Askep Irf OK Amuk

download Askep Irf OK Amuk

of 21

description

Askep Irf OK Amuk_1

Transcript of Askep Irf OK Amuk

MAKALAH SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN

DENGAN MASALAH UTAMA PRILAKU KEKERASAN

PADA Gangguan Psikotik AKUT lir Skizofrenia

di ruang jiwa c rsud Dr soetomo surabaya

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

RUANG RAWAT: Jiwa C TANGGAL DIRAWAT: 14 SEPTEMBER 2003

IDENTITAS KLIEN

Inisial: Tn. MS

Tanggal Pengkajian: 15-9-2003

Umur: 18 tahun

RM No.: 10303239

Pendidikan : SLTP

Pekerjaan: -

Status Pernikahan : Belum kawinAgama : Islam.

Informan: Keluarga dan Klien sendiri

I. ALASAN MASUK

Klien 3 minggu bicara ngelantur, ngomel-ngomel, marah tanpa sebab yang jelas, 1 minggu yang lalu klien memecahkan kaca lemari pakaian dan meremas bola lampu hingga tangannya berdarah. Mulai tidak shalat dan sulit tidur, namun klien masih bisa mengenali orang-orang di sekitarnya. Klien termasuk anak yang tertutup dan pendiam tidak mau menceritakan masalah yang dihadapinya pada orang lain. Menurut teman klien, klien ingin menikah namun karena belum punya pekerjaan niat tersebut diurungkan, klien sudah berusaha melamar pekerjaan namun tidak pernah ada panggilan, untuk mengisi waktu kadang klien ikut bekerja sebagai kuli bangunan tapi tidak berlangsung lama, selain itu klien juga kadang ngamen.

Pada riwayat terdahulu klien tak pernah sakit seperti ini, dari riwayat keluarga juga tidak ada yang menderita sakit seperti klien.

II. FAKTOR PREDISPOSISI

1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya Tidak

2. Pengobatan sebelumnya Berhasil

Kurang Berhasil

Tidak Berhasil

3. Aniaya fisik, Aniaya seksual, Kekerasan dalam keluarga, Tindakan kriminal, tidak pernah dialami oleh Klien. Namun paman klien mengatakan ibunya sering memarahi klien karena tidak bekerja dan bisanya hanya minta uang dengan orang tua.

4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa : tidak ada

5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan : Klien selalu gagal dalam mencari pekerjaan.

III. FISIK

1. Tanda vital: TD: 120/70 mmHg N: 88 S: 36,5oC RR: 20 x/menit

2. Ukur :TB: 160 BB: 54 kgTurun Naik

3. Keluhan fisik : tidak ada.IV. PSIKOSOSIAL

1. Genogram

Keterangan

=Perempuan

=Laki-laki

=Laki-laki Meninggal

=Perempuan Meninggal

=Orang yang tinggal serumah

=Klien

2. Konsep diri :

Gambaran diri : Klien mengatakan menerima tubuhnya dan merasa puas dengan tubuhnya sendiri.

Identitas diri :Klien mengatakan, saya sekolah hanya sampai SMP dan sekarang berusaha, mencari pekerjaan.

Peran :Klien mengatakan , saya pengen bekerja tapi selalu gagal dan tak ada dukungan orang lain.

Ideal diri :Setelah keluar RS, Klien ingin sekali dapat bekerja.

Harga diri :Klien merasa dirinya dijauhi oleh keluarganya. tapi teman/orang lain tidak.

Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : Harga diri rendah.

3. Hubungan Sosial:

a. Orang yang berarti : Menurut Klien, orang yang paling berarti dalam hidupnya saat ini tidak ada.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat : Klien tidak pernah terlibat dalam kegiatan kelompok atau sosial. Di rumah sakit dilibatkan dengan kegiatan ruangan atau terapi musik, kelompok dan olahraga.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : Klien merasa biasa saja berhubungan dengan orang lain tapi selalu banyak omong dan ngelantur.

Masalah Keperawatan: -

4. Spiritual:

a. Nilai dan Keyakinan : Klien beragama Islam

b. Kegiatan ibadah : Klien melakukan sholat 5 waktu sebagaimana diwajibkan oleh agamanya.

Masalah keperawatan : Ada permasalahan dalam pemenuhan kebutuhan spiritual, tidak dapat konsentrasi dengan baik.

