Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

63
ASPEK SPIRITUAL DALAM KEPERAWATAN

Transcript of Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Page 1: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

ASPEK SPIRITUAL DALAM KEPERAWATAN

Page 2: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

PENGERTIAN Spiritualitas, keyakinan dan agama

merupakan hal yang terpisah, walaupun seringkali diartikan sama. Pemahaman tentang perbedaan antara tiga istilah sangat penting bagi perawat untuk menghindarkan salah pengertian yang akan mempengaruhi pendekatan yang digunakan perawat.

Page 3: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Spiritualitas atau keyakinan spiritual

Spiritualitas adalah keyakinan dalam hubungannya de ngan yang Maha Kuasa dan Maha Pencipta. Sebagai contoh seseorang yang percaya kepada Allah sebagai Pencipta atau sebagai Maha Kuasa

Page 4: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Menurut Burkhardt (1993), spiritualitas meliputi aspek sebagai berikut:

1. Berhubungan. dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan.

2. Menemukan arti dan tujuan hidup.

3. Menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri.

4. Mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Yang Maha Tinggi.

Page 5: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Mickley et al (1992) menguraikan spiritualitas sebagai suatu yang multidimensi, yaitu dimensi eksistensial dan dimensi agama. Dimensi eksistensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan, sedangkan dimensi agama lebih berfokus pada hubungan seseorang dengan Tuhan Yang Maha Penguasa

Page 6: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Stoll (1989), menguraikan bahwa spiritualitas sebagai konsep dua dimensi: dimensi vertikal adalah hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha Tinggi yang menuntun kehidupan seseorang, sedangkan dimensi horizontal adalah hubungan seseorang dengan diri sendiri, dengan orang lain dan dengan lingkungan. Terdapat hubungan yang terus menerus antara dua dimersi tersebut

Page 7: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya dengan Tuhan (Carson, 1989).

Dapat disimpulkan kebutuhan spiritual merupakan kebutuhan untuk mencari arti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai serta rasa keterikatan, dan kebu tuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf

Page 8: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

KEPERCAYAAN (FAITH) Mempunyai kepercayaan atau keyakinan berarti

mem percayai atau mempunyai komitmen terhadap sesuatu atau seseorang. Secara umum agama atau keyakinan spiritual merupakan upaya seseorang untuk memahami tempat seseorang di dalam kehidupan, yaitu bagaimana seseorang melihat dirinya dalam hubungannya dengan lingkungan secara menyeluruh..

Page 9: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

AGAMA Agama merupakan suatu sistem ibadah

yang terorgani sasi atau teratur Agama mempunyai keyakinan sentral,

ritual, dan praktik yang biasanya berhubungan dengan kematian, perkawinan dan keselamatan/penyelamatan (salvation).

Page 10: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Agama mempunyai aturan-aturan tertentu yang dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari yang memberikan kepuasan bagi yang menjalankannya

Perkembangan keagamaan individu merujuk pada penerima an keyakinan, nilai, aturan dan ritual tertentu

Page 11: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Seseorang terpenuhi kebutuhan spiritualnya apabila mampu

1. Merumuskan arti personal yang positif tentang tujuan keberadaannya didunia/kehidupan

2. Mengembangkan arti penderitaan dan meyakini hikmah dari suatu kejadian atau penderitaan.

3. Menjalin hubungan positif dan dinamis melalui keyakinan, rasa percaya dan cinta.

Page 12: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

4. Membina integritas personal dan merasa diri berharga.

5. Merasakan kehidupan yang terarah terlihat melalui harapan.

6. Mengembangkan hubungan antar manusia yang positif.

Page 13: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

PERKEMBANGAN SPIRITUAL

1. Bayi & Toddler (0-2 tahun) Tahap awal perkembangan spiritual

adalah rasa percaya kepada yang mengasuh yang sejalan dengan perkembangan rasa aman, dan dalam hubungan interpersonal, karena sejak awal kehidupan manusia mengenal dunia melalui hubungannya dengan lingkungan, khususnya orangtua.

Page 14: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Bayi dan toddler belum memiliki rasa salah dan benar, serta keyakinan spiritual. Mereka mulai meni ru kegiatan ritual tanpa mengerti arti kegiatan tersebut, serta ikut ke tempat ibadah yang mempengaruhi citra diri mereka.

Page 15: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

2. Prasekolah Sikap orangtua tentang kode moral dan

agama mengajarkan kepada anak tentang apa yang dianggap baik dan buruk. Anak prasekolah meniru apa yang mereka lihat bukan yang dikatakan orang lain. Permasalahan akan timbul apabila tidak ada kesesuaian atau bertolak belakang antara apa yang dilihat dan yang dikatakan kepada mereka.

