Askep Ibu Kritis Pada Masa Post Partum Bermasalah

43
ASKEP IBU KRITIS PADA MASA POST PARTUM BERMASALAH A. PEMBENGKAKAN PAYUDARA Radang Payudara Pada Ibu Menyusui ( Mastitis Puerperalis ) Radang payudara pada ibu menyusui merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian kita. Akibat kurangnya pengetahuan tentang perawatan payudara yang benar seringkali menjadi faktor pencetus radang payudara. Selain nyeri dan menyebabkan penderitaan bagi ibu menyusui juga dapat merugikan bayi karena tidak bisa mendapatkan ASI. 1. Apa yang di maksud dengan Radang payudara ( Mastitis ) ? Adalah radang pada payudara yang disebabkan karena infeksi kuman pada jaringan payudara 2. Apa yang dimaksud dengan Mastitis puerperalis ? mengapa bisa terjadi pada ibu menyusui ? Radang payudara atau mastitis puerperalis disebabkan karena infeksi pada jaringan payudara. Mastitis ini terjadi pada wanita yang sedang menyusui. Timbul akibat pembendungan produksi ASI dan masuknya kuman - kuman pada daerah puting susu yang luka dan tidak bersih. Kuman yang paling banyak menyebabkan mastitis puerperalis adalah Staphylococcus aureus. 3. Apa saja Gejala dan tanda radang payudara yang perlu diwaspadai pada ibu menyusui ? Payudara tampak sangat tegang berwarna kemerahan dan membengkak, terasa sangat nyeri bila disentuh di sekitar payudara. Benjolan pada payudara yang mengalami mastitis berisi cairan. Peradangan payudara masa menyusui ini adakalanya disertai keluarnya cairan dari puting susu ibu,

description

Askep Ibu Kritis Pada Masa Post Partum Bermasalahkunjungi http://warungbidan.blogspot.com/

Transcript of Askep Ibu Kritis Pada Masa Post Partum Bermasalah

ASKEP IBU KRITIS PADA MASA POST PARTUM BERMASALAHA.PEMBENGKAKAN PAYUDARARadang Payudara Pada Ibu Menyusui ( Mastitis Puerperalis )Radang payudara pada ibu menyusui merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian kita. Akibat kurangnya pengetahuan tentang perawatan payudara yang benar seringkali menjadi faktor pencetus radang payudara. Selain nyeri dan menyebabkan penderitaan bagi ibu menyusui juga dapat merugikan bayi karena tidak bisa mendapatkan ASI.1.Apa yang di maksud dengan Radang payudara ( Mastitis ) ?Adalah radang pada payudara yang disebabkan karena infeksi kuman pada jaringan payudara2.Apa yang dimaksud dengan Mastitis puerperalis ? mengapa bisa terjadi pada ibu menyusui ?Radang payudara atau mastitis puerperalis disebabkan karena infeksi pada jaringan payudara. Mastitis ini terjadi pada wanita yang sedang menyusui. Timbul akibat pembendungan produksi ASI dan masuknya kuman - kuman pada daerah puting susu yang luka dan tidak bersih. Kuman yang paling banyak menyebabkan mastitis puerperalis adalah Staphylococcus aureus.3.Apa saja Gejala dan tanda radang payudara yang perlu diwaspadai pada ibu menyusui ?Payudara tampak sangat tegang berwarna kemerahan dan membengkak, terasa sangat nyeri bila disentuh di sekitar payudara. Benjolan pada payudara yang mengalami mastitis berisi cairan. Peradangan payudara masa menyusui ini adakalanya disertai keluarnya cairan dari puting susu ibu, cairan berupa nanah.yang disebabkan adanya abses (kumpulan nanah) dalam rongga di jaringan kelenjar payudara (abses).4.Bagaimana pencegahan agar tidak terjadi radang payudara pada ibu menyusui ?a.Segera setelah melahirkan menyusui bayi dilanjutkan dengan pemberian ASI ekslusife.b.Melakukan perawatan payudara dengan tepat dan benar. Masase payudara, kompres hangat dan dingin, pakai bh yang menyokong kedua payudara (baca perawatan payudara masa nifas di link)c.Rajin mengganti bh / bra setiap kali mandi atau bila basah oleh keringat dan ASI, BH tidak boleh terlalu sempit dan menekan payudara.d.Segera mengobati puting susu yang lecet, bila perlu oleskan sedikit ASI pada puting tersebut. Bila puting bernanah atau berdarah, konsultasikan dengan bidan di klinik atau dokter yang merawate.Jika ibu melahirkan bayi lalu bayi tersebut meninggal, sebaiknya dilakukan bebat tekan pada payudara dengan menggunakan kain atau stagen dan ingat untuk minta obat penghenti ASI pada dokter atau bidanf.Biasakan untuk menyusui secara rutin bergantian pada kedua payudara kanan dan kiri.g.Bila menemui kesulitan seperti puting payudara tenggelam atau ASI tidak bisa lancar keluar tetapi payudara tampak mengeras tanda berproduksi ASI maka konsultasikan dengan bidan cara memerah ASI dengan benar agar tidak terjadi penumpukan produksi ASI.h.Biasakan untuk menyusui bayi hingga kedua payudara terasa kosong dan bila bayi tampak sudah kenyang namun payudara masih terasa penuh atau ASI menetes deras, segera kosongkan dengan cara memerah secara manual menggunakan jari - jari tangan menekan pada areola (lingkaran hitam sekitar puting), simpan ASI di kulkas jangan di buang, bisa diberikan kembali dengan cara menyuap ke mulut bayi menggunakan sendok atau biarkan bayi mencecap dengan cawan kecil setelah ASI dihangatkan.5.Bagaimana Pengobatan radang payudara pada ibu menyusui ?-Pengobatan radang payudara pada ibu menyusui bila sampai mengeluarkan nanah maka pemberian ASI dihentikan dulu, Pemberian terapi obat -obatan harus sesuai petunjuk tenaga kesehatan. Bila peradangan payudara hingga menyebabkan terjadinya abses maka perlu dilakukan tindakan drainase (penyaluran nanah).-Perbanyak minum air putih 2 liter setiap hari selama masa menyusui terutama bila terserang infeksi / radang payudara.