V. STATUS MENTAL

1. Penampilan : kurang rapi, klien hanya menggunakan celana panjang yang bersih, rambut tidak disisir, mandi dan dan sikat gigi kalau disuruh.

Masalah Keperawatan: -2. Pembicaraan : Berkomunikasi dengan perawat tetapi kadang tidak sesuai dengan topik diskusi, bicara banyak, kadang ngelantur, belum dimulai pembicaraan Klien sudah mendahului bicara panjang lebar.

Masalah Keperawatan: Gangguan komunikasi verbal3. Aktivitas Motorik : Klien tampak gelisah, kadang sering mondar-mandir, dan sering berusaha keluar dari ruang jiwa C.

Masalah Keperawatan: Gaduh gelisah

4. Afek / emosi : Ekspresi wajah tampak labil, kadang terlihat seperti marah, kadang tertawa saat interaksi dengan orang lain.

Masalah Keperawatan: Perubahan proses berfikir5. Interaksi Selama Wawancara : Klien saat interaksi dengan perawat baik, kontak mata baik dan menjawab pertanyaan dengan panjang lebar namun terkadang ngelantur.

Masalah Keperawatan: Gangguan komunikasi verbal6. Persepsi : tidak ada halusinasi baik pendengaran, penglihatan, perabaan, pengecap, penghindu.

Klien hanya terkadang merasa ingin marah saja dengan cara ngomong semaunya.

Masalah Keperawatan: -

7. Proses Pikir : Bentuk : non realistik, terjadi pengulangan pembicaraan berbelit belit, tidak sampai pada tujuan pembicaraan.

Namun daya ingat masih baik, baik masa lampau ataupun yg terkini.

Masalah Keperawatan: Perubahan proses pikir

8. Isi Pikir : Pikiran tidak memadai dan tidak ada waham.

Masalah Keperawatan: Perubahan proses pikir.

9. Tingkat Kesadaran : Berubah. Orientasi cukup terhadap waktu, tempat dan orang.Masalah keperawatan : -

10. Memori : Klien lupa tanggal lahirnya dan tanggal masuk rumah sakit.

Masalah Keperawatan: Gangguan proses pikir

11. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung : mudah beralih

Masalah Kepercayaan: Gangguan proses pikir

12. Kemampuan Penilaian : Klien masih dapat membedakan antara yang bersih dan kotor.

Masalah Keperawatan: -13. Daya Tilik Diri : Klien mengatakan dirinya sehat-sehat saja, ketika ditanya kenapa dia dibawa kesini klien menjawab tidak tahu.

Masalah Keperawatan: perubahan proses pikir

VI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG

1. Makan , BAB/BAK, Mandi, gosok gigi, berpakaian, dapat melakukan sendiri.

2. Istirahat dan Tidur

Tidur siang lama:1jams/d2 jam

Tidur malam lama:6s/d7 jam

Aktivitas sebelum/sesudah tidur:15 s/d30 menit

3. Penggunaan obat : perlu bantuan minimal

4. Pemeliharaan kesehatan, Perawatan lanjutan, Sistem pendukung, Aktivitas di dalam rumah, Mempersiapkan makanan, Menjaga kerapihan rumah, Mencuci pakaian, Pengaturan keuangan : memerlukan bantuan minimal

VII. MEKANISME KOPING

Adaptif

MaladaptifBicara dengan orang lain

Minum alkohol

Mampu menyelesaikan masalah

Reaksi lambat/berlebihanTeknik Relokasi

Bekerja berlebihanAktivitas konstruksi

Menghindar

Olah raga

Mencederai diri

Lainnya: Giat dalam kegiatanLainnya

Sehari-hari di ruangan klien banyak ngomong dan ngelantur terkadang disertai marah.

Masalah keperawatan : Koping individu tidak efektif.

VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

Masalah dengan dukungan kelompok: Klien mengatakan keluarga, tidak mendukung proses pengobatan.

Masalah berhubungan dengan lingkungan : Klien mengatakan tidak pernah mengikuti kegiatan sosial dan lingkungan.

Masalah dengan pendidikan : Klien mengatakan, lulus SMP

Masalah dengan pekerjaan : Selalu gagal dalam mencari kerja/ usaha

Masalah dengan perumahan : tidak ada, Klien mengatakan tinggal serumah dengan ayah, ibu dan adik-adiknya.

