ASPEK BIOLOGI DEPRESI

download ASPEK BIOLOGI DEPRESI

of 13

Transcript of ASPEK BIOLOGI DEPRESI

  • 7/24/2019 ASPEK BIOLOGI DEPRESI

    1/13

    ASPEK BIOLOGI DEPRESI

    I.PENDAHULUAN

    Gangguan mood meliputi sekolompok besar gangguan, demgan mood

    patologis serta gangguan yang terkait moodyang mendominasi gambaran

    klinisnya. Istilah gangguan mood, yang dalam edisi Diagnostic and Statitiscal

    Manual of Mental Disorders (DSM ) sebelumnya dikenal dengan gangguan

    afektif, istilah ini mengacu pada keadaan emosi yang menetap bukan hanya

    ekspresi eksternal (afektif ) pada keadaan emosional sementara. Gangguan mood

    paling baik dianggap sebagai suatu sindrom ( bukannya penyakit yang terpisah,

    yang terdiri atas sekolompok tandadan gejala yang bertahan selama berminggu

    mimggu hingga berbulan bulan yang menunjukkan penyimangan nyata fungsi

    habitual seseorang serta kecenderungan untuk kambuh, sering dalam bentuk

    periode atau siklik. Depresi merupakan salah satu gangguan mood yang ditandai

    oleh hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan

    berat. !

    II. DEFNISI

    Menurut "#$ Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi

    manusia yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya,

    termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotor, konsentrasi,

    anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya, serta bunuh diri. %

    Maslim berpendapat bah&a depresi adalah suatu kondisi yang dapat

    disebabkan oleh defisiensi relatif salah satu atau beberapa aminergik

    neurotransmiter (noradrenalin, serotonin, dopamin) pada sinaps neuron di SS'

    (terutama pada sistem limbik).

    III. ASPEK BIOLOGI DEPRESI

    eberapa penelitian menunjukkan bah&a terdapat kelainan pada amin

    biogenik, seperti * #I++ (*#idroksi indol asetic acid), #-+ (#omoanilic

    acid), M'G# (* metho/y0hydroksi phenil glikol), di dalam darah, urin dan

    1

  • 7/24/2019 ASPEK BIOLOGI DEPRESI

    2/13

    cairan serebrospinal pada pasien gangguan mood. 1eurotransmiter yang terkait

    dengan patologi depresi adalah serotonin dan epineprin. 'enurunan serotonin

    dapat mencetuskan depresi, dan pada pasien bunuh diri, beberapa pasien

    memiliki serotonin yang rendah. 'ada terapi despiran mendukung teori bah&a

    norepineprin berperan dalam patofisiologi depresi Selain itu aktiitas dopamin

    pada depresi adalah menurun.

    'enelitian a&al mengenai dasar penyebab biologis dari depresi berfokus

    pada berkurangnya tingkat neurotransmiter dalam otak, pada tahun !2*0an.

    'enemuan yang dilaporkan pada masa itu adalah pasien hipertensi (tekanan

    darah tinggi) yang meminum obat reserpinesering menjadi depresi.Reserpine

    menurunkan suplai dari berbagai neurotransmiter di dalam otak, termasuk

    norepinephrinedanserotonin. 3emudian muncul penemuan bah&a obatobatan

    yang menaikkan tingkat neurotransmiter seperti norepinephrine danserotonin

    di otak dapat mengurangi depresi. $bat yang meningkatkan konsentrasi

    dopamin, seperti tyrosin, amphetamine, dan bupropion, menurunkan gejala

    depresi.!

    Disregulasi neuroendokrin. #ipotalamus merupakan pusat pengaturan aksisneuroendokrin, menerima input neuron yang mengandung neurotransmiter amin

    biogenik. 'ada pasien depresi ditemukan adanya disregulasi neuroendokrin.

