BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

33

Click here to load reader

Transcript of BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Page 1: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Fraktur Terbuka pada Ekstremitas Bawah

MAKALAH PBL BLOK 14

NURSHAWINA BINTI KAMALUDIN (102011429)

Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

Telp: 021 569 42061, Fax: 021 563 1731

[email protected]

Page 2: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Fraktur atau patah tulang merupakan masalah yang sangat

menarik perhatian masyarakat. Banyak kejadian yang tidak

terduga yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur, baik itu

fraktur tertutup maupun fraktur terbuka.

Terjadinya kecelakaan secara tiba-tiba yang menyebabkan

fraktur seringkali membuat orang panik dan tidak tahu tindakan

apa yang harus dilakukan. Ini disebabkan tidak adanya kesiapan

dan kurangnya pengetahuan terhadap fraktur tersebut.

Seringkali untuk penanganan fraktur ini tidak tepat, mungkin

dikarenakan kurangnya informasi yang tersedia. Contohnya ada

seseorang yang mengalami fraktur. Tetapi, karena kurangnya

pengetahuan dalam penanganan pertolongan pertama terhadap

fraktur, ia pergi ke dukun pijat karena mungkin ia menganggap

bahwa gejala fraktur mirip dengan gejala orang yang terkilir.

Olehnya itu, kita harus mengetahui paling tidak bagaimana

penanganan pada korban fraktur.

Pembahasan

A. Skenario

Seorang laki-laki berusia 30 tahun dibawa ke UGD RS setelah mengalami kecelakaan

sepeda motor. Menurut warga, saat sedang mengendarai sepeda motornya, pasien

tersebut ditabrak oleh mobil yang melaju dari arah kanan, lalu pasien terlempar dari

sepeda motornya dan sempat terguling beberapa meter. Saat mengendarai sepeda

motornya, pasien menggunakan helm. Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital

dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik tampak luka terbuka pada regio cruris

dekstra 1/3 tengah bagian ventral dengan ukuran 5 x 2 cm, tepi luka tidak rata, sudut

luka tumpul, tampak jembatan jaringan, tidak tampak adanya perdarahan aktif,

Page 3: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

tampak adanya penonjolan fragmen tulang. Ekstremitas bawah sebelah kanan terlihat

adanya deformitas dan lebih memendek.

B. Rumusan Masalah

Luka terbuka dan penonjolan fragmen tulang pada regio cruris dekstra 1/3 tengah

bagian ventral

C. Hipotesis

Luka terbuka pada regio cruris dextra ventral disertai penonjolan fragmen tulang

termasuk jenis fraktur terbuka Os tibia Dextra 1/3 tengah.

D. Pembahasan materi

ANAMNESA

Anamnesis adalah proses tanya jawab untuk mendapatkan data pasien beserta keadaan

dan keluhan-keluhan yang dialami pasien. Anamnesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu

auto anamnesis dan alloanamnesis. Autoanamnesis adalah bila tanya jawab dilakukan

dengan pasien sendiri. Sedangkan alloanamnesis adalah bila tanya jawab dilakukan

dengan orang lain yang dianggap mengetahui keadaan penderita.2

Anamnesis umum: dalam anamnesis ini berisi identitas pasien, dari anamnesis ini

bukan hanya dapat diketahi siapa pasien, namun juga dapat diketahui bagaimana

pasien tersebut dan permasalahan pasien. Identitas pasien terdiri dari nama pasien,

umur, jenis, kelamin, alamat, agama dan pekerjaan pasien.3

Anamnesis khusus:1

1. Auto anamnesa

a. Keluahan utama: Di tanyakan persoalan, mengapa datang, untuk apa dan

kapan dikeluhkan; biarkan penderita bercerita tentang keluhan sejak awal

dan apa yang perlu dirasakan sebagai ketidak beresan, bagian apa dari

anggotanya/lokalisasi perlu dipertegas sebab ada pengertian berbeda.

Kemudian ditanyakan gejala suatu penyakit atau beberapa penyakit yang

serupa sebagai pembanding. Untuk dapat melakukan anamnesis demikian

perlu pengetahuan tentang penyakit.

