HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN...
Transcript of HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN...
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL
DENGAN KEHARMONISAN KELUARGA SAKINAH
NASKAH PUBLIKASI
Disusun oleh :
Nama: Hendri Tri P
Nomor Mahasiswa : F 100 080 079
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI UMS
2012
1
HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN SPIRITUAL DENGAN
KEHARMONISAN KELUARGA SAKINAH
ABSTRAKSI
Hendri Tri Putranto
Zahrotul Uyun
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Kecerdasan spiritual merupakan salah satu aspek penting dari
keharmonisan keluarga sakinah, berhasil tidaknya suatu hubungan keluarga di
lihat dengan salah satu faktornya yaitu keharmonisan keluarga tersebut, seringkali
pasangan yang mempunya kecerdasan spiritual yang tinggi di anggap mempunyai
tingkat keharmonisan keluarga sakinah yang tinggi pula, sebaliknya pasangan
yang mempunyai kecerdasan spiritual yang rendah sering kali di anggap
mempunya keharmonisan keluarga yang rendah pula. tujuan penelitian ini adalah
untuk mengungkap hubungan antara kecerdasan spiritual dengan keharmonisan
keluarga sakinah. Kecerdasan spiritual akan membuat individu mampu dalam
menghadapi pilihan dan realitas yang pasti akan datang dan harus dihadapi
individu apapun bentuknya.
Hipotesis yang diajukan ada hubungan positif antara kecerdasan spiritual
dengan keharmonisan keluarga sakinah. Subjek penelitian adalah pasangan suami
istri yang bertempat tinggal di desa Tanduk,Ampel Boyolali dengan subyek 30
pasangan atau 60 individu dengan metode random yaitu pemilihan subyek secara
acak. Pengumpulan data menggunakan skala kecerdasan spiritual dan skala
keharmonisan keluarga sakinah. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis product moment.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi (r) sebesar
0,423; p = 0,000 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukkan ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara kecerdasan spiritual dengan keharmonisan keluarga
sakinah. Sumbangan efektif variabel kecerdasan spiritual terhadap keharmonisan
keluarga sakinah sebesar 17,9% ditunjukkan oleh koefisien determinan (r2) =
0,179. Hal ini berarti masih terdapat 82,1% variabel lain yang mempengaruhi
keharmonisan keluarga sakinah diluar variabel kecerdasan spiritual
Kata kunci : kecerdasan spiritual, keharmonisan keluarga sakinah
2
PENDAHULUAN
Dalam agama Islampun juga
mewajibkan seseorang yang sudah
mampu yaitu secara materi,fisik dan
psikis untuk menikah,dan wajib
hukumnya untuk menikah , sabda
nabi muhammad S.A.W.
“Wahai para pemuda
barang siapa di antara kalian telah
mampu serta berkeinginan untuk
menikah maka hendaklah ia
menikah. sesungguhnya pernikah itu
dapat menundukkan pandangan dan
memelihara kemaluan. Dan
barangsiapa tidak mampu hendaklah
ia berpuasa, karena sesungguhnya
puasa itu dapat menjadi tameng
baginya”
Setiap insan yang akan
membangun bahtera rumah tangga
akan mempunyai harapan bahwa
rumah tangga tersebut sakinah
mawardah warahmah yang artinya
ketenangan, saling mencintai dan
penuh kasih sayang Oleh karena itu
pada umumnya semua pasangan
berharap mempunya keluarga yang
sakinah.
Seiring berjalannya waktu
pasti ada saja permasalahan yang
muncul dari suatu hubungan, mulai
dari sifat asli individu yang baru
muncul setelah lama mengenal,
ataupun sifat yang kurang baik dari
individu yang belum diketahui oleh
pasangan dan baru mengetahui
setelah pasangan tersebut menikah.
