Prin Kardiomiopati

download Prin Kardiomiopati

of 42

Transcript of Prin Kardiomiopati

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    1/42

    Oleh Kelompok III :

    Maria Immaculata C.B. Sri Nala

    Deden Irmawati

    Jessi Yores Nuzulya Rahmadhani

    Fredyrikus Carlokum Hendranus Suprianto

    Adrianus Pandong Yovita Sela Parubang

    S1 Keperawatan

    STIKES GRAHA EDUKASI MAKASSAR

    2012/2013

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    2/42

    Kardiomiopati

    2

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang

    Maha Esa karena atas berkat dan pertolongan-Nya, kami dapat

    menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

    Makalah ini berisi tentang konsep medis dan konsep keperawatan

    dari Sistem Kardiovaskuler. Makalah ini menjelaskan secara terperinci

    tentang Kardiomiopati.

    Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan

    untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

    membangun dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini kedepan.

    Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita

    semua khususnya kita selaku Mahasiswa Keperawatan.

    Makassar, 10 Juni 2013

    Penyusun

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    3/42

    Kardiomiopati

    3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Jantung merupakan organ paling penting dalam tubuh, jantung

    berfungsi untuk memompa darah ke seluruh tubuh,oleh karena itu kita

    harus senantiasa memperhatikan kesehatan jantung kita,selain itu

    penyakit jantung merupaka penyakit maut yang mematikan diseluruh

    dunia. Salah satunya yaitu kardiomiopati, yang akhir-akhir ini semakin

    meningkat frekuensinya. Dibeberapa negara. Kardiomiopati merupakan

    penyebab kematian sampai sebesar 30%.

    Kardiomiopati merupakan suatu kelompok penyakit yang langsung

    mengenai otot jantung (miokard) yang menyebabkan otot jantung menjadi

    lemah. Penyakit ini tergolong khusus karena kelainan-kelainan yang

    ditimbulkan bukan terjadi akibat penyakit perikardium,hipertensi, koroner,

    kelainan kongenital atau kelainan katub. Walaupun sampai saat ini

    penyebab kardiomiopati masih belum dapat dijelaskan secara pasti, tetapi

    kardiomiopati diduga kuat mempengaruhi oleh faktor genetik.

    Kardiomiopat dapat diklasifikasikan menjadi 3 macam yaitu :

    1. Kardiomiopati dilatasi, adalah kardiomiopati yang paling umum,

    terdapat pada 100 orang dan manakala otot jantung melemah dan

    tak mampu memompa darah secara efektif. Otot jantung yang

    melemah kendur dan rongga jantung membengkak. Kebanyakan

    disebabkan oleh penyakit arteri koroner, tetapi sekitar 30%

    disebabkan faktor genetis.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    4/42

    Kardiomiopati

    4

    2. Kardiomiopati hipertrofik, terjadi manakala di dinding jantung

    menebal, sehingga dapat mencegah darah lewat jantung. Kelainan

    ini cukup jarang dijumpai pada sekitar 0.2% penduduk Amerika

    Serikat (USA) atau terdapat pada 2 dalam 1000 orang dan dapat

    mengenai laki-laki maupun perembpuan semua umur. Gejala awal

    dan perjalanan penyakitnya sangat bercariasi. Beberapa pasien

    tetap stabil setelah diagnosis dan beberapa lainnya membaik.

    Tetapi beberapa pasien menunjukkan gejala memburuk dan

    menyebabkan usia pendek. Dalam kebanyakan kasus,

    kardiomiopati hipertrofik menyebabkan gagal jantung kongestif.

    3. Kardiomiopati restriktif, merupakan kardiomiopati jarang (erjadi 1

    dalam 1000 orang) terjadi manakala dinding jantung menjadi kaku

    dan tidak sukup lentur untuk terisi darah. Akibat jantung tidak terisi

    darah, maka kemampuannya untuk memompa darah ke seluruh

    tubuh menjadi tidak efektif.Beberapa keadaan menjadi penyebab

    kelainan ini, tetapi yang paling sering adalah adanya timbunan

    suatu protein yang dikenal sebagai amyloid di otot jantung.

    Disamping itu, hemochromatosis dan akibat penyakit jantung lain

    yang beberapa diantaranya diwariskan, juga merupakan penyebab

    timbulnya kardiomiopati restriktif.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    5/42

    Kardiomiopati

    5

    2. Tujuan

    Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

    1. Untuk mengetahui konsep medis dari kardiomiopati berupa:

    Definisi

    Etiologi

    Manifestasi klinis

    Pemeriksaan penunjang

    Kompikasi dan penatalaksanaan

    Pencegahan

    2. Untuk mengetahui konsep keperawatan dari kardiomiopati berupa:Pengkajian

    Diagnosa keperawatan

    Perencanaan

    Implementasi

    Evaluasi

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    6/42

    Kardiomiopati

    6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Konsep Medis

    1.1. Definisi

    Kardiomiopati adalah suatu penyakit miokard yang menyerang otot

    jantung (Myocard) dan penyebab tidak diketahui. Penyakit ini dapat

    ditemukan pada semua jenis kelamin pria dan wanita, pada semua

    golongan umur (Ruhyanudin F, 2006, hal 73).

    Menurut WHO, kardiomiopati adalah suatu kelainan akut, subakut atau

    kronis pada otot jantung. Kelainan ini tidak memiliki etiologi atau kaitan

    yang diketahui dan sering disertai dengan kelainan endokardium atau

    kadang dengan kelainan pericardium.

    Menurut Dorland, toxic cardiomiopati adalah kardiomiopati yang

    disebabkan oleh suatu zat yang menyebabkan kerusakan toksik

    terhadap miokardium seperti alkohol, agen anti tumor tertentu,

    katekolamin, racun ular, dan beberapa logam.

    Kardiomiopati adalah penyakit yang mengenai miokardium dan disertai

    gangguan fungsi ventrikel (WITO).

    Kardiomiopati adalah semua bentuk hipertropik miokard yang bukan

    disebabkan oleh hipertropi atrium, sklerosis, penyakit kasub atau

    penyakit bawaan.

    Kardiomiopati kongestif adalah bentuk kardiomiopati yang ditandai

    adanya dilatasi atau pembesaran rongga ventrikel bersama dengan

    penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri, dan statis darah dalam

    ventrikel. (Smeltzer and Bare,Alih bahasa Agung Waluyo,2001:833)

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    7/42

    Kardiomiopati

    7

    1.2. Etiologi

    1. Kardiomiopati dilatatif

    Tidak diketahui secara pasti tetapi kemungkinan adanya

    hubungan dengan pemakaian alkohol berlebih, araviditas paerperium

    hipertensi sistemik, infeksi virus, kelainan auto imun dan pengaruh

    bahan kimia. Akhir-akhir ini sering dilaporkan adanya autoantibodi,

    antimyocardial antibodies yang banyak dalam darah pasien

    kardiomiopati kongestif yang berikatan pada saluran kalsium yang

    pada akhirnya menyebabkan kegagalan fungsi jantung.

    2. Kardiomiopati hipertropik

    Karena faktor genetik, rangsangan karekolamin, kelainan

    pembuluh yang menyebabkan iskemia miokard, kelainan atroventikuler

    dan kelainan kolagen. Kelainan ini juga dapat ditemukan pada kedua

    jenis kelamin dalam frekuensi yang sama, serta dapat menyerang

    semua umur. Gangguan irama sering terjadi dan mengakibatkan

    berdebar-debar, pusing sampai sinkope. Tekanan darah sistolik dapat

    pula menurun. Banyak pula kasus kardiomiopati hipertrofik tidak

    bergejala/asimtosis.

    3. Kardiomiopati restriktif

    Sering ditemukan pada amilodosis, hemokomatil, deposisi

    glikogen fibrosis endomiokardinal, ensinofelia dan lain-lain.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    8/42

    Kardiomiopati

    8

    1.3. Patofisiologi

    Miopati merupakan penyakit otot. Sedangkan kardiomiopati

    merupakan sekelompok penyakit yang mempengaruhi struktur dan fungsi

    miokardium. Kardiomiopati digolongkan berdasarkan patologi, fisiologi dan

    tanda klinisnya. Penyakitnya ini dikelompokkan menjadi tiga macam,

    yaitu:

    1. kardiomiopati dilatasi atau kardiomiopati kongestif;

    2. kardiomiopati hipertropik;

    3. kardiomiopati restriktif.

    Kardiomiopati yang sering terjadi adalah kardiomiopati kongestif.

    Penyakit ini ditandai dengan adanya dilatasi atau pembesaran rongga

    ventrikel bersama dengan penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri,

    dan statis darah dalam ventrikel. Pada pemeriksaan mikroskopis otot

    memperlihatka berkurangnya jumlah elemen kontratil serat otot.

    Penyebab kardiomiopati jenis ini adalah konsumsi alkohol yang

    berlebihan.

    Kardiomiopati hipertropi jarang terjadi. Pada kardiomiopati ini,

    masa otot jantung bertambah berat, terutama sepanjang septum. Terjadi

    peningkatan ukuran septum yang dapat menghambat aliran darah darim

    atrium ke ventrikel. Kategori ini dapat dibagi menjadi jenis obstruktif dan

    nonobstruktif. Kardiomiopati restriktif adalah jenis terakhir dan kategori

    yang paling jarang terjadi. Bentuk ditandai dengan gangguan regangan

    ventrikel dan volumenya. Kelainan ini dapat dihubungkan dengan

    amiloidosis(amiloid suatu protein tertimbin dalam sel) dan penyakit

    infiltratif lain.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    9/42

    Kardiomiopati

    9

    Tanpa memperhatikan perbedaanya masing-masing, fisiologi

    kardiomiopati merupakan urutan kejadian yang progresif yang diakhiri

    dengan terjadinya gangguan pemompaan ventrikel kiri. Karena volume

    sekuncup makin lama makin berkurang, maka terjadi stimulasi syaraf

    simpatis yang mengakibatkan peningkatan tahanan vasular sistemik.

    Seperti patofisiologi pada gagal jantung dengan berbagai penyebabnya,

    ventrikel kiri akan membesar untuk mengakomodasi kebutuhan yang

    kemudian juga akan mengalami kegagalan. Biasanya yang menyertai

    proses ini adalah kegagalan ventrikel kiri.

    1.4. Manifestasi klinis

    Secara umum kardiomiopati dapat terjadi pada semua umur baik

    pria maupun wanita. Kebanyakan orang yang mengidap penyakit ini

    pertama kali datang dengan gejala dan tanda gagal jantung. Gejala yang

    pertama kali timbul adalah: dispneu saat beraktifitas, paroksismal

    nocturnal dispneu(PND), batuk dan mudah lelah. Kongesti vena sistemik,

    distensi vena jugularis, pitting edema pada bagian tubuh bawah,pembesaran hepar dan takikardi adalah hal-hal yang biasanya ditemukan

    pada pemeriksaan fisik.

    1. Manifestasi klinis pada kardiomiopati kongestif atau dilatasi.

    Gejala yang muncul sesuai dengan gejala gagal jantung kiri diikuti

    gejala gagal jantung kanan. Dapat terjadi nyeri dada karena

    peningkatan kebutuhan oksigen. Pada pemeriksaan fisik ditemukan

    tanda-tanda gagal jantung kongestif. Biasanya terdapat bunyi

    derap dan bising akibat regurgitasi mitral.

    2. Manifestasi klinis pada kardiomiopati hipertrofik.

    Pasien mengeluh nyeri dada yang tak berhubungan dengan

    aktivitas. Sinkop dan dispnea dapat terjadi setelah beraktivitas.

    Terdapat gejala-gejala gagal jantung kongestif.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    10/42

    Kardiomiopati

    10

    3. Manifestasi klinis pada kardiomiopati restriktif.

    Didapatkan gejala dan tanda-tanda dari gagal jantung kongestif

    terutama gagal jantung kanan serta adanya ofitmia.

    1.5. Pemeriksaan penunjang

    a. Secara Umum

    1. Pemeriksaan penunjang pada Kardiomiopati Kongesti/Dilatasi

    RadiologiPada foto rontgen dada, terlihat adanya

    kardiomegali, terutama ventrikel kiri. Juga ditemukan adanya

    bendungan paru dan efusi pleura

    Elektrokardiografi Pada pemeriksaan elektrokardiografi

    ditemukan sinus takikardia, aritmia atrial dan ventrikel, kelainan

    segmen ST dan gelombang T dan gangguan konduksi

    intraventrikular. Kadang-kadang ditemukan voltase QRS yang

    mudah, atau gelombang Q patologis, akibat fibrosis miokard.

    Ekokardiografi Pada pemeriksaan ekokardiografi terlihat

    ventrikel kiri membesar, disfungsi ventrikel kiri, dan kelainan

    pergerakan katub mitral waktu diastolic, akibat compliance dan

    tekanan pengisian yang abnormal.Bila terdapat insufisiensi

    trikuspid, pergerakan septum menjadi paradoksal. Volume akhir

    diastolic dan akhir sistolik membesar dan parameter fungsi

    pompa ventrikel, fraksi ejeksi (EF) mengurang. Penutupan

    katup mitral terlambat dan panutupan katub aorta bisa terjadi

    lebih dini dari normal. Trombus ventrikel kiri dapat ditemukan

    dengan pemeriksaan 2D-ekokardiografi, juga aneurisma

    ventrikel kiri dapat disingkirkan dengan pemeriksaan ini.

    Pemeriksaan RadionuklearPada pemeriksaan radionuklear

    tampak ventrikel kiri disertai fungsinya yang berkurang.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    11/42

    Kardiomiopati

    11

    Sadapan Jantung Pada sadapan jantung akan ditemukan

    ventrikel kiri membesar serta fungsinya berkurang, regurgitasi

    mitral dan atau tricuspid, curah jantung berkurang dan tekanan

    intraventrikular meninggi dan tekanan atrium kiri meningkat.

    Bila terdapat pula gagal ventrikel kanan, tekanan akhir diastolic

    ventrikel kanan, atrium kanan dan desakan vena sentralis akan

    tinggi.Dengan angiografi ventrikel kiri dapat disingkirkan

    aneurisma ventrikel sebagai penyebab gagal jatung.

    2. Pemeriksaan Penunjang pada Kardiomiopati Hipertrofik.

    Radiologi Pada foto rontgen dada terlihat pembesaran

    jantung ringan sampai sedang, terutama pembesaran atrium

    kiri.

    Elektrokardiografi Pada pemeriksaan elektrokardiografi

    ditemukan hipertrofi ventrikel kiri, kelainan segmen ST dan

    gelombang T, gelombang Q yang abnormal dan aritmia atrial

    dan ventrikular.

    Ekokardiografi Pada pemeriksaan ekokardiografi ditemukan

    hipertrofi septal asimetrik, left ventricular outflow tractobstruction. Systolic anterior motion katub mitral. Ventrikel kiri

    mengecil atau normal saja.

    3. Pada pemeriksaan 2D-ekokardiografi Ten Cate menemukan tiga

    jenis hipertrofi ventrikel kiri yaitu :

    1. Hipertrofi septal saja (41%)

    2. Hipertrofi septal disertai hipertrofi dinding lateral (53%)

    3. Hipertrofi apical distal (6%) (septum dan dinding lateral,

    keduanya)

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    12/42

    Kardiomiopati

    12

    Pemeriksaan Radionuklir Pada pemeriksaan radionuklir akan

    ditemukan ventrikel mengecil atau normal. Fungsi sistolik

    menguat dan hipertrofi septal asimetrik. Dengan pemeriksaan

    pencitraan nuclear magnetic resonance (M.R.I) berbagai jenis

    hipertrofi apical ventrikel kiri dapat dibedakan.

    Sadapan Jantung Pada sadapan jantung akan ditemukan

    compliance ventrikel kiri berkurang, regurgitasi mitral. Fungsi

    sistolik menguat dan ditemukan left ventricular outflow tract

    obstruction

    4. Pemeriksaan Penunjang pada Kardiomiopati Restriktif

    Radiologi Pada foto rontgen dada terlihat pembesaran

    jantung disertai hipertensi vena

    pulmona.ElektrokardiografiPada pemerioksaan

    eletrokardiografi ditemukan low voltage.terlihat juga gangguan

    kondusi intra-ventrikuler dan gangguan konduksi atrio-

    ventrikuler.

    Ekokardiografi Pada pemeriksaan ekokardiografi tampak

    dinding ventrikel kiri menebal serta penambahan massa di

    dalam ventrikel. Ruangan ventrikel normal atau mengecil dan

    fungsi sistolik yang masih normal.

    Pemeriksaan Radionuklir Pada pemeriksaan radionuklir

    terlihat adanya infiltrasi pada otot jantung. Ventrikel kiri normal

    atau mengecil, dan fungsi sistolik yang normal.

    Sadapan Jantung Pada sadapan jantung ditemukan

    compliance ventrikel kiri mengurang dan peninggian tekananpengisian ventrikel kiri dan kanan

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    13/42

    Kardiomiopati

    13

    Secara khusus

    Jenis

    kardiomiopati

    Foto daja Ekg Ekolardiomati

    Kardiomiopati

    Dilatatif

    Kardiomegali

    Edema paru

    Lvh Dilatasi rongga-rongga

    jantung

    Kardiomiopati

    Hip

    Ertropik

    Normal Lvh Penebalan, terutama

    pada ivs

    Kardiomiopati

    Restriktif

    Normal Non

    spesifik

    Dilatasi pada atrium

    penebalan endokaro

    Ket :

    LVH : Leh Ventikuler Hipertropy

    IVS : Interventrikuler Septum

    1.6. Kompikasi dan penatalaksanaan

    a. Obat Digitalis

    Cardiak Output seperti digitalis mempunyai efek isotropic positif

    dan digunakan untuk meninngalkan miokardium contractility dan

    cardiac output. Kegiatan mereka dengan peningkatan cardiac output

    berlanjut dengan waktu kondisi, dan peningkatan refractory period .

    Permulaan obat-obat tersebut diberikan dalam digitalis dosis untuk

    memperoleh efisiensi cardiac output yang maksimal. Jika efektivitas

    obat itu diperoleh sangat besar, dosis lebih rendah digunakan untuk

    pemeliharaan. Efek samping obat ini adalah mual dan muntah.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    14/42

    Kardiomiopati

    14

    b. Vasodilator

    Vasodilator menyebabkan relaksasi otot secara halus oleh

    karena mempersatukan vena, menurunkan resistensi peripheral, dan

    akhirnya menurunkan daya kerja jantung. Vasodilator dalam dosis

    rendah adalah aktivitas penurunan kapiler pulmonary dan ventrikel kiri

    sudut tekanan, dalam dosis tinggi, hal itu menurunkan kelebihan daya.

    Efek samping obat ini diantaranya hipotensi, mual, muntah, sakit

    kepala atau compensatory.

    c. Istirahat

    Pasien harus diletakan pada posisi untuk menghindari

    ketidakperluan membuang energi. Jika pasien dalam ortopneu harus

    didukung dalam posisi fowler yang tingi. Pasien harus dimobilisasi

    secara teratur untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah

    robeknyajaringan dikarenakan tekanan dari edema.

    d. Pemenuhan oksigen ke jaringan

    Penambahan oksigen digunakan untuk menjamin secara

    adekuat oksigen ke sel-sel. Selama pemberian oksigen ini, harus

    diobservasi warna, respirasi dan tanda-tanda vital.

    e. Menurunkan volume darah

    Bila payah jantung, hal itu menyulitkan sirkulasi darah, dan

    akumulasi cairan di dalam jaringan. Volume darah dapat diturunkan

    dengan menggunakan diuretic, diet pembatasan sodium. Bila perlu

    dilakukan paracentesisi untuk mengangkat kelebihan cairan di operut.

    Perubahan CVP, berat badan dan tekanan artery pulmonary adalah

    kemajuan yangbaik dalam indikasi mengurangi volume darah. Seperti

    volume darah diturunkan penguatan kardiak akan meningkat dan

    oksigen ke sel-sel diperbaiki.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    15/42

    Kardiomiopati

    15

    f. Terapi dengan diuretic

    Diuretik digunakan untuk meningkatkan pengeluaran cairan

    secara cepat. Bila pasien diberi diuretic, biasanya pasien menjadi

    lemah atau kebimbangan. Harus diobservasi kehilangan elektrolit,

    ketika diuretic digunakan. Kehilangan tersebut dapat berupa

    kehilangan potassium, klorida, sodium, dan calsium. Kehilangan

    pitasium dan klorida dapat menajdi asidosis metabolic. Observasi juga

    tanda-tanda kehilangan elektrolit yaitu haus, kram, pada poerut,

    lemah, banyak tidur, kejang otot.

    g. Diet pembatasan sodium

    Membatasi pemasukan sodium dalam cara lain, sehingga darah

    dapat diturunkan. Sodium menyeabkan retensi air, sumber eliminasi

    diet dari sodium dapat mencegah dan mengontrol rtensi cairan.

    h. Rotating tourniquets

    Memberikan tourniquet pada tungkai menurunkan kembalinya

    darah vena. Sirkulasi darah vena di tungkai bawah dibatasi, dan

    muatan kerja dari jantung diperkecil/dikurangi. Tourniquet biasanya

    digunakan selama dekompensasi dan edema pulmonary keras dan

    hanya sampai kekuatan kardiak ditingkatkan. Beberapa ahli

    menentang penggunaan ini karena menyebabkan darah berkumpul

    pada ekstremitas bagian bawah, tergantung pada posisi.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    16/42

    Kardiomiopati

    16

    i. Pembedahan

    Transplantasi jantung adalah pilihan pengobatan pada klien

    dengan kardiomiopati dilatasi berat (DCM) Kriteria untuk seleksi

    dilakukannya transplantasi jantung adalah:

    Harapan hidup kurang dari 1 tahun

    Umur lebih muda dari 65 tahun

    New York Heart Association (NYHA) kelas III-IV

    Normal atau dengan peningkatan resistensi pulmonal yang

    sedikit

    Tidak adanya infeksi aktif

    Status psikososial yang stabil

    Tidak adanya penyalahgunaan obat atau alcohol

    j. Pencegahan

    Mengurangi kemungkinan untuk gagal jantung dengan

    menghindari beberapa kondisi yang dapat berkontribusi pada jantung

    yang lemah, termasuk penyalahgunaan alcohol atau kokain, atau tidak

    mendapatkan cukup vitamin dan mineral. Mengendalikan tekanan

    darah tinggi dengan diet dan ola raga juga mencegah gagal jantung di

    kemudian hari.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    17/42

    Kardiomiopati

    17

    2. Konsep Keperawatan

    2.1. Pengkajian

    Pengumpulan Data

    1. Data Demografi

    Angka kejadian kardiomiopati dilatasi adalah 2 X terjadi pada laki-laki

    dan terjadi pada usia pertengahan. (Ignatavicius et al, 1995:919)

    2. Riwayat Kesehatan

    Riwayat Kesehatan Sekarang

    Umumnya klien datang dengan keluhan adanya sesak. Sesa

    yang dirasakan bertambah bila dilakukan aktivitas dan tidur

    terlentang dan berkurang bila diistirahatkan dan memakai 2-3

    bantal. Sesak dirasakan pada daerah dada dan seperti tertindih

    benda berat. Skala sesak 0-4 dan dirasakan sering pada siang dan

    malam hari.

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Kaji adanya Kelainan autoimun, Hipertensi sistemik,

    Autoantibodi yaitu antimyocardial antibodies, Proses infeksi (infeksi

    bakteri/virus), Gangguan metabolik (defisiensi thiamine dan

    scurvy), gangguan imunitas (leukimia), Kehamilan dan kelainan

    post partum, toxic proses (alkohol dan chemoterapi), proses

    infiltrasi (amyloidosis dan kanker)

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    18/42

    Kardiomiopati

    18

    Riwayat kesehatan keluarga

    Kaji adanya anggota keluarga / lingkungan yang mempunyai

    penyakit menular infeksi seperti TB dan hepatitis. Kaji adanya

    riwayat penyakit hipertensi, jantung dan diabetes melitus di

    keluarga, bila ada cantumkan dalam genogram.

    3. Pola Aktivitas Sehari-hari

    Nutrisi klien dikaji adanya konsumsi garam, lemak, gula dan

    kafein dan jenis makanan. Klien mungkin akan merasa haus dan

    minum berlebihan (4000-5000 mL) akibat sekresi aldosteron. Adanya

    penurunan aktivitas dan aktivitas sehari-harinya (ADL) akibat adanya

    lemah, letih dan adanya dispneu. Istirahat terganggu akibat dispneu

    dan sering terbangun pada malam hari untuk eliminasi BAK.

    4. Pemeriksaan Fisik

    a. Sistem Pernafasan

    Dispneu saat beraktivitas, Paroksimal Nokturnal Dispneu, tidursambil duduk atau dengan beberapa bnatal, Batuk dengan/ tanpa

    pembentukan sputum, riwayat paru kronis, penggunaan bantuan

    pernafasan (oksigen dan medikasi), nafas dangkal,takipneu,

    penggunaan otot aksesori pernafasan.bunyi nafas mungkin tidak

    terdengar, dengan krakels basilar dan mengi.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    19/42

    Kardiomiopati

    19

    b. Sistem Kardiovaskular

    Distensi vena jugularis, pembesaran jantung, adanya nyeri

    dada, suara s3 dan s4 pada auskultasi jantung ,tekanan darah

    normal/turun, takikardi, disritmia (fibril atrium, blok jnatung dll)nadi

    perifer mungkin berkurang,;perubahan denyutan dapat terjadi;nadi

    sentral mungkin kuat, punggung kuku pucat atau sianotik dengan

    pengisian kapiler lambat.

    c. Sistem Pencernaan

    Kaji adanya peningkatan berat badan secara signifikan,

    mual dan muntah, anorexia, adanya nyeri abdomen kanan atas,

    hepatomegali dan asites

    d. Sistem Muskuloskeletal

    Kelelahan, kelemahan, sakit pada otot dan kehilangan

    kekuatan/tonus otot.

    e. Sistem Persyarafan

    Kaji adanya rasa pening, perubahan prilaku, penurunana

    kesadaran dan disorientasi

    f. Sistem Perkemihan

    Kaji adanya nokturia dan penurunanan berkemih, urine

    berwarna gelap, penggunaan dan keadaan kateterisasi .

    g. Sistem Integumen

    Pittimg edema pada bagian tubuh bawah, dan kulit teraba

    dingin, adanya kebiruan, pucat, abu-abu dan sianotik , dan adanya

    kulit yang lecet.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    20/42

    Kardiomiopati

    20

    5. Data psikologis

    Kaji adanya kecemasan, gelisah dan konsep diri dan koping

    klien akibat penyakit, keprihatinan finansial dan hospitalisasi.

    6. Data social

    Perlu dikaji tentang persepsi klien terhadap dirinya sehubungan

    dengan kondisi sekitarnya, hubungan klien dengan perawat, dokter

    dan tim kesehatan lainnya. Biasanya klien akan ikut serta dalam

    aktivitas sosial atau menarik diri akibat adanya dispneu, kelemahan

    dan kelelahan.

    7. Data spiritual

    Kaji tentang keyakinan atau persepsi klien terhadap

    penyakitnya dihubungkan dengan agama yang dianutnya.. Biasanya

    klien akan merasa kesulitan dalam menjalankan ibadahnya.

    8. Data Penunjang

    a. Pemeriksaan Laboratorium

    Radiologi: Pada foto rontgen dada, terlihat adanya kardiomegali,

    terutama ventrikel kiri. Juga ditemukan adanya bendungan paru

    dan efusi pleura.

    Elektrokardiografi: ditemukan adanya sinus takikardia, aritmia atrial

    dan ventrikel, kelainan segmen ST dan gelombang T dan

    gangguan konduksi intraventrikular. Kadang-kadang ditemukan

    voltase QRS yang rendah, atau gelombang Q patologis, akibat

    nekrosis miokard.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    21/42

    Kardiomiopati

    21

    Ekokardiografi: Tampak ventrikel kiri membesar, disfungsi ventrikel

    kiri, dan kelainan katup mitral waktu diastolik, akibat complience

    dan tekanan pengisian yang abnormal.

    Bila terdapat insufisiensi trikuspid, pergerakan septum menjadi

    paradoksal. Volume akhir diastolik dan akhir sistolik membesar dan

    parameter fungsi pompa ventrikel, fraksi ejeksi (EF) mengurang.

    Penutupan katup mitral terlambat dan penutupan katup aorta bisa

    terjadi lebih dini dari normal. Trombus ventrikel kiri dapat ditemukan

    dengan pemeriksaan 2D-ekokardiografi, juga aneurisma ventrikel

    kiri dapat disingkirkan dengan pemeriksaan ini.

    Radionuklear: pada pemeriksaan radionuklear tampak ventrikel kiri

    disertai fungsinya yang berkurang.

    Sadapan jantung: pada sadapan jantung ditemukan ventrikel kiri

    membesar serta fungsinya berkurang, regurgitasi mitral dan atau

    trikuspid, curah jantung berkurang dan tekanan pengisian

    intraventrikular meninggi dan tekanan atrium meningkat.

    Bila terdapat pula gagal ventrikel kanan, tekanan akhir diastolik

    ventrikel kanan, atrium kanan dan desakan vena sentralis akan

    tinggi. Dengan angiografi ventrikel kiri dapat disingkirkan dana

    neurisma ventrikel sebagai penyebab gagal jantung.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    22/42

    Kardiomiopati

    22

    2.2. Diagnosa keperawatan

    Diagnosa keperawatan adalah suatu penyimpangan yang

    menggunakan respon manusia (status kesehatan, pola interaksi, baik

    aktual maupun potensial sebagai individu atau kelompok dimana perawat

    dapat mengidentifikasi dan melaksanakan intervensi secara legal untuk

    mempertahankan status kesehatan). Adapun diagnosa yang muncul

    adalah :

    1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan

    kontraktilitas miokardial/perubahan inotropik, perubahan

    frekuensi,irama dan konduksi listrik, perubahan structural ( mis

    kelainan katup, aneurisme ventricular).

    2. Aktivitas intoleran berhubungan dengan ketidakseimbangan

    antara suplai oksigen/kebutuhan, kelemahan umum, tirah baring

    lama/immobilisasi

    3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju

    filtrasi glomerulus ( menurunnya curah jantung )/ meningkatnya

    dan produksi ADH retensi natrium /air.

    4. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan (

    perubahan membran kapiler-alveolus, contoh

    pengumpulan/perpindahan cairan kedalam area

    interstitial/alveoli )

    5. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

    tirah baring lama, edema, penurunan perfusi jaringan.

    6. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi, program

    pengobatan berhubungan dengan kurang

    pemahaman/kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi

    jantung/penyakit/gagal.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    23/42

    Kardiomiopati

    23

    2.3. Perencanaan

    Perencanaan keperawatan adalah menyusun rencana tindakan

    keperawatan yang dilaksanakan untuk menanggulangi masalah dengan

    diagnosa keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya

    kebutuhan pasien. Perawatan pada klien dengan kardiomiopati sama

    dengan pasien dengan gagal jantung (Ignatavicius et al, 1995: 919)

    Menurut Doengoes, (alih bahasa I Made Kariasa, 2000:762) adalah:

    a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan

    kontraktilitas miokardial/perubahan inotropik, perubahan

    frekuensi,irama dan konduksi listrik, perubahan structural ( mis

    kelainan katup, aneurisme ventricular )

    Tujuan : Curah jantung tidak menurun

    Kriteria hasil :

    Menunjukkan tanda vital yang dapat diterima ( disritmia

    terkontrol atau hilang )

    Menunjukan tanda gagal jantung ( mis: parameter hemodinamik

    dalam batas normal, haluaran urine adekuat )

    Menunjukkan penurunan episode dipsnea

    Menunjukkan penurunan episode angina

    Ikur serta dalam aktivitas yang mengurangi beban kerja jantung

    Intervensi Rasional

    1.Auskultasi nadi apical : kaji

    frekuensi, irama jantung

    2.( dokumentasikan disritmia bila

    tersedia telemetri )

    2.Catat bunyi jantung

    1. Biasanya terjadi takhikardi

    ( meskipun pada saat istirahat ) untuk

    mengkompensasi penurunan

    kontraktilitas ventricular. Disritmia

    ventricular yang tidak responsive

    terhadap obat didugaaneurisma

    ventricular.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    24/42

    Kardiomiopati

    24

    3.Palpasi nadi perifer

    4. Pantau TD

    5.Kaji kulit terhadap pucat dansianosis

    6.Pantau haluaran urine, cata

    penurunan haluaran dan

    kepekatan/konsentrasi

    7.Kaji perubahan pada sensori,

    contoh letargi, bingung,disorientasi, cemas dan depresi

    8.Atur posisi semi rekumben

    pada tempat tidur atau kursi

    9.Tinggikan kaki, hindari

    tekanan pada bawah lutut

    10.Periksa nyeri tekan betis,

    menurunnya nadi pedal,

    pembengkakan, kemerahan

    local atau pucat pada

    ekstreimitas

    11.Kolaborasi pemberian

    oksigen tambahan dengankanula nasal/masker sesuai

    indikasi

    12.Kolaborasi pemberian obat :

    2. S1 dan S2 mungkin lemah karena

    menurunnya kerja pompa. Irama

    gallops umum ( S3 dan S4 )

    dihasilkan sebagai aliran darah kedalam serambi yang distensi. Mur-mur

    dapat menunjukkaninkompetensi/

    stenosis katup.

    3. Penurunan curah jantung dapat

    menunjukkan menurunnya nadi radial,

    popliteal, dorsalis pedis dan postibial.

    Nadi mungkin cepat hilang atau tidak

    teraturuntuk dipalpasi dan pulsus

    alternan ( denyut kuat lain dan denyut

    lemah ) mungkin ada.

    4. Pada GJK dini, sedang dan kronis

    TD dapat meningkat sehubungan

    dengan SVR. Pada GJK lanjut tubuh

    tidak mampu lagi mengkompensasi

    dan hipotensi tidak dapat normal lagi

    5.Pucat menunjukkan menurunnya

    perfusi perifer sekunder terhadap

    tidak adekuatnya curah jantung,

    vasokonstriktsi dan anemia. Sianosis

    dapat terjadi sebagai refaktoriGJK.

    Area yang sakit sering berwarna biru

    atau belang karena peningkatan

    kongestif vena.

    6.Ginjal berespon untuk menurunka

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    25/42

    Kardiomiopati

    25

    Diuretik : contoh furosemid

    (lasix), asam etakrinik (Edecrin)

    ,bumetamid (Bumex),

    spironolaton (Aldakton).

    Vasodilator : contoh nitrat

    (nitro-dur, isodril), arteriodilator,

    contoh hidralazin (Apresoline),

    kombinasi obat, contoh

    prazosin (Minippres)

    Digoksin ( Lanoxin )

    Captopril ( Capoten ), lisinopril (

    Prinivil ), enalapril ( Vasotec )

    Morfin Sulfat

    Transquilizer/sedatif

    Antikoagulan, contoh heparin

    dosis rendah, warfarin (

    Coumadin )

    13.Kolaborasi pemberian cairan

    IV, pembatasan jumlah total

    sesuai indikasi. Hindari cairan

    garam

    14.Kolaborasi pantau/ganti

    elektrolit.

    15.Kolaborasi EKG dan

    perubahan foto dada.

    16.Kolaborasi pemeriksaan

    laboratorium, contoh BUN,

    kreatinin. Pemeriksaan fungsi

    curah jantung dengan menahan

    cairan dan natrium. Haluaran urine

    biasanya menurun selama sehari

    karena perpindahan cairan ke

    jaringan tetapi dapat meningkat pada

    malam hari sehingga cairan berpindah

    kembali ke sirkulasi bila pasien tidur.

    7.Dapat menunjukkan tidak

    adekuatnya perfusi serebral sekunder

    terhadap penurunan curah jantung.

    8.Istirahat fisik harus dipertahankan

    selama GJK akut atau refaktori untuk

    memperbaiki efisiensi kontraksi

    jantung dan menurunkan kebutuhan /

    konsumsi oksigen miokard dan kerja

    berlebihan

    9.Menurunkan stasis vena dan dapatmenurunkan insiden

    thrombus/pembentukan embolus

    10.Menurunnya curah jantung.

    Bendungan / stasis vena dan tirah

    baring lama meningkatkan resiko

    tromboflebitis

    11. Meningkatkan sediaan oksigen

    untuk kebutuhanmiokard melawan

    efek hipoksia/iskemia.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    26/42

    Kardiomiopati

    26

    hati ( AST, LDH ).

    PT/APTT/Pemeriksaan

    koagulasi

    Adanya deuretik

    Tipe dan dosis diuretic tergantung

    pada derajat gagal jantung dan fungsi

    ginjal. Penurunan preload paling

    banyak digunakan dalam mengobati

    pasien dengan curah jantung relatif

    normal ditambah dengan gejala

    kongesti. Diuretik blik reabsorbsi

    diuretic, sehingga mempengaruhii

    reabsorbsi natrium dan air.

    Vasodilator digunakan untukmeningkatkan curah jantung,

    menurunkan volume sirkulasi (

    vasodilator ) dan tahanan vaskuler

    sistemik ( arteriodilator ), juga kerja

    ventrikel.

    Meningklatkan kekuatan kontraksi

    miokard dan memperlambat frekuensi

    jantung dengan menurunkan konduksi

    dan memperlama periode refaktori

    pada hubungan AV untuk

    meningkatkan efisiensi/curah jantung.

    Inhibitor HCE dapat digunakan untuk

    mengontrol gagal jantung dengan

    smenghambat konversi angiotensin

    dalam paru dan menurunkan

    vasokonstriksi, SVR dan tekanan

    darah.

    Penurunan tahan vaskuler dan aliran

    balik vena menurunkan kerja miokard.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    27/42

    Kardiomiopati

    27

    Menghilangkan cemas dan

    mengistirahatkan siklus umpan balik

    cemas/pengeluaran

    katekolamin/cemas.

    Meningkatkan istirahat/relaksasi dan

    menurunkan kebutuhan oksegen dan

    kerja miokard. Catatan : Ada on trial

    oral yang analog dengan amrinon (

    inocor ) agen inotropik positif, disebut

    milrinon yang dapat cock untuk

    penggunaan jangka panjang.

    Dapat digunakan secara

    profilaksisuntuk mencegah

    pembentukkan thrombus/emboli pada

    adanya factor resiko seperti stasis

    vena, tirah baring, disritmia jantung

    dan riwayat episode trombolik

    sebelumnya.

    13.Karena adanya peningkatan

    tekanan ventrikel kiri, pasien tidak

    dapat mentoleransi peningkatan

    volume cairan ( preload ). Pasien GJK

    juga mengeluarkan sedikit natrium

    yang menyebabkan retensi cairan dan

    meningkatkan kerja miokard.

    14.Perpindahan cairan dan

    penggunaan diuretic dapat

    mempengaruhi elektrolot ( khususnya

    kalium dan klorida ) yang

    mempengaruhi irama jantung dan

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    28/42

    Kardiomiopati

    28

    kontraktilitas.

    15.Depresi segmen ST dan datarnya

    gelombang T dapat terjadi karena

    peningkatan kebutuhan oksigen

    miokard, meskipun tak ada penyakit

    arteri koroner. Foto dada dapat

    menunjukkan pembesaran jantung

    dan perubahan kongestif pulmonal.

    16.Peningkatan BUN / Kreatinin

    menunjukkan hiperfungsi/gagal ginjal.

    AST/LDH dapat meningkat

    sehubungan dengan kongesti hati dan

    menunjukkan kebutuhan untuk obat

    dengan dosis lebih kecil yang

    didetoksikasi oleh hati. Mengukur

    perubahan pada proses koagulasi

    atau keefektifan terapi antikoagulan.

    b. Aktivitas intoleran berhubungan dengan ketidakseimbangan

    antara suplai oksigen/kebutuhan, kelemahan umum, tirah baring

    lama/immobilisasi.

    Tujuan : Aktivitas terpenuhi

    Kriteria hasil :

    Berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan,

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    29/42

    Kardiomiopati

    29

    Memenuhi kebutuhan perawatan diri sendiri.Mencapai

    peningkatan toleransi aktivitas yang dapat diukur,

    dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan

    Tanda vital dalam batas normal selama aktivitas.

    Intervensi Rasional

    1.Periksa tanda vital sebelum

    dan sesudah segera aktivitas,

    khususnya bila pasien

    menggunakan vasodilator,

    diuretic, penyekat beta.

    2.Catat respon kardiopulmonal

    terhadap aktivitas, catat

    takikardi, disritmia, dipsnea,

    berkeringat, pucat.

    3.Kaji presipitator / penyebab

    kelemahan contoh

    pengobatan, nyeri, obat.

    4.Evaluasi peningkatan

    intoleran aktivitas.

    5.Berikan bantuan dalam

    aktivitas perawatan diri sesuai

    indikasi. Selingi periode

    aktivitas dengan periodeistirahat.

    6.Kolaborasi program

    rehabilitasi jantung/aktivitas.

    1.Hipotensi ortostatik dapat terjadi

    dengan aktivitas karena efek obat (

    vasodilasi ), perpindahan cairan (

    diurestik ) atau pengaruh fungsi jantung.

    2.Penurunan/ketidakmampuan

    miokardium untuk meningkatkan volume

    sekuncup selama aktivitas, dapat

    menyebabkan peningkatan segera pada

    frekuensi jantung dan kebutuhan

    oksigen, juga peningkatan kelelahan

    dan kelemahan.

    3. Kelemahan adalah efek sampingbeberapa obat ( beta blocker,

    transquilizer dan sedatif ). Nyeri dan

    program penuh stress juga dapat

    memerlukan energi dan menyebabkan

    kelemahan.

    4.Dapat menunjukkan peningkatan

    dekompensasi jantung daripada

    kelebihan aktivitas.

    5.Pemenuhan kebutuhan perawatan diri

    pasien tanpa mempengaruhi stress

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    30/42

    Kardiomiopati

    30

    miokard/kebutuhan oksigen berlebihan.

    6.Peningkatan bertahap pada aktivitas

    menghindari kerja jantung/konsumsi

    oksigen berlebihan. Penguatan dan

    perbaikan fungsi jantung dibawah

    stress, bila disfungsi jantung tidak dapat

    membaik kembali.

    c. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan menurunnya laju

    filtrasi glomerulus ( menurunnya curah jantung )/ meningkatnya

    produksi ADH dan retensi natrium /air.

    Tujuan : volume cairan dalam batas normal/ adekuat

    Kriteria hasil :

    Mendemonstrasikan volume cairan stabil dengan

    keseimbangan masukan dan pengeluaran- Bunyi nafasbersih/jelas

    Tanda vital dalam rentang yang dapat diterima

    Berat badan stabil

    Tak ada edema

    Menyatakan pemahaman tentang/pembatasan cairan

    individual.

    Intervensi Rasional

    1. Pantau haluaran urine, catat

    umlah dan warna saat hari

    dimana diuresis terjadi.

    1. Haluaran urine mungkin sedikit

    dan pelkat ( khususnya selama sehari )

    karena penurunan perfusi ginjal. Posisi

    telentang membantu diuresis :

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    31/42

    Kardiomiopati

    31

    2. Pantau/hitung keseimbangan

    pemasukkan dan pengeluaran

    selama 24 jam.

    3. Pertahankan duduk atau tirah

    baring dengan posisi semifowler

    selama fase akut.

    4. Timbang berat badan tiap

    hari.

    5. Kaji distensi leher dan

    pembuluh perifer. Lihat area

    tubuh dependen untuk edema

    dengan/tanpa pitting ; cata

    adanya edem tubuh umum (

    anasarka ).

    6. Ubah posisi dengan sering.

    Tinggikan kaki bila duduk. Lihat

    permukaan kulit, pertahankan

    tetap kering dan berikan bantalan

    sesuai indikasi.

    7. Auskultasi bunyi nafas, catat

    penurunan dan/atau bunyi

    tambahan. Contoh krekels,

    mengi. Catat adanya

    peningkatan dispnea, takipnea,

    ortopnea, dipsnea nocturnal

    paroksismal, batuk persisten.

    8.Selidiki keluhan dipsnea

    sehingga haluaran urine dapat

    ditingkatkan pada malam/selama tirah

    baring.

    2. Terapi diuretic dapat disebabkan

    oleh kehilangan cairan tiba-tiba/

    berlebihan ( hipovolemia ) meskipun

    edema/asites masih ada.

    3. Posisi telentang meningkatkan

    filtrasi ginjal dan menurunkan produksi

    ADH sehingga meningkatkan diuresis.

    4. Peningkatan 2,5 kg menunjukkan

    kurang lebih 2 L cairan. Sebaliknya

    diuretic dapat mengakibatkan cepatnya

    kehilangan/perpindahan cairan dan

    kehilangan berat badan.

    5. Retensi cairan berlebihan dapat

    dimanifestasikan oleh pembendungan

    vena dan pembentukan edema. Edema

    perifer mulai pada kaki/mata kaki ( atau

    area dependen ) dan meningkat

    sebagai kegagalan paling buruk.

    Edema pitting adalah gambaran secara

    umum hanya setelah retensi sedikitnya

    5 kg cairan. Peningkatan kongesti

    vascular ( sehubungan dsengan gagal

    antung kanan ) secara nyata

    mengakibatkan edema jaringan

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    32/42

    Kardiomiopati

    32

    ektrem tiba-tiba, kebutuhan untuk

    bangun dari duduk, sensasi sulit

    bernafas, rasa panik atau

    ruangan sempit.

    9.Pantau TD dan CVP ( bila ada

    ).

    10.Kaji bising usus. Catat

    keluhan anoreksia, mual, distensi

    abdomen dan konstipasi.

    11.Berikan makanan yang

    mudah dicerna. Porsi kecil dan

    sering.

    12.Ukur lingkar abdomen sesuai

    indikasi.

    13.Dorong untuk menyatakan

    perasaan sehubungan dengan

    pembatasan.

    14.Palpasi hepatomegali. Catat

    keluhan nyeri abdomen kuadran

    kanan atas/nyeri tekan.

    15.Catat peningkatan lethargi,

    hipotensi dan kram otot.

    16.Kolaborasi pemberian obat

    sesuai indikasi : diuretic, thiazid

    dan tambahan kalium .

    sistemik.

    6.Pembentukan edema, sirkulasi

    melambat, gangguan pemasukan

    nutrisi dan imobilisasi/tirah baring lama

    merupakan kumpulan stressor yang

    mempengaruhi integritas kulit dan

    memerlukan intervensi pengawasan

    ketat/pencegahan.

    7.Kelebihan volume cairan sering

    menimbulkan kongesti paru. Gejala

    edema paru dapat menunjukan gagal

    antung kiri akut. Gejala pernafasan

    pada gagal jantung kanan ( dispnea,

    batuk, ortopnea ) dapat timbul lambat

    tetapi lebih sulit membaik.

    8.Dapat menunjukan terjadinya

    komplikasi ( edema paru/emboli ) danberbeda dari ortopnea dan dispnea

    nocturnal paroksismal yang terjadi lebih

    cepat dan memerlukan intervensi

    segera.

    9.Hipertensi dan peningkatan CVP

    menunjukan kelebihan volume cairan

    dan dapat menunjukan

    terjadinya/peningkatan kongesti paru,

    gagal jantung.

    10.Kongesti visceral ( terjadi pada GJK

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    33/42

    Kardiomiopati

    33

    17.Pembatasan natrium sesuai

    indikasi.

    18.Konsul dengan ahli diet.

    19.Kolaborasi foto torak

    lanjut )dapat menganggu fungsi

    gaster/intestinal.

    11.Penurunan motilitas gaster dapat

    berefek merugikan pada digestif dan

    absorpsi. Makan sedikit tapi sering

    meningkatkan digesti/mencegah

    ketidaknyamanan abdomen.

    12.Pada gagal jantung kanan lanjut,

    cairam dapat berpindah kedalam area

    peritoneal, menyebabkan

    meningkatnya lingkar abdomen ( asites

    ).

    13.Ekspresi perasaan /masalah dapat

    menurunkan stress/cemas, yang

    mengeluarkan energi dan dapat

    menimbulkan perasaan lemah.

    14.Perluasan gagal jantung

    menimbulkan kongesti vena,

    menyebabkan distensi abdomen,

    pembesaran hati dan nyeri. Ini akan

    mengganggu fungsi hati dan

    mengganggu/ memperpanjang

    metabolisme obat.

    15.Tanda defisit kalium dan natrium

    yang dapat terjdai sehubungan dengan

    perpindahan cairan dan terapi diuretic.

    16.Meningkatkan laju aliran urine dan

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    34/42

    Kardiomiopati

    34

    dapat menghambat reabsorpsi

    natrium/klorida pada tubulus ginjal.

    Meningkatkan diuresis tanpa

    kehilangan kalium berlebihan.

    Mengganti kehilangan kalium sebagai

    efek samping terapi diuretic yang dapat

    mempengaruhi fungsi jantung.

    17.Menurunkan air total

    tubuh/mencegah reakumulasi cairan

    18.Perlu memberikan diet yang dapat

    diterima pasien yang memenuhi

    kebutuhan kalori dalam pembatasan

    cairan.

    19.Menunjukan perubahan indikasif

    peningkatan/perbaikan kongesti paru.

    d. Resiko tinggi kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan (

    perubahan membran kapiler-alveolus, contoh

    pengumpulan/perpindahan cairan kedalam area

    interstitial/alveoli )

    Tujuan : Tidak terjadi kerusakan pertukaran gas

    Kriteria hasil :

    Mendemonstrasikan ventilasi dan oksigenasi adekuat

    pada jaringan

    GDA/oksimetri dalam rentang normal

    bebas gejala distress pernafasan

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    35/42

    Kardiomiopati

    35

    Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam batas

    kemampuan/situasi.

    Intervensi Rasional

    1. Auskultasi bunyi nafas, catat

    krekels, mengi.

    2.Anjurkan pasien batuk efektif,

    nafas dalam.

    3.Dorong perubahan posisi

    sering.

    4.Pertahankan duduk di

    kursi/tirah baring dengan kepala

    tempat tidur tinggi 20-30 derajat,

    posisi semi fowler. Sokong

    tangan dengan bantal.

    5.Kolaborasi pemeriksaan GDA,

    nadi oksimetri.

    6.Kolaborasi pemberian oksigen

    tambahan sesuai indikasi.

    7.Berikan obat sesuai indikasi :

    Diuretik dan bronkodilator

    1.Menyatakan adanya kongesti

    paru/pengumpulan secret menunjukan

    kebutuhan untuk intervensi lanjut.

    2.Membersihkan jalan nafas dan

    memudahkan aliran oksigen.

    3.Membantu mencegah ateletaksis dan

    pneumonia.

    4.Menurunkan konsumsi

    oksigen/kebutuhan dan meningkatkan

    inflamasi paru maksimal.

    5.Hipoksemia dapat menjadi berat

    selama edema paru. Perubahan

    kompensasi biasanya ada pada GJK

    kronis.

    6.Meningkatkan konsentrasi oksigen

    alveolar yang dapat memperbaiki

    /menurunkan hipoksemia jaringan.

    7.Menurunkan kongesrti alveolar,

    meningkatkan pertukaran gas.

    Meningkatkan aliran oksigen dengan

    mendilatasi jalan nafas kecil dan

    mengeluarkan efek diuretic ringan

    untuk menurunkan kongesti paru.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    36/42

    Kardiomiopati

    36

    e. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan

    tirah baring lama, edema, penurunan perfusi jaringan.

    Tujuan : Tidak terjadi kerusakan integritas kulit

    Kriteria hasil :

    Mempertahankan integritas kulit

    Mendemonstrasikan perilaku/teknik mencegah

    kerusakan kulit

    Intervensi Rasional

    1. Kaji kulit , catat penonjolan

    tulang, adanya edema, area

    sirkulasinya

    terganggu/pigmentasi,atau

    kegemukan/kurus.

    2. Pijat area kemerahan atau

    yang memutih.

    3.Ubah posisi sering di tempat

    tidur/kursi, bantu latihan rentang

    gerak pasif/aktif.

    4.Berikan perawatan kulit sering

    , meminimalkan dengan

    kelembaban/ekskresi.

    5. periksa sepatu

    kesempitan/sandal dan ubah

    sesuai kebutuhan.

    6.Hindari obat intramuskuler.

    1. Kulit beresiko karena gangguan

    sirkulasi perifer, immobilitas fisik dan

    gangguan status emosi.

    2.Meningkatkan aliran darah,

    meminimalkan hipoksia jaringan.

    3.Memperbaiki sirkulasi/menurunkan

    waktu satu area yang mengganggu

    aliran darah.

    4.Terlalu kering atau lembab merusak

    kulit dan mempercepat kerusakan.

    5.Edema dependen dapat

    menyebabkan sepatu terlalu sempit,

    meningkatkan resiko tertekan dan

    kerusakan kulit pada kaki.

    6. Edema interstitial dan gangguan

    sirkulasi memperlambat absorpsi obat

    dan predisposisi untuk kerusakan

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    37/42

    Kardiomiopati

    37

    7.Kolaborasi berikan tekanan

    alternatif/kasur, kulit domba,

    perlindungan siku/tumit.

    kulit/terjadinya infeksi.

    7.Menurunkan tekanan pada kulit, dapat

    memperbaiki sirkulasi.

    f. Kurangnya pengetahuan mengenai kondisi, program

    pengobatan berhubungan dengan kurang

    pemahaman/kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi

    jantung/penyakit/gagal.

    Tujuan : Pengetahuan klien bertambah tentang kondisi danprogram pengobatan.

    Kriteria hasil :

    Mengidentifikasi hubungan terapi ( program pengobatan )

    untuk menurunkan episode berulang dan mencegah

    komplikasi

    Menyatakan tanda dan gejala yang memerlukanintervensi cepat

    Mengidentifikasi stress pribadi/factor resiko dan

    beberapa teknik untuk menangani

    Melakukan perubahan pola hidup/perilaku yang perlu.

    Intervensi Rasional

    1.Diskusikan fungsi jantung

    normal. Meliputi informasi

    sehubungan dengan perbedaan

    dari fungsi normal. Jelaskan

    perbedaan antra serangan

    1.Pengetahuan proses penyakit dan

    harapan dapat memudahkan ketaatan

    pada program pengobatan.

    2.Pemahaman program, obat dan

    pembatasan dapat meningkatkan

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    38/42

    Kardiomiopati

    38

    antung dan GJK

    2.Kuatkan rasional pengobatan.

