Askep Meningitis

7
ASKEP MENINGITIS DEFINISI Meningitis adalah infeksi cairan otakdan disertai proses peradangan yang mengenai piameter, araknoid dan dapat meluas ke permukaan jarinag otak dan medula spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang terdapat secara akut dan kronis. Meningitis dibagi menjadi dua : 1. Meningitis purulenta Yaitu infeksi selaput otak yang disebabkan oleh bakteri non spesifik yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau reaksi purulen pada cairan otak. Penyebabnya adalah pneumonia, hemofilus influensa, E. Coli. 2. Meningitis tuberkulosa Yaitu radang selaput otak dengan eksudasi yang bersifat serosa yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis, lues, virus, riketsia. Berdasarkan lapisan selaput otak yang mengalami radang meningitis dibagi menjadi : 1. Pakimeningitis, yamg mengalami adalah durameter 2. Leptomeningitis, yang mengalami adalah araknoid dan piameter. ETIOLOGI H. influenza ( type B ) Streptokokus pneumonie Neisseria meningitides ( meningococus) Hemolytic streptococcus Stapilococus aureus Escherecia coli TANDA DAN GEJALA Pada meningitis purulenta ditemukan tanda dan gejala : 1. Gejala infeksi akut atau sub akut yang ditandai dengan keadaan lesu, mudah terkena rangsang, demam, muntah penurunan nafsu makan, nyeri kepala. 2. Gejala peningkatan tekanan intrakranial ditandai dengan muntah, nyeri kepala, penurunan kesadaran ( somnolen sampai koma ), kejang, mata juling, paresis atau paralisis. 3. Gejala rangsang meningeal yang ditandai dengan rasa nyeri pada leher dan punggung, kaku kuduk, tanda brodsinky I dan II positif dan tanda kerning positif. Tanda kerning yaitu bila paha ditekuk 90°ke depan, tuungkai dapat diluruskan pada sendi lutut. Tanda brudzinky I positif adalah bila kepal di fleksi atau tunduk ke depan, maka tungkai akan bergerak fleksi di sudut sendi lutut. Tanda brodzinky II positif adalah bila satu tungkai ditekuk dari sendi lutut ruang paha, ditekankan ke perut penderita, maka tungkai lainnya bergerak fleksi dalam sendi lutut. Pada meningitis tuberkulosas didapatkan gejala dalam stadium-stadium yaitu : 1. Stadium prodomal ditandai dengan gejala yang tidak khas dan terjadi perlahan- lahan yaitu demam ringan atau kadang-kadang tidak demam, nafsu makan menurun, nyeri kepala, muntah, apatis, berlangsung 1-3 minggu, bila tuberkulosis pecah langsung ke ruang subaraknoid, maka stadium prodomal berlangsung cepat dan langsung masuk ke stadium terminal.

Transcript of Askep Meningitis

Page 1: Askep Meningitis

ASKEP MENINGITIS

DEFINISIMeningitis adalah infeksi cairan otakdan disertai proses peradangan yang mengenai piameter, araknoid dan dapat meluas ke permukaan jarinag otak dan medula spinalis yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau serosa yang terdapat secara akut dan kronis.Meningitis dibagi menjadi dua :1. Meningitis purulentaYaitu infeksi selaput otak yang disebabkan oleh bakteri non spesifik yang menimbulkan eksudasi berupa pus atau reaksi purulen pada cairan otak. Penyebabnya adalah pneumonia, hemofilus influensa, E. Coli.2. Meningitis tuberkulosaYaitu radang selaput otak dengan eksudasi yang bersifat serosa yang disebabkan oleh kuman tuberkulosis, lues, virus, riketsia.Berdasarkan lapisan selaput otak yang mengalami radang meningitis dibagi menjadi :1. Pakimeningitis, yamg mengalami adalah durameter2. Leptomeningitis, yang mengalami adalah araknoid dan piameter.

ETIOLOGI H. influenza ( type B ) Streptokokus pneumonie Neisseria meningitides ( meningococus) Hemolytic streptococcus Stapilococus aureus Escherecia coli

TANDA DAN GEJALAPada meningitis purulenta ditemukan tanda dan gejala :1. Gejala infeksi akut atau sub akut yang ditandai dengan keadaan lesu, mudah terkena rangsang, demam, muntah penurunan nafsu makan, nyeri kepala.2. Gejala peningkatan tekanan intrakranial ditandai dengan muntah, nyeri kepala, penurunan kesadaran ( somnolen sampai koma ), kejang, mata juling, paresis atau paralisis.3. Gejala rangsang meningeal yang ditandai dengan rasa nyeri pada leher dan punggung, kaku kuduk, tanda brodsinky I dan II positif dan tanda kerning positif.Tanda kerning yaitu bila paha ditekuk 90°ke depan, tuungkai dapat diluruskan pada sendi lutut.Tanda brudzinky I positif adalah bila kepal di fleksi atau tunduk ke depan, maka tungkai akan bergerak fleksi di sudut sendi lutut.Tanda brodzinky II positif adalah bila satu tungkai ditekuk dari sendi lutut ruang paha, ditekankan ke perut penderita, maka tungkai lainnya bergerak fleksi dalam sendi lutut.

