Askep Pencernaan

133
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN Disampaikan Emi lindayani M.Kep,

description

pencernaan

Transcript of Askep Pencernaan

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM PENCERNAANDisampaikan Emi lindayani M.Kep,1

2PENGKAJIAN SISTEM PENCERNAAN RIVIEW ANATOMI DAN FISIOLOGIMulut dan Pharing Makanan dalam mulut mengalami penghancuran (mastikasi atau mengunyah) dengan bantuan gigi geligi, saliva dan lidah. Dicampur oleh lidah dengan saliva yang dihasilkan oleh kelenjar saliva. Proses mengunyah dimulut penting karena : 1. Enzim hanya bekerja pada permukaan makanan. 2. Mencegah iritasi pada mulut, makanan atau bolus yang keras.

ESOPHAGUS Panjang esophagus 25 cm dengan diameter 2 cm yang berfungsi sebagai saluran masuknya makanan dan air ke lambung. Terbentang dari pharing ke lambung yang dilapisi dengan otot skeletal 1/3 bagian atasnya dan 2/3 oleh otot halus yang menghasilkan mucus. Esophagus di inervasi saraf simpatis dan para simpatis.

3LAMBUNG Lambung terdapat digaris tengah dan kuadran atas kiri abdomen. Panjangnya 25 cm dengan lebar 10 cm. ukuran dapat bertambah tergantung pada isi dan ukuran tubuh. Lambung terdiri dari 4 bagian, yaitu : cardia, pundus, korpus dan pylorus dimana kedua ujung lambung di batasi oleh spingter kardia dan spingter pylorus. fungsi Lambung antara lain : 1. Fungsi motorik lambung menampung bolus sampai bolus dicerna sedikit demi sedikit. Bolus yang sudah tercampur dengan cairan lambung itu disebut kimus. 2. Fungsi sekresi dan digesti lambung menghasilkan cairan lambung 2-3 liter per hari, cairan lambung mengandung air elektrolit klorida (Hcl), mucus,enzim pencernaan (amylase, lipase, dan pepsin) serta factor intrinsik. 4Pada lapisan mukosa lambung terdapat kelenjar yaitu : * kelenjar kardia yang berfungsi mensekresi mucus * kelenjar pundus dan kelenjar gastrin Pengosongan isi lambung diatur oleh dua factor yaitu : - keenceran kimus - Kemampuan usus halus menerima kimus

USUS HALUS Usus halus terdiri dari tiga bagian besar yaitu duodenum, jejunum, dan ileum. Panjang masing-masing bagian ini, duodenum = 25 cm, jejunum = 1,5 cm 2,0 cm, dan ileum = 2,5 cm 4 m. Fungsi utama usus halus adalah : # Pergerakan yaitu mencampur dan peristaltic # Digesti # Absorpsi 5USUS BESAR ( KOLON ) Usus besar terdiri atas sekum ; kolon dan rectum. Kolon terbagi atas kolon assenden, transversum, dan desendens serta sigmoid. Fungsi utama usus besar adalah absorpsi air dan garam, pergerakan serta eliminasi. ORGAN ASESORIS 1. PANKREAS Merupakan organ retroperitoneal di dalam rongga abdomen atas disamping lambung. Panjang 10-20 cm dengan lebar 2,5-5 cm. mendapat sirkulasi dari arteri splenic dan arteri mesenterika superior. Pancreas mempunyai dua saluran, saluran wirsung atau saluran pankreatikur dan saluran santronil. Saluran wirsung bersatu dengan saluran biliaris membentuk ampula vateri. Pancreas mempunyai dua fungsi yang berbeda yaitu sebagai organ exokrin karena secret yang dihasilkannya dicurahkan ke saluran pencernaan seperti enzim-enzim pancreas. Disebut sebagai organ endokrin karena secret yang di dalam hal ini adalah hormone (insulin, glukagon, dan somastostatin), dicurahkan langsung ke sirkulasi darah.

6HATI Hati merupakan organ terbesar di dalam tubuh, terletak dikuadran kanan atas abdomen. Mempunyai dua lobus besar, lobus kanan (terbesar) dan lobus kiri. Lobus dibagi dalam ligament-ligamen. Hati dibangun dari unit fungsional lobules, dibungkus oleh kapsula glisson yang melindungi hati dari trauma. Hati mempunyai dua suplai darah yaitu dari saluran cerna dan limpa melalui vena porta dan dari aorta melalui arteri hepatica. 1/3 bagian darah yang masuk berasal dari vena porta. Volume darah total yang masuk ke hati dalam satu menit sekitar 1500 cc, dialirkan kembali ke vena porta inferior melalui vena hepatica kanan dan kiri.

7

PENGKAJIAN UMUM PADA SISTEM PENCERNAAN1. Data demografi (Bio Data) Perawat mengumpulkan data demografi pasien seperti usia, jenis kelamin, pekerjaan, dan suku bangsa. Data ini menjadi penting karena dapat member i gambaran bagi perawat tentang kemungkinan factor predisposisi timbulnya masalah-masalah pada system pencernaan. Berbagai masalah pada system pencernaan yang berhubungan dengan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan ras antara lain:Keganasan pada saluran pencernaan bersifat familial dan morbiditasnya meningkat pada usia tua.Ulkus peptikum dijumpai banyak pada pekerja dengan tingkat stressor yang tinggi.Ulkus peptikum dijumpai banyak pada priaOrang amerika banyak menderita sirosis hepatis.8Lanjutan2. Riwayat kesehatan pasien dan keluarga Data ini mencakup :Gangguan-gangguan yang pernah diderita pasien termasuk riwayat operasi.Penyakit yang sedang diderita saat ini seperti diabetes mellitus, gangguan hati, gangguan pancreas, kanker, jaundice, haemoroid, hernia, dan lain-lain yang berhubungan dengan saluran pencernaan perlu dikaji.Obat-obat yang sedang digunakan meliputi jenis obat, sejak kapan mulai digunakan dan mengapa obat itu diberikan.Penyakit yang pernah diderita anggota keluarga.

9Lanjutan.3. Riwayat DietRiwayat diet sangat penting bila kita mengkaji fungsi saluranpencernaan, riwayat diet ini mencakup :Apakah pasien mempunyai diet khususBagaimana kebiasaan makan termasuk jenis makanan, porsi dan frekuensi makan setiap hariBagaimana pengetahuan pasien tentang nutrisi dan diet seimbang Apakah dijumpai perubahan pola makan akibat penyakitApakah pasien mengalami nausea, anoreksia dan dyspepsia. Bila mengkaji keluhan ini hendaknya dikaji pula frekuensi, lamanya dan hubungannya dengan makan.Apakah ada keluhan disfagiaApakah pasien terbiasa mengkonsumsi minuman yang mengandung alcohol atau kafein10Lanjutan4. Kondisi social ekonomiPengetahuan kita tentang status social ekonomi pasien akan membantu perawat dalam menillai kemampuan pasien menyediakan makanan yang bergizi dan sekaligus perawat dapat membantu mengidentifikasi alternative pengadaan makanan yang seimbang.5. Keluhan atau masalah saat ini Kadangkala pasien sulit mengungkapkan keluhan- keluhan yang berhubungan dengan gangguan pada pencernaan. Perawat menggali intervensi yang lebih rinci dari setiap keluhan pasien. 11Lanjutan Keluhan yang lazim antara lain: a. Perubahan pola buang air besar Untuk mendapatkakn adanya perubahan tersebut tanyakan pada pasien; - Frekuensi buang air besar - Warna dan konsistensi feses - Kejadian diare atau konstipasi - Tindakan yang efektif untuk mengurangi diare atau konstipasi - Makna diare atau konstipasi bagi pasien12lanjutanb. Hilangnya berat badan atau berat badan yang bertambah Tanyakan pada pasien tentang hal berikut :Berapa berat badan normalBerapa berat badan yang bertambah atau hilangKapan (periode waktu) terjadi perubahan berat badan Perubahan selera makanApakah pasien merokok, berapa banyak, sudah berapa lamac. Nyeri, tanyakan hal berikut :Lokasi nyeriPenyebaran ke tempat lainFactor-faktor yang dapat mengurangi dan menambah nyeriKapan saja nyeri timbul atau bertambah beratApakah nyeri berhubungan dengan makanan13Lanjutan6. Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik pasien dengan gangguan system pencernaan tergantung pemeriksaan yang lengkap tentang status nutrisi serta kondisi mulut dan pharing, abdomen dan ekstremitas. a. Screening status nutrisi mencakup : * Inspeksi visual khususnya conjunctiva * Pengukuran berat badan dan tinggi badan * Pola makan, frekuensi, kuantitas dan kualitas * Riwayat berat badan * Perubahan selera atau intake makanan * Kulit * Hb14Lanjutan.b.Pemeriksaan antropometri, mencakup :Berat badan, tinggi badan, dan lemak tubuhMengukur tinggi badan dengan posisi tegak, memandang kedepan dan tangan pada kedua sisi tubuh.Perubahan berat badan dapat dihitung dengan 3 cara yaitu : * IBW dan UBW 90-110% berarti berat badan normal * IBW dan UBW kurang dari 90% berarti under weight * IBW dan UBW lebih dari 110% berarti over weightPerhitungan berat badan 10% atau lebih sangat memberi arti pada kondisi nutrisi tubuhIndeks massa tubuh (BMI) atau quetelet indeks adalah pengukuran status nutrisi tanpa tergantung pada ukuran tubuh dengan rumus : Pengukuran lemak kulit dengan menggunakan caliper pada otot trisep dan scapula kiri.

