Askep NIDDM

60
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio dan spiritual yang komprehensif serta ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia. Untuk mencapai hal tersebut maka perlu adanya pengembangan tenaga keperawatan yang mampu mengikuti perkembangan profesi keperawatan. Keperawatan sebagai profesi mempunyai otonomi dan dan keahlian serta pengawasan terhadap pendidikan dan praktek keperawatan. Keperawatan merupakan suatu proses yang dilaksanakan dengan tindakan terarah, berorientasi kepada masalah dengan menggunakan pendekatan-pendekatan ilmiah dengan dilandasi etika profesi. ( Dep Kes. RI. 1991 : 4 ) Diabetes Melitus tipe II juga disebut Diabetes Melitus tidak tergantung insulin ( NIDDM ). Angka kejadiannya paling sering dibandingkan dengan Diabetes Melitus tipe I. Hal ini dikarenakan pada Diabetes Melitus tipe II banyak disebabkan oleh beberapa factor diantaranya yaitu adanya perubahan gaya hidup dalam mengkonsumsi makanan

Transcript of Askep NIDDM

Page 1: Askep NIDDM

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional yang merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan yang berbentuk pelayanan bio, psiko, sosio dan

spiritual yang komprehensif serta ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat

baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh siklus kehidupan manusia. Untuk

mencapai hal tersebut maka perlu adanya pengembangan tenaga keperawatan yang

mampu mengikuti perkembangan profesi keperawatan.

Keperawatan sebagai profesi mempunyai otonomi dan dan keahlian serta pengawasan

terhadap pendidikan dan praktek keperawatan. Keperawatan merupakan suatu proses

yang dilaksanakan dengan tindakan terarah, berorientasi kepada masalah dengan

menggunakan pendekatan-pendekatan ilmiah dengan dilandasi etika profesi. ( Dep

Kes. RI. 1991 : 4 )

Diabetes Melitus tipe II juga disebut Diabetes Melitus tidak tergantung insulin

( NIDDM ). Angka kejadiannya paling sering dibandingkan dengan Diabetes Melitus

tipe I. Hal ini dikarenakan pada Diabetes Melitus tipe II banyak disebabkan oleh

beberapa factor diantaranya yaitu adanya perubahan gaya hidup dalam

mengkonsumsi makanan sedangkan aktivitas fisik berkurang, sehingga menyebabkan

kegemukan. Diabetes mellitus tipe II dengan adanya kegemukan dapat menimbulkan

komplikasi lebih lanjut terhadap berbagai organ tubuh diantaranya ginjal, mata,

jantung koroner, pembuluh darah kaki dan pembuluh darah otak.

Bila dilihat dari permasalahannya klien dengan Diabetes Melitus memerlukan

pengobatan dan perawatan sedini mungkin dengan diet, latihan dan obat-obatan.

Pada umumnya klien dengan Diabetes Melitus menjadi rentan terhadap infeksi, dan

infeksi yang timbul terjadi karena kesulitan untuk mengendalikan kadar glukosa

darah dan infeksi pada klien cenderung lebih berat. Disamping itu partisifasi klien

seperti menjalankan program diet dengan baik, olahraga dengan teratur, disertai

dengan pengetahuan yang memadai tentang penyakit Diabetes Melitus, akan sangat

Page 2: Askep NIDDM

menunjang dalam proses penyembuhan. Untuk itu memerlukan tindakan

keperawatan, baik berupa perawatan maupun pencegahan komplikasi. Dan ketidak

epektifan kepatuhan pengobatan memerlukan bimbingan dan penyuluhan yang

epektif sehingga klien bisa merubah gaya hidupnya dan mengikuti pengobatan dan

perawatan lebih lanjut.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Penulis mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan NIDDM

dengan pendekatan proses keperawatan .

2. Tujuan khusus

Penulis dapat :

a. Melaksanakan pengkajian pada klien dengan NIDDM + Gangren , mencakup

analisa data, menegakkan diagnosa keperawatan serta menentukan prioritas

masalah.

b. Membuat rencana keperawatan guna mengatasi permasalahan yang muncul

sesuai dengan diagnosa keperawatan.

c. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah

ditentukan.

d. Mengevaluasi hasil asuhan keperwatan.

e. Mendokumentasikan asuhan keperawatan.

C. Metoda Penulisan

Metoda yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah dengan

menggunakan studi kasus melalui pendekatan proses keperawatan dengan cara

wawancara, pemeriksaan fisik, observasi, study dokumentasi dan study kepustakaan.

D. Sistematika penulisan

BAB I Pendahuluan

2

Page 3: Askep NIDDM

Meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis

Meliputi konsep dasar yang terdiri dari : pengertian NIDDM, pengertian

Gangren, anatomi fisiologi pancreas dari tulang, etiologi, patofisiologi

NIDDM, manajemen medik secara umum, dampak terhadap system tubuh

dan proses keperawatan yang terdiri dari : pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

BAB III Tinjauan kasus

Meliputi tinjauan kasus yang terdiri dari : pengkajian, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi.

BAB IV Penutup

Meliputi kesimpulan dan saran.

3

Page 4: Askep NIDDM

BAB II

TINJAUAN KASUS

A. Konsep dasar

1. Pengertian

a. Pengertian NIDDM /DM Tipe II

Diabetes Melitus tipe II/ NIDDM adalah gangguan kronis yang ditandai

dengan metabolisme karbohidrat dan lemak yang diakibatkan oleh kekurangan

insulin atau secara relative kekurangan insulin. ( Susan, M.T, 1998 )

NIDDM ini terjadi pada usia matur atau pertengahan meskipun pada

semua tahapan usia dapat terjadi. Disini factor lingkungan sangat berperan

misalnya perubahan gaya hidup dalam mengkonsumsi makanan sedangkan

aktivitas berkurang sehingga menyebabkan obesitas.

b. Pengertian Gangren

Gangren adalah sebagai nekrosis koagulativa, biasanya disebabkan oleh

tidak adanya suplai darah, disertai pertumbuhan bakteri-bakteri suprafit.

Dengan demikian maka gangren timbul pada jaringan nekrotik yang terbuka

terhadap bakteri yang hidup. Ini khususnya sering dijumpai pada ekstremitas.

( Sylvia A. 1993 : 23 )

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gangrene NIDDM adalah

kerusakan makro vaskuler kejaringan akibat penyakit NIDDM yang tidak

terkontrol.

2. Anatomi Pankreas

a. Pengertian Pankreas

Pankreas adalah suatu alat tubuh yang agak panjang, strukturnya mirip

dengan kelenjar ludah dan terletak retroperitoneal dalam abdomen bagian atas.

Panjangnya +-15 cm mulai dari duodenum sampai limpa dan terdiri dari 3

bagian :

4

Page 5: Askep NIDDM

Kepala pancreas yang paling lebar, terletak disebelah kanan rongga

abdomen dan didalam lekukan duodenum yang paling praktis

melingkarinya.

Badan pancreas merupakan bagian utama pada organ itu, letaknya

dibelakang lambung dan didepan vertebra lumbalis pertama.

Ekor pancreas adalah bagian yang runcing disebelah kiri yang sebenarnya

menyentuh limpa.

Pankreas mendapat darah dari arteri-arteri lien dan hepar dan dari arteri

mesentrika superior, duktus permekulafikus bersatu dengan duktus koledukus

dan masuk kedalam duodenum diampula vateri pancreas.

Pulau-pulau langerhans tersebar diseluruh pancreas dengan berat hanya 1-

3% dari berat total dengan jumlah semuanya diperkirakan antara 100.000

sampai 2.500.000 yang terdiri dari 4 jenis sel yaitu :

Sel-sel A ( Alfa ) jumlahnya sekitar 20-40 % yang mensekresi glukagon.

Sel-sel B ( Beta ) jumlahnya sekitar 60-80 % yang mensekresi insulin.

Sel-sel D ( Delta ) jumlahnya sekitar 1-15 % yang mensekresi

somatostatin.

Sel-sel F yang mensekresi poli peptida pancreas.

5

Page 6: Askep NIDDM

Pankreas memiliki 2 fungsi yaitu :

Fungsi Eksokrin

Pankreas berfungsi untuk mensekresi enzim-enzim pencernaan melalui

saluran ke duodenum.

Fungsi Endokrin

Pankreas berfungsi untuk mengatur system melalui mekanisme

pemgaturan gula darah antara lain hormone insulin, glukogen,

somatostatin.

