Askep gluekoma

19
BAB III ASKEP GLAUKOMA http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/02/ asuhan-keperawatan-pada-pasien-dengan_26.html 1. Pengkajian a. Aktivitas / Istirahat : Perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan. b. Makanan / Cairan : Mual, muntah (glaukoma akut) c. Neurosensori : Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak). Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut). Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan. Tanda :

description

askep pasien dengan glukoma

Transcript of Askep gluekoma

Page 1: Askep gluekoma

BAB III

ASKEP GLAUKOMA

http://asuhankeperawatanonline.blogspot.com/2012/02/asuhan-keperawatan-pada-

pasien-dengan_26.html

1. Pengkajian

a. Aktivitas / Istirahat           :

Perubahan aktivitas biasanya / hobi  sehubungan dengan gangguan penglihatan.

b. Makanan / Cairan  :

Mual, muntah (glaukoma akut)

c. Neurosensori         :

Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau

dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja

dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak).

Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar,

kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut).

Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.

Tanda        :

Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.

Peningkatan air mata.

d. Nyeri / Kenyamanan         :

Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis)

Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala

(glaukoma akut).

Page 2: Askep gluekoma

e. Penyuluhan / Pembelajaran

Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem vaskuler.

Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena),

ketidakseimbangan endokrin.

Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.

2. Pemeriksaan Diagnostik

a. Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral

penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atau

vitreus humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan ke

retina atau jalan optik.

b. Lapang penglihatan :    Penurunan mungkin disebabkan CSV, massa tumor

pada hipofisis/otak, karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.

c. Pengukuran tonografi :  Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)

d. Pengukuran gonioskopi: Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut

tertutup glaukoma.

e. Tes Provokatif : digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal

atau hanya meningkat ringan.

f. Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi

lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.

g. Darah lengkap, LED : Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.

h. EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan

aterosklerosisi,PAK.

i. Tes Toleransi Glukosa : menentukan adanya DM.

Page 3: Askep gluekoma

3. Diagnosa Keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO.

b. Gangguan sensori-perseptual: penglihatan berhubungan dengan status organ

indra.

c. Ansietas berhubungan dengan kenyataan kehilangan penglihatan.

d. Resiko cidera berhubungan dengan penurunan/kerusakan penglihatan.

e. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan berhubungan

dengan kurang terpajan/tak mengenal sumber.

4. Intervensi

NO Diagnosa Keperawatan

Tujuan Dan

Kriteria Hasil

Rencana Keperawatan

Intervensi Rasional

1 Nyeri

berhubungan

dengan

peningkatan

TIO

Tujuan : nyeri dapat

berkurang/terkontrol.

Kriteria hasil:

1. Tidak ada

keluhan nyeri.

2. Menunjukan

ekspresi wajah

rileks.

3. Mengikuti

1. Berikan

kompres

dingin

sesuai

permintaan

untuk

trauma

tumpul.

 

2. Kurangi

1. Mengurangi

edema akan

dapat

mengurangi

nyeri.

2. Tingkat

pencahayaan

yang lebih

rendah akan

membuat lebih

nyaman.

Page 4: Askep gluekoma

program

farmakologis

yang

diresepkan.

4. Berikan obat

untuk

mengontrol

nyeri dan TIO

sesuai resep.

tingkat

pencahayaan:

cahaya

diredupkan,

diberi

tirai/kain.

3. Dorong

pengguanaan

kaca mata

hitam pada

cahaya kuat

4. Pemakaian

obat sesuai

resep akan

mengurangi

nyeri dan

meningkatka

n rasa

nyaman.

3. Cahaya kuat

menyebabkan

rasa tak

nyaman

setelah

menggunakan

tetes mata

dilator.

2 Gangguan

sensori-

perseptual:

penglihatan

berhubungan

dengan status

organ indra.

Tujuan

mempertahankan

penglihatan sebaik

mungkin.

Kriteria hasil:

1. Mempertaha

nkan lapang

ketajaman

penglihatan.

1. Dorong

mengekspre

sikan

perasaan

tentang

kehilangan/k

emungkinan

kehilangan

penglihatan.

 

1. Mempengaruh

i harapan masa

depan pasien

dan pilihan

intervensi.

2. Sementara

intervensi dini

mencegah

kebutaan,

pasienmengha

dapi

Page 5: Askep gluekoma

2. Mampu

mengenali dan

mengkompensa

si adanya

kerusakan

sensori.

3. Pastikan

derajat/tipe

kehilangan

penglihatan.

2. Tunjukan

pemberian

tetes mata,

contoh

menghitung

tetesan,

mengikuti

jadwal tidak

salah dosis

3. Lakukan

tindakan

untuk

membantu

pasien

menangani

keterbatasan

penglihatan.