Dalam kenyataannya banyak sekali
pasangan suami istri yang cek cok,
bertengkar yang hebat, saling tidak
percaya antara satu sama yang lain,
semua itu terjadi karena banyak
faktor, seperti kurangnya kecerdasan
spiritual, komunikasi antar individu
dalam suatu keluarga sehingga
terjadi kesalah pahaman dalam
berkomunikasi
Zohar & Marshal (2001)
memberikan salah satu kunci untuk
menghadapi tantangan tersebut yaitu
dengan kecedasan spiritual, karena
kecerdasan spiritual penting dalam
kehidupan terutama dalam menjalin
suatu hubungan keluarga. Seorang
yang kecerdasan spiritualnya tinggi
cenderung menjadi pemimpin yang
penuh pengabdian, yaitu seorang
yang bertanggung jawab untuk
membawakan visi dan nilai yang
lebih tinggi terhadap orang lain,
dapat memberikan inspirasi terhadap
orang lain. Penjelasan ini juga
berlaku terhadap keluarga dimana
kecerdasan ini sangat penting dalam
membangun karakter manusia yaitu
anggota keluarga yang mengilhami
orang di sekitarnya, dan menciptakan
pribadi utuh yang mampu bertindak
bijaksana sehingga dalam keluarga
tercipta suatu kesinambungan.
Sikap individu dalam
menyikapi suatu masalah juga
sangatlah penting, dan yang
berpengaruh terhadap pembentukan
sikap positif ini adalah iklim
keluarga yang harmonis. Sikap
positif dapat menuntun individu
dalam menghadapi masalah dan
memecahkan masalah tersebut
dengan arif
Penulis mengemukakan
rumusan masalah yang dijadikan
landasan penelitian adalah “Apakah
ada Hubungan antara kecerdasan
spiritual dengan keharmonisan
keluarga sakinah?”. Berdasarkan
3
rumusan masalah tersebut maka
penulis ingin melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan antara
kecerdasan spiritual dengan
keharmonisan keluarga sakinah”
Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan bertujuan
untuk mengetahui:
1. Untuk mengetahui hubungan
antara kecerdasan spiritual
dengan keharmonisan
keluarga sakinah
2. Mengetahui sumbangan
efektif kecerdasan spiritual
terhadap keharmonisan
keluarga sakinah
3. Mengetahui tingkat
kecerdasan spiritual suami
istri.
4. Mengetahui tingkat
keharmonisan keluarga
sakinah antara suami dan istri
5.
Manfaat Penelitian
Dengan penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi Subyek Penelitian
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat
memberikan manfaat
bagi subyek penelitian
mengenai hubungan atas
kecerdasan spiritual
terhadap keharmonisan
keluarga sakinah
sehingga subyek dapat
meningkatkan
kecerdasan spiritual guna
meningkatkan
keharmonisan keluarga
sakinah.
2. Bagi Masyarakat Umum
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi
masyarakat umum terutama
bagi pasangan yang sudah
menikah mengenai
hubungan antara kecerdasan
spiritual dengan
keharmonisan keluarga
sakinah sehingga
diharapkan masyarakat
dapat meningkatkan
kecerdasan spiritual guna
mencapai keharmonisan
keluarga sakinah.
3. Bagi Ilmu Pengetahuan
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat
memberikan manfaat berupa
tambahan kepustakaan/
referensi empiris mengenai
hubungan antara kecerdasan
spiritual dengan
keharmonisan keluarga
sakinah.
LANDASAN TEORI
Definisi Keharmonisan Keluarga
Sakinah
Menurut kamus besar bahasa
Indonesia (1998), secara terminologi
keharmonisan berasal dari kata
harmonis yang berarti serasi, selaras.
Titik berat dari keharmonisan adalah
kedaan selaras atau serasi,
keharmonisan bertujuan untuk
mencapai keselarasan dan
keserasian. Kehidupan rumah tangga
perlu menjaga kedua hal tersebut
untuk mencapai keharmonisan rumah
tangga.