1) Insulin

Insulin adalah hormone yang dihasilkan oleh sel beta pancreas

yang berfungsi dalam mentranspor glukosa melewati sel.

Pengaruhnya yang lain adalah mengubah permeabilitas membrane sel

untuk mempermudah pemasukan glukosa, asam lemak bebas dan asam

amino.

Insulin juga berperan sebagai katalisator untuk menstimulasi enzim-

enzim dan proses kimia dalam memproduksi energi. Kekurangan

ansulin akan menghambat transport glukosa, sehingga glukosa tidak

bisa melewati membrane sel akibatnya glukosa banyak terdapat pada

darah dan terjadi hiperglikemi. Akibat hiperglikemi maka osmolalitas

plasma meningkat timbul osmotic diuretic sehingga terjadi poliuri, bila

hal ini terus terjadi akan menimbulkan dehidrasi dan hipovolemi

akibatnya timbul gejala polidipsi. Akibat lain dari glukosa yang tidak

bisa melewati membrane sel.

2) Glukagon

Glukagon adalah suatu hormone yang disekresi olleh sel-sel

dipulau langerhans. Prinsip kerja glukagon bersifat glukogenolitik,

gliko genolisis dan lipolisis meningkatkan gula darah dengan

merangsang saluran sekresi dalam sel-sel hati. Adenilar sukorase

cenderung mengaktifkan pemecahan fasfalirase, oleh karena itu dapat

6

Page 7: Askep NIDDM

mengakibatkan pemecahan glikogen, glukagon juga merangsang

sekresi growth hormone, dan somatostatin pancreas.

3) Pengertian metabolisme

Metabolisme adalah merupakan bagian akhir dari penggunaan zat

makanan dalam tubuh. Proses metabolisme meliputi semua perubahan

secara kimia yang dialami nutrisi mulai dari absorbsi sampai

dieksresikan oleh tubuh. ( Barbara KOzier, Fundamental of Nursing

Consept and prosedur )

Reaksi insulin terhadap metabolisme dalam tubuh manusia terhadap

karbohidrat, lipid dan protein adalah :

a. Metabolisme karbohidrat

Efek insulin atas metabolisme karbohidrat segera setelah banyak

karbohidrat, glukosa yang diabsorbsi kedalam darah menyebabkan sekresi

insulin yang cepat.

Sebaliknya insulin menyebabkan ambilan, penyimpanan dan penggunaan

glukosa yang cepat oleh hampir semua jaringan tubuh, tetapi terutama

oleh liper, otot dan jaringan lemak.

Mekanisme insulin menyebabkan ambilan dan penyimpanan

glukosa didalam hati, meliputi beberapa langkah :

Insulin yang menghambat fasforilase enzim yang menyebabkan

glukogen hati dipecah menjadi glukosa.

Insulin meningkatkan ambilan glukosa dari darah sel-sel hati, ini terjadi

dengan meningkatkan aktivitas enzim glukokinase, yaitu enzim yang

menywebabkan fasfarilase awal glukosa setelah berdifusi kedalam sel-

sel hati, karena glukosa yang telah terfasforilase tidak dapat berdifusi

kembali melalui membrane sel.

Insulin juga meningkatkan aktivitas enzim yang meningkatkan

sintesa glikagon.

7

Page 8: Askep NIDDM

b. Metabolisme lemak

Dalam metabolisme lemak insulin meningkatkan sintesa asam

lemak, ini terjadi didalam sel hati dan kemudian asam lemak di transper

keadifosa dan disimpan, sedangkan sebagian kecil disintesa didalam sel

lemak itu sendiri, sedangkan factor yang menyebabkan peningkatan

sintesa asam lemak didalam hati meliputi :

Insulin menghambat kerja lipase yang sensitive hormone, karena ia

merupakan enzim yang menyebabkan hidrolisis trigliserida didalam

sel lemak sehingga pelepasan sel lemak kedalam yang bersinkronisasi

terhambat.

Insulin meningkatkan transper kedalam sel-sel lemak dan jalan yang

sama seperti ia meningkatkan transport glukosa kedalam sel-sel otot.

Sehingga bila insulin tak tersedia untuk meninggalkan masukan

glukosa kedalam sel-sel lemak, maka penyimpanan sangat terhambat.

c. Metabolisme protein

Selama beberapa jam setelah makan bila tersedia zat-zat gizi dalam

jumlah berlebihan didalam darah yang bersirkulasi, tak hanya karbohidrat

dan lemak, tetapi protein juga disimpan didalam jaringan. Beberapa fakta

yang diketahui adalah :

Insulin menyebabkan transport aktif banyak asam amino kedalam sel-

sel, jadi insulin bersama hormone pertumbuhan mempunyai

kesanggupan meningkatkan ambilan asam amino kedalam sel-sel.

Insulin langsung mempengaruhi ribosom untuk meningkatkan translasi

messenger RNA. Jadi pembentukan protein baru.

Dalam jangka lebih lama insulin juga meningkatkan kecepatan

transkipsi DNA didalam nucleolus sel, jadi meningkatkan jumlah

RNA.

Insulin juga menghambat katabolisme protein, jadi menurunkan

kecepayan pelepasan asam anino dari sel-sel terutama sel otot.

8

Page 9: Askep NIDDM

Didalam sel hati, jumlah besar insulin menekan kecepatan

glukoneogenesis dengan menurunkan aktivitas enzim yang

meningkatkan glukoneogenesis. Karena zat yang terbanyak digunakan

untuk sintesis glukosa dengan proses glukoneogenesis adalah asam

amino plasma, maka supresi glukoneogenesis itu menghemat asam

amino.

3. Anatomi Tulang Tibia

a. Tulang Tibia

Tulang adalah suatu jaringan yang membentuk yang menghasilakn sel-sel

darah merah dan menyediakan mineral, partikel kalsium dan posfor.

( Tompson 1993 : 349 )

Sedangkan tulang tibia atau tulang kering merupakan kerangka utama dari

tungkai bawah dan terletak medial dari fibula, tulang tibia terdiri dari :

Ujung atas

Ujung atas akan memperlihatkan adanya kondil medial dan kondil

lateral. Kondil-kondil ini merupakan bagian yang paling atas dan

paling pinggir dari tulang. Permukaan superiornya memperlihatkan

dua dataran permukaan persendian untuk femur dalam formasi sendi

lutut. Permukaan permukaan tersebut halus dan diatas permukaannya

yang datar terdapat tulang rawan semilunar ( setengah bulan ) yang

membuat persendian lebih dalam untuk penerimaan kondil femur.

KOndil lateral memperlihatkan posterior sebuah faset untuk

persendian dengan kepala fibula pada sendi tibi fibular superior

tuberkel dan tibia ada disebelah depan tepat dibawah kondil-kondil ini,

bagian depan memberi kaitan kepada tendon patella yaitu tendon dari

insersi otot ekstensor kwardisep. Bagian bawah dari tuberkel itu

adalah subkutanus dan sewaktu berlutut menyangga berat badan.

9

Page 10: Askep NIDDM

4. Etiologi

Etiologi Diabetes Melitus belum ditemukan secara pasti karena

disebabkan oleh berbagai factor.

Diabetes Melitus dapat dibagi kedalam 2 golongan besar, yaitu :

a. Faktor genetic

1. Kembar identik

2. Faktor genetic

b. Faktor non genetic

Infeksi

Nutrisi

Stress

Obat-obatan

Penyakit endokrin ( hormone )

Penyakit-penyakit pankreas

Selain hal tersebut diatas, penyebab Diabetes Melitus dapat digabungkan

dari kedua kelompok yang keduanya memperkuat Diabetes mellitus.

5. Patofisiologi

Kelainan metabolic yang terjadi pada obesitas tampaknya berhubungan

dengan besarnya lapisan lemak dan semua gangguan metabolic yaitu penambahan

lapisan lemak yang dapat menjadi normal dengan pengurangan berat badan.

Obesitas lebih banyak menyebabkan NIDDM daripada IDDM sebagian

penderita berusia 45 tahun dan sekitar 15 % pada awal diagnosa ditemukan dalam

keadaan gemuk, tetapi kemudian akan mengalami penurunan berat badan.

Kegemukan merupakan keadaan dimana intake kalori berlebih dan

sebagian besar membentuk lemak, sehingga terjadi defisiensi karbohidrat karena

terjadi gangguan konvensi lemak pada membrane sel sehingga mengganggu

transport glukosa dan menimbulkan kerusakan atau efek selular, yang kemudian

menghambat metabolisme glukosa intrasel, gangguan tersebut terjadi pula pada

10

Page 11: Askep NIDDM

membrane sel dimana terletak reseptor insulin bekerja, jika gangguan ini terjadi

pada sel-sel pancreas maka akan terjadi hambatan atau penurunan kemampuan

menghasilkan insulin sehingga terjadi defisiensi insulin.

