Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

26
MAKALAH ASPEK BIO, PSIKO, SOSIO, SPIRITUAL DI KEPERAWATAN INTENSIF OLEH : SGD 5 Putu Pande Eka Suputri (1102105016) Ni Luh Anik Utami (1102105018) I Made Hadiartadana (1102105022) Ni Putu Nariska Rahayuni (1102105030) Kadek Dewi Yuliantini (1102105031) Ni Wayan Kuniawati (1102105032) Anak Agung Istri Dwi Mayuni (1102105060) I Putu Pande Eka Krisna Yoga (1102105064) I Gede Meyantara Eka S. (1102105065) Ida Ayu Putu Surya Adnyani (1102105067) PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

description

makalah bio psiko sosial

Transcript of Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

Page 1: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

MAKALAH ASPEK BIO, PSIKO, SOSIO, SPIRITUAL

DI KEPERAWATAN INTENSIF

OLEH :

SGD 5

Putu Pande Eka Suputri (1102105016)

Ni Luh Anik Utami (1102105018)

I Made Hadiartadana (1102105022)

Ni Putu Nariska Rahayuni (1102105030)

Kadek Dewi Yuliantini (1102105031)

Ni Wayan Kuniawati (1102105032)

Anak Agung Istri Dwi Mayuni (1102105060)

I Putu Pande Eka Krisna Yoga (1102105064)

I Gede Meyantara Eka S. (1102105065)

Ida Ayu Putu Surya Adnyani (1102105067)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2014

Page 2: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

1. Apa yang anda ketahui tentang aspek bio, psiko, sosia dan spiritual dalam

persepektif keperawatan intensif? Berikan contohnya!

Pembahasan :

1) Aspek biologis / fisiologis (Perry&Potter.2005)

Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang perlu atau penting untuk bertahan hidup.

Manusia memiliki beberapa kebutuhan : oksigen, cairan, nutrisi, temperatur,

eliminasi, dan seks. Klien yang sangat muda, sangat tua, sakit dan cacat atau bahkan

penurunan kesadaran tergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan dasar

fisiologis. Perawat sering mempunyai peran dalam membantu klien memenuhi

kebutuhan tersebut. Perspektif dalam keperawatan intensif diantaranya:

Memenuhi kebutuhan oksigen (O2).

Contohnya perawat dapat memberikan bantuan napas bila mengalami

gangguan dalam bernapas atau gagal napas, melakukan pemasangan

ventilator, dan lain-lain.

Kebutuhan Cairan.

Contohnya pada saat pengkajian keperawatan menunjukkan temuan konsisten

ketidakseimbangan cairan, tindakan keperawatan diarahkan pada perbaikan

keseimbangan kearah yang normal dengan memberi cairan melalui infus.

Nutrisi.

Untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan nutrisinya, seorang

perawat harus mengerti proses pencernaan dan proses metabolic tubuh.

Perawat bisa menggunakan beberapa nutrisi tambahan dan teknik untuk

memperbaiki defsit nutrisional. Contoh: pasien yang tidak sadar atau

gangguan menelan, perawat dapat memasang NGT dan memberikan nutrisi

cair melalui selang tersebut.

Temperatur.

Terpajan panas yang berkepanjangan meningkatkan aktivitas metabolik tubuh

dan meningkatkan kebutuhan oksigen jaringan. Pemajanan panas yang lama

dan berlebihan juga mempunyai efek fisiologis yang khusus. Dalam hal ini

contoh dan tindakan perawat yang dapat dilakukan antara lain memantau suhu

Page 3: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

tubuh klien khususnya bagian tubuh yang berada dibawah seperti punggu

yang dapat menimbulkan dekubitus.

Eliminasi.

Eliminasi materi sampah merupakan salah satu proses metabolik tubuh.

Produk sampah dikelurkan melalui paru-paru, kulit, ginjal, dan pencernaan.

Contoh: tugas perawat disini lebih ditekankan dalam membantu pasien yang

tidak sadar untuk mengeluarkan materi sampah tersebut. Salah satu cara yang

dapat dilakukan berupa pemberian huknah, baik huknah tinggi atau rendah.

