ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN … · Kesimpulan :Dari hasil asuhan kebidanan pada Ny....
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN … · Kesimpulan :Dari hasil asuhan kebidanan pada Ny....
ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN PADA NY.
P UMUR 41 TAHUN P2A0DENGAN MENOMETRORARGHIA
DI RSUD KARANGANYAR
TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Siska Juniyanti
NIM B13133
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik 3
Bulan Pada Ny. P Umur 41 Tahun P2A0 Dengan Menometrorarghia di RSUD
Karanganyar Tahun 2016 ”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksut untuk
memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program Studi D
III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep Selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Direktur RSUD Karanganyar yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis
dalam pengambilan data.
5. Seluruh Dosen dan Staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
6. Ny. P selaku pasien di RSUD Karanganyar yang telah bersedia menjadi subyek
studi kasus, terima kasih atas kerjasamanya selama perawatan
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 2016
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, 30 Juni 2016
Siska Juniyanti
B13133
ASUHAN KEBIDADAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN PADA Ny. P
UMUR 41 TAHUN P2A0 DENGAN MENOMETRORARGHIA
DI RSUD KARANGANYAR TAHUN 2016
xii + 79 halaman + 10 lampiran
INTISARI
Latar belakang : Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum
ibu adalah KB suntik, namun demikian KB suntik juga mempunyai banyak efek
samping, seperti amenorea, spoting dan menoragia. Hasil studi pendahuluan yang
dilakukan penulis di RSUD Karanganyar pada tanggal 1September 2014 s – d 31
September 2015 didapatkan data keseluruhan akseptor KB sebanyak 859 orang
yang terdiri dari akseptor IUD sebanyak 759 orang (88,35%), akseptor aktif KB
suntik di RSUD Karanganyar 25 orang (2,91%), pil 3 orang (0,34%), kondom 10
orang (1,16%), MOW 62 orang (7,21%). Kejadian rawat inap menometrorarghia
yang terjadi sebanyak 316 orang yang mengikuti akseptor KB aktif di RSUD
Karanganyar dan RB (36,78%) yang disebabkan pemakaian KB suntik. Studi
pendahuluan tersebutmenjadikan penulis tertarik untuk mengambil judul Asuhan
Kebidanan KB Suntik 3 Bulan Pada Ny. P Umur 41 Tahun P2A0 dengan
menometrorarghia di RSUD karanganyar Tahun 2016
Tujuan :Mampu meningkatkan kemampuan, pengetahuan, ketrampilan dan
pengalaman nyata penulis untuk memberikan asuhan kebidanan dengan
menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah menurut Varney,
mengidentivikasi kesenjangan antara teori dan praktek.
Metodologi : Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan metode deskriptif.
Lokasi studi kasus di RSUD Karanganyar. Subyek studi kasus Ny. P. Studi kasus
dilakukan pada tanggal 21-23 Maret 2016. Teknik pengumpulan data
menggunakan data primer dan data sekunder.
Hasil Penelitian :Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 3 hari didapatkan
hasil keadaan umum baik, kesadaran Composmentis, TTV: TD: 120/ 70 mmHg,
S: 36℃, N: 80 x/menit, R: 24 x/menit, mata: conjungtiva merah muda, sklera
putih dan tidak cekung, PPV: flek- flek kecoklatan, HB: 11 %
Kesimpulan :Dari hasil asuhan kebidanan pada Ny. P P2A1 dengan
Menometrorarghia penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada di lahan praktek yaitu pada rencana tindakan dan pelaksanaan
tindakan di dalam teori, terapi yang di berikan ditambah dengan estrogen dosis
tinggi dan pil kombinasi estrogen n progesteron sedangkan di lahan tidak
diberikan.
Kata Kunci :Akseptor KB suntik 3 bulan, Menometrorarghia
Kepustakaan :18 Literatur (2006 - 2015)
vii
MOTTO
� Tentukanlah, mulailah, bersabarlah, tekunlah, bersyukur, dan ikhlas.
Menentukan apa yang akan engkau lakukan, memulai apa yang sudah engkau
tentukan, bersabarlah dan tekun dalam melewati tahap demi tahap yang
engkau lewati di sertai rasa bersyukur dan keiklhasan dalam melewatinya,
insyaallah keberhasilan menghampirimu dan engkau menjadi pemilik masa
depan.
� Cintai, sayangi, patuhi kedua orang tua, insyaallah meringankan setiap
langkah yang kita lalui serta doanya membawa kita kegerbang kesuksesan,
karena cinta, do’a, dan kasih sayangnya merupakan pintu kesuksesan dan
kebahagiaan kita
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya tulis ilmiah ini
saya persembahkan :
1. Kepada Allah SWT, yang selalu
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-
Nya, sehingga karya tulis ini telah
terselesaikan
2. Kedua orang tuaku, bapak-ibu tercinta yang
telah memberikan dukungan, kasih sayang,
doa, semangat, motivasi, dan pengorbanan
yang tulus kepada saya, sehingga saya dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, dan
mewujudkan impian dan cita-cita saya. I
LOVE YOU, I MISS YOU MOM N DAD
3. Adik-adikku tercinta, tersayang yang selalu
memberikan keceriaan
viii
4. Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes yang
telah memberikan bimbingan dan dukungan
dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini
5. My Dear, pacarku tercinta, penyemangatku
Budi Wicaksono, S.H., M.I.H terima kasih
untuk semua dukungan, motivasi, semangat,
kasih sayang, serta waktu yang sudah
diberikan untuk menemaniku
6. Teman-temanku semua senasib seperjuangan
angkatan 2013, I LOVE YOU
7. Almamater tercinta
ix
CURICULUM VITAE
Nama : Siska Juniyanti
Tempat/ Tanggal Lahir : Sragen, 03 Juni 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Ceplisan RT 14/ RW 04, Gedongan Plupuh, Sragen
Institusi : Diploma III Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta
Riwayat Pendidikan
1. SDN Jabung 1 Lulus 2007
2. SMPN 2 Plupuh Lulus 2010
3. MAN 2 Sragen Lulus 2013
4. DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2013
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................... iii
KATA PENGANTAR ................................................................... iv
INTISARI ....................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................... vii
CURICULUM VITAE .................................................................. ix
DAFTAR ISI .................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................... 2
C. Tujuan Studi Kasus ............................................................ 2
D. Manfaat Studi Kasus .......................................................... 4
E. Keaslian Studi Kasus ......................................................... 5
F. Sistematika Penelitian ........................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ........................................................................ 9
B. Teori Manajemen Kebidanan ............................................. 21
C. Landasan Hukum ............................................................... 38
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ............................................................... 39
B. Lokasi Studi Kasus ............................................................. 39
C. Subyek Studi Kasus ........................................................... 39
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 40
E. Alat-alat yang Dibutuhkan ................................................. 40
xi
F. Jadwal penelitian ................................................................ 40
G. Alat-alat yang Dibutuhkan ................................................ 44
H. Jadwal Studi Kasus ............................................................ 46
BABIV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN PUSTAKA .................................................... 47
B. PEMBAHASAN ................................................................ 67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 74
B. Saran .................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Lembar Permohonan Pasien
Lampiran 7. Lembar Persetujuan Pasien (Informend Consent)
Lampiran 8. Lembar Observasi
Lampiran 9. SAP dan Leaflead
Lampiran 10. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Paradigma baru program Keluarga Berencana Nasional telah mengalami
perubahan visi dari mewujudkan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS) menjadi misi untuk mewujudkan “Keluarga Berkualitas tahun 2015”.
Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan ke depan, bertanggung jawab,
harmonis, dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Prawiroharjo, 2006).
Dalam paradigma baru program Keluarga Berencana (KB) ini, misinya
sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi, sebagai
upaya integral dalam meningkatkan kualitas keluarga. Keluarga adalah salah satu
diantara kelima matra kependudukan yang sangat mempengaruhi perwujudan
penduduk yang berkualitas. Visi tersebut dijabarkan ke dalam beberapa misi yang
antara lain adalah meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi,
meningkatkan upaya pemberdayaan wanita untuk mewujudkan kesehatan dan
keadilan gender melalui program KB, dan mempersiapkan sumberdaya manusia
berkualitas sejak pembuahan dalam kandungan sampai dengan lanjut usia
(Prawiroharjo, 2006).
Kontrasepsi merupakan salah satu metode untuk mencapai tujuan program
dari KB. Kontrasepsi adalah suatu alat, obat atau cara yangdigunakan untuk
mencegah/ menghindari terjadinya kehamilan atau pertemuan antara sel telur
2
dengan sel jantan (sperma) didalam kandungan/ rahim proses pencegahan ini tentu
saja melibatkan beberapa jenis kontrasepsi. Beberapa pilihan alat kontrasepsi telah
tersedia dan mudah didapatkan, namun, ada beberapa hal yang patut
dipertimbangkan sebelum menjatuhkan pilihan, metode apa yang paling tepat dan
sesuai dengan diri (Irianto, 2015).
Di Indonesia pada tahun 2012 tercatat jumlah peserta KB aktif dari
6.152.231 juta jiwa dimana pengguna KB IUD (7,46 %), peserta MOW (1,24 %),
peserta MOP (0.28%), peserta kondom (7,51%), peserta implant (8.58 %), peserta
suntik (47,94%), dan peserta Pil (26.81%) (BKKBN, 2012).
Salah satu jenis kontrasepsi efektif yang menjadi pilihan kaum ibu adalah
KB suntik, ini disebabkan karena aman, efektif, sederhana dan murah. Cara ini
mulai disukai masyarakat dan masyarakat memakai kontrasepsi suntikan untuk
mencegah kehamilan (Prawirohardjo, 2006). Namun demikian KB suntik juga
mempunyai banyak efek samping, seperti amenore, spotting dan menoragia,
seperti halnya dengan kontrasepsi hormonal lainya dan dijumpai pula keluhan
mual, sakit kepala (pusing), perubahan berat badan (Prawirohardjo, 2006).
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan penulis di RSUD Karanganyar
pada tanggal 1 September 2014 s− d 31 September 2015 didapatkan data
keseluruhan akseptor KB sebanyak 859 orang yang terdiri dari akseptor IUD
sebanyak 759 orang (88,35%), akseptor aktif KB suntik di RSUD Karanganyar 25
orang (2,91%), pil 3 orang (0,34%), kondom 10 orang (1,16%), MOW 62 orang
(7,21%). Kejadian rawat inap menometrorarghia yang terjadi sebanyak 316
orang yang mengikuti akseptor KB aktif di RSUD Karanganyar dan RB (36,78%)
3
yang disebabkan pemakaian KB suntik. Studi pendahuluan tersebut menjadikan
penulis tertarik untuk mengambil judul Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik 3
Bulan Pada Ny. P Umur 41 P2A0. Dengan menometrorarghia di RSUD
Karanganyar Tahun 2016.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam Karya
Tulis Ilmiah adalah “Bagaimana asuhan kebidanan akseptor KB suntik 3 bulan
pada Ny. P Umur 41 Tahun P2A0 dengan menometrorarghia di RSUD
Karanganyar Tahun 2016 ?”