Jika metabolisme terganggu maka daya tahan tubuh terhadap factor luar

seperti infeksi, terutama adanya odeme gesekan dan tekanan menurun sehingga

mudah terjadi luka atau gangguan integritas kulit bisa disebabkan oleh

penumpukan sorbital, penumpukan sorbital mengakibatkan kerusakan dan

perubahan fungsi syaraf sehingga terjadi penurunan sensasi seperti baal-baal atau

kesemutan. Hal tersebut menyebabkan trauma, tidak terasa nyeri baik mekanis,

termis atau kimiawi.

Defisiensi insulin menyebabkan terjadinya pemecahan lemak bebas dalam

peredaran darah dan bila hati tidak bisa mengabsorbsi lemak bebas maka akan

membentuk benda-benda keton. Selain itu dari pemecahan lemak dapat terjadi

peningkatan BUN dan formasi glukosa baru. Formasi glukosa baru menyebabkan

terjadinya hiperglikemi.

Defisiensi insulin menyebabkan pemecahan glikogen menjadi glukosa,

sehingga terjadi hiperglikemi terjadi peningkatan viskositas darah keperifer

kekurangan oksigen dan nutrisi, hal tersebut menyebabkan metabolisme

terganggu. Hiperglikemi menyebabkan diuresis osmosis sehingga terjadi

insufisiensi ginjal menimbulkan hiperosmolalitas berat dan terjadi dehidrasi intra

selular. Selain itu diuresis osmotic dapat menyebabkan hipoksia jaringan tersebut

dan bisa menimbulkan terjadinya koma. Kalau hiperglikeminya parah dan

melebihi ambang ginjal bagi zat tersebut, maka terjadi glukosuria, glukosuria ini

dapat mengakibatkan diuresis osmotic yang meningkatkan pengeluaran urine

( poliuria ) dan timbul rasa haus ( polidipsi ) karena glukosa hilang bersama urine.

Maka pasien memderita keseimbangan kalori negative dan berat badan berkurang,

rasa lapar yang semakin besar ( poliphagia ) mungkin akan timbul sebagai akibat

kehilangan kalori. Klien lemah dan mengantuk. Infeksi saluran kemih paling

sering penyebabnya adalah E. Coli dan streptokokus sedangkan jamur pathogen

adalah kandida. Infeksi denagn jamur mungkin disebabkan oleh konsentrasi

11

Page 12: Askep NIDDM

glukosa urine yang pekat. Neurogenik blader akibat neuropati menyebabkan sisa

urine dalam kandung kemih yang merupakan penyebab infeksi, diperlukan

kateterisasi dan menyebabkan gangguan pola eliminasi BAK.

Berkurangnya ambilan asam amino oleh sel meningkatkan glukoneogenesis

sehingga terjadi hiperglikemi, therapy insulin yang tidak adekuat terhadap intake

nutrisi menyebabkan peningkatan kerja insulin dengan mengikatkan dirinya pada

reseptor-reseptor permukaan sel tertentu terjadi reaksi interseluler yang

meningkatkan transport glukosa menembus membrane sel, hal ini menyebbakan

terjadinya hipoglikemi. Peningkatan kadar glukosa darah akan mengakibatkan

penumpukan sorbitol dan lemak pada tunika intima, sehingga pembuluh darah

mengalami penyempitan. Jika hal ini terjadi maka suplai O2 dan nutrisi akan

berkurang kejaringan dan terjadilah infark pada jaringan yang dituju, apabila

mengenai pembuluh darah periper akan menimbulkan efek penurunan sensasi

sehingga akan terjadi gangrene ekstremitas bila terjadi trauma.

6. Dampak Defisiensi Insulin terhadap system tubuh

Defisiensi insulin mempengaruhi metabolisme tubuh yang berdampak

terhadap system tubuh yaitu :

a. Dampak terhadap fisik

1) Sistem endokrin

Defisiensi insulin menyebabkan kegagalan dalam pemasukan

nutrisi kejaringan sehingga swell-sel kekurangan glukosa yang

menimbulkan :

a. Sel kekurangan glukosa untuk proses metabolisme dan penurunan

penggunaan dan aktivitas gluosa dalam sel akan merangsang pusat

lapar

b. Penurunan penggunaan protein dan glukosa oleh jaringan sehingga

menyebabkan penurunan berat badan

c. Pembongkaran lemak dan cadangan protein untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme proses ini menghasilkan benda-benda keton

12

Page 13: Askep NIDDM

yang disebabkan hati yang tidak mampu menetralisir lemak.

Penumpukan asam lemak ini akan mengiritasi memperoleh

peningkatan sekresi asam lambung sehingga menimbulkan gangguan

system ini berdampak terhadap gangguan kebutuhan nutrisi

2 ) Sistem Kardiovaskuler

Peningkatan kadar glukosa darah akan mengakibatkan

penumpukan sorbitol dan lemak pada tunika intima sehingga pembuluh

darah mengalami penyempitan. Jika hal ini terjadi maka suplai O2 dan

nutrisi akan berkurang kejaringan dan terjadilah infark pada jaringan yang

dituju, apabila mengenai pembuluh darah perifer akan menimbulkan efek

penurunan sensasi sehingga akan terjadi gangrene ekstremitas bila terjadi

trauma. Dan jika terjadi pada arteri jantung akan menyebabkan angina

pectoris dan akut miokard imfark.

3 ) Sistem pencernaan

Defisiensi insulin menyebabkan kegagalan dalam pemasukan

glukosa kejaringan sehingga sel-sel kekurangan glukosa. Proses

kekurangan glukosa intra sel menimbulkan :

Peningkatan penggunan protein dan glukogen oleh jaringan sehingga

menyebabkan penurunan berat badan.

Pembongkaran lemak dan cadangan protein untuk memenuhi

kebutuhan metabolisme. Hal ini akan diperberat oleh peningkatan

sekresi asam lambung sehingga menimbulkan perasaan mual, muntah.

Peningkatan transport glukosa untuk proses metabolisme. Penurunan

penggunaan dan aktivitas glukosa dalam sel akan merangsang pusat

makan dibagian lateral hypothalamus, sehingga timbul peningkatan

perasaan lapar ( poliphagi )

4 ) Sistem perkemihan

Kekurangan pemasukan glukosa kedalam sel menyebabkan

peningkatan volume extra sel sehingga terjadi peningkatan osmolalitas sel

yang akan merangsang hypothalamus untuk mengsekresikan ADH dan

13

Page 14: Askep NIDDM

merangsang pusat haus di bagian lateral. Pada fase ini klien akan

merasakan haus dan penurunan produksi urine sehingga volume cairan

extra sel bertambah. Peningkatan volume cairan akan menyebabkan

konsentrasi extra sel menurun sehingga cairan intra sel menurun.

Penurunan volume intra sel merangsang volume reseptor diHipothalamus

untuk menekan sekresi ADH sehingga terjadi peningkatan kadar gula

darah melebihi ambang ginjal. Diuresis osmotic akan mempercepat

pengisian vesika urinaria sehingga merangsang keinginan berkemih

( poliuri ) dan kondisi ini bertambah pada mlam hari karena terjadi

vasokonstriksi akibat penurunan suhu sehingga timbul nokturi. Selain itu

gangguan system perkemihan juga terjadi akibat adanya kerusakan ginjal (

netropati ) hal ini disebabkan adanya penurunan perfusi kedaerah ginjal.

Gangguan ini dapat berdampak :

Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

Gangguan pola eliminasi BAK

Perubahan pola istirahat tidur

5 ) Sistem Muskuloskeletal

Defisiensi insulin menghambat transportasi glukosa kesel-sel

dalam jaringan tubuh yang menyebabkan sel kelaparan dan terjadi

peningkatan glukosa dalam darah menyebabkan hambatan dalam perfusi

ke jaringan yang mengakibatkan jaringan kurang mendapat O2 dan nutrisi.

Penurunan transport glukosa kesel dan penurunan O2 dan nutrisi kesel

menyebabkan sel kekurangan bahan untuk metabolisme sehingga energi

yang dihasilkan berkurang yang berdampak timbulnya kelemahan. Selain

itu defisiensi insulin menyebabkan penurunan jumlah sintesa glikogen

dalam otot serta peningkatan metabolisme protein yang berguna untuk

pertumbuhan sel-sel tubuh.

