askep rhakitis

download askep rhakitis

of 13

Transcript of askep rhakitis

  • 7/22/2019 askep rhakitis

    1/13

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang

    Salah satu mineral utama penyusun tulang adalah kalsium. Kurangnya kalsium akanmengakibatkan berkurangnya kalsium yang terdapat pada tulang, sehingga semakin lama

    akan terjadi perubahan pada struktur tulang. Akibatnya tulang menjadi kehilangankepadatan dan kekuatannya, sehingga mudah retak dan patah.

    Rakitis adalah pelunakan tulang pada anak-anak berpotensi menyebabkan patah tulangdan kelainan bentuk. Rakitis adalah salah satu penyakit anak yang paling sering dibanyak negara berkembang.

    Terjadinya rhakitis merupakan rangkaian awal terjadinya osteoporosis, pada saatsekarang ini angka kejadian tersebut sangat meningkat tajam.

    Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru, bekerja sama dengan

    Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan Universitas Putra Malaysia yangdipublikasikan European Journal of Clinical Nutrition tahun 2007, perempuan indonesiahanya mengkonsumsi 270 mg kalsium perhari.

    Hal tersebut berarti asupan kalsium perempuan indonesia bahkan berkurang 50%rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan.

    Data kepadatan tulang yang dianalisa oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan(Puslitbang) ditemukan bahwa 2 dari 5 orang anak indonesia beresiko menderitakerapuhan tulang.

    B. Rumusan masalah

    1. Apa pengertian dari rhakitis2. Apa etiologi dari rhakitis3. Apa manifestasi klinik dari rhakitis4. Bagaimana patofisiologi rhakitis?5. Apa komplikasi dari rhakitis?6. Bagaimana penatalaksanaan rhakitis?7. Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien dengan Rhakitis?

    C. Tujuan

    a. Tujuan Umum

    Makalah dibuat agar mahasiswa keperawatan dan mengetahui dan memahami tentangasuhan keperawatan pada pasien dengan Rhakitis.

    b. Tujuan Khusus

    Tujuan makalah dibuat agar mahasiswa dapat:

    1. Mengetahui dan memahami pengertian dari rhakitis2. Mengetahui dan memahami etiologi dari rhakitis3. Mengetahui dan memahami manifestasi klinik dari rhakitis

  • 7/22/2019 askep rhakitis

    2/13

    4. Mengetahui dan memahami patofisiologi rhakitis5. Mengetahui dan memahami komplikasi dari rhakitis6. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan rhakitis7. Mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan Rhakitis

    D. Metode penulisan

    Metode yang digunakan adalah metode studi pustaka yaitu mengumpulkan sumber informasidari buku-buku, internet, dll

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Pengertian

    Rakitis adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh defisiensi vitamin D yangmempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan oleh defisiensi diet, tetapikadang-kadang dapat disebabkan kegagalan absorpsi vitamin D atau oleh karena asupankalsium atau fosfat yang rendah (Smeltzer, 2001)

    Rakitis merupakan gangguan kesehatan yang meliputi pelunakan dan pelemahan tulang,yang terjadi pada anak-anak yang berpotensi menyebabkan patah tulang dan kelainanbentuk.

    Rakitis adalah salah satu penyakit anak yang paling sering di banyak negara berkembang,penyebab utamanya adalah kekurangan vitamin D, namun kekurangan kalsium yangmemadai dalam diet juga dapat menyebabkan rakhitis (kasus diare berat dan muntah dapatmenjadi penyebab kekurangan). Meskipun dapat terjadi pada orang dewasa, sebagianbesar kasus terjadi pada anak-anak menderita gizi buruk, biasanya dihasilkan darikelaparan atau kelaparan selama tahap awal masa kanak-kanak.

  • 7/22/2019 askep rhakitis

    3/13

    Osteomalasia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi serupa terjadipada orang dewasa, umumnya karena kekurangan vitamin D. asal kata "rakhitis" mungkindari kata dialek Inggris Kuno 'wrickken', memelintir. Kata berasal Yunani "rachitis" (,yang berarti "peradangan tulang belakang") kemudian diadopsi sebagai istilah ilmiah untukrakhitis, terutama karena kesamaan kata-kata 'dalam suara.

