Askep oksigenasi
-
Upload
elsaanggrahini -
Category
Education
-
view
264 -
download
0
Transcript of Askep oksigenasi
ASUHAN KEPERAWATAN
GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA
NY. W
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan I pada
Semester III Prodi D-IV Keperawatan
Disusun Oleh:
1. Andri Susilowati (P07120213005)
2. Elsa Anggrahini (P07120213016)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA
JURUSAN KEPERAWATAN
2014
LEMBAR PENGESAHAN
Asuhan Keperawatan pada klien Ny. W dengan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Oksigenasi
di Bangsal Bougenvile
RSUD Wates
Disusun oleh :
1. Andri Susilowati P07120213005
2. Elsa Anggrahini P07120213016
Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Januari 2015
Mengetahui,
Pembimbing Pendidikan,
Sarka Ade Susana, SIP., S. Kep., MA
Pembimbing Lapangan,
Rohmi Wijaya, S. Kep. Ns
BAB II
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Tanggal Pengkajian : 05 Januari 2015
2. Jam : 18. 00 WIB
3. Sumber data : Pasien, keluarga, rekam medis dan tim
kesehatan
4. Metode : Wawancara, observasi, studi dokumentasi
5. Oleh : a. Andri Susilowati
b. Elsa Anggrahini
6. Identitas Pasien
a. Nama : Ny. W
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Umur : 56 tahun
d. Agama : Islam
e. Status perkawinan : Kawin
f. Pendidikan : SD
g. Pekerjaan : Petani
h. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia
i. Alamat : Wareng, donumulyo, nanggulan
j. Tanggal masuk : 5 Januari 2015
k. Diagnosa Medis : Bronchitis Kronis
l. Terapi :
- RL : D5 = 1 :1 ( 20 tpm )
- Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Ranitidin 1 A/12 jam
- Methylprednisolone 62,5 gr/ 8 jam
- Azitromisin 1 x 500 mg
- Ambroxol syr 3 x CI
- Curcuma 2 x 1
B. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke rumah sakit pada hari Senin, 5 januari 2015
pukul 11 : 56 dengan keluhan batuk lama ± 3 bulan, sesak napas,
nyeri telan, makan dan minum sakit dan lidahnya terasa pahit. Pasien
mengatakan memiliki riwayat alergi dingin.
Keluhan Utama :
Pasien mengatakan masih batuk, sesak napas sudah berkurang,
lidah terasa pahit, makan dan minum sakit. BAK lancar 5 -7 kali
sehari. Belum BAB dari pagi hari.
2. Riwayat Kesehatan Lalu
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga. Pasien
mengatakan sudah pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dengan
keluhan sesak napas sekitar 1 tahun yang lalu. Tidak memiliki riwayat
penyakit keturunan tidak memiliki cacat bawaan. Tidak memiliki
riwayat alergi pada obat-obatan tertentu. Keluarga pasien juga tidak
memiliki penyakit menular dan penyakit bawaan.
C. Pola Kebiasaan Pasien
1. Pola Nutrisi
a. Sebelum Sakit
Sebelum sakit frekuensi makan pasien tiga kali sehari dengan
makanan pokok nasi. Pasien gemar mengkonsumsi buah (seperti
pisang, jeruk dan pepaya) dan sayur (seperti sayur bening, sop dan
oseng kangkung). Porsi makan pasien satu piring penuh habis.
Pasien gemar minum air putih dan teh. Pasien mengatakan tidak
memiliki pantangan makan maupun minum.
b. Selama Sakit
Selama sakit frekuensi makan pasien tiga kali sehari dengan
makanan pokok bubur. Porsi makan pasien hanya seperempat piring.
2. Pola Eliminasi
a. Sebelum Sakit
BAK pasien lancar, frekuensinya lima sampai tujuh kali sehari
sebanyak ± 300 cc. Warna kuning jernih. BAB satu sampai dua kali
sehari, konsistensinya lembek dan berwarna kuning kecoklatan.
Pasien tidak pernah menahan BAK dan BAB. Pasien juga tidak
pernah terbangun di malam hari untuk BAK ataupun BAB
b. Selama Sakit
Selama di rawat di rumah sakit pasien mengatakan belum BAB
sejak tadi pagi. Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam pola
BAK. Selama di rumah sakit BAK dengan frekuensi tiga sampai lima
kali sehari sebanyak ± 300 cc.