Dampak terhadap kebutuhan dasar manusia :

Gangguan pemenuhan aktivitas

Resiko terjadi kecelakaan

14

Page 15: Askep NIDDM

6 ) Sistem Integumen

Defisiensi insulin dapat berdampak pada integritas kulit yang bisa

disebabkan oleh neuropati diabetes dan angiopati diabetes , angiopati

diabetes akan menyebabkan peurunan sensasi sehingga pengontrolan

terhadap trauma mekanis, termis dan kimia menurun, hal ini akan

memudahkan terkena luka yang mengancam keutuhan kulit sedangkan

teori yang lain mendasari kerusakan kulit adanya kerusakan membrane

basalis yang terjadi akibat adanya penumpukan endapan lipoprotein

sehingga menyebabkan kebocoran protein dan butir-butir darah.

Pertahanan dan perfusi jaringan menurun dengan akibat kulit mudah

infeksi, luka sukar sembuh, mudah selulit gangrene. Dampaknya :

Gangguan rasa nyaman nyeri dan gatal

Gangguan integritas kulit

Gangguan konsep diri

7 ) Sistem Persyarafan

Defisiensi insulin menumbulkan hambatan, pemasukan glukosa

kedalam sel termasuk sel-sel syaraf, sehingga mengganggu proses

metabolisme sel syaraf. Akibat kekurangan glukosa sebagai bahan

metabolisme maka sel akan menggunakan cadangan protein. Hal ini

mengakibatkan sel kekurangan protein, akan mempengaruhi pembentukan

myelin yang berfungsi untuk menghantarkan impuls pada akson, selain itu

akan menyebabkan kerusakan akson tidak dapat mengantarkan impuls

dengan sempurna selain kekurangan protein, kegagalan metabolisme sel

saraf dapat menyebabkan hambatan dalam konduksi saraf dan polarisasi

membrane akibat penurunan ATP. Perubahan-perubahan diatas

menyebabkan gangguan polineropatik perifer yang ditandai kurangnya

sensasi apda ujung-ujung ekstremitas bawah.

Dampaknya :

15

Page 16: Askep NIDDM

Potensial terjadi kecelakaan

Resiko terjadi infeksi

8 ) Sistem Reproduksi

Defisiensi insulin dapat menyebabkan terjadinya impotensi pada

laki-laki dan penurunan libido pada wanita. Hal ini disebabkan oleh

adanya hambatan pengikatan ekstra diar pada gugus protein akibat

kegagalan metabolisme protein. Pada wanita sering juga terdapat keluhan

keputihan disebabkan infeksi kandida.

Dampaknya :

Gangguan

pemenuhan kebutuhan seksual

9 ) Sistem Pancaindra

Hiperglikemi akan mengakibatkan penumpukan kadar glukosa

pada sel dan jaringan tertentu yang dapat mentranspor glikosa tanpa

memerlukan insulin, glukosa yang berlebihan ini tidak bermetabolisme

habis secara normal melalui glukolisis tetapi sebagian dengan pertolongan

enzim aldose reduktase atau diubah menjadi sorbitol. Sorbitol akan

bertumpuk dalam jaringan / sel tersebut, sehingga menyebabkan

kerusakan dan perubahan fungsi. Teori ini mendasari kelainan diabetes

mellitus pada mata dengan adanya retinopati, selain itu pada penderita DM

bisa ditemukan adanya katarak, hal ini disebabkan pengendapan

lipoprotein pada lensa mata, kelainan ini berdampak :

Gangguan penurunan sensori ; penglihatan

Resiko terhadap cedera

b. Dampak terhadap psikologis

Klien yang mengalami defisiensi yang kronik akan mempengaruhi

psikologisnya, respon psikologis bervariasi tergantung koping yang dimiliki

klien. Umumnya klien merasa bosan denagn program pengobatan yang lama

serta harus menyesuaikan denagn pembatasan- pembatasan makanan yang

diberikan.

16

Page 17: Askep NIDDM

c. Dampak terhadap social

Dari keterbatasan makanan, kelemahan tubuhnya dalam melaksanakan

aktivitas dan penampilan keadaan tubuhnya pada klien dengan gangguan

defisiensi ini akan mengakibatkan klien untuk menarik diri dan mengurangi

interaksi social.

d. Dampak terhadap Spiritual

Pada klien yang mengalami DM akan merasa bosan pada program

pengobatan dan pembatasan makanan yang diberikan serta ketidak berdayaan

akibat kelemahan tubuhnya maka dapat mengakibatkan klien menjadi putus

asa tidak semangat untuk hidup.

B. Konsep Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang

bertujuan untuk mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat

mengidentifikasi, mengenali masalah-masalah kebutuhan kesehatan dan

keperawatan pasien baik fisik, mental, social dan lingkungan ( Nasrul Efendi

1995 : 19 )

Langkah- langkah pengkajian meliputi :

a. Pengumpulan data

1 ) Identitas

a) Identitas klien yaitu :

Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, suku

bangsa, status marital, nomor medrek, tanggal masuk RS dan alamat.

b) Identitas penanggung jawab

Nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, hubungan

dengan klien.

2) Riwayat kesehatan

17

Page 18: Askep NIDDM

a) Keluhan utama yang sering dirasakan pada klien dengan gangguan

kebutuhan metabolisme akan didapatkan keluhan sering kencing,

banyak minum, berat badan menurun, badan terasa lemah.

b. Riwayat kesehatan sekarang

Kaji tentang proses perjalanan penyakit sampai timbulnya keluhan,

factor apa yang memperberat dan memperingan keluhan, kwalitas dari

keluhan dan bagaimana cara klien menggambarkan apa yang

dirasakan, daerah terasanya keluhan, semuanya digambarkan dengan

PQRST.

c. Riwayat kesehatan dahulu

Kaji tentang penyakit-penyakit yang pernah dialami klien sebelumnya

dengan penyakit keturunan serta kebiasaan gaya hidup, misalnya pola

makan.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama

dengan klien

3) Pemeriksaan fisik

a. Sistem pencernaan

Pada umumnya respirasi normal kecuali bila terjadi ketoasidosis dan

akan didapat irama nafas dalam, cepat dan berbau acetone

b. Sistem kardiovaskular

Pada kondisi tertentu dapat ditemukan riwayat hipertensi, terdapat luka

pada kaki, penyembuhan lambat, perubahan tekanan darah, tachikardi,

tekanan vena jugularis meningkat, terjadi atherosclerosis yang dapat

terbentuk baik pembuluh darah besar maupun kecil.

c. Sistem pencernaan

Biasanya ditemukan perasaan mual, konstipasi, atau banyak makan

karena merasa lapar, banyak minum karena penurunan berat badan.

d. Sistem perkemihan

18

Page 19: Askep NIDDM

Pada kondisi tertentu adanya perubahan pola BAK, perut tegang /

adanya diare, urine pekat, urine keruh dan berbau aseton.

e. Sistem endokrin

Pada umumnya akan didapatkan perubahan pada bentuk muka ( moon

face ) kelenjar tyroid membesar, cepat lelah, hasil laboratorium gula

darah meningkat.

f. Sistem muskuloskeletal

Pada kondisi tertentu dapat ditemukan adanya rasa lemas, letih,

kesulitan dalam pergerakan, kram otot, penurunan tonus otot yang

mengakibatkan sulit melakukan aktivitas dan adanya luka pada kaki.

g. Sistem integumen

Akan didapatkan keluhan gatal-gatal, turgor menurun, lecet atau luka,

warna kulit menjadi hitam, adanya penurunan suhu tubuh, kulit kering.

4 ) Data psikososial

Pengkajian perlu diarahkan pada tanggapan klien terhadap penyakitnya,

apakah ada perasaan khawatir, cemas, takut juga konsep diri atau body

image serta bagaimana sosialisasi dengan lingkungannya.

5 ) Data spiritual

Bagaimana pandangan klien atau keyakinan klien terhadap sakit / penyakit

yang dideritanya diakitkan dengan kepercayaan agama yang dianut dan

bagaiman a ketaatan klien untuk menjalankan kewajibannya pada agama

selama sakit.

