Askep Miokarditis Kelompok 4 New

28
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Myocardium adalah lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan otot jantung yang sangat khusus (Brooker, 2001). Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999). Myocarditis adalah peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002). Terdapat perubahan epidemiologi miokarditis infektif pada saat sekarang yang disebabkan tingkat kesehatan umum yang baik, tingkat kesehatan gigi yang baik, pengobatan yang lebih dini dan penggunaan antibiotic. Insidens miokarditis 10-60 kasus per 1.000.000 penduduk per tahun diseluruh dunia dan cenderung meningkat pada usia lanjut. Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang tepat dan sesegera mungkin karena apabila tidak disegerkan akan mengakibatkan dampak yang fatal. B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana pengkajian klien dengan miokarditis ? 2. Bagaimana analisis data klien dengan miokarditis ?

description

askep miokar

Transcript of Askep Miokarditis Kelompok 4 New

Page 1: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Myocardium adalah lapisan medial dinding jantung yang terdiri atas jaringan

otot jantung yang sangat khusus (Brooker, 2001). Myocarditis adalah peradangan

pada otot jantung atau miokardium. pada umumnya disebabkan oleh penyakit-

penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan

efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999). Myocarditis adalah

peradangan dinding otot jantung yang disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain

sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland, 2002).

Terdapat perubahan epidemiologi miokarditis infektif pada saat sekarang yang

disebabkan tingkat kesehatan umum yang baik, tingkat kesehatan gigi yang baik,

pengobatan yang lebih dini dan penggunaan antibiotic. Insidens miokarditis 10-60

kasus per 1.000.000 penduduk per tahun diseluruh dunia dan cenderung meningkat

pada usia lanjut.

Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang tepat dan sesegera

mungkin karena apabila tidak disegerkan akan mengakibatkan dampak yang fatal.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana pengkajian klien dengan miokarditis ?

2. Bagaimana analisis data klien dengan miokarditis ?

3. Bagaimana prioritas diagnose klien dengan miokarditis ?

4. Bagaimana rencana asuhan keperawatan dengan klien miokarditis ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mengetahui pengkajian klien dengan miokarditis.

2. Mengetahui analisis klien dengan miokarditis.

3. Mengetahui prioritas diagnose klien dengan miokarditis.

4. Mengetahui rencana asuhan keperawatan dengan klien miokarditis.

Page 2: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN SISTEM

KARDIOVASKULER

MIOKARDITIS

Kasus :

Seorang laki-laki berusia 27 tahun datang ke Poli penyakit dalam dengan keluhan nyeri dada,

sesak nafas, lemas, dan sering berdebar-debar. Klien juga mengatakan bahwa sejak 3 minggu

ini mengalami demam disertai batuk dan pilek. Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu 39 C,

TD 100/60 mmHg, RR 30 x/menit. Hasil pemeriksaan lab didapatkan jumlah leukosit

meningkat hingga 23.000/mm3. Hasil chest X-ray menunjukkan adanya kardiomegali dan

kongesti paru.

1. PENGKAJIAN

1. Identitas pasien

Nama : Tn. Zuan

TTL : Pontianak, 17 April 1986

Umur : 27 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Pendidikan : Sarjana

Alamat : JL. A. Yani

Agama : Islam

Suku : Melayu

Pekerjaan : Karyawan swasta

Status perkawinan : Menikah

No. RM :123xxxx

2. Penanggung jawab

Nama : Ny. Ani

Alamat rumah : Jl. A. Yani

Hubungan dg klien : Istri

3. Riwayat kesehatan

Page 3: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

Alasan MRS : Tn. Z (27th) dating ke poli penyakit dalam dengan

keluhan nyeri dada, sesak nafas, lemas dan sering berdebar-debar. Dalam 3

minggu ini juga klien mengatakan bahwa ia demam dengan batuk dan pilek

dengan TTV suhu 39C , TD 100/60 mmHg, RR 30x/menit.

Keluhan utama saat ini : Hari ini tanggal 22 Oktober 2013

dilakukan pengkajian pada Tn. Z dan keluhan utamanya adalah nyeri dada dan

sesak nafas serta demam yang menetap.