Seks.

Seks dianggap oleh maslow sebagai kebutuhan dasar fisiologis yang secara

umum mengambil prioritas diatas tingkat kebutuhan yang lebih tinggi.

Seksualitas melibatkan lebih dari seks fisik. Hal tersebut bisa melibatkan

kebutuhan emosi, social, dan spiritual. Contohnya dalam hal ini perawat dapat

sebagai konselor untuk pasien, namun untuk pasien yang tidak sadar cukup

dengan ditemani orang yang berharga bagi pasien.

2) Aspek Psikologis

Rasa Aman

Memenuhi kebutuhan keselamatan dan keamanan kadang mengambil prioritas

lebih dahulu diatas kebutuhan fisiologis. Contoh dalam keperawatan intensif:

seorang perawat perlu melindungi pasien yang tidak sadar dari kemungkinan

jatuh dari tempat tidur seperti memasang siderail untuk menghindarinya.

Kebutuhan cinta dan rasa memiliki

Manusia secara umum membutuhkan perasaan bahwa mereka dicintai oleh

teman sebaya dan oleh masyarakat. Contohnya: memberi sentuhan baik dari

perawat maupun keluarga pasien. Sentuhan tersebut diartikan bahwa pasien

masih diperhatikan walaupun dalam keadaan sadar maupun tidak sadar.

Harga Diri

Kebutuhan harga diri berhubungan dengan keinginan terhadap kekuatan,

pencapaian, rasa cukup, kompetensi, rasa percaya diri, dan kemerdekaan. Jika

konsep diri pasien mengalami perubahan karena penyakit atau cedera,

pemberian perawatan melibatkan peningkatan konsep diri dan gambaran diri.

Page 4: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

Tindakan perawat spesifik bergantung pada system dukungan. Contohnya

memberi dukungan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien ataupun untuk

meningkatkan proses kesembuhannya.

Aktualisasi Diri

Aktualisasi diri merupakan tingkat kebutuhan paling tinggi dalam hirarki

kebutuhan menurut Maslow. Aktualisasi diri mungkin terjadi pada saat ada

keseimbangan antara kebutuhan klien, tekanan dan kemampuan untuk

beradaptasi terhadap perubahan tubuh dan lingkungan. Kebutuhan privasi

pasien harus dihargai dan dipenuhi. Suatu penyakit mungkin sangat

menurunkan privasinya. Contoh untuk tindakan perawat dapat membantu

memenuhi kebutuhan ini dengan merencanakan perawatan sehingga privasi

tidak terganggu.

Contohnya: memberikan reward/ penghargaan terhadap perbaikan kondisinya

walaupun kelihatannya pasien tidak dalam keadaan sadar.

3) Aspek Sosial

Lingkungan sosial

Lingkungan sosial merupakan tempat dimana setiap orang dapat berinteraksi

dengan orang lain. Saling bertukar pikiran, curahan hati maupun yang lainnya

sehingga orang tersebut merasa dekat dengan kegiatan sosialnya. Contoh

aspek social disini perawat bisa memberikan keluarga berkunjung atau

melihat pasien tersebut untuk dapat saling berinteraksi bahkan memberikan

support. Dengan demikian maka pasien akan merasa dekat dengan

lingkungan seperti orang tua, teman dekat, dan kerabat pasien.

4) Aspek Spiritual

Keyakinan Agama & supranatural.

Kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan

memenuhi kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf

(pengampunan), mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya pada

Tuhan. Kebutuhan spiritual juga dapat memenuhi kebutuhan untuk mencarai

anti dan tujuan hidup, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai, rasa

keterikatan dan kebutuhan untuk memberikan dan mendapatkan maaf.

Page 5: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

Contoh melakukan asuhan keperawatan untuk memenuhi kebutuhan rohani

atau memfasilitasi kebutuhannya untuk melakukan persembahyangan/

memandu dan atau berdoa bersama pasien bila memungkinkan untuknya.

2. Hal apa saja yang membedakan persepektif keperawatan intensif dengan

keperawatan bidang lainnya seperti medical bedah, kegawat daruratan, dll?