Pada meningitis tuberkulosas didapatkan gejala dalam stadium-stadium yaitu :1. Stadium prodomal ditandai dengan gejala yang tidak khas dan terjadi perlahan-lahan yaitu demam ringan atau kadang-kadang tidak demam, nafsu makan menurun, nyeri kepala, muntah, apatis, berlangsung 1-3 minggu, bila tuberkulosis pecah langsung ke ruang subaraknoid, maka stadium prodomal berlangsung cepat dan langsung masuk ke stadium terminal.2. Stadium transisi ditandai dengan gejala kejang, rangsang meningeal yaitu kaku kuduk, tanda brudzinky I dan II positif, mata juling, kelumpuhan dan gangguan kesadaran.3. Stadium terminal ditandai dengan keadaan yang berat yaitu kesadaran menurun sampai koma, kelumpuhan, pernapasan tidak teratur, panas tinggi dan akhirnya meninggal.

PATOFISIOLOGIKuman atau organisme dapat mencapai meningen ( selaput otak ) dan ruangan subaraknoid melalui cara sebagai berikut :1. Implantasi langsung setelah luka terbuka di kepala2. Perluasan langsung dari proses infeksi di telingga tengah sinus paranasalis, kulit.3. Kepala, pada muka dan peradangan di selaput otak/ skitarnya seperti mastoiditis4. Sinusitis, otitis media5. Melalui aliran darah waktu terjadi septikemia6. Perluasan dari tromboplebitis kortek7. Perluasan dari abses ekstra dural, sudural atau otak8. Komplikasi bedah otak9. Penyebaran dari radang.Pada meningitis tuberkulosa dapat terjadi akibat komplikasi penyebaran tuberkulosis paru primer, yaitu :

Page 2: Askep Meningitis

1. secara hematogen, melalui kumanmencapai susunan saraf kemudian pecah dan bakteri masuk ke ruang subaraknoid melalui aliran darah.2. Cara lain yaitu dengan perluasan langsung dari mastoiditis atau spondilitis tuberkulosis

PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Pemeriksaan cairan otak melalui pungsi lumbal, didapatkan :a. Tekananb. Warna cairan otak: pada keadaan normal cairan otak tidakberwarna. Pada menigitis purulenta berwarna keruh sampai kekuning-kuningangan. Sedangkan pada meningitis tuberkulosis cairan otak berwarna jernih.c. Protein ( 0,2-0,4 Kg ) pada miningitis meninggid. Glukosa dan klorida2. None pandi3. Pemeriksaan darah4. Uji tuberkulin positif dari kurasan lambung untuk meningitis tuberkulosis5. Pemeriksaan radiologia. CT Scanb. Rotgen kepalac. Rotgen thorak6. Elektroensefalografi ( EEG ), akan menunjukkan perlambatan yang menyeluruh di kedua hemisfer dan derajatnya sebanding dengan radang.

MANAGEMEN TERAPITerapi bertujuan memberantas penyebab infeksi disertai perawatan intensif suporatif untuk membantu pasien melaluimasa kritis :1. Penderita dirawat di rumah sakit2. Pemberian cairan intravena3. Bila gelisah berikan sedatif/penenang4. Jika panas berikan kompres hangat, kolaborasi antipiretik5. Sementara menunggu hasil pemeriksaan terhadap kausa diberikan :a. Kombinasi amphisilin 12-18 gram, klorampenikol 4 gram, intravena 4x seharib. Dapat dicampurkan trimetropan 80 mg, sulfa 400 mgc. Dapat pula ditambahkan ceftriaxon 4-6 gram intra vena6. Pada waktu kejang :a. Melonggarkan pakaianb. Menghisap lendirc. Puasa untuk menghindari aspirasi dan muntahd. Menghindarkan pasien jatuh7. Jika penderita tidak sadar lama :a. Diit TKTP melalui sondeb. Mencegah dekubitus dan pneumonia ostostatikdengna merubah posisi setiap dua jamc. Mencegah kekeringan kornea dengan borwater atau salep antibiotik8. Jika terjadi inkontinensia pasang kateter9. Pemantauan ketat terhadap tanda-tanda vital10. Kolaborasi fisioterapi dan terapi bicara11. Konsultasi THT ( jika ada kelainan telinga, seperti tuli )12. Konsultasi mata ( kalau ada kelainan mata, seperti buta )13. Konsultasi bedah ( jika ada hidrosefalus )