6 ) Pemeriksaan diagnostic

Pada penemuan data laboratorium akan didapatkan adanya :

Gula darah meningkat 100-200 mg /dl

Aseton plasma ( keton ) 1 : positif secara mencolok

Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol mengalami peningkatan

Elektrolit :

Natrium : mungkin normal, meningkat atau menurun

Kalium : normal atau peningkatan

19

Page 20: Askep NIDDM

Trombosit : hematokrit mungkin meningkat ( dehidrasi )

Ureum / kreatinin : meningkat / normal

2. Diagnosa keperawatan dan Rencana keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah hasil kesimpulan berdasarkan data yang

telah disimpulkan dengan respon klien terhadap masalah yang dihadapi.

Perencanaan adalah kegiatan yang direncanakan perawat dalam membantu klien

memecahkan masalah yang dihadapinya. Dimana perencanaan terdiri dari tujuan,

intervensi dan rasional.

Berikut ini beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada

penderita dengan gangguan system endokrin berhubungan dengan defisiensi

insulin.

a. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan :

Diuresis osmotik ( dari hiperglikemi )

Kehilangan gastric berlebihan : diare, muntah

Tujuan

1 ) Jangka panjang : diharapkan hidrasi klien adekuat

2 ) Jangka pendek : diharapkan intake dan output seimbang

Kriteria evaluasi : hidrasi adekuat, dibuktikan oleh tanda vital stabil, nadi

perifer dappat diraba, turgor kulit dan pengisian kapiler baik, haluan urine

tepat secara individu dan kadar elektrolit dalam batas normal.

Intervensi Rasional

Dapatkan riwayat klien orang terdekat

sehubungan dengan lamanya /

intensitas dari gejala seperti muntah,

pengeluaran urine yang sangat

berlebihan

Pantau tanda-tanda vital, catat ada

perubahan ortostatik

Membantu dalam memperkirakan

kekurangan volume total. Tanda dan

gejala mungkin sudah ada pada

beberapa waktu sebelumnya

Hipovolemi dapat dimanifestasikan

oleh hiotensi dan tachikardi

20

Page 21: Askep NIDDM

Pantau pola nafas seperti adanya

pernafasan kusmaul atau pernafasan

yang berbau keton

Frekwensi dan kwalitas pernafasan

penggunaan otot Bantu pernafasan dan

adanya periode apnoe dan munculnya

sianosis

Observasi suhu, warna kulit atau

kelembabannya

Kolaborasi therapy cairan sesuai

dengan indikasi

Pantau pemasukan dan catat berat jenis

urine

Catat hal-hal seperti mual, nyeri

abdomen, muntah dan distensi lambung

Paru-paru mengeluarkan asam

karbonat melalui pernafasan yang

menghasilkan kompensasi alkalosis

Koreksi hiperglikemi dan asidois akan

menyebabkan pola dan frekwensi

pernafasan mendekati normal

Meskipun demam, menggigil dan

diaporesis merupakan hal umum

terjadinya infeksi, demam dengan kulit

kemerahan, kering mungkin sebagai

cerminan dari dehidrasi

Tipe dan jumlah cairan tergantung

pada derajat kekurangan caran dan

respon pasien secara individual

Memberikan perkiraan kebutuhan akan

cairan pengganti fungsi ginjal dan

keefektivan dan therapy yang

diberikan

Kekurangan cairan dan elektrolit

mengubah motilitas lambung yang

seringkali akan menimbulkan muntah

dan secara potensial akan

menimbulkan kekurangan cairan atau

elektrolit

b. Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan :

Ketidak cukupan insulin ( penurunan ambilan dan penggunaan glukosa

oleh jaringan mengakibatkan peningakatan metabolisme protein / lemak.

21

Page 22: Askep NIDDM

Penurunan masukan oral, anoreksia, mual munatah, lambung penuh, nyeri

abdomen, perubahan kesadaran.

Tujuan :

1 ) Jangka panjang : kebutuhan nutrisi terpenuhi

2 ) Jangka pendek : Asupan nutrisi adekuat

Kriteria evaluasi : - mencerna jumlah kalori nutrisi yang tepat

- Nilai pemeriksaan laboratorium normal

- Menunjukkan tingkat energi biasanya

Intervensi Rasional

Timbang BB setiap hari atau sesuai

indikasi

Tentkan program diet dan pola makan

pasien dan bandingkan dengan yang

dapat dihabiskan pasien

Libatkan keluarga klien pada

perencanaaan makan sesuai indikasi

Observasi tanda-tanda hipoglikemi

seperti perubahan tingkat kesadaran,

kulit lembab atau dingin, denyut nadi

cepat, lapar, peka rangsang

Berikan therapy insulin secara teratur

Pantau pemeriksaan laboratorium

Mengkaji pemasukan makanan yang

adekuat

Mengidentifikasi kekurangan dan

penyimpanan dari kebutuhan

therapeutic

Memberikan informasi pada keluarga

untuk memahami kebutuhan nutrisi

klien

Karena metabolisme karbohidrat mulai

terjadi, gula darah akan berkurang

Sangat bermanfaat dalam perhitungan

dan penyesuaian diet untuk memenuhi

kebutuhan nutrisi sementara insulin

tetap diberikan sehingga hipoglikemi

dapat terjadi

Insulin regular memiliki awitan cepat

dan karenanya dengan cepat pula dapat

membantu memisahkan glukosa

kedalam sel.

Gula darah akan menurun perlahan

22

Page 23: Askep NIDDM

seperti : glukosa darah, aseton, pH dan

HCO3

Lakukan konsultasi dengan ahli gizi

dengan penggantian cairan dan therapy

insulin terkontrol

Sangat bermanfaat dalam perhitungan

dan penyesuian diet untuk memenuhi

kebutuhsn nutrisi

c. Kelelahan berhubungan dengan

Penurunana produksi energi metabulik

Perubahan kimia darah, insupisiensi insulin

Peningkanan kebutuhan energi ; status hipermetabolik infeksi

Tujuan

1) Jangka panjang : Klien lebih segar

2) Jangka pendek : Klien mampu memperlihatkan kemampuan untuk ikut

serta dalam aktifitas

Kriteria evaluasi

Mengungkapkan peningkatan energi

Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam aktifitas

yang diinginkan

INTERVENSI RASIONAL

Diskusikan dengan klien kebutuhan

akan aktivitas buat jadwal perencanaan

dengan klien dan identifikasikan

aktivitas yang menimbulkan kelelahan

Berikan aktivitras alternatif dengan

periode istirahat yang cukup tanpa

gangguan

Pantau nadi, frekuensi peernapasan dan

Pendidikan dapat memberikan

motivasi untuk meningkatkan tingkat

aktifitas meskipun pasien mungkin

sangat lemah

Mencegah kelelahan yang berlebihan

Mengidentifikasi tingkat aktivitas yang

23

Page 24: Askep NIDDM

tekanan darah sebelum/sesudah

melakukan aktifitas

Diskusikan dengan cara menghemat

kalori selama mandi, berpindah tampat

dan sebagainya

Tingkatkan partisipasi klien dalam

melukan aktivitas sehari-hari sesuai

dengan yang dapat ditoleransi

dapat ditoleransi secara fisiologis

Klien akan lebih banyak melakukan

kegiatan dengan penurunana

kebutuhan akan energi pada setiap

kegiatan

Meningkatkan kepercayaaan diri yang

positif sesauai dengan tingkat aktivitas

yang dapat ditoleransi

d. Perubahan sensasi-perseptual (uraian) resiko tinggio terhadap

Perubahan kimia endogen ; ketidak seimbangan glukosa/insulin dan atau

elektrolit

Tujuan

1) Jangka panjang : Kecelakaan pada klien dapat dihindari

2) Jangka pendek : Klien mampu mencapai tingkat/status mental biasa atau

normal

Kriteria evaluasi ;