B.PERDARAHAN DAN THOMBOLIBITISKONSEP DASARMEDIK1.Perdarahana.PengertianPerdarahan adalah suatu kejadian dimana terdapatnya saluran pembuluh darah yang putus atau pecah (arteri,vena ataupun kapiler) akibat suatu trauma,dapat terjadi pada pembuluh darah bagian luar maupun bagian dalam.Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah. Jumlahnya dapat bermacam-macam, mulai dengan sedikit sampai yang dapat menyebabkan kematian. Hanya henti nafas (respiratory arrest) mempunyai prioritas penanggulangan lebih dulu dari pada perdarahan yang masif. Luka robekan pada pembuluh darah besar di leher, tangan dan paha dapat menyebabkan kematian dalam satu (1) sampai (3)tiga menit. Sedangkan perdarahan dari aorta atau vena cava dapat menyebabkan kematian dalam tiga puluh (30) detik.Pendarahan pasca persalinan (post partum) adalah pendarahan pervaginam 500 ml atau lebih sesudah anak lahir. Perdarahan merupakan penyebab kematian nomor satu (40%-60%) kematian ibu melahirkan di Indonesia. Pendarahan pasca persalinan dapat disebabkan oleh atonia uteri, sisa plasenta, retensio plasenta, inversio uteri, laserasi jalan lahir dan gangguan pembekuan darah.b.Tipe PerdarahanAda 3 tipe perdarahan, yaitu:Arterial1)Pada perdarahan arterial ini darah tampak keluar menyemprot / memancar, dan berwarna merah segar2)Pembuluh darah balik (venous)Pada perdarahan venous, darah keluar mengalir dan berwarna kehitaman / agak gelap

3)KapilerSedangkan perdarahan kapiler, darah keluar merembes (perdarahan sedikit) dan berwarna merah segar.c.Pengkajian-Perdarahan Eksternal, jika berlebihan akan terlihat jelas pada pakaian. Jika seseorang menggunakan pakaian yang tebal perdarahan mungkin tidak terlihat. Pemeriksaan harus cepat-cepat memeriksa tubuh pasien dengan membuka pakaian terlebih dahulu, yakinkan bagian-bagian yang terbawah sudah diperiksa. Pakaian yang berlumuran darah dapat digunting sehingga daerah yang terluka dapat diperiksa. Kulit kepala mengandung banyak pembuluh darah, lacerasi kecil pun dapat menyebabkan perdarahan yang hebat.-Perdarahan Internal sukar diidentifikasi. Perdarahan didalam rongga (pneumothorak) bisa menghambat pernafasan dan akan mengakibatkan nyeri dada. Perdarahan pada rongga perut akan menyebabkan kekakuan pada otot abdomen dan nyeri abdomen. Hemoptysis dan hematemisis menunjukkan adanya perdarahan di paru-paru atau perdarahan saluran pencernaan. Shock dapat terjadi pada perdarahan internal dan eksternal yang hebat. Korban dikaji terhadap nadi yang sangat cepat tetapi lemah, pernafasan lambat dan dangkal, kulit dingin, cemas gelisah dan haus. Pupil sama, dapat berdilatasi dan responnya terhadap cahaya sangat lambat.d.Tindakan Mengatasi PerdarahanSecara umum tindakan untuk mengatasi perdarahan adalah dengan :Pertama-tama angkat daerah luka,kemudian tekan dengan telapak tangan dengan menggunakan perban,kain ataupun pembalut dan jangan dengan benda -benda lain seperti kopi, daun-daunan yang dapat menyebabkan luka jadi kotor dan mudah terinfeksi.Jika luka luas dan besar tekan sumber perdarahannya/ luka tersebut dengan dengan hati-hati sambil memantau apakah perdarah tersebut sudah berhenti atau belum Kedua angkat luka perdarahan agar lebih tinggi dari jantung untuk memudahkan sebaiknya perderita dibaringkan sehigga luka perdarahan dapat lebih tinggi dari jantung misalkan ada perdarahan di kaki penderita dapat mengakat kaki lebih tinggi dari jantung tujuannya agar memperlambat mengalirnya darah kebagian luka.Ketiga tutup luka dengan kain pembalut dan ikat, jika tidak tersedia pembalut gunakan kain yang bersih dan jangan yang berbulu.Bawa segera penderita kerumahsakit sambil diperhatikan ada tidak tanda-tanda shok seperti:penderita tampak pucat, keringat banyak dan kulit tersadingin,nafas cepat,gelisah dan mengantuk,rasa haus.

2.Thrombophlebitisa.PengertianThrombophlebitisadalah flebitis(vena peradangan) berkaitan dengan suatu thrombus(gumpalan darah). Ketika terjadi berulang kali di lokasi yang berbeda, ini dikenal sebagai "tromboflebitis migrans" atau "migrasi tromboflebitis".b.EtiologiTromboflebitis (istilah lain medis adalah "Putih kaki") adalah terkait dengan trombus di pembuluh darah. Faktor risiko termasuk lama duduk dan gangguan yang berhubungan dengan pembekuan darah.Gangguan yang terjadi sehubungan dengan tromboflebitis termasuk tromboflebitis superfisial (mempengaruhi pembuluh darah dekat permukaan kulit) dan trombosis vena dalam(mempengaruhi lebih dalam, vena yang lebih besar.Tromboflebitis migrans bisa menjadi dan tidak menunjukkan gejala.c.Manifestasi KlinikGejala-gejala berikut ini seringkali (tetapi tidak selalu) berhubungan dengan tromboflebitis:-Nyeri di bagian tubuh yang terkena-Kulit kemerahan atau peradangan (tidak selalu hadir)-Pembengkakan (edema) dari kaki (pergelangan kaki dan kaki)-Gejala klinis berupa pendarahan pervaginam yang terus-menerus setelah bayi lahir.-Menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita pucat, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain-Penderita tanpa disadari dapat kehilangan banyak darah sebelum ia tampak pucat bila pendarahan tersebut sedikit dalam waktu yang lama.d.Klasifikasi Klinis1)Perdarahan Pasca Persalinan Dini (Early Postpartum Haemorrhage, atau Perdarahan Postpartum Primer, atau Perdarahan Pasca Persalinan Segera). Perdarahan pasca persalinan primer terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan pasca persalinan primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir dan inversio uteri. Terbanyak dalam 2 jam pertama.2)Perdarahan masa nifas (PPH kasep atau Perdarahan Persalinan Sekunder atau Perdarahan Pasca Persalinan Lambat, atau Late PPH). Perdarahan pascapersalinan.

