Askep oksigenasi

21
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. W Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan I pada Semester III Prodi D-IV Keperawatan Disusun Oleh: 1. Andri Susilowati (P07120213005) 2. Elsa Anggrahini (P07120213016) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

Transcript of Askep oksigenasi

Page 1: Askep oksigenasi

ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA

NY. W

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan I pada

Semester III Prodi D-IV Keperawatan

Disusun Oleh:

1. Andri Susilowati (P07120213005)

2. Elsa Anggrahini (P07120213016)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2014

Page 2: Askep oksigenasi

LEMBAR PENGESAHAN

Asuhan Keperawatan pada klien Ny. W dengan Gangguan Pemenuhan

Kebutuhan Oksigenasi

di Bangsal Bougenvile

RSUD Wates

Disusun oleh :

1. Andri Susilowati P07120213005

2. Elsa Anggrahini P07120213016

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Januari 2015

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan,

Sarka Ade Susana, SIP., S. Kep., MA

Pembimbing Lapangan,

Rohmi Wijaya, S. Kep. Ns

BAB II

Page 3: Askep oksigenasi

TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN

A. Identitas

1. Tanggal Pengkajian : 05 Januari 2015

2. Jam : 18. 00 WIB

3. Sumber data : Pasien, keluarga, rekam medis dan tim

kesehatan

4. Metode : Wawancara, observasi, studi dokumentasi

5. Oleh : a. Andri Susilowati

b. Elsa Anggrahini

6. Identitas Pasien

a. Nama : Ny. W

b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. Umur : 56 tahun

d. Agama : Islam

e. Status perkawinan : Kawin

f. Pendidikan : SD

g. Pekerjaan : Petani

h. Suku Bangsa : Jawa/ Indonesia

i. Alamat : Wareng, donumulyo, nanggulan

j. Tanggal masuk : 5 Januari 2015

k. Diagnosa Medis : Bronchitis Kronis

l. Terapi :

- RL : D5 = 1 :1 ( 20 tpm )

- Ceftriaxone 1 gr/12 jam

- Ranitidin 1 A/12 jam

- Methylprednisolone 62,5 gr/ 8 jam

- Azitromisin 1 x 500 mg

- Ambroxol syr 3 x CI

- Curcuma 2 x 1

B. Riwayat Kesehatan

Page 4: Askep oksigenasi

1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien datang ke rumah sakit pada hari Senin, 5 januari 2015

pukul 11 : 56 dengan keluhan batuk lama ± 3 bulan, sesak napas,

nyeri telan, makan dan minum sakit dan lidahnya terasa pahit. Pasien

mengatakan memiliki riwayat alergi dingin.

Keluhan Utama :

Pasien mengatakan masih batuk, sesak napas sudah berkurang,

lidah terasa pahit, makan dan minum sakit. BAK lancar 5 -7 kali

sehari. Belum BAB dari pagi hari.

2. Riwayat Kesehatan Lalu

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit keluarga. Pasien

mengatakan sudah pernah dirawat dirumah sakit sebelumnya dengan

keluhan sesak napas sekitar 1 tahun yang lalu. Tidak memiliki riwayat

penyakit keturunan tidak memiliki cacat bawaan. Tidak memiliki

riwayat alergi pada obat-obatan tertentu. Keluarga pasien juga tidak

memiliki penyakit menular dan penyakit bawaan.

C. Pola Kebiasaan Pasien

1. Pola Nutrisi

a. Sebelum Sakit

Sebelum sakit frekuensi makan pasien tiga kali sehari dengan

makanan pokok nasi. Pasien gemar mengkonsumsi buah (seperti

pisang, jeruk dan pepaya) dan sayur (seperti sayur bening, sop dan

oseng kangkung). Porsi makan pasien satu piring penuh habis.

Pasien gemar minum air putih dan teh. Pasien mengatakan tidak

memiliki pantangan makan maupun minum.

b. Selama Sakit

Selama sakit frekuensi makan pasien tiga kali sehari dengan

makanan pokok bubur. Porsi makan pasien hanya seperempat piring.

2. Pola Eliminasi

a. Sebelum Sakit

BAK pasien lancar, frekuensinya lima sampai tujuh kali sehari

sebanyak ± 300 cc. Warna kuning jernih. BAB satu sampai dua kali

Page 5: Askep oksigenasi

sehari, konsistensinya lembek dan berwarna kuning kecoklatan.

Pasien tidak pernah menahan BAK dan BAB. Pasien juga tidak

pernah terbangun di malam hari untuk BAK ataupun BAB

b. Selama Sakit

Selama di rawat di rumah sakit pasien mengatakan belum BAB

sejak tadi pagi. Pasien mengatakan tidak ada masalah dalam pola

BAK. Selama di rumah sakit BAK dengan frekuensi tiga sampai lima

kali sehari sebanyak ± 300 cc.