Masalah dengan ekonomi : Klien termasuk golongan ekonomi lemah.

Masalah dengan pelayanan kesehatan : Kurang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

Kurang pengetahuan tentang : Penyakit jiwa, faktor presipitasi, koping, sistem pendukung, penyakit fisik, obat-obatanIX. ASPEK MEDIK

a) Diagnosa multi aksial :

Aksis I: Psikotik Lir Skizofrenia akut

Aksis II: Kepribadian skizoid

Aksis III: Tidak ditemukan (Gg. Organik)

Aksis IV: Sulit mencari pekerjaan

Aksis V: GAF skala : 20 11 (Bahaya mencederai diri/orang lain, disability sangat berat dalam komunikasi dan mengurus diri)

b) Terapi medik: Obat obat : Tanggal : 15-9-2003

- Haloperidol 2 x 2,5 mg

Injeksi serenase 5 mg IV (jika gelisah)

Tanggal : 22-9-2003

Haloperidol 2 x 7,5 mg

Injeksi serenese 5 mg IV (jika gelisah)

Trihexiphenydil 2 x 2mg

CPZ 2 x 100 mg

Lorazepam 2 x 2 mg

Terapi gerak : Klien mau ke ruang olah raga dan mau melakukan aktivitas olah raga.

Terapi aktivitas kerja : Klien mau ke ruang terapi kerja dan mau melakukan aktivitas

X. DAFTAR MASALAH KEPERAWATANANALISA DATA

DATAMASALAH KEPERAWATAN

S : -

O : Bicara tidak sesuai topik, bicara ngelantur, banyak ngomong.

S : Klien mengatakan dirinya tidak sakit, sehat-sehat saja, lupa tgl lahir, tanggal masuk RS kenapa ia dibawa ke RS.

O : Proses pikir: bentuk non realistik, isi pikiran tidak memadai.

S : Menurut orang tua klien; klien selalu gagal dalam mencari pekerjaan, klien pengangguran

O : Bicara ngelantur, bicara terkadang tidak sesuai dengan topik bicara.

S : -

O : Klien sering bicara ngelantur, ngomel-ngomel, marah-marah, memukul pintu kamar mandi, kadang mau lompat dari jendela RS, mau kabur.

Kerusakan komunikasi verbal

Perubahan proses fikir

Koping individu tidak efektif Gangguan konsep diri : Harga diri rendah

Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

POHON MASALAH

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Resiko tinggi melakukan kerusakan, mencederai diri dan orang lain berhubungan dengan prilaku kekerasan

2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses berpikir

3. Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak efektif .

4. Perubahan proses berpikir berhubungan dengan harga diri rendah

RENCANA KEPERAWATAN JIWA

Nama Pasien : Miftahul Surul/ 18 TahunRuang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo

No/DiagnosaPerencanaan

TglKeperawatanTujuanKriteria EvaluasiTindakan KeperawatanRasional

1.

15 Sept 2003Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan perubahan proses berfikir

Data :

Subyektif

Obyektif :

Bicara tidak sesuai topik, bicara ngelantur, banyak ngomong

Tujuan Umum :

Klien dapat berkomunikasi secara verbal

Tujuan Khusus :

1. Klien dapat membina hubungan saling percaya

2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

3. Klien dapat mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi

4. Klien dapat berhubungan dengan realitas

5. Klien mendapat support system yang adekuat dari keluarga sehingga mamu mengontrol marah1.1. Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat setelah 2 kali interaksi

2.1. Klien dapat mengungkapkan secara verbal kemampuan realistis yang dimiliki

3.1.Klien dapat menyebutkan kebutuhan yang tidak terpenuhi

4.1.Klien dapat mengorientasikan dirinya pada realitas setelah 6 minggu perawatan

5.1.Keluarga dapat menyebutkan cara memberikan dukungan pada klien saat mengalami waham setelah 1 kali pertemuan1.1.1.Bina hubungan saling percaya dengan klien :

Beri salam terapeutik

Sebutkan nama perawat

Jelaskan tujuan interaksi

Ciptakan lingkungan yang tenang

1.1.2.Bersama klien menentukan lamanya pertemuan dan topik yang akan dibicarakan

1.1.3Jangan membantah atau menyangkal keyakinan klien. Gunakan tehnik keraguan yang beralasan sebagai tehnik terapeutik

1.1.4.Yakinkan klien berada dalam keadaan aman dan terlindung

2.1.1.Beri pujian pada penampilan dan kemampuan klien yang realistis

2.1.2.Dsikusikan dengan klien kemampuan yang masih dimilki pada waktu lalu dan saat ini yang realistis

2.1.3. Tanyakan apa yang biasa dilakukan dan anjurkan untuk melakukan

2.1.4.Jika klien bicara tentang wahamnya dengarkan sampai kebutuhan akan waham tidak ada.

3.1.1.Observasi kebutuhan sehari-hari klien

3.1.2.Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi baik selama di rumah sakit maupun di rumah

3.1.3.Hubungkan kebutuhan yang tidak terpenuhi dengan timbulnya marah

3.1.4.Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan klien

3.1.5.Atur situasi agar klien tidak mempunyai waktu untuk menggunakan marahnya

4.1.1.Fokus dan kuatkan klien pada realitas, kurangi lamanya pikiran yang irasional, bicarakan tentang kejadian-kejadian dan orang-orang yang nyata

4.1.2.Sertakan klien dalam terapi aktifitas kelompok : oreintasi realitas

4.1.3.Berikan pujian pada tiap kegiatan positif yang dilakukan klien

5.1.1.Jelaskan pada keluarga bahwa pikiran dan prilaku klien merupakan perlindungan diri terhadap perasaan tidak amannya dan di luar kontrol kesadarannya

5.1.2.Jelaskan kepada keluarga tanda-tanda meningkatnya marah dan menjelaskan cara-cara mengatasinya

5.1.3.Berikan informasi bahwa perawat siap membantu keluarga dalam mengatasi marah klien

Hubungan saling percaya akan membuat intervensi dilakukan oleh klien sesuai tujuan

Kontrak yang jelas akan menimbulkan kepercayaan klien terhadap perawat

Membantah atau menyanggah keyakinan klien tidak akan bermanfaat dan dapat menghalangi perkembangan hubungan saling percaya

Marah dapat membahayakan klien sehingga klien selalu harus diobservasi

Memotivasi klien untuk kembali ke realitas

Dengan diskusi kemampuan, klien akan terbuka dalam melakukan kegiatan yang realistis

Kegiatan dapat mengurangi marah klien

Membantah waham akan membuat klien tidak percaya pada perawat

Kebutuhan yang tidak terpenuhi dapat mencetuskan waham

Untuk mengkaji penyebab timbulnya waham pada klien

Untuk menentukan tindakan keperawatan pada klien marah

Aktivitas yang teratur dapat mengurangi kesempatan klien membicarakan wahamnya

Membuat klien tidak sempat membicarakan marahnya

Diskusi yang berfokus pada ide-ide yang salah tidak akan berguna dan mungkin membuat keadaan marahnya menjadi lebih buruk

Untuk mengorentasikan klien pada realitas sehingga mengurangi marahnya

Pujian terhadap realitas akan memotivasi klien mengurangi wahamnya

Pengetahuan keluarga yang baik akan membuat keluarga dapat menampilakan prilaku yang tepat pada klien

Agar keluarga dapat menggunakan koping yang tepat dalam menghadapi marah klien

Keluarga dapat segera mengantisipasi dalam memberikan pertolongan

2.

15 Sept.

2003Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan prilaku kekerasan.

Data Subyektif :

Data obyektif :

Klien sering bicara ngelantur, ngomel-ngomel, marah-marah, memukul pintu kamar mandi, kadang mau lompat dari jendela RS, mau kabur

Tujuan umum :

Klien dapat mengungkapkan marah yang konstruktif.

Tujuan khusus :

1. Klien mampu mengenali perasaan marahnya.

2. Klien mampu menerima bahwa marah itu normal

3. Klien mampu menilai akibat dari marah terhadap diri sendiri dan orang lain.

4. Klien dapat menyalur-kan energi rasa marahnya dengan cara yang sehat.

5. Klien mampu mengungkapkan marah secara asertif.

6. Keluarga mampu membantu klien untuk berprilaku adaptif.1.1 Klien mampu meng-ungkapkan pengalaman marahnya.

1.2 Klien mampu meng-identifikasi perubahan fisik dari rasa marah yt: muka merah, pupil mata melebar, mata melotot, pandangan mata tajam,rahang terkatup, tangan mengepal.

2.1 Klien mengatakan menerima perasaan marahnya dengan menunjukan ekspresi wajah yang tenang

3.1 Klien dapat mengiden tifikasi situasi yang dapat menyebabkan rasa marahnya timbul.

3.2 Klien dapat mengiden-tifikasi prilaku-prilaku-nya dan situasi yang menyebabkan marah.

3.3 Klien dapat menyebut-kan kembali efek prilaku agresif terhadap diri sendiri atau orang lain

4.1 Klien dapat menye-butkan cara untuk menyalurkan marah yg sehat, misalnya

Aspek Fisik : berolah raga, lari main volly, tenis meja, main lompat tali, memukul benda yang tidak mudah rusak. Aspek Emosi : Mendengarkan musik yang lambut atau relak-sasi (nafas dalam).

4.2 Klien dapat memilih cara yang sesuai dalam penyaluran ener-gi marah.

4.3 Klien dapat melakukan penyaluran marah dengan cara yang sehat.

5.1 Klien dapat menyebutkan cara mengungkapkan marah secra asertif/sehat yt:

Menyampaikan secara verbal dengan kata-kata yang jelas.

Menggunakan kata-kata yang tidak bersifat ancaman.

Bicara dengan tegas dan yakin.

Menyampaikan alasan klien marah.

Berani menatap mata lawan bicara.

5.2 Klien dapat melakukan cara marah yang asertif.

6.1 Keluarga mampu menyebut-kan cara menyalurkan energi marah yang sehat.

6.2 Keluarga mampu menyebutkan marah yang asertif.

6.3 Keluarga mampu mengung-kapkan cara marah yang asertif pada klien.1.1.1 Bina hibungan saling percaya antara perawat dan klien

Buat kontrak perke-nalan, nama, sampaikan tujuan, tentukan waktu dan tempat yang disepakati dengan klien.

Berbicara dengan tenang dan ramah serta bersifat empaty.

1.1.2 Bantu klien meng-ungkapkan pengalaman marahnya dengan meng-gunakan pertanyaan ter-buka, klarifikasi dan focusing.

1.2.1 Bantu klien untuk meng-identifikasi perubahan fisik yang terjadi bila terjadi marah. dengan pertanyaan terbuka, klarifikasi dan refleksi.

1.2.2 Bantu Klien untuk identifihasi perasaannya saat marah (rasa tidak nyaman, sakit hati, jengkel,ingin memukul).

2.1.1 Tanyakan bagaimana pen-dapat klien tentang perasaan marahnya dgn menggunakan tehnik klarifikasi dan focusing.

2.1.2 Katakan pada klien bahwa marah itu normal pada setiap orang.

3.1.1 Bantu klien untuk identifikasi situasi atau hal yang dapat menyebabkan marah dengan cara klarifikasi dan refleksi.

3.2.1 Bantu klien untuk mengung-kapkan respon / prilakunya pada situasi yang menye-babkan marah dengan cara : dengan pertanyaan ter-buka, dan beri dukungan pada prilaku yang positif.

3.3.1 Tanyakan pada klien efek prilaku pasif /agresif pada diri sendiri dan orang lain.

3.3.2 Berikan reinforcement pada pendapat yang benar.

3.3.3 Beri penjelasan lebih lanjut ttg akibat prilaku agrsif pada diri sendiri dan orang lain.

3.3.4 Lakukan evaluasi dgn menanyakan kembali akibat-akibat dari prilaku agresif.

4.1.1 Gali pendapat klien ttg cara untuk menyalurkan energi marah dengan cara yang sehat

4.1.2 Beri penghargaan pada pendapat klien yang benar.

4.1.3 Sampaikan cara alter-natif lain utk penyaluran energi

4.2.1 Dorong klien untuk memilih sendiri cara yang tepat menurut klien

4.2.2 Menjelaskan pada klien bahwa cara-cara tersebut tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

4.3.1 Memotivasi klien untuk mencoba melakukan cara marah yang telah dipilihnya.

4.3.2 Melibatkan klien dalan terapi aktifitas dalam penerapan rasa marah dengan olah raga (senam pagi, lari, main pimpong), terpi musik (mendengarkan musik yang lembut berirama tenang).

4.3.3 Melakukan evaluasi dgn cara menanyakan perasaan klien setelah melakukan penyaluran energi saat marah, beri penghargaan setelah klien menyalurkan marah yang sehat.

5.1.1 Gali pendapat klien tentang pengungkapan marah secara asertif

5.1.2 Beri penghargaan terhadap pendapat klen yang benar.

5.1.3 Jelaskan lebih lanjut menfaat ungkapan marah secara asertif.

5.1.4 Tanyakan kembali ttg penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat

5.2.1 Lakukan latihan asertif secara individual dengan bermain peran :

pilih situasi yang dapat me-nimbulkan marah.

Dorong klien untuk me-ngungkapkan marah secara asertif.

Evaluasi bersama perasaan klien setelah menyalurkan marah.

Motivasi klien untuk mengungkapkan marah secara asertif dalam situasi nyata.

Libatkan klien dalam terapi aktifitas kelompok , latihan asertif.

Beri umpan balik positif setiap kali klien mencoba melakukan marah secara asertif.

6.1.1 Diskusikan bersama keluarga ttg cara menyalurkan energi marah secara sehat.

6.1.2 Diskusikan bersama keluarga ttg cara marah yang asertif.

6.1.3 Libatkan keluarga dalan TAK latihan asertif.

6.1.4 Mencoba Keluarga untuk latihan marah yang asertif kepada klien dihadapan perawat.

6.1.5 Evaluasi latihan yang telah dilakukan dan berikan umpan balik hal yang kurang.Hubungan saling percaya merupakan fasilitas untuk meng-ungkapkan perasaan secara terbuka dan pembuatan kontrak bersama perawat dan klien dapat dibina dengan optimal

Dengan mengungkapkan pera-saannya klien dapat mengenal permasalahan- nya.

Dengan mengenal peru-bahan fisik saat marah meningkatkan penge-nalan klien akan rasa marahnya.

Dengan menerima pera-saan marah klien tidak akan merasa bersalah bila marah.

Mengenal situasi yang menyeb-kan marah

mengenal prilaku yang menye-babkan marah.

Untuk meningkatkan kesadaran klien akan akibat dari prilakunya pada saat marah terhadap lingkungan, diri sendiri dan orang lain.,sehingga memotivasi untuk memperbaiki prilaku marahnya secara sehat.

Untuk mengetahui tingkat pemahaman klien atas diskusi yang dilakukan bersama perawat.

Untuk meningkatkan pe-ngetahuan klien akan cara-cara penyaluran energi marah yang sehat, sehing-ga memotivasi klien untuk melakukannya.

Memberikan kesempatan untuk memilih sendiri akan mening katkan harga diri.

Mengetahaui manfaatnya agar klien lebih termotivasi.

Melatih klien dengan melakukan cara cara menyaluran energi yang sehat.

Mengetahui motivasi klien terhadap cara-cara yang telah disarankan perawat, memberikan penghargaan akan meningkatkan moti-vasi klien

Meminta pendapat klien terlebih dahulu akan meningkatkan harga diri klien.

Meningkatka pengetahuan klien ttg. cara marah asertif.

Melatih ketrampilam klien, agar tebiasa.

Melatih untuk dapat meng-evaluasi diri sendiri.

Meningkatkan klien untuk bersifat asertif.

Untuk melibatkan keluarga dalam pemulihan kesehatan jiwa klien.

Untuk meningkatkan keluarga dalam ketrampilan merawat klien.

A. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN DAN EVALUASI

TanggalNo. DxImplementasiEvaluasiParaf

15-9-03

16-9-03DX. 2

TUK.1

TUK.1Salam terapeutik selamat pagi mas ,

- Memperkenalkan diri

- Berjabat tangan

- duduk berhadapan

- mengingatkan kontrak

- menunjukkan sikap empati

Nama saya Irfan, saya mahasiswa PSIK, praktek disini selama satu bulan dari hari senin jumat, nama mas MS kan ? dan suka dipanggil apa? Bersama perawat disini saya akan merawat Klien lain juga saudara, apakah saudara mempunyai masalah . ?, ada yang difikirkan? Saya akan membantu mas . bagaimana kalau besok nanti kita akan bicara /ngobrol lagi! dimana ? kira-kira berapa lama kita akan ngobrol lagi ?

- Salam terapeutik Selamat siang mas S

- Mengingatkan kontrak, topik,waktu dan tempat

Apakah mas S masih ingat pertemuan kita kemaren, pertemuan sekarang akan membicarakan apa?

- Mengevaluasi kemampuan Klien TUK 1, Apakah ..B ..masih ingat nama saya ?

- Membantu Klien mengingat keluarga dengan menceritakan keluarganya ..?

Bagaimana kalau sekarang mas S menceritakan tentang keluarga mas S sesuai pertemuan kita kemaren ?.

- Menyimpulkan cerita klien tentang keluarganya ..

Tadi mas S menceritakan keluarga mas S , berarti mas punya 4 saudara dan orang tua masih hidup dimana mas anak yang kedua sekolah sampai lulus SMP dan mempunya kakak laki-laki yang sudah menikah, 2 adik laki-laki yang ke 3 dan yang ke 5 dan adik perempuan yag ke 4, apakah benar begitu mas S, saya senang sekali mendengarkannya .

- Mengakhiri pertemuan, Baiklah mas S pertemuan kita cukup disini. Besok siang kita akan ngorol lagi tentang menghadapi kondisi marah mas S.. bagaimana mas ? kira-kira jam berapa ya?, apakah mas S setuju .?

S : Nama saya MS, saya suka dipanggil S

O : Bicara banyak dan ngelantur, kontak mata kurang, suara agak keras, sering melihat ke atas dan ekspresi labil.

A : Hubungan saling percaya perlu ditingkatkan

P : Pertemuan berikut pukul 11.40 topik mengenal keluarga pasien.

S : Klien mengatakan anak kedua dari lima bersaudara (saya tamat SMP)

O ; Bicara Keras, kontak mata kurang, Klien sering menengadah, kadang bicara sendiri, tidak sesuai stimulus.

A : Klien menjelaskan semua keluarga (Orang tua, kakak, dan adik-adiknya) dengan baik

P : Pertemuan berikut tanggal 17-9-03 jam 10.00-10.20 wib dan kita akan bicarakan tentang cara mengenal marah.

17-9-03

17-9-03

18-9-03TUK 2

TUK.3

TUK- 6- Salam terapeutik selamat pagi mas S .?

- Mengingatkan kontrak, topik, waktu dan tempat.

Apakah mas S masih ingat pertemuan kita tanggal 16 -9-2003 kemaren, pertemuan sekarang akan membicarakan apa?

- Mengevaluasi kemampuan Klien pada TUK sebelumnya, Apakah mas S masih ingat pembicaraan kita kemaren?

- Mengkaji prilaku verbal dan non verbal klien saat klien marah.

- Mendiskusikan dengan klien tentang apa yang dimaksud dengan marah.

- Mendorong klien untuk mengungkapkan persaannya ketika marah muncul.

- Mendiskusikan mengenai perasaan klien saat terjadinya marah.

- Memberikan pujian atas kemampuan Klien selama pertemuan, mas S tadi sudah bisa menceritakan perasaan mas S, itu sudah bagus sekali.

- Mengakhiri kontrak, Baiklah maspertemuan kita cukup sekian.

- Mengadakan kontrak untuk pertemuan berikutnya topik, tempat dan waktu, mas S bagaimana jika pertemuan kita lanjutkan nanti siang pukul 12.00-12.15 wib kita akan bicarakan tentang bagaimana cara mengontrol marah, apakah mas S setuju ..?

- Salam terapeutik selamat pagi mas S .?

- Mengingatkan kontrak, topik, waktu dan tempat.

Apakah mas S masih ingat pertemuan kita tadi pagi, sekarang kita akan membicarakan apa?

- Mengevaluasi kemampuan Klien pada TUK sebelumnya, Apakah mas S masih ingat apa itu marah?

- Mengkaji tindakan apa yang biasanya dilakukan Klien untuk mengontrol marah, Selama ini apa apa yang dilakukan oleh mas S untuk mengontrol marah.

- Mendiskusikan dengan Klien cara untuk memutus ( mengontrol marah )

Untuk mengontrol marah itu ada empat cara, pertama harus berani melawan marah dengan mengatakan tidak mau mendengar suara itu lagi (kalau ada halusinasi), kedua, dengan melakukan banyak aktifitas (menyapu/membereskan tempat tidur, aktivitas olaraga, aktivitas kelompok) ketiga, meminta tolong perawat/keluarga bila sedang ada keinginan marah, keempat, minum obat teratur.

