Askep Kardiomiopati

download Askep Kardiomiopati

of 14

Transcript of Askep Kardiomiopati

1.vn {ic )+I /nvi v]cnnv ^v.vnv ASKEP KARDIOMIOPATI 1. KONSEP DASAR MEDIS A. DEFINISI Kardiomiopati kongestiI/Dilatasi adalah suatu penyakit miokard yang primer atau idiopatik yang ditandai dengan dilatasi ruangan-ruangan jantung dan gagal jantung kongestiI. (FKUI,1996:1072) Kardiomiopati kongestiI adalah bentuk kardiomiopati yang ditandai adanya dilatasi atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri, dan statis darah dalam ventrikel. (Smeltzer and Bare,Alih bahasa Agung Waluyo,2001:833) Kardiomiopati dilatasi (DCM) adalah kerusakan yang luas pada mioIibrildan mengganggu metabolisme jantung. (Ignatavicus et al,1995:918) Jadi dari pengertian diatasdapat disimpulkan bahwa kardiomiopati adalahpenyakit miokard yang primer atau idiopatik dengan adanya kerusakan yang luas pada mioIibril jantung yang ditandai dengan dilatasi dilatasi atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran antrium kiri, dan statis darah dalam ventrikel. B. ANATOMI DAN FISIOLOGI Jantung kira- kira sebesar kepalan tangan dengan berat antara 220-260 gram.Basis jantung berada padacosta ke-3 kanan, 2 cm dari sternum, ke atas ke costa kedua kiri, 1 cm dari jantung. Sedangkan apeks jantung pada costa ke-5 dan ke-6 kiri atau ruang intercostal kelima kiri 4 cm dari garis medial. Jantung tersusun atas: 1.Epicardium 2. Miocardium 3. Endocardium. a.Otot Jantung Jantung terdiri atas tiga tipe otot jantung yang utama yaitu: otot atrium, otot ventrikel dan serat otot dan serat otot khuss penghantar rangsangan dan pencetus rangsangan. Tipe otot atrium dan ventrikel berkontraksi dengan cara yang sama seperti otot rangka hanya saja kontraksi otot lebih lama. Sebaliknya serat-serat khusus penghantar dan pencetus rangsangan berkontraksi dengan lemah sekali sebab serat-serat ini hanya mengandung sedikit saraI kontraktiI; malahan serat-serat ini menghambat irama dan berbagai kecepatan konduksi, sehingga serat-serat ini dapat bekerja sebagai suatu sistem jantung. Otot jantung adalah bergaris lintang sama seperti otot rangka. selanjutnya otot jantung mempunyai mioIibril khas yang mengandung Iilamen aktin dan miosin hampir identik dengan Iilamen aktin dan miosin yang terdapat pada otot rangka, dan Iilamen-Iilamen ini selama proses kontraksi saling bertautan dn mengadakan sliding satu sama lainnya dengan cara yang sama seperti yang terjadi pada otot rangka. Jantung terdiri dari dua sinisium yang terpisah yaitu sinisium atrium dan sinisium ventrikel. Sinisium ini satu sama lain dipisahkan oleh jaringan Iibrosa di sekitar

1.vn {ic )+I /nvi v]cnnv ^v.vnv cincin-cincin katup, tetapi potensial aksi dapat dihantarkan dari sinisium atrium ke sinisium ventrikel melalui sistem penghantar khusus, berkas A-V. b. Ruangan-ruangan dalam jantung Dinding otot disebut septum, memisahkan jantung menajdi dua bagian yaitu bagian kanan dan kiri, masing-masing mempunyai ruangan atas disebut atrium dan ruangan bawah disebut ventrikel. Gambar 2.1 Jantung Dalam Potongan Frontal (Ignativicus, et al., 1995:778) Keempat katup merupakan struktur cuping yang berIungsiuntuk mempertahankan aliran darah (ke depan) dari arus darah melalui bilik-billik jantung. Katup-katup membuka dan menutupsebagai respon terhadap tekanan dan volume dari bilik-bilik jantung.C. PATOFLOWDIAGRAM 1. ETIOLOGI Tidak ada etilogi yang pasti dari kardimiopati, tetapi kemungkinan ada hubungan dengan beberapa hal, yaitu: a. Primer(penyakit otot jantung tanpa diketahui penyebabnya) b. Sekunder (penyakit ototdengan adanya penyebabatau kemungkinanpenyebab), yaitu: 1) Kelainan autoimun 2)Hipertensi sistemik 3)Autoantibodi yaitu antimyocardial antibodies 4) Proses inIeksi (inIeksi bakteri/virus) 5) Gangguan metabolik (deIisiensi thiamine dan scurvy) 6) Gangguan imunitas (leukimia) 7) Kehamilan dan kelainan post partum 8) Toxic proses (alkohol dan chemoterapi) 9) Proses inIiltrasi (amyloidosis dan kanker) 2. MANIFESTASI KLINIK a. Kelelahan dan kelemahan b. Dispneu saat beraktivitas c.Paroksimal Nokturnal Dispneu d.Batuk dan mudah lelah e. Distensi vena jugularis I. Kongesti vena sistemik g. Disritmia atau blok jantung h. Gagal jantung (bagian kiri) i. Emboli sistemik/ pulmonary j. Kardiomegali sedang-beratk. Suara S3 dan S4gallop pada auskultasi jantung l. InsuIisiensi mitral dan tricuspid