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan umum
Penulis memperoleh pengalaman nyata dengan melaksanakan asuhan
kebidanan pada akseptor KB Suntik 3 bulan pada Ny. P Umur 41 Tahun P2A0
dengan menometrorarghia secara langsung melalui pendekatan manajemen
kebidanan menurut Varney.
2. Tujuan khusus
a. Pelaksanaan studi kasus ini diharapkan penulis mampu :
1) Melaksanakan pengkajian secara lengkap meliputi data subyektif dan
obyektif pada akseptor KB suntik 3 bulan Ny. P Umur 41 Tahun P2A0
dengan menometrorarghia.
2) Melakukan interpretasi data dengan merumuskan diagnosa kebidanan,
masalah yang mungkin timbul serta kebutuhan pada akseptor KB suntik
3 bulan Ny. P Umur 41 Tahun P2A0 dengan menometrorarghia.
4
3) Merumuskan kemungkinan timbulnya diagnosa potensial pada akseptor
KB suntik 3 bulan Ny. P Umur 41 Tahun P2A0 dengan
menometrorarghia.
4) Mengidentifikasi masalah yang memerlukan penanganan segera dan
melakukan tindakan antisipasi pada akseptor KB suntik 3 bulan Ny. P
Umur 41 Tahun P2A0menometrorarghia.
5) Merencanakan asuhan kebidanan secara komprehensif dan
berkesinambungan pada akseptor KB suntik 3 bulan Ny. P Umur 41
Tahun P2A0 dengan menometrorarghia.
6) Melaksanakan rencana asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3
bulan Ny. P Umur 41 Tahun P2A0 dengan menometrorarghia secara
efektif dan efesien.
7) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada
akseptor KB suntik 3 bulan Ny. P Umur 41 Tahun P2A0 dengan
menometrorarghia.
b. Mampu menganalisa adanya kesenjangan antara teori dan kasus nyata yang
ditemui di klinik terkait adanya faktor pendukung serta adanya faktor
penghambat asuhan kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan Ny. P
Umur 41 Tahun P2A0 dengan menometrorarghia.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi ilmu pengetahuan
Menambah referensi dan wawasan dalam pelaksanaan asuhan kebidanan pada
akseptor KB suntik 3 bulan dengan menometrorarghia.
5
2. Bagi penulis
Mendapat penegetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan
kebidanan secara langsung kepada akseptor KB suntik 3 bulan dengan
menometrorarghia melaui pendekatan manajemen kebidanan Varney.
3. Bagi institusi
a. Rumah sakit
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pemberian pelayanan
kebidanan khususnya pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan
menometrorarghia.
b. Pendidikan
Sebagai bahan referensi dalam pemberian materi perkuliahan asuhan
kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan menometrorarghia.
E. Keaslian Studi Kasus
1. Studi kasus ini juga pernah dilakukan oleh Dianingrum Islamiah mahasiswa
Stikes Kusuma Husada Surakarta (2014) dengan judul “Asuhan Kebidanan
Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan Ny.T P2A0 Umur 28 Tahun Dengan
Menometrorarghia di RSUD DR. Moewardi surakarta Tahun 2014. Jenis studi
kasus menggunakan metode deskritif, instrumen studi kasus menggunakan
format asuhan kebidanan Keluarga Berencana dan data perkembangan dengan
SOAP. Hasil penelitian diketahui bahwa setelah dilakukan perawatan selama 3
hari didapatkan hasil keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TTV :
120/80 mmHg, S : 36,6℃ , N : 84 x/menit, R : 24 x/menit, pengeluran
pervaginam : tampak flek-flek kecoklatan, ibu bersedia mengikuti semua
6
nasehat yang diberikan, selalu menjaga kebersihan personal hygien dan ibu
bersedia tetap menggunakan KB suntik 3 bulan sesuai anjuran dari bidan dan
dokter”.
2. Studi kasus ini pernah dilakukan oleh Febrima Darma Estika Fakultas
Kedokteran UNS (2013) dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB
Suntik 3 Bulan Ny.M P2A0 Umur 44 Tahun Dengan Menometrorarghia di
Puskesmas Mojolaban Sukoharjo Tahun 2013. Jenis studi kasus menggunakan
metode deskritif, instrumen studi kasus menggunakan format asuhan kebidanan
Keluarga Berencana dan data perkembangan dengan SOAP. Hasil penelitian
diketahui bahwa setelah dilakukan perawatan selama 5 hari didapatkan hasil
keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis, TTV : 120/80 mmHg, S :
36,7℃, N : 80 x/menit, R : 22 x/menit, pengeluran pervaginam : tidak ada
pengeluara, ibu bersedia mengikuti semua nasehat yang diberikan, selalu
menjaga kebersihan personal hygien dan ibu bersedia tetap menggunakan KB
suntik 3 bulan sesuai anjuran dari bidan”.
Persamaan studi kasus ini adalah tentang jenis bahasan yaitu asuhan
kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan menometrorarghia.
Perbedaan studi kasus ini dan sebelumnya adalah tempat, waktu, responden
studi kasus, serta jenis tindakan atau terapi.
7
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian serta
sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi tentang konsep dasar kontrasepsi suntik 3 bulan
yang terdiri dari pengertian, jenis kontrasepsi, mekanisme
kerja, keuntungan kontrasepsi dan non kontrasepsi,
kerugian, efek samping dan penangannya. Teori tentang
menometrorarghia yang terdiri dari pengertian, etiologi,
patofiologi dan penanganan. Teori manajemen kebidanan
terdiri dari pengertian, pengkajian, interpretasi data,
diagnosa potensial, antisipasi, perencanaan, implementasi
dan evaluasi serta landasan hukum.
BAB III METODOLOGI
Berisi tentang jenis studi kasus, lokasi, subyek studi kasus,
waktu studi kasus, instrumen studi kasus, teknik
pengumpulan data, serta alat-alat dan bahan serta jadwal
penelitian.
8
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Tinjauan studi kasus ini berisi tentang pengkajian,
interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi. Sedangkan dalam
pembahasan penulisan menjelaskan tentang masalah-
masalah atau kesenjangan antara teori dan praktik yang
penulis temuka di lapangan.
BAB V PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran, kesimpulan
merupakan jawaban dari tujuan inti dari pembahasan kasus
akseptor KB suntik 3 bulan dengan menometrorarghia,
sedangkan saran merupakan alternatif pemecahan dan
tanggapan dari kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kontrasepsi
a. Pengertian
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah pertemuan antara sel
telur dan sel sperma sehingga tidak terjadi pembuahan dan kehamilan
(Purwoastuti & Walyani, 2014).
b. Jenis kontrasepsi
1) Metode kontrasepsi sederhana
a) Senggama terputus
Metode senggama terputus (coitus interuptus) adalah
mengeluarkan kemaluan pria (penis) menjelang terjadinta
ejakulasi (Prawiroharjo, 2011).
b) Pantangan berkala
Pantangan berkala adalah suhu kontra sepsi yang menghindari
terjadinya pembuahan pada masa subur perempuan. Adalah saat sel
telur dapat dibuahi sel sperma Pantangan berkala ada tiga cara yaitu :
(1) Cara kalender
(2) Cara pengukuran suhu basal
(3) Pengukuran lendir serviks
10
c) Kondom
Kondom adalah suatu karet yang tipis, berwarna atau tidak berwarna
dipakai untuk menutupi penis yang tegang sebelum dimasukkan
kedalam vagina, sehingga sperma tertampung dalam kondom dan
tidak masuk di vagina. Pemakaian kondom efektif jika dipakai
dengan benar sebelum melakukan hubungan seksual angka
kegagalan 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun
(Prawirodiharjo, 2006).
d) Pemakaian spermisida
Spermisida adalah zat kimia yang dapat melumpuhkan bahkan
mematikan spermatozoa yang digunakan menjelang hubungan seks
(Purwoastuti & Walyani, 2014).
2) Metode kontrasepsi efektif
a) Kontrasepsi hormonal
Menurut Prawirohardjo (2011), kontrasepsi hormonal dapat dibagi
menjadi :
(1) Kontrasepsi Pil
(2) Kontrasepsi Suntikan
(3) Kontrasepsi Implant
b) Kontrasepsi non hormonal
Kontrasepsi Dalam Rahim (IUD)
11
2. Kontrasepsi Suntik 3 Bulan
a. Pengertian
Suntikan kombinasi merupakan kontrasepsi suntik yang berisi
hormon sintetis estrogen dan progesteron. Jenis suntikan kombinasi
adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol
Sipionat (Prawirohardjo, 2006).
Depo Medroksiprogesteron Asetat memiliki efektifitas yang
tinggi dengan 0,1-0,4 kehamilan per 100 perempuan dalam satu tahun
pemakaian. Kegagalan yang terjadi pada umumnya dikarenakan oleh
ketidakpatuhan akseptor untuk datang pada jadwal yang telah ditetapkan
atau teknik penyuntikan yang salah, injeksi harus benar-benar
intragluteal (Prawirohardjo, 2006).
Menurut Prawirohardjo (2006), cara penggunaan kontrasepsi
Depo Medroksiprogesteron Asetat antara lain :
1) Kontrasepsi suntikan Depo Medroksiprogesteron Asetat diberikan
setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuscular (IM) dalam daerah
pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal penyerapan
kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan
efektif. Suntikan diberikan tiap 90 hari.
2) Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang
dibasahi etill isopropylalcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum
disuntik, setelah kering baru di suntik.
12
3) Kocok dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung
udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terjadi
endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dan
dengan menghangatkannya.
b. Jenis Kontrasepsi Suntik 3 Bulan
Kontrasepsi sunti adalah kontrasepsi hormonal jenis suntikan
yang dibedakan menjadi dua macam yaitu DMPA (Depo
Medroksiprogesteron Asetat) dan kombinasi. Kontrasepsi suntik Depo
Medroksiprogesteron Asetat berisi hormon progesteron saja dan tidak
mengandung hormone estrogen. Dosis yang diberikan 150 mg/ml Depo
Medroksiprogesteron Asetat yang disuntikkan secara intramuscular (IM)
setiap 3 bulan (Prawirohardjo, 2006).
c. Mekanisme Kerja
Menurut Prawirohardjo (2011), mekanisme kerja kontrasepsi suntik 3
bulan antara lain :
1) Menekan ovulasi
2) Menghambat trasportasi gamet oleh tuba
3) Mempertebal mukus serviks (mencegah penetrasi gamet)
4) Mengganggu pertumbuhan endometrium, sehingga menyebabkan
proses implantasi
13
d. Keuntungan Kontrasepsi dan Keuntungan Non Kontrasepsi
1) Keuntungan kontrasepsi
Menurut Prawirohardjo (2006), keuntungan kontrasepsi suntik
Depo Medroksiprogesteron Asetat antara lain adalah sebagai berikut:
a) Risiko terhadap kesehatan kecil.
b) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
c) Tidak diperlukan pemeriksaan dalam.
d) Jangka panjang.
e) Efek samping sangat kecil.
f) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
2) Keuntungan non kontrasepsi
Menurut Prawirohardjo (2006), keuntungan kontrasepsi suntik
depo Medroksiprogesteron Asetat antara lain adalah sebagai berikut :
a) Mengurangi jumlah perdarahan.
b) Mengurangi nyeri saat haid.
c) Mencegah anemia.
d) Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker
endometrium.
e) Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium.
f) Mencegah kehamilan ektopik.
g) Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang
panggul.