15Lanjutanc. Melakukan inspeksi dan palpasi pada mulut Perhatikan pergerakan lidah, warna bibir, apakah ada lesi mukosa mulut, kondisi gigi geligi, gigi yang lepas, peradangan gusi dan tanda-tanda perdarahan, apakah mulut berbau. Perhatikan juga pharing dan tonsil terhadap tanda-tanda radang, ulserasi dan edema pada tonsil.

d. Pemeriksaan abdomenInspeksi Regionisasi abdomen dapat dilakukan dengan sistim empat atau sembilan : * Regionisasi dengan empat system : - Region kuadran kanan atas (RUQ) - Region kuadran kiri atas (LUQ) - Region kuadran kanan bawah (RLQ) - Region kuadran kiri bawah (LLQ)16Lanjutan* Regionisasi dengan system Sembilan yaitu :Region hipokondrium kananRegion epigastriumRegion hipokondrium kiriRegion lumbalis kananRegion umbilikalisRegion lumbalis kiriRegion inguinal kananRegion hipogastriumRegion inguinal kiri

17Lanjutan.Perhatikan apakah distensi, perubahan warna kulit, Jaringan parut, lesi superficial serta kolateral vena. Juga perhatikan bentuk abdomen (flat, cembung atau cekung), apakah berisi gas atau cairan.

Auskultasi untuk mendengar bising usus dan bruit.

Perkusi Gas yang terakumulasi dapat dengan mudah diidentifikasi melalui perkusi, akan ditemukan hipertimpani. 18LanjutanCairan yang terakumulasi di rongga peritoneumdiidentifikasi dengan cara : Cara fluktuasi Penderita tidur terlentang, pemeriksa dibantu seorang yang akan menekan bagian tengah abdomen sepanjang muskulus rektus abdominisis .Pemeriksa menekan perut dari kiri hingga cairan mengalir ke kanan melalui celah yang sempit. Tangan kanan pemeriksa akan merasakan aliran tadi dan sebaliknya.

19Lanjutan.Cara shifting dullness Dalam posisi terlentang, perut pasien diperkusi mulai dari garis tengah menuju ke tepi sambil memperhatikan bunyi yang dihasilkan. Bila terdengar perubahan timpani ke redup, tangan kiri difiksir dilokasi tersebut, kemudian posisi pasien dimiringkan dengan posisi tangan kiri tetap seperti semula, lakukan perkusi. Bila tempat yang tadinya redup berubah menjadi timpani,ini berarti terdapat asites.

20Lanjutan

Cara puddle Dengan posisi pasien terlungkup dengan kedua lutut, cairan asites akan terkumpul diawah. Cara ini tidak lazim dilakukan, perkusi organ berongga terdengar bunyi timpani sedangkan perkusi lemak, cairan dan jaringan padat terdengar dullness atau redup. 21Lanjutan.. Palpasi Rasakan apakah ada distensi, pembesaran organ dan timbul nyeri. Perhatikan ekspresi wajah pasien pada saat palpasi. Palpasi apakah ada pembesaran hepar dan timbul nyeri, bila hati teraba, tentukan seberapa besarnya, bagaimana tepinya dan konsistensinya.22LanjutanCara melakukan palpasi hati (ICS 6-7)*Tekhnik I : Pasien tidur terlentang, fleksi kedua sendi lutut agar dinding perut tidak meregang. Tangan kiri pemeriksa ditaruh dibawah pinggang dan tangan kanan meraba hati dengan ujung jari, anjurkan pasien menarik napas panjang dan lakukan perabaan dengan ujung jari. Tekan ke dalam dengan ujung jari dan kemudian dorong ke belakang.23LanjutanTeknik II : Pasien tidur terlentang dengan fleksi kedua sendi lutut. Pemeriksa berdiri disamping kanan pasien menghadap ke mata kaki. Tempatkan kedua tangan dibawah garis bawah hepar di pinggir kosta ke 12. Suruh pasien tarik nafas dalam, ketika pemeriksa menekan dengan jari ke dua tangan. Periksa tanda Murphy sekaligus pada saat perabaan hati, lakukan penekanan dengan ibu jari di atas vesika vellea dan suruh pasien menarik napas dalam. Tanda Murphy positif bila pasien tiba-tiba menghentikan nafasnya karena nyeri. Tanda ini dijumpai pada cholesistitis.

24Pemeriksaan DiagnostikA. PEMERIKSAAN DARAHInformasi dari pemeriksaan darah yang menggambarkan kemungkinan diagnose penyakit, penyebab dan prognosisnya. Antara lain :Pemeriksaan darah lengkap : haemoglobin, hematokrit, leukosit.Protombin time Kalsium dan potassiumProtein serum : protein total, albumin, alphaglobulin, betha globulin, ammoniaEskresi empedu : billirubin direk (terkonjugasi) dan bilirubin indirek serta bilirubin total.Enzim serum : amylase, lipase, kolesterol, SGOT, SGPT, LDH25LanjutanB. PEMERIKSAAN RADIOLOGI Pemeriksaan ini meliputi :Upper gagstro intestinal series (pemeriksaan Barium Meal) yaitu cara pengambilan gambar kontras pada organ gaster dan usus halus untuk mendapat gambaran mengenai ukuran, bentuk dan letak dari gaster dan usus halus.

Tujuannya adalah untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terjadi pada gaster dan usus halus, antara lain: stenosis pylorus, gastric refluks, benda asing, polip, tumor, ulserasi mukosa, peradangan mukosa.

26Lower gastro intestinal series (pemeriksaan Barium Enema) yaitu suatu cara pengambilan gambar kontras pada organ kolon untuk mendapatkan gambaran mengenai ukuran, bentuk dan letak kolon.

Tujuannya adalah untuk mengetahui kelainan-kelainan yang terdapat di kolon antara lain : polip kolon, stenosis, abstruksi tumor, fistula, hernia, inflamasi, divertikuli27Barium swallow (Esophogegram) yaitu suatu teknik radiografik kontras untuk menvisualisasi esophagus.

Tujuannya untuk mengetahui adanya kelainan pada esophagus

C. ANALISIS CAIRAN LAMBUNG Merupakan suatu tindakan untuk mengeluarkan isi atau cairan lambung untuk mengkaji tingkat keasaman asam lambung dalam keadaan puasa dan dengan perangsangan (stimulasi).28D. ENDOSKOPI Yaitu suatu cara untuk melihat secara langsung organ-organ dalam tubuh yang dapat bersifat diagnostic dan terapi, tapi dalam hal ini yang di bahas endoskopi sebagai diagnostic.

Indikasi endoskopi saluran pencernaan :Kasus saluran cerna atau yang tidak sembuh dengan terapi intensifPerdarahan saluran cerna atasAdanya obstruksiKecurigaan adanya keganasanHasil foto rontgen yang tidak jelas atau mencurigakan Follow up setelaterapi medis atau perdarahan .29Macam-macam endoskopi :EsophagoskopiGastroskopiEnteroskopiAnuskopiKolonoskopiSigmoidoskopi

30E.BIOPSI HATI Yaitu suatu tindakan mengambil jaringan hati untuk pemeriksaan

F. PEMERIKSAAN FESES DAN URINE Pemeriksaan feses antara lain pemeriksaan makroskopi, pemeriksaan mikroskopi, pemeriksaan darah samar dan pemeriksaan lemak.31Asuhan Keperawatan dg Gangguan Rongga MulutSTOMATITISYaitu suatu peradangan pada rongga mulut.