KONSEP DASAR KEPERAWATAN1.PengkajianPengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.a.Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :1)Biodata: Mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke-, lamanya perkawinan dan alamat2)Keluhan utama:Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang

3)Riwayat kesehatan:a)Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.b)Riwayat kesehatan masa lalu4)Riwayat pembedahan:Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan, kapan, oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.5)Riwayat penyakit yang pernah dialami:Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM , jantung , hipertensi , masalah ginekologi/urinary , penyakit endokrin , dan penyakit-penyakit lainnya.6)Riwayat kesehatan keluarga:Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.7)Riwayat kesehatan reproduksi:Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya8)Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas:Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.9)Riwayat seksual:Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya.10)Riwayat pemakaian obat:Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.11)Pola aktivitas sehari-hari:Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.2.Pemeriksaan fisik,meliputi :a.Inspeksi:Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fisik, dan seterusnyab.Palpasi :1)Sentuhan : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.2)Tekanan : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.3)Pemeriksaan dalam : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormalc.Perkusi:1)Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan ada tidaknya cairan, massa atau konsolidasi.2)Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidakd.Auskultasi:Mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin.3.Diagnosa Keperawatana.Devisit Volume Cairan s.d perdarahanb.Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasic.Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kerusakan jaringan intrauterid.Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembabe.Cemas s.d kurang pengetahuan

4.Intervensi Keperawatana.Devisit Volume Cairan s.d PerdarahanTujuan :-Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.Intervensi :1)Kaji kondisi status hemodinamika2)Ukur pengeluaran harian3)Berikan sejumlah cairan pengganti harian4)Evaluasi status hemodinamikab.Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasiTujuan :-Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasiIntervensi :1)Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas2)Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan3)Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-haric.Gangguan rasa nyaman : Nyeri s.d Kerusakan jaringan intrauteriTujuan :-Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialamiIntervensi :1)Kaji kondisi nyeri yang dialami klien2)Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya3)Kolaborasi pemberian analgetikad.Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembabTujuan :-Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahanIntervensi :1)Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau2)Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan3)Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart4)Lakukan perawatan vulva5)Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksiC.EMBOLI PARUKONSEP MEDIS1.PengertianAdalah suatu keadaan dimana terkumpulnya cairan ekstravaskular yang patologis pada jaringan parenkim paru..2.EtiologiSecara umum penyebab oedema paru adalah akibat peningkatan tekanan hidrostatik dan atau peningkatan permeabilitas kapiler paru.Faktor penyebab Oedema paru meliputi gangguan sistemik. Penyakit/gangguan yang menyebabkan peningkatan tekanan kapiler paru meliputi :a.Gangguan Faal Paru-Kerusakan pembuluh darah paru-Edema paru neurogenik-Oedema paru akibat peningkatan tekanan udara (barotrauma) misalnya di ketinggian.b.Gangguan Jantung (Kardiogenik)-Gagal jantung Kanan-Gagal Jantung Congestif-Kerusakan katup jantung (stenosis mitral)Sedangkan gangguan yang dapat mengakibatkan peningkatan permeabiltas kapiler paru antara lain :a.Insufisiensi paru pasca traumab.Aspirasi cairan lambungc.Sepsisd.Pneumoniae.Overdosis heroinf.Luka bakar inhalasi (thermal atau kimiawi)g.Toksisitas oksigenh.Tenggelam/hampir tenggelami.Emboli lemakj.Uremiak.Pancreatitisl.Dan lain-lain

KONSEP KEPERAWATAN1.Pengkajian-Identitas-Umur : Klien dewasa dan bayi cenderung mengalamidibandingkan remaja/dewasa muda-Riwayat MasukKlienbiasanya dibawa ke rumah sakit setelah sesak nafas, cyanosis atau batuk-batuk disertai dengan demam tinggi/tidak. Kesadaran kadang sudah menurun dan dapat terjadi dengan tiba-tiba pada trauma. Berbagai etiologi yang mendasar dengan masing-masik tanda klinik mungkin menyertai klien-Riwayat Penyakit DahuluPredileksi penyakit sistemik atau berdampak sistemik seperti sepsis, pancreatitis, Penyakit paru, jantung serta kelainan organ vital bawaan serta penyakit ginjal mungkin ditemui pada klien2.Pengkajiana.Sistem Integumen-Subyektif: --Obyektif: kulit pucat, cyanosis, turgor menurun (akibat dehidrasi sekunder), banyak keringat , suhu kulit meningkat, kemerahan

b.Sistem Pulmonal-Subyektif: sesak nafas, dada tertekan, cengeng-Obyektif: Pernafasan cuping hidung, hiperventilasi, batuk (produktif/nonproduktif), sputum banyak, penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan diafragma dan perut meningkat, Laju pernafasan meningkat, terdengar stridor, ronchii pada lapang paru,c.Sistem Cardiovaskuler-Subyektif: sakit kepala-Obyektif: Denyut nadi meningkat, pembuluh darah vasokontriksi, kualitas darah menurun, Denyut jantung tidak teratur, suara jantung tambahand.Sistem Neurosensori-Subyektif: gelisah, penurunan kesadaran, kejang-Obyektif: GCS menurun, refleks menurun/normal, letargie.Sistem Musculoskeletal-Subyektif: lemah, cepat lelah-Obyektif: tonus otot menurun, nyeri otot/normal, retraksi paru dan penggunaan otot aksesoris pernafasanf.Sistem genitourinaria-Subyektif: --Obyektif: produksi urine menurun/normal,g.Sistem digestif-Subyektif: mual, kadang muntah-Obyektif: konsistensi feses normal/diare