Pembahasan :

1) Perspektif Keperawatan Intensif

Perawatan intensif menurut Adam & Osbome (1997) merupakan pelayanan

keperawatan yang bertujuan untuk memberikan asuhan bagi pasien dengan penyakit

berat yang potensial reversible, memberikan asuhan bagi pasien yang verlu

obeservasi ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan di ruang

perawatan umum, memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan potensial

atau adanya kerusakan organ umumnya paru, mengurangi kesakitan dan kematian

yang dapat dihindari pada pasien-pasien dengan penyakit kritis (Depkes RI, 2006)

Hal tersebut menunjukkan bahwa pelayanan keperawatan intensif berbeda dengan

pelayanan keperawatan di ruang rawat biasa, karena tingkat ketergantungan pasien

terhadap perawat di ruang intensif sangat tinggi. Untuk itu, perawat intensif dituntut

memiliki pengetahuan, keterampilan, daya analisa dan tanggung jawab yang tinggi,

mampu bekerja mandiri, membuat keputusan yang cepat dan tepat, serta

berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya.

Ruang lingkup pelayanan perawatan intensif berdasarkan Standar Pelayanan

Keperawatan di ICU oleh Depkes RI tahun 2006 meliputi:

Diagnosis dan penatalaksanaan spesifik penyakit-penyakit akut yang

mengancam nyawa dan dapat menimbulkan kematian dalam beberapa menit

sampai beberapa hari

Memberi bantuan dan mengambil alih fungsi vital tubuh sekaligus melakukan

pelaksanaan spesifik pemenuhan kebuthan dasar.

Pemantauan fungsi vital tubuh dan penatalaksanaan terhadap komplikasi yang

ditimbukan oleh: a) penyakit; b) kondisi pasien menjadi buruk karena

pengobatan/terapi (iatrogenic)

Page 6: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

Memberikan bantuan psikologis pada pasien yang bergantung pada fungsi

alat/mesin dan orang lain.

Staf perawat intensif adalah staf perawat professional yang diberikan kewenangan

sebagai seorang perawat yang mampu memberikan asuhan keperawatan yang

kompeten pada pasien dalam kondisi kritis melalui integrasi kemampuan ilmiah

dan ketrampilan khusus serta diikuti oleh nilai-nilai kemanusiaan.

Perawat intensif dalam memberikan pelayanannya mengacu pada standar

keperawatan kritikal, komitmen pada kode etik keperawatan dapat berfungsi

sebagai perwakilan pasien secara tepat serta menunjukkan akuntabilitas terhadap

tindakannya. Perawat kritikal menggunakan intervensi independen, dependen, dan

interdependent dalam mengelola pasien.

2) Perspektif Keperawatan Medikal Bedah

Keperawatan Medikal Bedah merupakan bentuk asuhan keperawatan pada klien

dewasa yang mengalami gangguan fisiologis baik yang sudah nyata atau terprediksi

mengalami gangguan, baik adanya penyakit, trauma atau kecacatan. Asuhan

keperawatan meliputi perlakuan terhadap individu untuk memperoleh kenyamanan,

membantu individu dalam meningkatkan dan mempertahankan kondisi sehatnya,

melakukan prevensi, deteksi dan mengatasi kondisi berkaitan dengan penyakit,

mengupayakan pemulihan sampai klien dapat mencapai kapasitas produktif

tertingginya, serta membantu klien dalam menghadapi kematian secara bermartabat.

Praktek keperawatan medikal bedah menggunakan langkah-langkah ilmiah

pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi; dengan

memperhitungkan keterkaitan komponen-komponen, biologis, psikologis, dan sosial

klien dalam merespon gangguan fisiologis sebagai akibat penyakit, trauma atau

kecacatan.(Hidayat, 2011)

Klien yang ditangani dalam praktek keperawatan medikal bedah adalah orang

dewasa, dengan pendekatan one to one basis. Basis intervensi keperawatan medikal

bedah adalah ketidakmampuan klien untuk memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri

(Hidayat, 2011). Ketidakmampuan ini dapat terjadi karena ketidakseimbangan antara

tuntutan kebutuhan (self-care demand ) dan kapasitas klien untuk memenuhinya (self-

care ability) sebagai akibat perubahan fisiologis pada satu atau berbagai sistem tubuh.

