Askep Tga Fix

download Askep Tga Fix

of 24

Transcript of Askep Tga Fix

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    1/24

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. DEFINISI

    Penyakit jantung bawaan adalah penyakit struktural jantung dan pembuluh darah besar yang

    sudah terdapat sejak lahir. Perlu diingatkan bahwa tidak semua penyakit jantung bawaan tersebut dapat

    dideteksi segera setelah lahir, tidak jarang penyakit jantung bawaaan baru bermanifestasi secara klinis

    setelah pasien berusia beberapa minggu, beberapa bulan, bahkan beberapa tahun ( Markum, 1996).

    Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak-anak. Apabila

    tidak dioperasi, kebanyakan akan meninggal pada waktu bayi. Oleh karena itu, penyakit jantung bawaan

    yang ditemukan pada orang dewasa menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam,

    atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Hal ini pulalah yang menyebabkan perbedaan

    pola penyakit jantung bawaan pada anak dan pada orang dewasa (Panggabean & Harun, 1999).

    Kelainan jantung bawaan TGA ( Transposition Of The Great Arteries ) merupakan kelainan pada

    jantung berupa adanya pemindahan asl dari aorta dan arteri pulmonalis; aorta keluar dari ventrikel kanan

    dan arteri pulmonalis dari ventrikel kiri. Selain kelainan asal aorta dan arteri pulmonalis pada TGA

    terdapat kelainan pada jantung yang menyertai TGA seperti letak katup aorta, katup pulmonal, dan

    sebagainya. Pada PJB yang disebut TGA komplek ialah adanya letak katup aorta di kanan pada lengkung

    aorta ke kanan. ( Ngastiah, hal 110 )

    Ada 2 macam TGA, yaitu (1) dengan IntactVentricular Septum (IVS) atau tanpa VSD, dan (2)

    dengan VSD. Masing-masing mempunyai spektrum presentasi klinis yang berbeda dari ringan sampai

    berat tergantung pada jenis dan beratnya kelainan serta tahanan vaskuler paru.

    Penampilan klinis yang paling utama pada TGA dengan IVS adalah sianosis sejak lahir dan

    kelangsungan hidupnya sangat tergantung pada terbukanya PDA. Sianosis akan makin nyata saat PDA

    mulai menutup pada minggu pertama kehidupan dan bila tidak ada ASD akan timbul hipoksia berat dan

    asidosis metabolik. Sedangkan pada TGA dengan VSD akan timbul tanda dan gejala akibat aliran ke

    paru yang berlebih dan selanjutnya gagal jantung kongestif pada usia 23 bulan saat tahanan vaskuler

    paru turun. Karena pada TGA posisi aorta berada di anterior dari arteri pulmonalis maka pada auskultasi

    akan terdengar bunyi jantung dua yang tunggal dan keras, sedangkan bising jantung umumnya tidak ada

    kecuali bila ada PDA yang besar, VSD atau obstruksi pada alur keluar ventrikel kiri.

    Neonatus dengan TGA dan sianosis berat harus segera diberikan infus PGE1 untuk

    mempertahankan terbukanya PDA sehingga terjadi pencampuran yang baik antara vena sistemik dan vena

    pulmonal. Selanjutnya bila ternyata tidak ada ASD atau defeknya kecil, maka harus secepatnya dilakukan

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    2/24

    BalloonAtrial Septostomy (BAS), yaitu membuat lubang di septum atriumdengan kateter balonuntuk

    memperbaiki percampuran darah di tingkat atrium. Biasanya dengan kedua tindakan tersebut diatas,

    keadaan umum akan membaik dan operasi koreksi dapat dilakukan secara elektif. Operasi koreksi yang

    dilakukan adalah arterialswitch, yaitu menukar ke dua arteri utama ketempat yang seharusnya yang harus

    dilakukan pada usia 2

    4 minggu sebelum ventrikel kiri menjadi terbiasa memompa darah ke paru-paru

    dengan tekanan rendah.

    Operasi arterial switch dan penutupan VSD pada TGA dengan VSD, tidak perlu dilakukan pada

    usia neonatus dan tergantung pada kondisi penderita dapat ditunda sampai usia 36 bulan dimana berat

    badan penderita lebih baik dan belum terjadi penyakit obstruktif vaskuler paru akibat hipertensi pulmonal

    yang ada. ( Rudolph, 2001)

    B. ETIOLOGI

    Penyakit jantung bawaan diduga terjadi dimasa embrional. Disebabkan :

    a. Factorgenetic.

    1. Adanya gen gen mutan tunggal ( dominan autosomal, resesif autosomal, atau terkait X ) yang

    biasanya menyebabkan penyakit jantung bawaan sebagai bagian dari suatu kompleks kelainan.

    2. Kelainan kromosom juga menyebabkan penyakit jantung kongenital sebagai bagian suatu kompleks

    lesi.

    3. Factor gen multifaktorial, dipercaya merupakan dasar terjadinya duktus anterious paten dan dasar

    penyakit congenitallainnya.

    b. Factor lingkungan.

    1.

    Lingkungan janin, ibu yang diabeticatau ibu yang meminum progesterone saat hamil mungkin akan

    mengalami peningkatan resiko untuk mempunyai anak dengan penyakit jantung congenital.

