(Asp_10) Investasi Sektor Publik
-
Upload
frans-e-totti -
Category
Documents
-
view
88 -
download
1
description
Transcript of (Asp_10) Investasi Sektor Publik
INVESTASI SEKTOR PUBLIK
A. Program Investasi dan Penentuan Kebutuhan Investasi Sektor Publik
Program Investasi
Dalam melaksanakan fungsi pelayanan masyarakat, pemerintah dihadapkan
pada masalah pengambilan keputusan investasi publik. Keputusan investasi publik
diperlukan untuk mendukung pelaksanaan program, kegiatan, dan fungsi yang
menjadi prioritas kebijakan. Pengeluaran untuk investasi publik harus mendapat
perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran rutin, karena
pengeluaran investasi atau modal memiliki efek jangka panjang, sedangkan
pengeluaran rutin lebih berdampak jangka pendek.
Investasi publik memiliki kaitan yang erat dengan penganggaran modal atau
investasi. Program investasi publik merupakan bentuk dari dual budgeting, yaitu
pemisahan anggaran modal atau investasi dari anggaran rutin. Di kebanyakan negara
berkembang, anggaran pembangunan dan anggaran rutin dipisahkan. Fokus
perhatiannya ditujukan untuk mengintegrasikan kebijakan dengan pengeluaran
manajemen. Dalam praktiknya terdapat permasalahan yang sulit diselesaikan, di
antaranya adalah :
a. Memastikan bahwa program investasi publik yang diajukan merupakan
program yang komprehensif.
b. Memperkirakan pengeluaran yang dibutuhkan di masa yang akan datang.
c. Mengevaluasi relevansi proyek-proyek yang ada.
d. Mengembangkan analisis dan perencanaan untuk pengeluaran investasi dan
pengeluaran rutin.
Sebelum diambil keputusan untuk melakukan investasi, pemerintah terlebih
dahulu perlu menentukan kebutuhan investasi yang diperlukan. Untuk menentukan
kebutuhan investasi perlu dilakukan evaluasi yang mencakup :
1. Inventarisasi investasi.
2. Inventarisasi investasi memuat daftar nama dan jenis
investasi, nilai investasi, kondisi barang modal yang saat ini ada, apakah baik
ataukah buruk.
3. Cakupan layanan dengan tingkat investasi yang sekarang
ada.
1
4. Tambahan cakupan layanan yang dibutuhkan saat ini dan
masa yang akan datang.
5. Inventarisasi kebutuhan investasi.
6. Evaluasi kelayakan investasi.
7. Kriteria kelayakan investasi meliputi aspek-aspek teknis,
sosial-budaya, finansial, ekonomi, dan aspek distribusi.
Penentuan Kebutuhan Investasi Publik
Penentuan kebutuhan investasi publik berkaitan dengan jumlah anggaran yang
akan ditetapkan bagi masing-masing unit organisasi. Analisis yang mendalam
sebelum dilakukan investasi sangat penting dilakukan karena investasi publik
berkaitan erat dengan masalah transparansi dan kewajaran anggaran. Penentuan
kebutuhan investasi publik terkait dengan dua kegiataan, yaitu peningkatan kuantitas
investasi dan peningkatan kualitas investasi.
Ada beberapa cara dalam menggolongkan usul-usul investasi. Salah satu
penggolongannya adalah :
a. Investasi Penggantian
Pengeluaran investasi untuk penggantian barang modal mengikuti pola umur
manfaat barang modal. Penilaian investasi publik perlu mempertimbangkan
umur teknis dan ekonomi dari barang modal yang akan dibeli. Umur ekonomi
terkait dengan perkiraan waktu efektif suatu barang modal dapat memberikan
manfaat, sedangkan umur teknis terkait dengan kemampuan barang modal
dalam memberikan manfaat hingga tidak mampu lagi memberikan manfaat.
b. Investasi Penambahan Kapasitas
Investasi penambahan barang modal perlu dilakukan bila terjadi tuntutan
peningkatan cakupan layanan. Jumlah penambahan unit barang modal
ditentukan oleh produktivitas barang modal yang saat ini ada. Produktivitas
barang modal diukur berdasarkan rasio antara input dengan output yang
dihasilkan.
c. Investasi Baru
Investasi dapat juga berupa investasi baru yang belum ada sebelumnya. Untuk
jenis investasi baru, maka pertimbangan mengenai aspek teknis, ekonomi,
sosial-budaya, dan aspek distribusi harus mendapat perhatian lebih besar.