1.vn {ic )+I /nvi v]cnnv ^v.vnv m. Tekanan darah normal/turun n. Hepatomegali o.Asites p. Pittimg edema pada bagian tubuh bawah q.Kulit dingin 3. PEMERIKSAAN LABORTORIUM DAN DIAGNOSTIK a. Radiologi: Pada Ioto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali, terutama ventrikel kiri. Juga ditemukan adanya bendungan paru dan eIusi pleura b. lektrokardiografi: ditemukan adanya sinus takikardia, aritmia atrial dan ventrikel, kelainan segmen ST dan gelombang T dan gangguan konduksi intraventrikular.Kadang-kadang ditemukan voltase QRS yang rendah, atau gelombang Q patologis, akibat nekrosis miokard. c. kokardiografi : Tampak ventrikel kiri membesar, disIungsi ventrikel kiri, dan kelainan katup mitral waktu diastolik, akibat complience dan tekanan pengisian yang abnormal. d. Bila terdapat insuIisiensi trikuspid, pergerakan septum menjadi paradoksal. Volume akhir diastolik dan akhir sistolik membesar dan parameter Iungsi pompa ventrikel, Iraksi ejeksi (EF) mengurang. Penutupan katup mitral terlambat dan penutupan katup aorta bisa terjadi lebih dini dari normal. Trombus ventrikel kiri dapat ditemukan dengan pemeriksaan 2D-ekokardiograIi, juga aneurisma ventrikel kiri dapat disingkirkan dengan pemeriksaan ini. e. Radionuklear: pada pemeriksaan radionuklear tampak ventrikel kiri disertai Iungsinya yang berkurang. f. $adapan fantung: pada sadapan jantung ditemukan ventrikel kiri membesar serta Iungsinya berkurang, regurgitasi mitral dan atau trikuspid, curah jantung berkurang dan tekanan pengisian intraventrikular meninggi dan tekanan atrium meningkat. g. Bila terdapat pula gagal ventrikel kanan, tekanan akhir diastolik ventrikel kanan, atrium kanan dan desakan vena sentralis akan tinggi. Dengan angiograIi ventrikel kiri dapat disingkirkan dana neurisma ventrikel sebagai penyebab gagal jantung. 4. KOMPLIKASI a. Perluasan inIark dan iskemia pasca inIark. b. Aritmia (sinus bradikardi, supraventrikular takiaritmia, aritmia ventrikular, gangguan konduksi). c. DisIungsi otot jantung (gagal jantung kiri,hipotensi dan syok) d. InIark ventrikel kanan e. DeIek mekanik I. Ruptur miokard g. Aneurisme h. Perikarditis dan trombus mural. 5. PENATALAKSANAAN a. Type I: TidakadapengobatanspesiIik,karenamaniIestasiklinisgagal jantung,pengobatangagaljantung,sertapemberianantikoagulanuntuk mencegah trombosis. b. Type II: KarenamaniIeatasiklinisberupaAritmiabetabloker.Obstruksi