Page 4: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

b. Riwayat penyakit sekarang: bisa ditanyakan kapan fraktur, mekanisme

terjadinya fraktur, pengobatan yang telah didapat, bagaimana cara

penanganannya dan bagaimana hasilnya. Ada beberapa hal yang

menyebabkan penderita datang untuk meminta pertolongan.

i. Nyeri/sakit

Sifat dari sakit:

Lokasi setempat/ meluas/ menjalar

Apa ada penyebabnya; misalnya trauma

Sejak kapan dan apa sudah mendapat pertolongan

Bagaimana sifatnya: pegel/ seperti di tusuk-tusk/ rasa panas/

ditarik-tarik/ terus menerus atau hanya waktu bergerak/

istirahat dst.

Apakah keluhan ini untuk pertama kali, atau sering hilang

timbul

ii. Kekakuan;

Pada umumnya mengenai persendian. Apakah hanya kaku, atau

disertai nyeri, sehingga pergerakan terganggu?

Kelemahan;

Apakah yang dimaksudkan instability atau kekuatan otot

menurun/ melemah. Kelumpuhan.

iii. Kelainan bentuk

Angulasi/ rotasi/ discrepancy (pemendekan/ selisih panjang)

Benjolan atau karena ada pembengkakan.2

c. Riwayat penyakit dahulu: ditanyakan apakah pasien dulu pernah

mempunyai penyakit yang serius, trauma, pembedahan.

d. Riwayat keluarga: Penyakit herediter atau menular misalnya apakah

keluarga pasien ada yang mempunyai penyakit Diabetis Melitus, apakah

mempunyai penyakit pada tulang.

e. Riwayat peribadi: menggambarkan hobi, olahraga, pola makan, minum

alcohol, kondisi lingkungan baik di rumah, sekolah atau tempat kerja yang

mungkin ada hubungannya dengan kondisi pasien.3

2. Allo anamnesis

Page 5: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Pada dasarnya sama dengan auto anamnesis, bedanya yang menceritakan

adalah orang lain. Hal ini penting bila kita berhadapan dengan anak kecil/

orang tua yang sudah mulai demen (pikun).2

PEMERIKSAAN FISIK 3,4

Dibagi menjadi dua: satu pemeriksaan umum (status generalisata) untuk mendapatkan

gambaran umum dan kedua pemeriksaan setempat (status lokasi). Hal ini perlu untuk

dapat melaksanakan Total Care karena ada kecenderungan di mana spesialisasi hanya

memperhatikan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam.

a. Gambaran umum:

Perlu menyebabkan:

i. Keadaan umum (K.U): baik/buruk, yang dicatat adalah tanda-tanda vital

yaitu: Kesadaran penderita; apatis, soporus, koma, gelisah.

ii. Kemudian secara sistemik diperiksa dari kepala, leher, dada, perut,

kelenjar getah bening serta kelamin.

iii. Kemudian: ekstremitas atas dan bawah serta punggung.

b. Keadaan lokal:

Harus dipertimbangkan keadaan proksimal serta distal dari anggota terutama

yang mengenai status neurovaskuler. Pada pemeriksaan orthopedi yang

penting adalah:

i. Look (inspeksi)

ii. Feel (palpasi)

iii. Move (pergerakan terutma mengenai lingkup gerak)

Di samping gerak perlu dilakukan pengukuran bagian yang penting untuk membuat

kesimpulan kelainan apakah suatu pembengkakan atau atrofi serta melihat adanya

selisih panjang (discrepancy).

a. Look (inspeksi

-Fistulae, warna kemerahan/kebiruan/ hiperpigmentasi

Page 6: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

-benjol/ pembengkakan/ cekungan

-posisi serta bentuk dati ekstremitas (deformitas)

b. Feel (palpasi)

-pada waktu mau meraba, terlebih dulu posisi penderita diperbaiki agar

dimulai dari posisi anatomi. Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang

memberikan informasi dua arah, baik si pemeriksa maupun si sakit, karena itu

perlu selalu diperhatikan wajah si sakit atau menanyakan perasaan sisakit.

Yang dicatat adalah:

i. perubahan suhu terhadap sekitarnya serta kelembapan kulit.

ii. apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau hanya

oedema, terutama daerah persendian

iii. Nyeri tekan, krepitasi, cata kelainannya

c. Move (gerak)

Setelah memeriksa feel pemeriksaan diteruskan dengan menggerakkan

anggota gerak dan dicapai apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan.

Pada anak periksalah bagian yang tidak sakit dahulu, selain untuk

mendapatkan kooperasi anak pada waktu pemeriksaan. Apabila terdapat

fraktur tentunya akan terdapat gerakan yang abnormal di daerah fraktur

(kecuali pada incomplete fracture). Gerakan sendi dicatat dengan ukuran

derajat gerakan dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 atau dengan ukuran

metric. Pencatatan ini penting untuk mengetahui apakan ada gangguan geraj.