    B. Etiologi

    1. Kekurangan vitamin D dan kalsium dalam diet (gangguan mineralisasi)2. Kelainan gastrointestinal (gangguan proses pencernaan makanan)3. Malabsorbsi kalsium (menurunnya penyerapan vitamin D dan kalsium)4. Gagal ginjal kronis

    C. Patofisiologi

    WOC

  • 7/22/2019 askep rhakitis

    4/13

    Defisiensi vitamin D menyebabkan penurunan kalsium serum, yang merangsang pelepasanhormon paratiroid. Peningkatan hormon paratiroid meningkatkan penguraian tulang danekskresi fosfat oleh ginjal. Tanpa mineralisasi tulang yang adekuat, maka tulang menjaditipis. Terjadi penimbunan osteoid yang tidak terkristalisasi dalam jumlah abnormal yangmembungkus saluran-saluran tulang bagian dalam, hal ini menimbulkan deformitas tulang.

    Diperkirakan defek primernya adalah kekurangan vitamin D aktif yang memacu absorbsikalsium dari traktus gastrointestinal dan memfasilitasi mineralisasi tulang. Pasokan kalsiumdan fosfat dalam cairan ekstrasel rendah. Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium danfosfat tidak dapat dimasukkan ke tempat kalsifikasi tulang, sehingga mengakibatkan

    kegagalan mineralisasi, terjadi perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh.Rakhitis (riskets) adalah penyakit tulang pada anak akibat defisiensi vitamin D. Rakitismenyebabkan disorganisasi tulang, terutama di lempeng pertumbuhan atau epifisissehingga pertumbuhan terhambat. Rakitis jarang dijumpai di Amerikan Serikat, tetapimungkin ditemukan pada keluarga yang sangat miskin atau yang berada di daerah-daerahpinggiran. Malabsorbsi kalsium dalam makanan pada para pengidap penyakit crohn sindrommalabsorbsi atau fibrosis kistik dapat menyebabkan osteomalasia atau rakhitis

    D. Manifestasi Klinik1. Nyeri tulang dan nyeri tekan tulang2. Kelemahan otot3. Cara berjalan seperti bebek atau pincang4. Pada penyakit yang lebih lanjut, tungkai melengkung (karena berat tubuh dan tarikan otot)

  • 7/22/2019 askep rhakitis

    5/13

    5. Vertebra yang melunak mengalami kompresi, sehingga mengalami pemendekan tinggibadan dan merusak bentuk toraks (kifosis)

    6. Sakrum terdorong ke bawah dan depan, pelvis tertekan ke lateral7. Kelemahan dan ketidakseimbangan meningkatkan risiko jatuh dan fraktur

    E. Pemeriksaan diagnostik

    1. Evaluasi dengan sinar-x dapat memperlihatkan penurunan osifikasi/demineralisasi tulangsecara umum.

    2. Pengukuran kalsium dan fosfat serum akan memperlihatkan nilai yang rendah3. Pemeriksaan urin menunjukkan kalsiun dan kreatinin rendah4. Pemeriksaan vertebra akan memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas

    vertebra yang jelas.5. Biopsi tulang akan menunjukkan peningkatan jumlah osteoid

    F. Komplikasi

    1. Infeksi pernafasan (bronkhitis, bronkhopneumonia)2. Atelektasis paru3. Deformitas dada berat

    G. Penatalaksanaan

    1. Diperlukan diet vitamin D disertai suplemen kalsium.2. Apabila osteomalasia atau rakitis disebabkan oleh penyakit lain, maka penyakit tersebut

    akan memerlukan penanganan terlebih dahulu.3. Pemajanan sinar matahari dianjurkan.4. Jika terjadi deformitas ortopedik persisten perlu penggunaan brace/korset atau dengan

    pembedahan.

  • 7/22/2019 askep rhakitis

    6/13

    BAB III

    KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

    A. Pengkajian

    1. Pengkajian Umum Sistim Muskuloskeletal

    Riwayat kesehatan meliputi informasi tentang aktivitas hidup sehari-hari, polaambulasi, alat bantu yang digunakan (misalnya kursi roda, tongkat, walker), dan nyeri(jika ada nyeri tetapkan lokasi, derajat nyeri, lama, faktor yang memperberat dan faktorpencetus) kram atau kelemahan

    Pengkajian perlu dilakukan secara sistematis, teliti dan terarah. Data yangdikumpulkan meliputi data subjektif dan objektif dengan cara melakukan anamnesis,pemeriksaan fisik dan pemeriksaan diagnostik.