1.vn {ic )+I /nvi v]cnnv ^v.vnv outIlowsaluranventrikelkiri,penebalahanseptumpartial/dilakukan reseksi. c. Type III: Karena maniIestasi klinis berupa gagal jantung; pengobatan gagal jantung, obat-obat aritmia. Pembedahan reseksi endokard yang menebal. . d.Obat Digitalis Cardiak Output seperti digitalis mempunyai eIek isotropic positiI dan digunakan untuk meninngalkan miokardium contractility dan cardiac output. Kegiatan mereka dengan peningkatan cardiac output berlanjut dengan waktu kondisi, dan peningkatan reIractory period . Permulaan obat-obat tersebut diberikan dalam digitalis dosis untuk memperoleh eIisiensi cardiac output yang maksimal. Jika eIektivitas obat itu diperoleh sangat besar, dosis lebih rendah digunakan untuk pemeliharaan.EIek samping obat ini adalah mual dan muntah. e.Vasodilator Vasodilator menyebabkan relaksasi otot secara halus oleh karena mempersatukan vena, menurunkan resistensi peripheral, dan akhirnya menurunkan daya kerja jantung. Vasodilator dalam dosis rendah adalah aktivitas penurunan kapiler pulmonary dan ventrikel kiri sudut tekanan, dalam dosis tinggi, hal itu menurunkan kelebihan daya. EIek samping obat ini diantaranya hipotensi, mual, muntah, sakit kepala atau compensatory. I. Istirahat Pasien harus diletakan pada posisi untuk menghindari ketidakperluan membuang energi. Jika pasien dalam ortopneu harus didukung dalam posisi Iowler yang tingi. Pasien harus dimobilisasi secara teratur untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah robeknyajaringan dikarenakan tekanan dari edema. g. Pemenuhan oksigen ke jaringan Penambahan oksigen digunakan untuk menjamin secara adekuat oksigen ke sel-sel. Selama pemberian oksigen ini, harus diobservasi warna, respirasi dan tanda-tanda vital. h. Menurunkan volume darah Bila payah jantung, hal itu menyulitkan sirkulasi darah, dan akumulasi cairan di dalam jaringan. Volume darah dapat diturunkan dengan menggunakan diuretic, diet pembatasan sodium. Bila perlu dilakukan paracentesisi untuk mengangkat kelebihan cairan di operut. Perubahan CVP, berat badan dan tekanan artery pulmonary adalah kemajuan yangbaik dalam indikasi mengurangi volume darah. Seperti volume darah diturunkan penguatan kardiak akan meningkat dan oksigen ke sel-sel diperbaiki. i. Terapi dengan diuretic Diuretik digunakan untuk meningkatkan pengeluaran cairan secara cepat. Bila pasien diberi diuretic, biasanya pasien menjadi lemah atau

1.vn {ic )+I /nvi v]cnnv ^v.vnv kebimbangan. Harus diobservasi kehilangan elektrolit, ketika diuretic digunakan. Kehilangan tersebut dapat berupa kehilangan potassium, klorida, sodium, dan calsium. Kehilangan pitasium dan klorida dapat menajdi asidosis metabolic. Observasi juga tanda-tanda kehilangan elektrolit yaitu haus, kram, pada poerut, lemah, banyak tidur, kejang otot. j. Diet pembatasan sodium Membatasi pemasukan sodium dalam cara lain, sehingga darah dapat diturunkan. Sodium menyeabkan retensi air, sumber eliminasi diet dari sodium dapat mencegah dan mengontrol rtensi cairan. k. Rotating tourniquets Memberikan tourniquet pada tungkai menurunkan kembalinya darah vena. Sirkulasi darah vena di tungkai bawah dibatasi, dan muatan kerja dari jantung diperkecil/dikurangi. Tourniquet biasanya digunakan selama dekompensasi dan edema pulmonary keras dan hanya sampai kekuatan kardiak ditingkatkan. Beberapa ahli menentang penggunaan ini karena menyebabkan darah berkumpul pada ekstremitas bagian bawah, tergantung pada posisi. l. Pembedahan Transplantasi jantung adalah pilihan pengobatan pada klien dengan kardiomiopati dilatasi berat (DCM) Kriteria untuk seleksi dilakukannya transplantasi jantung adalah: a) Harapan hidup kurang dari 1 tahun b)Umur lebih muda dari 65 tahun c) New York Heart Association (NYHA) kelas III-IV d) Normal atau dengan peningkatan resistensi pulmonal yang sedikit e)Tidak adanya inIeksi aktiI I)Status psikososial yang stabil g) Tidak adanya penyalahgunaan obat atau alkohol 6. DIAGNOSA PEMBANDING a. Angina pektoris tidak stabil/insuIisiensikoroner akut. Padakondisiini anginadapatberlangsunglama,tetapiEKGhanyamemperlihatkan depresisegmenSTtanpadisertaigelombangQpatologisdantanpa disertai peningkatan enzim. b. Diseksi Aorta Nyeri dada di sini umumnya amat hebat, dapatmenjalar ke perut danpunggung,nadiperiIerdapatasimetrisdandapatditemukanbising diastolikdinidiparasetamolkiri.PadaIotorontgendadatampak pelebaran mediastinum. c. Kelainan saluran cerna bagian atas Nyeriberkaitandenganmakanandancenderungtimbulpada waktu tidur. Kadang-kadang ditemukan EKG non-spesiIik. d. Kelainan lokal dinding dada Nyeriumumnyasetempat,bertambahdengantekananatau perubahan posisi tubuh. e. Kompresi saraI (terutama C-8) Nyeri terdapat pada distribusi saraI tersebut.