14
h) Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan usia
perimenopause.
e. Kerugian
Menurut Prawirohardjo (2006), kerugian KB suntik 3 bulan
antara lain adalah sebagai berikut :
1) Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan
bercak/spotting, atau perdarahan sela sampai 10 hari.
2) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini
akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
3) Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus
kembali setiap 30 hari untuk mendapat suntikan.
4) Efektifitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat
epilepsi (Fenitoin dan Barbiturat) atau obat tuberkulosis
(Rifampisin).
5) Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung,
stroke, bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan
timbulnya tumor hati.
6) Penambahan berat badan.
7) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular
seksual, hepatitis B virus atau infeksi virus HIV.
8) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian.
15
f. Efek samping dan penanganannya
Menurut Prawirohardjo (2006), efek samping penggunaan
kontrasepsi suntik 3 bulan antara lain adalah :
1) Amenorrea
Penanganan bila terjadi amenorrea yaitu singkirkan kehamilan, dan
tidak perlu diberi pengobatan khusus. Jelaskan darah haid tidak
berkumpul dalam rahim. Anjurkan klien untuk kembali ke klinik bila
tidak datangnya haid masih menjadi masalah . Bila klien hamil, rujuk
klien. Hentikan penyuntikan dan jelaskan bahwa hormon progestin
dan estrogen sedikit sekali pengaruhnya pada janin.
2) Menorrhagia adalah datangnya darah haid yang berlebihan
jumlahnya. Penangannya adalah jika pengeluaran darah pada
perdarahan sangat banyak, anjurkan klien harus istirahat baring dan
diberi trasfusi darah. Berikan estrogen dosis tinggi dipropiontas
estradicol 2,5 mg (IM). Jika pemberian estrogen saja atau
progesteron saja kurang bermanfaat, maka diberikan kombinasi
estrogen dan progesteron yaitu pil kontaserpsi (Purwoastuti &
Walyani, 2014).
3) Mual/pusing/muntah
Penangananya adalah pastikan tidak ada kehamilan. Bila hamil,
rujuk. Bila tidak hamil, informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa
dan akan menghilang dalam waktu dekat.
16
4) Perdarahan (spotting)
Penanganannya adalah bila hamil, rujuk. Bila tidak hamil cari
penyebab perdarahan yang lain. Jelaskan bahwa perdarahan yang
terjadi merupakan hal biasa. Bila perdarahan berlanjut dan
mengkhawatirkan klien, metode kontrasepsi lain perlu dicari.
Selain itu ada beberapa keadaan yang memerlukan perhatian
khusus, antara lain yaitu :
1) Tekanan darah tinggi
Anjuran : < 180/110 mmHg dapat diberikan, tetapi perlu
pengawasan.
2) Kencing manis
Anjuran : dapat diberikan pada kasus tanpa komplikasi dan kencing
manisnya terjadi < 20 tahun, perlu diawasi.
3) Migrain
Anjuran : bila tidak ada gejala neurologik yang berhubungan
dengan sakit kepala, boleh diberikan.
4) Menggunakan obat tuberkulosis/obat epilepsi
Anjuran : berikan pil kontrasepsi kombinasi dengan 50
etinilestradiol atau cara metode kontrasepsi lain.
5) Mempunyai penyakit anemia bulan sabit (sickle cell)
Anjuran : sebaiknya jangan menggunakan suntikan kombinasi.
(Prawirohardjo, 2006).
17
3. Menometrorarghia
a. Pengertian
Menometrorarghia adalah perdarahan yang terjadi dalam masa
antara 2 haid. Perdarahan itu tampak terpisah dan dapat dibedakan dari
haid atau 2 jenis perdarahan ini menjadi 1 yang pertama dinamakan
metroragia yang kedua menometrorarghia
(Purwoastuti & Walyani, 2014).
Menometrorarghia adalah perdarahan siklik yang berlangsung
lebih dari 7 hari dengan jumlah darah kadang-kadang cukup banyak.
(Irianto, 2015).
b. Etiologi
Menurut Purwoastuti & Walyani (2014), etiologi dari menometrorarghia
antara lain adalah :
1) Sebab-sebab Organik
Perdarahan dari uterus, tuba dan ovarium disebabkan oleh kelainan
pada :
a) Vagina : Varises pecah, metastasekorio karsindma, keganasan
vagina
b) Serviks : Karsioma portio, perlukaan serviks, polip serviks
c) Rahim : Polip endometrium, karsinoma korpus uteri, submukosa
mioma uteri
d) Tuba falopi : Karsioma tuba, hamil ektopik tuba
18
e) Ovarium : Radang ovarium, tumor ovarium
2) Sebab-sebab disfungsional
Perdarahan uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab
organik. Perdarahan disfungsional terbagi menjadi 3 bentuk :
a) Perdarahan disfungsional dengan ovulasi (ovulatoir disfunction
bleeding)
(1) Korpus luteum persistens yang menyebabkan pelepasan
endometrium tidak teratur
(2) Insufisiensi korpus luteum karena gangguan LH (Luteinizing
Hormon) kurangnya produksi progesteron
(3) Pecahnya pembuluh darah dalam uterus
(4) Gangguan dalam mekanisme pembekuan darah
b) Perdarahan disfungsional tanpa ovulasi (anovulator disfungsional
bleeding)
Disebabkan karena penurunan kadar estrogen yang
menyebabkan terhambatnya pembentukan endometrium dan
menimbulkan perdarahan yang tidak teratur sama sekali.
c) Stres psikologis serta komplikasi dari pemakaian alat kontrasepsi
c. Patofisiologi
Menurut Irianto (2015), patofiologis menometrorarghia dapat
terjadi pada siklus ovulatori, anovulatoir.
19
1) Menometrorarghia pada pertengahan siklus
Disebabkan oleh rendahnya kadar estrogen sedangkan progesteron
terus membentuk. Macam-macamnya :
a) Perdarahan akibat gangguan pelepasan endometrium (ireguler
sheeding). Biasanya banyak dan panjang, penyebabnya adalah
korpus luteum persisten, progesteron terus membentuk sedangkan
estrogen rendah.
b) Perdarahan bercak (spotting)
Insufesiensi korpus luteum, menyebabkan premenstrual spotting,
menoragia atau polimenore
c) Penyebab lain adalah apopleksia uteri wanita hipertensi dan
kelainan darah seperti anemia, gangguan pembekuan darah, paru-
paru dan lain-lain.
2) Menometrorarghia pada siklus anovulatoir
Dasar kelainannya adalah tidak terjadinya ovulasi korpus luteum
tidak ada, progesteron menurun dan estrogen menurun, sering terjadi
pada usia pubertas dan menopause. Pada proses maturasi hipotalamus
mungkin terlambat, lambat laun maturasi akan tercapai dan siklus
haid akan menjadi ovulatoar. Stres dalam kehidupan sehari-hari dapat
menyebabkan perdarahan anovalatoar, tapi biasanya tidak terganggu.
20
d. Diagnosa
Menurut Irianto (2015), diagnosis menometrorarghia adalah sebagai
berikut :
1) Anamnesis, perlu diketahui : usia menarche, siklus haid, jumlah
perdarahan, lama menstruasi, sifat perdarahan.
2) Pemeriksaan fisik
a) Umum : adanya tanda-tanda penyakit metabolik, endokrin,
gangguan hemolisis, penyakit menahun dan lain-lain
b) Genekologi : Pada wanita usia pubertas, tidak diperlukan hapusan
namun pada wanita usia premenopause perlu dilakukan untuk
mengetahui ada tidaknya keganasan
e. Penanganan
Menurut Irianto (2015), penanganan menometrorarghia yaitu :
1) Bila perdarahan disfungsional sangat banyak, penderita harus
istirahat baring dan dilakukan pemeriksaan darah, diberi trasfusi
darah.
2) Pemberian estrogen dosis tinggi (propiontas estradicol) 2,5 mg IM.
3) Pemberian progesteron untuk mengimbangi pengaruh estrogen
terhadap endometrium yaitu hidroksi progesteron 125 mg IM.
4) Jika pemberian estrogen saja atau progesteron saja kurang
bermanfaat, maka diberikan kombinasi estrogen dan progesteron
yaitu pil kombinasi.
21
5) Dilakukan kuretase endometrium terhadap produk-produk konsepsi
yang tertahan
6) Dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk cek HB
(Sulistyawati, 2009)
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian manajemen kebidanan
Menurut Sari (2012), manajemen kebidanan adalah pemecahan masalah
yang dipergunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, ketrampilan dalam
tahapan yang akurat untuk mengambil keputuhan yang berfokus pada klien.
2. Dalam penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada pola pikir varney
karena metode dan pendekatannya sistematis dan analitik sehingga
memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah klien. Proses menurut
Hellen Varney ada 7 langkah dimulai dari pengumpulan data dasar dan berakhir
dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :
Langkah 1 : Pengkajian Data
Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menetapkan
asuhan kebidanan pada pasien dan merupakan asuhan proses sistematis dalam
pengumpulan data-data (Walyani, 2015).
22
1) Data Subyektif
Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari
hasil wawancara langsung kepada pasien/klien (anamnesis) atau dari
keluarga dan tenaga kesehatan (Sari, 2015).
a) Identitas klien dan suami
Menurut Sulistyawati (2009), terdiri dari :
(1) Nama
Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap, untuk menghindari
adanya kekeliruan atau untuk membedakan dengan klien atau pasien
lainya.
(2) Umur
Untuk mengetahui apakah pasien termasuk resiko tinggi.
(3) Suku/bangsa
Untuk mengetahui faktor bawaan atau ras
(4) Agama
Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama dianutnya dan
mengenali hal-hal yang berkaitan dengan masalah asuhan yang
diberikan
(5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual karena tingkat pendidikan
mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang.
23
(6) Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan status ekonomi klien
dan apakah pekerjaan ibu/ suami dapat mempengaruhi kesehatan
klien atau tidak
(7) Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah
lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta memudahkan dalam
melakukan kunjungan rumah.
b) Keluhan Utama
Adalah mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan. Pada kasus
KB suntik 3 bulan dengan menometrorarghia klien datang untuk
memeriksakan masalah haidnya yang lebih banyak dari normal atau lebih
lama dari normal muka terlihat pucat karena perdarahan
(Sulistyawati, 2009).
c) Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui kapan mulai menstruasi, siklus menstruasi, lamanya
menstruasi, banyaknya darah menstruasi, teratus/tidak menstruasinya,
sifat darah menstruasi, keluhan yang dirasakan sakit waktu menstruasi
disebut disminorea.
