ASKEP Atrial Septal Defect
Transcript of ASKEP Atrial Septal Defect
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN ATRIAL SEPTAL DEFECT (ASD)
OLEH:MUHAMMAD LATTIIFUR ROOFII
AKADEMI KEPERAWATAN PERINTAH KABUPATEN PONOROGO
2009
Atrial Septal Defect (ASD)
Atrial Septal Defect (ASD) adalah terdapatnya hubungan antara atrium kanan dengan
atrium kiri yang tidak ditutup oleh katup ( Markum. 1991)
ASD adalah defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan kanan. (Sudigdo
Sastroasmoro, Kardiologi Anak. 1994)
Kelainan ini dibedakan dalam 3 bentuk anatomis, yaitu
1. Defek Sinus Venosus Defek ini terletak di bagian superior dan posterior sekat,
sangat dekat dengan vena kava superior. Juga dekat dengan salah satu muara
vena pulmonalis.
2. Defek Sekat Sekundum Defek ini terletak di tengah sekat atrium. Defek ini
juga terletak pada foramen ovale.
3. Defek Sekat Primum Defek ini terletak dibagian bawah sekat primum,
dibagian bawah hanya di batasi oleh sekat ventrikel, dan terjadi karena gagal
pertumbuhan sekat primum. Defek sekat primum dikenal dengan ASD I,
Defek sinus Venosus dan defek sekat sekundum dikenal dengan ASD II
Anatomi Dan Fisiologi
Aliran pirau kiri ke kanan melewati defect septum atrium mengakibatkan kelebihan
beban volume pada atrium kanan ventrikel kana dan sirkulasi pulmonal. Volume pirau
dapat dihitung dari curah jantung dan jumlah peningkatan saturasi O2 pada atrium
kanan pada stadium awal tekanan dalam sisi kanan jantung tidak meningkatkan
dengan berlalunya waktu dapat terjadi perubahan vascular pulmonal. Arah aliran yang
melewati pirau dapat terjadi pada hipertensi pulmonal berat.
Etiologi Atrial Septal Defect (ASD)
Penyakit dari penyakit jantung kongentinal ASD ini belum dapat dipastikan banyak
kasus mungkin terjadi akibat aksi trotogen yang tidak diketahui dalam trisemester
pertama kehamilan saat terjadi perkembangan jantung janin. Sebagian besar cacat
jantung konggentinal tidak diwariskan kita kenal dalam embriologi jantung bahwa
cidera atau zat yang menimbulkan cacat melakukan kerusakan dalam waktu 5-8
minggu. Pertama kehidupan status, saat struktur kardiovaskuler terbentuk kecuali
duktus arteriosis paten yaitu saluran normal untuk status yang harus menututp dalam
beberapa hari pertama.
Patofisiologi Atrial Septal Defect (ASD)
Darah artenal dari atrium kiri dapat masuk ke atrium kanan melalui defek sekat ini.
Aliran ini tidak deras karena perbedaan tekanan pada atrium kiri dan kanan tidak
begitu besar (tekanan pada atrium kiri 6 mmHg sedang pada atrium kanan 5 mmHg)
Adanya aliran darah menyebabkan penambahan beben pada ventrikel kanan, arteri
pulmonalis, kapiler paru-paru dan atrium kiri. Bila shunt besar, maka volume darah
yang melalui arteri pulmonalis dapat 3-5 kali dari darah yang melalui aorta.
Dengan bertambahnya volume aliran darah pada ventrikel kanan dan arteri
pulmonalis. Maka tekanan pada alat–alat tersebut naik., dengan adanya kenaikan
tekanan, maka tahanan katup arteri pulmonalis naik, sehingga adanya perbedaan
tekanan sekitar 15 -25 mmHg. Akibat adanya perbedaan tekanan ini, timbul suatu
bising sistolik ( jadi bising sistolik pada ASD merupakan bising dari stenosis relative
katup pulmonal ).
Juga pad valvula trikuspidalis ada perbedaan tekanan, sehingga disini juga
terjadistenosis relative katup trikuspidalis sehingga terdengar bising diastolic.
Karena adanya penambahan beban yang terus menerus pada arteri pulmonalis, maka
lama kelamaan akan terjadi kenaikan tahanan pada arteri pulmunalis dan akibatnya
akan terjadi kenaikan tekanan ventrikel kanan yang permanen. Tapi kejadian ini pada
ASD terjadinya sangat lambat ASD I sebagian sama dengan ASD II. Hanya bila ada
defek pada katup mitral atau katup trikuspidal, sehingga darah dari ventrikel kiri atau
ventrikel kanan mengalir kembali ke atrium kiri dan atrium kanan pada waktu systole.
Keadaan ini tidak pernah terjadi pada ASD II.
Prognosis Atrial Septal Defect (ASD)
Biasanya ASD dapat ditoleransi dengan baik pada bayi maupun pada anak. Hanya
kadang – kadang pada ASD dengan shunt yang besar menimbulkan gejala – gejala
gagal jantung, dan pada keadaan ini perlu dibantu dengan digitalis. Kalau dengan
digitalis tidak berhasil perlu dioperasi, untuk ASD dengan shunt yang besar, operasi
segera dipikirkan, guna mencegah terjadinya hipertensi pulmonal. Hipertensi
pulmonal pada ASD jarang sekali terjadi pada anak. Umur harapan penderita ASD
sangat tergantung pada besarnya shunt. Bila shunt kecil dan tekanan darah pada
ventrikel kanan normal operasi tedak perlu dilakukan. Pada defek sekat atrium
primum lebih sering terjadi gagal jantung dari pada ASD II. Gagal jantung biasanya
terjadi pada umum kurang dari 5 tahun. Endokarditis Infektif Sub akut lebih sering
terjadi pada ASD I, sedang terjadinya hipertensi pulmonal hampir sama dengan ASD
II.
