ASKEP BBL
Click here to load reader
-
Upload
ulfa-agusviaridhowan -
Category
Documents
-
view
248 -
download
1
Transcript of ASKEP BBL
ASUHAN BAYI BARU LAHIR
By; Siti Fadhilah,S.SiT
Pengkajian pada bayi baru lahir dapat dilakukan segera setelah lahir yaitu untuk mengkaji penyesuaian bayi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan fisik secara lengkap untuk mengetahui normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan
1. Pengkajian segera BBL
a. Penilaian awal
Nilai kondisi bayi :
APAKAH BAYI MENANGIS KUAT/BERNAFAS TANPA KESULITAN ? APAKAH BAYI BERGERAK DG AKTIF/LEMAS?
APAKAH WARNA KULIT BAYI MERAH MUDA, PUCAT/BIRU?
APGAR SCORE
Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek)
Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950)
Dilakukan pada :
1 menit kelahiran
yaitu untuk memberi kesempatan pd bayi untuk memulai perubahan
Menit ke-5 Menit ke-10
penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg rendah & perlu tindakan resusitasi. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas pada masa mendatang, nilai yg rendah berhubungan dg kondisi neurologis
SKOR APGAR
TANDA 0 1 2
Appearance Biru,pucat Badan pucat,tungkai biru
Semuanya merah muda
Pulse Tidak teraba < 100 > 100
Grimace Tidak ada Lambat Menangis kuat
Activity Lemas/lumpuh Gerakan sedikit/fleksi tungkai
Aktif/fleksi tungkai baik/reaksi melawan
Respiratory Tidak ada Lambat, tidak teratur
Baik, menangis kuat
Preosedur penilaian APGAR
Pastikan pencahayaan baik Catat waktu kelahiran, nilai APGAR pada 1 menit pertama dg cepat & simultan.
Jumlahkan hasilnya
Lakukan tindakan dg cepat & tepat sesuai dg hasilnya
Ulangi pada menit kelima
Ulangi pada menit kesepuluh
Dokumentasikan hasil & lakukan tindakan yg sesuai
Penilaian
Setiap variabel dinilai : 0, 1 dan 2
Nilai tertinggi adalah 10
Nilai 7-10 menunjukkan bahwa by dlm keadaan baik Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan
resusitasi
Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi
2. Asuhan segera Bayi Baru Lahir
Adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir selama satu jam pertama setelah kelahiran.
Sebagian besar BBL akan menunjukkan usaha pernafasan spontan dg sedikit bantuan/gangguan
Oleh karena itu PENTING diperhatikan dlm memberikan asuhan SEGERA, yaitu jaga bayi tetap kering & hangat, kotak antara kulit bayi dg kulit ibu sesegera mungkin
a. Membersihkan jalan nafas
1). Sambil menilai pernafasan secara cepat, letakkan bayi dg handuk di atas perut ibu
2). Bersihkan darah/lendir dr wajah bayi dg kain bersih & kering/ kassa
3). Periksa ulang pernafasan
4). Bayi akan segera menagis dlm waktu 30 detik pertama setelah lahir
jika tdk dpt menangis spontan dallakukan :
1). letakkkan by pd posisi terlentang di t4 yg keras & hangat
2). gulung sepotong kain & letakkan di bwh bahu shg leher bayi ekstensi
3). bersihkan hidung, rongga mulut, & tenggorokan by dg jari tangan yg dibungkus kassa steril
4). tepuk telapak kaki by sebanyak 2-3x/ gosok kulit by dg kain kering & kasar
Gb. Posisi ekstensi
Kebiasaan yang harus dihindari
LANGKAH-LANGKAH ALASAN TIDAK DIANJURKAN
Menepuk pantat bayi Trauma/cedera
Menekan dada Patah, pneumothorax, gawat nafas, kematian
Menekan kaki bayi ke bagian perutnya Merusak pembuluh darah dan kelenjar pada hati/limpa, perdarahan
Membuka sphincter anusnya Merusak /melukai sphincter ani
Menggunakan bungkusan panas/dingin Membakar/hipotermi