Etiologi : Kekurangan nutrisi : defisiensi Vitamin B12, Asam folat, Asam askorbat.Penyakit Sistemik dan AlergiTraumaStressFactor imunologi (daya tahan tubuh menurun)

32KalsifikasiStomatitis Primer Meliputi Aphtouc Stomatitis (Ulcer yang berulang), Vincent Stoamtitis yaitu stomatitis yang terjadi pada jaringan normal ketika daya tahan tubuh menurun, Traumatic ulcer yaitu stomatitis yang dikarenakan trauma.

Stomatitis Scunder Yaitu stomatitis yang umum terjadi akibat bakteri virus atau bakteri ketika host resisten baik local maupun sistemik.

33A. PENGKAJIAN Biodata Riwayat kesehatan sekarangKaji keadaan nyeri ; LokasiKaji keadaan gejala sistemik ; fever, malaise, mual dan muntahKaji kebiasaan kebersihan oral hygieneKaji kemampuan mengunyah dan menelan

Pengkajian FisikKaji keadaan lesi ; membrane mukosa, celah bibirKaji karakter lesi ; lokasi, ulkus dan bentukPsikososial ; stress dan gaya hidup (alcohol dan perokok)Pemeriksaan Laboratorium

34B. DIAGNOSA KEPERAWATANGangguan rasa nyaman nyeri b.d proses peradangan Gangguan pemenuhan nutrisi b.d asupan yang tidak adequatGangguan rasa aman cemas b.d kurang pengetahuan Tidak efektif pola nafas b.d edema dan secretResiko tinggi terjadinya infeksi

352. PERIODENTITIS Yaitu peradangan pada gusi yang meliputi struktur periodental (penyokong gigi).

ETIOLOGI #Kebersihan gigi dan mulut yang kurang dan mulut kekeringan.

TANDA DAN GEJALAAdanya tanda-tanda peradangan pada daerah yang terkenaAdanya keluhan nyeriHolitosis (Bau tidak sedap pada mulut)Nafsu makan kadang-kadang menurun Banyak saliva36PENGKAJIANKaji kemampuan klien untuk oral hygiene dan kemampuan untuk mengunyah dan menelan.

DAIGNOSA KEPERAWATANGangguan rasa aman nyeri b.d adanya peradangan Gangguan pemenuhan nutrisi b.d intake yang kurangPersonal hygiene yang kurang373. GINGGIVITIS Yaitu proses peradangan pada daerah gusi

TANDA DAN GEJALAAdanya tanda-tanda peradangan pada daerah yang terkenaAdanya keluhan nyeriHolitosis (Bau tidak sedap pada mulut)Nafsu makan kadang-kadang menurun Banyak salivaMulut kotor MualPerdarahan pada sel mukosa gigi atau gusiUlkus pada gusi

38DIAGNOSA KEPERAWATANGangguan rasa nyaman nyeriGangguan pemenuhan nutrisiPersonal hygiene kurang39Asuhan Keperawatan Pada Klien dg GastritisGastritis adalah peradangan pada mukosa gaster yang ditunjukkan dengan adanya lesi yang menyebar pada membrane mukosa gaster.

PATOFISIOLOGIMukosa lambung berfungsi sebagai barier yaitu melndungi dari pengrusakan saluran pencernaan dari keasaman asam lambung, jika barier ini rusak maka mukosa lambung akan iritasi karena peningkatan histamine dan stimulasi saraf cholinergic. Asam lambung akan berdifusi kembali kedalam mukosa dan merusak pembuluh darah kecil. Difusi kembali asam lambung akan menyebabkan edema mukosa, hemoragedan erosi pada mukosa40KLASIFIKASI GASTRITISa. Gastritis Akut, adalah peradangan mengenai mukosa dan sub mukosa setelah terpapar zat iritan lokal, bersifat jinak dan penyakit akan sembuh sendiri.

Penyebab ; obat-obatan seperti alkohol, analgetik dalam dosis besar (Kususnya anti inflamatori) , cafein, terminum obat-obatan korosif dan puasa yang lama.

b. Gastritis kronis adalah proses peradangan yang menyebar secara kronis yang meliputi lapisan mukosa dan sub mukosa pada lambung, sering menyebabkan perdarahan dan erosi.

41Klasifikasi gastritis kronis menjadi :Gastritis Tipe A *Kerusakan mukosa fundus lambung *Diduga penyebabnya adalah autoimun *Sering menimbulkan anemi pernicasiosa

Gastritis tipe B *Kerusakan pada antrum *Penyebabnya diduga kuman gram negative

Gastritis Atropik *Kerusakan pada semua lapisan sehingga akan menurunkan fungsi sel-sel yang ada dilambung *Penyebabnya adalah iritasi kronis pada lambung42PENGKAJIAN KEPERAWATANData keperawatan diperoleh dari pasien maupun keluarga melalui anamnesa dan pemeriksaan fisik :Adanya keluhan nyeri epigastrium ; kram pada abdomen ; gangguan pencernaan ; nausea dan muntah.Kaji tingkat kemampuan pasien dalam melaksanakan ADLAmati perubahan tanda vitalAmati perubahan ekspresi wajah ; gelisah dan tidak dapat tidurAmati adanya ketegangan diatas epigastriaAdanya distensi abdomenPeningkatan peristalticKaji pola makan pasien

43Pengkajian........Kaji gaya hidup yang berhubungan dengan stressor, kebiasaan mengkonsumsi alcohol ; cafein, perokok dan obat-obatan.Penyakit yang sama dalam keluargaPenyakit penyerta yang diderita dan obat-obatan yang sedang dikonsumsiAdanya tanda anemi dan penurunan berat Hasil pemeriksaan diagnostic seperti pemeriksaan dengan barium meal ;endoskopi.

44DIAGNOSA KEPERAWATANGangguan rasa nyaman nyeri epigastrium b.d peningkatan asam lambung atau iritasi gastricGangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d adanya mualGangguan rasa cemas b.d kurangnya pengetahun pasien tentang factor-faktor yang mempengaruhi timbunya penyakit.Perubahan pola tidur b.d nyeri, mual dan muntahPenurunan volume cairan b.d penurunan intake cairan dan eletrolit, mual dan perdarahan Koping tidak efektif b.d stress45ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN ULKUS PEPTIKUMUlkus peptikum adalah ulserasi pada jaringan mukosa, sub mukosa dan laipsan otot saluran pencernaan bagian atas yang terjadi dalam oesophagus, gaster, duodenum dan jejunum,biasanya merupakan komplikasi dari gastritis.

PenyebabBelum diketahui secara pasti, sebagian besar dihubungkan dengan peningkatan sekresi asam lambung dan kelemahan dari barier mukosa lambung.46PATOFISIOLOGIAsam bebas yang telah disekresi kedalam lambung didifusi kembali secara perlahan-lahan didalam lambung, apabila proses difusi ini berlangsung lebih cepat akan menyebabkan reaksi peradangan di dalam jaringan sehingga menimbulkan kerusakan jaringan dan perdarahan. Difusi yang lebih cepat ini dapat diakibatkanoleh melemahnya barier mukosa lambung.Melemahnya barier mukosa lambung sendiri dapat diakibatkan oleh alcohol, obat-obatan seperti asam salisilat, asam empedu selanjutnya peningkatan sekresi asam lambung yang menyebabkan asam lambung turun ke dalam duodenum sehingga menimbulkan ulserasi sehingga akan menyebabkan ulkus duodenum.47FAKTOR PREDISPOSISIKebiasaan merokokPenggunaan obat-obatan seperti golongan salicylatStress psikologisPola makan yang tidak teraturKebiasaan minum alcoholRadiasi

48PENGKAJIANData Subjektive : nyeri epigastrium, perasaan penuh, mual dan muntah anoreksia, haematemesis melena, klien serin mengeluh stress.Data Objektive: ekspresi wajah meringis menahan sakit, distensi abdomen, nyeri tekan pada epigastrium, anemia, bentuk abdomen, cekung atau cembung, warna faeces, dan frekuensi defekasi, peristaltic usus, TTV, serta analisa terhadap pemeriksaan diagnostic seperti pemeriksaan BNO, pemeriksaan darah dalam faeces, darah lengkap dan diit.