    2. Lesi viral. Emriopati rubella sering menyebabkan stenosis pulmonal perifer, duktus arteosus paten

    dan kadangkadang stenosis katup pulmonal. ( Rudolph Vol 1, hal 1603 )

    C. PATOFISIOLOGI

    Kelainan jantung congenital dua perubahan hemodinamik utama. Shunting atau percampuran

    darah arteri dan vena serta perubahan aliran darah pulmonal dan tekanan darah. Normalnya, tekanan pada

    jantung kanan lebih besar daripada sirkulasi pulmonal. Shunting terjadi apabila darah mengalir melalui

    lubang abnormal pada jantung sehat dari daerah yang bertekanan lebih tinggi kedaerah yang bertekanan

    rendah, menyebabkan darah yang teroksigenasi mengalir ke dalam sirkulasi sistemik. Aliran darah

    pulmonal dan tekanan darah meningkat bila ada keterlambatan penipisan normal serabut otot lunak pada

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    3/24

    arteriola pulmonal sewaktu lahir. Penebalan vascular meningkat resistensi sirkulasi pulmonal, aliran

    darah pulmonal dapat melampaui sirkulasi sis dan aliran darah bergerak dari kanan ke kiri.

    Perubahan pada aliran darah, percampuran darah vena dan arteri, serta kenaikan tekanan

    pulmonal akan meningkatkan kerja jantung. Menifestasi dari penyakit jantung congenital yaitu adanya

    gagal jantung, perfusi tidak adekuat dan kongesti pulmonal.

    D. MANIFESTASI KLINIS

    a. Bayi lahir dalam keadaan sianosis, pucat kebiru biruan yang disebut PicassoBlue. Sianosis merata

    keseluruh tubuh kecuali jika resistensi vascular paru sangat tinggi, dibagian tubuh sebelah atas akan

    lebih sianotik dibanding bagian bawah.

    b.

    Pada fotothorax terlihat jelas gambaran pembuluh darah abnormal.

    c. Pada umur tiga bulan, terjadi kelambatan penambahan berat badan dan panjang badan serta

    perkembangan otak terganggu.

    d. Disertai pulmonal stenosis sering timbul serangan anoksia, yang menandakan bahaya kematian.

    e. Bila terdapat gejala takipnea, maka tanda adanya gejala gagal jantung.

    f.

    Pada aliran darah paru yang meningkat menunjukkan penampangan anterior posterior dada

    bertambah.

    g. Pada anak besar, tampak jelas voussure cardiacke kiri.

    h.

    Pada auskultasi akan terdengar bunyi jantung II tunggal oleh karena katup pulmonal bersembunyi di

    belakang katup aorta. Bising dapat tidak ada sama sekali sampai bising pansistolik atau bising kontinu

    melalui duktus arteriosus.

    E. KOMPLIKASI

    Pasien dengan penyakit jantung congenital terancam mengalami berbagai komplikasi antara lain :

    1. Gagal jantung kongestif.

    2. Renjatan kardiogenik henti jantung.

    3. Aritmia.

    4. Endokarditis bakterialiastis.

    5. Hipertensi.

    6. Hipertensi pulmonal.

    7. Tromboemboli.

    8. Abses otak.

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    4/24

    F. PANATALAKSANAAN

    a. Penatalaksanaan Medik

    Dengan operasi, memungkinkan pasien dapat bertahan hidup setelah klien berumur 2 tahun. Jika

    sering mengalami spell, segera operasi paliatif ( BT shunt membuat saluran dari arteri subklavia ke

    arteri pulmonal.).

    Pembedahan paliatif dilakukan agar terjadi pencampuran darah. Tindakan BAS (Ballon Atrial

    Septotomy) juga dapat dilakukan. Pada saat prosedur, suatu kateter balon dimasukan untuk membesar

    kelainan septum intra arterial. Pada cara Blalock Halen dibuat suatu kelainan septum atrium. Pada

    Edward vena pulmonale kanan. Cara Mustard digunakan untuk koreksi yang permanent. Septum

    dihilangkan, dibuatkan sambungan sehingga darah yang teroksigenasi dari vena pulmonal kembali ke

    ventrikel kanan untuk sirkulasi tubuh dan darah tidak teroksigenasi kembali dari vena pulmonal kembali

    ke ventrikel kanan untuk sirkulasi tubuh dan darah tidak teroksigenasi kembali dari vena cava ke arteri

    pulmonal untuk keperluan sirkulasi paru-paru. Kemudian akibat kelainan ini telah berkurang secara nyata

    dengan adanya koreksi dan paliatif. ( Pediatrica, hal III.29 )

    b. Penatalaksanaan Keperawatan

    Sama dengan pasien TF dan penyakit jantung lainnya. Bedanya tidak perlu tindakan memberikan

    sikap knee-chest karena sianosis selalu terdapat, maka O2 harus diberikan terus menerus secara rumat.

    Selain itu juga mengetahui bagaimana persiapan pasien untuk suatu tindakan seperti:

    1) Membuat rekaman EKG

    2) Mengukur tekanan darah secara benar

    3) Mempersiapkan pasien untuk kateterisasi jantung atau operasi

    4) Mengambil darah untuk pemeriksaan gas darah arteri. (Ngastiah, 111)

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    5/24

    BAB II

    ASUHAN KEPERAWATAN

    I. MANAJEMEN KEPERAWATAN

    A. Pengkajian

    1) Identitas Pasien: nama, umur, jenis kelamin, berat dan panjang badan lahir, berat dan tinggi badan

    sekarang.

    2) Riwayat Kesehatan:

    a. Riwayat penyakit sekarang, dan faktor pencetus.

    b.

    Riwayat kehamilan ibu.

    c. Riwayat penyakit dulu: Data fokus, kaji:

    1.