Aspek Pembentuk Keharmonisan
Keluarga Sakinah
4
Menurut Hawari (1997), aspek-
aspek dari keharmonisan keluarga
sakinah ada 5 yaitu:
a. saling pengertian
b. saling menerima
c. saling menghargai
d. saling percaya
e. saling mencintai
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keharmonisan
Keluarga Sakinah.
Menurut Gunarsa (2000)
keharmonisan keluarga sakinah
dipengaruhi oleh :
a. Perhatian, yaitu
menaruh hati pada seluruh
anggota keluarga sebagai dasar
utama hubungan baik antar
anggota keluarga.
b. Pengetahuan, yaitu
perlunya menambah pengetahuan
tanpa henti-hentinya untuk
memperluas wawasan sangat
dibutuhkan dalam menjalani
kehidupan keluarga.
c. Pengenalan terhadap
semua anggota keluarga, hal ini
berarti pengenalan terhadap diri
sendiri dan pengenalan diri sendiri
kepada anggota keluarga yang
lain sangat penting untuk
memupuk rasa saling pengertian
di antara anggota keluarga
d. Sikap menerima, yaitu
langkah lanjutan dari sikap
pengertian adalah sikap
menerima, yang berarti dengan
segala kelemahan, kekurangan,
dan kelebihan anggota keluarga.
Pengertian Kecerdasan Spiritual
Pengertian dari kecerdasan
spiritual menurut Zohar &
Marshal (2001) adalah
kemampuan seseorang untuk
menghadapi dan memecahkan
masalah yang berhubungan
dengan nilai, batin, dan kejiwaan.
Kecerdasan ini terutama berkaitan
dengan abstraksi pada suatu hal di
luar kekuatan manusia yaitu
kekuatan penggerak kehidupan
dan semesta.
Sedangkan Kecerdasan spiritual
menurut Covey (2005) adalah pusat
paling mendasar di antara kecerdasan
yang lain, karena individu menjadi
sumber bimbingan bagi kecerdasan
lainnya. Kecerdasan spiritual
mewakili kerinduan akan makna dan
hubungan dengan yang tak terbatas.
Aspek – Aspek kecerdasan
spiritual
Menurut Zohar (2005) ciri aspek
yang mempengaruhi kecerdasan
spiritual:
a) Memiliki prinsip dan visi yang kuat.
Prinsip manusia secara jelas tidak
akan berubah, yang berubah adalah
cara kita mengerti dan melihat
prinsip tersebut. Semakin banyak
kita tahu mengenai prinsip yang
benar semakin besar kebebasan
pribadi kita untuk bertindak dengan
bijaksana.
b) Kesatuan dan keragaman. Seorang
dengan spiritualitas yang tinggi
mampu melihat ketunggalan dalam
keragaman. Ia adalah prinsip yang
mendasari SQ
c) memaknai. Seorang yang memiliki
SQ tinggi akan mampu memaknai
atau menemukan makna terdalam
dari segala sisi kehidupan, baik
karunia Tuhan yang berupa
5
kenikmatan atau ujian dari-Nya, ia
juga merupakan manifestasi kasih
sayang dari-Nya.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Kecerdasan
Spiritual
Zohar & Marshall (2001)
mengindikasikan ciri faktor yang
mempengaruhi kecerdasan spiritual
adalah:
a) Kemampuan bersikap fleksibel.
b) Kualitas hidup yang diilhami oleh
visi dan nilai.
c) Kecenderungan untuk bertanya
untuk mencari jawaban yang
mendasar.
d) Bertanggung jawab untuk
membawakan visi dan dan nilai yang
lebih tinggi pada orang lain
Hubungan Antara Kecerdasan
Spiritual dengan Keharmonisan
Keluarga Sakinah
Menurut Zohar dan Marshal
(2001) kecerdasan spiritual penting
dalam kehidupan. Seorang yang
kecerdasan spiritual-nya tinggi
cenderung menjadi menjadi
pemimpin yang penuh pengabdian,
yaitu seorang yang bertanggung
jawab untuk membawakan visi dan
nilai yang lebih tinggi terhadap orang
lain, dan dapat memberikan inspirasi
terhadap orang lain. Penjelasan ini
juga berlaku terhadap keluarga
dimana kecerdasan ini sangat penting
dalam membangun karakter manusia
yaitu anggota keluarga yang
mengilhami orang di sekitarnya, dan
menciptakan pribadi utuh yang
mampu bertindak bijaksana sehingga
dalam keluarga tadi tercipta suatu
kesinambungan.
Zohar dan Marshall (2001)
juga menerangkan bahwa;
kecerdasan spiritual akan membuat
individu mampu dalam menghadapi
pilihan dan realitas yang pasti akan
datang apapun bentuknya, baik atau
buruk, jahat atau dalam segala
penderitaan yang tiba-tiba datang
tanpa di duga.
Kecerdasan spiritual adalah
pusat paling mendasar di antara
kecerdasan yang lain, individu
menjadi sumber bimbingan bagi
kecerdasan lainnya. Menurut Sukidi
(2004) kecerdasan spiritual
membimbing atau mempengaruhi
kecerdasan lain sehingga membuat
kesemuanya berjalan sinergis,
termasuk dalam kematangan psikis
individu. Dalam rumah tangga
kesinergisan tersebut mutlak
diperlukan. Kecerdasan spiritual
dapat menumbuhkan ketenangan
batin yang berpengaruh langsung
terhadap keharmonisan keluarga
sakinah, karena ketenangan batin
tersebut berpengaruh terhadap
timbulnya rasa cinta dan
penyandaran diri, juga dapat
mempengaruhi pertumbuhan
psikologis individu. Hal ini sangat
penting untuk terbentuknya keluarga
harmonis. Sukidi (2004) menjelaskan
bahwa “Kecerdasan Spiritual
membimbing individu menuju
kedamaian hidup secara emosi dan
spiritual”.
Senada dengan pernyataan ini
Daradjat (1997) menjelaskan bahwa
pada waktu seseorang batinnya
tenang maka. individu bisa
menentramkan batin orang lain, dan
membuat orang di sekitarnya akan
nyaman.
Hawari (2004) menjelaskan
betapa pentingnya kehidupan
6
beragama atau spiritualitas dalam
melihat keharmonisan/setidaknya
rumah tangga. Dalam agama terdapat
nilai-nilai moral atau etika kehidupan
yang akan menjadi landasan bersikap
dan bertidak dalam kehidupan.
Kehidupan beragama atau
spiritualitas selalu melandaskan
kasih sayang dalam memandang
kehidupan terutama keluarga.
Dengan kecerdasan spiritual
individu akan memiliki pribadi utuh
di mana individu dapat mengambil
keputusan-keputusan dalam keluarga
secara bijaksana, dan berpusat pada
prinsip yang benar, sehingga
tindakan, ucapan, dan sikapnya
menjadi bijaksana dan penuh
kebaikan. Ketika hal tersebut
menjadi karakter dan terus dilakukan
maka taraf kepercayaanpun akan
meningkat, sehingga keharmonisan
rumah tangga akan terjalin.
Kecerdasan spiritual sangat
berpengaruh terhadap keharmonisan
keluarga sakinah karena kecerdasan
tersebut akan membimbing individu
dalam bertindak berdasarkan prinsip
yang benar. Manifestasinya akan
keluar dalam tindakan, sikap dan
ucapan yang akan membawa
terhadap iklim keluarga yang
harmonis. Dengan kecerdasan
spiritual pribadi akan memiliki
paradigma pribadi utuh yang
berpusat pada prinsip hakiki,
sehingga tindakan, ucapan, dan
sikapnya menjadi bijaksana dan
penuh kebaikan. Ketika hal tersebut
menjadi karakter dan terus dilakukan
maka keharmonisan rumah tangga
akan terjalin.