49DIAGNOSA KEPERAWATANNyeri b.d ulserasi mukosa gaster dan duodenumGangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d anoreksia, nausea dan pembatasan diit.Gangguan pola tidur dan istirahat b.d nyeriKoping individu yang tidak efektif b.d kurangnya pengetahuan pasien tentang penyakitnyaResiko tinggi kekambuhan b.d kurangnya pengetahuan pasien tentang diit, obat-obatan, tanda dan gejala yang harus diwaspadai.50PENGOBATAN PADA ULKUS PEPTIKUMTujuan utama pemberian obat-obatan pada ulkus peptikum adalah mengistirahatkan lambung. Berbagai obat yang diberikan mempunyai mekanisme yang berbeda seperti :Obat-obat untuk mengurangi sekresi HClObat untuk menetralkan asam lambungObat untuk melindungi barier mukosa lambung.

51ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN KANKER LAMBUNGKanker lambung merupakan salah satu penyebab kematian tersering pada golongan karsinoma, sering dijumpai pada usia 50 tahun keatas dengan prevalensi pada pria di banding wanita. Adapun keluhan-keluhan yang menyertai kanker lambung amatlah mirip dengan keluhan pada lambung seperti biasanya sehingga sering diprediksi sebagai gastritis atau ulkus peptikum, sehingga tidak jarang pasien dating sudah pada kondisi yang berat.

Penyebab kanker lambung belum diketahui secara jelas namun identifikasi penyebab antara lain :Anemi perniciosaGastritis atropik kronikZat-zat karsinogen seperti daging yang diasapkan dan diasinkan Rokok

52PATOFISIOLOGIKasus tersering dari kanker lambung jenis adenokarsinoma yang berkembang dari membrane mukosa lambung. Kankergaster Stadium dini didasarkan perubahan patologi mukosa dan submukosa sehingga menampakkan tanda ulkus peptikum. Kanker ini tersering pada daerah pylorus dan antrum yang menyebabkan tanda-tanda obstruksi seperti nyeri epigastrium dan muntah serta keluhan cepat kenyang. Muntah disini dapat dibedakan, bila pada cardia muntah terjadi segera setelah makan sedangkan bila pada pylorus muntahbeberapa saat Setelah makan. Bila stadium lanjut akan nampak tanda-tanda perdarahan lambung,gangguan digesti dan absorpsi nutrient dan vitamin akan dijumpai.Pasien akan mengalami anemia berat akibat nutrisi yang buruk dan perdarahan disamping kondisi kekurangan vitamin

53Kanker lambung dapat menyebar dengan berbagai cara termasuk :Penyebaran ke dinding lambung dan kelenjar limpatikPenyebaran langsung ke organ-organ disekitar seperti liver, pancreas dan kolon.Penyebaran hematogen melalui vena porta ke liver dan melalui system sirkulasi ke paru-paru dan tulang (mestastase tersering)54PENGKAJIAN KEPERAWATAN Pengkajian ini meliputi :Riwayat factor-faktor resiko berkembangnya kanker lambung seperti : gastritis kronis, anemia permisiosa, tumor jinak gaster, polip gaster, pria, pembedahan gaster, usia diatas 50 tahun.Riwayat diit, untuk mengkaji kemungkinan mengkonsumsi makanan yang mengandung nitrat, makanan yang diasinkan.Pola makan : adanya perubahan napsu makan disertai atau tanpa disertai penurunan berat badan.Riwayat kebiasaan merokokKeluhan penyakit sekarang mencakup nyeri, mual, muntah, cepat kenyang, penurunan BB, tidak ada nafsu makan.55Pemeriksaan FisikDapat dijumpai adanya massa digaster atauhepatomegali dan asites bila metastase ke liver. Pembesaran dan pengerasan kelenjar limpe,tanda-tanda metastasis, kulit pucat,cachexia,kelainan pada kulit axilla berupa pigmentasi Dan bersisik atau kasar.

Pengkajian PsikososialTidak ada perubahan psikologis yang khas, hanya saja dapat terjadi kecemasan, depresi Karena prognosis penyakit yang buruk, kaji kemampuan koping pasien.

56Analisa hasil diagnostik;Adanya anemia dari yang ringan sampai berat adanya darah dalam feses dan hipoalbuminemia.

DIAGNOSA KEPERAWATANNyeri b.d kompresi tumorNutrisi kurang dari kebutuhan b.d nafsu makan menurun, muntah dan nyeriIntoleran terhadap aktivitas b.d kelemahan fisik dan keterbatasan aktivitasVolume cairan kurang dari kebutuhan b.d muntah-muntahKecemasan b.d tindakan pembedahan, hospitalisasi dan perubahan gaya hidup.

57ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN TIPHUS ABDOMINALIS

PENGERTIANThypus abdominalis merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman salmonella thyposa, salmonella parathypi A, B, C, menyerang usus halus khususnya daerah ileum.Termasuk golongan penyakit tropis yang sangat berhubungan erat dengan kebersihan perseorangan dan lingkungan. Dapat dengan mudah berpindah ke orang Lain melalui fecal oral artinya kuman salmonella yangAda pada faeces penderita atau karier mengkontaminasi makanan atau minuman orang sehat.58PENYEBABPenyakit ini disebabkan oleh kuman :Salmonella ThyposaSalmonella parathypi A, B, CKuman salmonella termasuk golongan bakteri berbentuk batang, gram negative, mempunyai flagel yang memungkinkan kuman ini dapat bergerak, tidak berspora serta mempunyai tiga (3) antigen yaitu :Antigen O (HgO): Antigen pada bagian somaAntigen H (AgH): Antigen pada bagian flagelAntigen Vi (AgVi): Antigen pada bagian kapsul

59patofisiologiMakanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh kuman salmonella masuk ke dalam lambung, selanjutnya lolos dari system pertahanan lambung, kemudian masuk ke usus halus. Melalui folikel limpa masuk kesaluran limpatik dan sirkulasi darah sistemik sehingga terjadi bakterimia.Bakterimia pertama-tama menyerang System Retikulo Endotelial (RES) yaitu hati, lien dan tulang. Kemudian selanjutnya mengenai seluruh organ di dalam tubuh antara lain system saraf pusat : ginjal dan jaringan limpha.Cairan empedu yang dihasilkan oleh hati masuk ke kandung empedu sehingga terjadi kolesistitis. Cairan empedu akan masuk ke duodenum dan dengan virulensi kuman yang tinggi akan menginfeks intestinkembali khususnya bagian ileum dimana akan terbentuk ulkus yanglonjong dan dalam.

60Masuknya kuman kedalam intestine terjadi pada minggu pertama dengan tanda dan gejala suhu mulai naik turun khususnya akan naik pada malam hari dan menurun menjelang pagi dan siang hari. Demamyang terjadi pada masa ini disebut demam intermiten (suhu yang tinggi, naik turun dan turunnya dapat mencapai normal).Disamping peningkatan suhu tubuh juga akan terjadi obstipasisehingga akibat penurunan motilitas suhu, namun ini tidak selaluterjadi dapat pula terjadi sebaliknya. Setelah kuman melewati fase awal intestinal, kemudian masuk ke sirkulasi sistemik dengan tandapeningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi (demam remitten), kadangdisertai gangguan kesadaran seperti delirium, mungkin konstipasi tetapterjadi, klien akan tampak lemah dan tanda-tanda lain akibatpeningkatan suhu tubuh yang sangat tinggi. Serta tanda-tanda infeksi pada RES seperti nyeri perut kanan atas ; splenomegali dan hepatomegali61Pada minggu selanjutnya dimana infeksi focal intestinal terjadi dengan tanda-tanda suhu tubuh masihtetap tinggi nillainya lebih rendah dari fase baterimia danberlangsung terus menerus (Demam continue), lidah kotor, tepi heperemis, penurunan peristaltic, gangguan digesti dan absorpsi sehingga akan terjadi distensi, diare, dan pasien akan merasa tidak nyaman, pada masa ini dapat terjadi perdarahan usus. Perporasi dan peritonitis dengan tanda distensi abdomen berat, peristalticmenurun bahkan hilang, melena, tanda-tanda shock dan penurunan kesadaran.62PENGKAJIAN KEPERAWATANDATA SUBJECTIVEPola hidup sehari-hari : kebiasaan mengkonsumsi makanan yang tidak diolah dengan baik. Sumber air minum yang tidak sehat dan kondisi atau lingkungan rumah tempat tinggal yang tidak sehat serta kebersihan perseorangan yang buruk.Riwayat penyakit sebelumnya : apakah pasien pernah menderita penyakit yang sama dan kapan terjadi.Riwayat kesehatan keluarga : apakah klien pernah menderita penyakit yang sama dan kapan terjadi.Keluhan yang dirasakan klien, kaji lengkap dengan PQRST. Dan keluhan yang lazim pada pasien ini adalah :Peningkatan suhu tubuh yang berfluktuasiTubuh lemasKurang nafsu makanPerut kembungKonstipasi atau diareNyeri abdomen