3. Pola Aktivitas Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit pasien dalam satu hari tidur selama ± 6-8 jam
sedangkan selama di rawat di rumah sakit pasien memiliki waktu istirahat
lebih panjang selama ± 8 – 10 jam. Tidur siang selama ± 1 jam. Sebelum
sakit, pasien melakukan aktivitas secara mandiri, tidak dibantu orang lain.
Keluarga pasien mengatakan pasien setiap hari pergi ke sawah. Pasien
melakukan aktivitas tanpa menggunakan alat bantu apapun. Pasien tidak
alergi terhadap debu. Dalam kesehariannya pasien lebih sering jalan kaki.
Pasien biasanya tidur dari pukul 9 malam hingga 5 pagi. Pasien tidur
diatas kasur dan sebelum tidur pasien berdoa. Pasien tidak
menggunakan obat tidur.
4. Pola Kebersihan Diri
a. Sebelum Sakit
Pasien mandi 2 kali sehari tanpa bantuan keluarga, menggunakan
sabun. Keramas satu minggu 3 kali menggunakan shampoo. Ganti
baju 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari.
Kemampuan Perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
ROM
Ket :
0 : Mandiri 3 : Dibantu orang lain dan alat
1 : Alat bantu 4 : Tergantung total
2 : Dibantu orang lain
b. Selama Sakit
Pasien mandi atau melakukan sibin setiap pagi dan sore hari.
Gosok gigi tidak menentu, ganti baju 1 kali dalam sehari, belum
keramas sampai dilakukan pengkajian, untuk toileting pasien
menggunakan pispot dan belum BAB sampai pengkajian dilakukan.
Kemampuan Perawatan diri 0 1 2 3 4
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilitas di tempat tidur
ROM
Keterangan :
0 : Mandiri 3 : Dibantu orang lain dan alat
1 : Alat bantu 4 : Tergantung total
2 : Dibantu orang lain
5. Aspek Mental, Intelektual, Sosial dan Spiritual
a. Konsep Diri
Pasien merupakan anggota keluarga. Pasien tinggal bersama
anak dan menantunya.
b. Intelektual
Pasien sedikit mengetahui tentang penyakit bronchitis kronis.
Namun pasien belum begitu memahami penyebab penyakitnya
tersebut.
c. Hubungan Interpersonal
Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarga dan tetangganya.
d. Mekanisme Koping
Pasien mengatakan akan mengikuti semua saran dari dokter dan
perawat.
e. Support Sistem
Keluarga pasien mengatakan bahwa akan selalu mendukung dan
memberi semangat dalam masa penyembuhan pasien. Pasien
mengatakan akan menjalani pengobatan hingga tuntas.
f. Aspek Mental Emosional
Ekspresi wajah pasien saat diwawancarai tenang dan
memperlihatkan rasa ingin tahu.
g. Aspek Intelegensi
Pasien tidak tahu apa penyebab dan akibat dari penyakitnya.
h. Hubungan Sosial
Tidak ada gangguan komunikasi secara verbal dan non verbal.
6. Pemeriksaan fisik
Keadaan umum
a. Kesadaran: Compos mentis
b. Status gizi
BB : 43 kg
TB : 155 cm
IMT: 17, 89 kg/m2
c. Tanda tanda Vital
TD : 110/70mmHg
N : 84 x/menit
RR : 28x/menit
T : 36,3 0C
Pemeriksaan secara sistemik
a. Kepala
Bentuk Kepala normal, tidak ada luka, tidak ada ketombe, Rambut
beruban dan rontok. Selama sakit pasien belum pernah keramas.
b. Mata
Konjungtiva merah muda, tidak memakai kaca mata, tidak ada
sekret dimata. Mata normal.
c. Telinga
Bentuk telinga simetris kanan dan kiri. Pasien tidak memakai alat
pendengaran, telinga bersih.
d. Hidung
Tidak terdapat sekret. Tidak ada nyeri sinus. Bibir kering.
Terpasang nasal kanul 3L/menit.
e. Mulut dan Tenggorokan
Bicara jelas, tidak ada sariawan dan radang tenggorokan. Mulut
kering tidak lembab.
f. Leher
Tidak ada pembesaran tiroid, tidak punya riwayat penyakit
amandel atau tonsillitis.
g. Dada
Bentuk dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, pasien
menggunakan jenis pernafasan dada, terdapat kesulitan dalam
respirasi. Terdengar suara ronkhi dan pernafasan tidak teratur. Pasien
tidak memakai alat bantu bernafas. Suara jantung tidak terdapat
suara tambahan.
h. Abdomen
Abdomen berbentuk datar dan simetris. Tidak terhadap nyeri
tekan pada keseluruhan abdomen. Suara abdomen bagian kanan
atas redup, tidak ada pembesaran hati/ hepatomegali. Suara
abdomen bagian kiri atas, bawah kanan dan bawah kiri timpani. Pada
bagian abdomen kuadran kanan bawah tidak ada nyeri tekan. Tidak
ada hiperpigmentasi maupun hipopigmentasi. Bising usus dalam
batas normal.
i. Ekstremitas atas dan bawah
Anggota gerak lengkap,warna kulit coklat, turgor kulit elastis, tidak
ada kelainan jari, akral hangat, tidak ada nyeri sendi, tidak ada nyeri
tekan. Anggota ekstremitas atas bagian kanan saat dikaji pada
tanggal 5 Januari terdapat infus RL 20 tpm.
7. Hasil pemeriksaan laboratorium dan penunjang
Pemeriksaan hematologi
No Med Rec : 546058
Nama : Ny. W
No Lab : 150105057
Tanggal : 5 Januari 2015
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Patologi
Haemoglobin
Hematoktrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
MPV
PDW
PCT
14.2
41.4
12.84
167
4.54
8.8
16.3
0.1
12.00 – 16.00
37.00 – 47.00
4.0 – 10.5
150 – 450
3.90 – 5.50
6.5 – 12.00
9.0 – 17.0
0.108 – 0.282
g/dL
%
10^3/uL
10^3/uL
10^6/uL
fL
%
INDEX
MCV
MCH
MCHC
91.1
31.3
34.3
80.0 – 97.0
27.0 – 32.0
32.0 – 38.0
fL
pg
g/Dl
Hitung Jenis
Neutrofil %
Limfosit %
Monosit %
Eosinofil %
Basofil %
Neutrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
Golongan Darah
64.1
7.0
8.8
0.0
0.1
10.79
0.90
1.13
0.00
0.02
O
50.0 – 70.0
25.0 – 40.0
3.0 – 9.0
0.5 – 5.0
0.0 – 1.0
2.00 – 7.00
1.25 – 4.0
0.30 – 1.00
0.02 – 0.50
0.0 – 10.0
%
%
%
%
%
10^3/uL
10^3/uL
10^3/uL
10^3/uL
10^3/uL
KIMIA
GDS
HATI
SGOT
112
19
< 200
0-40
Mg/dL
Mg/dL
Elektrolit
Natrium
Kalium
Chlorida
142.5
4.5
106.4
135 – 146
1.5 – 5.4
95 – 100
mmol/l
mmol/l
mmol/l
UNO-SERULOGI
Hbs Ag Negative Negative
II. ANALISA DATA
NAMA : Ny. W
UMUR : 56 tahun
NOMOR RM : 546058
DX MEDIS : Bronchitis Kronis
NO Hari, tanggal
DATA MASALAH PENYEBAB
1. Selasa, 6 Januari 2015
DS:a. Pasien mengeluh sesak
nafasDO :
TD : 110/70mmHg
N : 80x/menit
RR : 28x/menit
T : 36,30C
a. Nafas pasien tampak tersengal-sengal
b. Pasien terpasang nasal kanul 3L/ menit
c. Terdapat suara ronkhi pada pernafasannya
d. Irama pernafasan tidak teratur
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas
Penyakit paru obstruktif kronis (Bronkitis kronis)
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penyakit paru
obstruktif kronis (bronkitiis kronis) ditandai dengan :
DS :
a. Pasien mengeluh sesak nafas
DO :
TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 28x/menit
T : 36,30C
a. Pasien tampak tersengal-sengal
b. Pasien terpasang nasal kanul 3L/menit
c. Terdapat suara ronkhi pada pernafasannya
d. Irama pernafasan tidak teratur
IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
V. CATATAN KEPERAWATAN
NO HARI, IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF
Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penyakit paru obstruktif kronis (bronkitis kronis)
NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam bersihan jalan nafas efektif dengan kriteria hasil :1. Sesak nafas
berkurang2. Menujukkan
kepatenan jalan nafas dengan respirasi 16-20x/menit