    2. Anamnesis

    a. Data demografi : Data ini meliputi nama, usia, jenis kelamin, tempat tinggal, orang yangdekat dengan klien.

    b. Riwayat perkembangan : Data ini untuk mengetahui tingkat perkembangan pada neonatus,bayi, prasekolah, remaja, dewasa dan tua.

    c. Riwayat sosial : Data ini meliputi pendidikan dan pekerjaan. Seseorang yang terpaparterus-menerus dengan agens tertentu dalam pekerjaannya, status kesehatannya dapatdipengaruhi.

    d. Riwayat penyakit keturunan : Riwayat penyakit keluarga perlu diketahui untuk menentukanhubungan genetik yang perlu diidentifikasi misalnya (penyakit diabetes melitus yang

    merupakan predisposisi penyakit sendi degeneratif, TBC, artritis, riketsia, osteomielitis, dll)e. Riwayat diet : Identifikasi adanya kelebihan berat badan karena kondisi ini dapat

    mengakibatkan stress pada sendi penyangga tubuh dan predisposisi terjadinya instabilitasligamen, khususnya pada punggung bagian bawah. Kurangnya asupan kalsium dapatmenimbulkan fraktur karena adanya dekalsifikasi. Bagaimana menu makanan sehari-haridan konsumsi vitamin A, D, kalsium, serta protein yang merupakan zat untuk menjagakondisi muskuloskeletal.

    f. Aktivitas kegiatan sehari-hari : Identifikasi pekerjaan pasien dan aktifitas sehari-hari.Kebiasaan membawa benda-benda berat yang dapat menimbulkan regangan otot dantrauma lainnya. Kurangnya melakukan aktivitas mengakibatkan tonus otot menurun.Fraktur atau trauma dapat timbul pada olahraga sepak bola dan hoki, sedangkan nyerisendi tangan dapat timbul akibat olah raga tenis. Pemakaian hak sepatu yang terlalu tinggidapat menimbulkan kontraksi pada tendon achiles dan dapat terjadi dislokasi. Perlu dikajipula aktivitas hidup sehari-hari, saat ambulasi apakah ada nyeri pada sendi, apakahmenggunakan alat bantu (kursi roda, tongkat ataupun walker)

    g. Riwayat kesehatan masa lalu : Data ini meliputi kondisi kesehatan individu. Data tentangadanya efek langsung atau tidak langsung terhadap muskuloskeletal, misalnya riwayattrauma atau kerusakan tulang rawan, riwayat artritis dan osteomielitis.

    h. Riwayat kesehatan sekarang : sejak kapan timbul keluhan, apakan ada riwayat trauma.Hal-hal yang menimbulkan gejala. Timbulnya gejala mendadak atau perlahan. Timbulnyauntuk pertama kalinya atau berulang. Perlu ditanyakan pula tentang ada-tidaknya

    gangguan pada sistem lainnya. Kaji klien untuk mengungkapkan alasan klienmemeriksakan diri atau mengunjungi fasilitas kesehatan, keluhan utama pasien dangangguan muskuloskeletal meliputi :

    1. Nyeri

  • 7/22/2019 askep rhakitis

    7/13

    Identifikasi lokasi nyeri. Nyeri biasanya berkaitan dengan pembuluh darah,sendi, fasia atau periosteum. Tentukan kualitas nyeri apakah sakit yangmenusuk atau berdenyut. Nyeri berdenyut biasanya berkaitan dengan tulangdan sakit berkaitan dengan otot, sedangkan nyeri yang menusuk berkaitandengan fraktur atau infeksi tulang. Identifikasi apakah nyeri timbul setelah diberiaktivitas atau gerakan. Nyeri saat bergerak merupakan satu tanda masalahpersendian. Degenerasi panggul menimbulkan nyeri selama badan bertumpupada sendi tersebut. Degenerasi pada lutut menimbulkan nyeri selama dan

    setelah berjalan. Nyeri pada osteoartritis makin meningkat pada suhu dingin.Tanyakan kapan nyeri makin meningkat, apakah pagi atau malam hari.Inflamasi pada bursa atau tendon makin meningkat pada malam hari.Tanyakan apakah nyeri hilang saat istirahat. Apakah nyerinya dapat diatasidengan obat tertentu.