24
d) Riwayat Perkawinan
Pada status perkawinan yang ditanyakan adalah kawin syah, berapa kali,
usia menikah berapa tahun, dengan suami usia berapa, lama perkawinan,
dan sudah mempunyai anak belum.
e) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Untuk mengetahui jumlah kehamilan dan kelahiran, riwayat persalinan
yang jarak antara dua kelahiran, tempat kelahiran, lamanya melahirkan,
dan cara melahirkan. Masalah/ gangguan kesehatan yang timbul sewaktu
hamil dan melahirkan. Riwayat kelahiran anak, mencakup berat badan
bayi sewaktu lahir, adakah kelainan bawaan bayi, jenis kelamin bayi,
keadaan bayi hidup/ mati saat dilahirkan.
f) Riwayat Kehamilan Sekarang
Untuk mengetahui hari pertama haid, masalah atau kelainan pada
kehamilan sekarang, pemakaian obat-obatan, keluhan selama hamil.
g) Riwayat Keluarga Berencana
Data ini mengkaji alat kontrasepsi yang digunakan serta untuk
mengetahui keluhan yang dialami ibu sebagai efek samping dari alat
kontrasepsi yang digunakan.
h) Riwayat Kesehatan
(1) Riwayat kesehatan sekarang
25
Data-data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya
penyakit yang diderita pada saat ini yang ada hubungannya dengan
penggunaan alat kontrasepsinya.
(2) Riwayat kesehatan yang lalu
Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya riwayat
atau penyakit akut, kronis seperti : jantung, DM. Hipertensi, asma
yang dapat mempengaruhi pada kesehatan.
(3) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui riwayat penggunaan alat kontrasepsi yang pernah
digunakan.
i) Menurut Sulistyawati, (2009), Kebiasaan Sehari-hari terdiri dari :
(1) Nutrisi
Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien dengan
mengamati adakah peningkatan berat badan atau tidak pada pasien.
(2) Eliminasi
Untuk mengetahui perubahan siklus BAB dan BAK, apakah lebih
dari 4 kali sehari, BAK sedikit atau jarang.
(3) Istirahat
Dikaji untuk mengetahui berapa jam ibu tidur malam dan tidur siang.
Pada kasus ini ibu mengatakan sulit tidur di waktu malam hari.
26
(4) Aktivitas
Dikaji untuk mengetahui pola aktivitas sehari-hari. Pada kasus ini
ibu mengatakan dalam melakukan aktivitas sehari-hari di bantu oleh
keluarga.
(5) Personal Hygiene
Kebiasaan mandi sehari berapa kali, gosok gigi berapa kali, ganti
pakaian berapa kali. Pada kasus menometrorarghia perlu mengganti
pembalut secara sering pada saat malam hari.
(6) Pola seksualitas
Untuk mengkaji frekuensi dan posisi dalam berhubungan dan apakah
ada keluhan atau tidak. Pada kasus menometrorarghia tidak
melakukan hubungan seksual dikarenakan perdarahan yang banyak.
2) Data Obyektif
Adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh perawat (Sari, 2012).
Adapun data obyektif meliputi :
a) Sulistyawati (2009), Pemeriksaan fisik meliputi :
(1) Keadaan umum : Untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan
baik, cukup atau kurang. Pada kasus ini keadaan
umum lemah.
(2) Kesadaran : Untuk mengetahui kesadaran ibu apakah
composmentis, samnolen atau sopor. Pada kasus
ini kesadaran composmentis.
27
(3) Tekanan darah : Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau
hipotensi dengan nilai satuannya. Normalnya
100/ 80 – 120/ 80 mmHg. Pada kasusu ini
tekanan darah meningkat (100/ 60 s/d 120/ 80
mmHg).
(4) Suhu : Untuk memastikan bahwa ibu dalam kondisi
yang sehat. Suhu badan atas/ batas normal: 35,5
– 37,5℃
(5) Respirasi : Untuk mengetahui frekuensi pernapasan pasien
yang dihitung dalam 1 menit. Batas normal 12
– 20 x/menit.
(6) Nadi : Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung
dalam menit. Batas normalnya 69 −100 x/menit.
Pada kasus ini nadi normal
(7) Tinggi badan : Untuk mengetahui penumbuhan rangka
(Astuti, 2012).
(8) Berat badan : Untuk mengetahui status gizi khususnya pada
orang dewasa (Astuti, 2012).
b) Pemeriksaan fisik
Yaitu pemeriksaan dengan melihat klien dari ujung rambut sampai ujung
kaki Sulistyawati (2009), meliputi :
28
(1) Kepala
(a) Rambut : Meliputi warna, mudah rontok atau tidak
dankebersihannya.
(b) Muka : Keadaan muka, pucat atau tidak adakah
kelainan, adakah odema, Pada kasus ini
muka terlihat pucat karena perdarahan.
(c) Mata : Ada odema atau tidak, conjungtiva anemis
atautidak, untuk mengetahui adakah
kuning pada seklera. Pada kasus ini
konjungtiva pucat karenaperdarahan
(d) Hidung : Bagaimana kebersihannya, ada serumen
atau tidak
(e) Mulut : Ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi, gusi
berdarah atau tidak.
(f) Leher : Adakah pembesaran kelenjar thyroid, ada
benjolan atau tidak, adakah pembesaran
kelenjar limfe (Sulistyawati, 2009).
(2) Dada dan axilla : Untuk mengetahui keadaan
payudara, simetris atau tidak, ada
benjolan atau tidak, ada nyeri
atau tidak (Sulistyawati, 2009).
29
(3) Abdomen : Apakah ada luka bekas operasi,
ada benjolan atau tidak, adanyeri
atau tidak (Astuti, 2012). Pada
kasus ini menometrorarghia
adanya nyeri tekan pada
sympisis.
(4) Genetalia : Untuk mengetahui keadaan vulva
adakah tanda-tanda infeksi,
varices, pembesaran
kelenjarbartolini dan perdarahan
(Sulistyawati, 2009). Pada kasus
menometrorarghia terdapat
pengeluaran darah dari vagina,
adanya infeksipada servik yang
menyebabkan menstruasi lebih
berat.
(5) Inspekulo/
(Dengan Spekulum) : Dilakukan untuk memastikan
bahwa darimana asal perdarahan
tersebut, apakah ada infeksi/
kelaianan pada servik/ porsio
(Varney, 2007). Pada kasus
30
menometrorarghia ada
pengeluaran darah dari vagina
lebih dari 80 cc dan adanya
infeksi pada servik.
(6) Pemeriksaan dalam : Untuk mengetahui apakah ada
nyeri
(VT) : Sentuh, adakah benjolan atau
tidak (Varney, 2007). Pada kasus
ini terlihat pengeluaran darah
(7) Ekstremitas atas dan bawah : Ekstremitas atas dan bawah ada
cacat atau tidak odema atau tidak
terdapat varices atau tidak
(Varney, 2007).
c) Pemeriksaan penunjang
Data penunjang diperlukan sebagai pendukung diagnosa, apakah
diperlukan. Misalnya pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan Hb
dan papsmer. Pada kasus menometrorarghia dilakukan pemeriksaan Hb
(Sulistyawati, 2009).
31
Langkah 2 : Interpretasi Data
Pada langkah kedua ini harus mampu mengidentifikasi data yang dapat
menganalisa serta merumuskan diagnosa dan masalah dihadapi pasien. Diagnosa ini
dirumuskan sesuai data yang didapat atau yang muncul, yang dihadapi pasien dan
merumuskan menjadi diagnosa kebidanan (Sari, 2012).
Menurut Sari (2012), diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan
dalam praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
a. Diagnosa Kebidanan
Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan
memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan. Diagnosa yang dapat
ditegakkan akseptor KB suntik 3 bulan pada “ Ny. P umur 41 Tahun P2A0
Akseptor Suntik 3 Bulan dengan menometrorarghia ”.
1) Data subyektif
Ibu mengeluh mengeluarkan darah haid yang lebih banyak dari normal atau
lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), ibu mengatakan menggunakan KB
suntik 3 bulan (Sari, 2012).
2) Data obyektif
Menurut Sulistyawati (2009), yaitu :
1) Keadaan umum : Lemah
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV : TD : X mmHg, S : X ℃, R : X x/menit, normal.
4) Muka : Terlihat pucat karena perdarahan
32
5) Mata : Konjungtiva pucat karena perdarahan
6) Genetalia : Terdapat pengeluaran darah banyak dan
bergumpal
7) Inspekulo : Ada pengeluaran darah dari vagina +80 cc.
8) Pemeriksaan dalam : Terlihat pengeluaran darah
9) Abdomen : Terdapat nyeri tekan pada sympisis.
10) Pemeriksaan HB : Pemeriksaan penunjang diperlukan sebagai
pendukung diagnosa, pemeriksaan laboratorium,
Hb (Sulistyawati, 2009).
3) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien yang
ditemukan dari hasil pengkajian yang disertai diagnosa (Sari, 2012).
Masalah yang sering muncul pada akseptor KB suntik yaitu efek samping
berupa perdarahan banyak yang berdampak pada psikologi berupa kecemasan
dan ketidak nyamanan dengan menometrorarghia tersebut
4) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan
analisa data (Sari, 2012).
Pada kasus menometrorarghia kebutuhan yang diberikan adalah kebutuhan
konseling informasi education (KIE) seperti : kebutuhan gizi, pola istirahat,
personal hygiene, konseling tentang metode kontrasepsi lain (Varney, 2007).
33
Langkah 3 : Diagnosa Potensial
Dalam langkah ini melakukan identifikasi masalah atau diagnosa
potensial berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa yang sekarang hanya
merupakan antisipasi, pencegahan bila memungkinkan, menunggu sambil
waspada, dan bersiap-siap bila benar terjadi dan penting melakukan asuhan
yang aman (Bustami, 2012).
Diagnosa potensial menometrorarghia terus berlanjut bisa
menyebabkan anemia, syok hipovolemik (Irianto, 2015).
Pada langkah ketiga ini bidan dituntut untuk mampu mengantisipasi
masalah potensial yang akan terjadi tetapi juga merumuskan tindakan antisipasi
agar masalah atau diagnosa tidak terjadi. Sehingga langkah ini benar,
merupakan langkah yang bersifat antisipasi yang rasional atau logis
(Bustami, 2012).
Langkah 4 : Antisipasi
Menunjukan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai
dengan prioritas masalah atau kebutuhan dihadapi kliennya. Setelah bidan
merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/ masalah
potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan
segera. Dalam merumuskan ini termasuk tindakan segera yang mampu
dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan
(Bustami, 2012).
34
Pada kasus menometrorarghia antisipasi yang diberikan yaitu
kolaborasi dengan dokter dan mengatasi anemia dengan pemberian terapi
infus RL, transfusi darah, Amoxsilin, Asam mefenamat, Asam tranek,
Tablet FE, Vit C, Nifedipin 3x1,tranfusi darah 2 kollf, curet dan
dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan HB 11− 16 gr%
(Irianto, 2015).
Langkah 5 : Rencana Tindakan
Pada langkah kelima ini dilakukan rencana tindakan yang menyeluruh
yang merupakan kelanjutan dari manajemen terhadap diagnosa yang telah
teridentifikasi. Tindakan yang dapat dilakukan berupa observasi, penyuluhan
atau pendidikan kesehatan dan pengobatan sesuai advis dokter
(Bustami, 2012).
Setiap rencana harus disetujui oleh kedua belah pihak yaitu bidan dan
klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien diharapkan juga akan
melaksanakan rencana tersebut (Bustami, 2012).