Page 16: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Anak prasekolah sering bertanya tentang moralitas dan agama seperti perkataan atau tindakan tertentu dianggap salah? dan juga bertanya "apa itu surga?" Mereka meyakini bahwa orangtua mereka seperti Tuhan.

Menurut Kozier, Erb, Blais & Wilkinson (1995), pada usia ini metode pendidikan spiritual yang paling efektif adalah memberikan: indoktrinasi dan memberikan ke sempatan kepada mereka untuk memilih caranya.

Page 17: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Agama merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Mereka percaya bahwa Tuhan yang membuat hujan dan angin, hujan dianggap sebagai air mata Tuhan.

Page 18: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

3. Usia sekolah Anak dengan usia sekolah mengharapkan Tuhan

akan : ~enjawab doanya, yang salah akan dihukum dan yang baik akan diberi hadiah. Pada masa prapubertas, anak sering mengalami kekecewaan karena mereka mulai me nyadari bahwa doanya tidak selalu dijawab mengguna kan cara mereka dan mulai mencari alasan tanpa mau menerima keyakinan begitu saja.

Page 19: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Pada usia ini, anak mulai mengambil keputusan akan melepaskan atau meneruskan agama yang dianutnya karena ketergantungannya kepada orangtua.

Pada masa remaja, mereka membandingkkan standar orangtua mereka dengan orangtua yang lain dan menetapkan standar apa yang akan diintegrasikan dalam perilakunya.

Page 20: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Remaja juga membandingkan pandangan ilmiah dengan pandangan agama serta mencoba untuk menyatukannya.

Pada remaja yang mempunyai orangtua berbeda agama, pada masa inilah mereka akan memutuskan pilihan agama yang akan dianutnya atau tidak memilih satupun dari kedua agama orangtuanya.

Page 21: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

4. Dewasa Kelompok usia dewasa muda yang

dihadapkan pada pertanyaan bersifat Keagamaan dari anaknya akan me nyadari apa yang pernah diajarkan kepadanya pada masa kanak-kanak dulu, lebih dapat diterima pada masa dewa sa daripada waktu remaja dan masukan dari orangtua tersebut dipakai untuk mendidik anaknya.

Page 22: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

5. Usia pertengahan Kelompok usia pertengahan dan lansia

mempunyai lebih banyak waktu untuk kegiatan agama dan berusaha untuk mengerti nilai nilai agama yang diyakini oleh generasi muda.

Perasaan kehilangan karena pensiun dan tidak aktif serta menghadapi kematian orang lain (saudara, sahabat) menimbulkan rasa kesepian dan mawas diri.

Page 23: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Perkembangan filosofis agama yang lebih matang sering dapat membantu orangtua untuk menghadapi kenyataan, berperan aktif dalam kehidupan dan merasa berharga serta lebih dapat menerima kematian sebagai sesuatu yang tidak dapat ditolak atau dihindarkan.

Page 24: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

KETERKAITAN ANTARA SPIRITUALITAS, KESEHATAN DAN

SAKIT Keyakinan spiritual sangat penting

bagi perawat karena dapat mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku self care klien

Page 25: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

1. Menuntun kebiasaan hidup sehari-hari Praktik tertentu pada umumnya yang

berhubungan dengan pelayanan kesehatan mungkin mempunyai makna keagamaan bagi klien. Sebagai contoh, ada agama yang menetapkan makanan diit yang boleh dan tidak boleh dimakan. Begitu pula metode keluarga berencana ada agama yang melarang cara tertentu untuk mencegah kehamilan termasuk terapi medik atau pengobatan.

Page 26: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

2. Sumber dukungan Pada saat mengalami stres, individu akan mencari du

kungan dari keyakinan agamanya. Dukungan ini sangat diperlukan untuk menerima keadaan sakit yang dialami, khususnya jika penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama dengan hasil yang belum pasti. Sembahyang atau berdoa, membaca kitab suci dan praktik keagamaan lainnya sering membantu memenuhi kebutuhan spiritual yang merupakan suatu perlindungan terhadap tubuh

Page 27: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

3. Sumber kekuatan dan penyembuhan Nilai dari keyakinan agama tidak dapat dengan mudah

dievaluasi (Taylor, Lillis & Le Mone, 1997). Walaupun demikian pengaruh keyakinan tersebut dapat diamati oleh tenaga kesehatan dengan mengetahui bahwa individu cenderung dapat menahan distress fisik yang luar biasa karena mempunyai keyakinan yang kuat. Keluarga klien akan mengikuti semua proses penyembuhan yang memerlukan upaya luar biasa, karena keyakinan bahwa semua upaya tersebut akan berhasil.