Mempertahankan tingkat mental biasanya

Mengenal dan mengkompensasika adanya kerusakan sensori

INTERVENSI RASIONAL

Pantau tanda-tanda vital dan status

mental

Pelihara aktivitas nutrisi klien

sekonsisten mungkin dorong unutkj

melakukan sehari-hari sesuai

Sebagai dasar untuk membandingkan

temuan abnormal, seperti suhu yang

meningkat dapat mempengaruhi fungsi

mental

Membantu memelihara klien tetap

berhubungan dengan realitas dan

mempertahankan orientasi pada

24

Page 25: Askep NIDDM

kemampuannya

Selidiki adanya keluhan parestesia

nyeri atau kehilangan sensorik pada

paha/kaki

Lihat adanya ulkus, tempat-tempat

tertekan denyut nadiperiter

Berikan tempat tidur yang lembut,

pelihara kehangatan kaki, tangan,

hindari terpajan terhadap air panas atau

dingin atau penggunaan

bantalan/pemanas

Bantu klien dalam ambulasi atau

perubahan posisi

Pantau nilai laboratorium seperti ;

glukosa darah, osmolalitas darah,

hemoglobin, ureum, kreatinin

lingkungan

Neuropati perifer dapat mengakibatkan

rasa tidak nyaman yang berat,

kelihangan sensasi sentuhan distorsi

mempunyai resiko tinggi terhadap

kerusakan kulit dan gangguan

keseimbangan

Meningklatkan rasa nyaman dan

kemungkiana kulit karena panas

Meningtkatkan rasa nyaman dan

menurunkan kemungkinan kerusakan

kulit karena panas

Meningkatkan keamanan klien

terutama kekika kesimbangan

dipengaruhi

Kesimbangan nilai laboratorium dapat

menilai fungsi mental

e. Ketidak berdayaan berhubungan dengan

Penyakit jangka panjang

Ketergantungan pada orang lain

Tujuan

1) Jangka panjang : Klien mendemontrasikan kemajuan kearah penerimaan

diri dalam situasi yang ada

2) Jangka pendek : Klien mampu mengungkapkan pernyataan positif

tentang dirinya

25

Page 26: Askep NIDDM

Kriteria eavaluasi

Mengalami putus asa

Mengidentifikasikan cara-cara sehat untuk menghadapi perasaan

Membantu dalam merencanakan perawatan sendiri dan secara mandiri

mengambil tanggung jawab untuk aktivasi perawatan diri

INTERVENSI RASIONAL

Anjurkan klien/keluarga untuk

mengekpresikan perasaannya tentang

perawatan di rumah sakit dan

penyakitnya secara keseluruhan

Akui normalitas dari perasaan

Berikan kesempatan keluarga untuk

mengekpresikan perhatiannya dan

diskusikan cara meraka membantu

sepenuhnya terhadap klien

Tentukan tujuan/harapan dari klien atau

keluarga

Berikan dukungan kepada klien untuk

berperan diri sendiri dan berikan umpan

balik aktif dengan usaha yang

dilakukan

Mengidentifikasi area perhatiannya

cara memudahakan memecehkan

masalah

Pengenalan bahwa reaksi normal dapat

membentu klien untuk memecahkan

masalah dan mencari bantuan sesuai

kebutuhan

Menentukan perasaan terlibat dan

memberikan kesempatan keluarga

untuk membantu mencegah (kambuh

penyakit) pada klien

Harapan yang tidak realitis atau

adanya dari orang lain atau diri sendiri

dapat mengakibatkan perasaaan

frustasi

Meningakatkan perasaan kontrol

terhadap situasi

f. Resiko tinggi terhadap penatalaksanaan pemeliharaan di rumah berhubungan

dengan

26

Page 27: Askep NIDDM

Kurangnya pengetahuan tantang kondisi dan penetalaksanaan terapeutik

Sistem pendukung kurang adekuat

Tujuan

1) Jangka panjang

Klien memperlihatkan keinginan untuk mematuhi rencana pemeliharaan di rumah

sakit sesuai dengan yang ditentukan

2) Jangka pendek

Klien mengetahui tentang kondisi pelaksanaan terapeutik

Kriteria evaluasi

Pengertian tentang keadaan klien dan rencana perawatannya yang

disampaikan dengan lisan

Melaksanakan keterampilan pemeliharaan kesehatan secara benar

Mengerti tentang hubungan antara keadaan skit dan pengobatan yang

disampaikan secara lisan

Mengungkapkan kepuasan dengan rencana pemeliharaan dirumah

INTERVENSI RASIONAL

Pertahankan klien mendapat informasi

tentang hasil glukosa darah, jelaskan

makna hasil dalam hubunan dengan

terapi

Ajarkan perawatan kaki yang tepat

Bantu dalam perencanaan program

latihan reguler yang dapat dengan

mudah dikerjakan dalam rutinitas

harian, jelaskan keuntungan dari latihan

Untuk mendorong klien terlibat dalam

melaksanakan tanggung jawab untuk

perawatan diri

Untuk mempertahankan integritas kulit

dan menurunkan resiko amputasi

Untuk alasan yang tidak jelas latihan

memudahakan ambilan seluler dan

glukosa sehingga menurunkan kadar

glukosa darah, juga memudahkan

penurunan berat badan dan

menurunkan resiko arterosklerosis

27

Page 28: Askep NIDDM

Tentukan tujuan harapan dari klien atau

keluarga

Jelaskan dasar gejala-gejala

hipoglikemi akibat dari stimulasi sistem

syaraf simpatis dalam respon terhadap

penurunana glukosa adalah sumber

energi utama untuk otak

Ajarkan klien tentang faktor-faktor

yang diketahui menyebabkan

hipoglikemi masukan makana tak

adekuat, kelebihan insulin, menekankan

pentingnya makan tiga kali sehari

Hipoglikemi adalah masalah umum

yang dapat diatasi berkenaan dengan

terapi insulin dan hipoglikemi oral,

dibiarkan tak teratasi dapat

menyebabkan kejang, koma dan

kematian

Makin banyak klien memahami

kondisi mereka dan dapat

mengantisipasi potensial masalah,

makin mungkin mereka memahami

program terapeutik

Untuk meminimalkan resiko episodr

hipoglikemi

g. Infeksi, resiko tinggi terhadap (sepsis) berhubunga dengan

Kadar gluko tinggi penurunan fungsi leukosit, perubahan pada sirkulasi

Infeksi pernafasan yang ada sebelumnya atau ISK

Tujuan

1) Jangka panjang : Integritas kulit dapat dipertahankan

2) Jangka pendek

Keadaan kulit tetap utuh pada daerah yang mengalami gangguan dengan

kriteria ;

o Kulit yang mengalami lesi tetap bersih dan memperlihatkan tanda-tanda

penyembuhan

o Pasien/orang terdekat mempertahankan perawatan kulit yang tepat

o Sirkulasi ke integumen adekuat

28

Page 29: Askep NIDDM

Kriteria evaluasi

Mengidentifikasikan intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko infeksi

Mendemontrasikan tehnik, perubahan gaya hidup untukmmencegah terjadinya

infeksi

INTERVENSI RASIONAL

Observasi tanda-tanda infeksi dan

peradangan seperti demam, kemerahan,

adanya pus pada luka, sputum purulen,

urine warna keruh atau berkabut

Tingkatkan upaya pencegah dengan

melakukan cuci tangan yang baik pada

semua orang yang berhubungan dengan

klien termasuk klien sendiri

Pertahankan tehnik aseptik pada

prosedur invasif, pemberian abat

intravenadan memberikan perawatan

pemeliharaan lakukan pengobatan

melalui IV sesuai indikasi

Berikan perawatan kulit dengan teratur

dan sungguh-sungguh masase daerah

tulang tetap kering, linen dan tetap

kencang

Anjurkan untuk makan dan minum

adekuat (pemasukan makanan dan

cairan yang adekuat) kira-kira

3000ml/hari jika tidak ada kontra

indikasi

Klien mungkin masuk dengan infeksi

yang biasanya telah mencetuskan

keadaan ketoasidosis atau dapat

mengalami infeksi nosokomial

Kadar glukosa yang tinggi dalam darah

menjadi media terbaik bagi

pertumbuhan kuman

Kadar glukosa yang tinggi dalam darah

akan menjadi media terbaik bagi

pertumbuhan kuman

Sirkulasi perifer bisa terganggu yang

menempatkan klien pada peningkatkan

resiko terjadinya kerusakan pada

kulit/iritasi kulit dan infeksi

Menurunkan kemungkian terjadinya

infeksi, meningkatkan aliran urin

untuk mencegah urine statis dan

membantu dalam mempertahankan

pH/keasaman urine yang menurunkan

pertumbuhan bakteri dan

mengeluarkan organisme dari sistem

29

Page 30: Askep NIDDM

Berikan obat antibiotik yang sesuai

organ tersebut

Penangan awal dapat membantu

mencegah timbulnya sepsis

3. Pelaksanaan (implementasi)

Implementasi merupakan kegiatan yang dilakukan perawatan atau klien

dalam mencegah penyakit atau komplikasi, meningkatkan, mempertahankan atau

memperbaiki kesehatannya. Kegiatan pelaksanaan meliputi ;

a. Melakukan aktivitas langsung klien

b. Membantu klien untuk melakukan aktivitas

c. Mensupervisi klien / keluarga ketika melakukan aktivitas sendiri

d. Memberikan konseling pada klien/ keluarga dalam menentukan pilihannya

mencari, menggunakan sumber-sumber yang tersedia

e. Mengajarkan klien atau mengkaji keluarga tentang perawatan kesehatan

f. Membantu atau mengkaji adanya komplikasi dari penyakit

4. Evaluasi

Selam tahap ini akan ditentukan perencanaan yang telah ditetapka berhasil

baik. Dinilai berhasil apabila tujuan dan perancanaan telah tercapai, disamping

itu juga membantu untuk memperbaiki perencanaan tujuan dan mengkaji faktor-

faktor yang dapat mempengaruhi perencanaan, tujuan dan kriteria.