Menurut Irianto (2012), rencana tindakan yang akan dilakukan meliputi :
a. Melakukan pendekatan terapiutik dengan pasien untuk mencari penyebab
penyakit
b. Anjurkan pasien untuk istirahat baring dan dilakukan pemeriksaan darah,
beri trasfusi darah.
c. Melakukan pemeriksaan TTV
d. Menganjurkan pasien untuk menjaga personal hygine
35
e. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang
seimbang
f. Berikan estrogen dosis tinggi (propiontas estradicol) 2,5 mg IM.
g. Berikan progesteron (hidroksi progesteron) 125 mg IM.
h. Berikan kombinasi estrogen dan progesteron yaitu pil kombinasi.
i. Melakukan kolaborasi dengan dokter obsgyn
j. Dilakukan kuretase endometrium terhadap produk-produk konsepsi yang
tertahan
k. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk cek HB (Sulistyawati, 2009).
Langkah 6 : Implementasi
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh, perencanaan ini bisa
dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim
kesehatan lainnya. Walaupun bidan tidak melakukan sendiri ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya (misalnya memastikan
langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana (Bustami, 2012).
Pelaksanaan asuhan kebidanan dengan menometrorarghia sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat, menurut Irianto (2012), meliputi :
a) Melakukan pendekatan terapiutik dengan pasien untuk mencari penyebab
penyakit
b) Menganjurkan pasien untuk istirahat baring dan melakukan pemeriksaan
darah, memberikan trasfusi darah.
c) Melakukan pemeriksaan TTV
36
d) Menganjurkan pasien untuk mrnjaga personal hygine
e) Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang
seimbang
f) Memberikan estrogen dosis tinggi (propiontas estradicol) 2,5 mg IM.
g) Memberikan progesteron (hidroksi progesteron) 125 mg IM.
h) Memberikan kombinasi estrogen dan progesteron yaitu pil kombinasi.
i) Melakukan kolaborasi dengan dokter obsgyn
j) Melakukan kuretase endometrium terhadap produk-produk konsepsi yang
tertahan
k) Melakukan pemeriksaan laboratorium untuk cek HB (Sulistyawati, 2009).
Langkah 7 : Evaluasi
Langkah ini adalah mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang sudah
diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang efektif dalam pelaksanaannya (Bustami, 2012).
Evaluasi yang ingin dicapai pada akseptor KB suntik dengan
menometrorarghia ini adalah Bustami (2012) :
a. Perdarahan berkurang dan gumpalan berkurang
b. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
c. Ibu bersedia melakukan personal hygiene
d. Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi
e. Ibu bersedia untuk cukup istirahat
37
f. Ibu bersedia minum obat (pil kombinasi estrogen dan progesteron) yang
telah diberikan
g. Sudah dilakukan kolaborasi dengan dokter obgyn
h. Sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui HB dan
hasilnya HB normal
Data Perkembangan
Didalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah
manajemen Varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan
kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Menurut Walyani (2015) sistem
pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP yaitu :
1. S (Subyektif) : Menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa
sebagai langkah satu Varney.
2. O (Obyektif) : Menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan
tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung asuhan langkah satu
Varney.
3. A (Assesment) : Menggambarkan pendokumentasian hasil analis
dan intepretasi data subyektif dan obyektif
suatu identifikasi :
a. Diagnosa atau masalah
38
b. Antisipasi diagnosa atau masalah
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau
dokter, konsultasi atau kolaborasi, rujukan
sebagai langkah II, III, IV Varney.
4. P (Planning) : Menggambarkan pendokumentasian dari
tindakan dan evaluasi, perencanaan
berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI,
VII Varney.
C. Landasan Hukum
Bidan dalam melakukan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada
kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Dalam memberikan asuhan
kebidanan pada menometrorarghia berdasarkan pada pasal 12 ayat 1 dan 2
Permenkes No. 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang Izin dan penyelenggaraan
Praktik Bidan.
Ayat 1 dan 2 yang berbunyi :
1. Memberikan penyuluhan dan koseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana.
2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
39
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus
Studi kasus menggunakan metode deskriptif yaitu metode yang
dilakukan dengan tujuan utama untuk memaparkan atau membuat
gambaran tentang studi keadaan secara obyektif (Hidayat, 2007).
Studi kasus adalah studi yang dilakukan dengan cara melihat suatu
permasalahan melalui suatu proses yang terdiri dari unit tunggal, yaitu satu
orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu masalah
(Notoatmodjo, 2012)
Pada studi kasus ini memberikan gambaran asuhan kebidanan
akseptor KB suntik 3 bulan pada Ny. P umur 41 tahun P2A0 dengan
menometrorarghia di RSUD Karanganyar.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan
(Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakan di RSUD Karanganyar.
C. Subyek Studi Kasus
Dalam penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang
dijadikan sebagai responden untuk mengambil kasus (Arikunto, 2013).
Subyek laporan kasus ini akseptor KB suntik Ny. P umur 41 tahun P2 A0
dengan menometrorarghia.
40
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus merupakan kapan pelaksanaan pengambilan
studi kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Studi pendahuluan
dilaksanakan tanggal 1 September 2014 s-d 31 September 2015 dan studi
kasus dilaksanakan pada tanggal 21−23 Maret 2016.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data (Notoatmodjo, 2012). Pada kasus ini istrumen
yang digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan
dengan 7 langkah Varney pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan
menometrorarghia dan catatan perkembangan yang didokumentasikan
menggunakan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara
mengambil data primer dan data sekunder :
1. Data primer
Adalah data yang diambil secara langsung dari objek-objek
penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi (Hidayat, 2014).
Data primer diperoleh dengan cara :
a. Pemeriksaan fisik
Menurut Priharjo (2007), Pemeriksaan fisik dapat dilakukan
melalui empat teknik, yaitu :
41
1) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan
secara sistematik. Inspeksi dilakukan dengan menggunakan
indera penglihatan, pendengaran dan penciuman.
Inspeksi dilakukan secara berurutan dimulai dari kepala
sampai kaki. Pada kasus menometrorarghia dilakukan inspeksi
dari kepala sampai kaki hasilnya : inspeksi bagian kepala wajah
tidak odema tetapi ibu tampak cemas, conjungtiva agak pucat,
inspeksi pada vagina keluar darah haid.
2) Palpasi
Adalah teknik pemeriksaan menggunakan indrea peraba.
Tngan dan jari-jari adalah instrumen yang sensitif.
Pada kasus menometrorarghia dilakukan palpasi pada
abdomen dengan hasil tidak ada pembesaran abdomen, turgor
kulit normal, nadi normal.
3) Perkusi
Merupakan teknik pemeriksaan dengan mengetuk-
ngetukkan jari ke bagian tubuh klien yang kanan.
Pada kasus menometrorarghia untuk pemeriksaan perkusi
tidak dilakukan karena pasien dalam observasi perdarahan dan
tidak memungkinkan untuk dilakukan reflek patella.
42
4) Auskultasi
Adalah pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop untuk
mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh.
Pada kasus menometrorarghia untuk pemeriksaan
auskultasi tekanan darah ibu masih dalam batas normal.
b. Wawancara
Yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau peneliti secara
lisan dari seseorang responden atau sasaran peneliti atau bercakap-
cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).
Pada studi kasus ini wawancara dilakukan pada pasien,
keluarga, dan tenaga kesehatan.
c. Pengamatan (Observasi)
Kegiatan pengamatan perhatian terhadap suatu obyek
dengan menggunakan seluruh alat indra mengobservasi dapat
dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran peraba
dan pengecap.
Dalam studi kasus ini observasi pada akseptor KB suntik
dengan menometrorarghia dilakukan pemeriksaan umum,
pemeriksaan fisik yaitu keluhan umum, kesadaran, tanda-tanda
vital, pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan haemoglobin
(HB).
43
2. Data sekunder
Adalah dokumentasi catatan medis merupakan sumber informasi
yang penting bagi tenaga kesehatan untuk mengidentifikasi masalah
untuk menegakkan diagnosa, merencanakan tindakan kebidanan dan
memonitor respon pasien terhadap tindakan (Hidayat, 2007).
a. Studi dokumentasi
Yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang
berupa catatan, traskrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, catatan harian dan dokumentasi (Arikunto, 2013).
Dalam kasus ini dokumentasi dilakukan dengan
mengumpulkan data yang diambil dari cacatan rekam medik klien
di RSUD Karanganyar yang berupa data pasien dengan penggunaan
KB suntik 3 bulan.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat
penting dalam menunjukan latar belakang teoritis dalam suatu
penelitian (Hidayat, 2007). Studi kasus ini mengambil buku-buku
referensi tahun 2006-2015.
44
G. Alat-alat yang Dibutuhkan
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam teknik pengumpulan data antara
lain :
1. Alat dan bahan dalam pengambilan data
a. Format pengkajian pada Akseptor KB
b. Buku tulis + Bolpoint
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan fisik dan observasi
a. Timbangan berat badan
b. Alat pengukur tinggi badan
c. Spighmomanometer
d. Stetoskop
e. Sarung tangan
f. Korentang
g. Termometer
h. Jam tangan
i. Spuit 5 ml 2 buah
j. Larutan antiseptik
k. Masker
l. Apron
m. Hanscond
n. Lampu sorot
o. Kom
p. Ember
45
3. Alat-alat yang digunakan untuk persiapan curet
a. Bengkok sim 2
b. Tampon tang
c. Kleam ovarium
d. Klem lurus
e. Dilatators
f. Tenakulum
g. Soundge uteri
h. Sendok kuret
i. Abortus tang
4. Bahan obat-obatan
a. Infus RL
b. Amoxsilin
c. Asam mefenamat
d. Asam tranek
e. Tablet FE
f. Vit C
g. Nifedipin
h. Kantong darah 2 kollf
5. Alat untuk pendokumentasian adalah menggunakan lembar observasi.
46
H. Jadwal Studi Kasus
Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan mulai
menyusun proposal sampai dengan penulisan laporan akhir, beserta
waktu berjalannya atau berlangsungnya setiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Jadwal studi kasus terlampir.
47
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN PADA NY. P
UMUR 41 P2A0 DENGAN MENOMETRORARGHIA
DI RSUD KARANGANYAR
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. PENGKAJIAN
Tanggal : 21 Maret 2016 Pukul : 09.00 WIB
a. IDENTITAS PASIEN IDENTITAS SUAMI
1) Nama : Ny. P Nama : Tn. T
2) Umur : 41 Tahun Umur :43 Tahun
3) Agama : Islam Agama : Islam
4) Suku Bangsa : Indonesia Suku Bangsa : Indonesia
5) Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
7) Aalamat : Mageru Rt 02/ 02 Sragen Tengah
b. ANAMNESA (DATA SUBYEKTIF)
1) Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan menstruasi sejak tanggal 7-20 Maret
2016 sedikit, 20 − 21 Maret 2016 banyak belum berhenti, darah
keluar banyak berwarna merah kehitaman dan ada gumpalan,
ibu ganti pembalut 3-4 x sehari.
