ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. ”D” G1P1A0 UK...
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA Ny. ”D” G1P1A0 UK...
i
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA
Ny. ”D” G1P1A0 UK 31MINGGU DENGAN KEHAMILAN
NORMAL DI BPM MARIA ULFA, Amd. Keb, DESA SUMBERJO
KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
NA’IMATUN HASANAH
141110027
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
i
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA
Ny. ”D” G1P1A0 UK 31MINGGU DENGAN KEHAMILAN
NORMAL DI BPM MARIA ULFA, Amd.Keb, DESA SUMBERJO
KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG
LAPORAN TUGAS AKHIR
Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli
Madya Kebidanan pada Program Studi Diploma-III Kebidanan
Oleh :
NA’IMATUN HASANAH
141110027
PROGRAM STUDI DIPLOMA-III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA
Ny. ”D” G1P1A0 UK 31MINGGU DENGAN KEHAMILAN
NORMAL DI BPM MARIA ULFA, Amd.Keb, DESA SUMBERJO
KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG
Di persiapkan dan disusun oleh :
Nama : Na’imatun Hasanah
Nim : 14.111.00.27
Telah Disetujui sebagai Laporan Tugas Akhir untuk memenuhi
persyaratan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada
Program Studi D III Kebidanan
Menyetujui,
Pembimbing I
Siti Rokhani, SST., M.Kes.
NIK. 02.07.083
Pembimbing II
Yeti Mareta U., SST., S.Psi., M.Kes.
NIK. 02.05.047
iii
HALAMAN PENGESAHAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA
Ny. ”D” G1P1A0 UK 31MINGGU DENGAN KEHAMILAN
NORMAL DI BPM MARIA ULFA, Amd.Keb, DESA SUMBERJO
KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG
Di persiapkan dan disusun oleh :
Nama : Na’imatun Hasanah
Nim : 14.111.00.27
Telah dipertahankan dan didepan penguji pada tanggal : 26 Juli 2017 dan
dinyatakan telah memenuhi syarat dapat diterima
Mengesahkan,
TIM PENGUJI
NAMA TANDA TANGAN
Penguji
Utama
: Lilis Suryawati, SST., S.Psi., M.Kes.
NIK. 02.05.045
.................................
Penguji I : Siti Rokhani, SST., M.Kes.
NIK. 02.07.083
..................................
Penguji II : Yeti Mareta U., SST., S.Psi., M.Kes.
NIK. 02.05.047
.................................
Mengetahui,
Ketua STIKes ICMe
Bambang Tutuko, S.H., S.Kep Ns., MH
NIK 01.06.054
Ketua Program Studi D3 Kebidanan
Lusiana Meinawati, SST.,S.Psi.,M.Kes
NIK. 02.08.126
iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Na’imatun Hasanah
NIM : 14.111.00.27
Tempat, tanggal lahir : Bangkuang, 20 Desember 1995
Institusi : Prodi DIII Kebidanan STIKes ICME Jombang
Menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini asli dengan judul “Asuhan
Kebidanan Koprehensif Pada Ny “D” Dengan Kehamilan Normal Di BPM Maria
Ulfa, Amd.Keb Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang”.
Adapun Laporan Tugas Akhir ini bukan milik orang lain baik sebagian
maupun keseluruhan, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumber.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila
pernyataan ini tidak benar, saya bersedia mendapatkan sanksi akademis.
Jombang, Juli 2017
Yang Menyatakan
Na’imatun Hasanah
14.111.00.27
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bangkuang pada tanggal 20 Desember 1995 dari
Bapak Muzakir dan ibu Rusmawati. Penulis merupakan putri ke 6 dari 8
bersaudara..
Tahun 2006 penulis lulus dari SD Negeri 2 Bangkuang, tahun 2009
penulis lulus dari Mts Darul Ulum Bangkuang, pada tahun 2012 penulis lulus dari
SMA Negeri 1 Karau Kuala dan pada tahun 2014 masuk perguruan tinggi STIKes
Insan Cendekia Medika Jombang. Penulis memilih studi DIII Kebidanan dari lima
pilihan program studi yang ada di “STIKes ICME ” Jombang.
Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.
Penulis, Juli 2017
Na’imatun Hasanah
14. 111. 00. 27
vi
KATA PENGANTAR
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
RahmatNya sehingga dapat terselesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul
“Laporan Asuhan Kebidanan pada Ny “D” G1P0A0 31 minggu dengan keluhan
Flour Albus, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya
Kebidanan pada Program Studi D-III Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika
Jombang.
Dalam hal ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1. Bambang Tutuko, SH., S.Kep Ns., MH, selaku ketua STIKes Insan
Cendekia Medika Jombang, yang telah memberikan kesempatan
menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
2. Lusiana Meinawati, SST., S.Psi., M.Kes, selaku ketua program studi D-III
Kebidanan STIKes Insan Cendekia Medika Jombang yang telah
memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas Akhir ini.
3. Siti Rokhani, SST., M.Kes, selaku pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.
4. Yeti Mareta U, SST., S.Psi., M.Kes, selaku pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini Terselesaikan.
5. Lilis Suryawati, SST., S.Psi., M.Kes, selaku penguji utama yang telah
memberikan masukan dan arahan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat
terselesaikan.
6. Maria Ulfa, Amd.Keb, yang telah memberikan ijin untuk melakukan
penyusunan Laporan Tugas Akhir di BPM nya.
vii
7. Ibu Dea Yunita Putri selaku responden atas kerjasamanya yang baik.
8. Bapak Muzakir, Ibu Rusmawati, kakak Badri, kakak Kadri, kakak Ana,
kakak Mami, Adik Alif, Adik Sri, terimakasih atas cinta, dukungan dan
doa yang selalu diberikan sehingga Laporan Tugas Akhir ini selesai pada
waktunya.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Laporan Tugas
Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengharapkan masukan dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan
Laporan Tugas Akhir ini.
Jombang, Juli 2017
Penulis
viii
RINGKASAN
ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA
Ny. ”D” G1P1A0 UK 31MINGGU DENGAN KEHAMILAN
NORMAL DI BPM MARIA ULFA, Amd. Keb, DESA SUMBERJO
KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN JOMBANG
Oleh :
Na’imatun Hasanah
141110027
Flour albus merupakan masalah kesehatan yang berhubungan dengan organ
kewanitaan yang memerlukan perhatian khusus karena flour albus jika tidak ditangani
dengan baik akan berbahaya pada ibu dan janin.
Tujuan dari kebidanan ini adalah memberikan Asuhan Kebidanan secara continue
of care (COC) pada Ny “D” dengan Flou Albus Di BPM Maria Ulfa Desa Sumberjo
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang dalam bentuk asuhan kebidanan kepada ibu
dan bayi mulai dari kehamilan sampai keluarga berencana menggunakan pendekatan
manajemen asuhan kebidanan sesuai dengan wewenang bidan.
Penatalaksanaan mengatasi masalah flour albus adalah dengan peran mandiri
yaitu ANC terpadu, konseling personal hygiene, memberikan dukungan emosional untuk
mengurangi kecemasan pasien.
Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny “D” selama trimester III
dengan flour albus, persalinan spontan tanpa penyulit tetapi pada kala I terjadi fase laten
memanjang, pada masa nifas dengan nifas normal, pada BBL dengan normal, pada masa
neonatus dengan neonatus normal, dan menjadi akseptor baru KB suntik 3 bulan.
Kesimpulan dari asuhan kebidanan secara komprehensif ini didapat dengan
melakukan asuhan kebidanan secara mandiri dan kolaborasi serta penanganan secara dini,
pada persalinan tidak ada penyulit tetapi pada kala I fase laten memanjang, nifas, BBL,
neonatus dan KB tidak ditemukan adanya penyulit. Disarankan kepada bidan untuk
melakukan scrining secara teratur pada semua ibu hamil disetiap kunjungan dan
melakukan asuhan kebidanan secara kolaborasi bila ditemukan kasus flour albus.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Komprehensif, Flour Albus
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v
KATA PENGATAR ....................................................................................... vi
RINGKASAN ................................................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xiv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang. ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah....................................................................................... . 3
1.3 Tujuan ........................................................................................................ . 3
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 4
1.5 Ruang lingkup ............................................................................................ 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Kehamilan Trimester III ..................................................... 7
2.2 Konsep Dasar Persalinan............................................................................ 17
2.3 Konsep Dasar Nifas.................................................................................... 31
2.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir .................................................................. 40
2.5 Konsep Dasar Neonatus ............................................................................. 46
2.6 Konsep Dasar Keluarga Berencana ............................................................ 58
x
BAB 3 ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III ............................................ 60
3.2 Asuhan Kebidanan Persalinan ................................................................. 66
3.3 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir ......................................................... 73
3.4 Asuhan Kebidanan Nifas .......................................................................... 75
3.5 Asuhan Kebidanan Neonatus .................................................................... 83
3.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana .................................................. 87
BAB 4 PEMBAHASAN
4.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III ........................................... 91
4.2 Asuhan Kebidanan Persalinan.................................................................. 99
4.3 Asuhan Kebidanan Nifas........................................................................... 109
4.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir ......................................................... 113
4.5 Asuhan Kebidanan Neonatus .................................................................... 116
4.6 Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana .................................................. 118
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................................... 121
5.2 Saran ........................................................................................................... 121
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Jadwal kunjungan Nifas ................................................................ 35
Tabel 2.2 Perubahan-perubahan normal pada uterus selama post partum 36
Tabel 2.3 Nilai apgar .................................................................................... 41
Tabel 4.1 Distribusi data subjektif dan obyektif dari variable ANC
Ny”D” di BPM Maria Ulfa Amd,keb Ds. Sumberejo ..................
92
Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC
(Intra Natal Care) Ny “D” di BPM, Maria Ulfa Amd.Keb
Wonosalam-Jombang. ..................................................................
96
Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel PNC
(Post Natal care) Ny “D” di BPM Maria Ulfa, Amd. Keb.
Wonosalam-Jombang ...................................................................
100
Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Bayi
Baru LahirNy “D” di BPM Maria Ulfa, Amd.Keb Wonosalam-
Jombang ........................................................................................
109
Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel
Neonatus Bayi Ny “D” di BPM Maria Ulfa, Amd.Keb
Wonosalam-Jombang ...................................................................
113
Tabel 4.6 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel
Keluarga Berencana BPM Ny. Maria Ulfa, Amd.
KebWonosalam Jombang .............................................................
116
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian BPM
Lampiran 2 Surat ijin penelitian ke dinkes
Lampiran 3 Surat Balasan Dinkes
Lampiran 4 Surat persetujuan Bidan
Lampiran 5 Surat persetujuan pasien
Lampiran 6 KSPR
Lampiran 7 Buku KIA
Lampiran 8 Hasil Laboratorium
Lampiran 9 Hasil USG
Lampiran 10 Lembar Observasi
Lampiran 11 Lembar Partograf
Lampiran 12 Surat Rujukan
Lampiran 13 Data Rekam Medis
Lampiran 14 Kartu KB
Lampiran 15 Lembar Bimbingan LTA
Lampiran 16 Dokumentasi
xiii
DAFTAR SINGKATAN
AKDR : Alat Kontra Sepsi Dalam Rahim
ANC : Antenatal Care
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
DJJ : Denyut Jantung Janin
DM : Diabetus Militus
DMPA : Depo Medroksiprogesteron Asetat
DTT : Dekontaminasi Tingkat Tinggi
FO : Fronto Occipito
HB : Hemoglobin
IM : Intra Muskular
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
IUD : Intra Uteri Device
KB : Keluarga Berencana
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi
KN : Kunjungan Neonatal
LILA : Lingkar Lengan Atas
MO : Mento Occipito
MOP : Metode Operasi Pria
MOW : Metode Operasi Wanita
MSH : Melanphore Stimulating Hormone
N : Nadi
PB : Panjang Badan
PBP : Pintu Bawah Pangul
xiv
PDVK : Perdarahan Akibat Defensiasi Vitamin
RR : Respiration Rate
S : Suhu
SOB : Sub Occipito Bregmatica
TBJ : Tafsiran Berat Janin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TP : Tafsiran Persalinan
TTV : Tanda Tanda Vital
USG : Ultra Sonografi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterine
mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan. Masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahir. Lamanya kehamilan normal
280 hari(40 Minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terahir.Kehamilan di bagi dalam 3 smester, yaitu trimester pertama dimulai
dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan ke 4 sampai ke
6 bulan, trimester ketiga dari 7 bulan sampai 9 bulan (Khumaira, 2012).
Wanita hamil rentan herhadap infeksi, sebab daya tahan tubuh pada wanita
hamil biasanya akan menurun. Salah satunya pada daerah kewanitaan,
kebanyakan wanita hamil mengalami pengeluaran cairan dari vagina yang
fisiologis yaitu tidak berbau, tidak berwarna, tidak gatal dan yang patologis
yaitu berbau, berwarna serta gatal.
Keputihan atau flour albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada
wanita. Flour albus disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa
gatal di dalam vagina dan disekitar bibir pagina dibagian luar. Diketahui yang
sering menimbulkan flour albus ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga
parasit. Penyebab terjadinya flour albus yaitu infeksi kencing nanah, yang
menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna kuning kehijauan, parasit
trichomonas vaginalis cairan encer abu (Joseph, 2010).
2
Menurut WHO 2013 hampir seluruh wanita dan remaja mengalami flour
albus60% pada remaja (15-22) dan 40% pada wanita (23-45). Berdasarkan
penelitian di Indonesia dengan mengambil sampel sebanyak 1000 ibu hamil
ditemukan 823 orang (82,3%) yang mengalami Flour Albus. Di Jawa Timur
menunjukan 75% menderita keputihan paling sekali seumur hidup, 45% biasa
mengalami keputihan sebanyak dua kali atau lebih (Ubay, 2012). Diketahui
dari data yang diperoleh di BPM Maria Ulfa Desa Sumberjo Kecamatan
Wonosalam Kabupaten Jombang pada tahun 2016 jumlah ibu hamil 75
dengan 3 ibu hamil yang mengalami flour albus (5%) .
Berdasarkan studi kasus yang telah dilakukan penulis di BPM Maria
Ulfa Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang kepada Ny.
”D” umur 21 tahun, hamil anakpertama dengan usia kehamilan 32 minggu,
ibu menjelaskan bahwa pada kehamilan 31 minggu mengalami keputihan
yang berlebihan selama 8 hari dan merasa tidak nyaman.
Penyebab flour albus pada kehamilan yaitu hormon yang meningkat
yang berakibat pada pengeluaran sekresi vagina dan personal hygiene yang
kurang. Hormon esterogen dalam bentuk estradiol dan progesteron menjadi
faktor lain yang meningkatkan resiko ibu mengalami fluor albus pada masa
kehamilan. Progesteron mengalami peningkatan signifikan yang disebabkan
oleh adanya corpus luteum yang dipertahankan hingga usia kehamilan
mencapai trimester II akhir, sehingga progesteron kadar terus
meningkat(Brett, 2010). Flour Albus disertai gatal-gatal dan berbau
kemungkinan terjadi adanya infeksi dapat menyebabkan perlunakan dalam
leher rahim dan akan timbul kontraksi sebelum waktunya (Kusumawati,
3
2008). Flour Albus pada kehamilan adalah fisologis dan tidak akan
berdampak buruk pada Persalinan, nifas, dan KB. (Firda, 2013).
Penatalaksanaan keputihan dilakukan tergantung pada penyebabnya.
Umumnya obat-obatan untuk mengatasi penyebab dan mengurangi
keluhan.Pencegahan dari flour albus adalalah pola hidup sehat meliputi diet
seimbang, waktu istirahat yang cukup, mengendalikan stress, dan menjaga
berat badan tetap ideal dan seimbang (Handayani, 2011). Menjelaskan cara
mengatasi keputihan dengan menjaga alat genetalia selalu bersih, selalu
kering dan memakai celana dalam yang terbuat dari katun. Peran bidan dalam
menangani ibu hamil dengan flour albus fisiologi dapat melakukan KIE
(komunikasi, informasi, edukasi) yaitu Membangun hubungan saling percaya
antara pasien dan bidan, memberikan dukungan emosional untuk mengurangi
kecemasan pasien.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis pada kesempatan ini
menerapkan asuhan kebidanan pada pasien secara langsung dan
mendokumentasikan dengan judul “Asuhan kebidanan komprensif pada Ny.
”D” dengan flour albus di BPM Maria Ulfa. Amd.Keb Desa Sumberjo
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Tahun 2017.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin,
nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan pada Ny.“D” dengan flour albus di BPM Maria Ulfa. Amd.Keb
Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang?
4
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil,
bersalin, nifas, BBL, neonatus dan KB dengan menggunakan
pendekatan manajemen kebidanan pada Ny”D” dengan flour albus
BPM Maria Ulfa Amd,keb di desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Jombang.
1.3.2 Tujuan khusus
1. Melakukan asuhan kebidanan trimester III pada Ny. “D” dengan
flour albus di BPM Maria Ulfa Amd.Keb di Desa Sumberjo
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.
2. Melakukan asuhan kebidan ibu bersalin pada Ny. ”D” dengan di
BPM Maria Ulfa Amd.Keb di Desa Sumberjo Kecamatan
Wonosalam Kabupaten Jombang.
3. Melakukan asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. ”D” dengan di BPM
Maria Ulfa Amd.Keb di Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Jombang.
4. Melakukan asuhan kebidan pada BBL Ny. ”D” di BPM Maria Ulfa
Amd.Keb di Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten
Jombang.
5. Melakukan asuhan kebidanan pada neonatus Ny. ”D” di BPM Maria
Ulfa Amd.Keb di Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten
Jombang.
5
6. Melakuan asuhan kebidanan KB pada Ny. ”D” di BPM Maria
UlfaAmd.Keb di Desa Sumberjo Kecamatan Wonosalam Kabupaten
Jombang.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat teoritis
1. Bagi institusi Pendidikan
Sebagai bahan kajian terhadap Asuhan Pelayanan
Kebidanan secara komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas,
BBL, neonatus, dan KB di STIKes Insan Cendekia Medika
Jombang.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi BPM
Dapat dijadikan bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu
pelayanan kebidan asuhan kebidanan yang komprehensif pada ibu
hamil, nifas, BBL, serta KB.
2. Bagi klien
Mendapatkan asuhan kebidanan komprehensif dari masa
kehamilan, persalinan, BBL, neonatus dan KB secara Contuinty Of
Care (COC) dan mengetahui dini resiko tinggi pada ibu hamil serta
penanganan yang tepat.
3. Bagi penulis
Menambah pengalaman dan wawasan dalam menerapkan asuhan
kebidanan secara lansung dilapangan dalam memberikan Asuhan
6
Kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus, serta KB
dengan flour albus.
1.5 Ruang Lingkup
1.5.1 Sasaran
Sasaran dalam asuhan kebidanan komprehensif ini adalah Ny. ”D”
dengan flour albus di BPM Maria Ulfa Amd.Keb di Desa Sumberjo
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang mulai dari kehamilan,
persalinan, nifas, BBL, neonatus dan KB yang dilakukan standart
asuhan kebidanan.
1.5.2 Tempat
Lokasi yang digunakan untuk memberikan Asuhan Kebidanan
pada ibu adalah di BPM Maria Ulfa Amd.Keb di Desa Sumberjo
Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang.
1.5.3 Waktu
Waktu yang diperlukan untuk melakukan Asuhan Kebidanan ini
yaitu mulai Februari sampai dengan Juni 2017.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, BBL,
Neonatus, KB) yang menggambarkan contuinuty of care
2.1.1 Konsep Kehamilan Trimester III
1. Pengertian Kehamilan Trimester III
Trimester ketiga biasanya disebut periode menunggu kelahiran
bayinya dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai
menyadari keberadaan bayi sebagai makhluk yang terpisah
sehingga ia tidak sabar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan
khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu waktu (Hani, 2010).
Minggu ke-28 sampai dengan minggu ke 38-42 Karakteristik utama
perkembangan intra uterin pada trimester ketiga adalah
penyempurnaan struktur organ khusus / detail dan penyempurnaan
fungsi berbagai sistem organ.
2. Kebutuhan ibu hamil trimester III
a. Kebutuhan fisik
1) Kebutuhan Gizi
a) Kebutuhan energi
Selama hamil ibu membutuhkan tambahan energi atau
kalori untuk pertumbuhan dan pengembangan janin,
plasenta, jaringan payudara dan cadangan lemak.
Kebutuhan kalori kira-kira sekitar 15% dari kalori normal.
8
Tambahan energi yang diperlukan selama hamil yaitu 285
Kkal perhari.
b) Karbohidrat
Kabohidrat berfungsi sebagai sumber energi,
menurut Glade B. Curtis mengatakan bahwa tidak ada
suatu rekomendasi yang mengatur berapa sebenarnya
kebutuhan karbohidrat untuk ibu hamil.Namun, beberapa
ahli gizi sepakat sekitar 60% dari kalori yang dibutuhkan
tubuh adalah karbohidrat. Jadi, ibu hamil membutuhkan
karbohidrat sekitar 1.500 kalori.Penambahan berat badan
dari awal kehamilan sampai akhir kehamilan adalah 10-12
kg.
c) Protein dan Asam amino
Protein digunakan untuk proses pertumbuhan dan
perkembangan janin, protein memiliki peranan penting.