Rencana KeperawatanDiagnosa Keperawatan :Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d intubasi, ventilasi, proses penyakit, kelemahan dan kelelahanTujuan : Jalan nafas dapat dipertahankan kebersihannyaKriteria : Suara nafas bersih, ronchii tidak terdengar pada seluruh lapang paru

Rencana TindakanRasional

-Auskultasi bunyi nafas tiap 2-4 jam-Lakukan hisap lendir bila ronchii terdengar

-Monitor humidivier dan suhu ventilator

-Monitor status hidrasi klien-Monitor ventilator tekanan dinamis

-Beri Lavase cairan garam faali sesuai indikasi untuk-Beri fisioterapi dada sesuai indikasi-Beri bronkodilator

-Ubah posisi, lakukan postural drainage1)Monitoring produksi sekret2)Tekanan penghisapan tidak lebih 100-200 mmHg. Hiperoksigenasi dengan 4-5 kali pernafasn dengan O2100 % dan hiperinflasi dengan 1 kali VTmenggunakan resusitasi manual atau ventilator. Auskultasi bunyi nafas setelah penghisapan3)Oksigen lembab merngasang pengenceran sekret. Suhu ideal 35-37,8OC4)Mencegah sekresi kental5)Peningkatan tekanan tiba-tiba mungkin menunjukkan adanya perlengketan jalan nafas6)Memfasilitasi pembuangan sekret

7)Memfasilitasi pengenceran dan penge-luaran sekret menuju bronkus utama8)Memfasilitasi pengeluaran sekret menuju bronkus utama

Diagnosa Keperawatan :Gangguan pertukaran Gas b.d sekresi tertahan, proses penyakit, atau pengesetan ventilator tidak tepatTujuan : Pertukaran gas jaringan paru optimalKriteria : Gas Darah Arteri dalam keadaan normal

Rencana TindakanRasional

-Periksa AGD 10-30 menit setelah pengesetan ventilator atau setelah adanya perubahan ventilator-Monitor AGD atau oksimetri selama periode penyapihan-Kaji apakah posisi tertentu menimbulkan ketidaknyamanan pernafasan-Monitor tanda hipoksia dan hiperkapnea

1)AGD diperiksa sebagai evaluasi status pertukaran gas; menunjukkan konsentrasi O2& CO2darah2)Periode penyapihan rawan terhadap perubahan status oksigenasi3)Dalam berbagai kondisi, ketidak-nyamanandapat mempengaruhi klinis penderita4)Hipoksia dan hiperkapnea ditandai adanya gelisah dan penurunan kesadaran, asidosis, hiperventilasi, diaporesis dan keluhan sesak meningkat

Diagnosa Keperawatan :Gangguan komunikasi verbal b.d pemasangan selang endotrakealTujuan : Klien dan petugas kesehatan dapat berkomunikasi secara efektif selama pemasangan selang endotrakealKriteria : Klin dan perawat menentukan dan menggunakan metodayang tepat untuk berkomunikasi, tidak terjadi hambatan komunikasi berarti, menggunakan metode yang tepat

Rencana TindakanRasional

-Jelaskan lingkungan, semua prosedur, tujuan dan alat yang berhubungan dengan klien-Berikan bel atau papan catatan serta alat tulis untuk momunikasi-Ajukan pertanyaan tertutup-Yakinkan pasien bahwa suara akan kembali bila endotrakela dilepas1)Mengurangi kebingungan klien dan meminimalisasi adanya komunikasi yang sulit antara klien dan perawat2)Sebagai media komunikasi antara klien dan perawat3)Menghindari komunikasi tidak efektif4)Mengurangi kecemasan yang mungkin timbul akibat kehilangan suara

Diagnosa Keperawatan :Resiko tinggi infeksi b.d pemasangan selang endotrakealTujuan : Klien tidak mengalami infeksi nosokomialKriteria : tidak terdapat tanda-tanda infeksi nosokomial

Rencana TindakanRasional

Evaluasi warna, jumlah, konsistensi dan bau sputum tiap kali penghisapan

-Tampung spesimen untuk kultur dan sensitivitas sesuai indikasi-Pertahankan teknis steril selama penghisapan lendir-Ganti selang ventilator tiap 24 72 jam-Lakukan oral higiene-Palpasi sinus dan lihat membrana mukosa selama demam yang tidak diketahui sebabnya-Monitor tanda vital terhadap tanda infeksi

1)Infeksi traktus respiratorius dapat mengakibatkan sputum bertambah banyak, bau lebih menyengat, warna berubah lebih gelap2)Memastikan adanya kuman dalam sputum/jalan nafas3)Mengurangi resiko infeksi nosokomial

4)Mengurangai resiko infeksi nosokomial

5)Mengurangi resiko infeksi nosokomial6)Perubahan membrana mukosa dan adanya sinusitis mungkin menjadi indikasi adanya infeksi pernafasan7)Infeksi dapat dilihat dari tanda umum/khusus organ

D.HEMATOMA VULVAKONSEP DASAR MEDIK1.DefinisiHematoma vulva atau Perdarahan vulva adalah bentuk perlukaan yang paling sering terjadi pad vulva.Hematoma vulva atau perdarahan vulva merupakan pembuluh-pembuluh darah,terutama vena,dalam pelvis dan genitalia eksterna dapat pecah dalam kehamilan,pada persalinan atau setelah bayi lahir.dengan demikian dapat terjadi hematoma dalam jaringan ikat yang renggang di vulva, sekitar vagina dan didalam ligamentuml atum.2.PenyebabPerdarahan atau hematomavulva bisa disebabkan oleh :Hematoma vulva timbul segera setelah persalinan selesai,Perdarahan kedalam jaringan subkutan vulva dan /atau pada dinding vagina disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah.Hematoma vulva juga mungkin terjadi karena trauma akibat tekanan atau berhubungan dengan perbaikan robekan perineum atau episiotomi.Cedera pada vulva atau vaginaPenganiayaan seksualPeradangan vaginaKelainan darah yang menyebabkan pembekuan abnormal (misalnya leukimia atau trombositopenia)