Page 28: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

4. Sumber konflik Pada suatu situasi tertentu, bisa terjadi konflik

antara keyakinan agama dengan praktik kesehatan. Misalnya ada orang yang memandang penyakit sebagai suatu bentuk hukuman karena pernah berdosa. Ada agama tertentu yang menganggap manusia sebagai mahluk yang tidak berdaya dalam mengendalikan lingkungannya, oleh karena itu penyakit diterima sebagai nasib bukan sebagai sesuatu yang harus disembuhkan.

Page 29: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SPIRITUALITAS

Menurut Taylor, Lillis & Le Mone (1997) dan Craven & Hirnle (1996), faktor penting yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang adalah:

1) pertimbangan tahap perkembangan

2) keluarga

3) latar belakang etnik dan budaya

4) pengalaman hidup sebelumnya

Page 30: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

5) krisis

6) terpisah dari ikatan spiritual

7) isyu moral terkait dengan terapi

8) asuhan keperawatan yang kurang tepat.

Page 31: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

MANIFESTASI PERUBAHAN FUNGSI SPIRITUAL

1. Verbalisasi distres Individu yang mengalami gangguan fungsi

spiritual biasanya memverbalisasikan distres yang dialaminya atau mengekspresikan kebutuhan untuk mendapatkan bantuan. Misalnya seorang isteri mengatakan: "Saya merasa bersalah karena saya seharusnya mengetahui lebih awal bahwa suami saya mengalami serangan jan tung. "

Page 32: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Biasanya Klien meminta perawat untuk berdoa bagi kesembuhannya atau memberitahukan kepada pe muka agama untuk mengunjunginya. Perawat juga perlu peka terhadap keluhan klien tentang kematian atau me rasa tidak berharga dan kehilangan arti hidup. Kepekaan perawat sangat penting dalam menarik kesimpulan dari verbalisasi klien tentang distres yang dialami klien.

Page 33: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

2. Perubahan perilaku Perubahan perilaku juga dapat merupakan manifestasi

gangguan fungsi spiritual. Klien yang merasa cemas dengan hasil pemeriksaan atau menunjukkan kemarahan setelah mendengar hasil pemeriksaan mungkin saja se dang menderita distres spiritual.

Ada yang bereaksi dengan perilaku mengintrospeksi diri dan mencari alasan terjadinya suatu situasi dan berupaya mencari fakta yang dapat menjelaskan situasi tersebut

Page 34: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

PROSES KEPERAWATAN

Page 35: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

PENGKAJIAN Ketepatan waktu pengkajian merupakan hal

yang penting yaitu sebaiknya dilakukan setelah pengkajian aspek psikososial klien.

Selanjutnya, jika klien menanyakan tentang aspek psikososial ini, maka perawat langsung dapat menjelaskan bahwa keyakinan spiritual seseorang juga merupakan bagian penting untuk memelihara kesehatan.

Page 36: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Pengkajian dilakukan untuk mendapatkan data sub jektif dan data objektif. Dalam buku ajar ini, akan digu nakan proses keperawatan menurut Craven & Hirnle (1996), dilengkapi dengan tulisan Kozier, Blais & Wil kinson (1995) serta Taylor, Lillis dan Le Mone (1997).

Page 37: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Pada dasarnya informasi awal yang perlu digali

secara umum adalah:

Afiliasi agama

a. Partisipasi klien dalam kegiatan agama apakah dilakukan secara aktif atau tidak aktif.

b. Jenis partisipasi dalam kegiatan agama.

Keyakinan agama atau spiritual,mempengaruhi:

a. Praktik kesehatan: diet, mencari dan menerima terapi, ritual atau upacara agama.

b. Persepsi penyakit: hukuman, cobaan terhadap keya kinan.

c. Strategi koping.

Page 38: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Nilai agama atau spiritual, mempengaruhi:

a. Tujuan dan arti hidup.

b. Tujuan dan arti kematian.

c. Kesehatan dan pemeliharaannya.

d. Hubungan dengan Tuhan, diri sendiri dan orang lain.

Page 39: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

A. Pengkajian data subjektif Pedoman Pengkajian Spiritual yang

disusun oleh Stoll dalam Craven & Hirnle (1996) mencakup empat area yaitu : konsep tentang Tuhan atau Ketuhanan sumber harapan dan kekuatan praktik agama dan ritual hubungan antara keyakinan spiritual

dan kondisi kesehatan.

Page 40: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Pertanyaan yang dapat diajukan perawat untuk memperoleh informasi tentang pola fungsi spiri tual klien antara lain:

a. Apakah agama atau Tuhan merupakan hal penting dalam kehidupan anda?

b. Kepada siapa anda biasanya meminta bantuan?

Page 41: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

c. Apakah anda merasa kepercayaan (agama) membantu anda? Jika ya, jelaskan bagaimana dapat membantu anda?

d. Apakah sakit (atau kejadian penting lainnya yang pernah anda alami) telah mengubah perasaan anda terhadap Tuhan atau praktik kepercayaan yang anda anut?

Page 42: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Fish dan Shelly dalam Craven dan Hirnle (1996) juga menambahkan beberapa pertanyaan yang bermanfaat untuk mengkaji data subjektif sebagai berikut:

a. Mengapa anda berada di rumah sakit?

b. Apakah kondisi sakit yang anda alami telah mempe ngaruhi cara anda memandang kehidupan?

Page 43: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

c. Apakah penyakit anda telah mempengaruhi hubungan anda dengan orang yang paling berarti dalam kehi dupan anda?

d. Apakah kondisi sakit yang anda alarrmi telah mempe ngaruhi cara anda melihat diri anda sendiri?

e. Apa yang paling anda butuhkan saat ini?

Page 44: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Pertanyaan juga dapat diajukan untuk mengkaji kebu tuhan spiritual anak yang antara lain adalah:

a. Bagaimana perasaanmu ketika dalam kesulitan?

b. Kepada siapa engkau meminta perlindungan ketika sedang merasa takut (selain kepada orangtua)?

c. Apa kegemaran yang dilakukan ketika sedang merasa bahagia/gembira? Ketika sedang bersedih?

d. Engkau tahu siapakah Tuhan itu? Seperti apakah Tuhan itu?

Page 45: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Pertanyaan juga dapat diajukan untuk mengkaji kebu tuhan spiritual anak yang antara lain adalah:

a. Bagaimana perasaanmu ketika dalam kesulitan?

b. Kepada siapa engkau meminta perlindungan ketika sedang merasa takut (selain kepada orangtua)?

c. Apa kegemaran yang dilakukan ketika sedang merasa bahagia/gembira? Ketika sedang bersedih?

d. Engkau tahu siapakah Tuhan itu? Seperti apakah Tuhan itu?

Page 46: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

B. Pengkajian data objektif Pengkajian data objektif dilakukan melalui

pengkajian klinik yang meliputi pengkajian afek dan sikap, perilaku, verbalisasi, hubungan interpersonal dan lingkungan. Pengkajian data objektif terutama dilakukan melalui observasi.

Perawat perlu mengobservasi aspek aspek berikut ini untuk mendapatkan data objektif atau data klinik:

Page 47: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Afek dan sikap

1. Apakah klien tampak kesepian, depresi, marah, cemas, agitasi, apatis atau preokupasi?

Perilaku

1. Apakah klien tampak berdoa sebelum makan, membaca kitab suci atau buku keagamaan?

2. Apakah klien seringkali mengeluh, tidak dapat tidur, bermimpi buruk dan berbagai bentuk gangguan tidur lainnya, serta bercanda yang tidak sesuai atau meng ekspresikan kemarahannya terhadap agama?

Page 48: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Gangguan penyesuaian terhadap penyakit yang ber hubungan dengan ketidakmampuan untuk merekon silasi penyakit dengan keyakinan spiritual.

b. Koping individual tidak efektif yang berhubungan dengan kehilangan agama sebagai dukungan utama (merasakan ditinggalkan oleh Tuhan).

c. Takut yang berhubungan belum siap untuk meng hadapi kematian dan pengalaman kehidupan setelah kematian.

Page 49: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

d. Berduka yang disfungsional: Keputusasaan yang berhubungan dengan keyakinan bahwa agama tidak mempunyai arti.

e. Keputusasaan yang berhubungan dengan keyakinan bahwa tidak ada yang peduli termasuk Tuhan.

f. Ketidakberdayaan yang berhubungan dengan pera saan menjadi korban.

g. Gangguan harga diri yang berhubungan dengan ke gagalan untuk hidup sesuai dengan ajaran agama.

Page 50: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

h. Disfungsi seksual yang berhubungan dengan konflik nilai.

i. Gangguan pola tidur yang berhubungan dengan dis tres spiritual.

j. Risiko tindak kekerasan terhadap diri sendiri berhu bungan dengan perasaan bahwa hidup ini tidak berarti.

Page 51: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

PERENCANAAN Tujuan asuhan keperawatan pada klien yang

mengalami distres spiritual, harus difokuskan pada menciptakan lingkungan yang mendukung praktik keagamaan dan keyakinan yang biasanya dilakukan.

Tujuan ditetapkan secara individual dengan mempertimbangkan riwayat klien, area berisiko, dan tanda-tanda disfungsi serta data objektif yang relevan.

Page 52: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Contoh tujuan klien dengan distres spiritual :

klien akan:

I . Mengidentifikasi keyakinan spiritual yang memenuhi kebutuhan untuk memperoleh arti dan tujuan, men cintai dan keterikatan serta pengampunan. '

2. Menggunakan kekuatan keyakinan, harapan dan rasa nyaman ketika menghadapi tantangan berupa penya kit, cidera atau krisis kehidupan lain.

Page 53: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

3. Mengembangkan praktik spiritual yang memupuk komunikasi dengan diri sendiri, dengan Tuhan dan dengan dunia luar.

4. Mengekspresikan kepuasan dengan keharmonisan antara keyakinan spiritual dengan kehidupan sehari hari.

Page 54: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Kriteria klien akan:

1. Menggali akar keyakinan dan praktik spiritual.

2. Mengidentifikasi faktor dalam kehidupan yang menantang keyakinan spiritual.

3. Menggali alternatif: mengingkari, memodifikasi atau menguatkan keyakinan; mengembangkan keyakinan baru.

4. Mengidentifikasi dukungan spiritual (membaca kitab suci, kelompok pengajian, dsb)

5. Melaporkan atau mendemonstrasikan berkurangnya distres spiritual setelah keberhasilan intervensi.

Page 55: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Pada dasarnya perencanaan pada klien dengan distres spiritual dirancang untuk memenuhi kebutuhan spiritual klien dengan:

1. Membantu klien memenuhi kewajiban agamanya.

2. Membantu klien menggunakan sumber dari dalam dirinya dengan cara lebih efektif untuk mengatasi situasi yang sedang dialaminya.

Page 56: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

3. Membantu klien mempertahankan atau membina hu bungan personal yang dinamik dengan Maha Pencipta ketika sedang menghadapi peristiwa yang kurang menyenangkan.

4. Membantu klien mencari arti keberadaannya dan si tuasi yang sedang dihadapinya.

5. Meningkatkan perasaan penuh harapan.

6. Memberikan sumber spiritual atau cara lain yang relevan.

Page 57: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

IMPLEMENTASI a. Periksa keyakinan spiritual pribadi perawat.

b. Fokuskan perhatian pada persepsi klien terhadap ke butuhan spiritualnya.

c. Jangan mengasumsi klien tidak mempunyai kebu tuhan spiritual.

d. Mengetahui pesan non-verbal tentang kebutuhan spi ritual pasien.

e. Berespons secara singkat, spesifik, dan faktual.

f. Mendengarkan secara aktif dan menunjukkan empati yang berarti menghayati masalah klien.

Page 58: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

g. Menerapkan tehnik komunikasi terapeutik dengan tehnik mendukung, menerima, bertanya, memberi informasi, refleksi, menggali perasaan dan kekuatan yang dimiliki klien

h. Meningkatkan kesadaran dengan kepekaan pada ucapan atau pesan verbal klien

i. Bersikap empati yang berarti memahami dan mengalami perasaan klien

j. Memahami masalah klien tanpa menghukum walaupun tidak berarti menyetujui klien

Page 59: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

k. Menentukan arti dari situasi klien, bagaimana klien berespons terhadap penyakit?

l. Apakah klien menganggap penyakit yang dideritanya merupakan hukuman, cobaan atau anugerah dari Tuhan?

m. Membantu memfasilitasi klien agar dapat memenuhi kewajiban agama

n. Memberitahu pelayanan spiritual yang tersedia di rumah sakit

Page 60: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

EVALUASI Untuk mengevaluasi apakah klien

telah mencapai krite ria hasil yang ditetapkan pada fase perencanaan, perawat perlu mengumpulkan data terkait dengan pencapaian tujuan asuhan keperawatan.

Page 61: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

Tujuan asuhan keperawatan tercapai apabila secara umum klien:

1. Mampu beristirahat dengan tenang.

2. Menyatakan penerimaan keputusan moral/etika.

3. Mengekspresikan rasa damai berhubungan dengan Tuhan.

Page 62: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

4. Menunjukkan hubungan yang hangat dan terbuka dengan pemuka agama.

5. Menunjukkan afek positif, tanpa perasaan march, rasa bersalah dan ansietas.

6. Menunjukkan perilaku lebih positif.

7. Mengekspresikan arti positif terhadap situasi dan keberadaannya.

Page 63: Aspek Spiritual Dalam Keperawatan

TERIMA KASIH