Askep Ggn Retina Okt 2011

download Askep Ggn Retina Okt 2011

of 29

Transcript of Askep Ggn Retina Okt 2011

ASKEP PADA KLIEN DENGAN RETINOBLASTOMA & ABLASIO RETINA

Oleh Ni Ketut Alit A Faculty Of Nursing Airlangga University

Referensi Bare, B.G & Smeltzer, S.C. 2002. Keperawatan Medikal

Bedah. Jarkarta: EGC. Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC. Ganong, William, F., 1998, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 17, EGC, Jakarta. Mansjoer, A., et. al. 2001, Kapita Selekta Kedokteran, Jilid I, Edisi III, Cetakan IV, Media Aekulapius. FK-UI, Jakarta. Artikel & jurnal terkait

Review Anatomi Mata

ASKEP RETINOBLASTOMA Retinoblastoma : tumor retina yang terdiri atas sel

neuroblastik yang tidak berdiferensiasi dan merupakan tumor ganas retina pad anak. 40 % retinoblastoma penyakit herediter. Retinoblastoma merupakan tumor yang bersifat

autosomal dominan, tumor embrional. Sebagian besar retinoblastoma aktif ditemukan pada

usia 3 tahun, binokuler biasanya terdapat pada usia lebih muda atau 10 bulan.

Etiologi Kehilangan kedua kromosom dari satu alel dominan protektif yang

berada dalam pita kromosom 13g14. Bisa karena mutasi atau diturunkan.

Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian basa DNA. Peristiwa

ini dapat timbul karena kesalahan replikasi, gerakan, atau perbaikan sel. sel.

Mutasi dalam sebuah sel benih akan ditransmisikan kepada turunan

Faktor yang berhubungan, termasuk virus, zat kimia, sinar ultraviolet,

dan radiasi pengion, akan meningkatkan laju mutasi. Mutasi biasanya mengenai sel somatic dan kemudian diteruskan kepada generasi sel berikutnya.

PATOFISIOLOGI Retinoblastoma : tumor ganas utama intraokuler yang

ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia di bawah 5 tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional, dapat terjadi unilateral (70 %) dan bilateral (30 %). Sebagian besar kasus bilateral bersifat herediter. n ttumbuh menembus keluar lapisan retina atau ke ruang sub retina (eksofilik).

Massa tumor dapat tumbuh ke dalam vitreous (endofilik) da

Pertumbuhan endofilik lebih umum terjadi. Tumor endofilik

timbul dari lapisan inti dalam lapisan serabut saraf dan lapisan ganglion retina. Tipe eksofilik timbul dari lapisan inti luar dan dapat terlihat seperti ablasio retina yang solid.

Stadium Retinoblastoma : Stadium I: menunjukkan tumor masih terbatas pada

retina (stadium tenang) Stadium II: tumor terbatas pada bola mata. Stadium III: terdapat perluasan ekstra okuler regional, baik yang melampaui ujung nervus optikus yang dipotong saat enuklasi. Stadium IV: ditemukan metastase jauh ke dalam otak.

TANDA DAN GEJALA Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering

ditemukan. Tanda dini : mata juling, mata merah atau terdapatnya warna iris yang tidak normal. Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di dalam bilik mata depan, uveitis, endoftalmitis, atau panoftalmitis. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola mata. Gejala pandangan berat- nekrosis tumor Tajam penglihatan sangat menurun. Nyeri Tumor yang besar, mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan kaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh darah di atasnya.

PEMERIKSAAN PENUNJANG Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan

terutama untuk pasien dengan metastase ke luar misalnya dengan gejala proptosis bola mata.

Elektroretino-gram (ERG), menilai kerusakan luas pada

retina.

Elektro-okulogram (EOG)

Visual Evoked Respons (VER),mengetahui perbedaan

rangsangan yang sampai ke korteks sehingga diketahui adanya gangguan rangsangan/penglihatan pada seseorang.

Penatalaksanaan Bila tumor masih terbatas intraokuler, pengobatan dini mempunya

i prognosis yang baik, tergantung dari letak, besar dan tebal. Pada tumor yang masih intraokuler dapat dilakukan krioterapi, fot okoagulasi laser, atau kombinasi sitostatik dan fotokoagulasi laser untuk mempertahankan visus. Pada tumor intraokuler yang sudah mencapai seluruh vitreous dan visus nol, dilakukan enuklasi. Bila tumor telah keluar bulbus okuli, tapi masih terbatas di rongga orbita, dilakukan kombinasi eksenterasi, radioterapi, dan kemoterapi.

Evaluasi seumur hidup karena 20-90 % pasien retinoblastoma bilateral akan menderita tumor ganas primer : osteosarkoma.