63DATA OBJECTIVEPeningkatan suhu tubuh : minggu pertama demam intermitten, minggu kedua demam remitten, minggu ketiga demam continue.Relative bradikhardiLidah kotorHepatomegali dan splenomegaliTanda Murphy positipPeristaltic ; dijumpai penurunan peristaltic hingga hilangKonstipasi atau diare ; pada minggu pertama selanjutnya terjadi diareDistensi abdomen dan nyeriHaematemesis dan melenaTanda-tanda gangguan sirkulasi akibat perdarahan, kulit pucat, akral dingin, perubahan TTV, nadi naik dan tekanan darah turun.Tanda-tanda peritonitis, suhu tubuh sangat tinggi, distensi abdomen dan tegang, kesadaran menurun, aperistaltik.Pemeriksaan darah ; adanya leukopeni

64Pemeriksaan Gaal dan WidalMengukur kadar atau titer antigen soma dan flagel (titer O dan H). yang lebih akurat adalahkadar titer O. peningkatan kadar titer ini menggambarkan virulensi kuman. qaal adalah biakan cairan empedu, hasil yang diharapkan adalah berupa qaal (+) atau (-).

65DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnose keperawatan yang mungkin dijumpai pada pasien dengan thypus abdominalis adalah :Gangguan rasa nyaman sehubungan dengan peningkatan suhu tubuh akibat infeksi kuman salmonella.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh sehubungan dengan anoreksia ; gangguan digesti dan absorpsi nutrient.Potensial terjadinya komplikasi (perdarahan, perporasi dan peritonitis) sehubungan dengan perlukaan ulkus intestinal.Intoleran aktifitas sehubungan dengan kelemahan fisik ; penurunan kesadaran.

66ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN APENDISITISPENGERTIAN Apendisitis adalah peradangan akut vermiformapendiks. Apendiks menyerupai kantong kecil melekat pada sekum di colon, panjangnya 0,8 2,4 cm. apa fungsi apendiks tidak diketahui. Sebagai bagian dari sekum, apendiks terisi bahan makanan dan dikosongkan secara teratur. Peradangan dapat terjadi bila lumen apendik tersumbat atau terinvasi kuman67PATOFISIOLOGIJika peradangan terjadi apendiks, lumen menjadi terobstruksi, mukosa mengeluarkan secret secara terus menerus, sehingga tekanan di lumen lebih besar dari tekanan vena, selanjutnya terjadi edema yang akan menghambat sirkulasi darah danmenimbulkan nyeri perut. Gangren Karena hipoksia atauperforasi dapat terjadi dalam 24-36 jam. Jika prosesnya lambat, organ-organ sekitar apendiks akan terinfeksi dan terbentuk abses. Peritonitis merupakan komplikasi yang serius dari apendisitis yang tidak tertanggulangi segera. Appendicitis ini dapat berkembang menjadi kronis tetapi Nyeri perut tidak selalu nyata. Namun serangan nyeri dapat terjadi tiba-tiba yang mengidentifikasikan kondisi yang buruk.

68PENGKAJIAN KEPERAWATAN Keluhan yang dirasakan, klasik apendisitis yaitu nyeri abdomen yaitu nyeri abdomen (gejala utama) dikuadran kanan bawah. Nyeri saat ditekan, dilepas, atau diketok, dan juga pada saat kaki kanan ditekuk dan diluruskan. Anoreksia dan nausea dengan atau tanpa muntah.Pada palpasi dijumpai ketegangan pada Mac.Burney dan otot disekitarnyaPeningkatan suhu tubuh, takhikardiPeningkatan nillai leukosit (Leukositosis)Pada rectal touch, intensitas nyeri perut bertambah

69DIAGNOSA KEPERAWATANDiagnose keperawatan yang mungkin dijumpai pada pasien dengan apendisitis :Nyeri abdomen sehubungan dengan peradangan pada apendiksPotensial perforasi sehubungan dengan proses infeksi yang berlanjut70Asuhan keperawatan Klien dg Ilieus ParalitikPENGERTIAN Ileus paralitik merupakan suatu keadaan terhentinya peristaltic, sedangkan aliran isi dan saluran intestinal dalam keadaan normal.

Adapun penyebab ileus paralitik ini antara lain :Manipulasi terhadap organ-organ abdomen selama proses pembedahan PeritonitisNyeri yang berasal dari thorakolumbal, seperti faktur tulang iga atau tulang spinal, infark myokard, pneumonia, pyelonefritis, batu empedu atau batu ureter,dan perdarahan retroperineal.SepsisHypokalemiaIskemia usus

71PATHOFISIOLOGIDalam keadaan normal, dinding mukosa intestinal yang dibantu oleh peristaltic normal dapat berfungsi melakukan absorpsi sehingga mampu menyeimbangkan volume cairan dan elektrolit dalam sel intestinal.Tetapi, ketika peristaltic berhenti, maka dinding mukosa intestine akan mengalami ketidakmampuan melakukan absorpsi secara adekuat, sehingga banyak cairan akan bertahan dan terakumulasi didalam intestinal.Bila akumulasi cairan dalam intestinal berlebihan, maka daerah tersebut akan mengalami penekanan yang tinggi sehingga akan terjadi kerusakan dinding mukosa intestinal.

dan elektrolit dalam sel intestinal, yang lama-kelamaan akan kehilangan sodium dan ion-ion klorida, potassium dari sel sehingga mengakibatkan alkalosis hypokalemik.72PatofisGangguan atau kerusakan tersebut akan mempengaruhi proses osmotic dan hidrostatiksel intestinal. Keadaan demikian bila berlanjut Akan dan elektrolit dalam sel intestinal, yanglama- kelamaan akan kehilangan sodium dan ion-ion klorida, potassium dari sel sehinggamengakibatkan alkalosis hypokalemik. mengaibatkan ketidakseimbangan volume cairan73TANDA DAN GEJALATanda dan gejala yang dapat timbul :Nyeri abdomen yang terus menerusKembungObstipasiPenurunan atau tidak ada bising usus74PENGKAJIAN KEPERAWATAN Riwayat kesehatan masa lalu, pengkajian ini meliputi biodata, kesehatan sekarang, kesehatan lalu, kesehatan keluarga dan riwayat alergi.Pengkajian fisik, hendaknya perawat melakukan pengkajian fisik ini secara sistematis dan tidak menimbulkan kelelahan pada pasien ; dengan tetap mengacu pada tanda dan gejala sebagai parameternya.Bising usus, bising usus tidak terdengar, platus dapat memberikan tanda kembalinya peristalticMuntah, jenisnya apakah spontan dan berulang, konsistensi ; berisi sisa makanan atau cairan saja, bau ; bila bercampur fecal, lokasi ; proksimal ; usus kecil-spontan-sisa makanan atau cairan lambung, distal ; usus besar-berulang-campur fecal.