KOMPLIKASIa. Ketidaksesuaian sekresi ADHb. Pengumpulan cairan subduralc. Lesi lokal intrakranial dapat mengakibatkan kelumpuhan sebagian badand. Hidrocepalus yang berat dan retardasi mental, tuli, kebutaan karena atrofi nervus II ( optikus )e. Pada meningitis dengan septikemia menyebabkan suam kulit atau luka di mulut, konjungtivitis.f. Epilepsig. Pneumonia karena aspirasih. Efusi subdural, emfisema subdurali. Keterlambatan bicaraj. Kelumpuhan otot yang disarafi nervus III (okulomotor), nervus IV (toklearis ), nervus VI (abdusen). Ketiga saraf tersebut mengatur gerakan bola mata.

Diagnosa yang muncul :

Page 3: Askep Meningitis

1. Gangguan perfusi jaringan serebral2. Nyeri akut3. Resiko infeksi4. Kurang pengetahuanes darah dan pencitraan

Dalam seseorang dicurigai meningitis, dilakukan tes darah untuk tanda peradangan (misalnya C-reactive protein, hitung darah lengkap), serta kultur darah.

Tes yang paling penting dalam mengidentifikasi atau mengesampingkan meningitis adalah analisa cairan serebrospinal melalui pungsi lumbal (LP, tekan tulang belakang). Namun, pungsi lumbal merupakan kontraindikasi jika ada massa di otak (tumor atau abses) atau tekanan intrakranial (ICP) yang tinggi, karena dapat menyebabkan herniasi otak. Jika seseorang berisiko baik massa atau mengangkat ICP (cedera kepala belakangan ini, masalah sistem yang dikenal kekebalan tubuh, lokalisasi tanda-tanda neurologis, atau bukti pada pemeriksaan dari ICP mengangkat), CT scan atau MRI dianjurkan sebelum pungsi lumbal. Ini berlaku di 45% dari semua kasus dewasa. Jika CT atau MRI diperlukan sebelum LP, atau jika LP terbukti sulit, pedoman profesional menunjukkan bahwa antibiotik harus diberikan pertama untuk mencegah keterlambatan dalam pengobatan, terutama jika ini mungkin lebih dari 30 menit. Seringkali, CT scan atau MRI dilakukan pada tahap berikutnya untuk menilai komplikasi meningitis. Lumbar pungsi

Pungsi lumbar dilakukan dengan posisi pasien, biasanya berbaring di samping, menerapkan anestesi lokal, dan memasukkan jarum ke dalam kantung dural (sebuah kantung di sekitar saraf tulang belakang) untuk mengumpulkan cairan cerebrospinal (CSF). Saat ini telah tercapai, "membuka tekanan" dari CSF diukur dengan menggunakan manometer. Tekanan biasanya antara 6 dan 18 cm air (cmH2O); pada meningitis bakteri tekanan biasanya ditinggikan. Tampilan awal fluida dapat membuktikan indikasi sifat infeksi: CSF berawan menunjukkan tingkat yang lebih tinggi protein, sel darah putih dan merah dan / atau bakteri, dan karena itu mungkin menyarankan meningitis bakteri.

Gram noda meningokokus dari budaya menunjukkan Gram negatif (pink) bakteri, sering di pasang. Sampel CSF diperiksa untuk kehadiran dan jenis sel darah putih, sel darah merah, kadar protein dan kadar glukosa. Pewarnaan Gram dari sampel dapat menunjukkan bakteri pada meningitis bakteri, tetapi tidak adanya bakteri tidak mengesampingkan meningitis bakteri karena mereka hanya terlihat pada 60% kasus, angka ini dikurangi dengan 20% jika antibiotik diberikan sebelum diambil sampel , dan pewarnaan Gram juga kurang dapat diandalkan dalam infeksi tertentu seperti Listeria. Mikrobiologi budaya sampel lebih sensitif (itu mengidentifikasi organisme dalam 70-85% kasus) tetapi hasilnya bisa memakan waktu hingga 48 jam untuk menjadi tersedia. Jenis sel darah putih terutama hadir memprediksi apakah meningitis disebabkan oleh infeksi bakteri atau virus.