    2. Kekuatan sendi

    Tanyakan sendi mana yang mengalami kekakuan, lamanya kekakuan tersebut,dan apakah selalu terjadi kekakuan. Beberapa kondisi seperti spondilitisankilosis terjadi remisi kekakuan beberapa kali sehari. Pada penyakit

    degenarasi sendi sering terjadi kekakuan yang meningkat pada pagi harisetelah bangun tidur (inaktivitas). Bagaimana dengan perubahan suhu danaktivitas. Suhu dingin dan kurang aktivitas biasanya meningkatkan kekakuansendi. Suhu panas biasanya menurunkan spasme otot.

    3. Bengkak

    Tanyakan berapa lama terjadi pembengkakan, apakah juga disertai dengannyeri, karena bengkak dan nyeri sering menyertai cedera pada otot. Penyakitdegenerasi sendi sering kali tidak timbul bengkak pada awal serangan, tetapimuncul setelah beberapa minggu terjadi nyeri. Dengan istirahat dan

    meninggikan bagian tubuh, ada yang dipasang gips. Identifikasi apakah adapanas atau kemerahan karena tanda tersebut menunjukkan adanya inflamasi,infeksi atau cedera.

    4. Deformitas dan imobilitas

    Tanyakan kapan terjadinya, apakah tiba-tiba atau bertahap, apakahmenimbulkan keterbatasan gerak. Apakah semakin memburuk dengan aktivits,apakah dengan posisi tetentu makin memburuk. Apakah klien menggunakanalat bantu (kruk, tongkat, dll)

    5. Perubahan sensoriTanyakan apakah ada penurunan rasa pada bagian tubuh tertentu. Apakahmenurunnya rasa atau sensasi tersebut berkaitan dengan nyeri. Penekananpada syaraf dan pembuluh darah akibat bengkak, tumor atau fraktur dapatmenyebabkan menurunnya sensasi.

    3. Pemeriksaan Fisika. Pengkajian Skeletal Tubuh

    Hal-hal yang perlu dikaji pada skelet tubuh, yaitu :

    1. Adanya deformitas dan ketidaksejajaran yang dapat disebabkan oleh penyakit sendi2. Pertumbuhan tulang abnormal. Hal ini dapat disebabkan oleh adanya tumor tulang.3. Pemendekan ekstrimitas, amputasi dan bagian tubuh yang tidak sejajar secara anatomis

  • 7/22/2019 askep rhakitis

    8/13

    4. Angulasi abnormal pada tulang panjang, gerakan pada titik bukan sendi, teraba krepituspada titik gerakan abnormal, menunjukkan adanya patah tulang.

    b. Pengkajian Tulang Belakang

    Deformitas tulang belakang yang sering terjadi perlu diperhatikan yaitu:

    1. Skoliosis (deviasi kurvantura lateral tulang belakang)

    - Bahu tidak sama tinggi

    - Garis pinggang yang tidak simetris

    - Skapula yang menonjol

    2. Kifosis (kenaikan kurvantura tulang belakang bagian dada). Sering terjadi pada lansiadengan osteoporosis atau penyakti neuromuskular.

    3. Lordosis (membebek, kurvantura tulang bagian pinggang yang berlebihan. Lordosis bisa

    ditemukan pada wanita hamil

    Pada saat inspeksi tulang belakang sebaiknya baju pasien dilepas untuk melihatseluruh punggung, bokong dan tungkai. Pemeriksan kurvantura tulang belakang dankesimetrisan batang tubuh dilakukan dari pandangan anterior, posterior dan lateral.Dengan berdiri di belakang pasien, perhatikan setiap perbedaan tinggi bahu dankrista iliaka. Lipatan bokong normalnya simetris. Kesimetrisan bahu, pinggul dankelurusan tulang belakang diperiksa dalam posisi pasien berdiri tegak danmembungkuk ke depan.

    c. Pengkajian Sistem Persendian

    Pengkajian sistem perssendian dengan pemeriksaan luas gerak sendi baik aktifmaupun pasif, deformitas, stabilitas dan adanya benjolan. Pemeriksaan sendimenggunakan alat goniometer, yaitu busur derajat yang dirancang khusus untukevakuasi gerak sendi.