48
2) Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan kawin 1 kali syah, pada umur 21 tahun dengan
suami umur 23 tahun, lama pernikahan 20 tahun dan sudah
memiliki 2 orang anak
3) Riwayat Mestruasi
a) Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama
kali pada umur 13 tahun
b) Siklus : Ibu mengatakan siklus menstruasinya
teratur tiap bulan
c) Lama : Ibu mengatakan lama menstruasinya
6-7 hariBanyaknyaIbu mengatakan
setiap menstruasi 2-3 kali ganti
pembalut/ hari
d) Teratur atau : Ibu mengatakan menstruasinya
teraturtidak
e) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darah setiap
menstruasi darahnya berwarna merah
kecoklatan dan cair
f) Dismenorhea: Ibu mengatakan tidak nyeri saat menstruasi
49
g) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu:
No Tgl/th
partus
Tempat
partus
Umur
kehamilan
Jenis
partus
Penolong
1.
2.
26-6-1995
6-6-1997
RB
RB
Cukup
bulan
Cukup
bulan
Spontan
Spontan
Bidan
Bidan
Anak Nifas Keadaan anak
sekarang Jenis BB
(gr)
PB
(cm)
Keadaa
n
Laktasi
P
L
2900
3500
49
49
Baik
Baik
1,5 th
1 th
Hidup
Hidup
h) Riwayat KB : Ibu mengatakan setelah kelahiran
anak pertama, ibu menggunakan KB
suntik 3 bulan sampai sekarang dan
dengan keluhan keluar darah banyak
saat menstruasi menjadi lebih lama,
dirasakan pertama kali pada bulan
Maret 2016.
i) Riwayat penyakit :
(1) Riwayat penyakit Sekarang
Ibu mengatakan tidak nyaman dan agak terganggu
dengan keadaan sekarang
50
(2) Riwayat penyakit sistemik
(a) Jantung : Ibu mengatakan dadanya tidak
berdebar-debar cepat, tidak
mudah lelah saat beraktivitas
ringan, dan tidak pernah
mengalami nyeri dada
(b) Ginjal : Ibu mengatakan tidak ada
keluhan saat BAK, dan tidak
sakit pada pinggang
(c) Asma/ TBC : Ibu mengatakan tidak pernah
batuk lebih dari 2 minggu
(d) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah
warna kulit, pada mata, kulit,
kuku berwarna kuning
(e) DM : Ibu mengatakan tidak mudah
haus, lapar dan sering BAK
serta berkeringat dingin di
malam hari
(f) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah
hasil tensinya > 140/90 mmHg
(g) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak
pernah kejang-kejang dan
mengeluarkan busa dari mulut
51
(h) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak sedang
hamil, tidak ada penyakit
kanker, infeksi panggul
j) Data Psikososial
(1) Data Psikologis
Ibu mengatakan sedih dan cemas dengan penyakit yang
dideritanya
(2) Data Sosial
Ibu mengatakan tinggal dengan suami, hubungan
dengan suami serta anak baik, suami selalu memberi
dukungan kepada ibu
k) Data Spiritual
Ibu mengatakan beragama islam, tidak percaya dengan hal
yang tahayul
l) Pola kebiasaan sehari-hari
(1) Nutrisi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan makan : 3x/
hari, dan saat sakitporsi
sedang, lauk sayur, telur, tahu,
tempe, ayam. Minum : 5-6
gelas air putih/ hari
Selama sakit : Ibu mengatakan : 3x/ hari,
porsi sedang, lauk sayur, telur,
52
tahu, tempe, ayam. Minum : 5-
6 gelas air putih/ hari
(2) Istirahat
Sebelum sakit : Ibu mengatakan tidur siang ±
2 jam dan tidur malam ± 8
jam dan tidak ada gangguan
Selama sakit : Ibu mengatakan tidur siang ±
2 jam dan tidur malam ± 5
jam, karena ibu merasa tidak
nyaman dengan keadaanya
(3) Personal hygiene
Ibu megatakan mandi sehari 2x, gosok gigi 3x sehari,
keramas 2x, ganti pakaian 2x sehari.
(4) Eliminasi
BAB : Ibu mengatakan 1x sehari konsistensi
padat berwarna kuning, kecoklatan
tidak ada keluhan
BAK : Ibu mengatakan 5-6 x/ hari, warna
kekuningan, tidak ada keluhan
(5) Aktivitas
Sebelum sakit : Ibu mengatakan melakukan
aktivitas sehari-hari yaitu
53
mengurus rumah tangga,
mengurus anak.
Selama sakit : Ibu mengatakan melakukan
pekerjaan rumah di bantu
dengan suami
c. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)
a. Status generalis
a) Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
b) TTV : TD : 120/70 mmHg R : 20x/menit
N : 80x/menit S : 36,3 ℃
c) TB : 165 cm
d) BB : 60 kg
b. Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
(1) Rambut : Warna hitam, bersih, tidak mudah
rontok, idak berketombe, kulit
kepala sehat
(2) Muka : Tampak cemas, tidak oedema,
tidak ada cloasma
(3) Mata :
(a) Oedema : Tidak oedema
(b) Conjungtiva : Agak pucat
54
(c) Sklera : Berwarna putih
(d) Hidung : Bersih tidak ada sekret, tidak
ada benjolan
(e) Telinga : Simetris kanan dan kiri, tidak
ada sekret
(f) Mulut/ gigi/ gusi : Bersih, tidak ada stomatitis,
tidak ada caries
b) Leher
(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar
gondok
(2) Tumor : Tidak ada tumor
(3) Pembesaran : Tidak ada pembesaran kelenjar
limfe
c. Dada dan Axilla
a) Mammae
(1) Membesar : Membesar normal
(2) Tumor : Tidak ada tumor
(3) Simetris : Simetris kanan dan kiri
b) Axilla
(1) Benjolan : Tidak ada benjolan
(2) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
55
d. Abdomen
a) Pembesaran uterus : Tidak ada pembesaran uterus
b) Pembesaran hati : Tidak ada pembesaran hati
c) Benjolan/ Tumor : Tidak ada benjolan/ tumor
d) Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
e) Luka bekas operasi : Tidak ada luka bekas operasi
e. Anogenital
a) Vulva vagina
(1) Varices : Tidak ada varices
(2) Luka : Tidak ada luka
(3) Kemerahan : Tidak ada kemerahan
(4) Nyeri : Tidak ada nyeri
(5) Kelenjar : Tidak ada pembesaran kelenjar bartolini
(6) Pengeluaran : Darah berwarna merahPervaginam
kehitaman dan ada gumpalan ± 80 cc
(7) Keputihan : Tidak ada keputihan
(8) Keluhan lain : Tidak ada keluhan lain
b) Inspeculo
(1) Vagina : Tampak darah merah kehitaman dan
bergumpal, tidak ada benjolan, tidak ada
perlukaan pada dinding vagina
(2) Vulva : Tidak ada benjolan, tidak ada tanda-tanda
infeksi dan kemerahan
56
c) Anus
(1) Haemorhoid : Tidak ada haemorhoid
(2) Keluhan lain : Tidak ada keluhan lain
f. Ekstremitas
a) Varices : Tidak ada varices
b) Oedema : Tidak ada oedema
c) Reflek patella : Positif kanan dan kiri
g. Pemeriksaan Penunjang tanggal 21 Maret 2016 Jam 09.30
a) Pemeriksaan Laboratorium :
Hb : 7,6 gr%
Golongan darah : AB
Tes kehamilan : Negatif
b) Pemeriksaan penunjang lain: Tidak dilakukan
2. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 21 Maret 2016 Pukul : 09.30 WIB
a. DIAGNOSA KEBIDANAN
Ny. P P2A0 Umur 41 tahun akseptor KB Suntik 3 bulan dengan
menometrorarghia
DS : Ibu mengatakan mentruasi sejak tanggal 7−20 Maret
2016 yang lalu dan belum berhenti, darah keluar banyak
berwarna merah kehitaman dan ada gumpalan
DO :
1. Keadaan Umum : Baik
57
Kesadaran : Composmentis
2. TTV : TD :120/70 mmHg R:20x/menit
N : 80x/menit S : 36,3 ℃
3. Mata : Conjungtiva : Agak pucat
4. Genetalia : Terdapat pengeluaran darah dari
vagina berwarna merah kehitaman
dan bergumpal, kurang lebih 80 cc
5. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 7,6 %
Golongan darah : AB
3. MASALAH
a. Ibu cemas dengan keadaanya
b. Ibu merasa tidak nyaman dengan keadaanya
4. KEBUTUHAN
a. Beri informasi tentang keadaan ibu
b. Beri support mental pada ibu dan keluarga
c. Beri KIE tentang metode kontrasepsi lain
5. DIAGNOSA POTENSIAL
Anemia Berat
6. ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter Obsgyn dalam pemberian terapi :
i. Infus RL 20 Tpm
j. Amoxsilin 500 mg 10 tablet 3 x 1
58
k. Asam mefenamat 500 mg 10 tablet 3 x 1
l. Asam tranek 500 mg, injeksi IV 50 cc
m. Tablet FE 60 mg 10 tablet 1 x 1
n. Vit C 500 mg 10 tablet 3 x 1
o. Nifedipin 500 mg 10 tablet 3 x 1
p. Tranfusi darah 2 kholff
q. Curet
7. PERENCANAAN
Tanggal : 21 Maret Pukul : 09.50 WIB
a. Lakukan pendekatan terapeutik kepada ibu dan keluarga
b. Beri informasi tentang keadaan ibu
c. Beri support mental pada ibu dan keluarga
d. Observasi TTV
e. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup
f. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi
g. Beri KIE pada ibu tentang personal hygiene
h. Lakukan kolaborasi dengan dokter obsgyn dalam pemberian
terapi:Infus RL 20 tpm, Amoxsilin, Asam mefenamat, Asam tranek
1 ampul, Tablet FE, Vit C, Nifedipin 3x1 kapsul, tranfusi darah 2
kollf, curet
59
8. PELAKSANAAN
Tanggal : 21 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB
a. Pukul 10.30 WIB Melakukan pendekatan terapeutik kepada ibu dan
keluarga untuk mengetahui penyebab penyakit dengan cara memberi
salam, memperkenalkan diri, tersenyum ramah pada ibu dan
keluarga
b. Pukul 10.31 WIB Memberikan informasi tentang keadaan ibu,
dimana ibu mengalami menometrorargia yaitu suatu kondisi dimana
terjadi perdarahan mentruasi yang lama dan darah lebih banyak
c. Pukul 10.32 WIB Memberi support mental pada ibu dan keluarga
agak tidak terlalu cemas dengan keadaan ibu
d. Pukul 10.33 WIB Melakukan observasi TTV meliputi TD, N, R
e. Pukul 10.34 WIB Menganjurkan ibu untuk istirahat
f. Pukul 10.35 WIB Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan
bergizi yaitu mengandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, dan
vitamin yang diperoleh dari nasi, lauk, sayur, dan buah serta susu
g. Pukul 10.40 WIB Memberikan KIE pada ibu tentang personal
hygiene yaitu menganjurkan ibu untuk sering mengganti pembalut
setiap kali penuh/ basah/ lembab, mengajari ibu cara cebok yang
benar yaitu dari arah depan (vagina) ke belakang (anus) jangn
sampai terbalik
h. Pukul 10.45 WIB Melakukan kolaborasi dengan dokter obsgyn
dalam pemberian terapi :Infus RL 20 tpm, Amoxsilin, Asam
60
mefenamat, Asam tranek 1 ampul, Tablet FE, Vit C, Nifedipin 3x1
kapsul, tranfusi darah 2 kollf, curet
9. EVALUASI
Tanggal : 21 Maret 2016 Pukul : 10.45 WIB
a. Pukul 10.45 WIB Ibu bekerja sama dengan baik kepada petugas
kesehatan dan merasa senang
b. Pukul 10.46 WIB Ibu mengerti dengan kondisinya
c. Pukul 10.46 WIB Ibu sudah tidak begitu cemas dengan keadaannya
d. Pukul 10.47 WIB Ibu bersedia untuk istirahat
e. Pukul 10.48 WIB Ibu bersedia mengkonsumsi makanan bergizi
dengan menu seimbang
f. Pukul 10.49 WIB Ibu mengerti tentang cara menjaga personal
hygiene
g. Pukul 10.50 WIB Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter obsgyn
untuk pemasangan Infus RL 20 tpm, Amoxsilin, Asam mefenamat,
Asam tranek 1 ampul, Tablet FE, Vit C, Nifedipin 3x1 kapsul,
tranfusi darah 2 kollf, curet
61
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 08.00 WIB
S :1.Ibu mengatakan masih keluar darah tetapi sudah tidak ada gumpalan
2. Ibu mengatakan masih merasa nyeri
3. Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/70 mmHg R : 24 x/menit
N : 84 x/menit S : 36,6 ℃
Infus RL 20 tpm pada lengan tangan kiri ibu
Genetalia : keluar darah berwarna merah kehitaman, darah encer tidak ada
gumpalan ± 60 cc
A :NY. P P2A0 umur 41 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan
Menometrorargia perawatan hari pertama
P :1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
2 Menganjurkan ibu tetap menjaga personal hygiene agar tidak terjadi
infeksi
3. Melanjutkan terapi dari dokter Obsgyn yaitu mengobservasi infus RL 20
tpm, oral (Amoxsilin, Asam mefenamat,Tablet FE, Vit C, Nifedipin 3x1
kapsul), injeksi (Asam tranek 1 ampul).