    Riwayat batuk panas sering (infeksi saluran nafas), cepat lelah/ sering berhenti saat

    menghisap ASI/ susu/ makan (FD), banyak keringat, BB sulit naik, dan perkembangan

    motorik terlamba (FTT).

    2. Bila pasien biru (sianosis): kaji riwayat bertambahnya sianosis saat beraktifitas; saat

    menghisap ASI/ susu/ menangis/ mandi pagi atau BAB, dengan suara nafas yang

    memburu. Kemudian lemas/ pingsan/ kejang, serta riwayat squatting.

    3. Bila edema: kaji daerah edema, skala edema, intake cairan dan output 24 jam.

    II. PEMERIKSAAN FISIK

    1. Kepala: ukuran diameter kepala bayi/ anak, bentuk kepala bayi/ anak.

    2. Wajah:

    a. Mata: konjungtiva, sklera, palpebra, pupil.

    b.

    Hidung: terdapat masa/ tidak, sekret, kembang kempis cuping, epistaksis (mimisan).

    c. Telinga: serumen, simetris.

    d. Mulut: bibir ( sianosis, kering), tonsil, gusi, gigi (pada anak ukup usia), somatitis.

    3. Leher: JVP.

    4. Dada:

    a. Inspeksi: kemerahan, kebiruan, bentuk dada, simetris, retraksi dada.

    b. Palpasi: nyeri tekan (diindikasi dengan menangis pada bayi), ekspansi dada.

    c. Perkusi: kaji suara perkusi dari setiap ICS

    d. Auskultasi: kaji suara jantung dan paru.

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    6/24

    5. Abdomen: asites, bising usus, lingkar perut, pemeriksaan kuadran 1 (hepar, limpa, ginjal), kuadran 2

    (lambung, ginjal), kuadran 3 (kolon), kuadran 4 (kolon, appendiks).

    6. Ekstremitas: kehangatan (suhu), kelembaban, edema, kekuatan pulsasi, pengisian kapiler, warna kuku.

    III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

    1.

    Ultra sono grafi (USG) untuk menentukan besar jantung, sis bentuk vaskularisasi paru, sera untuk

    mengetahui keadaan thymus, trachea, dan esophagus.

    2. Electro Cardiografi ( ECG ), untuk menetahui adanya aritmia atau hipertropi.

    3. Echo Cardiografi, untuk mengetahui hemodinamik dan anatomi jantung.

    4. Kateterisasi dan Angigrafi, untuk mengetahui gangguan anatomi jantung yang dilakukan dengan tindakan

    pembedahan.

    5.

    Pemeriksaan laboratorium, berupa pemeriksaan darah untuk serum elektrolit, Hb, packet cell volume (PCV ) dan kadar gula.

    6. Photo thorax untuk melihat atau evaluasi adanya cardiomegali dan infiltrate paru. ( Asuhan Keperawatan

    Bayi dan Anak, hal. 120 )

    IV. ANALISA DATA DAN DIAGNOSA

    No. Data Pendukung Etiologi Masalah

    1. DS : -

    DO : pasien terlihat

    sianosis dan lemah.

    Penurunan kotrifiktas jantung Penurunan cardiac output

    2. DS : -

    DO : pasien terlihat

    menarik nafas dalam.

    Tidak efektifitas pola napas Peningkatan resistensi

    vaskular paru

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    7/24

    3. DS :

    DO: pasien selalu

    melepaskan susuan saat

    menyusui.

    Ketidakmampuan menyusui

    dan makan

    Perubahan nutrisi

    4. DS : -

    DO : pasien terlihat

    udem di bagian perifer

    serta terdapat clubbing

    finger.

    Perfusi jaringan Penurunan sirkulasi darah

    perifer

    V. DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Penurunan cardiac output berhubangan dengan penurunan kontraktifitas jantung.

    2. Tidak efektifitas pola nafas berhubungan dengan peningkatan resistensi vaskular paru

    3. Perubahan nutrisi berhubungan ketidakmampuan menyusu.

    4. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan sirkulasi darah perifer.

    VI. PERENCANAAN DAN RASIONAL

    Hari/ Tgl No.

    Dx

    Tujuan Tindakan Rasional

    Senin/

    12/12/11

    1 pasien dapat

    mentoleransi gejala-

    gejala yang

    ditimbulkan akibat

    penurunan curah

    jantung, dan setelah

    dilakukan tindakan

    keperawatan terjadi

    peningkatan curah

    jantung sehingga

    kekeadaan normal.

    1. Monitor tanda-tanda vital.

    2. Informasikan dan anjurkan

    tentang pentingnya istirahat

    yang adekuat.

    3.Berikan oksigen tambahan

    dengan kanula nasal/masker

    sesuai indikasi.

    4. Kaji kulit terhadap pucat

    dan sianosis

    5. Secara kolaborasi berikan

    tindakan farmakologis berupa

    digitalis; digoxin

    1. Gangguan pada jantung

    akan ada perubahan pada tanda-

    tanda vital seperti pernafasan

    menjadi cepat, peningkatan suhu,

    nadi meningkat, peningkatan

    tekanan darah, semuanya cepat

    dideteksi untuk penangan lebih

    lanjut.

    2. istirahat yang adekuat dapat

    meminimalkan kerja dari jantung

    dandapat mempertahankan

    energi yang ada.

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    8/24

    3. meningkatkan sediaan

    oksigen untuk kebutuhan

    miokord untukmelawan efek

    hipoksia/iskemia.

    4. pucat menunjukan adanya

    penurunan perfusi sekunder

    terhadap ketidakadekuatan curah

    jantung, vasokonstriksi dan

    anemi.

