Askep Bayi Dengan Ibu Dm. Sukses Amiin Ya Allah
-
Upload
herrysetiawan -
Category
Documents
-
view
785 -
download
42
Transcript of Askep Bayi Dengan Ibu Dm. Sukses Amiin Ya Allah
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN IBU DM
DI RUANG TERATAI (RUANG BAYI)
RSUD ULIN BANJARMASIN
Tanggal 11 s/d 15 Mei 2012
Oleh :
BUDI SETIAWAN
NIM I1B108203
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2012
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI DENGAN IBU DM
DI RUANG TERATAI (RUANG BAYI)
RSUD ULIN BANJARMASIN
Tanggal 11 s/d 15 Mei 2012
Oleh :
BUDI SETIAWAN
NIM I1B108203
Banjarmasin, 15 Mei 2012
Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan
Naya Ernawati, S.Kep., Ns. Hj. Ernie Aprilia, S.Kep., Ns. NIP.19770404 200312 2 006
A. PENGERTIAN
Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.
Diabetes mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang
disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat
kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.
Bayi dari ibu diabetes adalah bayi yang dilahirkan dari ibu penderita diabetes. Satu
dari 500-1000 wanita hamil adalah penderita diabetes, dan satu dari 120 kehamilan
adalah gestasional diabetes.
B. ANATOMI FISIOLOGI
Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira – kira 15 cm, lebar
5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata – rata 60 – 90 gram.
Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.
Pankreas merupakan kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik
hewan maupun manusia. Bagian depan ( kepala ) kelenjar pankreas terletak pada lekukan
yang dibentuk oleh duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan yang
merupakan bagian utama dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya
menyentuh atau terletak pada alat ini. Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar
pankreas terbentuk dari epitel yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus.
Pankreas terdiri dari dua jaringan utama, yaitu :
1. Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.
2. Pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan sekretnya keluar, tetapi menyekresi
insulin dan glukagon langsung ke darah.
Pulau – pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pankreas tersebar
di seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3 % dari berat total pankreas. Jumlah semua
pulau langerhans di pankreas diperkirakan antara 1 – 2 juta.
Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel utama, yaitu :
1. Sel – sel A ( alpha ), jumlahnya sekitar 20 – 40 % ; memproduksi glikagon yang
manjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai “ anti insulin like ac-
tivity “.
2. Sel – sel B ( betha ), jumlahnya sekitar 60 – 80 % , membuat insulin.
3. Sel – sel D ( delta ), jumlahnya sekitar 5 – 15 %, membuat somatostatin.
Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin dan di simpan dalam butiran
berselaput yang berasal dari kompleks Golgi. Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek
umpan balik kadar glukosa darah pada pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat di-
atas 100 mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal
atau rendah, produksi insulin akan menurun.
Selain kadar glukosa darah, faktor lain seperti asam amino, asam lemak, dan hormon
gastrointestina merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda. Fungsi
metabolisme utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui
membran sel ke jaringan terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak.
C. ETIOLOGI
Diabetes Melitus
Diabetes Melitus (DM) mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi
dapat menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang
peranan penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan
etiologi DM yaitu :
1. Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel beta sampai kegagalan sel
beta melepas insulin.
2. Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel beta, antara lain agen yang da-
pat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan karbohidrat dan gula yang diproses
secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.
3. Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan oleh autoimunitas yang diser-
tai pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan mengakibatkan kerusakan sel -
sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan kepekaan sel beta oleh virus.
4. Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi gangguan kepekaan jaringan terhadap
insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang terdapat pada membran sel yang re-
sponsir terhadap insulin.