Riwayat penyakit sekarang : Miokarditis

Riwayat penyakit dahulu : Demam rematik

Riwayat penyaki keluarga : ayah : hipertensi , ibu : -

4. Genogram

Keterangan :

: sudah meninggal

: laki-laki

: perempuan

Page 4: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

5. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum :

Kesadaran : compos mentis

GCS : ( E: 4 V: 5 M : 4)

TTV : TD 100/60 mmHg, suhu 39C, RR 30x/menit

TB : 160 cm

BB : 70 kg

LL : 25 cm

b. Pengkajian head to toe :

Kepala dan leher

Inspeksi : rambut dan kulit kepala klien tampak bersih, mata

isokor, sclera mata tidak ikterik, conjungtiva anemis, mulut klien agak

berbau, ada caries pada gigi, adanya peradangan pada gusi, terlihat

sulit dalam mengambil nafas, adanya lendir yang keluar dari hidung,

sianosis, tidak terpasang NGT, terpasang oksigen nasal kanul

6L/menit.

Palpasi : rambut klien kering, tidak ada pembesaran kelenjar

tiroid, teraba hangat, JVP 4cm

Perkusi : -

Auskultasi : tidak terdengar bunyi bruit

Thorax

Inspeksi : thorax asimetris, dispneu, iktus cordis terlihat, klien

sering terlihat memegang dada kirinya karena nyeri yang dideritanya

Palpasi : palpitasi, vocal fremitus meningkat, HR 120x/menit,

iktus kordis sukar ditentukan

Perkusi : terdengar bunyi pekak pada bagian, pembesaran pada

batas jantung pada daerah,

Auskultasi : Jantung : bunyi S1 lemah, murmur pada bagaian ?

Paru-paru : bronki.

Abdomen

Inspeksi :bentuk datar, tidak terlihat strie.

Palpasi : tidak teraba distensi.

Perkusi : timpani pada keempat kuadran

Auskultasi :peristaltic usus 12x/menit

Page 5: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

Alat genitalia

Inspeksi :tidak terpasang cateter

Palpasi : tidak ada pembesaran alat genitalia

Perkusi : -

Auskultasi : -

Ekstermitas atas

Inspeksi : terpasang infuse pada tangan sebelah kanan, tidak ada

bekas suntikan, ruang gerak terbatas karena kelemahan,

Palpasi : turgor kulit buruk, capilarry refiill > 3 detik

Kekuatan otot: skala 4 , kekuatan 75 %.

Ekstermitas bawah

Inspeksi : kulit sianosis

Palpasi :turgor kulit buruk, capilarry refiill > 3 detik

Kekuatan otot: skala 4 , kekuatan 75 %.

c. Pengkajian pola

Aktivitas / istirahat

Gejala : klien tampak kelemahan dan kelelahan

Tanda : takikardia, TD 100/60 mmHg, dispnea dengan

aktivitas, bedrest, susah tidur.

Sirkulasi

Gejala : riwayat demam rematik.

Tanda : takikardia, disritmia, perpindahan titik impuls

maksimal, kardiomegali, murmur, irama gallop (S3 dan S4), edema,

DVJ, terlihat hemoragi splinter, nodus osler, dan lesi Janeway.

Eliminasi

Gejala : susah buang air besar

Tanda : BAB 3x sehari, urin pekat gelap.

Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : nyeri pada dada anterior (sedang sampai berat/tajam)

diperberat oleh inspirasi, batuk, gerakkan menelan, berbaring, demam

dan pilek

Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah.

Pernapasan

Page 6: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

Gejala : napas pendek ; napas pendek kronis memburuk pada

malam hari .

Tanda : dispnea, DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk,

inspirasi mengi ; takipnea, krekels, dan ronkhi ; pernapasan dangkal.

Nutrisi

Gejala : nafsu makan menurun

Tanda : mual muntah, BB menurun, makan 3x sehari namun

dengan porsi yang kecil, tidak terpasang NGT

d. Pemeriksaan laboraturium

Pemeriksaan darah lengkap : LED meningkat , leukosit meningkat

23.000/mm3, LDH meningkat

Elektrokardiografi : sinus takikardia, perubahan segmen ST

dan/atau gelombang T, serta low voltage

Foto thorax : kardiomegali dan kongersti paru

Ekokardiografi : hipokinasis dan penebalan ventrikel

Page 7: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

2. ANALISIS DATA

No. Hari/tanggal Data Etiologi Masalah

1 Selasa, 22

Oktober

2013

DS:

Klien mengatakan nyeri

pada dada bagian kiri

Klien mengatakan

dadanya serasa terbakar

DO:

Klien tampak meringis

sambil memegang dada

kirinya

TTV: nadi 100 x/ menit

suhu 39C , TD 100/60

mmHg, RR 30x/menit.