    5. mempengaruhi reabsorbsi

    natrium dan air, dan digoksin

    meningkatkankekuatan kontraksi

    miokard dan memperlambat

    frekuensi jantung dengan

    menurunkan konduksi dan

    memperlama periode refraktori

    pada hubungan AV untuk

    meningkatkan efisiensi curah

    jantung.

    Senin/

    12/12/11

    2 tidak terjadi

    ketidakefektitan pola

    nafas.

    1.Evaluasi frekuensi

    pernafasan dan kedalaman.

    2.Observasi penyimpangan

    dada, selidiki penurunan

    ekspansi paru atau

    ketidaksimetrisan gerakan

    dada.

    3.Kaji ulang laporan foto

    dada dan pemeriksaan

    laboratorium GDA, hb sesuai

    indikas

    4.Minimalkan menangis atau

    aktifitas pada anak.

    1.pengenalan dini dan

    pengobatan venilasi abnormal

    dapat mencegah komplikasi.

    2.udara atau cairan pada area

    pleural mencegah ekspansi

    lengkap(biasanya satu sisi) dan

    memerlukan pengkajian lanjut

    status ventilasi.

    3 pantau keefektifan terapi

    pernafasan dan atau catat

    terjadinya komplikasi.

    4.menangis akan menyebabkan

    pernafasan anak akan

    meningkatkan.

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    9/24

    Senin/

    12/12/11

    3. anak dapat makan dan

    menyusu dan tidak

    terjadi penurunan berat

    badanselama terjadi

    perubahan status nutrisi

    tersebut

    1.Anjurkan ibu untuk

    terus memberikan anak

    susu, walaupun sedikit

    tetapi sering.

    2.Jika anak menunjukan

    kelemahan akibat ketidak

    adekuatannya nutrisi yang

    masuk maka pasang iv

    infuse

    3.Pada anak yang sudah tidak

    menyusui lagi maka berikan

    makanan dengan porsis edikit

    tapi sering dengan diet sesuai

    instruksi.

    4.Observasi selama pemberian

    makan atau menyusui.

    1.air susu akan mempertahankan

    kebutuhan nutrisi anak.

    2.infuse akan menambah

    kebutuhan nutria yang tidak dapat

    dipenuhi melalui oral.

    3.meningkatan intake, dan

    mencegah kelemahan.

    4.selama makan atau menyusui

    mungkin dapat terjadi anak sesak

    atau tersedak.

    Senin/

    12/12/11

    4. Setelah diberikan

    asuhan keperawatan

    selama 3x 24 jam

    perfusi jaringan

    adekuat.

    1.Monitor perubahan tiba-tiba

    atau gangguan mental kontinu

    (cemas, bingung,letargi,

    pinsan).

    2.Observasi adanya pucat,

    sianosis, belang, kulit

    dingin/lembab, catat

    kekuatannadi perifer.

    3. Kaji tanda Homan (nyeri

    pada betis dengan posisi

    dorsofleksi), eritema, edema.

    4..Dorong latihan kaki

    aktif/pasif.

    5. Pantau pernafasan.

    Kaji fungsi GI, catat

    anoreksia, penurunan bising

    usus, mual/muntah,

    distensiabdomen, konstipasi.

    1.Perfusi serebral secara

    langsung berhubungan dengan

    curah jantung, dipengaruhi oleh

    elektrolit/variasi asam basa,

    2.hipoksia atau emboli sistemik.

    Vasokonstriksi sistemik

    diakibatkan oleh penurunan

    curah jantungmungkin

    dibuktikan oleh penurunan

    perfusi kulit dan penurunan nadi.

    Indikator adanya trombosis

    vena dalam.

    3.Menurunkan stasis vena,

    meningkatkan aliran balik vena

    danmenurunkan resiko

    tromboplebitis.

    4. Pompa jantung gagal dapat

    mencetuskan distres pernafasan.

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    10/24

    6.Pantau masukan dan

    perubahan keluaran urine.

    Namundispnea tiba-tiba/berlanjut

    menunjukkan komplikasi

    tromboemboli paru.

    5. Penurunan aliran darah ke

    mesentrika dapat mengakibatkan

    disfungsi GI, contoh kehilangan

    peristaltik.

    6. Penurunan pemasukan/mual

    terus-menerus dapat

    mengakibatkanpenurunan

    volume sirkulasi, yang

    berdampak negatif pada perfusi

    dan organ.

    BAB III

    PENUTUP

    1) KESIMPULAN

    Penyakit jantung bawaan yang kompleks terutama ditemukan pada bayi dan anak-anak. Apabila

    tidak dioperasi, kebanyakan akan meniinggal pada waktu bayi. Oleh karena itu, penyakit jantung bawaan

    yang ditemukan pada orang dewasa menunjukkan bahwa pasien tersebut mampu melalui seleksi alam,

    atau telah mengalami tindakan operasi dini pada usia muda. Hal ini pulalah yang menyebabkan perbedaan

    pola penyakit jantung bawaan pada anak dan pada orang dewasa (Panggabean & Harun, 1999).

    Kelainan jantung bawaan TGA ( Transposition Of The Great Arteries ) merupakan kelainan pada

    jantung berupa adanya pemindahan asl dari aorta dan arteri pulmonalis; aorta keluar dari ventrikel kanan

    dan arteri pulmonalis dari ventrikel kiri. Selain kelainan asal aorta dan arteri pulmonalis pada TGA

    terdapat kelainan pada jantung yang menyertai TGA seperti letak katup aorta, katup pulmonal, dan

    sebagainya. Pada PJB yang disebut TGA komplek ialah adanya letak katup aorta di kanan pada lengkung

    aorta ke kanan. ( Ngastiah, hal 110 )

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    11/24

    DAFTAR PUSTAKA

    Ngastiah. 2005. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. EGC : Jakarta.