    Disregulasi ini terjadi akibat kelainan fungsi neuron yang mengandung amin

    biogenik. Sebaliknya, stres kronik yang mengaktiasi aksis Hypothalamic-

    Pituitary-Adrenal (HPA) dapat menimbulkan perubahan pada amin biogenik

    sentral. +ksis neuroendokrin yang paling sering terganggu yaitu adrenal, tiroid,

    dan aksis hormon pertumbuhan. +ksis #'+ merupakan aksis yang paling

    banyak diteliti, hipersekresi 45# merupakan gangguan aksis #'+ yang sangat

    fundamental pada pasien depresi. #ipersekresi yang terjadi diduga akibat

    adanya defek pada sistem umpan balik kortisol di sistem limpik atau adanya

    kelainan pada sistem monoaminogenik dan neuromodulator yang mengatur

    2

  • 7/24/2019 ASPEK BIOLOGI DEPRESI

    3/13

    45#, Sekresi 45# dipengaruhi oleh emosi. 6mosi seperti perasaan takut dan

    marah berhubungan dengan Paraventriculer nucleus (PVN), yang merupakan

    organ utama pada sistem endokrin dan fungsinya diatur oleh sistem limbik.

    6mosi mempengaruhi 45# di '-1, yang menyebabka n peningkatan sekresi

    45# . 'ada orang lanjut usia terjadi penurunan produksi hormon estrogen.

    6strogen berfungsi melindungi sistem dopaminergik negrostriatal terhadap

    neurotoksin seperti M'7', 8 $#D+ dan methamphetamin. 6strogen bersama

    dengan antioksidan juga merusak monoamine o/idase.!,9

    +nalisis dari sistem anterotemporal paralimbic dan orbitofrontal yang

    melibatkan depresi primer atau depresi dapatan. 'encitraan pada pasien dengan

    ri&ayat depresi pada keluarga menunjukkan peningkatan aliran darah otak dan

    metabolism amigdala, korteks orbital, thalamus medial dan penurunan aliran

    darah otak, dan metabolisme dari dorsomedial atau dorsoanterolateral prefrontal

    corte/ dan korte/ cingulate anterior. 3erusakan dari korteks preforontal akibat

    tumor atau stroke atau striatum akibat penyakit degeneratie seperti hipertensi

    dan 'arkinson dihubungkan dengan depresi. 'encitraan fungsional dari

    subcortical termasuk korteks anterotemporal dan cingulate anterior dimanaterdapat korelasi dengan depresi pada pasien. Depresi pada pada 'arkinson,

    hipertensi dan epilepsy terdapat korelasi denagn penurunan metabolisme pada

    korteks orbitofrontal dan nucleus caudatus. Metode lain dari penelitian berfokus

    pada kemungkinan abnormalitas dalamkorteksprafrontal(preforontal cortex),

    area dari lousfrontal yang terletak di depan area motorik. 'eneliti menemukan

    bukti dari aktiitas metabolism yang lebih rendah dan ukuran korteks prefrontal

    yang lebih kecil pada diri orang yang secara klinis mengidap depresi bila

    dibandingkan dengan kelompok kontrol yang sehat.!orteks prefrontalterlibat

    dalam pengaturan neurotransmiter yang dipercaya terlibat dalam gangguan

    mood, termasukserotonindan norepinephrine, sehingga tidak mengagetkan bila

    bukti menunjukkan ketidakteraturan pada bagian otak ini 9

    3

  • 7/24/2019 ASPEK BIOLOGI DEPRESI

    4/13

    3ehilangan saraf atau penurunan neurotransmiter. Sistem saraf pusat

    mengalami kehilangan secara selektif pada sel sel saraf selama proses menua.

    "alaupun ada kehilangan sel saraf yang konstan pada seluruh otak selama

    rentang hidup, degenerasi neuronal korteks dan kehilangan yang lebih besar pada

    selsel di dalam lokus seroleus, substansia nigra, serebelum dan bulbus

    olfaktorius ukti menunjukkan bah&a ada ketergantungan dengan umur tentang

    penurunan aktiitas dari noradrenergik, serotonergik, dan dopaminergik di dalam

    otak. 3hususnya untuk fungsi aktiitas menurun menjadi setengah pada umur

    :0an tahun dibandingkan dengan umur 80an tahun.!

    #ubungan antara ekspresi gen dengan penyakit Depresi Mayor tidak terdapat

    bukti yang kuat, perilaku genetic sedang diteliti pada polimorfisme genetic

    terhadap factor predisposisi kejadian depresi dan bentuk stressor terhadap

    lingkungannya.9

    IV. GEJALA KLINIS

    ;ntuk menegakkan diagnosa depresi seseorang, maka yang dipakai pedoman

    adalah ada tidaknya gejala utama dan gejala penyerta lainnya, lama gejaa yang

    muncul, dan ada tidaknya episode depresi ulang (5usdi Maslim, %00!).Sebagaimana tersebut berikut ini