Kekakuan sendi disebut ankylosis dan hal ini dapat disebabkan oleh faktor

intra articuler atau extra articuler.

Selain diperiksa susuk, berbaring juga perlu dilihat waktu berdiri dan jalan.

Jalan perlu dinilai untuk mengetahui apakah pincang disebabkan karena:

-instability

-nyeri

-Discrepancy

-Fixed deformity

Tes Khusus- Tes stabilitas sendi lutut yaitu3:

Page 7: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Anterior Drawer design

Posterior Drawer design

Test Mc-Murray: Pada posisi tungkai bawah rotasi eksterna 15°, bunyi snap

yang teraba atau terdengar pada waktu tungkai bawah pasien digerakkan dari

posisi ekstensi ke fleksi 90° menunjukkan adanya robekan meniskus medial.

Bunyi yang sama terdengar pada waktu tungkai bawah dirotasi internal 30° &

digerkkan dari fleksi ke ekstensi, menunjukkan robekan pada meniskus lateral

Gambar 1: Anterior dan Posterior Drawer Test

Gambar 2: Tes Mc-Murray

PEMERIKSAAN PENUNJANG 4

Page 8: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaan yang dilakukan di

laboratorium untuk mendapatkan gambaran penyakit secara dini dan mencakup antara

lain:

Pemeriksaan darah rutin(Hemoglobin,Leukosit,Hematokrit,Thrombosit)

Pemeriksaan gula darah sewaktu.

Golongan darah pasien.

Tabel 1: Pemeriksaan laboratorium berdasarkan kasus

Selanjutnya, dilakukan pemeriksaan X-Ray mengikut Rules of Two:

2 posisi (Antero posterior dan Lateral)-lihat gambar 3

2 Sendi( Sendi atas& bawah tulang yang patah)

2 Ekstremitas (kanan & kiri)- Anak-anak

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Interpretasi

Hb (Hemoglobin) 11 g/dL (Untuk lelaki

dewasa) 13-18 g/

dL

Hb normal

Ht (Hematokrit) 34% (Untuk lelaki

dewasa) 37-49%

Ht menurun

Leukosit 9000/ mm3 5000-10.000 / mm3 Normal

Trombosit 200.000 / mm3 140.000-400.000 /

mm3

Normal

Page 9: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Gambar 3: Radiologi foto cruris dextra AP lateral

Pemeriksaan penunjang yang lain ialah MRI dan CT scan. MRI jarang

dipakai untuk deteksi awal penyakit tetapi sangat berguna menunjukkan kondisi

penyakit karena ia memperlihatkan jaringan lunak di sekitar sendi.

WORKING DIAGNOSIS1,4-6

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang,didapatkan diagnosa pasti

kondisi pasien yaitu adanya Fraktur Terbuka Os Tibia 1/3 tengah ventral.

Fraktur adalah patah tulang, putusnya kontinuitas dari tulang, tulang rawan

sendi atau tulang rawan epifisis. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tungkai

bawah kanan di bawah sendi lutut dan setelah pemeriksaan fisik dilakukan,didapatkan

status lokalis pada pasien di regio cruris dextra 1/3 tengah bahagian ventral, ada

deformitas, kelihatan memendek, ukuran 5x2 cm, tepi luka tidak rata, sudut luka

tumpul, tampak jembatan ringan dan adanya penonjolan fragmen tulang. Diagnosis

diperkukuh dengan foto Rontgen di bagian sendi yang sakit dan jelas terlihat adanya

fraktur di os tibia 1/3 ventral dextra pasien(Gambar 3). Fraktur ini dikatakan sebagai

terbuka karena terdapat luka pada kulit di atasnya disebut fraktur terbuka (compound

fracture) yang berukuran 5x2 cm.

EPIDEMIOLOGI7,8

Fraktur tulang panjang yang paling sering terjadi adalah fraktur pada tibia.

Pusat Nasional Kesehatan di luar negeri melaporkan bahwa fraktur ini berjumlah

Page 10: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

±77.000 orang, dan ada di 569.000 rumah sakit tiap hari /tahunnya. Pada fraktur tibia,

dapat terjadi fraktur pada bagian diafisis, kondiler, dan pergelangan kaki.