    Nursalam. dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Salemba Medika : Jakarta.

    Mirzanie, Hanifah. 2006. Pediatrica. Tosca Enterprise : Jogjakarta.

    Rudolph, Abraham M. dkk. 2007. Buku Ajar Pediatrik Rudolp Volume 3. EGC : Jakarta.

    Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, edisi 4. EGC ; Jakarta.

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    12/24

    BAB III

    TINJAUAN KASUS

    A. Pengkajian Keperawatan Neonatus

    1.

    Identitas Klien

    Nama : An.F

    Tanggal lahir : 16-Juli-2014

    Jenis kelamin : Perempuan

    Diagnosa medis : TGA

    No RM : 394.12.47

    Tanggal masuk : 20-Juli-2014

    Tanggal pengkajian : 22-Juli-2014

    Riwayat Alergi : Tidak ada

    Usia Gestasi : 38 minggu

    Berat Badan Lahir : 3480 GRAM, Panjang Badan: 50 cm

    2.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien usia 4 hari, saat lahir tidak sianotik,sianotik saat menangis. Sebelum nya pasien dirawat di

    RS Fatmawati, dirujuk ke RSCM untuk tindakan ECHO dan tindak lanjut selanjutnya.

    3.

    Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien sudah dilakukan tindakan BAS (Ballon Atrial Septotomy) pada tanggal 20-Juli-2014.

    Pasien naik ke ruang IW tanggal 22-Juli-2014.

    4. Riwayat Tumbuh Kembang Dan Perinatal Care

    Pasien belum bisa tengkurap, duduk, berdiri, bicara, tumbuh gigi.

    5.

    Riwayat Kehamilan

    Perawatan antenatal (ANC): teratur

    Tempat Pemeriksaan ANC: RS Fatmawati

    Komplikasi Kehamilan: Diabetes

    6. Riwayat Persalinan: seksio secaria

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    13/24

    7.

    Riwayat Psikososial orang tua

    Perkembangan interpersonal: ada dukungan dari keluarga lain, ada keterlibatan dari orang tua

    (berkunjung, kontak mata, menyentuh)

    8.

    Pemeriksaan Fisik

    a. Kulit: sianotik di ujung jari tangan dan kaki, sianotik di bibir, turgor kulit elastic, Kepala: LP

    33 cm, fontanel anterior lunak, sutura sagitalis tepat, gambaran wajah simetris, telinga, hidung,

    mata normal, mulut lembab

    b. Pernafasan

    Bentuk dada simetris, Down score : Respirasi Rate 40-55 x/mnt, tidak ada retraksi dada, sianotik

    menetap dengan pemberian oksigen gangguan pernafasan ringan (skor < 4), suara nafas sama

    kanan dan kiri, respirasi spontan tanpa alat bantu.

    c.

    Kardiovaskuler

    Sirkulasi : sianosis (+), anemis (-) TD: 90/45 mmHg, Nadi: 120-140x/menit, RR: 50x/menit,S:

    36,9oC, SaO2 82 % dengan room air. Bunyi jantung S1 dan S2 normal. Irama jantung reguler,

    CRT 2 detik, murmur (-), gallop (-),

    d. Gastrointestinal

    Kondisi mulut klien tampak lembab, Tidak ada distensi abdomen,bising usus normal, ada reflek

    menelan, LP 33 cm, umbilicus/tali pusat kering, BAB spontan 3 x/hari, BAK spontan 5-8 x/hari.

    e. Ekstremitas

    Gerakan bebas, ekstremitas atas dan bawah normal

    f.

    Reflek: moro lemah, menghisap kuat, babinski (+), rooting kuat

    g. Tonus/aktivitas: aktivitas aktif, menangis keras

    h. Neurologi

    Kesadaran composmentis, tidak tampak gangguan neurologi

    9.

    Pemeriksaan Penunjang

    - Pemeriksaan laboratorium

    Jenis pemeriksaan Tanggal

    16/07/2014

    Tanggal

    21/07/2014

    Nilai rujukan

    Kimia Klinik

    Bilirubin Total

    Bilirubin Direk

    Bilirubin Indirek

    7,3

    1,2

    6,1

    5,91

    1,07

    4,84

    < 12

    < 0,2

    0,1- 0,7

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    14/24

    Natrium

    Kalium

    Klorida

    Ureum

    Kreatinin

    126

    3,78

    108

    13

    0,5

    135-147

    3,78

    108

    13

    0,5

    Darah Lengkap :

    Hemoglobin

    Hematokrit

    Eritrosit

    Trombosit

    Leukosit

    17,9

    54

    4,59

    168

    12,3

    17,8

    52,7

    4,63

    146

    12,87

    15-24

    44-70

    3-5,4

    150-400

    9,1-34

    Hemostasis

    PT

    Pasien

    Kontrol

    APTT

    Pasien

    Kontrol

    11,7

    11,7

    52,5

    31,4

    HIV Penyaring

    HBSAg

    HCV

    Non reaktif

    Non reaktif

    Non reaktif

    - Pemeriksaan Echocardiografi

    Pemeriksaan Echocardiografi pada tanggal 20/07/2014:

    Kesan :

    - TGA-IVS

    - Atrial Situs solitus

    - AV Concordance

    - VA discordance

    - Foramen ovale still open

    - RA RV dilatasi

    - Ao arising from RV

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    15/24

    - PA arising from LV

    - Ao anterior to PA

    - Ao dan PA side by side

    - Inflat IVS

    -

    Small PDA 2 mm R to L shunt

    - Well contractility ventrikel All pulmonary veins to left atrium

    - Pemeriksaan Rontgen Thorax tanggal 20/7/2014:

    Jantung kanan membesar ke kanan dan ke kiri, jantung mengisi lebih 1/3 ruang retrosternal,

    Ruang retrocardial tidak menyempit, aorta baik, Kesan: kardiomegali

    10.Therapi Obat

    Naik ke ruang IW lantai 4 dengan vena dalam connect PG2 13 cc/jam, lipid 20% 1,1 cc/jam,

    aminosteril 6% 150 cc/24jam, intake per oral 8x17 cc.