2
3
B. Pengelolaan Dana Investasi Publik
Pengelolaan Dana Dukungan Infrastruktur dilaksanakan dengan ketentuan sebagai
berikut :
a. Pencairan Dana Dukungan Infrastruktur dari Rekening BUN ke Rekening Induk
Dana Investasi dilakukan sekaligus sesuai alokasi yang telah ditetapkan dalam
APBN,
b. Dana pada Rekening Induk Dana Investasi dapat disalurkan oleh Satuan Kerja
Sementara Badan Investasi Pemerintah kepada BLU Teknis atau Badan Usaha
setelah ditandatanganinya Perjanjian Dukungan Infrastruktur, dan
c. Penyaluran Dana Dukungan Infrastruktur oleh Satuan Kerja Sementara dilakukan
secara bertahap sesuai dengan kebutuhan riil pembiayaan.
Penyaluran Dana Dukungan Infrastruktur oleh Satuan Kerja Sementara Badan
Investasi Pemerintah dalam rangka penyediaan infrastruktur dengan pola kerjasama
dilakukan dengan cara:
a. Penyaluran secara langsung
b. Penyaluran secara tidak langsung
Permintaan penyaluran Dana Dukungan Infrastruktur diajukan oleh BLU Teknis atau
Badan Usaha kepada Satuan Kerja Sementara Badan Investasi Pemerintah
sekurangkurangnya dilampiri dengan :
a. Perjanjian Kerjasama Infrastruktur,
b. Proposal dan Rincian Penggunaan Dana,
c. Hasil pra studi kelayakan dan konsultasi publik, dan
d. Surat Pernyataan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana.
C. Bidang-Bidang Investasi Sektor Publik
Bidang investasi pemerintah yang dapat dibiayai dengan dana investasi meliputi :
a. pengembangan jasa pelayanan umum,
investasi pemerintah dalam rangka pengembangan jasa pelayanan umum
dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing dan efisiensi kegiatan usaha
masyarakat. antara lain :
1. layanan transportasi,
2. layanan jalan tol,
3. layanan pengairan,
4
4. layanan telekomunikasi,
5. layanan energi,
6. layanan air bersih,
7. layanan limbah, dan
8. layanan minyak dan gas bumi.
b. pengembangan akses pelayanan pembiayaan bagi kegiatan usaha masyarakat,
layanan pemerintah dalam rangka pengembangan akses pelayanan bagi kegiatan
usaha masyarakat dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan lembaga
pembiayaan bersangkutan bagi kegiatan usaha masyarakat, antara lain :
1. investasi pada lembaga pembiayaan bank,
2. investasi pada lembaga pembiayaan non bank, dan
3. koperasi.
c. pengembangan bidang usaha BUMN/BUMD,
investasi pemerintah dalam rangka pengembangan bidang usaha BUMN/BUMD
dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja BUMN/BUMD.
d. pengembangan bidang usaha lainya dalam rangka peningkatan manfaat ekonomi
bagi pemerintah.
investasi pemerintah dalam rangka pengembangan bidang usaha lainya dilakukan
untuk pembelian surat berharga yang bertujuan untuk mendapatkan manfaat
ekonomi.
D. Sumber Dana Investasi
Sumber dana investasi dapat berasal dari :
a. Anggaran Pendapatan dan belanja Negara,
b. Keuntungan investasi terdahulu,
c. Dana/barang amanat pihak lain yang dikelola pemerintah,
d. Sumber-sumber lainya yang sah.
Sumber dana investasi tersebut ditempatkan pada Rekening Induk Dana Investasi
yang ditentukan oleh Menteri Keuangan.
5
E. Ruang Lingkup Pengelolaan Investasi Sektor Publik (Pemerintah)
Ruang lingkup pengelolaan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi perencanaan
kebutuhan dan analisis resiko, pelaksanaan investasi, penatausahaan dan
pertanggungjawaban investasi, pengawasan dan divestasi.
a. Perencanaan kebutuhan dan analisis resiko
Perencanaan kebutuhan pengelolaan investasi pemerintah pada prinsipnya
diperlukan suatu koordinasi kelembagaan pada pengelolaan investasi pemerintah
dalam rangka pencapaian efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan investasi.
Perencanaan kebutuhan investasi pemerintah harus ditetapkan oleh Menteri
Keuangan. Penetapan sebagaimana dimaksud berdasarkan usulan badan investasi
pemerintah.
Perencanaan kebutuhan investasi pemerintah dalam penyediaan infrastruktur dan
non infrastruktur pada dasarnya harus mempertimbangkan kesesuaian dengan
rencana pembangunan jangka menengah nasional dan rencana strategis sektor
berkenaan analisis biaya dan manfaat ekonomi, sosial serta manfaat lainya.