Penanganan patah tulang terbagi menjadi dua macam yaitu secara konsevatif atau

dilakukan tanpa pembedahan dan dilakukan dengan pembedahan. Dalam hal ini akan

dibahas penanganan fraktur dengan pembedahan dan pemasangan plate and screw

sebagai alat fiksasi atau penyambung tulang yang patah. Dengan tujuan agar fragment

dari tulang yang patah tidak terjadi pergeseran dan dapat sambung lagi dengan baik.

Terjadinya fraktur akan berpengaruh besar terhadap aktifitas penderita khususnya

yang berhubungan dengan gerak dan fungsi anggota yang mengalami cedera akibat

fraktur. Berbagai tingkat gangguan akan terjadi sebagai suatu dampak dari jaringan

yang cedera, baik yang disebabkan karena patah tulangnya maupun dikarenakan

kerusakan jaringan lunak disekitar fraktur atau karena luka bekas infeksi saat

dilakukan pembedahan. Akibatnya adanya cedera akan terlihat adanya tanda – tanda

radang meliputi dolor (rasa nyeri), kalor (suhu yang meningkat), tumor (bengkak),

rubor (warna merah), dan function laesa (fungsi yang terganggu). Tingkat gangguan

akibat terjadinya fraktur seperti diatas dapat digolongkan kedalam berbagai fase atau

tingkat dari impairment atau sebatas kelemahan misalnya : adanya nyeri, bengkak

yang mengenai sampai menyebabkan keterbatasan Lingkup Gerak Sendi (LGS), dan

terjadi kelemahan otot. Dampak lebih lanjut adalah adanya suatu bentuk functional

limitation atau fungsi yang terbatas, misalnya fungsi dari tungkai untuk berdiri dan

berjalan menjadi berkurang atau bahkan hilang dalam kurun waktu tertentu.

Disamping itu akan timbul permasalahan berupa disabilitas atau ketidakmampuan

melakukan kegiatan tertentu seperti perawatan diri, seperti berpakaian, mandi, ke

toilet, dan sebagainya. Dalam kasus ini peran Fisioterapi dibutuhkan yang

bertanggung jawab menangani dan mengantisipasi timbulnya gangguan gerak

fungsional untuk mengatasi masalah tersebut modalitas fisioterapi yang digunakan

adalah terapi latihan. Dalam penanganan permasalahan gerak dan fungsi Fisioterapi

bekerjasama dengan tim medis lain seperti Dokter, Perawat, Okupasi terapi, Orthotik

prostetik, dan Pekerja sosial Medis.

ETIOLOGI2,8

Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera (trauma), seperti

kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang

melawan tulang lebih besar daripada kekuatan tulang. Sebagian besar fraktur

Page 11: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

disebabkan oleh kekuatan yang tiba – tiba dan berlebihan, yang dapat berupa

benturan, pemukulan, penghancuran, penekukan atau terjatuh dengan posisi miring,

pemuntiran, atau penarikan. Jenis dan beratnya patah tulang dipengaruhi oleh:

Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang.

Usia penderita

Kelenturan tulang

Jenis tulang.

Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena

dan jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara) biasanya

menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya sedangkan

penghancuran kemungkinan akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan

jaringan lunak yang luas.

Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada

tempat yang jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu jadi kerusakan jaringan lunak

di tempat fraktur mungkin tidak ada.

Tekanan yang berulang-ulang atau trauma ringan(fraktur kelelahan)

pada tulang menyebabkan tulang menjadi retak, seperti halnya pada logam dan benda

lain, akibat tekanan berulang-ulang.

Kelemahan abnormal pada tulang (Fraktur patologik) Fraktur dapat terjadi

oleh tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau

tulang itu sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget ). Dengan tenaga yang sangat

ringan, tulang yang rapuh karena kelainan seperti osteoporosis, osteomyelitis atau

tumor seperti Ewing’s sarcoma atau metastase myeloma bisa mengalami patah tulang.

Berdasarkan kasus,fraktur terjadi karena kecelakaan sepeda motor sehingga

pasien tidak dapat berjalan atau berdiri.

PATOFISIOLOGI7-9, 10

Mekanisme Trauma:

Trauma yang dapat menyebabkan patah tulang dapat berupa trauma

langsung,misalnya benturan pada tungkai bawah menyebabkan patahnya tulang tibia

Page 12: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

dan dapat juga berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan

yang menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah. Akibat trauma pada

tulang tergantung pada jenis trauma, kekuatan dan arahnya. Trauma tajam yang

langsung atau trauma tumpul yang kuat dapat menyebabkan tulang patah dengan luka

terbuka sampai ke tulang(fraktur terbuka).