75Pengkajian....Nyeri abdomen, lokasi dan karakteristik, obstipasi, nyeri dan kram, distensi ; nyeri tekan dan menyebar.Perut kembungOut put urine, jumlah dan warna, dehidrasi ; jumlah urine sedikit, volume urine perlu diukur dan dikaji warnanya.Tanda-tanda vital, hipotensi bila dehidrasi, takhikardi, respirasi ; dangkal dan lambat, kadang berbau, suhu ; demam biasanya lebih atau sama dengan 39 derajat celcius dan indikasi peritonitis.76DATA PENUNJANGX-ray abdomen (berbaring dan tegak) : untuk mengidentifikasi apakah udara atau cairan yang terkumpul dalam intestinalLaboratorium : sodium, potassium, Hematokrit, bicarbonate plasma, BUN bila pasien dehidrasi

77 DIAGNOSA KEPERAWATANPola pernafasan yang tidak efektif sehubungan dengan kembung (distensi)Kekurangan volume cairan sehubungan dengan hilangnya cairan intestinalNyeri pada abdomen sehubungan dengan distensiRetensi urine sehubungan dengan distensi

78GASTROENTERITISPENGERTIANGastroenteritis adalah peradangan pada membrane mukosausus dan saluran pencernaan yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan makanan yang beracun.

KLASIFIKASI BERDASARKAKN PENYEBABGastroenteritis virus atau GE rotravirus, GE virus masuk kedalam tubuh manusia melalui fecal oral yang terkandung dalam makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh virus tersebut dengan masa inkubasi 10-51 jam.GE bakteri yang terdiri dari :*GE disentriform, ini disebabkan oleh shigella salmonella dan entamoeba histolitika dengan masa inkubasi 1-7 hari*GE Coleliform ini disebabkan oleh vibrio, E colli clostridia dan intoksikasi makanan.

79TINGKATAN DEHIDRASIGEJALARINGANSEDANGBERATTingkatan dehidrasi BJ plasmaKeadaan Umum

NadiUbun-ubun besarTurgorMataAir mataSelaput lendirUrineHilang cairanKehilangan cairan 2-5% BB

1,025-1,028Haus, sadar, gelisahNormalNormalSegera kembali

NormalAdaBasahNormal40-50 ml/Kg BBKehilangan cairan 5-8% BB

1,028-1.032Haus, gelisahCepat, kecilCekungLambatCekungTidak KeringTidak ada60-90 ml/KgBBKehilangan cairan 8-10% BB

1,032-1,040Ngantuk, lemah, shockCepat, kecil, tidak terabaCekung sekaliSangat lambatSangat cekung

TidakSangat keringTidak ada100-110 ml/KgBB80ASUHAN KEPERAWATAN GASTROINTESTINALPENGKAJIAN Identitas klien Keluhan utama ; frekuensi BAB lebih dari normal, kadang mual dan muntah serta nyeri abdomenRiwayat kesehatan sekarang ; kapan mulai timbul gejala, berapa kali BAB/hari mengkonsumsi makanan tidak bersih atau basi serta ada riwayat kontak dengan penderita lain.Riwayat kesehatan dahulu ; pernah atau tidak menderita sakit yang sama atau penyakit infeksi saluran pencernaan yang lain.Riwayat kesehatan keluarga ; adakah anggota keluarga yang lain menderita GE atau pernah kontak dengan penderita81PEMERIKSAAN FISIKBAB cair dan sering, feses kadang-kadang bercampur darah dari mukosa usus (tergantung penyebab)Bila penyebab SHIGELA BAB terus menerus selama 5 hariBila penyebabnya E.COLI BAB selama 10 hariBila oleh virus BAB cair selama 2 hari dan rectum megalami perdarahanBila oleh Campylobacter feses tercium bau busuk dan bercampur darahPada waktu palpasi ada dietensi abdomenAda peningkatan suhu tubuhDidapat keluhan mialgia, nyeri kepala, nyeri abdomen dan malaise.

82Pada pemeriksaan auskultasi daerah abdomen BU terdengar lebih cepatTurgor kulit jelek, mukosa kering, hipotensi, oliguri dan kesadaran menurun (tergantung derajat dehidrasi)

PSIKOSOSIAL *Kaji tingkat kecemasan, pengetahuan, semangat hidup dan hubungan

PEMERIKSAAN LABORATORIUM *Pada kultur feses didapatkan bakteri gram + *Bakteri gram + disertai leukosit dan eritrosit *Pemeriksaan dengan mikroskop electron untuk mengidentifikasi jenis virus

83DIAGNOSA KEPERAWATANGangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b.d pasase feses yang sering dan kurangnya asupan cairanGangguan kerusakan integritas kulit b.d pasase feses yang sering, diareGangguan pemenuhan nutrisi b.d muntahGangguan intolerance b.d kelemahan fisikAnsietas b.d eliminasi yang sering dan tidak terkontrol

84PERENCANAAN KEPERAWATAN Tujuan umum mencakup peningkatan pola defekasi normal, memnghindari kekurangan cairan, mengurangi ansietas, mempertahankan integritas kulit perianal dan tidak terjadi komplikasi.

INTERVENSI KEPERAWATAN Berikan cairan parenteral untuk rehidrasi cairan sesuai kebutuhan Anjurkan klien banyak minum dan cairan Berikan makanan lunak rendah seratCatat intake dan output tiap jam Observasi TTV dan tanda-tanda dehidrasiTempatkan klien pada tempat tidur khususLakukan perawatan kulit disekitar anus dengan krem atau talkKolaborasi pemberian terapi sesuai anjuran dokterBantu klien untuk memenuhi ADL sesuai kemampuannya85ASUHAN KEPERAWATAN HERNIAPENGERTIAN Hernia adalah tonjolan keluar dari isi abdomen pada dinding abdomen.

INSIDEN :Tiga kali lebih sering pada laki-laki dari pada wanita dalam berbagai usia.Angka kejadian meningkat dengan mengikat intra abdomen pressure (batuk atau tekanan dari tumor).

86KLASIFIKASI BERDASARKAN AREAHernia IngguinalPada wanita disebabkan karena kelemahan dinding abdominal dimana ligament yang bulat masuk canal inguinal labia. Pada laki-laki disebabkan karena dinding abdominal dimana saluran sperma masuk inguinal canal kemudian scrotum.Hernia Femoral ; Insiden lebih pada wanita (dibawah paha)Hernia umbilical ; kegagalan penutupan lubang umbilical, biasa terjadi pada pasien chirosis dan asites serta obesitas wanita atau anak-anak.Hernia insisional ; terjadi oleh Karena kelemahan dinding abdomen, kegagalan pertumbuhan jaringan pada luka oleh karena drainase, infeksi87KLASIFIKASI BERDASARKAN KEGAWATANHernia redukcible dimana tonjolan massa dapat kembali ke dalam abdomenHernia irredukcible dimana tonjolan massa tidak dapat kembali ke dalam abdomenHernia incarserata (Hernia Irredukcible) dimana aliran usus obstruksi totalHernia Strangulasi (Hernia Irredukcible) dimana aliran darah dan usus obstruksi total, dengan gejala : #Nyeri #Muntah #Kantong hernia bengkak #Demam #Tanda peritoneal irritasi

88PENGOBATANMekanik ;Hanya untuk hernia reduksibleTidak ada obat untuk hernia hanya ada usaha untuk mencegah isi abdomen masuk ke kantong herniaMungkin pengobatan pada hernia orang dewasa diberikan karena suatu penyakit atau usia dan pada umumnya pengobatan dengan operasi yang terpilih.89Operasi ;Pengobatan dengan operasi untuk memperbaiki hernia sebelum terjadi strangulasi sebab kalau terjadi hal tersebut menjadi kasus emergensi.Kantong hernia di insisiIsi kantung di pindahkan atau di kembalikan lagi ke abdominalLeher kantong di ikatLapisan otot dan fasia diikat bersama untuk mencegah terjadinya kembali herniaHernia strangulasi dilakukan reseksi pada usus yang iskhemik dan perbaikan hernia.90PENGELOLAAN PERAWATANPre operasiPerawatan obstruksi ususBila operasi elektif biasanya dalam kondisi fisik yang baik (klien puasakan)Pencukuran rambut pada area suprapubikObservasi infeksi respirasi bagian atas sebab apabila post operasi batuk atau bersin akan memutuskan luka jahitanOperasi dilakukan atas persetujuan pasien (Izin operasi)

91Post operasiObservasi dan ukur pembengkakan scrotum dengan ; istirahat baring dan kompres es dan sangga scrotum.Observasi terhadap retensi urineAmbulance pasien pada atau setelah satu hari atau dua hari atau segera bila memungkinkan.Edukasi pasien, tidak melakukan olah raga dan kerja fisik (mengangkat benda berat 8-12 minggu post operasi).92PRANCREATITISPENGERTIAN Pancreatitis adalah peradangan pada pancreas yang dapat terjadi secara akut.