P : inspirasi, batuk

Q : rasa terbakar

R : nyeri pada dada

bagian kiri

S : Skala nyeri : 7

T : terjadi terus menerus

Ketidakseimba-

ngan kebutuhan

dan suplai

oksigen ke

miokardium.

Nyeri

2 Selasa,22

Oktober

2013

DS:

Klien mengeluh sesak

Klien mengeluh batuk

DO:

RR: 30x / menit

Nafas dangkal

Klien terlihat sianosis

Klien perlu alat bantu

pernafasan

Pengembangan

paru tidak

optimal

Pola nafas

tidak efektif

3 Selasa, 22 DS: Penurunan Penurunan

Page 8: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

Oktober

2013

Klien mengatakan tidak

ingin beraktivitas

Keluarga klien

mengatakan klien mudah

lelah

DO:

TTV : nadi 100 x/ menit

suhu 39C , TD 100/60

mmHg, RR 30x/menit.

Klien terlihat lemah

Klien tampak pucat

Sianosis pada bibir, kuku,

cuping hidung

Capillarry refill : > 3

detik

kemampuan

dilatasi jantung

curah

jantung

4 Rabu, 23

Oktober

2013

DS :

klien mengatakan tidak

nafsu makan

klien mengatakan sering

merasa mual

DO :

klien tidak mampu

menghabiskan 1 porsi

makanan yang biasa dia

makan

klien terlihat pucat dan

lemah

klien sering mual dan

muntah

BB menurun

Penurunan

intake, mual,

dan anoreksia.

Perubahan

nutrisi:

kurang dari

kebutuhan

tubuh

Page 9: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

5 Rabu, 23

oktober

2013

DS:

Klien mengatakan tidak

ingin beraktivitas

Keluarga klien

mengatakan klien mudah

lelah

Klien mengatakan apabila

terlalu banyak

beraktivitas maka

dadanya terasa sakit

DO:

Aktivitas klien terbatas

Klien tampak lemah

Ketidakseimba-

ngan antara

suplai oksigen

miokardium

dengan

kebutuhan.

Intoleransi

aktivitas

6 Rabu, 23

oktober

2013

DS:

Klien mengatakan takut

penyakitnya semakin

parah

Keluarga klien

mengatakan tidak

mengetahui cara

mengatasi penyakit klien

Klien cemas akan

meninggal

DO:

Klien tampak cemas

Klien sering murung

Klien tampak depresi

Klien sulit tidur

Rasa takut akan

kematian dan

penurunan status

kesehatan

Cemas

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Page 10: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

1. Penurunan curah jantung b/d penurunan kemampuan dilatasi jantung

2. Nyeri b/d ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen ke miokardium.

3. Pola napas tidak efektif b/d pengembangan paru tidak optimal.

4. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake, mual, dan

anoreksia.

5. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokardium

dengan kebutuhan.

6. Cemas b/d rasa takut akan kematian dan penurunan status kesehatan

4. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1. Penurunan curah jantung b/d penurunan kemampuan dilatasi jantung

Tujuan : dalam waktu 3 x 24 jam penurunan curah jantung dapat teratasi yang

ditandai dengan kriteria hasil:

a. Penurunan episode dispnea,.

b. Tekanan darah normal, nadi normal, tidak terjadi disritmia.

c. CRT < 3 detik, urine 30 ml/ jam

Intervensi Rasional

Kaji dan lapor tanda penurunan curah

jantung

Untuk mengetahui ada tidaknya

penurunan curah jantung

Palpasi nadi perifer Penurunan curah jantung dapat

diperlihatkan dengan tanda

menurunnya nadi radial, kogliteal,

dorsalis pedis, dan post tibial, nadi

mungkin cepat hilang atau tidak teratur

Pantau output urine, catat jumlah dan

kepekatan atau konsentrasi urine

Ginjal berespon terhadap penurunan

curah jantung dengan menahan cairan

dan natrium

Istirahatkan klien dengan tirah baring

optimal

Tirah baring merupakan bagian yang

penting dari pengobatan untuk

membantu dalam menurunkan beban

kerja jantung dengan menurunkan

volume intarvaskuler

Kaji perubahan pada sensorik contoh :