3. Pola Aktivitas Istirahat dan Tidur

Sebelum sakit pasien dalam satu hari tidur selama ± 6-8 jam

sedangkan selama di rawat di rumah sakit pasien memiliki waktu istirahat

lebih panjang selama ± 8 – 10 jam. Tidur siang selama ± 1 jam. Sebelum

sakit, pasien melakukan aktivitas secara mandiri, tidak dibantu orang lain.

Keluarga pasien mengatakan pasien setiap hari pergi ke sawah. Pasien

melakukan aktivitas tanpa menggunakan alat bantu apapun. Pasien tidak

alergi terhadap debu. Dalam kesehariannya pasien lebih sering jalan kaki.

Pasien biasanya tidur dari pukul 9 malam hingga 5 pagi. Pasien tidur

diatas kasur dan sebelum tidur pasien berdoa. Pasien tidak

menggunakan obat tidur.

4. Pola Kebersihan Diri

a. Sebelum Sakit

Pasien mandi 2 kali sehari tanpa bantuan keluarga, menggunakan

sabun. Keramas satu minggu 3 kali menggunakan shampoo. Ganti

baju 2 kali sehari dan gosok gigi 2 kali sehari.

Kemampuan Perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan dan minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilitas di tempat tidur

ROM

Ket :

Page 6: Askep oksigenasi

0 : Mandiri 3 : Dibantu orang lain dan alat

1 : Alat bantu 4 : Tergantung total

2 : Dibantu orang lain

b. Selama Sakit

Pasien mandi atau melakukan sibin setiap pagi dan sore hari.

Gosok gigi tidak menentu, ganti baju 1 kali dalam sehari, belum

keramas sampai dilakukan pengkajian, untuk toileting pasien

menggunakan pispot dan belum BAB sampai pengkajian dilakukan.

Kemampuan Perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan dan minum

Mandi

Toileting

Berpakaian

Mobilitas di tempat tidur

ROM

Keterangan :

0 : Mandiri 3 : Dibantu orang lain dan alat

1 : Alat bantu 4 : Tergantung total

2 : Dibantu orang lain

5. Aspek Mental, Intelektual, Sosial dan Spiritual

a. Konsep Diri

Pasien merupakan anggota keluarga. Pasien tinggal bersama

anak dan menantunya.

b. Intelektual

Pasien sedikit mengetahui tentang penyakit bronchitis kronis.

Namun pasien belum begitu memahami penyebab penyakitnya

tersebut.

c. Hubungan Interpersonal

Pasien memiliki hubungan baik dengan keluarga dan tetangganya.

d. Mekanisme Koping

Page 7: Askep oksigenasi

Pasien mengatakan akan mengikuti semua saran dari dokter dan

perawat.

e. Support Sistem

Keluarga pasien mengatakan bahwa akan selalu mendukung dan

memberi semangat dalam masa penyembuhan pasien. Pasien

mengatakan akan menjalani pengobatan hingga tuntas.

f. Aspek Mental Emosional

Ekspresi wajah pasien saat diwawancarai tenang dan

memperlihatkan rasa ingin tahu.

g. Aspek Intelegensi

Pasien tidak tahu apa penyebab dan akibat dari penyakitnya.

h. Hubungan Sosial

Tidak ada gangguan komunikasi secara verbal dan non verbal.

6. Pemeriksaan fisik

Keadaan umum

a. Kesadaran: Compos mentis

b. Status gizi

BB : 43 kg

TB : 155 cm

IMT: 17, 89 kg/m2

c. Tanda tanda Vital

TD : 110/70mmHg

N : 84 x/menit

RR : 28x/menit

T : 36,3 0C

Pemeriksaan secara sistemik

a. Kepala

Bentuk Kepala normal, tidak ada luka, tidak ada ketombe, Rambut

beruban dan rontok. Selama sakit pasien belum pernah keramas.

b. Mata

Konjungtiva merah muda, tidak memakai kaca mata, tidak ada

sekret dimata. Mata normal.

c. Telinga

Page 8: Askep oksigenasi

Bentuk telinga simetris kanan dan kiri. Pasien tidak memakai alat

pendengaran, telinga bersih.

d. Hidung

Tidak terdapat sekret. Tidak ada nyeri sinus. Bibir kering.