3.PatofisiologiKhususnya yang terbentuk dengan cepat dapat menyebabkan rasa nyeri mencekam yang sering menjadi keluhan utama. Hematoma dengan ukuran sedang dapat diserap spontan.jaringan yang melapisi gumpalan hematoma dapat menghilang karena mengalami nekrosis akibat penekanan sehingga terjadi perdarahan yamg banyak proses ini dapat diikuti oleh leukhore yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan. uterus akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya keadaan ini mungkin disebabkan oleh kebocoran pembuluh darah yang mengalami nekrosis akibat tekanan yang lama.Yang lebih jarang terjadi, pembuluh darah yang ruptur terletak diatas vasia pelvik dan keadaan tersebut hematoma akan ter bentuk diatasnya. Hematoma vulva mudah didiagnosis dengan adanya rasa nyeri perineum yang hebat dan tumbuh inferksi yang menyeluruh.dengan ukuran yang bervariasi.jaringan yang melapisi gumpalan hematoma dapat menghilang karena mengalami nekrosis akibat penekanan sehingga terjadi perdarahan yamg banyak proses ini dapat diikuti oleh leukhore yang berlangsung lama dan perdarahan uterus yang tidak teratur atau berlebihan. uterus akan teraba lebih besar dan lebih lunak daripada keadaan normalnya.4.GejalaGejala yang daoat timbul oada hematoma vulva berupa:a.Anemiab.Rasa nyeric.Pembengkakand.Kulit permukaan hematoma/perdarahan berwarna kebiru-biruan,mengkilat,tipis dan mudah robek.e.Perdarahan yang abnormal (misalnya lebih banyak,lebih encer,lebih sering atau tidak teratur) yang terjadi diluar atau selama siklus menstruasif.Syok derajat tertentug.Trauma karena jatuh dan duduk pada benda keras atau karena koitus yang kasar.5.Pengobatan/PenangananPengobatan tergantung kepada penyebabnya, tetapi penderita sebaiknya menjalani pemeriksaan secara teratur untuk mengetahui perkembamngan penyakitnya.a.Penanganan Hematoma tergantung dari besarnya hematoma itu,bila hematoma kecil cukup diberi kompres dan analgetika,sambil diobservasi apakah hematoma tidak bertambah besar.b.Jika hematoma besar hendaknya segera di buka dan lakukan pengeluaran bekuan bekuan darah.Hematoma besar dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan menyebabkan kulit yang menutup menjadi demikian tegangnya,sehingga hematoma dapat pecah.dalam hal demikian sebaiknya dilakukan insisi pada tempat yang paling tegang,bekuan-bekuan darah dikeluarkan dan pembuluh-pembuluh darah yang putus di ikat.c.Diperlukan transfusi darah untuk mengatasi syok dan perdarahan yang lebih berat.d.Hematoma tersebut akan memerlukan drinase dan penjahitan kembali yang biasanya dilakukan dengan anestesi umum,kecuali bila hematoma tersebut kecil dan hanya menunjukan gejala-gejala yang ringan.Wanita tersebut akan sangat takut dan perlu di temani oleh petugas kesehatan serta diberikan nasehat yang membesarkan hati sambil menunggu pembedahan.

KONSEP DASARKEPERAWATAN1.PengkajianPengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.a.Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :1)Biodata

2)Keluhan utama:-Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan pervaginam berulang3)Riwayat kesehatan:a)Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.b)Riwayat kesehatan masa lalu4)Riwayat pembedahan:-Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien, jenis pembedahan,kapan, oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung5)Riwayat penyakit yang pernah dialami:-Kaji adanya penyakit yang pernah dialami oleh klien misalnya DM, jantung, hipertensi, masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakit-penyakit lainnya.6)Riwayat kesehatan keluarga:-Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam keluarga.7)Riwayat kesehatan reproduksi:-Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya8)Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas:-Kaji bagaimana keadaan anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.9)Riwayat seksual:-Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya.10)Riwayat pemakaian obat:-Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.11)Pola aktivitas sehari-hari:-Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.b.Pemeriksaan fisik, (Johnson & Taylor, 2005 : 39) meliputi :1)Inspeksi:Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur, penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya2)Palpasi :a)Sentuhan :Merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dantekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.b)Tekanan :Menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.c)Pemeriksaan dalam :Menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang abnormal3)Perkusi:a)Menggunakan jari : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yangmenunjukkan ada tidaknya cairan, massa atau konsolidasi.b)Menggunakan palu perkusi : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak

4)Auskultasi:-Mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyijantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung janin.2.Diagnosa Keperawatana.Devisit Volume Cairan s.d perdarahanb.Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasic.Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kerusakan jaringan intrauterid.Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembabe.Cemas s.d kurang pengetahuan3.Intervensi Keperawatana.Devisit Volume Cairan s.d PerdarahanTujuan :Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun kualitas.Intervensi :1)Kaji kondisi status hemodinamikaRasional : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memilikikarekteristik bervariasi2)Ukur pengeluaran harianRasional : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan jumlah cairan yang hilang pervaginal3)Berikan sejumlah cairan pengganti harianRasional : Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan massif4)Evaluasi status hemodinamikaRasional : Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik

b.Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasiTujuan :Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasiIntervensi :1)Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitasRasional : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapiperdarahan masif perlu diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk2)Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandunganRasional : Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organreproduksi3)Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hariRasional : Mengistiratkan klilen secara optimal4)Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktifitas sehari-hariRasional : Mengoptimalkan kondisi klien,pada abortus imminens,istirahat mutlak sangat diperlukan5)Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktifitasRasional : Menilai kondisi umum klien

c.Gangguan rasa nyaman : Nyeri s.d Kerusakan jaringan intrauteriTujuan :Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialamiIntervensi :1)Kaji kondisi nyeri yang dialami klienRasional : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun dsekripsi.2)Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnyaRasional : Meningkatkan koping klien dalam melakukanguidancemengatasi nyeri

3)Kolaborasi pemberian analgetikaRasional : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberiananalgetika oral maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik

d.Resiko tinggi Infeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembabTujuan :-Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahanIntervensi :1)Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bauRasional : Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischartkeluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi2)Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahanRasional : Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yanglebih luar3)Lakukan pemeriksaan biakan pada dischartRasional : Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart4)Lakukan perawatan vulvaRasional : Inkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan ineksi.5)Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksiRasional : Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi

e.Cemas s.d kurang pengetahuanTujuan : Tidak terjadi kecemasan,pengetahuan klien dan keluarga terhadappenyakit meningkat

Intervensi :1)Kaji yingkat pengetahuan / persepsi klien dan keluarga terhadap penyakitRasional : Ketidak tahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas2)Kaji derajat kecemasan yang dialami klienRasional : Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penilaian objektif klien tentang penyakit3)Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasanRasional : Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support yang mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien4)Ansietas klien menentukan tujuan perawatan bersamaRasional : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontribusi menurunkan kecemasan5)Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga.Rasional : Konseling bagi klien sangat dipelukan bagi klien untuk meningkatkan pengetahuan dan membangun support system keluaga:untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga.