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    16/24

    ANALISA DATA

    TANGGAL SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM

    22/07/2014 DS:

    - Ibu pasien mengatakan anak nya biru (sianosis) saat

    menangis

    DO:

    - Kesadaran : Composmentis

    - Keadaan umum : Sedang

    -

    TD: 90/45 mmHg, Nadi: 120-140x/menit, RR:

    50x/menit,S: 36,9oC, SaO2 82 % dengan room air

    - Irama jantung reguler

    - Bunyi jantung S1 dan S2 normal

    -

    Perfusi ke jaringan perifer baik, CRT 2 detik

    - Pemeriksaan Echocardiografi pada tanggal 20-07-

    2014

    Kesan : TGA-IVS, Atrial Situs solitus, AV

    Concordance, VA discordance, Foramen ovale still

    open, RA RV dilatasi, Ao arising from RV, PA

    arising from LV, Ao anterior to PA, Ao dan PA side

    by side, Inflat IVS, Small PDA 2 mm R to L

    shunt, Well contractility ventrikel All pulmonary

    veins to left atrium

    - CXR tanggal 20/7/2104, Kesan: kardiomegali

    Malformasi jantung

    : dimana PA keluar

    dari ventrikel kiri,

    dan aorta dari

    ventrikel kanan

    Penurunan

    curah jantung

    22/07/2014 DS:

    - Ibu pasien mengatakan anaknya sudah mau

    minum tetapi sedikit sedikit, saat ini baru bisa

    17 cc/3 jam

    DO :

    -

    BB :3,48 Kg

    - TB :50 Cm

    - Intake per oral 8x17 cc

    - Masih terpasang cairan parenteral PG2 13

    cc/jam, lipid 20% 1,1 cc/jam, aminosteril 6%

    150 cc/24jam

    Intake nutrisi yang

    tidak adekuat

    Gangguan

    nutrisi kurang

    dari kebutuhan

    tubuh

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    17/24

    -

    Hasil lab tanggal 21/07/2014 bilirubin total 5,91

    (7,3), bilirubin direk 1,07 (1,2) bilirubin indirek

    4,84 (6,2)

    - Tidak ada distensi abdomen,bising usus normal

    22/7/2014 DS :

    - Ibu klien mengatakan anaknya cepat lelah jika

    minum susu

    DO :

    - Intake per oral 8x17 cc

    - Saat menangis pasien tampak sianotik, takipneu,

    spo2 70%

    Suplai dan

    kebutuhan 02 tidak

    seimbang/ketidak

    mampuan/kelemaha

    n sekunder terhadap

    penurunan kardiak

    output

    Intolerasi

    aktifitas

    22/07/2014 DS :

    -

    Ibu klien mengatakan klien lahir tanggal 16 Juli

    2014

    DO :

    - Kesadaran : Composmentis

    - Keadaan umum : sedang

    - Ibu klien belum mengetahui cara untuk memasang

    penghalang tempat tidur

    -

    Ibu klien belum mengetahui arti segitiga kuning dan

    gelang kuning yang dipakai klien

    Belum sempurnanya

    koordinasi motorik

    Resiko tinggi

    Jatuh

    DIAGNOSA KEPERAWATAN

    1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malformasi jantung : dimana PA keluar dari ventrikel

    kiri, dan aorta dari ventrikel kanan

    2.

    Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat

    3. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan suplai dan kebutuhan 02 tidak seimbang/ketidak

    mampuan/kelemahan sekunder terhadap penurunan kardiak output

    4. Resiko tinggi Jatuh berhubungan dengan belum sempurnanya koordinasi motorik

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    18/24

    RENCANA INTRVENSI

    NO

    DX

    TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN

    Dx.1 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

    3x24 jam penurunan curah jantung tidak terjadi

    dengan kriteria :

    -

    Kesadaran compos mentis

    - Tanda-tanda vital stabil :

    Tekanan darah : 80-110mmHg

    Nadi : 100-140x/menit

    Suhu 36,5-37,50 C

    Pernafasan : 50-55x/menit

    -

    Bunyi jantung normal, murmur tidak ada

    - Sesak berkurang

    - Capillary refill 2 detik

    - Akral hangat.

    1. Observasi kualitas dan kekuatan denyut

    jantung, nadi perifer, warna dan

    kehangatan kulit

    2.

    Monitor tanda-tanda CHF (Pucat,

    gelisah, takikardi, tachypnea, sesak,

    mudah lelah, periorbital edema, oliguria,

    dan hepatomegali

    3.

    Berikan oksigen tambahan dengan kanula

    nasal/masker sesuai indikasi.

    4.