30

Page 31: Askep NIDDM

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian

1. Pengumpulan data

a. Identitas klien

Nama : Ny I

Umur : 60 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Kawin

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Suku : Sunda / Indonesia

Tanggal masuk : 5 Desember 2003

Tanggal pengkajian : 10 Desember 2003

No. medrek : 0321088

Dioagnosa medis : NIDDM dengan gangren pedis sinestra

Alamat : Kp Ibun no 35 Paseh Majalaya

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. A

Umur : 30 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Status : Kawin

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Agama : Islam

Hubungan dengan klien : Anak

Alamat : sda

31

Page 32: Askep NIDDM

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama

Klien mengeluh ada luka di kaki kiri sukar sembuh

b. Riwayat kesehatan sekarang

Sejak ± 1 minggu sebelum masuk rumah sakit klien merasa timbul luka pada

kaki kiri yang telah di amputasi, kulit berwarna kemerahan dan nyeri dari luka

keluar nanah. Kemudian klien berobat ke rumah sakit Hasan Sadikin lalu diberi

obat cepril 2 x 500 mg dan BC 2x 1 tab. Tapi luka tidak ada perubahan dan

berbau, nanah bertambah sehingga klien berobat lagi ke rumah sakit Hasan

sadikin dan dianjurkan untuk di rawat.

Pada saat di kaji klien mengeluh luka tidak sembuh di daerah bekas operasi

amputasi pada kaki kiri. Luka bernanah dan bau berkurang setelah dilakukan

perawatan ganti balutan, luka terlokalisasi di daerah ujung belakang daerah

amputasi kaki kiri. Adanya luka membuat aktivitas klien terganggu

c. Riwayat kesehatan dahulu

Klien mengatakan dirinya menderi kencing manis sejak tahun 1978 dan

dinyatakan menderitarhematik sejak tahun 1995, klien menjalani operasi amputasi

kaki kiri pada tahun 1999. Klien sudah tiga kali dirawat dirumah sakit,

terakhirbulan februari 2002 dengan penyakit yang sama. Klien mengatakan

selama menderiata kencing manis makanannya tidak teratur, diet di lakukan bila

gula darahnya tinggi. Klien juga mengatakan tidak melakukan pengobatan secara

tidak teratur, hanya bila ada yang terasa saja kllien mengkonsumsi obat-obatan

tradisional/jamu. Jamu hasil racikan sendiri seperti mengkudu, klien juga suka

menunda makan setelah di suntik insulin, tidak langsung makan..

d. Riwayat kesehatan keluarga

Menurut pengakuan klien di dalam keluargannya yang menderita kencing

manis adalah klien dan ibunya yang sudah meninggal. Penyakit lainnya tidak ada.

32

Page 33: Askep NIDDM

3. Pemeriksaan fisik

a. Sistem pernafasan

Hidung tamapk bersih, tidak terdapat secret, septum nasi berada di tengah,

tidak terdapat pernafasan cuping hidung, bentuk dada tidak ada kelainan, tidak

terdapat nyeri takan, tidak terdapat benjolan, frekuensi nafas 25 x/menit, vokal

premitus kiri dan kanan sama, terdengar resonsn saat perkusi irama napas reguler,

suara napas vesikuler tidar terdapat suara tambahan seperti ronchi dan wheezing,

tidak terdapat retraksi tambahan otot-otot pernapasan

b. Sistem kardiovaskuler

Konjunctiva berwarna merah muda, tidak terdapat pemebesaran kelenjar getah

bening tidak sianosis, tidak terdapat distensi vena jugularis, palpasi nadi 80

x/menit, tekanan darah 160/90 mmhg. Bunyi jantung S1-S2 murni reguler tidak

ada refil time dalam 3 detik, klien mengeluh baal-baal pada ekstremitas, akral di

kaki dingin.

c. Sistem pencernaan

Sklera tidak iktetik, mulut bersih tidak berbau, bibir lembab, stomatis idak ada

lagiada, gigi sudah tidak utuh, keadaan bersih agak kekuningan, gusi tidak ada

perdarahan, tonsilk tidak meradang kemampuan mengunyah baik, kemampuan

menelan baik, napsu makan baik, bentuk abdomen datar lembut. Bising usus 10

x/menit, tidak terdapat nyeri tekan, tidak teraba masa pada abdomen hepar tidak

membesar, porsi makan habis diat 1500 kalori, berat badan sebelum sakit 65 kg,

sesudah sakit 47 kg, lingkar lengan atas 26 cm, klien terpasang infus martos 20

gtt/m perhasri, minum ± 1200 cc/hari

d. Sistem Persyarafan

Kesadaran composmentis, klien mampu berorientasi terhadap tempat, waktu

dan orang. Klien dapat menjelaskan kejadian nmasa lalu sebelum dibawa ke RS.

33

Page 34: Askep NIDDM

Klien dapat merasakan panas dan dingin pada ekstremitas bawah, sensasi sulit

dirasakan, klien mengatakan merasa baal – baal dan kesemutan.

Nervus Kranial

Nervus I ( Olfaktorius )

Fungsi penciuman baik, klien dapat membedakan bau kayu putih dan baun

kopi

Nervus II ( Optikus )

Klien dapat membaca koran yang berhurup besar pada jarak ± 30 cm tanpa

bantuan kacamata

Nervus III, IV, VI ( Okulomotorius, Troklearis, Abdusen )

Pupil mengecil ketika terkena cahaya, ukuran pupil isokor 4 mm, bola mata

dapat digerakkan kekiri dan kekanan keatas dan kebawah, mata dapat

memutar, lapang pandang terbatas hanya pada sudut 120 0 ( kiri 30 0, kanan

30 0 )

Nervus V ( Trigeminus )

Kemampuan untuk mengunyah baik

Nervus VII ( fasialis )

Klien dapat tersenyum, mengerutkan kening, mengngkat alis dan merasakan

rasa asin, manis dan pahit

Nervus VIII ( Auditorius )

Pendengaran klien baik terbukti klien dapat mendengarkan pertanyaan

perawat dalam jarak 15 cm

Nervus IX dan X ( Glassofaringeus dan Vagus )

Ovula ada ditengah, reflek menelan dan mengecap baik

Nervus XI ( Assesorius )

Klien dapat mengangkat kepala dan bahu

Nervus XII ( Hipoglosus )

Posisi lidah simetris, lidah dapat digerakkan dengan bebas

34

Page 35: Askep NIDDM

e. Sistem Perkemihan

Keadaan bersih, tidak terpasang kateter, BAK lancar, warna urine kuning

jernih, jumlah urine ± 1600 cc / hari, ginjal tidak teraba, tidak terdapat distensi

kandung kemih, genitalia tampak bersih dan tidak ada sekret

f. Sistem Muskuloskeletal

Ekstremitas atas kanan dan kiri simetris, rentang gerak terganggu pada tangan

kiri terpasang infus, odema tidak ada, terdapat kontraktur pada jari-jari tangan

sejak ± 5 tahun yang lalu, kekuatan otot 5 5

Ekstremitas bawah pada pergelangan kaki kiri post operasi amputasi tahun

1999 dan terdapat ulkus dengan ukuran 2x3x1 cm dan 2x2x1 cm, pus masih ada

dan berbau, luka tertutup kain kasa steril, klien mengeluh aktivitasnya terganggu

dan klien merasa cepat lelah, kuku kaki jari kanan panjang tapi bersih.

g. Sistem Endokrin

Klien dinyatakan menderita NIDDM, klien mengatakan merasa haus dan lapar

meskipun sudah banyak makan dan minum. Klien juga sering buang air kecil dan

merasa berat badannya berkurang. Sebelumnya BB 65 kgdan sekarang 47 kg,

sering kesemutan pada daerah ekstremitas. Gual darah turun naik mencapai 207

mg dan turun mencapai 58 mg, obat yang dipakai sekarang Humulin R 10- u 10 u-

10 u , klien juga mengatakan bila telah disuntik insulin tidak langsung makan

sehingga terasa gemetar, berkeringat dan le,mas. Pada saat dikaji insulin distop

karena gula darh turun dari 211 mg menjadi 58 mg, klien lemas, berkeringat dan

merasa lapar.

h. Sistem integumen

Keadaan kulit kepala bersih, tidak berketombe, tidak ada lesi benjolan dan

nyeri, kulit kepala kotor dan lembab, berkeringat, turgor kulit baikditandai kulit

cepat kembali saat dicubit, akral pada ekstremitas bawah dingin dan kering,

35

Page 36: Askep NIDDM

tekstur kulit kenyal, warna kulit sawo matang, suhu 36, 8 0C, sensifitas baik klien

dapat merasakan tumpul dan tajam.