Ketika patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah,

sumsum tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut Terjadi

perdarahan, kerusakan tulang dan jaringan sekitarnya.

Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanalis medullaris antara tepi tulang

dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur.

Terjadinya respon inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik yang ditandai:

vasodilatasi dari plasma dan leukosit.

Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses penyembuhan

untuk memperbaiki cedera, tahap ini menunjukkan tahap awal penyembuhan

tulang.

Hematom yang terbentuk bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam

sumsum tulang yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan

lemak tersebut masuk ke dalam pembuluh darah yang mensuplai darah pada

organ-organ yang lain.

Hematom menyebabkan dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan

tekanan kapiler, kemudian menstimulasi histamin pada otot yang iskemia dan

menyebabkan protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini

menyebabkan terjadinya edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung

saraf, yang bila berlangsung lama bisa menyebabkan Compartment Syndrome.

Page 13: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Gambar 4: Fasciotomy with the skin graft

Tulang yang mengalami fraktur,jaringan lunak di sekitarnya mengalami

kerusakan,periostium terpisah dari tulang,terjadi pendarahan dan membentuk

bekuan darah sehingga terbentuk jaringan granulasi,sel osteogenik

berdiferensiasi menjadi kondroblas dan osteoblas. Terjadi pembentukan kalus

di sekitar lokasi fraktur dan kembali membentuk tulang yang intak.

Klasifikasi Fraktur:

1. Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis fraktur meliputi:

Fraktur Komplit- Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang

yang luas sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis

patahnya menyeberang dari satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh

korteks.

Fraktur Inkomplit-Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang

dengan garis patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai

korteks (masih ada korteks yang utuh).

2. Menurut Black dan Matassarin(1993), fraktur berdasarkan hubungan dengan

dunia luar meliputi:

Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi,kulit masih utuh

dan tulang tidak menonjol melalui kulit.

Page 14: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit karena ada

hubungan dengan dunia luar,maka berpotensi mendapat infeksi.

3. Menurut Long(1996) fraktur dibagi menurut garis patah tulang yaitu:

Tabel 2: Jenis Fraktur Menurut Garis Patah TulangJenis Fraktur Penjelasan

Linier Fraktur berbentuk 1 garis lurus biasanya pada antebrachii, cruris

atau cranium. Fraktur yang tegak lurus terhadap sumbu panjang

tulang. Pada fraktur ini mudah dikontrol dengan bidai gips.

Cominutiva Biasa pada trauma hebat atau terkena peluru. Terputusnya keutuhan

jaringan dengan lebih dari dua fragmen tulang.

Spiral dan

oblique

Traumanya bersifat rotary dan diikuti interposisi dengan jaringan

sekitarnya, biasa pada antebrachii dan cruris. Yang oblique, garis

patahnya membentuk sudut terhadap tulang.

Avulsi Fraktur yang disertai dengan robekan ligament, tendon, dan otot

(memisahkan fragmen tulang pada tempat insersi tendon ataupun

ligament)

Epifise Merupakan pure cartilaginous fraktur yang mengenai epifise.

Salter&Harris membagikan fraktur ini kepada 5 tipe.

Impresi/

Kompresi

Fraktur berbentuk linier atau kominutiva dimana ada fragmen yang

menekan ke dalam. Fraktur Kompresi biasa terjadi pada columna

vertebralis.

Greenstick Fraktur tidak sempurna, sering terjadi pada anak- anak, Korteks

tulangnya sebagian masih utuh begitu juga periosteumnya. Fraktur

ini akan segera sembuh dan mengalami remodeling ke bentuk dan

fungsi normal.

Segmental Dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang menyebabkan

terpisahnya segmen sentral dari suplai darah. Sulit ditangani karena

biasanya salah satu ujung yang tidak memiliki pembuluh darah

menjadi sulit untuk menyembuh sehingga perlu proses pembedahan.

Page 15: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Gejala Fraktur Tulang:

1) Nyeri: Dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya

spasme otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.

2) Bengkak/oedema: Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang

terlokalisir pada daerah fraktur dan daerah di jaringan sekitarnya.

3) Memar : Disebabkan karena pendarahan dibawah kulit.