Meniupkan oksigen/udara dingin pada tubuh/wajah bayi hipotermi
Memberi minuman air bawang Membuang waktu, karena tindakan resusitasi yang tidak efektif pada saat kritis
Penghisapan lendir
Gunakan alat penghisap lendir mulut (De Lee)/ alat lain yg steril, sediakan juga tabung oksigen & selangnya
Segera lakukan usaha menghisap mulut & hidung
Memantau mencatat usaha nafas yg pertama
Warna kulit, adanya cairan / mekonium dlm hidung / mulut hrs diperhatikan
b. Perawatan tali pusat
setelah plasenta lahir & kondisi ibu stabil, ikat atau jepit tali pusat
Cara :
celupkan tangan yg masih mggnakan sarung tangan ke dlm klorin 0,5% untuk membersihkan darah & sekresi tubuh lainnya
bilas tangan dengan air matang /DTT
keringkan tangan (bersarung tangan)
letakkan bayi yang terbungkus diatas permukaan yang bersih dan hangat
ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dr pusat dengan menggunakan benang DTT. Lakukan simpul kunci/ jepitkan
Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat & lakukan pengikatan kedua dg simpul kunci dibagian TP pd sisi yg berlawanan
Lepaskan klem penjepit & letakkan di dlm larutan klorin 0,5%
Selimuti bayi dg kain bersih & kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi tertutup
c. Mempertahankan suhu tubuh
Dengan cara :
Keringkan bayi secara seksama Selimuti bayi dg selimut/kain bersih, kering & hangat
Tutup bagian kepala bayi
Anjurkan ibu untuk memeluk & menyusukan bayinya
Lakukan penimbangan stl bayi mengenakan pakaian
Tempatkan bayi di lingk yg hangat
Gb. Metode kanguru
d. Pencegahan infeksi
Memberikan obat tetes mata/salep diberikan 1 jam pertama by lahir yaitu ; eritromysin 0,5%/tetrasiklin 1%.
Yang biasa dipakai adalah larutan perak nitrat/ neosporin & langsung diteteskan pd mata bayi segera stl bayi lahir
BBL sangat rentan terjadi infeksi, sehingga perlu diperhatikan hal-hal dalam perawatannya.
Cuci tangan sebelum & setelah kontak dg bayi Pakai sarung tangan bersih pd saat menangani bayi yg blm dimandikan
Pastikan semua peralatan (gunting, benang tali pusat) telah di DTT, jika menggunakan bola karet penghisap, pastukan dlm keadaan bersih
Pastikan semua pakaian, handuk, selimut serta kain yg digunakan untuk bayi dlm keadaan bersih
Pastikan timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop & benda2 lainnya akan bersentuhan dg bayi dlm keadaan bersih (dekontaminasi setelah digunakan)
2. Asuhan bayi baru lahir 1-24 jam pertama kelahiran
Tujuan :
Mengetahui aktivitas bayi normal/tdk & identifikasi masalah kesehatan BBL yg memerlukan perhatian keluarga & penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan
Pemantauan 2 jam pertama meliputi :
Kemampuan menghisap (kuat/lemah) Bayi tampak aktif/lunglai
Bayi kemerahan /biru
Sebelum penolong meninggalkan ibu, harus melakukan pemeriksaan & penilaian ada tdknya masalah kesehatan terutama pada :
By kecil masa kehamilan/KB Gangguan pernafasan
Hipotermia
Infeksi
Cacat bawaan/trauma lahir
Jika tidak ada masalah,
a. lanjutkan pengamatan pernafasan, warna & aktivitasnya
b. Pertahankan suhu tubuh bayi dg cara :
hindari memandikan min. 6 jam/min suhu 36,5 C bungkus bayi dengan kain yg kering & hangat, kepala bayi harus tertutup
c. Lakukan pemeriksaan fisik
gunakan tempat yg hangat & bersih cuci tangan sebelum & sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan & bertindak
lembut
LIHAT, DENGAR, & RASAkan
Rekam /catat hasil pengamatan
jika ditemukan faktor risiko/masalah segera Cari bantuan lebih lanjut
d. Pemberian vitamin K
untuk mencegah terjadinya perdarahan krn defisiensi vit. K Bayi cukup bulan/normal 1 mg/hari peroral selama 3 hari
Bayi berisiko 0,5mg – 1mg perperenteral/ IM
e. Identifikasi BBL
Peralatan identifikasi BBL harus selalu tersedia Alat yg digunakan; kebal air, tepi halus dan tidak melukai, tdk mudah sobek dan tdk
mudah lepas
Harus tercantum ; nama bayi (Ny) tgl lahir, nomor bayi, jenis kelamin, unit, nama lengkap ibu
Di tiap tempat tidur harus diberi tanda dg mencantumkan nama, Tgl lahir, nomor identifikasi
Gb. Bayi dalam box bayi dengan identitas
6. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi, meliputi :
1). Pemberian nutrisi
Berikan asi seserig keinginan bayi atau kebutuhan ibu (jika payudara ibu penuh) Frekuensi menyusui setiap 2-3 jam
Pastikan bayi mendapat cukup colostrum selama 24 jam. Colostrum memberikan zat perlindungan terhadap infeksi dan membantu pengeluaran mekonium.
Berikan ASI saja sampai umur 6 bulan
2). Mempertahankan kehangatan tubuh bayi
Suhu ruangan setidaknya 18 - 21ºC Jika bayi kedinginan, harus didekap erat ke tubuh ibu
Jangan menggunakan alat penghangat buatan di tempat tidur (misalnya botol berisi air panas)
3). Mencegah infeksi
Cuci tangan sebelum memegang bayi dan setelah menggunakan toilet untuk BAK/BAB Jaga tali pusat bayi dalam keadaan bersih, selalu dan letakkan popok di bawah tali
pusat. Jika tali pusat kotor cuci dengan air bersih dan sabun. Laporkan segera ke bidan jika timbul perdarahan, pembengkakan, keluar cairan, tampak merah atau bau busuk.
Ibu menjaga kebersihan bayi dan dirinya terutama payudara dengan mandi setiap hari
Muka, pantat, dan tali pusat dibersihkan dengan air bersih , hangat, dan sabun setiap hari.
Jaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan pastikan setiap orang yang memegang bayi selalu cuci tangan terlebih dahulu
7. Ajarkan tanda-tanda bahaya bayi pada orang tua
Pernafasan sulit/ > 60x/menit Suhu > 38 °C atau <>
Warna kulit biru/pucat
Hisapan lemah, mengantuk berlebihan, rewel, banyak muntah, tinja lembek, sering warna hijau tua, ada lendir darah
Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk
Tidak berkemih dalam 3 hari, 24 jam
Mengigil, tangis yg tidak biasa, rewel, lemas, terlalu mengantuk, lunglai, kejang
8. Berikan immunisasi BCG, Polio dan Hepatis B
Daftar pustaka
1. Bennett dan Brown, 1999, Myles Texbook for midwives, thirteennth edition. Churchill Livingstone, Edinburgh
2. JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma III kebidanan , Buku 5 asuhan bayibaru lahir,Pusdiknakes.Jakarta
3. Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC.Jakarta
4. Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal neonatal.YBP_SP.Jakarta
PERAWATAN TALI PUSAT & KETERAMPILAN MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR
Oleh Stop Dreaming Start Action Leave a Komentar Kategori: Uncategorized
Ujung tali pusat akan mengering dan putus pada 7 – 10 hari sesudah bayi lahir, bisa
juga 15 – 18 hari atau lebih. Orang tua dianjurkan untuk meletakkan popok yang
dilipat di bawah area tali pusat dan menggunakan alkohol pada pusat beberapa kali
sehari agar tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
Tali pusat dibersihkan dengan menggunakan alkohol dimulai disekitar hubungan
antara tali pusat dan kulit.
Untuk meningkatkan proses pengeringan dan penyembuhan pada saat memandikan
bayi baru lahir tidak dianjurkan untuk di celupkan dalam bak mandi asampai tali pusat
putus dan umbilikus sembuh.
Orang tua dapat menggunakan metode sponge bath sampai jaringan granulasi
menutupi bagian tali pusat yang lepas. Penutupan tali pusat tidak dianjurkan karena
akan memperlambat proses pengeringan.
Warna merah dan pengeluaran bau yang tidak sedap disekitar umbilikus harus
diperhatikan karena sebagai tanda adanya infeksi tali pusat dan dilaporkan untuk
mendapatkan perawatan dan pengobatan yang lebih lanjut.
Tujuan tali pusat terbuka atau tidak ditutup dengan kassa alkohol adalah :
1. meningkatkan granulasi2. memudahkan dan mempercepat pengeringan pada tali pusat
KETERAMPILAN MEMANDIKAN BAYI BARU LAHIR (NEONATUS) DAN
PERAWATAN TALI PUSAT
PERSIAPAN ALAT
1. Handuk dan waslap bersih2. Sabun bayi dan shampoo3. Alkohol 70%4. Cotton bud atau kapas bersih5. Kapas untuk membersihkan perineal6. Waskom atau bak mandi bayi7. Bengkok
8. Air hangat9. Popok dan pakaian bersih10. Keranjang untuk baju kotor
PROSEDUR TINDAKAN
I. Tahap Pra Interaksi
1. Baca catatan perawatan dan catatan medis klien
2. Rencanakan mandi sesuai dengan pola makan dan tidur, memandikan bayi baru
lahir pada pertengahan waktu makan memiliki beberapa keuntungan yaitu bayi
akan siap dalam prosedur.
3. Siapkan ruangan
4. tetapkan tujuan dilakukan prosedur
5. Siapkan alat – alat
6. Cuci tangan
II. Tahap Orientasi
1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada keluarga klien
III. Tahap kerja
1. berikan kesempatan keluarga bertanya sebelum kegiatan dilakukan2. Kaji temperatur tubuh serta tanda dan gejala adanya distress pernafasan3. Memandikan :
a. Pastikan bayi dalam posisi nyaman dalam pegangan atau terbaring dalam inkubator
b. Periksa kembali temperatur air dengan suhu 37 – 38 derajat celcius/ hangat – hangat kuku, air dalam waskom hanya digunakan untuk menyeka (sponge bath) dan membersihkan rambut.
c. Mulai memandikan : usap mata dari kantus dalam ke kantus luar, gunakan air bersih dan bagian berbeda untuk tiap – tiap mata.
d. Bersihkan wajah dengan lembut, gunakan air biasa / tanpa menggunakan sabun.
e. Membersihkan rambut :
- pegang bayi dengan aman, gunakan ”football hold”, basahi rambut dengan air
secara lembut
- Usapkan shampoo bayi dengan menggunakan lap, bilas rambut dan keringkan
kulit kepala dengan cepat
a. Membersihkan telinga luar, bersihkan dengan gerakan memutar dan gunakan bagian yang berbeda untuk tiap – tiap- telinga.
b. Membersihkan tubuh dan ekstremitas :
- setelah melepas selimut mandi/ pakaian bayi, bersihkan leher, dada, lengan
dan punggung dengan cara yang sama
- bersihkan tubuh dengan sabun dan air, bilas dengan hati-hati dan keringkan
bagian tubuh yang dibersihkan sebelum berpindah ke bagian yang lain
a. membersihkan genetalia :
- Bayi perempuan : bersihkan labia secara perlahan-lahan dengan arah dari
depan ke belakang.
- Bayi laki-laki : terik kulup dengan lembut dan sejauh-jauhnya, bersihkan ujun
glands dengan gerakan memutar dan kembalikan kulup dengan segera setelah
dibersihkan.
a. Bersihkan dan keringkan daerah perinealb. Tidak dianjurkan menggunakan bedak, minyak atau lotion pada kulit bayic. Gunakan alkohol untuk perawatan tali pusat jika perlu angkat tali pusat agar
perawatan lebih adequat.d. Gunakan popok dengan lipatan ke depan dan berada dibawah tali pusat,
biarkan tali pusat dalam keadaan terbuka.e. Gunakan pakaian bayi yang tepat sesuai dengan kondisi lingkungan.
IV. Tahap Terminasi
1. Bersihkan dan kembalikan peralatan mandi, rapikan ruangan senyaman mungkin dan kembalikan alat-alat pada tempat semula
2. perhatikan respon bayi3. cuci tangan4. Evaluasi kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan yang diharapkan
V. Dokumentasi
1. Catat waktu dilakukan tindakan, tindakan yang telah dilakukan, respon bayi serta
penemuan penting saat dilakukan tindakan seperti hipotermi, distress pernafasan dll.
VI. Referensi
Laura R.M. Comprehensive maternity Nursing : Nursing Process And Chidbearing
Family (Second Edition). Philadelpia : LB. Lipincott Company.
Kemper., et.al. Comprehensive Child And Family Nursing Skills(1991). Philadelpia:
Mosby Year Book.
Wholey & Wong. Nursing Care Of Infants And Children (Fifth Edition). Philadelpia:
Mosby year book.
Askep Bayi Baru Lahir
Juli 29, 2009 Epsilia Yuni Fitriyanti
1. Definisi BBLR adalah bayi baru lahir dengan BB 2500 gram/ lebih rendah (WHO 1961)
Klasifikasi BBLR Prematuritas murni : Masa Gestasi kurang dari 37 minggu dan Bbnya sesuai
dengan masa gestasi. Dismaturitas : BB bayi yang kurang dari BB seharusnya, tidak sesuai dengan
masa gestasinya.
2. Etiologi
a. Faktor ibu : Faktor penyakit (toksemia gravidarum, trauma fisik dll), Faktor usia Keadaan sosial
b. Faktor janin : Hydroamnion, Kehamilan multiple/ganda, Kelainan kromosom
c. Faktor Lingkungan : Tempat tinggal didataran tinggi, Radiasi, Zat-zat beracun
3. Patofisiologi
4. Gejala Klinis : BB, PB, LK, LD, LLA, APGAR
5. Pemeriksaan Penunjang : Analisa gas darah
6. Komplikasi : RDS, Aspiksia
7. Penatalaksanaan medis : Pemberian vitamin K : Pemberian O2 (nasal atau headbox)
8. Askep Pengkajian
Tanda-tanda anatomis o Kulit keriput, tipis, penuh lanugo pada dahi, pelipis, telinga dan
lengan, lemak jaringan sedikit (tipis).o Kuku jari tangan dan kaki belum mencapai ujung jario Pada bayi laki-laki testis belum turun.
o Pada bayi perempuan labia mayora lebih menonjol.
Tanda fisiologis o Gerakan bayi pasif dan tangis hanya merintih, walaupun lapar bayi
tidak menangis, bayi lebih banyak tidur dan lebih malas.o Suhu tubuh mudah untuk menjadi hipotermi.
Penyebabnya adalah : o Pusat pengatur panas belum berfungsi dengan sempurna.o Kurangnya lemak pada jaringan subcutan akibatnya mempercepat
terjadinya perubahan suhu.o Kurangnya mobilisasi sehingga produksi panas berkurang.
9. Diagnosa Keperawatan
1. Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dan neuromuskuler.2. Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu tubuh
dan berkurangnya lemak sub cutan didalam tubuh.3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi).4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan tubuh
dalam mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna).5. Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi.6. Kecemasan orang tua b.d situasi krisis, kurang pengetahuan.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya pola nafas b.d imaturitas fungsi paru dn neuro muscular
Pola nafas efektif .
Kriteria Hasil :
RR 30-60 x/mnt Sianosis (-) Sesak (-) Ronchi (-) Whezing (-)
1. Observasi pola Nafas.2. Observasi frekuensi dan bunyi nafas3. Observasi adanya sianosis.4. Monitor dengan teliti hasil pemeriksaan gas darah.5. Tempatkan kepala pada posisi hiperekstensi.6. Beri O2 sesuai program dokter7. Observasi respon bayi terhadap ventilator dan terapi O2.8. Atur ventilasi ruangan tempat perawatan klien.9. Kolaborasi dengan tenaga medis lainnya.
2. Tidak efektifnya termoregulasi b.d imaturitas control dan pengatur suhu dan berkurangnya lemak subcutan didalam tubuh.
Suhu tubuh kembali normal.
Kriteria Hasil :
Suhu 36-37 C. Kulit hangat. Sianosis (-) Ekstremitas hangat.
1. Observasi tanda-tanda vital.2. Tempatkan bayi pada incubator.3. Awasi dan atur control temperature dalam incubator sesuai kebutuhan.4. Monitor tanda-tanda Hipertermi.5. Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh.6. Ganti pakaian setiap basah.7. Observasi adanya sianosis.
3. Resiko infeksi b.d defisiensi pertahanan tubuh (imunologi)
Infeksi tidak terjadi.
Kriteria Hasil :
Suhu 36-37 C Tidak ada tanda-tanda infeksi. Leukosit 5.000 – 10.000
1. Kaji tanda-tanda infeksi.2. Isolasi bayi dengan bayi lain3. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.4. Gunakan masker setiap kontak dengan bayi.5. Cegah kontak dengan orang yang terinfeksi.6. Pastikan semua perawatan yang kontak dengan bayi dalam keadaan
bersih/steril.7. Kolaborasi dengan dokter.8. Berikan antibiotic sesuai program.
4. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d ketidakmampuan mencerna nutrisi (Imaturitas saluran cerna)
Nutrisi terpenuhi setelah
Kriteria hasil :
Reflek hisap dan menelan baik Muntah (-) Kembung (-) BAB lancar Berat badan meningkat 15 gr/hr Turgor elastis.
1. Observasi intake dan output.2. Observasi reflek hisap dan menelan.3. Beri minum sesuai program4. Monitor tanda-tanda intoleransi terhadap nutrisi parenteral.5. Kaji kesiapan untuk pemberian nutrisi enteral6. Kaji kesiapan ibu untuk menyusu.7. Timbang BB setiap hari.
5. Resiko gangguan integritas kulit b.d tipisnya jaringan kulit, imobilisasi.
Gangguan integritas kulit tidak terjadi
Kriteria hasil :
Suhu 36,5-37 C Tidak ada lecet atau kemerahan pada kulit. Tanda-tanda infeksi (-)
1. Observasi vital sign.2. Observasi tekstur dan warna kulit.3. Lakukan tindakan secara aseptic dan antiseptic.4. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi.5. Jaga kebersihan kulit bayi.6. Ganti pakaian setiap basah.7. Jaga kebersihan tempat tidur.8. Lakukan mobilisasi tiap 2 jam.9. Monitor suhu dalam incubator.
6. Kecemasan orang tua b.d kurang pengetahuan orang tua dan kondisi krisis.
Cemas berkurang
Kriteria hasil :
Orang tua tampak tenang Orang tua tidak bertanya-tanya lagi. Orang tua berpartisipasi dalam proses perawatan.
1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua2. Beri penjelasan tentang keadaan bayinya.3. Libatkan keluarga dalam perawatan bayinya.4. Berikan support dan reinforcement atas apa yang dapat dicapai oleh orang tua.5. Latih orang tua tentang cara-cara perawatan bayi dirumah sebelum bayi
pulang.
Entry Filed under: BBL