letargi, cemas, dan depresi

Penurunan curah jantung dapat

mengakibatkan tidak efektifnya perfusi

Page 11: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

serebral

Berikan lingkungan yang tenang Stress emosi menimbulkan

vasokonstriksi yang terkait serta

meningkatkan tekanan darah,

frekuensi, dan kerja jantung

Berikan oksigen tambahan dengan

kanula nasal / masker sesuai indikasi

Meningkatkan sediaan oksigen untuk

kebutuhan miokardium

Kolaborasi untuk pemberian diet

jantung

Pembatasan natrium ditujuakan untuk

mencegah, mengatur, atau megurangi

edema seperti pada hipertensi atau

gagal jantung

Kolaborasi untuk pemberian obat :

Vasodilator (contoh: isosorbit

dinitrat, isodril)

Digoksin ( lanoxin)

Captopril (capoten), lisinopril

(prinivil), enapril (vasotec)

Vasodilator untuk meningkatkan curah

jantung, menurunkan tahana vaskuler.

Lanoxin dan captopril untuk

meningkatkan kekuatan kontraksi

miokardiumdan memperlambat

frekuensi jantung denganmenurunkan

volume sirkulasi

Pemberian cairan IV, pembatasan

jumlah total sesuai dengan indikasi,

hindari cairan garam

Peningkatan tekanan ventrikel kiri

tidak dapat menoleransi peningkatan

preload

Pantau serial EKG dan perubahan foto

rontgen toraks

Depresi segmen ST dan datarnya

gelombang T dapat terjadi karena

peningkatan kebutuhan oksigen. Foto

rontgen dapat menunjukkan

pembesaran jantung dan perubahan

kongesti pulmonal

2. Nyeri b/d ketidakseimbangan kebutuhan dan suplai oksigen ke miokardium.

Tujuan: dalam waktu 1x 24 jam terdapat penurunan respon nyeri dada, yang ditandai

dengan kriteria hasil:

Page 12: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

a. Klien mengatakan penurunan rasa nyeri dada.

b. Didapatkan TTV dalam batas normal.

c. Tidak terjadi penurunan perfusi perifer.

d. Urine > 600 ml/hari.

Intervensi Rasional

Observasi dan monitor tanda-tanda vital Perubahan tanda-tanda vital dapat

menggambarkan keadaan umum klien.

Catat karakteristik nyeri, lokasi, intensitas,

lama, dan penyebarannya.

Variasi penampilan dan perilaku klien

karena nyeri terjadi sebagai temuan

pengkajian.

Lakukan manajemen nyeri keperawatan:

Istirahatkan klien.

Istirahat akan menurunkan kebutuhan

O2 jaringan perifer sehingga akan

menurunkan kebutuhan miokardium

serta akan meningkatkan suplai darah

dan oksigen ke miokardium yang

membutuhkan oksigen untuk

menurunkan iskemia.

Berikan oksigen tambahan dengan nasal

kanul atau masker sesuai dengan

indikasi.

Meningkatkan jumlah oksigen yang ada

untuk pemakaian miokardium sekaligus

mengurangi ketidaknyamanan karena

iskemia.

Manajemen lingkungan: lingkungan

tenang dan batasi pengunjung.

Lingkungan tenang akan menurunkan

stimulus nyeri eksternal dan

pembatasan pengunjung akan

membantu meningkatkan kondisi O2

ruangan.

Ajarkan teknik relaksasi penapasan

dalam.

Meningkatkan asupan O2 sehingga akan

menurunkan nyeri sekunder dari

iskemia jaringan otak.

Ajarkan teknik distraksi pada saat nyeri. Distraksi (pengalihan perhatian) dapat

menurunkan stimulus internal dengan

mekanisme peningkatan produksi

endorphin dan enkefalin yang dapat

Page 13: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

memblok reseptor nyeri untuk tidak

dikirimkan ke korteks serebri sehingga

menurunkan persepsi nyeri.

Lakukan manajemen sentuhan. Masase ringan dapat meningkatkan

aliran darah, membantu suplai darah

dan oksigen ke area nyeri, serta

menurunkan sensasi nyeri.

Kolaborasi pemberian terapi farmakologis

Antiangina (nitrogliserin).

Nitrat berguna untuk kontrol nyeri

dengan efek vasodilatasi koroner.

Analgesik. Menurunkan nyeri hebat, memberikan

sedasi, dan mengurangi kerja miokard.