Manifestasi Klinis Atrial Septal Defect (ASD)
1. Adanya Dispnea
2. Kecenderungan infeksi pada jalan nafas
3. Palpitasi
4. Kardiomegali
5. atrium dan ventrikel kanan membesar
6. Diastolik meningkat
7. Sistolik Rendah
Pemeriksaan Penunjang Atrial Septal Defect (ASD)
1. Foto Ronsen Dada Pada defek kecil gambaran foto dada masih dalam batas
normal. Bila defek bermakna mungkin tampak kardiomegali akibat
pembesaran jantung kanan. Pembesaran ventrikel ini lebih nyata terlihat pada
foto lateral.
2. Elektrokardiografi Pada ASD I, gambaran EKG sangat karakterstik dan
patognomis, yaitu sumbu jantung frontal selalu kekiri. Sedangkan pada ASD II
jarang sekali dengan sumbu Frontal kekiri.
3. Katerisasi Jantung Katerisasi jantung dilakukan defek intra pad ekodiograf
tidak jelas terlihat atau bila terdapat hipertensi pulmonal pada katerisasi
jantung terdapat peningkatan saturasi O2 di atrium kanan dengan peningkatan
ringan tekanan ventrikel kanan dan kiri bil terjadi penyakit vaskuler paru
tekanan arteri pulmonalis, sangat meningkat sehingga perlu dilakukan tes
dengan pemberian O2 100% untuk menilai resensibilitas vasakuler paru pada
Syndrome ersen menger saturasi O2 di atrium kiri menurun.
4. Eko kardiogram Ekokardiogram memperlihatkan dilatasi ventrikel kanan dan
septum interventrikular yang bergerak paradoks. Ekokardiogrfi dua dimensi
dapat memperlihatkan lokasi dan besarnya defect interatrial pandangan
subsifoid yang paling terpercaya prolaps katup netral dan regurgitasi sering
tampak pada defect septum atrium yang besar.
5. Radiologi Tanda – tanda penting pad foto radiologi thoraks ialah:
Corak pembuluh darah bertambah
Ventrikel kanan dan atrium kanan membesar
Batang arteri pulmonalis membesar sehingga pada hilus tampak denyutan
( pada fluoroskopi) dan disebut sebagai hilam dance.
Komplikasi Atrial Septal Defect (ASD)
Hipertensi Pulmonal
Gagal Jantung
Penatalaksanaan Atrial Septal Defect (ASD)
Operasi harus segera dilakukan bila:
Jantung sangat membesar
Dyspnoe d’effort yang berat atau sering ada serangan bronchitis.
Kenaikan tekanan pada arteri pulmonalis.
Bila pada anak masih dapat dikelola dengan digitalis, biasanya operasi ditunggu
sampai anak mencapai umur sekitar 3 tahun.
Opersi pada ASD I tanpa masalah katup mitral atau trikuspidal mortalitasnya
rendah, operasi dilakukan pada masa bayi.
ASD I disertai celah katup mitral dan trikuspidal operasi paling baik dilakukan
umur antara 3-4 tahun.
Apabila ditemukan tanda – tanda hipertensi pulmonal, operasi dapat dilakukan
pada masa bayi untuk mencgah terjadinya penyakit vaskuler pulmonal.
Terapi dengan digoksin, furosemid dengan atau tanpa sipironolakton dengan
pemantauan elektrolit berkala masih merupakan terapi standar gagal jantung
pada bayi dan anak.
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Atrial Septal Defect (ASD)
Pengkajian
1. Lakukan pengkajian fisik dengan penekanan khusus pada warna, nadi (apical
dan perifer). Pernapasan, tekanan darah, serta pemeriksaan dan auskultasi
dada.
2. Dapatkan riwayat kesehatan termasuk bukti penambahan berat badan yang
buruk, makan buruk, intoleransi aktivitas, postur tubuh tidak umum, atau
infeksi saluran pernapasan yang sering.
3. Observasi anak terhadap manifestasi penyakit jantung congenital.
Bayi:
Ø Sianosis umum, khususnya membrane mukosa, bibir dan lidah, konjungtiva, area
vaskularisasi tinggi.
Ø Dispnea, khususnya setelah kerja pfisik seperti makan, menangis, mengejan.
Ø Keletihan
Ø Pertumbuhan dan perkembangan buruk (gagal tumbuh)
Ø Serimg mengalami infeksi saluran pernafasan
Ø Kesulitan makan
Ø Hipotania
Ø Keringat berlebihan
Ø Serangan sinkop seperti Hiperpnea Paroksismal. Serangan anoksia.
Anak yang lebih besar :
Ø Kerusakan pertumbuhan
Ø Pembangunan tubuh lemah , sulit
Ø Keletihan
Ø Dispnea pad aktivitas
Ø Ortopnea
Ø Jari tubuh
Ø Berjongkok untuk menghilangkan diispnea.
Ø Sakit kepala
Ø Epistaksis
Ø Keletihan kaki.
Diagnosa Keperawatan
Risiko tinggi penurunan curah jantung
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan
Perubahan proses keluarga
Risiko tinggi cidera (komplikasi)