Perencanaan kebutuhan investasi pemerintah dalam bentuk pembelian surat
berharga disusun oleh badan investasi pemerintah berdasarkan masukan penasihat
investasi/pejabat fungsional independen. Analisis resiko dalam perencanaan
kebutuhan investasi pemerintah diatur dengan prinsip kehati-hatian dan
pengelolaan pembagian resiko, sehingga tujuan investasi pemerintah dapat
terlaksana dengan tepat, efektif dan efisien.
b. Pelaksanaan investasi
Pelaksanaan investasi pemerintah dalam penyediaan infrastruktur dan non
infrastruktur yang dikerjasamakan dengan badan usaha harus mempertimbangkan
pembagian resiko antar pihak dengan prinsip menitikberatkan pada sumber dana
komersial/swasta serta meminimalkan sumber dana pemerintah. Hal ini sesuai
dengan konsekuensi logis bahwa peran pemerintah sebenarnya sebatas
memberikan dukungan sebagai fasilitator dan regulator dalam rangka
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dalam pelaksanaan pembangunan nasional.
c. Penatausahaan dan pertanggungjawaban investasi
Untuk mewujudkan tranparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan investasi
pemerintah, lembaga-lembaga yang terkait arus menyelenggarakan akuntansi atas
pelaksanaan investasi pemerintah. Di samping itu laporan pertanggungjawaban
6
keuangan atas investasi pemerintah perlu disampaikan tepat waktu dan disusun
mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang diacu oleh pengelola investasi
pemerintah dan Standar Akuntansi Keuangan yang diacu oleh badan investasi
pemerintah.
Hubungan fungsi kelembagaan dan pertanggungjawaban keuangan di dalam
peraturan pemerintah ini dijelaskan secara jelas atas masing-masing substansi
yang harus dipertanggungjawabkan, yaitu :
- Kepala bagian investasi pemerintah bertanggung jawab secara fungsional atas
uang dan barang yang menjadi tanggung jawabnya kepada menteri keuangan,
sedangkan
- Menteri teknis/pimpinan lembaga bertanggung jawab secara formal dan
material kepada Presiden atas pelaksanaan kebijakan investasi langsung dalam
penyediaan infrastruktur dan non infrastruktur yang berada dalam
penguasaanya.
- Menteri keuangan bertanggung jawab atas hak dan kewenangan investasi serta
ketaatan terhadap peraturan atas pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran
yang berkaitan dengan investasi pemerintah
Pertanggungjawaban atas investasi pemerintah tersebut pada prinsipnya tercermin
dalam laporan keuangan dan kinerja badan, khususnya yang ada pada badan
investasi pemerintah yang secara berkala baik yang belum di audit maupun yang
telah diaudit disampaikan kepada menteri keuangan.
d. Pengawasan
Sebagai pelaksanaan check and balance atas pengelolaan investasi pemerintah.
Pengawasan meliputi : (1) pemantauan, (2) evaluasi, dan (3) pengendalian. Fungsi
pengawasan ini diharapkan meminimalisasi atau mencegah agar jangan sampai
terjadi kebocoran dan penyimpangan sehingga dengan pengawasan tersebut
diharapkan terciptanya prinsip pemerintahan yang baik khususnya pada
pengelolaan investasi pemerintah.
e. Divestasi
Dalam pengelolaan investasi pemerintah, peran pemerintah sebagai pelaku
investasi dalam rangka pengembangan jasa pelayanan umum dan pengembangan
akses pembiayaan bagi kegiatan masyarakat. Dengan maksud untuk memfasilitasi
terciptanya pertumbuhan ekonomi dalam rangka pembangunan nasional, sehingga
7
investasi pemerintah bersifat investasi jangka panjang non permanen yang berarti
bahwa dalam masa tertentu kepemilikan pemeritnah atas investasi tersebut akan
dijual/divestasi kepada masyarakat. Divestasi tersebut antara lain juga
dimaksudkan untuk pengembangan jasa pelayanan umum pemerintah melalui
dana bergulis pada rekening induk dana investasi.
F. Aspek-Aspek Kelayakan Investasi Sektor Publik
Dalam perencanaan dan analisis investasi harus dipertimbangkan beberapa
aspek yang secara bersama-sama menunjukkan keuntungan atau manfaat yang
diperoleh akibat adanya suatu investasi tertentu. Seluruh aspek harus
dipertimbangkan dan dievaluasi dalam setiap tahap perencanaan anggaran dan siklus
pelaksanaan, karena aspek-aspek tersebut satu sama lain saling berhubungan dan
saling mempengaruhi.
a. Aspek Teknis
Aspek teknis merupakan bagian penting dari analisis yang harus
dipertimbangkan. Jika suatu usulan investasi sudah tidak layak dilihat dari
aspek teknisnya, maka usulan tersebut menduduki prioritas pertama untuk
ditolak.
b. Aspek Sosial dan Budaya
Untuk melaksanakan suatu proyek maka perlu mempertimbangkan
implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan. Aspek sosial
budaya ini menyangkut pertimbangan pendistribusian pelayanan secara adil dan
merata, sehingga mampu memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.