    1. Jika sendi diekstensikan maksimal namun masih ada sisa fleksi, luas gerakan ini diangap

    terbatas. Keterbatasan ini dapat disebabkan oleh deformitas skeletal, patologik sendi,kontraktur otot dan tendon sekitar.

    2. Jika gerakan sendi mengalami gangguan atau nyeri, harus diperiksa adanya kelebihancairan dalam kapsulnya (efusi), pembengkakan dan inflamasi. Tempat yang paling seringterjadi efusi adalah pada lutut.

    Palpasi sendi sambil sendi digerakkan secara pasif akan memberi informasimengenai integritas sendi. Suara gemeletukdapat menunjukkan adanya ligamenyang tergelncir di antara tonjolan tulang. Adanya krepitus karena permukaan sendi

    yang tidak rata ditemukan pada pasien artritis. Jaringan sekitar sendi terdapatbenjolan yang khas ditemukan pada pasien :

    - Artritits reumatoid, benjolan lunak di dalam dan sepanjang tendon.

  • 7/22/2019 askep rhakitis

    9/13

    - Gout, benjolan keras di dalam dan di sebelah sendi

    - Osteoatritis, benjolan keras dan tidak nyeri merupakan pertumbuhan

    tulang baru akibat destruksi permukaan kartilago pada tulang dalam

    kapsul sendi, biasanya ditemukan pada lansia.

    d. Pengkajian Sistem Otot

    Pengkajian sistem otot meliputi kemampuan mengubah posisi, kekuatan dankoordinasi otot, serta ukuran masing-masing otot. Kelemahan sekelompok ototmenunjukkan berbagai kondisi seperti polineuropati, gangguan elektrolit, miasteniagrafis, poliomielitis dan distrofi otot.

    Palpasi otot dilakukan ketika ekstrimitas rileks dan digerakkan secara pasif,perawat akan merasakan tonus otot. Kekuatan otot dapat diukur dengan memintapasien menggerakkan ekstrimitas dengan atau tanpa tahanan. Misalnya, otot bisepyang diuji dengan meminta klien meluruskan lengan sepenuhnya, kemudianfleksikan lengan melawan tahanan yang diberikan oleh perawat.

    Tonus otot (kontraksi ritmik otot) dapat dibangkitkan pada pergelangan kakidengan dorso-fleksi kaki mendadak dan kuat, atau tangan dengan ekstensipergelangan tangan.

    Lingkar ekstrimitas harus diukur untuk memantau pertambaan ukuran akibatedema atau perdarahan, penurunan ukuran akibat atrofi dan dibandingkanekstrimitas yang sehat. Pengukuran otot dilakukan di lingkaran terbesarekstrimitas, pada lokasi yang sama, pada posisi yang sama dan otot dalamkeadaan istirahat.

    Gradasi Ukuran Kekuatan Otot0 (zero) Tidak ada kontraksi saat palpasi, paralisis

    1 (trace)Terasa adanya kontraksi otot, tetapi tidak adagerakan

    2 (poor)Dengan bantuan atau menyangga sendi dapatmelakukan gerakan sendi (range of motion, ROM)

    secara penuh

    3 (fair)Dapat melakukan gerakan sendi (ROM) secarapenuh dengan melawan gravitasi, tetapi tidakdapat melawan tahanan

    4 (good)Dapat melakukan ROM secara penuh dan dapatmelawan tahanan tingkat sedang

    5 (normal)Dapat melakukan gerakan sendi (ROM) secarapenuh dan dapat melawan gravitasi dan tahanan

    e. Pengkajian Cara Berjalan

    Pada pengkajian ini, pasien diminta berjalan. Perhatikan hal berikut :

    1. Kehalusan dan irama berjalan, gerakan teratur atau tidak2. Pincang dapat disebabkan oleh nyeri atau salah satu ekstrimitas pendek.3. Keterbatasan gerak sendi dapat memengaruhi cara berjalan

  • 7/22/2019 askep rhakitis

    10/13

    Abnormalitas neurologis yang berhubungan dengan cara berjalan. Misalnya,pasien hemiparesis-stroke menunjukkan cara berjalan spesifik, pasien denganpenyakit parkinson menunjukkan cara berjalan bergetar.