ETIOLOGIPenyebabnya tidak jelas, namun berdasarkan penyebab factor predisposisi biasanya Auto digestion yang ditandai dengan meningkatnya produksi enzim proteolitic yang menyebabkan edema, nekrosis dan perdarahan.

93PATHOFISIOLOGIProses terjadinya auto digestion ; beberapa factor penyebab ; alcoholism, batu (penyakit empedu lain), trauma tumpul abdomen, penggunaan obat-obatan yang salah, infeksi dan lain-lain.94PENGKAJIAN Keluhan utama ; nyeri epigastrium dari kuadran kiri atas, bagian penyebarannya kembangkan secara PQRSTRiwayat kesehatan sekarang ; kebiasaan mengkonsumsi alcohol atau kebiasaan makan makanan tinggi lemakRiwayat kesehatan dahulu ; riwayat penyakit ulkus pepticum, gagal ginjal, gangguan vascular, hypertiroid, hypercalsemi, infeksi virus.Riwayat kesehatan keluarga ; adakah keluarga atau keluarga yang mengidap penyakit pancreatitis dan penyakit saluran empedu lainnya.Pemeriksaan fisikData yang sering ditemukan ; nyeri usus terus menerus di epogastrium kuadran kiri atas menyebar ke dada sampai punggung, nyeri disertai nausea, vomitas, rasa tidak enak pada abdomen.

95Nyeri berkurang dengan posisi menyandar ke depan atau posisi tumit didekatkan ke dada.Menurunnya berat badan, bising usus dan tekanan darah, demam, takhikardia.Gejala syok hipovolemik ; turgor kulit jelek, haematokrit meningkat.Palpasi abdomen, ada masa biasanya tampak 5-10 hari setelah awal timbulnya penyakit.Didapat adanya lemak dalam feses karena penurunan sekresi enzim lipase dan cairan empedu dalam duodenum.Kaji adanya dispnea dan orthopnea.Kaji jaundice pada kulit dan ikterik pada scleraXanthomas (Ada bintik-bintik, bercak-bercak kuning diatas kulit).

96PEMERIKSAAN LABORATORIUMPeningkatan kadar serum amylase, serum lipase, urine amylase serta serum glukosa.Penurunan serum calcium, magnesium, jika terjadi nekrose lemak.Jika pancreatitis disertai kerusakan empedu akan menyebabkan peningkatan kadar serum bilirubin dan alkalin phospatase.

PEMERIKSAAN RADIOGRAPHYComputer tomografi untuk memastikan acut pancreatitisRontgen dada menunjukan peningkatan hemidiagrama sebelah kiri atau efusi pleuraUSG untuk melihat derajat inflamasi atau dilatasi ductus akibat dari obstruksi atau batu.97DIAGNOSA KEPERAWATANNyeri berhubungan dengan peradangan Resiko tinggi terjadi infeksiKetidak seimbangan volume cairan sehubungan dengan menurunnya intake cairan akibat nausea dan vomitas.Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan.98HEPATITISPENGERTIAN Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati

ETIOLOGIVirus yang terdiri dari 4 macam, yaitu :Virus hepatitis A (HAV akibat gagalnya sirkulasi sistem portaterjadi splenomegali dan meningkatnya oedema ektremitasPerdarahan Varises Oesofhagus--->pembuluh2 drh kecil melebar yg melebar mnjd mudah pecah dan mungkin dipengaruhi trauma k/ menelan makanan kasar dan erosi o/ asam peesin,dpt timbul perdarahan (batuk,bersin, mengedan wkt BAB)Koma Hepaticum (Enchepalopati hepatika)--->tjd disfungsi syaraf pusat akibat meningkat kadar amonia(normal dibntk usus dr pemecahan protein diubah mnjd urea o/ hati). Pd saat tjd kegagalan hati amonia tdk dpt diubah mjd urea--->kadarnya dalam drh meningkat. 110PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKFungsi hati abnormalPeningkatan serum billirubin (kerusakan metabolism billirubin)Peningkatan ammonia darah dan penurunan serum albumin (kegagalan metabolism bilirubin)Peningkatan serum alkaline phosfat, ALT, AST, akibat kerusakan jaringan hatiPemeriksaan Ultrasound, CT Scan/MRI untuk melihat ukuran hati, derajat obstruksi, aliran darah hati.Biopsy hati dapat didiagnosa bila serum dan pemeriksaan radiology tidak meyakinkan Penurunan urine output.Hipertensi portal menyebabkan perdarahan GI akibat varises esophagus111Sindroma hepatorenal yang dimanifestasikan oleh gagal ginjal yang progresif (penurunan serum kreatinin dan urine output)Ketidakseimbangan endokrin seperti hipogonadisme antara lain penurunan libido, gangguan siklus menstruasi, atropi testis sampai impoten.Encephalopati hepatic yang dimanisfestasikan oleh gangguan neuro psikiatrik seperti apatis, hiperflexia, gangguan tidur, confusion, mengantuk, disorientasi, koma dan meninggal.DATA PSIKOSOSIALKaji pengetahuan klien tentang kondisi, tindakan dan prosedur diagnosticKaji gaya hidupKaji tingkat kecemasan dan lain-lain.

112DIAGNOSA KEPERAWATANIntoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan dan penurunan berat badanPerubahan suhu tubuh hipertemia berhubungan dengan proses inflamasi pada sirosisGangguan integritas kulit berhubungan dengan ikterus dan status imunologi yang terganggu.Kelebihan volume cairan berhubungan dengan asites dan pembentukan edemaNyeri dan gangguan rasa nyaman berhubungan dengan hati yang membesar dan asitesPola napas tidak efektif berhubungan dengan asites, distensi abdomen serta adanya cairan dalam rongga thoraks.

113ABSES HATIKlasifikasi abses hati ada dua tipe :Abses amuba hati paling sering disebabkan oleh etamoeba hitolityca sebagai akibat dari sanitasi serta hygiene yang jelekAbses pirogenik hati

PATHOFISIOLOGIInfeksi yang terjadi pada saluran pencernaan dan microorganism penyebabnya akan mencapai hati melalui system billier, system vena porta atau system arterial hepatic atau system limfatik. Sebagian bakteri akan dihancurkan segera tetapi sebaian lagi dapat berkembang dan tumbuh toksin bakteri akan menghancurkan sel-sel hati disebelahnya dan jaringan nekrotik yang dihasilkan bekerja sebagai dinding pelindung bagi mikroorganisme tersebut. Sementara itu, leukosit akan bermigrasi pada daerah yang terinfeksi. Akibat migrasi ini akan terbentuk rongga abses yang penuh dengan cairan yang berisi leukosit yang mati dan yang hidup sel-sel hati yang mencair serta bakteri.

114MANIFESTASI KLINIKGambaran kliniknya berupa sepsis tanpa atau dengan tanda sepsis, demam yang disertai menggigil dan diaphoresis, malaise, anoreksia, mual, muntah serta penurunan berat badan.

Pasien akan mengeluh nyeri tumpul pada abdomen dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen. Hepatomegali, ikterus, anemia serta efusi pleura dapat terjadi. Dimana sepsis serta syok dapat terjadi dan dapat menyebabkan kematian.

115Pemeriksaan kultur darah meskipun mikroorganismenya tidak teridentifikasi. Aspirasi abses hati yang dipandu dengan USG untuk membantu menegakkan diagnosis dan mengambil sample untuk pemeriksaan kultur mikroorganisme.

PENATALAKSANAAN Terapi abses hati mencakup pemberian antibiotic yang tergantung pada jenis mikroorganisme yang ditemukan secara IV. Perawatan pendukung yang kontinyu merupakan indikasi mengingat kondisi klien yang serius.

116CA HEPARPENGERTIAN Ca Hepar (Kanker hati ) merupakan suatu keganasan yang Tumbuh di daerah hati dan merupakan masa abnormal dari sel-sel yang mengalami proliferasi dan biasanya bersifat progresif. Tumor hati berasal dari sel-sel parenchim atau epitel saluran empedu.