4) Spasme Otot: Kontraksi otot involunter yang terjadi di sekitar fraktur.

5) Penurunan sensasi: Akibat kerusakan saraf, terkenanya saraf karena oedema.

6) Gangguan fungsi: Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang fraktur,nyeri

atau spasme otot paralysis.

7) Mobilitas abnormal: Kebanyakannya terjadi pada fraktur tulang panjang.

8) Krepitasi: Rasa gemertak yang terjadi jika bagian-bagian tulang digerakkan.

9) Deformitas: Abnormalitas dari tulang hasil trauma dan pergerakan otot yang

mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal.

10) Shock hipovolemik: Terjadi sebagai kompensasi jika terjadi pendarahan

hebat.

KOMPLIKASI 5-7

Komplikasi

Segera

(Komplikasi yang

terjadi saat

Lokal:

-Kulit abrasi,laserasi,penetrasi

Gambar 5: Jenis Fraktur Tulang

Page 16: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

fraktur atau

segera

setelahnya)

-Pembuluh darah robek

-Sistem saraf: Sumsum tulang belakang,saraf tepi motorik dan

sensorik.

-Otot

-Organ dalam: Jantung,paru,hepar,limpa dan kandung

kemih(fraktur pelvis)

Umum:

-Rudapaksa/fraktur multiple

-Syok: Hemoragik,neurogenik

Komplikasi Dini

(Komplikasi yang

terjadi beberapa

hari setelah

kejadian)

Lokal:

-nekrosis kulit,gangren,compartment syndrome,thrombosis

vena,infeksi sendi, osteomyelitis.

Umum:

-Acute Respiratory Distress Syndrome,emboli paru,tetanus.

Komplikasi

Lama

(Komplikasi

terjadi setelah

fraktur tulang

lama)

Lokal:

-sendi: ankilosis fibrosa,ankilosis osal.

-tulang: gagal taut/salah taut.distrofi reflex,osteoporosis

pascatrauma,gangguan pertumbuhan,osteomielitis dan fraktur

berulang.

-Otot/tendo: penulangan otot,rupture tendon.

-Saraf: kelumpuhan saraf lambat

Umum:

-Batu ginjal akibat imobilisasi lama di tempat tidur.

Tabel 3: Komplikasi Patah Tulang

Page 17: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Komplikasi umum post operasi

1) Infeksi

Infeksi dapat terjadi karena penolakan tubuh terhadap implant berupa internal fiksasi

yang dipasang pada tubuh pasien. Infeksi juga dapat terjadi karena luka yang tidak

steril.

2) Delayed union

Delayed union adalah suatu kondisi dimana terjadi penyambungan tulang tetapi

terhambat yang disebabkan oleh adanya infeksi dan tidak tercukupinya peredaran

darah ke fragmen.

3) Non union

Non union merupakan kegagalan suatu fraktur untuk menyatu setelah 5 bulan

mungkin disebabkan oleh faktor seperti usia, kesehatan umum dan pergerakan pada

tempat fraktur .

4) Avaskuler nekrosis

Avaskuler nekrosis adalah kerusakan tulang yang diakibatkan adanya defisiensi

suplay darah.

5) Mal union

Terjadi penyambungan tulang tetapi menyambung dengan tidak benar seperti adanya

angulasi, pemendekan, deformitas atau kecacatan.

Komplikasi yang berhubungan dengan tindakan operasi yaitu kerusakan jaringan dan

pembuluh darah pada daerah yang dioperasi karena incisi. Pada luka operasi yang

tidak steril akan terjadi infeksi yang dapat menyebabkan proses penyambungan tulang

dan penyembuhan tulang terlambat.

PENATALAKSANAAN2, 3,5,6

Prinsip umum penanganan fraktur terdiri dari 4R:

Page 18: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Recognition-Membuat diagnosis yang benar berdasarkan anamnesis,waktu

kejadian dan lokalisasi yang cedera.

Reposition-Mengembalikan tulang yang patah ke arah/alignment yang benar,

pengembalian fragment distal terhadap proksimal dan memastikan kedudukan

serta neurovascular terjamin baik.

Retaining-Tindakan mempertahankan kedudukan hasil reposisi, fiksasi luar

dengan gips dan dalam dengan implant seperti K-wire,plate&screw.

Rehabilitation-Mengembalikan fungsi alat atau anggota gerak karena

penyambungan fraktur butuh waktu yang lama.