E.INFEKSI MASA NIFAS1.PengertianInfeksi masa adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya kuman kuman ke dalam alat alt genital pada waktu persalinan dan nifas. Demam nifas atau morbiditas puerperalis meliputi demam dalam masa nifas oleh sebab apapun. Menurut Joint Committee on Maternal Welfare, morbiditas puerperalis ialah kenaikan suhu sampai 380 C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama postpartum, dengan mengecualikan hari pertama.2.PenyebabInfeksi nifas umumnya disebabkan oleh bakteri yang dalam keadaan normal berada dalam usus dan jalan lahir. Gorback mendapatkan dari 70 % biakan serviks normal dapat pula ditemukan bakteri anaerob dan aerob patogen. Kuman anerob adalah kokus gram positif (Peptostreptokokus, Peptokokus, Bakteroides dan Clostridium). Kuman aerob adalah bermacam gram positif dan E. coli. Selain itu, infeksi nifas dapat pula disebabkan oleh :-Streptococus haemolyticus aerobicus, ini merupakan penyebab infeksi yang berat, khususnya golongan A. Infeksi ini biasanya eksogen (dari penderita lain, alat atau kain yang tidak steril, infeksi tenggorokan orang lain)-Staphylococus aureus, kuman ini biasanya menyebabkan infeksi terbatas, walaupun kadang kadang menjadi sebab infeksi umum. Banyak ditemukan di rumah sakit.-Escherichia coli, Kuman ini umumnya berasal dari kandung kencing atau rektum dan dapat menyebabkan infeksi terbatas pada perineum, vulva, dan endometrium. Kuman ini merupakan sebab dari infeksi traktus urinarius.-Clostridium welchii, infeksi kuman yang bersifat anerobik jarang ditemukan tetapi sangat berbahaya. Infeksi lebih sering terjadi pada abortus kriminalis.3.Cara terjadinya infeksi :a.Tangan pemeriksa atau penolong yang tertutup sarung tangan pada pemeriksaan dalam atau operasi membawa bakteri yang sudah ada dalam vagina dalam uterus. Kemungkinan lain ialah bahwa sarung tangan atau alt alt yang dimasukkan ke dalam jalan lahir tidak sepenuhnya bebas dari kuman kuman.b.Droplet infectionSarung tangan atau alat alat terkena kontaminasi bakteri yang berasal dari hidung atau tenggorokan penolong.c.Dalam rumah sakit selalu banyak kuman-kuman pathogen, berasal dari penderita-penderita dengan berbagai jenis infeksi. Kuman-kuman ini bisa dibawa aliran udara kemana-mana.d.Coitus pada akhir kehamilan tidak merupakan sebab infeksi penting, kecuali apabila mengakibatkan pecahnya ketuban.e.Infeksi intrapartum sudah dapat memperlihatkan gejala-gejala pada waktu berlangsungnya persalinan. Infeksi intrapartum biasanya terjadi pada partus lama, apalagi jika ketuban sudah lama pecah dan beberapa kali dilakukan pemeriksaan dalam. Gejala-gejala ialah kenaikan suhu, biasanya disertai dengan leukositosis dan takikardia; denyut jantung janin dapat meningkat pula. Air ketuban biasa menjadi keruh dan bau.

4.Faktor PredisposisiFaktor predisposisi yang terpenting pada infeksi nifas ialah :a.Semua keadaan yang dapat menurunkan daya tahan penderita, seperti perdarahan banyak, pre-eklamsia, juga infeksi lain, seperti pneumonia, penyakit jantung, dan sebagainya.b.Partus lama, terutama dengan ketuban pecah lama.c.Tindakan bedah vaginal, yang menyebabkan perlukaan pada jalan lahir.d.Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban, dan bekuan darah.5.Golongan Infeksi NifasDapat dibagi dalam 2 golongan : yaitu (1) infeksi yang terbatas pada perineum, vulva, vagina, serviks, dan endometrium ; dan (2) penyebaran dari tempat-tempat tersebut melalui vena-vena, melalui jalan limfe, dan melalui permukaan endometrium.a.Infeksi pada perineum, vulva, vagina, seviks, dan endometrium-VulvitisPada infeksi bekas sayatan episiotomi atau luka perineum jaringan sekitarnya membengkak, tepi luka menjadi merah dan bengkak ; jahitan ini mudah terlepas dan luka yang terbuka menjadi ulkus dan mangaluarkan pus.-VaginitisInfeksi vagina dapat terjadi secara langsung pada luka vagina atau melalui perineum. Permukaan mukosa membengkak dan kemerahan, terjadi ulkus, dan getah mengandung nanah yang keluar dari daerah ulkus. Penyebaran dapat terjadi, tetapi pada umumnya infeksi tinggal terbatas.-ServisitisInfeksi sering juga terjadi, akan tetapi biasanya tidak menimbulkan banyak gejala. Luka serviks yang dalam dan meluas dan langsung kedasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menjalar ke parametrium.