    3.Diskusikan pentingnya menjadiseaktif mungkin tanpa menjadi

    kelelahan dan istirshat diantara

    aktivitas.

    4.Diskusikan pentingnya

    pembatasan natrium.

    5.Diskusikan obat, tujuan danefek samping. Berikan instruksi

    secara verbal dan tertulis.

    6.Anjurkan makan diet pada pagi

    hari.

    7. Anjurkan dan lakukan

    demonstrasi ulang kemampuanmengambil dan mencatat nadi

    harian dan kapan memberi tahu

    pemberi perawatan.

    8.Jelaskan dan diskusikan peran

    pasien dalam mengontrol factor

    resiko (merokok) dan factor

    pencetus atau pemberat( diet

    tinggi garam, tidak aktif/terlalu

    aktif, terpajan pada suatu ekstrem

    ).

    kerjasama untuk mengontrol gejala.

    3.Aktivitas fisik berlebihan dapat

    berlanjut menjadi melemahkan

    antung, eksaserbasi kegagalan.

    4.Pemasukkan diet natrium diatas 3

    gr/hari akan menghasilkan efek

    diuretic.

    5.Pemahaman kebutuhan terapeutik

    dan pentingnya upaya pelaporan efek

    samping obat dapat mencegah

    terjadinya komplikasi obat.

    6.Memberikan waktu adekuat untuk

    efek obat sebelum waktu tidur untuk

    mencegah /membatasi menghentikan

    tidur.

    7.Meningkatkan pemantauan sendiri

    pada kondisi/efek obat. Deteksi dini

    perubahan memungkinkan intervensi

    tepat waktu dan mencegah komplikasi

    seperti toksisitas digitalis.

    8.Menambah pengetahuan dan

    memungkinkan pasien untuk membuat

    keputusan berdasarkan informasi

    sehubungan dengan kontrol kondisi

    dan mencegah berulang/komplikasi.

    9.Pemantauan sendiri meningkatkan

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    39/42

    Kardiomiopati

    39

    9.Bahas ulang tanda/gejala yang

    memerlukan perhatian medik

    cepat, contoh peningkatan

    kelelahan, batuk, hemoptisis,

    demam.

    10.Berikan kesempatan pasien

    atau orang terdekat untuk

    menanyakan, mendiskusikan

    masalah dan membuat

    perubahan pola hidup yang perlu.

    11.Tekankan pentingnya

    melaporkan tanda/gejala

    toksisitas digitalis, contoh

    terjdainya gangguan GI dan

    penglihatan, perubahan frekuensi

    nadi/irama, memburuknya gagal

    antung.

    12.Rujuk pada sumber di

    masyarakat/kelompok pendukung

    sesuai indikasi.

    tanggung jawab pasien dalam

    pemeliharaan kesehatan dan alat

    mencegah komplikasi, contoh edema

    paru, pneumonia.

    10.Kondisi kronis dan

    berulang/menguatnya kondisi GJK

    sering melemahkan kemampuan

    koping dan kapasitas dukungan pasien

    dan orang terdekat, menimbulkan

    depresi.

    11.Pengenalan dini terjadinya

    komplikasi dan keterlibatan pemberi

    perawatan dapat mencegah

    toksisitas/perawatan di rumah sakit.

    12.Dapat menambahkan bantuan

    dengan pemantauan

    sendiri/penatalaksanaan di rumah.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    40/42

    Kardiomiopati

    40

    2.4. Implementasi

    Implementasi / pelaksanaan pada klien meningitis dilaksanakan

    sesuai dengan perencanaan perawatan yang meliputi tindakan-tindakan

    yang telah direncanakan oleh perawat maupun hasil kolaborasi dengan

    tim kesehatan lainnya serta memperhatikan kondisi dan keadaan klien.

    2.5. Evaluasi

    Evaluasi dilakukan setelah diberikan tindakan perawatan dengan

    melihat respon klien, mengacu pada kriteria evaluasi, tahap ini merupakan

    proses yang menentukan sejauah mana tujuan telah tercapai.

    1. Curah jantung stabil

    2. Aktivitas terpenuhi

    3. volume cairan dalam batas normal/ adekuat

    4. Tidak terjadi kerusakan pertukaran gas

    5. Tidak terjadi kerusakan integritas kulit

    6. Pengetahuan klien bertambah tentang kondisi dan program

    pengobatan.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    41/42

    Kardiomiopati

    41

    BAB III

    PENUTUP

    1. Kesimpulan

    Miokarditis jarang didapat pada saat puncak penyakit infeksinya

    karena akan tertutup oleh manifestasi sistemis penyakit infeksi tersebut

    dan baru jelas pada fase pemulihan. Bentuk ini umumnya sembuh dengan

    sendirinya, tetapi sebagian berlanjut menjadi bentuk kardiomiopati dan

    ada juga yang menjadi penyebab aritmia, gangguan konduksi atau payah

    jantung yang secara struktural dianggap normal.

    Sebagian besar keluhan klien tidak khas, mungkin didapatkan rasa

    lemah, berdebar-debar, sesak napas, dan rasa tidak enak di dada. Nyeri

    dada biasanya ada bila disertai perikarditis. Kadang-kadang didapatkan

    rasa nyeri yang menyerupai angina pektoris. Gejala yang paling sering

    ditemukan adalah takikardia yang tidak sesuai dengan kenaikan suhu.

    Kadang-kadang didapatkan hipotensi dengan nadi yang kecil atau dengan

    gangguan pulsasi.

    2. Saran

    Kami yakin dalam penyusunan makalah dan askep (asuhan

    keperawatan) ini belum begitu sempurna karena kami dalam tahap

    belajar, maka dari itu kami berharap bagi kawan-kawan semua bias

    memberi saran dan usul serta kritikan yang baik dan membangun

    sehingga, makalah ini menjadi sederhana dan bermanfaat. Dan

    apabila ada kesalahan dan kejanggalan kami mohon maaf karena

    kami hanyalah memiliki ilmu dan kemampuan yang terbatas.

    Semoga askep ini dapat pula menambah wawasan bagi

    mahasiswa lain.

  • 7/28/2019 Prin Kardiomiopati

    42/42

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonym, 2013. Penyakit kardiomiopati, diakses pada 12 Juni 2013, 15.50pm

    http://medicastore.com/penyakit/1/Kardiomiopati.html

    anonym, 2010. Keperawatan kardiomiopati, diakses pada 12 Juni 2013, 16.07pm

    http://kardiovs.blogspot.com/2010/05/keperawatan-kardiomiopati_28.html

    anonym, 2009. Askep kardiomiopati, diakses pada 12 Juni 2013, 16.08pm

    http://wwwdagul88.blogspot.com/2009/11/askep-kardiomiopati.html

    Prasetiyawan, Fandik, 2012. Asuhan keperawatan pada klien dengan

    kardiomiopati, diakses pada 12 Juni 2013, 17.07pm

    http://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-pada-

    klien-dengan.html

    http://medicastore.com/penyakit/1/Kardiomiopati.htmlhttp://medicastore.com/penyakit/1/Kardiomiopati.htmlhttp://kardiovs.blogspot.com/2010/05/keperawatan-kardiomiopati_28.htmlhttp://kardiovs.blogspot.com/2010/05/keperawatan-kardiomiopati_28.htmlhttp://wwwdagul88.blogspot.com/2009/11/askep-kardiomiopati.htmlhttp://wwwdagul88.blogspot.com/2009/11/askep-kardiomiopati.htmlhttp://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.htmlhttp://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.htmlhttp://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.htmlhttp://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.htmlhttp://fandik-prasetiyawan.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-pada-klien-dengan.htmlhttp://wwwdagul88.blogspot.com/2009/11/askep-kardiomiopati.htmlhttp://kardiovs.blogspot.com/2010/05/keperawatan-kardiomiopati_28.htmlhttp://medicastore.com/penyakit/1/Kardiomiopati.html