Terpasang nasal kanul 3L/menit.

e. Mulut dan Tenggorokan

Bicara jelas, tidak ada sariawan dan radang tenggorokan. Mulut

kering tidak lembab.

f. Leher

Tidak ada pembesaran tiroid, tidak punya riwayat penyakit

amandel atau tonsillitis.

g. Dada

Bentuk dada simetris, tidak ada lesi, tidak ada nyeri tekan, pasien

menggunakan jenis pernafasan dada, terdapat kesulitan dalam

respirasi. Terdengar suara ronkhi dan pernafasan tidak teratur. Pasien

tidak memakai alat bantu bernafas. Suara jantung tidak terdapat

suara tambahan.

h. Abdomen

Abdomen berbentuk datar dan simetris. Tidak terhadap nyeri

tekan pada keseluruhan abdomen. Suara abdomen bagian kanan

atas redup, tidak ada pembesaran hati/ hepatomegali. Suara

abdomen bagian kiri atas, bawah kanan dan bawah kiri timpani. Pada

bagian abdomen kuadran kanan bawah tidak ada nyeri tekan. Tidak

ada hiperpigmentasi maupun hipopigmentasi. Bising usus dalam

batas normal.

i. Ekstremitas atas dan bawah

Anggota gerak lengkap,warna kulit coklat, turgor kulit elastis, tidak

ada kelainan jari, akral hangat, tidak ada nyeri sendi, tidak ada nyeri

tekan. Anggota ekstremitas atas bagian kanan saat dikaji pada

tanggal 5 Januari terdapat infus RL 20 tpm.

7. Hasil pemeriksaan laboratorium dan penunjang

Pemeriksaan hematologi

No Med Rec : 546058

Nama : Ny. W

Page 9: Askep oksigenasi

No Lab : 150105057

Tanggal : 5 Januari 2015

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan

Patologi

Haemoglobin

Hematoktrit

Leukosit

Trombosit

Eritrosit

MPV

PDW

PCT

14.2

41.4

12.84

167

4.54

8.8

16.3

0.1

12.00 – 16.00

37.00 – 47.00

4.0 – 10.5

150 – 450

3.90 – 5.50

6.5 – 12.00

9.0 – 17.0

0.108 – 0.282

g/dL

%

10^3/uL

10^3/uL

10^6/uL

fL

%

INDEX

MCV

MCH

MCHC

91.1

31.3

34.3

80.0 – 97.0

27.0 – 32.0

32.0 – 38.0

fL

pg

g/Dl

Hitung Jenis

Neutrofil %

Limfosit %

Monosit %

Eosinofil %

Basofil %

Neutrofil

Limfosit

Monosit

Eosinofil

Basofil

Golongan Darah

64.1

7.0

8.8

0.0

0.1

10.79

0.90

1.13

0.00

0.02

O

50.0 – 70.0

25.0 – 40.0

3.0 – 9.0

0.5 – 5.0

0.0 – 1.0

2.00 – 7.00

1.25 – 4.0

0.30 – 1.00

0.02 – 0.50

0.0 – 10.0

%

%

%

%

%

10^3/uL

10^3/uL

10^3/uL

10^3/uL

10^3/uL

KIMIA

GDS

HATI

SGOT

112

19

< 200

0-40

Mg/dL

Mg/dL

Page 10: Askep oksigenasi

Elektrolit

Natrium

Kalium

Chlorida

142.5

4.5

106.4

135 – 146

1.5 – 5.4

95 – 100

mmol/l

mmol/l

mmol/l

UNO-SERULOGI

Hbs Ag Negative Negative

II. ANALISA DATA

NAMA : Ny. W

UMUR : 56 tahun

NOMOR RM : 546058

DX MEDIS : Bronchitis Kronis

NO Hari, tanggal

DATA MASALAH PENYEBAB

1. Selasa, 6 Januari 2015

DS:a. Pasien mengeluh sesak

nafasDO :

TD : 110/70mmHg

N : 80x/menit

RR : 28x/menit

T : 36,30C

a. Nafas pasien tampak tersengal-sengal

b. Pasien terpasang nasal kanul 3L/ menit

c. Terdapat suara ronkhi pada pernafasannya

d. Irama pernafasan tidak teratur

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas

Penyakit paru obstruktif kronis (Bronkitis kronis)

III. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penyakit paru

obstruktif kronis (bronkitiis kronis) ditandai dengan :

Page 11: Askep oksigenasi

DS :

a. Pasien mengeluh sesak nafas

DO :

TD : 110/70 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 28x/menit

T : 36,30C

a. Pasien tampak tersengal-sengal

b. Pasien terpasang nasal kanul 3L/menit

c. Terdapat suara ronkhi pada pernafasannya

d. Irama pernafasan tidak teratur

IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI

Page 12: Askep oksigenasi

V. CATATAN KEPERAWATAN

NO HARI, IMPLEMENTASI EVALUASI PARAF

Dx Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penyakit paru obstruktif kronis (bronkitis kronis)

