Askep Fraktur Tibia Kgd
-
Upload
resty-novianti -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
Transcript of Askep Fraktur Tibia Kgd
BAB 2
LANDASAN TEORI
A. Anatomi Fisiologi Fraktur Tibia
Tulang tibia merupakan tulang besar dan utama pada tungkai bawah. Ia mempunyai
kondilus besar tempat berartikulasi. Pada sisi depan tulang hanya terbungkus kulit dan
periosteum yang sangat nyeri jika terbentur. Pada pangkal proksimal berartikulasi dengan
tulang femur pada sendi lutut. Bagian distal berbentuk agak pipih untuk berartikulasi dengan
tulang tarsal. Pada tepi luar terdapat perlekatan dengan tulang fibula. Pada ujung medial
terdapat maleolus medialis. Tulang fibula merupakan tulang panjang dan kecil dengan kepala
tumpul tulang fibula tidak berartikulasi dengan tulang femur ( tidak ikut sendi lutut ) pada
ujung distalnya terdapat maleolus lateralis. Tulang tibia bersama-sama dengan otot-otot yang
ada di sekitarnya berfungsi menyangga seluruh tubuh dari paha ke atas, mengatur pergerakan
untuk menjaga keseimbangan tubuh pada saat berdiri. Dan beraktivitas lain disamping itu
tulang tibia juga merupakan tempat deposit mineral ( kalsium, fosfor dan hematopoisis).
Fungsi tulang adalah sebagai berikut, yaitu :
1. Menahan jaringan tubuh dan memberi bentuk kepada kerangka tubuh
2. Melindungi organ-organ tubuh ( contoh, tengkorak melindungi otak )
a) Untuk pergerakan ( otot melekat kepada tulang untuk berkontraksi dan bergerak.
b) Merupakan gudang untuk menyimpan mineral ( contoh, kalsium )
c) Hematopoeisis ( tempat pembuatan sel darah merah dalam sum-sum tulang )
B. Definisi Fraktur Tibia
Fraktur adalah terputusnya contuinitas tulang dan ditentukan sesuai jenis juga luasnya
( Smeltzer & Bare, 2002 ).
Fraktur tibia adalah terjadinya trauma, akibat pukulan langsung jatuh dengan kaki
dalam posisi fleksi atau gerakan memuntir yang keras ( Brunner and suddart, 2000 )
Fraktur tibia dan fibula adalah trauma dari kebanyakan organ ekstrimitas bawah, terutama
fraktur dan kedua tibia dan fibula ( Joys M. Black, 1997 )
3
C. Etiologi
Penyebab paling utama fraktur tibia biasa disebabkan oleh :
1. Benturan / trauma langsung pada tulang, antara lain kecelakaan lalu lintas atau jatuh.
2. Kelemahan / kerapuhan struktur tulang, akibat gangguan atau penyakit primer seperti
osteoporosis atau kanker tulang metastase
3. Olah raga / latihan yang terlalu berat , masukan nutrisi yang kurang
D. Patofisiologi
Fraktur dapat terjadi karena trauma / rudapaksa sehingga dapat menimbulkan luka terbuka
dan tertutup. Fraktur luka terbuka memudahkan mikroorganisme masuk kedalam luka
tersebut dan akan mengakibatkan terjadinya infeksi. Pada fraktur dapat mengakibatkan
terputusnya kontinuitas jaringan sendi, tulang bahakan kulit pada fraktur terbuka sehingga
merangsang nociseptor sekitar untuk mengeluarkan histamin, bradikinin dan prostatglandin
yang akan merangsang serabut A-delta untuk menghantarkan rangsangan nyeri ke sum-sum
tulang belakang, kemudian dihantarkan oleh serabut-serabut saraf aferen yang masuk ke
spinal melalu “dorsal root” dan sinaps pada dorsal horn. Impuls-impuls nyeri menyeberangi
sum-sum belakang pada interneuron-interneuron dan bersambung dengan jalur spinal
asendens, yaitu spinothalamic tract (STT) dan spinoreticuler tract (SRT). STT merupakan
sistem yang diskriminatif dan membawa informasi mengenai sifat dan lokasi dari stimulus
kepada thalamus kemudian ke korteks untuk diinterpretasikan sebagai nyeri.
Nyeri bisa merangsang susunan syaraf otonom mengaktifasi norepinephrin, sarap
msimpatis terangsang untuk mengaktifasi RAS di hipothalamus mengaktifkan kerja organ
tubuh sehingga REM menurun menyebabkan gangguan tidur. Akibat nyeri menimbulkan
keterbatasan gerak (imobilisasi) disebabkan nyeri bertambah bila digerakkan dan nyeri juga
menyebabkan enggan untuk bergerak termasuk toiletening, menyebabkan penumpukan faeses
dalam colon. Colon mereabsorpsi cairan faeses sehingga faeses menjadi kering dan keras dan
timbul konstipasi. Imobilisasi sendiri mengakibatkan berbagai masalah, salah satunya
dekubitus, yaitu luka pada kulit akibat penekanan yang terlalu lama pada daerah bone
promenence. Perubahan struktur yang terjadi pada tubuh dan perasaan ancaman akan
integritas stubuh, merupakan stressor psikologis yang bisa menyebabkan kecemasan.
Terputusnya kontinuitas jaringan sendi atau tulang dapat mengakibatkan cedera neuro
vaskuler sehingga mengakibatkan oedema juga mengakibatkan perubahan pada membran
alveolar (kapiler) sehingga terjadi pembesaran paru kemudian terjadi kerusakan pada
pertukaran gas, sehingga timbul sesak nafas sebagai kompensasi tubuh untk memenuhi
kebutuhan oksigen.
4
Kecelakaan lalu lintas/trauma langsung
Adanya hubungan dengan dunia luar
↓Organisme merugikan
mudah masuk↓
Resikoinfeksi
Fraktur↓
Luka terbuka↓
Terputusnya kontinuitas jaringan↓
Nyeri saat digerakan dan keengganan bergerak
↓Kerusakan mobilitas fisik
↓Mobilisasi sekret terganggu
↓ Kerusakanpertukarangas
Merangsang nociceptor
sekitar untuk mengeluarka
histamin, bradikinin,
prostaglandin↓
Nyeri dihantarkan
melalui Serabut A-delta dan
↓Cedera vaskuler,
pembentukan trombus↓
Oedema↓
↓perubahan aliran darah
↓Perubahan membran
Alveolar (kapiler)↓
edema paru↓
kerusakanpertukaran gas
Penekanan yang terlalu lama
↓Sirkulasi darah
terganggu↓
Pemenuhan nutrisi dan O2 ke jaringan
menurun↓
Ischemia↓
Nekrosis jaringan↓
↓
Ancaman integritas↓
Stressor↓
cemas
Tirah baring yang cukup lama
↓Bising usus menurun
↓Retensi faeces dalam
colon↓
Cairan faeces direabsorpsi oleh
colon↓
faeces kering↓
Konstipasi
Sumsum tulang belakang
↓Serabut saraf
aferen↓
Spinal melalui sinap pada dorsal
root dan sinap pada dorsal horn
↓Spinal
assenden (STT/SRT)
↓Thalamus
↓Kortek Serebri
↓
↓Merangsang
RAS di Hipothalamus
↓REM
Menururn↓
Terjaga
1. Greenstick, retak pada sebelah sisi dari tulang ( sering terjadi pada anak dengan tulang yang lembek ).
2. Transverse, patah menyilang.
5
DisfungsiNeurovaskuler
Dekubitus
TimbulNyeri