4. Berikan

sedasi,

analgesik

sesuai

kebutuhan.

kemungkinan

tau mengalami

pengalaman

kehulangan

penglihatan

sebagian atau

total.

3. Mengontrol

TIO,

mencegah

kehilangan

penglihatan

lanjut.

4. Menurunkan

bahaya

keamanan

sehubungan

dengan

perubahan

lapang

pandang/kehil

angan

penglihatan

dan akomodasi

pupil terhadap

sinar

lingkungan.

 

5. Serangan akut

glaukoma berh

ubungan

Page 6: Askep gluekoma

dengan nyeri

tiba-tiba, yang

dapat

mencetuskan

ansietas/agitas

i, selanjutnya

TIO

3 Ansietas

berhubungan

dengan

kenyataan

kehilangan

penglihatan

Tujuan :

menunjukan ansietas

berkurang/hilang

Kriteria hasil:

1. Pasien akan

tampak rilek

dan

melaporkan

ansietas

menurun

sampai tingkat

dapat diatasi.

2. Pasien akan

menggunakan

sumber.

3. Kaji tingkat

ansietas,

derajat

pengalaman

nyeri/timbulny

a gejala tiba-

1. Berikan

informasi

yang akurat

dan jujur.

Diskusikan

kemungkinan

bahwa

pengawasan

dan

pengobatan

dapat

mencegah

kehilangan

penglihatan

tambahan

2. Dorong

pasien untuk

mengetahui

masalah dan

mengekpresi

kan

perasaannya. 

3. Identifikasi

1. Menurunkan

ansietas

sehubungan

dengan

ketidaktahuan

/harapan yang

akan datang

dan

memberikan

dasar fakta

untuk

membuat

pilihan

informasi

tentang

pengobatan.

2. Memberikan

kesempatan

pasien untuk

menerima

situasi nyata.

3. Memberikan

keyakinan

Page 7: Askep gluekoma

tiba dan

pengetahuan

kondisi saat ini.

sumber/oran

g yang

menolong.

Faktor ini

mempengaru

hi persepsi

pasien

terhadap

ancaman diri,

potensial

siklus

ansietas, dan

dapt

mempengaru

hi upaya

medik untuk

mengontrol

TIO.

bahwa pasien

tidak sendiri

dalam

menghadapi

masalah.

4 Resiko cidera

berhubungan

dengan

penurunan/ke

rusakan

penglihatan.

Tujuan : cidera dapat

dicegah

Kriteria hasil :

Pasien akan :

1. Menanyakan

penmahaman

faktor yang

terlibat dalam

kemungkinan

1. Bantu pasien

menata

lingkungan.

Jangan

mengubah

penataan

meja kursi

tanpan

pasien

diorientasi

1. Memfasilitasi

kemandirian &

menurunkan

resiko cedera.

2. Meningkatkan

keamanan

mobilitas

dalam

lingkungan.

3. Tameng

Page 8: Askep gluekoma

cidera.

2. Menunjukan

perilaku, pola

hidup untuk

menurunkan

faktor resiko

dan untuk

melindungi diri

dari cidera.

3. Mengubah

lingkungan

sesuai indikasi

untuk

meningkatkan

keamanan.

1. Bantu

pasien

ketika

mampu

melakuka

n

ambulasi

sampai

stabil dan

mencapai

penglihata

n dan

keterampi

lan

koping

yang

dahulu.

2. Orientasikan

pasien pada

ruangan.

3. Bahas

perlunya

penggunaan

perisai

mental atau

kaca mata

bila

diperintahka

n.

4. Jangan

memberikan

tekanan pada

mata yang

terkena

trauma.

5. Gunakan

prosedur

yang

memadai

ketika

memberikan

obat mata.

6. Menurunkan

resiko jatuh

atau cidera

ketika

langkah

sempoyonga

logam/kaca

mata

melindungi

terhadap

cedera.

4. Tekanan pada

mata dapat

mengakibatka

n kerusakan

serius lebih

lanjut.

5. Cedera dapat

terjadi bila

wadah obat

menyentuh

mata.

Page 9: Askep gluekoma

memadai,

mengguna

kan

tehnik

bimbinga

n

penglihata

n.

n atau tidak

mempunyai

keterampilan

koping untuk

kerusakan

penglihatan.

5 Kurang

pengetahuan

tentang

kondisi,

prognosis dan

pengobatan

berhubungan

dengan

kurang

terpajan/tak

mengenal

sumber.

Tujuan : proses

penyakit/prognosis

dan program terapi

dipahami.

Kriteria hasil :

1. Menyatakan

pemahaman

kondisi/proses

penyakit dan

pengobatan.

2. Melakukan

prosedur

dengan benar

dan

menjelaskan

alasan

tindakan.

1. Kaji

informasi

tentang

1. Tekanan

pentingnya

evaluasi

perawatan

rutin.