Dua macam diabetes pada kehamilan :
1. Diabetes sebelum kehamilan.
0,2-0,3 % ibu hamil
2. Diabetes gestational
2-3 % ibu hamil
D. PATHOFISIOLOGI
1. Hipoglikemia.
Ibu diabetes akan mengalami hiperglikemia. Hiperglikemia ibu ini juga menye-
babkan hiperglikemia pada janin (difusi lelalui plasenta). Bila glukosa dapat berdifusi
melalui plasenta, sebaliknya insulin ibu tidak dapat ditransfer kejanin. Hal ini meny-
babkan pangkreas janin terangsang untuk memproduksi insulin sendiri. Hasilnya
adalah hiperinsulinemia pada janin. Segera setelah lahir terjadi pemutusan aliran darah
ibu kejanin, akibatnya suplai glukosa dari ibu juga terhenti. Namun, insulin masih
tetap diproduksi oleh pancreas bayi sebagai adaptasi terhadap kondisi hiperglikemia
sebelumnya. Hal ini yang menyebabkan hipoglikemia pada bayi yang baru lahir.
2. Makrosomia.
Bayi dari ibu diabetes cenderung lebih besar dan montok dari pada bayi yang lahir
normal. Mekanisme yang menyebabkan janin ini tumbuh berlebih belum diketahui
dengan pasti. Akan tetapi, dari beberapa penelitian didapatkan ada kolerasi positif an-
tara tingkat makrosomia janin pada ibu yang tidak mengalami konflikasi penyakit
vaskuler. Hal tersebut dimungkinkan karena hiperglikemia dan hiperinsulinemia pada
janin secara bersama-sama dapat menyebabkan peningkatan sintesis glikogen, lipoge-
nesis dan sintesis protein dalam tubuh janin.sebagai hasil akhirnya, janin tumbuh
subur/pesat pada semua tingkat usia kehamilan yang disebut large for gestational age
(LGA).
3. Respiratory distress syindrome (RDS).
Bayi dari ibu diabetes mempunyai risiko tinggi mengalami RDS. Hal ini berkaitan
dengan imaturitas paru sebagai akibat hiperinsulinemia janin. Hiperinsulinemia meng-
hambat produksi surfaktan karena hiperinsulinemia mepengaruhi perbandingan lesitin
dengan spingomielin yang merupakan unsur utama pembentukan surfaktan.
4. Anomaly congenital.
Bayi dari ibu diabetes mempunyai risiko tiga kali lebih besar untuk mengalami ca-
cat bawaan. Kadar gula darah yang meningkat selama trimester pertama dihubungkan
dengan banyaknya kelainan malformasi fetal, seperti kelainan jantung bawaan.
5. Hiperbilirubinemia.
Hiperbilirubinemia ini bisa terjadi dihubungkan dengan makrosomia, trauma ke-
lahiran dan pendarah akibat trauma kelahiran dan prematuritas.
6. Hipokalsemia.
Hipokalsemia ini akibat ketidaknormalan pada kadar kalsium ibu yang disalurkan
pada janin. Kadar kalsium dalam darah ibu yang tinggi selama kehamilan (diabetes)
direspon oleh janin berupa hipoparatiroid yang kemudian menyebabkan hipokalsemia.
7. Trauma lahir.
Hal ini terjadi akibat tubuh bayi dari ibu diabetes yang melebihi ukuran normal
sehingga sering terjadi penyulit pada proses persalinan.
E. TANDA DAN GEJALA
1. Bayi besar dan montok
2. Bayi gelisah, gemetar, lesu, dan daya isap jelek dapat juga terjadi.
3. Sekitar 75% bayi dari ibu diabetes selama kehamilan menderita hipoglikemia.
4. Banyak bayi dari ibu yang diabetes menderita takipnea.
F. KELAINAN YANG TERJADI PADA BAYI DARI IBU DIABETES
Kelainan antena-tal
Kelainan perinatal
Kelainan neonatal Kelainan masa anak dan remaja
1. Kematian janin
2. Trombosis
3. Malformasi
4. Kongenital
5. Makrosomia
Trauma Lahir 1. Hipoglikemia
2. Hipokalsemia
3. RDS
4. Hiperbilirubinemia.
5. Anomaly congeni-
tal.
1. Obesitas
2. Diabetes
3. Gangguan In-
telektual
4. Autoantibodi
G. KOMPLIKASI
1. Hipoglikemia
Kedutan, gugup, tremor, sianosis, letargi, frekuensi pernafasan tak teratur, apnea,
lemah, menangis nada tinggi, kesulitan makan, mata berputar, hipertermia
2. Hipokalsemia
Lemah, kejang, tidak kuat mengisap, episode apnue (henti nafas)
3. RDS
Dispneu, sianosis, hipotensi, bradikardi, hipotermi, tonus otot meningkat, edema.