- Meminta Klien mengulangi apa yang sudah dijelaskan : Coba ulangi mas S.apa yang sudah saya jelaskan tadi.

- Memberikan pujian atas kemampuan Klien selama pertemuan, mas S tadi sudah bisa menyebutkan cara untuk memutuskan marah, itu sudah bagus sekali, nanti mas S bisa coba.

- Mengakhiri kontrak, Baiklah maspertemuan kita cukup sekian.

- Mengadakan kontrak untuk pertemuan berikutnya topik, tempat dan waktu, mas S bagaimana jika pertemuan kita lanjutkan besok pukul 10.00-10.15 wib kita akan bicarakan tentang gunanya obat untuk mengontrol marah, perawatan dirumah, apakah mas S setuju ..?

- Menyampaikan salam Selamat siang pak/bu .?

- Menjelaskan kepada keluarga, tentang perawatan pasien saat marah muncul.

- Mengevaluasi kemampuan keluarga tentang cara merawat Klien dengan marah

- Memberikan pujian atas kemampuan keluarga mengungkapkan kembali apa yang dijelaskan selama pertemuan

- Meminta keluarga terlibat aktif dalam proses keperawatan selama di rumah sakit.

- Mengakhir pertemuan, Baiklah mas pertemuan kita cukup disini. Menjabat tangan pasien sebagai tanda perpisahan.

- Menyarankan untuk minum obat secara teratur.

- Mengadakan kontrak untuk pertemuan berikutnya topik, tempat dan waktu S : Klien mengatakan orang-orang tidak percaya kepadanya, menganggapnya tidak jujur, sehingga ia marah.

O : Ada kontak mata, bicara jelas dan keras terkadang sambil tertawa-tawa, orientasi Klien dalam pembicaraan mulai sesuai topik, ekspresi tenang.

A : TUK 2 tercapai Klien dapat mengungkapkan perasaan marahnya

P : Pertemuan berikut nanti siang pukul 12.00-12.20 dengan topik bagaimana cara mengontrol marah

S : Klien mengatakan untuk mengontrol marah ada empat cara. Pertama, harus berani mengatakan tidak mau mendengar suara-suara (kau ada halusinasi), kedua harus aktifitas misalnya mengikuti kegiatan terapi olah raga, musik dan kelompok di ruangan, ketiga, minta tolong sama suster/perawat/keluarga kalau mendengar suara-suara atau mulai gelisah, keempat, minum obat teratur.

O : Ada kontak mata , bicara jelas dan eras terdang sambil tertawa-tawa, orientasi Klien dalam pembicaraan mulai sesuai topik, ekspresi tenang.

A : TUK 3 tercapai Klien dapat menyebutkan cara memutus (mengontrol marah ).

P : Pertemuan berikutnya tanggal 18-9-2003 pukul 09.00-09.15 yaitu menjelaskan pada keluarga agar Klien mendapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol marah.

S : Keluarga mengerti tentang cara penanganan saat klien marah/amuk

O : Keluarga turut berperan saat penanganan klien marah.

A : TUK 4 tercapai

P : Pertemuan berikut siang nanti pukul 12.00-12.15 dengan topik guna obat untuk mengontrol marah dan untuk perawatan dirumah.

19-9-03TUK- 5 Menyampaikan salam Selamat siang mas S .?

Menyampaikan kontrak pertemuan; topik waktu dan tempat

Menggali pendapat klien tentang pengungkapan marah secara asertif

Meri penghargaan terhadap pendapat klen yang benar

Menjelaskan lebih lanjut menfaat ungkapan marah secara asertif.

Menanyakan kembali ttg penjelasan yang telah disampaikan oleh perawat

S : Klien dapat menyebutkan cara marah yang asertif.

O : Klien dapat mendemonstrasikan cara marah yang asertif

A : TUK 5 tercapai Klien dapat mengungkapkan cara marah asertif

P : Pertemuan berikutnya tanggal 23-9-2003 pukul 09.00-09.15 yaitu tentang cara menyalurkan energi marah yag baik

Koping keluarga

Tidak efektif

Koping individu tidak efektif

Stressor

Harga diri rendah

Resiko prilaku kekerasan, marah-marah, mencederai diri ,orang lain dan lingk.

Perubahan proses pikir

Kerusakan komunikasi verbal

1