3. Pola napas tidak efektif b/d pengembangan paru tidak optimal.

Tujuan: dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi perubahan pola napas yang ditandai dengan

kriteria hasil:

a. Klien tidak mengeluh sesak napas.

b. RR dalam batas normal 16-20 kali/menit.

c. Respon batuk berkurang.

Intervensi Rasional

Auskultasi bunyi nafas (krakles) Indikasi edema paru, sekunder akibat

dekompensasi jantung

Kaji adanya edema Untuk mewaspadai adanya gagal

jantung kongestif dan perubahan

volume cairan

Ukur intake dan output cairan Penurunan curah jantung

mengakibatkan tidak efektifnya perfusi

ginjal, retensi cairan, dan penurunan

urine

Timbang BB Perubahan tiba – tiba pada BB

menunjukkan gangguan keseimbangan

cairan

Pertahankan pemasukan total cairan 2000 Memenuhi kebutuhan cairan orang

Page 14: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

ml/ 24 jam dalam toleransi kardiovaskuler dewasa

Kolaborasi :

Berikan diet tanpa garam

Natrium meningkatkan retensi cairan

Berikan diuretik. Contoh : furosemide,

sprinolakton, hidronolakton.

Untuk meurunkan volume plasma

Pantau data laboratorium elektrolit kalium Hipokalemia dapat membatasi

keefektifan terapi

4. Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake, mual, dan

anoreksia.

Tujuan: dalam waktu 3x24 jam terdapat peningkatan dalam pemenuhan nutrisi yang

ditandai dengan kriteria hasil:

a. Klien secara subjektif termotivasi untuk melakukan pemenuhan nutrisi sesuai anjuran.

b. Asupan nutrisi klien meningkat pada porsi makan yang disediakan.

Intervensi Rasional

Jelaskan tentang manfaat makan bila

dikaitkan dengan kondisi klien saat ini.

Dengan pemahaman klien akan lebih

kooperatif mengikuti aturan

Anjurkan agar klien memakan makanan

yang disediakan di RS.

Untuk menghindari makanan yang justru

dapat mengganggu proses penyembuhan

klien.

Beri makanan dalam keadaan hangat dan

porsi kecil serta diet TKTPRG (tinggi

kalori tinggi protein rendah garam).

Untuk meningkatkan selera dan mencegah

mual, mempercepat perbaikan kondisi,

serta mengurangi beban kerja jantung.

Libatkan keluarga pasien dalam

pemenuhan nutrisi tambahan yang tidak

bertentangan dengan penyakitnya.

Klien kadang kala mempunyai selera

makan yang sudah terbiasa sejak dirumah.

Dengan bantuan keluarga dalam

pemenuhan nutrisi dengan tidak

bertentangan dengan pola diet akan

meningkatkan pemenuhan nutrisi

Lakukan dan ajarkan perawatan mulut

sebelum dan sesudah makan

Higine oral yang baik akan meningkatkan

nafsu makan klien.

Beri motivasi dan dukungan psikologis Meningkatkan secara psikologis

Kolaborasi Meningkatkan pemenuhan sesuai dengan

kondisi klien

Page 15: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

Dengan ahli gizi tentang pemenuhan

diet klien.

Pemberian multivitamin Memenuhi asupan vitamin yang kurang

dari pemenuhan asupan nutrisi secara

umum dan memperbaiki daya tahan.

5. Intoleransi aktivitas b/d ketidakseimbangan antara suplai oksigen miokardium dengan

kebutuhan.

Tujuan : dalam waktu 3 x 24 jam aktivitas sehari- hari klien terpenuhi yang ditandai

dengan kriteria hasil: meningkatnya kemampuan klien dalam beraktivitas tanpa

menunjukkan gejala yang berat.

Intervensi Rasional

Catat frekuensi jantung, irama, dan

perubahan TD, selama dan sesudah

aktivitas.

Respon klien terhadap aktivitas dapat

mengindikasikan penurunan oksigen

miokardium

Tingkatkan istirahat, batasi aktivitas, dan

berikan aktivitas senggang yang tidak berat.

Menurunkan kerja miokardium dan

konsumsi oksigen

Anjurkan menghindari tekanan abdomen

misalnya mengejan.