Page 7: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

Kondisi ini unik pada setiap individu, karena kebutuhan akan self-care (self-care

requirement) dapat berbeda- beda, sehingga dibutuhkan integrasi keterampilan-

keterampilan berpikir logis-kritis, teknis dan telaah legal etis untuk menentukan

bentuk intervensi keperawatan mana yang sesuai, apakah bantuan total, parsial, atau

suportif-edukatif yang dibutuhkan klien.

3) Perspektif Keperawatan Kegawatdarudatan

Pelayanan kegawatdaruratan merupakan bentuk pelayanan yang bertujuan untuk

menyelamatkan kehidupan penderita, mencegah kerusakan sebelum

tindakan/perawatan selanjutnya dan menyembuhkan penderita pada kondisi yang

berguna bagi kehidupan.

Asuhan keperawatan gawat darurat adalah rangkaian kegiatan praktek keperawatan

gawat darurat yang diberikan kepada klien oleh perawat yang berkompeten di ruang

gawat darurat. Asuhan keperawatan yang diberikan meliputi biologis, psikologis, dan

sosial klien baik aktual yang timbul secara bertahap maupun mendadak, maupun

resiko tinggi. (Ramadhani, 2013)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi asuhan keperawatan gawat darurat, yaitu :

kondisi kegawatan seringkali tidak terprediksi baik kondisi klien maupun jumlah

klien yang datang ke ruang gawat darurat, keterbatasan sumber daya dan waktu,

adanya saling ketergantungan yang sangat tinggi diantara profesi kesehatan yang

bekerja di ruang gawat darurat, keperawatan diberikan untuk semua usia dan sering

dengan data dasar yang sangat mendasar, tindakan yang diberikan harus cepat dan

dengan ketepatan yang tinggi (Maryuani, 2009).

Pengkajian pada kasus gawat darurat dibedakan menjadi dua, yaitu : pengkajian

primer dan pengkajian sekunder. Pengkajian primer untuk mengidentifikasi masalah-

masalah yang mengancam hidup pasien. Tahapan pengkajian primer meliputi : A:

Airway, mengecek jalan nafas dengan tujuan menjaga jalan nafas disertai kontrol

servikal; B: Breathing, mengecek pernafasan dengan tujuan mengelola pernafasan

agar oksigenasi adekuat; C: Circulation, mengecek sistem sirkulasi disertai kontrol

perdarahan; D: Disability, mengecek status neurologis; E: Exposure, enviromental

control, buka baju penderita tapi cegah hipotermia (Holder, 2002).

Page 8: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

3. Apa sajakah peran dan fungsi perawat dalam ruang perawatan intensif?

Peran dan fungsi perawat dalam ruang perawatan intensif :

1) Peran perawat

a. Care giver/pemberi asuhan (Asmadi,2008)

Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat memberikan pelayanan

keperawatan secara langsung dan tidak langsung kepada klien, menggunakan

pendekatan proses keperawatan yang meliputi : melakukan pengkajian dalam upaya

mengumpulkan data dan informasi yang benar, menegakan diagnosis keperawatan

berdasarkan hasil analisis data, merencanakan intervensi keperawatan sebagai upaya

mengatasi masalah yang muncul dan membuat langkah/cara pemecahan masalah,

melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang ada, dan melakukan

evaluasi berdasarkan respons klien terhadap tindakan keperawatan yang telah

dilakukan. Pelayanan yang diberikan oleh perawat, dengan memperhatikan individu

sebagai makhluk yang holistic dan unik.

Pelayanan yang dapat diberikan perawat diruang intensif antara lain : pemberian

makanan lewat NGT, pasang kateter urine, transfusi darah, pengobatan nyeri karena

berbagai sebab, memonitor kondisi pasien, suction , dll.

b. Pembuat Keputusan Klinis (Keeling dan Ramos,1995)

Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk memberikan

perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis melalui

proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam

pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat

menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien.

Perawat membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga.