    Kaji kulit terhadap pucat dan sianosis

    5. Secara kolaborasi berikan tindakan farmakologis

    berupa digitalis; digoxin

    Dx2 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

    3x24 jam Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan

    kriteria :

    -

    Intake peroral adekuat

    - Turgor kulit elastic

    - Tidak ada distensi abdomen

    - Mual muntah tidak ada

    1. Sediakan ASI dan susu formula yang

    seimbang, tinggi zat-zat nutrisi

    2.

    Timbang berat badan setiap hari dengan

    timbangan yang sama dan waktu yang

    sama

    3. Catat intake dan output

    4. Kaji toleransi minum

    5. Pantau tanda-tanda vital

    6.

    Kolaborasi dengan ahli gizi

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    19/24

    Dx3 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

    3x24 jam keluarga pasien dapat memenuhi

    kebutuhan pasien

    dengan kriteria :

    -

    Kebutuhan pasien terpenuhi

    - sesak/speel tidak terjadi

    1.Monitor tanda- tanda vital

    2.Kaji aktifitas yang menyebabkan

    sesak/speel

    3.libatkan keluarga dalam memenuhi

    kebutuhan pasien,jangan biarkan pasien

    terlalu lama menangis

    4.kolaborasi pemberian o2 sesuai kebutuhan

    Dx4 Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama

    3x24 jam jatuh tidak terjadi dengan kriteria :

    - Klien tidak mengalami jatuh

    1. Pakaikan gelang resiko jatuh berwarna

    kuning

    2. Pasang tanda peringatan resiko jatuh,

    berupa tanda kuning yang dipasang pada

    bed dekat kaki klien

    3. Lakukan penilaian ulang setiap shift

    4. Tempat tidur klien di sesuaikan dengan

    perkembangan tubuh klien

    5.

    Libatkan keluarga klien dalam membantu

    aktifitas klien sehari- hari

    6. Pasang side rail saat klien tidur

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    20/24

    IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

    TANGGAL&JAM DX IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

    22/07/2014

    09.00-09.30

    09.30-09.45

    09.45-10.00

    10.00-10.30

    10.30-10.40

    10.40-11.00

    11.00-12.00

    12.00-12.30

    1,2,3,

    1,2,3,

    1,2

    4

    4

    1

    1,`2

    1,2,3

    Melakukan pengkajian keperawatan.

    R/ data objektif dan subjektif didapat.

    Mengobservasi TTV per 15 menit

    R/ 15 menit 1

    Kesadaran composmentis, TTV : TD: 100/57 mmHg, N: 130

    x/menit0C, S: 36,9oC RR : 40 x/mnit, Sat : 81%

    R/ 15 menit ke 2

    TTV : TD: 101/60 mmHg, N: 140 x/menit0C, S: 37,2

    oC RR : 45

    x/mnit, Sat : 82%

    R/ 15 menit ke 3

    TTV : TD: 95/55 mmHg, N: 135 x/menit0C, S: 37,1

    oC RR : 42

    x/mnit, Sat : 80%

    R/ 15 menit ke 4

    TTV : TD: 90/51 mmHg, N: 135 x/menit0C, S: 37,1

    oC RR : 45

    x/mnit, Sat : 80%

    Mengobservasi intake dan output

    R/ intake per oral 17 cc diberikan, distensi abdomen (-)

    Memberikan edukasi pemakaian gelang resiko jatuh berwarna

    kuning dan pemasangan tanda peringatan resiko jatuh, berupa

    tanda kuning yang dipasang pada bed dekat kaki klien

    R/ Ibu pasien mengerti

    Mengajarkan cara menaikkan dan menurunkan side rail dan

    menganjurkan untuk menaikkan side rail saat klien tidur

    R/Ibu pasien mengerti

    Mengobservasi luka vena dalam di femoral kanan

    R/ luka vena dalam bagus, kemerahan (-)

    Melakukan pengecekan pemberian nutrisi parenteral

    R/ Masih terpasang cairan parenteral PG2 13 cc/jam, lipid 20%

    1,1 cc/jam, aminosteril 6% 150 cc/24jam

    Mengobservasi intake dan output

    R/ intake per oral 20 cc diberikan, distensi abdomen (-), muntah

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    21/24

    12.30-12.45

    12.45-13.00

    13.00-13.30

    23/07/2014

    13.30-13.45

    13.45-14.00

    14.00-14.30

    14.30-14.45

    14.45-15.00

    15.00-15.30

    3

    3

    2

    1,2,3

    1,2,3

    1,2,3

    4

    1,3

    1,3

    (-)

    Mengobservasi TTV :

    R/ kesadaran coposmentis TTV : TD: 95/50 mmHg, N: 130

    x/menit0C, S: 37,1

    oC RR : 45 x/mnit, Sat : 80%

    Melakukan pengecekan kondisi akral perifer dan capillary refill

    R/ Akral perifer hangat, CRT 2 detik

    Mengkaji ulang status pernafasanya (kedalaman, suara nafas,

    penggunaan otot Bantu pernafasan)

    R/ Bernafas spontan room air, cuping hidung (-), tidak tampak

    retraksi dinding dada, pernafasan perut (+), ronkhi (-), tidak

    menggunakan otot bantu pernafasan

    Memberikan edukasi pada ibu pasien agar tidak membiarkan

    anaknya terlalu lama menangis

    R/ Ibu pasien mengerti

    Mengobservasi TTV

    R/ kesadaran composmentis, TTV : TD: 96/58 mmHg, N: 140

    x/menit0C, S: 37,1oC RR : 48 x/mnit, Sat : 80%

    Melakukan pengecekan pemberian nutrisi parenteral

    R/ Masih terpasang cairan parenteral PG2 10 cc/jam, aminosteril

    6% 150 cc/24jam

    Mengobservasi intake dan output

    R/ intake per oral 30 cc diberikan, distensi abdomen (-), muntah

    (-), sesak (-)