Aspek sosial budaya mencakup juga aspek legal dan lingkungan.
c. Aspek Ekonomi dan Finansial
Pertimbangan aspek ekonomi meliputi kegiataan menganalisis apakah
suatu proyek yang diusulkan akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap
pembangunan perekonomian secara keseluruhan dan apakah kontribusinya
cukup besar dalam menentukan penggunaan sumber-sumber daya yang
digunakan. Aspek finansial menerangkan pengaruh-pengaruh finansial dari
suatu proyek yang diusulkan. Berdasarkan perencanaan anggran, keputusan-
keputusan mengenai efisiensi proyek secara finansial, solvabilitas, dan
likuiditas perlu dipertimbangkan.
8
d. Aspek Distribusi
Keputusan investasi merupakan keputusan yang perlu dikaitkan dengan
masalah distribusi pelayanan publik secara adil dan merata. Untuk itu perlu
diketahui siapa yang akan menerima manfaat atau keuntungan yang dihasilkan
dari proyek investasi; dari mana mendapatkan modal untuk melaksanakan
proyek, apakah dari public revenue atau oleh individu; apakah terdapat pajak
penghasilan atau tidak; apakah proyek dijalankan oleh public agencies atau oleh
individu. Aspek distribusi terkait dengan keadilan dan persamaan kesempatan
untuk mendapatkan pelayanan publik (equity dan equality).
G. Teknik Penilaian Investasi Sektor Publik
Pada dasarnya, prinsip penilaian investasi sangat sederhana. Terdapat empat
langkah utama untuk mengevaluasi suatu proyek investasi, yaitu :
1. Identifikasi kebutuhan investasi yang mungkin dilakukan
2. Menentukan semua manfaat dan biaya dari proyek yang akan dilaksanakan
(cost / benefit relationship)
3. Menghitung manfaat dan biaya dalam rupiah
4. Memilih proyek yang memiliki manfaat terbesar dan efektivitas biaya yang
tinggi
Terdapat beberapa teknik untuk melakukan penilaian investasi. Teknik untuk
mengevaluasi investasi dibedakan menjadi dua metode, yaitu :
1. Metode penilaian investasi tradisional
Metode tradisional yang sering digunakan adalah tingkat pengembalian
modal yang diinvestasikan (accounting rate of return on capital employed –
ROCE) dan payback period (PP). Terdapat dua masalah dalam menggunakan
metode ROCE ini. Pertama, penghitungan angka akuntansi didasarkan pada
konsep akuntansi akrual dan memasukkan item-item bukan kas, seperti
depresiasi dan cadangan kerugian piutang. Kedua, ROCE hanya mengukur
periode tunggal tanpa memperhitungkan nilai waktu uang (time value of
money).
2. Metode aliran kas yang didiskontokan (discounted cash flow / DCF)
9
Metode penilaian investasi dengan menggunakan discounted cash flow
misalnya adalah net present value (NPV) dan internal rate of return (IRR). NPV
dihitung dengan cara mendiskontokan aliran kas di masa datang (future cash
flow) dengan faktor diskonto tertentu yang merefleksikan biaya kesempatan
modal (opportunity cost of capital). NPV positif adalah proyek yang memiliki
prioritas untuk diterima dan proyek yang nilai NPV-nya negatif adalah proyek
yang harus ditolak.
IRR mendiskontokan future cash flow pada tingkat NPV yang bernilai
nol. Atau dengan kata lain adalah ukuran yang menyetarakan aliran kas bersih
di masa datang (future net cash flow) dengan pengeluaran investasi awal. IRR
dinyatakan dalam persentase, proyek yang memiliki nilai IRR yang besar
adalah proyek yang potensial untuk diterima.
Untuk menganalisis usulan investasi publik, manajer publik dapat
menggunakan alat analisis yang biasa digunakan untuk menilai kelayakan suatu
proyek pada sektor swasta, misalnya NPV, IRR, Payback Period, dan sebagainya.
10
AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
TENTANG
INVESTASI SEKTOR PUBLIK
Disusun oleh :
Kelompok 3
Herdiyanti Ratih (06.1.01.04437)
Rizky Putra Augusta (06.1.01.04445)
Febrina Candra P (06.1.01.04488)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)
SURABAYA
2009
11