Hipotesis
Ada hubungan positif antara
kecerdasan spiritual dengan
keharmonisan keluarga sakinah.
Semakin positif atau tinggi
kecerdasan spiritual maka semakin
tinggi keharmonisan keluarga
sakinah, begitu pula sebaliknya.
Semakin negatif atau rendah
kecerdasan spiritual maka semakin
rendah pula kecerdasan spiritual.
METODE PENELITIAN
Identifikasi Variabel
Variabel Bebas : Kecerdasan
Spiritual
Variabel Tergantung : Kehamoisan
Keluarga Sakinah
Subjek Penelitian
1. Pasangan suami istri yang
tinggal kabupaten Boyolali yang
usia pernikahannya lebih dari 5
tahun. Hal ini karena anggapan
peniliti dalam kurun waktu
tersebut telah terjadi berbagai
interaksi dan penyesuaian antar
pribadi, baik dalam menjalani
dan menghadapi berbagai
masalah yang timbul, serta
menghadapi berbagai keadaan,
sehingga dapat dilihat sikap dan
kualitas dari hubungan mereka.
2. Minimal lulus SLTP
(pertimbangan bisa membaca
dan menulis).
Alat Ukur
Ada 2 skala yang di gunakan
untuk menguji hipotesis,yaitu skala
kecerdasan spiritual dan skla
keharmonisan keluarga sakinah
1. Kecerdasan Spiritual
Skala Kecerdasan Spiritual
bertujuan untuk mengukur tingkat
kecerdasan spiritual individu, dalam
hal ini yang di ungkap adalah dari
7
aspek spiritual keagamaan, relasi
sosial keagamaan,dan etika sosial
(khavari). Terdapat dua jenis
pernyataan dalam angket ini yaitu
favorabel dan unfavorabel.
Pernyataan favorabel adalah
pernyataan yang mendukung
indikator, memihak, atau
menunjukkan adanya ciri atribut
yang diukur, skala ini di buat oleh
Hisbullah pada tahun 2007
2. Keharmonisan keluarga
sakinah
Skala keharmonisan keluarga
sakinah bertujuan untuk mengukur
tingkat keharmonisan keluarga
sakinah suatu pasangan keluarga,
dalam hal ini yang di ungkapkan
adalah dari aspek saling pengertian,
saling menerima, saling menghargai,
saling percaya, saling mencintai
(Hawari 2007)
Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang
digunakan yaitu analisis product
moment.
Pembahasan
Berdasarkan hasil
perhitungan diperoleh nilai koefisien
korelasi r = 0,423, p = 0,001 (p <
0,01). Hasil ini menunjukkan ada
hubungan positif yang sangat
signifikan antara kecerdasan spiritual
dengan keharmonisan keluarga
sakinah. Artinya semakin tinggi
kecerdasan spiritual maka semakin
tinggi pula keharmonisan keluarga
sakinah. Dengan demikian hipotesis
penelitian yang diajukan penulis
dapat diterima atau terbukti.
Hasil kategorisasi sebagai
berikut :
1. Kecerdasan spiritual
tergolong sedang, karena
mean empirik berada
pada angka 74,50
2. Keharmonisan keluarga
sakinah tergolong sedang
, karena mean empirik
berada pada angka 83,93
Hasil penelitian ini sesuai
dengan pendapat Gunarsa (2000)
keharmonisan keluarga sakinah
dipengaruhi oleh beberapa faktor
yang salah satunya ialah:
Pengetahuan, yaitu perlunya
menambah pengetahuan tanpa henti-
hentinya untuk memperluas wawasan
sangat dibutuhkan dalam menjalani
kehidupan keluarga. Dalam hal ini
yang ditekankan adalah pengetahuan
atau kecerdasan. Oleh karena itu
kecerdasan spiritual menjadi kunci
akan terwujudnya keharmonisan
keluarga sakinah. Dengan memiliki
kecerdasan spiritual maka akan
timbul keharmonisan keluarga yang
sakinah.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil perhitungan teknik
analisis product moment hasil
perhitungan diperoleh nilai koefisien
korelasi (r) sebesar 0,423; p = 0,000
(p<0,01). Hasil tersebut
menunjukkan ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara
kecerdasan spiritual dengan
keharmonisan keluarga sakinah.
Sumbangan efektif variabel
kecerdasan spiritual dengan
keharmonisan keluarga sakinah
sebesar 17,9% ditunjukkan oleh
koefisien determinan (r2) = 0,179.
Hal ini berarti masih terdapat 82,1%
variabel lain yang mempengaruhi
keharmonisan keluarga sakinah di
luar kecerdasan spiritual sakinah.
8
Kecerdasan spiritual
tergolong sedang ditunjukan dengan
rerata empiric (ME) sebesar 83,93
dengan rerata hipotetik (MH) sebesar
80. Kemudian keharmonisan
keluarga sakinah tergolong sedang
ditunjukkan oleh rerata empirik
(ME) sebesar 74,50 dengan rerata
hipotetik sebesar 80.
SIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas
dapat di ambil kesimpulan sbb
1. Ada hubungan positif dan
signifikan antara kecerdasan
spiritual dengan
keharmonisan keluarga
sakinah dengan nilai korelasi
0,423 dan nilai signifikansi
yaitu 0,001.
2. Sumbangan efektif atau
koefisien determinan (r2)
sebesar 0,179 sehingga
kecerdasan spiritual
berpengaruh terhadap
keharmonisan keluarga
sakinah sebesar sebesar
17,9%, maka masih terdapat
82,1% pengaruh dari variabel
lain. Adapun faktor-faktor
lain yang dapat
mempengaruhi keharmonisan
keluarga sakinah merupakan
bukan bagian dari variabel
kecerdasan spiritual.
Saran
Berdasarkan kesimpulan
diatas, maka dapat diberikan
saran-saran sebagai berikut:
1. Bagi Subyek Penelitian
Hendaknya sejak dini
mengembangkan kecerdasan
spiritual. Karena menjalankan
hidup ini bukanlah hanya
dengan kepuasan duniawi
saja namun untuk
mendapatkan kebahagiaan
hakiki hendaknya kita lebih
melibatkan unsur yang paling
mendasar yaitu spiritualitas
sebagai sandaran hidup, misi
hidup, dan cara menjalankan
kehidupan.
2. Bagi masyarakat
Di harapkan
menambah pengetahuan dan
wawasan masyarakat dalam
hal kecerdasan spiritual dan
keharmonisan keluarga
sakinah
3. Bagi ranah keilmuan
bermanfaat untuk
pengembangan ilmu
pengetahuan, dan sumbengan
terhadap semua fihak yang
berhubungan dengan
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Agustian, AG. 2001. Rahasia Sukses
Membangun ESQ Power,
Sebuah Inner Journey
Melalui Ihsan. Jakarta:
Penerbit Arga.
Arikunto, S. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu
Pendekatan Praktek.
Jakarta: Reinika Cipta.
Azwar, S. 2000. Sikap Manusia
Teori dan
Pengukurannya.Yogyakarta
: Pustaka Pelajar.
9
Azwar, S. 2004.Penyusunan Skala
Psikologi.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Basri, H. 2002. Keluarga Sakinah
Tinjauan Psikologi dan
Agama. Yogyakarta:
Pustaka pelajar.
1996. Merawat Cinta Kasih.
Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Buzan, T. 2003. Head First, 10 Cara
Memanfaatkan 99% Dari
Kehebatan Otak Anda Yang
Selama Ini Belum Pernah
Anda Gunakan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
The Power Of Spiritual
Intelegence, Sepuluh Cara
Jadi Orang Cerdas Secara
Spiritual. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Covey, RS. 1997. The 7 Habit of
Highly Effective People.
Jakarta: Binapura Aksara.
The8th Habit: Melampaui
Efektifitas, Menggapai
Keagungan. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama.
Dlori, MM. 2005. Dicinta Suami
(Istri) Sampai Mati.
Jogjakarta: Katahati.
Departemen Agama Republik
Indonesia. 1998. Al Qur’an
dan Terjemahnya,
Surabaya: Al-Hidayah.
Dradjat, Z. 1975. Ketenangan dan
Kebahagiaan Dalam
Keluarga. Jakarta: Bulan
Bintang,
Doe, M. 2002. SQ Untuk Ibu: Cara-
cara Praktis dan Inspiratif
Untuk Mewujudkan
Ketentraman Ruhani.
Bandung: Penerbit Kaifa.
2001. 10 Prinsip Spritual
Parenting: Bagaimana
Menumbuhkan dan
merawat Sukma Anak
Anda. Bandung: Penerbit
Kaifa.
Gunarsa, S. 1991. Psikologi Praktis
Anak Remaja dan
Keluarga. Jakarta: Gunung
Mulia.
Singgih DGY. 1986. Psikologi untuk
Keluarga. Jakarta: Gunung
Mulia.
Hadi, S. 1994. Metodologi Reserch
Jilid II. Yogyakarta:
Yayasan Penerbit Fakultas
Psikologi UGM.
Hasan, I. 2002. Pokok-Pokok Materi
Metodologi Penelitian dan
Aplikasinya. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Zohar, D. dan Marshal, I. 2001. SQ:
Memanfaatkan Kecerdasan
Spritual dalam Berfikir
Integralistik dan Holistik
untuk Memaknai
Kehidupan. Bandung:
Mizan
Ahmad. F. 2001. Cita Keluarga
Islam. Yogya: serambi
10
Syaikh. A.H. 2001. Fiqih keluarga.
Bandung: pustaka alkautsar
Ali. T. 1992. Bimbingan keluarga &
wanita islam, jakarta:
pustaka hidayah
Aisyiyah. P.P. 1994. Tuntunan
Menuju Keluarga Sakinah,
yogyakarta
Tim penyusun kamus. 1990.Kamus
Besar Bahasa Indonesia.
Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan. Balai
Pustaka.
Zohar, Danah dan Marshal, Ian.
2001. SQ: Memanfaatkan
Kecerdasan Spritual dalam
Berfikir Integralistik dan
Holistik untuk Memaknai
Kehidupan. Bandung:
Mizan
Qaimi, Ali. 2002. Menggapai Langit
Masadenpan Anak Bogor:
Cahaya.
Sarlito Wirawan Sarwono. 1982.
Menuju Keluarga Bahagia
2. Jakarta: Bhatara Karya
Aksara.
Sarwono, Wirawan, Sarlito. 1982
Menuju Keluarga Bahagia
4. Jakarta: Bhatara Karya
Aksara.
Sugiono. 1997. Metode Penelitian
Administrasi. Bandung:
Alfabeta.
Suharsono. 2005. Melejitkan IQ, IE,
dan IS. Depok: Inisiasi
press.
Sukidi. 2004. Rahasia Sukses Hidup
Bahagia, Mengapa SQ
Lebih Penting dari Pada IQ
dan EQ. Jakarta: Gramedia.
Nazir, Moh. 1990. Metode
penelitian. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Nggermanto, Agus .2003. Quantum
Quotient: Cara Praktis
Melejitkan IQ,EQ, dan SQ
yang Harmonis. Bandung:
Nuansa.
Mujib, Abdul dan Mudzakir, Jusuf.
2001. Nuansa-nuansa
Psikologi Islam. Jakarta:
Rajawali Press.