1.vn {ic )+I /nvi v]cnnv ^v.vnv I. Kelainan intra abdominal D. DISCHARGE PLANING 1. Istirahat yang cukup 2. Personal hygiene 3. Tidak merokok. 4. Diet rendah garam, diet jantung 5. Melakukan aktivitas secara bertahap. 6. Minum obat teratur sesuai dosis. 7. Kontrol sesuai jadwal. 2. KONSEP KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajiankeperawatanhendaknyasistematisdanditujukanuntuk mengidentiIikasikebutuhanjantungpasiendanmenentukanprioritas kebutuhannya.Selainitu,pengkajianIisikyanglengkapdantepatjugasangat pentinguntukmendeteksiadanyakomplikasi.Metodesistematisyang digunakan dalam pengkajian harus meliputi parameter berikut: Tingkat Kesadaran: Meliputi orientasi terhadap: waktu, tempat, orang. Perubahan penginderaanberartibahwajantungtidakmampumemompadarahuntuk oksigenisasikeotakyangcukup.Pasienyangmendapatpengobatanyang mempengaruhipembekuandarahharusdibangunkanseseringmungkinuntuk mengkaji status mentalnya dan mengkaji tanda-tanda perdarahan otak. Nyeri dada:Ada atau tidaknya nyeri dada adalah satu-satunya temuan terpenting pada pasien dengan miokard inIark akut. Pada episode nyeri dada harus dicatat EKG 12 lead. Pasien juga dapat ditanya intensitas nyerinya denganmenggunakan skala 0-10 dan lokasinya. Frekuensidaniramajantung:Irekuensidipantauakanadanyakenaikandan penurunanyangtidakdapatdijelaskan,sedangkaniramadipantauapakahada penyimpanganterhadapiramasinus.Bilaterjadidisritmiatanpanyeridada,maka parameterklinislainselainoksigenisasiharusdicari,sepertikadarkaliumserum terakhir.Bunyijantung:BiasanyasetelahterjadiMIakantimbulbunyiBj3,yang dihasilkansuatudara.Dalamventrikelmenghantamdindingyangtidaklentukdari jantungyangrusakyangdikenalsebagaigallopventrikel.Murmurjantungatau Iriction rub perikardium dapat didengar dengan mudah sebagai bunyi tambahan. Jika didapati Iriction rubmenunjukkan adanya perikarditis. Tekanandarah:Tekanandarahdiukuruntukmenentukanresponterhadapnyeri dankeberhasilanterapi,khususnyaterapivasodilator.Penurunantekanannadi merupakan mengurangi volume sekuncup. DenyutnadiperiIer.PerbedaanIrekuensidenyutnadiperiIerdanIrekuensi denyutjantungmenegaskanadanyadisritmiasepertiIibrilasiatrium.Denyutnadi periIermerupakanevaluasiuntukmenentukankecukupanalirandarahke ekstremitas. Denyut nadi periIer melemahterjadi penyumbatan aliran darah. Warna kulitdan suhu: Tempat terbaik untukmemeriksa warna kulit adalah pada kuku,selaputmukosamulut,dancupingtelingahalinikarenawarnakulitsetiap orangberbeda.Padapasienyangmengalamikesulitanmempertahankankebutuhan oksigenmaka pada daerah/tempat tersebut akan tampak biru atau ungu. Pasienyang