4. Data Psikologis

Penampilan

Klien tampak tenang, bicara cukup jelas

Emosi

Klien dapat mengendaliakn emosi dengan stabil

Koping

Bila klien mengalami kesulitan selalu dibicarakan dengan suami dan anak-

anaknya, permasalahan diselesaikan dengan cara musyawarah.

Penerimaan terhadap penyakitnya

Pada saat ditanya tentang penyakitnuya klien mengatakan bahwa dirinya

menderita penyakit DM dan gangren pada kaki kirinya. Klien mengatakan

sudah berobat tapi tidak sembuh –sembuh. Menurut pengakuan klien saat ini

sudah menerima keadaan penyakitnya, apabila penyakit ini tidak bisa

disembuhkan klien hanya berserah diri pada tuhan.

Gambaran diri

Klien mengatakan kehilangan kakinya tidak membuat merasa malu, karena

klien sudah tua.

Identitas diri

Klien mengatakan bahwa dirinya adalah seorang ibu dari 8 orang anak, 5

orang sudah menikah, 3 orang belum menikah. Klien merasa puas sebagai

seorang ibu atau wanita.

Peran diri

Peran diri klien sebagai seorang istri dan ibu dari 8 orang anaknya, 3 orang

yang masih tinggal bersama klien dan belum berkeluarga selama dirumah

sakit klien tidak bisa mengurus anak-anaknya dan membantu mencari nafkah.

Selama di RS kebutuhan klien dibantu oleh perawat dan keluarga. Klien

36

Page 37: Askep NIDDM

mengatakan perannya sebagai istri untuk sementara tidak bisa dilakukannya,

karena klien di rawat

5. Data Sosial

Hubungan klien denagn keluarganya cukup akrab terlihat klien ditunggui

anaknya secara bergantian, hubungan klien dengan petugas baik, klien kooperatif

dalam segala tindakan, orang yang berarti adalah suaminya yang selalu memberi

semangat. Klien tidak aktif dalam organisasi kemasyarakatan, waktu luangnya

dihabiskan dengan membantu berjualan ditokonya.

6. Data Spiritual

Klien seorang muslim yang atat menjalankan ibadah dan mempunyai

keyakinan bahwa poenyakitnya yang sedang dialaminya ini akan sembuh

walaupun perjalanannya lambat dan memerlukan kesabaran dan klien mengatakan

bahwa ini merupakan cobaan dari Allah SWT. Dan yakin Allah memberikan

kekuatan untuk menghadapinya.

7. Data Penunjang

Laboratorium(5/12/03) Hasil Normal Satuan

Hb 9,4 14 -18 gr/dl

Leukosit 6900 5000-10000 /mm3

Ureum 17 15 – 40 mg/dl

Kreatinin 0,6 0,8 – 1,5 mg/dl

Glukosa Puasa 211 70 – 110 mg/dl

Glucosa 2jam pp 111 ≤ 150 mg/dl

Glucosa (siang) 66

Glucosa (sore) 58

Tanggal 6 – 12 – 2003

Glucosa puasa 207 mg/dl

37

Page 38: Askep NIDDM

Glucosa 2 jam pp 263 mg/dl

Radiologi (5-12-03)

Foto pedis kiri

Kesan : Struktur tulang-tulang tibia dan fibula kiri bagian distal masih normal,

tidak tampak destruksi

Tanggal 6 -12 – 2003

Foto pedis L

Kesan : Struktur tulang normal tidak tampak fraktur, sendi-sendi normal

Therapi :

Infus martas 20 Gtt/m/hari

Ceftacid 2 x 1 gr IV

BC 2 x 1 tab

Diet 1500 kalori

Ganti verban 2x sehari

Kompres NaCl 0,9 % + garamicin

Humulin 5 unit -5 unit – 5unit Stop

(gula darah turun 58 mg/dl)

Analisa data

No Data Etiologi Masalah1 DS :

Klien mengeluh luka di kaki kirinya sukah sembuh

DO ; Terdapat luka di kaki kiri Adanya jaringan nekrotik pada

luka Luka tercium bau Terdapat pus

Defisiensi insulin⇩

Hiperglikemi⇩

Penumpukanm sorbital dalam pembuluh darah

⇩Aliran darah perifer

berkurang⇩

Gangguan integritas kulit dan jaringan

38

Page 39: Askep NIDDM

Kulit kering Akral dingin

Jaringan kurang zat makanan

-----------------------Terjadi Kulitmetabolisme mudah anaerob lecet ⇩ ⇩Terasa Perawatanpegal luka takdibadan adekuat ⇩ ⇩Terjadi baal Lukadiektremitas susah sembuh

⇩keutuham kulit dan jaringan terganggu

2 DS Klien mengeluh badannya

lemas Klien mengatkan sudah ± 20

tahun menderita kencing manis Klien mengatakan kakinya

baal-baal kesemutan

DO ; Terdapat bercak kehitaman

padsa kaki Klien nampak lemas Sensori sulit dirasakan pada

ekstremitas bawah

Klien dengan DM dan gangren pada kaki kiri

⇩Defisiensi insulin

⇩Viskositas darah

meningkat⇩

Vaskuler periter tersumbat

⇩Nutrisi dan O2 ke

jaringan tidak adekuat

Resiko injuri

3 DS ; Klien mengatakan menderita

penyakit ± 20 tahun Klien mengatakan setelah

disuntik insulin tidak langsung makan

Klien mengatkan suka minum obat-obatan tradisional racikan sendiri

DO ; Akral dingin dan berkeringat BB sebelum sakit 65 kg,

sesudah sakit 47 kg

Menderita DM ± 20 thn⇩

Kurang informasi tentang penyakit yang

diderita⇩

Berobat, diet dan pencegahan infeksi

kulit tidak teratur, ada luka gangren pada

pedis sinistra⇩

Ketidak efektifan dalam perawatan dan

Kurang pengetahuan tentang NIDDM

39

Page 40: Askep NIDDM

TB : 152 kg Diet 1500 kalori Hasil laboratorium (5-12-03)Glucosa 58 mg/dl

pengobatan⇩

Kurangnya pengetahuan tentang

penyakitnya4 DS ;

Klien mengatakan lemas Klien mengatakan setelah di

suntik insulin tidak langsung makan

Klien mengatakan suka minum obat-obatan tradional racikan sendiri

DO ; Akral dingin dan berkeringat BB sebelum sakit 65 kg,

sesudah sakit 47 kg TB : 152 kg Diet 1500 kalori Hasil laboratorium glucosa 58

mg/dl

Therapi ; humulin di stop

NIDDM⇩

Defisiensi insulin⇩

Ambilan asam amino oleh sel menurun

⇩Glukoneogenesis

⇩Hiperglikemi

⇩Insulin in adekuat

intake nutrisi⇩

Peningkatan kerja insulin dengan

mengikat dirinya pada pada receptor sel

tertentu⇩

Terjadi reaksi interseluler yang

meningkatkan transpor glucosa menebus

membran sel⇩

Hipoglikemi⇩

Gangguan pemenuhan nutrisi

Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi

C. Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas masalah

a) Ganggunan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhab berdasarkan dengan metabolisme karbohidrat tidak efektif akibat defisiensi insulin

b) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan proses penyembuhan luka yang lama akibat DM

40

Page 41: Askep NIDDM

c) Resiko terjadi injuri berhubungan dengan perfusi ke jaringan tidak adekuat akibat hiperglikemi

d) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi

2. Perencanaan3. Pelaksanaan terlampir4. Evaluasi

41