Beritahu

untuk

melaporkan

penglihatan

berawan.

2. Informasikan

pasien untuk

menghindark

an tetes mata

yang dijual

bebas.

3. Diskusikan

kemungkinan

efek/interaksi

antara obat

mata dan

masalah

1. Pengawasan

periodik

menurunkan

risiko

komplikasi

serius.

2. Dapat bereaksi

silang/campur

dengan obat

yang

diberikan.

3. Penggunaan

obat mata

topikal dapat

menyebabkan

TD meningkat

pada

pasien hiperte

nsi; pencetus

dispnea pada

pasien PPOM. 

4. Memberika

Page 10: Askep gluekoma

kondisi

individu,

prognosis,

tipe

prosedur.

medis pasien.

4. Dorong

aktifitas

pengalih

seperti

mendengar

radio,

berbincang-

bincang,

menonton

televisi.

5. Identifikasi

tanda/gejala

yang

memerlukan

upaya

evaluasi

medis,

contoh nyeri

tajam tiba-

tiba,

penurunan

penglihatan,

kelopak

bengkak, dan

kemerahan.

6. Meningkatka

n

pemahaman

dan kerja

sama tentang

program

n masukan

sensori,

mempertahank

an rasa

normalitas,

melalui waktu

lebih mudah

bila tak

mampu

menggunakan

penglihatan

secara penuh.

5. Intervensi dini

dapat

mencegah

terjadinya

komplikasi

serius,

kemungkunan

kehilangan

penglihatan.

Page 11: Askep gluekoma

pengobatan.

5. Implementasi

DX 1 : Nyeri berhubungan dengan peningkatan TIO

1. Memberikan kompres dingin sesuai permintaan untuk trauma tumpul.

2. Mengurangi tingkat pencahayaan: cahaya diredupkan, diberi tirai/kain.

3. Mendorong pengguanaan kaca mata hitam pada cahaya kuat

4. memakaia obat sesuai resep akan mengurangi nyeri dan meningkatkan rasa

nyaman.

DX 2 : Gangguan sensori-perseptual: penglihatan berhubungan dengan status organ

indra.

1. Mendorong mengekspresikan perasaan tentang kehilangan/kemungkinan

kehilangan penglihatan.

2. Menunjukan pemberian tetes mata, contoh menghitung tetesan, mengikuti

jadwal tidak salah dosis

3. Melakukan tindakan untuk membantu pasien menangani keterbatasan

penglihatan.

4. Memberikan sedasi, analgesik sesuai kebutuhan.

DX 3: Ansietas berhubungan dengan kenyataan kehilangan penglihatan

Page 12: Askep gluekoma

1. Memberikan informasi yang akurat dan jujur. Diskusikan kemungkinan

bahwa pengawasan dan pengobatan dapat mencegah kehilangan penglihatan

tambahan

2. Mendorong pasien untuk mengetahui masalah dan mengekpresikan

perasaannya. 

3. Mengidentifikasi sumber/orang yang menolong. Faktor ini mempengaruhi

persepsi pasien terhadap ancaman diri, potensial siklus ansietas, dan dapt

mempengaruhi upaya medik untuk mengontrol TIO.

DX 4: Resiko cidera berhubungan dengan penurunan/kerusakan penglihatan

1. Membantu pasien menata lingkungan. Jangan mengubah penataan meja kursi

tanpan pasien diorientasi dahulu.

2. Mengorientasikan pasien pada ruangan.

3. Membahas perlunya penggunaan perisai mental atau kaca mata bila

diperintahkan.

4. Jangan memberikan tekanan pada mata yang terkena trauma.

5. Menggunakan prosedur yang memadai ketika memberikan obat mata.

6. Menurunkan resiko jatuh atau cidera ketika langkah sempoyongan atau tidak

mempunyai keterampilan koping untuk kerusakan penglihatan.

DX 5 : Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan pengobatan berhubungan

dengan kurang terpajan/tak mengenal sumber.

1. Menekankan pentingnya evaluasi perawatan rutin. Beritahu untuk melaporkan

penglihatan berawan.

2. Mengginformasikan pasien untuk menghindarkan tetes mata yang dijual

bebas.

Page 13: Askep gluekoma

3. Mendiskusikan kemungkinan efek/interaksi antara obat mata dan masalah

medis pasien.

4. Mendorong aktifitas pengalih seperti mendengar radio, berbincang-bincang,

menonton televisi.

5. Mengidentifikasi tanda/gejala yang memerlukan upaya evaluasi medis, contoh

nyeri tajam tiba-tiba, penurunan penglihatan, kelopak bengkak, dan

kemerahan.

6. Meningkatkan pemahaman dan kerja sama tentang program pengobatan.

6. Evaluasi