1.vn {ic )+I /nvi v]cnnv ^v.vnv kulitnyadingin,lambatdanberkeringatdingin(diaIoresis)mungkinmerupakan responterhadapterapimedisataukolapskardiovaskuleryang berlanjutsepertipada syok kardiogenik. Paru:SetiappeningkatanataupenurunanIrekuensipernaIasanharusdiawali seiringdenganadanyakesulitannaIas.GerakannaIasharusteraturdantanpa hambatan aliran udara. Batuk kering, pendek, sering merupakan tanda gagal jantung. Auskultasi dadauntuk mengetahui adanya wheezing dan krekel. Wheezingudara yang melintasi celah sempit; crackles udara bergerak melalui air dan bila terjadi MI akut, biasanya menunjukkan gagal jantung. Fungsi gastrointestinal: Mual dan muntah dapat terjadi pada AMI. Bila muntahcatatjumlahdanperiksaadanyadarah.Diitcairdapatmeringankankerjajantung dengancaramengurangialirandarahyangdiperlukanuntukmencernamakanan padat. Jika diperlukan prosedur invasiI, maka kemungkinan aspirasi dapat dikurangi, bila pasien hanya menelan makanan cair. Pemeriksaanabdomen:auskultasiadanyabisingusus,palpasiapakahadanyeri tekandisetiapkuadran,jugadikajiadatidaknyaIlatus.SetiapIaecesyang dikeluarkandiperiksaadanyadarahkhususnyapadapasien-pasienyangmendapat obat-obatan yang mempengaruhi pembekuan darah. Status volumecairan. Pengukuran intakedanoutput cairan sangat penting. Pada sebagianbesarkasus,cairanyangseimbangataucenderungnegatiIakanlebihbaik, halinidihubungkanpadapasienAMI,harusmenghindarikelebihancairandan kemungkinanterjadinyagagaljantung,disampingitupasienjugadiperiksaapakah adaoedemaoedemaserumpadapasienyangtirahbaring.Oliguriamerupakan tanda awal syok kardiogenik yang disertai hipotensi. B. Analisa Data 1) Data subjektiI Pasien mengeluh: Nyeri dada Sulit bernaIas (dispnea) Berkeringat dingin (diaphoresis) Pingsan (sinkop) Fatigue Mual, muntah lemas 2) Data objektiI Tingkat Kesadaran - Berkurangnya orientasi terhadap waktu, tempat, orang - Perubahan status penginderaan mental. - Bicara pelo dan suara dengkur yang lebih kuat pada saat tidur - Penurunan respon motorik Frekuensi dan Irama jantung - Frekuensi dapat meningkat atau menurun - Irama tidak teratur (deviasi terhadap irama sinus) - Bila terjadi disritmia tanpa nyeri dadacek kalium Bunyi jantung - Waktu? - Durasi? - Pencetus? Yang meringankan"

1.vn {ic )+I /nvi v]cnnv ^v.vnv Ditemukan bunyi jantung tiga yang abnormal yang dikenal sebagai gallop. Ventrikel dan bunyi jantung empat yang dikenal sebagai gallop atrial atau presistolik. Murmur jantung atau Iriction rub - Awitan murmur yang sebelumnya tidak ada, menunjukkan perubahan Iungsi otot miokard. - Friction rubperikarditis. Tekanan darah - Penurunantekanannadi(perbedaanangkaantaratekanansistoldandiastole), biasa terjadi setelah miokard inIarkterjadi pengurangan isi sekuncup. Denyut nadi periIer - Adanya perbedaan Irekuensidenyutnadi periIerdari Irekuensidenyutjantungdisritmia seperti AF. - Denyut nadi melemahpenyumbatan aliran darah. Warna kulit dan suhu - Warna biru atau ungupada pasien yang mengalami kesulitan mempertahankan kebutuhan O2. - Kulitterabadingin,lembabdanberkeringatdingin(diaIoresis)kolaps kardiovaskularsyok kardiogenik atau respon dari therapi medis. Paru - Sering ditemukan adanya kesulitan bernaIas (dispnea) - NaIas pendek. - Batuk kering, pendektanda gagal jantung - Wheezing dan krekel. Fungsi gastrointestinal - Mual dan muntahAMI- Nyeri tekan abdomen - KemungkinanadanyadarahdiIaecespadapasienyangmendapatobat-obatan yang mempengaruhi pembekuan. Status volume cairan - Berkurangnya urine yang keluar (oliguria)tanda shock kardiogenik. - Edemadaerahsacrumdanbagiantubuhlain(sehubungandenganperedaran darah yang statis). - Penambahan BB. 3) Data Diagnostik - Didapati perubahan pada EKG; (gelombang Q, ST segmen, dan gelombang T). - Pemeriksaanlaboratorium;didapatipeningkatanserumCPK-MB,LDH, leukositosisdanLED(erythrocytesedimentationrate).PeningkatanLDHdalam serumterjadibilaadakerusakanpadamiokardial,yaitupada12jamsetelah terjadikerusakanyangkemudianakanmemuncakdalam24-48jam,kemudian lambat laun akan kembali normal selama 10 hari. - LeukositosisbiasanyamunculpadaharikeduasetelahinIarkmiokarddan menghilang dalam satu minggu. - Radionuclideimaging:didapatilokasiinIarkmiokard(pemeriksaaninitidak dapatmembedakaninIarklamadanbarujugatidakdigunakanpadakasusakut miokard inIark). - PositronemissionTomography;ditemukanmetabolismejantungdanperIusi jaringan yang kurang adekuat. - MagneticResonanceImaging(MRI):Didapatiperubahanstrukturdan miokardium dan perikardium.

1.vn {ic )+I /nvi v]cnnv ^v.vnv - Echocardiography:Ditemukanadanyapenurunankemampuanjantung berkontraksi dan berelaksasi dan kelainan Iungsi katup-katup. - TransesophagealEchocardiography;Didapatipenurunankemampuan berkontraksi dan berelaksasi pada bagian posterior dinding jantung. C. Diagnosa keperawatan 1. Penurunan cardiac output berhubungan dengan kerusakan otot miokard. 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan cardiac out put. 3. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya inIormasi. 4. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongestiI polmunal. D.Rencana keperawatan Diagnosa Nomor 1. Tujuan :Menurunkan beban jantung. Kriterian : Vital sign dalam batas normal, bebas dari gejala gagal jantung, dyspnoe menurun. INTERVENSIRASIONAL. 1. Auskultasinadiapical,kajiIrekwensi, irama jantung. 2. Catatbunyijantung,palpasinadi periIer, pantau tekanan darah. 3. Kaji kulit terhadap pucat, dan sianosis. 4. Berikanoksigentambahansesuai indikasi. 5. Tinggikankaki,hindaritekananpada bawah kulit lutut. 6. Berikaanobatsesuaiinsruksi/ kolaborasi.:deuretika,Morphin, Vasodilator 1. Kondisi ini tachikardia. 2. Penurunancardiacoutputtampakpada nadi, dan tekakan darah. 3. Pucat indikasi penurunan perIusi IeriIer, cyanosis karena kongseti vena. 4. Meningkatkansediaanoksigenuntuk miokard. 5. Menurunkanstatisvena,daninsiden thrombus. 6. Menurunkan preload, aIterload .

1.vn {ic )+I /nvi v]cnnv ^v.vnv Diagnosa Nomor 2 Tujuan : Pasien dapat melakukan kegiatan sehari hari. Kriterian : Dapat berpartisipasi dalam aktivitas, dapat memenuhi kebutuhan sendiri, vital sign normal selama aktivitas. INTERVENSIRASIONAL. 1. Periksavitalsignsebelumdansegera setalah latihan. 2. Catatresponcardiopolmunalterhadap aktivitas. 3. Kaji penyebab kelemahan. 4. Evaluasipeningkatanintoleransi aktivitas. 5. Berikan bantuandalam aktivitas, selingi aktivitas dengan istirahat. 6. Kolaborasi program rehabilitasii jantung / aktivitas. 1. Hypotensi ortostatik dapat terjadi karena aktivitas. 2. Penurunan miokard untuk meningkatkan secuncum selama aktivitas. 3. KelemahandapatterjadikarenaeIek obat. 4. kelebihanaktivitasmeningkatkan decompensasi jantung. 5. Aktivitastanpamempengaruhistress miokard/ kebutuhan oksigen berlebihan. 6. Peningkatanaktivitasbertahab menghindari kerja jantung berlebihan.

1.vn {ic )+I /nvi v]cnnv ^v.vnv Diagnosa Nomor 3. Tujuan :Pasien dan keluarga tahu pencegahan terulangnya gagal jantung KongestiI. Kriterian : pasien dan keluarga mentaati program therapy, dapat menyebutkan tanda dan gejala untuk intervensi cepat, merubah pola hidup yang dapat menimbulkan stress. INTERVENSIRASIONAL. 1. DiskusikanIungsijantungnormaldan perbedaan kelainan pada jantung. 2. Kuatkan rasional pengobatan. 3. Diskusikanpentingnyamenjadiseaktiv mungkin,tanpamenjadikelelahandan istirahat diantara aktivitas. 4. Diskusikanpentingnyapembatasan natrium,berikandaItarkandungan natriumpadamakananumumyang harus dibatasi. 5. Dskusikanobat,tujuandaneIek sampingnya,berikaninstruksisecara verbal dan tertulis. 6. Anjurkan pasienmakanmakanan sesuai dengan diet yang diberikan. 1. Pengatahuan meningkatan ketaatan pada program pengobatan. 2. Pemahanantentangobatdapat membantu mengontrol gejala. 3. AktivitasIisikberlebihandapat berlanjut menjadi kelemahan jantung. 4. Pemasukandietnatriumdiatas3gr/ hari menghasilkan eIek deuretik. 5. Pemahamanpasiendapatmencegah terjadinya komplikasi. 6. Diatyangditetapkanmembatasi masuknya natrium secara berlebihan.

1.vn {ic )+I /nvi v]cnnv ^v.vnv Diagnosa Nomor 4. Tujuan : Pertukaran gas adekwat dan pasien dapat bebas dari sesak. Kriterian : Pasien tidak sesak, nilai GDA dalam batas normal. INTERVENSIRASIONAL. 1. AuskultasibunyinaIas,catatbunyi naIas, ronki, mengi, 2. AnjurkanpasienbatukeIektiIdannaIas dalam. 3. Dorongperubahanposisisesering mungkin / setiap 23 jam . 4. Pertahankan tirah baringdengandengan kepalatempattidur2030derajat, posisisemiIowlerdansokongtangan dengan bantal. 5. Pantau GDA secara serial. 6. Berikanoksigentambahansesuai indikasi. 7. Berikan obat sesuai indikasi.Deuretika: Furosemid, bronkodilator. Aminophilin,1. Indikasikongestiparu/pengumpulan sekret. 2. MembersihkanjalannaIasdan, memudahkan aliran oksigen. 3. Mencegah atelektasis dan pneumonia. 4. Menurunkankonsumsioksigen, meningkatkan ekspansi paru maksimal. 5. Hipoksemiadapatmemberatselama edema paru. 6. Meningkatkankonsentrasioksigen alveolar, mencegah hipoxemia jaringan. 7. Menurunkankongestialveolr, meningkatkan pertukaran gas,

1.vn {ic )+I /nvi v]cnnv ^v.vnv DAFTAR PUSTAKA Barbara C long. (1996). Perawatan Medical Bedah. Pajajaran Bandung. Carpenito J.L. (1997). Nursing Diagnosis. J.B Lippincott. Philadelpia. Carpenito J.L. (1998.). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8 EGC. Jakarta. Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta. Hudack & Galo. (1996). Perawatan Kritis. Pendekatan Holistik. Edisi VI, volume I EGC. Jakarta. Junadi, Purnawan. (1982). Kapita Selekta Kedokteran. Media aesculapius Universitas Indonesia. Jakarta. Kaplan, Norman M. (1991). Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. EGC Jakarta. Lewis T. (1993). Disease oI The Heart. Macmillan. New York. Marini L. Paul. (1991). ICU Book. Lea & Febriger. Philadelpia. Morris D. C. et.al, The Recognation and treatment oI Myocardial InIarction and It`sComplication. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. (1993). Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Krdiovaskuler. Departemen Kesehatan. Jakarta. Tabrani. (1998). Agenda Gawat Darurat. Pembina Ilmu. Bandung. http://nezs.edublogs.org/2011/01/02/askep-kardiomiopati

1.vn {ic )+I /nvi v]cnnv ^v.vnv