    Memberikan edukasi ulang cara menaikkan dan menurunkan side

    rail dan menganjurkan untuk menaikkan side rail saat klien tidur

    R/Ibu pasien mengerti

    Melakukan pengecekan kondisi akral perifer dan capillary refill

    R/ Akral perifer hangat, CRT 2 detik

    Mengkaji ulang status pernafasanya (kedalaman, suara nafas,

    penggunaan otot Bantu pernafasan)

    R/ Bernafas spontan room air, cuping hidung (-), tidak tampak

    retraksi dinding dada, pernafasan perut (+), ronkhi (-), tidak

    menggunakan otot bantu pernafasan

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    22/24

    15.30-16.00

    16.00-16.30

    16.30-16.45

    16.45-17.00

    17.00-17.30

    17.30-17.45

    17.45-18.15

    18.15-18.30

    18.30-19.00

    3

    1,2,3

    1,2,3

    1

    1,2,3

    1,3

    1,2,3

    3

    1,2,3

    1,3

    Melibatkan ibu pasien dalam melakukan perawatan diri (personal

    hygiene) pasien

    R/ Ibu pasien mengerti cara memandikan pasien

    Mengobservasi intake dan output

    R/ intake per oral 30 cc diberikan, distensi abdomen (-), muntah

    (-), sesak (-)

    Berkolaborasi dengan dokter jaga untuk mengurangi cairan

    parenteral karena intake/oral sudah baik

    R/ Instruksi PG 2 10 cc/jam, kebutuhan cairan on demand

    Melakukan ganti balutan luka vena dalam dan melakukan

    pengecekan patency dari vena dalam

    R/ Kondisi vena dalam baik, kemerahan (-), masih bisa diaspirasi

    dan di flush

    Mengobservasi TTV

    R/ kesadaran composmentis, TTV : TD: 101/60 mmHg, N: 135

    x/menit0C, S: 36,9oC RR : 45 x/mnit, Sat : 80%

    Mengkaji ulang status pernafasanya (kedalaman, suara nafas,

    penggunaan otot Bantu pernafasan)

    R/ Bernafas spontan room air, cuping hidung (-), tidak tampak

    retraksi dinding dada, pernafasan perut (+), ronkhi (-), tidak

    menggunakan otot bantu pernafasan

    Mengobservasi intake dan output

    R/ intake per oral 30 cc diberikan, distensi abdomen (-), muntah

    (-), sesak (-)

    Memberikan edukasi pada ibu pasien dalam memberikan intake

    ASI langsung kepada pasien

    R/ Ibu pasien mengerti

    Mengkaji ulang status pernafasanya saat diberikan ASI

    R/ Bernafas spontan room air, cuping hidung (-)

    Memberikan edukasi pada ibu pasien agar tidak membiarkan

    anaknya terlalu lama menangis

    R/ Ibu pasien mengerti

    Mengobservasi TTV

    R/ kesadaran composmentis, TTV : TD: 99/55 mmHg, N: 130

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    23/24

    19.00-19.30

    19.30-20.00

    1,3

    1,3

    x/menit0C, S: 36,9oC RR : 50 x/mnit, Sat : 81%

    Mengkaji ulang status pernafasanya (kedalaman, suara nafas,

    penggunaan otot Bantu pernafasan)

    R/ Bernafas spontan room air, cuping hidung (-), tidak tampak

    retraksi dinding dada, pernafasan perut (+), ronkhi (-), tidak

    menggunakan otot bantu pernafasan

  • 8/10/2019 Askep Tga Fix

    24/24

    TANGGAL CATATAN PERKEMBANGAN

    22/07/2014 S : Ibu pasien mengatakan sudah bisa memberikan susu lewat botol kepada anaknya

    O :

    - Kesadaran composmentis, TD: 95/50 mmHg, N: 130 x/menit0C, S: 37,1oC RR : 45

    x/mnit, sianotik (+), Sat : 80%

    - Kondisi Akral perifer hangat, CRT 2 detik

    -

    Terpasang vena dalam connect PG2 13 cc/jam, lipid 20% 1,1 cc/jam, aminosteril

    6% 150 cc/24jam

    - Intake/oral 8x17 cc, distensi abdomen (-), muntah (-)

    - Bernafas spontan room air, cuping hidung (-), tidak tampak retraksi dinding dada,

    pernafasan perut (+), ronkhi (-)

    - Pasien risiko tinggi jatuh

    A : 1. Penurunan curah jantung

    2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    3. Intolerasi aktifitas

    4. Resiko tinggi Jatuh

    P : Lanjutkan intervensi

    23/07/2014 S : Ibu pasien mengatakan anaknya sudah bisa minum ASI langsung

    O :

    -

    Kesadaran composmentis, TD: 99/55 mmHg, N: 130 x/menit0C, S: 36,9oC RR : 50

    x/mnit, sianotik (+) Sat : 81%

    - Akral perifer hangat, CRT 2 detik

    - Terpasang vena dalam connect PG2 10 cc/jam, aminosteril 6% 150 cc/24jam

    -

    Intake oral 8x30 cc ASI dan susu formula

    - Bernafas spontan room air, cuping hidung (-), tidak tampak retraksi dinding dada,

    pernafasan perut (+)

    -

    Pasien risiko tinggi jatuh

    A : 1. Penurunan curah jantung

    2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

    3. Intolerasi aktifitas

    4. Resiko tinggi Jatuh

    P : Lanjutkan intervensi