ulkus peptikum

11. Kanker atau polip di saluran pencernaan

12. Tumor ginjal atau kandung kemih

13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah

15. Kekurangan zat besi

16. Kekurangan vitamin B12

17. Kekurangan asam folat

18. Kekurangan vitamin C

19. Penyakit kronik

20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah

21. Pembesaran limpa

22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah

1. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah:

o Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

o Sferositosis herediter

o Elliptositosis herediter

1. Kekurangan G6PD

2. Penyakit sel sabit

Page 10: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

3. Penyakit hemoglobin C

4. Penyakit hemoglobin S-C

5. Penyakit hemoglobin E

6. Thalasemia

Selain itu anemia juga disebabkan oleh:

1. Kekurangan zat besi

2. vitamin B12 atau asam folat

3. Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal

4. Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid perempuan

5. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)

6. Infeksi HIV

7. Kekurangan zat besi

8. Perdarahan

9. Genetik

10. Kekurangan vitamin B12

11. Kekurangan asam folat

12. Pecahnya dinding sel darah merah

13. Gangguan sumsum tulang

Patofisiologi Anemia Pada Kehamilan

Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena

perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara.

Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan

Page 11: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit

menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang

meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan

sekresi aldesteron.

Etiologi Anemia Pada Kehamilan

Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:

a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.

b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.

c. Kurangnya zat besi dalam makanan.

d. Kebutuhan zat besi meningkat.

e. Gangguan pencernaan dan absorbsi.

1.3 Gejala Klinis

Wintrobe mengemukakan bahwa manifestasi klinis dari anemia defisiensi besi

sangat bervariasi, bisa hampir tanpa gejala, bisa juga gejala-gejala penyakit dasarnya

yang menonjol, ataupun bisa ditemukan gejala anemia bersama-sama dengan gejala

penyakit dasarnya. Gejala-gejala dapat berupa kepala pusing, palpitasi, berkunang-

kunang, perubahan jaringan epitel kuku, gangguan sistem neurumuskular, lesu, lemah,

lelah, disphagia dan pembesaran kelenjar limpa. Pada umumnya sudah disepakati bahwa

bila kadar hemoglobin < 7 gr/dl maka gejala-gejala dan tanda-tanda anemia akan jelas.

Derajat Anemia

Page 12: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

Nilai ambang batas yang digunakan untuk menentukan status anemia ibu hamil,

didasarkan pada criteria WHO tahun 1972 yang ditetapkan dalam 3 kategori, yaitu

normal (≥11 gr/dl), anemia ringan (8-11 g/dl), dan anemia berat (kurang dari 8 g/dl).

Berdasarkan hasil pemeriksaan darah ternyata rata-rata kadar hemoglobin ibu hamil

adalah sebesar 11.28 mg/dl, kadar hemoglobin terendah 7.63 mg/dl dan tertinggi 14.00

mg/dl.

Kecukupan gizi yang dianjurkan bagi wanita hamil

Zat Gizi Tidak Hamil Hamil

Energi (Kal) 1900 ± 285

Protein (g) 44 ± 12

Vitamin A (RE) 500 ± 200

Vitamin C (mg) 30 ± 10

Asam folat (mcg) 150 ± 50

Niasin (mg) 8,4 ± 1,3

Riboflavin (mg) 1,0 ± 0,2

Tiamin (mg) 0,9 ± 0,2

Vitamin B12 (mcg) 1,0 ± 0,3

Kalsium 600 ± 400

Fosfor 450 ± 200

Iodium 150 ± 25

Besi 25 ± 20

Zinc 15 ± 5

1.5 Dampak Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Kehamilan

Anemia juga menyebabkan rendahnya kemampuan jasmani karena sel-sel tubuh

tidak cukup mendapat pasokan oksigen. Pada wanita hamil, anemia meningkatkan

frekuensi komplikasi pada kehamilan dan persalinan. Risiko kematian maternal, angka

prematuritas, berat badan bayi lahir rendah, dan angka kematian perinatal meningkat. Di

Page 13: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

samping itu, perdarahan antepartum dan postpartum lebih sering dijumpai pada wanita

yang anemis dan lebih sering berakibat fatal, sebab wanita yang anemis tidak dapat

mentolerir kehilangan darah.

Dampak anemia pada kehamilan bervariasi dari keluhan yang sangat ringan

hingga terjadinya gangguan kelangsungan kehamilan abortus, partus imatur/prematur),

gangguan proses persalinan (inertia, atonia, partus lama, perdarahan atonis), gangguan

pada masa nifas (subinvolusi rahim, daya tahan terhadap infek¬si dan stress kurang,

produksi ASI rendah), dan gangguan pada janin (abortus, dismaturitas, mikrosomi,

BBLR, kematian perinatal, dan lain-lain).

1.5 Pencegahan Anemia

Anemia dapat dicegah dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang dengan

asupan zat besi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Zat besi dapat diperoleh

dengan cara mengonsumsi daging (terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga

dapat ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam dan kangkung, buncis,

kacang polong, serta kacang-kacangan. Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat

pada daging lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau pada

makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat besi.

Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan pemberian suplemen Fe dosis rendah

30 mg pada trimester ketiga ibu hamil non anemik (Hb lebih/=11g/dl), sedangkan untuk

ibu hamil dengan anemia defisiensi besi dapat diberikan suplemen Fe sulfat 325 mg  60-

65 mg, 1-2 kali sehari. Untuk yang disebabkan oleh defisiensi asam folat dapat diberikan

asam folat 1 mg/hari atau untuk dosis pencegahan dapat diberikan 0,4 mg/hari. Dan bisa

juga diberi vitamin B12 100-200 mcg/hari.

Zat-zat gizi penting

Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah sebagai berikut:

1. Sumber tenaga, digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel-sel baru, pemberian makanan

Page 14: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

dari ibu ke bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan janin. Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 – 14 kg. Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi.

2. Protein, diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan pembentuk otak.

3. Vitamin, dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2 sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh, vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu penyerapan kalsium.

4. Mineral, antara lain :

1. Kalsium, digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan, atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.

2. Zat besi, erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh :

1.

o Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.

o Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.

o Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang akibat persalinan sebelumnya.

Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 – 60 mg per hari, tergantung pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.

1.6 PENGOBATAN ANEMIA

Page 15: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya.

BAB III

Page 16: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN ANEMIA

No. Reg : 775/12

LANGKAH 1 (PENGUMPULAN DATA DASAR)

A. Identitas Klien

Nama klien : Ny. A Nama Suami : Tn. S

Umur : 34 th Umur : 40 th

Suku : Jawa Suku : Jawa

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SD Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh

Alamat rumah : Jl.Tegal Parang RT 013 RW 01 VIII No 13 Kecamatan Mampang

prapatan Jakarta selatan.

Nomor Telp. : 085320146891

B. Anamnesa (data subjektif)

Dilakukan pada tanggal 6 September 2012 pukul 11.17 wib, oleh Mahasiswa

1. Alasan kunjungan saat ini : kunjungan ulang

2. Riwayat kehamilan ini :

2.1 Riwayat Menstruasi :

Hari pertama haid terakhir tanggal : 3 Februari 2012 pasti, lamanya : 7 hari

Banyaknya : 3 kali ganti pembalut

Haid sebelumnya tanggal : 3 Januari 2012, lamanya : 7 hari, banyaknya : 3 kali ganti

pembalut, konsistensi : Merah cair, TP : 10 November 2012

2.2 Tanda – tanda Kehamilan ( Trimester I )

Hasil tes kehamilan : tanggal 20 April 2012, hasil : positif

Page 17: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

2.3 Pergerakan fetus dirasakan pertama kali

Pergerakan fetus dalam 24 jam terakhir ± 12 kali

2.4 Keluhan yang dirasakan :

1. Rasa lelah : ada

2. Mual dan muntah yang lama : tidak ada

3. Nyeri perut : tidak ada

4. Panas, menggigil : tidak ada

5. Sakit kepala berat : tidak ada

6. Penglihatan kabur : tidak ada

7. Rasa nyeri panas waktu BAK : tidak ada

8. Rasa gatal pada vulva dan vagina : tidak ada

9. Pengeluaran cairan pervaginam : tidak ada

10. Nyeri kemerahan, tegang pada tungakai :tidak ada

11. Oedema : tidak ada

2.5 Diet / makan

Makan sehari-hari : Pagi : nasi, sayur mayur, lauk pauk, susu

Siang : nasi, sayur mayur, lauk pauk, buah

Malam : nasi, sayur mayur, lauk pauk, susu

Perubahan makan yang dialami : tidak ada

2.6.Pola Eliminasi

BAK : ± 9 kali/hari

BAB : 1 kali/hari

2.7.Aktivitas Sehari-hari :

Pola istirahat dan tidur : Tidur siang ± 1 jam dan malam ± 8 jam/hari

Seksualitas : tidak terganggu

Pekerjaan : Kehamilan ini tidak mengganggu pekerjaan sehari-hari.

2.8.Imunisasi TT :

Imunisasi TT I : Belum dilakukan

Imunisasi TT II : Belum dilakukan

2.9.Kontrasepsi yang digunakan :

Page 18: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

Kontrasepsi yang digunakan yaitu : suntik 3 bulan

3. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu

IBU BAYI

No Tgl/thn

persalinan

Tempat

pertolongan

Usia

kehamilan

Penolong Penyulit

dalam

kehamilan

persalinan,

dan nifas

JK BB/ PB keadaan

1.

2.

3.

01-06-1995

18-02-1999

Hamil ini

Puskesmas

puskesmas

Aterm

Aterm

Bidan

Bidan

-

-

P

L

3200 gr

3100 gr

Normal

Normal

4. Riwayat Kesehatan

4.1 Riwayat penyakit yang pernah atau sedang diderita :

1.Jantung : tidak ada

2.TD tinggi : tidak ada

3.Hepar : tidak ada

4.Anemia berat : tidak ada

5.Diabetes Militus : tidak ada

6.PMS : tidak ada

7.Campak : tidak ada

8.Malaria : tidak ada

9.TBC : tidak ada

10.Gangguan Mental : tidak ada

11.Operasi : tidak ada

12.Gemelli : tidak ada

4.2.Perilaku Kesehatan :

1.Gangguan alcohol/obat-obatan sejenisnya : tidak ada

2.Obat-obatan/jamu yang digunakan : tidak ada

Page 19: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

3.Merokok,makan sirih : tidak ada

4.Irigasi vagina : tidak ada

5. Riwayat Sosial :

5.1.Apakah kehamilan ini direncanakan : ya

5.2.Jenis kehamilan yang diharapkan : apa saja perempuan atau laki-laki

5.3.Status perkawinan : sah menikah

5.4.Susunan Keluarga yang tinggal serumah

NO JENIS

KELAMIN

UMUR HUBUNGAN

KELUARGA

PENDIDIKAN PEKERJAAN KETERANGAN

1. Laki-laki 40

tahun

Suami SMP Buruh Baik

2. Perempuan 17

tahun

Anak SMA Pelajar Baik

3. Laki-Laki 13

tahun

Anak SMP Pelajar Baik

5.5.Kepercayaan yang berhubungan dengan kehamilam : tidak ada

6. Riwayat Kesehatan Keluarga :

Tidak ada

C. DATA OBJEKTIF

1. Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Keadaan emosional : Stabil

2. Tanda Vital

Page 20: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

Tekanan darah : 100 / 60 mmHg

Denyut nadi : 70 x / menit

Suhu tubuh : 36 ºC

Pernapasan : 16 x / menit

3. TB : 158 cm

LILA : 28 cm

BB : 68 kg

BB sebelum hamil : 60 kg

4. Pemeriksaan fisik

4.1 Kepala : Rambut Hitam, bersih, sehat dan kulit kepala

Tidak luka

4.2 Muka

Kelopak mata : Tidak oedema

Konjungtiva : Tidak pucat

Sklera : Tidak kuning

Kloasma : Tidak ada

4.3 Mulut, gigi, gusi

Gigi dan geraham : Gigi tidak berlubang dan geraham tidak bengkak

Gusi : Tidak berdarah

Lidah : Bersih

4.4 Leher

Pembesaran kelenjar thyroid : Tidak ada

Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada

4.5 Dada

Jantung : Normal, tidak ada murmur

Paru : bunyi: bersih, Wheezing (-) , Ronchi basah (-)

Payudara

Pembesaran : Ya, Kiri & Kanan

Puting susu : Menonjol

Aerola mamae : Belum melebar

Page 21: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

Simetris : Ya, Kiri & Kanan

Benjolan tumor : Tidak ada

Pengeluaran : ada

Rasa nyeri : Tidak ada

Lain-lain : Tidak ada

4.6 Abdomen

Bekas luka operasi : Tidak ada

Pembesaran : Ada, sesuai umur kehamilan

Linea alba / nigra : ada

Strie alba / lividae : ada

Tinggi fundus uteri : 25 cm

(gunakan jari pada usia kehamilan < 20 minggu, pita cm pada usia

kehamilan > 20 minggu)

Taksiran berat janin :

Leopold I

- Pada bagian fundus teraba agak bulat, lunak, tidak melenting yaitu bokong.

Leopold II

Pada bagian kanan perut ibu teraba Keras, Memanjang seperti papan yaitu

Punggung.

Pada bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil janin yaitu ektermitas.

Leopold III

- Bagian terbawah janin teraba bulat, keras, masih melenting yaitu kepala.

Leopold IV

- Tidak dilakukan

Denyut jantung janin : 142x/menit

Punctum maksimum : Terdengar satu titik kuadran kanan bawah 2 jari

bawah pusat.

Tafsiran Berat Janin : (25cm-13cm)x155= 1860 gram

4.7 Ekstremitas atas dan bawah

Page 22: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

Edema :

Kekakuan sendi : Tidak ada

Kemerahan : Tidak ada

Refleks : ada,

4.8 Anogenital (Tidak dilakukan)

4.9 Punggung dan pinggang

Posisi tulang belakang : Lordosis fisiologis

Pinggang nyeri : Tidak ada

4.10 Pemeriksaan pelvimetri klinis (Tidak dilakukan)

4.11 Pemeriksaan laboratorium

Darah

Hb : 9,3 g %

Golongan darah : O / A / B / AB

Urine

Protein : (-)

Reduksi : (-)

Pemeriksaan penunjang lain

Tidak dilakukan

LANGKAH II (INTERPRETASI DATA DASAR)

Page 23: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

Diagnosa : G3 P2 A0 Hamil 30 minggu 6 hari dengan anemia

Janin tunggal,hidup, intrauterine,presentasi kepala.

Dasar diagnosa ibu: 1. Ibu mengatakan ini kehamilan yang ketiga

2. HPHT : 24 – 5 – 2010

3. TP : 03 – 03 - 2011

Janin

Diagnosa : Janin tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala.

LANGKAH III (IDENTIFIKASI DIAGNOSIS ATAU MASALAH POTENSIAL)

Tidak ada

LANGKAH IV (IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KEBUTUHAN YANG

MEMBUTUHKAN PENANGANAN SEGERA)

Tidak ada

LANGKAH V (PERENCANAAN ASUHAN YANG MENYELURUH)

1. Beritahu ibu dan keluarga tentang kondisi ibu dan janin

2. Berikan pendidikan kesehatan mengenai :

Kebutuhan nutrisi

3. Jelaskan dan berikan zat besi (Fe) 30, Kalk (Kalsium), Vitamin C dan B6

Page 24: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

4. Beritahu tanda-tanda bahaya kehamilan Trimester III

5. Meminta ibu untuk datang kembali 2 minggu kemudian pada tanggal 20 september 2012

atau Bila ada keluhan

LANGKAH VI (PELAKSANAAN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH)

1. Menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan yang telah dilakukan

Tekanan darah : 100 / 60 mmHg

BB : 68 kg

Perkembangan janin dan ibu baik dan pembesaran perut ibu sesuai dengan usia

kehamilan. DJJ ibu sudah terdengar 142 x/m

2. Memberikan pendidikan kesehatan mengenai nutrisi :

Menganjurkan ibu untuk makan-makanan dengan teratur porsi kecil tetapi sering dan

lebih mengutamakan makanan yang mengandung protein tinggi seperti telur, ikan,

daging

Menganjurkan ibu untuk minum air putih minimal 9 gelas / hari = 2250 cc. Dan

menyarankan mengkonsumsi teh/ kopi karena dapat mengurangi penyerapan zat besi

yang diberikan oleh bidan.

3. Menjelaskan dan memberikan zat besi (Fe) 30 kapsul dan Kalk (Kalsium).

a. Zat besi (Fe) 20 kapsul dihabiskan, untuk meningkatkan Hb (penambah darah) ibu

agar Hb dapat meningkat menjadi normal (> 11 g %). Diminum 1 x sehari di

malam hari diusahakan dengan air jeruk atau air putih.

b. Kalk 20 tablet dihabiskan, untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin. Diminum 2 x

sehari dengan air jeruk atau air putih.

4. Memberitahukan ibu tentang bahaya kehamilan Trimester III, seperti :

Perdarahan pervaginam

Sakit Kepala yang hebat

Penglihatan kabur

Page 25: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

5. Meminta kepada ibu untuk datang kembali 2 minggu kemudian pada tanggal 20 september

2012 untuk memeriksa kehamilannya atau Bila ada keluhan.

LANGKAH VII (EVALUASI)

1. Ibu mengetahui keadaan ibu dan janin setelah pemeriksaan saat ini baik dan tersenyum

bahagia.

2. Ibu mengerti dan mau mengkonsumsi makanan bergizi dengan makan sedikit tetapi sering

yang telah dijelaskan oleh bidan.

3. Ibu mengerti tujuan diberikannya vitamin-vitamin yang telah dijelaskan oleh bidan dan

berjanji akan meminum zat besi (Fe) dan Kalk dan meminum secara teratur vitamin-

vitamin yang diberikan oleh bidan.

4. Ibu mengerti dan berjanji akan berhati – hati akan bahaya trimester III untuk kesehatan ibu

dan janin.

5. Ibu bersedia datang 1 bulan kemudian untuk memeriksa kehamilannya pada tanggal 20

september 2012.

Page 26: Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Anemia

BAB III

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Kejadian anemia pada Ny.A harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi.  Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda. Dan kesehatan ibu harus selalu terpantau tiap bulannya agar bayi selamat dan ibu sehat.