Pengkajian KeperawatanData Subjektif Mengeluh nyeri pada mata Sulit melihat dengan jelas Mengeluh sakit kepala Merasa takut

Data Objektif Mata juling (strabismus) Mata merah Bola mata besar Aktivitas kurang Tekanan bola mata meningkat Gelisah, rewel Refleks pupil berwarna putih (leukokoria) Tajam penglihatan menurun Sering menangis Tak akurat mengikuti instruksi Keluarga nampak murung, gelisah

Diagnosis Keperawatan Gangguan

rasa nyaman nyeri sehubungan de ngan proses penyakit. Gangguan persepsi sensorik penglihatansehubu ngan dengan gangguan penerimaan sensori. Resiko tinggi cedera, sehubungan dengan keterbata san lapang pandang. Kurangnya pengetahuan keluarga sehubungan deng an kurangnya informasi

ASKEP ABLASIO RETINA Ablasio Retina : pelepasan retina dari lapisan

epitelium neurosensoris retina dan lapisan epitelia pigmen retina. Ablatio Retina : terpisahnya khoroid di daerah

posterior mata yang disebabkan oleh lubang pada retina, sehingga mengakibatkan kebocoran cairan, sehingga antara koroid dan retina kekurangan cairan.

EtiologiMasalah mata yang serius dan dapat terjadi pada semuausia Biasanya terjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua. Besar kemungkinannya : Penderita rabun jauh (miopia) Faktor keturunan Pukulan yang keras. Komplikasi, diabetus melitus Pada usia lanjut (perubahan degeneratif dalam vitreus atau retina), Malformasi kongenital, Kelainan metabolisme, Penyakit vaskuler Inflamasi intraokuler Neoplasma.

Patofisiologi Ablatio Retina Retina : jaringan tipis dan transparan yang peka terhadap

cahaya, yang terdiri dari sel-sel dan serabut saraf. dinding melapisi dinding rumah. akan difokuskan ke retina.

Retina melapisi dinding mata bagian dalam seperti kertas Retina berfungsi seperti kamera foto: cahaya yang melalui lensa Sel-sel retina yang peka terhadap cahaya menangkap gambar

dan menyalurkannya ke otak melalui saraf optikretina dan bercampur dengan cairan sub retina

Pada Ablatio Retina cairan dari vitreus bisa masuk ke ruang sub

Klasifikasi Ablasio Retina : Ablatio Rhegmatogen :

robekan dalam retina yang menembus sampai badan mata masuk ke ruang sub retina, cairan terkumpul sudah cukup banyak dapat menyebabkan retina terlepas. Ablatio oleh karena tarikan :

retina terdorong ke luar dari lapisan epitel oleh ikatan atau sambungan jaringan fibrosa dalam badan kaca. Ablatio eksudatif :

penumpukan cairan dalam ruang retina akibat proses peradangan, gabungan dari penyakit sistemik atau oleh tumor intraocular.

Tanda dan Gejala Ablatio Retina otopsia, munculnya kilatan cahaya yang sangat terang

di lapang pandang. Muncul bintik-bintik hitam yang beterbangan di lapang pandang (floaters) Muncul tirai hitam di lapang pandang Tidak ditemukan adanya rasa nyeri atau nyeri kepala

Pemeriksaan Penunjang pada Ablatio Retina Pemeriksaan visus Ophtalmoskop indirek USG mata Campur Visi

Manajemen Terapi Ablatio Retina Prosedur penatalaksanaan Ablatio Retina dilakukan

operasi scleral bucking : pengikatan kembali retina yang terlepas.

Pengelolaan penderita sebelum operasi Mengatasi kecemasan

Membatasi aktivitas Penutup mata harus selalu dipakai untuk mencegah atau membatasi pergerakan bola mata Pengobatan dengan obat tetes mata jenis midriaticum untuk mencegah akomodasi dan kontriksi.

Pengelolaan penderita setelah operasi Istirahatkan pasien (bad rest total) minimal dalam 24

jam pertama. Ukur vital sign tiap jam dalam 24 jam pertama. Evaluasi penutup mata Bantu semua kebutuhan ADL Perawatan dan pengobatan sesuai program

PENGKAJIANData Subyektif Pasien mengeluh tiba-tiba melihat kilatan cahaya terang dan bintik-bintik hitam yang beterbangan di ruang pandang. Pasien mengeluh melihat tirai yang menutupi lapang

pandang. Pasien menyatkan takut dan cemas karena kehilangan

fungsi penglihatan secara tiba-tiba.

Diagnosis keperawatan ditemukan di Retina ablatio pasien Pra operasi 1.Perubahan sensori persepsi; pandangan

2.Cemas 3.Defisit perawatan diri Post Operatif Nyeri akut Resiko infeksi Defisit perawatan diri

Quiz: Tuliskan aspek keperawatan yang perlu diperhatikan

pada kasus retinoblastoma dan ablasioretina.