ETIOLOGIMenurut beberapa hasil penelitian :Riwayat mempunyai penyakit sirosis hepatis, riwayat penyakit hepatitis B, hepatitis CAflatoxin, suatu bahan yang dihasilkan oleh jamur (merupakan karsinogenik)Steroid anabolicObat kontrasepsi steroid

117GEJALA-GEJALA KANKER HATINafsu makan menurun, mual dan muntahBadan lemah dan berat badan menurunNyeri pada perut kanan atas atau epigastriumRasa nyeri yang mendadak pada perut kanan atas menunjukkan adanya perdarahan tumor, pembesaran yang meregang kapsul Pucat disertai gejala kolaps vaskuler (curiga rupture)Pembesaran atau tonjolan masa pada epiastrium Asites118PSIKOSOSIAL *Tanyakan tentang perasaan takut akan kondisi penyakitnya *Tanyakan pengertian klien tentang penyakitnya *Kaji koping mekanisme dan self koping

PEMERIKSAAN LABORATORIUMPeningkatan AFPBiopsy hati (Terdapat Ca)Penurunan fungsi atau faal hati

119MASALAH KEPERAWATAN1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan invasi tumor Tindakannya :Tekhnik pengalihan nyeri seperti relaksasiKolaborasi dengan medis untuk pemberian obat analgetikKolaborasi rencana operasi atau radiasi

2. Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan anoreksia Tindakannya :Beri minum air hangatBeri makan porsi kecil tapi seringKolaborasi pemasangan NGT, IV parenteral

1203. Gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen berhubungan dengan penekanan pada diafragma akibat asites Tindakannya :Atur posisi tidur semi fowler Kolaborasi untuk pemberian oksigen

4. Gangguan rasa nyaman cemas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakitnya. Tindakannya :Lakukan pendekatan (sikap empati)Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan Jelaskan klien tentang penyakitnya.

121ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DG PERITONITISPengertianPeritonitis adalah inflamasi peritonium---lapisan membran serosa rongga abdomen dan meliputi visera.

Penyebab :# Biasanya akibat dari infeksi bakteri; organisme berasal dari penyakit saluran GI atau pd wanita dari organ reproduksi internal# Sumber eksternal spt cedera atau trauma (mis; luka tembak atau luka tusuk) atau oleh inflamasi yg luas yg berasal dari organ diluar peritonium spt ginjal.# Bakteri E. Coli, Klebsiela, Proteus, dan pseudomonas.# Apendiksitis,ulkus perporasi, dipertikulitis, dan perporasi usus

122PatofisiologiPeritonitis disebabkan oleh kebocoran isi dari organabdomen kedalam rongga abdomen biasanya sebagai akibat dari inflamasi, inpeksi, iskemia, trauma, atau perporasi tumor. Tjd proliperasi bakterial, tjd oedema jaringan, dan dalam waktu singkat tjd eksudasi cairan. Cairan dlm rongga peritonial mjd keruh dg peningkatan jml protein, sel darah putih, debris seluler, dan darah. Respon segera dari saluran usus adalah hipermotilitas, diikuti o/ ileus paralitik, disertai akumulasi udara dan cairan dalam usus.

123Manispestasi klinik :Tergantung pd lokasi dan luas inflamasiPd awal nyeri menyebar dan sangat terasa. Cenderung konstan, terlokalisasi, lebih terasa didekat sisi inflamasi dan sangat terasa bila ditekan juga nyeri lepas.Otot kakuIleus paralitik-->biasa tjd mual dan muntah serta penurunan peristaltikSuhu dan frekuensi nadi meningkatLeukosit meningkat

124Evaluasi DiagnostikLeukosit meningkatHb dan hematokrit mungkin rendah bila tjd kehilangan darahElektrolit serum menunjukan perubahan spt kalium, natrium dan kloridaSinar X dada menunjukan udara dan kadar cairan serta lengkung usus yg terdistensiCT abdomen menunjukan pembentukan absesAspirasi peritonial dan pemeriksaan kultur serta sensitivitas cairan teraspirasi dpt menunjukan infeksi dan mengidentifikasi organ penyebab.125Diagnosa keperawatan yg mungkin muncul Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan bd anoreksiaGangguan rasa nyaman peningkatan suhu tubuh bd peningkatan metabolismeGangguan rasa nyaman nyeri bd terputusnya kontunuitas jaringan akibat peradanganGangguan keseimbangan cairan bd muntah-muntah,peningkatan suhu tubuhGangguan pemenuhan istirahat tidur bd teraktivasinya RAS akibat suhu tubuh yg meningkat Gangguan pemenuhan kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari bd kondisi tubuh yg lemahGangguan rasa aman cemas bd ketidaktahuan klien akan kondisi kesehatannya

126PerencanaanDP 1 : Tujuan gangguan nutrisi dpt teratasi 2 : Rasa nyaman terpenuhi 3 : Rasa nyaman klien terpenuhi 3 : Gangguan keseimbangan cairan tidak terjadi 4 : Kebutuhan istirahat tidur klien terpenuhi 5 : Kebutuhan aktivitas hidup sehari-hari klien terpenuhi 6 : Rasa aman klien terpenuhi127Intervensi keperawatanDP 1. *Berikan makanan sesuai program diet klien ; diet lunak rendah serat *Berikan makanan dg porsi kecil tapi sering dalam keadaan hangat * Kolaborasi untuk pemberian anti emetik 2. *Berikan klien kompres dingin *Obsvasi TTV *Kolaborasi untuk pemberian antipiretik 3. *Ajarkan teknik relaksasi *Ajarkan tektik guidance imagery *Kolaborasi untuk pemberian analgetik

128DP 4. *Obs. tanda-tanda dehidrasi spt : kulit, bibir dan mata cekung *obs. Intake dan output cairan *Kolaborasi gd tim medis untuk pemberian cairan intravenous 5. *Diskusikan dg klg dan klien ttg hal yg dpt menyebabkan klien terganggu *Anjurkan klien untuk minum air hangat sebelum tidur *Anjurkan klien melakukan relaksasi sebelum tidur *Kurangi suasana yg dapat mengganggu istirahat tidur 6. * Bantu klien dlm melaksanakan aktivitas hidup sehari2 *obs. Kemampuan klien dan kondisi klien utk beraktivitas secara mandiri *latih klien beraktivitas sendiri bila sudah mampu 7. *beritahu klien tentang kondisi penyakitnya *motivasi untuk cepat sembuh dan pulang 129ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DG TRAUMA ABDOMENTrauma abdomen merupakan salah satu penyebab Gangguan sistem pencernaan. Pada pasien dan yang mengalami trauma abdomen biasanya mengalami perlukaan pada satu atau beberapa organ abdomen. FathofisiologiDampak trauma abdomen tergantung pd daerah Yang terkena, jenis luka dan penanggulangan Emergensi.Trauma abdomen dapat bersifat tumpul atau trauma tembus.Trauma tumpul akan menyebabkan ; ruptur organ-organ dalam abdomen akibatnya akan terjadi perdarahan yg dapat terjadi shock dan peritonitis.130Ruptur vesika urinaria bisa terjadi dan biasanya pd anak2 karena susunan anatomi VU pd anak terletak tinggi dlm rongga Abdomen.Trauma tembus akan menyebabkan kemungkinan organ-organ dalam abdomen keluar dan akan terjadi : perdarahan ; biasanya organ yg terkena yaitu bagian atas (RUQ) spt hepar dan lien karena pembuluh darah abdomen mudah mengalami perlukaan(cidera) schock ; trauma pd abdomen bagian atas terutama di regio hipogastrium dpt menyebabkan shock.Peritonitis; keadaan ini bisa terjadi pd organ-organ perut, organ2 berongga, spt usus,kandung kemih, dan lambung.

131PengkajianPengkajian yang utama adalah mengetahui keadaan shock hypovolemic, kemudian melihat perubahan tingkat kesadaran dan keadaan kulit.Tanda shock bisa dilihat dari keadaan kulit antara lain:Shock ringan : kulit tampak pucat, dingin dan lembabShock sedang : Banyak keringat dan tidak BAKShock berat : biasanya terjadi perubahan tingkat kesadaran yg dimanispestasikan dg bingung dan disorientasi.132Diagnosa Keperawatan Penurunan volume sirkulasi sd terputusnya integritas jaringan dan veseralTerputusnya integritas jaringan sd trauma tusukanPotensial terjadinya shock hypovolemic sd perdarahanPotensial terjadinya infeksi sd invasi kumanGangguan rasa nyaman;nyeri sd perangsangan saraf yg berlebihan akibat diskontunuitas jaringan133