Dalam setiap situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan

pemberi perawatan kesehatan professional lainnya.

c. Client advocate ( Asmadi,2008)

Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan

tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien, membela kepentingan

klien dan membantu memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan

oleh tim kesehatan dengan pendekatan tradisional maupun profesional. Peran

Page 9: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

advokasi sekaligus megharuskan perawat bertindak sebagai narasumber dan fasilitator

dalam tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani

oleh klien.

d. Educator (Asmadi,2008)

Sebagai pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan kesehatannya melalui

pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medic yang

diterima sehingga klien dapat menerima tanggung jawab terhadap hal-hal yang

diketahui. Selain itu perawat juga bisa memberikan edukasi kepada keluarga pasien

mengenai penyakit yang diderita pasien.

e. Collaborator (Kusnanto,2004)

Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan

rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna memnuhi kebutuhan

kesehatan klien.

f. Coordinator (Kusnanto,2004)

Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada, baik materi

maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga tidak ada intervensi yang

terlewatkan maupun tumpang tindih. Dalam menjalankan peran sebagai coordinator

perawat dapa melakukan hal-hal berikut :

- Mengoordinasi seluruh pelayanan keperawatan

- Mengatur tenaga keperawatan yang akan bertugas

- Mengembangkan system pelayanan keperawatan

- Memberikan informasi tentang hal-hal yang terkait dengan pelayanan

keperawatan pada sarana kesehatan.

g. Konsultan (Kusnanto,2004)

Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan

keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien

tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

2) Fungsi perawat (Kusnanto,2004) :

a. Pelaksanaan fungsi keperawatan mandiri (Independen)

Tindakan keperawatan mandiri (independen) adalah aktivitas keperawatan yang

dilaksanakan atas inisiatif perawat itu sendiri dengan dasar pengetahuan dan

Page 10: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

keterampilannya. Perawat menentukan bahwa klien membutuhkan intervensi

keperawatan yang pasti. Contoh dari keperawatan mandiri perawat di ruang intensif

adalah melakukan oral hygiene, membersihkan tubuh pasien, mencegah decubitus

pada pasien dll

b. Pelaksanaan fungsi keperawatan ketergantungan ( dependen)

Tindakan keperawatan ketergantungan (dependen) adalah aktivitas keperawatan yang

dilaksanakan atas instruksi dokter atau dibawah pengawasan dokter dalam

melaksanakn tindakan rutin yang spesifik. Contoh dari tindakan fungsi

ketergantungan dalam praktik keperawatan yaitu injeksi antibiotic, pemberian

transfuse darah, pemasangan infus dll.

c. Tindakan keperawatan kolaboratif (interdependen)

Adalah aktivitas yang dilaksanakan atas kerja sama dengan pihak lain atau tim

kesehatan lain. Tindakan kolaboratif terkadang menimbulkan adanya tumpang tindih

pertanggung jawaban diantara personal kesehatan dan hubungan langsung kolega

antar-profesi kesehatan.

4. Terkait dengan aspek bio, psiko, sosio dan kultural, keahlian apa saja yang wajib

dimiliki oleh seorang perawat intensif?

Perawat di ruang ICU dituntut untuk memiliki keahlian dan intelektual yang lebih. ICU

merupakan salah satu pelayanan sentral di rumah sakit dimana bagian pelayanan ICU

membutuhkan sumber daya perawat yang terlatih. Perawat ICU minimal memiliki

sertifikat Basic Training Life Support (BTCLS) (Hanafi, 2007). Di Indonesia, ketenagaan

perawat di ruang ICU di atur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1778/MENKES/SK/XII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan ICU

di Rumah Sakit yaitu, untuk ICU level I maka perawatnya adalah diperlukan minimal

25% perawat terlatih yang bersertifikat bantuan hidup dasar dan bantuan lanjut, untuk

ICU level II diperlukan minimal 50% dari jumlah seluruh perawat di ICU merupakan

perawat terlatih dan bersertifikat ICU, dan untuk ICU level III diperlukan minimal 75%

dari jumlah seluruh perawat di ICU merupakan perawat terlatih dan bersertifikat ICU.