4. Mengobservasi TTV meliputi TD, S, R, N
5. Menganjurkan ibu untuk menjega personal hygiene
62
6. Melakukan pemeriksaan HB
EVALUASI :
Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 08.30 WIB
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Ibu sudah minum obat sesuai anjuran dokter
4. TTV : TD : 120/70 mmHg R : 24 x/menit
N : 84 x/menit S : 36,6 ℃
5. Ibu melakukan personal hygiene dengan di bantu oleh keluarga
6. Hasil HB 11 %
63
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 08.20 WIB
S :1.Ibu mengatakan darah yang keluar berkurang
2. Ibu mengatakan nyeri sudah berkurang
3. Ibu mengatakan sudah tidak cemas lagi
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/70 mmHg R : 24 x/menit
N : 82 x/menit S : 36,2 ℃
Infus RL 20 tpm pada lengan tangan kiri ibu
Genetalia : keluar darah dari vagina seperti darah mentruasi ± 50 cc
A : NY. P P2A0 umur 41 tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan
menometrorargia perawatan hari kedua
P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
2. Menganjurkan ibu melanjutkan terapi dari dokter obsgyn yaitu obat yang
harus diminum di rumah oral (Amoxsilin, Asam mefenamat, Tablet FE,
Vit C, Nifedipin 3x1 kapsul), injeksi (Asam tranek 1 ampul) dan jika
perdarahan berhenti ibu boleh pulang
3. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga personal hygiene agar tidak
terjadi infeksi
64
4. Memberikan KIE pada ibu tentang jenis kontrasepsi lain seperti pil,
spiral, metode barier misal kondom, ataupun metode sederhana yaitu
coitus interuptus
EVALUASI :
Tanggal : 23 Maret 2016 Pukul : 09.30 WIB
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/70 mmHg R : 24 x/menit
N : 82 x/menit S : 36,2℃
2. Ibu mengerti tentang advis dokter yaitu obat yang harus diminum
dirumah Amoxsilin 3x1, Asam mefenamat 3x1, Tablet FE 1x1, Vit C
3x1, Nifedipin 3x1 kapsul. perdarahan ibu sudah berhenti ibu boleh
pulang
3. Ibu sudah melakukan personal hygiene dengan di bantu oleh keluarga
4. Ibu sudah mengerti tentang jenis kontrasepsi lain selain KB suntik 3
bulan dan ibu memutuskan tetap menggunakan KB suntik 3 bulan
65
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal : 24 Maret 2016 Pukul : 07.00 WIB
S :1.Ibu mengatakan sudah tidak keluar darah dan hanya flek-flek kecoklatan
saja
2. Ibu mengatakan nanti siang akan pulang
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/70 mmHg R : 24 x/menit
N : 80 x/menit S : 36 ℃
Infus RL 20 tpm pada lengan tangan kiri ibu
Genetalia : tampak flek-flek kecoklatan
A : NY. P P2A0 umur 41 tahun akseptor KB suntik 3 bulan Dengan riwayat
menometrorargia
P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
2. Menanyakan kembali kepada ibu tentang metode kontrasepsi yang lain
3. Melanjutkan terapi dari dokter obsgyn Amoxsilin 3x1, Asam mefenamat
3x1,Tablet FE 3x1, Vit C 3x1, Nifedipin 3x1 kapsul
a. Melakukan aff infus sesuai advis dokter
b. Melakukan persiapan pasien pulang
4. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi
66
EVALUASI :
Tanggal : 24 Maret 2016 Pukul : 08.40 WIB
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/70 mmHg R : 24 x/menit
N : 80 x/menit S : 36℃
2. Ibu bisa menyebutkan alat kontrasepsi lain dan juga
efeksampingnya, ibu tetap menggunakan KB suntik 3 bulan
3. Ibu sudah minum obat sesuai aturan dokter
4. Ibu bersedia untuk kontrol ulang 1 minggu lagi
5. Ibu pulang, pukul 11.00 WIB
67
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal : 31 Maret 2016 Pukul : 07.00 WIB
S : 1.Ibu mengatakan sudah tidak keluar darah dan flek-flek kecoklatan lagi
2. Ibu mengatakan sudah tidak merasa khawatir lagi
3. Ibu mengatakan merasa senang dengan keadaannya sekarang
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/70 mmHg R : 24 x/menit
N : 80 x/menit S : 36 ℃
Genetalia : Tidak ada penegeluaran
A : NY. P P2A0 umur 41 tahun akseptor KB suntik 3 bulan Dengan riwayat
menometrorargia
P : 1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu
2. Menanyakan kembali kepada ibu tentang metode kontrasepsi yang lain
68
EVALUASI :
Tanggal : 31 Maret 2016 Pukul : 08.40 WIB
1. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 120/70 mmHg R : 24 x/menit
N : 80 x/menit S : 36℃
2. Ibu bisa menyebutkan alat kontrasepsi lain dan juga
efeksampingnya, ibu tetap menggunakan KB suntik 3 bulan
69
B. PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari karya tulis yang akan dibahas
kesenjangan antara teori yang didapatkan dengan praktek langsung di
lapangan selama melakukan Asuhan Kebidanan akseptor KB suntik 3 bulan
pada Ny. P dengan menometrorarghia
Kesenjangan-kesenjangan yang diberikan juga memerlukan
pemecahan masalah, adapun pemecahan masalahnya dilakukan dengan
melaksanakan asuhan kebidanan sebagai salah satu cara yang dilakukan oleh
bidan dalam menangani masalah kebidanan.
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan ternyata tidak ditemukan
beberapa perbedaan dari segi diagnosa atau masalah yang timbul pada
tinjauan pustaka dan kasus. Sehingga dapat diuraikan pembahasan dengan
menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah Varney yang dirumuskan
sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pada kasus ini pengkajian data diperoleh akseptor KB suntik 3 bulan
Ny. P dengan menometrorarghia dengan keluhan utama mengeluarkan
darah sejak menstruasi tanggal 7-20 Maret 2016, darah banyak dan
bergumpal. Data obyektif tampak perdarahan pervaginam, warna merah
kehitaman, ada gumpalan.
Menometrorarghia adalah perdarahan saat menstruasi yang
berlangsung terus/ panjang dan dengan jumlah darah yang lebih banyak
(Irianto, 2015).
70
Pada langkah ini antara kasus dan teori tidak adakesenjangan, karena
adanya pendekatan terapeutik sehingga kooperatif selama mengkaji
keluhan pasien.
2. Interpretasi Data
Data yang sudah dikumpulkan diinterpretasi ke dalam diagnosa
kebidanan, masalah dan kebutuhan. Dari pengkajian data pada akseptor
KB suntik 3 bulan diagnosa kebidanan yaitu Ny. P P2A0 umur 41 tahun,
akseptor KB suntik 3 bulan dengan menometrorarghia. Masalah yang
timbul pada Ny. P yaitu ibu merasa cemas dan tidak nyaman dengan
keadaanya. Untuk mengatasi masalah yang timbul pada Ny. P, maka
kebutuhan yang diberikan adalah memberikan dorongan moral dan
informasi tentang menometrorarghia.
Masalah yang sering muncul pada akseptor KB suntik 3 bulan
yaitu efek samping yang berupa perdarahan banyak yang berdampak
pada psikologi berupa kecemasan dan ketidak nyamanan dengan
menometrorarghia tersebut (Sari, 2012). Kebutuhan yang diberikan
adalah kebutuhan konseling Informasi education (KIE) seperti :
kebutuhan gizi, pola istirahat, personal hygiene, koseling tentang metode
kontrasepsi lain ( Varney, 2007).
Dalam langkah ini tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
kasus.
71
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial menometrorarghia bila berlanjut bisa
menyebabkan anemia ( Irianto, 2015). Pada kasus Ny. P dengan
menometroragia tidak terjadi anemia dikarenakan penanganan intensif.
4. Antisipasi
Kasus Akseptor KB suntik 3 bulan dengan menometrorarghia
dilakukan antisipasi yaitu kolaborasi dengan dokter obsgyn dalam
pemberian terapi infus RL, tranfusi darah, Amoxsilin, Asam mefenamat,
Asam tranek, Tablet FE, Vit C, Nifedipin 3x1, tranfusi darah 2 kollf,
curet dan dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk pemeriksaan HB
11− 16 gr% (Irianto, 2015).
Pada kasus Ny. P dengan menometrorarghia antisipasi yang
dilakukan diberikan yaitu kolaborasi dengan dokter dan mengatasi
anemia dengan pemberian terapi yaitu infus RL, tranfusi darah 2 kolff,
Amoxsilin, Asam mefenamat, Asam tranek 1 ampul, Tablet FE, Vit C,
Nifedipin 3x1, tranfusi darah 2 kollf, curet.
Pada langkah ini tidak terdapat adanya kesenjangan antara teori
dan praktek di lapangan.
5. Rencana Tindakan
Pada kasus Ny. P akseptor Kb suntik 3 bulan dengan
menometrorarghia rencana tindakan yang diberikan yaitu pasang infus
RL 20 tetes per menit, melakukan pendekatan terapiutik untuk
mengetahui penyebab penyakit, beri informasi kepada ibu tentang
72
keadaanya, beri support mental pada ibu dan keluarga, anjurkan ibu
untuk istirahat cukup, mengkonsumsi makanan bergizi, menjaga personal
hygiene agar tidak terjadi infeksi, lakukan observasi TTV, lakukan
pemeriksaan HB, kolaborasi dengan dokter obsgyn dalam pemberian
terapi infus RL, tranfusi darah 2 kolff, curet, Amoxsilin, Asam
mefenamat, Asam tranek 1 ampul, Tablet FE, Vit C, Nifedipin 3x1.