Mengejan mengakibatkan kontraksi otot

dan vasokonstriksi yang dapat

meningkatkan preload

Jelaskan pola peningkatan bertahap dari

aktivitas, contoh bangun dari kursi,

ambulasi, dan istirahat selama satu jam

setelah makan.

Aktivitas yang maju memberikan

kontrol jantung dan mencegah aktivitas

berlebihan

Pertahanakan tirah baringselama periode

demam dan sesuai indikasi.

Meningkatkan resolusi inflamasi selama

fase akut dari miokarditis. Demam

meningkatkan kebutuhan dan konsumsi

oksigen , karenanya meningkatkan

beban kerja jantung dan menurunkan

toleransi aktivitas.

Tingkatkan klien duduk di kursi dan

tinggikan kaki klien.

Untuk meningkatkan aliran balik vena

Page 16: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

Pertahankan rentang gerak pasif selama

sakit kritis.

Meningkatkan kontraksi otot sehingga

membantu aliran balik vena

Evaluasi TTV saat kemajuan aktivitas

terjadi.

Untuk mengetahui fungsi jantung bila

dikaitkan dengan aktivitas

Berikan waktu di antara waktu aktivitas. Untuk mendapatkan cukup waktu

resolusi dan tidak terlalu memaksa kerja

jantung

Pertahankan penambahan oksigen

sesuaiindikasi.

Untuk meningkatkan oksigen jaringan

Kaji EKG selama aktivitas, dipsnea,

sianosis, kerja nafas, dan frekuensi nafas

serta keluhan subjektif.

Melihat dampak dari aktivitas terhadap

jantung

Berikan diet sesuai indikasi (pembatasa

cairan dan natrium).

Untuk mencegah retensi cairan dan

edema

Rujuk ke program rehabilitasi jantung. Meningkatkan jumlah oksigen yang ada

untuk kebutuhan miokardiium sekaligus

mengurangi ketidaknyamanan akibat

perikarditis

6. Cemas b/d rasa takut akan kematian dan penurunan status kesehatan

Tujuan: dalam waktu 1x24 jam kecemasan klien berkurang yang ditandai dengan kriteria

hasil:

a. Klien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya.

b. Klien dapat mengidentifikasi penyebab atau faktor yang memengaruhi kecemasannya.

c. Klien kooperatif terhadap tindakan yang dilakukan.

d. Wajah klien tampak rileks.

Intervensi Rasional

Bantu klien mengekspresikan perasaan

marah, kehilangan dan takut.

Cemas berkelanjutan memberikan dampak

serangan jantung selanjutnya.

Kaji tanda verbal dan nonverbal

kecemasan, damping klien dan lakukan

tindakan bila menunjukkan perilaku

Reaksi verbal/nonverbal dapat

menunjukkan rasa agitasi, marah dan

gelisah.

Page 17: Askep Miokarditis Kelompok 4 New

merusak.

Hindari konfrontasi. Konfrontasidapat meningkatkan rasa

marah, menurunkan kerja sama, dan

mungkin memperlambat penyembuhan.

Mulai melakukan tindakan untuk

mengurangi kecemasan. Beri lingkungan

yang tenang dan suasana penuh istirahat.

Menurangi rangsangan eksternal yang

tidak perlu.

Tingkatkan kontrol sensasi klien. kontrol sensasi klien (dalam menurunkan

ketakutan) dengan cara memberikan

informasi tentang keadaan klien,

menekankan pada penghargaan terhadap

sumber-sumber koping (pertahanan diri)

yang positif, membantu latihan relaksasi

dan teknik-teknik pengalihan, serta

memberikan respon balik yang positif.

Orientasikan klien terhadap prosedur dan

aktivitas yang diharapkan.

Orientasi dapat menurunkan kecemasan.

Beri kesempatan kepada klien untuk

mengungkapkan ansietasnya.

Dapat menghilangkan ketegangan terhadap

kekhawatiran yang tidak diekspresikan.

Berikan privasi untuk klien dan orang

terdekat.

Member waktu untuk mengekspresikan

perasaan, menghilangkan cemas dan

perilaku adaptasi.

Adanya keluarga dan teman-teman yang

dipilih klien meelayani aktivitas serta

pengalihan (missal membaca) akan

menurunkan perasaan terisolasi.

Kolaborasi: berikan anticemas sesuai

indikasi, contonya diazepam.

Meningkatkan relaksasi dan menurunkan

kecemasan.

DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin, Arif. 2012. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler

dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika