Askep Efusi Pleura

100
ASKEP EFUSI PLEURA BAB II TINJAUAN TEORITIS A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Effusi pleura adalah pengumpulan cairan secara abnormal dalam rongga pleura dan merupakan suatu tanda penyakit tetapi tidak dengan sendirinya terjadi penyakit ( Jay H Stein MD, 2001 : 140 ) Effusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura dapat berupa transudat dan eksudat. Transudat terjadi pada peningkatan tekanan Vena pulmonalis. Penimbunan eksudat timbul sekunder dari peradangan atau keganasan pleura, dan akibat peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan absorpsi getah bening. ( Sylvia A Price, 1995 :704 ) Effusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam rongga pleura. Selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah. Effusi pleura bukanlah suatu “disease entity“ tapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita. ( Soeparman , Sarwono Waspadji , 1994 : 786 )

Transcript of Askep Efusi Pleura

Page 1: Askep Efusi Pleura

ASKEP EFUSI PLEURA

BAB IITINJAUAN TEORITIS

 A. KONSEP DASAR

1.  Pengertian

                         Effusi pleura  adalah  pengumpulan cairan secara abnormal dalam rongga pleura dan merupakan suatu tanda penyakit tetapi tidak dengan sendirinya terjadi penyakit  ( Jay  H Stein MD, 2001 : 140 )

Effusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura dapat berupa transudat dan eksudat. Transudat terjadi pada peningkatan tekanan Vena pulmonalis. Penimbunan eksudat timbul sekunder dari peradangan  atau keganasan pleura, dan akibat peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan absorpsi getah bening.         ( Sylvia A Price, 1995 :704 )

Effusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam rongga pleura. Selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah. Effusi pleura bukanlah suatu “disease entity“ tapi merupakan suatu gejala penyakit yang serius yang dapat mengancam jiwa penderita.      (   Soeparman , Sarwono Waspadji , 1994 : 786  )

Dari ketiga pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa effusi pleura adalah suatu dampak penyakit dari keadaan  terjadinya

penumpukan /pengumpulan cairan , pus atau darah  dalam rongga pleura yang dapat berupa transudat dan eksudat. Effusi pleura

merupakan suatu tanda atau gejala penyakit yang serius tetapi tidak dengan sendirinya terjadi penyakit, namun dapat mengancam jiwa

penderitanya.

2.      Anatomi dan fisiologi

2.1  Anatomi paru – paru

Page 2: Askep Efusi Pleura

            Setiap paru – paru berbentuk kerucut dan memiliki :

a.       Apeks, yang meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm di atas clavikula

b.      Permukaan costa- vertebral, menempel pada bagian dalam dinding dada

c.       Permukaan mediastinal , menempel pada perikardium dan jantung

d.      Basis yang terletak pada diafragma.

                   Paru kanan terbagi menjadi menjadi dua fisura dan tiga lobus : superior, media, dan inferior. Paru kiri dibagi oleh sebuah fisura  

menjadi dua lobus : superior dan inferior.

                   Bronkus pada setiap sisi bercabang menjadi cabang –cabang utama, satu untuk setiap lobus paru. Segmen paru pada daerah

tersebut disuplai oleh cabang utama bronkus ; setiap segmen adalah unit mandiri dengan suplai darah sendiri. Paru kanan memiliki

sepuluh  segmen, paru kiri memiliki sembilan segmen .              

                   Didalam segmennya, cabang bronkus utama memecah menjadi cabang– cabang yang lebih kecil dan tidak memiliki kartigo dalam

dindingnya. Setiap bronkiolus memecah menjadi lebih kecil. Duktus alveolaris adalah cabang yang paling kecil, setiap ujung terdapat

sekelompok alveolus. Alveolus adalah kantung berdinding tipis yang mengandung udara, melalui seluruh dinding inilah terjadi

pertukaran gas. Setiap paru mengandung sekitar 300 juta alveoli. Lubang – lubang kecil didalam dinding alveolar memungkinkan

udara melewati satu alveolus yang lain. Lobulus primer atau unit paru adalah bronkiolus dengan kelompok – kelompok alveolusnya.

   Pleura adalah membran tipis transparan yang melapisi paru dalam dua lapis : lapisan viseral, melekat erat pada permukaan paru, dan lapisan parietal yang melapisi permukaan pada dinding dada. Kedua lapisan ini bersambungan pada hilus paru. Cavum

Page 3: Askep Efusi Pleura

pleura adalah rongga diantara kedua lapisan tersebut lapisan yang saling melekat itu lembab dan dapat saling bergerak satu sama lainya ( John Gibson ; 2003 :144 )

             Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut .

Gambar 1 : Kedudukan paru – paru didalam torax garis – garis      berwarna hitam menunjukan batas lobus paru – paru, garis titik menunjukan kedudukan pleura ( Evelyn C pearce, 1997 :216 )

Gambar II : Potongan diagrammatikc melalui paru dan pleura ( John  Gibson ,2003 :144 )

Page 4: Askep Efusi Pleura

Gambar III : Bronkiolus dan alveolus ( John Gibson, 2003 :146 )

Pembuluh darah dalam paru– paru, arteri pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari partikel kanan

jantung ke paru – paru ; cabang– cabangnya menyentuh saluran bronkial, bercabang dan bercabang lagi sampai menjadi arteriola halus

; arteriola itu membelah – belah dan membentuk jaringan kapiler dan kapiler –kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau gelembung

udara.

 Kapiler itu hanya dapat memuat sedikit maka praktis dapat dikatakan sel – sel darah merah membuat garis tunggal. Alirannya

bergerak lambat dan dipisahkan dari udara dalam alveoli hanya oleh dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung

dengan difusi , yang merupakan fungsi pernafasan.

 Kapiler paru – paru bersatu sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan akhirnya dua vena pulmonalis meninggalkan setiap

paru –paru membawa darah berisi oksigen ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan keseluruh tubuh melalui aorta. Pembuluh darah

Page 5: Askep Efusi Pleura

yang dilukiskan sebagai arteri bronkialis membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta torasika ke paru –paru guna memberi

makan dan mengantarkan oksigen kedalam jaringan paru –paru sendiri. Cabang akhir arteri –arteri ini membentuk plexus kapiler yang

tampak jelas dan terpisah, terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonalis ,tetapi beberapa dari kapiler ini akhirnya bersatu kedalam

vena pulmonalis. Sisa darah itu diantarkan dari setiap paru –paru oleh vena bronkialis dan ada yang dapat mencapai vena cava

superior. Maka dengan demikian paru –paru mempunyai persediaan darah ganda.

Hilus ( tampuk ) paru –paru dibentuk oleh struktur sebagai berikut :

Arteri pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen kedalam paru –paru untuk diisi oksigen. Vena pulmonalis, yang

mengembalikan darah berisi oksigen dari paru –paru ke jantung . Bronkus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkial ,

merupakan jalan utama udara.

Arteri bronkial , keluar dari aorta dan mengantarkan darah dari paru –paru ke vena cava superior , dan pembuluh limfe yang masuk–

keluar paru – paru, sangat banyak..

  Persyaratan penting dalam aksi pergerakan pernafasan disuplai melalui nervus phrenicus dan nervus spiral toraxic. Nervus

phrenicus mempersyarafi diafragma sementara nervus spiral toraxic mempersyarafi otot – otot intercosta. Disamping syaraf – syaraf

tersebut syaraf simpatis dan para simpatis .

2.2  Fisiologi pernafasan

Page 6: Askep Efusi Pleura

       Pernafasan paru– paru ( pernafasan pulmoner ) merupakan pertukaran oksigen dan karbon dioksida yang terjadi pada paru– paru.

Pernafasan melalui paru –paru atau pernafasan eksterna, oksigen masuk melalui trakea. Sampai ke alveoli memisahkan oksigen dari

darah, oksigen menembus membran, diambil oleh sel darah merah dibawa ke jantung dan dari jantung dipompakan keseluruh tubuh.

 Didalam paru – paru karbon dioksida merupakan hasil buangan menembus membran alveoli dari kapiler darah dikeluarkan

melalui pipa bronkus berakhir sampai pada mulut dan hidung.

Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner :

1. Ventilasi pulmoner, gerakan pernafasan yang menukar udara dalam aveoli dengan udara luar.

2.      Arus darah melalui paru– paru, darah mengandung oksigen masuk ke seluruh tubuh, karbon dioksida keseluruh tubuh  masuk ke

paru –paru

3.  Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian rupa dengan jumlah     yang tepat yang bisa tercapai untuk semua bagian

4.  Difusi gas yang menembus membran alveoli dan kapiler karbon dioksida lebih mudah berdifusi dari pada oksigen.

 Di dalam aktifitas respirasi terdapat proses- proses yaitu ventilasi,   difusi dan transportasi.

1.     Ventilasi

            Gerakan respirasi adalah inspirasi dan ekspirasi, pada inspirasi otot diafragma berkontraksi dan kubah diafragma turun ; pada

saat yang sama muskulus intercostalis eksterna berkontraksi dan menarik dinding dada agak keluar. Oleh kerja ini, ruang di dalam

dada membesar, tekanan dalam alveolus menurun, dan udara pada ekspirasi otot diafragma dan musculus intercostalis eksterna

berelaksasi. Diafragma naik ,dinding dada masuk ke dalam, dan ruang di dalam dada mengecil.

Page 7: Askep Efusi Pleura

2.  Difusi udara

            Gas lewat dengan segera diantar alveolus dan darah dengan cara  difusi. Pada difusi ini molekul gas lewat dari tempat dengan

tekanan parsial tinggi ke tempat dengan tekanan parsial rendah.

            Oksigen dalam alveolus berada dalam tekanan parsial yang lebih tinggi dari pada dalam darah dan dengan demikian berpindah

dari alveolus ke dalam darah. Volume gas yang berpindah bergantung pada luas permukaan alveolus dan ketebalan dinding alveolus.

3.       Transportasi gas

 Oksigen diangkut dalam darah :

  Dalam entrosit : oksigen bergabung dengan hemoglobin membentuk oksi hemoglobin (Oksi Hb ) yang berwarna merah terang

  Dalam plasma : sebagian oksigen yang di bawa larut dalam plasma karbondioksida diangkat dalam darah sebagai bikarbonat

  Natrium bikarbonat didalam plasma,

  Kalium bikarbonat dalam eritrosit ; dalam larutan , bergabung dengan hemaglobin dan protein plasma

3.   Etiologi

      1. Hambatan resorbsi cairan dari rongga pleura, karena adanya bendungan   seperti pada dekompensasi kordis, penyakit ginjal, tumor

mediastinum, sindroma Meig (tumor ovarium) dan sindroma vena cava superior.

      2. Pembentukan cairan yang berlebihan, karena radang ( tuberculosis, pneumonia, virus ), bronkiektasis, abses amoeba subfrenik yang

menembus ke rongga pleura, apabila tumor masuk ke cairan maka cairan berwarna merah karena trauma.

4.   Patofisiologi

Page 8: Askep Efusi Pleura

Pleura terdiri dari dua lapisan yang berbeda yakni pleura viseralis dan pleura fariepalis, kedua lapisan ini bersatu pada hilus paru.

Dalam beberapa hal terdapat perbedaan antara kedua pleura ini yaitu:

-  Pleura viseralis, bagian permukaan luarnya terdiri dari selaput sel mesotelial yang tipis ( tebalnya tidak lebih dari 30 mm ). Diantara

celah – celah sel ini terdapat beberapa sel limfosit. Dibawah sel mesotolial ini terdapat endopleura yang berisi fibrosit dan histosit.

Seterusnya dibawah ini           ( dinamakan lapisan tengah ) terdapat jaringan kolagen dan serat –serat elastis. Pada lapisan terbawah

terdapat jaringan intertitial subpleura yang sangat banyak mengandung pembuluh darah kapiler dari arteri pulmonalis dan arteri

bronkialis serta pembuluh getah bening. Keseluruhan jaringan pleura viseralis ini menempel dengan kuat pada jaringan parenkim paru.

 - Pleura parietalis, disini lapisan jaringan lebih tebal dan terdiri juga dari sel –sel mesotelial + jaringan ikat ( jaringan kolagen dan serat

pleura parietalis), disini lapisan jaringan lebih tebal dan terdiri dari juga dari sel –sel mesotelial + jaringan ikat ( jaringan kolagen dan

serat- serat elastis ). Dalam jaringan ikat ini terdapat pembuluh kapiler dari arteri interkostalis dan arteri mammaria interna, pembuluh

getah bening dan banyak reseptor syaraf –syaraf sensori yang peka terhadap rasa sakit dan perbedaan temperatur. Sistem persyarafan

ini berasal dari nervus interkostalis dinding dada dan alirannya sesuai dengan dermatom dada. Keseluruhan jeringan pleura parietal ini

menempel dengan mudah tapi juga mudah dilepaskan dari dinding dada diatasnya.

       Dalam keadaan normal seharusnya tidak ada rongga kosong antara kedua pleura tersebut karena biasanya disana hanya terdapat

sedikit ( 10- 20 cc ) cairan yang merupakan lapisan tipis serosa dan selalu bergerak secara teratur cairan yang sedikit ini merupakan

pelumas antara kedua pleura, sehingga mudah tergeser satu sama lain dalam keadaan patologis rongga antara pleura ini dapat terisi

dengan beberapa cairan /udara.

Page 9: Askep Efusi Pleura

                 Diketahui bahwa cairan masuk ke dalam rongga melalui pleura parietal dan selanjutnya keluar lagi dalam jumlah yang sama melalui membran pleura viseralis via sistem limfalik dan vaskular. Penggerakan cairan dari pleura parietal ke pleura viseralis dapat terjadi karena adanya perbedaan tekanan hidrostatik dan tekanan koloid osmotik. Cairan kebanyakan diabsorbsi oleh sistem limfatik dan hanya sebagian kecil yang diabsorbsi oleh sistem kapiler pulmonal. Hal yang memudahkan penyerapan cairan pada pleura viseralis adalah terdapatnya banyak mikropili disekitar sel- sel mesotelial.( Soeparman, Sarwono Waspadji, 1994 : 785 )

5.   Manajemen Medik Secara Umum

5.1 Sinar tembus dada

Permukaan  cairan yang terdapat dalam rongga pleura akan membentuk bayangan seperti kurva, dengan permukaan daerah lateral

tinggi daripada medial. Cairan dalam pleura bisa juga tidak membentuk kurva. Karena cairan terlokalisasi. Keadaan ini sering terjadi

pada daerah bagian bawah paru- paru yang berbatasan dengan permukaan atas diafragma. Untuk jelasnya dapat dilihat dengan foto

dada lateral dekubitus, sehingga gambaran perubahan effusi tersebut menjadi nyata.

Pemeriksaan dengan ultrasonografi pada pleura dapat menentukan adanya cairan dalam rongga pleura. Pemeriksaan ini sangat

membantu sebagian penuntun waktu melakukan aspirasi cairan tersebut terutama pada effusi yang terlokalisasi.

5.2 Torakosentesis

Aspirasi cairan pleura ( torakosintesis ) berguna sebagai sarana untuk diagnostik maupun terapeutik. Aspirasi dilakukan pada bagian

bawah paru disela iga garis aksilaris posterior untuk mencegah terjadinya shock biasanya cairan dikeluarkan tidak melebihi 1000-

1500 cc setiap aspirasi untuk pleura dilakukan pemeriksaan :

a.     Warna Cairan

Page 10: Askep Efusi Pleura

Cairan pleura berwarna agak kekunig- kuningan. Bila agak kemerah- merahan ini dapat terjadi trauma, infark paru, keganasan, adanya

kebocoran anerisma aorta, bila kuning kehijauan dan agak purulen ini menunjukan adanya empiema, bila merah tengguli ini

menunjukkan adanya abses karena amoeba.

b.     Biokimia

Secara biokimia effusi pleura terbagi atas transudat dan eksudat. Transudat adalah keadaan normal cairan pleura yang sedikit

jumlahnya. Transudat terjadi apabila hubungan normal antara tekanan kapiler hidrostatik dan koloid osmotik menjadi terganggu,

sehingga terbentuknya cairan pada satu sisi pleura akan melebihi reabsorbsi oleh pleura lainnya. Eksudat merupakan cairan pleura

yang terbentuk melalui membran kapiler yang permeabel abnormal berisi protein berkonsentrasi tinggi dibanding protein transudat.

Kegagalan aliran protein getah bening akan menyebabkan peningkatan konsentrasi protein cairan pleura, sehingga menimbulkan

eksudat.

c.      Sitologi

Pemeriksaan sitologi terhadap cairan pleura sangat penting untuk diagnostik. Penyakit pleura, terutama bila ditemukan sel – sel

patologis atau dominasi sel –sel tertentu.

d.     Bakteriologi

Biasanya cairan pleura steril, tapi kadang– kadang dapat         mengandung mikroorganisme, apabila cairanya purulen . Effusi yang

purulen dapat mengandung kuman – kuman.

5.3  Biopsi pleura

Page 11: Askep Efusi Pleura

                Pemeriksaan histologi satu atau beberapa contoh jaringan pleura dapat menunjukan 50-75% diagnosis kasus– kasus pleuritis tuberkulosa atau tumor pleura.( Soeparman , Sarwono Waspadji, 1994 :786 )

5.4 Water Seal Drainase (WSD ) /Selang Dada

               Merupakan tindakan invasif dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan (darah, pus atau cairan ) dari rongga thorax dan mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung selang dimasukan ke dalam rongga pleura penusukkan untuk selang dilakukan dibagian anterior dada diruang interkosta ke empat atau ke lima.( Depkes RI ,1994: 72 )

      5.5 Pemeriksaan Sputum             Spesimen diambil dari sputum  yang di keluarkan melalui batuk atau suction yang dilakukan. Pemeriksaan ini berguna untuk

mengidentifikasi organisme patologis atau adanya sel- sel abnormal pada kondisi keganasan ataupun reaksi hipersensitifitas. Kultur

sputum dan analisa sensitifitas infeksi bakteri baik organisme gram positif maupun gram negatif dan hasilnya sangat berguna untuk

memberikan antibiotik yang tepat. Selain pemeriksaan mikroskopis sputum perlu diperiksa pula  tentang  karakter sputum seperti

jumlah, warna, konsistensi, bau dan lain- lain. Karakter tersebut juga memberikan gambaran secara kasar tentang status sistem

pernafasan klien. 

6.Dampak Effusi Pleura Terhadap Perubahan Struktur / Pola fungsi Sistem    Tubuh

1.       Sistem /Pola Respirasi

Terakumulasinya cairan di rongga pleura menyebabkan penekanan terdapat paru– paru yang mengakibatkan daya pengembangan paru

terganggu sehingga mengakibatksan sesak napas.

2.       Sistem Kardiovaskuler

Page 12: Askep Efusi Pleura

Adanya peningkatan denyut nadi dan manifestasi dari sesak napas karena terjadi konfensasi tubuh terhadap kekurangan O2

3.       Sistem Gastro Intestinal /Pola Nutrisi

      Kegagalan nafas mengakibatkan aliran O2 ke otak berkurang diteruskan ke hipotalamus merangsang nervus vagus dan mengakibatkan

peningkatan asam lambung maka terjadi mual dan tidak ada nafsu makan.

4.       Sistem/ Pola Aktivitas dan Istirahat

Sesak nafas pada saat istirahat atau respons terhadap aktivitas atau latihan

B. TINJAUN TEORITIS TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN

     1. Pengkajian

         Pengkajian pada klien effusi pleura meliputi :

1.Biodata

      Terdiri dari identitas klien mencakup nama, usia, jenis kelamin,              pendidikan, pekerjaan, status marital, suku /bangsa, agama,

tanggal masuk RS, No. Medrec, tanggal pengkajian, diagnosa medis, dan alamat.

   Penanggung jawab mencakup nama, usia, jenis kelamin, dan hubungan  dengan klien serta alamat

2.Riwayat Kesehatan

-  Keluhan utama biasanya sering terdapat berupa sesak nafas, nyeri dada.

Page 13: Askep Efusi Pleura

- Riwayat kesehatan sekarang, mengungkapkan yang menyebabkan klien   mencari pertolongan atau berobat sampai klien harus dirawat

dikembangkan dengan P. Q. R. S. T.

-  Riwayat kesehatan dahulu, perlu dikaji apakah klien ada riwayat batuk lama dan sering pilek, demam hilang timbul, keringat dimalam

hari, penyakit TBC, sering merokok dan riwayat keganasan

- Riwayat kesehatan keluarga, adanya anggota keluarga yang mempunyai penyakit seperti klien derita. Adakah penyakit keturunan dari

pihak Ayah atau Ibu yang ditirunkan yang berhubungan dengan penyakit klien

3  Pemeriksaan fisik

   Melakukan pengkajian melalui pemeriksaan dengan cara inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi terhadap sistem tubuh sehingga

akan ditemukan hal- hal sebagai berikut :

a.       Keadaan Umum

Pada klien dengan effusi pleura akan tampak sesak, lemah, kesadaran kompomentis, bicara berat, postur tubuh kurus, punggung agak

bengkok  / ( melengkung )

b.       Sistem pernafasan

 Mengkaji mulai dari bentuk hidung ada atau tidaknya sekret pada lubang hidung adanya pergerakan cuping hidung saat bernafas

ditemukan vokal fremitus yang menurun ruang interkosta yang menonjol pada effusi yang berat. Pergerakan dada berkurang dan

Page 14: Askep Efusi Pleura

terlambat pada bagian yang terkena, perkusi redup dan pekak, suara nafas berkurang diatas pleura effusi klien tanpa sesak respirasi

cepat.

c.       Sistem Kardiovaskuler

Tachycardi reguler  atau ireguler tekanan darah bisa normal atau tinggi.

d.      Sistem Gastrointestinal

Biasanya didapatkan pernafasan perut umumnya nafsu makan menurun, mual, mungkin terjadi bila ada retensi lambung.

e.       Sistem Integumen

Adanya cianosis pada bibir atau daerah perifer suhu meningkat, dan berkeringat.

f.       Sistem Muskuloskeletal

Biasanya tidak ada kelainan yang serius hanya ada kelemahan anggota tubuh bila stadiumnya telah lanjut

g.      Sistem Pernafasan

Adanya hipoxia jaringan otak yang mengakibatkan pusing.

4.  Pola Aktivitas Sehari- hari

     Karena kelemahan anggota tubuh dan adanya sesak, aktivitas terganggu /tidak  optimal terutam klien yang dipasang WSD.

Page 15: Askep Efusi Pleura

 5. Aspek Psiko Sosial dan Spiritual

Dikaji tentang respon klien terhadap penyakitnya dan terhadap tindakan perawat yang dijalani apakah klien memperhatikan

kecemasannya hubungan interpersonal klien dengan keluarga petugas dan sesam pasien yang dirawat bagaiman keyakinan klien

terhadap penyakitnya dan kesembuhannya dihubungkan dengan agama yang diyakinkan dan dianut oleh klien

  6. Data penunjang

a.       Pemeriksaan Laboratorium

- pemeriksaan cairan pleura : tes rivalta untuk memenuhi transudat atau eksudat

- pemeriksaan urine : effusi pleura salah satunya diakibatkan hypo  albumenia seperti pada penyakit ginjal, mungkin pada pemeriksaan

hypoproteinuria.

      Pemeriksaan Rontgen Pleura

            Perlu pemeriksaan paru- paru dada dengan posisi lateral biasanya cairan    bebas akan mengikuti posisi gravitasi

       c.   Pengobatan

             - Therapy antibiotik, antimetik, dan vitamin

       d    Perawatan

- Perawatan : istirahat dengan posisi semi fowler, perawatan luka sayatan WSD, ganti balutan setiap hari dan tehnik nafas dalam, dan

diit TKTP.

Page 16: Askep Efusi Pleura

 e.  Analisa Data

      Suatu proses dalam pengkajian dengan mengelompokkan seluruh data yang menunjang kemudian diinterprestasikan sehingga jelas

masalah keperawatan.

 f.  Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan bisa muncul pada penderita effusi pleura adalah sebagai berikut :

1. Tidak efektifnya pola napas

                 Kemungkinan Penyebab :

Menurunnya daya  pengembangan paru- paru akibat terakumulasinya   cairan dirongga pleura ditandai dengan  :

-   Sesak napas

-   Adanya traksi dada

-   Perubahan dalam keadaan respirasi

2.   Resiko tinggi gangguan pertukaran gas

      Kemungkinan penyebab  :

   Terjadi retension pneumothorax sekunder terhadap sumbatan pada selang dada, ditandai dengan  :

-           Pendarahan yang banyak dipunggung dada

-           Terlihat banyaknya bekuan darah pada drainase selang dada

-           Pernapasan dangkal dan cepat

Page 17: Askep Efusi Pleura

-           Perubahan tanda-tanda pital

-           Warna kulit dan membran

3.  Resiko tinggi infeksi

                  Kemungkinan penyebab  :  tindakan invasif

Ditandai dengan :

Terpasangnya selang dada, tanda-tanda yang menentukan diagnosa  aktual.

4.       Gangguan rasa nyaman nyeri

Kemungkinan penyebab :  pemasangan selang dada.

   Ditandai dengan :

-          Klien menyatakan tidak nyaman

-          Postur tubuh kaku

-          Klien meringis kesakitan

-          Raut muka tegang

5.Gangguan rasa aman cemas

    Kemunglinan penyebab : Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya dan        masalah yang dihadapi

   Ditandai dengan :

Page 18: Askep Efusi Pleura

-    Ungkapan rasa takut tentang rasa penyakitnya

-    Menolak tindakan atau pengobatan yang akan dilakukan padanya

6. Gangguan mobilitas ;  keterbatasan gerak, rasa nyeri karena pemasangan  WSD

        Ditandai dengan :

-            Ketergantungan dalam memenuhi kebutuhan– kebutuhan eliminasi, nutrisi personal hygiene dan lain-lain

-            Perasaan lemah dan tidak berdaya

7. Gangguan pemenuhan nutrisi

     Kemungkinan penyebab penurunan intake makanan karena arenoxia, nyeri,      mual, muntah..

Ditandai dengan :

-                 Porsi makan tidak pernah habis

-                 Terjadi penurunan berat badan

8. Gangguan kebutuhan istirahat tidur

   Kemungkinan penyebab : peningkatan kerja alat-alat pernapasan karena    sesak.

   Ditandai dengan :

-          Kebutuhan istirahat tidur kurang dari 6 – 8 jam

-          Wajah tampak lesu dan mata cekung

Page 19: Askep Efusi Pleura

2. Perencanaan

Merupakan tahap penentuan apayang akan dilakukan untuk membantu memenuhi kebutuhan klien dan mengatasi masalah

keperawatan yang diperlukan

a.  Tidak efektifnya pola napas berhubungan dengan tidak adekuat daya   pengembangan paru akibat terakumulasinya cairan rongga

pleura.

Tujuan  :  pola napas kembali normal

Kriteria :

-          frekwensi napas 20 – 24 kali/menit

-          Pergerakan dada seimbang

-          Pernapasan cuping tidak ada

Tabel 2

No Intervensi Rasional

1.  Pertahankan klien yang menyenangkan dengan kepala ditinggikan, miring ke sisi yang terkena

  Bantu klien dengan menahan /menyangga tempat yang nyeri ketika batuk

Posisi ini meningkatkan inspirasi yang maksimal memperluas ekspansi paru ventilasi pada sisi yang tidak kena akan mengurangi penekanan cairan pada sisi yang kenaSokongan pada dada dan abdomen membuat batuk menjadi lebih efektif dan mampu

Page 20: Askep Efusi Pleura

  Ajarkan klien untuk latihan nafas dalam

mengurangi nyeri, membantu pengembangan paru dan memeperlancar pengeluaran dahakNafas dalam dapat merelaksasikan otot- otot pernafasan dan mengurangi kelelahan

b. Resiko tinggi gangguan pertukaran gas berhubungan dengan pemasangan selang dada guna pengeluaran cairan pleura

      Tujuan : menunjukan oksigenisasi yang adekuat.

Kriteria evaluasi :

-          Bunyi nafas bersih dari kedua paru, AGD kembali normal

-          Sesak tidak ada

-          Frekuensi nafas 16- 24 kali /mnt

-          Ekspansi dada simetris sesuai dengan pernafasan

Tabel 3

Intervensi Rasional

  Monitor sistem drainage dada setiap kali mengkaji klien

  Amati sambungan selang, amati jumlah dan warna cairan di botol

- Lihat frekuensi cairan dalam selang

Untuk memastikan masing-masing berfungsi dengan baik

Page 21: Askep Efusi Pleura

drainage pada saat klien inhalasi dan ekshalasi

  Pastikan sambungan selang terjamin aman dan diplester

  Letakan klem kedua selang atau plester karet disamping tempat tidur, hindari pengkleman selang, kecuali :- Botol penampung selang pecah-Botol penampung selang diganti

  Jaga kesterilan air dalam botol disamping tempat tidur pad setiap akan mengisi kembali botol WSD dan pada saat menyediakan botol WSD

  Lihat jumlah dan warna cairan dalam botol penampung tiap 8 jam sekali

  Pertahankan selang bebas dari lipatan, hindari membuka dan meremas selang secara rutin, gulungkan selang yang berlebih kesisi tempat tidur untuk menghindari adanya gulungan yang tergantung diantara klien dan baural drainage

  Pertahankan saluran drainage dan perlengkapannya agar selalu

Plester pad sambungan mencegah terlepasnya sambungan dan untuk mencegah komplikasiKlem hemostatis pada selang untuk mencegah hilangnya tekanan negatif pleura apabila terjadi gangguan pada sistem tersebut, jika selang dada di klem ketika paru-paru tidak dapat berkembang dengan baik dapat mengakibatkan terjadinya tension pneumoni thorax yang dapat ,mengakibatkan gagal nafas.Air bertindak sebagai penjegal yang memungkinkan untuk keluarnya udara dari rongga pleura dan mencegah udara masuk kembali kerongga pleuraSistem drainage dada merupakan unit tertutup dan hanya sekali pakai dan bila terjadi gangguan terhadap sistem WSD sehingga meningkatkan resiko timbulnya infeksiSelang yang terlipat dan diperas secara rutin dapat ,mengakibatkan terjadinya tension pneumoni atau menyebabkan jaringan paru mudah rusak karena pengisapan

Page 22: Askep Efusi Pleura

berada lebih rendah dari klien

  Konsulkan pada Dokter apabila cairan drainage berwarana dan bercampur dengan darah yang terkumpul dalam waktu singkat

dari selang. Akumulasi cairan dalam selang yang tergantung akan menghalangi

Cairan WSD dapat terhisap kembali kedalam dada pada waktu klien inspirasi apabila terletak sejajar atau lebih tinggi dari klienPerdarahan yang berlebihan merupakan tanda-tanda adanya haemotoraks, kehilangan darah yang berlebih menimbulkan syok hipovolemik

c.   Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan invasif

      tujuan : menunjukan tidak adanya tanda- tanda infeksi

      Kriteria evaluasi :

-          suhu 37 oC

-          kadar leukosit 3000- 10000 mm3

-          luka sembuh

-          selang diangkat

                  Tabel 4

Page 23: Askep Efusi Pleura

Intervensi Rasional

  Ikut kewaspadaan umum dan lakukan tehnik aseptic ( cuci tangan, penggunaan sarung tangan dan gunakan pelindung mata bila kontak dengan cairan tubuh atau daerah yang mungkin terjadi ) bila mengganti balutan. dapatkan specimen dari cairan drainase atau perubahan sistem drainase

  Perkuat balutan didada jika akan lepas, bila balutan menjadi basah karena cairan drainase gantilah dengan balutan yang baru  dengan tehnik steril, mintalah batuan dari perawat yang lain

  Berikan antibiotik sesuai dengan anjuran dan evaluasi keefektifannya, atur jadwal penyebaran yang telah ditentukan sehingga kadar obat dalam darah dipertahankan rujuk kereferensi farmakologi dan konsul pada ahli farmasi bila diperlukan untuk menghindari interaksi antara obat- obatan yang tidak diinginkan terutama bila diiberikan beberapa obat- obatan secara bersama.

Mencegah terjadinya infeksi nosokomial

Balutan yang kuat dan kedap udara pada pemasangan selang harus selalu diperhatikan untuk mencegah paru- paru kolaps dan mengurangi terjadinya empisema subkutan ( terdapatnya udara pada jaringan subkutan )

    Antiotika sering digunakan            mencegah infeksi, keefektifan terapi yang diberikan secara maksimal dapat dijalani baik bila kadar obat dalam darah konstan dan inteaksi yang merugikan dari penggunaan obat-obatan dapat dicegah. Beberapa obat bila diberikan secara bersamaan akan memungkinkan timbulnya reaksi yang menghambat atau efek samping lainnya

Page 24: Askep Efusi Pleura

d. Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemasangan selang WSD

Tujuan : rasa nyeri berkurang

   Kriteria evaluasi :

-          Otot wajah rileks

-          Nyeri tidak ada

Tabel 5

Intervensi Rasional

  Ubah posisi dan berbaring menjadi posisi terlentang menjadi posisi miring kesisi yang tidak sakit secara bergantian setiap 2 jam.

  Hindari penempatan klien kesisi yang terkena.   Bantu klien dalam melakukan

ambulasi sesuai dengan kebutuhanya 

Berbaring pada sisi yang terkena menimbulkan rasa sampai sakit dan hal tersebut mempengaruhi pengembangan paru.

Untuk menjaga agar tidak terjadi cedera.

e. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien  terhadap prosedur pengobatan

Tujuan  : rasa aman cemas hilang

Kriteria  evaluasi :

Page 25: Askep Efusi Pleura

-          Klien dapat mengidentitikasi tanda- tanda yang memerlukan pengobatan segera .

-          Berpartisipasi dalam atau terhadap tindakan yang dilakukkan.

Tabel 6

Intervensi Rasional

  Beberapa informasi tentang : -    Sifat dan kondisi setelah  

kondisinya steril-    Tujuan pengobatan yang

diprogramkan-    Pemeriksaan diagnosi, meliputi :

         Tujuan          Gambaran pemeriksaan secara

singkat         Persiapan yang diperlukan

sebelum pemeriksaan

Mengetahui apa yang diharapkan dari tindakan medis dapat memperendah penyesuaian klien dan  membantu menurunkan cemas yang berhubungan dengan tindakan medis tersebut

         

f. Gangguan mobilitas, pergerakan, ADL, berhubungan dengan   keterbatasan gerakTujuan : pemenuhan ADL terpenuhi.

Kriteria evaluasi :

-          eliminasi, nutrisi dan personal higiene terpenuhi

-          terpeliharanya gerakan- gerakan motorik lain

Tabel 7

Page 26: Askep Efusi Pleura

Intervensi Rasional

  Monitor toleransi terhadap aktifitas dengan mengukur frekuensi nadi dan frekuensi pernafasan sebelum dan sesudah melekukan aktifitas

  Bantu klien dalam memenuhi ADL nya

  Imbangi aktifitas dengan istirahat tidur yang cukup

Aktifitas fisik memerlukan penggunaan energi, introtorensi terhadap aktifitas dibuktikan keluhan- keluhan disertai dengan tertachikardi dan tophicneu ini membuktikan kebutuhan istirahat

Untuk memudahkan klien dalam pemenuhan sehari- hari

Istirahat tidur yang cukup akan merelaksasikan otot- otot yang kaku /tegang

                     g. Gangguan pemenuhan Nutrisi berhubungan dengan penurunan intakemakanan karena anoteria atau muntah

   Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi

    Kriteria evaluasi :

-          pemasukan kalori sesuai dengan diet yang adekuat

-          berat badan stabil

Tabel 8

Intervensi Rasional  Berikan penjelasan tentang

pentingnya makanan bagi Meningkatkan kemampuan klien untuk mengerti dan memahami

Page 27: Askep Efusi Pleura

penyembuhan klien

  Timbang berat badan klien

  Anjurkan klien untuk menghindari makanan yang mengandung klien

  Berikan makanan dengan porsi kecil sedikit- sedikit sering, dan hangat

pentingnya diet untuk menyembuhkan penyakit

Untuk kebutuhan kalori, pencapaian berat badan yang sesuai dan perencanaan nutrisi yang adekuat

Makanan makanan yang mengandung fos dapat menyebabkan distensi abdomen yang dapat menghambat pernafasan perut, pergerakan diafragmen dan dapat menyebabkan dyspneu

Membantu mengurangi kelelahan pada saat makan dan membantu pemasukan nutrisi 

h. Gangguan kebutuhan istirahat tidur berhgubungan dengan peningkatan   kerja otot- otot pernafasan akibat menurunnya daya

pengembangan paru

Tujuan : kebetuhan istirahat terpenuhi

Kriteria evaluasi :

-          wajahnya tidak lesu, kebutuhan tidur tercukupi

Tabel 9

Page 28: Askep Efusi Pleura

Intervensi Rasional  Ciptakan lingkungan yang nyaman

bagi klien

  Atur posisi nyaman misalnya semi fowller atau miring kesebelah dada yang kena

Membuat perasaan tenang akan mempercepat relaksasi oto- otot memudahkan rangsangan untuk tidur

Posisi semi fowller akan mengurangi penekanan cairan yang terakumulasi dalam rongga pleura dengan miring kesebelah yang kena  memungkinkan pengembangan paru pada sisi yang tidak kena sehingga dapat mengurangi kerja otot pernafasan

2.      Pelaksanaan

 Pelaksanaan merupakan tahap pengelolaan dan perwujudan dari rencana- rencana perawatan yang telah ditetapkan untuk

mengetahui masalah- masalah yang ditemukan

3.      Evaluasi

 Evaluasi merupakan tahap pengukuran keberhasilan tindakan keperawatan dalam memecahkan masalah- masalah yang ditemukan

untuk memenuhi kebutuhan klien. Penilaian berdasarkan data secara objektif maupun subjektif. Dari hasil tersebut apakah tujuan

tercapai atau belum, apakah intervensi masih layak untuk dilanjutkan atau dihentikan.

Page 29: Askep Efusi Pleura

BAB III

TUNJAUAN KASUS

PENGKAJIAN

A.IDENTITAS

1.      Identitas Klien

Nama                            : Tn. Y

Umur                            : 37 Tahun

Jenis kelamin                : Laki- laki

Agama                          : Islam

Status marital                : Kawin

Pebdidikan                   : S1 ( Sarjana Ekonomi )

Pekerjaan                      : Swasta (Karyawan Hotel)

Suku/ bangsa                : Sunda/ Indonesia

Tanggal masuk              : 31 Juli 2003 

Tanggal pengkajian       : 1 Agustus 2003

Daignosa medis            : Effusi pleura

Page 30: Askep Efusi Pleura

No. medrec                   : 03014668

                        : Jl. Ahmad Yani Gg. Filter No. 33 Rt 01 Rw 01       Subang

2.      Identitas penanggung jawab klien

Nama                                        : Tn. I

Pekerjaan                                  : Swasta

Hubungan dengan klien           : Adik

B. RIWAYAT KESEHATAN

1.      Keluhan Utama

klien mengeluh sesak nafas

2.      Riwayat Kesehatan Sekarang

Sejak ± 1 bulan sebelum masuk Rumah Sakit, klien mengeluh batuk- batuk kering yang disertai sesak, dahak dan darah tidak ada.

Sesak nafas dirasakan semakin berat dan akhirnya klien oleh keluarga dibawa ke Rumah Sakit Paru- Paru Cisarua dan dirawat selama

3 minggu untuk menjalani pengobatan, karena tidak ada perbaikan kemudian dirujuk ke RSHS. Pada saat dikaji klien masih mengeluh

Page 31: Askep Efusi Pleura

sesak nafas, sesak dirasakan bertambah berat jika klien beraktifitas dengan posisi semi fowller. Rasa sesak disertai pegal pada daerah

punggung, sesak dirasakan seperti tertindih benda berat. Apabila keadaan tersebut terjadi, klien hanya bisa duduk dan dipijat sekitar

punggung serta kadang diberi balsem untuk menghilangkan rasa pegalnya. Rasa sesak yang disertai pegal pada daerah punggung

menyebabkan terganggunya aktifitas dan selera makan klien berkurang, serta berat badan klien menurun sejak klien sakit. Sesak

timbul setiap saat.

3.      Riwayat Kesehatan Dulu

Klien belum pernah menderita sakit seperti ini sebelumnya. Klien mempunyai kebiasaan merokok sebelum sakit, klien merokok dalam

sehari dapat menghabiskan 2 bungkus rokok. Klien tidak pernah sakit berat sampai dirawat di Rumah Sakit, hanya sakit ringan seperti

influenza dan sembuh dengan sendirinya tanpa diobati.

4.      Riwayat Kesehatan Keluarga

Menurut klien dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit seperti yang diderita klien sekarang. Dan tidak ada yang

menderita penyakit menular serta penyakit keturunan seperti TBC, DM, dan Asma.

C. PEMERIKSAAN FISIK

- Keadaan umum      : Klien sakit sedang, terpasang infus RL 20 gtt/ mnt

                                    terpasang O2 2 ltr/ mnt, klien bedrest, terpasang WSD

- Tanda- tanda vital  : Tekanan darah : 100/80 mmHg     R : 27x /mnt

Page 32: Askep Efusi Pleura

                                     Nadi               : 92x /mnt              S : 36,7 oC

                                     BB                  : 54 Kg               TB : 172 cm

1.      Sistem Pernafasan

Bentuk hidung simetris, frekuensi pernafasan 27x /mnt, terdapat sesak nafas dan punggung terasa pegal, terpasang O2 2 ltr /mnt, klien

bernafas melalui hidung, pola nafas dangkal dan cepat, tidak terdapat cuping hidung, bentuk dada tidak simetris, dada sebelah kiri

lebih besar, suara nafas rales, dada kanan terpasang WSD, cairan yang keluar dari WSD berwarna kuning kemerahan sebanyak 250 cc,

ada batuk tetapi tidak sering, tanpa disertai dahak dan darah. Suara perkusi paru kanan dullness.

2.      Sistem Kardiovaskuler

Tekanan darah : 100/80 mmHg,

Nadi : 92x /mnt, JVP tidak meningkat, tidak meningkat, tidak ada clubing finger, konjungtiva tak anemis, Ht : 108x /mnt.

3.      Sistem Pencernaan

Mulut bersih, gigi bersih, tidak ada stomatitis, bibir kering, bising usus         8x /mnt, tidak ada pembesaran hati, abdomen lembut dan

datar, berat badan klien sebelum sakit 72 Kg, dan BB sesudah sakit 54 Kg.

4.      Sistem Perkemihan

Tidak terpasang katether, ginjal tidak teraba, tidak ada nyeri tekan pada daerah pinggang, tidak ada nyeri saat BAK.

5.      Sistem Muskuloskeletal

Page 33: Askep Efusi Pleura

Bentuk ekstremitas atas dan ekstremitas bawah simetris, tidak terdapat edema, pergerakan ekstremitas terbatas, terdapat infus RL

20 gtt/ mnt di tangan kanan.

- kekuatan otot               :          4        4  dapat menahan sedikit tekanan dari perawat  

4                4  dapat menahan sedikit tekanan dari perawat

- refleks              : - refleks trisep        = ++/++

                             - refleks bisep         = ++/++

                             - refleks patella       = ++/++

                             - refleks babinski    = negatif

6.      Sistem Integumen

Suhu tubuh 37 oC, rambut mudah dicabut, distribusi merat, kulit kepala bersih, kulit tubuh kotor, kuku panjang dan kulit disekitar luka

WSD kotor.

7.      Sistem Persyarafan

- skala GCS :   E   =  4                  dapat membuka mata spontan

                        M  =  6                  dapat mengerjakan perintah perawat

                        V   =  5                  klien sangat kooperatif 

Page 34: Askep Efusi Pleura

                                               15

-          syaraf cranial :

Nervus  I ( olfaktorius )           : klien dapat membedakan bau kopi dan minyak kayu putih

Nervus II ( optikius )               : klien dapat membaca buku saku dengan jarak ± 30 cm

Nervus III ( okulomuterius )    : refleks pupil dapat melebar dan mengecil pada saat diraangsang cahaya

Nervus IV ( trochlearis )          : tidak ada nistagmus

Nervus V ( trigeminus )           : klien dapat merasakan pilinan kapas pada kedua kelopak mata

Nervus VI ( abdusen )             : klien dapat melihat ke kanan dan ke kiri tanpa menengok

Nervus VII ( fascialis )            : klien dapat tersenyum dan mengerutkan dahi dan klien dapat merasakan rasa asam jeruk dengan mata

tertutup

Nervus VIII ( acustikus )         : klien dapat mendengar dan menjawab bila dipanggil namanya

Nervus IX ( glosofaringeus )   : klien dapat menelan dan tidak ada nyeri telan

Nervus X ( vagus )                   :  refleks menelan baik

Nervus XI ( accesorius )          : klien dapat menahan sedikit tekanan dari perawat

Nervus XII ( hiploglosus )       : gerakan lidah bebas ( simetris )

Tabel 10

Page 35: Askep Efusi Pleura

D. POLA AKTIFITAS SEHARI- HARI

No Jenis Kegiatan Di Rumah Di Rumah Sakit

1.

2.

Nutrisi

a.       makanan :

- frekuensi

- porsi

- jenis

-    keluhan

b.      minum

-    frekuensi

-    keluhan

-    jenis

Eliminasi

a.       BAB

3x /hari

1 porsi

nasi, lauk pauk, sayur

tidak ada

± 1000 cc /hari

tidak ada

air putih

2x /hari

½ porsi

TKTP

Klien mengatakan nafsu

makannya berkurang

± 1500 cc /hari

tidak ada

air putih

Page 36: Askep Efusi Pleura

3.

4.

-    frekuensi

-    konsistensi

-    keluhan

-    warna

b.      BAK

-    frekuensi/ jumlah

-    warna

-    keluhan

-     

Istirahat /tidur

Waktu

Keluhan

Personal higiene

-    mandi

1x /hari

lembek

tidak ada

kuning khas

3- 4x /hari, ± 1000 cc

kuning jernih

tidak ada

4-5 jam /hari

tidak ada

2x /hari diguyur

1x /hari

lembek

tidak ada

kuning khas

2- 3x /hari, ± 1000 cc

kuning jernih

tidak ada

5- 6 jam /hari

klien mengatakan sering

terjaga dari tidur karena

sesak

1x /hari dilap oleh keluarga

Page 37: Askep Efusi Pleura

5.

-    gosok gigi

-  keramas

-  potong kuku

Aktifitas klien

2x /hari

2x /minggu

jika panjang

klien dapat melakukan

aktifitas secara

mandiri

1x /hari

1x /minggu

belum pernah

klien dibantu oleh keluarga

dalam melakukan aktifitas

secara sederhana

E. DATA PSIKOLOGI

Klien tampak murung, klien selalu bertanya apakah penyakitnya bisa disembuhkan dan kapan slang WSDnya dicabut.

F. DATA SOSIAL

Page 38: Askep Efusi Pleura

Klien adalah seorang suami sekaligus seorang ayah dan klien dapat berhubungan baik dengan anggota keluarganya terbukti anggota

keluarganya selalu bergantian menunggui klien di Rumah Sakit. Hubungan klien dengan perawat ataupun tim medis lainnya terjalin

baik serta klien sangat kooperatif.

G. DATA SPIRITUAL

Klien beragama Islam, selama di Rumah Sakit klien selalu sholat dengan cara berbaring, serta klien selalu berdo’a demi

kesembuhannya.

H. DATA PENUNJANG

a.       Hasil laboratorium tanggal 31 Juli 2003

1. Hematologi               Hasil                Nilai Rujukan              Satuan

     Hb                            11,9                 13- 18                          gr /dl

     Leukosit                   10.500             3,8- 10,6                      ribu /mm3

     Trombosit                 555.000           150- 440                      ribu /mm3

     Hematokrit               37                    40- 52                          %

2. Kimia klinik

    Umum                       26                    15- 50                          mg /dl

Page 39: Askep Efusi Pleura

    Kneatinin                  0,62                 0,6- 1,1                        mg /dl

    Glukosa sewaktu      84                    < 150                           mg /dl

b.      Foto torax tanggal 31 Juli 2003

kesan : tampak perbaikan Hidropneumothorax kanan dengan collaps yang tampak berkurang tidak jelas masa paru

c.       Hasil pemeriksaan cairan pleura belum ada

d.      Therapy yang diberikan

-          ceftriaxone 1 x 2 gram IV

-          pronalges 1 x 1 ampul IM bila perlu

-          infus RL 20 gtt /mnt

-          diet tktp

-          O2  2 ltr /mnt

Page 40: Askep Efusi Pleura

 Tabel 13

Perencanaan Keperawatan

Nama               : Tn. Y                                                                                                 Diagnosa Medis          : Effusi Pleura

Umur               : 37 tahun                                                                                            No. Medrec                 :

03014668                                                       

No Diagnosa keperawatan

perencanaan implementasi evaluasiTujuan intervensi rasional

1 2 3 4 5 6 71. Pola nafas tidak

efektif berhubungan dengan akumulasi cairan di rongga pleura akibat pengembangan paru tidak adekuat ditandai denganDS :

-       klien mengeluh

sesak nafas

-       klien mengatakan

pegal pada daerah

pinggang

DO :

-   respirasi 27x / menit

-       dada kanan bawah

terpasang WSD

Tupan :

Pola nafas efektif

Tupen :

Dalam waktu 1-2 minggu. pengembangan paru adekuat dengan kriteria :

-       klien tidak

mengeluh sesak

-       respirasi kembali

normal 20x /mnt

-       perkusi dada

resonan

-       jumlah cairan

yang keluar

1.       atur posisi klien

semi fowller

2.       kaji tanda tanda

vital setiap 8 jam

sekali

3.       observasi

cairan WSD dan

Posisi semi fowler , cairan dirongga pleura mengikuti gaya grafitasi sehingga tidak menekan dada dan pengembangan paru adekuat. Mengkaji TTV dapat diketahui secara cepat adanya tanda- tanda peringatan. untuk mengetahui jumlah cairan yang keluar dan kelancaran aliran cairan yang keluar dari rongga pleura.Nafas dalam dan

Tanggal 2 Agustus 2003 jam 08.00

1. mengatur posisi klien semi fowler

2. mengkaji tanda- tanda vital setiap 8 jam sekali

3. Mengobservasi cairan WSD dan aliran selang WSD 500 cc /24 jam

4. mengajarkan

S : Klien masih mengeluh sesak nafas

O :- respirasi 27x /mnt

- cairan yang

keluar dari

selang WSD

berwarna kuning

kemerahan

sebanyak 250 cc

:masalah belum

teratasi

P lanjutkan intervensi

Page 41: Askep Efusi Pleura

2.

dengan satu botol

-       cairan yang keluar

dari WSD berwarna

kuning kemerahan

sebanyak 250 cc

-       perkusi dada kanan

terdengar dullness

-       terpasang O2 2

ltr /mnt

Gangguan rasa

nyaman nyeri

berhubungan dengan

adanya luka selang

WSD ditandai dengan

:

berkurang

Tupan :Rasa nyaman

terpenuhi

aliran selang

WSD

4.      ajarkan klien

untuk latihan

nafas dalam dan

batuk efektif

5.      berikan HE      

tentang teknik

nafas dan batuk

efektif kepada

klien

1.       Kaji rasa nyeri klien

2.       latih klien

untuk nafas dalam

dan mengalihkan

batuk efektif dapat

merelaksasikan otot

pernafasan dan

mengeluarkan

dahak.

 klien dapat

mengetahui cara

untuk mengurangi

sesak nafasnya

Mengkaji rasa nyeri

klien dapat

diketahui

sejauhmana

penyebarab rasa

nyerinya dan

bagaimana

pengaruh terhadap

untuk latihan nafas dalam batuk efektif

5. memberikan HE tentang teknik nafas dan batuk efektif kepada klien

Tanggal 2 Agustus 2003 jam 09.30

1. mengkaji rasa nyeri klien

2. melatih klien untuk nafas dalam dan mengalihkan rasa nyeri

3. merawat luka dan selang WSD dengan tehnik aseptik dan antiseptik

4. Menganjurkan klien jika akan merubah posisi keselang WSD

S : Klien masih mengatakan nyeri pada dada bawah

O: - klien meringis

saat bergerak

-       selang WSD

masih terpasang

A : Masalah belum

teratasi

P : Lanjutkan

Page 42: Askep Efusi Pleura

3.

DS :

-       klien mengatakan

nyeri pada derah dada

bawah dan luka

disekitar selang WSD

DO :

-       terpasang selang

WSD

-       adanya luka

sayatan akibat

pemasangan WSD

yang telah kering

-       cairan yang keluar

dari WSD sebanyak

250 cc berwarna

kuning kemerahan

-       klien meringis saat

bergerak

Gangguan pemanuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafsu makan ditandai

Tupen :

Dalam waktu 3- 4

hari nyeri berkurang

dengan kriteria :

-       cairan yang

keluar dari WSD

berkurang

-       kondisi luka dan

selang WSD bersih

-       klien tidak

meringis saat

bergerak

rasa nyeri

3.       rawat luka dan

selang WSD

dengan tehnik

aseptik dan

aptiseptik

4.       anjurkan klien

jika akan merubah

posisi dengan

pelan dan

pertahankan

posisi selang

WSD

1.    Anjurkan klien

untuk makan

dengan porsi

sedikit tetapi

sering

2.    anjurkan klien

tubuh

Akan melemaskan

otot dan tekanan

emosiona,l

meningkatkan

kontrol diri

menghindari

terjadinya infeksi

dari luka dan selang

WSD dengan

mengganti balutan

Sehingga tidak

merubah selang dan

mengurangi

timbulnya trauma

Dapat membantu

memenuhi

Tgl. 2 Agustus 2003 jam 09. 30

1.    menganjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit tapi sering

2.    menganjurkan klien untuk makan makanan yang disediakan RS dengan diet TKTP

3.    menimbang berat badan klien

Tgl 2 Agustrus 2003 jam 11.00

        menciptakan lingkungan yang terang disekitar klien dan mengatur posisi tidur klien senyaman mungkin

Intervensi

S:klien mengatakan nafsu makan masih kurang

O:- porsi makan  ½ porsi

- klien masih tampak lemah

- bising usus 6x /mnt

- diet TKTP

A : Masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

Page 43: Askep Efusi Pleura

4.

dengan :DS :

-       klien mengatakan

nafsu makannya

berkurang

-       porsi makan ½

porsi

-       klien tampak lemah

-       Diet TKTP

-       Bising usus 8x /mnt

Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan sering terjaga dari tidur  akibat sesak ditandai denganDS :

-       klien mengatakan

sering terjaga dari

Tupan : Kebutuhan nutrisi

klien terpenuhi

Tupen :

Dalam waktu 2- 3

hari selera makan

bertambah dengan

kriteria :

-       porsi makan

habis 1 porsi

-       klien tidak lemah

-       diet TKTP

untuk makan

makanan yang

disediakan RS

3.    timbnag berat

badan klien 2 hari

sekali

1.    ciptakan

lingkungan yang

terang disekitar

klien dan atur

posisi tidur

senyaman

mungkin

kebutuhan nutrisi

Karena pihak RS

telah menetukan

diet bagi setiap

klien

Untuk mengetahui

perkembangan berat

badan klien  sesuai

perencanaan nutrisi

yang adekuat

Suasana yang

terang disekitar

       merapikan dan mengganti alat tenun yang kotor

3.    menganjurkan klien untuk menarik nafas dalam jika sesak

tgl. 2 agustus 2003 jam 10.00

1.       membantu keluarga klien untuk memendikan klien

2.       mengikut sertakan keluarga dalam melakukan tindakan untuk kebutuhan klien

3.       menganjurkan klien untuk melakukan aktifitas secara

S : Klien mengatakan masih sering terjaga dari tidur

O: - klien masih tampak lemas

- muka klien masih tampak pucat

- respirasi 27x /mnt

-  tidur klien ± 4- 6 jam

A: masalah belum teratasi

P : lanjutkan intervensi

S: - Klien mengatakan badannya terasa

Page 44: Askep Efusi Pleura

5.

tidur karena sesak

DO :-       klien tampak lemas

-       muka klien tampak

pucat

-       tidur klien di RS ±

5- 6 jam

-       respirasi 27x /mnt

Intoleransi aktifitas sehari- hari ( ADL ) berhubungan dengan otot- otot pernafasan ditandai dengan :DS :

-       klien mengeluh

sesak nafas bila

beraktifitas

-       klien mengatakan

sudah 2 hari tidak

Tupan :Istirahat tidur

terpenuhi

Tupen :

Dalam waktu 2- 3

hari klien dapat

tidur dengan tenang

dengan kriteria :

-       tidak sering

terjaga dari tidur

-       klien tidak lemas

-       klien tidak pucat

-       respirasi 25x /mnt

-       klien tidak sesak

2.    rapikan dan

ganti alat tenun

yang kotor

3.    anjurkan klien

untuk menarik

nafas dalam jika

sesak

1.bantu keluarga

klien untuk

memendikan dan

menggunting

kuku klien

2.ikut sertakan

klien dan posisi

tidur klien yang

nyaman, membantu

klien untuk dapat

tidur

Lingkungan yang

nyaman, tidur klien

akan lebih nyaman

Untuk mengurangi

rasa sesak disaat

klien sedang tidur

sederhana4.       mendekatkan

alat- alat yang dibutuhkan klien

segar- klien mengatakan

masih sesak untuk beraktifitas

O : - Respirasi 27x /mnt

          kuku masih panjang dan kotor

          ADL masih dibantu oleh keluarga

A : Masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan Intervensi

Page 45: Askep Efusi Pleura

mandi hanya dilap

dibagian muka

DO :-       ADL klien dibantu

oleh keluarga

-       Klien tampak

kelelahan

-       Respirasi 27x /mnt

-       Kulit klien tampak

kotor dan kuku klien

panjang dan kotor

 Tupan :

Aktivitas sehari-

hari terpenuhi

Tupen :

Daklam waktu 2- 3

hari kelemahan

otot- otot

pernafasan

berkurang dengan

kriteria :

-       klien tidak sesak

-       ADL tiodak lagi

dibantu oleh

keluarga

-       Klien tampak

segar

-       Respirasi 25x

/mnt

kleuarga dalam

melakukan

tindakan untuk

kebutuhan klien

3. anjurkan klien

untuk melakukan

aktifitas secara

sederhana

4. dekatkan alat-

alat yang

dibutuhkan klien

Membantu keluarga

klien dalam

pemenuhan

personal higiene

agar klien tampak

bersih

Mengikutsertakan

keluarga dalam

melakukan tindakan

untuk memenuhi

kebutuhan klien

agar mengetahui

tindakan untuk

memenuhi

kebutuhan klien

agar mengetahui

tindakan untuk

perawatan dirumah

Untuk melatih otot-

Page 46: Askep Efusi Pleura

otot klien agar tidak

kaku tetapi tidak

membahayakan

klien

Agak klien dapat

melakukan secara

mendiri tanpa harus

berjalan jauh

B. PEMBAHASANDalam pembahasan ini penulis membahas kesenjangan antara teori dan kasus, pada saat melekukan asuhan keperawatan pada

klien Tn Y dengan gangguan sistem pernapasan akibat effusi pleura di ruang 10A Perjan RSHS Bandung  pada tanggal 01 Agustus

2003 sampai dengan 05 Agustus 2003 dengan pendekatan proses keperawatan melelui tahap pengkajian, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.

1.       Tahap pengkajian

Dalam melakukan pengkajian penulis mengelompokan data yang didapat dari klien sendiri meliputi : identitas klien, riwayat

kesehatan klien sekarang, riwayat kesehatan dahulu, riwayat kesehatan keluarga, melakukan pemeriksaan fisik dan pola aktivitas

sehari-hari. Sedangkan data yang didapat dari catatan medis meliputi : data penunjang dan program pengobatan. Dalam mencari dan

Page 47: Askep Efusi Pleura

memperoleh data yang dibutuhkan, penulis tidak mendapat kesulitan ataupun hambatan karena kerjasama antara klien dan keluarga

cukup kooperatif.

Pada kasus, tanda dan gejala yang ditemukan tidak jauh beda dengan tinjauan teori.

2.       Tahap Pembuatan Diagnosa Keperawatan

Setelah data terkumpul penulis mengelompokan, menganalisa untuk mendapatkan masalah-masalah yang ada. Tahap selanjutnya

yaitu perumusan diagnosa yang didasarkan atas 3 hal yaitu masalah, etiologi dan tanda / gejala.

Diagnosa yang ada pada teori berjumlah delapan diagnosa yaitu :

1.       Pola nafas tidak efektif kemungkinan penyebab turunnya daya pengembangan paru-paru akibat terakumulasinya cairan di rongga

pleura.

2.       Gangguan pertukaran gas kemungkinan penyebab terjadinya retension pneumotoraks sekunder terhadap sumbatan pada selang dada.

3.       Resiko tinggi infeksi atau penyebaran kemungkinan penyebab tindakan invasif  atau ketidak adekuatan pertahanan utama .

4.       Gangguan rasa nyaman : nyeri kemungkinan penyebab inflamasi parenkim paru atau pemasangan selang dada.

5.       Gangguian rasa aman : cemas kemungkinan penyebab kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya dan masalah yang dihadapi.

6.       Gangguan mobilisasi ( intoleransi aktivitas  ), pemenuhan ADL kemungkinan penyebab keterbatasan gerak, rasa nyeri karena

pemasangan WSD.

Page 48: Askep Efusi Pleura

7.       Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan kemungkinan penyebab penurunan intake makanan, karena anoreksia, nyeri,

mual, muntah.

8.       Gangguan pemenuhan istirahat tidur kemungkinan penyebab peningkatan kerja alat-alat pernafasan karena sesak

Sedangkan yang ditemukan pada kasus Tn.Y hanya lima diagnosa keperawatan adalah sebagai berikut :

1.       Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi cairan dirongga pleura.

2.       Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan pemasangan selang dada.

3.       Gangguan pemenuhan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan selera makan kurang akibat nyeri.

4.       Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhububgan dengan sering terjaga dari tidur akibat sesak.

5.       Intoleransi aktivitas sehari-hari ( ADL ) berhubungan dengan peningkatan otot-otot pernafasan akibat sesak.

Sesuai dengan teori pada kasus ini ada tiga diagnosa yang tidak muncul yaitu :

1.       Gangguan pertukaran gas karena tidak terjadi retension pneumotoraks sekunder terhadap sumbatan pada selang dada.

2.       Resiko tinggi infeksi atau penyebaran karena keadaan luka kering dan tidak terdapat tanda-tanda infeksi.

3.       Gangguan rasa aman : cemas karena klien  mengetahui tentang penyakitnya dan klien sudah lama dirawat serta klien tampak tenang.

Page 49: Askep Efusi Pleura

3.       Tahap Perencanaan

          Perencanaan merupakan setelah merumuskan diagnosa keperawatan, pada tahap perencanaan ini penulis memprioritaskan

masalah keperawatan terlebih dahulu dan pada tahap ini, penulis merumuskan tujuan dan kriteria hasil dalam tiap diagnosa

keperawatannya.

Rencana keperawatan ini dibuat untuk mengetahui apakah tujuan yang ditetapkan tercapai oleh klien dalam implementasi. Dengan adanya implementasi tersebut asuhan keperawatan yang dilakukan lebih terfokus dan memudahkan penulis dalam melaksanakan rencana untuk mengatasi masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang muncul pada klien, meskipun dalam pelaksanaannya tidak semua rencana dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dikarenakan keterbatasan, kesempatan dan kemampuan.

4.       Tahap Implementasi

Dalam tahap implementasi, penulis melaksanakan asuhan keperawatan berdasarkan atas rencana tindakan yang telah dibuat mengacu pada tinjauan teoritis, selama tahap implementasi keperawatan ini penulis  tidak   menemukan hambatan-hambatan.

5.       Tahap Evaluasi

Pada tahap evaluasi ini merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai kemajuan / kemunduran kondisi kesehatan klien setelah dilakukabn asuhan keperawatan.

Dalam tahap ini penulis merespon klien dalam menerina asuhan keperawatan. Dari lima masalah yang dialami klien Tn.Y hanya dapat teratasi empat masalah oleh karena kerjasama klien dan keluarga dengan penulis cukup baik, dan pada akhir evaluasi tanggal 5 agustus 2003 klien masih di rawat.

Dalam mengevaluasi hasil pelaksanaan, penulis dapat melihat hasil-hasil tindakan sesuai dengan kriteria evaluasi yang dibuat

secara teoritis sehingga memudahkan penulis untuk menilai tindakan keperawatan.

Page 50: Askep Efusi Pleura

BAB IV

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Page 51: Askep Efusi Pleura

A.  KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil setelah melakukan asuhan keperawatan pada klien Tn. Y dengan gangguan sistem pernafasan akibat

effusi  pleura di Ruang 10 A Perjan Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung selama lima hari dari tanggal 01 Agustus sampai

tanggal 05 Agustus 2003. Dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan dari

setiap tahapan dari proses keperawatan, yaitu :

1.       Pada tahap pengkajian dapat disimpulan bahwa penulis tidak mengalami kesulitan dalam memperoleh data keadaan kesehatan pada

klien. Karena klien kooperatif   serta dapat berkomunikasi terbuka dengan penulis, kelurga dan klien sendiri. Didapat data yang fokus

dari klien effusi pleura yaitu keluhan sesak nafas, nyeri dada seperti di bebani benda berat.

2.       Diagnosa yang muncul yaitu :

a.       Pola nafas tidak efektif  berhubungan dengan akumulasi cairan di rongga pleura

b.       Gangguan rasa nyaman: nyeri berhubungan dengan adanya luka selang WSD

c.       Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan selera makan kurang.

d.      Gangguan pemenuhan istirahat tidur berhubungan dengan sering terjaga dari tidur akibat  sesak

e.       Intoleransi aktivitas sehari-hari ( ADL ) berhubungan dengan peningkatan otot-otot pernafasan.

Page 52: Askep Efusi Pleura

3.       Pada tahap perencanaan, penulis tidak mengalami kesulitan sehingga dalam menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien

Tn .Y berjalan lancar, karena klien dapat bekerjasama dengan penulis.

4.       Pada tahap pelaksanaan, penulis dapat melaksanakan implementasi sesuai rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

5.       Pada tahap evaluasi dapat dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditetakan pada tujuan dan mengacu pada  tindakan yang

diberikan. Dengan keterbatasan waktu yang diberikan kepada penulis dalam melaksanakan asuhan keperawatan selama lima hari

penulis hanya dapat mengatasi  empat masalah yang dialami klien.  Untuk selanjutnya penulis menyerahkan kepada perawat ruangan

untuk melanjutkan implementasinya.

B.  Rekomendasi.

      1.  Pengkajian

            Dalam melakukan pengkajian diharapkan kerjasama yang baik antara perawat / mahasiswa, untuk melengkapi lembar pengkajian yang

ada di status agar mendapat data yang sama.

       2.  Perencanaan

            Dalam rencana tindakan yang akan dilakukan kepada klien diharapkan perawat atau mahasiswa terlebih dahulu memberi penjelasan

tentang prosedurnya agar klien dapat mengetahui.

       3.  Pelaksanan.

Page 53: Askep Efusi Pleura

            Dalam pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan, diharapkan agar perawat atau mahasiswa didasarkan pada perencanaan yang telah

ditentukan dan tetap menjaga untuk tidak terjadi komplikasi nosokomial terhadap klien lain.

      4.  Evaluasi.

            Didalam tahap evaluasi diharapkan perawat atau mahasiswa memberikan gambaran keadaan klien setiap hari yang ditulis pada catatan

perkembangan klien sesuai dengan tindakan  yang telah diberikan.

  

      Tabel 14

CATATAN PERKEMBANGAN

No.Tanggal dan Waktu

DP Catatan PerkembanganNama dan tanda tangan

1. 3 Agustus

2003 jam

08.00

1. S : Klien mengatakan sesak nafas

O : -     Respirasi 27x / mnt

          Dada kanan masih terpasang

WSD

          Cairan yang keluar dari selang

WSD berawarna kuning kemerahan

sebanyak 500 cc

          Perkusi dada kanan dullness

A : Masalah belum teratasi

Page 54: Askep Efusi Pleura

P  : -    Atur posisi klien semi fowller

          Kaji TTV setiap hari

          Berikan O2 sesuai program 2 lt /

mnt setiap hari

          Ajarkan klien untuk nafas efektif

dan batuk efektif

          Observasi cairan WSD dan aliran

gelang WSD

  Mengatur posisi klien semi

   fowller

          Kaji tanda- tand vital setiap hari

sekali :

TD : 100 /30 mmHg 

N    : 107x /mnt

R     :  27x /mnt                     

            S     :  36,7 OC

          Mengajarkan klien untuk nafas

efektif dan batuk efektif         

          Mengobservasi cairan WSD dan

aliran selang WSD

          Memberikan O2 sesuai program 2

lt /mnt

Page 55: Askep Efusi Pleura

3  agustus

2003 jam 9.30

wib

2

  Klien masih mengeluh sesak   nafas

          O2 masih terpasang 2 lt /mnt

R : Lanjutkan intervensi

S : Klien mengatakan nyeri berkurang

  pada daerah luka

O : -     Luka kering

-     Selang WSD terpasang

          Cairan yang keluar dari selang

WSD sebanyak 500 cc  

          Klien sedikit meringis saat

bergerak

A : Masalah teratasi sebagian

P :  -     Kaji rasa nyeri klien

          Latih klien untuk nafas dalam dan

mengalihkan rasa nyeri

          Rawat luka dan selang WSD

dengan teknik aseptik dan antiseptik

          Anjurkan klien jika akan merubah

posisi dengan pelan dan pertahankan

selang WSD

I :   -    Mengkaji rasa nyeri klien

Page 56: Askep Efusi Pleura

3 Agustus

2003 jam

09.30

3

          Melatih klien untuk nafas dalam

dan mengalihkan rasa nyeri

          Merawat luka dan selang WSD

dengan teknik aseptik dan antiseptik

          Menganjurkan klien jika akan

merubah posisi dengan pelan dan

pertahankan selang WSD

E : Klien mengatakan masih sedikit nyeri

R  :  Lanjutkan intervensi

:  Klien mengatakan selera makannya

bertambah

O : -     Porsi makan habis 1 porsi dari       

RS dan I porsi dari luar

          Klien masih sedikit lemah

          Terpasang infus RL 20 gtt /mnt

          Klien diet TKTP

          Berat badan klien 50 Kg

A : Masalah teratasi sebagian

P : - Anjurkan klien untuk makan dengan

porsi sedikit tapi sering

          Anjurkan klien untuk makan

Page 57: Askep Efusi Pleura

3 Agustus

2003

jam 07. 40 wib

4

makanan yang disediakan RS

          Menimbang berat badan klien

setiap 2 hari sekali, berat badan klien

51 Kg.

E : Klien mengatakan berat badannya naik

R :  Lanjutkan intervensi

S : Klien mengatakan masih sering terjaga

dari tidur

O : -     Klien masih tampak lemas

          Muka klien masih tampak pucat

          Respirasi 27x /mnt

          Tidur klien ± 5- 6 jam /hari

A   : Masalah belum teratasi

P :- Cipatakan lingkungan yang tenang

disekitar klien

          Atur posisi tidur klien dengan

semi fowller

          Berikan terapy O2 2 ltr /mnt

-   Menciptakan lingkungan yang  tenang

disekitar klien

          Mengatur posisi tidur klien

Page 58: Askep Efusi Pleura

3 Agustus

2003

jam 08. 30 wib

5

senyaman mungkin dengan posisi

semi fowller

          Memberikan terapy O2 sesuai

kebutuhan klien 2 ltr /mnt

E : Klien mengatakan kadang masih

terjaga dari tidurnya

R :  Lanjutkan intervensi

S :  Klien mengatakan cepat lelah bila

beraktifitas dan mengeluh sesak

O : -     O2 terpasang 2 ltr /mnt

          Infus RL terpasang 20 gtt /mnt

          Respirasi 27x /mnt

          Nafas klien cepast dan dangkal

          Aktifitas kliern dibantu keluarga

A :   Masalah teratasi sebagian

P : - Bantu kliennuntuk melakukan aktifitas

dalam pemenuhan kebutuhan

personal higiene

          Libatkan keluarga untuk

membantu aktifitas klien

  Membantu klien uintuk melakukan

Page 59: Askep Efusi Pleura

aktifitas dalam pemenuhan kebutuhan

personal higiene

- Melibatkan keluarga untuk membantu

aktifitas klien

E :- Klien mengatakan cepat lelah berkurang

bila beraktifitas

          O2 terpasang 2 ltr /mnt

          Infus RL terpasang 20 gtt /mnt

R : Lanjutkan intervensi

S : Klien mengeluh sesak nafas

O : -   Respirasi 25x /mnt

      -   Dada kanan terpasang WSD

- Cairan yang keluar melalui selang

WSD sebanyak 350 cc berwarna

kuning kemerahan

          O2 terpasang 2 ltr /mnt

          Perkusi dada kanan dullness

A :   Masalah belum teratasi

P : - Atur posisi klien semi fowller dengan

lebih condong kekenanan

  - Kaji tanda- tanda vital setiap hari

Page 60: Askep Efusi Pleura

2. 4 Agustus

2003

jam 07. 30

Wib

1

          Berikan O2 sesuai program

/kebutuhan klien 2 ltr /mnt

          Observasi cairan WSD dan aliran

selang WSD

I : - Mengatur posisi klien semi  fowller

dengan lebih condong kekenanan

          Mengkaji tanda- tanda vital setiap

hari

          TD : 110 /80 mmHg

        R : 25x /mnt

        N : 104x /mnt

         S : 37 0C

          Memberikan terapy O2 sesuai

kebutuhan klien 2 ltr /mnt

          Mengobservasi cairan WSD dan

aliran selang WSD

E : Klien mengatakan sesak berkurang

R  : Lanjutkan intervensi

S : klien mengatakan pada daerah luka

tidak nyeri lagi

O : -   Luka kering

Page 61: Askep Efusi Pleura

4 Agustus

2003  jam

2

-   Selang WSD masih terpasang

-  Cairan yang keluar dari selang WSD

sebanyak 350 cc

          Klien tidak meringis pada saat

bergerak

A : Masalah teratasi

P : - Rawat luka dan selang WSD         

dengan teknik aseptik dan antiseptik

- Anjurkan klien jika akan merubah

posisi dengan pelan dan pertahankan

selang

  -  Merawat luka dan selang WSD

dengan teknik aseptik dan antiseptik

  Menganjurkan klien jika akan merubah

posisi dengan pelan dan pertahankan

selang.

S : kjlien mengatakan selera makan

semakin bertambah

O : - porsi makan klien habis 1 porsi

          klien tidak tampak lemah

Page 62: Askep Efusi Pleura

4 Agustus

2003

3

          klien diet TKTP

          terpasang infus RL 20 gtt /mnt

          berat badan klien 51 Kg

A : masalah teratasi

P : - anjurkan klien untuk makan

makanan yang disediakan RS

          timbang berat badan klien tiap 2

hari sekali

I : - anjurkan klien untuk makan

makanan yang disediakan RS

          menimbang berat badan klien tiap

2 hari sekali

E : klien mengatakan selama di RS

porsi makan bertambah

R : pertahankan

S : Klien mengatakan dapat tidur

dengan nyenyak

O : -    Klien tidak lemas

          Muka klien tampak segar

          Respirasi 25x /mnt

          Tidur klien ± 5- 6 jam /hari

Page 63: Askep Efusi Pleura

4 Agustus

2003

4

A :   Masalah teratsi

P : - Ciptakan lingkungan yang tenang

disekitar klien dengan cara :

membatasi jkumlah pembesuk

          Atur posisi tidur senyaman

mungkin ( semi fowler )

- Berikan terapy O2 sesuai kebutuhan

klien 2 ltr /mnt

I : - Menciptakan lingkungan yang tenang

disekitar klien dengan cara ;

mengatasi jumlah pembesuk

- Mengatur posisi tiduir klien senyaman

mungkin ( semi fowller )

- Memberikan terpy O2 sesuai

kebutuhan klien 2 ltr /mnt

E :Klien mengatakan tidurnya nyenyak

dan tenang

R :  Pertahankan

S : Klien mengatakan masih sedikit lelah

bila beraktifitas dan sedikit sesak

Page 64: Askep Efusi Pleura

4 Agustus

2003

5

O : -    O2 terpasang 2 ltr /mnt

          Infus RL terpasang 20 gtt /mnt

          Respirasi 25 x /mnt

          Nafas klien cepat dan dangkal

          Klien dapat beraktivitas sebagian (

yang ringan dan terjangkau )

A :  Masalah teratasi sebagian

Latih klien untuk beraktifitas  lebih

optimal

          Ikutsertakan keluarga dalam

membantu klien beraktivitas

I :- Melatih klien untuk lebih   optimal

          mengikutsertakakn keluarga

dalam mambantu klien beraktifitas

E  :  Masalah teratasi

R  :   Pertahankan

S : Klien mengataklan sesak nafas            

berkurang

O : -     Respirasi 25 x /mnt

          dada kanan terpasang WSD

          Cairan yang keluar dari selang

Page 65: Askep Efusi Pleura

jam 08.00 WSD 300 cc berwarna kuning

kemerahan

          O2 terpasang 2 ltr /mnt

          Perkusi dada kanan dullness

A : Masalah teratasi sebagian

P : -    Atur posisis klien semi fowller dan

duduk

          Kaji tanda- tanda vital setiap hari

          Berikan O2 sesuai kebutuhan klien

2 Ltr /mnt

          Observasi dan catat cairan WSD

          Anjurkan klien untuk nafas efektif

kemudian batuk efektif

- Mengatur posisi klien semi fowller dan

duduk

          Mengkaji tanda tanda vital setiap

hari

      TD : 100 /80 mmHg

       R   : 24 x /mnt

       N   : 100x /mnt

        S   : 36 ,5 o C

          Memberikan terpy O2 sesuai

Page 66: Askep Efusi Pleura

3. 5 Agustus

2003

jam 07.30 wib

1 kebutuhan klien 2 ltr /mnt

          Mengobservasi dan mencatat

cairan WSD

          Menganjurkan klien untuk nafas

dan batuk efektif bila sesak

E :Klien mengatakan sesak berkurang

R : Lanjutkan intervensi           

Page 67: Askep Efusi Pleura