4. Hiperbilirubinemia.
Mengantuk, tidak kuat mengisap, muntah, mata berputar-putar keatas, opistotonus (po-
sisi tubuh melengkung, leher mendekati punggung), kejang
5. Makrosomia
Mempunyai wajah berubi (menggembung), pletoris (wajah tomat), badan montok dan
bengkak, kulit kemerahan, lemak tubuh banyak, plasenta dan tali pusat lebih besar
dari rata-rata
6. Trauma Lahir
7. Anomaly congenital
H. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemantauan glukosa darah, kimia darah, analisa gas darah
2. Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht)
I. PENATALAKSANAAN MEDIS
Setelah lahir, semua bayi yang lahir dari ibu diabetes harus mendapat pengamatan
dan perawatan intensif. Adapun penatalaksanaan umum yang dilakukan adalah:
1. Periksa kadar gula darah bayi segera setelah lahir. Selanjutnya, kontrol setiap jam
sampai kadar gula darah normal dan stabil.
2. Jika kondisi bayi baik, berikan minuman setelah 2-3 jam kelahiran. Jika bayi sulit
mengisap, beri makanan melalui intravena.
3. Mengatasi hipoglikemia dengan cara memberi infuse glukosa 10% , injeksi bolus
glukosa kadar tinggi harus dihindarkan karena dapat menyebabkan hiper insulinemia.
J. PROGNOSIS
Perkembangan fisik normal, tetapi bayi yang besar cenderung mengalami obesitas
pada masa kanak-kanak yang dapat berlanjut ke kehidupan dewasa.
K. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji
Pengkajian yang dilakukan terhadap bayi dari ibu diabetes adalah mengkaji tanda
RDS, hiperbilirubinemia, trauma lahir, kelainan kongenital, hipokalsemia. Pengkajian
keperawatan yang cermat dan terus menerus serta perawatan yang intensif sangat penting
dalam penurunan bahaya potensial.
L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko infeksi b.d Tidak adekuat pertahanan sekunder
2. Ketidakefektifan pola nafas b.d Imaturitas Neurologis
3. Resiko cedera b.d. trauma kelahiran sekunder terhadap makrosomia
4. Ansietas (orang tua) b.d. ancaman perubahan status kese-hatan, krisis situasional
5. Defisiensi pengetahuan berhubungan tidak familier dengan sumber informasi
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
NoDiagnosa
KeperawatanTujuan Intervensi
1 Risiko infeksi b.dTidak adekuat pertahanan sekunder
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…… pasien tidak mengalami infeksi dengan kriteria hasil:
1. Bayi bebas dari tanda dan gejala infeksi
2. Menunjukkan perilaku hidup sehat.
NIC :1. Pertahankan teknik aseptif2. Batasi pengunjung bila perlu3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan4. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat
pelindung5. Tingkatkan intake nutrisi (ASI)6. Monitor tanda dan gejala infeksi7. Pertahankan teknik isolasi8. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap
kemerahan, panas, drainase.9. Monitor adanya luka10. Ajarkan orang tua tanda dan gejala infeksi11. Kaji suhu badan pada bayi setiap 4 jam
2 Ketidakefektifan pola nafas b.d Imaturitas Neurologis
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ........ pasien menunjukkan keefektifan pola nafas, dibuktikan dengan kriteria hasil:1. Menunjukkan jalan
nafas yang paten (irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
2. Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, pernafasan)
NIC:1. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tamba-
han.2. Berikan bronkodilator3. Berikan pelembab kassa basah NaCl Lembab4. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseim-
bangan (ASI)5. Monitor respirasi6. Bersihkan mulut, hidung7. Pertahankan jalan nafas yang paten8. Monitor vital sign9. Monitor pola nafas
3 Ketidakefektifan Pemberian ASI b.d Refleks mengisap buruk
NOCSetelah dilakukan tindakan keperawatan selama ……. diharapkan keefektifan pemberian ASI dipertahankan, dengan criteria hasil :
1. Kemantapan menyusui bayi
NIC
1. Observasi teknik menyusui dengan benar2. Pantau kemampuan bayi untuk menghisap3. Pantau kemampuan bayi untuk mencengkram put-
ing dengan benar4 . Pa n t a u i n t eg r i t a s ku l i t pu t t i ng5. Anjurkan ibu untuk tidak membatasi bayi
2. Kemantapan menyusui ibu
3. Mempertahankan menyusui
4. Meningkatnya pengetahuan ibu tentang menyusui
pada waktu menghisap6. Informasikan pada ibu tentang pilihan – pilihan
pompa yang tersedia jika dibutuhkanuntuk mem-pertahankan laktasi
4 Resiko cedera b.d. trauma kelahiran sekunder terhadap makrosomia
NOC Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ……. diharapkan Cedera teridentifikasi dan teratasi
Kriteria :1. Bayi tidak mengalami
cedera yang tak teri-dentifikasi /tak teratasi atau gejala sisa neurol-ogis
NIC 1. Laporkan gejala-gejala cedera kelahiran pada dokter 2. Dokumentasikan tujuan pengkajian pada catatan per-
awatan dan perbaiki pada setiap pergantian shift3. Ubah posisi dari satu sisi ke sisi lain setiap 2 jam4. Implementasikan dan pertahankan bebat, popok
khusus, dll sesuai pesanan
5 Ansietas (orang tua) b.d. ancaman perubahan status kese-hatan, krisis situasional
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ……. kecemasan orang tua berkurang / hilang, dengan criteria :
NOCMengotrol cemas
a. Klien/keluarga mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas.
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan, dan menunjukkan teknik untuk mengontrol cemas
c. Vital sign (TD, nadi, respirasi) dalam batas normal
d. Menunjukkan peningkatan konsentrasi dan akurasi dalam berpikir
NICMenurunkan Cemas
1. Gunakan pendekatan dengan konsep atraumatik care
2. Jangan memberikan jaminan tentang prognosis penyakit
3. Jelaskan semua prosedur dan dengarkan keluhan klien/keluarga
4. Pahami harapan pasien/keluarga dalam situasi stres
5. Temani pasien/keluarga untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
6. Bersama tim kesehatan, berikan informasi mengenai diagnosis, tindakan prognosis
7. Bantu pasien mengenal penyebab kecemasan8. Dorong pasien/keluarga untuk mengungkapkan
perasaan, ketakutan, persepsi tentang penyakit
6 Defisiensi pengetahuan berhubungan tidak familier dengan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….… keluarga mengerti tentang kondisi pasien, dengan criteria
NICTeaching : Diease process
1. Berikan penilaian tentang penyakit pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik
2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
sumber informasi (00126)
hasil
NOCKnowledge : Diease proses (1803)a. Keluarga menyatakan
pemahaman tentang penyakit kondisi prognosis dan program pengobatan
b. Keluarga mampu men-jelaskan faktor resiko penyakit anak
c. Keluarga mampu men-jelaskan tanda dan ge-jala penyakit anak
d. Keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
e. Keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/ tim kesehatan lainya
bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi fisiologi dengan cara yang tepat
3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat
4. Identifikasikan kemungkinan dengan cara yang tepat
DAFTAR PUSTAKA
1. Wong. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2. Jakarta: EGC, 2002.
2. Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.
3. Suriadi, dkk 2001. Askep Pada Anak. Jakarta. Pt Fajar Interpratama.
4. Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta: EGC.
5. NANDA International. Nanda International: Nursing Diagnoses 2009-2011. USA: Wil-
ley Blackwell Publicaton, 2009.
6. Moorhead, Sue, Meridean Maas, Marion Johnson. Nursing Outcomes Classification
(NOC) Fourth Edition. USA: Mosby Elsevier, 2008.
7. Bulechek, Gloria M, Joanne C. McCloskey. Nursing Intervetion Classification(NIC) Fifth
Edition. USA: Mosby Elsevier, 2008.