    B. Diagnosa

    1. Nyeri berhubungan dengan kompresi saraf spinal2. Risiko cedera berhubungan dengan kehilangan integritas tulang3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan4. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan penampilan peran.

    C. Intervensi

    D. Implementasi dan evaluasi

    No Dx Implementasi Evaluasi

    1

    1. Memantau tingkat danintensitas nyeri

    2. Melakukan imobilisasi3. Mengajarkan teknik

    relaksasi (nafas dalam)4. Mengkolaborasi

    S : klien melaporkan nyeriberkurang

    O: Skala nyeri 3

    A : Masalah nyeri teratasisebagian

  • 7/22/2019 askep rhakitis

    11/13

    pem er an ana gessesuai program terapi

    P: Tindakan perawatandilanjutkan

    2

    1. Melakukan imobilisasi2. Mengajarkan

    penggunaan alat bantuberpindah

    3. Menjelaskan padapasien tentangpentingnyapembatasan aktivitas

    4. Melatih ROM aktif danperpindahan maksimal2 kali dalam sehari

    5. Menganjurkanpartisipasi partisipasiaktif sesuaikemampuan dalam

    kegiatan sehari-hari

    S : -

    O : klien dapat berpindahdengan bantuan alat

    A : Klien dapat melakukanmobilisasi dengan bantuanperawat

    P: tindakan perawatandilanjutkan

    3

    1. Mengajarkan klienuntuk mempergunakanalat bantu mobilisasi.

    2. Menyarankan untukmelakukan aktivitassesuai kemampuandan

    3. Membatasi aktivitas

    yang berlebihan

    S : -

    O : Stabilisasi tubuh dapatdipertahankan

    A : Diagnosa keperawatantidak menjadi aktual

    P : Tindakan perawatan

    dihentikan

    4

    1. Mendorong ekspresiketakutan, perasaannegatif dan kehilanganbagian tubuh.

    2. Memberikanlingkungan yangterbuka pada pasienuntuk menndiskusikan

    masalah yang dialami.3. Mendorong patisipasi

    dalam aktivitas sehari-hari

    4. Mengkaji danmeningkatkan derajatdukungan yang adauntuk pasien

    S : Klien mengungkapkanperasaannya mengenaipenyakitnya kepada perawat

    O : klien menerima kenyataan

    pada situasi yang dialaminya.A :Klien menunjukkan perilakuadaptasi

    P : Tindakan perawatandihentikan

  • 7/22/2019 askep rhakitis

    12/13

    BAB III

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Rakitis merupakan gangguan kesehatan yang meliputi pelunakan dan pelemahan tulang,yang terjadi pada masa kank-kanak. Keadaan ini , terutama disebabkan oleh kekuranganvitamin D, kalsium dan fosfat

    Rakitis terjadi ketika defisiensi vitamin D menyebabkan penurunan kalsium serum, yangmerangsang pelepasan hormon paratiroid. Peningkatan hormon paratiroid meningkatkanpenguraian tulang dan ekskresi fosfat oleh ginjal. Tanpa mineralisasi tulang yang adekuat,maka tulang menjadi tipis. Terjadi penimbunan osteoid yang tidak terkristalisasi dalam

    jumlah abnormal yang membungkus saluran-saluran tulang bagian dalam, hal inimenimbulkan deformitas tulang. Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium dan fosfat tidakdapat dimasukkan ke tempat kalsifikasi tulang, sehingga mengakibatkan kegagalanmineralisasi, terjadi perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh.

    Manifestasi Klinik rakitis yang terlihat pada anak-anak yaitu : Nyeri tulang dan nyeri tekantulang, Kelemahan otot, Cara berjalan seperti bebek atau pincang , Pada penyakit yanglebih lanjut, tungkai melengkung (karena berat tubuh dan tarikan otot) , Vertebra yangmelunak

    Adapun diagnosa yang dapat diangkat pada kasus ini antara lain:

    1. Nyeri berhubungan dengan kompresi saraf spinal2. Risiko cedera berhubungan dengan kehilangan integritas tulang3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan

  • 7/22/2019 askep rhakitis

    13/13

    4. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan penampilan peran.

    B. Saran

    Dengan makalah ini disarankan kepada para pembaca khususnya mahasiswa keperawatanagar dapat lebih memperdalam lagi pengetahuan mengenai Asuhan Keperawatan PadaPasien dengan Rhakitis sehingga dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.