Selama kehamilan terjadi peningkatan protein yang
signifikan yaitu 68%. Peran protein selama proses
kehamilan diantaranya yaitu selain untuk pertumbuhan
dan perkembangan janin juga untuk pembentukan plasenta
dan cairan amnion, pertumbuhan jaringan maternal seperti
pertumbuhan mammae ibu, jaringan uterus dan
penambahan volume darah.
9
d) Senam hamil
Kegunaan senam hamil adalah melancarkan
sirkulasi darah, nafsu makan bertambah, pencernaan
menjadi lebih baik dan tidur menjadi lebih nyenyak. Bidan
hendaknya menyarankan agar ibu hamil melakukan
masing-masing gerakan sebanyak dua kali pada awal
latihan dan dilanjurkan dengan kecepatan dan frekuensi
menurut kemampuan dan kehendak mereka sendiri
minimal lima kali tiap gerakan.
e) Pakaian
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian
ibu hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini.
1) Pakaian harus longgar, bersih dan tidak ada ikatan yang
ketat pada daerah perut
2) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap
keringat.
3) Pakailah bra yang menyokong payudara.
4) Mamakai sepatu dengan hak yang rendah.
5) Pakaian dalam yang selalu bersih.
( Sulistyawati, 2009).
3. Tanda bahaya kehamilan trimester III
a. Perdarahan pervaginam
b. Sakit kepala yang hebat
c. Penglihatan kabur
10
d. Bengkak di wajah dan jari tangan
e. Keluar cairan pervaginam
f. Gerakan janin tidak terasa
g. Nyeri perut yang hebat (Hani, 2010).
4. Persiapan menjelang persalinan
a) Menyiapkan tempat persalianan di bidan atau RS sesuai
keinginan atau jika tidak ada komplikasi.
b) Menyiapkan tas yang berisi keperluan ibu dan bayi baju tidur
dengan kancing baju didepan (untuk menyusui) dan baju untuk
pulang.
c) Pakaian dalam, bra menyusui dan breast pad.
d) Gurita atau korset, dan alat pompa ASI.
e) Pembalut khusus untuk melahirkan.
f) Keperluan mandi dan make up seperlunya.
g) Popok kain atau popok sekali pakai ukuran newaborn.
h) Baju, celana dan topi bayi.
i) Kaus kaki, sarung tangan dan selimut.
j) Menyiapkan diri untuk proses persalinan
Persiapan diri harus dilakukan dari 6 bulan kehamilan. Selain
mental. Siapkan juga fisik untuk menghadapai proses persalianan
yang cukup melelahkan. Jaga pola makan dengan cara mengkonsumsi
makanan yang sehat dan lakukan senam hamil atau yoga hamil yang
bisa membuat anda lebih rileks serta belajar bernafas dan mengejan
yang benar saat melahirkan nanti. Inilah beberapa tanda persalianan :
11
1) Keluar lendir bercampur darah dari vagina.
2) Kontraksi yang jaraknya semakin berdekatan.
3) Pecahnya air ketuban.
5. Dampak Flour Albus bagi Kehamilan
Flour Albus merupakan gejala yang paling sering dijumpai
dalam ginekologi, flour albus adalah cairan yang keluar dari vagina
yang berlebihan dan bukan merupakan darah. Secara normal
seseorang wanita mengeluarkan cairan dari vagina yang berasal
dari transudat dinding vagina, lendir serviks dan kelenjar bartholini
dan skene (frisca, 2012).
Flour albus adalah kondisi saat vagina mengeluarkan cairan
atau lendir menyerupai nanah. Flour albus tidak selamanya
merupakan penyakit karena ada juga flour albus yang normal
(Bahari, 2012).
Wanita hamil rentan terkena infeksi, sebab daya tahan wanita
hamil biasanya akan menurun dan meningkatkan kebutuhan
metabolisme. Wanita hamil sering mengalami keputihan.
Perubahan hormonal yang terjadi pada wanita hamil tutur berperan
disini. Kondisi vagina yang lembab, terlebih saat bulan-bulan
terakhir menjelang persalinan, akan memperberat flour albus
khususnya yang disebabkan oleh infeksi jamur.
12
6. Etiologi Flour Albus
Flour Albus ini disebabkan oleh :
a. Flour Albus saat hamil terjadi karena peningkatan pengeluaran
cairan vagina dari biasanya, yang disebabkan oleh adanya
perubahan hormonal selama kehamilan. Adapun bentuk cairan
vagina selama kehamilan berwarna bening atau putih susu, encer
dan tidak berbau (Triyana, 2013).
b. Flour Albus terjadi karena perubahan hormon tubuh selama
kehamilan yang akan meningkat dengan bertambahnya usia
kehamilan. Jadi dari sisi hormonal, flour albus saat hamil itu
wajar. Flour Albus selama kehamilan tidak perlu diobati
melainkan cukup sering kali dibersihkan. Bila wanita hamil
mengalami flour albus tetap harus berhati-hati dan waspada
(Triyana, 2013).
6. Tingkat Flour Albus
Flour Albus normal (fisiologis)
Flour Albus normal biasanya terjadi menjelang dan sesudah
mensturasi, mendapatkan rangsangan seksual, mengalami stres
berat, sedang hamil, atau mengalami kelelahan. Adapun cairan
yang keluar berwarna jernih atau kekuningan dan tidak
berbau.Selain itu flour albus jenis ini tidak disertai rasa gatal dan
perubahan warna. Flour Albus semacam ini merupakan sesuatu
yang tidak wajar, sehingga tidak diperlukan tindakan medis
tertentu.
13
7. Penyebab Flour Albus Pada Wanita Hamil
Penyebab flour albus pada kehamilan yaitu hormon yang
meningkat yang berakibat pada pengeluaran sekresi vagina dan
personal hygiene yang kurang. Hormon esterogen dalam bentuk
estradiol dan progesteron menjadi faktor lain yang meningkatkan
resiko ibu mengalami fluor albus pada masa kehamilan.
Progesteron mengalami peningkatan signifikan yang disebabkan
oleh adanya corpus luteum yang dipertahankan hingga usia
kehamilan mencapai trimester II akhir, sehingga progesteron
kadar terus meningkat(Brett, 2010).
8. Pengobatan Flour Albus Pada Wanita Hamil
Pada flour albus yang dikategorikan normal tidak perlu
ada terapi khusus yang penting adalah membersihkan organ intim
secara benar dan teratur. Umumnya cukup dengan membasuh air
bersih yang mengalir serta menjaga agar pakaian dalam tetap
kering dan bersih setiap saat. Penanganan atau pengobatan untuk
keputihan pada ibu hamil tergantung penyebab keputihan itu
sendiri.
Konsep SOAP Ibu Hamil Dengan Flour Albus
Data Subjektif
Apa yang telah dirasakan ibu saat ini: ibu mengeluhkan keluar
cairan berwarna putih
Data Objektif
Pada ibu hamil didapati data observasi misal sebagai berikut :
14
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik,
Kesadaran : composmentis, somnolen, koma
TTV :
a) Tekanan darah : 110/70-130/90 mmHg
b) Nadi : 80-120x/menit
c) Pernapasan : 16-24 x/menit
d) Suhu : 36,5-37,5oC
e) Tinggi badan : 145 cm atau kurang
f) Berat badan
Pada akhir kehamilan pertambahan berat badan total 10-
12 kg.
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
Muka : Tampak cloasma gravidarum sebagai akibat pigmen
yang berlebihan, tidak sembab
Mata : bentuk simetris, konjungtiva normal warna merah
muda, bila pucat menandakan anemia. Sklera
normal berwarna putih, bila kuning menandakan ibu
terinfeksi hepatitis, bila merah ada kemungkinan
kunjungtivitis. Kelopak mata yang bengkak
kemungkinan pre eklamsi.
Mulut : adalah sariawan dan bagaimana kebersihannya.
Saat kehamilan jika timbul stomatitis dan gingivitis
yang mengandung pembuluh darah dan mudah
15
berdarah, maka perlu perawatan mulut. Adakah
caries gigi yang menandakan ibu kurang kalsium.
Saat hamil sering terjadi canes gigi yang
berhubungan dengan emesis dan hiperemesis
gravidarum. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi
infeksi.
Dada : normal bentuk simetris, hiperpigmentasi areola,
putting susu bersih dan menonjol, keluar cairan
kuning kental/kolostrum pada usia kehamilan 32
minggu akibat perubahan anatomi dan fisiologi
yang normal pada kehamilan.
Abdomen : mengetahui tidak terdapat luka bekas operasi
atau tidak, terdapat linea nigra, dan pembesaran
abdomen, menentukan TFU dan bagian apa yang
teraba pada fundus, menentukan batas kiri atau
kanan pada uterus ibu, menetukan bagian bawah
janin dan memastikan sudah masuk PAP atau
belum.
DJJ : memastikan DJJ janin ada, normal 120-
l60x/menit.
TBJ : memastikan TBJ sesuai usia kehamilan, melihat
resiko BBLR atau tidak.
(TFU-12) x 155 belum masuk PAP
(TFU-11) x 155 sudah masuk PAP
16
Genetalia : normalnya tidak ada varises pada vulva dan
vagina, dan tidak odem.
Anus : normalnya tidak ada benjolan atau pengeluaran
darah dari anus.
Ekstremitas : normalnya simetris dan tidak odem
(Romauli 2011)
3. Pemeriksaan penunjang (jika ada atau diperlukan)
Hasil USG : Menentukan gambaran yang terlihat yaitu
rangka janin dan kantong kehamilan
(Suwanti, 2014).
Darah : menentukan golongan darah kadar hemoglobin
untuk mengetahui anemia tau tidak, dan Hbs Ag
untuk mendeteksi hepatitis atau tidak. Normalnya
Hemoglobin ibu hamil adalah 11 gr/dl dan
hepatitis negatif .
Urin : menentukan adanya penyakit diabetres atau pre
eklamsi jika di temukan protein urin.
Analisa Data
“G…P…A…UK…Minggu dengan Flour Albus”.
Penatalaksanaan
1. Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan saat ini, ibu
mengerti
17
2. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda bahaya trimester III dan
masalah keputihan yang fisiologis karena perubahan hormone
selama kehamilan
3. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan organ genetalia
eksterna dengan cara membasuhnya menggunakan air bersih,
terutama setelah BAB dan BAK.
4. Memberitahu untuk mengganti celana dalam secara teratur dan
menggunakan bahan yang menyerap keringat.
5. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup yaitu paling
sedikit 6-7 jam pada malam hari dan 1-2 jam pada siang hari,
ibu mengerti.
6. Menganjurkan ibu untuk konntol ulang 2 minggu lagi dan atau
jika ada keluhan, ibu mengerti dan mau melakukan control
ulang (Triyana 2013).
Teori Post Date
Kehamilan lewat bulan, prolonged pregnancy, extended
pregnancy, post date adalah kehamilan yang berlangsung
sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari
pertama haid terakhir menurut rumus Neagle dengan siklus haid
rata-rata 28 hari. Kemalian post date terutama berpengaruh
terhadap janin. Ada janin yang dalam masa kehamilan 42
minggu atau lebih berat badannya meningkat terus, ada yang
tidak bertambah , ada yang lahir dengan berat badan kurang dari
semestinya atau meninggalkan dalam kandungan karena
18
kekurangan zat makanan dan oksegen. Kehamilan post date
mempunyai hubungan erat dengan mortalitas, morbiditas
perinatal ataupun makrosomia. Sementara itu, risiko bagi ibu
dengan kehamilan post date dapat berupa perdarahan pasca
persalinan ataupun tindakan obstetric yang meningkat.
Pemberian oksitosin
Pemberian oksitosin untuk induksi kehamilan postterm
memberi kesan atau dipercaya bahwa oksitosin secara fisiologis
memegang peranan penting dalam menimbulkan persalinan dan
pelepasan oksitosin dari neurohipofisis ibu hamil yang kurang
pada usia kehamilan selanjutnya diduga sebagai salah satu factor
penyebab kehamilan postterm. ( Prawiraharjo, 2013 : 686).
Tujuan induksi atau augmentasi adalah untuk menghasilkan
aktifitas uterus yang cukup untuk menghasilkan perubahan
serviks dan penurunan janin. Sejumlah regimen oksitosin untuk
stimulasi persalinan direkomendasikan oleh American College
of Obstetricians and Gynecologists (1999a). Oksitosin diberikan
dengan menggunakan protokol dosis rendah (1 – 4 mU/menit)
atau dosis tinggi (6 – 40 mU/menit), awalnya hanya variasi
protokol dosis rendah yang digunakan di Amerika Serikat,
kemudian dilakukan percobaan dengan membandingkan dosis
tinggi, dan hasilnya kedua regimen tersebut tetap digunakan
untuk induksi dan augmentasi persalinan karena tidak ada
19
regimen yang lebih baik dari pada terapi yang lain untuk
memperpendek waktu persalinan. (Cunningham, 2013)
Oksitosin digunakan secara hati-hati karena gawat janin
dapat terjadi dari hiperstimulasi. Walaupun jarang, rupture uteri
dapat pula terjadi, lebih-lebih pada multipara. Untuk itu
senantiasa lakukan observasi yang ketat pada ibu yang mendapat
oksitosin.
Dalam pemberian infuse oksitosin, selama pemberian ada
beberapa hal yang harus diperhatikan oleh petugas kesehatan
yaitu:
a) Observasi ibu selama mendapatkan infuse oksitosin secara
cermat.
b) Jika infuse oksitosin menghasilkan pola persalinan yang
baik, pertahankan kecepatan infuse yang sama sampai
pelahiran.
c) Ibu yang mendapat oksitosin tidak boleh ditinggal sendiri
d) Jangan menggunakan oksitosin 10 unit dalam 500 ml (20
mIU/ml) pada multigravida dan pada ibu dengan riwayat
section caesar.
e) Peningkatan kecepatan infus oksitosin dilakukan hanya
sampai terbentuk pola kontraksi yang baik, kemudian
pertahankan infus pada kecepatan tersebut. (Saifuddin,
2002).
20
2.1.2 Konsep Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks
dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu). Lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun
janin (Asri, 2010).
2. Fase Laten Memanjang
Fase laten memanjang adalah persalinan yang fase latennya
berlangsung lama kurang + 18 - 24 jam pada primigravida
kemajuan persalinan kurang dari 1,2 per jam Saifuddin (2013).
Seperti diketahu persalinan lama (partus lama) situasi ini
kemungkinan dikaitkan dengan kemungkinan kelainan dengan
jalan lahir seperti, kesempitan jalan lahir, mengubah posisi dan
kebutuhan janin intauterin, ada penghalang pada jalan lahir tulang
atau lunak, ukuran janin terlalu besar, sedangkan velvis normal
sehingga terjadi pada disproporsi sefalopelvik, dan yang kaku
atau keadaan janin dalam posisi membujur tetapi dijumpai
beberapa kelainan posisi bagian rendah, letak sunsang, ukuran
janin terlalu besar, dan bagian terendah belum masuk PAP
(disproporsi sefalopelvik, lilitan tali pusat,kelainan pada janin
seperti tumor abdomen, anensefali, hidrosifalis) Manuaba (2012).
21
Menurut Prawirohardjo (2013) fase laten memanjang
fridmennya mengembangkan tiga tahap, tahap persiapan
(preparatory division), hanya terjadi sedikit pembukaan serviks.
Tahap pembukaan/dilatasi (dilatational division), saat pembukaan
berlangsung paling cepat, tidak dipengaruhi sedasi atau anastesia
regional. Tahap panggul (pelvic division), berawal dari fase
deselarasi pembukaan serviks. Faktor-faktor yang mempengaruhi
durasi fase laten adalah anesthesia regional atau sedasi yang
berlebihan,, keadaan serviks yang buruk ( missal tebal, tidak
mengalami pendataran, ,atau tidak membuka), dan persalinan
palsu.
3. Teori Terjadinya Persalinan
Saat persalinan akanterjadikekuatan his pada uterus ibu dan
penurunan hormon progesteron menjelang persalinan yang
mengakibatkan kontraksi. Kontraksi otot rahim menyebabkan:
a. Turunnya kepala, masuk pintu atas panggul, terutama
primigravida minggu ke-36.
b. Perut lebih melebar karena fundus uteri turun
c. Muncul saat nyeri di daerah pinggang karena kontraksi ringan
otot rahim dan tertekannya pleksus Frankenhauser yang
terletak sekitar serviks (tanda persalinan palsu)
d. Terjadi pelunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim
e. Terjadi pengeluaran lendir, lendir penutup serviks dilepaskan.
22
4. Tanda persalinan
a. Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan
jarakkontraksi yang makin pendek.
b. Dapat terjadi pengeluaran pembawa tanda (pengeluaran lendir,
lendir campur darah).
c. Dapat disertai ketuban pecah.
d. Pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks
(pelunakan serviks, pendataran serviks, pembukaan serviks).
5. Perubahan fisiologis dalam persalinan
a. Perubahan tekanan darah
Tekanan darah meningkat selama kontraksi uterus
dengan kenaikan sistolik rata – rata sebesar 10 – 20 mmHg dan
kenaikan diastolik rata – rata 5 – 10 mmHg. Diantara kontraksi
– kontraksi uterus, tekanan darah akan turun seperti sebelum
masuk persalinan dan akan naik lagi bila terjadi kontraksi.
1) Perubahan metabolisme
Selama persalinan baik metabolisme karbohidrat aerobik
maupun anaerobik akan naik secara perlahan. Kenaikan ini
sebagian besar disebabkan karena oleh kecemasan serta
kegiatan otot kerangka tubuh.
2) Perubahan suhu badan
Suhu badan akan sedikit meningkat selama persalinan,
suhu mencapai tertinggi selama persalinan dan segera setelah
23
kelahiran. Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi
0,5 – 10C.
3) Denyut jantung
Perubahan yang menyolok selama kontraksi dengan
kenaikan denyut jantung, penurunan selama acme sampai satu
angka yang lebih rendah dan angka antara kontraksi.Denyut
jantung diantara kontraksi sedikit lebih tinggi dibanding
selama periode persalinan atau sebelum masuk persalinan.
4) Pernafasan
Pernafasan terjadi kenaikan sedikit dibanding dengan
sebelum persalinan, kenaikan pernafasan ini dapat disebabkan
karena adanya rasa nyeri, kekhawatiran serta penggunaan
tehnik pernafasan yang tidak benar.
5) Perubahan renal
Polyuri sering terjadi selama persalinan, hal ini
disebabkan oleh kardiak output yang meningkat, serta
disebabkan karena filtrasi glomelurus serta aliran plasma ke
renal.
6) Perubahan gastrointestinal
Kemampuan pergerakan gastrik serta penyerapan
makanan padat berkurang akan menyebabkan pencernaan
hampir berhenti selama persalinan dan menyebabkan
konstipasi.
24
7) Perubahan hematologis
Haemoglobin akan meningkat 1,2 gr/ 100 ml selama
persalinan dan kembali ketingkat pra persalinan pada hari
pertama setelah persalinan apabila tidak terjadi kehilangan
darah selama persalinan, waktu koagulasi berkurang dan akan
mendapat tambahan plasma selama persalinan.
8) Kontraksi uterus
Kontraksi uterus terjadi karena adanya rangsangan pada
otot polos uterus dan penurunan hormon progesteron yang
menyebabkan keluarnya hormone oksitosin.
9) Pembentukan segmen atas Rahim dan segmen bawah Rahim
Segmen Atas Rahim (SAR) terbentuk pada uterus
bagian atas dengan sifat otot yang lebih tebal dan kontraktif.
Segmen Bawah Rahim (SBR) terbentang di uterus bagian
bawah antara ishmus dengan serviks, dengan sifat otot yang
tipis dan elastis, pada bagian ini banyak terdapat otot yang
melingkar dan memanjang.
10) Perkembangan retraksi ring
Retraksi ring adalah batas pinggiran antara SAR dan
SBR, dalam keadaan persalinan normal tidak Nampak dan
akan kelihatan pada persalinan abnormal, karena kontraksi
uterus yang berlebihan, retraksi ring akan tampak sebagai garis
atau batas yang menonjol diatas simpisis yang merupakan
tanda dan ancaman rupture uterus.
25
11) Penarikan serviks
Pada akhir kehamilan otot yang mengelilingi Ostium
Uteri Internum (OUI) ditarik oleh SAR yang menyebabkan
serviks menjadi pendek dan menjadi bagian dari SBR.
12) Pembukaan ostium uteri interna dan ostium uteri externa
Pembukaan serviks disebabkan oleh karena
membesarnya OUE karena otot yang melingkar di sekitar
ostium meregang untuk dapat dilewati kepala.Pembukaan uteri
tidak saja karena kepala dan kantong amnion.
13) Show
Show adalah pengeluaran dari vagina yang terdiri dan
sedikit lendir yang bercampur darah, lendir ini berasal dan
ekstruksi lendir yang menyumbat canalis servikalis sepanjang
kehamilan, sedangkan darah berasal dan desidua vera yang
lepas.
14) Tonjolan kantong ketuban
Tonjolan kantong ketuban ini disebabkan oleh adanya
regangan SBR yang menyebabkan terlepasnya selaput korion
yang menempel pada uterus, dengan adanya tekanan maka
akan terlihat kantong yang berisi cairan yang menonjol ke
ostium uteri internum yang terbuka.
15) Pemecahan kantong ketuban
Pada akhir kala satu bila pembukaan sudah lengkap dan
tidak ada tahanan lagi, ditambah dengan kontraksi yang kuat
26
serta desakan janin yang menyebabkan kantong ketuban pecah,
diikuti dengan proses kelahiran bayi.
6. Perubahan Psikologis Pada Persalinan
a. Perasaan tidak enak
b. Takut dan ragu – ragu akan persalinan yang akan dihadapi
c. Ibu dalam menghadapi persalinan sering memikirkan antara lain
apakah persalinan akan berjalan normal
d. Menganggap persalinan sebagai cobaan
e. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam
menolongnya.
7. Tahapan Persalinan
a. Kala I
Adalah kala pembukaan yang berlangsung antara
pembukaan nol sampai lengkap. Lamanya kala I untuk
primigravida berlangsung 12 jam sedangkan multigravida
sekitar 8 jam. Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan
pembukaan primigravida 1 cm perjam dan pembukaan
multigravida 2 cm perjam (Manuaba, 2010). Hal ini sesuai
dengan pendapat Sulistyowati (2013), persalinan kala I
berlangsung ± 18-24 jam yaitu fase laten (8jam) dari
pembukaan 0 sampai pembukaan kurang dari 4cm, fase laten
yang mempunyai waktu 20 jam pada primigravida merupakan
keadaan abnormal. Hal ini bisa disebabkan karena Serviks
belum matang pada awal persalinan, Posisi janin abnormal,
27
Disproporsi fetopelvik, Persalinan disfungsional, Pemberian
sidatif yang berlebihan konsep persalinan, Pemberian sidatif
yang berlebihan konsep persalinan.
b. Kala II
Kala II atau kala pengusiran, gejala utama:
1) His semakin kuat, dengan interval 2-3 menit, durasi 50-100
detik.
2) Menjelang akhir kala I, ketuban pecah dan ditandai
pengeluaran cairan secara mendadak.
3) Ketuban pecah pada pembukaan mendekati lengkap diikuti
keinginan mengejan.
4) Kedua kekuatan, his dan mengajan lebih mendorong kepala
bayi sehingga terjadi kepala membuka pintu, suboksiput
bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut lahir ubun-
ubun besar, ahi, hidung dan muka, serta kepala.
5) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi luar.
6) Setelah putaran paksi luar berlangsung, maka persalinan
bayi ditolong.
7) Lamanya kala II untuk primigrvida 50 menit dan
multigravida 30 menit.
c. Kala III (pelepasan uri)
Setelah kala II, kontraks uterus berhenti sekitar 5-15 menit.
Dengan lahirnya bayi, mulai berlangsung pelepasan plasenta
pada lapisan Nitabusch, karena sifat retraksi otot rahim.
28
Lepasnya plasenta, tanda-tandanya: uterus menjadi bundar,
uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas kesegmen
bawah rahim, tali pusat bertambah panjang, terjadi perdarahan
(Hidayat, 2010).
d. Kala IV (observasi)
Dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
perdarahan postpartum sering terjadi 2 jam pertama. Observasi
yang dilakukan: tingkat kesadaran penderita, pemeriksaan
tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan,
kontraksi uterus, terjadinya perdarahan). Perdarahan normal
jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc (Manuaba, 2010).
8. Proses perubahan kebutuhan dengan 60 langkah APN Tatalaksana
pada kala II, III, IV tergabung dalam 60 langkah APN yaitu:
Mengenali tanda dan gejala kala dua
1. Memeriksa tanda berikut
a. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran.
b. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum
vagina.
c. Perenium menonjol dan menipis.
d. Vulva, vagina dan sfingter ani membuka.
Menyiapkan pertolongan persalinan
2. Pastikan kelengkapan persalinan, bahan dan obat-obatan
esensial.
29
3. Kenakan baju penutup atau celemek plastic yang bersih, sepatu
tertutup kedap air, tutp kepala, masker, dan kacamata.
4. Lepas semua perhiasan pada lengan dan tangan lalu cuci kedua
tangan dengan sabun dan air mengalir.
5. Pakai sarung tangan steril atau DTT untuk pemeriksaan dalam.
6. Ambil spuit isi dengan oksitosin 10 unit dan letakkan kembali
spuit tersebut di partus set/ wadah DTT atau steril tanpa
mengonntaminasi spuit.
Memastikan pembukaan lengkap dan keaadaan janin baik
7. Bersihkan vulva dan perenium, dari depan ke belakang dengan
kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
8. Lakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa
pembukaan serviks sudah lengkap.
9. Dekontaminasi sarung tangan dengan mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin
0,5%.
10. Periksa denyut jantung janin (DJJ), batas normal (120 – 160
kali/menit).
Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan
meneran.
11. Beritahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik.
12. Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
meneran.
30
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan
yang kuat untuk meneran.
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil
posisi yang nyaman.
Mempersiapkan pertolongan kelahiran bayi
15. Jika kepala bayi tela membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
16. Letakkan kain bersih yang di lipat 1/3 bagian di bawah bokong
ibu.
17. Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan.
18. Pakai sarung tangan DTT atau steril pada ke dua tangan.
Membantu lahirnya kepala
19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm, lindungi
perenium
dengan satu tangan yang di lapisi kain bersih.
20. Periksa lilitan tali pusaat dan lakukan tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi.
21. Tunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar
secara spntan.
Membantu lahirnya bahu
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara
biparietal.
31
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan yang berada di bawah
kea rah perenium ibu untuk menyangga kepala, lengan dan
siku sebelah bawah.
24. Setelah tubuh lengan bayi lahir, lanjutkan penelusuran tangan
yang berada di atas ke punggung, bokong, tungkai dan kaki
bayi. Penanganan bayi baru lahir
25. Lakukan penilaian selintas.
26. Bila tidak ada tanda asfiksia, lanjutkan menejemen bayi baru
lahir.
27. Periksa kembali perut ibu untuk memastikan tidak ada bayi
lain.
28. Beritahukan pada ibu bahwa penolong akan menyuntkan
oksitosin.
29. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, berikan suntikan
oksitoksin 10 unit IM sepertiga paha atas.
30. Dengan menggunakan klem, jepit tali pusat pada sekitar 3 cm
dari pusat ( umbilicus) .
31. Potong dan ikat tali pusat.
32. Tempatkan bayi untuk melakukan kontakk kulit ibu ke kulit
bayi.
Managemen aktif kala III persalinan ( MAK III )
33. Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva.
34. Letakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu
32
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus.
36. Lakukan penegangan dan dorongan dorso-kranial.
37. Saat plasenta trlihat di introitus vagina, lanjutkan kelahiran
plasenta dengan menggunakan kedua tangan.
38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan
masase uterus.
Menilai perdarahan
39. Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan pastikan bahwa selaputnya lengkap dan
utuh.
40. Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perenium.
Melakukan asuhan pasaca persalinan ( Kala IV )
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervagina.
42. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervagina.
Evaluasi
43. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam
larutan klorin 0,5%.
44. Ajarka ibu atau keluarga cara melakukan masase uterus.
45. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik.
46. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilamgan darah.
33
47. Periksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas denagn baik.
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakia dalam larutan kloron
0,5% untuk dekontamunasi ( 10 menit).
49. Buang bahan-bahan yang terkontainasi ke tempat sampah yang
sesuai.
50. Bersihkan badan ibu menggunakan air DTT.
51. Pastikan ibu mersa nyaman.
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.
53. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
selama 10 menit.
54. Cuci ke dua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir.
55. Pakai sarung tangan bersih atau DTT untuk melakukan
pemeriksaan fisik bayi.
56. Lakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir.
57. Etelah 1 jam pemberian vitamin K1, berikan suntikan hepatitis
B dip aha kanan bawah lateral.
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam di
dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit.
59. Cuci ke dua tangan dengan sabun dan air mengalir ke mudian
keringkan
Dokumentasi
60. Lengkapi partograf (halaman depan dan belakang), periksa
tanda vital dan asuhan kala IV (Midwivery update, 2016).
34
2.1.3 Konsep Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (post partum/peurperium) berasal dari bahasa latin yaitu
dari kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti
melahirkan. Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat kandungannya kembali seperti keadaan sebelum hamil,
biasanya berlalngsung selama 6 minggu atau 42 hari, namun secara
keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. (Ambarwati, 2010).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu
(Handayani,2011). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil yang berlangsung kira-kira 6 minggu (Ambarwanti,2010).
2. Tahapan dalam Masa Nifas
Menurut Rukiyah (2010), adapun proses masa nifas (post
partum puerperium) adalah:
a. Puerperium dini (immediate puerperium) : waktu 0-24 jam post
partum. Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
b. Puerperium intermedial (early puerperium) : waktu 1-7 hari
postpartum. Kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia, yang lamanya
6-8 minggu.
35
c. Remot puerperium (later puerperium) : waktu 1-6 minggu
postpartum. Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terauma apabila ibu selama hamil dan waktu persalinan mempunyai
komplikasi.
3. Adaptasi Psikologis Masa Nifas
a. Penyesuaian psikologis pada masa post partum. Menurut
Rukiyah (2010), penyesuaian psikologis dalam masa post
partum dibagi menjadi 3 tahap :
1) Taking in (1-2 hari post partum)
Wanita menjadi pasif dan sangat tergantung serta berfokus
pada dirinya, tubuhnya sendiri.Mengulang-ulang menceritakan
pengalaman bersalin yang dialami. Wanita yang baru
melahirkan ini perlu istirahat atau tidur untuk mencegah gejala
kurang tidur dengan gejala lelah, cepat tersinggung, campur
baur dengan proses pemulihan.
2) Taking hold (2-4 hari post partum)
Ibu khawatir akan kemampuannya untuk merawat bayinya dan
khawatir tidak bertanggung jawab untuk merawat bayinya.
Wanita post partum ini berpusat pada kemampuannya dalam
mengontrol diri, fungsi tubuh. Berusaha untuk menguasai
kemampuan untuk merawat bayinya, cara menggendong dan
menyusui, memberi minum, mengganti popok. Wanita pada
masa ini sangat sensitiv akan ketidakmampuannya, cepat
tersingguh dan cenderung menganggap pemberitahuan bidan
36
atau perawat sebagai teguran, maka berhati-hati dalam
berkomunikasi dengan wanita ini perlu memberi support.
3) Letting go
Pada masa ini umumnya ibu sudah pulang dari RS. Ibu
mengambil tanggung jawab untuk merawat bayinya, dia harus
menyesuaikan diri dari ketergantungan bayinya,begitu juga
adanya grefing karena dirasakan sebagai mengurangi interaksi
sosial tertentu. Depresi post partum sering terjadi pada masa
ini.
a. Post Partum blues
Kemurungan masa nifas umumnya terjadi pada ibu baru. Hal ini
disebabkan perubahan dalam tubuh seorang wanita selama
kehamilannya serta perubahan-perubahan irama dan cara hidupnya
sesudah bayinya lahir. Post partum blues adalah depresi yang paling
ringan, biasanya timbul antara hari ke-2 smpai 2 minggu. Post partum
blues dialami hingga 50%-80% ibu yang baru melahirkan. Hal ini
disebabkan perubahan hormonal pada pertengahan masa post partum.
1) Faktor –faktor yang mungkin menyebabkan post partum blues
meliputi :
a) Pengalaman melahirkan, biasanya pada ibu dengan
melahirkan yanng kurang menyenangkan dapat
menyebabkan ibu sedih
b) Perasaan sangat down setelah melahirkan, biasanya
peningkatan emosi yang disertai tangisan.
37
c) Tingkah laku bayi, bayiyang rewel dapat membantu ibu tidak
mampu merawat bayinya dengan baik
d) Kesulitan dalam mengalami kewajiban setelah melahirkan,
ibu memberi makan pada bayi, aktifitas perawatan bayi
konflik dengan staf.
2) Gejala-gejala post partum blues yaitu :
a) Menangis
b) Perubahan prasaan
c) Cemas
d) Kesepian
e) Penurunan nafsu sex
f) Khawatir mengenai sang bayi
g) Kurang percaya diri mengenai kemampuan menjadi seorang
ibu (Anggraini, 2009).
Tabel 2.1 Program kunjungan ibu nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
Pertama
6-8 jam
persalinan
a. Mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain,
perdarahan, rujuk bila perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling pada ibu atau salah
satu anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri
d. Pemberian ASI awal, 1 jam setelah IMD
berhasil dilakukan
e. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermia. Jika petugas
kesehatan menolong persalinan, ia harus
tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk
2 jam pertama sudah kelahiran atau sampai
bayi dan ibu dalam keadaan stabil
Kedua 6 hari
setelah
persalinan
a. Memastikan involusi uterus berjalan normal,
uterus berkontraksi, fundus di bawah
umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal
dan tidak ada bau
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
38
atau perdarahan abnormal
c. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
pada bagian payudara ibu.
d. Memberikan konseling pada ibumengenai
asuhan pada bayitali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari
Ketiga
2 minggu
setelah
persalinan
a. Memastikan involusi uterus, berjalan normal,
uterus berkontraksi, fundus di bawah
umbilkus, tidak ada perdarahan abnormal
dan tidak ada bau
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
atau perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapat cukup
makanan, cairan dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan
tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit
e. Memberikan konseling pada ibumengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan perawatan bayi sehari-hari
Keempat
6 minggu
setelah
persalinan
a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
penyulit yang ia atau bayinya alami.
b. Memberikan konseling untuk menggunakan
KB secara dini
4. Perubahan fisiologis masa nifas
1) Perubahan sistem reproduksi
a. Uterus
Involusi uterus merupakan suatu porses kembalinya uterus
ke keadaan sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram.
Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir akibat
kontraksi otot – otot polos uterus
Tabel 2.2
Perubahan uterus masa nifas Involusi Tinggi Fundus Uterus Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram
Uri lahir 2 jari bawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat-symphisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba di atas
symphisis
350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Normal 30 gram
39
b. Lochea
Lochea adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar
melalui vagina selama puerperium
1) Lochea Rubra
Lochea ini muncul pada hari ke 1-4 masa post partum.
Cairan yang keluar berwarna merah karena berisi darah
segar, jaringan sisa – sisa plasenta, dinding rahim,
lemak bayi, lanugo, dan mekonium.
2) Lochea Sanguinolenta.
Cairan yang keluar berwarna merah kecoklatan dan
berlendir. Berlangsung dari hari ke 4 sampai ke 7 post
partum.
3) Lochea Serosa
Lochea ini berwarna kuning kecoklatan karena
mengandung serum, leukosit dan robekan/laserasi
plasenta. Muncul pada hari ke 7 sampai ke 14 post
partum.
4) Lochea Alba
Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput
lendir serviks dan serabut jaringan yang mati. Lochea
ini berlangsung selama 2-6 minggu post partum
(Rukiyah, 2010).
40
c. Vagina
Pada sekitar minggu ketiga, vagina mengecil dan timbul
rugae kembali. Vagina yang semula sangat teregang akan
kembali secara bertahap seperti ukuran sebelum hamil pada
minggu ke 6-8 setelah melahirkan. Rugae akan terlihat
kembali pada minggu ke 3 atau ke 4.
d. Perubahan sistem perkemihan
Kandung kemih dalam puerperium sangat kurang sensitif
dan kapasitasnya bertambah, sehingga kandung kemih
penuh atau sesudah buang air kecil masih tertinggal urine
residual (Rukiyah, 2010).
1) Perubahan Gastrointestinal
Konstipasi mungkin menjadi masalah pada puerperium
awal karena kurangnya makanan padat selama persalinan
dan karena wanita menahan defekasi. Wanita mungkin
menahan defekasi karena perineumnya mengalami
perlukaan atau karena ia kurang pengetahuan dan takut
akan merobek atau merusak jahitan jika melakukan
defekasi Perubahan musculoskeletal (Rukiyah, 2010).
2) Perubahan endokrin
a. Hormon plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah
persalinan. HCG menurun dengan cepat dan menetap
sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post
41
partumdan sebagai onset pemenuhan mamae pasca
hari ke-3 post partum.
b. Hormon pituitary
Prolaktin darah akan mengikat dengan cepat. Pada
wanita yang tidak menyusi, prolaktin menurun dalam
waktu 2 minggu. FSH dan LH akan meningkat pada
fase konsentrasi folikuler (minggu ke-3) dan LH tetap
rendah hingga ovulasi terjadi.
c. Hypotalamik pituitary ovarium
Lamanya seorang wanita mendapat menstruasi juga
dipengaruhi oleh faktor menyusui. Seringkali
menstruasi per-tama ini bersifat anovulasi karena
rendahnya kadar esterogen dan progesterone.
d. Kadar esterogen
Seleteh persalinan, terjadi penurunan kadar esterogen
yang bermakna sehingga aktivitas prolaktin yang juga
sedang meningkat dapat mempengaruhi kelenjar
mamae dalam menghasilkan ASI (Rukiyah, 2010).
3) Perubahan tanda – tanda vital
a. Suhu
Suhu maternal kembali normal dari suhu yang
sedikit meningkat selama periode intrapartum dan
stabil dalam 24 jam pertama pascapartum.
42
b. Nadi
Denyut nadi yang meningkat selama persalinan
akhir, kembali normal setelah beberapa jam pertama
pascapartum.Apabila denyut nadi diatas 100 selama
puerpurium, hal tersebut abnormal dan mungkin
menunjukkan adanya infeksi/hemoragi pascapartum
lambat.
c. Tekanan darah
Hasil pengukuran tekanan darah seharusnya tetap
stabil setelah melahirkan.Penurunan takanan darah
bisa mengindikasikan adanya hipovolemia yang
berkaitan dengan hemorhagi uterus.Peningkatan
sistolik 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg yang
disertai dengan sakit kepala dan gangguan
penglihatan, bisa menandakan ibu mengalami
preeklamsia.
d. Pernafasan
Fungsi pernafasan ibu kembali ke fungsi seperti saat
sebelum hamil pada bulan ke enam setelah
melahirkan (Rukiyah, 2010).
2.1.4 Konsep BBL
1. Definisi BBL (Bayi Baru Lahir)
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-
42 dan berat badannya 2.500 – 4.000 gram (Dewi, 2010).
43
Ciri – ciri bayi baru lahir normal :
a. Berat badan 2500 – 4000 gr
b. Panjang badan 48 – 52 cm
c. Lingkar kepala 33 – 35 cm
a. Frekuensi jantung 120 – 160 kali/menit
b. Pernapasan 60 – 40 kali/menit
c. Kulit kemerah – merahan dan licin karena jaringan subkutan
cukup
d. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna
e. Laki – laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
f. Refleks Kuku agak panjang dan lemas
g. Genitalia : perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.
h. isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
i. Refleks morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
j. Refleks graps atau menggenggam sudah baik
k. Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan (Dewi, 2010).
2. Penilaian bayi baru lahir
Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan kering
yang disiapkan diatas perut ibu, keringkan bayi terutama pada muka
dan permukaan tubuh dengan kain kering, hangat dan bersih.
Kemudian lakukan 2 penilaian awal yaitu :
a. Apakah menangis kuat atau pernapasan tanpa kesulitan
44
b. Apakah bergerak dengan aktif atau lemas.
Jika bayi tidak bernapas, megap-megap atau lemah maka segera
lakukan resusitasi bayi baru lahir (JNPK-KR,2007).
Tabel 2.3 Nilai Apgar
Tanda
Nilai : 0
Nilai : I
Nilai : 2
Appereance
(warna kulit)
Pucat/biru seluruh
Tubuh
Tubuh merah,
Ekstremita biru
Seluruh tubuh
Kemerahan
Pulse
(denyut jantung)
Tidak ada
< 100
>100
Grimace
(tonus otot)
Tidak ada
Eksterminitas sedikit
fleksi
Gerakan aktif
2) Ada 11 Refleks Pada Bayi Yang Harus Dikenali Sejak Lahir:
a. Refleks menghisap (sucking reflex),Bayi akan melakukan
gerakan menghisap ketika Anda menyentuhkan puting susu
ke ujung mulut bayi.
b. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex), Grasping
Reflex adalah refleks gerakan jari-jari tangan mencengkram
benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi syaraf
berkembang normal hilang setelah 3-4 bulan Bayi akan
menggenggam jari ketika Anda menyodorkan jari telunjuk
kepadanya.
c. Refleks mencari (rooting reflex), Rooting reflex terjadi ketika
pipi bayi diusap (dibelai) atau disentuh bagian pinggir
mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya
45
ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan
sesuatu yang dapat dihisap.
d. Refleks moro (moro reflex), adalah suatu respon tiba tiba
pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau
gerakan yang mengejutkan.
e. Babinski Reflex, Refleks primitif pada bayi berupa gerakan
jari-jari mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap,
indikasi syaraf berkembang dengan normal. Hilang di usia 4
bulan.
f. Swallowing Reflex adalah refleks gerakan menelan benda-
benda yang didekatkan ke mulut, memungkinkan bayi
memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah
sesuai pengalaman.
g. Eyeblink Reflex, Refleks gerakan seperti menutup dan
mengejapkan mata. Fungsi : melingdungi mata dari cahaya
dan benda-benda asing permanen dalam kehidupan. Jika bayi
terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutup
atau dia akan mengerjapkan matanya.
h. Puppilary Reflex, Refleks gerakan menyempitkan pupil mata
terhadap cahaya terang, membesarkan pupil mata terhadap
lingkungan gelap. Fungsi : melindungi dari cahaya terang,
menyesuaikan terhadap suasana gelap.
i. Refleks tonic neck, Disebut juga posisi menengadah, muncul
pada usia satu bulan dan akan menghilang pada sekitar usia
46
lima bulan. Saat kepala bayi digerakkan kesamping, lengan
pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan
akan menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat halus
atau lemah). Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk
melakukan posisi ini atau jika reflek initerus menetap hingga
lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami gangguan
pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, reflek
tonickneck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan
kepala bayi yang akan menyiapkan bayi untuk mencapai
gerak sadar.
j. Refleks tonic Labyrinthine/labirin, Pada posisi telentang,
reflek ini dapat diamati dengan menggangkan tungkai bayi
beberapa saat lalu dilepaskan. Tungkai yang diangkat akan
bertahan sesaat, kemudian jatuh dan hilang pada usia 6 bulan.
k. Refleks yawning, Yakni refleks seperti menjerit kalau ia
merasa lapar, biasanya kemudian disertai dengan tangisan.
Reflek Plantar Reflek ini juga disebut reflek plantar grasp,
muncul sejak lahir dan berlangsung hingga sekitar satu tahun
kelahiran. Reflek plantar ini dapat diperiksa dengan
menggosokkan sesuatu di telapan kakinya, maka jari-jari
kakinya akan melekuk secara erat.
5. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Untuk mempererat ikatan batin antara ibu-anak, setelah
dilahirkan sebaiknya bayi langsung diletakkan di dada ibunya sebelum
47
bayi itu dibersihkan.Sentuhan kulit dengan kulit mampu menghadirkan
efek psikologis yang dalam di antara ibu dan anak. Penelitian
membuktikan bahwa ASI ekslusif selama bulan memang baik bagi
bayi. Naluri bayi akan membimbingnya saat bayi lahir. Satu jam
pertama setelah bayi dilahirkan, insting bayi membawanya untuk
mencari puting sang bunda. Perilaku bayi tersebut dikenal dengan
istilah Inisiasi Menyusu Dini (IMD) (Info-Sehat, 2007).
6. Refleks – refleks fisiologis
a. Mata
1) Berkedip atau refleks corneal. Bayi berkedip pada
pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel
atau objek ke arah kornea.
2) Pupil. Pupil akan berkontraksi bila sinar terang diarahkan
padanya.
3) Glabela. Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara dua
alis mata) menyebabkan mata menutup dengan rapat.
b. Mulut dan Tenggorokan
1) Mengisap. Bayi harus memulai gerakan mengisap kuat pada
area sirkumoral sebagai respons terhadap rangsangan.
2) Muntah. Stimulasi terhadap faring posterior oleh makanan,
isapan, atau masuknya selang harus menyebabkan bayi
mengalami refleks muntah.
48
3) Rooting. Menyentuh dan menekan dagu sepanjang sisi mulut
akan menyebabkan bayi membalikkan kepala ke arah sisi
tersebut, dan mulai mengisap.
4) Menguap. Respons spontan terhadap penurunan oksigen
dengan meningkatkan jumlah udara inspirasi.
5) Ekstrusi. Jika lidah disentuh atau ditekan maka bayi akan
merespon dengan mendorongnya keluar.
6) Batuk. Iritasi membrane mukosa laring menyebabkan batuk.
Biasanya ada setelah hari pertama lahir.
c. Ekstremitas
1) Menggenggam. Sentuhan pada telapak tangan atau telapak
kaki dekat dasar kaki menyebabkan fleksi tangan dan jari.
2) Babinski. Tekanan di telapak kaki bagian luar ke arah atas dari
tumit dan menyilang bantalan kaki menyebabkan jari kaki
hiperektensi.
3) Masa tubuh, ada beberapa refleks pada masa tubuh. Di
antaranya adalah sebagai berikut :
a. Refleks moro
b. Startles
c. Tonik leher
d. Neck-righting
e. Inkurvasi batang tubuh (gallant) (Dewi, 2010).
Tanda-tanda bayi dengan post date di bagi dalam 3 stadium menurut
(Sarwono 2013)
49
1. Kulit menunjukan kehilangan verniks kaesosa dan maserasi berupa
kulit kering, rapuh dan mudah mengelupas
2. Pewarnaan mekonium (kehijauan) pada kulit
3. Terdapat pewarnaan kekuningan pada kuku, kulit dan tali pusat.
Pengaruh pada janin berat badan janin dapat bertambah besar,
tetap, dan ada juga yang berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu, ada
pula bisa terjadi kematian janin dalam kandungan.
2.1.5 Konsep Neonatus
1. Pengertian Neonatus
Neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah melahirkan. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru
lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini
adalah bayi berusia 0-7 hari.Neonatus lanjut adalah bayi berusia
7-28 hari (Rahardjo, 2014).
2. Kebutuhan Dasar Neonatus
a. Nutrisi
Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pokok
untuk bayi, berikan ASI 2-3 jam sekali atau on demand
(semau bayi). Berikan ASI dengan satu payudara sama teras
kosong setelah itu baru ganti payudara yang lain. ASI
eksklusive adalah memberiakn ASI saja sampai usia 6 bulan
tanpa tambahan makanan apapun kecuali imunisasi, vitamin.
Berikan ASI sampai 2 tahun dengan tambahan makan lunak
sesuai tahapan usia bayi.
50
Pedoman menyusui ASI antara lain:
1) Inisiasi menyusu dini adalah bayi berusaha menyusu sendiri
diatas perut ibu segera setelah minimal 1 jam.
2) Tanda posisi bayi menyusu dengan baik yaitu dagu menyentuh
payudara, mulut membuka lebar, hidung mendekat terkadang
menyentuh payudara, mulut mencakup areola, lidah menopang
putting dan areola bagian bawah, bibir melengkung keluar,
bayi menghisap dengan kuat namun perlahan dan kadang-
kadang berhenti sesaat (Wafi Nur Muslihatun, 2010).
b. Eliminasi
1) Buang Air Kecil (BAK)
Bayi baru lahir akan berkemih paling lambat 12-24 jam
pertama kelahirannya, BAK lebih dari 8 kali sehari salah
satu tanda bayi cukup nutrisi. Setiap habis BAK segera
ganti popok supaya tidak terjadi ritasi didaerah genetalia.
2) Buang Air Besar (BAB)
BAB hari 1-3 disebut mekoneum yaitu feces berwana
kehitaman, hari 3-6 feces tarnsisi yaitu warna coklat
sampai kehijauan karena masih bercampur mekoneum,
selanjutnya feces akan berwarna kekuningan. Segera
bersihkan bayi setiap selesai BAB agartidak terjadi iritasi
didaerah genetalia.
51
3) Istirahat dan tidur
Dalam 2 minggu pertama bayi sering tidur rata-rata 16 jam
sehari. Pada umumnya bayi mengenal malam setelah usia
3 bulan. Jaga kehangatan bayi dengan suhu kamar yang
hangat dan selimut bayi.
4) Personal Hygiene
Bayi sebaiknya mandi minimal 6 jam setelah kelahiran,
sebelum mandi sebaiknya periksa suhu tubuh bayi. Jika
terjadi hipotermi lakukan skin to skin dan tutpi kepala bayi
dengan ibu minimal 1 jam.Sebaiknya bayi mandi minimal
2 kali sehari, mandikan dengan air hangat dan di tempat
yang hangat.
5) Kenyamanan Bayi
Hindari memberikan makanan selain ASI, jangan
tinggalkan bayi sendirian, jangan menggunakan alat
penghangat buatan (Hidayat, 2009)
3. Kebutuhan Kesehatan Neonatus
Bounding attachment
a. Definisi
Proses interaksi terus menerus antara bayi dan orang tua yang
bersifat saling mencintai memberikan keduanya pemenuhan
emosional dan saling membutuhkan.
52
b. Manfaat
Bayi merasa dicintai, diperhatikan, merasa aman, berani
mengadakan eksplorasi; hambatan kurangnya support system,
ibu dengan risiko, bayi dengan risiko, kehadiran bayi tidak
diinginkan.
c. Kondisi yang mempengaruhi bounding attactment
a. Kesehatan emosional orang tua
b. Tingkat kemampuan, komunikasi dan ketrampilan untuk
merawat anak
c. Dukungan social seperti keluarga, teman, dan pasangan
d. Kedekatan orang tua ke anak
e. Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis
kelamin) (Putri, 2009).
d. Mendeteksi Tanda-Tanda bahaya bayi
1) Sulit bernafas
2) Hipotermi dan Hipertermi
3) Kulit bayi kering, biru, pucat, atau memar
4) Hisapan melemah, rewel, muntah dan mengantuk
5) Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk,
berdarah
6) Tanda-tanda infeksi : suhu meningkat, merah, bengkak, bau
busuk, keluar cairan, sulit bernafas
7) Tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK selama 24 jam
8) Diare
53
9) Menggigil, rewel, lrmas, ngantuk, kejang (Putri, 2009).
4. Imunisasi Pada Neonatus
Imunisasi adalah usaha memberiakn kekebalan pada bayi dan
anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh
membeuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.
Tujuan pemberian imunisasi :
a. Mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang.
b. Menghilangkan penyakit tertentu pada seseorang atau
sekelompok masyarakat.
c. Menghilangkan penyakit tertentu dari dunia (Putra, 2012).
Imunisasi dasar lengkap :
a. Umur < 7 hari : Hepatitis B (HB) 0.
b. Umur 1 bulan : BCG, Polio 1.
c. Umur 2 bulan : DPT/HB 1, Polio 2.
d. Umur 3 bulan : DPT/HB 2, Polio 3.
e. Umur 4 bulan : DPT/HB 3, Polio 4.
f. Umur 9 bulan : campak
5. Asuhan pada Neonatus Usia 0-2 hari
a. Pencegahan infeksi
b. Melakukan penilaian
c. Pencegahan kehilangan Panas
1) Evaporasi
2) Konduksi
3) Konveksi
54
4) Radiasi
d. Memandikan bayi baru lahir
e. Pemotongan dan perawatan tali pusat
f. Membebaskan atau membersihkan jalan napas
g. Mempertahankan suhu tubuh bayi
h. Pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan fisik bagian kulit
2) Pemeriksaan fisik bagian kepala
3) Pemeriksaan fisik bagian jantung dan paru – paru
4) Pemeriksaan fisik bagian saraf
5) Pemeriksaan fisik bagian perut
6) Pemeriksaan fisik bagian kelamin / genetalia
i. Identifikasi Bayi (Putra, 2012).
6. Asuhan neonatus usia 2-6 hari
a. Kebutuhan Minum
Kebutuhan cairan pada tiap-tiap bayi untuk mencapai
kenaikkan Berat badan yang optimum, berbeda-beda oleh
sebab pemberian cairan hendaknya on demand (sesuai
keinginan bayi).
b. BAB
Pada hari pertama dan ketiga tinja berwarna hijau tua
(mekonium), hari ke empat dan lima tinja berwarna kuning
kehijauan dan tergantung dengan susu yang diminum. Bayi
yang minum ASI berwarna kuning dan lembek, bayi yang
55
minum PASI tinja berwarna kuning ke abu-abuan dengan
sedikit bau menusuk.Frekwensi 1-8 kali sehari.
Warna-warni tinja bayi ASI :
1) Hitam lengket dan seperti aspal
Tinja ini disebut mekonium yang akan keluar saat BAB
pertama bayi baru lahir.
2) Kuning kehijauan atau kuning kecoklatan. Lunak seperti
bubur. Kadang seperti berbiji.Begitu ASI matang keluar
(ASI yang keluar setelah kolostrum, sekitar hari ke-4
pasca bayi lahir), maka tinja bayi akan berwarna
kekuningan. Warna kuning ini disebabkan oleh bilirubin
yang tak terpakai.
3) Kuning dan sedikit warna merah darah
Jika sesekali terjadi, maka hal ini bukanlah sebuah alarm.
Perhatikan apakah putting payudara mengalami lecet atau
anus bayi terluka ataupun bayi mengalami sembelit.
Apabila selalu dan sering ditemukan darah dalam tinja,
maka konsultasikan pada dokter.
4) Tinja berwarna hitam dan keras padat diiringi sembelit
Umumnya disebabkan pemberian suplemen zat besi yang
jelas tidak diperlukan oleh bayi ASI.Zat besi dalam ASI
lebih mudah diserap oleh tubuh dan jumlahnya cukup
untuk bayi.Sehingga pemberian suplemen zat besi tidak
dibutuhkan untuk bayi ASI.
56
5) Kehijauan
Umumnya disebabkan oleh makanan yang ibu
konsumsi.Dapat juga disebabkan oleh asupan ASI yang
tidak seimbang, yaitu bayi relatif hanya mendapatkan
asupan ASI awal (foremilk) daripada ASI akhir
(hindmilk). Terutama jika tinja bayi sering sekali berwarna
hijau.Karena itu berikan ASI di satu payudara hingga bayi
selesai menyusu ataupun payudara terasa kosong.
Ibu paham pola BAB dan karakteristik dari tinja bayi,
keraguan danketakutan dapat dihindari ibu menjadi
tenang semakin lancar hormon oksitosin bekerja
memproduksi ASI.
c. BAK
Sistem ginjal terbentuk sejak masa janin tetapi kemampuan
setelah lahir masih terbatas, kemampuan mensekresi obat dan
memekat atau mengencerkan urin belum sempurna.Urin
pertama dihasilkan dalam 24 jam pertama serta meningkat
seiring asupan cairanYang perlu diperhatikan/ dicatat :
kencing pertama, frekwensi kencing berikutnya, warna.
Frekwensi minimal bayi berkemih 6-10 kali/ hari.
d. Tidur/ istirahat
Keadaan tidur tenang, bayi jarang bergerak dan pernafasan
lambat serta teratur.Keadaan tidur REM, bayi bernafas tidak
teratur dan menangis atau membuat ekspresi wajah
57
lainnya.Gerakan mata yang cepat dapat terlihat melalui
kelopak mata. Keadaan istirahat bayi :
1) Keadaan sadar-aktif, bayi memperlihatkan gerakan tubuh
yang aktif, dengan ekspresi tenang atau meringis pada
wajahnya.
2) Keadaan sadar-tenang, bayi sadar tetapi relaks, matanya
terbuka dan terfokus, dan bayi mungkin memperlihatkan
ekspresi mimik wajah.
3) Keadaan transisional, bayi mengalami dari satu keadaan
sadar lainnya.Lama tidur BBL antara 16-20 jam sehari
dengan masing-masing periode antara 1,5 jam-5/ 6 jam.
Tahapan istirahat bayi:
1) Tidur dan Bangun
Semenjak aktif pernapasan bayi tetap terjaga dan reaktif
terhadap rangsang dalam jangka waktu 1jam lalu relaks
dan tidur.Lama tidur pertama berlangsung berapa menit
hingga berapa jam. Selama masa itu terjadi akumulasi
sekret di orofaring yang menyebabkan tersedak atau
muntah.
2) Tahap Tidur
a) Tidur Dalam
Mata tertutup,nafas teratur,tidak ada pergerakan bola
mata,respon stimulus lambat. Gerakan tersentak dapat
terjadi disela tidur.
58
b) Tidur Dangkal
Pergerakan mata yang cepat teramati pada kelopak
yangtertutup. Pernapasan tidak teratur,respon
mengisap terjadi intermiten,respon pada stimulus cepat.
c) Tahap Terjaga
Tahap mengantuk:mata bayi membuka,menutup,bayi
dapat tersenyum,gerakan halus dan bervariasi.
d) Tahap terjaga tenang :tanggap terhadap stimulus visual
dan auditorik
e) Tahap terjaga aktif : aktif dan reaktif terhadap
sekeliling.
f) Tahap menangis aktif : bayi menangis keras (Myles,
2009).
e. Kebersihan kulit
Dilapisi oleh vernik caseosa yang berfungsi melindungi bayi
didalam dan diluar uteri serta menghilang dalam beberapa jam
setelah lahir. Kulit tipis,halus dan mudah trauma akibat
gesekan atau trauma. PH BBL 6,4 dan turun 4,9 setelah 3-4hr.
Lanugo menutupi kulit terutama bahu,lengan atas,paha.
Mandi/kebersihan kulit dengan memandikan pada saat umur 6-
24 jam saat suhu tubuh stabil. Setelah itu lihat keadaan umum
(suhu) normal.
59
f. Keamanan
1) Jangan sekali-kali meninggalkan bayi sendirian dikursi,
meja, tempat tidur.
2) Hindari pemberian apapun, kecuali ASI Ekslusif.
3) Hindari penggunaan bantal pada belakang kepala bayi dan
tempat tidur karena bantal dapat menutupi muka bayi.
4) Menjauhi orang-orang yang menderita infeksi.
5) Menjauhi lingkungan yang banyak asap dan orang
merokok.
6) Mencuci tangan sebelum dan sesudah menangani bayi
(Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003 ).
g. Penyuluhan sebelum bayi pulang
1) Perawatan BBL sehari-hari.
2) Imunisasi.
3) Tanda-tanda bahaya.
4) Pencegahan infeksi.
5) ASI Eksklusif.
6) Jaga Kehangatan Bayi.
h. Ketika pasien mau pulang, sebaiknya bidan melakukan
evaluasi sebagai berikut :
1) Tanda – tanda vital bayi, tangisan, warna kulit, tonus otot
dan tingkat aktifitas.
2) Apakah bayi sudah BAB.
3) Apakah bayi sudah dapat menyusu dengan benar.
60
4) Apakah ibu menunjukkan bahwa ia sudah dapat menangani
neonatal dengan benar.
5) Apakah suami dan keluarga sudah dilibatkan dalam hal
perawatan neonatal.
6) Apakah sudah cukup persediaan pakaian/perlengkapan
bayi di rumah.
7) Apakah keluarga memiliki rencana tindak lanjut
kunjungan.
8) Apakah memiliki rencana transportasi ke rumah.
g. Asuhan neonatus usia 14 hari
a. Menganjurkan ibu untuk menyusukan bayinya 6 bulan pertama
tanpa memberikan makanan pendamping namun pemberian
ASI harus sesering mungkin sesuai dengan kemauan bayi.
b. Mengingatkan ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi baru
lahir yaitu tidak dapat menyusu, kejang, mengantuk atau tidak
sadar, nafas cepat (>60 per menit), merintih, retraksi dinding
dada bawah, sinaosis sentral. Jika ada tanda-tanda bahaya yang
telah dijelaskan ibu secepatnya memeriksakan bayinya pada
tenaga kesehatan.
c. Memberitahu ibu tentang imunisasi BCG dan polio 1.BCG
adalah imunisasi yang diberikan pada usia 0-2 bulan.
Disuntikan dikulit dan nantinya akan timbul luka yang jadi
keropeng. Polio 1 adalah imunisasai yang diteteskan ke mulut
61
bayi sebanyak 2 tetes, polio 1 bermanfaat untuk mencegah dan
memberikan kekebalan terhadap penyakit polio.
d. Menganjurkan ibu untuk memeriksakan dan menimbangkan
bayinya secara teratur ( 1 bulan sekali ) ke fasilitas kesehatan
atau posyandu terdekat untuk mengetahui pertumbuhan dan
perkembangan bayi.
e. Mengingatkan ibu untuk imunisasi bayinya sesuai dengan
jadwal yang telah diberikan.
2.1.6 Konsep Dasar KB
1. Pengertian KB
Keluarga yang berkualitas adalah suatu usaha untuk
menjarangkan atau merencanakan jumlah dan jarak kehamilan
dengan memakai kontrasepsi(Mochtar, 2011).
2. Tujuan pokok program keluarga berencana
a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera
melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian
pertumbuhan penduduk Indonesia.
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumberdaya
manusia yang bermutu dan meningkatkan kesejahteraan
keluarga.
62
3. Macam macam alat kontrasepsi
a. Metode amenorea laktasi (MAL)
Metode amenore laktasi (MAL) merupakan kontrasepsi
yang mengandalkan berian air susu ibu (ASI) secara
eklusif, artinya hanya di berikan ASI tanpa tambahan
makanan atau minuman apapun lainnya.
b. Pil KB
Kontrasepsi pil kombinasi merupakan pil kontrasepsi yang
berisi hormone sentisis estrogen dan progesterone.
c. Suntik KB
Suntik kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang berisi
hormon sintesis estrogen dan progesterone.
Jenis KB suntik
Suntikan/bulan : contoh Cyclofem
Suntikan/2 bulan : Noristerat
Suntikan/3 bulan : Depo provera, Depogeston
d. Implan
Implan mengandung hormone progestin (levonogestrel/
etonogester) progestin ditempatkan didalam kapsul implant
satu atau dua batang yang dipasang pada lapisan bawah
kulit di bagian medial lengan atas dengan jangka 3 jari.
63
BAB 3
ASUHAN KEBIDANAN
3.1 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Trimester III
3.1.1 Kunjungan ANC Ke - 1
Tanggal : 03 Maret 2017
Jam : 09.00 WIB
Tempat : Polindes Mardi Waluyo. Sumberjo, Wonosalam, Jombang
Oleh : Na’imatun Hasanah
Identitas
Nama : Ny. D Nama : Tn. M
Umur : 21 Tahun Umur : 25 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Bangsa : Indonesia Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan : - Penghasilan : RP. 1000.000,-
Alamat : Ds. Sumberjo Alamat : Ds.Sumberjo
Kec.Wonosalam Kec.Wonosalam
Kab. Jombang Kab. Jombang
Prolog
Ny. D sekarang hamil ke-1, Pada kehamilan sekarang periksa ANC 5 kali
di BPM Ny. Maria Ulfa. Belum periksa ANC terpadu. BB sebelum hamil
64
41 kg. Tanggal 31 Oktober 2016. Di dapatkan hasil pemeriksaan TD
110/80 mmHg, berat badan 42 kg, UK 16 minggu. Pemeriksaan Lab.
Didapatkan Hb 12,0 dl/gr, golda : A.
Data Subjektif :
Ibu mengatakan mengeluarkan cairan putih (keputihan), tidak berbau dan
tidak gatal, ibu merasa tidak nyaman dengan keputihan tersebut.
Data Objektif :
a. TTV : TD : 110/80 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
S : 36,5 0C
b. BB sekarang : 56 kg
c. Lila : 23,5 cm
Pemeriksaan fisik khusus
Mata : Konjungtiva merah muda, seklera putih, palpebra
tidak odem
Abdomen : TFU = Pertengahan Pusat – PX, 27 cm, bagian yang
teraba di fundus bokong, puka, letak kepala, belum
masuk PAP.
DJJ : (13+11+12)x4 = 138 x/menit
TBJ : 27-12x155 = 2325 g
Genetalia : Keluar cairan putih encer yang keluar dari vagina,
tidak ada iritasi, tidak berbau, kebersihan kurang.
Anus : tidak ada hemoroid, tidak odema
65
Ekstremitas : Tangan dan kaki tidak odema
AnalisaData :
G1P0A0, 32 minggu kehamilan normal dengan keluhan flour albus, janin
tunggal hidup
Penatalaksanaa:
Jam: 09. 10 – 09. 35 WIB
09:10 Menjelaskan kepada ibu tentang hasil pemeriksaan saat ini, ibu
mengerti.
09:12 Menjelaskan kepada ibu tentang keputihan yang dialami
termasuk fisiologis karena perubahan hormon selama
kehamilan, ibu mengerti.
09:20 Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan organ genetalia
eksterna dengan cara membasuhnya menggunakan air bersih,
terutama setelah BAB dan BAK, ibu mengerti dan bersedia
mempraktekkannya dirumah.
09:25 Memberitahu untuk mengganti celana dalam secara teratur,
penggantian celana dalam minimal dilakukan 2-3 kali sehari,
menggunakan celana dalam dengan bahan yang menyerap
keringat, , ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
09:27 Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup jangan sampai
kelelahan, ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
09:30 Memberikan terapi obat fe 1x1 dan kalk 1x1, ibu bersedia
meminumnya.
66
09:32 Menganjarkan ibu cara melakukan senam hamil, ibu mengerti
dan bersedia melakukannya.
09:34 Menganjurkan ibu untuk ANC terpadu di puskesmas,ibu
bersedia melakukan pemeriksaan
09:35 Menganjurkan ibu melakukan control ulang 2 minggu lagi (tgl
17-3-2017) atau jika ada keluhan sewaktu-waktu, ibu bersedia
melakukan kunjungan ulang.
3.1.2 Kunjungan ANC Ke – 2
Tanggal : 25 Maret 2017
Jam : 10.00 WIB
Tempat : Polindes Mardi Waluyo. Sumberjo, Wonosalam, Jombang
Oleh : Na’imatun Hasanah
Prolog
Ny. D sekarang hamil ke-1, Pada kehamilan sekarang periksa ANC 6 kali
di BPM Ny. Maria Ulfa. Sudah periksa ANC terpadu pada tanggal 6
maret, di dapatkan hasil pemeriksaan TD 100/70 mmHg, berat badan 56,
UK 33 minggu, albumen (-), reduksi (-). Hasil USG tanggal 9 maret janin
tunggal, hidup, plasenta corpus anterior grade II, ketuban cukup.
Data Subjektif :
Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilan dan perkembangan
janinnya, gerak janin aktif dan keputihan sudah tidak ada.
Data Objektif :
a. TTV : TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
67
RR : 18 x/menit
S : 36°C
b. BB sekarang : 57 kg
c. Lila : 23,5 cm
d. Pemeriksaan fisik khusus
Mata : Konjungtiva merah muda, seklera putih, palpebra
tidak odema
Mammae : Tidak terdapat nyeri tekan, tidak terdapat benjolan,
kolustrum belum keluar.
Abdomen : TFU 31 cm, bagian yang teraba difundus bokong,
puka, letak kepala, sudah masuk PAP .
DJJ : (12+14+13)x4 = 156x/menit.
TBJ : (31 – 11) x 155 = 3100 gram
Genetalia : tidak ada varises pada vulva dan vagina, tidak
odema, tidak ada kondilomaakuminata, tidak ada
iritasi, tidak berbau
Ekstremitas : Tangan dan kaki tidak odema
Pemeriksaan penunjang : -
Analisa Data :
G1P0A0, 37 Minggu dengan kehamilan normal, janin tunggal hidup
Penatalaksanaan :
Jam 10.15 – 10. 40 WIB
10:15 Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan, ibu mengerti.
10:17 Menganjurkan ibu untuk beristirahat yang cukup, ibu mengerti.
68
10:20 Memberikan terapi obat fe dan kalk 1x1, ibu mengerti dan
sudah meminum tiap hari.
10:30 Menjelaskan tanda-tanda persalinan, ibu mengerti dan paham
10:35 Menjelaskan untuk persiapan persalinan, ibu mengerti dan
mempersiapkannya.
10:40 Menganjurkan ibu un tuk control ulang ke bidan 2 minggu lagi
pada tanggal (8-4-2016) atau jika ada keluhan sewaktu waktu,
ibu mengerti dan bersedia kunjungan ulang.
69
3.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin
3.2.1 KALA I FASE LATEN
Tanggal : 20–04–2017
Jam : 19.00 WIB
Tempat : Puskesmas Wonosalam
1. Subyektif
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak jam 18.00 WIB
tetapi belum mengeluarkan lendir dan darah
2. objektif
a. pemeriksaan fisik umum
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : Composmestis
3) Pemeriksaan TTV :
TD : 110/80 mmHg N : 80 x/menit
S : 36, 0C RR : 24 x/menit
b. Pemeriksaan fisik khusus
Dada : Puting menonjol, colostrums keluar, tidak ada
nyeri tekan dan tidak ada benjolan.
Abdomen : TFU: 33 cm, kontraksi 2x dalam 10 menit durasi
45 detik, puka, letak kepala, divergen teraba 2/5
bagian
DJJ :
Genetalia :
(12+13+12)x4=146x/mnt
Keluar lendir bercampur darah, tidak ada pembesaran
kelenjar bartoloni, tidak ada kondiloma akuminata
70
Pemeriksaan Dalam
VT : Pembukaan 2 cm, letak kepala, Ketuban utuh, hodge II
Bagian-bagian janin yang yang turun selain kepala tidak ada
3. Analisa Data
G1P0A0 UK 40/41 Minggu dengan inpartu kala I fase laten
4. Penatalaksanaan
Tanggal 20-04-2017 Jam 19:00
19:05 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu dan janin baik-baik saja dan ibu sudah
memasuki proses persalinan, ibu mengerti tentang
kondisinya saat ini.
19:07 WIB Menganjurkan ibu dan keluarga tetap berada di
Puskesmas, ibu dan keluarga bersedia .
19:10 WIB Menganjurkan ibu untuk merubah posisinya yaitu
dengan jalan-jalan dan jongkok atau miring kiri
untuk mempercepat penurunan kepala bayi, ibu
mengerti dan bersedia melakukannya.
19:11 WIB Mengajarkan ibu teknik relaksasi untuk
mengurangi nyeri, ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
19:12 WIB Menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk
menambah energi ibu, ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
71
19:13 WIB Melakukan observasi kala I, nadi, his, djj setiap 30
menit dan pembukaan(VT), tekanan darah, suhu
setiap 4 jam, hasil observasi tersebut terlampir
pada lembar observasi.
Catatan perkembangan
Tanggal 21-04-2017
Tempat : Puskesmas Wonosalam
Jam 20:00 WIB
S : Ibu mengatakan kenceng-kenceng semakin terasa sakit
O : Keadaan umum baik
pemeriksaan fisik umum
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : Composmestis
3) Pemeriksaan TTV :
TD : 110/70 mmHg N : 80 x/menit
S : 36, 0C RR : 24 x/menit
Pemeriksaan fisik khusus
Djj : (12+12+13)x4 = 146x/ menit
His : Teratur, 2x dalam 10 menit selama 25 detik
VT : Pembukaan 2 cm, eff 25 %, hodge II,
Bagian-bagian janin yang turun selain kepala tidak ada
A : G1P0A0 UK 40/41 Minggu dengan inpartu kala I fase
laten memanjang
72
P
20:10 WIB Memberitahu pada ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan, Ibu mengerti.
20:15 WIB Menjelaskan pada keluarga dari hasil
pemeriksaan lebih dari 24 jam pada pasien
selama di puskesmas tidak ada kemajuaan
pada pembukaan maka akan dilakukan
rujukan.
20:20 WIB Memberitahu pada keluarga pasien untuk
menyiapkan persiapkan rujukan seperti
pengurusan surat dan pengurusan alat untuk
transfortasi.
20:30 WIB Menyiapkan persiapan rujukan seperti
pemasangan infus, menyiapkan ambulance
dan surat rujukan ke RSUD Jombang.
21:30 WIB Merujuk pasien ke RSUD Jombang
KALA I FASE AKTIF
Tanggal : 21–04–2017
Jam : 23.00 WIB
Tempat : Ponek RSUD Jombang
1. Subyektif
-
73
2. objektif
a. pemeriksaan fisik umum
1) Keadaan umum : baik
2) Kesadaran : Composmestis
3) Pemeriksaan TTV : TD : 110/70 mmHg
b. Pemeriksaan fisik khusus
DJJ : 148x/mnt
c. Pemeriksaan dalam
VT : Pembukaan 4 cm
3. Analisa Data
G1P0A0 UK 40/41 Minggu dengan inpartu kala I fase aktif
4. Penatalaksanaan
23:10 Memeriksa keadaan umum
23:20 Melakukan pemeriksaan dalam
23:30 Memindahkan pasien keruang bersalin pada jam 00:00
00:30 Pada tanggal 22-04-2017 Kolaborasi dengan tim medis
untuk melakukan drip oksitosin 2 ampul dengan tetesan 20
tetes permenit.
3.2.2 KALA II ( CATATAN PERKEMBANGAN )
Tanggal : 22-04-2017
Jam : 05.05 WIB
Tempat : Ruang bersalin RSUD Jombang
Oleh : Bidan RSUD Jombang
74
1. Subyektif
-
2. Objektif
HIS :4 x/10 menit durasi 45 detik
DJJ : 140 x/menit
Pemeriksaan dalam
VT Ø 10 cm, eff 100%, pecah spontan, ketuban jernih.
3. Analisa Data
G1P00000 UK 40/41 Minggu dengan inpartu kala II
4. Penatalaksanaan
Pada tanggal 22-04- 2017 oleh Bidan RSUD Jombang
Data penatalaksanaan yang diambil dari rekam medis RSUD
Jombang
05: 05 WIB Mulai memimpin persalinan pada jam 05.05
05:10 WIB Memberikan dukungan mental
05 :30 WIB Memberikan minum saat tidak ada his
06:05 WIB Bayi lahir spontan, keadaan bayi baik.
06:10 WIB Mengeringkan tubuh bayi
06: 30 WIB Dilakukan IMD selama 1 jam
3.2.4 KALA III
Tanggal : 22-04- 2017
Jam : 06.17 WIB
Tempat : Ruang bersalin RSUD Jombang
Oleh : Bidan RSUD Jombang
75
1. Subyektif
-
2. Obyektif
K/U : Cukup
TFU : Setinggi pusat
Perdarahan : + 100 cc
Perineum : Ruptur derajat satu di mukosa vagin tetapi
tidak perdarahan
3. Analisa Data
P10001 dengan inpartu kala III
4. Penatalaksanaan
Pada tanggal 22-04-2017
Data penatalaksanaan yang diambil dari rekam medis RSUD
Jombang
06:17 WIB Memberikan suntik oksitosin
06: 20 WIB Plasenta lahir pada jam 06:20
06:22 WIB Perdarahan + 100 cc
3.2.5 KALA IV
Tanggal : 22-04-2017
Jam : 06.32 WIB
Tempat : Ruang bersalin RSUD Jombang
Oleh : Bidan RSUD Jombang
1. Subyektif
-
76
2. Obyektif: TTV :
Keadaan umum
TD : 120/70 Nadi : 78x/menit
Suhu : 37,20C TFU : 3 jari di bawah pusat
3. Analisa Data
P10001 post partum kala IV
4. Penatalaksanaan
Pada tanggal 22-04-2017 oleh Bidan RSUD Jombang
Data penatalaksanaan diambil dari rekam medis RSUD Jombang.
06:32 WIB Observasi selama 2 jam
06:33 WIB Evaluasi tensi, nadi, suhu, kontraksi uterus,
kandung kemih dan perdarahan, terlampir di
lembar patograf.
3.3 Asuhan Kebidanan BBL
Tanggal : 22-04-2017
Jam : 12.00 WIB
Tempat : Ruang Melati RSUD Jombang
1. Subyektif
Ibu mengatakan bayinya sudah mau menyusu, belum BAB dan sudah
BAK 1x.
Data yang diambil dari rekam medis RSUD Jombang : pemberian salep
mata, vitamin K, HB O.
2. Objektif
Keadaan umum : baik
77
Apgar score : 8-9
TTV : N: 122 x/menit S : 36.7 0C RR:48 x/menit
BB : 3200 gram TB : 51 cm
Pemeriksaan fisik
1) Warna kulit : Kemerahan
2) Hidung : Tidak ada pernapasan cuping hidung.
3) Mulut : Tidak ada labiopalatoscizis
4) Telinga : Simetris, daun telinga lengkap.
5) Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada.
6) Punggung : Tidak ada spina bifida.
7) Abdomen : Tali pusat basah, tidak kemerahan, tidak bau, tidak
bengkak.
8) Genetalia : Testis sudah turun, terdapat lubang pada ujung
penis
9) Anus : Lubang anus ada.
10) Ekstremitas
Atas : Simetris, akral hangat, tidak ada polidaktil, tidak ada
sindaktili.
Bawah : Simetris, akral hangat, tidak ada polidaktili, tidak ada
sindaktili.
a. Macam- macam reflek
1) Reflek moro : Baik
2) Reflek rooting : Baik
3) Reflek sucking : Baik
4) Reflek swallowing : Baik
78
5) Reflek graps : Baik
6) Reflek tonicnek : Baik
7) Reflek babynsky : Baik
3. Analisa Data
BBL 1 hari normal (Bayi Cukup Bulan - Sesuai Masa Kehamilan)
4. Penatalaksanaan
Pada tanggal 22-04-2017 (jam 12:00)
12:10 Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bayi bahwa kondisi bayi
baik-baik saja, ibu mengerti dan paham dengan penjelasan
petugas.
12:12 Memberitahu pasien 1 jam setelah bayi lahir memberikan injeksi
vitamin K dengan dosis 1 mg intramuskular di paha kiri
anterolateral, dan memberikan salep mata , kemudian
meletakannya di tempat yang hangat, bayi sudah disuntik dan
diberi salep mata
12:15 Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan memberikan
pencahayaan dan membedong. Ibu mengerti
3.4 Asuhan Kebidanan pada Nifas
3.4.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Kunjungan I
Tanggal : 22-04-2017 Jam : 12.00 WIB
Oleh : Na’imatun Hasanah Tempat : RSUD Jombang
1. Subyektif
Ibu mengatakan sudah makan dan minum, belum BAB dan sudah
BAK 1x, dan sudah bisa duduk sendiri
79
2. objektif
a. Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
TTV : 120/80 mmHg Nadi : 80x/ menit
Pernafasan : 24x/menit Suhu : 36,7o c
b. Pemeriksaan fisik
Muka : Simetris, tidak ada oedem, tidak anemia
Mata : Terlihat simetris, sklera putih, konjungtivamerah
muda, palpebra tidak odem
Mammae : Terlihat simetris, tidak ada bendungan, tidak ada
keluhan, ASI keluar lancar
Abdomen : TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik,
konsistensi keras, kandung kemih kosong
Genetalia : Lochea sanguinolenta (merah kecoklatan), masih
memakai pembalut, perdarahan 25 cc atau 1 koteks
tidak penuh
3. Analisa Data
P10001 6 jam post partum dengan nifas normal
4. Penatalaksanaan
12:01 WIB Memberitahu ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik-baik
saja, ibu dan keluarga mengerti dan paham
dengan penjelasan petugas.
80
12:03 WIB Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga
kebersihan dirinya terutama daerah
genetalianya dengan cara sering mengganti
pembalut jika sudah penuh, membersihkan
daerah genetalia sesudah BAK dan BAB, ibu
mengerti dan paham dengan penjelasan
petugas
12:05 WIB Menjelaskan pada ibu dan keluarga tanda
bahaya masa nifas.
12:07 WIB Menganjurkan ibu untuk makan makanan
yang bergizi dan seimbang diantaranya nasi,
sayur, lauk serta buah-buahan, ibu paham
dengan penjelasan yang diberikan.
12:10 WIB Menganjurkan ibu untuk tidak tarak terhadap
makanan seperti telur, ikan, ayam, dan
daging agar kondisi ibu cepat pulih. ibu
mengerti dan paham.
12:11 WIB Memberikan terapi tablet Fe diminum 2x
sehari 1 tablet tiap hari dan antibiotik
diminum 3x sehari 1 tablet dan memberikan
vitamin A 200.000 ui sebanyak dua yang
langsung diminum, ibu dan mengerti tata
cara minum obat sesuai dengan anjuran
bidan.
81
12:12 WIB Mengajarkan dengan mempraktekan secara
langsung kepada ibu tentang teknik menyusui
yang benar, ibu mengerti dan bisa
mempraktekannya.
12:13 WIB Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersian
organ reproduksinya dan menganjurkan
untuk ganti pembalut setiap ke kamar mandi,
ibu mengerti dan bersedia melakukan anjuran
bidan.
12:14 WIB Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya
secara ekslusifselama 6 bulan tanpa makanan
dan minuman tambahan apapun dan sesering
mungkin, ibu mengerti dan paham.
12:15 WIB Menganjurkan ibu kontrol ulang lagi 5 hari
setelah persalinan yaitu tanggal 27-04-2017,
ibu mengerti dan bersedia kontrol ulang
sesuai dengan anjuran bidan.
3.4.2Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Kunjungan II
Tanggal : 27-04-2017 Jam : 16.00 WIB
Oleh : Na’imatun Hasanah Tempat : BPM Maria Ulfa
1. Subyektif
Ibu mengatakan keadaannya baik-baik saja dan ASI ibu keluar lancar
2. objektif
Keadaan umum: Baik
82
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg N : 80x/menit
S : 36,6 Pernafasan : 20x/menit
Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak odema, tidak tampak pucat
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra
tidak oedema
Payudara : Puting susu tidak lecet, ASI keluar lancar, tidak ada
bendungan ASI
Abdomen : TFU tidak teraba
Genetalia : Lochea serosa, tidak odema, tidak ada tanda – tanda
infeksi, luka laserasi sudah kering
3. Analisa Data
P10001 5 hari post partum dengan nifas normal
4. Penatalaksanaan
16:02 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
bahwa keadaan ibu baik-baik saja, ibu
mengerti dan paham.
16:03 WIB Menganjurkan ibu untuk makan makanan
yang bergizi dan menganjurkan ibu untuk
banyak minum air putih ± 8 gelas/hari atau
lebih terutama setelah menyusui, ibu
mengerti dan paham.
83
16:04 WIB Menganjurkan ibu untuk beristirahat
dengan cukup (Ibu tidur apabila bayi tidur)
agar produksi ASI tidak terganggu, ibu
mengerti dan paham.
16:05 WIB Menganjurkan pada ibu untuk menjaga
kebersihan genetalia, dan tidak boleh takut
untuk membersihkan area genetalia dan
sering ganti pakaian dalam, ibu mengerti
dan bersedia melakukannya.
16:06 WIB Mengingatkan untuk minum terapi obat per
oral yaitu Yusimox 3x1/hari, dan Etabion
1x1/hari, Asamefenamat 3x1/hari, ibu
menerti dan mengetahui tata cara minum
obat.
16:07 WIB Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 1
minggu lagi, ibu mengerti dan bersedia
kontrol ulang lagi
3.4.3 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Kunjungan III
Tanggal : 04-05-2017 Jam : 09.00 WIB
Oleh : Na’imatun Hasanah Tempat: Rumah Pasien
1. Subyektif
ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa dan ASI nya juga lancar
84
2. Objektif
Keadaan umum: Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/80 mmHg N : 80x/menit
S : 36,6 Pernafasan :
20x/menit
Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak odema, tidak tampak pucat
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra
tidak oedema
Payudara : Puting susu tidak lecet, ASI keluar lancar, tidak
ada bendungan ASI
Abdomen : TFU tidak teraba.
Genetalia : Lochea serosa, tidak odema, tidak ada tanda- tanda
infeksi, luka laserasi sudah kering
3. Analisa Data
P10001 12 hari post partum dengan nifas normal
4. Penatalaksanaan
09:02 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
bahwa keadaan ibu baik-baik saja, ibu
mengerti dan paham.
09:03 WIB Menganjurkan pada ibu untuk tetap
menyususi bayinya sesering mungkin, ibu
mengerti dan bersedia melakukannya.
85
09:04 WIB Menganjurkan ibu kontrol ulang lagi pada
tanggal 30 Mei 2017, ibu mengerti dan
bersedia kontrol ulang lagi sesuai dengan
anjuran bidan.
3.4.4 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Kunjungan IV
Tanggal : 21-05-2017 Jam : 16.00 WIB
Oleh : Na’imatun Hasanah Tempat : Rumah pasien
1. Subyektif
Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa, Asi lancar, sudah
beraktifitas seperti biasanya.
2. Obyektif
. Pemeriksaaan Fisik Umum
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
TD: 120/80mmHg N : 80x/menit
S : 36,70C Pernafasan : 20x/menit
b. Pemeriksaan fisik
Muka : Tidak odema, tidak tampak pucat
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra
tidak oedema
Dada : simetris, tidak ada ronchi dan wheezing, terdapat
hiperpigmentasi areola mamae, putting susu
menonjol dan bersih, ASI (+)
86
Abdomen : TFU tidak teraba
Genitalia : keluar lendir putih, lochea alba.
5. Analisa Data
P10001 28 hari post partum dengan nifas normal
4. Penatalaksanaan
16:02 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
bahwa keadaan ibu baik-baik saja, ibu
mengerti dan paham.
16:03 WIB Mengingatkan pada ibu tentang penjelasan
tanda bahaya nifas, ibu mengingatnya.
16:04 WIB Mengevaluasi menyusui bayi. Ibu hanya
memberikan ASI tanpa tambahan lain dan
bayi menyusu semakin kuat
3.5 Asuhan Kebidanan Neonatus
3.5.1Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan I
Tanggal : 24-04-2017 Jam : 09.00 WIB
Oleh : Na’imatun Hasanah Tempat : BPM Maria Ulfa
1. Subyektif
Ibu mengatakan sudah menyusui bayinya, dan ibu senang bayinya
dalam keadaan sehat, ibu mengatakan BAK 3 kali hari ini, warna
kuning jernih BAB 1 kali hari ini, warna hitam
2. Objektif
TTV N : 120 x/menit S : 36,70C RR : 46 x/menit
Laktasi : Lancar
87
Kulit : Warna kemerahan
Perut : Tali pusat belum lepas tidak terjadi infeksi, masih
terpasang kasa steril
BB : 3.200 gram
3. Analisa Data
Neonatus cukup bulan SMK post date
4. Penatalaksanaan
09:02 WIB Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
bahwa kondisi bayi baik-baik saja, ibu
mengerti dan paham.
09:03 WIB Memberitahu pada ibu untuk tetap memberi
kasa kering yang steril pada daerah tali
pusatnya sampai tali pusatnya benar-benar
kering, ibu mengerti dan paham.
09:04 WIB Memastikan ibu dapat menyusui dengan baik
dan benar, ibu dapat menyusui dengan benar.
09:05 WIB Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui
bayinya sesering mungkin secara ekslusif
selama 6 bulan tanpa minuman dan makanan
tambahan apapun, ibu mengerti dan paham.
09:06 WIB Memberikan KIE pada ibu untuk tetap
menjaga kebersihan bayi terutama pada
daerah lipatan dan juga segera mengganti
88
popok bayi setelah bayi BAK atau BAB, ibu
mengerti dan paham.
09:06 WIB Menganjurkan pada ibu untuk kunjungan
ulang 1 minggu lagi atau apabila ada
keluhan, ibu mengerti dan bersedia kontrol
ulang lagi.
3.5.2 Asuhan Kebidanan Neonatus Kunjungan II
Tanggal : 28-04-2017 Jam : 09.00 WIB
Oleh :Na’imatun Hasanah Tempat : Rumah Pasien
1. Subyektif
Ibu mengatakan bayinya baik-baik saja, tali pusat sudah lepas,
menyusu sangat kuat
2. Subjektif
Keadaan umum : baik
TTV : N : 118 x/menit S: 36,6 0C RR: 46 x/menit
Laktasi : Lancar
Perut : Tali pusat kering dan sudah lepas tidak terjadi infeksi.
Kulit : Warna kemerahan
BB : 3400 gr
3. Analisa Data
Neonatus usia 7 hari cukup bulan fisiologis
4. Pelaksanaan
89
09:02 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
kondisi bayinya baik-baik saja, ibu mengerti
dan paham.
09:03 WIB Memberitahu pada ibu untuk tetap meberikan
ASI nya sesering mungkin dengan ASI
eksklusif tanpa campuran makanan apapun
dan minuman pendamping sampai umur 6
bulan, ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
09:04 WIB Mengingatkan pada ibu bahwa umur 1 bulan
bayi dibawa ke posyandu untuk menilai
gizinya dan untuk melakukan imunisasi saat
umur 1 bulan yaitu imunisasi BCG, ibu
mengerti dan bersedia melakukannya.
09:05 WIB Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang atau
kembali sewaktu waktu jika ada keluhan
3.5.3 Asuhan Kebidanan NeonatusKunjungan III
Tanggal : 07-05-2017 Jam : 09.00 WIB
Oleh : Na’imatun Hasanah Tempat : rumah pasien
1. Subyektif
Ibu mengatakan bayinya sehat, tidak ada keluhan apa-apa.
2. Subjektif
Keadaan umum : baik
TTV : N : 100 x/menit S: 36.8 0C RR: 43 x/menit
90
Laktasi : Lancar
Kulit : Wasrna kemerahan
BB : 3.800 gram
3. Analisa Data
Neonatus usia 16 hari cukup bulan fisiologis
4. Penatalaksanaan
09:02 WIB Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
kondisi bayinya baik-baik saja, ibu mengerti
09:03 WIB Memberitahu pada ibu untuk tetap
meberikan ASI
nya sesering mungkin dengan ASI eksklusif
tanpa campuran makanan apapun dan
minuman pendamping sampai umur 6 bulan,
ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
09:04 WIB Menganjurkan ibu untuk teratur pergi ke
posyandu untuk mengimunisasi bayinya
sesuai dengan KMS, ibu mengerti dan
paham.
91
3.6Asuhan Kebidanan KB
3.6.1Asuhan Kebidanan KB Kunjungan I
Tanggal : 23-05-2017 Jam : 14.00 WIB
Oleh : Na’imatun Hasanah Tempat : Rumah pasien
1. Subyektif
Ibu mengatakan ingin menggunakan KB suntik 3 bulan, alasan ibu
menggunakan KB suntik karena ingin mengatur jarak kelahiran.
2. Objektif
Pemeriksaan umum
Kesadaran : Composmentis
TTV :TD : 120/80 mmHg Nadi : 80 kali/ menit
Pernafasan : 20 kali/menit Suhu : 36,7oC
Pemeriksaan fisik
Muka : Tidak odema, tidak tampak pucat
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih, palpebra tidak
oedema
Payudara : Bersih, Puting susu tidak lecet, ASI keluar lancar,
tidak ada bendungan ASI, tidak ada benjolan
abnormal, tidak ada nyeri tekan
Abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada luka bekas operasi dan
tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
Genetalia : Lochea serosa, tidak odema, tidak ada tanda – tanda
infeksi , luka laserasi sudah kering
92
3. Analisa Data
P10001 calon akseptor alat kontrasepsi
4. Penatalaksanaan
14:02 WIB Menberitahu ibu hasil pemeriksaan pada
ibu bahwa keadaannya normal,ibu mengerti
14:03 WIB Menjelaskan semua jenis alat kontrasepsi
tentang keuntungan, kekurangan serta efek
samping dari semua jenis kontrasepsi
tersebut, ibu mengerti.
14:04 WIB Menjelaskan kepada ibu tentang
keuntungan dan efek sampingnya alat
kontrasepsi yang sudah ibu pilih, ibu
mengerti.
14:05 WIB Memberitahu kepada ibu untuk kepetugas
kesehatan jika sudah ingin menggunakan alat
kontrasepsi
3.6.2 Asuhan Kebidanan KB Kunjunga II
Tanggal : 05-07-2017 Jam : 16.00 WIB
Oleh : Na’imatun Hasanah Tempat : BPM Maria Ulfa
1. Subyektif
Ibu mengatakan ingin melakukan KB suntik 3 bulanan.
2. Obyektif
a. Pemeriksaan umum
1) Kesadaran : Composmentis
93
2) TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,50C
Pemeriksaan fisik
Muka : tidak pucat, tidak oedema
Mata : sclera putih, konjungtiva merah muda, palpebra
tidak oedema
Payudara : bersih, puting susu tidak lecet, ASI keluar lancar,
tidak ada bendungan ASI, tidak ada benjolan
abnormal, tidak ada nyeri tekan
Abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada luka bekas operasi, tidak
ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
3. Analisa Data
P10001 calon akseptor baru KB suntik 3 bulan
4. Penatalaksanaan
16:02 WIB Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa
keadaannya normal, ibu mengerti
16:03 WIB Memberikan injeksi KB suntik 3 bulan
Depoprogestin 150mg, pada area suntik, ibu
mengatakan bengkak
16:03 WIB Memberitahu ibu bahwa ibu sudah menggunakan
akseptor baru alat kontrasepsi suntik 3 bulan, ibu
mengerti
94
16:04 WIB Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang tanggal 28
September 2017 dan mengingatkan ibu agar tidak
lupa untuk kembali, ibu bersedia datang.
95
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan dijelaskan tentang kesesuaian antara teori dan
kenyataan antara fakta yang terjadi pada kasus yang diambil dari klien dan teori-
teori yang mendukung diantara fakta dan kenyataan serta ditambahnya opini yang
luas dari klien sendiri maupun opini yang dikemukakan oleh penulis sebagai
pendamping klien dalam melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dari masa
kehamilan, persalinan, nifas, neonatus (bayi baru lahir), sampai dengan KB
(keluarga berencana). Asuhan kebidanan pada klien secara berkesinambungan
(continuity of care) pada Ny “D” G1P10001 dengan Flour Albus.
4.1 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III
Pembahasan yang pertama adalah tentang pemeriksaan pada masa kehamilan atau
ANC (Ante Natal Care), yang dilakukan oleh Ny”D” G1P10001 dengan Flour
Albus di BPM Maria Ulfa, Amd.Keb Desa Sumberjo, Kecamatan Wonosalam
Kabupaten Jombang. Berikut ini akan disajikan data-data yang mendukung untuk
dibahas dalam pembahasan tentang ANC (Ante Natal Care). Dalam pembahasan
yang berkaitan dengan ANC (Ante Natal Care), maka dapat diperoleh data-data
yang disajikan dalam bentuk tabel berikut ini :
96
Table4.1 Distribusi data subjektif dan obyektif dari variable ANC Ny”D” di BPM Maria Ulfa Amd,keb Ds. Sumberejo
Tanggal
ANC Riwayat Yang Dilaksanakan Ket
02 September 2016 31 Oktober
2016
28 November
2016
09 Februari
2017 03 Maret 2017
25 Maret
2017
10 April
2017
UK 8 mgg 16 mgg 20 mgg 31 mgg 33 mgg 37 mgg 38 mgg
Anamnesa Mual,muntah,pusing Taa Taa Taa Keputihan Taa Taa Umur ibu 21
tahun
Gerak janin
dirasakan
pertama 20
minggu
Tekanan Darah 100/80 mmHg 110/80mmHg 110/70 mmHg 120/80
mmHg
110/70 mmHg 110/70
mmHg
110/70
mmHg
BB 41 kg 42 kg 45 kg 53 kg 56 kg 57 kg 57 kg Sebelum hamil
41 kg
TFU Belum teraba Pertengahan
symphisis pusat
Setinggi pusat Pertengahan
px-pusat
Pertengahan
px- pusat
Setinggi px Setinggi
px
Abdomen DJJ
Letak
Janin
Ballt +
+
Ballt +
+
Ballt +
142
Letkep
138
Letkep
128
Letkep
140
Letkep
Suplemen/ terapi B6, novagesik Kalk,vitamin B6 Kalk,Novabion Novabion
Novakal
Kalk,Novakal _ Kalk
Penyuluhan Makan sedikit tapi
sering
Minum hangat,
istirahat cukup
Senam hamil Senam Tanda bahaya
kehamilan
Persiapan
persalinan
Jalan –
jalan pagi
Hasil lab 31
Oktobeer 2016
Hb : 12,0 gr%
Sumber : Buku KIA hal 20
Keterangan : Pada usia kehamilan 8-31 minggu adalah riwayat
Pada usia kehamilan 33-38 minggu adalah yang dilaksanakan
97
Dari fakta diatas dapat diperoleh analisa sebagai berikut :
1. Data Subyektif
Berdasarkan control Ny “D” TM I 1 kali, TM II 3 kali, TM III
6 kali. Control ANC memang sangat penting bagi ibu hamil untuk
mengetahui perkembangan janin dan kondisi ibu hamil agar tidak terjadi
resiko tinggi. Karena pemeriksaan ANC tersebut dilakukan pemantauan
secara menyeluruh baik kondisi janin maupun ibu yang sedang
mengandung, dengan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan tingkat
kesehatan kandungan, kesehatan janin, dan bahkan penyakit atau kelainan
diharapkan dapat dilakukan penanganan secara dini. Hal ini sesuai dengan
pendapat (Sarwono, 2006), standart minimal kontrol ANC, meliputi : TM
minimal I kali, TM II minimal I kali, TM III minimal 2 kali.
1) Keluhan Selama Trimester III
a) Flour Albus
Berdasarkan pada usia kehamilan 32-33 minggu pada
Ny “D” mengeluh keputihan selama 8 hari pengeluaran
cairan keputihan, tidak berbau, warna bening, kental.
Keputihan yang terjadi bukan karena kurangnya kebersihan,
semua itu terjadi karena pengaruh hormone., karena
disebabkan oleh pengaruh hormone sehingga mengakibatkan
terjadinya Flour Albus. Kebersihan personal hygiene sangat
penting bagi ibu hamil karena pada saat hamil hormon
meningkat dan menyebabkan pengeluaran sekresi vagina.
98
Jika kebersihan personal hygiene kurang maka dapat
menyebabkan infeksi dan membahayakan ibu dan juga janin.
Hal ini masih bersifat fisiologis dialami pada ibu
hamil trimester III, sesuai dengan pendapat (Triyana, 2013)
yaitu peningkatan hormon selama masa kehamilan yang
berakibat pada pengeluaran sekresi vagina. Hal ini
menunjukkan adanya masalah ketidaknyaman pada area
kewanitaan dan jika tidak ditangani sedini mungkin bisa
menjadi Flour Albus yang patologis.
b) Terapi
Terapi yang didapat pada Ny “D” tiap trimester adalah:
TM I : Novagesik, Novakal
TM II : Novabion, Novakal, B6
TM III : Novabion, Novakal, vit C
Terapi obat ibu hamil memang sangat penting untuk
kesehatan ibu hamil dan perkembangan janin. Hal ini sesuai
dengan pendapat (Rustam Mochtar, 2012), zat-zat yang
diperlukan untuk ibu hamil adalah protein, karbohidrat, zat
lemak, mineral atau bermacam-macam garam terutama
kalsium, fosfor dan zat besi (Fe), vitamin, suplemen makanan
dan air. Terapai yang didapati ibu hamil pada trimester III
adalah Fe.
99
2. Data Obyektif
A. Pemeriksaan fisik umum
1) Tekanan darah
Pada kasus ini tekanan darah normal yaitu 110/70 mmHg
Menurut penulis kondisi klien baik karena dari pola makan yang
sehat, psikologi dan emosional yang stabil dan dukungan yang
baik dari keluarga yang dapat mendukung, selain itu juga ibu
rutin melakukan ANC Terpadu sehingga tidak terjadi adanya
keracunan kehamilan/preeklamsia dan amenia pada klien.
Tekanan darah dikatakan tinggi bila lebih dari 140/90
mmHg. Bila terjadi kenaikan tekanan darah yaitu sistolik 30
mmHg atau lebih, dan atau diastolik 15 mmHg atau lebih,
kelainan ini akan berlanjut pada pre eklamsi atau eklamsi jika
tidak segera di tangani. Pada ibu hamil trimester III, tekanan
darah seharusnya masih dalam batas normal. Kenaikan tekanan
darah dapat di peroleh ibu secara genetik, dapat juga karena
tingkat aktifitas atau keadan psikologis. Hal ini menurut Sarwono
(2009) digunakan untuk mengukur tekanan darah agar tidak lebih
dari 140/90mmHg.
2) Berat badan
Berat badan Ny “D” sebelum hamil 41 kg, pada akhir
kehamilan 58 kg terjadi peningkatan 17 kg.
Menurut penulis kenaikan berat badan tersebut melebihi
batas nomal, apabila penambahan berat badan lebih dari 10 kg,
100
maka ibu disarankan untuk diet makan selama hamil dan
memberikan konseling nutrisi kepada ibu agar ibu dapat
mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi
seperti nasi.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Sulistyawati, 2011), berat
badan normal pada trimester III akan bertambah 0,5 kg/minggu.
penambahan berat badan dari awal kehamilan sampai akhir
kehamilan adalah 10-12 kg.
3) LILA (Lingkar Lengan Atas)
Ukuran LILA Ny “D” 23,5 cm, hal ini sesuai dengan
pendapat (Wahyuningsih, 2009), LILA kurang dari 23,5 cm
merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu kurang atau buruk.
Sehingga ibu beresiko untuk melahirkan bayi dengan BBLR,
ukuran LILA berkaitan erat dengan berat badan ibu selama hamil
mulai trimester I sampai dengan trimester III. Kelebihannya jika
dibandingkan dengan ukuran berat badan, ukuran LILA lebih
menggambarkan keadaan atau status gizi ibu hamil sediri.
B. Pemeriksaan fisik
Perubahan fisik yang terjadi pada Ny “D” saat hamil trimestr III
yaitu pada genetalia tidak ada condiloma, tidak ada varices,
pengeluaran cairan flour albus, tidak berbau, warna bening, kental.
Menurut penulis Flour Albus disebabkan oleh hormone pada masa
kehamilan. Hal ini masih fisiologis menurut pendapat (Triyana, 2013)
flour albus pada ibu hamil disebabkan karena meningkatnya hormon
101
selama kehamilan dan kebersihan personal hygiene yang kurang baik,
tidak ada pembesaran kelenjar lymfe dan tyroid, tidak ada bendungan
vena jugularis, puting susu menonjol, dan colostrum belum keluar,
serta terjadi pembesaran membujur pada abdomen.
Berdasarkan hal tersebut, ditemukan kesesuaian antara fakta dan
teori, karena ibu mengalami pengeluaran cairan flour albus, tidak
berbau, warna bening, kental ini masih flour albus yang fisiologis.
Flour Albus yang patologis yaitu pengeluaran cairan yang berbau,
gatal, panas, dan berwarna. Sedangkan dari personal hygiene ibu saat
hamil baik flour albus ini disebabkan hormone walaupun semua
disebabkan karena hormone maka ibu tetap menjaga personal hygine
yaitu mengganti maksimal 2 kali. Kebersihan personal hygiene ini
sangat penting pada ibu hamil trimester III karena akan menjelang
persalinan jika tidak diterapkan akan menjadi Flour Albus patologis
yang akan membahayakan ibu dan juga janinnya.
a. Pemeriksaan Abdomen
1) TFU (Tinggi Fundus Uteri)
Pada Ny.”D” ukuran TFU menurut Mc. Donald saat UK
32-33 mgg TFU Ny “D” 26 cm, UK 36-37 mg TFU Ny “D”
31 cm UK 40-41 mgg TFU Ny “D” 32 cm.Menurut penulis
ukuran TFU Ny. ”D” menurut Mc. Donald termasuk
fisiologis, perubahan atau ukuran TFU setiap ibu memang
berbeda sesuai dengan bentuk perut dan ketebalan dinding
perut namun dengan rumus yang sudah ada dapat dengan
102
mudah mengukur TFU ibu hamil. Menurut penulis tidak terjadi
kesenjangan antara fakta dan teori sesuai dengan Mc. Donald.
Menurut pendapat Rustam (2012), ukuran TFU pada UK 34
mgg 31 cm, UK 36 mgg 32 cm. Ukuran TFU pada akhir bulan
ke 8 pertengahan pusat-px, pada akhir bulan ke 9 3 jari
2) Pemeriksaan khusus (penunjang)
a) Kadar hemoglobin (Hb)
Hasil pemeriksaan Hb Ny “D” pada tanggal 31-10-
2016 yaitu 12,0 gr%. Hb ibu dalam batas normal semua
karena nuitrisi ibu sehari hari tercukupi. Hal ini sesuai
dengan pendapat (Saifuddin, 2008) kadar Hb normal pada
ibu hamil 11 gr%. Untuk itu, sesuai dari data yang telah saya
peroleh diatas.
C. Analisa Data
Analisa data Ny “D” adalah G1P10001 UK 33 minggu dengan
Flour Albus. Menurut (Lisnawati, 2013), analisa data pada ibu hamil
dengan kasus Flour Albus yaitu G_P___ UK__, dengan__. Untuk itu,
sesuai dengan dari data yang telah saya peroleh diatas,
D. Penatalaksanaan
Asuhan pada masa hamil, penulis melakukan penatalaksanaan
Ny “D” sebagaimana asuhanyang diberikan untuk kehamilan dengan
Flour Albus, karena ditemukan suatu masalah yaitu Flour Albus.
Asuhan yang diberikan meliputi memberi penjelasan tentang kondisi
ibu dan janin, menganjurkan ibu untuk mengeringkan dan
103
membersihkan daerah kemaluannya setiap kali habis buang air kecil
dan besar, menganjurkan ibu untuk membasuh vagina dari arah depan
ke belakang, menganjurkan ibu untuk mengganti celana dalam jika
basah dan lembab serta berbahan katun yang mudah menyerap
keringat, menganjurkan ibu untuk konsultasi segera ke dokter terdekat
jika keputihannya berbau, berwarna, gatal, dan serat putih
menggumpal, mendiskusikan mengenai rencana persalinan ibu, dan
menganjurkan ibu untuk kontrol ulang. Hal ini sesuai memurut
(Trisnawati Frisca, 2012) asuhan yang diberikan meliputi penjelasan
tentang kondisi ibu dan janin, menganjurkan ibu untuk menjaga
kebersihan personal hygiene yaitu mengganti celana 3 kali atau jika
terasa lembab, cebok dari arah depan ke belakang dengan air bersih
yang mengalir, mengenai rencana persalinan, dan menganjurkan ibu
untuk kontrol ulang. Untuk itu, sesuai dari data yang telah saya
peroleh diatas.
4.2 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Pada pembahasan yang kedua, akan dijelasakan tentang kesesuaian
teori dan kenyataan pada INC (Intra Natal Care). Berikut akan disajikan data-
data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang Intranatal
Care. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan INC (Intra Natal Care)
maka dapat diperoleh data pada tabel sebagai berikut :
104
Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC (Intra Natal Care) Ny
“D” di BPM, Maria Ulfa Amd.Keb Wonosalam-Jombang.
INC
20-4-2017 KALA I KALA II KALA III KALA IV
Keluhan Jam Keterangan 06.05
WIB
06.25WIB 07.10
WIBV
Ibu
merasak
an
mules,
kenceng
-
kenceng
yang
semakin
kuat dan
sering,
ingin
menged
an
seperti
BAB
serta
mengelu
arkan
lendir
bercamp
ur
darah.
19.00 WIB
Puskesmas
Wonosala
m
TD:100/70
mmHg
N:80x/menit
S : 36,50C
RR:20x/menit
His:1x10’.15’’
DJJ: 140x/mnt
VT : 2cm
Eff:15%
Ketuban utuh,
kepala: Hodge
I
Lama
kala I
20 mnt
bayi lahir
Spontan
jenis
kelamin
laki-laki
langsung
menangi,
tonus
otot baik,
warna
kulit
kemerah
an,tidak
ada
kelainan
Lama kala
III selama
20 menit,
plasenta
lahir
lengkap,
koteledon
utuh
observasi 2
jam PP:
TD :
120/70
mmHg
N :80
x/menit
S : 37,2 0C
TFU 3 jari
24.00 WIB
TTV : TD :
110/70 mmHg
N : 80 x /
menit,
S : 36,50 C
RR : 20 x /
menit.
His : 2 x
10’.20’’
DJJ : 140 x /
mnt
VT : Ø 2 cm,
eff 25 %,
ketuban utuh
Presentasi
:kepala
Tidak ada
janin yang
menumbung
Denominator:
UUK depan
Kepala sudah
turun di
Hodge II
Tanggal
21 April
2017
04.00
TTV : TD :
110/80 mmHg
N : 80 x /
menit,
105
S : 36,20 C
RR : 22 x /
menit
His : 2 x
10’.25’’
DJJ : 144 x /
mnt
VT : Ø 2 cm,
eff 25 %
ketuban utuh.
Presentasi
:kepala
Denominator
UUK depan
Kepala turun di Hodge I
08.00
TTV : TD :
110/70 mmHg
N : 82 x /
menit,
S : 360, x /
menit
His : 2
x10’.25’’meni
t
DJJ : 146 x /
mnt
VT : Ø 2 cm,
eff 25 %,
ketuban utuh,
Hodge I,
16.00
TTV : TD :
110/70 mmHg
N : 82 x /
menit,
S : 360, x /
menit
His : 2
x10’.25’’meni
t
DJJ : 142 x /
mnt
VT : Ø 2 cm,
eff 25 %,
ketuban utuh,
Hodge I,
12.00
TTV : TD :
110/70 mmHg
N : 82 x /
menit,
S : 360, x /
menit
His : 2
x10’.25’’meni
t
DJJ : 146 x /
mnt
VT : Ø 2 cm,
106
eff 25 %,
ketuban utuh,
Hodge I,
20.00
TTV : TD :
110/70 mmHg
N : 82 x /
menit,
S : 360, x /
menit
His : 2
x10’.25’’meni
t
DJJ : 146 x /
mnt
VT : Ø 2 cm,
eff 25 %,
ketuban utuh,
Hodge I,
Dirujuk ke
RSUD
Jombang
RSUD
Jombang
23.00
TTV:TD:110/
70 mmHg
DJJ : 148x
menit
VT : Ø 4 cm,
03.00
06.05
TTV : TD :
120/80 mmHg
DJJ : 146 x /
VT : Ø 7 cm,
TTV : TD :
120/80 mmHg
His : 5 x
10’.45 detik
DJJ : 140 x /
menit
VT : Ø 10 cm,
eff :100 %,
pecah
spontan,jernih
Asuhan Kala I
1. Subyektif
Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan Ny “D” ibu mengatakan di rujuk dari puskesmas
ke RSUD Jombang, ini kehamilan pertama usia kehamilan 41 minggu
dengan HPHT 7 Juli 2016 dan mengeluh kenceng-kenceng pada tanggal
20 April 2017 jam 18.00 WIB dan hasil pemeriksaan dalam dari tanggal
107
20-04-2017 sampai tanggal 21-04-2017 pembukaan tetap 2. Menurut
penulis pembukaan lama dikarenakan adanya kelainan pada his dan
persalinan itu memang belum saatnya. Menurut Prawirohardjo (2009)
Kelainan pada his salah satu jenisnya adalah inersia uteri his ini bersifat
biasa dalam arti fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dahulu dari
bagian-bagian lain tetapi peranan fundus tetap menonjol.
2. Obyektif
Pada fakta diperoleh data pada Ny “D” muka tidak oedem,
kunjungtiva merah muda,sclera putih, payudara bersih, puting susu
menonjol, kolostrum sudah keluar.
Pemeriksaan abdomen meliputi:
leopod I TFU (33 cm), leopod II punggung kanan teraba keras
memanjang punggung kiri teraba bagian- bagian kecil, leopod III masuk
PAP, leopod IV masuk PAP 5/5 bagian,
DJJ 146 x/menit
His normal 2 kali dalam 10 menit lama his 45 detik
Genetalia bersih,vulva dan vagina tidak teraba benjolan abnormal,
pembukaan 2 cm, eff 25 %, ketuban (-). Ekstermitas atas dan bawah tidak
odem. Normalnya pemeriksaan fisik tergantung pola sehari hari pasien
Menurut (Rustam Mochtar, 2012), pemeriksaan fisik dilakukan
secara seluruh tubuh. Meliputi : TFU Mc. Donald (cm) sesuai
dengan umur kehamilan, pemeriksaan Manuver palpasi Leopold
(Leopold I, II, III dan IV), DJJ (normalnya 120-140 x/menit).
108
3. Analisa Data
Pada Ny “D” adalah G1P10001 UK 41 minggu inpartu kala I Fase
laten memanjang. Berdasarkan fakta pada Ny “D”, persalinan kala I lama
fase laten ± 24 jam (tanggal 20-4-2017 jam 19.00 sampai Tanggal 22-4-
2017 jam 06.00 WIB ).
Menurut penulis terjadinya fase laten memanjang karena
kelainan His, tali pusat pendek dan dikarenakan post date bisa terjadi
kesalahan pada HPHT dan hormone pada masa kehamilan
Hal ini sesuai dengan pendapat Sulistyowati (2013), persalinan
kala I berlangsung ± 18-24 jam yaitu fase laten (8jam) dari pembukaan 0
sampai pembukaan kurang dari 4cm, fase laten yang mempunyai waktu
20 jam pada primigravida merupakan keadaan abnormal. Hal ini bisa
disebabkan karena Serviks belum matang pada awal persalinan, Posisi
janin abnormal, Disproporsi fetopelvik, Persalinan disfungsional,
Pemberian sidatif yang berlebihan konsep persalinan, pemberian sidatif
yang berlebihan konsep persalinan. Menurut Prawirohardjo (2013)
kehamilan lewat waktu keadaan dimana seorang ibu hamil dengan umur
kehamila yang melewati 249 hari atau lebih dari 42 minggu.
4. Penatalaksanaan
Pada faktanya dilakukan kolaborasi dengan dokter dan melakukan
pemasangan infuse RL drip oksitosin 2 ampul. Menurut penulis,
dilakukan tindakan pengakhiran kehamilan (indukasi persalinan) pasien
sudah merasakan sakit terlalu lama walaupun itu memang belum saatnya
melahirkan dan di karenakan fase laten memanjang karena ada kelainan.
109
Dilakukan tindakan OD bertujuan untuk memperkuat kontraksi pada otot
rahim. Menurut Fadlun (2011), pengahiran kehamilan pada kehamilan
lewat waktu adalah atas indikasi janin, karena persalinan dengan indikasi,
karena dikhawatirkan terjadi kemunduran fungsi plasenta.
Fase laten memanjang adalah persalinan yang fase latennya
berlangsung lama kurang + 18- 24 jam pada primigravida kemajuan
persalinan kurang dari 1,2 per jam Saifuddin (2013). Seperti diketahu
persalinan lama (partus lama) situasi ini kemungkinan dikaitkan
dengan kemungkinan kelainan dengan jalan lahir seperti, kesempitan
jalan lahir, mengubah posisi dan kebutuhan janin intauterin, ada
penghalang pada jalan lahir tulang atau lunak, ukuran janin terlalu
besar, sedangkan velvis normal sehingga terjadi pada disproporsi
sefalopelvik, dan yang kaku atau keadaan janin dalam posisi
membujur tetapi dijumpai beberapa kelainan posisi bagian rendah,
letak sunsang, ukuran janin terlalu besar, dan bagian terendah belum
masuk PAP (disproporsi sefalopelvik, lilitan tali pusat,kelainan pada
janin seperti tumor abdomen, anensefali, hidrosifalis) Manuaba (2012).
Menurut Prawirohardjo (2013) fase laten memanjang fridmennya
mengembangkan tiga tahap, tahap persiapan (preparatory division), hanya
terjadi sedikit pembukaan serviks. Tahap pembukaan/dilatasi (dilatational
division), saat pembukaan berlangsung paling cepat, tidak dipengaruhi
sedasi atau anastesia regional. Tahap panggul (pelvic division), berawal
dari fase deselarasi pembukaan serviks. Faktor-faktor yang mempengaruhi
durasi fase laten adalah anesthesia regional atau sedasi yang berlebihan,,
110
keadaan serviks yang buruk ( missal tebal, tidak mengalami pendataran,
,atau tidak membuka), dan persalinan palsu.
Asuhan Kala II
1. Subyektif
Berdasarkan faktanya Ny “D” dorongan mengejan dan lahir
berlangsung 45 menit (05.10-06.05) . Menurut penulis dorongan
mengejan yang muncul merupakan tanda dan gejala pengeluaran janin.
Sesuai dengan Penny(2005). Sebagian besar wanita mengalami dorongan
mengejan tak disadari yang datang dan pergi beberapa kali tiap kontraksi.
Usaha mengejan spontan berakhir sekitar 5-7 detik dan ia dapat
mengambil nafas beberapa kali diantara usaha mengejan tersebut , seiring
dengan kemajuan kala II dan janin turun, usaha mengejan spontan
biasanya menjadi semakin bertenaga dan lebih sering.
2. Objektif
Pada Ny “D” dijumpai pembukaan sudah lengkap 10 cm. Menurut
penulis, pembukaan 10 cm adalah tanda kala II dimana waktunya
pengeluaran janin, hal ini sesuai dengan pendapat Hidayat (2010). Kala II
dimulai dengan pembukaan lengkap10 cm sampai jalan lahir.
3. Analisa Data
Pada faktanya Ny”D” UK 41 minggu inpartu kala II dengan drip
oksitosin. Menurut penulis masuknya kala II merupakan tanda
pengeluaran janin. Sebagaimama menurut Kemenkes (2014) Kala II juga
disebut pengeluaran janin yang dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap.
111
4. Penatalaksanaan
Pada Fakta kala II berlangsung selama 45 menit. Tidak terdapat
penyulit saat persalinan. Menurut penulis, jangka waktu 45 menit itu
fisiologis bagi pendapat Hidayat (2010) kala II lamanya 50 menit untuk
primigravida.
Asuhan Kala III
1. Subyektif
Pada faktanya, ibu merasa mules. Menurut penulis, rasa mules yang
dialami disebabkan kontraksi dan tanda-tanda akan pelepasan plasenta.
Sebagaimana menurut Kemenkes (2014) pada kala III persalinan, otot
uterus berkontraksi mengikuti volume rongga uterus setelah lahirnya bayi.
Penyusutan ukuran ini menyebabkan bekurangnya ukurangnyaukuran
tempat perlekatan plasenta yang semakin mengecil sedangkan ukuran
plasenta tidak berubah, maka plasenta akan terlipat, menebal dan
kemudian lepas dari dinding rahim.
2. Objektif
Pada fakta, terdapat semburan darah yang keluar. Menurut penulis,
semburan darah ini berasal dari tepi plasenta yang sudah terlepas. Hal ini
sesuai dengan pendapat Kemenkes(2014) tanda-tanda lepasnya plasenta
yaitu terdapat seburan darah. Darah yang terkumpul dibelakang plasenta
akan membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya
gravitasi.
112
3. Analisa Data
Pada fakta, Ny “D” inpartu kala III. Menurut penulis, inpartu fase
kala III merupakan pengeluaran plasenta. Sebagaimana menurut
Kemenkes (2014) Persalinan kala III dimulai dari lahirnya bayi sampai
dan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
4. Penatalaksanaan
Berdasarkan fakta, persalinan kala III pada Ny ”D”
berlangsung kurang dari 5 menit (06.00-06.10), terdapat laserasi
perenium, Hal ini fisologis, sesuai dengan pendapat Yongki (2012)
Proses kala III dimulai dari bayi lahir sampai pengeluaran plasenta,
lama proses ini harus kurang dari 30 menit.
Asuhan Kala IV
1. Subyektif
Pada faktanya, Ny “D” mengeluh perutnya masih terasa mules.
Menurut penulis hal ini fisiologis karena mules yang dialami ibu akibat
dari kontraksi rahim, karena apabila rahim tidak berkontraksi dapat
berakibat perdarahan sebagaimana Kemenkes (2014) bila uterus
berkontraksi maka miometrium akan menjepit anyaman pembuluh darah
yang berjalan diantara serabut otot tadi. Jika uterus berkontraksi dengan
segera setelah kelahiran plasenta maka ibu dapat mengalami perdarahan.
2. Objektif
Berdasarkan fakta, keadaan umum ibu baik dan jumlah kehilangan
darah 100 cc. Menurut penulis jumlah kehilangan darah ibu normal
karena <500 ml,dan kondisi ibu baik. Sebagaimana Kemenkes (2014)
113
salah satu cara menilai jumlah kehilangan darah yaitu dari volume darah
yang terkumpul.
3. Analisa Data
Pada faktanya, Ny”D” inpartu kala IV, menurut penulis, inpartu
kala IV berlangsung sampai 2 jam post partum. Sebagaimana Kemenkes
(2014) persalinn kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2
jam pos partum.
4. Penatalaksanaan
Berdasarkan faktanya , persalinan kala IV Ny “D” berlansung
selama 2 jam (06.15- 8.30 WIB). Perdarahan kurang lebih 25 cc,
dilakukan IMD. Hal ini sesuai dengan pendapat Yongki (2012) saat yang
paling kritis pada ibu pasca melahirkan adalah pada masa post partum.
Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah angka kematian ibu akibat
perdarahan.
4.3 Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas
Pada pembahasan ketiga ini dijelaskan tentang kesesuaian teori dan
fakta pada PNC (Post Natal Care). Berikut akan disajikan data-data yang
mendukung untuk dibahas dalam pembahasan pada PNC (Post Natal Care).
Dalam pembahasan yang berkaitan dengan tentang PNC (Post Natal Care),
maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel PNC (Post Natal care) Ny
“D” di BPM Maria Ulfa, Amd. Keb. Wonosalam-Jombang.
Tanggal PNC 27 April 2017 04 Mei 2017 21 Mei 2017
Post partum (hari ke) 5 hari 12 hari 28 hari
Anamnesa Masih sedikit
nyeri pada luka
jahitan
bekas jahitannya
terasa masih sedikit
sakit dan sedikit
pusing karena
kurang istirahat
Tidak ada keluhan
114
Eliminasi BAK ± 4x/hari,
warna kuning
jernih, BAB
1x/hari
konsistensi
lembek
BAK ± 4x/hari,
warna kuning
jernih, BAB
1x/hari, konsistensi
lembek
BAK ± 4x/ hari
kuning, jernih,
BAB 1x/hari
lembek
Tekanan Darah 90/80 mmHg 90/60 mmHg
Laktasi Lancar Lancar Lancar
Perineum Ada luka bekas
jahitan, sudah
kering
Luka jahitan telah
kering
Luka jahitan telah
kering
TFU
Involusi
TFU pertengahan
pusat symphisis,
TFU tidak teraba
diatas symphisis
TFU tidak teraba
Lochea Lochea
sanguinolenta
Lochea serosa Lochea alba
1. Data Subyektif
a. Keluhan
Berdasarkan fakta pada 6 jam post partum Ny “D” keadaannya
baik-baik saja, ibu sudah bisa terlentang dan duduk di tempat tidur.
Hal ini sesuai dengan pendapat (Ambarwati, 2010), Masa nifas
dimulai setelah lahirnya plasent lahir dan berahir ketika alat
kandungannya seperti keadaan sebelum hamil.
2. Data Obyektif
a. Laktasi
Berdasarkan fakta, colostrum Ny “D” dari setelah persalinan
kunjungan nifas I, II, dan III sampai akhir masa nifas ASI keluar
dengan lancar. Menurut penulis colostrum keluar dengan lancar
karena nutrisi ibu tercukupi setiap hari dan menyusui sering. Hal ini
fisisologis sesuai dengan pendapat (Ari Sulistyawati, 2009), cairan
pertama yang di peroleh bayi dari ibunya sesudah dilahirkan adalah
colostrum, mengandung campuran yang kaya akan protein, mineral
dan antibodi dari pada ASI yang telah “matur”, ASI mulai ada kira-
115
kira pada hari ke 3 atau ke 4 setelah kelahiran bayi dan colostrum
berubah menjadi ASI yang matur kira-kira 15 hari sesudah bayi lahir.
b. Involusi
Berdasarkan pada Ny “D” pada 6 jam post partum TFU teraba 1
jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, pada 6 hari post partum
pertengahan antara pusat symphisis, kontraksi uterus baik, pada 2
minggu post partum TFU tidak teraba, pada 6 minggu post partum
TFU tidak teraba. Menurut penulis, perlunya dilakukan palpasi untuk
memantau involusi uterus agar tidak terjadi pendarahan. Hal ini
fisiologis sesuai dengan pendapat (Ambarwati, 2010), TFU menurut
masa involusi bayi lahir setinggi pusat, plasenta lahir 2 jari dibawah
pusat, 1 minggu pertengahan pusat symphisis, 2 minggu tidak teraba
diatas symphisis, 6 minggu bertambah kecil, 6 minggu sebesar
normal.
c. Lochea
Berdasarkan pada Ny “D”, pada 1-3 hari post partum lochea
rubra, pada 6 hari post partum lochea sanguinolenta, pada 13 hari
post partum lochea serosa, pada 6 minggu post partum lochea alba.
Menurut penulis lochea normal karena kebersihan genetalia yang
selalu dijaga pada saat masa nifas. Hal ini sesuai dengan pendapat
(Ambarwati, 2010), lochea rubra berwarna merah, berlangsung selama
1-3 hari post partum, lochea sanguinolenta warnanya merah kuning
berisi darah dan lendir, terjadi pada hari ke 4-7 hari post partum,
lochea serosa berwarna kuning dan cairan ini tidak berdarah lagi pada
116
hari ke 7-14 post partum, lochea alba merupakan cairan putih yang
terjadi pada hari setelah 2 minggu post partum. Untuk itu, sesuai dari
data yang telah saya peroleh diatas.
3. Analisa Data
Analisa data pada Ny “D” adalah P10001 dengan post partum
fisiologis. Menurut penulis, nifas normal adalah nifas yang berlangsung
setelah 6 hari post partum.Hal ini sesuai dengan hasil pemeriksaan yang
dilakukan pada Ny “D” yaitu ibu tidak ada keluhan, ASI keluar lancar,
perdarahan dalam batas normal. Menurut pendapat (Saleha, 2009), nifas
normal yaitu masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil yang ditandai dengan
ibu tidak ada keluhan, ASI keluar lancar, perdarahan dalam batas normal,
dan kontraksi baik. Untuk itu, sesuai dari data yang telah saya peroleh
diatas.
4. Penatalaksanaan
Penulis melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan ibu nifas
pada Ny “D”, sebagaimana untuk ibu nifas normal karena tidak
ditemukannya masalah, seperti melakukan observasi pengeluaran
pervagina, tinggi fundus uteri, dan proses laktasi, memberikan KIE
tentang tanda bahaya nifas, ASI ekslusif, nutrisi, dan kontrol ulang. Hal
ini fisiologis, sesuai dengan pendapat (Rukiyah, 2010), seperti
melakukan observasi pengeluaran pervaginam, tinggi fundus uteri, dan
proses laktasi, memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas, ASI
117
eksklusif, nutrisi, dan kontrol ulang. Untuk itu, sesuai dari data yang
telah saya peroleh diatas.
4.4 Asuhan Kebidanan pada BBL (Bayi Baru Lahir)
Pada pembahasan yang keempat, akan dijelaskan tentang kesesuaian
antara teori dan kenyataan asuhan kebidanan pada BBL. Berikut akan
disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan
tentang asuhan kebidanan pada neonatus. Dalam pembahasan yang berkaitan
dengan tentang asuhan kebidanan pada neonatus, maka dapat diperoleh data
sebagai berikut :
Tabel 4.4 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Bayi Baru LahirNy
“D” di BPM Maria Ulfa, Amd.Keb Wonosalam-Jombang
Asuhan BBL 22 April 2017
Jam
Nilai
Penilaian
Awal
06.40 WIB Menangis spontan, warna kulit
merah, reflek baik
Apgar Score 06.40 WIB 8-9
Inj. Vit K 07.40 WIB Sudah diberikan
Salep mata 07.45 WIB Sudah diberikan
BB 07.50 WIB 3200 gram
PB 07.55 WIB 51 cm
Lingkar
Kepala
08.00 WIB SO :31 cm, MO:35 cm, FO:
34cm, SMB: 32cm
Lingkar Dada 08.05 WIB
Lila 08.10 WIB 12 cm
Inj. HB0 Sudah diberikan
BAK 1 kali hari ini, warna kuning
jernih
BAB Keluar mekonium
Pada usia 1 jam bayi sudah BAB 1 kali dan sudah BAK 1 kali, warna
jernih. Bayi sudah menyusu pada saat dilakukannya IMD.
1. Data Subyektif
a. Nutrisi
Berdasarkan fakta, bayi Ny “D” sudah menyusui pada saat
dilakukan IMD setelah kelahiran. Menurut penulis ibu ingin
118
memberikan ASI eksklusif agar nutrisi bayi bisa terpenuhi dan bayi
bisa tumbuh kembang secara sehat. Hal ini fisiologis sesuai dengan
pendapat (Wafi Nur Muslihatun, 2010), anjurkan ibu untuk
memberikan ASI dini (30 menit-1 jam setelah lahir) dan ekslusif.
Prosedur pemberian ASI dijadwal siang malam (minimal 8 kali
dalam 24 jam) setiap bayi menginginkan.
2. Data Obyektif
a. Tanda-tanda vital
Berdasarkan fakta tanda-tanda vital bayi Ny”D” dalam batas
normal, sesuai pendapat (Wafi Nur Muslihatun, 2010), suhu bayi
normal adalah antara 36,5-37,5 0C. Pernafasan bayi normal 30-60
kali/menit. Denyut jantung normal bayi antara 100-160 kali/menit,
tetapi dianggap masih normal jika diatas 160 kali/menit dalam
jangka waktu pendek, beberapa kali dalam 1 hari selama beberapa
hari pertama kehidupan, terutama bila bayi mengalami distres.
b. Antropometri
1) Berat badan
Berat badan lahir bayi Ny”D” 3200 gram, panjang badan
bayi 51 cm, lingkar dada 34 cm, lingkar kepala 35 cm, SOB 31
cm, SOF 34 cm, FO 34 cm, MO 35 cm, SMB 32 cm. Saat umur
1 jam dengan BB 3200 gram, umur 6 hari dengan BB 3400
gram, umur 14 hari 4000 gram. Hal ini fisiologis sesuai dengan
pendapat (Wafi Nur Muslihatun, 2010) pengukuran
119
antropometri meliputi BB (2500-4000 gram), PB (45-50 cm),
LK (33-35 cm), LD (30-33 cm).
3. Analisa data
Analisa data pada bayi Ny “D” adalah “bayi usia 1 jam keadaan
normal”. Menurut penulis, By Ny ‘D” adalah bayi normal karena
lahirnya cukup bulan. Hal ini sesuai dengan pendapat (Dewi, 2010),
diagnosa asuhan kebidanan pada BBL fisiologis yaitu “BBL usia___jam
keadaan normal lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat lahir 2500 gramsampai 4000 gram
4. Penatatalaksanaan
Pada asuhan kebidanan BBL, penulis melakukan penatalaksanaan
pada bayi Ny “D” sebagaimana untuk BBL normal karena tidak
ditemukan masalah selama kunjungan. Asuhan yang diberikan yaitu
memberikan KIE seperti KIE tanda bahaya bayi, imunisasi, ASI
eksklusif, mempertahankan kehangatan tubuh, mencegah infeksi,
perawatan bayi sehari-hari. KIE diberikan secara bertahap agar ibu lebih
mudah dalam memahami penjelasan yang diberikan, imunisasi, kontrol
ulang. Hal ini sesuai dengan pendapat (Dewi, 2010), penatalaksanaan
pada neonatus fisiologis, meliputi KIE seperti KIE tanda bahaya bayi,
imunisasi, ASI eksklusif, mempertahankan kehangatan tubuh, mencegah
infeksi, perawatan bayi sehari-hari dan lain-lain. KIE diberikan secara
bertahap agar ibu lebih mudah dan memahami penjelasan yang diberikan,
imunisasi, kontrol ulang. Untuk itu, sesuai dari data yang telah saya
peroleh diatas.
120
4.5 Asuhan Kebidanan Neonatus
Pada pembahasan kelima ini akan dijelaskan tentang kesesuaian teori
dan fakta asuhan kebidanan pada neonatus. Berikut ini akan disajikan data-
data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang asuhan
kebidanan pada neonatus. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan asuhan
kebidanan pada neonatus, maka dapat diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 4.5 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Neonatus Bayi
Ny “D” di BPM Maria Ulfa, Amd.Keb Wonosalam-Jombang
Tgl.Kunjungan
Neonatus
24 April
2017
28 April2017 07 Mei 2017
ASI Ya Ya Ya
BAK BAK ± 7
kali dalam
24 jam
BAK ± 7 kali
dalam 24 jam
BAB BAB ±
3x/hari
warna
kuning,
konsistensi
lembek
BAB ± 2x/hari
konsistensi
lunak berwarna
kuning.
BAB ± 3x/hari
warna kuning
konsistensi
lembek
BB 3300 gram 3400 gram 3.800 gram
Ikterus Tidak Tidak Tidak
Tali pusat Sudah lepas Sudah lepas Sudah lepas
Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut :
1. Data Subyektif
a. Eliminasi
Berdasarkan fakta pada usia 1 hari bayi Ny “D” sudah BAK
dan sudah BAB dengan konsistensi lembe. Hal ini fisiologis, sesuai
dengan pendapat (Arief dan Kristiyanasari, 2009), proses pengeluaran
defekasi dan urine terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir adalah 20-
300 cc/24 jam atau 1-2 cc/Kg BB/jam. Bayi selalu mengkonsumsi
ASI, karena seringnya mengkonsumsi ASI pencernaan bayi menjadi
lancar.
121
2. Data Obyektif
a. Antropometri
Berat badan lahir bayi Ny”D” 3200 gram, panjang badan bayi
51 cm, umur 6 hari dengan BB 3400 gram, umur 14 hari 4000 gram.
Hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat (Wafi Nur Muslihatun,
2010)
Panjang badan bayi Ny “D” pada kunjungan 1, 2 dan 3 adalah
51 cm. Hal ini fisiologis sesuai dengan pendapat (Latief, 2013),
panjang badan neonatus cukup bulan 45 sampai 54 cm.
3. Analisa Data
Analisa data pada bayi Ny “D” adalah “Neonatus fisiologis. Hal
ini sesuai dengan pendapat (Saminem, 2010), diagnosa asuhan
kebidanan pada neonatus fisiologis yaitu “Neonatus normal
usia___hari fisiologis”.
4. Penatalaksanaan
Pada asuhan kebidanan neonatus, penulis melakukan
penatalaksanaan pada bayi Ny “D” sebagaimana untuk neonatus
fisiologis karena tidak ditemukan masalah selama kunjungan. Asuhan
yang diberikan yaitu memberikan KIE seperti KIE tanda bahaya
Neontus, imunisasi, ASI eksklusif, mempertahankan kehangatan
tubuh, mencegah infeksi, perawatan bayi sehari-hari. KIE diberikan
secara bertahap agar ibu lebih mudah dalam memahami penjelasan
yang diberikan, imunisasi, kontrol ulang. Hal ini sesuai dengan
pendapat (Saminem, 2010), penatalaksanaanpada neonatus fisiologis,
122
meliputi KIE seperti KIE tanda bahaya Neontus, imunisasi, ASI
eksklusif, mempertahankan kehangatan tubuh, mencegah infeksi,
perawatan bayi sehari-hari dan lain-lain. KIE diberikan secara bertahap
agar ibu lebih mudah dan memahami penjelasan yang diberikan,
imunisasi, kontrol ulang. Untuk itu, sesuai dari data yang telah saya
peroleh diatas.
4.6 Asuhan Kebidanan pada Keluarga Berencana
Pada pembahasan yang keenam akan dijelaskan tentang kesesuaian
teori dan kenyataan pada asuhan kebidanan pada keluarga berencana. Berikut
akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan
tentang asuhan kebidanan pada keluarga berencana. Dalam pembahasan yang
berkaitan dengan asuhan kebidanan pada keluarga berencana, maka dapat
diperoleh data pada tabel berikut ini:
Tabel 4.6 Distribusi Data Subyektif dan Data Obyektif dari Variabel Keluarga Berencana
BPM Ny. Maria Ulfa, Amd. KebWonosalam Jombang
Tanggal
kunjungan KB 23 Mei 2017 05 Juli 2017
Subyektis Ibu merencanakan
menggunakan KB
suntik 3 bulan
Ibu sudah menggunakan
kontrasepsi suntik 3
bulan
Tensi 110/80 mmHg
110/80 mmHg
Berat Badan 58 kg 58 kg
Haid Belum haid Sudah haid
1. Data Subjektif
Berdasarkanfakta, pada 40 hari post partum Ny. “D” tidak ada
keluhan, dan ia ingin menggunakan KB suntuk 3 bulan. Menurut penulis
pengetahuan ibu lebih memahami tentang KB suntik 3 bulan. Hal
tersebut sesuai dengan (Saifuddin, 2010) Kontrasepsi suntikan progestin
cocok untuk ibu menyusui, boleh digunakan oleh wanita pada tekanan
123
darah <180/110 mmHg, usia reproduksi, nulipara dan yang telah
memiliki anak, menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai,
tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen, sering
lupa menggunkan pil kontarsepsi.
Yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi suntikan progestin
wanita hamil atau dicurigai hamil, perdarahan pervaginam yang belum
jelas penyebabnya, tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
terutama amenorea, menderita kanker payudara atau riwayat kanker
payudara dan diabetus melitus. Sehingga antara fakta dan teori tidak
ditemukan kesenjangan. Jadi ibu sudah memenuhi kriteria untuk
menggunakan kontrasepsi suntikan progestin.
2. Data Objektif
Berdasarkan data diatas, pemeriksaan fisik Ny ”D” berkaitan
dengan KB suntik 3 bulan tidak didapatkan penyimpangan. Hal ini
fisiologis sesuai dengan pendapat (Saifuddin, 2010) pemeriksaan fisik
untuk akseptor KB suntik 3 bulan yaitu ASI keluar lancar dan tidak
banyak efek samping.
3. Analisa Data
Berdasarkan pada analisa data Ny “D” adalah P10001 akseptor
baru alat kontrasepsi suntik 3 bulan. Hal ini sesuai dengan teori
(Saifuddin, 2010), penulisan diagnosa data adalah P----- akseptor
baru/lama KB suntik 3 bulan.
124
4. Penatalaksanan
Pada asuhan kebidanan untuk akseptor KB, penulis melakukan
penatalaksanaan pada Ny “D” sebagaimana untuk akseptor baru KB
suntik 3 bulan, karena tidak ditemukan masalah ibu diberi KIE efek
samping normal KB suntik 3 bulan, tanda bahaya Kb suntik 3 bulan dan
kunjungan ulang. Hal ini sesuai dengan pendapat (Saifuddin, 2010),
penatalaksanaan pada akseptor KB suntik 3 bulan meliputi KIE efek
samping normal KB suntik 3 bulan, tanda bahaya dan kunjungan ulang.
125
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada Ny.“D” telah dilakukan selama kurang lebih
empat bulan yang lalu yang di mulai dari masa hamil dengan usia kehamilan
32-33 minggu sampai 40-41 minggu.
1. Asuhan kebidanan kehamilan trimester III pada Ny “D” dengan keluhan
Flour Albus berjalan dengan normal tanpa ada penyulit atau komplikasi.
2. Asuhan kebidanan persalinan pada Ny “D” adalah persalinan spontan dan
tindakan oksitosin drip dengan indikasi post date, tanpa ada penyulit dan
komplikasi.
3. Asuhan kebidanan BBL pada By Ny ”D” dengan bayi cukup bulan dan
sesuai masa kehamilan.
4. Asuhan kebidanan nifas pada Ny “D” adalah nifas normal
5. Asuhan kebidanan Neonatus pada By Ny “D” neonatus fisiologis
6. Asuhan kebidanan keluarga berencana pada Ny “D” ibu akseptor Baru KB
suntik 3 bulan
5.2 Saran
1. Bagi Institusi
Diharapkan institusi kesehatan dapat menerapkan pendidikan
asuhan kebidanan secara continuity of care dengan tepat dalam proses
belajar mengajar dan memperbaiki praktik pembelajaran menjadi lebih
efektif dan efesien, sehingga kualitas sumber daya dan pengetahuan
126
manusia di institusi meningkat, sehingga dapat melahirkan tenaga
kesehatan terutama Bidan yang berkualitas.
2. Bagi Pasien
Agar klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan
keadaan kehamilannya secara rutin terutama pemeriksaan USG sehingga
akan merasa lebih yakin dan mengetahui keadaan janin.
3. Bagi Bidan
Diharapkan para bidan Desa dapat lebih mendekatkan diri dengan
masyarakat untuk mengadakan penyuluhan atau menginformasikan
kepada masyarakat tentang masalah Flour Albus pada ibu hamil dan
manfaat pemeriksaan rutin saat kehamilan, menerapkan asuhan
kebidanan secara continuity of care dengan tepat dalam melakukan
pelayanan kebidanan agar dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
ibu dan anak serta dapat meningkatkan pelayanan yang berkualitas
bagi kesehatan masyarakat.
4. Bagi RSUD Jombang
Diharapkan kepada pihak RSUD Jombang untuk bisa membolehkan
mahasiswa penelitian pada ibu hamil bisa masuk ke dalam ruang bersalin
agar mahasiswa lebih mengerti dan mendalami pengetahuan masalah
pasien yang dirujuk dan tidak mempersulit mahasiswa mencari data rekam
medis dan penarikan dana kepada mahasiswa.
127
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, B. 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi : Metode
Kontrasepsi. Jakarta : Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Ambarwati, R.E, dan Wulandar, D. 2010. Masa Nifas. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Anggrain, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas : Penyesuaian psikologi pada
Masa Post Partum. Yogyakarta : Pustaka Rihana.
Asri, D, dan Clervo, C. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Brett. 2010. Hubungan Perubahan Keasaman Vagina dengan Kejadian Flour
Albus. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26345/1/ARIFAH%
20SHABRINA-fkik.pdf diakses pada tanggal 27 februari 2017.
Dewi, L.N, dan Vivian. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika.
Hakim. 2008. Asuhan Kebidanan dengan Keputihan di Poli Kandungan. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/46406/4/Chapter%20II.pdf.
Asuhan Kebidan dengan Keputihan di Poli Kandungan. Diakses pada
Tanggal 4 maret 2017.
Hani, K. M.,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Fisiologi. Jakarta :
Salemba Medika.
Hidayat, A, dan Sujiyatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Joseph, H.K dan Nugroho, M. 2010. Ginekologi dan Obstetri : Keputihan.
Yogyakarta: Nuha Medika
Khumaira, M. 2012. Ilmu Kebidanan : Wanita dan Kehamilan. Yogyakarta : Citra
Pustaka
Putra, R.S. 2012. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita : Imunisasi pada Neonatus.
Jogjakarta : D-Medika.
Rukiyah, A, L.M., dkk. 2010. Asuhan Kebidanan III. Jakarta : Trans Info
Medika.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan : Kebutuhan Ibu
Hamil. Jakarta : Salemba Medika.
128
Triyana, F. 2013. Panduan Klinis Kehamilan dan Persalinan : Penyebab
Keputihan. Jogjakarta : D-Medika.
Ubay. 2012. Faktor Faktor yang Melatar Belakangi Kejadian Flour Albus pada
Wanita Usia Subur. http://repository.poltekkesmajapahit.ac.id/index.php/PUB-
KEB/article/view/225/194 diakses pada tanggal 4 maret 2017.
Wulandari, R.S, dan Handayani S. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu pada Masa
Nifas. Jogjakarta : Nuha Medika.
Simkin, P. 2005. Buku saku persalinan : Mengurangi distress maternal. Jakarta :
EGC
Prawirohardjo, S. 2013. Ilmu Kebidanan : Fase laten memanjang. Jakarta : PT
Bina pustaka.
Prawirohardjo. 2009 . Asuhan kebidanan persalinan dengan lewat waktu.
http://journal.unisla.ac.id/pdf/19322011/2.%20kebidanan%20dengan%20
partus%20lama.pdf. diakses pada tanggal 6 agustus 2017.
Cunningham. 2013. Definisi indukusi persalinan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/42255/Chapter%20II
.pdf;jsessionid=D21CAA282FF436BD328113B14D88CD77?sequence=4. Diakses
pada tanggal 9 Agustus 2017.
129
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian BPM
130
Lampiran 2 Surat ijin penelitian ke dinkes
131
Lampiran 3 Surat Balasan Dinkes
132
Lampiran 4 Surat persetujuan Bidan
133
Lampiran 5 Surat persetujuan pasien
134
Lampiran 6 KSPR
135
Lampiran 7 Buku KIA
136
\
137
138
139
\
140
Lampiran 8 Hasil Laboratorium
141
Lampiran 9 hasil USG
142
Lampiran 10 Lembar observasi
143
144
145
Lampiran 11 Lembar patograf
146
147
Lampiran 12 Surat Rujukan
148
Lampiran 13 Data Rekam Medis
149
150
151
152
Lampiran 14 laporan rekam medis
153
154
155
156
Lampiran 15 kartu KB
157
Lampiran 16 Lembar bimbingan LTA
158
159
160
Lampiran 17 Dokumentasi
161
Lampiran 12 Dokumentasi ANC
LAMPIRAN DOKUMENTASI ANC
KUNJUNGAN ANC KE 1
KUNJUNGAN ANC KE 2