NIC :1. Monitor TD, nadi,
suhu, dan RR
2. Monitor frekuensi dan irama nafas
3. Posisikan pasien semifowler
4. Ajarkan pasien untuk nafas dalam
5. Lakukan fisioterapi dada
1. Mengetahui kondisi pasien secara umum
2. Mengetahui keefektifan pola nafas pasien
3. Memaksimalkan ventilasi pernafasan dan mempertahankan posisi pasien
4. Membantu mengefektifkan pernafasan pasien
5. Membantu mengefektifkan pernafasn pasien
6. Mengetahui kondisi pasien secara umum
7. Membantu pasien untuk mendapatkan tidur secara optimal
8. Membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pasien
DX. TANGGALJAM
1. Senin, 5 Januari 2015
09.00
09.15
09.20
1. Mengukur tanda-tanda vital pasien
2. Mengkaji pola dan frekuensi nafas pasien
3. Mengatur posisi pasien semi fowler untuk mengurangi sesak nafas
S :- Pasien mengatakan sesak nafas- Pasien mengatakan apabila tidur
terlentang semakin sesak nafas- Setelah diposisikan semi fowler
pasien mengatakan nafasnya lebih ringan
O :- TD : 110/70 mmHg
N : 80 x/menitS : 36,30 CRR : 28 x/menit
- Pasien terpasang nasal kanul 3L/ menit
- Sebelum diposisikan semi fowler pasien nampak tersengal-sengal
- Setelah diposisikan semi fowler pasien terlihat lebih tenang
- Terdengar suara nafas tambahanA : tujuan tindakan tercapaiP :
- Ajarkan pasien untuk nafas dalam- Berikan fisioterapi dada
2. Selasa, 6 Januari 2015
18.00
18.05
18.10
1. Mengukur tanda-tanda vital pasien
2. Melakukan fisioterapi dada pada pasien
3. Mengedukasi keluarga psien untuk melakukan fisoterapi dada pada pasien
S :- Keluarga mengatakan saat tidur
pasien ngorok- Pasien mengatakan sudah tidak
terlalu sesak nafas- Pasien mengatakan nyaman saat
dilakukan fisioterapi dadaO :
- TD : 1320/70 mmHgN : 80 x/menitS : 36,80 CRR : 24 x/menit
- Keluarga pasien terlihat antusias saat diberi penjelasan
- Saat dilakukan fisoterapi dada pasien tampak menikmati
- Setelah dilakukan fisioterapi dada pasien mengatakan nafasnya lebih lega
A :tujuan tindakan tercapaiP :
- Ajarkan pasien untuk nafas dalam3. Rabu, 7
Januari 2015
09.00
18.30
1. Mengukur tanda-tanda vital pasien
2. Mengajarkan pasien teknik nafas dalam
S :- Pasien mengatakan masih sesak
walaupun sudah mulai berkurang- Pasien mengatakan ingin segera
sembuhO :
- TD : 120/80 mmHgN : 84 x/menitS : 36,30 CRR : 24 x/menit
- Pasien sangat antusias saat diajari teknik nafas dalam
- Pasien mampu mempraktikan kembali cara bernafas yang efektif
A : tujuan tindakan tercapaiP : monitor pola dan frekuensi nafas pasien
KESIMPULAN
Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia
atau fisika).
Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat
dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah
karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan O2 yang melebihi
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup berbahaya
terhadap aktifitas sel (Wahid Iqbal Mubarak, 2007).
Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dari proses
metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.
Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali
bernapas (Wartonah Tarwanto, 2006).
Dalam asuhan keperawatan pada Ny. W dengan Gangguan Pemenuhan
Kebutuhan Oksigenasi yang di lakukan pada tanggal 5-7 Januari 2015 di bangsal
Bougenvile RSUD Wates memunculkan diagnosa keperawatan antara lain :
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penyakit paru
obstruktif kronis (bronkitis kronis)
DAFTAR PUSTAKA
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori & Aplikasi dalam Praktek. Jakarta: EGC.
Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika.
Tarwoto & Wartonah, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.