Menurut Irianto (2012), rencana tindakan yang akan dilakukan meliputi :
a. Melakukan pendekatan terapiutik dengan pasien untuk mencari
penyebab penyakit
b. Anjurkan pasien untuk istirahat baring dan dilakukan pemeriksaan
darah, beri trasfusi darah.
c. Melakukan pemeriksaan TTV
d. Menganjurkan pasien untuk mrnjaga personal hygine
e. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang
seimbang
f. Berikan estrogen dosis tinggi (propiontas estradicol) 2,5 mg IM.
g. Berikan progesteron (hidroksi progesteron) 125 mg IM.
h. Berikan kombinasi estrogen dan progesteron yaitu pil kombinasi.
i. Melakukan kolaborasi dengan dokter obsgyn
j. Melakukan curet
k. Lakukan pemeriksaan laboratorium untuk cek HB
(Sulistyawati, 2009).
73
Dalam langkah ini ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktik di lapangan, di dalam teori terapi yang di berikan ditambah
dengan pil kombinasi estrogen progesteron sedangkan di lahan tidak
diberikan tapi tidak menjadi masalah.
6. Implementasi
Pada kasusu ini pelaksanaan asuhan harus secara menyeluruh
sesuai dengan kondisi pasien, menurut Menurut Irianto (2012)
pelaksanaan asuhan kebidanan pada kasus menometrorarghia meliputi :
a. Melakukan pendekatan terapiutik dengan pasien untuk mencari
penyebab penyakit
b. Menganjurkan pasien untuk istirahat baring dan dilakukan
pemeriksaan darah, beri trasfusi darah.
c. Melakukan pemeriksaan TTV
d. Menganjurkan pasien untuk mrnjaga personal hygine
e. Menganjurkan pasien untuk mengkonsumsi makanan bergizi yang
seimbang
f. Memberikan estrogen dosis tinggi (propiontas estradicol) 2,5 mg IM.
g. Meberikan progesteron (hidroksi progesteron) 125 mg IM.
h. Memberikan kombinasi estrogen dan progesteron yaitu pil
kombinasi.
i. Melakukan kolaborasi dengan dokter obsgyn
j. Melakukan curet
74
k. Melakukan pemeriksaan laboratorium untuk cek HB
(Sulistyawati, 2009).
Pada kasus Ny. P dengan menometrorarghia implementasi
sebagai berikut :
a. Melakukan pendekatan terapiutik kepada ibu dan keluarga untuk
mengetahui penyebab penyakit dengan cara memberi salam,
memperkenalkan diri, tersenyum ramah pada ibu dan keluarga.
b. Memberikan informasi tentang keadaan ibu, dimana ibu mengalami
menometrorarghia yaitu suatu kondisi dimana terjadi perdarahan
menstruasi yang lama dan darah lebih banyak
c. Memberi support mental pada ibu dan keluarga agar tidak terlalu
cemas dengan keadaannya
d. Menganjurkan ibu untuk istrirahat cukup
e. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi
f. Memberikan KIE pada ibu tentang personal hygiene yaitu
menganjurkan pasien untuk sering mengganti pembalut setiap kali
penuh/ basah/ lembab, menganjurkan cara cebok yang benar dari
arah depan (vagina) ke belakang (anus) jangn sampai terbalik.
g. Melakukan kolaborasi dengan dokter obsgyn dalam pemberian terapi
: infus RL, tranfusi darah 2 kolff, Amoxsilin, Asam mefenamat,
Asam tranek 1 ampul, Tablet FE, Vit C, Nifedipin 3x1.
h. Melakukan curet
i. Melakukan pemeriksaan HB ulang setelah 4 jam pemberian terapi
75
Sehingga dalam langkah pelaksanaan terdapat kesenjamgan antara
teori dan kasus yaitu di dalam teori terapi yang di berikan ditambah
dengan pil kombinasi estrogen n progesteron sedangkan di lahan
tidak diberikan.
7. Evaluasi
Menurut Bustami, (2012), langkah ini adalah mengevaluasi
keefektifan dari tindakan yang sudah diberikan, meliputi pemenuhan
kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai
dengan kebutuhan sebagaimana rencana tersebut dapat dianggap efektif
jika memang efektif dalam pelaksanaannya.Setelah dilakukan Asuhan
Kebidanan pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan menometrorarghia
selama 3 hari di RSUD Karanganyar, maka evaluasi yang di dapat
adalah:
i. Perdarahan berkurang dan gumpalan berkurang
j. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
k. Ibu bersedia melakukan personal hygiene
l. Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi
m. Ibu bersedia untuk cukup istirahat
n. Ibu bersedia minum obat (pil kombinasi estrogen dan progesteron)
yang telah diberikan
o. Sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui HB
dan hasilnya HB normal (11 %)
76
BAB V
PENUTUP
C. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan dengan menggunakan
manajemen menurut Varney pada akseptor KB suntik 3 bulan dengan
menometrorarghia pada Ny. P, maka penulis dapat membuat kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pada pengkajian data diperoleh akseptor KB suntik 3 bulan Ny. P
dengan menometrorarghia dengan keluhan utama mengeluarkan darah
sejak menstruasi tanggal 7-20 Maret 2016, darah banyak dan bergumpal.
Data obyektif tampak perdarahan pervaginam, warna merah kehitaman,
ada gumpalan. Pada langkah ini antara kasus dan teori tidak ada
kesenjangan, karena adanya tindakan kooperatif dalam mengkaji keluhan
pasien dengan tenaga kesehatan.
2. Interpretasi data yang sudah dikumpulkan pada Ny. P P2A0, umur 41
tahun, akseptor KB suntik 3 bulan dengan menometrorarghia. Masalah
yang timbul pada Ny. P yaitu ibu merasa dan tidak nyaman dengan
keadaanya. Untuk mengatasi masalah yang timbul pada Ny. P, maka
kebutuhan yang diberikan adalah memberikan dorangan moral dan
informasi tentang menometrorarghia.
3. Diagnosa potensial pada kasus menometrorarghia terjadi anemia berat
karena perdarahan yang lama dan banyak. Pada kasus Ny. P
77
4. Antisipasi pada kasus Ny. P dengan menometrorarghia dilakukan
kolaborasi dengan dokter obsgyn dalam pemberian terapi infus RL 20
tetes per menit, tranfusi darah 2 kollf, curet, injeksi nifedipin 0,5 cc 2x1,
amoxcilin 3x1, asam mefenamat 3x1, asam tranek 3x1, tablet FE 1x1, Vit
C 2x1
5. Pada kasus Ny. P akseptor KB suntik 3 bulan dengan menometrorarghia
rencana tindakan yang diberikan yaitu pasang infus RL 20 tetes per
menit, melakukan pendekatan terapeutik untuk mengetahui
penyebabpenyakit, beri informasi kepada ibu tentang keadaannya, beri
support mental pada ibu dan keluarga, anjurkan ibu untuk istirahat cukup,
mengkonsumsi makanan bergizi, menjaga personal hygiene agar tidak
terjadi infeksi, lakukan observasi ttv, lakukan pemeriksaan HB,
kolaborasi dengan dokter obsgyn dalam pemberian terapi amoxcilin 3x1,
asam mefenamat 3x1, asam tranek 3x1, tablet FE 1x1, Vit C 2x1. Dalam
pelaksanaan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
6. Pelaksanaan asuhan secara menyeluruh sesuai dengan kondisi pasien,
yaitu akseptor KB suntik 3 bulan dengan menometrorarghia. Dalam
pelaksaaan tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
7. Evaluasi asuhan yang diberikan selama 3 hari ibu sudah diperbolehkan
pulang dengan hasil. Perdarahan berkurang dan gumpalan berkurang,
keadaan umum baik, kesadaran composmentis, ibu bersedia melakukan
personal hygiene, ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi, ibu
bersedia untuk cukup istirahat, ibu bersedia minum obat yang telah
78
diberikan, sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui
HB dan hasilnya HB normal yaitu (11 %)
8. Dari hasil asuhan yang diberikan pada Ny. P dengan menometrorarghia
terdapat kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan yaitu pada
rencana tindakan dan pelaksanaan tindakan di dalam teori terapi yang di
berikan ditambah dengan estrogen doses tinggi dan pil kombinasi
estrogen n progesteron sedangkan di lahan tidak diberikan.
D. Saran
1. Bagi Penulis
Diharapkan hasil dari studi kasus dapat menambah pengetahuan dan
wawasan bagi penulis dalam memberikan asuhan kebidanan pada
akseptor KB suntik 3 bulan dengan menometrorarghia
2. Bagi Bidan
Diharapkan lebih meningkatkan penyuluhan dengan memberikan
informasi tentang personal hygiene, kebutuhan nutrisi, istrirahat, pada
kasus menometrorarghia efek samping KB suntik 3 bulan.
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk peningkatan
dalam pemberian pelayanan kebidanan secara efektif dan efisien
khususnya pada kasus akseptor KB suntik 3 bulan dengan
menometrorarghia
79
b. Pendidikan
Dapat digunakan sebagai sumber bacaan untuk studi kasus
selanjutnya atau dijadikan referensi untuk peningkatan kualitas
pendidikan kebidanan khususnya pada materi KB dan
efeksampingnya yaitu menometrorarghia
c. Pada Pasien
Diharapkan sebelum menentukan jenis KB apa yang akan digunakan
berkonsultasi terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan agar berbagai
efek samping dapat diminimalisasikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, P.H. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan IBU I (Kehamilan).
RohlmaPress.
Bustami, A & Aprina, N. 2012. Konsep Kebidanan. Jakarta:Salemba Medika.
Estika, D.F. 2013. Asuhan Kebidanan Akseptor KB Suntik 3 Bulan di Puskesmas
Mojolaban Sukoharjo Tahun 2013. Karya Tulis Ilmiah. Kedokteran UNS.
Hidayat, A.A.A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Irianto, K. 2015. Kesehatan Reproduksi. Bandung: Alfabeta.
Islamiah, D. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Akseptor KB Suntik 3 Bulan di
RSUD DR. Moewardi Surakarta Tahun 2014. Karya Tulis Ilmiah.
Surakarta: STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Jurnal angka pengguna kb di indonesia. Diakses dari https://www.google.co.id. 26
Oktober 2014
Notoatmodjo. S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineke Cipta.
Permenkes No. 1464/Menkes/Per/X/2010. Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan. Ayat 2 dan 2
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kandungan. Edisi 3. Jakarta : Bina Pustaka.
Prawiroharjo, S. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi 3:
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.
Priharjo, R. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Purwoastuti & Walyani, 2014. Kesehatan Reproduksi & Keluarga Berencana.
Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Sari, N.R. 2012. Konsep Kebidanan.Jakarta: Graha Ilmu.
Sulistyawati, A. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
Salemba Pustaka.
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Volume 1. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Walyani, S.E. 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan. Yogyakarta Pustaka
Baru Press.