Tujuan pengobatan fraktur adalah mengembalikan fungsi tulang yang patah

dan ekstremitasnya dalam keadaan normal, dalam jangka waktu sesingkat

mungkin dengan cara konservatif atau operatif:

Konservatif:

1. Dengan proteksi saja.

2. Dengan imobilisasi dengan memasang gips atau bidai pada fraktur yang

inkomplit atau fraktur dengan keadaan baik.

3. Traksi- manual- fiksasi externa

4. Perbaikan gizi atau asupan calcium yang lebih untuk memperkuat tulang.

5. Pengobatan dari segi farmakologis.

Operatif :

1. Reposisi tertutup dengan bimbingan radiologis.

2. Reposisi terbuka (ORIF)-menggunakan plate & screw serta Intramedullary

rod untuk menstabilkan tulang yang mengalami fraktur.

3. Fiksasi externa

Peranti fiksasi luaran yang melekat pada tulang dengan menggunakan

pin atau kabel dan terdiri daripada frame luaran. Alat fiksasi eksterna

Page 19: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

terdiri dari pelbagai jenis dari frame uniaksial sederhana hingga ke

frame lingkaran kompleks untuk masalah fraktur yang lebih sukar.

Keuntungan utama adalah operasi minimal invasif dan aplikasi lebih

fleksibel. Kekurangan menggunakan fiksasi externa adalah infeksi

pada pin-track, penerimaan pasien yang rendah dan tahap yang lebih

tinggi untuk timbulnya malunion.

Alat ini sangat sesuai untuk digunakan dalam situasi di mana

pelaksanaan fiksasi dalaman mungkin sukar atau berisiko. Contohnya

termasuk fraktur metafisis distal tulang di mana telah ada sebelumnya

osteomyelitis, fraktur multipel atau kerosakan kulit luas dan

pembengkakan berikutan trauma energy tinggi. Fiksasi luaran boleh

digunakan untuk sementara dalam situasi ini sampai fiksasi dalaman

dianggap selamat.

Antara indikasi untuk fiksasi luaran adalah:

Fraktur tertutup dengan cedera jaringan lunak di sekitarnya.

Beberapa fraktur terbuka

Fraktur Juxta-artikular dimana nail&plate secara teknikal sukar.

Stabilisasi sementara fraktur tulang panjang pada multipel

trauma

Kaki memanjang selepas pemendekkan pasca-trauma

Koreksi deformitas sudut / putaran kompleks pasca-trauma.

Gambar 6: External Fixation

4. Fiksasi Interna

Page 20: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Peranti fiksasi dalaman terbahagi dalam dua kategori utama: peranti

intramedulla dan plate. Variasi lain yang digunakan, seperti skru atau

teknik pengkabelan. Intramedulla nail banyak digunakan dalam rawatan

patah tulang tungkai bawah tulang panjang pada orang dewasa. Implant ini

boleh dimasukkan dengan operasi minimal invasif dan sangat baik untuk

memulihkan keselarasan panjang dan putaran. Peranti ini mempunyai

tahap potensi yang sangat rendah terhadap malunion serta komplikasi lain,

seperti jangkitan.

Fiksasi interna merupakan pilihan rawatan menggantikan fraktur tidak

stabil di mana reduksi yang lemah akan lebih compromise untuk

penyembuhan dan memberikan hasil yang fungsional. Hal ini sering

digunakan dalam patah tulang terbuka high energy trauma dan patah

tulang dengan saraf yang berkaitan kecederaan pembuluh darah, untuk

menghasilkan persekitaran/lingkungan luka yang stabil.

Gambar 7: Contoh Operasi Plate&Screw

Indikasi dilakukannya operasi adalah :

Fraktur yang tidak bisa dengan terapi konservatif atau timbulnya bahaya

avaskuler nekrosis tinggi.

Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup.

Fraktur yang dapat direposisi secara tertutup tapi sulit dipertahankan.

Page 21: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Fraktur yang berdasarkan pengalaman, memberi hasil yang lebih baik dengan

operasi.

Excisional arthroplasty (membuang fragmen yang patah yang membentuk

sendi) dan eksisi fragmen.

PROGNOSIS 9

Prognosis tergantung pada jenis dan lokasi usia dan status kesehatan individu

serta adanya cedera secara bersamaan. Pemulihan umumnya memang sudah dijangka,

namun, individu-individu di atas usia 60 dengan fraktur femur tertutup memiliki

tingkat kematian 17%. Tingkat non-union adalah sekitar 1%. Masalah permanen

dengan gaya berjalan mungkin terjadi, dan kecacatan/defromitas dapat diakibatkan

dari cedera lain yang berkelanjutan pada saat fraktur.