Konsentrasi glukosa dalam CSF biasanya di atas 40% bahwa dalam darah. Dalam meningitis bakteri itu biasanya lebih rendah, tingkat glukosa CSF Oleh karena itu dibagi dengan glukosa darah (CSF glukosa untuk serum rasio glukosa). Rasio ≤ 0,4 adalah indikasi meningitis bakteri, di tingkat baru lahir, glukosa dalam CSF biasanya lebih tinggi, dan rasio di bawah 0,6 (60%) karena itu dianggap abnormal. Tingginya kadar laktat dalam CSF menunjukkan kemungkinan yang lebih tinggi meningitis bakteri, seperti halnya yang lebih tinggi jumlah sel darah putih.

Berbagai tes lebih khusus dapat digunakan untuk membedakan antara berbagai jenis meningitis. Sebuah tes aglutinasi lateks mungkin positif pada meningitis disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae, Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae, Escherichia coli dan kelompok streptokokus B; menggunakan rutin tidak dianjurkan karena jarang menyebabkan perubahan dalam pengobatan, tetapi dapat digunakan jika tes lain tidak diagnostik. Demikian pula, uji lisat Limulus mungkin positif pada meningitis disebabkan oleh bakteri Gram-negatif, tetapi pemanfaatannya terbatas kecuali tes lain telah membantu. Polymerase chain reaction (PCR) adalah teknik yang digunakan untuk memperkuat jejak kecil DNA bakteri untuk mendeteksi keberadaan DNA bakteri atau virus dalam cairan serebrospinal, yang merupakan tes yang sangat sensitif dan spesifik karena hanya jumlah jejak DNA agen menginfeksi adalah diperlukan. Mungkin mengidentifikasi bakteri pada meningitis bakteri dan dapat membantu dalam membedakan berbagai penyebab meningitis virus (enterovirus, herpes simplex virus 2 dan gondok pada mereka yang tidak divaksinasi untuk ini). Serologi (identifikasi antibodi terhadap virus) mungkin berguna pada meningitis virus. Jika meningitis TB dicurigai, sampel diproses untuk pewarnaan Ziehl-Neelsen noda, yang memiliki sensitivitas rendah, dan budaya TBC, yang membutuhkan waktu lama untuk proses; PCR sedang digunakan semakin. Diagnosis meningitis kriptokokal dapat dibuat dengan biaya rendah menggunakan tinta India noda dari CSF, namun pengujian antigen kriptokokus dalam darah atau CSF lebih sensitif, terutama pada orang dengan AIDS

Sebuah teka-teki diagnostik dan terapeutik adalah "sebagian diperlakukan meningitis", dimana ada gejala meningitis setelah menerima antibiotik (seperti untuk sinusitis dugaan). Ketika ini terjadi, temuan CSF mungkin mirip dengan meningitis virus, tetapi pengobatan antibiotik mungkin perlu dilanjutkan sampai ada bukti positif definitif penyebab virus (misalnya PCR Enterovirus positif).

Page 4: Askep Meningitis

Postmortem

Meningitis dapat didiagnosis setelah kematian telah terjadi. Temuan dari post mortem biasanya merupakan peradangan luas dari piameter arakhnoid dan lapisan meninges yang menutupi otak dan sumsum tulang belakang. leukosit neutrofil cenderung memiliki bermigrasi ke cairan cerebrospinal dan dasar otak, bersama dengan saraf cranial dan sumsum tulang belakang, dapat dikelilingi dengan nanah-sebagaimana pembuluh meningeal.

Penyakit meningitis menjadi penyebab wafatnya Gisca Putri Agustina Sahetapy, anak dari artis Dewi Yull dan Ray Sahetapy, Jumat (11/6) pukul 03.30 WIB. Seperti apa penyakit ini?

Meningitis adalah radang membran pelindung sistem syaraf pusat. Membran atau selaput ini melapisi otak dan syaraf tunjang. Meningitis dapat disebabkan berbagai mikroorganisme, luka fisik, kanker, atau obat-obatan tertentu yang menyebar masuk ke dalam darah dan berpindah ke dalam cairan otak.

Meningitis adalah penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian.

Daerah ‘sabuk meningitis’ di Afrika terbentang dari Senegal di barat ke Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta manusia. Pada 1996 terjadi wabah meningitis yang menyerang 250.000 orang, dan sebanyak 25.000 orang wafat.