NOC :Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam bersihan jalan nafas efektif dengan kriteria hasil :1. Sesak nafas

berkurang2. Menujukkan

kepatenan jalan nafas dengan respirasi 16-20x/menit

NIC :1. Monitor TD, nadi,

suhu, dan RR

2. Monitor frekuensi dan irama nafas

3. Posisikan pasien semifowler

4. Ajarkan pasien untuk nafas dalam

5. Lakukan fisioterapi dada

1. Mengetahui kondisi pasien secara umum

2. Mengetahui keefektifan pola nafas pasien

3. Memaksimalkan ventilasi pernafasan dan mempertahankan posisi pasien

4. Membantu mengefektifkan pernafasan pasien

5. Membantu mengefektifkan pernafasn pasien

6. Mengetahui kondisi pasien secara umum

7. Membantu pasien untuk mendapatkan tidur secara optimal

8. Membantu menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pasien

Page 13: Askep oksigenasi

DX. TANGGALJAM

1. Senin, 5 Januari 2015

09.00

09.15

09.20

1. Mengukur tanda-tanda vital pasien

2. Mengkaji pola dan frekuensi nafas pasien

3. Mengatur posisi pasien semi fowler untuk mengurangi sesak nafas

S :- Pasien mengatakan sesak nafas- Pasien mengatakan apabila tidur

terlentang semakin sesak nafas- Setelah diposisikan semi fowler

pasien mengatakan nafasnya lebih ringan

O :- TD : 110/70 mmHg

N : 80 x/menitS : 36,30 CRR : 28 x/menit

- Pasien terpasang nasal kanul 3L/ menit

- Sebelum diposisikan semi fowler pasien nampak tersengal-sengal

- Setelah diposisikan semi fowler pasien terlihat lebih tenang

- Terdengar suara nafas tambahanA : tujuan tindakan tercapaiP :

- Ajarkan pasien untuk nafas dalam- Berikan fisioterapi dada

2. Selasa, 6 Januari 2015

18.00

18.05

18.10

1. Mengukur tanda-tanda vital pasien

2. Melakukan fisioterapi dada pada pasien

3. Mengedukasi keluarga psien untuk melakukan fisoterapi dada pada pasien

S :- Keluarga mengatakan saat tidur

pasien ngorok- Pasien mengatakan sudah tidak

terlalu sesak nafas- Pasien mengatakan nyaman saat

dilakukan fisioterapi dadaO :

- TD : 1320/70 mmHgN : 80 x/menitS : 36,80 CRR : 24 x/menit

- Keluarga pasien terlihat antusias saat diberi penjelasan

Page 14: Askep oksigenasi

- Saat dilakukan fisoterapi dada pasien tampak menikmati

- Setelah dilakukan fisioterapi dada pasien mengatakan nafasnya lebih lega

A :tujuan tindakan tercapaiP :

- Ajarkan pasien untuk nafas dalam3. Rabu, 7

Januari 2015

09.00

18.30

1. Mengukur tanda-tanda vital pasien

2. Mengajarkan pasien teknik nafas dalam

S :- Pasien mengatakan masih sesak

walaupun sudah mulai berkurang- Pasien mengatakan ingin segera

sembuhO :

- TD : 120/80 mmHgN : 84 x/menitS : 36,30 CRR : 24 x/menit

- Pasien sangat antusias saat diajari teknik nafas dalam

- Pasien mampu mempraktikan kembali cara bernafas yang efektif

A : tujuan tindakan tercapaiP : monitor pola dan frekuensi nafas pasien

KESIMPULAN

Page 15: Askep oksigenasi

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia

atau fisika).

Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat

dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah

karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan O2 yang melebihi

batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup berbahaya

terhadap aktifitas sel (Wahid Iqbal Mubarak, 2007).

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dari proses

metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh.

Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 setiap kali

bernapas (Wartonah Tarwanto, 2006).

Dalam asuhan keperawatan pada Ny. W dengan Gangguan Pemenuhan

Kebutuhan Oksigenasi yang di lakukan pada tanggal 5-7 Januari 2015 di bangsal

Bougenvile RSUD Wates memunculkan diagnosa keperawatan antara lain :

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan penyakit paru

obstruktif kronis (bronkitis kronis)

DAFTAR PUSTAKA

Page 16: Askep oksigenasi

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Mubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori & Aplikasi dalam Praktek. Jakarta: EGC.

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika.

Tarwoto & Wartonah, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia & Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Wilkinson, Judith M. 2007. Buku Saku Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta : EGC.