-EndometritisJenis infeksi yang paling sering ialah endometritis. Kuman-kuman memasuki endometrium, biasanya pada luka bekas Insersio plasenta, dan dalam waktu singkat mengikutsertakan seluruh endometrium.b.Penyebaran melalui pembuluh-pembuluh darah-Septikemia dan piemiaIni merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh kuman-kuman yang sangat pathogen biasanya Streptococcus haemolyticus golongan A. Infeksi ini sangat berbahaya dan merupakan 50% dari semua kematian karena infeksi nifas.Pada septicemia kuman-kuman dari sarangnya di uterus, langsung masuk keperedaran darah umum dan menyebabkan infeksi umum. Adanya septicemia dapat dibuktikan dengan jalan pembiakan kuman-kuman dari darah. Pada piemia terdapat dahulu tromboflebitis pada vena-vena diuterus serta sinus-sinus pada bekas tempat plasenta. Tromboflebitis ini menjalar ke vena uterine, vena hipogastrika, dan/atau vena ovarii (tromboflebitis pelvika).Dari tempat-tempat thrombus itu embolus kecil yang mengandung kuman-kuman dilepaskan. Tiap kali dilepaskan, embolus masuk keperedaran darah umum dan dibawa oleh aliran darah ketempat-tempat lain, antaranya ke paru-paru, ginjal, otak, jantung, dan sebagainya, dan mengakibatkan terjadinya abses-abses ditempat-tempat tersebut. Keadaan ini dinamakan piemia.c.Penyebaran melalui jalan limfe dan jalan lain-PeritonitisInfeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh limfe didalam uterus langsung mencapai peritoneum dan menyebabkan peritonitis, atau melalui jaringan diantara kedua lembar ligamentum latum yang menyebabkan parametritis (sellulitis pelvika).d.Peritonitis dapat pula terjadi melalui salpingo-ooforitis atau sellulitis pelvika.e.Infeksi jaringan ikat pelvis dapat terjadi melalui tiga jalan yakni :1)Penyebaran melalui limfe dari luka serviks yang terinfeksi atau dari endometritis.2)Penyebaran langsung dari luka pada serviks yang meluas sampai kedasar ligamentum.3)Penyebaran sekunder dari tromboflebitis pelvika.4)Penyebaran melalui permukaan endometrium5)Salpingitis, ooforitis6)Kadang-kadang walaupun jarang, infeksi yang menjalar ketuba Fallopii, malahan ke ovarium.6.Gambaran Klinik-Infeksi pada perineum, vulva, vagina, dan serviksGejalanya berupa rasa nyeri serta panas pada tempat infeksi, dan kadang-kadang perih bila kencing. Bilamana getah radang bisa keluar, biasanya keadaannya tidak berat suhu sekitar 38 C, dan nadi dibawah 100 per menit. Bila luka terinfeksi tertutup oleh jahitan dan getah radang tidak dapat keluar, demam bisa naik sampai 39-40C dengan kadang-kadang disertai menggigil.-EndometritisUterus pada endometritis agak membesar, serta nyeri pada perabaan, dan lembek. Mulai hari ke-3 suhu meningkat, nadi menjadi cepat, akan tetapi dalam beberapa hari suhu dan nadi menurun dan dalam kurang dari satu minggu keadaan sudah normal kembali. Lokia pada endometritis, biasanya bertambah dan kadang-kadang berbau.-Septikemia dan piemiaSampai tiga hari postpartum suhu meningkat dengan cepat, biasanya disertai dengan menggigil. Selanjutnya, suhu berkisar antara 39-40C, keadaan umum cepat memburuk, nadi menjadi cepat (140-160/menit atau lebih). Penderita dapat meninggal dalam 6-7 hari postpartum. Jika ia hidup terus, gejala-gejala menjadi seperti piemia. Pada piemia penderita tidak lama postpartum sudah merasa sakit, perut nyeri dan suhu agak meningkat. Akan tetapi, gejala-gejala infeksi umum dengan suhu tinggi serta menggigil terjadi setelah kuman-kuman dengan embolus memasuki peredaran darah umum. Satu cirri khusus pada piemia ialah bahwa berulang-ulang suhu meningkat dengan cepat disertai dengan menggigil, kemudian diikuti oleh turunnya suhu.-PeritonitisPeritonitis nifas bisa terjadi karena meluasnya endometritis, tetapi dapat juga ditemukan bersama-sama dengan salpingo-ooforitis dan sellulitis pelvika.Peritonitis, yang tidak menjadi peritonitis umum, terbatas pada daerah pelvis. Penderita demam, perut bawah nyeri, tetapi keadaan umum tetap baik. Peritonitis umum disebabkan oleh kuman yang sangat pathogen dan merupakan penyakit berat. Suhu meningkat menjadi tinggi, nadi cepat dan kecil, perut kembung dan nyeri, ada defense musculaire. Muka penderita yang mulanya kemerah-merahan, menjadi pucat, mata cekung, kulit muka dingin, terdapat apa yang dinamakan facies hippocratica.-Sellulitis PelvikaSellulitis pelvika ringan dapat menyebabkan suhu yang meninggi dalam nifas. Bila suhu tinggi menetap lebih dari satu minggu disertai dengan rasa nyeri dikiri atau dikanan dan nyeri pada pemeriksaan dalam, hal ini patut dicurigai terhadap kemungkinan sellulitis pelvika. Pada pemeriksaan dalam dapat diraba tahanan padat dan nyeri disebelah uterus dan tahanan ini yang berhubungan erat dengan tulang panggul, dapat meluas keberbagai jurusan. Ditengah-tengah jaringan yang meradang itu bisa tumbuh abses. Penderita tampak sakit, nadi cepat, dan perut nyeri.-Salpingitis dan ooforitisGejala salpingitis dan ooforitis tidak dapat dipisahkan dari pelvio-peritonitis.