Page 11: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

1. Keahlian wajib yang dimiliki perawat intensif dalam aspek biologis meliputi suatu

penanganan bantuan hidup dasar atau dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia

(KDM). Beberapa keahlian yang harus dimiliki oleh seorang perawat ICU yaitu:

Tabel 1. Keahlian dalam Aspek Biologis

Penanganan jalan nafas

Melakukan terapi oksigen

Melakukan brochial washing

Melakukan suction

Melakukan intubasi

Melakukan extubas/weaning

Penanganan gangguan sistem

kardiovaskuler

Emergency trolly

Melakukan rekaman EKG

Memasang monitoring EKG,

saturasi oksigen, tekanan darah

RJP

Mengkaji pasien dekompensasi

cordis

Merawat pasien dengan

menggunakan CVP

Memberikan antikoagulan

Penanganan gangguan endokrin

Melakukan pemberian insulin

Menggunakan ventilator

Mempersiapkan ventilator

Mempersiapkan set ventilator

Merawat pasien ventilator

Mengukur tidal volume

Memberikan obat inhalasi

Mengambil sampel darah untuk AGD

Penanganan gangguan sistem perkemihan

Menghitung balance cairan

Mengobservasi pasien post

transplantasi

Penanganan gangguan sistem pencernaan

Memasang NGT

Melakukan nutrisi parenteral

Penanganan gangguan sistem neurologi

Menilai tingkat kesadaran/GCS

Melakukan mobilisasi

Sumber : PPSDM RS PGI CIKINI, 2013

Menurut Suwandi (2008) dalam melakukan pelayanan keperawatan seorang perawat

penting untuk memiliki kecerdasan emosional yang tinggi. Kecerdasan emosional

sangat dibutuhkan dalam berinteraksi dengan pasien, keluarga, teman sesama

perawat, dokter, atau tenaga kesehatan lainnya. Komponen yang termasuk dalam

kecerdasan emosional yaitu sikap empati, mampu mengenali emosi diri dan emosi

Page 12: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

orang lain. Selain memenuhi kebutuhan dasar atau biologi pasien, seorang perawat

harus dapat juga memenuhi kebutuhan pasien dalam aspek psiko, sosio, dan cultural

untuk mewujudkan suatu pelayanan keperawatan yang holistic. Seorang perawat ICU

yang merawat pasien dengan kondisi kritis juga membutuhkan kemampuan untuk

memberikan dukungan emosional, sosial, dan spiritual selain dukungan fisik karena

pasien di ruang ICU kemungkinan lebih merasakan ketakutan, kesepian, bingung, dan

cemas. Satu sikap dan perilaku yang mampu menebus semua tindakan adalah dengan

sentuhan dan caring (Windarini, 2014).

Caring dapat melibatkan tindakan atau komunikasi verbal, dapat juga tidak.

Komunikasi terapeutik merupakan gabungan antara percakapan dan caring

berdasarkan tujuan tertentu (Peplau dalam Kozier, 2010). Sikap caring diberikan

melalui kejujuran, kepercayaan, dan niat baik. Bersikap caring untuk pasien dan

bekerja sama dengan pasien dari berbagai lingkungan merupakan esensi keperawatan.

Dalam memberikan asuhan, perawat dituntut menggunakan keahlian yaitu, kata yang

lemah lembut, sentuhan, harapan, comforting dengan pasien, dan dengan

menggunakan spirit caring (Morrison, 2009).

Sikap caring harus tercermin dalam 10 faktor karatif yang berasal dari nilai-nilai

humanistic meliputi:

a. Pembentukan sistem nilai humanistic dan altruistic.

Perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada

pasien. Perawat juga memperlihatkan kemampuan diri dengan penkes kepada

pasien. Perawat yang menggunakan penduekatan humanistic dalam prakteknya

memperhitungkan semua yang diketahuinya tentang pasien meliputi pikiran,

perasaan, nilai-nilai, pengalaman, kesukaan, perilaku, dan bahasa tubuh.

b. Memberikan kepercayaan-harapan dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan

asuhan keperawatan yang holistic.

c. Menumbuhkan kesensitifan terhadap diri dan orang lain

d. Mengembangkan hubungan saling percaya

e. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negative pasien.