PENCEGAHAN9-10

Bagi mengelakkan terjadinya fraktur,terutama fraktur pada tungkai bawah, tindakan

yang perlu dilakukan ialah:

Makanlah makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D bagi meningkatkan

kekuatan tulang dan mengelak tulang menjadi keropos atau mudah patah

apabila diberi tekanan.

Menjadi aktif untuk mencegah terpeleset dan terjadinya fraktur yaitu dengan

Weight-bearing exercise, seperti bola sepak, berjalan atau melompat tali,

membantu membina tulang yang kuat. Olahraga juga penting untuk menjaga

berat badan yang sihat..

Selalu mengenakan sabuk pengaman saat mengemudi atau mengandarai mobil

bagi mengurangi efek fraktur jika terjadinya kecelakaan atau trauma.

Pakailah padding yang benar dan peralatan keselamatan ketika berpartisipasi

dalam kegiatan olahraga.

Mendapat paparan sinar UV matahari (pagi dan sore) yang cukup.

Page 22: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

Meningkatkan bekalan vitamin C: Vitamin C penting dalam penyembuhan

luka, dan membantu menghasilkan protein kolagen yang penting untuk

pembentukan tulang sihat. Makan kaya dengan vitamin C seperti jeruk,

semangka, betik, paprika merah, stroberi, brokoli.

Meningkatkan pengambilan makanan yang kaya vitamin K. Selain membantu

pembekuan darah, vitamin K merupakan sebahagian penting daripada proses

biokimia yang mengikat kalsium ke tulang. Ini juga diperlukan untuk

pembentukan osteocalcin, protein tulang. Selain itu, vitamin K membantu

mempertahankan kalsium tubuh dengan mengurangkan kehilangan kalsium

dalam urin. Vitamin K didapatkan dari makanan hijau, sayur-sayuran dan

minyak sayur (canola, zaitun dan kacang soya).

PENUTUP

Laki 30 tahun kecelakaan sepeda motor dan didapati mengalami luka terbuka

pada regio kruris dextra 1/3 tengah ventral dengan ukuran 5x2 cm, tepi luka tidak rata,

sudut luka tumpul, tampak jembatan jaringan, tidak tampak adanya pendarahan aktif

dan adanya penonjolan fragmen tulang.

DAFTAR PUSTAKA:

1. Price SA, Wilson LM. Fracture and dislocation. Pathophysiology: Clinical

Concepts of Disease Processes. Vol II. 6th ed;2006.

2. Luqmani R., Robbs J., Porter D., Keating J. Trauma. Textbook of

Orthopaedics, Trauma, and Rheumatology. 1st ed. Mosby Elsevier. 2008.

3. Mark H.B, Fletcher A.J, Jones T.V, Porter R. The Merck Manual Of Medical

Information Dictionary. 4th home edition. Pocket books reference; 2007.

4. Bickley L.S. Anamnesis. Bates’ Guide to physical examination and history

taking. International edition. 10th edition. Lippincott Williams & Wilkins.

Wolters Kluwer Health; 2009.

5. Christy L, Kathryn L. Alteration of musculoskeletal function.

Pathopyhsiology: The Biologic Basis For Disease In Adults and Children. 6 th

ed;2010.

Page 23: BLOK 14 Fraktur Terbuka Tibia

6. Blundell A., Harrison R. Knee examination. Musculoskeletal examination 2.

OSCEs at A Glance. 1st ed. Wiley-Blackwell. A John Wiley & Sons Ltd.,

Publication; 2009.

7. Anwar R,Tuson K, Khan SA. Tibial fracture. Classification and Diagnosis in

Orthopaedic Trauma. Cambridge University Press;2008.

8. Salminen ST, Bostman OM. Population based epidemiologic and morphologic

study of femoral shaft fractures. Department of Orthopaedics and

Traumatology, Helsinki University Central Hospital, Finland;2000. Diunduh

dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10738433. Diakses tanggal

29/03/2011.

9. Lawrence W, Gerard M. Fractures of the tibial. Current Surgical Diagnosis&

Treatment.11th ed. Mc Graw Hill Companies;2003.

10. Tibial Fracture. Ebsco Publishing;2011. Diunduh dari

http://www.thirdage.com. Diakses tanggal 30/03/2011.