Pasien yang diduga mengalami Meningitis haruslah dilakukan suatu pemeriksaan yang akurat, baik itu disebabkan virus, bakteri ataupun jamur. Ini diperlukan untuk spesifikasi pengobatannya, karena masing-masing akan mendapatkan terapi sesuai penyebabnya.

Meningitis yang disebabkan oleh virus umumnya tidak berbahaya, akan pulih tanpa pengobatan dan perawatan yang spesifik. Namun Meningitis disebabkan oleh bakteri bisa mengakibatkan kerusakan otak, hilangnya pendengaran, kurangnya kemampuan belajar, bahkan bisa menyebabkan kematian.

Sedangkan Meningitis disebabkan oleh jamur sangat jarang. Jenis ini umumnya diderita orang yang mengalami kerusakan immun (daya tahan tubuh) seperti pada penderita AIDS.

Sementara bakteri yang dapat mengakibatkan serangan meningitis di antaranya Streptococcus pneumoniae(pneumococcus), aemophilus influenzae (haemophilus), Neisseria meningitidis (meningococcus), Listeria monocytogenes (listeria) dan bakteri lainnya seperti Staphylococcus aureus dan Mycobacterium tuberculosis.

Pneumococcus merupakan bakteri yang paling umum menyebabkan meningitis pada bayi ataupun anak-anak. Jenis bakteri ini juga yang bisa menyebabkan infeksi pneumonia, telinga dan rongga hidung (sinus).

Sedangkan bakteri Meningococcus) merupakan penyebab kedua terbanyak setelah Pneumococcus. Bakteri ini menyebabkan infeksi pada saluran nafas bagian atas yang kemudian bakterinya masuk ke dalam peredaran darah.

Sementara Haemophilus influenzae type b (Hib) adalah jenis bakteri yang juga dapat menyebabkan meningitis. Jenis virus ini sebagai penyebab infeksi pernafasan bagian atas, telinga bagian dalam dan sinusitis. Pemberian vaksin (Hib vaccine) telah membuktikan terjadinya angka penurunan pada kasus meningitis yang disebabkan bakteri jenis ini.

Jenis bakteri lainnya yang ditemukan di banyak tempat adalah Listeria. Bakteri ini biasa ditemukan di dalam debu dan dalam makanan yang terkontaminasi. Makanan ini biasanya yang berjenis keju, hot dog, dan daging sandwich. Bakteri ini memang berasal dari hewan lokal (peliharaan).

Gejala yang khas dan umum ditampakkan oleh penderita meningitis di atas umur 2 tahun adalah demam, sakit kepala dan kekakuan otot leher yang berlangsung berjam-jam atau dirasakan sampai dua hari. Tanda dan gejala lainnya adalah photophobia (takut/menghindari sorotan cahaya terang), phonophobia (takut/terganggu dengan suara yang keras), mual, muntah, sering tampak kebingungan, kesusahan untuk bangun dari tidur, bahkan tak sadarkan diri.

Pada bayi gejala dan tanda penyakit meningitis mungkin sangatlah sulit diketahui, namun umumnya bayi akan tampak lemah dan pendiam (tidak aktif), gemetaran, muntah dan enggan menyusui.

Apabila ada tanda-tanda dan gejala seperti di atas, maka secepatnya penderita di bawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayan kesehatan yang intensif. Pemeriksaan fisik, pemeriksaan labratorium yang meliputi tes darah (elektrolite, fungsi hati dan ginjal, serta darah lengkap), dan rontgen paru akan membantu tim dokter dalam mendiagnosa penyakit.

Page 5: Askep Meningitis

Sedangkan pemeriksaan yang sangat penting apabila penderita telah diduga meningitis adalah pemeriksaan Lumbar puncture (pemeriksaan cairan selaput otak). Jika berdasarkan pemeriksaan penderita didiagnosa sebagai meningitis, maka pemberian antibiotik secara infus (intravenous) adalah langkah yang baik untuk menjamin kesembuhan serta mengurang atau menghindari risiko komplikasi. Antibiotik yang diberikan kepada penderita tergantung dari jenis bakteri yang ditemukan.

Meningitis yang disebabkan oleh virus dapat ditularkan melalui batuk, bersin, ciuman, sharing sendok makan, pemakaian sikat gigi bersama, dan merokok bergantian dalam satu batangnya.

Untuk pencegah tertular penyakit ini, cucilah tangan yang bersih sebelum makan dan setelah ke toilet umum, memegang hewan peliharaan. Menjaga stamina (daya tahan) tubuh dengan makan bergizi dan berolahraga yang teratur adalah sangat baik menghindari berbagai macam penyakit.

source