7.DiagnosisKebanyakan demam setelah persalinan disebabkan oleh infeksi nifas. Paling sering ditemukan ialah radang saluran pernafasan (bronchitis, pneumonia, dan sebagainya), pielonefritis, dan mastitis.Dalam minggu pertama biasanya gejala-gejala setempat belum menunjukkan dengan nyata adanya perluasan infeksi ; yang lebih penting ialah gejala umum. Seorang penderita dengan infeksi yang meluas diluar porte dentre tampaknya sakit, suhu meningkat dengan kadang-kadang disertai menggigil, nadi cepat, keluhannya juga lebih banyak.8.PrognosisMenurut derajatnya septicemia merupakan infeksi yang paling berat dengan mortalitas tinggi, dan yang segera diikuti oleh peritonitis umum. Pada Pelvioperitonitis dan Sellulitis pelvis bahaya kematian dapat diatasi dengan pengobatan yang sesuai. Abses memerlukan tindakan untuk mengeluarkan nanahnya.9.Pencegahan-Selama kehamilanOleh karena anemia merupakan predisposisi untuk infeksi nifas, harus diusahakan untuk memperbaikinya. Keadaan gizi juga merupakan factor penting, karenanya diet yang baik harus diperhatikan.Coitus pada hamil tua sebaiknya dilarang karena dapat mengakibatkan pecahnya ketuban dan terjadinya infeksi.-Selama persalinanUsaha-usaha pencegahan terdiri dari membatasi sebanyak mungkin kuman-kuman dalam jalan lahir, menjaga supaya persalinan tidak berlarut-larut, menyelesaikan persalinan dengan trauma sedikit mungkin, dan mencegah terjadinya perdarahan banyak. Semua petugas dalam kamar bersalin harus menutup hidung dan mulut dengan masker, alat-alat, kain-kain yang dipakai dalam persalinan harus suci hama. Pemeriksaan dalam hanya boleh dilakukan jika perlu, terjadinya perdarahan harus dicegah sedapat mungkin dan transfusi darah harus diberikan menurut keperluan.-Selama nifasSesudah partus terdapat luka-luka dibeberapa tempat pada jalan lahir. Pada hari pertama postpartum harus dijaga agar luka-luka ini tidak dimasuki kuman-kuman dari luar. Tiap penderita dengan tanda-tanda infeksi nifas jangan dirawat bersama dengan wanita-wanita dalam nifas sehat.10.PengobatanAntibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam pengobatan infeksi nifas. Karena pemeriksaan-pemeriksaan ini memerlukan waktu, maka pengobatan perlu dimulai tanpa menunggu hasilnya. Dalam hal ini dapat diberikan penicillin dalam dosis tinggi atau antibiotika dengan spectrum luas, seperti ampicillin dan lain-lain.Disamping pengobatan dengan antibiotika, tindakan-tindakan untuk mempertinggi daya tahan badan tetap perlu dilakukan. Perawatan baik sangat penting, makanan yang mengandung zat-zat yang diperlukan hendaknya diberikan dengan cara yang cocok dengan keadaan penderita, dan bila perlu transfusi darah dilakukan.Pada sellulitis pelvika dan pelvioperitonitis perlu diamat-amati dengan seksama apakah terjadi abses atau tidak. Jika terjadi abses, abses harus dibuka dengan menjaga supaya nanah tidak masuk kedalam rongga peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar tidak sampai dilukai.

PAYUDARA BERUBAH MENJADI MERAH, PANAS, DAN TERASA SAKITPembendungan ASI (Zogstuwing, engorgement of the breast)Sesudah bayi lahir dan plasenta keluar, kadar estrogen dan progesteron turun dalan 2 3 hari. Dengan ini faktor dari hipotalamus yang menghalangi keluarnya Pituitary Lactogenic Hormone (prolaktin) waktu hamil, dan sangat dipengaruhi oleh estrogen, tidak dikeluarkan lagi, dan terjadi sekresi prolaktinoleh hipofisis. Hormon ini menyebabkan alveolus alveolus kelenjar mamae terisi dengan air susu, tetapi untuk mengeluarkannya dibutuhkan reflek yang menyebabkan kontraksi sel sel mioepitelialyang mengelilingi alveolus dan duktus kecil kelenjar kelenjar tersebut. Reflek ini timbul jika bayi menyusu.1.Penyebab :-Bayi tidak menyusu dengan baik sehingga kelenjar kelenjar tidak dikosongkan dengan sempurna-Putting susu datar sehingga menyebabkan bayi sukar menyusui2.Komplikasi :-Payudara terasa panas, keras pada perabaan-Nyeri pada payudara-Putting susu datar sehingga menyebabkan bayi sukar menyusui-Pengeluaran air susu terhalang sebab duktuli laktiferi menyempit karena pembesaran vena serta pembuluh limfe3.Penanganan :-Menyokong mamae dengan BH yang nyaman-Memberikan analgetika-Sebelyum bayi menyusu pengeluaran air susu dengan pijatan yang ringan-Kompres dingin

MASTITISMastitis adalah peradangan pada payudara. Kejadian ini biasanya terjadi 1 3 minggu setelah postpartum.Klasifikasi :1)Mastitis dibawah areola mamae2)Mastitis di tengah tengah mamae3)Mastitis pada jaringan di bawah dorsal dari kelenjar kelenjar antara mamae dan otot otot dibawahnyaPenyebab :-Staphylococus aureus

-Sumbatan saluran susu yang berlanjutKomplikasi :Mamae membesar, nyeri, merah, dan menmbengkakTemperatur badan ibu tinggi kadang disertai menggigilBila mastitis nerlanjut dapat menyebabkan abses payudaraPencegahan :1)Perawatan putting susu pada waktu laktasi2)Perawat yang memberikan pertolongan pada ibunyang menyusui bayinya harus bebas dari infeksi dengan stafilokokus3)Bila ada retak atau luka pada putting sebaiknya bayinya jangan menyusu pada mamae yang bersangkutan4)Air susu ibu dikeluarkan dengan pijatanPengobatan :-Berikan antibiotika-Bila terdapat abses, pus perlu dikeluarkan

DAFTAR PUSTAKA

1. Wiknjosastro, Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Bina Pustaka Sarwono. Jakarta2. Wiknjosastro, Hanifa. 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatus. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta3. Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. JakartaPrawihardjo,Sarwono.2007.Ilmu Kandungan .Jakarta:Tridasa printerPrawihardjo,Sarwono.2007.Ilmu Kebidanan .Jakarta:Tridasa PrinterGoogleFarrer, Halen. 1996.Perawatan Maternitas. Jakarta:EGCManuaba,Prof.dr.Ida Bagus,SpOG.Ilmu Kebidanan,Penyakit Kandungan & Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta : EGC