Dalam hal ini perawat memberikan waktunya dengan mendengarkan semua

keluhan dan perasaan pasien.

Page 13: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

f. Penggunaan sistematis metode penyelesaian masalah untuk pengambilan

keputusan

g. Peningkatan pembelajaran dan oengajaran interpersonal

h. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spiritual yang

mendukung. Perawat perlu menggali pengaruh lingkungan internal dan eksternal

pasien terhadap kesehatan dan kondisi penyakit pasien.

i. Bimbingan dalam memuaskan kebutuhan manusiawi

j. Mengijinkan terjadinya tekanan yang bersifat fenomenologis agar pertumbuhan

diri dan kematangan jiwa pasien dapat tercapai. Kadang-kadang seorang pasien

perlu dihadapkan pada pengalaman/pemikiran yang bersifat profokatif denga

tujuan agar dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri.

Sikap caring ini dapat diinterpretasikan kedalam aspek bio, psiko, sosio, dan cultural

yaitu:

2. Keahlian wajib yang dimiliki perawat intensif dalam aspek psikologi:

Sebagai perawat intensif diharapkan mempunyai jiwa yang dapat memberikan

dukungan, rasa yang aman dan sentuhan kasih sayang kepada pasien yang kritis

ataupun koma agar pasien diruang intensif dapat merasakan kenyamanan selama

perawatan.

3) Keahlian wajib yang dimiliki perawat intensif dalam aspek sosial:

Sebagai perawat intensif diharapkan mempunyai jiwa yang selalu mengajak pasien

dan keluarga pasien untuk berinteraksi tentang hal-hal mengenai status kesehatan

pasien atau hal yang lainnya melalui komunikasi terapeutik.

4) Keahlian wajib yang dimiliki perawat intensif dalam aspek kultural:

Sebagai perawat intensif ditekankan setiap ingin melakukan tindakan atau

menginstruksikan tindakan kepada pasien maupun keluarga, diharapkan untuk

menayakan terlebih dahulu sesuai budaya pasien.

Melihat keahlian dan kemampuan yang dijabarkan diatas, perawat ICU akan

memiliki karakteristik seperti (Windarini,2014):

a. Mengelola pasien mengacu pada standar keperawatan intensif dengan konsisten

b. Menghormati sesama sejawat dan tim lainnya

Page 14: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

c. Mengintegrasikan kemampuan ilmiah dan keterampilan khusus serta diikuti oleh

nilai etik dan legal dalam memberikan asuhan keperawatan

d. Berespon secara terus menerus dengan perubahan lingkungan

e. Menerapkan keterampilan komunikasi secara efektif

f. Mendemostrasikan kemampuan keterampilan klinis yang tinggi

g. Menginterpretasikan analisa situasi yang komplek

h. Mengembangkan pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga

5. Dalam pemberi asuhan keperawatan, jika dikaitkan dengan aspek holistic pasien

intensif, diagnose apa saja yang bisa muncul dan apa saja NOC serta NIC saat

merawat pasien diruang intensif? Sebutkan sebanyak-banyaknya!

Pembahasan: terlampir.

KESIMPULAN

Page 15: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

Perawatan intensif merupakan pelayanan keperawatan yang bertujuan untuk memberikan asuhan

bagi pasien dengan penyakit berat yang potensial reversible, memberikan asuhan bagi pasien

yang verlu obeservasi ketat dengan atau tanpa pengobatan yang tidak dapat diberikan di ruang

perawatan umum, memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien dengan potensial atau adanya

kerusakan organ umumnya paru, mengurangi kesakitan dan kematian yang dapat dihindari pada

pasien-pasien dengan penyakit kritis. Dalam perspektif keperawatan intensif terdapat aspek bio,

psiko, sosio, dan spiritual. Dari aspek bio menyangkut terhadap kebutuhan dasar manusia seperti

oksigen, nutrisi, cairan, eliminasi, temperature dan seks. Dipandang dari aspek psiko terdapat

pemenuhan akan kebutuhan rasa aman, rasa cinta dan saling memiliki, harga diri an aktualisasi

diri pasien. Aspek sosio berkaitan dengan interaksi pasien dengan lingkungan sosialnya dan

aspek sipriual berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan keyakinan pasien. Dalam keperawatan

intensif perawat berperan sebagai care giver, advocate, pembuat keputusan klinis, educator,

collaborator, coordinator, fasilitator, dan konsultan. Sebagai perawat intensif harus memiliki

beberapa keahlian yang wajib dimiliki diantaranya kemampuan pemenuhan bantuan hidup dasar,

mempunyai jiwa yang dapat memberikan dukungan, rasa yang aman dan sentuhan kasih sayang

kepada pasien, diharapkan mempunyai jiwa yang selalu mengajak pasien dan keluarga pasien

untuk berinteraksi melalui komunikasi terapeutik, dan bertindak sesuatu yang tidak merugikan

dengan kebudayaan dan kepercayaan pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

Asmadi.(2008).Konsep Dasar Keperawatan.Jakarta: EGC dalam

http://books.google.co.id/books?

id=O3y5bNnwND0C&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false diakses tgl 12

September 2014

Departemen Kesehatan RI. (2006). Standar Pelayanan Keperawatan di ICU.

Hanafi, A. (2007). Peran ruangan perawatan ICU dalam memberikan pelyanan kesehatan di

rumah sakit. Pidato pengukuhan guru besar tetap. USU Medan. Diakses melalui ::

http://mentalnursingunpad.multiplycom/Journal/item/11/ESQ_Bagi_Perawt. diakses

tanggal 12 september 2014

Hidayat, S. (2011). Perspektif Keperawatan Medikal Bedah. FIK Univ. Wiraraja Sumenep

Holder, AR. (2002 ). Emergency Room Liability. JAMA.

Kozier, dkk.(2010).Fundamental of Nursing : concepts, process, and practice. Jakarta : EGC

Kusnanto, S.kep.M.Kes.2004.Pengantar Profesi dan Praktik Keperawat

Profesional.Jakarta:EGC dalam http://books.google.co.id/books?

id=UxuyL5MNqyYC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false diakses

tanggal 12 september 2014

Maryuani, Anik & Yulianingsih. (2009). Asuhan Kegawatdaruratan. Jakarta : Trans Info Media

Medis.

Morrison, P.(2009).Caring & Communicating : Hubungan Interpersonal dalam Keperawatan.

Edisi 2. Jakarta :EGC

Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Ed 4. Jakarta. EGC

PPSDM RS PGI CIKINI. (2013). Pelatihan Perawat Intensif Care Unit (ICU). Diakses melalui:

http://ppsdmrscikini.com/?ForceFlash=true#/item/Pelatihan-Pelatihan-Perawat-Intensif-

Care-Unit-ICU-Dewasa.html tanggal 12 September 2014.diakses tanggal 12 September

2014

Ramadhani, R.DA, dkk. (2013). Pengkajian Gawat Darurat Pada Pasien Dewasa. Fakultas

Kedokteran Universitas Brawijaya

Page 17: Makalah Aspek Bio, Psiko, Sosio, Spiritual Keperawatan Intensif.

Suwardi. (2008). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional dengan Kemampuan Komunikasi

Terapeutik Perawat di Rumah Sakit Umum Pandan Arang Boyolali.Skripsi. Surakarata:

Universitas Muhammadiyah Surakarta.diakses melalui http://www.google.co.id/url?

sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCUQFjAB&url

=http%3A%2F%2Fml.scribd.com%2Fdoc%2F93756290%2Fskrip&ei=-

74TVIKXJNO0uASxs4HoAw&usg=AFQjCNEK-

OjKnvPmu0lSHHSZkMeLY3mFhw&sig2=t_IMKAlBn3X_pKDgDY8wLA&bvm=bv.

75097201,d.c2E. diakses tanggal 12 september 2014

Windarini, L.(2014).Sikap Caring Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan pada

Pasien di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD dr. Soediran Mangun Sumarso

Kabupaten Wonogiri.Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada.diakses

melalui : http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=621. Diakses tanggal

12 september 2014.